ABSTRAKetheses.iainponorogo.ac.id/9190/1/AULIYA ZAKIYAH DAROJAT...ii ABSTRAK Darojat, Auliya...
Transcript of ABSTRAKetheses.iainponorogo.ac.id/9190/1/AULIYA ZAKIYAH DAROJAT...ii ABSTRAK Darojat, Auliya...
ii
ABSTRAK
Darojat, Auliya Zakiyah. 2020. “Penerapan Pembelajaran PAI Berbasis
Multimedia Di MTsN 4 Madiun”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr.AB. Musyafa’ Fathoni, M.Pd.I
Kata Kunci: Pembelajaran PAI, Mutimedia.
Perkembangan teknologi pembelajaran terus bergeser sedikit demi
sedikit seiring berjalannya waktu. Pembelajaran yang dahulu hanya bisa dilakukan secara konvensional kini mulai berkembang dengan adanya multimedia. Pembelajaran multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi belajar juga ikut mengalami kenaikan. Hal ini mendorong MTsN 4 Madiun untuk menerapkan pembelajaran PAI berbasis multimedia.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis multimedia yang ada Di MTsN 4 Madiun, (2) mendeskripsikan desain bahan ajar PAI berbasis multimedia yang ada Di MTsN 4 Madiun, (3) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia yang ada Di MTsN 4 Madiun.
Dalam kajian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis datanya menggunakan analisis model Miles and Huberman yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, data display dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa: (1) Persiapan implementasi multimedia dalam pembelajaran PAI di MTsN 4 Madiun dilakukan dengan; mempersiapkan sarana prasarana dan mempersiapkan tenaga pendidik PAI yang menguasai IT. (2) Desain bahan ajar PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun berdasarkan pada buku paket dan LKS adapun multimedia yang digunakan adalah powerpoint, namun tidak semua materi pelajaran PAI dapat disampaikan dengan menggunakan bahan ajar berbasis multimedia. (3) Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun secara umum sama dengan pembelajaran pada umumnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Adapun tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional tersebut dinyatakan “Berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, banyak hal
yang perlu diperhatikan saat proses pembelajaran, diantaranya guru,
kurikulum dan media pembelajaran. Guru merupakan penentu baik buruknya
suatu sekolah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
Ayat 1
2
Media pembelajaran merupakan sarana perantara yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi untuk memudahkan guru
dan siswa dalam memahami materi pelajaran yang dibahas.
Hakikat pembelajaran ideal pada dasarnya dapat dilihat melalui proses
pembelajaran yang dilakukan tidak hanya tertuju pada nilai yang dicapai
siswa, namun bagaimana proses pembelajaran tersebut mampu memberikan
kebermaknaan bagi siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, sekolah
hendaknya bisa menyediakan lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman
bagi peserta didiknya, agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien. Selain itu lembaga pendidikan hendaknya mampu menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.2 Pembelajaran
yang baik salah satunya menggunakan multimedia. Tidak bisa dipungkiri
peserta didik memiliki minat, bakat, kemampuan serta gaya belajar yang
berbeda-beda. Melalui multimedia dirasa mampu meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Multimedia dapat menampilkan teks, gambar, audio, audio-
visual secara bersamaan dalam satu waktu. Selain itu, multimedia dapat
memberikan penjelasan konsep yang bersifat abstrak atau sulit dijelaskan
hanya dengan kata-kata saja, namun penjelasan tersebut juga memerlukan
media tambahan berupa gambar, audio dan lain sebagainya.
2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 57.
3
Abad 21 ditandai dengan semakin mambaurnya warga masyarakat
dunia dalam satu tatanan kehidupan masyarakat yang luas dan beraneka ragam
serta terbuka untuk semua warga. Hal ini terjadi karena didukung dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi
kehidupan. Keberadaan teknologi informasi menghubungkan dunia yang
melampau sekat-sekat geografis sehingga dunia menjadi tanpa batas.
Generasi milenial diuntungkan dengan kemajuan teknologi informasi.
Hanya saja penggunaan teknologi perlu pengendalian untuk menghindari efek
negatif. Sebagai generasi milenial yang hidup di era digital seperti saat ini,
kebutuhan dan aktivitas yang serba cepat menuntut untuk tidak lepas dari
perkembangan teknologi. Maka dari itu, generasi milenial dituntut untuk
meningkatkan kapasitas. Industri dan institusi pendidikan harus peduli pada
isu tentang peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia
agar menguasai teknologi digital. Kegiatan pembelajaran monoton di kelas
menjadi musuh utama gairah belajar siswa karena hal tersebut dinilai
membosankan. Dengan demikian, tenaga pendidik memiliki tantangan untuk
mampu merangsang kecakapan abad 21 (kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif) saat proses pembelajaran dan pemecahan masalah dalam
kehidupan nyata, serta guru harus bisa mendorong fleksibilitas belajar siswa di
luar kelas.
Keberhasilan Indonesia untuk menghadapi era revolusi 4.0 turut
ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik. Sebagai seorang tenaga pendidik
harus bisa menyesuaikan dengan era revolusi 4.0 ini yang serba modern,
4
tantangan yang dihadapi bukan hanya bagaimana pendidik bisa beradaptasi
dengan fasilitas teknologi dan mampu dalam penggunaan teknologinya,
melainkan pendidik harus mengetahui bagaimana cara membaca perubahan
zaman yang dipengaruhi oleh teknologi. Sebagai implikasi dari globalisasi dan
era digital, terjadi perubahan pada paradigma pendidikan. Perubahan ini
menyangkut, pertama paradigma proses pendidikan yang berorientasi pada
pengajaran dimana guru lebih menjadi pusat informasi, bergeser pada proses
pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran dimana peserta didik menjadi
sumber (student center). Dengan banyaknya sumber belajar alternatif yang
bisa menggantikan fungsi dan peran guru, maka peran guru berubah menjadi
fasilitator. Kedua, paradigma proses pendidikan tradisional yang berorientasi
pada pendidikan klasikal dan format di dalam kelas, bergeser ke model
pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti pendidikan dengan sistem jarak
jauh. Ketiga, mutu pendidikan menjadi prioritas.3
Abad ke-21 yang dikenal sebagai era globalisasi, salah satu cirinya
dalam berbagai aspek memperhitungkan daya saing melalui standar mutu.
Agar dapat meningkatkan sumber daya manusia, maka harus meningkatkan
kualitas mutu pendidikan nasional. Kinerja guru yang dapat meningkatkan
kualitas mutu pendidikan, dan dengan mutu pendidikan nasional yang baik
dapat meningkatkan sumber daya manusia. Dengan demikian, sudah
seharusnya para guru harus berusaha mewujudkan diri menjadi guru yang
berstandar. Standar guru saat ini, salah satunya harus mampu memanfaatkan
3 Rancak Lince, “Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam Menghadapi
Tantagan Di Era Digital”(Prosiding Temu Ilmiah Guru Tingkat VIII), (26 November 2016), 166-167.
5
berbagai inovasi dalam ICT (Information and Communication Technologies).4
Selain itu, guru juga dituntut menguasai kompetensi kognitif, kompetensi
sosial-behavioral dan kompetensi teknikal.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari proses komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih
dan di dalamnya terjadi pertukaran informasi dalam mencapai tujuan tertentu.5
Strategi membangun komunikasi dalam proses pembelajaran merupakan salah
satu hal penting untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif. Sebab,
tanpa adanya komunikasi tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar, karena komunikasi adalah kunci utama untuk berinteraksi
antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran yang baik dan efektif akan
memberikan ruang serta peluang agar anak dapat belajar lebih aktif serta dapat
mengeksplorasi keingintahuan melalui potensi yang dimilikinya.6 Untuk
menumbuhkan semangat belajar siswa, maka guru dituntut untuk mendesain
pembelajaran agar lebih menarik dan inovatif, sehingga mendorong siswa
dapat belajar secara optimal baik saat belajar individual maupun dalam proses
pembelajaran di kelas. Usaha untuk mencapai pembelajaran yang menarik dan
inovatif yaitu salah satunya dengan menggunakan multimedia pembelajaran
yang bisa digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
4 Leli Halimah, Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi Guru yang
Excellent di Abad Ke-21 (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), 10. 5 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), 271. 6 Muhammad Rizal Masdul, “Komunikasi Pembelajaran,” Igra Jurnal, 1 (Juli, 2018), 14-
15.
6
Multimedia merupakan tuntutan era digital, meskipun demikian masih
banyak guru yang belum menggunakan multimedia dalam pembelajaran.
Banyak kendala yang dihadapi dalam penggunaan multimedia pembelajaran
tersebut. Kendala-kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam diri guru
dan dari luar guru itu sendiri. Kendala dalam diri guru seperti belum
menguasai penggunaan multimedia, belum mengetahui kriteria pemilihan
multimedia dan prosedur pemilihan multimedia serta kurangnya kemampuan
dalam mendesain multimedia. Kendala dari luar guru dapat berupa minimnya
sarana prasarana yang tersedia di sekolah dan kurangnya perhatian dari kepala
sekolah bahkan pengawas tentang penggunaan multimedia serta kurangnya
dana yang dialokasikan dalam pengadaan multimedia pembelajaran.7
Hal ini terbukti dari sekian banyak sekolah menengah tingkat pertama
yang berada di wilayah Kabupaten Madiun, khususnya sekitar Kecamatan
Dagangan hanya beberapa sekolah yang siap menggunakan pembelajaran
berbasis multimedia, salah satu diantaranya MTsN 4 Madiun dipandang siap
menerapkan pembelajaran PAI berbasis multimedia. Mengingat PAI yang
meliputi (Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah Akhlak, dan SKI) merupakan ciri khas
dan salah satu mata pelajaran wajib pada madrasah dibawah naungan
Kementerian Agama, MTsN 4 Madiun sudah memiliki banyak ruang kelas
serta sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran berbasis
multimedia. Lingkungan kelas dikondisikan sedemikian rupa agar siswa
nyaman belajar menggunakan multimedia. Ruang kelas ini dilengkapi dengan
7 Lihat Transkip Wawancara Nomor 27/W/17-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
7
fasilitas yang cukup memadai. Selain itu, kepala sekolah serta pengawas
sekolah juga mendukung adanya pembelajaran berbasis multimedia.
Dukungan yang diberikan berupa dukungan secara finansial maupun
dukungan secara moril. Dengan adanya dukungan ini menjadikan guru
semakin termotivasi untuk terus berinovasi mengaplikasikan pembelajaran
berbasis multimedia.8
Guru PAI di MTsN 4 Madiun rata-rata menggunakan multimedia
dalam pembelajarannya. Dari sekian banyak guru PAI yang ada di sana, 50%
diantaranya menggunakan pembelajaran berbasis multimedia. Mereka mampu
memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Selain itu mereka juga menerapkan pembelajaran mandiri
melalui multimedia. Siswa diminta mencari sendiri bahan ajar yang akan
dipelajari. Mereka juga memanfaatkan berbagai aplikasi yang beredar
sekarang ini sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Untuk
mendukung bahan ajar yang disampaikan, guru di MTsN 4 Madiun
mengakses situs-situs yang sesuai dengan materi pelajaran pada saat itu.9
Respon siswa saat menggunakan pembelajaran PAI berbasis
multimedia sangat baik. Mereka mengungkapkan bahwa pembelajaran
menggunakan multimedia lebih menyenangkan. Kegiatan belajar mengajar
lebih menarik karena multimedia yang dipakai dapat dilihat, bergerak dan
dapat didengar. Terlebih jika materi yang disampaikan dirasa sulit dan
8 Lihat Transkip Wawancara Nomor 02/W/21-1/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 9 Lihat Transkip Observasi Nomor 10/O/11-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
8
membutuhkan ilustrasi lebih. Informasi pelajaran yang disajikan dengan
multimedia yang tepat akan memberikan kesan yang mendalam. Dengan
begitu, belajar menggunakan multimedia mempermudah memahami materi
pelajaran yang disampaikan. Selain itu belajar menggunakan multimedia dapat
menumbuhkan motivasi belajar mereka. Proses pembelajaran menggunakan
multimedia dapat menggugah rasa keingintahuan mereka terhadap sesuatu
yang baru dan terlihat menarik. Hal ini membuat mereka aktif dan
memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk keperluan
pembelajaran mandiri, siswa dapat meminjam atau membeli CD, Flashdisk
dan memutarnya di rumah atau laboratorium komputer sesuai dengan
pembelajaran yang telah ditetapkan, serta siswa bisa secara langsung
mengakses/menelusuri materi yang dipelajari via situs-situs terpercaya di
internet.10
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik dan bermaksud
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan fokus kajian pada: Penerapan
Pembelajaran PAI Berbasis Multimedia Di MTsN 4 Madiun.
