Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

84
STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU PAUD DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh Yuni Hartini FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...

Page 1: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU PAUD DALAMMERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN

DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

Yuni Hartini

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

ABSTRACT

DESCRIPTIVE STUDY OF ABILITY PRESCHOOL TEACHER’S INDESIGNING PLAY-BASED LEARNING METHODOLGI

AT KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

By

YUNI HARTINI

The problem in this research was still low ability of preschool teacher’s indesigning play-based learning at Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah on theAcademic Year 2015/2016. The purpose of this research was to describe theability of preschool teacher’s in designing play-based learning in the form ofDaily Lesson Plan (DLP). Design of research was using quantitative descriptivetype of research analysis. Data were collected by using document. Researchsubjects were 53 teachers. The technique that used to take the samples was clustersampling technique. The result was indicated that not all preschool teacher’s atKecamatan Kalirejo Lampung Tengah implement aspects of designing a play-based learning into Daily Lesson Plan (DLP) created.

Key Words: designing, learning, play.

Page 3: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU PAUD DALAMMERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN

DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

Oleh

YUNI HARTINI

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan guru PAUDdalam merancang pembelajaran berbasis bermain di Kecamatan KalirejoLampung Tengah Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaranberbasis bermain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Subjek penelitianini sebanyak 53 guru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah clustersampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa belum semua guru PAUD diKecamatan Kalirejo Lampung Tengah menerapkan aspek merancangpembelajaran berbasis bermain ke dalam Rencana Pelaksanaan PembelajaranHarian RPPH yang dibuat.

Kata Kunci: perencanaan, pembelajaran, bermain.

Page 4: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU PAUD DALAM

MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN

DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

Oleh

Yuni Hartini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran
Page 6: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran
Page 7: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran
Page 8: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yuni Hartini lahir di Sridadi, Lampung

Tengah pada tanggal 12 Juni 1993, merupakan anak kedua

dari dua bersaudara buah hati pasangan Bapak Sutrisno dan

Ibu Jumiyah. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-

Kanak (TK) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sridadi,

Lampung Tengah pada tahun 1999, Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Poncowarno,

Lampung Tengah pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri

01 Kalirejo, Lampung Tengah pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 01 Kalirejo, Lampung Tengah pada tahun 2011.

Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG

PAUD melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi

melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa, penulis berperan aktif di

lembaga kemahasiswaan di HIMAJIP FKIP Unila dan mengemban jabatan

sebagai Bendahara Kementerian KOMINFO di BEM Universitas Lampung tahun

2014-2015.

Page 9: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

MOTTO

“Jika seseorang berpergian dengan bertujuan untuk mencari ilmu, maka Allah

SWT akan menjadikan perjalanannya bagaikan perjalanan menuju surga”

(Nabi Muhammad SAW)

“Jika Anda mendidik seorang laki-laki, seorang laki-laki itu akan terdidik. Tapi

jika Anda mendidik seorang perempuan, maka satu generasi akan terdidik”

(Brigham Young)

“Hidup itu ilmu yang maha luas. Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik,

lebih baik, dan yang terbaik”

(Yuni Hartini)

Page 10: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim...

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT beserta Nabi junjungan kamiMuhammad SAW, dan dengan segala ketulusan serta kerendahan hati,

kupersembahkan sebuah karya kecil ini kepada:

Mamahku tercinta (Jumiyah)Yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang serta

kesabaran, yang telah mendidikku, yang bekerja keras membanting tulang demikebahagiaan, yang tanpa lelah memberikan do’a, nasehat, serta semangat lahir

dan batin untuk terus menggapai cita-citaku, terima kasih mamah.

Bapakku tersayang (Sutrisno)Yang telah menjadi sosok bapak yang selalu menjadi penerang dalam hidupku,seorang bapak yang sangat aku kagumi, yang rela membanting tulang hingga

tak ternilai harganya, serta yang selalu memberikanku do’a dan motivasi dalammenggapai cita-citaku, terima kasih bapak.

Mamasku terkasih (Okta Supriyanto)Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap nasehat dan semangat untuk

terus berjuang dalam meggapai cita-citaku, terima kasih mamas.

Teman-teman Angkatan 2012Yang selalu memotivasi dan memberikan semangat untuk terus memacu diri

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Serta

Almamater tercinta Universitas LampungSebagai tempat untuk menimba ilmu pengetahuan, yang menjadikanku mejadi

sosok yang lebih mandiri.

Page 11: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menentukan akhir dari segala

bentuk usaha manusia. Berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi Deskriptif Tentang

Kemampuan Guru PAUD dalam Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain di

TK Bina Insani Sridadi Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah”.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak mungkin

terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang

telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.

3. Ibu Ari Sofia, S.Psi.M.A.Psi., selaku Ketua Program Studi PG-PAUD FKIP

Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-

PAUD tercinta.

4. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd., selaku Pembimbing I, terima kasih atas

jasanya, kesabaran, ilmu, tenaga, serta waktu yang diberikan dalam

membimbing penulis.

Page 12: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

5. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum., selaku Pembimbing II, terima kasih atas jasanya

dalam memberikan masukan, kritikan, serta ilmu yang tak ternilai harganya.

6. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Pembahas, terima kasih atas jasanya yang

telah memberikan saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan dan

kelancaran skripsi ini.

7. Ibu Gian Fitria Anggraini, M.Pd., yang telah berkenan membimbing,

memberikan ilmu, nasehat, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu

selama melaksanakan pendidikan di Prodi PG-PAUD.

9. Seluruh dewan guru PAUD di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah, terima

kasih atas kerja sama dan bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku tercinta (Sutrisno & Jumiyah) yang tak henti

menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, serta senantiasa menantikan

keberhasilanku.

11. Mamasku terkasih (Okta Supriyanto, SE) yang selalu memberikan semangat

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

12. Keluarga besar yang menjadi sumber kebahagiaan, terima kasih atas

dukungan yang diberikan.

13. Sahabatku Eka Apriliawati, Indah Dwi Lestari, Erna Barus, Devrizal, Kurnia

Dama Yanti, dan Anisya Wicita Rahayu, Maria Dwi Christiana, Irma

Febriana, Dewi Evittri, dan Alviyana yang telah menjadi penyemangat,

pendengar, pemberi masukan, dan menjadi rekan diskusi dalam setiap kondisi

yang dihadapi.

Page 13: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

14. Kakakku Septi Hidayati, S.Pd. dan Ariyandi Kurniawan, S.Pd. yang selalu

memberikan semangat, arahan, dan mendengarkan keluh kesah penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan dan seluruh mahasiswa PG-PAUD angkatan

2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

16. Kakak Tingkat Prodi PG-PAUD 2011 serta adik tingkat angkatam 2013-

2015.

17. Almamater tercinta sebagai tempat bagi penulis dalam menimba ilmu

pengetahuan.

