Masuknya Islam di Burma (Myanmar
Transcript of Masuknya Islam di Burma (Myanmar
1
Masuknya Islam di Burma (Myanmar)
Oleh: Ibnu Wicaksono
Agama Islam mulai masuk ke Burma (Myanmar) sejak
abad ketujuh Masehi, dibawa oleh para pedagang Muslim.
Islam di Burma merupakan agama minoritas yang
berdampingan dengan agama Kristen, Hindu dan agama Buddha
yang merupakan Mayoritas. Islam di salah satu kawasan
Asia Tenggara ini sangatlah berbeda dengan kawasan Asia
tenggara lainnya seperti Indonesia Malaysia maupun
Brunei. Islam Masuk ke Burma pertama kali di Arakan yakni
bagian timur dari pesisir pantai Pagan (Bagan). Walaupun
daerah Arakan merupakan salah satu daerah di pesisir
pantai Burma telah menjadi sebuah jalur perdagangan yang
telah banyak dilalui oleh para pedagang.
Sejarah awal mengenai Islamisasi di Burma, terdapat
dua daerah besar yang telah dapat dimasuki oleh orang-
orang Arab, yakni daerah Pagan (Bagan) dan daerah Arakan,
dalam beberapa tulisan mengenai sejarah awal masuknya
Islam ke Burma dapat melihat dari kedua daerah ini,
dimana Arakan yang berada di sepanjang timur pesisir
pantai Bengal dari sungai Naf, telah lebih awal dimasuki
oleh orang-orang Arab, faktor penyebanya adalah ramainya
arus perdagangan yang menghubungkan antara Timur Tengah
dan Asia Tenggara.
Dalam makalah ini akan membicarakan mengenai
masuknya Islam di Burma. Bagaimana situasi Burma pada
masa Pra-Islam hingga pada masa kedatangan para pedagang
2
Muslim yang singgah di sekitar perairan dari negeri Burma
(Myanmar). Sebelum masuk kedalam permasalahan ada baiknya
diketahui terlebih dahulu mengenai profil dari negara
Burma itu sendiri.
A. Profil Singkat Negara Burma (Myanmar)
Burma (Myanmar) adalah negara terluas kedua di ASEAN
atau Asia Tenggara. Terbentang hampir 1500 mil dari Utara
hingga Selatan. Burma dua kali lebih besar daripada
Vietnam, tetapi kecil bila dibandingkan dengan total
keseluruhan kepulauan Indonesia. Di sebelah timur Burma
(Myanmar) terdapat India dan Bangladesh, selatan Tibet,
dan Yunan Cina. Yunan berada di Utara dan bersentuhan
dengan Laos di sebelah timur. Thailand berada di sebelah
Timur dan Tenggara, bagian barat daya dan selatan
dikelilingi samudra Hindia, teluk Bengal dan laut
Andaman. Dataran rendah Burma adalah bagian teratas dari
semenanjung Asia Tenggara.
Burma (Myanmar) adalah Negara dengan berbagai ras
dan disana terdapat 135 kelompok etnik. Populasinya
hampir 50 juta. Mayoritas adalah etnik Bamas, yang lain
seperti Shan, Kachin, Kayin, Chin, Mon, Rokhine, Muslim
Burma, Muslim India, Muslim Cina, dan lainnya merupakan
kelompok minoritas di Burma. 1
Pembagian tersebut juga terdapat dalam masyarakat
Muslim, ada Muslim Burma atau Zerbadee, Muslim keturunan
1 The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims inMyanmar” artikel di akses pada 15 Maret 2008 darihttp://www.rohingya.jp/pdf/muslims.pdf hlm. 1-2
3
India, Muslim Hui-Hui atau Panthay, dan Muslim
Rohingya. Muslim Burma terbagi dalam tiga komunitas yang
berbeda yakni:
1. Muslim Burma atau Zerbadee
2. Muslim India, Imigran keturunan India
3. Muslim Rohingya
Muslim Burma, merupakan komunitas yang terbentuk
paling awal. Mereka berasal dari wilayah Swebo di daratan
Tengah dekat ibukota pra-kolonial kerajaan Burma.
Komunitas ini dapat di runut asal usulnya hingga abad ke-
13 dan ke-14, ketika nenek moyang mereka datang ke negara
ini sebagai pembantu istana, tentara sewaan dan pedagang
dari barat. Pada tahun 1930-an Muslim Burma yang
berasimilasi dengan baik ini jumlahnya dilaporkan kurang
dari sepertiga komunitas Muslim.