B. Fokus Penelitian
Setelah melakukan penjajakan awal, maka situasi sosial yang
ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah MTsN 4 Madiun. Sebagai situasi
sosial MTsN 4 madiun (place) terdapat guru dan siswa (actor) dan kegiatan
pembelajaran berbasis multimedia yang dilaksanakan (activity). Maka fokus
10 Lihat Transkip Wawancara Nomor 29/W/17-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
9
penelitian skripsi ini diarahkan pada pembelajaran PAI berbasis multimedia di
MTsN 4 Madiun.
C. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan, maka untuk
memperoleh jawaban yang kongkrit dan sasaran yang tepat, diperlukan
rumusan masalah yang spesifik sebagai berikut:
1. Bagaimana persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis multimedia
Di MTsN 4 Madiun?
2. Bagaimana desain bahan ajar PAI berbasis multimedia Di MTsN 4
Madiun?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia Di MTsN
4 Madiun?
D. Tujuan Penelitian
Berangkat dari masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana persiapan implementasi pembelajaran PAI
berbasis multimedia Di MTsN 4 Madiun.
2. Untuk mengetahui bagaimana desain bahan ajar PAI berbasis multimedia
Di MTsN 4 Madiun.
3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis
multimedia Di MTsN 4 Madiun.
10
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Untuk membuktikan teori tentang penerapan pembelajaran PAI berbasis
multimedia Di MTsN 4 Madiun.
2. Secara Praktis
a. Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak sekolah dapat
meningkatkan sarana prasarana di dalam kelas terutama yang
berhubungan dengan multimedia pembelajaran.
b. Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua dapat mendukung secara
material maupun non material terkait dengan pembelajaran
multimedia.
c. Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan membantu peserta didik untuk
mengetasi masalah yang dialaminya mengenai pembelajaran PAI.
d. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk terus
meningkatkan dan menerapkan multimedia dalam metode mengajar.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan hasil penelitian dan agar dapat dicerna
secara runtut, diperlukan sebuah sistematika pembahasan. Dalam laporan
11
penelitian ini, akan dibagi menjadi 6 bab yang masing-masing bab terdiri dari
sub-bab yang saling berkaitan satu sama lain. Sistematika selengkapnya
sebagai berikut:
Bab I Berisi pendahuluan, pendahuluan ini berfungsi sebagai pola dasar
pemikiran penulis dalam menyusun skripsi yang menggambarkan
secara umum kajian ini, yang isinya pertama, membahas latar
belakang masalah mengapa peneliti mengambil judul skripsi tersebut,
kedua, fokus penelitian yang membahas batasan atau fokus penelitian
yang terdapat dalam situasi sosial, ketiga, rumusan masalah yaitu
membahas rumusan-rumusan masalah yang diambil dari latar
belakang dan fokus penelitian, keempat, tujuan penelitian yaitu
membahas sasaran yang akan dicapai dalam penelitian, sesuai dengan
fokus penelitian yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah,
kelima, manfaat penelitian yaitu membahas manfaat penelitian baik
secara teoritis maupun praktis, keenam, sistematika pembahasan,
sistematika pembahasan menjelaskan tentang alur bahasan sehingga
dapat diketahui logika penyusunan skripsi dan koherensi antara bab
satu dengan bab lainnya, dengan demikian merupakan pengantar
penelitian ini.
Bab II Berisi tentang telaah pustaka dan landasan teori. Telaah pustaka
digunakan sebagai pijakan penelitian yang dilaksanakan. Karena
dalam penelitian kualitatif bertolak dari data, memanfaatkan teori
yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori, oleh
12
karena itu ditulis berdasarkan data yang ditemukan melalui proses
penelitian (proses induktif).
Bab III Metode penelitian membahas metode-metode yang digunakan untuk
menyusun teori-teori, yaitu meliputi pendekatan dan jenis penelitian,
instrumen penelitian sumber dan teknik pengumpulan data
pengecekan kredibilitas data dan tahap penelitian.
Bab IV Temuan penelitian, dalam bab ini berisi tentang paparan data, yang
berisi hasil penelitian di lapangan yang terdiri atas profil sekolah dan
guru PAI, persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis
multimedia, desain bahan ajar PAI, pelaksanaan pembelajaran PAI
berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun.
Bab V Pembahasan, pada bab ini akan membahas mengenai analisis terhadap
persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis multimedia,
desain bahan ajar PAI, pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis
multimedia di MTsN 4 Madiun.
Bab VI Penutup, pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan sebagai
jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-saran yang
berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan untuk
berbagai pihak yang terkait.
13
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI
A. Telaah Penelitian Terdahulu
Sebagai telaah pustaka, penulis melihat pada beberapa hasil karya
terdahulu yang relevan dengan kajian penelitian ini. Adapun hasil-hasil karya
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis oleh Achmad Khanif, dengan judul penelitian
“Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Di MTs Negeri 1 Banyumas”. Kesimpulan dari penelitian tersebut
ditekankan dalam penggunaan multimedia pembelajaran di kelas pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Beberapa media yang
digunakan berupa media gambar, film, audio dan vidio. Adapun penelitian
ini di fokuskan terhadap pembelajaran PAI berbasis multimedia.
Kaitan penelitian Achmad Hanif dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti tentang multimedia, namun penelitian Achmad Hanif
baru sebatas meneliti pembelajaran SKI saja, sedangkan penelitian ini
mengkaji pembelajaran PAI yang meliputi (Qur’an Hadits, Akidah
Akhlak, Fiqih dan SKI) berbasis multimedia.
2. Skripsi yang ditulis oleh Rifkin Nisa Makhfudzoh, dengan judul penelitian
“Penerapan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Pada Bidang Studi
Aqidah Akhlak Siswi Kelas VII MTs Putri NW Narmada”. Adapun
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah;
14
a. Penggunaan multimedia pada bidang studi Aqidah Akhlak dibagi
menjadi dua yaitu menggunakan multimedia di dalam kelas dan di
laboratorium komputer.
b. Pada proses pelaksanan multimedia di kelas menggunakan alat bantu
berupa LCD, audio serta laptop.
c. Proses pembelajaran di ruang laboratorium komputer lebih mengarah
kepada pembelajaran secara mandiri dan sebagai tambahan materi.
Kaitan penelitian Rifkin Nisa dengan penelitian ini adalah sama-
sama meneliti tentang multimedia, namun penelitian Rifkin Nisa baru
sebatas meneliti pembelajaran Aqidah Akhlak dan multimedia yang
digunakan di dalam kelas serta di laboratorium komputer, sedangkan
penelitian ini mengkaji pembelajaran PAI yang meliputi (Qur’an Hadits,
Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI) berbasis multimedia.
3. Tesis yang ditulis oleh Maya Eka Mu’asholi, dengan judul penelitian
“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Pada Mata
Pelajaran Fikih Kelas VIII Di MTsN 3 Banyuwangi”. Adapun kesimpulan
dari penelitian tersebut menghasilkan sebuah produk berupa aplikasi bahan
ajar interaktif pada mata pelajaran Fikih. Produk bahan ajar interaktif
merupakan salah satu aplikasi media pembelajaran berbentuk digital yang
dapat digunakan pada perangkat komputer atau laptop, sedangkan
penelitian ini di fokuskan terhadap pembelajaran PAI berbasis multimedia.
Kaitan penelitian Maya Eka dengan penelitian ini sama-sama
mengkaji tentang multimedia, namun penelitian Maya Eka mendalami
15
pengembangan aplikasi bahan ajar interaktif pada mata pelajaran Fikih,
sementara garis besar penelitian ini pembelajaran PAI yang meliputi
(Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI) berbasis multimedia.
4. Skripsi yang ditulis oleh Roissatul Khasanah, dengan judul penelitian
“Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Media Autoplay Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Guna Meningkatkan Pemahaman Tajwid
Siswa Kelas VIII MTs Sunan Ampel Kepung Kediri”. Kesimpulan dari
penelitian tersebut menghasilkan sebuah media pembelajaran autoplay
untuk siswa kelas VIII MTs pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai
media pembantu ketika pelaksanaan belajar mengajar berlangsung. Media
autoplay ini terdiri dari page awal, page petunjuk penggunaan, page menu
utama, page kompetensi inti, kompetensi dasar, page materi, page video,
page evaluasi dan page profil pengembang. Adapun penelitian ini
mengkaji penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia.
Kaitan penelitian Roissatul Khasanah dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti tentang multimedia, namun penelitian Roissatul
Khasanah mendalami pengembangan bahan ajar menggunakan media
Autoplay pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sedangkan pokok
penelitian ini pembelajaran PAI yang meliputi (Qur’an Hadits, Akidah
Akhlak, Fiqih dan SKI) berbasis multimedia.
5. Tesis yang ditulis oleh Muammar, dengan judul penelitian “Penggunaan
Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Aqidah Akhlak
Pada Siswa MTs DDI Pacongang Pinrang”. Adapun kesimpulan dari
16
penelitian tersebut adalah penggunaan media pembelajaran pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak. Jenis media yang digunakan berupa media
audio, visual, audio visual dan lab komputer, sedangkan penelitian ini di
pusatkan pada penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia.
Kaitan penelitian Muammar dengan penelitian ini adalah sama-
sama mengkaji tentang multimedia, namun penelitian Muammar
mendalami penerapan media pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak berupa media audio, visual, audio visual dan lab komputer,
sedangkan penelitian ini di fokuskan pada pembelajaran PAI yang meliputi
(Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih dan SKI) berbasis multimedia.
B. Kajian Teori
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah subyek pelajaran yang berisi
materi dan pengalaman tentang ajaran agama Islam, yang pada
umumnya tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan pengajaran Pendidikan
Agama Islam adalah proses penyampaian materi dan pengalaman
belajar atau penanaman nilai ajaran Islam sebagaimana yang tersusun
17
secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman kepada peserta didik
yang beragama Islam.11
Tujuan pendidikan Islam pada dasarnya untuk membentuk
manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi
pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat
guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.12
Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam kurikulum Madrasah meliputi:
1) Al-Qur’an Hadits adalah sumber utama ajaran Islam, dalam arti
keduanya merupakan sumber akidah akhlak, syari’ah/fikih (ibadah,
muamalah), sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut.
2) Akidah merupakan akar atau pokok agama. Syari’ah/fikih (ibadah,
muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai
manifestasi dan konsekuensi dari keimanan dan keyakinan hidup.
Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup
manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt dan
hubungan manusia dengan manusia lainnya.
3) Fikih (Syariah) merupakan sistem atau seperangkat aturan yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt (Hablum-
Minallah), sesama manusia (Hablum-Minan-nasi) dan dengan
makhluk lainnya (Hablum-Ma’al Ghairi).
11 Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN Po PRESS,
2009), 8. 12 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 21.
18
4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke
masa dalam beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam
mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam
yang dilandasi oleh akidah.13
b. Bahan Ajar PAI
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.14
c. Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar menurut jenis pengadaannya dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok, yaitu;
1) Jenis bahan ajar cetak, bahan ajar ini terdiri dari modul, handout
dan lembar kerja.
2) Jenis bahan ajar non cetak, termasuk kategori bahan ajar ini adalah
realita, bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana,
13 Peraturan Menteri Agama RI no. 912 tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013
Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab, 34. 14 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),
173.
19
bahan ajar diam display, video, audio dan Overhead
Transparanceis (OHP).15
Senada dengan pembagian bahan pembelajaran ini, Suparman
melihat bentuk bahan pembelajaran dari segi sistem pelaksanaan dan
pengembangannya yang diklasifikasi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
a) Bahan pembelajaran untuk sistem pembelajaran mandiri
Belajar mandiri adalah suatu bentuk pembelajaran terprogram yang
menggunakan bahan pembelajaran cetak seperti modul dan
noncetak yang bersumber dari media film, program radio, televisi,
program video, CD, komputer dan jaringan.
b) Bahan pembelajaran untuk sistem pembelajaran tatap muka
Bahan untuk sistem pembelajaran tatap muka mencakup hasil
kompilasi guru yang diperoleh dari berbagai sumber, bahan
penilaian hasil belajar, pedoman atau petunjuk belajar seperti yang
diberikan melalui silabus dan RPP. Selain itu, dapat pula berupa
handout, bahan hasil print out powerpoint dan berbagai sumber
lain.
c) Bahan ajar pembelajaran kombinasi
Sistem pembelajaran kombinasi adalah gabungan antara sistem
belajar mandiri dan tatap muka (blended learning). Secara umum,
blended learning menggabungkan pengiriman konten secara online
dengan interaksi ruang kelas secara live yang memungkinkan
15 Risma Sitohang, “Mengembangkan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Di SD,” Jurnal Kewarganegaraan, 2 (November 2014), 16.
