ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN...

23
1 ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh : Nidya Afrinda [email protected] (Fakultas Ekonomi Kampus Palembang, Universitas Sriwijaya) Hj. Marlina Widayanti, S.E., S.H., M.M., Ph.D.; Drs. H.M.A. Rasyid Hs. Umrie, M.B.A. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh rasio Likuditas (Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick Ratio) dan Solvabilitas (Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Equity Ratio) terhadap Profitabilitas (Return on Assets) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah 16 perusahaan sub sektor Makanan dan Minuman. Purposive Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dan 6 perusahaan terpilih memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA), Cash Ratio berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA, Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, Debt to Total Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Secara simultan Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2012. Koefisien determinasi sebesar 30,6%, hal ini berarti variabel likuiditas dan solvabilitas mampu menjelaskan variabel profitabilitas sebesar 30,6% dan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Kata kunci : Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets.

Transcript of ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN...

1

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS

TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh :

Nidya Afrinda

[email protected]

(Fakultas Ekonomi Kampus Palembang, Universitas Sriwijaya)

Hj. Marlina Widayanti, S.E., S.H., M.M., Ph.D.; Drs. H.M.A. Rasyid Hs. Umrie, M.B.A.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh rasio Likuditas (Current Ratio, Cash Ratio, dan

Quick Ratio) dan Solvabilitas (Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt

to Equity Ratio) terhadap Profitabilitas (Return on Assets) pada Perusahaan Makanan dan Minuman

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah 16 perusahaan sub sektor

Makanan dan Minuman. Purposive Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dan 6

perusahaan terpilih memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan

data sekunder dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA), Cash Ratio berpengaruh negatif

namun tidak signifikan terhadap ROA, Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA,

Debt to Total Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap ROA, sedangkan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA. Secara simultan Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total

Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2012. Koefisien determinasi sebesar 30,6%, hal

ini berarti variabel likuiditas dan solvabilitas mampu menjelaskan variabel profitabilitas sebesar 30,6%

dan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Kata kunci : Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity

Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets.

2

ABSTRACT

This research was aimed to investigate the influence of Liquidity Ratio (Current Ratio, Cash Ratio,

and Quick Ratio) and Solvability Ratio (Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, and Long

Term Debt to Equity Ratio) to Profitability (Return on Assets) in the Food and Beverage company

listed at Bursa Efek Indonesia (BEI) period 2006-2012. The population in this research is 16

companies of Food and Beverage sub sector. Purposive Sampling technique is employed and found 6

companies are selected that fulfill the criteria for the research sample. This research uses the secondary

data, and multiple regression is used in this study. The result shows that Current Ratio has negative

and significant influence on Return on Assets (ROA), Cash Ratio has negative but not significant

influence on ROA, Quick Ratio has positive and significant influence on ROA, Debt to Total Assets

Ratio (DAR) and Debt to Equity Ratio (DER) have negative but not significant influence on ROA, and

Long Term Debt to Equity Ratio has positive and significant on ROA. Simultaneously, Current Ratio,

Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) and Long

Term Debt to Equity Ratio (LDER) have significant influence on profitability (ROA). The coefficient

of determination is 30,6%%, it means that liquidity and solvability variables are be able to explain

profitability variable as much as 30,6%, and the rest of 69,4% explained by other variables not include

in the model.

Keywords : Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio,

Long Term Debt to Equity Ratio, and Return on Assets.

3

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa

tahun belakangan ini menunjukkan tren yang

positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS)

menunjukkan, dalam beberapa kurun waktu

terakhir angka pertumbuhan ekonomi

Indonesia masih bertahan di kisaran 6,3%. Jika

dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB), di

mana konsumsi masyarakat merupakan faktor

penyumbang terbesar yang mencapai lebih dari

60%.

Meningkatnya pertumbuhan UKM di

Indonesia ternyata cukup didominasi oleh

industri Makanan dan Minuman. Sejak

beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis

di bidang makanan dan minuman mengalami

pertumbuhan yang sangat signifikan.

Puncaknya terjadi pada tahun 2009 di mana

industri tersebut meningkat dari 2,34% (Tahun

2008) mengalami lonjakan pesat menjadi

11,22% dengan volume penjualan hingga Rp.

555 Triliun (Tahun 2009). Meskipun

peningkatannya sangat tinggi di tahun 2009,

namun pada saat krisis global terjadi pada

tahun 2010, sektor industri Makanan dan

Minuman sempat mengalami penurunan yang

cukup hebat menjadi 2,73% walaupun

omsetnya masih tetap tinggi yaitu menyentuh

angka Rp. 605 Triliun.

Jika perusahaan memutuskan modal kerja

dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat

likuiditas akan terjaga namun kesempatan

untuk memperoleh laba yang besar akan

menurun pada akhirnya berdampak pada

menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika

perusahaan ingin memaksimalkan

profitabilitas, kemungkinan dapat

mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan.

Makin tinggi likuiditas maka semakin baik

posisi perusahaan di mata kreditur oleh karena

itu terdapat kemungkinan yang sangat besar

bahwa perusahaan akan membayar

kewajibannya tepat pada waktunya.

Likuiditas adalah rasio yang

memperhatikan hubungan kas perusahaan dan

aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban

lancarnya (Weston & Brigham, 2010),

demikian juga menurut Malkiel & Xu (2004)

yang menyatakan bahwa likuiditas memainkan

peranan penting terhadap harga suatu aset.

Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil maka

akan menimbulkan illikuid, sedangkan apabila

jumlah aktiva lancar terlalu besar akan

berakibat timbulnya dana yang menganggur

(iddle cash), semua ini berpengaruh kepada

jalannya operasi perusahaan. Selain masalah

tersebut perusahaan juga dihadapkan pada

masalah penentuan sumber dana. Jika

perusahaan menggunakan lebih banyak hutang

dibanding modal sendiri maka tingkat

solvabilitas akan menurun karena beban bunga

yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini

akan berdampak terhadap menurunnya

profitabilitas.

Menurut Munawir (2002), solvabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik

kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjang. Berdasarkan Pecking Order Theory

dari Stewart C. Myers (1984), semakin besar

rasio solvabilitas, menunjukkan bahwa

semakin besar biaya yang harus ditanggung

perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang

4

dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan

profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.

Jadi semakin tinggi solvabilitas perusahaan

maka kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba semakin rendah.