Kaum India, merupakan komunitas Muslim yang
terbentuk seiring kolonialisasi Burma oleh Inggris pada
abad ke-19. Pada 1886 sampai 1973. Burma dijadikan
sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris oleh
karena itu banyak imigran dari India ke Burma. Pemerintah
Inggris sangat berperan atas datangnya Muslim-muslim
India ini. Mereka berdomisili di provinsi Arakan dan
Tenosserin.
Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke Burma
karena kebutuhan pemerintah Burma ysng membutuhkan sumber
daya manusia dan penilaian subyektif Inggris tentang
imigran India yang dinilai lebih adaptif dan mandiri.
4
Komunitas Rohingya, yang bermukim dinegeri bagian
Arakan atau Rakhine. Suku Rohingya adalah orang Islam
dengan budaya mereka yang kelas terlihat di daerah
Arakan. Hal itu karena mereka menurunkan agama mereka
pada seluruh keturunan mereka dari bangsa Arab, Moor,
Pathan, Moghul, Asia Tengah, Bengal dan beberapa bangsa
Indo-Mongol. Percampuran dari suku, membuat penampakan
fisik unik mereka seperti tulang pipi yang tidak begitu
keras, mata mereka tidak begitu sipit (seperti orang
Rakhine Magh dan orang Burma). Hidung mereka tidak begitu
pesek. Mereka lebih tinggi dari orang Rakhine Magh tetapi
kulit mereka lebih gelap, beberapa dari mereka kulitnya
kemerahan, tetapi tidak terlalu kekuningan.2
Jumlah Populasi penduduk Burma (Myanmar) sekitar 50
juta pada tahun 2002. Mengenai populasi agama di
Burma )Myanmar) sekitar 70 % adalah penganut Buddha,
Kristen 8% dan Islam 15% sisanya Hindu, animisme dan
lain-lain.
B. Sejarah Awal Burma pada masa pra-Islam
Dalam sejarah Burma tercatat bahwa negeri ini
merupakan kerajaan yang telah merdeka sejak sekitar abad
266 SM hingga tahun 1782 M sebelum berada dibawah
pemerintahan Burma. Dapat diketahui bahwa Burma memiliki
sejarah yang panjang. Sama halnya dengan negeri-negeri di
Asia Tenggara pada masa pra-Islam daerah-daerah di Asia
2 Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya PascaKemerdekaan Burma 1948-1988, Fakultas Ilmu Pengetahuan BudayaUniversitas Indonesia Depok 2006. Hlm. 1-2
5
Tenggara telah didominasi oleh agama Hindu dan Budha,
yang dibawa oleh orang-orang India melalui jalur
perdagangan.
Pada masa pra-Islam di Burma telah terdapat beberapa
kerajaan yang terletak di dua daerah yakni di daerah
Pagan (Bagan) dan Arakan, di kedua daerah ini merupakan
tempat dimana agama Hindu dan Budha dapat berkembang
hingga dapat masuk ke dalam kalangan kerajaan.
Telah kita ketahui bahwa agama terbesar di Burma
didominasi oleh agama Buddha. Hal ini dapat diketahui
dari adanya para pedagang dari Cina yang telah melalui
daerah ini. Hal ini terlihat dari sumber Cina, yangmana
rute jalan tua melintas daratan antara Cina dan Barat,
yang menyebrangi daerah bagian Utara negeri ini. Petunjuk
pertama pemakaiannya tahun 128 SM, ketika Chang Chi'en
menemukan hasil negeri Cina dari Propinsi Seachuan, di
Bactria. Langkah-langkah diambil untuk menghubungkannya
tetapi hanya pada tahun 69 SM Cina menemukan perfektur
Yung Ch'ang menyebrangi mekang dengan markas besarnya di
Timur Salween, kira-kira 60 mil dari perbatasan Burma
sekarang.
Sumber kedua yang menyebutkan kedatangan agama
Buddha di Burma yang dibawa oleh dua orang pendeta
Budhha. Dongeng Buddha orang-orang Burma mengatakan bahwa
pengaruh India masuk ke Burma Pesisir melalui pantai.
Dalam Jataka daerah itu disamakan dengan Suwarnabhumi,
negeri Emas. Sebuah cerita populer orang-orang Burma
mengatakan dua orang bersaudara Tapusa dan Palikat, telah
6
diberi delapan helai rambut kepala oleh Gautama. Ini
dibawa melalui laut ke negeri Emas dan di sucikan di
Pagoda Shwe Dagon, yang di puja di Ranggon sekarang.
