YUSA PT HB LAPORAN KEMAJUAN file1 laporan kemajuan hibah bersaing judul: sifat fungsional ledok yang...
Embed Size (px)
Transcript of YUSA PT HB LAPORAN KEMAJUAN file1 laporan kemajuan hibah bersaing judul: sifat fungsional ledok yang...
1
LAPORAN KEMAJUAN
HIBAH BERSAING
JUDUL:
SIFAT FUNGSIONAL LEDOK YANG DIBUAT DARI BEBERAPA
JENIS KACANG-KACANGAN DITINJAU DARI EFEK
HIPOKOLESTEROLEMIK SECARA IN VIVO
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
TIM PENELITI :
Ir. Ni Made Yusa, M.Si.; NIDN : 0031125749
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, M.S.; NIDN : 0010125007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Juni 2015
2
3
RINGKASAN
Ledok adalah makanan tradisional di Nusa Penida, Bali, berbentuk bubur yang dibuat
dari bahan pangan lokal tanpa beras, yaitu ubi kayu kuning, jagung putih, kacang
kacangan, sayuran hijau dan bumbu. Kacang-kacangan sebagai salah satu bahan utama
dalam pembuatan ledok merupakan sumber serat pangan, namun belum diketahui apakah
ledok yang dihasilkannya mempunyai sifat hipokolesterolemik (dapat menurunkan kadar
kolesterol). Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan ledok menjadi pangan
fungsional. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah menganalisis kandungan zat gizi
(karbohidrat, lemak dan protein) dan serat pangan (serat pangan larut, serat pangan tak
larut dan total serat pangan), mengevaluasi sifat sensorik (aroma dan rasa) ledok yang
dibuat dari beberapa jenis kacang-kacangan. Menentukan jenis kacang-kacangan yang
terbaik sebagai bahan ledok (formula ledok terbaik) dan menguji sifat hipokolesterolemik
dari ledok. Untuk mencapai tujuan khusus tersebut maka dilakukan penelitian secara
bertahap yaitu penelitian tahap 1 (Tahun I) pembuatan ledok menggunakan enam jenis
kacang-kacangan yaitu : kacang tanah, kacang kara, kacang hijau, kacang gude, kacang
kedelai, dan kacang buncis. Ledok yang dihasilkan kemudian dianalisis kandungan zat
gizi dan serat pangan, dievaluasi sifat sensoriknya dan ditetapkan formula ledok terbaik
yaitu ledok yang dibuat dari jenis kacang-kacangan yang terbaik sebagai bahan utama.
Kata kunci : ledok, kacang-kacangan, serat pangan dan hipokolesterolemik.
4
PRAKATA
Rasa syukur kami sampaikan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat lindunganNYA kami diberi kesehatan yang baik sehingga
dapat melaksanakan penelitian ini.
Penelitian ini berjudul : Sifat Fungsional Ledok Yang Dibuat Dari Beberapa Jenis
Kacang-kacangan Ditinjau Dari Efek Hipokolesterolemik Secara In Vivo, merupakan
penelitian tahun ke-1 dari penelitian yang direncanakan dua tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kandungan zat gizi, serat pangan dan mengevaluasi sifat
sensorik ledok yang dibuat dari beberapa jenis kacang-kacangan, serta menentukan jenis
kacang-kacangan yang terbaik sebagai bahan ledok (formula ledok terbaik). Penelitian ini
didanai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No.SP DIPA :
023.04.1.673453/2015, tanggal 14 Nopember 2014, dengan Surat Perjanjian Penugasan
Dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Desentralisasi Tahun Anggaran 2015 No.311-
27/UN14.2/PNL.01.03.00/2015 tanggal 30 Maret 2015.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi tentang jenis
kacang-kacangan yang baik digunakan sebagai bahan ledok.. Pada kesempatan ini kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana yang telah mendanai
penelitian ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Udayana, Ketua Pelaksana Kegiatan Penelitian Hibah Bersaing, Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Ketua Laboratorium Analisis Pangan, Ketua
Laboratorium Pengolahan Pangan, Ketua Laboratorium Pengawasan Mutu dan
Organoleptik Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana dan Ketua
Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada atas
segala bantuannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak lainnya yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Akhirnya semoga hasil penelitian ini ada
manfaatnya.