Pengaruh likuiditas dan solvabilitas

terhadap profitabilitas pada perusahaan Real

Estate dan Property Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2012 yang diteliti oleh Erma Risdo

Tohonan Manurung, Gusnardi, Rina Selva

Johan (2012) menunjukkan bahwa secara

simultan likuiditas dan solvabilitas

berpengaruh secara signifikan terhadap

profitabilitas, secara parsial likuiditas tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

dan secara parsial solvabilitas berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Gryglewicz

(2010) yang mengkaji dampak baik likuiditas

dan kekhawatiran solvabilitas pada perusahaan

pembiayaan, menunjukkan hasil adanya

interaksi dalam kebijakan kas yang dinamis di

mana cadangan kas akan meningkatan

profitabilitas dan berkorelasi positif dengan

arus kas, dan menemukan adanya

kekhawatiran bahwa likuiditas menyebabkan

penurunan dispersi spread kredit. Penelitian ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena

pada penelitian kali ini akan meneliti pengaruh

likuiditas dan solvabilitas terhadap

profitabilitas pada perusahaan Makanan dan

Minuman yang terdaftar di BEI periode 2006-

2012.

Penelitian ini dimaksudkan untuk

melakukan pengujian yang lebih lanjut

temuan-temuan empiris mengenai rasio

keuangan, khususnya yang menyangkut

likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Sampel yang dipilih adalah

perusahaan manufaktur khususnya industri

Makanan dan Minuman yang keadaannya tetap

stabil. Pada masa krisis global yang melanda

dunia, termasuk di Indonesia yang dimulai

tahun 2008 banyak perusahaan yang

mengalami kebangkrutan. Namun para pelaku

industri Makanan dan Minuman tetap mampu

berproduksi dan mampu meningkatkan

penjualannya. Misalnya pada perusahaan PT

Delta Djakarta, Tbk., PT Ultrajaya Milk

Industry, Tbk., PT Cahaya Kalbar Tbk., PT

Delta Djakarta Tbk., PT Multi Bintang

Indonesia Tbk., PT Mayora Indah Tbk., PT

Prasidha Aneka Niaga Tbk., PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk., yang selalu

menunjukkan pertumbuhan laba yang positif di

setiap tahunnya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana pengaruh rasio likuiditas dan

solvabilitas secara parsial terhadap rasio

profitabilitas pada Perusahaan Makanan

dan Minuman yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) ?

2) Bagaimana pengaruh rasio likuiditas dan

solvabilitas secara simultan terhadap rasio

profitabilitas pada Perusahaan Makanan

dan Minuman yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) ?

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah media yang dapat

dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

perusahaan yang terdiri dari neraca,

5

perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan,

dan laporan posisi keuangan (Sawir, 2005).

Kieso, Weygandt & Warfield yang

diterjemahkan oleh Salim, E. (2002)

menyatakan, “Laporan keuangan merupakan

sarana komunikasi informasi keuangan utama

kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan

keuangan ini menampilkan sejarah perusahaan

yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Laporan keuangan yang sering disajikan

adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus

kas, dan laporan ekuitas pemilik atau

pemegang saham.”

Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana

kondisi dan kinerja perusahaan, dapat

dilakukan analisis terhadap laporan keuangan

yang dimilikinya. Analisis Laporan Keuangan

menurut Harahap (2001) adalah :

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan

menjadi unit informasi yang lebih kecil dan

melihat hubungannya yang bersifat signifikan

atau yang mempunyai makna antara satu

dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data non kuantitatif dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih

dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat”.

Analisis laporan keuangan berlaku alat

analisis dan teknik untuk laporan keuangan

umum dan data terkait dengan perkiraan dan

kesimpulan yang berguna dalam keputusan

bisnis (Leopold & John, dikutip dalam Irham

Fahmi, 2011).

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Sawir

(2005) adalah :

1) Menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan.

2) Laporan keuangan disusun untuk

memenuhi kebutuhan bersama atau

sebagian besar pemakainya, yang secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan

dari kejadian masa lalu.

3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa

yang dilakukan manajemen atau

pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Keterbatasan Laporan Keuangan

Keterbatasan laporan keuangan yang dimilki

perusahaan yaitu (Kasmir, 2008) :

a. Pembuatan laporan keuangan disusun

berdasarkan sejarah, di mana data-data

diambil dari data masa lalu.

b. Laporan keuangan dibuat untuk umum.

c. Proses penyusunan tidak terlepas dari

taksiran-taksiran dan pertimbangan tertentu.

d. Laporan keuangan bersifat konservatif.

e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh

kepada sudut pandang ekonomi dalam

memandang peristiwa-peristiwa yang

terjadi.

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah analisa

hubungan dari berbagai pos dalam berbagai

laporan keuangan yang merupakan dasar untuk

dapat menginterpretasikan kondisi keuangan

dan hasil operasi suatu perusahaaan (Munawir,

6

2004). Analisis rasio dapat digunakan untuk

membimbing investor dan kreditur untuk

membuat keputusan atau pertimbangan tentang

pencapaian perusahaan dan prospek di masa

datang. Menurut Weston (2001), rasio-rasio

keuangan ini dibagi menjadi enam kelompok,

yakni :

1) Rasio likuiditas

2) Rasio leverage

3) Rasio aktivitas

4) Rasio profitabilitas

5) Rasio pertumbuhan

6) Rasio valuasi

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih

oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain dapat

membayar kembali pencairan dana depositnya

pada saat ditagih serta dapat mencukupi

permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir,

2013: 130). Rasio likuiditas ini terdiri dari

(Kasmir, 2013: 134-142) :

1) Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio = Aktiva Lancar

Utang Lancar x 100% ... (1)

2) Cash Ratio (Rasio Kas)

Cash Ratio = Kas

Utang lancar x 100% ......... (2)

3) Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan

Utang lancar

x 100% .................................................. (3)

4) Cash Turnover Ratio

Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih

Modal Kerja Bersih

x 100% ................................................... (4)

5) Inventory to Net Working Capital

Inventory to NWC =

Persediaan

Aktiva Lancar- Utang Lancar x 100% ....... (5)

Masalah likuiditas berhubungan dengan

masalah kemampuan suatu perusahan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera

harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang

mempunyai kekuatan membayar belum tentu

dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya

yang segera harus dipenuhi. Rasio Likuiditas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio.

Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya

apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan,

baik kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjang (Munawir, 2002: 32).

Menurut Kasmir (2013: 156-163) jenis

Rasio Solvabilitas (Leverage) antara lain :

1) Debt To Assets Ratio (DAR)

DAR = Total Utang

Total Aset x 100% ................... (6)

2) Debt to Equity Ratio (DER)

DER = Total Utang

Ekuitas x 100% .................... (7)

3) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

LDER = Utang Jangka Panjang

Modal Sendiri x 100% .. (8)

4) Time Interest Earned

Time Interest Earned = EBIT

Biaya Bunga

x 100% ................................................... (9)

7

5) Fixed Charge Coverage (FCC)

FCC = EBIT + B. Bunga + Kewajiban Sewa

Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

x 100% ............................................... (10)

Rasio Solvabilitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah Debt to Asset

Ratio.

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas atau sering disebut

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba dengan modal yang

ditanamkan di dalam perusahaan tersebut. Pada

rasio-rasio profitabilitas, seluruh pengukuran

rasio akan menunjukkan kondisi yang lebih

baik jika jumlahnya atau angkanya semakin

besar. Sebaliknya menunjukkan kondisi yang

semakin jelek jika angka rasionya semakin

kecil.

Menurut Bambang Riyanto (2004: 335)

jenis Rasio Profitabilitas antara lain :

1) Gross Profit Margin (GPM)

GPM = Penjualan Netto – HPP

Penjualan Netto x 100% (11)

2) Operating Income Ratio

Operating Income Ratio =

Penjualan Netto – HPP – Biaya-biaya

Penjualan Netto x 100%

............................................................... (12)

3) Operating Ratio

Operating Ratio = HPP + Biaya-biaya

Penjualan Netto x

100% .................................................... (13)

4) Nett Profit Margin (NPM)

NPM = Laba Sesudah Pajak

Penjualan Netto x 100%

............................................................ (14)

5) Return on Total Assets (ROA)

ROA = Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Jumlah Aktiva

x 100% ................................................. (15)

6) Return on Invesment (ROI)

ROI = Laba Sesudah Pajak

Jumlah Aktiva x 100%

............................................................ (16)

7) Return on Equity (ROE)

ROE = Laba Sesudah Pajak

Jumlah Modal Sendiri x 100%

........................................................ (17)

Dalam penelitian ini penulis hanya

memakai satu rasio profitabilitas, yaitu Return

on Assets (ROA).

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Pengaruh Current Ratio terhadap ROA

Rasio lancar adalah ukuran dari likuiditas

jangka pendek, atau perbandingan antara aset

8

lancar dengan kewajiban lancar. Bagi

perusahaan, rasio lancar yang tinggi

menunjukkan likuiditas, tetapi ia juga bisa

dikatakan menunjukkan penggunaan kas dan

aset jangka pendek secara tidak efisien (Ross,

Westerfield & Jordan, 2008).

Nilai likuiditas yang terlalu tinggi

berdampak kurang baik terhadap earning

power karena adanya iddle cash atau

menunjukkan kelebihan modal kerja yang

dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan

kesempatan memperoleh keuntungan (Riyanto,

1996). Dengan demikian sangat dimungkinkan

hubungan CR dengan ROA adalah negatif.

Semakin tinggi CR maka semakin rendah

tingkat ROA, perbandingan terbalik antara

profitabilitas dengan likuiditas (Van Horne &

Wachowicz, 1997). Berdasarkan analisis

tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan

antara CR terhadap ROA.

Pengaruh Cash Ratio terhadap ROA

Cash Ratio adalah alat pengukur likuiditas

suatu perusahaan. Likuiditas yang minimum

harus dipelihara oleh setiap perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi

pula tingkat likuiditasnya. Likuiditas yang

tinggi mengakibatkan kas menganggur yang

tinggi, hal tersebut tentu saja tidak

menguntungkan bagi perusahaan dan sebagai

akibatnya profitabilitas perusahaan akan

rendah. Meningkatnya Cash Ratio

menagkibatkan menurunnya pendapatan dan

laba, maka hubungan Cash Ratio terhadap

ROA adalah negatif. Berdasarkan analisis

tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan

antara Cash Ratio terhadap ROA.

Pengaruh Quick Ratio terhadap ROA

Quick Ratio berkonsentrasi terutama hanya

pada aktiva lancar yang lebih likuid (kas,

sekuritas yang dapat diperjualbelikan) dan

piutang, yang hubungannya dengan obligasi

jangka pendek. Menurut Hanafi (2003), rasio

yang rendah menunjukkan likuiditas jangka

pendek yang rendah, sebaliknya rasio yang

tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar

(likuiditas tinggi dan risiko rendah).

Tingkat likuiditas yang semakin tinggi

maka kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya semakin besar. Hal ini dapat

meningkatkan kredibilitas perusahaan yang

akan menimbulkan reaksi positif dari investor

dan menyebabkan bertambahnya permintaan

terhadap saham. Dari analisis tersebut dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut :

H3 : Quick Ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA.

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio

terhadap ROA

Menurut Van Horne (2009), semakin tinggi

rasio Debt to Total Asset, semakin besar risiko

keuangannya. Peningkatan risiko yang

dimaksud adalah kemungkinan terjadinya

default (gagal bayar) karena perusahaan terlalu

banyak melakukan pendanaan aktiva dari

hutang. Berdasarkan Pecking Order Theory,

semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa

semakin besar biaya yang harus ditanggung

perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang

9

dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan

profitabilitas (ROA) yang dimiliki oleh

perusahaan. Dari uraian di atas dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut :

H4 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan

Debt to Total Assets Ratio terhadap ROA.

Pengaruh Debt to Total Equity Ratio

terhadap ROA

Tinggi rendah DER akan mempengaruhi

tingkat pencapaian ROA yang dicapai oleh

perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh

pinjaman (cost of debt) lebih kecil daripada

biaya modal sendiri (cost of equity), maka

sumber dana yang berasal dari pinjaman atau

hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan

laba (meningkatkan Return on Asset) demikian

sebaliknya (Brigham, 2001).