18. Semua pihak yang telah mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Bandar Lampung, Juli 2016Penulis,

Yuni HartiniNPM 1213054096

Page 14: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ................................................................................... 1B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6D. Rumusan Masalah.............................................................................. 7E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kemampuan Guru PAUD.................................................................. 10B. Bermain bagi Anak Usia Dini............................................................ 17C. Pembelajaran Berbasis Bermain ........................................................ 23D. Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain ..................................... 31E. Penelitian Relevan ............................................................................. 48F. Kerangka Pikir .................................................................................. 50

III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ............................................................................... 52B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 53C. Populasi dan Teknik Sampling ......................................................... 53D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................................. 54E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 55F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 56G. Uji Instrumen ..................................................................................... 56H. Analisis Data ..................................................................................... 58

Page 15: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ................................................................................. 60B. Pembahasan ....................................................................................... 68

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ....................................................................................... 83B. Saran ................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87LAMPIRAN.................................................................................................... 90

Page 16: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ukuran Kategori Penafsiran Data ............................................................ 592. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Perumusan Indikator

Capaian Perkembangan ............................................................................ 613. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Penentuan Tema

Pembelajaran ............................................................................................ 634. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Menyusun Skenario

Pembelajaran ............................................................................................ 645. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Penentua Sumber dan

Media Pembelajaran ................................................................................. 656. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Perancangan Evaluasi

dalam Perecanaan Pembelajaran Berbasis Bermain ................................ 667. Presentase Hasil Studi Dokumentasi Kompetensi Guru PAUD

dalam Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain ................................. 67

Page 17: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ......................................................................................... 51

Page 18: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji validasi instrumen .............................................................................. 902. Uji Realiabilitas Instrumen ....................................................................... 1023. Instrumen Pedoman Dokumentasi ........................................................... 1034. Hasil Studi Dokumentsi ........................................................................... 1055. Data Tenaga Pendidik PAUD di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah 1076. Surat Izin Penelitian ................................................................................. 1117. Surat Keterangan Judul Penelitian ........................................................... 1128. Surat Rekomendasi UPTD Kependidikan Kalirejo Lampung Tengah ..... 1139. Surat Persetujuan Izin Penelitian Sekolah ............................................... 114

Page 19: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya instansi-instansi yang mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) selain memberikan dampak positif, ada beberapa yang juga

menimbulkan dampak negatif. Anggapan bahwa setiap orang dapat dengan

mudah menjadi guru PAUD, membuat lembaga PAUD dianggap remeh dan

kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh sebeb itu, latar

belakang pendidikan guru PAUD juga berpengaruh terhadap mutu pendidikan

PAUD dan pola pembelajaran di PAUD. Di Lembaga PAUD anak tidak

sekedar bermain tanpa makna, namun anak dididik, dibimbing, dan diarahkan

untuk mandiri dan mengembangkan potensi dirinya secara optimal sesuai tahap

perkembangan sebagai bekal pendidikan selanjutnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan pendahuluan (2015), dari

UPTD (Unit Pelaksanan Teknis Daerah) Kependidikan Kecamatan Kalirejo

Lampung Tengah, guru yang menempuh pendidikan S-1 dibidang pendidikan

anak usia dini hanya sebesar 8,5% dari jumlah guru PAUD. Didukung dengan

data hasil wawancara dengan kepala IGTK (Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak)

Kecamatan Kalirejo Lampung, Ibu Supriati, S.Pd. terdapat 26 lembaga PAUD

dengan jenjang pendidikan TK dan terdiri dari 106 guru, namun dari jumlah

Page 20: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

2

data guru tersebut hanya ditemukan sembilan guru yang telah menempuh

pendidikan S-1 dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di beberapa PAUD cenderung

berorientasi pada pembelajaran calistung, yaitu pembelajaran yang diberikan

lebih menekankan pada pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Hal

ini peneliti temukan pada pengamatan pendahuluan (2016), bahwa masih

banyak guru PAUD di Kecamatan Kalirejo yang belum menempuh pendidikan

S-1 di bidang pendidikan anak usia dini dan pengalaman dalam merancang

pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

belum memadai. Guru cenderung memberikan pembelajaran secara spontan

dan pembelajaran yang diberikan guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru bukan berpusat pada

anak. Keberhasilan pembelajaran masih dipandang dari segi hasil (produk)

yang dihasilkan bukan dari proses belajar yang dilakukan anak. Pembelajaran

berbasis bermain yang diberikan guru belum terlaksana sepenuhnya dan masih

berorientasi pada pembelajaran calistung.

Atas hal tersebut, maka guru perlu menempuh pendidikan S-1 di bidang

pendidikan anak usia dini dan meningkatkan meningkatkan kemampuannya

dalam merancang pembelajaran berbasis bermain. Hal ini diatur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

137 tahun 2014 Bab VII Pasal 25 tentang Kualifikasi Akademik Guru PAUD

dan Kompetensi Guru PAUD bahwa:

Page 21: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

3

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki Ijazah Diploma empat (D-IV)atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologiyang diperoleh dari program studi yang terakreditasi dan memilikisertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Standar kompetensi guruPAUD ini dikembangkan secara utuh mencakup kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebutterintegrasi dalam kinerja guru.

Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, untuk

menjadi guru PAUD harus menuntaskan pendidikan S-1 di bidang pendidikan

anak usia dini atau psikologi, memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru

(PPG), dan mengembangkan ke-empat kompetensi secara terintegrasi untuk

meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan serta pembelajaran yang diberikan guru PAUD sesuai dengan

perkembangan anak sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki

anak.

Kemampuan guru sangat berpengaruh terhadap kinerjanya dalam

pembelajaran. Guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran perlu

menguasai kemampuan dalam meracang kegiatan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran, serta mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan

anak. Hasil penelitian dalam skripsi Rahayu (2012), Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung tentang kompetensi guru PAUD dalam

mendesain pembelajaran, disimpulkan bahwa belum semua guru PAUD

memiliki kompetensi dalam mendesain pembelajaran, terutama dalam aspek

yang sangat mendasar dalam mendesain pembelajaran, yakni dalam hal

penentuan tema kegiatan, perencanaan skenario pembelajaran dan perancangan

penilaian, sehingga kompetensi guru perlu terus menerus dikembangkan untuk

Page 22: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

4

menjamin mutu pendidikan PAUD. Guru yang memiliki kemampuan yang

menunjang dalam proses pembelajaran akan mempertimbangakan aspek

perkembangan anak seperti perkembangan moral dan agama, bahasa, kognitif,

fisik motorik, sosial emosional, serta seni sehingga dapat mengembangkan

potensi anak yang menjadi pondasi awal dalam membentuk kerangka dasar

dan perkembangan dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada

masa keemasan (the golden age).

Pembelajaran yang dilakukan pada anak usia dini merupakan interaksi antara

anak, orang tua, dan orang dewasa lain dalam suatu lingkungan untuk

menciptakan tugas perkembangan. Pola pembelajaran anak usia dini harus

disesuaikan dengan cara belajar dan karakteristik anak. Anak belajar dari

pengalaman yang didapat dari lingkungan sekitar anak melalui bermain.

Lingkungan anak antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah. Hal ini diperkuat dengan teori Vygostsky dalam (Mutiah,

2010:76), bahwa:

Kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur.Perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dankultur serta kegiatan bermain. Bermain dengan lingkungan membuatanak aktif menyusun pengetahuan mereka dan perkembangan memori,perhatian, serta nalar melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alatyang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika, danstrategi memori.

Pendidikan anak usia dini merupakan lingkungan sekolah anak. Orang dewasa

yang terdekat dengan anak adalah guru. Guru sebagai pelaksana pembelajaran

di sekolah memegang peran penting dalam menciptakan pengalaman yang

berkesan dan bermakna bagi anak dengan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan sesuai dengan karaktiristik anak yang berada dalam masa

Page 23: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

5

bermain. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang

didengarnya, anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, sehingga guru perlu merencanakan pembelajaran yang sesuai. Salah

satunya dengan merancang pembelajaran berbasis bermain.

Pembelajaran berbasis bermain adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran

anak usia dini yang dilaksanakan melalui bermain. Konsep bermain menjadi

prinsip yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran anak usia dini.

Bermain adalah dunia anak, melalui bermain anak dapat membangun

pengatahuan baru yang didapat dari lingkungan sekitar anak. Sehingga, melalui

pembelajaran berbasis bermain diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak dengan suasana yang menarik

dan menyenangkan. Melalui bermain anak dapat memperoleh pengalaman

yang berkesan dan bermakna dalam pembelajaran. Bermain merupakan cara

yang efektif dalam mengembangkan potensi anak sesuai aspek perkembangan,

usia dan tahapan kematangan anak. Hal ini dibuktikan oleh Ridgway dan

Quinones (2012), bahwa pembelajaran berbasis bermain memberikan bukti

pada hasil belajar dan perkembangan pedagogis anak. Penelitian ini juga

membuktikan bahwa bermain memberikan pengaruh besar terhadap

kemampuan anak dalam pengamatan, analisis, dan perencanaan yang

merefleksikan konsep teoritis dengan pengalaman yang diperoleh dari

lingkungan sekitar anak.

