1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di ...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia sekarang sangat banyak hal yang mendukung dalam perkembangan pembangunan nasional, ini ditandai dengan semakin meningkatnya serta canggihnya teknologi dan pengetahuan yang berkembang saat ini. Dengan perkembangan tersebut maka semakin cepat jugalah proses yang diinginkan tercapai. Namun demikian pemerintah tidak boleh juga lengah dalam mengawasi perkembangan teknologi dan pengetahuan ini, karena ini juga akan bisa berdampak negatif bagi pemerintah itu sendiri apabila tidak diawasi dengan baik. Dan dampak terburuknya adalah bisa menghabat pembagungan nasional itu sendiri. Salah satu kemajuan tersebut adalah berkembang pesatnya hak kekayaan intelektual diindonesia, hal ini tentunya akan membantu berkembangan indonesia juga. Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang berkenaan dengan kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia.Kemampuan tersebut dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.Secara umum hak kekayaan intelektual terdiri dari dua hal yaitu hak kekayaan industri dan Hak Cipta. 1 Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia Sistem HKI merupakan hak privat (private rights).Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau 1 Muhammad Ahkam Subroto & Suprapedi, Pengenalan HKI: Konsep Intelektual untuk Penumbuhan Inovasi, (PT. Macanan Jaya Cemerlang, Indonesia , 2008) h. 14.

Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia sekarang sangat banyak hal yang mendukung dalam

perkembangan pembangunan nasional, ini ditandai dengan semakin

meningkatnya serta canggihnya teknologi dan pengetahuan yang berkembang

saat ini. Dengan perkembangan tersebut maka semakin cepat jugalah proses

yang diinginkan tercapai. Namun demikian pemerintah tidak boleh juga

lengah dalam mengawasi perkembangan teknologi dan pengetahuan ini,

karena ini juga akan bisa berdampak negatif bagi pemerintah itu sendiri

apabila tidak diawasi dengan baik. Dan dampak terburuknya adalah bisa

menghabat pembagungan nasional itu sendiri.

Salah satu kemajuan tersebut adalah berkembang pesatnya hak

kekayaan intelektual diindonesia, hal ini tentunya akan membantu

berkembangan indonesia juga. Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang

berkenaan dengan kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual

manusia.Kemampuan tersebut dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu

pengetahuan, seni dan sastra.Secara umum hak kekayaan intelektual terdiri

dari dua hal yaitu hak kekayaan industri dan Hak Cipta.1

Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau

lahir karena kemampuan intelektual manusia Sistem HKI merupakan hak

privat (private rights).Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau

1 Muhammad Ahkam Subroto & Suprapedi, Pengenalan HKI: Konsep Intelektual untuk

Penumbuhan Inovasi, (PT. Macanan Jaya Cemerlang, Indonesia , 2008) h. 14.

2

mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eklusif yang diberikan

Negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan

sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya

(kreativitas) nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut

mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan

masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI

menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk

kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya

lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. 2

Perlindungan terhadap HKI sama pentingnya dengan perlindungan

terhadap kepentingan ekonomi, terutama dalam perdagangan Internasional.

Hal ini karena selanjutnya pertikaian HKI sudah tidak lagi menjadi masalah

teknis hukum, tetapi juga menyangkut masalah pertikaian bisnis dan

perengkuhan keuntungan.3

Objek Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia yang sudah

dilindungi oleh hukum, Salah satu diantaranya adalah Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu (DTLST). Di dalam sistem hukum HKI, DTLST relatif masih

baru. Bahkan, saat ini pun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum

mengetahui secara pasti apa yang dimaksud dengan DTLST.Bagaimana

penerapan Undang-Undang No. 32 tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu di Indonesia? Apa obyek dan apa peran DTLST dalam sistem

hukum HKI ? Hal ini dapat dimengerti karena undang-undang

2 https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_Intelektual, diakses Tanggal 12 September 2017

Pukul : 10.00 3 Suyud Margono & Amir Angkasa, Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis,

(Jakarta PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002) h. 3

3

tentang DTLST baru diundangkan tahun 2000 bersama dengan tiga undang-

undang HKI lainnya, yaitu Undang-Undang No. 29 tahun 2000 Tentang

Perlindungan Varietas Tanaman; Undang-Undang No. 30 tahun 2000 Tentang

Rahasia Dagang; Undang-Undang No. 31 tahun 2000 Tentang Desain

Industri; dan Undang-Undang No. 32 tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu.