Hutang mempunyai dampak yang buruk

terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat

hutang yang semakin tinggi berarti beban

bunga akan semakin besar yang artinya

mengurangi keuntungan. Semakin tinggi DER

menunjukkan semakin besar beban perusahaan

terhadap pihak luar, hal ini sangat

memungkinkan menurunkan kinerja

perusahaan. Maka pengaruh antara DER

dengan ROA adalah negatif (Brigham &

Houston, 2001). Berdasarkan uraian di atas

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H5 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan

antara DER terhadap ROA.

Pengaruh Long Term Debt to Equity Ratio

terhadap ROA

Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

merupakan perbandingan antara hutang jangka

panjang terhadap modal perusahaan

(pemegang saham). Semakin rendah rasio akan

semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka panjang.

Hutang membawa risiko karena setiap

hutang pada umumnya akan menimbulkan

keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam

bentuk kewajiban membayar bunga serta

cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.

Menurut Kuswadi (2004) perusahaan dengan

kewajiban yang terlampau banyak akan

mengalami kesulitan untuk mendapatkan

tambahan dana dari luar. Berdasarkan uraian di

atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H6 : Terdapat pengaruh negatif antara LDER

terhadap ROA

III. METODOLOGI PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan

Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan yang tergabung dalam Industri

Makanan dan Minuman periode mulai tahun

2006 hingga tahun 2012 atau populasinya

sebanyak enam belas perusahaan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 6

perusahaan Makanan dan Minuman.

Teknik penarikan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Purposive

Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Kriteria pertimbangan

tertentu tersebut adalah :

10

1) Perusahaan Industri Makanan dan

Minuman yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia periode 2006-2012.

2) Tersedia laporan keuangan lengkap dan

publikasi tahun 2006-2012 yang terdiri dari

: neraca, laporan laba/rugi dan saldo laba,

laporan perubahan ekuitas, laporan

kewajiban penyediaan modal minimum,

laporan kualitas aktiva produktif dan

informasi lainnya, dan catatan atas laporan

keuangan.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain Analisis Statistik

Deskriptif untuk mendeskripsikan data yang

dilihat dari mean, median, standar deviasi, nilai

minimum, dan nilai maksimum. Uji Asumsi

Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji

Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan

Uji Autokorelasi. Persamaan regresi dalam

penelitian ini adalah : ROA = a + b Current

Ratio + b Cash Ratio + b Quick Ratio + b

Debt to Total Assets Ratio + b Debt to Equity

Ratio + b Long Term Debt to Equity Ratio +

e. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan

dengan Analisis Koefisien Determinasi, Uji

Statistik F (F-Test) untuk menunjukkan apakah

semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen, serta Uji

Statistik t (t-Test) untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif

dengan menggunakan software SPSS versi 17

untuk sampel (N) 42, diperoleh informasi

sebagai berikut :

1) Variabel Current Ratio menunjukkan nilai

maksimum sebesar 7,35 (735%), nilai

11

minimum sebesar 0,53 (53%), nilai mean

sebesar 1,8210 (182,10%), dan nilai standar

deviasi sebesar 1,23455 (123,455%) .

2) Variabel Cash Ratio menunjukkan nilai

maksimum sebesar 1,30 (130%), nilai

minimum sebesar 0,01 (1%), nilai mean

sebesar 0,3840 (38,40%), dan nilai standar

deviasi sebesar 0,30400 (30,40%).

3) Variabel Quick Ratio menunjukkan nilai

maksimum sebesar 5,26 (526%), nilai

minimum sebesar 0,34 (34%), nilai mean

sebesar 1,2240 (122,40%) dan nilai standar

deviasi sebesar 0,91967 (91,967%).

4) Variabel Debt to Assets Ratio menunjukkan

nilai maksimum sebesar 0,89 (89%), nilai

minimum sebesar 0,20 (20%), nilai mean

sebesar 0,5469 (54,69%), dan nilai standar

deviasi sebesar 0,12858 (12,858%).

5) Variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan

nilai maksimum sebesar 8,44 (844%), nilai

minimum sebesar 0,25 (25%), nilai mean

sebesar 1,5329 (153,29%), dan nilai standar

deviasi sebesar 1,26255 (126,255%).

6) Variabel Long Term to Equity Ratio

menunjukkan nilai maksimum sebesar 8,10

(810%), nilai minimum sebesar 0,04 (4%),

nilai mean sebesar 0,7976 (79,76%), dan

nilai standar deviasi sebesar 1,23833

(123,833%).

7) Variabel Return on Assets (ROA)

menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,42

(42%), nilai minimum sebesar 0,03 (3%),

nilai mean sebesar 0,1138 (11,38%), dan

nilai standar deviasi sebesar 0,09085

(9,085%).

Hasil Uji Normalitas

Hasil perhitungan nilai Kolmogorov untuk

model regresi yang diperoleh adalah sebesar

0,183 dengan probability (p-value) sebesar

0,120. Karena nilai probability uji

Kolmogorov model lebih besar dari tingkat

kekeliruan 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa nilai residual dari model regresi

berdistribusi normal.

Dengan melihat tampilan grafik normal P

Plot of Regression Statistic dapat terlihat titik-

titik menyebar di sekitar diagonal, serta

penyebarannya mengikuti garis diagonal.

Grafik menunjukkan bahwa model regresi

layak dipakai karena memenuhi asumsi

normalitas.

Hasil Uji Multikolinearitas

12

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh hasil

perhitungan tidak ada variabel yang memiliki

nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan nilai

Tolerance pada masing-masing variabel di atas

0,1. Kondisi ini menunjukkan bahwa model

regresi terbebas dari masalah multikolinearitas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui

bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang

tidak beraturan di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada

model regresi penelitian ini.

Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut diketahui

nilai DW sebesar 0,940 berada dalam rentang

dU dan 4-du yaitu di daerah tidak ada

autokorelasi, atau dengan menggunakan

kriteria bahwa nilai DW tersebut berada di

antara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan tidak

terjadi autokorelasi dalam model regresi

penelitian ini.

Analisis Regresi

Dari perhitungan koefisien regresi di atas

dapat diketahui bahwa persamaan regresi

berganda untuk data penelitian yang digunakan

ini adalah sebagai berikut :

ROA = 0,219 – 0,098 CURRENT RATIO –

0,016 CASH RATIO + 0,105

QUICK RATIO – 0,103 DAR –

0,021 DER + 0,05 LTD to EQUITY

RATIO

Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui

nilai Adjusted R Square sebagai koefisien

determinasi sebesar 0,306. Koefisien

determinasi tersebut menggambarkan bahwa

variabel Current Ratio, Cash Ratio, Quick

Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Debt to total

Equity Ratio dan Long Term to Equity Ratio

mampu menjelaskan variabel perofitabilitas

(ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012 sebesar 30,6%, sedangkan

sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini.