Page 24: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

6

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji tentang

kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis bermain

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), dengan judul

penelitian: “Studi Deskriptif Tentang Kemampuan Guru PAUD dalam

Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain di Kecamatan Kalirejo Lampung

Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah tersebut dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Masih banyak guru PAUD di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah yang

belum menempuh pendidikan S-1 di bidang pendidikan anak usia dini

sehingga pengalaman dalam merancang pembelajaran berbasis bermain

belum memadai.

2. Pembelajaran belum berpusat pada anak namun berpusat pada guru.

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah.

4. Keberhasilan pembelajaran cenderung berorientasi pada hasil bukan pada

proses belajar.

5. Pembelajaran berbasis bermain yang diberikan guru belum terlaksana

sepenuhnya dan masih berorientasi pada pembelajaran calistung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan peneliti membatasi

masalah penelitian ini pada masih rendahnya pendidikan guru dan masih

Page 25: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

7

banyak guru yang belum merancang pembelajaran berbasis bermain sehingga

pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru

serta keberhasilan pembelajaran hanya melihat pada hasil belajar anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan fokus penelitian di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan

guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis bermain di Kecamatan

Kalirejo Lampung Tengah?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk

mendeskripsikan tentang kemampuan guru PAUD dalam merancang

pembelajaran berbasis bermain di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat

praktis, sebagai berikut:

1. Manfaan Teoritis:

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan mengenai pentingnya peningkatan kemampuan guru PAUD

dalam merancang pembelajaran berbasis bermain di PAUD khusunya pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

Page 26: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

8

2. Manfaat Praktis:

Manfaat praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagi guru

Bagi guru dapat menjadi bahan reverensi dalam merancang kegiatan

pembelajaran sesuai dengan karaketristik belajar anak yaitu pembelajaran

berbasis bermain.

b. Bagi kepala sekolah

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan dalam

meningkatkan mutu pendidikan bagi PAUD di Kecamatan Kalirejo

Lampung Tengah.

G. Ruang Lingkup Penlitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perencanaan berbasis bermain berupa Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Harian (RPPH) di Kecamatan Kalirejo Lampung

Tengah.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru PAUD di Kecamatan Kalirejo Lampung

Tengah yang berjumlah 53 guru.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PAUD yang ada di Kecamatan Kalirejo

Lampung Tengah yang terdiri dari TK Al-Ihya, TK Al-Hidayah, TK ABA

Kalirejo, TK Al-Wustho, TK Darussalam, TK ABA Sridadi, TK Bina

Page 27: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

9

Insani, TK Pertiwi, TK Kartika, TK ABA Poncowarno, dan TK Insan

Qur’ani.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016.

Page 28: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Guru PAUD

1. Hakikat Kemampuan

Istilah kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Majid,

2007:5) diartikan sebagai “kecakapan”. Pengetian kemampuan menurut

Majid (2007:5) adalah:

Seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harusdimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu dalammelaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifatintelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dankeberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukan sebagaikebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan,teknologi, maupun etika.

Adapun pengertian kompetensi menurut Johnson dalam (Sanjaya, 2006:17)

bahwa “kemampuan merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan

yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”. Berdasarkan

uraian tersebut, kemampuan ditunjukan oleh penampilan atau unjuk kerja

yang dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

Musfah (2011:29) berpendapat bahwa “kemampuan merupakan kecakapan

seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat

Page 29: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

11

diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan

lingkungan”. Ketiga aspek kemampuan ini saling terkait dan mempengaruhi

satu sama lain. Sedangkan pendapat lain, menurut Sopiatin (2010:57)

bahwa:

Kemampuan merupakan kecakapan yang digunakan sebagai standarkinerja seseorang yang diharapkan dapat berkontribusi positifterhadap kinerja organisasi. Kompetensi adalah penjelasan mengenaitugas-tugas pekerjaan yang dilakukan oleh individu dan penjelasanmengenai perilaku individu yang berhubungan dengan bagaimanaindividu mengerjakan pekerjaannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen dalam (Kurniasih dan Sani, 2015:18) menyatakan

bahwa “kompetensi atau kemampuan adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

guru atau dosen dalam melaksanakan tugasnya”. Pengertian lain tentang

kemampuan guru, dalam Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002

tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi dalam (Kurniasih dan Sani,

2015:18) mengemukakan “kompetensi atau kemampuan adalah seperangkat

tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai

syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-

tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Berdasarkan definisi kompetensi di atas, pengertian kemampuan yang

dimaksud adalah kecakapan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan

tugas dan kewajiban di bidang pekerjaan tertentu untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga dan diwujudkan dalam hasil kerja

nyata yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 30: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

12

2. Kemampuan Guru PAUD

Guru atau tenaga kependidikan memegang peran penting dalam

pembelajaran. Hamalik (2012:9) berpendapat bahwa “guru atau tenaga

kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam

penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan, mengelola,

dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan”.

Sedangkan menurut Djamarah (2010:1) bahwa “guru PAUD adalah orang

yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru adalah unsur

manusiawi dalam pendidikan yang menepati posisi dan memegang peranan

penting dalam pendidikan”.

Guru PAUD adalah seseorang yang kompeten di bidang pendidikan anak

usia dini sesuai tugas keprofesionalannya yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta

melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan bagi anak didik.

Pendidik anak usia dini bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur

pendidikan formal maupun non formal, seperti: TK, RA, KB, TB dan

bentuk pendidikan anak usia dini lainnya. Menurut Daryanto dan Tasrial

(2015:1) bahwa “tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, dan pendidikan

menengah”.

Page 31: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

13

Menjadi pendidik PAUD memiliki kualifikasi atau syarat tertentu yang

dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 tahun 2014 Bab VII Pasal 25 tentang Kualifikasi

Akademik Guru PAUD dan Kompetensi Guru PAUD bahwa:

Syarat untuk menjadi guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki IjazahDiploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikananak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yangterakreditasi dan memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG).Standar kompetensi guru PAUD ini dikembangkan secara utuhmencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Berdasarkan syarat di atas, pendidik atau guru PAUD harus menempuh

jenjeng pendidikan minimum Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di

bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang terakreditasi serta

memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menjadi guru atau

pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik formal

maupun non-formal dan memiliki keterampilan dalam mendidik anak usia

dini serta memiliki keterampilan dalam meranang pembelajaran sebelum

melaksanakan proses pembelajaran di lembaga PAUD. Guru diharuskan

memiliki empat kompetensi dasar yang perlu dikuasai dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru PAUD, yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional.

Kemampuan guru dalam pembelajaran merupakan faktor pertama yang

dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Mulyasa (2013:6)

berpendapat bahwa:

Page 32: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

14

Kemampuan guru merupakan keperpaduan antara kecakapan personal,keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafahmembentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakuppenguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,pengembangan pribadi, dan profesionalitas.

Merujuk pada pengertian kemampuan guru di atas, kemampuan guru

merupakan keterpaduan antara pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman

guru dalam melaksanakan tugas-tugas dalam proses pembelajaran dengan

penuh tanggung jawab dengan memahami wawasan dan landasan teoritis

serta praktek sesuai dengan perkembangan teknologi dan keilmuan yang

dimilikinya sehingga dapat menjadi panutan bagi anak didik dan lingkungan

sekitarnya.

