PPh PEMOTONGAN

149
1 PPh PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN (Withholding Tax System)

Transcript of PPh PEMOTONGAN

1

PPh PEMOTONGAN

DAN PEMUNGUTAN

(Withholding Tax System)

2

Nama : M. BAHRUN NAWAWI

Kantor : PUSDIKLAT PAJAK Jl. Sakti Raya No. 1 Kemanggisan Jakarta Barat

Riwayat Karir : WIDYAISWARA ( PENGAJAR )KASI WASKON III KPPP KEBAYORAN SATUKASI WASKON I KPPP BANJARBARUKASI PPh ORANG PRIBADI KPP BANJARABARUPENELAAH KEBERATAN KANWIL JATIM IKORLAK PPN KPP SURABAYA GUBENGPELAKSANA SEKSI PPh OP KPP SBY TEGALSARIPELAKSANA SEKSI TUP KPP SBY TEGALSARI

E-mail : [email protected]

BIODATA

PAJAK PENGHASILAN(PPh)

A D A L A H

PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG

DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN PAJAK

Pasal 1 UU PPh

Pengertian PPh

SUBJEK

PAJAK

OBJEK

PAJAK

WAJIB

PAJAK+ =

• ORANG PRIBADI

• BADAN• BUT

• PENGHASILAN

• NPWP

• Tahun Pajak = Tahun takwim• Tahun buku yang tidak sama dengan tahun

kalender,sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

SUBJEKPAJAK

- ORANG PRIBADI

- WARISAN YG BELUM TERBAGI

BADAN

BENTUK USAHA TETAP (BUT)Dipersamakan dengan Badan

Orang Pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak

dapat bertempat tinggal atau berada

di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

SUBJEK PAJAK ORANG PRIBADI

DALAM

NEGERI

LUAR

NEGERI

ORANG PRIBADI :- BERTEMPAT TINGGAL / BERADA DI INDONESIA LEBIH DARI 183

HARI DLM 12 BULAN; ATAU- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI INDONESIA DAN

MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA

ORANG PRIBADI YG TIDAK BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA / BERADA DI INDONESIA TIDAK LEBIH DARI 183 HARI DALAM 12 BULAN YANG MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA.ORANG PRIBADI YG TIDAK BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA / BERADA DI INDONESIA TIDAK LEBIH DARI 183 HARI DALAM 12 BULAN, YANG DAPAT MENERIMA ATAU MEMPEROLEHPENGHASILAN DARI INDONESIA BUKAN DARI MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA

8

SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

ORANG PRIBADI

MULAI :- SAAT DILAHIRKAN- SAAT BERADA ATAU BERNIAT TINGGAL DI INDONESIA

BERAKHIR :- SAAT MENINGGAL- MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMANYA.

SUBJEK PAJAKLUAR NEGERI

SELAIN BUT

MULAI :SAAT MENERIMA/MEMPEROLEHPENGHASILAN DARI INDONESIA

BERAKHIR :SAAT TIDAK LAGIMENERIMA/MEMPEROLEHPENGHASILANDARI INDONESIA

BUTMULAI :SAAT MELAKUKAN USAHA /KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA

BERAKHIR :SAAT TDK LAGI MENJALANKANUSAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA.

WARISANYG BELUM TERBAGI

MULAI :SAAT TIMBULNYAWARISAN

BERAKHIR : SAATWARISANSELESAIDIBAGIKAN

KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIFPasal 2A ayat (1),(2),(3),(4) dan (5)

Tidak Termasuk Subjek Pajak OP• Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau

pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yangdiperbantukan kepada mereka yang bekerja pada danbertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat :– Bukan warga negara Indonesia, dan– Tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau

pekerjaannya di Indonesia serta negara yang bersangkutan memberikanperlakuan timbal balik;

• Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat:– Bukan warga negara Indonesia – Tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk

memperoleh penghasilan dari Indonesia.Contoh: Staf perwakilan UNESCO, UNICEF, dan organisasi internasional

lain

Wajib Pajak OP

Subjek PaJakDN

Subjek Pajak LN

Penghasilan > PTKP

Wajib Pajak

Subjektif orang tersebut memenuhi kriteria sebagai Subjek Pajak, baikSubjek Pajak Dalam Negeri atau Subjek Pajak Luar Negeri

Objektiforang tersebut memiliki penghasilan yang dapat dikenai pajak

Penghasilan

Perbedaan antara WP DN & Luar Negeri

No Keterangan Wajib Pajak

dalam negeri

Wajib Pajak luar

negeri non BUT1 Penghasilan yang

Dikenakan Pajak

Seluruh penghasilan,

baik dari Indonesia

maupun dari luar

Indonesia/luar negeri

(World Wide Income)

Penghasilan dari sumber

penghasilan di Indonesia

(asas sumber)

2 Dasar pengenaan

pajak dan tarif

Penghasilan netto

dengan tarif umum

(Tarif PPh PAsal 17)

Penghasilan Bruto dengan

tarif sepadan (Tarif PPh

Pasal 26 atau tarif sesuai

Tax Treaty)

3 Kewajiban SPT Wajib menyampaikan

SPT

Tidak wajib

menyampaikan SPT

BUT pemenuhan kewajiban perpajakannya dipersamakan dengan pemenuhankewajiban perpajakan WP dalam negeri

SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :

Diterima atau diperoleh Wajib Pajak, Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak,

P E N G H A S I L A N

DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)

13

PENGHASILAN

OBYEK PAJAKNON OBYEK PAJAK(PS. 4 (3) UU PPh)

OBYEK PAJAK FINAL

(PS. 4 (2) UU PPh)

OBYEK PAJAK NON FINAL

(PS. 4 (1) UU PPh)

Sumber Penghasilan

• Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

• Penghasilan dari Pekerjaan Bebas

• Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja danpekerjaan bebas, seperti ; gaji, honorarium, penghasilandari praktek dokter, notaris, aktuaris, pengacara, dsb.

• Penghasilan dari modal yang berupa harta gerakataupun harta tak gerak seperti ; bunga, dividen, royalty,sewa, keuntungan penjualan harta atau hak yangdipergunakan untuk usaha, dsb.

• Penghasilan lain-lain, seperti ; pembebasan utang,hadiah, dan sebagainya.

15

PELUNASAN PAJAK

DIBAYAR SENDIRI DIPOTONG PIHAK KE-3

16

PPh PEMOTONGAN

DAN PEMUNGUTAN

(Withholding Tax System)

Menyerahkan Brg/Js

(Penerima Penghasilan)

Bukti Pot/Put SSP

KPP

SSP

Bank Persepsi / Kantor Pos

DaftarPot/PutTdk Final

DaftarPot/PutFinal

SPT MasaPot/Put

BuktiPot/Put

Bukti Pot/PutBukti Pot/Put

Bukti Pot/PutBukti Pot/Put

Bukti Pot/PutTdk Final

Bukti Pot/PutFinal

Kredit Pajak100 jt – 90 jt= 10 jt

Pelunasan PajakTerutang

Melakukan Pembayaran(Pemberi Penghasilan)

Pemotong/Pemungut

Kewajiban Perpajakan Pemotong/Pemungut PPh

Mendaftar-kan diri

PerhitunganPEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN

SETOR

LAPOR

NPWPPPh Ps 21PPh Ps 26PPh Ps 22PPh Ps 23PPh Ps 4 (2)

SSP SPT

PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN YANG

DILAKUKAN OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

PENGERTIAN PPh PASAL 21/26

PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN

- PEKERJAAN - JASA DAN KEGIATAN , YG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI

PENGHASILAN BERUPA :- GAJI - UPAH- UANG PENSIUN - HONORARIUM- TUNJANGAN, - KOMISI, FEE, UANG HADIR- BONUS, THR - HADIAH DAN PENGHARGAAN- PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN

WP DN WP LN

PPh PASAL 21 PPh PASAL 26

PEMBERIKERJA

ORANG PRIBADI

BADAN(TERMASUK BUT)

BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH(TERMASUK INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA,

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA, KEDUBES RI DI LUAR NEGERI)

DANA PENSIUN, PT. TASPEN, PT. ASTEK, PENYELENGGARA JAMSOSTEK

PENYELENGGARA KEGIATAN TERMASUK BADAN PEMERINTAH, ORGANISASI YG BERSIFAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL, PERKUMPULAN,

ORANG PRIBADI SERTA LEMBAGA LAINNYA YG MENYELENGGARAKANKEGIATAN

Pemotong PPh Pasal 21/26

1

2

3

4

Tidak Termasuk Pemberi Kerja SebagaiPemotong PPh Pasal 21/26

KANTOR PERWAKILAN NEGARA ASING

ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN MENTERI KEUANGAN RI SEBAGAI BUKAN SUBJEK PAJAK (PMK no

215/PMK.03/2008 jo PMK no 15/PMK.03/2010 jo PMK no 142/PMK.03/2010)

PEMBERI KERJA ORANG PRIBADI YG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHAATAU PEKERJAAN BEBAS YG SEMATA-MATA MEMPERKERJAKAN

ORANG PRIBADI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN RUMAH TANGGAATAU PEKERJAAN BUKAN DALAM RANGKA MELAKUKAN

KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS

1

2

3

a. Pegawaib. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT,

termasuk ahli warisnyac. Bukan pegawai :

1. Tenaga ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan Aktuaris

2. Seniman/pekerja seni, pembawa acara3. Olahragawan4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator5. Pengarang, peneliti, penerjemah6. Pemberi jasa dalam segala bidang7. Agen iklan8. Pengawas dan pengelola proyek9. Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara10. Petugas penjaja barang dagangan11. Petugas dinas luar asuransi12. Distributor MLM, Direct Selling

d. Peserta kegiatan1. Peserta perlombaan2. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja3. Peserta/anggota kepanitiaan4. Peserta pendidikan, pelatihan dan magang5. Peserta kegiatan lainnya

Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26

Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperolehpenghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggotadewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terusmenerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, sertapegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktutertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (fulltime) dalam pekerjaan tersebut.

Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanyamenerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja,berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yangdihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta olehpemberi kerja.

Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain pegawaitetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang memperolehpenghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPhPasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa ataukegiatan tertentu yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaandari pemberi penghasilan.

