Age-dependent changes in structure and function of the male labial gland in Bombus terrestris
Lumbricus terrestris
-
Upload
iainwalisongo -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Lumbricus terrestris
BUDIDAYA CACING TANAH
(Lumbricus terrestris)
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Lianah, M.Pd
Oleh :
1. Iis Sholikhati (133811004)
2. Devi atiek A (133811007)
3. Faridatul A (133811016)
4. M. Khoirurrois (133811018)
5. Baitlina Putri M (133811047)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
1
LAPORAN BUDIDAYA CACING TANAH
A. Dasar Teori
Budidaya cacing tanah merupakan upaya untuk
meningkatkan produksi ekonomis dengan meningkatkan laju
pertumbuhan, jumlah dan reproduksi. Telah banyak bukti
yang membuktikan bahwa cacing tanah merupakan makrofauna
tanah yang berperan penting sebagai penyelaras dan
keberlangsungan ekosistem yang sehat, baik biota tanah
lainnya maupun bagi hewan dan manusia. Secara umum cacing
tanah sudah terbukti sebagai biomamelioran (jasad hayat
penyubur dan penyehat) tanah terutama melalui
kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifattanah, seperti
ketersediaan hara, dekomposisi bahan organik, pelapukan
mineral, struktur, aerasi dan lain sebagainya sehingga
mampu meningkatkan produktivitas tanah. 1
Kemampuan cacing tanah untuk beradaptasi dengan
lingkungannya merupakan salah satu faktor penyelamat yang
melestarikan suatu spesies cacing tanah dari seleksi
alamiah. Biasanya cacing akan tumbuh dengan baik pada
jenis tanah yang tidak padat / gembur. Faktor-faktor
ekologis yang mempengaruhi pertubuhan cacing tanah
meliputi:
1. Kemasaman pH tanah
Kemasaman tanah sangat mempengaruhi populasi dan
aktivitas cacing tanah. Umumnya cacing tanah tumbuh baik1 Hanifah, Kemas Ali, dkk., Biologi Tanah Biologi dan Makrobiologi Tanah
( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ), hlm 1193
pada pH sekitar 7, namun Lumbricus terestris dan A. Caliginose
dijumpai pada pH 5,2 – 5.4. banyak bukti yang menunjukkan
bahwa pH kotoran tanah lebih netral daripada tanah
habitatnya, yang terkait dengan adanya netralisasi asam
oleh sekresi kelenjar kalsifera yang dikeluarkannya pada
saat melintasi tanahdan sekresi dari usus .
2. Kelengasan tanah
Secara alamiah, cacing akan bergerak ke tempat yang
lebih basah atau diam jika terjadi kekeringan tanah.
Populasi cacing tanah banyakdijumpai pada tanah lempung
ringan, pasir ringan, tanah liat, tanah aluvial.
3. Temperatur
Temperatur sangat berpengaruh terhadap distribusi
cacing pada tanah. Cacing akan mengalami pertumbuhan yang
baik pada temperatur 250C.
4. Bahan organik
Distribusi bahan organik dalam tanah berpengaruh
terhadap cacing tanah karena terkait dengan sumber
nutrisinya sehingga pada tanah yang miskin bahan organik
cacing akan sedikit untuk ditemui. Untuk memacu
pertumbuhan cacing tanah dan meningkatkan bahan organik,
dapat ditambahkan kotoran hewan.terbukti bahwa cacing
pada tanah yang diberi pupuk kandanh akan mengalami
pertumbuhan lebih 3-15 kali daripada tanahyang tidak
diberi pupuk kandang.
5. Suplai makanan
Jenis dan jumlah pakan yang tersedia akan
mempengaruhi populasi, jenis spesies,kecepatan tumbuh,4
dan kesuburan caicing tanah. Setiap spesies mempunyai
karakter masing-masing terhadap jenis nutrisinya. Ada
yang lebih suka dengan sisa- sisa tanaman dan ada yang
lebih suka dengan kotoran hewan ternak. Untuk jenis
Lumbricus terestris lebih menyukai serasah tanaman atau sisa-
sisa tanaman.
Klasifikasi cacing tanah
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Chaetopoda
Ordo : Oligochaeta
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus terrestris
(Anonymous,2012).
B. Tujuan
Untuk mengamati panjang, berat dan perkembangbiakkan
cacing dalam media.