Undang-undang ini dilahirkan sebagai konsekuensi dari

ditandatanganinya persetujuan akhir (Final Act) Putaran Uruguay, yang salah

satu hasil perundingannya adalah dibentuknya lembaga perdagangan dunia

yang dikenal dengan World Trade Organization (WTO).Persetujuan

pembentukan lembaga WTO itu kemudian diratifikasi Indonesia dengan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establising the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia). Setiap anggota WTO wajib meratifikasi

seluruh keputusan lembaga ini termasuk Trade Related Aspect of Intellectual

Property Rights(TRIPs) Agreement, atau persetujuan tentang aspek-aspek

perdagangan Hak Kekayaan Intelektual yang mengacu pada landasan

perlindungan DTLST yaitu Treaty on Intellectual Property in Respect of

Integrated Circuits (Washington Treaty). Namun, tentang Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu setiap negara angota diberi kebebasan untuk mengatur sendiri

dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan serta kemajuan teknologi

dalam negeri yang bersangkutan.4

4

https://www.atmajaya.ac.id/web/Haki Pemahaman Penerapan, diakses Tanggal 12

September 2017 Pukul : 10.05

4

Perkembangan zaman moderen ini semua orang bisa saja melakukan

tindakan melawan hukum untuk mencapai keiinginannya, contohnya saja

dalam hal pembuatan komputer rakitan. Apa itu komputer rakitan? komputer

rakitan adalah komputer yang dirakit sendiri oleh konsumen atau penjual

komputer atau orang yang ahli didalamnya dengan membentuk komputer baru

dengan elemen yang baru sehingga bentuk sedemikian rupa menjadi komputer

dengan versi yang baru. Berdasarkan pengertian diatas maka sudah jelas sekali

hal ini merupakan suatu pelanggaran terhadap pemilik hak eksklusive dari tata

letak sirkuit terpadu komputer asli tersebut karena sudah merubah produk

yang aslinya tanpa siizin dari pemegang hak atas produk itu sendiri.

Pemerintah sebenarnya sudah tegas dalam memberikan perlindungan

terhadap pemegang hak dari tata letak sirkuit terpadu yang ada di indonesia,

ini ditandai dengan lahirnya undang undang nomor 32 tahun 2000 tentang tata

letak sirkuit terpadu. Dan didalamnya juga sudah dijelaskan didalam pasal 4

ayat (1) yaitu Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

diberikan kepada Pemegang Hak sejak pertama kali desain tersebut

dieksploitasi secara komersial di mana pun, atau sejak Tanggal Penerimaan.

Kemudian juga dijelaskan lagi pada pasal 8 ayat (1) yaitu Pemegang Hak

memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa

persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor

dan/atau mengedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau

sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.5

5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

5

Dengan demikian sudah semestinyalah setiap orang harus mematuhi

aturan tersebut untuk menghargai karya cipta orang lain dengan baik, sehingga

tidak ada pihak yang dirugikan khususnya pencipta karya tersebut. Namun hal

tersebut sepertinya hanyalah suatu aturan yang dianggap sepele bagi orang

orang yang tidak sadar akan pentingnya menghargai hasil karya cipta

seseorang dan tidak patuh terhadap hukum, buktinya masih banyak pihak yang

melakukan kecurangan atau pelanggaran terhadap karya cipta, yaitu

diantaranya adalah pelanggaran terhadap tata letak sirkuit terpadu pada

kumputer rakitan yang terjadi di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tepatnya