Tidak Termasuk Penerima PenghasilanYg Dipotong PPh. Pasal 21

• Pejabat Perwakilan Diplomatik danKonsulat atau Pejabat lain syarat:Bukan WNI dan tdk ada Penghasilan Lainserta Perlakuan Timbal Balik

• Pejabat Perwakilan OrganisasiInternational yg diatur oleh MenteriKeuangan (KMK-215/KMK.03/2008)

• Pegawai yg bekerja di Badan-badan PBBbaik WNI maupun WNA (SE-57/PJ/2009)

Objek / Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26

• Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur maupun tidakteratur

• Penghasilan Penerima Pensiun secara teratur• Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan

kerja dan sehubungan pensiun yang diterima sekaligus• Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja

lepas• Imbalan kepada bukan pegawai• Imbalan kepada peserta kegiatan

TERMASUK

Natura/Kenikmatan dari :

• Wajib Pajak PPh Final• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

• Pembayaran manfaat atau santunan asuransikesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan beasiswa

• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atauPemerintah

• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telahdisahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayarpemberi kerja

• Zakat/sumbangan wajib keagamaan daribadan/lembaga yang dibentuk/disahkanpemerintah

• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (3) huruf l UU PPh

• PPh. Yang Ditanggung Pemberi Kerja / Pemerintah

Ps. 8

Pasal 8 ayat (1)

a. Penghasilan kena pajak (PKP) , yang berlaku bagi : 1. Pegawai tetap; 2. Penerima pensiun berkala; 3. Pegawai tidak tetap yang penghasilannya di bayar secara bulanan

atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender telah melebihi Rp 2.025.000,00

4. Bukan pegawai yang menerima imbalan yang bersifat berkesinambungan.

b. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 200.000,00) sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 2.025.000,00

c. 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi bukan pegawai yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan;

d. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan selain penerima penghasilan sebagaimana di maksud pada huruf a, b dan huruf c.

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PENGHASILAN BRUTO

PEGAWAI TETAP DAN PEGAWAI TIDAK TETAP*

BUKAN PEGAWAI

PENGHASILAN NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK(dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)

PENERIMA PENSIUN

TARIF PS.17 UU PPh

DIKURANGI

GAJI, TUNJANGANTERKAIT DGN GAJI

UANG PENSIUN BULANAN,TUNJANGAN

PESERTA KEGIATAN

DIKURANGI

DIKURANGI:- BIAYA JABATAN, 5% DARI

PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/ THN ATAU Rp 500.000,-/BLN (HANYA UTK PEGAWAI TETAP)

- IURAN YG TERIKAT DGN PENGHASILAN TETAP

DIKURANGI:BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH.BRUTO MAKSIMAL Rp 2.400.000,00/THN ATAU Rp 200.000,00

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKATARIFNYA 20% LEBIH TINGGI

PTKP

HONORARIUM,KOMISI DAN FEE DGN

SYARAT PUNYA NPWP & HANYA MENERIMA

PENGHASILAN DARI 1 PEMBERI KERJA

( 50% x Ph. Bruto )

*YANG PENGHASILANNYA DIBAYARSECARA BULANAN

UANG SAKU, UANGREPRESENTASI, UANG

RAPAT, HONORARIUM,

HADIAH DAN PENGHARGAAN

Rp 24.300.000

Rp 2.025.000

Rp 2.025.000

UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA SEDARAHSEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS SERTA ANAKANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN SEPENUHNYAMAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAANPADA AWAL TAHUN KALENDER

ATAUAWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER

(Pasal 7 ayat (2)

BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

(PTKP) Tahun 2013Pasal 7 ayat (1)

HUBUNGAN KELUARGAPTKP

10 KESAMPING

IPAR PKP

10KESAMPING

KE ATAS KE ATAS

AYAH+

IBU

MERTUAPKP

SAUDARAKANDUNG

KE BAWAH KE BAWAH

ANAKKANDUNG

ANAKTIRI PKP

SEDARAH SEMENDA

WP + ISTRI

SEMENDASEDARAH

31

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PTKP

Mulai 1-1-2013

SETAHUN

(Rp)

SEBULAN

(Rp)

UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-)

UNTUK DIRI PEGAWAI YG

KAWIN/NIKAH (K/-)

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &

MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &

MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &

MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)

24.300.000 2.025.000

26.325.000 2.193.750

28.350.000 2.362.500

30.375.000 2.531.250

32.400.000 2.700.000

PTKP UTK KARYAWATI

HANYA UTK DIRISENDIRI

STATUS KAWINSTATUS TDK

KAWIN

- UTK DIRI SENDIRISEBAGAI WP

- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANG

SYARAT:MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT

SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN

STATUS KAWINSUAMI

TDK MENERIMA/MEMPEROLEHPENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRISEBAGAI WP

- STATUS KAWIN- TANGGUNGANMAKS 3 ORANG

Pasal 11 ayat (3) dan (4)

ASPEK ADMINISTRTIF

Pemberi kerja harus meminta Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga di awal tahun didukung oleh:

a) Surat nikah

b) Akte kelahiran

c) Surat kematian

d) Kartu keluarga

e) Putusan pengadilan dalam hal hidup berpisah

f) Surat keterangan camat dalam hal suami atau istri tidak menerima atau memperoleh penghasilan

g) Surat adopsi dalam hal anak angkat

TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

NO Lapisan Penghasilan Tarif

1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp500.000.000,- 30%

Rp. 30.000.000 5% x Rp. 30.000.000 = Rp. 1.500.000

Rp. 75.000.000 5% x Rp. 50.000.00015%x Rp. 25.000.000

= Rp. 2.500.000= Rp. 3.750.000

Rp. 6.250.000

Rp. 250.000.000 5% x Rp. 50.000.00015%x Rp. 200.000.000

= Rp. 2.500.000= Rp. 30.000.000

Rp. 32.500.000

Rp. 300.000.000 5% x Rp. 50.000.00015%x Rp. 200.000.00025%x Rp. 50.000.000

= Rp. 2.500.000= Rp. 30.000.000 = Rp. 12.500.000

Rp.45.000.000

PEMOTONGAN PPh PASAL 21/26

PEGAWAI

PENERIMA PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUAATAU JAMINAN HARI TUA

BUKAN PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN

PEGAWAI TETAP

PEGAWAI TIDAK TETAP BULANAN

HR/MG/BOR/SAT

BERKESINAMBUNGAN

TIDAK BERKESINAMBUNGAN

BERKALA

SEKALIGUS

PPh PASAL 21PEGAWAI TETAP

DIBAGI 12

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PEGAWAI TETAP

PERHITUNGAN SETIAP MASA

DIKURANGI:- BIAYA JABATAN * : 5% DARI

PENGH. BRUTO MAKS Rp 6.000.000,-/ THN ATAU Rp 500.000,-/BLN

- IURAN YG TERIKAT DGN PENGHASILAN TETAP

PENGHASILAN NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK

DIKURANGI : PTKP

TARIF PS.17 UU PPh

PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN YG DIPEROLEH SELAMA 1 TAHUN

(PENGHASILAN TERATUR + TDK TERATUR) PPh Ps.21 atas

DIKURANGI

PERHITUNGAN MASA PAJAK AKHIR(BULAN DESEMBER)

SELURUH PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK

PPh Ps.21 YG TELAH DIPOTONG PADA MASA-MASA SEBELUMNYA DLM BAGIAN TAHUN PAJAK YBS

Iuran Pensiun Vs Premi Asuransi

Iuran Pensiun Premi asuransi

Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang

Dibayar PemberiKerja

Bukan Objek PPh Objek PPh

Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan:

Penghitungan PPh Pasal 21 Tiap Masa/BulanPERKIRAAN ATAS PENGHASILAN YG BERSIFAT TERATUR DALAM

1 BULAN (Contoh Bulan Januari)

- GAJI - TUNJANGAN, OVERTIME DLL- PREMI ASURANSI DIBAYAR PEMBERI KERJA

DIKURANGI:- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO MAKS Rp

6.000.000,-/THNATAU Rp 500.000,-/BLN

- IURAN YG TERIKAT DGN PENGH.TETAP

PENGHASILAN NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK

PTKP

X TARIF PS.17 UU PPh

12

DIKURANGIDIKALI 12

Amien Santosa (ber NPWP) pegawai tetap pada PT. Adil Sejahtera di Semarang sejaktahun 2010, menikah dengan 2 anak. Pada tahun 2013 setiap bulan mendapat gajisebesar Rp 5.000.000, tunjangan transport sebesar Rp 500.000 dan tunjangan makanRp500.000. PT Adil Sejahtera mengikuti program jamsostek dan program pensiun padadana pensiun yang telah disahkan oleh menteri keuangan dengan data sbb:

Dibayar PT Adil Sejahteraa) Premi Jaminan kecelakaan kerja 0,24 % dari gaji pokokb) Premi Jaminan Kematian 0,30% dari gaji Pokokc) Premi Jaminan Pelayanan Kesehatan 6% dari gaji pokokd) Iuran Pensiun 10% dari gaji pokoke) Iuran Jaminan Hari Tua 3,7% dari gaji pokok

Dibayar sendiri oleh pegawaia) Premi jaminan kecelakaan kerja Rp25.000b) Premi jaminan Kematian Rp55.000c) Iuran Pensiun 5% dari gaji pokokd) Iuran Jaminan Hari Tua 2% dari gaji pokok

Berdasarkan data diatas, hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotong oleh PT. AdilSejahtera setiap bulan

Jan-13

K/2

1 Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 5.000.000

b Tunjangan makan dan tranport 1.000.000

c Premi JKK,JKM,JPK :6,54% 327.000

Jumlah 6.327.000

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 316.350

b Iuran Pensiun & JHT 7% 350.000

Jumlah 666.350

3 Penghasilan Netto Sebulan 5.660.650

4 Penghasilan Netto setahun 67.927.800

5 PTKP (K/2) 30.375.000

6 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 37.552.000

7 PPh Pasal 21 Setahun 1.877.600

8 PPh Pasal 21 Sebulan 156.467

No Uraian

Amien Santosa pada bulan april 2013 menerimakenaikan gaji menjadi Rp7.500.000 perbulan dantunjangan transpor menjadi Rp750.000 perbulan dantunjangan makan menjadi Rp750.000 perbulan (kondisiyang lain tetap) .Berapa PPh Pasal 21 yang harus dipotong masa Aprildan seterusnya ?

Apr-13

K/2

1 Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 7.500.000

b Tunjangan makan dan tranport 1.500.000

c Premi JKK,JKM,JPK :6,54% 490.500

Jumlah 9.490.500

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 474.525

b Iuran Pensiun & JHT 7% 525.000

Jumlah 999.525

3 Penghasilan Netto Sebulan 8.490.975

4 Penghasilan Netto setahun 101.891.700

5 PTKP (K/2) 30.375.000

6 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 71.516.000

7 PPh Pasal 21 Setahun 5.727.400

8 PPh Pasal 21 Sebulan 477.283

No Uraian

Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Uang Rapel

PPh Pasal 21 Atas Uang Rapel

PPh Pasal 21 terutang atas seluruh

Penghasilan Kena Pajaksetelah kenaikan gaji

PPh Pasal 21 Yg telah dipotongpada masa-masa

sebelumnya sebelum kenaikan gaji

Amien Santosa pada bulan april 2013 menerimakenaikan gaji menjadi Rp7.500.000 perbulan dantunjangan transpor menjadi Rp750.000 perbulan dantunjangan makan menjadi Rp750.000 perbulan (kondisiyang lain tetap) kenaikan gaji dan tunjangan tersebutberlaku surut sejak januari 2013 sehingga AmienSantosa menerima uang rapel sebesar Rp9.000.000.Berapa PPh Pasal 21 atas uang rapel sebesarRp9.000.000 ?