13

Hasil Uji Statistik F (F-Test)

Tabel 4.7 menunjukkan nilai F sebesar

4,011 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004.

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95%, α = 5%, df 1 = 6 dan df 2 = 35, diperoleh

F tabel sebesar 2,485. Karena F hitung > F

tabel (4,011 > 2,485) dan nilai signifikansi < α

(0,004 < 0,05), maka dapat diartikan bahwa

variabel Current Ratio, Cash Ratio, Quick

Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Debt to total

Equity Ratio dan Long Term to Equity Ratio

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel Profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012.

Hasil Uji Statistik t (t-Test)

Berdasarkan hasil Uji Statistik t yang

terlihat pada Tabel 4.8 maka dapat dilakukan

analisis pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen

sebagai berikut :

a. Variabel Current Ratio

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Curret Ratio sebesar -3,552

dengan nilai signifikansi sebesar 0,01.

Karena nilai t hitung bertanda negatif dan

nilai signifikansi sebesar 0,01 < dari tingkat

sigifikansi 0,05 (α), maka kesimpulannya

Ho ditolak dan H1 (Terdapat pengaruh

negatif dan signifikan antara Current Ratio

terhadap ROA) diterima. Hal ini berarti

bahwa variabel Current Ratio secara parsial

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006- 2012.

b. Variabel Cash Ratio

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Cash Ratio sebesar -0,350

dengan nilai signifikansi sebesar 0,728.

Karena nilai t hitung bertanda negatif dan

nilai signifikansi sebesar 0,728 > dari

tingkat signifikansi 0,05 (α), maka

kesimpulannya Ho ditolak dan H2

(Terdapat pengaruh negatif dan signifikan

antara Cash Ratio terhadap ROA) diterima

namun pengaruhnya tidak signifikan. Hal

ini berarti bahwa variabel Cash Ratio

secara parsial berpengaruh negatif namun

tidak signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman

yang terdaftar di Burs Efek Indonesia (BEI)

periode 2006- 2012.

c. Variabel Quick Ratio

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Quick Ratio sebesar 2,766

dengan nilai signifikansi sebesar 0,009.

Karena nilai t hitung sebesar 2,766 > t

14

tabel sebesar 2,030 dan nilai signifikansi

sebesar 0,009 < dari tingkat sigifikansi

0,05 (α) maka kesimpulannya Ho ditolak

dan H3 (Quick Ratio berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ROA) diterima. Hal

ini berarti bahwa variabel Quick Ratio

secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2006-2012.

d. Variabel Debt to Total Assets Ratio (DAR)

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Debt to Total Assets Ratio

sebesar -0,685 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,498. Karena nilai t hitung

bertanda negatif dan nilai signifikansi

sebesar 0,498 > dari tingkat sigifikansi 0,05

(α) maka kesimpulannya Ho ditolak dan H4

(DAR berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA) diterima namun

pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini

berarti bahwa variabel DAR secara parsial

berpengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-

2012.

e. Variabel Debt to Total Equity Ratio (DER)

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Debt to Total Equity Ratio

sebesar -0,779 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,441. Karena nilai t hitung

bertanda negatif dan nilai signifikansi

sebesar 0,441 > dari tingkat sigifikansi 0,05

(α) maka kesimpulannya Ho ditolak dan H5

(DER berpengaruh negatif terhadap ROA)

diterima namun pengaruhnya tidak

signifikan. Hal ini berarti bahwa variabel

DER secara parsial berpengaruh negatif

namun tidak signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006-2012.

f. Variabel Long Term Debt to Equity Ratio

Dari hasil output SPSS diperoleh t hitung

untuk variabel Long Term to Equity Ratio

sebesar 2,206 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,034. Karena nilai t hitung sebesar

2,206 > t tabel sebesar 2,030 dan nilai

signifikansi sebesar 0,034 < dari tingkat

sigifikansi 0,05 (α) maka kesimpulannya

Ho ditolak dan H6 (Long Term to Equity

Ratio berpengaruh positif terhadap ROA)

diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

Long Term to Equity Ratio secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2006-2012.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Current Ratio terhadap

Profitabilitas

Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa

Current Ratio secara parsial berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012. Hal ini berarti hipotesis

yang menyatakan bahwa Current Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan dapat diterima.

15

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang oleh Fitri Linda Rahmawati

(2009) dan Budi Priharyanto (2009) yang

menemukan bahwa Current Ratio berpengaruh

negatif terhadap ROA, namun tidak sejalan

dengan hasil penelitian oleh F. Yeni

Indryawati S (2008). Semakin besar rasio

lancar, maka menunjukkan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Hal ini

menunjukkan perusahaan melakukan

penempatan dana yang besar pada sisi aktiva

lancar. Penempatan dana yang terlalu besar

pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat

berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan

semakin baik. Namun di sisi lain, perusahaan

kehilangan kesempatan untuk mendapatkan

tambahan laba, karena dana yang seharusnya

digunakan untuk investasi yang

menguntungkan, dicadangkan untuk memenuhi

likuiditas.

Pada penelitian ini, Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) memiliki Current Ratio yang

rendah yang berarti bahwa semakin

produktifnya aset yang dimiliki perusahaan

sehingga efektivitasnya meningkat ditandai

dengan meningkatnya return. Pengaruh yang

negatif Current Ratio terhadap ROA, sesuai

dengan teori yang disampaikan oleh Horne dan

Wachowicz (2009) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berbanding terbalik dengan

likuiditas. Semakin besar dana yang

ditempatkan untuk memenuhi likuiditas

perusahaan, maka perusahaan dapat kehilangan

kesempatan untuk mendapatkan tambahan

dana karena dana yang dimiliki tidak

menghasilkan keuntungan.