Seseorang disebut mampu dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan hasil kerjanya sesuai standar yang telah ditetapkan dan diakui

oleh lembaga. Standar kemampuan adalah suatu ukuran yang ditentukan

atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku

layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang

tugas, kualifikasi, dan jenjang penididikan. Menurut Majid (2007:6) tentang

tujuan standar kemampuan guru, yaitu “untuk memperoleh acuan baku

dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru

dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran”. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa “guru sebagai agen pembelajaran

harus mempu mengelola pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”.

Page 33: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

15

Seorang tenaga pendidik atau guru PAUD harus melaksanakan

kewajibannya dalam pembelajaran melalui keempat kompetensi tersebut.

Kemampuan pedagogik, seorang guru PAUD tidak hanya memahami

wawasan dan landasan teoritis tetapi juga harus memahami prakteknya,

memahami anak didiknya, membuat perencanaan pembelajaran, dan

melaksanakan pembelajaran dengan suasana belajar yang menyenangkan

melalui kegiatan pembelajaran melalui bermain, memberikan lingkungan

belajar yang nyaman, memilih media pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan anak, dan melakukan evalusi terhadap hasil belajar anak.

Kompetensi kepribadian maksudnya seorang guru PAUD harus menjadi

panutan, teladan, dan dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.

Selanjutnya kompetensi profesional, seorang guru PAUD harus memahami

materi pembelajaran dan dapat menciptakan suatu pemebelajaran secara

kreatif, inovatif, dan menyenangkan melalui kegiatan bermain untuk

mengembangkan aspek pengembangan anak. Kemudian kompetensi sosial

adalah kemampuan guru PAUD dalam berinteraksi dan berkomunikasi

dengan baik kepada anak, sesama pendidik, dan lingkungannya.

Standar kemampuan guru yang dikembangkan oleh the Child Development

Associate (CDA) dalam (Yufiarti dan Chandrawati 2010: 3.29), terdiri dari

enam kemampuan dasar:

a. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar yang amandan sehat,

b. Meningkatkan kompetensi intelektual dan fisik,c. Mendukung perkembangan emosi dan sosial serta memberikan

bimbingan yang positif,d. Mengadakan hubungan yang produktif dan positif dengan keluarga,

Page 34: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

16

e. Meyakinkan bahwa program mempunyai tujuan dan berjalandengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder(penguna),

f. Mempertahankan komitmen pada profesionalisme.

Pendapat lain tentang standar kompetensi guru PAUD oleh Eyson dalam

(Yufiarti dan Chandrawati, 2010:3.31) bahwa terdapat 15 kompetensi atau

kemampuan dasar yang harus dimiliki guru/pendidik PAUD sebagai

berikut:

a. Memahami perkembangan anak dan menggunakannya dalamproses pembelajaran.

b. Mengenal anak melalui pengamatan dan dokumen pertumbuhandan perkembangan, termasuk perbedaan individu danpenyimpangan dari perkembangan yang normal.

c. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkomunikasi antaranak dan teman sebaya.

d. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkomunikasi danberhubungan baik dengan guru, anak, orang tua, dan keluarga.

e. Menciptakan ligkungan belajar yang memenuhi kebutuhan anakuntuk bermain.

f. Menciptakan permainan yang edukatif dengan memanfaatkansumber-sumber lokal.

g. Menghargai kemampuan anak sebagai individu.h. Meningkatkan perkembangan dan belajar anak yang mempunyai

kemampuan kurang.i. Mengetahui tentang prinsip-prinsip penggunaan dan keseimbangan

gizi.j. Mengetahui tantang pertolongan pertama pada anak-anak yang

terluka.k. Menciptakan kegiatan belajar (bermain) yang atraktif pada anak-

anak.l. Menilai perkembangan anak dan belajar.m. Mempu berkomunikasi dengan baik kepada anak.n. Memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak.o. Mempu mengajar materi yang penting seperti sains dan

matematika.

Berdasarkan uraian di atas, standar kemampuan guru PAUD sangat

mempengaruhi kinerja guru PAUD memberikan pembelajaran bagi anak.

Guru PAUD dituntut untuk mempu memahami materi dan selalu

mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, memahami karakteristik dan

Page 35: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

17

kebutuhan anak, menciptakan pembelajaran melalui bermain dengan

permainan edukatif, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu

menjadi panutan bagi anak.

B. Bermain bagi Anak Usia Dini

1. Hakikat Bermain

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Fadillah, 2014:25),

mengidentifikasikan “bermain berasal dari kata dasar main yang berarti

melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati (dengan

menggunakan alat-alat tertentu atau tidak)”. Artinya, bermain adalah

aktivitas yang membuat hati seorang anak menjadi senang, nyaman, dan

bersemangat. Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulyasa (2014:166) berpendapat

bahwa:

Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis serta biologisanak. Bermain bagi anak dapat digunakan untuk mempelajari banyakhal, dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menataemosi, toleransi, kerja sama, dan menjunjung tinggi sportivitas.Aktivitas bermain juga dapat mengembangkan kecerdasan mental,spiritual, bahasa, dan keterampilan motorik anak usia dini.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 137 Tahun 2014 dalam (Moeslichatoen, 2004:32) bahwa “bermain

merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak. Melalui

bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan

pada dimensi kognitif, motorik, kreativitas, bahasa, sosial, emosional, seni,

nilai, dan sikap hidup”.

Page 36: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

18

Adapun pengertian bermain menurut Gakkahue dalam (Hartati, 2007:56)

menyatakan bahwa “bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan

spontan dimana seorang anak menggunakan orang lain atau benda-benda

disekitarnya dengan senang, sukarela, dan dengan imajinatif, menggunakan

perasaannya, tangannya atau seluruh anggota tubuhnya”. Kegiatan bermain

adalah dunia anak, dengan bermain anak dapat menemukan pengetahuannya

melalui kegiatan eksplorasi. Hal ini diperkuat dengan pendapat

Patmonodewo (2008:102) bahwa:

Bermain bukan bekerja; bermain adalah pura-pura; bermain bukansuatu yang sungguh-sungguh; bermain bukan suatu kegiatan yangproduktif; dan sebagainya .... bekerja pun dapat diartikan bermainsementara kadang-kadang bermain dapat dialami sebagai bekerja;demikian pula anak yang sedang bermain dapat membentuk dunianyasehingga seringkali dianggap nyata, sungguh-sungguh, produktif, danmenyerupai kehidupan yang sebenarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain adalah

dunia anak dan merupakan tahap awal proses belajar anak. Bermain

merupakan suatu aktivitas langsung yang dilakukan dengan perasaan senang

dan sukarela oleh anak serta dapat mengembangkan kecerdasan psikologis

dan biologis anak. Melalui bermain, anak dapat mengembangkan seluruh

potensinya mulai dari pengetahuannya, kecerdasan mental, spiritual, bahasa,

dan keterampilan motorik, sosial, maupun seni anak.

Bermain sangat penting untuk anak usia dini. Bermain menjadi cara belajar

yang paling efektif dan lebih cepat ditangkap bagi anak usia dini.

Pentingnya bermain menurut Hartati (2007:27), sebagai berikut:

Page 37: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

19

a. Kelebihan energi

Anak memiliki energi yang digunakan untuk mempertahankan hidup.

Jika kehidupannya normal, anak akan kelebihan energi yang selanjutnya

digunakan untuk bermain.

b. Rekreasi dan relaksasi

Bermain dimaksudkan untuk menyegarkan tubuh kembali. Jika energi

sudah digunakan untuk melakukan aktivitas, anak-anak menjadi lelah dan

kurang bersemangat, sehingga dengan bermain anak-anak memperoleh

kembali energinya untuk lebih aktif dan bersemangat kembali.

c. Insting

Bermain merupakan sifat bawaan (insting) yang berguna untuk

mempersiapkan diri melakukan peran orang dewasa.

d. Rekapitulasi

Bermain merupakan peristiwa mengulang kembali apa yang telah

dilakukan oleh nenek moyang dan sekaligus mempersiapkan diri untuk

hidup pada zaman sekarang.