PPh terhutang atas uang rapel sebesar Rp. 9.000.000

• PPh pasal 21 Masa Januari – Maret 2013

• Seharusnya 3 bl X Rp 477.283 = Rp1.431.849

• Sudah Dipotong 3bl X Rp 156.467 = Rp 469.401

• PPh Pasal 21 atas uang Rapel = Rp 962.448

Penghitungan PPh Pasal 21 Pajak ditanggung pemberi kerja

PPh Pasal 21 terutang atas seluruh

Penghasilan Kena Pajakselama 1 Tahun ataubagian tahun pajakditanggung pemberi

kerja

Jumlah penghasilan yang diterima karyawan

adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi dengan

potongan iuran pensiun yang harus dibayar

sendiri tanpa dipotong dengan pajak

Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai diberi tunjangan pajak

PPh Pasal 21 Yang dipotong

atas penghasilan karyawan

PPh Pasal 21 terutang atas seluruh

Penghasilan Kena Pajakselama 1 Tahun ataubagian tahun pajak

Tunjangan pajak yang diberikan oleh

pemberi kerja

Contoh diberikan tunjangan pajak sebesar Rp100.000 kepada AmienSantosa

Amien Santosa (ber NPWP) pegawai tetap pada PT. Adil Sejahtera di Semarang sejaktahun 2010, menikah dengan 2 anak. Pada tahun 2013 setiap bulan mendapat gajisebesar Rp 5.000.000, tunjangan transport sebesar Rp 500.000 dan tunjangan makanRp500.000. PT Adil Sejahtera mengikuti program jamsostek dan program pensiun padadana pensiun yang telah disahkan oleh menteri keuangan dengan data sbb:

Dibayar PT Adil Sejahteraa) Premi Jaminan kecelakaan kerja 0,24 % dari gaji pokokb) Premi Jaminan Kematian 0,30% dari gaji Pokokc) Premi Jaminan Pelayanan Kesehatan 6% dari gaji pokokd) Iuran Pensiun 10% dari gaji pokoke) Iuran Jaminan Hari Tua 3,7% dari gaji pokok

Dibayar sendiri oleh pegawaia) Premi jaminan kecelakaan kerja Rp25.000b) Premi jaminan Kematian Rp55.000c) Iuran Pensiun 5% dari gaji pokokd) Iuran Jaminan Hari Tua 2% dari gaji pokok

e) Tunjangan Pajak RP. 100.000

Berdasarkan data diatas, hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotong oleh PT. AdilSejahtera setiap bulan

Jan-13

K/2

1 Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 5.000.000

b Tunjangan makan dan tranport 1.000.000

c Premi JKK,JKM,JPK :6,54% 327.000

Jumlah 6.327.000

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 316.350

b Iuran Pensiun & JHT 7% 350.000

Jumlah 666.350

3 Penghasilan Netto Sebulan 5.660.650

4 Penghasilan Netto setahun 67.927.800

5 PTKP (K/2) 30.375.000

6 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 37.552.000

7 PPh Pasal 21 Setahun 1.877.600

8 PPh Pasal 21 Sebulan 156.467

No Uraian

Jan-13

K/2

1 Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 5.000.000

b Tunjangan makan dan tranport 1.000.000

c Tunjangan PPh 100.000

d Premi JKK,JKM,JPK :6,54% 327.000

Jumlah 6.427.000

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 321.350

b Iuran Pensiun & JHT 7% 350.000

Jumlah 671.350

3 Penghasilan Netto Sebulan 5.755.650

4 Penghasilan Netto setahun 69.067.800

5 PTKP (K/2) 30.375.000

6 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 38.692.000

7 PPh Pasal 21 Setahun 1.934.600

8 PPh Pasal 21 Sebulan 161.217

Tunjangan 100.000

Selisih 61.217

No Uraian

Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur

PPh Pasal 21 Atas Penghasilan

Tdk Teratur

PPh Pasal 21 Terutang atas seluruh

Penghasilan atas jumlahyg teratur x 12 + jumlahpenghasilan tdk teratur

PPh Pasal 21 Yg terutang atas

penghasilan teratur x 12

Joko Santoso status TK, pada tahun 2013 bekerjapada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesarRp 5.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yangbersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp15.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuranpensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp

60.000,00

Cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus adalah :

PPh. Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (Penghasilan Setahun)

Gaji setahun ( 12 x Rp. 5.000.000 ) Rp 60.000.000

Bonus Rp 15.000.000

Penghasilan Bruto Rp 75.000.000

Pengurangan :

1. Biaya Jabatan

5% x 75.000.000 Rp 3.750.000

2. Iuran pensiun

12 x 60.000 Rp 720.000

Rp 4.470.000

Penghasilan Neto setahun Rp 70.530.000

PTPK Setahun

WP Sendiri Rp 24.300.000

Tambahan WP Kawin Rp -

Tanggungan Rp -

Rp 24.300.000

Pengh. Kena Pajak setahun Rp 46.230.000

PPh Pasal 21 setahun

5% x 46.230.000 Rp 2.311.500

PPh. Pasal 21 atas Gaji Setahun

Gaji setahun ( 12 x Rp. 5.000.000 ) Rp 60.000.000

Pengurangan :

1. Biaya Jabatan

5% x 60.000.000 Rp 3.000.000

2. Iuran pensiun

12 x 60.000 Rp 720.000

Rp 3.720.000

Penghasilan Neto setahun Rp 56.280.000

PTPK Setahun

WP Sendiri Rp 24.300.000

Tambahan WP Kawin Rp -

Tanggungan Rp -

Rp 24.300.000

Pengh. Kena Pajak setahun Rp 31.980.000

PPh Pasal 21 setahun

5% x 31.980.000 Rp 1.599.000

PPh. Pasal 21 atas Bonus = Rp. 2.311.500 - Rp. 1.599.000 Rp 712.500

Jika Amien Santosa (contoh sebelumnya) dalambulan Juni 2013 menerima bonus sebesar Rp.10.000.000 maka berapa PPh pasal 21 terhutangatas bonus adalah....

LATIHAN.........

PPh. Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (Penghasilan Setahun)

Gaji setahun 7.500.000 12 Rp 90.000.000

Tunjangan 1.500.000 12 18.000.000

Premi 490.500 12 5.886.000

Bonus Rp 10.000.000

Penghasilan Bruto Rp 123.886.000

Pengurangan :

1. Biaya Jabatan

5% x 123.886.000 Rp 6.000.000

2. Iuran pensiun

12 x 525.000 Rp 6.300.000

Rp 12.300.000

Penghasilan Neto setahun Rp 111.586.000

PTPK Setahun

WP Sendiri Rp 24.300.000

Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000

Tanggungan Rp 4.050.000

Rp 30.375.000

Pengh. Kena Pajak setahun Rp 81.211.000

PPh Pasal 21 setahun

5% x 50.000.000 Rp 2.500.000

15% 31.211.000 4.681.650

PPh Pasal 21 Gaji dan Bonus 7.181.650

PPh Pasal 21 Atas Gaji setahun 5.727.400

PPh Pasal 21 Atas Bonus 1.454.250

Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Pajak Terakhir

PPh Pasal 21 Masa Pajak

Terakhir

PPh Pasal 21 terutang atas seluruh

Penghasilan Kena Pajakselama 1 Tahun ataubagian tahun pajak

PPh Pasal 21 Yg telah dipotong pada masa-masa

sebelumnya dalam tahun pajak ybs

Pegawai tetap bekerja setahun penuh

Berapa PPh pasal 21 terhutang atas penghasilanAmien Santosa dalam satu tahun denganmemperhatikan kenaikan gaji menjadiRp7.500.000, menerima uang rapel sebesar Rp9.000.000 dan menerima bonus sebesar Rp.10.000.000

Des-13

K/2

1 Penghasilan Bruto setahun

a Gaji Pokok

jan-mar 10 : Rp5.000.000X3 = 15.000.000

apr-des 10 : Rp7.500.000X9 = 67.500.000

uang rapel gaji :Rp2.500.000X3= 7.500.000 90.000.000

b Tunjangan makan dan tranport

jan-mar 10 : Rp1.000.000X3 = 3.000.000

apr-des 10 : Rp1.500.000X9 = 13.500.000

uang rapel gaji :Rp500.000X3= 1.500.000 18.000.000

c Bonus 10.000.000

d Premi JKK,JKM,JPK :6,54%X90.000.000 5.886.000

Jumlah 123.886.000

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 6.000.000

b Iuran Pensiun & JHT 7% 6.300.000

Jumlah 12.300.000

3 Penghasilan Netto Setahun 111.586.000

4 PTKP (K/2) 30.375.000

5 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 81.211.000

6 PPh Pasal 21 Setahun 7.181.650

7 PPh Pasal 21 yang telah dopotong

a atas gaji jan-maret 13 : Rp 156.467 X 3 = 469.401

b atas gaji apr-nop 13 : Rp 477.283 X 8 = 3.818.264

c atas rapel 962.448

d atas bonus 1.454.250 6.704.363

8 PPh pasal 21 kurang (lebih) dipotong 477.287

No Uraian

Masa Perolehan Penghasilan Kurang Dari 12 Bulan

TIDAK DISETAHUNKANDISETAHUNKAN

1. Orang Asing mulai bekerja diIndonesia di pertengahan tahununtuk jangka waktu lebih dari 6 bulan

2. WP OP DN meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

3. WP OP DN meninggal dunia dipertengahan tahun

4. Karyawan pindah cabang

1. WP OP DN mulai bekerja dipertengahan tahun

2. WP OP DN pindah kerja ke pemberikerja lain

Andi Alamsyah (K/0) (ber NPWP) mulai bekerjapada bulan september 2013 memperoleh gajisebulan Rp 7.500.000 dan membayar iuranpensiun sebesar Rp 100.000 perbulan

Penghitungan besarnya PPh Pasal 21 terutangadalah sebagai berikut :