20
refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dari berbagai tempat.16
d. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar
Aspek tersebut perlu dilakukan karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Perlu ditentukan
apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari siswa termasuk aspek kognitif, psikomotorik atau afektif.
2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
3) Memilih jenis materi yang sesuai atau relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi
pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, guru mengetahui apakah
16 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013 (Jakarta: Kencana, 2016), 279-281.
21
materi yang akan diajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, atau
prosedur.
4) Memilih sumber materi pembelajaran dan mengemas materi
pembelajaran
Materi pembelajaran dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti
buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual,
dan sebagainya. Selanjutnya menyajikan materi pembelajaran
terentang mulai dari penyajian langsung dari sumber belajar (buku
terbitan tertentu, koran, majalah) hingga penyajian dalam bentuk
materi pembelajaran yang dikemas oleh guru (hand out, diktat,
buku, LKS atau petunjuk praktikum).17
Langkah yang disebutkan diatas, pada dasarnya dapat diikuti,
dimodifikasi, atau diadaptasi tergantung dari kebutuhan di mana dan
untuk kalangan yang mana bahan pembelajaran tersebut
dikembangkan. Dalam referensi lain juga dijelaskan langkah-langkah
pengembangan bahan pembelajaran, yaitu:
a) Memilih topik bahan pembelajaran yang sesuai
Topik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,
ketersediaan bahan, kemudahan daya jangkauan dan
penggunaannya. Memilih topik harus mempertimbangkan aspek
kemenarikan, kesesuaian topik dengan konten bahan pembelajaran
termasuk sub-sub topik yang akan dikaji dan dikembangkan.
17Ajat Sudrajat, Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Prodi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, 2008)
22
Selain itu, topik juga harus singkat, padat, dan menggambarkan isi
bahan pembelajaran.
b) Menetapkan kriteria
Kriteria yang dimaksud di sini merujuk pada standar bahan
pembelajaran yang hendak dikembangkan. Banyak cara yang
dapat membantu pengembang pembelajaran untuk menentukan
standar bahan pembelajaran, yakni dengan berstandar pada
pengalaman pihak lain yang telah mengembangkan bahan
pembelajaran serupa. Para ahli konten dan kaum professional lain
juga perlu dimintai pandangannya tentang kelayakan bahan
pembelajaran yang dimaksud. Beberapa konsep yang dikaji secara
ilmiah tentang kriteria bahan pembelajaran yang baik juga harus
menjadi petunjuk dalam mengembangkan bahan pembelajaran.
c) Menyusun bahan ajar yang baru
Sebelum menyusun pembelajaran yang baru, perlu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang berbagai
kelemahan dan kelebihan bahan pembelajaran yang sudah pernah
dikembangkan sebelumnya. Informasi seputar bahan
pembelajaran tersebut belum cukup untuk memperkaya informasi
yang hendak dituangkan, oleh karena itu, pengembang bahan
23
pembelajaran harus mengumpulkan banyak referensi lain terutama
berkenaan dengan topik-topik yang relevan.18
e. Pengemasan Bahan Ajar Melalui Komputer
Komputer dapat mengemas materi pelajaran dalam berbagai
format pengemasan. Ada tiga bentuk pengemasan materi pelajaran
melalui komputer, yaitu;
1) Pengemasan sebagai suplemen (tambahan), materi yang disajikan
dalam komputer berfungsi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan siswa tentang topik tertentu.
2) Komplemen (pelengkap), materi pelajaran dikemas dalam
komputer sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari materi inti.
3) Subtitusi (pengganti), pengemasan materi pelajaran dalam
komputer disajikan untuk pembelajaran mandiri dan digunakan
sebagai sumber belajar yang dapat dipelajari kapan dan di mana
saja.19
2. Multimedia
a. Pengertian Media dan Multimedia
Secara etimologi media berasal dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 20 Sedangkan
18 Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan Kurikulum 2013,
284-286. 19 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), 197-198. 20 Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta: Teras, 2009), 102.
24
multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari
bahasa latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam.
Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medium dalam
American Heritage Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat
untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi.21
Pembelajaran melalui multimedia adalah pembelajaran yang
didesain dengan menggunakan berbagai media secara bersamaan
seperti teks, gambar (foto), film (video) dan lain sebagainya yang
semuanya saling bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.22
b. Komponen Multimedia
Multimedia merupakan pengemasan materi pembelajaran
dengan memadukan berbagai ragam media untuk dipelajari siswa
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Terdapat macam-macam
media yang dapat dipadukan diantaranya:
1) Teks
Teks adalah rangkaian tulisan yang tersusun sehingga memiliki
makna sebagai informasi yang hendak disampaikan. Teks
merupakan jenis media yang paling dominan pemakaiannya dalam
multimedia terutama ketika belum ditemukannya unsur-unsur lain
dalam internet.
21 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013),
2. 22 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, 219.
25
2) Suara (audio)
Suara merupakan unsur penting yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan multimedia. Ada dua fungsi pengembangan suara
dalam multimedia yakni fungsi penjelasan dan fungsi efek suara.
Fungsi penjelasan adalah fungsi suara sebagai media untuk
menjelaskan materi atau bahan ajar yang hendak disampaikan
melalui multimedia, sedangkan fungsi efek adalah sebagai bahan
untuk mempercantik penampilan multimedia itu sendiri, misalnya
unsur musik dan efek-efek lainnya, untuk memperkuat pesan.
3) Animasi
Animasi adalah suatu tampilan yang menggabungkan antara media
teks, grafik dan suara dalam suatu aktivitas pergerakan. Dalam
multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk
menciptakan gerak pada layar. Animasi digunakan untuk
menjelaskan dan mensimulasikan sesuatu yang sulit dilakukan
dengan video.23
4) Grafik
Grafik berarti juga gambar (image, picture, atau drawing). Gambar
merupakan sarana yang tepat untuk menyajikan informasi, apalagi
pengguna sangat berorientasi pada visual, sehingga informasi yang
menggunakan gambar, animasi dan video lebih mudah dicerna
dibanding informasi dalam bentuk teks.
23 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 18.
26
5) Video
Video pada dasarnya adalah alat atau media yang dapat
menunjukkan simulasi benda nyata. Video juga sebagai sarana
untuk menyampaikan informasi yang menarik, langsung dan
efektif. Video pada multimedia digunakan untuk menggambarkan
suatu kegiatan atau aksi.
c. Karakteristik Multimedia Pembelajaran
Multimedia merupakan salah satu jenis media audiovisual yang
memiliki karakteristik tersendiri, yakni penggabungan beberapa media,
penggabungan tersebut dapat disatukan dalam komputer. Kriteria
untuk menilai sebuah media interaktif di antaranya:
1) Kesederhanaan
Kesederhanaan artinya bahwa program multimedia interaktif harus
dirancang agar dapat digunakan siapa saja. Orang yang akan
memanfaatkan multimedia yang kita kembangkan tidak perlu
belajar lebih dahulu tentang komputer. Pengguna multimedia harus
merasa mudah dalam mengoperasikannya.
2) Kelengkapan bahan pembelajaran
Multimedia yang dikembangkan memiliki kandungan yang cukup
tentang materi pelajaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
siswa tentang pengetahuan yang ingin diperolehnya. Sebaiknya isi
kandungan multimedia tidak hanya data atau fakta, akan tetapi juga
berisi konsep, prinsip, generalisasi bahkan mungkin teori.
27
3) Komunikatif
Multimedia yang dikembangkan harus bersifat komunikatif.
Artinya baik bahasa maupun format penampilan harus dapat
“berbicara”, harus mengajak pengguna untuk melakukan sesuatu,
bukan hanya diajak mendengar saja. Dengan demikian format
penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang menempatkan
pengguna sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar.
4) Belajar mandiri
Multimedia interaktif yang baik dirancang untuk dapat digunakan
secara mandiri tanpa bantuan orang lain termasuk guru. Untuk itu
format penyajian harus disusun lengkap dari mulai petunjuk
menggunakan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi beserta
kunci jawaban sehingga pengguna dapat menentukan sendiri
keberhasilan penggunaannya.
5) Belajar setahap demi setahap
Pembelajaran melalui multimedia adalah proses belajar setahap
demi setahap. Oleh sebab itu, materi harus disusun secara unit-unit
terkecil dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang
konkret menuju yang abstrak.
6) Unity multimedia adalah penggabungan beberapa jenis media. Oleh
sebab itu pemakaian berbagai jenis media seperti media audio,
video, foto, film dan sebagainya harus ditata secara serasi dan
seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan estetikanya.
28
7) Kontinuitas
Melalui multimedia, harus dapat mendorong secara terus-menerus
untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar lebih
lanjut. Bukan hanya itu melalui multimedia harus dapat
meninggalkan bekas. Sehingga pada waktu seorang selesai
menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar
sesuatu.24
d. Manfaat Multimedia Pembelajaran
Manfaat multimedia pembelajaran bagi peserta didik, antara
lain:
1) Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat
melayani perbedaan gaya belajar.
2) Pembelajaran akan lebih bermakna, artinya multimedia
memungkinkan mengajak siswa untuk lebih aktif belajar.
3) Multimedia dapat digunakan untuk pembelajaran individual, dalam
hal tertentu sebagian tugas guru yang berhubungan dengan
menanamkan pengetahuan dapat diwakili dengan multimedia.
4) Multimedia dapat memberikan wawasan lebih luas untuk
mempelajari topik tertentu.
5) Multimedia dapat mengemas berbagai jenis materi pelajaran.
Di samping itu juga pembelajaran melalui multimedia memiliki
keuntungan bagi pengajar, diantaranya:
24 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, 234-235.
29
a) Menghemat waktu dengan topik yang lebih menantang
b) Dapat memvisualisasikan konten dan materi yang abstrak, dinamis
melalui proses.
c) Dapat menyimulasikan eksperimen-eksperimen real yang
kompleks.
d) Dapat bekerja secara kreatif
e) Menggantikan aktivitas belajar yang tidak efektif
f) Dapat menambah waktu kontak peserta didik untuk berdiskusi.25
3. Tahap-tahap Pengembangan Multimedia Pembelajaran
a. Tahap Persiapan
Multimedia pembelajaran disediakan atau diadakan pendidik
melalui dua cara, yaitu membuat sendiri (multimedia by design) atau
memanfaatkan multimedia pembelajaran yang sudah tersedia
(multimedia by utilization). Namun sebelum membuat atau
mengadakan multimedia pembelajaran, terlebih dahulu perlu
melakukan langkah-langkah persiapan berikut ini:
1) Mempelajari dan memahami kurikulum yang berlaku terutama
tentang kemampuan atau kompetensi yang harus dicapai setelah
mempelajari suatu materi pembelajaran dengan menggunakan
multimedia pembelajaran tersebut.
25 Muhammad Rusli et al, Multimedia Pembelajaran yang Inovatif Prinsip Dasar dan
Model Pengembangan (Yogyakarta: Andi, 2017), 3-4.
30
2) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui hubungan
kemampuan atau kompetensi yang harus dicapai peserta didik
dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan
multimedia pembelajaran yang diperlukan.
3) Menginventarisasi kelengkapan multimedia pembelajaran yang
tersedia dari segi jenis, jumlah, fungsinya yang masih bisa
dimanfaatkan atau tidak bisa.
4) Merencanakan pembuatan multimedia pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan.
b. Tahap Perencanaan
1) Analisis
Pemilihan kurikulum menjadi gerak awal dari serangkaian proses
berikutnya. Oleh karena itu seorang instructional designer harus
melakukan diagnose pada bagian dari isi kurikulum yang
sebaiknya disentuh oleh multimedia, tujuan pembelajaran apa yang
akan dicapai dan bagaimana perbandingannya dengan format
konvensional.
2) Pemilihan teknologi
Ditentukan teknologi apa yang akan digunakan untuk
merealisasikan analisis kurikulum yang telah dilakukan.
Disamping itu, pemilihan teknologi hardware dan software akan
menentukan strategi belajar apa yang bisa dan tidak bisa
digunakan.
31
c. Tahap penggunaan
Sebelum menggunakan multimedia dalam proses
pembelajaran, terlebih dahulu pendidik sebaiknya memperhatikan hal-
hal berikut:
1) Pendidik mencoba multimedia pembelajaran, sehingga diketahui
apakah masih berfungsi atau tidak. Jika tidak berfungsi maka
pendidik hendaknya memperbaiki terlebih dahulu.
2) Memperhatikan silabus atau kurikulum, terutama berkaitan
dengan metode pembelajaran yang disampaikan dan organisasi
kelas.
