Meity Arianty.,Psikolog

12
TEMA – TEMA ETIKA UMUM 1. Menjadi Manusia yang Baik 2. Respek dan Integritas Meity Arianty 1 Meity Arianty.,Psikolog

Transcript of Meity Arianty.,Psikolog

TEMA – TEMA ETIKA UMUM

1. Menjadi Manusia yang Baik2.Respek dan Integritas

Meity Arianty 1

Meity Arianty.,Psikolog

Kita menyatakan bahwa seseorang adalah

orang baik, adil, jujur, dan sebagainya atau

sebaliknya, seperti seseorang tersebut adalah

orang jahat, tidak adil, tidak jujur, dan

sebagainya. Misalnya kita menyatakan

bahwa orang tertenty tidak dapat dipercaya

karna ia tidak jujur. Disini kita menunjuk

bukan kepada prinsip atau norma,

melainkan sifat watak atau akhlak yang

dimiliki orang tersebut atau justru tidak

dimilikinya. Kita berbicara tentang bobot

moral (baik buruknya) orang iu sendiri dan

bukan tentang bobot moral salah satu

perbuatannya.

Menjadi Manusia yang Baik

Meity Arianty 2

Kita biasa terutama memandang

perbuatan dan mengatakan bahwa

perbuatan itu baik atau buruk, adil

atau tidak adil, jujur atau tidak

jujur. Disini kita seolah- olah

“mengukur” , suatau perbuatan

dengan norma atau prinsip moral.

Jika perbuatan itu sesuai dengan

prinsip bersangkutan, kita

menyebutkan baik, adil, jujur dan

sebagainya; jika tidak sesuai, kita

menyebutnya buruk, tidak adil,

tidak jujur dan sebagainya.

Meity Arianty 3

Dua pendekatan moral yang sudah dapat ditemukan dalam hidup sehari-

hari dalam tradisi pemikiran filsafat moral tampak sebagai dua tipe teori

etika yang berbeda:

1) Etika kewajiban

Etika kewajiban mempelajari prinsip-

prinsip dan aturan- aturan moral yang berlaku

untuk perbuatan kita. Etika ini menumjukkan

norma- norma dan prinsip- prinsip mana yang

perlu diterapkan dalam hidup moral kita. Jika

terjadi konflik antara dua prinsip moral yang

tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini

mencoba menentukan yang mana harus diberi

prioritas. Pendekatannya, etika kewajiban

menilai benar salahnya kelakuan kita dengn

berpegang pada norma dan prinsip- prinsip

moral saja

Meity Arianty 4

2) Etika keutamaan

Etika keutamaan memiliki orientasi yang

lain. Etika ini tidak begitu menyoroti perbuatan

satu demi satu, apakah sesuai atau tidak

dengan norma moral, tetapi lebih

memfokuskan manusia itu sendiri. Etika ini

mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat

watak yang dimiliki manusia. Etika keutamaan

tidak menyelidiki apakah perbuatan kita baik

atau buruk, melainkan apakah kita sendiri

orang baik atau buruk.

Etika keutamaan mengarahkan fokusperhatiannyapada being/mahkluk manusia,

sedangkan etika kewajibanmenekankan doing/perbuatanmanusia

Ketika keutamaan ingin menjawab pertanyaan

“saya harus menjadi orang yang bagaimana?”,

sedangkan bagi etika kewajiban pertanyaan

pokoknya adalah “saya harus melakuakan

apa?”.Meity Arianty 5

Kita tidak menghadapi pilihan antara etika kewajiban dan etika keutamaan, moralitas selalu berkaitan dengan prinsip serta aturan dan serentak juga dengan kualitas manusia itu sendiri, dengan sifat- sifat wataknya. Menurut pandangan Frankena bahwa etika kewajiban dan etika keutamaan melengkapi satu sama lain. Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan sebaliknya. Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan atauran tertentu kurang efesien, kalau tidak di ikut sertai suatau sikap tetap manusia untuk hidup menurut prinsip adan atauran moral itu.

Meity Arianty 6

Masih ada alasan lain mengapa etika

kewajiban membutuhkan etika

keutamaan. jika kita mentaati prinsip dan

norma moral kita belum tentu menjadi

manusia yang sungguh- sungguh baik secara

moral. Berpegang pada norma moral memang

merupakan syarat bagi prilaku yang baik,

akan tetapi membatasi pada norma saja belum

cukup untuk dapat disebut seorang yang baik

dalam arti sepenuhnya. Dengan kata lain

seseorang perlu memiliki keutamaan,

misalnya pohon yang baik dengna sendirinya

akan menghasikan buah yang baik. Etika

keutamaan langsung bertujuan membuat

manusia menjadi pohon yang baik, sehingga

tidak bias lain perbuatannya akan baik juga.

Meity Arianty 7

Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran

dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan

dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau

munafik). Seorang dikatakan “mempunyai

integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai,

keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya

(Wikipedia). Mudahnya, ciri seorang

yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan

perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak

dapat dipegang. Seorang yang

mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan

banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan

dengan motif dan kepentingan pribadinya.Integritas

menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin.

Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan

mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya.

Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa

yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.

Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak

tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan

keyakinan . ATAU suatu konsep yang menunjuk konsistensi

antara tindakan dengan nilai dan prinsip.

Meity Arianty 8

Kata “integritas” berasal dari kata sifat Latin integer (utuh, lengkap) Dalam konteks ini, integritas adalah

rasa batin “keutuhan” yang berasal dari kualitasseperti kejujuran dan konsistensi karakter.. Dengan

demikian, seseorang dapat menghakimi bahwa orang lain “memiliki integritas” sejauh bahwa mereka

bertindak sesuai dengan, nilai dan prinsip keyakinanmereka mengklaim memegang.

Meity Arianty 9

Respek adalah rasa hormat.

Bukan sekedar hormat saja, tapi juga

hormat yang disertai rasa kekaguman.

Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari

simpati. Respek bukan sekedar tertarik

dan kagum karena hal-hal yang dilihat

secara sekilas saja, tapi rasa respek

terhadap orang tertentu baru muncul

setelah seseorang mengetahui pribadi atau

perbuatan si orang yang direspek dengan

lebih dalam. Misalnya setelah berkenalan

dengan seorang teman, kemudian dalam

tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia

ahli dalam suatu bidang, bisa jadi timbul

rasa respek terhadap teman itu. Respek

tidak sama dengan rasa takut. Rasa

hormat dan penghargaan adalah kasih

sayang dan kesadaran bahwa diri adalah

bagian dari sebuah masyarakat,

Meity Arianty 10

Jadi kesimpulannya, respek terhadap diri

sendiri adalah rasa hormat dan kagum

terhadap kemampuan diri sendiri.

Sedangkan respek terhadap orang lain

adalah rasa hormat-menghormati serta

mengagumi kepribadian orang lain.

Meity Arianty 11

Meity Arianty 12