WP OP DN mulai bekerja di pertengahan tahunARU BEKERJA DALAM TAHUN BERJALAN

Sep-13

K/0

1 Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 7.500.000

Jumlah 7.500.000

2 Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 375.000

b Iuran Pensiun 100.000

Jumlah 475.000

3 Penghasilan Netto Sebulan 7.025.000

4 Penghasilan Netto setahun (Rp7.025.000X4) 28.100.000

5 PTKP (K/0) 26.325.000

6 Penghasilan Kena Pajak (PKP) 1.775.000

7 PPh Pasal 21 Setahun 88.750

8 PPh Pasal 21 Sebulan 22.188

No Uraian

No Uraian Des-13

K/0

1Penghasilan Bruto Setahun

a Gaji Pokok ( Rp. 7.500.000 x 4 ) 30.000.000

Jumlah 30.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 30.000.000 1.500.000

b Iuran Pensiun ( Rp. 100.000 x 4 ) 400.000

Jumlah 1.900.000

3Penghasilan Netto 4 bulan 28.100.000

4PTKP (K/0) 26.325.000

5Penghasilan Kena Pajak (PKP) 1.775.000

6PPh Pasal 21 terutang 88.750

7PPh Pasal 21 yg dipotong Sep - Nop 66.564

8PPh Pasal 21 terutang dan dipotong Desember 22.186

George Marthin (K/0) (ber NPWP) mulai bekerjapada bulan september 2013 memperoleh gajisebulan Rp 7.500.000 dan membayar iuranpensiun sebesar Rp 100.000 perbulan

Penghitungan besarnya PPh Pasal 21 terutangadalah sebagai berikut :

Orang Asing mulai bekerja di Indonesia dipertengahan tahun untuk jangka waktu lebih

dari 6 bulan

No Uraian Sep-13

K/0

1Penghasilan Bruto sebulan

a Gaji Pokok 7.500.000

Jumlah 7.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 7.500.000 375.000

b Iuran Pensiun Rp. 100.000 100.000

Jumlah 475.000

45Penghasilan Netto sebulanPenghasilan Netto 4 Bulan

7.025.00028.100.000

5Penghasilan Netto disetahunkan

12/4 x Rp. 28.100.000 84.300.000

6PTKP (K/0) 26.325.000

7Penghasilan Kena Pajak (PKP) disetahunkan 57.975.000

8PPh Pasal 21 disetahunkan 3.696.250

9PPh Pasal 21 tahun 2013

4/12 x Rp. 3.696.250 1.232.083

10PPh Pasal 21 sebulan

¼ x Rp. 1.232.083 308.020

No Uraian Des-13

K/0

1Penghasilan Bruto setahun

a Gaji Pokok ( Rp. 7.500.000 x 4 ) 30.000.000

Jumlah 30.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 30.000.000 1.500.000

b Iuran Pensiun ( Rp. 100.000 x 4 ) 400.000

Jumlah 1.900.000

4Penghasilan Netto 4 Bulan 28.100.000

5Penghasilan Netto disetahunkan

12/4 x Rp. 28.100.000 84.300.000

6PTKP (K/0) 26.325.000

7Penghasilan Kena Pajak (PKP) disetahunkan 57.975.000

8PPh Pasal 21 disetahunkan 3.696.250

9PPh Pasal 21 tahun 2013

4/12 x Rp. 3.696.250 1.232.083

10PPh Pasal 21 dipotong Sep - Nop

Rp. 308.020 x 3 924.060

PPh Pasal 21 terutang dan dipotong Desember 308.023

Berhenti Bekerja Tahun Berjalan, Subjek Pajak DN Masih

AdaContoh:

Adie Nugroho status belum menikah adalah pegawaiPT Odjo Gelo di Yogyakarta sejak 1 Januari 2010dengan gaji setiap bulan sebesar 8.000.000 dan yangbersangkutan membayar iuran pensiun kepada DanaPensiun yang pendiriannya telah mendapatpersetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp 100.000setiap bulan. Apabila Pada tanggal 1 Oktober 2013,yang bersangkutan berhenti bekerja dari PT OdjoGelo maka Penghitungan Besarnya PPh Pasal 21 yangharus dipotong adalah:

No Uraian Jan-13

TK/0

1Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 8.000.000

Jumlah 8.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 400.000

b Iuran Pensiun 100.000

Jumlah 500.000

3Penghasilan Netto Sebulan 7.500.000

4Penghasilan Netto setahun (12 x Rp 7.500.000) 90.000.000

5PTKP (TK/0) 24.300.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 65.700.000

7PPh Pasal 21 Setahun 4.855.000

8PPh Pasal 21 Sebulan 404.583

Perhitungan PPh. Pasal 21 Pada Saat Berhenti Bekerja

No Uraian Sep-13

TK/0

1Penghasilan Bruto (Jan-Sep) 9 bulan

a Gaji Pokok ( 9 x Rp. 8.000.000 ) 72.000.000

Jumlah 72.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 72.000.000 3.600.000

b Iuran Pensiun 9 x Rp. 100.000 900.000

Jumlah 4.500.000

3Penghasilan Netto 9 bulan 67.500.000

4PTKP (K/0) 24.300.000

5Penghasilan Kena Pajak (PKP) 43.200.000

6PPh Pasal 21 9 bulan (Jan-Sep) 2.160.000

7PPh Pasal 21 yg sudah dipotong (Jan-Ags) 3.236.667

7PPh Pasal 21 lebih dipotong (1. 076.750)

Jml Rp. 1.076.750 harus dikembalikan kepada pegawai ybs.

Berhenti Bekerja Tahun Berjalan, Subjek Pajak DN Hilang/Meninggal Dunia

Contoh:

Lewis Osaka (K/3) mulai bekerja pada bulanMei 2010 dan berhenti bekerja sejak 1 Juni2013 dan meninggalkan Indonesia ke negaraasalnya (kehilangan kewajiban pajaksubjektif). Selama tahun 2013 menerima gajiperbulan sebesar Rp 15.000.000,00 dan padabulan April 2013 menerima bonus sebesar Rp20.000.000,00

No Uraian Jan-13

K/3

1Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 15.000.000

Jumlah 15.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 500.000

Jumlah 500.000

3Penghasilan Netto Sebulan 14.500.000

4Penghasilan Netto setahun (12 x Rp 14.500.000) 174.000.000

5PTKP (K/3) 32.400.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 141.600.000

7PPh Pasal 21 Setahun 16.240.000

8PPh Pasal 21 Sebulan 1.353.333

No Uraian Apr-13

K/3

1Penghasilan Bruto Setahun

a Gaji Pokok ( 12 x Rp. 15.000.000 ) 180.000.000

b Bonus 20.000.000

Jumlah 200.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 200.000.000 6.000.000

Jumlah 6.000.000

3Penghasilan Netto Setahun 194.000.000

4PTKP (K/3) 32.400.000

5Penghasilan Kena Pajak (PKP) 161.600.000

6PPh Pasal 21 Setahun (gaji dan bonus) 19.240.000

PPh. Pasal 21 Bonus

Rp. 19.240.000 - Rp. 16.240.000 = Rp. 3.000.000

Perhitungan PPh. Pasal 21 pada saat Berhenti bekerja.

No Uraian Mei-13

K/3

1Penghasilan Bruto Jan - Mei

a Gaji Pokok ( 5 x Rp. 15.000.000 ) 75.000.000

b Bonus 20.000.000

Jumlah 95.000.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 95.000.000 2.500.000

Jumlah 2.500.000

3Penghasilan Netto Jan - Mei 92.500.000

4Penghasilan Netto disetahunkan

12/5 x Rp. 92.500.000 222.000.000

5PTKP (K/3) 32.400.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 189.600.000

7PPh Pasal 21 Setahun (gaji dan bonus) 23.440.000

8PPh Pasal 21 terutang Jan-Mei

5/12 x Rp. 23.440.000 9.766.667

9PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Jan-April

( 4 x Rp. 1.353.333 ) + Rp. 3.000.000 8.413.332

10PPh yang terutang dan harus dipotong Mei 1.353.335

Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai pindahan dari pemberi kerja yang

sama (mutasi)

Adi Nugroho status belum menikah adalah pegawaipada PT Nusantara Indah di Jakarta sejak tahun2010. Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2013dipindahtugaskan ke kantor cabang Surabaya.Apabila diketahui Gaji Adi Nugroho sebesar Rp.6.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebulansejumlah Rp 100.000,00 maka besarnya PPh Pasal21 yang harus dipotong adalah sebagai berikut:

Kantor Pusat Jakarta

No Uraian Jan-13

TK/0

1Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 6.500.000

Jumlah 6.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 325.000

b Iuran Pensiun 100.000

Jumlah 425.000

3Penghasilan Netto Sebulan 6.075.000

4Penghasilan Netto setahun (12 x Rp 6.075.000) 72.900.000

5PTKP (TK/0) 24.300.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 48.600.000

7PPh Pasal 21 Setahun 2.430.000

8PPh Pasal 21 sebulan 202.500

9PPh Pasal 21 jan - Mei ( Rp. 202.500 x 5 ) 1.012.500

Pengisian Form 1721 A1 di kantor Jakarta

No Uraian Mei-13

TK/0

1Penghasilan Bruto (Jan-Mei) 5 bulan

a Gaji Pokok ( 5 x Rp. 6.500.000 ) 32.500.000

Jumlah 32.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 32.500.000 1.625.000

b Iuran Pensiun 5 x Rp. 100.000 500.000

Jumlah 2.125.000

3Penghasilan Netto 5 bulan 30.375.000

4Penghasilan netto disetahunkan

12/5 x Rp. 30.375.000 72.900.000

5PTKP (K/0) 24.300.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) disetahunkan 48.600.000

7PPh Pasal 21 disetahunkan 2.430.000

8PPh Pasal 21 terutang Jan-Mei

5/12 x 2.430.000 1.012.500

9PPh Pasal 21 yg sudah dipotong (Jan-Mei) 1.012.500

10PPh Pasal 21 kurang / (lebih ) dipotong NIHIL

Kantor Cabang Surabaya

No Uraian Juni-13

TK/0

1Penghasilan Bruto sebulan

a Gaji Pokok 6.500.000

Jumlah 6.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 325.000

b Iuran Pensiun 100.000

Jumlah 425.000

3Penghasilan Netto Sebulan 6.075.000

4Penghasilan Netto di Surabaya Juni - Des

7 x Rp 6.075.000 42.525.000

5Penghasilan Netto di Jakarta 30.375.000

6Jml Penghasilan netto Jan - Des (12 bln) 72.900.000

PTKP (TK/0) 24.300.000

7Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun 48.600.000

8PPh Pasal 21 terutang setahun 2.430.000

9PPh Pasal 21 terutang di Jakarta 1.012.500

10PPh Pasal 21 terutang di Surabaya 1.417.500

11PPh Pasal 21 sebulan dipotong di Surabaya

Rp.1.417.500 / 7 202.500

Pengisian Form 1721 A1 di kantor Surabaya

No Uraian Des-13

TK/0

1Penghasilan Bruto (Jun-Des) 7 bulan

a Gaji Pokok ( 7 x Rp. 6.500.000 ) 45.500.000

Jumlah 45.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% x Rp. 45.500.000 2.275.000

b Iuran Pensiun 7 x Rp. 100.000 700.000

Jumlah 2.975.000

3Penghasilan Netto di Surabaya (7 bulan) 42.525.000

Penghasilan netto di Jakarta 30.375.000

4Penghasilan netto setahun 72.900.000

5PTKP (K/0) 24.300.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun 48.600.000

7PPh Pasal 21 terutang 2.430.000

8PPh Pasal 21 dipotong di Jakarta 1.012.500

9PPh Pasal 21 terutang di Surabaya 1.417.500

10PPh Pasal 21 dipotong di Surabaya (7 x Rp. 202.500) 1.417.500

11PPh Pasal 21 kurang / (lebih ) dipotong NIHIL

Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi PegawaiTetap yang Baru Memiliki NPWP pada Tahun

Berjalan

Wahyu Santosa, status belum menikah dan tidak memilikitanggungan keluarga, bekerja pada PT Fajar Sejahtera denganmemperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp5.500.000 dan yang bersangkutan membayar iuran pensiunkepada perusahaan Dana Pensiun yang pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp200.000. Wahyu Santosa baru memiliki NPWP pada bulan Juni2013 dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada PT FajarSejahtera untuk digunakan sebagai dasar pemotongan PPhPasal 21 bulan Juni.

Perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap bulanJanuari - Mei 2013 adalah sebagai berikut :

No Uraian Jan-13

TK/0

1Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok 5.500.000

Jumlah 5.500.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 275.000

b Iuran Pensiun 200.000

Jumlah 475.000

3Penghasilan Netto Sebulan 5.025.000

4Penghasilan Netto setahun (12 x Rp 5.025.000) 60.300.000

5PTKP (TK/0) 24.300.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 36.000.000

7PPh Pasal 21 Setahun 1.800.000

8PPh Pasal 21 Sebulan 150.000

PPh Pasal 21 Yang Hrs dipotong krn tdk ber NPWP

120 % x Rp. 150.000 = Rp. 180.000

Jml PPh Pasal 21 yg dipotong Jan - Mei 900.000

Jml PPh Pasal 21 terutang bila ber NPWP 750.000

Selisih ( 20% x 5 x Rp. 150.000 ) 150.000

Jml PPh Pasal 21 yg dipotong bln Juni ( sudah ber NPWP )

Jml PPh Pasal 21 terutang 150.000

Pemotongan tambahan Jan - Mei ( 20% x 5 x Rp. 150.000 ) 150.000

PPh Pasal 21 yg harus dipotong bln Juni 2013 Nihil

Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Dalam Mata Uang

Asing

Neill Mc Leary adalah seorang karyawan PT. PancaIndah pada bulan Januari 2013 memperoleh gajidalam mata uang asing sebesar US$ 2,000 sebulan.Kurs yang berlaku untuk bulan Januari 2013berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan adalah Rp9.600,00 per US$ 1.00. Neill Mc Leary berstatusmenikah dengan 1 anak.

Penghitungan PPh Pasal 21 adalah :

No Uraian Jan-13

K/1

1Penghasilan Bruto Sebulan

a Gaji Pokok ( US$ 2.000 x Rp. 9.600 ) 19.200.000

Jumlah 19.200.000

2Pengurangan:

a Biaya Jabatan 5% 500.000

Jumlah 500.000

3Penghasilan Netto Sebulan 18.700.000

4Penghasilan Netto setahun (Rp 18.700.000X12) 224.400.000

5PTKP (K/1) 28.350.000

6Penghasilan Kena Pajak (PKP) 196.050.000

7PPh Pasal 21 Setahun 24.407.500

8PPh Pasal 21 Sebulan 2.033.958

PEGAWAI TIDAK TETAP

Penghitungan PPh Pasal 21

ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN

PKP SEBULAN

PPh SETAHUN

DIBAYAR BULANAN

DIKURANGI PTKP SEBULAN

PKP DISETAHUNKANX

TARIF PPh Ps.17

PPh SEBULAN

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKATARIFNYA 20% LEBIH TINGGI

UPAH HARIAN/SATUAN/BORONGAN/HONORARIUM YANG

DITERIMA TENAGA HARIAN LEPAS TAPI DIBAYARKAN

SECARA BULANAN

Ilyas bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upahharian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari 2013Ilyas hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari adalah Rp150.000,00. Ilyas menikah tetapi belum memiliki anak.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

Upah Januari 2013

( 20 x Rp. 150.000 ) Rp. 3.000.000

Penghasilan netto setahun

( 12 x Rp. 3.000.000 ) Rp. 36.000.000

PTKP setahun Rp. 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp. 9.675.000

PPh Pasal 21 setahun

( 5% x Rp. 9.675.000 ) Rp. 483.750

PPh Pasal 21 sebulan

( Rp.483.750 / 12 ) Rp. 40.312

Dit.P2Humas

Penghitungan PPh Pasal 21

ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN,MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN

UANG SAKU HARIAN

TIDAK LEBIH DARIRp 200.000,-

TIDAK DIPOTONGPPh Ps.21

DIBAYAR HARIAN/SATUAN/BORO

NGANLEBIH DARI

Rp 200.000,-

DIKURANGIRp 200.000,-

DIPOTONG PPhTARIF 5%

PADA SAAT TELAH MELEBIHI Rp2.025.000 DALAM SATU BULAN KALENDER

PKP

JIKA PENGHASILAN KUMULATIF DLM1 BLN < Rp 7.000.000

DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21YANG TELAH DIPOTONG

JIKA WP TDK MEMILIKI

NPWP MAKA

TARIFNYA 20% LEBIH

TINGGI

Tdk termasuk Honorarium atau

Komisi yg diterima Penjaja barang &

Petugas dinas luar

TARIF 5%

JIKA PENGHASILAN KUMULATIF DLM1 BLN > Rp 7.000.000

TARIF Psl 17Iuran Jaminan Hari Tua/Iuran Tunjangan Hari Tua

yg dibayarkan ke Jamsostek, bila diwajibkan

DIKURANGIPTKP HARIAN SEBENARNYA +

Contoh Upah Harian

Andika dengan status belum menikah pada bulan Januari 2013bekerja sebagai buruh harian PT Harapan Sentosa. Ia bekerjaselama 15 hari dan menerima upah harian sebesar Rp 200.000

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

Upah sehari Rp. 200.000 Batas upah harian tidak dipotong PPh Rp. 200.000 Penghasilan Kena Pajak sehari Rp. -PPh Pasal 21 harian Rp. -

Sampai dengan hari ke-10, karena jumlah kumulatif upah yangditerima belum melebihi Rp 2.025.000, maka tidak ada PPhPasal 21 yang dipotong.

Pada hari ke-11 jumlah kumulatif upah yang diterima melebihiRp 2.025.000, maka PPh Pasal 21 terutang dihitungberdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.

Upah s.d hari ke-11 (Rp 200.000 x 11) Rp. 2.200.000

PTKP sebenarnya:

11 x (Rp 24.300.000 / 360) Rp. 742.500

Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-11 Rp. 1.457.500

PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-11

5% x Rp 1.457.500 Rp. 72.875

PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-10 Rp.-

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-11 Rp. 72.875

Pada hari ke-11, upah bersih yang diterima Andika sebesar:Rp 200.000 - Rp 72.875 = Rp 127.125

PPh Yang harus dipotong pada hari ke-12, 13, 14, 15

Upah sehari Rp. 200.000

PTKP sehari

untuk WP sendiri (Rp 24.300.000,00 : 360) Rp. 67.500

Penghasilan Kena Pajak Rp. 132.500

PPh Pasal 21 terutang Rp.

5% x Rp 132.500 Rp.6.625

Pada hari ke-12, 13, 14, 15 upah bersih yang diterima Andika sebesar: Rp 200.000 - Rp 6.625 = Rp 193.375

Contoh Upah Harian (2)

Teguh Gunanto (belum menikah) pada bulan Maret 2013bekerja pada perusahaan PT Gerbang Transindo, menerimaupah sebesar Rp 250.000,00 per hari

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

Upah sehari Rp. 250.000

Batas upah harian tidak dipotong PPh Rp. 200.000

Penghasilan Kena Pajak sehari Rp. 50.000

PPh Pasal 21 harian (5% x Rp. 50.000) Rp. 2.500

Pada hari ke-9 jumlah kumulatif upah yang diterima Rp.2.250.000, melebihi Rp 2.025.000, maka PPh Pasal 21 terutangdihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yangsebenarnya.

Upah s.d hari ke-9 (Rp 250.000 x 9) Rp. 2.250.000

PTKP sebenarnya:

9 x (Rp 24.300.000 / 360) Rp. 607.500

Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-9 Rp. 1.642.500

PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-9

5% x Rp 1.642.500 Rp. 82.125

PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-8

8 x Rp. 2.500Rp.

20.000

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-9 Rp.62.125

Pada hari ke-9, upah bersih yang diterima Teguh Gunanto sebesar: Rp 250.000 - Rp 62.125 = Rp 187.875

PPh Yang harus dipotong Bulan Maret pada hari ke-10 dan seterusnya

Upah sehari Rp. 250.000

PTKP sehari

untuk WP sendiri (Rp 24.300.000,00 : 360) Rp. 67.500

Penghasilan Kena Pajak Rp.182.500

PPh Pasal 21 terutang Rp.

5% x Rp 182.500 Rp.9.125

Pada hari ke-10, upah bersih yang diterima Teguh Gunanto sebesar: Rp 250.000 - Rp 9.125 = Rp 240.875

Contoh Upah Satuan

Arif Firmansyah (belum menikah) adalah seorang karyawanyang bekerja sebagai perakit TV pada suatu perusahaanelektronika. Upah yang dibayar berdasarkan atas jumlahunit/satuan yang diselesaikan yaitu Rp 100.000 per buah TV dandibayarkan tiap minggu. Dalam waktu 1 minggu (6 hari kerja)dihasilkan sebanyak 15 buah TV dengan upah Rp 1.500.000

Upah sehari adalahRp 1.500.000,00 : 6 Rp 250.000,00

Upah diatas Rp 200.000,00 sehariRp 250.000,00 - Rp 200.000,00 Rp 50.000,00

Upah seminggu terutang pajak6 x Rp 50.000,00 Rp 300.000,00

PPh Pasal 215% x Rp 300.000,00 = Rp 15.000,00 (Mingguan)

Contoh Upah Borongan

Viko mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar Rp 500.000,00, pekerjaan diselesaikan dalam 2 hari. Upah borongan sehari : Rp 500.000,00 : 2 = Rp 250.000,00

Upah sehari diatas Rp 200.000

Rp 250.000,00 - Rp 200.000,00 Rp 50.000,00

Upah borongan terutang pajak:2 x Rp 50.000,00 Rp 100.000,00

PPh Pasal 21 = 5% x Rp 100.000,00 = Rp 5.000,00

BUKAN PEGAWAI

PPh Pasal 21 :Bukan Pegawai

MENERIMA IMBALAN BERKESINAMBUNGAN

MENERIMA IMBALAN TIDAK BERKESINAMBUNGAN

MEMILIKI NPWP DAN HANYA MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI HUBUNGAN KERJA DAN

TIDAK MEMPEROLEH PENGHASILAN LAINNYA?