pada toko penjualan komputer “ Linkcom “. Dimana Linkcom melakukan

produksi komputer dengan merakit ulang komputer asli dengan merubah

elemen-elemen komputer baik itu menambah atau mengurangi elemen-elemen

kompuer tersebut, sehingga merubah tata letak sirkuit terpadu. Hal ini jelas

merugikan dari pihak pemilik produk asli dari komputer itu sendiri baik

dibidang moral, ekonomis lebih lebih reputasi dari produk tersebut. Tentunya

apabila produk yang dirakit dan dijual tersebut bermasalah dan merugikan

konsumen yang terkena imbasnya adalah produk aslinya, karena konsumen

tahunya dengan merek dari produk tersebut saja tidak dengan rakitannya.

Padahal produk aslinya sudah dirakit dengan maksimal oleh sipemegang hak

dari produk asli tersebut.

Dengan penjelasan serta tentang permasalahan hukum yang terjadi ini,

maka penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian hukum, yaitu

dengan maksud menemukan fakta serta solusi dalam mengatasi masalah

bhukum tersebut, untuk itu penulis mengambil judul dalam penelitian hukum

ini adalah :PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2000

6

TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU TERKAIT

PRODUKSI KOMPUTER RAKITAN DI LINKCOM RIMBO

PANJANG KAMPAR

B. Batasan Masalah

Untuk memberikan pembahasan tentang penelitian ini supaya terarah

dan jelas maka penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu

hanya di toko penjualan komputer “ Linkcom “ Rimbo Panjang Kampar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dilatar belakang masalah

tersebut, maka penulis dapat merumuskan suatu masalah, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Terkait Produksi Komputer Rakitan Di

Linkcom Rimbo Panajang Kampar?

b. Apa faktor Penyebab terjadinya produksi komputer rakitan secara ilegal di

linkcom Rimbo Panjang Kampar?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadian tujuan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimanaPenerapan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Terkait

Produksi Komputer Rakitan di Linkcom Rimbo Panjang Kampar

7

b. Untuk mengetahui Apa faktor penyebab terjadinya produksi komputer

rakitan secara ilegal di linkcom Rimbo Panjang Kampar.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperluas pengetahuan penulis dalam bidang ilmu hukum

khususnya dalam bidang Tata Letak Sirkut Terpadu.

b. Untuk memberikan penambahan materi hukum kepada semua

kalangan masyarakat baik pelajar, mahasiswa, dosen dan instansi

instansi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, dan yang pada

intinya adalah salah satu syarat dalam melengkapi tugas untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Ilmu

Hukum Universitas Islam Negeri Sulatan Syarif Kasim Riau.

3. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat serta berhubungan

dengan masalah yang akan penulis teliti, maka penulis menggunakan

metode penelitian sebagai berikut :

a. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Yuridis sosiologis, yaitu penelitian

yang berupa studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai

proses bekerjanya hukum didalam masyarakat.6

Yaitu berkaitan

dengan Penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu di Linkcom Rimbo Panjang

Kampar.

6 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,

2013) h.42

8

Sedangkan menurut sifatnya penelitian ini termasuk kepada

penelitian deskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan

perundang undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang

menjadi objek penelitian.Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya

didalam masyarakat yang berkenaan objek penelitian.7

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di toko penjualan komputer

“Linkcom “ Rimbo Panjang Kamapar, alasan penulis memilih tempat

ini adalah karena penulis melihat secara langsung adanya praktek

produksi komputer rakitan ilegal yang dilakukan sesuai permintaan

konsumen.

c. Sumber Data

Adapun sumberdata yang digunakan dalam penelitian ini

antaralain sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Data primer merupakan data yang didapat langsung dari

responden atau narasumber melalui observasi dan wawancara

mengenai bagaimanaPenerapan Undang- undang Nomor 32

Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Terkait Produksi Komputer Rakitan Di Linkcom Rimbo

Panjang Kampardan Apa faktor Penyebab terjadinya produksi

komputer rakitan secara ilegal di Linkcom Rimbo Panjang

7 Ibid, h.35

9

Kampar. Dalam hal ini adalah kepada pemilik toko komputer

dan staff KEMENKUMHAM.