Bukit Jimbaran, 29 Juni 2015
Ketua Peneliti.
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ 2
RINGKASAN................................................................................................. 3
PRAKATA...................................................................................................... 4
DAFTAR ISI................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL........................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. 8
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 9
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 9
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
1.3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian................................................................ 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 11
2.1. Ledok dan Kandungan Gizi........................................................................ 11
2.2. Serat Pangan............................................................................................... 12
2.3. Jenis Kacang-kacangan.............................................................................. 13
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN....................................... 14
BAB 4. METODE PENELITIAN.................................................................... 15
4.1. Bagan Alir Penelitian................................................................................... 15
4.2. Bahan dan Alat........................................................................................... 16
4.3. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 16
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI.................................................................. 18
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.......................................... 20
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
LAMPIRAN........................................................................................................ 23
Lampiran 1. Foto produk penelitian..................................................................... 27
6
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Kandungan Zat Gizi Beberapa Bahan Penyusun Ledok per 100 g b.d.d. (Departemen Kesehatan RI, 1995)................................................................... 11
2. Komposisi zat gizi pada kacang tunggak, kacang hijau, kacang gude, kacang kedelai dan kacang merah.................................................................... 14
3. Formula ledok................................................................................................... 18
4. Nilai rata-rata kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat ledok dari beberapa jenis kacang-kacangan..................................................................... 19
5. Nilai rata-rata skor warna, aroma, tekstur, rasa dan penerimaan keseluruhan ledok dari beberapa jenis kacang-kacangan.................................................... 19
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan alir penelitian.............................................................................. 15
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Foto produk penelitian.............................................................................. 23
9
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ledok adalah sejenis bubur, merupakan salah satu jenis makanan tradisional di
Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Ledok menggunakan bahan baku utama
jagung, ubi kayu kuning dan kacang-kacangaan serta sayuran dan bumbu. Sayuran yang
digunakan adalah bayam dan kemangi, sedangkan bumbunya terdiri dari bawang putih,
cabai, daun salam dan lengkuas. Keunikan dari ledok ini adalah tidak menggunakan
bahan baku beras, sehingga dapat menunjang ketahanan pangan nasional.
Ledok merupakan pangan yang berpotensi dikembangkan menjadi pangan
fungsional karena selain kandungan nutrisinya cukup tinggi juga mengandung komponen
bioaktif seperti serat pangan yang berperanan pada proses fisiologis tubuh. Serat pangan
memiliki sifat-sifat meningkatkan kesehatan atau mencegah penyakit degeneratif seperti
diabetes mellitus (kencing manis), jantung koroner dan tekanan darah tinggi (Subroto,
2008). Serat pangan terlarut mempunyai sifat hipokolesterolemik yaitu dapat menurunkan
kadar kolesterol (Stark dan Madar, 1994)
Kacangkacangan adalah salah satu bahan pangan yang potensial sebagai sumber
protein nabati dan serat pangan. Jenis kacang-kacangan yang umum dikonsumsi antara
lain kacang merah, kacang gude, kacang tunggak dan kacang kedelai. Atas dasar uraian
tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian ledok yang dibuat dari beberapa jenis
kacang-kacangan sebagai dasar pengembangan ledok menjadi pangan fungsional.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian tahun-I
(2015) sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kandungan gizi (karbohidrat, lemak protein dan abu) ledok yang
dibuat dari beberapa jenis kacang-kacangan?
2. Bagaimanakah kandungan serat pangan (serat larut, serat tak larut dan total serat
pangan) ledok yang dibuat dari beberapa jenis kacang-kacangan?
3. Bagaimanakah sifat sensorik ledok yang dibuat dari beberapa jenis kacang-
kacangan?