3) Menyiapkan dan menentukan multimedia pembelajaran yang
akan dipakai sesuai dengan kebutuhan.26
Prosedur pembuatan model pembelajaran multimedia pada
dasarnya sama, namun dalam referensi lain dijelaskan secara ringkas dan
mudah diterapkan saat proses pembelajaran. Adapun prosedur yang harus
dilalui adalah;
a. Analisis kebutuhan
Efektivitas program yang dibuat tergantung pada sejauh mana program
tersebut sesuai dengan kurikulum, lembaga pendidikan, kebutuhan
peserta didik dan apakah sesuai dengan spesifikasi keilmuan dan
ketepatan metodologi pembelajaran dengan substansi materi dan
kompetensi yang diharapkan peserta didik.
26 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 154-155.
32
b. Identifikasi materi
Materi yang akan dirancang diidentifikasi berdasarkan kurikulum
terutama scope dan sequence materi. Identifikasi ini mencakup; tujuan
pembelajaran umum dan khusus, pokok materi, pokok bahasan dan sub
pokok bahasan, sasaran dan waktu yang dibutuhkan untuk
pembelajaran.
c. Menentukan model pembelajaran (CBI)
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas, selanjutnya
tentukan model CBI yang akan digunakan. Berikut adalah model-
model Computer Based Instruction (CBI) atau lebih dikenal dengan
pembelajaran multimedia;27
1) Model Drill, merupakan program komputer yang digunakan untuk
melatih keterampilan siswa dalam menjawab soal-soal latihan
tertentu dalam berbagai jenis mata pelajaran.
2) Model Tutorial, merupakan program pembelajaran yang
menyajikan terlebih dahulu materi pelajaran sebelum siswa
menjawab soal yang disajikan.
3) Model Games, merupakan bentuk pembelajaran untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri melalui prosedur dan langkah-langkah
serta aturan permainan yang harus diikuti selama pembelajaran
berlangsung. 28
27 Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 59. 28 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, 200-204.
33
4) Model Simulasi, merupakan program yang berupaya melibatkan
siswa dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya,
namun tanpa resiko yang nyata.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Peneliti memilih menggunakan pendekatan
kualitatif karena aktivitas yang diteliti merupakan proses pembelajaran PAI
berbasis multimedia.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Di dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau
sebuah unit secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua variabel
penting yang melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel
tersebut.29 Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat satu fenomena dalam
suatu institusi, yaitu di MTsN 4 Madiun. Penelitian ini mengkaji secara rinci
bagaimana persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis multimedia,
desain bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia di
MTsN 4 Madiun.
29 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), 238.
35
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menentapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data,
memberi makna dan membuat kesimpulan atas temuannya.30
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan
berperan serta, sebab peran peneliti yang menentukan keseluruhan
skenarionya. Dengan demikian peneliti bertindak sebagai instrumen kunci,
partisipan penuh sekaligus pengumpul data, dan instrumen yang lain sebagai
penunjang.31
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MTsN 4 Madiun yang terletak di Jalan
Pasar Seliring Kec. Dagangan Kab. Madiun Jawa Timur. Sebelah Timur
perbatasan dengan Koperasi Manunggal Sejahtera, sebelah barat SMA
Basyariah, sebelah utara perkampungan warga Sewulan dan sebelah selatan
pemukiman penduduk.
Peneliti memilih lokasi ini dengan beberapa pertimbangan, sebagai
berikut:
a. MTsN 4 Madiun merupakan salah satu sekolah favorite yang berada di
Kabupaten Madiun.
30 Ibid, 407.
31 Lexy Moleong J, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), 163.
36
b. MTsN 4 Madiun merupakan salah satu sekolah yang mempunyai beberapa
kelas unggulan, yang mana proses pembelajarannya berbasis multimedia.
c. Guru di MTsN 4 Madiun sudah banyak yang menggunakan multimedia
dalam proses pembelajaran.
4. Data dan Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan
dari sumber informan atau subjek penelitian di MTsN 4, Dagangan, Madiun
dengan segala fasilitasnya diantaranya adalah kepala sekolah, guru, murid,
penggunaan multimedia pada pembelajaran PAI di MTsN 4 Madiun.
Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi
diantaranya sumber data tertulis, foto, inventaris, serta lainnya yang
diperlukan untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi berperan
serta, wawancara dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena
fenomena akan dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti
melakukan interaksi dengan subyek penelitian di mana fenomena tersebut
berlangsung.
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
37
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara tidak
terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.32
Teknik wawancara ini digunakan untuk mendalami tentang
pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun yang
mencakup tahap persiapan, tahap desain bahan ajar dan tahap pelaksanaan
pembelajaran PAI berbasis multimedia. Metode ini diajukan kepada:
1) Kepala sekolah MTsN 4 Madiun selaku penanggungjawab utama
dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran berbasis multimedia.
2) Staf Kurikulum di MTsN 4 Madiun yang mengetahui tentang seluk
beluk pembelajaran di MTsN 4 Madiun.
3) Guru PAI (Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, SKI) di MTsN 4
Madiun yang merupakan informan kunci dalam penggalian data,
karena guru PAI adalah orang yang dekat dan mengetahui yang
menjadi fokus penelitian.
4) Siswa di MTsN 4 Madiun yang mengetahui bagaimana proses
pembelajaran di MTsN Madiun.
32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan), 421.
38
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Teknik ini dilakukan
untuk mengetahui letak geografis, lingkungan sekolah, ruang kelas dan
penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan, sebab
catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.33 Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data
mengenai sejarah dan perkembangan MTsN 4 Madiun, jumlah siswa
MTsN 4 Madiun, serta keadaan sarana dan prasarana yang tersedia di
MTsN 4 Madiun. Pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini dicatat
dalam format transkip dokumentasi.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif model Miles and Huberman. Miles and Huberman
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
33 Ibid, 430.
40
b. Penyajian Data (Data display)
Merupakan proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu
bentuk yang sistematis agar lebih sederhana dan dapat dipahami
maknanya. Setelah makna direduksi, kemudian data-data mengenai
penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun
dirangkai dalam satu kesatuan berdasarkan urutan rumusan masalah,
setelah itu disajikan dalam bentuk naratif.
c. Conclusion Drawing/Verification, yaitu analisis data terus menerus baik
selama maupun sesudah pengumpulan data, sehingga penarikan
kesimpulan dapat menggambarkan pola yang terjadi. Memberikan
kesimpulan awal bisa dimulai dari masa penelitian atau masa
pengumpulan data-data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi
mengenai pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun.
Namun kesimpulan itu bisa berubah jika data-data yang dikumpulkan
kurang valid. Maka perlu dibuat lagi kesimpulan akhir setelah penelitian
mengenai pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun telah
berakhir.
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(realibilitas), dan confirmability (obyektivitas).35 Namun dalam penelitian ini
35 Ibid, 488.
41
hanya menggunakan uji kredibilitas berupa triangulasi dan member check.
Digunakannya dua alat uji kredibilitas tersebut, karena triangulasi dan member
check dianggap sesuai dengan waktu penelitian yang cukup singkat.
Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat tiga macam triangulasi, diantaranya:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Agar dapat menguji kredibilitas data
tentang pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke
kepala sekolah, guru koordinator dan guru PAI. Data dari ketiga sumber
tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama,
yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Teknik ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Data mengenai persiapan pembelajaran
PAI berbasis multimedia diperoleh melalui wawancara dengan guru PAI
lalu dicek dengan observasi lingkungan kelas yang menggunakan
pembelajaran berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun.
c. Triangulasi Waktu
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui
wawancara dan observasi dalam waktu dan situasi yang berbeda. Peneliti
42
mewawancarai guru PAI yang mengajar menggunakan multimedia di
berbagai situasi dan waktu yang berbeda. Misalnya melakukan wawancara
saat waktu istirahat lalu mengulanginya lain hari saat jam pulang sekolah,
jika informasi yang didapatkan berbeda maka diulangi terus-menerus
sampai informasi yang didapatkan sama.
Sedangkan member check adalah proses pengecekan data yang telah
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat dilakukan
setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan mengenai pembelajaran PAI
berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun. Setelah dilakukan member check
pemberi data memberikan tanda tangan sebagai bukti bahwa data yang
diperoleh sesuai.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian
a. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti membuat proposal penelitian sesuai dengan judul yang diinginkan.
Lalu peneliti mengikuti seminar proposal sesuai dengan jadwal. Setelah
mendapat masukan dan koreksi dari penguji 1 dan penguji 2, peneliti
membuat perbaikan terhadap proposal. Selanjutnya peneliti mengurus
administrasi terkait lembar pengesahan proposal dan meminta surat izin
penelitian individu.
43
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pertama peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap
pelaksanaan selanjutnya, peneliti menganalisis data-data yang telah
diperoleh selama penelitian berlangsung.
c. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian. Peneliti
menyampaikan kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan serta peneliti
memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
44
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Sekolah dan Guru PAI MTsN 4 Madiun
1. Profil Sekolah MTsN 4 Madiun
a. Sejarah berdirinya MTsN 4 Madiun
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Madiun, diawali adanya
lembaga Pendidikan yang didirikan oleh para Tokoh Ulama antara
lain:
1. Bp. Hariyanto (Alm.)
2. Bp. Hormain (Alm.)
3. Bp. Ky. Ichwan Ngali (Alm.)
Dengan nama Kuliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI).
Kemudian kelangsungan Madrasah tersebut diteruskan oleh Bp. Abu
Amar (Alm.) dan Bp. Ky. Mashudi. Pada tanggal, 6 November 1969
Madrasah Tsanawiyah Al-Basyariyah menjadi Madrasah Tsanawiyah
Agama Islam Negeri (MTs.AIN) yang kemudian pada tahun 1975
berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs.N)
Sewulan, Dagangan, Madiun kemudian pada bulan Desember 2017
berubah nama menjadi MTsN 4 Madiun.36
36 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 01/D/10-II/2020 dalam lampiran hasil skripsi ini.
46
2) Misi
a) melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal.
b) mengembangkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan secara inovatif.
c) mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan.
d) mengembangkan sikap dan perilaku amaliyah yang islami.
e) melatihkan kebiasaan sholat dan ibadah lain sesuai syariat
f) menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih, dan
indah.
g) membudayakan hidup dan perilaku berwawasan serta peduli
lingkungan
d. Tujuan MTsN 4 Madiun
1) Tujuan Umum
Dalam waktu empat tahun MTsN 4 Madiun mempunyai tujuan
umum memberikan bekal pengetahuan dasar sebagai perluasan
serta peningkatan pengetahuan agama dan keterampilan yang
diperoleh di madrasah tsanawiyah untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat dan
warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah
dan atau mempersiapkan mereka hidup dalam masyarakat.
47
2) Tujuan Khusus
Dalam waktu empat tahun MTsN 4 Madiun mempunyai
tujuan khusus:
a) Madrasah dapat memenuhi 8 Standar Pendidikan.
b) Madrasah meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
c) Madrasah mengembangkan pembelajaran Saintifik untuk
semua mata pelajaran
d) Madrasah dapat mewujudkan kepribadian siswa yang
berakhlak mulia disertai Iman dan Taqwa Kepada Allah SWT
e) Madrasah dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas input dan
out put peserta didik.
f) Madrasah dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
g) Madrasah dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan peserta didik di bidang bahasa, olah raga, dan
seni.
h) Madrasah dapat menciptakan lingkungan yang religius,
disiplin, dan berbudaya lingkungan.38
38 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 03/D/11-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
skripsi ini.
48
e. Keadaan Guru dan Siswa MTsN 4 Madiun
Tabel 4.1 Keadaan Guru MTsN 4 Madiun Tahun Ajaran 2019-2020
No INDIKATOR KRITERIA JUMLAH (Orang)
1 Kualifikasi Pendidikan Guru <= SMA Sederajat
D1 -
D2 -
D3 1
S1 38
S2 7
S3 -
Jumlah 46
2 Gender Pria 24
Wanita 22
Jumlah 46
3 Status Kepegawaian PNS 38
GTT 8
GTY
Honorer
Jumlah 46
Tabel 4.2 Keadaan Siswa MTsN 4 Madiun Tahun Ajaran 2019-2020
KELAS TOTAL
7 8 9
ROMBEL 8 9 7 24
LAKI-LAKI 110 147 132 389
PEREMPUAN 102 126 86 314
TOTAL 212 273 218 703
SISWA/ROMBEL 26 30 31
f. Sarana Prasarana Sekolah
Tabel 4.3 Luas Tanah MTsN 4 Madiun
Sumber Tanah Status Kepemilikan
Sudah digunakan(m2)
Belum digunakan
Sudah Sertifikat
Belum Sertifikat
Pemerintah 4.134 5.258 5.030 4.334
49
Wakaf/Sumbangan - - - -
Pinjam/Sewa - - - -
Jumlah 9.364 m2.