YA TIDAK

KUMULATIF PKP ( 50% PENGH. BRUTO – PTKP)

50% DARI JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

TARIF PASAL 17

Tarif 20 % lebih tinggi

MEMILIKI NPWP ?

YATIDAK

KETENTUAN LAIN UNTUK BUKAN PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI YG MEMPERKERJAKAN

ORANG LAIN SBG PEGAWAINYA

DOKTER (BUKAN PEGAWAI)YG MELAKUKAN PRAKTIK DI RUMAH SAKIT/KLINIK

MENERIMA

HONORARIUM,KOMISI DAN FEE

JUMLAH BRUTO PEMBAYARANDIKURANGI BAGIAN GAJI/UPAH

PEGAWAI YG DIPERKERJAKAN

PENGHASILAN BRUTO =DI DALAM KONTRAK

DIPISAHKAN BIAYA

BAGIAN GAJI/UPAH TSB

MENERIMA

HONORARIUM,KOMISI DAN FEE

JUMLAH BRUTO JASA DOKTERYG DIBAYARKAN PASIEN MELALUI

RUMAH SAKIT / KLINIK SEBELUM DIPOTONG

BIAYA-BIAYA ATAU BAGI HASIL

PENGHASILAN BRUTO =

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang diterima oleh bukan pegawai yang menerima penghasilan bersifat Berkesinambungan

Dr. Abdul Gopar, SP,JP adalah dokter spesialis jantung yang melakukanpraktek di Rumah Sakit Jantung Sehat dengan perjanjian bahwa atas setiapjasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20% oleh pihakrumah sakit sebagai bagian penghasilan rumah sakit dan sisanya akandibayarkan kepada dokter setiap akhir bulan. dr Abdul Gopar, SP,JP telahmempunyai NPWP dan selain praktek di rumah sakit mempunyaipenghasilan lain. Berikut adalah jasa dokter yang dibayarkan oleh RumahSakit Jantung Sehat pada tahun 2013:

Bulan Jml (Rp.) Bulan Jml(Rp.)

Januari 45,000,000 Juli 40,000,000

Februari 49,000,000 Agustu 35,000,000

Maret 47,000,000 Septem 45,000,000

April 40,000,000 Oktob 44,000,000

Mei 44,000,000 Novem 43,000,000

Juni 52,000,000 Desem 40,000,000

Bulan

Jasa Dokteryang dibayar

Pasien

(Rupiah)

DasarPemotonganPPh Pasal 21

(Rupiah)

DasarPemotonganPPh Pasal 21

Kumulatif(Rupiah)

TarifPasal 17ayat (1)huruf aUU PPh

PPh Pasal 21terutang

(Rupiah)

(1) (2) (3)=50% x (2) (4) (5) (6)=(3) x (5)

Januari 45,000,000 22,500,000 22,500,000 5% 1,125,000

Februari 49,000,000 24,500,000 47,000,000 5% 1,225,000

Maret 47,000,0003,000,000

-----------------20,500,000

50,000,000-----------------

70,500,000

5%---------

15%

150,000-------------3,075,000

April 40,000,000 20,000,000 90,500,000 15% 3,000,000

Mei 44,000,000 22,000,000 112,500,000 15% 3,300,000

Juni 52,000,000 26,000,000 138,500,000 15% 3,900,000

Juli 40,000,000 20,000,000 158,500,000 15% 3,000,000

Agustus 35,000,000 17,500,000 176,000,000 15% 2,625,000

September 45,000,000 22,500,000 198,500,000 15% 3,375,000

Oktober 44,000,000 22,000,000 220,500,000 15% 3,300,000

November 43,000,000 21,500,000 242,000,000 15% 3,225,000

Desember40,000,000

8,000,000-----------------

12,000,000

250,000,000-----------------262,000,000

15%---------

25%

1,200,000---------------

3,000,000

Jumlah 524,000,000 262,000,000 35,500,000

Penghitungan PPh Pasal 21 Januari – Desember 2013 :

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang diterima oleh bukan pegawai yang menerima penghasilan bersifat Berkesinambungan

Neneng Hasanah adalah petugas dinas luar asuransi PT. Tabarru Life dan telah mempunyai NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari kegiatannya sebagai petugas dinas luar asuransi. Penghasilan yang diterima Neneng Hasanah pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Bulan Jml (Rp.) Bulan Jml(Rp.)

Januari 38.000.000 Juli 45.000.000

Februari 38.000.000 Agustus 48.000.000

Maret 41.000.000 Septem 50.000.000

April 42.000.000 Oktob 52.000.000

Mei 44.000.000 Novem 55.000.000

Juni 45.000.000 Desem56.000.000

Bulan

Penghasilan

Bruto

(Rupiah)

50% dari

Penghasilan

Bruto

PTKP

(Rupiah)

Penghasilan

Kena Pajak

(Rupiah)

PenghasilanKena PajakKumulatif

(Rupiah)

Tarif Pasal 17ayat (1)Huruf aUU PPh

PPh Pasal 21terutang

(Rupiah)

(1) (2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6) (7) (8)=(4)x(6)

Januari 38.000.000 19.000.000 2.025.000 16.975.000 16.975.000 5% 848.750

Februari 38.000.000 19.000.000 2.025.000 16.975.000 33.950.000 5% 848.750

Maret 41.000.000 20.500.0002.025.000 16.050.000

--------------2.425.000

50.000.000-------------

52.425.000

5%-------15%

802.500----------------

363.750

April 42.000.000 21.000.000 2.025.000 18.975.000 71.400.000 15% 2.846.250

Mei 44.000.000 22.000.000 2.025.000 19.975.000 91.375.000 15% 2.996.250

Juni 45.000.000 22.500.000 2.025.000 20.475.000 111.850.000 15% 3.071.250

Juli 45.000.000 22.500.000 2.025.000 20.475.000 132.325.000 15% 3.071.250

Agustus 48.000.000 24.000.000 2.025.000 21.975.000 154.300.000 15% 3.296.250

September 50.000.000 25.000.000 2.025.000 22.975.000 177.275.000 15% 3.446.250

Oktober 52.000.000 26.000.000 2.025.000 23.975.000 201.250.000 15% 3.596.250

November 55.000.000 27.500.000 2.025.000 25.475.000 226.725.000 15% 3.281.250

Desember 56.000.000 28.000.0002.025.000 23.275.000

--------------2.700.000

250.000.000--------------

252.700.000

15%--------25%

3.491.250---------------

675.000

Jumlah 554.000.000 277.000.000 33.175.000

Penghitungan PPh Pasal 21 Januari – Desember 2013 :

Bulan

Penghasilan

Bruto

(Rupiah)

DasarPemotonganPPh Pasal 21

(Rupiah)

Dasar PemotonganPPh Pasal21

Kumulatif (Rupiah)

Tarif Pasal 17ayat (1)Huruf aUU PPh

Tarif tidak

memiliki

NPWP

PPh Pasal 21

terutang

(Rupiah)

(1) (2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6) (7)=(3)x(5)x(7)

Januari 38.000.000 19.000.000 19.000.000 5% 120% 1.140.000Februari 38.000.000 19.000.000 38.000.000 5% 120% 1.140.000

Maret 41.000.00012.000.000

----------------8.500.000

50.000.000----------------58.500.0000

5%---------

15%

120%-----------

120%

720.000-----------------

-1.530.000

April 42.000.000 21.000.000 79.500.000 15% 120% 3.780.000Mei 44.000.000 22.000.000 101.500.000 15% 120% 3.960.000Juni 45.000.000 22.500.000 124.000.000 15% 120% 4.050.000Juli 45.000.000 22.500.000 146.500.000 15% 120% 4.050.000Agustus 48.000.000 24.000.000 170.500.000 15% 120% 4.320.000September 50.000.000 25.000.000 195.500.000 15% 120% 4.500.000Oktober 52.000.000 26.000.000 221.500.000 15% 120% 4.680.000November 55.000.000 27.500.000 249.000.000 15% 120% 4.950.000

Desember 56.000.0001.000.000

---------------27.000.000

250.000.000----------------277.000.000

15%---------

25%

120%-----------

120%

180.000-----------------

-8.100.000

Jumlah 554.000.000 277.000.000 47.100.000

Jika Neneng Hasanah Tidak Mempunyai NPWP

CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEHBUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA PENGHASILAN YANG TIDAK BERSIFATBERKESINAMBUNGAN

Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan fee sebesar Rp5.000,000,00.

Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp125.000,00

Dalam hal Nashrun Barlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar:5% x 120% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp150.000,00

CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH BUKAN PEGAWAI, SEHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN JASA YANG

DALAM PEMBERIAN JASANYA MEMPEKERJAKAN ORANG LAIN SEBAGAI PEGAWAINYA DAN/ATAU MELAKUKAN PENYERAHAN MATERIAL/BAHAN

Arip Nugraha melakukan jasa perawatan AC kepada PTWahana Jaya dengan imbalan Rp 10.000.000,00. AripNugraha mempergunakan tenaga 5 orang pekerja denganmembayarkan upah harian masing-masing sebesar Rp180.000,00. Upah harian yang dibayarkan untuk 5 orangselama melakukan pekerjaan sebesar Rp 4.500.000,00.selain itu, Arip Nugraha membeli spare part AC yangdipakai untuk perawatan AC sebesar Rp 1.000.000,00.

PERTAMADalam hal berdasarkan perjanjian serta dokumen yang diberikan Arip Nugraha, dapat diketahui bagian imbalan bruto yang merupakan upah yang harus dibayarkan kepada pekerja harian yang dipekerjakan oleh Arip Nugraha dan biaya untuk membeli spare part AC, maka jumlah imbalan bruto sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Wahana Jaya atas imbalan yang diberikan kepada Arip Nugraha adalah sebesar imbalan bruto dikurangi bagian upah tenaga kerja harian yang dipekerjakan Arip Nugraha dan biaya spare part AC, sebagaimana dalam contoh adalah sebesar:

Rp 10.000.000,00 - Rp 4.500.000,00 - Rp 1.000.000,00 = Rp 4.500.000,00.