Bermain dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dapat menggunakan

benda atau atau alat yang ditemukan di lingkungan sekitar anak. Terdapat

empat jenis bermain menurut Mulyasa (2014:169-181) sebagai berikut:

a. Bermain sosial

Peterm (dalam Mulyasa, 2014:169) mengelompokan kegiatan bermain

sosial berdasarkan derajat partisipan seseorang dalam bermain, yaitu

unoccupied play (tidak peduli), solitary play (soliter), onlooker play

Page 38: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

20

(penonton), paraller play (paralel), assososiative play (asosiatif), dan

cooperative play (kooperatif).

b. Bermain dengan benda

Bermain dengan benda merupakan kegiatan bermain menggunakan atau

mempermainkan benda-benda yang menyenangkan. Piaget (dalam

Mulyasa, 2014:171) mengemukakan beberapa tipe bermain dengan

benda meiputi bermain praktis, bermain simbolik, dan bermain dengan

aturan.

c. Bermain peran

Bermain peran terbagi menjadi bermain peran mikro dan bermain peran

makro. Bermain peran dapat mengembangkan pada dimensi pribadi dan

sosial. Mulyasa (2014:173) mengemukakan bahwa melalui bermain

peran anak mencoba mengeksplorasikan hubungan antarmanusia dengan

cara mempergerakan dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-

sama dapat mengeksplorasi peasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi

pemecahan masalah.

d. Sosiodrama

Smilansky (dalam Mulyasa, 2014:181) mengemukakan bahwa bermain

sosiodrama memiliki beberapa elemen sebagai berikut:

1) Bermain dengan melakukan imitasi. Anak bermain pura-pura dengan

melakukan peran orang dewasa disekitarnya dengan menirukan

tingkah laku dan pembicaraanya.

Page 39: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

21

2) Bermain pura-pura seperti suatu objek. Anak melakukan gerakan dan

menirukan suara yang sesuai dengan objeknya, misalnya, anak

berpura-pura menjadi mobil sambil lari dan menirukan suara mobil.

3) Bermain peran dengan menirukan gerakan, misalnya bermain

menirukan pembicaraan anatara guru dan murid atau orang tua dan

anak.

4) Persisten. Anak melakukan kegiatan bermain dengan tekun sedikitnya

selama 10 menit.

5) Interaksi. Paling sedikit ada dua orang dalam adegan.

6) Komunikasi verbal. Pada setiap adegan ada interaksi verbal antaranak

yang bermain.

Merujuk pada jenis-jenis bermain di atas, bermain untuk anak usia dini

adalah kebutuhan anak dan dunia anak. Anak memperoleh kesenangan

melalui bermain. Anak menirukan kegiatan yang dilakukan orang dewasa

dalam kegiatan sehari-hari dan bereksplorasi dengan benda-benda yang

ditemukan di lingkungan berdasarkan minat anak tanpa adanya paksaan.

2. Fungsi Bemain

Bermain merupakan cara belajar anak memiliki karakteristik tersendiri.

Menurut Wijana, dkk (2010:8.5–8.6) terdapat lima karakteristik bermain

yang dapat dijadikan guru sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran

berbasis bermain, sebagai berikut:

Page 40: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

22

a. Bermain berasal dari motivasi yang muncul dari dalam diri anak.Anak melakukan kegiatan sesuai dengan kemauan anak sendiri,tanpa harus diperintahkan oleh orang lain.

b. Bermain sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakankewajiban. Anak bebas memilih apa saja yang ingin dijadikanalternatif bagi kegiatan bermain.

c. Bermain senantiasa melibatkan peran aktif anak. Anak aktif secarafisik maupun mental.

d. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan yangsesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreativitas,memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuanbersosialisasi dengan teman sebaya.

Bermain memiliki makna tersendiri bagi anak, dalam situasi bermain anak

akan menunjukan bakat, fantasi, dan kecenderungan-kecenderungannya.

Saat bermain anak akan menghayati berbagai kondisi emosi yang mungkin

muncul seperti rasa senang, gembira, tegang, kepuasaan, hingga rasa

kecewa. Bermain memberikan pelatihan untuk mengenal aturan-aturan,

mematuhi norma-norma dan larangan, berlaku jujur, setia, dan sebagainya.

Menurut Mutiah (2010:113) bahwa “bermain bagi anak mempunyai

beberapa fungsi dalam proses tumbuh kembang anak. Fungsi bermain

terhadap sensoris motoris anak penting untuk mengembangkan otot-otot dan

energi anak”. Kegiatan bermain yang dilakukan anak akan mengembangkan

kreativitas, melatih kelenturan, memanfaatkan imajinasi atau ekspresi diri,

kegiatan-kagiatan pemecahan masalah, mencari cara baru dan sebagainya.

Adapun fungsi bermain menurut Mulyasa (2014:166) bahwa “bermain bagi

anak usia dini dapat mempelajari dan belajar banyak hal, dapat mengenal

aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, kecerdasan mental, spiritual,

bahasa, dan keterampilan motorik anak usia dini”.

Page 41: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

23

Merujuk pada pendapat di atas, bermain mempunyai fungsi yang sangat

penting bagi anak usia dini. Bermain dapat mengembangkan potensi dan

pengetahuan anak, anak dapat mempelajari banyak hal melalui bermain.

Oleh karena itu, bermain menjadi konsep dalam pembelajaran anak usia dini

yang disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik,

yang berangsur-angsur dikembangkan menurut pendekatan belajar melalui

bermain.

C. Pembelajaran Berbasis Bermain

1. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses pemberian pengetahuan oleh guru kepada

peserta didik. Menurut Fadillah (2014:23): “istilah pembelajaran berdasar

dari kata belajar yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

pengukuhan kepribadian”. Pengertian pembelajaran tersebut lebih

menekankan pada pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan kepribadian

seseorang untuk kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan itu, Hamalik

(2012:57) menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersususn meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Fadillah, 2014:24) memaknai bahwa

“pembelajaran diambil dari kata ajar, yang artinya petunjuk yang diberikan

kepada orang supaya diketahui atau dituruti. Maka, pembelajaran berarti

proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.

Page 42: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

24

Adapun menurut Iru dan Arihi dalam (Prastowo, 2013:57) secara harfiah

pembelajaran berarti:

Proses, cara, perbuatan mempelajari, dan perbuatan menjadikan orangatau makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan suatu prosesatau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkankemampuan minat dan bakat peserta didik secara optimal, sehinggakompetensi dan tujuan pembelajaran tercapai.

Merujuk pada pengertian di atas, pembelajaran dapat diartikan sebegai

proses, cara atau perbuatan yang menjadikan pemerolehan pengetahuan dan

keterampilan, perubahan tingkah laku serta unsur-unsur lainnya yang saling

mempengaruhi dan hasilnya relatif tetap untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran diselenggarakan dengan maksud untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga

pembelajaran memiliki ciri-ciri yang mencerminkan proses pembelajaran

yang dilaksanakan. Hamalik (2012:66) menjelaskan terdapat tiga ciri khas

dalam sistem pembelajaran, sebagai berikut:

a. Rencana, ialah penataan ketenangan, material, dan prosedur yangmerupakan unsur-unsur sistem pembelajaran.

b. Kesalingtergantungan (independence), antara unsur-unsur sistempembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsurbersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangankepada sistem pembelajaran.

c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yanghendak dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran adalahmerancang agar anak belajar, sehingga tugas seorang perancangadalah mengorganisasikan tenaga, material, dan prosedur agar anakbelajar secara efisien dan efektif.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa

merancang pembelajaran berfungsi agar anak belajar secara efisien dan

efektif dengan mengorganisasikan tenaga, material, dan prosedur serta

melibatkan seluruh unsur-unsur sistem pembelajaran yang saling berkaitan

Page 43: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

25

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, salah satunya

dengan pembelajaran berbasis bermain.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Mager dalam (Uno,