Babad Mon berisi dongeng yang menceritakan bagaimana Sona
dan Uttara, dua orang pendeta Buddha, di tugaskan ke
negeri Emas oleh synoda Buddha ke tiga di Pataliputra
sekitar tahun 241 Sebelum Masehi. Tetapi sebegitu jauh
berkenaan dengan bukti sejarah, tidak ada sisa-sisa
masuknya pengaruh India sebelum didapatnya fragmen buku
suci Pali di Hmawza. (srikesetra atau Prome Lama) sekitar
tahun 500 Masehi.3
Mengenai kehadiran agama Budha di Burma ini terlihat
dari bukti-bukti arkeologi yang di temukan diantaranya,
terdapat patung bata Wishnu, patung-patung kecil dari
perunggu untuk Akolistewara dan Boddhisatwa-bodhisatwwa
Budha Hinayana yang lain. Selain patung dan prasasti-
prasasti bebahasa pali, yang menunjukan Buddha Himayana
telah berkembang di sana sejak tahun-tahun awal. Mayat di
bakar dan abunya disimpan dalam periuk di pagoda atau
dikuburkan luas beralas batu bata yang di tutupi dengan
tanah.
Menurut data- sejarah dalam abad VII dan IX negara
Tai di Nanchao menduduki daratan dan pesisir Burma.
Rajanya, Kolofeng (748-779) mendirikan benteng untuk
mengawasi Hulu Irrawadhy dan memasukkan suku-suku
setempat ke dalam pasukannya. Beliau punya hubungan
dengan Pyu, yang mungkin menjadi bawahannya, karena
3D.G.E. Hall, ”Sejarah Asia Tenggara”, Usaha Nasional Surabaya. Hlm.124
7
serdadu-serdadu Pyu bekerja untuk pasukan Nancho merebut
Hanoi tahun 863. peperangan membuka jalan tua ke India
menyebrangi daratan Burma. Ada tanda-tanda bahwa Burma
bagian utara pada masa ini memperlihatkan banyak
perkembangaannya. Penulis-penulis masa kini menyebut
hasil Emas, garam, Kuda, ternak, gajah untuk membajak,
batu akik dan banyak lagi yang lain-lain.
Agama Buddha berkembang hingga ke daerah Arakan.
Daerah ini selama berabad-abad adalah sebuah kerajaan
yang merdeka. Arakan telah memiliki daerah Geografis.
Disana telah ada berbagai legenda tentang dinasti India
yang membentuk ibukota Dinnawadi (Dharyavati), Wassali,
Pinsa, Hkrit, Launggyet dan Mrohaung sepanjang sungai
Lemro.
Pada abad ke-8 M, kita mendapati catatan mengenai
keluarga dengan nama keluarga “Chandra”. Dan diyakini
raja ini telah memperluas daerah Arakan hingga Chitagana,
Wesaii, ini telah digambarkan dalam “Easternly Hindu
Kingdom of Bengal”.
Dari studi yang telah dilakukan oleh M.S Collins
telah menyimpulkan bahwa, “daerah yang dikenal sebagai
daerah Utara Arakan telah bertahun-tahun sebelum abad 8 M
telah diduduki oleh dinasti Hindu. Pada tahun 788 M ada
dinasti baru, diketahui sebagai Chandras, ditemukan
sebuah kota yakni Wessali, kota ini telah tercatat
menjadi perairan perdagangan yang mana telah dikunjungi
kapal-kapal; Raja Chandra adalah penegak agama
Buddha,.... daerah perairan telah diperluas hingga utara
8
Chittagong;-- Wessali merupakan kerajaan Hindu Bengal di
daerah Timur – pemerintahan dan para penduduk keduannya
adalah orang India.
Jatuhnya ibukota Arakan yang lama-- Wessal
menunjukan bahwa status Hindu pada abad ke 8 M. walaupun
Chandra memegang doktrin Buddha, tetapi penganut Brahmana
dan Budhisme tumbuh dengan subur di setiap sisi ibu kota.4
Dalam sejarah Arakan
Dapat di ketahui bahwa sumber-sumber dari Cina dan
Cerita Masyarakat Buddha bahwa Agama Budhha datang dibawa
oleh para pedagang Cina yang melalui negeri Burma. Sumber
kedua memberikan informasi bahwa ajaran Buddha dibawa
melalui dua orang Utusan dari India yang ditugaskan untuk
menyebarkan Ajaran Budha di negeri ini. Pada masa pra-
Islam terlihat bahwa kerajaan-kerajaan yang berada di
negeri Burma memiliki dua kekuatan besar agama yang
berkembang ditiap-tiap kerajaan tersebut. Dimana,
pengaruh agama Budha lebih dominan dalam memegang kendali
dalam pemerintahan.