PPh Pasal 21 yang harus dipotong PT Wahana Jaya atas penghasilan yang diterima Arip Nugraha adalah sebesar:

5% x 50% x Rp 4.500.000,00 = Rp 112.500,00

Dalam hal Arip Nugraha tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Wahana Jaya menjadi:

5% x 120% x 50% x Rp 4.500.000,00 = Rp135.000,00

KEDUADalam PT. Wahana Jaya tidak memperoleh Informasi berdasarkan perjanjian serta dokumen yang diberikan Arip Nugraha,mengenai upah yang harus dibayarkan kepada pekerja harian dan biaya untuk membeli spare part AC, maka

PPh Pasal 21 yang harus dipotong PT Wahana Jaya atas penghasilan yang diterima Arip Nugraha adalah sebesar:

5% x 50% x Rp 10.000.000,00 = Rp 250.000

Dalam hal Arip Nugraha tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Wahana Jaya menjadi:

5% x 120% x 50% x Rp 10.000.000 = Rp 300.000

PESERTA KEGIATAN

Taufik Aprianto adalah seorang pemain bulutangkisprofessional yang bertempat tinggal di Indonesia. Iamenjuarai turnamen Indonesia Terbuka danmemperoleh hadiah sebesar Rp 200.000.000,00.

• PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen Indonesia Terbuka tersebut adalah:

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,0015% x Rp 150.000.000,00 = Rp 22.500.000,00

Rp 25.000.000,00

PPh Pasal 21

HONORARIUMJASA PRODUKSI, TANTIEM, GRATIFIKASI DAN BONUS PENARIKAN DANA PADA

DANA PENSIUN

DEWAN KOMISARIS / PENGAWAS BUKAN PEG. TETAP

MANTAN PEGAWAI

PESERTA PROGRAM PENSIUN

DITERAPKAN TARIF PASAL 17 X PENGHASILAN BRUTO KUMULATIF

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 ataspembayaran penghasilan kepada mantan pegawai

Victoria Endah bekerja pada PT Fajar Wisesa. Pada tanggal 1 Januari

2013 telah berhenti bekerja pada PT Fajar Wisesa karena pensiun. Pada

bulan Maret 2013 Victoria Endah menerima jasa produksi tahun 2012 dari

PT Fajar Wisesa sebesar Rp 55.000.000

Catatan: Jika dibayarkan lebih dari sekali maka PPh Pasal 21 dihitung dengan mengalikan tarip Ps 17 dengan kumulatif penghasilan Bruto

Misalkan Bulan Juli menerima lagi Rp. 50.000.000

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

PPh Pasal 21 terutang

15% x Rp. 50.000.000 Rp. 7.500.000

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp. 50.000.000 Rp. 2.500.000

15% x Rp. 5.000.000 Rp. 750.000

Rp. 3.250.000

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas honorarium

komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai

tetap

Pandaya adalah seorang komisaris di PT Wahana Sejahtera, yang bukan

sebagai pegawai tetap. Dalam tahun 2013, yaitu bulan Juni 2013

menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp. 50.000.000 Rp. 2.500.000

15% x Rp. 10.000.000 Rp. 1.500.000

Rp. 4.000.000

Catatan: Jika dibayarkan lebih dari sekali maka PPh Pasal 21 dihitung dengan mengalikan tarip Ps 17 dengan kumulatif penghasilan Bruto

Misalkan Bulan Desember 2013 menerima lagi Rp. 50.000.000

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

PPh Pasal 21 terutang

15% x Rp. 50.000.000 Rp. 7.500.000

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 penarikan danapensiun oleh peserta program pensiun yang masih

berstatus sebagai pegawai

Zakaria Safaat adalah pegawai PT Sampurna Sejati menerima gaji Rp

2.000.000,00 sebulan. PT Sampurna Sejati mengikuti program

pensiun untuk para pegawainya. PT Sampurna Sejati membayar iuran

dana pensiun untuk Zakaria Safaat sebesar Rp 100.000,00 sebulan ke

Dana Pensiun Manfaat Sejahtera, yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan. Zakarias Safaat membayar iuran serupa ke

dana pensiun yang sama sebesar Rp 50.000,00 sebulan.

Bulan April 2013 Zakarias Safaat memerlukan biaya untuk perbaikan

rumahnya maka ia mengambil iuran dana pensiun yang telah dibayar

sendiri sebesar Rp 20.000.000,00. Kemudian pada bulan Juni 2013 ia

menarik lagi dana sebesar Rp 15.000.000,00. Kemudian bulan

Oktober 2013 untuk keperluan lainnya ia menarik lagi dana sebesar

Rp 25.000.000,00.

PPh Pasal 21 yang terutang adalah:

•atas penarikan dana sebesar Rp 20.000.000,00 pada bulan April 2013

terutang PPh Pasal 21 sebesar 5%xRp 20.000.000,00 = Rp1.000.000,00

•atas penarikan dana sebesar Rp 15.000.000,00 pada bulan Juni 2013

terutang PPh Pasal 21 sebesar 5%xRp 15.000.000,00 = Rp750.000,00

•atas penarikan dana sebesar Rp 25.000.000,00 pada bulan Oktober 2013

terutang PPh Pasal 21 sebesar:

5% x Rp. 15.000.000 Rp.750.000

15% x Rp. 10.000.000 Rp.1.500.000

Rp.2.250.000

KETENTUAN KHUSUS

PPh Pasal 21Uang Pesangon, Manfaat Pensiun, THT, JHT

Pengenaan PPh Pasal 21

BAGI

PEGAWAI ATAS UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA YANG DIBAYARKAN

SECARA SEKALIGUS

DIATUR BERDASARKAN KETENTUAN YANG DITETAPKAN KHUSUS MENGENAI HAL DIMAKSUD

PP no 68 TAHUN 2009

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Pesangon

a. sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai dengan Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

b. sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah);

c. sebesar 15% (lima belas persen) atas penghasilan bruto di atas Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

d. sebesar 25% (dua puluh lima persen) atas penghasilan bruto di atas

Rp 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua

a. sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai dengan Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah);

b. sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

PENSIUNAN BERKALA

PEGAWAI MEMASUKI MASA PENSIUN

WAKTU PENSIUN SUDAH DIKETAHUI DENGAN PASTI

WAKTU PENSIUN BELUM DAPAT DIKETAHUI DENGAN PASTI

PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 TERUTANG SEBULAN DIHITUNG BERDASARKAN PENGHASILAN

KENA PAJAK YANG AKAN DIPEROLEH DALAM PERIODE

DIMANA PEGAWAI YANG BERSANGKUTAN AKAN BEKERJA

DALAM TAHUN BERJALAN SEBELUM MEMASUKI MASA PENSIUN.

WAKTU MENGHITUNG PPH PASAL 21 YANG TERUTANG

UNTUK SETIAP BULAN, MAKA PENGHITUNGAN PPH PASAL

21 DIDASARKAN PADA PERKIRAAN PENGHASILAN

NETO SETAHUN.

DASAR PENGHITUNGANPPh Ps. 21

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS UANG PENSIUN YANG DIBAYARKAN SECARA BERKALA (BULANAN)

Penghitungan PPh Pasal 21 di Tempat Pemberi Kerja Sebelum Pensiun

Raden Suryaman, berstatus kawin dengan 2 (dua) orang anak yang

masih menjadi tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap pada PT

Indo Rejo Abadi dengan gaji sebulan sebesar Rp 10.000.000,00.

Raden Suryaman setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp

250.000,00 ke Dana Pensiun Swadhana Utama yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan ketentuan yang

berlaku di PT Indo Rejo Abadi terhitung mulai 1 Juli 2013, Raden

Suryawan akan memasuki masa pensiun.

Gaji sebulan Rp 10.000.000,00Pengurangan :1. Biaya jabatan = 5% x Rp10.000.000,00 =

Rp 500.000,00

2. Iuran pensiun Rp 250.000,00 -----------------

Rp 750.000,00---------------------

Penghasilan Neto sebulan Rp 9.250.000,00Penghasilan Neto 6 bulan (masa bekerja Januari s.d. Juni 2013)Rp 9.250.000,00 X 6

Rp 55.500.000,00

PTKP- untuk WP sendiri - tambahan karena menikah- tambahan untuk 2 orang anak

Rp 24.300.000,00Rp 2.025.000,00Rp 4.050.000,00

--------------------Rp 30.375.000,00

--------------------

Penghasilan Kena Pajak Rp 25.125.000,00PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 25.125.000

Rp 1.256.250,00

PPh Pasal 21 terutang sebulan : Rp 1.256.250,00 : 6

Rp 209.375,00

Pensiun sebulan adalah Rp 5.000.000,00Pengurangan :Biaya pensiun 5% x Rp 5.000.000,00 = ( Salaaah Blm diganti ) Rp 250.000,00

--------------------Penghasilan neto sebulan Rp 4.750.000,00Penghasilan neto Juli s.d. Desember 20136 x Rp 4.750.000,00 Rp 28.500.000,00Penghasilan neto dari PT Indo Rejo Abadi sesuai dgn bukti pemotongan PPh Pasal 21 adalah Rp 55.500.000,00

---------------------Jumlah penghasilan neto tahun 2013 Rp 84.000.000,00PTKP- untuk WP sendiri - tambahan karena menikah- tambahan untuk 2 orang anak

Rp 24.300.000,00Rp 2.025.000,00Rp 4.050.000,00------------------------

Rp 30.375.000,00-----------------------

Penghasilan Kena Pajak Rp 53.625.000,00PPh Pasal 21 terutang adalah Rp 3.043.750PPh Pasal 21 terutang di PT Indo Rejo Abadi sesuai dgn bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) Rp 1.256.250,00

---------------------PPh Pasal 21 terutang pada Dana PensiunSwadhana Utama, selama 6 bulan adalah Rp 1.787.500,00PPh Pasal 21 atas uang pensiun yang harus dipotong tiap bulan adalah : Rp 1.787.500,00 : 6 = Rp 297.916,00

Selanjutnya, mulai bulan Juli 2013 Raden Suryaman memperoleh uang pensiun dari

Dana Pensiun Swadhana Utama sebesar Rp 5.000.000,00 sebulan. Penghitungan PPh

Pasal 21 terutang atas uang pensiun adalah sebagai berikut :

Pensiun sebulan adalah Rp 5.000.000,00

Pengurangan :

Biaya pensiun 5% x Rp 5.000.000,00 = (sallaaah)Rp 250.000,00--------------------

Penghasilan neto sebulan Rp 4.750.000,00

Penghasilan neto disetahunkan12 x Rp 4.750.000,00 Rp 57.000.000,00

PTKP- untuk WP sendiri - tambahan karena menikah- tambahan untuk 2 orang anak

Rp 24.300.000,00Rp 2.025.000,00Rp 4.050.000,00------------------------

Rp 30.375.000,00-----------------------

Penghasilan Kena Pajak Rp 26.625.000,00

PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 26.625.000,00 =Rp 1.331.250,00