Pengaruh Cash Ratio terhadap Profitabilitas

Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Cash

Ratio secara parsial berpengaruh negatif

namun tidak signfikan terhadap profitabilitas

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012. Hal ini berarti hipotesis

yang menyatakan bahwa Cash Ratio

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas

perusahaan dapat diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Dwi Ismawati (2009) yang

menemukan bahwa secara parsial Cash Ratio

berpengaruh negatif terhadap ROA

perusahaan, namun tidak sejalan dengan hasil

penelitian oleh Ahmad Radoni (2010).

Meningkatnya Cash Ratio mengakibatkan

menurunnya pendapatan dan laba, maka

hubungan Cash Ratio dan ROA adalah negatif.

Likuiditas yang tinggi akan mengakibatkan kas

menganggur tinggi, hal tersebut tentu saja

tidak menguntungkan perusahaan dan sebagai

akibatnya profitabilitas akan rendah.

Pengaruhnya yang tidak signifikan

menunjukkan bahwa semakin tinggi Cash

Ratio semakin tinggi pula kemampuan

likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas yang

semakin tinggi maka kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya semakin besar. Dengan demikian

analisis yang dapat diberikan adalah bahwa

Cash Ratio yang sangat tinggi akan

menurunkan profitabilitas perusahaan, namun

apabila Cash Ratio meningkat dengan wajar

16

akan membantu kemampuan likuiditas

perusahaan tersebut.

Pengaruh Quick Ratio terhadap

Profitabilitas

Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Quick

Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006-2012. Hal ini

berarti hipotesis yang menyatakan bahwa

Quick Ratio berpengaruh positif dan

signifikam terhadap nilai perusahaan dapat

diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Irma Julita (2011) dan Putri

Lestari Rajeki (2011) yang menemukan bahwa

Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA perusahaan. Quick Ratio adalah

kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang yang harus segera dipenuhi dengan

aktiva lancar yang lebih likuid. Menurut

Hanafi (2003), rasio yang rendah menunjukkan

likuiditas jangka pendek yang rendah,

sebaliknya rasio yang tinggi menunjukkan

kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan

risiko rendah). Tingkat likuiditas yang semakin

tinggi maka kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya semakin besar. Hal ini dapat

meningkatkan kredibilitas perusahaan yang

akan menimbulkan reaksi positif dari investor

dan menyebabkan bertambahnya permintaan

terhadap saham.

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio (DAR)

terhadap Profitabilitas

Dari hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa

Debt to Total Assets Ratio (DAR) secara

parsial berpengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2006- 2012. Hal

ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa

Debt to Total Assets Ratio berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas perusahaan dapat

diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Ferli Herdinanto, R. Gatot Heru

Pranjoto dan Purnamawati (2013) yang

menemukan bahwa secara parsial Debt to Total

Assets Ratio memiliki pengaruh yang negatif

terhadap ROA perusahaan, namun tidak

sejalan dengan hasil penelitian oleh Dienan

Yahya, Syarief (2012). Semakin tinggi rasio

Debt to Total Assets, semakin besar risiko

keuangannya. Peningkatan risiko yang

dimaksud adalah kemungkinan terjadinya

default karena perusahaan terlalu banyak

melakukan pendanaan aktiva dari hutang.

Dengan adanya risiko gagal bayar, maka biaya

yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mengatasi masalah ini semakin besar. Adanya

pengaruh yang tidak signifikan dapat diartikan

bahwa di sisi lain tingginya rasio Debt to Total

Assets mengindikasikan adanya dana besar dari

sumber hutang yang dapat dimanfaatkan dalam

operasional perusahaan dalam meningkatkan

profitabilitas. Dengan demikian analisis yang

dapat diberikan adalah bahwa DAR yang

sangat tinggi akan menurunkan profitabilitas

perusahaan karena meningkatnya biaya bunga

17

dan resiko gagal bayar, namun apabila DAR

meningkat dengan wajar akan membantu

kemampuan pendanaan operasional

perusahaan tersebut dalam rangka

meningkatkan profitabilitas.

Pengaruh Debt to Total Equity Ratio (DER)

terhadap Profitabilitas

Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Debt

to Total Equity Ratio (DER) secara parsial

berpengaruh negatif namun tidak signifikan

terhadap profitabilitas Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006-2012. Hal ini

berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Debt

to Total Equity Ratio berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas perusahaan dapat

diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Fitri Linda Rahmawati (2009),

Raditya Jatismara (2011) serta Resti Susanti,

Elfiswandi dan Lusiana (2013) yang

menemukan bahwa secara parsial DER

berpengaruh negatif terhadap ROA

perusahaan, namun tidak sejalan dengan hasil

penelitian oleh Budi Priharyanto (2009) .

Hasil penelitian ini mengindikasikan

bahwa hutang berbanding terbalik dengan

ROA. Pada saat Debt to Total Equity Ratio

rendah, hutang rendah maka profitabilitas

perusahaan meningkat karena perusahaan tidak

harus menanggung beban bunga dan

mengurangi resiko financial distress. Semakin

tinggi persentase DER menunjukkan bahwa

jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan

lebih besar daripada modal, sehingga biaya

bunga yang ditanggung oleh perusahaan untuk

pemenuhan kewajiban akan semakin besar, di

sisi lain resiko kebangkrutan dan kemungkinan

gagal bayar meningkat (Van Horne dan

Wachowicz : 2005). Apabila hal tersebut

terjadi, maka akan berdampak pada

menurunnya perolehan profitabilitas

perusahaan. Adanya pengaruh yang tidak

signifikan dapat diartikan bahwa di sisi lain

tingginya rasio DER mengindikasikan adanya

dana besar dari sumber hutang yang dapat

dimanfaatkan dalam operasional perusahaan

dalam meningkatkan profitabilitas. Dengan

demikian analisis yang dapat diberikan adalah

bahwa DER yang sangat tinggi akan

menurunkan profitabilitas perusahaan karena

meningkatnya biaya bunga dan resiko gagal

bayar, namun apabila DER meningkat dengan

wajar akan membantu kemampuan pendanaan

operasional perusahaan tersebut dalam rangka

meningkatkan profitabilitas.

Pengaruh Long Term Debt to Equity Ratio

terhadap Profitabilitas

Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Long

Term Debt to Equity Ratio berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006- 2012. Hal ini berarti hipotesis

yang menyatakan bahwa Long Term Debt to

Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan tidak dapat diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian oleh Evi Juliana (2012) yang

menemukan bahwa adanya pengaruh positif

yang signifikan antara Long Term Debt to

Equity Ratio dengan ROA, namun tidak

18

sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyu

Suciningsih (2011).