10
4. Jenis kacang-kacangan manakah yang dapat menghasilkan formula ledok terbaik
dengan kandungan zat gizi dan serat pangan yang tinggi serta disukai oleh
konsumen.
1.3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ledok adalah bahan pangan lokal
seperti ubi kayu kuning, jagung putih, kacang-kacangan, sayuran dan bumbu. Salah satu
keunikan dari makanan ini adalah tidak menggunakan beras. Hal ini sangat penting dalam
rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Tidak digunakannya beras dalam pembuatan
ledok berarti ikut mengurangi kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan pokok dan
peningkatkan peran dari bahan pangan non-beras seperti jagung dan umbi-umbian
sebagai sumber karbohidrat. Mengingat bahan-bahan ledok berasal dari beragam bahan
pangan yaitu jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan dan sayuran hijau, maka
kandungan gizi dan serat pangan diharapkan lebih baik dibanding jenis makanan yang
menggunakan bahan baku kurang beragam atau berasal dari satu jenis bahan.
Jagung, ubi kayu dan kacang-kacangan adalah sumber serat pangan sebagai
senyawa aktif yang berperanan pada proses metabolisme tubuh. Serat pangan ada dua
jenis yaitu serat pangan tak larut dan serat pangan terlarut dalam air. Serat pangan terlarut
air mempunyai sifat hipokolesterolemik yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol (Stark
dan Madar, 1994). Kadar kolesterol plasma berkorelasi positif dengan terbentuknya
aterosklerosis yaitu kelainan degeneratif pada pembuluh darah yang dicirikan oleh
adanya penebalan jaringan dinding pembuluh yang diisi oleh lipid, karbohidrat kompleks,
berbagai produk darah dan jaringan fibrosa (Khomsan, 2006).
Manfaat akademik dari penelitian ini adalah dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan bahwa ledok mengandung zat gizi dan serat pangan yang berperan dalam
memperbaiki proses fisiologis tubuh. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah ledok
disamping sebagai pangan bergizi juga mempunyai sifat menurunkan kadar kolesterol
darah. Luaran dari penelitian ini berupa teknologi tepat guna pembuatan ledok dari
kacang-kacangan dan publikasi ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi.
11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ledok dan Kandungan Gizi
Ledok adalah salah satu makanan tradisional Kabupaten Klungkung terutama di
daerah Nusa Penida. Ledok dibuat dari bahan baku utama jagung dan ubi kayu serta
ditambahkan dengan bahan-bahan lainnya yang terdapat di daerah tersebut seperti kacang
tanah, kacang tunggak, kacang panjang, bayam, daun salam dan kemangi serta bumbu-
bumbu. Kandungan karbohidrat, serat pangan dan mineral beberapa bahan ledok
disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tampak bahwa kadar serat pada kacang tunggak
paling tinggi kemudian diikuti oleh kacang tanah, jagung dan bayam.
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Beberapa Bahan Penyusun Ledok per 100 g b.d.d. (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Jenis Bahan Karbohidrat (g) Serat (g) Ca (mg) P (mg) Fe (mg)
Jagung Ubi kayu* Kacang tunggak Kacang tanah Bayam Kemangi * Bawang merah * Bawang putih * Cabai
76,5 37,9 56,2 17,4 2,9 7,5 0,2 23,1 19,9
1,3 - 4,0 2,4 0,7 - - - -
14 33 502 316 166 35 36 42 45
311 40 429 456 76 106 40 134 85
3,7 0,7 10,3 5,7 3,5 1,0 0,8 1,0 2,5
* Sumber Departemen Kesehatan RI (1992). - = tidak tersedia data.
Berdasarkan hasil penelitian Suter, et al. (2007) ledok mengandung zat gizi
sebagai berikut : air (71,92 %), abu (0,98 %), protein (3,15 %), lemak (4,71 %), serat
kasar (3,18 %) dan karbohidrat (16,05 %).