PPh Pasal 21 sebulan Rp 1.331.250,00 : 12 = Rp 110.937,00

Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Pembayaran Uang Pensiun Secara Bulanan Pada Tahun Kedua dan Seterusnya

ORANG PRIBADI STATUS WP LUAR NEGERI

DIPOTONG PPh PSL 26TARIF : 20% atau Berdasarkan P3B

DARI PENGHASILAN BRUTO

BERSIFAT FINAL

JIKA BERUBAH STATUSMENJADI WP DLM NEGERI

TIDAK FINAL

PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH DARI PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN

MENGAMBIL SENDIRI FORMULIR YG SUDAH DITETAPKAN DALAM PERDIRJEN PAJAK

MEMBUAT & MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PADA SAAT DILAKUKANPEMOTONGAN PAJAK

DALAM HAL TERJADI KELEBIHAN PENYETORAN PPh PSL 21 DAN/PPh PAL 26 YG TERUTANG PADA SUATU BULAN,KELEBIHAN TSB DAPAT DIPERHITUNGKAN DGN PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26 YG TERUTANG PADA BLN BERIKUTNYA MELALUI SPT MASA PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PSL 26

MEMBUAT CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN PPh PSL 21 UTK MASING2PENERIMA PENGHASILAN, YG MENJADI DASAR PELAPORAN PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PSL 26 YG TERUTANG UTK SETIAPMASA PAJAK DAN WAJIB MENYIMPANCATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN TSB

MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP

MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR DAN MELAPOR PPh YANG TERUTANG SETIAP BULAN KALENDER TERMASUK LAPORAN PENGHITUNGAN PPh YG NIHIL

KEWAJIBAN PEMOTONG PPh PASAL 21

MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA PADA AWAL TAHUN KALENDER ATAU PADA SAAT MULAI MENJADI SUBJEK PAJAK DLM NEGERI SBG DASAR PENENTU PTKP PADA SAAT MULAI BEKERJA ATAU MULAI PENSIUN

KEWAJIBAN PENERIMAPENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21

APABILA TERJADI PERUBAHAN TANGGUNGAN KELUARGA,PENERIMA PENGHASILAN MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA YG BARU DAN MENYERAHKANNYA KE PEMOTONG PPh PSL 21 DAN/PPh PSL 26 PALING LAMA SEBELUMULAI TAHUN KALENDER BERIKUTNYA

TATA CARA PENYETORAN

PPh PASAL 21/26

TIDAKDITANGGUNG PEMERINTAH

DITANGGUNG PEMERINTAH

DGN SSP KE :

- BANK PERSEPSI, ATAU

- KANTOR POS GIRO

PALING LAMATGL 10 BULAN BERIKUTNYA*

BILA JATUH PADA HARI LIBUR PENYETORAN

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA

TDK ADAPENYETORAN

*Ketentuan ini juga berlaku bagi Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu yg diijinkanmelaporkan beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa

TATA CARA PELAPORANPPh PASAL 21/26

MELAPORKAN PENGHITUNGANPPh PSL 21

DLM DAFTAR TERSENDIRI

KPP/KP2KP

PALING LAMA 20 HARI SETELAH

MASA PAJAK BERAKHIR*

JIKA JATUH PDHARI LIBUR

PD HARI KERJABERIKUTNYA

TIDAKDITANGGUNG PEMERINTAH

DITANGGUNG PEMERINTAH

DGN SPT MASA PPhPASAL 21

KE KPP/KP2KP

*Bagi WP dengan Kriteria Tertentu yg iijinkan melaporkan beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa, batas waktu pelaporan paling lama 20 hari setelah berakhirnya masa pajak terakhir.

Dit.P2Humas

PALING LAMA20 HARI SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR*

JIKA JATUH PDHARI LIBUR

PADA HARI KERJABERIKUTNYA

KE KPP DI TEMPAT KEDUDUKAN ATAU USAHA DILAKUKAN (LOKASI)

PELAPORANDENGAN SPT MASA

PPh PASAL 21/26

TATA CARA PELAPORANPPh PASAL 21/26 BAGI WP BADAN

YG MEMPUNYAI BEBERAPA CABANG

*Bagi WP dengan Kriteria Tertentu yg iijinkan melaporkan beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa, batas waktu pelaporan paling lama 20 hari setelah berakhirnya masa pajak terakhir.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR : PER-32/PJ/2009

Tanggal 25 MEI 2009

TENTANGBENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN

MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21DAN / ATAU PASAL 26 DAN

BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTANPAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 DAN ATAU PASAL 26

Berlaku mulai tanggal 1 JULI 2009

SPT MASA PPhPASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26

( FORMULIR INDUK )

UNTUK MASA PAJAK DESEMBER, JUMLAH

PENGHASILAN BRUTO, DAN JUMLAH PAJAK

TERUTANG, ANGKA 6 sd20 PADA FORMULIR SPT,

DIISI JUMLAH KUMULATIF

DALAM TAHUN KALENDER YANG BERSANGKUTAN

DAFTAR PEGAWAI TETAP /

PENERIMA PENSIUN BERKALA

FORMULIR INI WAJIB DILAMPIRKAN PADA SAAT

PERTAMA KALI WP BERKEWAJIBAN

MENYAMPAIKAN SPT MASA PPhPASAL 21 DAN / ATAU PASAL

26.

DALAM HAL WP TELAH BERKEWAJIBAN SEBELUM

PERATURAN INI, MAKA FORMULIR INI WAJIB

DILAMPIRKAN PADA MASA PAJAK JULI 2009

1 1

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26 UNTUK PEGAWAI

TETAP DAN PENERIMA PENSIUN BERKALA

1. FORMULIR INI WAJIBDISAMPAIKAN HANYA PADAMASA PAJAK DESEMBER.

2. FORMULIR INI MERUPAKANREKAPITULASI DARI DAFTARPEMOTONGAN PPh PASAL 21PEGAWAI TETAP (FORMULIR1721-A1 / A2).

3. PEMOTONG PAJAK TIDAK PERLUMENYAMPAIKAN FORMULIR 1721A1 SEBAGAI LAMPIRAN SPT,TETAPI WAJIB DIBERIKANKEPADA PEGAWAI TETAP ATAUPENERIMA PENSIUN MAUPUNPNS, ANGGOTA TNI / POLRIATAU PEJABAT NEGARA LAINNYA

MASA PAJAK DESEMBER

DAFTAR PERUBAHAN

PEGAWAI TETAP

FORMULIR INI WAJIB DISAMPAIKAN HANYA

PADA SAAT ADA PEGAWAI TETAP YANG KELUAR DAN

/ ATAU ADA PEGAWAI TETAP YANG MASUK DAN ATAU ADA PEGAWAI YANG

BARU MEMILIKI NPWP

FORMULIR F.1.1.33.01

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26

( TIDAK FINAL )

BUKTI PEMOTONGAN

PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26

FORMULIR F.1.1.33.02

BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 (FINAL)

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26

( FINAL)

MAP / KODE JENIS PAJAK

411121 100

3

FORMULIR YANG DIGUNAKAN SETIAP BULAN

SPT MASA PPhPs.21

DAFTAR BUKTI

POTONG PPh

Ps.21 (FINAL)

DAFTAR BUKTI

POTONG PPh Ps.21(TIDAK FINAL)

33

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN / ATAU PASAL 26( TIDAK FINAL )

FORMULIR F.1.1.33.01

012/Ps21/XI/2009

04.567.890.1-032.000NASRUN BERLIANTOJL. JEND. A. YANI 42 JAKARTA

2.500.000 2.5 62.500

2.500.000 62.500……ENAM PULUH DUA RIBU LIMA RATUS RUPIAH …….

Jakarta, 15 Nopember 2009

01.234.567.8-732.000PT. PAHALA BANYAK

Anton

Imbalan kepada bukan pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan

04.456.789.0-732.000

NASRUN BERLIANTO

012/Ps21 /XI/2009

15-11-09 2.500.000 62.500

1.250.000 62.500

Lembar ke 1 untuk Wajib PajakLembar ke 2 untuk Pemotong Pajak

1 1 0 9

Diisi sesuai buku petunjuk pengisianF.2.0.32.01

DEPATEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

…………………………………

SURAT SETORAN PAJAK

( S.S.P )LEMBAR

Untuk arsip WP

1

NPWP

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimilikiNAMA WP :

ALAMAT :

MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran Uraian Pembayaran………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………….

Masa Pajak

Beri tanda silang pada kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Tahun

Diisi tahun terutangnya pajak

Nomor Ketetapan / / / /

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Rp. ………………………………………

Terbilang : ……………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………………………………

Diterima oleh Kantor Penerima PembayaranTanggal …………………………………..

Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : ……………………………………….

Wajib Pajak / Penyetor……………………. Tgl …………………….

Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : …………………………………………..

Ruang validasi Kantor Penerima Pembayaran

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

JAKARTA

ANTON

PRATAMA BANJARBARU

X 2 0 0 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 7 3 2 0 0 0

4 1 1 1 2 1 1 0 0

PT. PAHALA BANYAKJL. JEND A.YANI 34 JAKARTA

62.500,-ENAM PULUH DUA RIBU LIMA RATUS RUPIAH

05 DESEMBER 2009

NoGolongan Penerima

Penghasilan

Jumlah Penerima

Penghasilan

JumlahPenghasilan Bruto

(Rp)

Jumlah Pajak Terutang

(Rp)(1) (2) (3) (4) (5)

6 Pegawai Tetap

7 Penerima Pensiun Berkala

8 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas

9 Distributor MLM

10 Petugas Dinas Luar Asuransi

11 Penjaja Barang Dagangan

12 Tenaga Ahli

13Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas

yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap

14Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi,

Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain

15Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana

Pensiun

16 Peserta Kegiatan

17Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan

18Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan

1 2.500.000 62.500

19Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak

Luar Negeri

20Jumlah Bagian B

(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)

Bagian B – Objek Pajak

a) Surat Setoran Pajak ____ lembar

b) Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 DTP

c)Surat Kuasa Khusus/Surat Keterangan Kematian

d) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Tidak Final

e) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Final

f) Formulir 1721 – I(Disampaikan hanya pada Masa Pajak Desember)

g) Formulir 1721 – II(Disampaikan hanyapada Masa Pajak terjadi perubahan Pegawai Tetap)

h) Daftar Biaya untuk Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan (Disampaikan hanya pada Masa Pajak Desember)

i)

Bagian D – Lampiran

JANGAN LUPA

X