2. Data Sekunder

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu, bahan – bahan hukum yang

mengikat yaitu peraturan perundang – undangan yang berkaitan

dengan penelitian ini.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu buku –buku, maupun

tulisan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu berupa petunjuk atau

penjelasan mengenai bahan hukum perimer atau bahan hukum

sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat

kabar dan sebagainya.

d. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian kita sering menjumpai kata populasi,

kata populasi yang dimaksudkan adalah keseluruhan atau himpunan

objek dengan ciri yang sama, sedangkan sampel merupakan

himpuanan bagian atau sebagian dari populasi yang dapat mewakili

keseluruhan objek penelitian untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan penelitian.8 Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik

toko Komputer dan staff KEMENKUMHAM.

8 Ibid, h.118

10

Adapun sampel yang diambil menjadi responden dalam

penelitian ini adalah 1 orang pemilik toko komputer dan staff

KEMENKUMHAM, dengan menggunakan metode total sampling

yaitu, menentukan sampel dari semua populasi

Tabel 2.1

Populasi Dan Sampel

No Responden Populasi Sampel Persentase

1 Pemilik Toko Komputer 1 Orang 1 Orang 100%

2 Staf KEMENKUMHAM 1 Orang 1 Orang 100%

Jumlah 2 Orang 2 Orang 100%

e. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode,

yaitu :

1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

melakukan pengamatan secara langsung kelokasi penelitian.

2. Wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data melalui proses

dialog dan tanya jawab dan tanya jawab antara penulis dan

responden terhadap masalah yang diteliti dilapangan.

3. Kepustakaan, adalah data yang diperoleh melalui kepustakaan yang

bersumber dari peraturan perundang undangan, buku buku,

dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian.

f. Teknik Analisis Data

Berdasarkan sifat penelitian ini penulis menggunakan metode

penelitian yang bersifat deskriptif analitis, maka analisis data yang

11

dipergunakan adalah analisis secara pendekatan kualitatif terhadap data

sekunderdan data primer. Deskriptif tersebut, meliputi isi dan struktur

hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan penulis untuk

menentukan isi dan makna aturan hukum.

Semua data yang terkumpul akan dihubungkan dengan masalah

penelitian kemudian penulis melakukan analisa dan memberikan

kesimpulan atas penelitian tersebut

4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan proposal ini adalah sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, sistematika penulisan

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang keadaan geografis dan

demografis desa Rimbo Panjang Kampar, visi dan misi,

sarana dan prasarana desa, Sejarah Linkcom Rimbo Panjang,

Daftar harga, Struktur Managemen dan Lingkungan

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Kantor Wilayah Riau Kota Pekanbaru, kantor

wilayah, struktur organisasi dan tugas wewenang.

12

BAB III : TINJAUAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hak atas kekayaan

intelektual (HAKI), sifat-sifat hak kekayaan intelektual,

jenis-jenis hak kekayaan intelektual, pengaturan hak

kekayaan intelektual dan desaian tata letak sirkuit terpadu,

ruang lingkup desain tata letak sirkuit terpadu, permohonan

pendaftaran desain tata letak sirkuit terpadu, peralihan hak,

lisensi, pembatalan pendaftaran, litigasi dan penyelesain

sengketa desain tata letak sirkuit terpadu.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian Penerapan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu Terkait Produksi Komputer Rakitan

Di Linkcom Rimbo Panjang Kampar Dan Penyebab

Terjadinya Produksi Komputer Rakitan Secara Ilegal di

Linkcom Rimbo Panjang Kampar.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran dari

penulis

DAFTAR PUSTAKA