Tabel 4.4 Jumlah dan Kondisi Ruangan serta Bangunan
MTsN 4 Madiun
No Jenis Bangunan Jml.
Permanen
Baik Rusak
Berat
Rusak
Ringan
1. Ruang kelas 18* 9 9 -
Ruang kelas sewa 6 - - 6
2. Ruang Kamad 1 1 - -
3. Ruang Guru 2 1 1 -
4. Ruang Tata Usaha 2 2 - -
5. Perpustakaan 1 - - 1
6. Laboratorium
Al Qur’an - - - -
Komputer 1 1 - -
Fisika 1 1 - -
Kimia - - - -
Biologi - - - -
Bahasa 1 - - 1
7. Ruang Ketrampilan - - - -
8. Ruang BP/BK 1 1 - -
9. Ruang UKS 1 1 - -
10. Ruang Aula - - - -
11. Masjid/Mushalla 1 1 - -
12. Rumah Dinas - - - -
13. Kantin 1 - - -
14. Asrama - - - -
50
Tabel 4.5 Fasilitas Media Pembelajaran
Alat Jumlah Keadaan LCD Proyektor 13 Baik Mini Tab 3 Baik AC 3 Baik Kipas Angin 14 Baik TV 5 Baik Router/AP 10 Baik Soundsystem 13 Baik
2. Profil Guru PAI Sebagai Subyek Penelitian Di MTsN 4 Madiun
a. Profil Guru Akidah Akhlak
1) Nama : Ja’far Arifi, S.Ag. 2) Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 26 Januari 1974 3) Alamat : Desa Rejosari RT 36 RW 07
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun
4) Riwayat Pendidikan : -MI Rejosari -MTsN Rejosari -MAN Kembangsawit -IAIN Malang
5) Jenjang Karir : -Guru SMP 1 Kebonsari -Guru SMP 3 Geger -Guru SMP 1 Dolopo -Guru MTs Al-Hikam -Guru MTsN 4 Madiun
6) No HP : 08214187821439
b. Profil Guru Qur’an Hadits
1) Nama : Ahyat Muttaqin, S.Ag, M.Pd.I 2) Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 24 September 1964 3) Alamat : Perumahan Gadang Blok 6
Pucanganom Dolopo Madiun 4) Riwayat Pendidikan : MI Nurul Islam Kedondong
MTsN Kembangsawit MAN Kembangsawit IAIN Tulungagung Universitas Darul Ulum Jombang
39 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 07/D/13-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
51
5) Jenjang Karir : - Guru MAN Rejosari - Guru MTs Rejosari - Kepala Sekolah MTsN Bibrik - Kepala Sekolah MTsN
Kembangsawit - Kepala Sekolah MTsN Kare - Guru MTsN 4 Madiun
6) No HP : 08560860553740
c. Profil Guru Fikih
1) Nama : Ichwan Mansur, S.Ag, M.Pd.I 2) Tempat Tanggal Lahir : Magetan, 19 Juni 1962 3) Alamat : Kauran Takeran RT 12 RW 3 Dukuh
Landangan 4) Riwayat Pendidikan : -MIN Takeran
-MTsN Takeran -SMA Cokroaminoto -IAIN Sunan Ampel Bojonegoro -UII Madiun -Undar Jombang
5) Jenjang Karir : -Guru di MTs Muhammadiyah -Guru di MTs Toriqul Huda -Guru di MTs Al-Islamiyah -Guru di MTs Darussalam -Guru di MTsN 4 Madiun
6) No HP : 0851771724941
d. Profil Guru SKI
40 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 08/D/13-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 41 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 09/D/14-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
1) Nama : Drs. Wijianto, M.Pd.I. 2) Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 8 Agustus 1964 3) Alamat : Dusun Sidodadi Desa Ketandan RT 09
Kec. Dagangan Kab. Madiun 4) Riwayat Pendidikan : -SDN 1 Ketandan
-MTs Uteran -MA Uteran -Insuri Ponorogo
52
B. Persiapan Implementasi Multimedia Dalam Pembelajaran PAI Di
MTsN 4 Madiun
Dalam rangka mempersiapkan pembelajaran PAI berbasis multimedia
sekolah menyiapkan sarana prasarana khususnya yang berhubungan dengan
multimedia. Sarana prasarana merupakan salah satu komponen terpenting
dalam pembelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, dan
SKI) berbasis multimedia. Tanpa adanya sarana prasarana yang memadai,
pembelajaran PAI berbasis multimedia tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Sarana prasarana dapat mempermudah proses pembelajaran baik dari segi
penyampaian oleh guru maupun dari segi penerimaan materi oleh siswa. Guru
dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cepat, mudah dan tentunya
menarik. Hal ini membuat siswa lebih cepat menangkap apa yang disampaikan
oleh guru.
42 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 10/D/14-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
-Darul Ulum Jombang 5) Jenjang Karir : -Kepala Sekolah MTs Darussalam
-Kepala Sekolah MA Darussalam -Guru MA Al-Hidayah -Guru MTsN 4 Madiun
No HP : 08123371344042
54
itu, ruang kelas regular belum mempunyai sarana prasarana yang mendukung dilaksanakannya pembelajaran PAI berbasis multimedia.43 Sedangkan menurut bapak Wijianto, selaku guru SKI di MTsN 4
Madiun, beliau mengungkapkan:
Kelas PC dan MC memiliki sarana prasarana yang mendukung untuk dilaksanakan pembelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan SKI) berbasis multimedia. Kelas ini dirancang agar siswa merasa nyaman saat proses belajar mengajar berlangsung. Kedua kelas ini pada dasarnya sama-sama kelas unggulan akan tetapi yang membedakan antar keduanya adalah fasilitas. Kelas MC memiliki fasilitas yang lebih lengkap, yaitu berupa LCD, Proyektor, Soundsystem, TV, Mini PC, AC. Sedangkan kelas PC mempunyai fasilitas yang lebih sedikit dibanding kelas MC. Sementara itu kelas regular belum mempunyai sarana prasarana yang memadai. Kelas regular baru bisa melaksanakan pembelajaran konvensional, kecuali guru menghendaki memasang alat yang dibutuhkan untuk pembelajaran multimedia.44 Setelah sekolah menyiapkan sarana prasarana, maka langkah
selanjutnya lembaga pendidikan menyiapkan SDM atau kemampuan tenaga
pendidik dalam membuat, mengoperasikan dan memanfaatkan sarana
prasarana yang ada terutama mengenai multimedia pembelajaran. Guru
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat mengembangkan
kompetensinya. Dukungan yang diberikan oleh guru merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan pendidik dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.45 Dalam hal ini Kemenag Kabupaten Madiun maupun sekolah sendiri
mengadakan workshop maupun MGMP agar guru memiliki wawasan yang
43 Lihat Transkip Wawancara Nomor 03/W/31-1/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 44 Lihat Transkip Wawancara Nomor 07/W/7-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 45 Lihat Transkip Observasi Nomor 02/O/28-I/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
57
kemampuan IT individu guru merupakan hal penting dalam penyampaian
materi pelajaran berbasis multimedia. Bapak Wijianto selaku guru mata
pelajaran SKI menjelaskan:
Guru PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan SKI) yang mengajar di MTsN 4 Madiun sudah mempunyai kemampuan untuk merancang, memanfaatkan, dan mengembangkan teknologi dengan baik. Mereka sering diskusi jika mendapati suatu masalah ketika pembelajaran berlangsung kepada guru TIK yang dianggap lebih tahu tentang multimedia.49
Diungkapkan juga oleh bapak Ahyat Muttaqin selaku guru mata
pelajaran Qur’an Hadits bahwa:
Guru PAI di MTsN 4 Madiun sudah mempunyai kemampuan IT yang cukup luas. Agar tenaga pendidik diusia lanjut rumpun PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan SKI) tidak tertinggal dalam hal IT maka seharusnya mengikuti kursus komputer di luar jam sekolah untuk mendukung kompetensi yang harus dimiliki oleh guru Abad-21. Guru Abad-21 diharuskan mempunyai kemampuan membuat, mengembangkan, mengoperasikan dan mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa proses pembelajaran juga membutuhkan multimedia untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran. Selain itu, tenaga pendidik memanfaatkan internet apabila ada kesulitan dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia.50
Berdasarkan paparan data tentang persiapan implementasi multimedia
dalam pembelajaran PAI di MTsN 4 Madiun, dapat dikemukakan temuan
penelitian sebagai berikut:
1. Sekolah menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan saat pembelajaran
PAI berbasis multimedia. Sarana prasarana yang dibutuhkan seperti:
49 Lihat Transkip Wawancara Nomor 08/W/7-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian. 50 Lihat Transkip Wawancara Nomor 06/W/3-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian.
58
a. Laptop atau Mini PC
b. LCD Proyektor.
c. Soundsystem
d. Jaringan internet
2. Sekolah menyiapkan tenaga pendidik yang terampil dan menguasai IT.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru, lembaga sekolah serta lembaga
yang menaungi sekolah untuk mendukung kompetensi guru adalah:
a. Kursus komputer
b. Belajar melalui sesama teman
c. MGMP seluruh wilayah Kemenag Kabupaten Madiun
d. Bimbingan Teknis (Bimtek) pengembangan kurikulum yang
diselenggarakan oleh pihak madrasah.
C. Desain Bahan Ajar PAI Berbasis Multimedia Di MTsN 4 Madiun
Setelah sarana prasarana dan kualifikasi tenaga pendidik terpenuhi,
maka langkah selanjutnya guru mata pelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits,
Akidah Akhlak, Fikih dan SKI) menyusun bahan ajar berbasis multimedia
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Pada dasarnya tidak semua
materi yang akan disampaikan dapat menggunakan multimedia.51 Bapak
Ichwan Mansur selaku guru Fikih di MTsN 4 Madiun, beliau mengutarakan
bahwa:
Tidak semua materi Fikih cocok menggunakan multimedia. Materi Sholat, Jenazah cocok menggunakan multimedia, karena sebelum
51 Lihat Transkip Observasi Nomor 03/O/28-I/2020 dalam lampiran skripsi ini.
59
praktek langsung siswa dapat melihat dan mengamati melalui video. Materi yang lebih banyak praktek mengandung praktek lebih cocok menggunakan penjelasan secara langsung dan dibantu media papan tulis. Misalnya materi waris.52
Bapak Ja’far Arifi selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak juga
menjelaskan:
Bahan ajar multimedia hanya bisa digunakan untuk materi tertentu, misalnya materi hari kiamat dan adab kepada orang tua dan guru. Dimana materi itu membutuhkan tidak hanya penjelasan tetapi juga visual dan audiovisual untuk mempermudah pemahaman peserta didik. Namun mata pelajaran Akidah Akhlak tetap membutuhkan banyak cerita agar peserta didik tidak hanya memahami konsep tetapi dapat mengambil ibrah dari cerita tokoh-tokoh Islam terdahulu.53
Sebelum membuat bahan ajar berbasis multimedia tenaga pendidik
menentukan patokan dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia. Dasar
yang digunakan tentunya merujuk pada KI dan KD yang sudah tertera dalam
buku pegangan guru PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, fikih dan
SKI). Sebagaimana diungkapkan oleh bapak Ja’far Arifi, beliau menjelaskan
bahwa:
Guru-guru di MTsN 4 Madiun khususnya guru PAI berpedoman pada buku, baik berupa buku paket maupun LKS dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia. Buku yang tersedia merupakan buku sesuai dengan kurikulum terbaru dari Kemenag, sehingga mempermudah guru dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia. Selain itu para guru PAI juga mengambil media tambahan dari internet misalnya berupa video, gambar dan audio untuk mendukung penjelasan materi dari buku tersebut.54
Penjelasan bapak Ja’far Arifi diatas diperkuat oleh bapak Ahyat
Muttaqin selaku guru Qur’an Hadits, beliau menjelaskan bahwa:
52 Lihat Transkip Wawancara Nomor 09/W/10-2/2020 dalam lampiran skripsi ini. 53 Lihat Transkip Wawancara Nomor 11/W/11-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 54 Lihat Transkip Wawancara Nomor 12/W/11-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
61
bentuk kuis singkat, tebak kata dan lain sebagainya. Evaluasi singkat semacam
ini dapat meningkatkan daya ingat siswa atas materi yang telah dipelajari.
Ketersediaan bahan ajar berbasis multimedia akan bermanfaat jika
multimedia yang dipilih sesuai dengan materi dan kebutuhan peserta didik.