Bumbu yang digunakan dalam pembuatan ledok ada 2 (dua) jenis yaitu : (1)
bumbu dalam yaitu bumbu yang dicampur ke dalam ledok menjelang matang pada saat
proses pembuatan yang terdiri dari : bawang putih 4 g , cabai merah 6,5 g , garam dapur 1
g dan kulit buah jeruk limau 5 g. (2) bumbu luar atau bumbu koples yaitu bumbu yang
ditambahkan pada ledok pada saat penyajian atau saat ledok dikonsumsi yang jumlahnya
12
bervariasi tergantung kepada konsumen. Bumbu dalam/koples terdiri dari : bawang putih
16 g, cabai merah 26 g, terasi 5 g, gula pasir 10 g, garam dapur 4 g, air perasan jeruk
limau 5 g, kacang tanah goreng 200 g dan minyak kelapa kelentik secukupnya (25
ml)(Suter, et al., 2007)
Pangan fungsional adalah makanan (bukan kapsul, pil atau tepung) berasal dari
ingredien alami dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari diet harian. Pangan fungsional
memiliki fungsi tertentu bila dicerna, membantu mempercepat proses tertentu dalam
tubuh seperti : meningkatkan mekanisme pertahanan secara biologis, mencegah penyakit
tertentu, penyembuhan dari penyakit spesifik, mengendalikan kondisi fisik dan mental,
dan menghambat proses penuaan (Goldberg, 1994).
Ledok dapat berpotensi sebagai pangan fungsional karena dibuat dari bahan-bahan
yang mengandung senyawa aktif. Bahan-bahan tersebut antara lain lengkuas mengandung
senyawa bioaktif (galangol, galangin, alpinen, kamfer, methyl-cinnamate) berkhasiat
menambah nafsu makan, mengencerkan dahak dan sebagai anti bakteri. Daun salam
mengandung bioaktif seperti sitral, eugenol, tanin dan flavonoid berkhasiat mengobati
asam urat, menurunkan kolesterol, dan tekanan darah tinggi serta mengobati diare, maag
(Wijayakusuma, 2002). Kemangi mengandung kamfor, d-limonen, mirsen, etilkavikol,
dan eugenol yang berkhasiat mengatasi gangguan pencernaan seperti radang lambung,
muntah-muntah, perut kembung, mengobati demam, pilek, sakit kepala menurunkan
asam urat. Bioaktif alisin dalam bawang putih berkhasiat: menurunkan kolesterol,
tekanan darah tinggi, mencegah kanker dan menghambat penuaan, meningkatkan insulin
dan meringankan tukak lambung (Subroto, 2008).
2.2. Serat Pangan
Serat pangan merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap
proses hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus kecil. Serat pangan merupakan
bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan (Winarno, 1997
dan Linder, 2010). Menurut Kusharto (2006), serat pangan tidak hanya terdapat pada
sayur dan buah tetapi juga terdapat pada makanan lain misalnya beras, kentang, kacang-
kacangan dan umbi-umbian.. Konsumsi serat yang cukup dapat menghindari timbulnya
beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes melitus dan penyakit lain
13
yang berhubungan dengan obesitas. Serat pangan merupakan salah satu komponen
pangan fungsional yang dewasa ini mendapat perhatian masyarakat luas. Serat pangan
tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia, meliputi polisakarida
yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa, hemiselulosa, oligosakarida, pektin, gum, dan
waxes (Marsono, 2004; Astawan dan Wresdiyati, 2004). Beberapa viscous fiber dapat
menurunkan kolesterol darah seperti gum, pektin dan produk yang berasal dari kacang-
kacangan (Rusilanti dan Kusharto, 2007). Serat yang berasal dari serealia (biji-bijian)
umumnya bersifat tak larut air, sedangkan serat yang bersumber dari sayur, buah dan
kacang-kacangan cendrung bersifat larut ( Astawan et al., 2004).