Long Term Debt to Equity Ratio yang

tinggi dapat memberikan peluang bagi

perusahaan untuk melalukan perputaran dana

dari sumber hutang jangka panjang secara

lebih leluasa demi tercapainya profitabilitas

yang baik. Bila kewajiban dapat dimanfaatkan

dengan efektif dan laba yang didapat cukup

untuk menutupi atau membayar beban bunga

pada periode yang berjalan, maka laba yang

diberikan kepada pemegang saham dapat

dijelaskan melalui leverage keuangan.

Leverage keuangan tercipta ketika laba bersih

perusahaan meningkat akibat penggunaan

pinjaman yang memberikan beban bunga.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Current Ratio secara parsial berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006-2012.

2) Cash Ratio secara parsial berpengaruh

negatif namun tidak signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) Perusahaan Makanan

dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2006-2012.

3) Quick Ratio secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2006-2012.

4) Debt to Total Assets Ratio (DAR) secara

parsial berpengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012.

5) Debt to Total Equity Ratio (DER) secara

parsial berpengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012.

6) Long term Debt to Equity Ratio (LDER)

secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012.

7) Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio,

Debt to Total Asset Ratio, Debt to total

Equity Ratio dan Long Term to Equity Ratio

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel Profitabilitas (ROA)

Perusahaan Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2006-2012.

Saran

1) Bagi Manajemen, dalam rangka

meningkatkan profitabilitas perusahaan,

pihak manajemen harus memperhitungkan

komposisi-komposisi Current Ratio, Cash

Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets

Ratio, Debt to Total Equity Ratio, Long

Term Debt to Equity Ratio dan ROA.

Karena rasio tersebut dapat digunakan oleh

para investor sebagai pertimbangan

sebelum melakukan investasi pada

perusahaan. Karena apabila rasio- rasio

tersebut dalam kondisi optimal, maka

19

kinerja operasional dan profitabilitas akan

meningkat.

2) Bagi Para Investor, perusahaan yang baik

adalah perusahaan yang mampu

menghasilkan profit besar, meskipun

dengan current ratio yang rendah. Artinya

perusahaan tersebut efisien dan efektif

dalam pengelolaan sumber daya. Kemudian

dengan Debt to Equity Ratio yang rendah,

perusahaan tersebut mampu menutup

semua kebutuhan modalnya dengan modal

sendiri. Sehingga investor sebaiknya juga

melihat perusahaan dari rasio-rasio tersebut,

karena mengindikasikan kinerja

perusahaan. Profit merupakan cerminan

dari kinerja perusahaan, maka dari itu

investor dan manajer hendaknya

mempertimbangkan informasi yang terkait

dengan kinerja keuangan perusahaan

terutama Current Ratio, Cash Ratio, Quick

Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt to

Total Equity Ratio, Long Term Debt to

Equity Ratio yang berpengaruh pada

peningkatan profit.

3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan

melakukan penelitian lanjutan dengan

memperluas sampel dan data penelitian.

Misalnya dengan menggunakan periode

pengamatan yang lebih panjang serta

menambahkan variabel independen lain

yang diduga mempengaruhi profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rodoni & Herni Ali. 2010.

Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit

Mitra Wacana Media.

Ananingsih, Puji. 2007. Analisis pengaruh

Current Ratio, Quick Ratio, Receivable

Turnover dan Cash Turnover terhadap

Rentabilitas pada KPRI USP Kabupaten

Temanggung Tahun 2003- 2005. Skripsi.

UNDIP Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen

Penelitian. Jakarta: Penerbit PT Rineka

Cipta.

Brealey, Myers & Marcus. 2008. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan.

Jakarta: Erlangga.

Eugene, Brigham F. & Weston JF. 2001.

Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid

kesatu. Edisi kesembilan. Jakarta:

Erlangga.

Eugene, Brigham F. & Houston Joul F. 2007.

Essentials of Financial Managemen.

Thomson Learning. Jakarta: Salemba

Empat.

Eugene, Brigham F. & Houston Joul F. 2009.

Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi

10. Jakarta: Salemba Empat.

Eugene, Brigham F. Eugene & Houston Joul F.

2010. Dasar- dasar Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan

Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Gitman, Lawrwnce J. 2006. Principles of

Managerial Finance. Eleventh Edition,

New Jersey: Pearson Education. Inc

20

Gryglewicz, Sebastian. 2010. A theory of

corporate financial decisions with

liquidity and solvency concerns.

Guimaraes, Andre Luiz de Souza & Valcemiro

Nossa. 2010. “Working Capital,

Profitability, Liquidity, and solvency of

healthcare insura ce companies”.

Brazilian Business Review, v.7, n 2.

Hanafi, Mamhud. 2003. Manajemen Keuangan

Internasional. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori

Akuntansi: Laporan Keuangan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis

atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Herdinanto, Ferli R Gatot Heru Pranjoto &

Purnamawati. 2013. Pengaruh Debt to

Total Asset Ratio dan Current Ratio

terhadap Return On Asset pada

Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

Jurnal. Universitas Trunojoyo, Madura.

Horne, James C Van. 2005. Accounting

Economics. Jakarta: Translation Penerbit

PT. Gramedia Pustaka Umum.

Horne, James C Van & John M. Wachowicz,

JR. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Horngren, Charles T., Harrison, Walter T.,

Bamber, & Linda S. 2002. Accounting

(International Edition). 5th Edition.

Prentice Hall Inc., New Jersey.

Ismawati, Dwi. 2009. Pengaruh Financing to

Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR),

Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Dana

Pihak Ketiga terhadap Tingkat

Profitabilitas pada PT. Bank Syariah

Mandiri, Tbk., Periode 2006- 2008.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga, Yogyakarta.

Jatismara, Raditya. 2011. Analisis Pengaruh

TATO, DER, Dividen, Sales, dan Current

Ratio terhadap Return On Asset. (Studi

pada Perusahaan Manufaktur yang Listed

di BEI periode 2008- 2010). Skripsi.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Julita, Irma. 2011. “Pengaruh Likuiditas

Terhadap Profitabilitas pada Sektor

Perbankan yang Terdaftar di BEI”.

Jurnal, Universitas Negeri Padang,

Padang.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: Erlangga.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keown, Arthur J. Martin, John D. Petty, J

William & Scott David F JR. 2005.