Untuk mengetahui multimedia yang digunakan dalam proses belajar mengajar
maka peneliti mengadakan wawancara dengan bapak Wijianto selaku salah
satu guru PAI yaitu guru mata pelajaran SKI beliau mengungkapkan:
Multimedia yang digunakan saat pembelajaran PAI adalah powerpoint. Powerpoint tersebut dirancang guru semenarik mungkin agar siswa tidak bosan. Materi yang disampaikan berupa rangkuman dari buku paket disertai dengan gambar-gambar yang mendukung penjelasan materi tersebut. Tidak hanya itu, powerpoint ini juga dilengkapi dengan video terkait materi yang disampaikan agar peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga mendengarkan dan melihat gambaran peristiwa yang terjadi pada saat itu.57
Sebagaimana bapak Ichwan Mansur selaku guru mata pelajaran Fikih,
beliau menjelaskan bahwa:
Multimedia yang diadopsi dalam pembelajaran PAI adalah powerpoint. Powerpoint merupakan multimedia yang mudah untuk dirancang dan digunakan saat proses pembelajaran. Di dalam powerpoint terdapat fungsi link yang dapat dimasuki video. Video sangat membantu penjelasan dari guru, karena peserta didik dapat melihat sekaligus mendengar materi pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Terlebih jika mata pelajaran Fikih membutuhkan detail-detail dalam setiap materi yang disampaikan, apalagi jika materi tersebut berhubungan dengan ibadah.58
Bahan ajar didesain berpedoman pada tujuan pembelajaran mata
pelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan SKI).
57 Lihat Transkip Wawancara Nomor 14/W/12-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 58 Lihat Transkip Wawancara Nomor 10/W/10-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
KI dan KD
Bahan Ajar
Buku Paket LKS
Konseptual Faktual Prosedural Metakognitif
Bahan Ajar Berbasis Multimedia
Bahan Ajar Konvensional
63
menyesuaikan karakteristik siswa. Pengembangan bahan ajar ini harus
disesuaikan dengan jenis-jenis materi yang akan diajarkan. Materi pelajaran
yang bersifat konseptual dan faktual lebih menarik jika menggunakan bahan
ajar berbasis multimedia. Hal ini disebabkan penggunakan bahan ajar berbasis
multimedia pada materi yang bersifat konseptual dan faktual akan
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Bahan ajar yang disajikan dapat
berupa teks, audio maupun video. Penggunaan multimedia ini juga
mendukung siswa untuk belajar mandiri dengan adanya guru atau tanpa
adanya guru. Sementara itu, materi pelajaran yang bersifat prosedural dan
metakognif akan lebih baik jika menggunakan bahan ajar konvensional, yaitu
menggunakan buku biasa. Materi bersifat prosedural dan metakognif kurang
sesuai jika disampaikan dengan menggunakan multimedia. Materi tersebut
membutuhkan penjelasan lebih dari guru. Selain itu, materi bersifat prosedural
dan metakognitif membutuhkan media tambahan berupa papan tulis. Misalnya
saja materi waris, zakat, haji dan lain sebagainya.
Berdasarkan paparan data tentang desain bahan ajar PAI berbasis
multimedia di MTsN 4 Madiun, dapat dikemukakan temuan penelitian sebagai
berikut:
1. Prosedur penyusunan bahan ajar berbasis multimedia adalah sebagai
berikut:
a. Patokan pembuatan bahan ajar PAI berbasis multimedia adalah buku
paket dan LKS sesuai kurikulum yang berlaku.
b. Multimedia yang digunakan adalah powerpoint.
64
2. Tidak semua materi pelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah
Akhlak, Fikih, SKI) cocok menggunakan multimedia, materi pelajaran
yang cocok menggunakan multimedia adalah materi yang bersifat faktual
dan konseptual, sedangkan materi yang lebih banyak praktek dan
penjelasan akan lebih baik menggunakan bahan ajar cetak berupa buku
paket dan LKS.
D. Pelaksanaan Pembelajaran PAI Berbasis Multimedia Di MTsN 4 Madiun
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran sangat penting untuk
mempermudah pemahaman siswa dalam menangkap dan mengaplikasikan
materi yang disampaikan. Setiap guru tentunya mempunyai cara masing-
masing untuk menyampaikan materi pelajaran. Guru PAI di MTsN 4 Madiun
yang paling sering menggunakan multimedia adalah bapak Wijianto selaku
guru SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Hal ini sesuai dengan penjelasan bapak
Wijiyanto bahwa:
Mata pelajaran SKI lebih banyak menggunakan multimedia, dikarenakan SKI merupakan pelajaran cerita sehingga guru harus aktif dan kreatif membuat proses pembelajaran menarik. Proses pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis multimedia pada dasarnya sama. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, memimpin untuk berdoa dan melakukan absensi. Setelah itu guru menampilkan powerpoint atau video lalu peserta didik diminta untuk mengamati, selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk menjelaskan apa yang telah diamati kepada teman-teman dan terakhir guru memberikan refleksi atau penguatan atas apa yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ini secara umum sudah tertera dalam RPP, tinggal guru menyesuaikan keadaan yang ada di lapangan.59
59 Lihat Transkip Wawancara Nomor 18/W/13-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
66
Penjelasan bapak Ichwan Mansur diperkuat oleh bapak Ja’far Arifi
bahwa:
Prosedur pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia pada dasarnya sama dengan pembelajaran konvensional. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, memberi perintah untuk berdoa dan melakukan absensi. Selanjutnya guru menjelaskan materi kepada peserta didik secara luas dan mendalam, jika dibutuhkan penjelas dari materi yang disebutkan maka guru menampilkan film, gambar ataupun video terkait materi tersebut.61
MTsN 4 Madiun memiliki 11 kelas yang mendukung dilaksanakan
pembelajaran berbasis multimedia. Selain ruang kelas yang nyaman sarana
prasarana yang tersedia lengkap antara lain: TV, LCD, Proyektor, Mini PC,
Soundsystem. Pembelajaran berbasis multimedia menggunakan strategi yang
bermacam-macam seperti snowball, kooperatif, kontekstual, group resume
dan lain sebagainya. Pembelajaran dilakukan sebagaimana tertera dalam RPP
terlampir
Bapak Ja’far Arifi selaku guru Akidah Akhlak beliau mengungkapkan:
Frekuensi penggunaan multimedia di kelas PC, MC dan regular tentu berbeda. Ruang kelas PC dan MC memang didesain kelas multimedia sehingga fasilitas di dalamnya bisa dikatakan lengkap. Sementara itu kelas regular harus memasang sendiri hardware atau sarana prasarana yang dibutuhkan agar dapat menggunakan multimedia saat proses pembelajaran. Pemasangan hardware ini tentunya juga memakan waktu yang lama sehingga dapat mengurangi jam pelajaran. Meskipun demikian, satu semester sekali pada bab kiamat menggunakan multimedia dalam proses belajar mengajar.62
Penjelasan bapak Ja’far Arifi didukung oleh pernyataan dari bapak
Ahyat Muttaqin selaku guru Qur’an Hadits beliau menerangkan:
61 Lihat Transkip Wawancara Nomor 25/W/15-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 62 Lihat Transkip Wawancara Nomor 26/W/15-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
67
MTsN 4 Madiun sudah mendukung apabila dilaksanakan pembelajaran berbasis multimedia, namun untuk saat ini baru kelas PC dan MC yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis multimedia. Hal ini dikarenakan kelas regular belum mempunyai sarana prasarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran berbasis multimedia. Jika menginginkan pembelajaran multimedia maka harus memasang sendiri sarana prasarana yang dibutuhkan.63 Pembelajaran berbasis multimedia digunakan saat guru membutuhkan
sarana agar dapat menyampaikan pembelajaran dengan efektif dan efisien.
Pembelajaran ini dapat dilaksanakan saat jam pembelajaran PAI berlangsung.
Namun kelas regular harus memasang sendiri sarana yang dibutuhkan untuk
pembelajaran multimedia. Pemasangan ini juga membutuhkan waktu yang
relatif lama. Bapak Ichwan Mansur menjelaskan bahwa:
Pembelajaran menggunakan multimedia dapat diterapkan saat jam pembelajaran PAI berlangsung. Kelas-kelas unggulan yang ada di MTsN 4 Madiun sudah mendukung untuk dilaksanakannya pembelajaran berbasis multimedia. Namun kelas regular belum bisa jika langsung menerapkan pembelajaran berbasis multimedia di dalam kelasnya.64
Penjelasan bapak Ichwan Mansur dikuatkan oleh bapak Wijianto
selaku guru mata pelajaran SKI, beliau mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran PAI pada kelas PC dan MC bisa langsung diterapkan saat jam mata pelajaran masing-masing. Kelas PC dan MC memang dituntut dapat menggunakan sarana prasarana dengan sebaik mungkin. Hardware yang dibutuhkan untuk pembelajaran berbasis multimedia sudah tersedia di dalam kelas. Sementara itu kelas regular harus memasang sendiri sarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran PAI berbasis multimedia.65
63 Lihat Transkip Wawancara Nomor 21/W/14-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 64 Lihat Transkip Wawancara Nomor 16/W/12-2/2020dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini. 65 Lihat Transkip Wawancara Nomor 19/W/13-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini.
68
Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan.
Tujuan dari pembelajaran peserta didik diharapkan dapat memahami dan
menerapkan apa yang didapatkan saat pembelajaran. Bapak Wijianto
mengungkapkan:
Siswa diharapkan dapat memahami dan melaksanakan pengetahuan yang diperoleh saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia dapat mengatasi berbagai macam gaya belajar dan karakteristik siswa. Selain itu pembelajaran PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI) menggunakan multimedia dapat mempersingkat waktu dan tenaga tenaga pedidik.66
Bapak Ichwan Mansur mengungkapkan bahwa:
Tujuan yang ingin dicapai saat menggunakan bahan ajar berbasis multimedia adalah lebih mudah menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan. Selain itu, penggunaan multimedia dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.67
Sejalan dengan itu, bapak Ahyat Muttaqin juga menerangkan:
Digunakannya bahan ajar berbasis multimedia dengan tujuan agar dapat mengatasi karakter siswa yang beragam. Dengan digunakannya multimedia dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Multimedia yang digunakan setiap kelas berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap kelas mempunyai karakter masing-masing sehingga dalam penyampaian materi juga tidak bisa disamakan secara menyeluruh.68
Proses pembelajaran dalam suatu ruang lingkup sekolah tidaklah
terjadi tanpa kendala. Banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh lembaga
pendidikan, baik masalah mengenai sarana prasarana ataupun mengenai
tenaga pendidik. MTsN 4 Madiun dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
66 Lihat Transkip Wawancara Nomor 20/W/13-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini 67 Lihat Transkip Wawancara Nomor 17/W/12-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini 68 Lihat Transkip Wawancara Nomor 22/W/14-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
69
multimedia mengalami kendala-kendala kecil seperti listrik sering mati dan
rusaknya hardware yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran berbasis
multimedia.69 Diungkapkan juga oleh bapak Ahyat Muttaqin bahwa:
Kendala yang dialami saat pembelajaran berlangsung biasanya berupa kendala sarana prasarana. Ruang kelas berbasis multimedia sering mengalami mati listrik sehingga pembelajaran berbasis multimedia tidak dapat berlangsung, selain itu beberapa hardware yang rusak juga membutuhkan waktu yang lama untuk membenahinya.70
Kendala-kendala yang terjadi saat pembelajaran berbasis multimedia
dapat diatasi dengan menggunakan bahan ajar cetak yaitu berupa buku paket
dan LKS. Bapak Ja’far Arifi mengungkapkan bahwa:
Saat terjadi kendala dalam penggunaan multimedia baik karena rusaknya hardware atau karena listrik mati, guru-guru khususya guru PAI di MTsN 4 Madiun menggunakan bahan ajar cetak berupa buku dan LKS agar pembelajaran tetap berlangsung. Selain itu, guru menggunakan media lingkungan sekitar untuk memudahkan penjelasan kepada peserta didik.71
Penjelasan bapak Ja’far Arifi diperkuat oleh bapak Ahyat Muttaqin
selaku guru Qur’an Hadits beliau mengungkapkan bahwa:
Apabila terjadi kendala dalam proses pembelajaran menggunakan multimedia, maka guru akan menggunakan buku paket dan LKS sebagai bahan ajar utama serta menggunakan media tambahan, seperti melukis tentang materi yang akan disampaikan dipapan tulis, memandang lingkungan sekitar, atau bisa jadi langsung terjun ke lingkungan sekitar apabila memang materi tersebut membutuhkan praktek langsung.72
69 Lihat Transkip Observasi Nomor 09/O/10-II/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini 70 Lihat Transkip Wawancara Nomor 23/W/14-2/2020 dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini 71 Lihat Transkip Wawancara Nomor 27/W/15-2/2020dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini 72 Lihat Transkip Wawancara Nomor 24/W/14-2/2020dalam lampiran laporan hasil
penelitian ini
Materi Pelajaran
Bahan Ajar Berbasis Multimedia Bahan Ajar Cetak
Powerpoint
Video
Gambar
Buku Paket
LKS Evaluasi
Kuis Tes Lisan Tes Tulis
Guru
71
menampilkan multimedia serta kuis dan terakhir menutup pembelajaran
dengan salam.