2.3. Jenis Kacang-kacangan
Kacangkacangan adalah salah satu bahan pangan yang potensial sebagai sumber
protein nabati dan serat pangan. Bahan pangan tersebut beserta produk olahannya sangat
mudah dijumpai dan hampir setiap hari orang mengkonsumsinya, contohnya seperti
kacang tunggak, kacang hijau, kacang gude, kacang kedelai dan kacang merah. Kacang
tunggak atau kacang tolo mengandung protein 22,9 g, karbohidrat 61,6 g, lemak 1,4 g,
kalsium 77 mg, fosfor 449 mg, dan zat besi 6,5 mg. Selain itu kacang tunggak juga
mengandung vitamin A sebanyak 30 SI, vitamin B1 0,92 mg dan vitamin C 2 mg
(Dep.Kes RI, 1992).
Komposisi kimia pada kacang hijau sangat beragam, tergantung kepada varietas,
faktor genetik, iklim maupun lingkungan. Didalam biji kacang hijau mengandung lebih
dari 55% karbohidrat yang terdiri dari pati, gula, dan serat. Pati pada kacang hijau
memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu, 99,8% sehingga sangat baik dijadikan
bahan makanan bayi dan anak balita yang sistem pencernaanya belum sesempurna orang
dewasa. Kacang hijau mengandung protein 22,2g, lemak 1,2g, karbohidrat 62,9g, kalsium
125 mg, fosfor 320 mg, besi 6,7 mg, vitamin A 157 (SI), vitamin B1 0,64 mg dan vitamin
C 6 mg (Dep.Kes.RI, 1992).
Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang banyak terdapat dipasar-
pasar tradisional sehingga mudah didapat dan harganya relatif murah. Kacang merah
sering dipergunakan untuk beberapa masakan, seperti sup, rendang, dan juga kue-kue,
makanan bayi karena kandungan nilai gizinya yang tinggi, terutama sebagai sumber
14
protein. Kacang merah kering adalah sumber karbohidrat kompleks yaitu sumber serat
pangan yang terdiri dari serat larut dan tidak larut air.
Komposisi zat gizi beberapa jenis kacang-kacangan dapat di lihat pada Tabel 2.
Kadar protein kacang tunggak setara dengan kacang hijau, kacang gude dan kacang
merah.
Tabel 2. Komposisi zat gizi pada kacang tunggak, kacang hijau, kacang gude, kacang
kedelai dan kacang merah.
Komposisi Zat Gizi
Kacang tunggak
Kacang hijau
Kacang gude
Kacang kedelai
Kacang merah
1. Protein (g) 2. Lemak (g) 3. Karbohidrat (g) 4. Kalsium (mg) 5. Fosfor (mg) 6. Besi (mg) 7. Vitamin A (SI) 8. Vitamin B1 (mg) 9. Vitamin C (mg)
22,9 1,4 61,6 77,0 449,0 6,5 30,0 0,9 2,0
22,2 1,2 62,9 125 320 6,7 157 0,64 6,0
20,7 1,4 62,0 125,0 275,0 4,0 150,0 0,48 5,0
34,9 18,1 34,8 227 585 8,0 110 1,07
23,1 1,7 59,5 80 400 5.0 0 0,60 0
Sumber : Departemen Kesehatan RI (1992)
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Penelitian tahun-1 ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis kandungan gizi (karbohidrat, lemak protein dan abu) ledok yang
dibuat dari beberapa jenis kacang-kacangan.
2. Menganalisis kandungan serat pangan (serat makanan larut, serat makanan tak
larut dan total serat makanan) ledok yang dibuat dari beberapa jenis kacang-
kacangan.
3. Mengevaluasi sifat sensorik ledok yang dibuat dari beberapa jenis kacang-
kacangan.
4. Menentukan formula ledok terbaik yaitu formula dari jenis kacang-kacangan yang
menghasilkan ledok dengan kandungan zat gizi dan serat pangan yang tinggi serta
disukai oleh konsumen.
15
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan bahwa ledok mengandung zat gizi dan serat pangan yang berperan
dalam memperbaiki proses fisiologis tubuh. Manfaat praktis dari penelitian ini
adalah ledok sebagai pangan bergizi dan mempunyai sifat menurunkan kadar
kolesterol darah.