2012:35) mendefinisikan “tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang

hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan

tingkat kompetensi tertentu”. Sedangkan menurut Dejnozka, Kapel, dan

Kemp dalam (Uno, 2012:35): “tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan

yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang

diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang

diharapkan”. Pendapat lain, Percival dan Ellington dalam (Uno, 2012:35)

bahwa “tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan

menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan

dapat dicapai sebagai hasil belajar”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

pembelajaran merupakan suatu pernyataan yang jelas dan dinyatakan dalam

bentuk tulisan yang menggambarkan perilaku atau keterampilan siswa

dalam mencapai hasil belajar yang telah ditentukan sesuai dengan

kompetensi dan tahap perkembangannya. Tujuan pembelajaran dirancang

untuk memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan

pembelajaran dengan waktu yang efisien dan hasil yang maksimal. Menurut

Page 44: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

26

Uno (2012:34) manfaat dalam merancang tujuan pembelajaran, sebagai

berikut:

a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi

pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat

atau sebaiknya disajikan dalam tiap jam pelaajaran.d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran

secara tepat.e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi

belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.f. Guru dapat dengan mudah mempesiapkan berbagai keperluan

peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan anak dalam

belajar.h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajar akan lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Artinya, tujuan pembelajaraan dapat mempermudah guru dalam

memanfaatkan waktu secara tepat dan efisien dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Guru dapat menyusun materi pembelajaran secara seimbang,

sehingga anak dapat belajar sesuai kebutuhannya. Materi pembelajaran yang

diberikan guru diurutkan secara tepat untuk mempermudah anak dalam

memahami isi pembelajaran yang telah diberikan. Guru dapat memberikan

pembelajaran berdasarkan startegi yang cocok dengan meteri yang akan

disampaikan. Perancangan tujuan pembelajaran membantu guru dalam

menetapkan bahan ajar yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran dan

menetapkan hasil belajar yang dicapai anak berdasarkan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Page 45: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

27

3. Pembelajaran Berbasis Bermain

Konsep belajar melalui bermain dalam pendidikan anak usia dini tidak dapat

diganti termasuk dalam pembelajaran formal di kelas. Bermain bagi anak

usia dini lebih efektif dan lebih bermakna. Bermain juga menjadi prinsip

pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terkhusus Taman

Kanak-Kanak (TK), karena bermain merupakan cara yang paling baik untuk

mengembangkan kemampuan anak usia dini. Oleh karena itu, orang tua dan

guru PAUD perlu memahami hakikat pembelajaran berbasis bermain yang

merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran anak usia dini.

Pembelajaran berbasis bermain berlandaskan prinsip belajar melaui

bermain. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:10)

bahwa “bermain membantu mengembangkan potensi yang dimiliki anak.

Melalui bermain anak diajak bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan

objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna bagi anak”. Prinsip belajar melalui bermain merupakan

pembelajaran yang berpusat pada anak, sehingga membantu anak menjadi

pembelajar yang aktif dalam proses pembelajaran. Pengetahuan,

keterampilan, sosial, emosional, nilai moral dan agama dapat

dikembangakan melalui kegiatan bermain.

Konsep pembelajaran berbasis bermain diambil dengan dasar bahwa pada

rentang usia dini, karakteristik belajar anak tidak dapat dipisahkan dari

bermain yang dibantu dengan adanya alat permainan edukatif dan benda-

benda konkrit disekitar anak sehingga pembelajaran yang dilaksanakan

Page 46: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

28

menjadi lebih bermakna bagi anak usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat

Haenilah (2015:74) bahwa:

Karateristik belajar anak yang harus difahami guru diantaranya (1)anak hanya bisa belajar jika tidak dipisahkan dari kebutuhanbermainnya, (2) anak hanya bisa belajar jika dalam bermainnyadibantu oleh alat permainan secara konkrit, (3) anak hanya bisa belajarjika perannya terlindungi, dan (4) anak hanya bisa belajar jikaterbebas dari paksaan orang dewasa.

Berdasarkan pendapat di atas, bermain menjadi pendekatan yang sangat

berpengaruh dalam pendidikan anak usia dini. Pembelajaran berbasis

bermain menjadi salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam

merancang pembelajaran di PAUD. Pembelajaran berbasis bermain

berorientasi pada kebutuhan anak dan dibingkai dengan kegiatan belajar

melalui bermain yang aktif, efektif, dan menyenangkan. Guru mutlak harus

memahami makna bermain bagi anak usia dini, karena saat bermainlah anak

menikmati proses belajar.

Pembelajaran berbasis bermain adalah salah satu pendekatan dalam

pembelajaran anak usia dini yang mengungkapkan dan menjelaskan tentang

pembelajaran yang disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana

mengasikan dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara maksimal. Hal ini didukung oleh pendapat Hamruni dalam (Fadillah,

2014:23) menyebutkan bahwa “belajar tidak pernah akan berhasil dalam arti

sesungguhnya, bila dilakukan dalam suasana yang menakutkan, belajar

hanya akan efektif, bila suasananya-suasana hati anak didik-berada dalam

kondisi yang menyenangkan”. Bermain bagi anak usia dini berbeda dengan

bermain bagi orang dewasa. Menurut Haenilah (2015:75) bahwa “ketika

Page 47: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

29

anak bermain, maka anak sedang belajar secara serius, konsentrasi penuh,

kritis, belajar berbagi, tolerasi, disiplin, bartanggung jawab, bersosialisasi,

megembangkan kemampuan bahasa, sampai belajar memecahkan masalah”.

Merujuk pada pendapat tersebut, untuk membuat anak merasa senang dalam

belajar maka pembelajaran yang disusun oleh guru harus menarik,

diantaranya dengan cara bermain. Pembelajaran berbasis bermain

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk

belajar melalui bermain, sehingga pembelajaran yang diberikan akan terasa

menyenangkan dan membuat anak menjadi aktif, pembelajaran menjadi

lebih bermakna bagi anak, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal.

Pembelajaran berbasis bermain dirancang agar anak dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Pembelajaran berbasis bermain

merupakan pengembangan dari konsep belajar melaui bermain, sehingga

dalam bermain pada pembelajaran berbasis bermain memiliki kriteria

belajar sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Hartati (2007:46) sebagai

berikut:

a. Bermain merupakan sarana belajar.b. Belajar muncul dari dalam diri anak.c. Bermain bebas dan terbatas dari aturan yang mengikat.d. Bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya.e. Bermain lebih berfokus pada proses daripada hasil.f. Bermain harus didominasi oleh hasil.g. Bermain harus melibatkan peran aktif dar pemain.

Page 48: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

30

Merujuk pada kriteria belajar dalam pembelajaran berbasis bermain di atas,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dibuat oleh guru

haruslah mencakup kegiatan bermain yang dapat menimbulkan rasa senang

dan nyaman dalam proses pembelajaran. Pertama, bermain merupakan

sarana belajar. Artinya, bermain dapat dijadikan sebagai sarana

pembelajaran untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan teman, guru, dan

orang tua untuk membangun pengetahuan. Ke-dua, bermain muncul dari

dalam diri anak, yaitu kegiatan yang dilakukan anak berasal dari minat dan

keinginan anak tanpa adanya paksaan. Ke-tiga, bermain bebas dan terbatas

merupakan permainan yang mengembangkan keterampilan anak dalam

memahami aturan dan norma yang harus ditaati. Ke-empat, bermain adalah

aktivitas nyata dan sesungguhnya yang dilakukan oleh anak. Anak yang

sedang bermain dapat membentuk dunianya, sehingga seringkali dianggap

nyata dan sungguh-sungguh. Selanjutnya, yang ke-lima bermain lebih

terfokus pada proses daripada hasil. Saat anak melakukan suatu permainan

anak menemukan pengetahuannya sendiri melalui pengalaman yang telah

diperoleh sehingga proses bermain memiliki makna tersendiri bagi anak usia

dini. Ke-enam, bermain didominasi oleh hasil maksudnya bermain

merupakan aktivitas yang produktif bagi anak dalam menciptakan suatu

karya. Ke-tujuh, bermain melibatkan peran aktif dari pemain merupakan

kegiatan yang dilakukan anak menjadikan anak menjadi pembelajar yang

aktif karena pembelajaran berbasis bermain berorientasi pada anak.