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. MMT bekas untuk alas bahan yang akan di masukkan
2. Batu untuk pondasi awal agar MMTnya lebih kuat
3. Tongkat kayu untuk menyangga agar kuat
4. Tongkat besi untuk menyangga agar kuat
5. Tali untuk menali pada bagian atas antara tongkat
dengan tembok
5
6. Penutup atas sebagai pelindung dari air hujan
b. Bahan
1. Tanah pemasukkan pertama 25kg, pemasukkan ke
dua 3 kg
2. Sekam 5 kg
3. Kotoran sapi 28 kg
4. Air 60%
5. Abu sekam 3,5 kg
6. Bekatul 5 kg
7. Sampah daun pertama 30 kg, sampah daun kedua 1
kg
8. Cacing awal 50 ekor
9. Larutan EM4
D. Cara Kerja
1. Siapkan MMT kemudian lebarkan seperlunya dan
letakkan di tempat yang tersedia. Kemudian pada
ujung MMT di sangga dengan batu sebagai pondasi awal
agar MMT tidak bergeser.
2. Sangga MMT dengan tongkat kayu dan tongkat besi,
yang kemudian di tali dengan tali ke diding agar
tidak lepas.
3. Masukkan kedalam wadah tersebut tanah pertama 25 kg,
kemudian tambah lagi dengan tanah kedua 3 kg.
Ratakan keduanya sehingga menutupi permukaan MMT
tadi.
6
4. Lapisan selanjutnya setelah tanah yaitu sekam 5 kg
ratakan sekam sehingga menutupi lapisan sebelumnya
yaitu tanah.
5. Selanjutnya masukkan kotoran sapi 28 kg dan ratakan.
6. Di lanjutkan dengan memasukkan abu sekam 3,5 kg dan
ratakan.
7. Setelah itu masukkan bekatul 5 kg dan ratakan.
8. Lalu masukkan sampah daun pertama 30 kg dan sampah
daun kedua 1 kg.
9. Selanjutnya masukkan cacing 50 ekor.
10. Beri air 60%
11. Dan yang terakhir adalah masukkan larutan EM 4
12. Setelah itu pasang penutup atas agar cacing
terlindung dari air hujan.
E. Hasil Pengamatan
Budidaya cacing tanah (Lumbricus terrestris) dimulai
sejak tanggal 30 Oktober 2014. Budidaya cacing tanah
dimulai dengan membuat media atau tempat budidaya
cacing dengan menggunakan bahan dengan takaran sebagai
berikut:
Nama bahan Berat
(kg)
Tanah pertama 25 kg
Tanah kedua 3 kg
Sekam 5 kg
7
Kotoran sapi 28 kg
Abu sekam 3,5 kg
Bekatul 5 kg
Daun kering ke
1
30 kg
Daun kering
ke 2
1 kg
Cacing Tanah 16,7
gram
Hasil pengamatan budidaya cacing tanah (Lumbricus terrestris)
sebagai berikut :
a) Pada minggu pertama, kami memasukkan cacing tanah
dengan jumlah 50 ekor yakni 40 cacing besar dan 10
cacing kecil
b) Pada minggu ke 2, cacing ditambah kembali dengan
jumlah 75 ekor, yaitu 8 cacing besar dan 67 cacing
berukuran kecil.
c) Pada minggu ke tiga, tepatnya hari rabu, kami
menyirami cacing tanah tersebut dan memberi makan
dengan gembus yang sudah dipotong kecil.
Pada sampling pertama, tepatnya pada tanggal 13
november 2014, kami menemukan 2 ekor cacing dengan awal
8
diameter 0,3 cm menjadi 0,8 cm. Warna cacing coklat pekat
dan ada yang berwarna kemerahan. Tubuh cacing yang semula
ramping menjadi sedikit gemuk.
Pada sampling terakhir, pada tanggal 10 desember
2014, kami menemukan 5 ekor cacing, kami juga melakukan
pengukuran pH tanah menggunakan alat pH meter tanah,
tanah memiliki pH 7, dan kami juga melakukan pengukuran
suhu, tetapi hasilnya tidak akurat, karena menggunakan
alat termometer suhu yang sebelumnya belum di nol kan.
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa hasil
budidaya cacing tanah dinilai kurang berhasil karena
terdapat banyak hambatan.
G. Hambatan
1. Tanah terlalu becek, sehingga kelembaban
tanah tidak terjaga.
2.Media atau tempat budidaya cacing tanah terlalu
besar, sehingga cacing sulit ditemukan.
3.Jumlah cacing tanah yang dibudidaya tidak sebanding
dengan besar media atau tempat budidaya cacing.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kastawi, Yusuf. 2009. Zoologi Avertebrata. Malang: UNM.
Hanifah, Kemas Ali, dkk. 2010. Biologi Tanah Biologi dan
Makrobiologi Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
10
LAMPIRAN
Gambar. Timbangan untuk
menimbang cacing tanah
Gambar. larutan EM4
Gambar sedang mencacah daun
11
Gambar sedang meratakan tanah