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1. Bagan Alir Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian tahap 1 (Tahun I,
2015) pembuatan ledok dari enam jenis kacang-kacangan yaitu : kacang tanah, kacang
kara, kacang hijau, kacang gude, kacang kedelai, dan kacang buncis. Tujuan penelitian
tahap 1 adalah menganalisis kandungan zat gizi dan serat pangan, mengevaluasi sifat
sensorik dan menetapkan formula ledok terbaik.. Penelitian tahap 2 (Tahun II, 2016)
pengujian sifat hipokolesterolemik.
Gambar 1. Bagan alir penelitian
Ledok hipokolesterolemik. (Pangan fungsional
Formula ledok terbaik (satu jenis kacang)
Ledok dengan zat gizi dan daya antioksidan tinggi
Menetapkan formula ledok terbaik
5 jenis kacang-kacangan
Parameter : -Zat gizi -Serat pangan -Sifat sensorik
Menguji efek hipokolesterolemik ledok.
Parameter: Profil lipid (kolesterol,trigliserida,LDL dan HDL
Tikus
Tahun I Tahun II
Peningkatan zat gizi dan daya antioksidan ledok
Penelitian yang telah dilaksanakan
Penelitian yang akan dilaksanakan
Ubi jalar ungu
Parameter : -Zat gizi -Sifat sensorik -Daya antioksidan
16
Formula ledok terbaik hasil penelitian tahap 1 (Tahun I) tersebut diuji sifat
hipokolesterolemiknya secara invivo dengan menggunakan hewan coba tikus Wistar.
Tujuan penelitian tahap 2 adalah untuk menguji sifat hipokolesterolemik ledok. Parameter
yang diukur adalah profil lipid yaitu kolesterol total, trigliserida, low density lipoprotein
(LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Bagan alir penelitian (fishbone diagram)
dapat dilihat pada Gambar 1.
4.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk membuat ledok adalah: jagung putih, ubi kayu
kuning, kacang tanah, kacang kara, kacang hijau, kacang gude, kacang kedelai, dan
kacang buncis, daun salam, daun kemangi, daun bayam, lengkuas, bawang putih, garam,
dan buah jeruk lemon. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis zat gizi dan
serat pangan adalah: enzim -amylase, pepsin dan pankreatin, petroleum eter, buffer
fosfat, HCl, air destilata, NaOH, celite, etanol 90 %, aseton, etanol 95 %, H2SO4, asam
borat, HgO, Na2SO4.
Peralatan yang digunakan adalah peralatan untuk memasak ledok seperti kompor
gas, pisau, alat penggiling/blender, dan panci. Peralatan untuk analisis serat pangan dan
zat gizi yaitu penangas air, pH meter, aluminium foil, crucible, oven, desikator, muffle,
timbangan, peralatan Soxhlet dan peralatan Kjeldahl. Peralatn evaluasi sensoris seperti
gelas, mangkok dan sendok makan.
4.3. Pelaksanaan Penelitian
a. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan enam jenis kacang-kacangan sebagai perlakuan yaitu kacang tanah (F0), kacang
kara (F1), kacang hijau (F2), kacang gude (F3), kacang kedelai (F4) dan kacang buncis
(F5). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali.
Data hasil pengamatan/analisis di analisis secara statistik menggunakan analisis
ragam. Apabila perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, maka
analisis dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncans Multiple Range Test) (Gomes dan
Gomes, 1995).
17
b. Cara pembuatan ledok
Formula ledok yang digunakan pada penelitian ini seperti pada Tabel 3 hanya
pada jenis bahan kacang-kacangan yang digunakan disesuaikan dengan perlakuan yang
dicoba yaitu sebagai kontrol menggunakan kacang tanah (F0), formula 1 ditambahkan
kacang kara (F1), formula 2 ditambahkan kacang hijau (F2), formula 3 ditambahkan
kacang gude (F3), formula 4 ditambahkan kacang kedelai (F4) dan formula 5
ditambahkan kacang buncis (F5).