Page 49: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

31

Piaget dan Smilansky dalam (Haenilah, 2015: 94) menekankan “pentingnya

belajar melalui bermain yang menekankan sensorimotor anak usia dini.

Upaya ini dilakukan melalui hubungan fisik anak dengan lingkungan”.

Upaya membelajarkan anak melalui pembelajaran berbasis bermain

membawa konsekuensi terhadap pemahaman guru terhadap pentingnya

bermain bagi anak usia dini. Pada pembelajaran berbasis bermain hal

terpenting bukanlah bagaimana guru membuat anak belajar, akan tetapi

membuat anak menjadi sosok yang kritis, memahami sesuatu, membangun

pengetahuan itu sendiri, dan menemukan pengetahuan sendiri yang didapat

melalui pengamatan dan percobaan.

D. Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain

1. Hakikat Merancang Pembelajaran

Perencanaan berkaitan dengan penetuan kegiatan yang akan dilakukan.

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kegiatan yang

diperlukan dengan cara paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Menurut Majid (2007:15) “perencanaan adalah menyusun langkah-langkah

yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Perencanaan dapat disusun sesuai dengan keinginan dalam jangka waktu

tertentu sesuai dengan keinginan pembuat rencana”. Definisi lain, menurut

Uno (2012:2) bahwa “perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk

membuat kegiatan dapat berjalan baik, disertai dengan berbagai langkah

yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga

kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Page 50: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

32

Berdasarkan pendapat di atas, perencanaan adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menyusun

langkah-langkah yang efetif dan efisien untuk memperkecil kesenjangan

yang terjadi sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal. Pembelajaran

yang baik dapat dilihat dari perencanaan pembelajaran. Adapun

perancangan pembelajaran dibuat sebelum proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Asmawati (2014:7), yang

menyatakan bahwa:

Perencanaan pembelajaran atau desain pembelajaran berisi kisi-kisidari teori belajar, teori pembelajaran, teori evaluasi yang telahdianalisi, didesain, dikembangkan, diimplementasikan, dan dievaluasiyang dilaksanakan secara bertahap dan berulang dalam jangka waktutertentu. Pengembangan proses pendidikan yang rumit, kreatif,berulang-ulang, teruji, dan dapat dikaji ulang penerapannya sesuaidengan kebutuhan.

Perencanaan pembelajaran berisi tentang materi, media, metode

pembelajaran yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran

berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Majid (2007:17) bahwa:

Perencanaan dalam konteks pengajaran dapat diartikan sebagai prosespenyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,penggunaan pendakatan pembelajaran dan metode pengajaran,penilaian dalam suatu alokasi waktu tertentu yang akan dilaksanakanpada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Perencanaan pembelajaran dapat dimaksudkan sebagai langkah awal

sebelum proses pembelajaran berlangsung yang berisi petunjuk arah

kegiatan. Perencanaan pembelajaran dijadikan pedoman bagi guru dalam

menjalankan tanggung jawabnya. Menurut Majid (2007:22) terdapat

Page 51: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

33

beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses mengajar, antara

lain:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan,b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi

setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan,c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun

unsur peserta didik,d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap

saat diketahui ketepatan dan kelemahan kerja,e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja, danf. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Merancang pembelajaran memberikan manfaat yang pertama, sebagai

petunjuk arah kegaiatan, artinya dengan merancang pembelajaran guru

dapat menetukan arah kegaitan yang dilakukan berfokus pada tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan. Ke-dua, perencanaan pembelajaran

mengatur tugas dan wewenang unsur yang terlibat dalam pembelajaran

dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya. Ke-tiga, dapat

dijadikan pedoman bagi guru maupun siswa dalam mencapai hasil belajar

yang diharapkan pada tujuan pembelajaran. Ke-empat, sebagai alat ukur

yang efektif dalam menilai pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil

sesuai tujuan atau tidak. Ke-lima, perancangan pembelajaran dapat

digunakan sebagai bahan yang dapat dijadikan data dalam

mempertangungjawabkan kinerja, dan yang terakhir, ke-enam dapat

digunakan sebagai penentu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

karena waktu masing-masing kegiatan telah ditentukan.

Carl dan Rosalind dalam (Yaumi, 2013:11) berpendapat bahwa definisi

perancangan pembelajaran dapat dideteksi dari beberapa perspektif, yakni:

Page 52: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

34

a. Sebagai suatu proses.b. Sebagai suatu disiplin.c. Ilmu pengetahuan.d. Sebagai realitas.

Pertama, perancangan pembelajaran sebagai suatu proses adalah materi

pembelajaran dikembangkan berdasarkan teori belajar dan pembelajaran

untuk mencapai kualitas pembelajaran dan merupakan proses analisa

terhadap keutuhan belajar, dan tujuan pembelajaran. Ke-dua, perancangan

pembelajaran sebagai suatu disiplin merupakan cabang ilmu pengetahuan

yang berhubungan dengan penelitian dan teori tentang strategi pembelajaran

dan proses untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Ke-tiga,

perencanaan pembelajran sebagai suatu pengetahuan yang mempelajari

bagaimana menciptakan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan situasi

yang dapat memfasilitasi pembelajaran. Ke-empat, perancangan

pembelajaran sebagai realitas yang dapat dimulai dari titik mana saja dalam

proses merancang dan sering muncul pandangan baru yang dapat

dikembangkan menjadi inti pembelajaran.

Merancang pembelajaran harus disusun secara sistematis dan merujuk pada

model yang memiliki karakteristik yang jelas. Perencanaan pembelajaran

harus berorientasi pada peserta didik, tujuan, terfokus pada pengembangan

dan peningkatan kinerja, hasil belajar dapat diukur dengan cara yang valid

dan terpercaya. Selain itu, perencanaan pembelajaran mengandung hal-hal

empiris, berulang, dapat dikoreksi sendiri, dan merupakan usaha yang

dilakukan bersama. Merancang pembelajaran untuk anak usia dini harus

dilakukan dengan pengamatan terhadap peserta didik dengan

Page 53: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

35

mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhannya. Kebutuhan anak usia

dini yang paling menonjol adalah bermain, sehingga pembelajaran yang

diberikan oleh guru hendaknya melalui bermain. Perencanaan pembelajaran

PAUD dirancang sebelum proses pembelajaran berlangsung dapat berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

Rencana pembelajaran merupakan proses untuk memutuskan metode

pembelajaran yang sesuia untuk membawa perubahan dan keterampilan

dalam suatu materi pembelajaran. Lebih lanjut Rotwell dan Kazanas dalam

(Yaumi, 2013:10) menjabarkan bahwa merancang pembelajaran mencakup:

a. Suatu profesi yang munculb. Difokuskan pada membangun dan mempertahankan kinerja

manusia secara efektif dan efisienc. Diarahkan dengan model kinerja manusiad. Dilakukan secara sistematise. Berdasarkan teori sistem terbukaf. Berorientasi untuk menemukan dan memberikan solusi pada

permasalahan kinerja manusia secara efektif dan menentukanlompatan-lompatan quantum dalam perbaikan produktivitasmelalui kecerdasan manusia.