C. Masuknya Islam di Burma
Negeri Burma yang pada awlanya telah terbagi menjadi
beberapa kerajaan, hal ini menjadikan timbulnya beberapa
veris mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan, untuk
mengetahui Islamissi di Burma dalam makalah ini akan
membagi proses Islamisasi di kedua daerah tersebut.
4 The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar”Op, Cit. hlm 51
9
1. Kedatangan Orang-Orang Arab di Arakan
Arakan sejak dahulu telah banyak didapati para
pedagang Arab, Arakan merupakan tempat terkenal bagi para
pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan
Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama.
Mereka melalui jalur darat dan laut. Pendatang tersebut
banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan
penduduk setempat.5
Muslim Arab datang pertama kali melewati daratan
India dan Asia Tenggara melalui jalur perdagangan pada
abad ke-7. Pada waktu itu, rempah-rempah, katun, batu
mulia, barang tambang, dan komuditas lainnya yang datang
dari Selatan dan Asia Tenggara merupakan barang-barang
yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah dan Eropa.
Orang-orang Arab datang sebagai pedagang, dan hampir
menguasai perdagangan tersebut. Mereka melahirkan
pedagang-pedagang yang menyebarkan Islam dan menjadi
pelaut-pelaut hebat, pengetahuan mereka tentang navigasi,
ilmu garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronimi,
dan geografi negara-negara telah membuat mereka tak
tertandingi dalam hal berdagang di Samudera Hindia selama
beberapa abad. Orang-orang Arab tersebut menulis tentang
tempat-tempat yang mereka datangi untuk membuktikan
kedatangan mereka di dunia Timur dan Barat.
5 “A Short Historical Background of Arakan”, Artikel ini diakses pada 17 Mei 2008 darihttp://www.arthistoryclub.com/art_history/Rohingya
10
Agama Islam pertama kali masuk ke Arakan dibawa oleh
orang-orang Arab yang dipimpin Muhammad bin Hanafiya pada
tahun 680 M. Pada waktu itu, Arakan dikuasai oleh sebuah
kelompok kanibal yang dipimpin oleh Ratu Kaiyapuri.
Ketika Muhammad bin Hanafiya datang ke Burma dan
menyebarkan agama Islam Ratu Kaiyapuri ikut memeluk agama
Islam. Lalu, Hanafiya menikahi Ratu Kaiyapuri. Pengikut
Kaiyapuri pun ikut memeluk agama Islam. Seteah itu,
dakwah Islam pun tersebar di Arakan oleh para pelaut dan
pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Data tersebut
didapat dari catatan Arab yang ditulis oleh Shah Barid
Khan yang berjudul Hanifa O Kaiyapuri pada abad ke 16.
Menurut catatan tersebut Muhammad Hanif tiba di Arakan
dengan para tentaranya setelah terjadi perang “Karbala”.6
Arakan, yang pada asal mulanya dinamakan Rohang,
merupakan sebuah bangsa yang berdiri sendiri sejak awal
mula sejarah bangsa itu dikenal. Oleh karena itulah,
mereka dinamakan orang Rohangya, yang kini lebih dikenal
dengan sebutan Rohingya.7 Ada yang mengatakan bahwa Arakan
itu sendiri merupakan kata jamak dari rukn, berasal dari
kata bahasa yang berarti “tiang-tiang”. Kata tersebut
mencirikan keislaman dari etnis Rohingya.8 Tetapi hal ini
masih menjadi kontroversi, dimana kaum Buddha sendiri
mengklaim bahwa kata Arakan itu berasal dari nama seorang
pendeta Buddha yang bernama “Argyre”. Penyebar agama
6 Ibid. 7 Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca
Kemerdekaan Burma 1948-1988, Op. Cit., Hlm. 538 Ibid.
11
Buddha manyebut Arakan sebagai “Rekkha Pura”. Jadi tidak
dapat dipastikan nama Arakan itu berasal dari mana.
2. Kedatangan orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)
Di bagian lain dari daerah Burma setelah Arakan
Islam adalah daerah Pagan (Bagan), Orang-orang Muslim
pertama yang mendarat di Burma (Myanmar) berlabuh di
delta sungai Ayeyarwady, semenanjung Tanintharyi, dan
Rakhime di abad kesembilan.9 Kedatangan umat Islam ini tercatat
oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.