Financial Management, Principles and

Applications. Ten Edition. New Jersey:

Pearson Education.

Keown. 2008. Manajemen Keuangan. Jakarta:

PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kieso, Donald E. Jerry J.Weygandt & Terry

D.Warfield, 2001. “Intermediate

Accounting”. 10th edition, diterjemahkan

oleh Salim, Emil. 2002. Akuntansi

Intermediate. Jilid Dua, Edisi Kesepuluh.

Jakarta: Erlangga.

Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan

Karyawan. Jakarta: Penerbit PT Elex

Media Komputindo.

Malkiel, B. G. & Xu, Y. X. 2004. Idiosyncratic

Risk and Security Returns, Working

21

Papers, The Annual Meetings of the

American Finance Association.

Manurung, Erma Risdo Tohonan, Gusnardi &

Rina Selva Johan. 2012. “Pengaruh

Likuiditas dan Solvabilitas terhadap

Profitabilitas untuk Study Kasus pada

Perusahaan Real Estate dan Property

Bursa Efek Indonesia Tahun 2005- 2012”.

Jurnal Pendidikan Ekonomi. FKIP

Universitas Riau.

Martono, Cyrillius. 2002. “Analisis Pengaruh

Profitabiilitas Industri, Rasio Leverage

Keuangan Tertimbang dan Intensitas

Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar

terhadap ROA dan ROE Perusahaan

Manufaktur yang Go Public di

Indonesia”. Jurnal Akuntansi &

Keuangan. Vol. 4 No. 2 November 2002

Hal. 126–140.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan

(Edisi ke-4). Yogyakarta: Liberti.

Munwir, S. 2004. Analisis Rasio Keuangan.

Yogyakarta: Penerbit Liberti.

Myers, Stewart C. 1984. “the Capital Structure

Puzzle”. the Journal of Finance. 39/3,

575 – 592.

Nugroho, Setyo Budi. 2010. “Analisis

Pengaruh Efesiensi Modal Kerja,

Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap

Profitabilitas”. Jurnal Ilmu Administrasi

Bisnis.

Nyabwanga, Robert Nyamao, Dr.Ojera Patrick,

Otieno Simeyo & Nyakundi Finlay

Nyanyuki. 2013. “An Empirical Analysis

of the Liquidity, Solvency and Financial

Healt of Small and Medium Sized

Enterprises in Kisii Municipality, Kenya”.

European Journal of Business and

Management. ISSN 2222-1905 (Paper)

ISSN 2222-2839 (Online) Vol.5, No.8,

2013.

Pasaribu, Hiras & Rosa Luxita Sari. 2011.

“Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan

LDR terhadap Profitabilitas”. Jurnal

Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 4. No. 2

Juli 2011 Hal. 114- 125.

Prihadi, Toto. 2008. Analisis Rasio Keuangan.

Jakarta: PPM.

Priharyanto, Budi. 2009. Analisis Pengaruh

Current Ratio, Inventory Turnover, Debt

to Equity Ratio, dan Size terhadap

Profitabilitas (studi pada Perusahaan Food

and Beverage dan Perusahaan Consumer

Goods yang Listed di BEI Periode 2005-

2007. Tesis. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit

MediaKom.

Puspita, Novita Santi. 2011. Analisis Pengaruh

Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan,

Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009

(Studi Kasus pada Sektor Industri Food

and Beverages). Skripsi. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Rahmawati, Fitri Linda. 2009. Pengaruh

Current Ratio, Inventory Turnover, dan

Debt to Equity Ratio terhadap Return On

Asset (Studi pada Perusahaan Food and

Beverage yang Listing di BEI Tahun

22

2007-2009). Jurnal, Universitas Negeri

Malang.

Rajeki, Putri Lestari. 2011. Pengaruh CAR,

QR, NPA, BPO, dan FDR terhadap

Tingkat Profitabilitas Perbankan Syariah

di Indonesia. STEKPI Jakarta.

Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar

Pembelajaran Perusahaan. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Penerbit Yayasan Badan

Penerbit Gajah Mada.

Rizkavtri, Shinta. 2012. “Pengaruh Leverage,

Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Real Estate dan Property

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-2011”. Jurnal, Universitas

Riau, Pekanbaru.

Ross, Westerfield & Jordan. 2008. Pengantar

Keuangan Perusahaan (Corporate

Finance Fudamental), Edisi Kedelapan.

Jakarta: Salemba Empat.

S, F Yeni Indryawati. 2008. “Analisis

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio

Aktivitas, dan Rasio Leverage terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris

pada Perusahaan Property dan Real Estate

yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2004-

2006). Jurnal, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2001. Statistik Multivariat.

Jakarta: Penerbit PT Elex Media

Komputindo.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan

(Teori Aplikasi). Yogyakarta: BPFE.

Sawir, Agnes. 2005. Analisa kinerja Keuangan

dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sibuea, Evi Juliana. 2012. Pengaruh Leverage

terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Non Keuangan yang terdaftar di BEI.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Siwi. 2005. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal

Kerja, Likuiditas, Solvabilitas terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Property.

Skripsi.

Subekti, Imam & Indra Wijaya Kusuma. 2001.

“Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi

dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen

Perusahaan, serta Implikasinya pada

Perubahan ROA”. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, Vol. 4, No. 1: 44 – 63

Suciningsih, Wahyu. 2011. Pengaruh

Keputusan Pendanaan terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Perbankan di

Indonesia. Skripsi. Universitas Sebelas

Maret.

Sugiarso, G & F. Winarni. 2005. Manajemen

Keuangan. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualittatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanti, Resti. 2013. “Pengaruh Current Ratio,

Inventory Turnover, dan Debt to Equity

Ratio terhadap Return on Asset pada

Perusahaan Food and Beverages yang

Listing di BEI”. Jurnal. Universitas Putra

Indonesia YPTK, Padang.

Syarief, Dienan Yahya. 2012. Analisis

Pengaruh Leverage keuangan terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan

Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI.

Skripsi. Universitas Hasanuddin,

Makassar.

23

Weston, J.F & Copeland. 2008. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan Jilid II. Jakarta:

Erlangga.

Weston, J.Fred. & Eugene F. Brigham, 2010.

Dasar-dasar manajemen Keuangan.

Jakarta: Erlangga.

www.idx.co.id