2. Frekuensi pembelajaran di kelas MC, PC dan regular berbeda. Kelas PC
dan MC dapat menerapkan pembelajaran berbasis multimedia disaat jam
mata pelajaran rumpun PAI. Namun lain halnya dengan kelas regular yang
baru bisa menggunakan media dan bahan ajar seadanya.
3. Pembelajaran alternatif yang digunakan saat terjadi kendala dalam hal
operasional adalah dengan menggunakan bahan ajar cetak berupa buku
paket dan LKS.
72
BAB V
PEMBAHASAN
A. Persiapan Implementasi Multimedia Dalam Pembelajaran PAI Di
MTsN 4 Madiun
Pendidikan agama Islam sebagai salah satu kurikulum wajib yang ada
di MTsN 4 Madiun terdiri dari mata pelajaran Qur’an Hadits, Akidah Akhlak,
Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran PAI di madrasah tersebut ada berbagai upaya yang dilakukan
salah satunya adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran.
Berdasarkan teori Munir tentang multimedia dijelaskan bahwa perkembangan
media akhir-akhir ini sangat menakjubkan dengan kemunculan teknologi
multimedia. Kehadiran teknologi multimedia ini diharapkan mampu
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan menjadikan
pembelajaran menjadi lebih menarik.73 Hal ini sesuai dengan kesungguhan
MTsN 4 dalam memperbaiki proses belajar mengajar PAI yang dianggap
membosankan apabila menggunakan pembelajaran konvensional secara terus-
menerus. Pembelajaran PAI di madrasah ini perlahan menjadi lebih bervariasi
dengan menggunakan multimedia.
Penyiapan sarana prasarana yang dilakukan oleh madrasah sudah tepat
dan sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. MTsN 4 Madiun
sudah mempunyai berbagai sarana prasarana serta ruang kelas yang
73 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 157.
73
mendukung diterapkannya pembelajaran PAI berbasis multimedia. Sarana
prasarana yang tersedia berupa LCD (Liquid Crystal Display), proyektor,
soundsystem, TV, AC, Mini PC dan jaringan internet. Pemilihan Mini PC
yang masih jarang digunakan ini untuk menghemat tempat serta lebih mudah
dalam pengoperasian multimedia di dalam kelas. Sayangnya Mini PC
merupakan alat yang rentang rusak terlebih lagi jika perawatannya kurang
bagus. Berdasarkan teori multimedia diterangkan bahwa salah satu langkah
dalam menyiapkan pembelajaran berbasis multimedia adalah
menginventarisasi kelengkapan multimedia pembelajaran yang tersedia dari
segi jenis, jumlah, fungsinya yang masih bisa dimanfaatkan atau tidak bisa.74
Namun dari apa yang telah dijelaskan dalam teori ada satu hal yang belum
dilaksanakan yaitu pemilihan sarana prasarana yang masih bisa digunakan dan
sudah tidak layak untuk digunakan. Masih banyak sarana prasarana yang rusak
dan dibiarkan begitu saja sehingga pembelajaran PAI berbasis multimedia
belum dapat berjalan dengan maksimal.
Guru-guru rumpun PAI di MTsN 4 Madiun telah memiliki
pengetahuan IT yang cukup. Meskipun kebanyakan diantara mereka berusia
paruh baya, mereka tidak sungkan untuk bertanya kepada ahlinya yaitu guru
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) jika sedang
menemui suatu masalah dalam pemanfaatan multimedia. Ada juga diantara
mereka yang mengambil kursus komputer di luar jam mengajar agar tidak
tertinggal wawasan teknologinya dengan guru golongan muda. Berdasarkan
74 Ibid, 154.
74
teori yang diungkapkan Leli Halimah bahwa tenaga pendidik saat ini memiliki
alat teknologi yang canggih dalam menjalankan tugas profesionalnya. Sangat
memungkinkan guru untuk menemukan beragam konten dari berbagai penulis,
dapat berkolaborasi dengan orang lain, mengatur informasi, dan menyesuaikan
diri bagaimana memanfaatkannya. Dengan potensi yang kaya informasi
seperti saat ini, di ujung jari guru dengan membuka perangkat elektronik
terkoneksi internet dan teknologi lainnya, apa yang dibutuhkan untuk
menjalankan tugas profesionalnya akan sangat terbantu.75 Namun tidak semua
yang ada dalam teori sudah dilaksanakan oleh guru-guru rumpun PAI MTsN 4
Madiun. Kebanyakan guru PAI MTsN Madiun baru dapat memanfaatkan
multimedia yang tingkat pembuatan atau pengoperasiannya mudah. Hal ini
dikarenakan kemampuan yang mereka miliki masih sangat dasar.
Tidak hanya itu saja, kompetensi guru-guru rumpun PAI didukung
oleh berbagai pihak, baik dari pihak sekolah itu sendiri maupun dari pihak
pusat atau Kementerian Agama. Pihak sekolahan mengadakan Bimbingan
Teknis (Bimtek) setiap tahun untuk mengembangkan mutu serta wawasan
tenaga pendidik khususnya tenaga pendidik rumpun PAI yang ada di MTsN 4
Madiun. Dalam bimbingan teknis ini guru mendapatkan wawasan yang luas
serta uptodate tentang pendidikan masa kini. Bimtek yang baru dilaksanakan
di tahun lalu adalah mengenai pengembangan kurikulum. Seperti yang kita
ketahui bahwa kurikulum sering kali berubah. Maka dari itu untuk mentransisi
perubahan kurikulum lama ke kurikulum terbaru dibutuhkan bimbingan teknis
75 Leli Halimah, Keterampilan Mengajar Sebagai Inspirasi Untuk Menjadi guru yang
Excellent di Abad Ke-21, 21.
75
agar guru mengetahui dari sisi mana kurikulum tersebut berbeda dan
bagaimana kesamaan kurikulum baru dengan kurikulum lama. Berdasarkan
salah satu teori dijelaskan bahwa mempelajari dan memahami kurikulum yang
berlaku terutama tentang kemampuan atau kompetensi yang harus dicapai
setelah mempelajari suatu materi pembelajaran dengan menggunakan
multimedia pembelajaran.76 Teori tersebut berhubungan dengan apa yang
sudah dilaksanakan oleh sekolah. Kegiatan semacam ini memang dibutuhkan
oleh tenaga pendidik agar dapat mempunyai wawasan yang luas mengenai
kurikulum dalam satuan pendidikan dan bagaimana mengemas kurikulum
tersebut agar menjadi suatu bahan ajar yang menarik.
Kementerian Agama Kabupaten Madiun juga mengadakan sebuah
kegiatan yaitu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kegiatan ini wajib
diikuti oleh setiap guru mata pelajaran terkait. Pertemuan dilaksanakan satu
bulan sekali dan bertempat di sekolah-sekolah yang berada di bawah wilayah
naungan Kementerian Agama Kabupaten Madiun. Acara ini membahas
mengenai mata pelajaran terkait baik dari sisi materi, bahan ajar, strategi,
media dan lain sebagainya. Kendala-kendala yang terjadi saat pembelajaran
juga disampaikan dalam pertemuan ini kemudian dibahas bersama agar
menemukan titik temu. MGMP mata pelajaran Qur’an Hadits yang diketuai
oleh salah satu guru rumpun PAI di MTsN 4 Madiun yaitu bapak Ahyat
Muttaqin. MGMP memiliki web khusus mata pelajaran Qur’an Hadits. Web
ini berfungsi sebagai sarana untuk memberitahukan sebuah informasi terkait
76 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 154.
76
pendidikan agama, diskusi masalah yang sedang dialami dan lain sebagainya.
Berdasarkan teori diterangkan bahwa salah satu tahap sebelum melaksanakan
pembelajaran berbasis multimedia adalah melakukan analisis kurikulum untuk
mengetahui hubungan kemampuan atau kompetensi yang harus dicapai
peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan
multimedia pembelajaran yang diperlukan.77 Penjelasan tersebut sesuai
dengan kegiatan MGMP yang telah dilaksanakan setiap bulannya. Namun
kegiatan ini kurang mendapat perhatian dari guru-guru mata pelajaran terkait.
Saat pelaksanaan kegiatan ini mereka kurang berpatisipasi dan cenderung
pasif.
B. Desain Bahan Ajar PAI Berbasis Multimedia Di MTsN 4 Madiun
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu.78
MTsN 4 Madiun menggunakan bahan ajar berbentuk cetak dan juga
bahan ajar berbentuk multimedia. Bahan ajar cetak berbentuk buku paket dan
LKS merupakan bahan ajar inti yang harus ada saat pembelajaran. Disamping
merupakan acuan bagi guru rumpun PAI saat pembelajaran berlangsung, buku
77 Ibid 78 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, 173.
77
paket dan LKS merupakan sumber belajar yang utama bagi peserta didik.
Berdasarkan teori bahan ajar yang dijelaskan oleh Yaumi bahwa bahan untuk
sistem pembelajaran tatap muka mencakup hasil kompilasi guru yang
diperoleh dari berbagai sumber, bahan penilaian hasil belajar, pedoman atau
petunjuk belajar seperti yang diberikan melalui silabus dan RPP. Selain itu,
dapat pula berupa handout, bahan hasil print out powerpoint dan berbagai
sumber lain.79 Teori ini mempunyai keterkaitan dengan proses belajar
mengajar PAI di MTsN 4 Madiun yang pembelajarannya berlangsung face to
face di dalam ruang kelas. Bahan ajar yang digunakan sangat beragam mulai
dari buku paket, LKS, powerpoint dan lain sebagainya. Tetapi untuk bahan
ajar utama mereka memilih buku paket dan LKS dikarenakan setiap peserta
didik mempunyai buku masing-masing. Sementara itu bahan ajar berbasis
multimedia berkedudukan sebagai suplemen atau tambahan dari bahan ajar
utama.
Guru-guru rumpun PAI di MTsN 4 Madiun berpedoman pada buku
paket dan LKS yang sudah ditentukan oleh sekolah dalam pembuatan bahan
ajar berbasis multimedia. Buku paket mata pelajaran agama yang ada di
madarasah-madrasah dalam naungan Kementerian Agama umumnya sama,
karena memang sudah dirancang oleh lembaga terkait dari segi SK, KD dan
lainnya sudah sesuai dengan silabus pembelajaran. Selain berpedoman pada
buku paket dan LKS, guru-guru rumpun PAI MTsN 4 Madiun juga
menambahkan beberapa referensi dari buku lain yang relevan serta referensi
79 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013, 279-281.
78
dari internet agar memperluas bahan ajar yang didesain. Berdasarkan salah
satu teori dijelaskan bahwa bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana
untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu,
penyusunan bahan ajar hendaklah berpedoman pada standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) atau tujuan pembelajaran. Bahan ajar yang
disusun bukan memedomani SK dan KD atau tujuan pembelajaran, tentu tidak
akan memberikan banyak manfaat kepada peserta didik.80 Penjelasan teori
tersebut sesuai dengan apa yang telah guru-guru PAI MTsN 4 Madiun
laksanakan. Mereka membuat bahan ajar berbasis multimedia dengan
berpedoman buku paket dan LKS yang telah tersedia. Namun kebanyakan
guru-guru PAI MTsN 4 Madiun belum mengembangkan Kompetensi Dasar
(KD) sesuai dengan karakteristik siswa, mereka hanya menyalin apa yang
telah ada dibuku. Akan lebih baik jika KD yang telah tertera dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya pendidik
menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan kebutuhan dan melibatkan
media yang menggunakan berbagai indra. Penggabungan antara audio, visual,
gambar, teks, angka dan animasi yang saling berinteraksi memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar di sekolah maupun di rumah.81
Multimedia yang dipilih oleh guru-guru rumpun PAI MTsN 4 Madiun
kebanyakan berupa powerpoint. Powerpoint menjadi pilihan karena software
ini sudah ada dilaptop, selain itu penggunaannya pun mudah dan tidak rumit.
80 Ibid, 273. 81 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 140.
79
Disisi lain powerpoint dapat menampilkan multimedia yang diinginkan
dengan cara memakai fungsi link yang sudah tersedia dimenu powerpoint.