Proses pembuatan ledok adalah sebagai berikut : Semua bahan-bahan dibersihkan,
selanjutnya ditimbang sesuai dengan formula ledok yang dapat di lihat pada Tabel 3. Air
dipanaskan dalam panci sampai mendidih (suhu mencapai 100 C). Beras jagung putih,
kacang-kacangaan (disesuaikan dengan perlakuan), dan daun salam dimasukkan dan
dimasak sampai setengah matang (selama 15 menit pada suhu 100C). Bahan-bahan
lainnya yaitu umbi ketela pohon kuning, lengkuas, daun bayam dan daun kemangi yang
sudah dibersihkan, dicuci dan dipotong- potong, serta bumbu (bawang putih, garam, kulit
jeruk limau dan cabai dengan perbandingan berturut-turut ; 4 : 4 : 5 : 6) dimasukkan ke
dalam panci, selanjutnya terus diaduk hingga merata dan direbus sampai matang (selama
45 menit). Ledok siap untuk disajikan/dianalisis.
c. Parameter yang Diamati Ledok yang dihasilkan selanjutnya dianalisis. Parameter yang diamati/dianalisis
meliputi : (1) Kandungan zat gizi secara proksimat meliputi karbohidrat, protein, lemak,
air dan abu (AOAC.,1995), (2) Serat pangan yang meliputi total serat pangan, serat larut
dan serat tak larut dengan metode multi enzim (Asp. et al., 1983), (3) Sifat sensorik
terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan penerimaan keseluruhan diuji dengan uji
hedonik (Larmond, 1977).
18
Tabel 3. Formula ledok
Bahan-bahan ledok
F0 Jumlah (g)
F1 Jumlah (g)
F2 Jumlah (g)
F3 Jumlah (g)
F4 Jumlah (g)
F5 Jumlah (g)
Jagung putih Ubi kayu kuning Kacang-kacangan *) Daun bayam Daun kemangi Daun salam Lengkuas Air Bumbu Kacang tunggak
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb**) 19,0 62,5
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb 19,0 62,5
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb 19,0 62,5
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb 19,0 62,5
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb 19,0 62,5
125,0 125,0 62,5 62,5 25,0 5,0 5,0 4 x bb 19,0 62,5
*Keterangan : Jenis kacang-kacangan untuk F0 = kacang tanah, F1 = kacang kara; F2 = kacang hijau; F3 = kacang gude ; F4 = kacang kedelai dan F5 = kacang buncis. **) bb = berat bahan total ledok.
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang telah dicapai sampai laporan ini dibuat adalah analisis kandungan zat
gizi yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar karbohidrat serta
hasil evaluasi sifat sensoris, sedangkan analisis serat pangan dan analisis proksimat untuk
tujuh jenis kacang-kacangan yang digunakan sebagai bahan baku ledok sedang
dilaksanakan. Berikut disajikan hasil yang telah dicapai sampai saat ini.
19
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat ledok dari beberapa jenis kacang-kacangan. Perlakuan * Air
(%) Abu (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Karbohidrat (%)
F0
F1
F2
F3
F4
F5
77,91
79,59
77,59
78,81
79,46
78,70
0,69
0,81
0,77
0,75
0,83
1,05
5,09
5,45
5,68
5,91
6,28
6,40
1,91
0,13
0,13
0,12
0,47
0,16
14,41
14,00
15,82
14,41
12,94
13,69
* F0 = kacang tanah, F1 = kacang kara; F2 = kacang hijau; F3 = kacang gude ; F4 = kacang kedelai dan F5 = kacang buncis
Tabel 5. Nilai rata-rata skor warna, aroma, tekstur, rasa dan penerimaan keseluruhan ledok dari beberapa jenis kacang-kacangan.