Dikatakan dalam sumber lainnya, bahwa orang Muslim
Datang ke Burma pada abad ke sembilan. Mereka mungkin
berasal dari Bengal, dan berdagang di daerah Arakan dan
mendarat di pesisir Pantai Burma. Walaupun Burma bukan
pusat jalur antara Timur tengah, India dan Cina, mereka
seringkali singgah di Jalur Maritim pada abad kesimbilan
dan kesepuluh. Para pelancong Muslim Persia dan dan juga
Arab menyebutkan bagian Burma Selatan dalam catatan
mereka, mereka menggambarkan lalu lintas perdagangan yang
pesat telah berlangsung melalui pantai India, Burma,
semenanjung Melayu, Sri Langka. Orang-orang Muslim yang
berlayar diperaiaran sebelah Timur telah mengenal daerah
pesisir Arakan. Perkampungan Muslim pertama di Burma
dihuni oleh para pedagang, beberapa lainnya yang datang
ke Burma tanpa sengaja disebabkan karena terdamparnya
kapal mereka di peraiaran Burma, dan terpaksa meminta
9 “History of Arrival of Islam in Burma/ Myanmar,” artikel di akses pada 15Maret 2008 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma
12
perlindungan.10 tidak banyak sumber yang mengungkapkan
mengenai kehidupan Muslim di daerah ini.
Keterangan tentang berlabuhnya orang muslim di Burma
tercatat dalam Kronik Burma yang telah merekam kehadiran
Muslim pada Era kerajaan pertama Burma Pagan (Bagan) 1044
M. dua orang pelaut Muslim dari keluarga BYAT. Byat Wi
dan Byat Ta, tiba di pantai Burma dekat Thaton. Setelah
kapal mereka rusak, mereka mengunakan papan berenang ke
pantai. Mereka berlindung dan tinggal di Biara di Thaton.
Raja Thaton menjadi takut terhadap mereka dan raja
membunuh saudara tertua ketika sedang tidur. Saudaranya
yang paling Muda berhasil meloloskan diri ke Bagan dan
berlindung kepada Raja Anawartha. Kemudian dia tinggal di
Bagan dan menikahi seorang wanita dan memiliki dua orang
anak, Shwe Byin bersaudara.
Sumber lain datang dari Eropa, dimana para Pelaut
Eropa yang telah mengunjungi pesisir Pantai Burma di abad
ke-15 sampai 17 M menggambarkan bahwa perkampungan para
pedagang Muslim dan lalu lintas perdagangan mereka
menghubungkan Burma dengan Jalur Sumatra, Malaka, dan
Pulau Maluku hingga Cina dan Jepang, di satu sisi,
berhadapan langsung dengan Bengal dan Sri langka, Persia
dan laut Merah di lain sisi. Para pedagang Muslim
mengadakan jual beli di daerah ini. Faktanya adalah
beberapa bagian di pesisir Burma berkembang dalam
pelabuhan terpenting dan merupakan pusat reparasi kapal.
10 Moshe Yegar, “Between integration and secession : the Muslim communities ofthe southern Philippines, Southern Thailand, and western Burma/Myanmar”, Lanham, Md.: Lexington Books, 2002. hlm. 19
13
Lebih utama untuk orang-orang Arab dan para pedagang
Armenia. Dalam berbagai hal para pedagang Muslim yang
telah aktif di Burma, telah menemukan pelabuhan mereka
sendiri, dan mereka dibatasi oleh Peraturan yang
dibebankan oleh raja kepada Mereka dan juga dengan
peraturan daerah setempat.11
Muslim Persia telah berlayar, dalam pencaharian
negeri Cina dan Mengunjungi Burma di perbatasan Yunan
(Cina), para kolonis telah merekam dalam kronik Cina pada
860 M. Myanmar Muslim telah di kenal dengan sebutan
Pathi, dan Myanmar Cina Muslim disebut Panthay, nama ini
dipercayai berasal dari bahasa Persi.12 Pelancong dari
Persia, Ibnu Khordabeh, pelancong dari Arab pada abad ke
Sembilan, Sulaiman dan Pelancong Persia pada Abad
kesepuluh, Ibn al Faqih, dalam tulisan-tulisan mereka
menyebut Burma Selatan. Sejarawan Arab yang yang hidup di
abad ke sepuluh, al Maqdisi, membicarakan hubungan yang
dikembangkan Burma dengan India, kepulauan Melayu, dan
Sri Langka. Sejarah Burma mencatat keberadaan orang-orang
Arab di masa pemerintahan raja Anawartatha (1044-1077)
yang bekerja sebagai penunggang kuda kerajaan. Pengganti
Anawartha, raja Sawlu (1077-1088) dididik oleh seorang
guru Muslim berkebangsaan Arab dan mengangkat anak sang
Guru, Yunan Khan, sebagai Gubernur kota Ussai, yang
sekarang bernama Pegu. Sebuah konspirasi di lingkungan
istana membuat Yunan Khan memberontak. Usahannya untuk
11Ibid,.12 The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar”
Op, Cit. hlm 29
14
menguasai pagan digagalkan oleh Kyanzitha, saudara Sawlu,
yang memperkenalkan suatu perkampungan Muslim di
pedalaman Burma lewat tawanan-tawanan Muslim asal India.