Software ini dapat menampilkan teks, video, audio, foto dan lain sebagainya.
Peserta didik juga dapat belajar secara mandiri di rumah dengan mengakses
powerpoint. Berdasarkan salah satu teori diungkapkan bahwa program
Microsoft Powerpoint cukup populer digunakan baik dalam proses
pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun pada lembaga-
lembaga tidak formal. Hal ini disebabkan bukan saja karena program ini sudah
menjadi bagian dari program software Microsoft, akan tetapi pengoperasian
dan bentuk tampilannya yang lebih menarik, serta dapat diintegrasikan dengan
program Microsoft lainnya seperti Wort, Excel, Access dan sebagainya
termasuk diintegrasikan dengan video, gambar dan foto.82 Penjelasan teori
tersebut sesuai dengan realita pembelajaran PAI di MTsN 4 Madiun. Guru-
guru di madrasah ini cenderung memilih powerpoint dengan alasan
pengoperasian yang mudah dan software didapatkan dengan gratis.
Multimedia powerpoint memang mudah dioperasikan, namun akan lebih
baiknya guru-guru PAI MTsN 4 Madiun mencoba multimedia yang baru agar
peserta didik tidak bosan jika hanya menggunakan powerpoint.
Bahan ajar berbasis multimedia dirancang guru-guru rumpun PAI
MTsN 4 Madiun dengan mempertimbangkan jenis-jenis materi agar bahan
ajar yang dikembangkan sampai kepada peserta didik secara maksimal.
Sebagian besar guru-guru rumpun PAI meliputi (Qur’an Hadits, Fikih, Akidah
82 Wina, Media Komunikasi Pembelajaran, 183-184.
80
Akhlak dan SKI) memilih jenis materi konseptual dan faktual untuk
dikembangkan dalam bahan ajar berbasis multimedia, hal ini dikarenakan
jenis materi konseptual dan faktual dirasa mudah untuk dijelaskan dengan
bantuan bahan ajar berbasis multimedia. Berbeda dengan jenis materi
metakognitif dan prosedural guru harus lebih banyak menerangkan dan
mempraktekkan agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta
didik. Sama halnya materi tentang hitungan jauh lebih baik jika diterangkan
dengan langsung menulis pada papan tulis bukan melalui multimedia.
Berdasarkan teori yang diungkapkan Wina Sanjaya bahwa materi atau bahan
pelajaran memiliki jenis yang berbeda dimulai dari data dan fakta, konsep,
prinsip, teori sampai prosedur.83 Penjelasan tersebut sesuai dengan implikasi
pengelompokan bahan ajar PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun
sesuai dengan jenisnya. Memang benar bahwa tidak semua materi dapat
disampaikan dengan menggunakan multimedia. Ada beberapa materi tertentu
yang memang harus disampaikan menggunakan media berbeda.
C. Pelaksanaan Pembelajaran PAI Berbasis Multimedia Di MTsN 4 Madiun
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan membelajarkan peserta didik.
Agar terjadi kegiatan belajar secara efektif pada peserta didik, maka guru
harus menciptakan situasi belajar yang kondusif. Perencanaan guru dalam
menciptakan aktivitas peserta didik saat belajar sangat bergantung pada
pemahaman guru terhadap konsep pembelajaran. Mengingat pembelajaran
83Ibid, 199.
81
bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan terjadinya
interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks.
Tahapan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun
secara umum sama seperti pembelajaran konvensional. Namun dalam
penyampaian materi pelajaran beberapa guru menggunakan multimedia.
Multimedia yang digunakan diantaranya powerpoint, video dan lain
sebagainya. Guru-guru rumpun PAI MTsN 4 Madiun secara teoritis belum
mengimplementasikan apa yang ada di RPP secara runtut dan benar.
Meskipun penerapan proses pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang ada
didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun secara teoritik
strategi pembelajaran memang membolehkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran tidak harus sama dengan apa yang ada didalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dikarenakan penyesuaian
lingkungan pembelajaran setiap kelasnya berbeda. Bapak Wijianto juga
menjelaskan bahwa guru-guru rumpun PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah
Akhlak, Fikih dan SKI) belum bisa menerapkan apa yang mereka tulis dengan
sebagaimana yang ada, hal ini dikarenakan keadaan di lapangan sangat
berbeda dengan teori yang ada. Maka dari itu dibutuhkan kreativitas guru
untuk dapat mengkondisikan peserta didiknya dengan baik. Berdasarkan teori
yang disampaikan Leli Halimah bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif, idealnya menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 pelaksanaan
pembelajaran harus merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan
82
Pembelajaran (RPP), yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.84
Namun kebanyakan guru-guru PAI MTsN 4 Madiun belum menerapkan apa
yang sudah mereka tulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
secara sepenuhnya. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan keadaan di
lapangan. Kebanyakan dari mereka berfikir bahwa rumit menerapkan apa
yang sudah ada dalam RPP.
MTsN 4 Madiun menerapkan pembelajaran berbasis multimedia pada
jam mata pelajaran rumpun PAI meliputi (Qur’an Hadits, Fikih, Akidah
Akhlak dan SKI) yang telah tersedia, sehingga tidak menggangu jam pelajaran
lain. Namun frekuensi penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia
ditiap-tiap kelas berbeda. Kelas unggulan PC dan MC dapat menggunakan
multimedia kapan saja, berbeda dengan kelas regular yang harus memasang
sarana prasarana yang dibutuhkan terlebih dahulu. Kebanyakan guru-guru
rumpun PAI yang mengajar kelas regular enggan untuk menerapkan
pembelajaran berbasis multimedia karena membuang waktu pelajaran jika
harus menyiapkan segala sesuatunya. Fasilitas yang terdapat di dalam ruang
kelas di MTsN 4 Madiun tidaklah sama. Kelas unggulan tentunya mempunyai
fasilitas yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan kelas regular. Hal ini
membuat frekuensi penerapan pembelajaran berbasis multimedia antara satu
kelas dengan kelas lainnya berbeda. Berdasarkan teori yang diungkapkan
Munir bahwa waktu yang tersedia dan yang dibutuhkan untuk belajar
menggunakan multimedia pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
84 Leli Halimah, Keterampilan Mengajar Sebagai Inspirasi Untuk Menjadi guru yang
Excellent di Abad Ke-21, 38.
83
perlu dipertimbangkan. Betapun baiknya multimedia pembelajaran yang
tersedia dan dapat digunakan, jika penggunaannya memerlukan waktu yang
tidak sesuai dengan waktu yang tersedia dapat menggangu keberhasilan
belajar. Oleh karena itu, perlu dipilih multimedia pembelajaran yang dapat
membantu proses pembelajaran, namun waktu yang dibutuhkan untuk
menggunakannya sesuai dengan waktu yang tersedia.85 Hal tersebut sesuai
dengan kondisi pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun
dilaksanakan sesuai jam mata pelajaran masing-masing. Pembagian waktunya
terserah pada guru bagaimana mengatur jam pelajaran yang sudah ditetapkan.
Namun tidak semua kelas di MTsN 4 Madiun dapat menerapkan pembelajaran
PAI berbasis multimedia. Baru kelas unggulan yang dapat melaksanakan
pembelajaran berbasis multimedia. Hal ini dikarenakan kendala sarana
prasarana belum mumpuni di kelas regular. Untuk saat ini kelas regular hanya
bisa menggunakan pembelajaran berbasis multimedia sekali atau dua kali
setiap semester dan selebihnya menggunakan pembelajaran konvensional.
Pada saat proses pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4
Madiun diterapkan ada beberapa kendala yang dialami oleh para guru rumpun
PAI meliputi (Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih dan SKI) diantaranya
kendala berupa sarana prasarana. Alat-alat yang digunakan sering kali rusak
dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya. Dengan
rusaknya alat-alat yang menunjang pembelajaran berbasis multimedia ini
secara otomatis dapat menggangu pembelajaran yang berlangsung. Selain itu,
85 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 159.
84
aliran listrik yang ada di MTsN 4 Madiun sering kali mati. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya muatan listrik yang dipasang dan lebihnya pemakaian pada
waktu yang bersamaan. Pada saat guru-guru rumpun PAI MTsN 4 Madiun
tidak bisa menerapkan pembelajaran berbasis multimedia, kebanyakan dari
mereka mengambil alternatif tetap merujuk pada bahan ajar utama yaitu buku
paket dan LKS. Selain itu mereka juga memanfaatkan media yang telah ada.
Bisa dalam bentuk barang, lingkungan atau masyarakat setempat. Berdasarkan
salah satu teori dijelaskan bahwa disamping adanya manfaat multimedia
dalam pendidikan, tentunya tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa
hal yang dapat menjadi kendala atau keterbatasan multimedia dalam
pendidikan salah satunya adalah rusaknya alat atau sarana prasarana yang
digunakan untuk proses pembelajaran multimedia.86 Hal tersebut bisa saja
terjadi mengingat alat-alat yang berhubungan dengan multimedia adalah
barang yang mudah rusak dan tentunya mempunyai nilai beli tinggi.
Disamping itu waktu yang diperlukan untuk membetulkan membutuhkan
waktu yang bukan sebentar. Namun akan lebih baik secepatnya mengatasi
kendala-kendala yang terjadi dengan tanggap agar tidak menggangu
pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun.
Meskipun demikian guru-guru PAI MTsN 4 Madiun mengambil alternatif lain
dengan memakai bahan ajar cetak berupa buku paket dan LKS serta media
lain yang dirasa mampu membantu pemahaman peserta didik mengenai materi
yang akan disampaikan.
86 Rusli, Multimedia Pembelajaran yang Inovatif Prinsip Dasar dan Model
Pengembangan, 4-6.
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis multimedia dalam
di MTsN 4 Madiun dilakukan dengan: (a) Mempersiapkan sarana
prasarana pembelajaran berbasis multimedia, seperti laptop, LCD,
proyektor, soundsystem dan jaringan internet. (b) Mempersiapkan tenaga
pendidik PAI yang menguasai IT dengan mengikuti kursus komputer,
sharing sesama teman guru, mengikuti kegiatan MGMP serta Bimbingan
Teknis (Bimtek). Persiapan implementasi pembelajaran PAI berbasis
multimedia sebagian besar sudah memenuhi standar untuk menerapkan
pembelajaran multimedia.
2. Desain bahan ajar PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun, yaitu
dengan memperhatikan beberapa hal berikut: (a) Prosedur penyusunan
bahan ajar berbasis multimedia diantaranya: Patokan pembuatan bahan
ajar PAI berbasis multimedia adalah buku paket dan LKS, multimedia
yang digunakan adalah powerpoint. (b) Pemilihan bahan ajar berbasis
multimedia harus disesuaikan dengan jenis materi dan karakteristik siswa.
Desain bahan ajar PAI berbasis multimedia ini secara keseluruhan sudah
memenuhi syarat-syarat untuk merancang sebuah bahan ajar.
3. Penerapan pembelajaran PAI berbasis multimedia di MTsN 4 Madiun
secara umum sama dengan pembelajaran yang lain.
86
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian, maka peneliti memberikan saran:
1. Saran bagi sekolah
a. Diupayakan untuk melengkapi fasilitas multimedia di kelas regular.
b. Diharapkan penggunaan multimedia yang rusak segera diganti
2. Saran bagi guru
a. Diupayakan untuk lebih meningkatkan pembelajaran multimedia
b. Diharapkan guru lebih aktif dan inovatif terhadap pengembangan
bahan ajar berbasis multimedia.
c. Diupayakan guru menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan RPP.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Perlu ada kajian lebih lanjut terkait efektivitas multimedia dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darmawan, Deni. 2014. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Halimah, Leli. 2017. Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi
Guru yang Excellent di Abad Ke-21. Bandung: PT Refika Aditama. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. -------, Abdul. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Moleong J, Lexy. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. Mufarokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras . Rizal Masdul, Muhammad. 1 Juli 2018 “Komunikasi Pembelajaran,” Igra Jurnal. Munir. 2013. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Peraturan Menteri Agama RI No. 912 tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah
2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab. Prahara, Erwin Yudi. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN
Po PRESS. Rancak Lince, “Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam Menghadapi
Tantangan Di Era Digital,”(Prosiding Temu Ilmiah Guru Tingkat VIII), (26 November 2016)
Risma Sitohang, “Mengembangkan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Di SD,” Jurnal Kewarganegaraan, 2 (November 2014).
Rusli et al, Muhammad. 2017. Multimedia Pembelajaran yang Inovatif Prinsip Dasar dan Model Pengembangan. Yogyakarta: Andi.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Indeks. Sudrajat, Ajat. 2008. Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Prodi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 Ayat 1 Yaumi, Muhammad. 2016. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan
Dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.