Perlakuan Warna Aroma Tekstur Rasa Penerimaan keseluruhan
F0
F1
F2
F3
F4
F5
5,30a*
5,50a
5,45a
4,45b
5,40a
5,15a
5,10a
5,00a
4,95a
5,05a
5,20a
5,15a
4,75b
4,70b
5,15ab
4,75b
5,45a
5,25ab
4,85a
4,10bc
4,80a
3,95c
4,95a
4,75ab
5,10a
4,80a
4,90a
4,50a
5,10a
5,25a
*Skor 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = biasa, 5 agak suka, 6 = suka, 7 = sangat suka. Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P
20
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan berikutnya adalah melanjutkan analisis proksimat tujuh jenis
kacang yang digunakan sebagai bahan baku, kadar serat pangan larut dan kadar serat
pangan tidak larut dari ledok. Khusus untuk analisis serat pangan dikerjakan di
laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajahmada di Yogyakarta,
Melanjutkan analisis statistik (analisis ragam) data hasil analisis zat gizi yaitu kadar air,
kadar abu, kadar protein dan kadar karbohidrat serta serat pangan. Akhirnya menyiapkan
laporan tahunan
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian tahap 1 (tahun I) hasilnya belum dapat disimpulkan berhubung datanya
belum lengkap. namun dari rencana yang dikerjakan telah dapat diselesaikan sekitar 60
persen.
21
DAFTAR PUSTAKA AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of AOAC International. USA AOAC
International, Viginia. Asp, N.G., Johansson, C.G., Halimer, H. And Silijestom, M. 1983. Rapid Enzimatic
Assay of Insoluble and Soluble Fiber. Dietary Fiber. J. Agric. Food Chem. 31 :476-482.
Astawan, M., S. Koswara dan F. Herdiani. 2004. Pemanfaatan Rumput Laut (Eucheuma
cotonii) untuk Meningkatkan Kadar Iodium dan Serat Pangan Selai dan Dodol. J.Teknol. dan Industri Pangan 15 (1) : 61-69.
Astawan, M dan T. Wresdiyati. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Solo: Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri. Departemen Kesehatan R.I. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit Bhratara,
Jakarta. Departemen Kesehatan R.I. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi, Jakarta.
Goldberg, I. 1994. Introduction. In Functional Foods. Designer Foods, Pharmafoods,
Nutraceuticals. I.Goldberg (Ed.). Chapman & Hall, New York. P.3-16. Gomes, K.A. dan A.T. Gomes. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian.
Terjemahan E. Sjamsudin dan J.S.Baharsyah. UI Press, Jakarta. Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat.PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Kusharto, C. M. 2006. Dietary Fiber and Its Role for Health. J. Gizi dan Pangan : 1(2),
45-54. Larmond, E. 1977. Laboratory Methods of Sensory Evaluation of Food. Research Branch,
Canada Departement of Agriculture. Linder, M.C. 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis
(Terjemahan). UI-Press. Jakarta. P. 27-33. Marsono, Y. 2004. Serat Pangan dalam Persepektif Ilmu Gizi. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
22
Rusilanti dan C. M. Kusharto. 2007. Sehat Dengan Makanan Berserat. Jakarta: Agromedia.
Stark, A. And Z. Madar. 1994. Dietary Fiber. In Functional Foods. Designer Foods,
Pharmafoods, Nutraceuticals. I.Goldberg (Ed.). Chapman & Hall, New York. P.183-201.
Subroto, M.A. 2008. Real Food, True Health. Makanan Sehat Untuk Hidup lebih Sehat.
PT AgroMedia Pustaka, Jakarta. Suter, I K., I M.Anom Sutrisna W., I G.N. Agung, Ni M. Yusa dan I B. K. Suryawantha.
2007. Studi Pengembangan Produk Olahan Dari Umbi-umbian Dan Jagung Dalam Rangka Diversifikasi Pangan. Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional Lembaga Penelitian Universitas Udayana, Denpasar.
Wijayakusuma, H. 2002. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia : Rempah, Rimpang dan
Umbi. Milenia Populer, Jakarta. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto produk penelitian
Keterangan : 257 = ledok kacang tanah, 368 = ledok kacang kara, 135 = ledok kacang hijau, 451 = ledok kacang gude, 907 = ledok kacang kedelai dan 309 = ledok kacang buncis.