Di abad ketiga belas, ketika pasukan Kubilai khan yang
didominasi oleh tentara-tentara Muslim di bawah pimpinan
Nasruddin, anak gubernur Yunan, menyerang daerah Pagan,
keberadaan mereka di Burma kembali terasa.13
D. Kesimpulan
Dari berbagai macam sumber yang didapat maka dapat
diketahui, bahwa Islam mulai datang ke negeri Burma
(Myanmar Sekarang) ini di mulai sejak awal hadirnya
Islam, Yakni abad ke-7 dimana daerah Arakan telah banyak
disinggahi oleh para pedagang Arab, Arakan merupakan
tempat terkenal bagi para pelau Arab, Moor, Turki,
Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai
pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka melalui jalur darat
dan laut.
Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan
bercampur dengan penduduk setempat. Percampuran suku
tersebut terbentuk suku baru, yaitu suku Rohingya. Oleh
karena itu, Muslim Rohingya yang menetap di Arakan sudah
ada sejak abad ke-7 dan mereka tidak terbentuk dari satu
suku saja. Mereka terbentuk dari berbagai percampuran
berbagai suku yang berbeda.
Para pedagang yang singgah di panatai pesisir Burma
mulai menggunakan pesisir pantai dari Negara Burma
13 “Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara”, Saiful Muzani,Ed, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1993. Hlm. 28
15
(Myanmar) sebagai Pusat persingahan dan juga dapat
dijadikan sebagai sebuah tempat reparasi kapal. Dapat
diketahui bahwa Islam mulai masuk ke Burma di bawa oleh
para pedagang Muslim yang singgah di pesisir pantai
Burma. Pada masa kekuasaan perdagangan Muslim di Asia
Tenggara mencapai puncaknya, hingga sekitar abad ketujuh
belas, kota-kota di pesisir Burma, lewat Koneksi kaum
Muslim, masuk ke dalam jaringan dagang kaum Muslim yang
lebih luas. Bahkan ketika dominasi kaum Muslim tetap
memainkan peran penting di kawasan ini. Mereka tidak
hanya aktif di bidang perdagangan, melainkan juga dalam
pembuatan dan perawatan kapal. Suatu ketika di abad
ketujuh belas sebagian besar propinsi yang terletak di
jalur perdagangan dari Mergui sampai Ayutthaya praktis
dipimpin oleh gubernur Muslim dengan para administrator
tingginya yang juga Muslim.14
14 Ibid., hlm. 29
19
2. Peta Daerah Arakan
BIBLIOGRAFI
BUKU
Abdurrahman, Dudung, Sejarah Peradaban Islam: Dari Klasik Hingga
Modern, Siti Maryam Ed, Yogyakarta: LESFI, 2002
Ali Kettani, M, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj-Muslim
Minorities in The Word Today, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005
Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan
Burma 1948-1988, Skripsi: Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia Depok 2006
G.E Hall, D, .Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional Surabaya.
Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful
Muzani, Ed, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1993.
Yegar, Moshe, Between integration and secession : the Muslim
Communities of the Southern Philippines, Southern Thailand, and
Western Burma/Myanmar, Lanham, Md. : Lexington Books,
2002.
Media Online
A Short Historical Background of Arakan, Artikel ini di akses pada
17 Mei 2008 dari
http://www.arthistoryclub.com/art_history/Rohingya
History of arrival of Islam in Burma/Myanmar, artikel di akses pada
15 Maret 2008 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma
20
The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar,” artikel di
akses pada 15 Maret 2008 dari
http://www.rohingya.jp/pdf/muslims.pdf .