eDistrict Mission Mode Project Under the National ... - MeitY
Meity Arianty.,Psikolog
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Meity Arianty.,Psikolog
TEMA – TEMA ETIKA UMUM
1. Menjadi Manusia yang Baik2.Respek dan Integritas
Meity Arianty 1
Meity Arianty.,Psikolog
Kita menyatakan bahwa seseorang adalah
orang baik, adil, jujur, dan sebagainya atau
sebaliknya, seperti seseorang tersebut adalah
orang jahat, tidak adil, tidak jujur, dan
sebagainya. Misalnya kita menyatakan
bahwa orang tertenty tidak dapat dipercaya
karna ia tidak jujur. Disini kita menunjuk
bukan kepada prinsip atau norma,
melainkan sifat watak atau akhlak yang
dimiliki orang tersebut atau justru tidak
dimilikinya. Kita berbicara tentang bobot
moral (baik buruknya) orang iu sendiri dan
bukan tentang bobot moral salah satu
perbuatannya.
Menjadi Manusia yang Baik
Meity Arianty 2
Kita biasa terutama memandang
perbuatan dan mengatakan bahwa
perbuatan itu baik atau buruk, adil
atau tidak adil, jujur atau tidak
jujur. Disini kita seolah- olah
“mengukur” , suatau perbuatan
dengan norma atau prinsip moral.
Jika perbuatan itu sesuai dengan
prinsip bersangkutan, kita
menyebutkan baik, adil, jujur dan
sebagainya; jika tidak sesuai, kita
menyebutnya buruk, tidak adil,
tidak jujur dan sebagainya.
Meity Arianty 3
Dua pendekatan moral yang sudah dapat ditemukan dalam hidup sehari-
hari dalam tradisi pemikiran filsafat moral tampak sebagai dua tipe teori
etika yang berbeda:
1) Etika kewajiban
Etika kewajiban mempelajari prinsip-
prinsip dan aturan- aturan moral yang berlaku
untuk perbuatan kita. Etika ini menumjukkan
norma- norma dan prinsip- prinsip mana yang
perlu diterapkan dalam hidup moral kita. Jika
terjadi konflik antara dua prinsip moral yang
tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini
mencoba menentukan yang mana harus diberi
prioritas. Pendekatannya, etika kewajiban
menilai benar salahnya kelakuan kita dengn
berpegang pada norma dan prinsip- prinsip
moral saja
Meity Arianty 4
2) Etika keutamaan
Etika keutamaan memiliki orientasi yang
lain. Etika ini tidak begitu menyoroti perbuatan
satu demi satu, apakah sesuai atau tidak
dengan norma moral, tetapi lebih
memfokuskan manusia itu sendiri. Etika ini
mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat
watak yang dimiliki manusia. Etika keutamaan
tidak menyelidiki apakah perbuatan kita baik
atau buruk, melainkan apakah kita sendiri
orang baik atau buruk.
Etika keutamaan mengarahkan fokusperhatiannyapada being/mahkluk manusia,
sedangkan etika kewajibanmenekankan doing/perbuatanmanusia
Ketika keutamaan ingin menjawab pertanyaan
“saya harus menjadi orang yang bagaimana?”,
sedangkan bagi etika kewajiban pertanyaan
pokoknya adalah “saya harus melakuakan
apa?”.Meity Arianty 5
Kita tidak menghadapi pilihan antara etika kewajiban dan etika keutamaan, moralitas selalu berkaitan dengan prinsip serta aturan dan serentak juga dengan kualitas manusia itu sendiri, dengan sifat- sifat wataknya. Menurut pandangan Frankena bahwa etika kewajiban dan etika keutamaan melengkapi satu sama lain. Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan sebaliknya. Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan atauran tertentu kurang efesien, kalau tidak di ikut sertai suatau sikap tetap manusia untuk hidup menurut prinsip adan atauran moral itu.
Meity Arianty 6
Masih ada alasan lain mengapa etika
kewajiban membutuhkan etika
keutamaan. jika kita mentaati prinsip dan
norma moral kita belum tentu menjadi
manusia yang sungguh- sungguh baik secara
moral. Berpegang pada norma moral memang
merupakan syarat bagi prilaku yang baik,
akan tetapi membatasi pada norma saja belum
cukup untuk dapat disebut seorang yang baik
dalam arti sepenuhnya. Dengan kata lain
seseorang perlu memiliki keutamaan,
misalnya pohon yang baik dengna sendirinya
akan menghasikan buah yang baik. Etika
keutamaan langsung bertujuan membuat
manusia menjadi pohon yang baik, sehingga
tidak bias lain perbuatannya akan baik juga.
Meity Arianty 7
Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran
dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan
dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau
munafik). Seorang dikatakan “mempunyai
integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai,
keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya
(Wikipedia). Mudahnya, ciri seorang
yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan
perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak
dapat dipegang. Seorang yang
mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan
banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan
dengan motif dan kepentingan pribadinya.Integritas
menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan
mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya.
Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa
yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan . ATAU suatu konsep yang menunjuk konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
Meity Arianty 8
Kata “integritas” berasal dari kata sifat Latin integer (utuh, lengkap) Dalam konteks ini, integritas adalah
rasa batin “keutuhan” yang berasal dari kualitasseperti kejujuran dan konsistensi karakter.. Dengan
demikian, seseorang dapat menghakimi bahwa orang lain “memiliki integritas” sejauh bahwa mereka
bertindak sesuai dengan, nilai dan prinsip keyakinanmereka mengklaim memegang.
Meity Arianty 9
Respek adalah rasa hormat.
Bukan sekedar hormat saja, tapi juga
hormat yang disertai rasa kekaguman.
Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari
simpati. Respek bukan sekedar tertarik
dan kagum karena hal-hal yang dilihat
secara sekilas saja, tapi rasa respek
terhadap orang tertentu baru muncul
setelah seseorang mengetahui pribadi atau
perbuatan si orang yang direspek dengan
lebih dalam. Misalnya setelah berkenalan
dengan seorang teman, kemudian dalam
tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia
ahli dalam suatu bidang, bisa jadi timbul
rasa respek terhadap teman itu. Respek
tidak sama dengan rasa takut. Rasa
hormat dan penghargaan adalah kasih
sayang dan kesadaran bahwa diri adalah
bagian dari sebuah masyarakat,
Meity Arianty 10
Jadi kesimpulannya, respek terhadap diri
sendiri adalah rasa hormat dan kagum
terhadap kemampuan diri sendiri.
Sedangkan respek terhadap orang lain
adalah rasa hormat-menghormati serta
mengagumi kepribadian orang lain.
Meity Arianty 11