Merujuk pada penjabaran di atas, dapat dijelaskan bahwa merancang

pembelajaran merupakan hal penting bagi guru agar tercapai tujuan secara

maksimal dari pembelajaran. Perancangan pembelajaran berbasis bermain

dalam penelitian ini terfokuskan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH). Menurut Hartati (2007:174) menyatakan bahwa:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) merupakanrencana (jadwal) yang akan dilakukan oleh anak ketika anak berada disekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut disusun dari mulai anak datangsampai anak pulang. Jadwal harus disesuaikan dengan kebutuhananak, perkembangan anak, serta memberian waktu yang cukup bagianak untuk bereksplorasi dan bereksperimen melalui kegiatan bermainserta menyediakan waktu untuk beristirahat antar kegiatan.

Page 54: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

36

Merancang kegiatan pembelajaran dilakukan sebelum proses pembelajaran

berlangsung. Ketika merancang pembelajaran untuk anak usia dini, guru

harus menyesuaikan dengan karakteristik belajar anak usia dini.

Karakteristik belajar anak usia dini adalah bermain, sehingga pembelajaran

yang diberikan oleh guru hendaknya melalui bermain. Perencanaan

pembelajaran PAUD dapat berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH). Merancang RPPH pada pembelajaran berbasis bermain

berisi tentang kegiatan bermain anak dalam proses pembelajaran. RPPH

yang dirancang menitik beratkan pada rencana kegiatan bermain yang akan

dilakukan anak.

Menururt Fadillah (2014:40): “pembelajaran berbasis bermain disajikan

dalam bentuk belajar melalui bermain”, sehingga dalam pelaksanaannya

tidak terlepas dari permainan untuk mengembangkan potensi anak.

Pembelajaran berbasis bermain merupakan strategi pembelajaran yang

disusun agar anak tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti

pembelajaran. Menurut Fadillah (2014:40) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) dalam pembelajaran berbasis bermain berisi

materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk permainan yang mendidik

mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup,

dijabarkan sebagai berikut:

a. Kegiatan pembukaan

Guru menyiapkan anak untuk memulai pembelajaran dengan

memperkenalkan kegiatan yang akan dilakukan serta alat, bahan yang

Page 55: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

37

akan di gunakan serta aturan dalam permainan dengan suasana yang

menarik dan menyenangkan, seperti kegiatan bernyanyi bersama, tebak

nama hari, dan tanggal. Guru menyediakan waktu transisi agar anak

dapat beristirahat sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya.

b. Kegiatan inti

Kegiatan yang dilakukan anak adalah kegiatan bermain sesuai dengan

minat anak, tema kegiatan, serta tahap pencapaian perkembangan anak.

Selama bermain, guru memastikan bahwa semua anak mencoba untuk

bermain dan menggali gagasan anak berupa pertanyaan positif sehingga

anak memiliki pengalaman bermain yang nyata. Guru memberikan waktu

transisi sebelum melakukan permainan selanjutnya.

c. Kegiatan penutu

Kegiatan penutup kegiatan setelah kegiatan inti dilakukan. Kegiatan ini

berupa membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan

permainan yang menarik seperti mengelompokan alat dan bahan sesuai

jenis, bentuk, dan ukuran. Anak menceritakan pengalaman bermainnya

dan guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak serta

mempersiapkan anak untuk kegiatan penutup.

2. Langkah-Langkah Merancang Pembelajaran Berbasis Bermain

Merancang pembelajaran bagi anak usia dini tidak terlepas dari karakteritik

belajar anak yaitu bermain. Perancangan pembelajaran berbasis bermain

merupakan dokumen tertulis yang mengambarkan dan menjelaskan

mengenai tujuan, materi, strategi, skenario, bahan ajar, serta penilaian dalam

Page 56: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

38

pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berbasis bermain

yang dibuat oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari

kesesuaian perencanaan yang dibuat oleh guru dengan proses pembelajaran

yang berlangsung. Hal ini sesuai dengan tujuan perancangan pembelajaran,

yaitu agar pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan tidak

melenceng dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Seorang guru dalam

membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada

pembelajaran berbasis bermain sebaiknya memperhatikan karakteristik

belajar anak. Hal ini bertujuan agar RPPH yang dibuat tepat sasaran dan

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Haenilah (2015:42) terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan saat merancang pembelajaran untuk

anak usia dini, sebagai berikut:

a. indikator yang harus dicapai,b. wahana pembelajaran yang menyenangkan,c. alat permainan yang diperlukan untuk menstimulasi anak belajar,d. tema yang tepat,e. menyusun langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan tahap

perkembangan anak,f. cara mengevaluasi ketercapaian perkembangan belajar anak.

Merujuk pada pendapat di atas, maka guru harus memiliki pengetahuan

yang luas tentang tahap-tahap dalam merancang pembelajaran untuk anak

usia dini. Selain memperhatikan tahap perkembangan anak dan ketercapaian

indikator, guru juga harus memperhatikan karakteristik belajar anak agar

pemilihan strategi pembelajaran tepat sasaran. Suasana saat proses

pembelajaran juga harus diperhatikan saat merancang pembelajaran. Anak

Page 57: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

39

akan belajar dengan serius jika pembelajaran disajikan dalam kegiatan

bermain yang menyenangkan tanpa adanya paksaan dari orang dewasa dan

dengan alat permainan yang konkrit.

Perancangan pembelajaran berbasis bermain berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) yang dijadikan sebagai pedoman guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran pada dasarnya memiliki langkah-

langkah sistematika pembuatan RPPH, sebagai berikut:

a. Indikator Capaian Perkembangan Pembelajaran Berbasis Bermain

Menurut Haenilah (2015:47): “indikator capaian perkembangan (ICP)

merupakan operasionalisasi atau penjabaran TPP. Rumusan ini disusun

oleh guru sebagai gambaran indikasi keberhasilan perkembangan pada

semua lingkup perkembangan baik moral-agama, fisik-motorik, kognitif,

bahasa, maupun sosial-emosional”. Indikator pencapaian perkembangan

anak berfungsi untuk memantau perkembangan anak dan bukan untuk

digunakan secara langsung baik sebagai bahan ajar maupun kegiatan

pembelajaran. Guru perlu mengembangkan dan menjabarkan tahap

pencapaian perkembangan anak ke dalam indikator-indikator agar

perkembangan anak dapat terukur secara spesifik sesuai dengan usia

anak.

Penjabaran indikator capaian perkembangan pembelajaran berbasis

bermain dilakukan dengan menggunakan kata kerja yang dapat diukur

dan diobservasi secara jelas. Pengembangan materi pembelajaran harus

Page 58: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

40

sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan

secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan tahap

pencapaian perkembangan anak secara efektif sesuai dengan karakteristik

belajar anak. Indikator dijadikan pedoman bagi guru dalam merancang

kegiatan pembelajaran, sehingga pengembangan rencana pembelajaran

hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Hal ini

dilakukan guru untuk memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang

efisien dan efektif.

b. Tema Pembelajaran Berbasis Bermain

Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep

kepada anak didik secara utuh. Tema dalam pembelajaran berbasis

bermain diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu

kesatuan yang utuh, memperkaya pembendaharaan bahasa anak didik dan

membuat pembelajaran lebih bermakna. Maksud dari penggunaan tema

adalah agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan

jelas. Menurut Haenilah (2015:47): “salah satu ciri penting dari

pembelajaran di PAUD adalah bersifat tematik”. Peran dari tema bukan

untuk diajarkan kepada anak tetapi tema dijadikan sebagai payung

pembelajaran yang akan mengikat seluruh aspek perkembangan sebagai

target capaian pembelajaran. Tema dianggap sebagai alat untuk

menginspirasi guru dalam menciptakan permainan atau sebagai wahana

yang mewarnai permainan anak. Menurut pedoman pengembangan tema

pendidikan anak usia dini oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

(2015:3-6) bahwa:

Page 59: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

41

Terdapat empat prinsip dalam menentukan tema, diantaranya; 1)kedekatan; maksunya tema dipilih mulai dari tema terdekat dengananak hingga ke tema yang semakin jauh dari kehidupan anak, 2)kesederhanaan; maksudnya tema hendaknya dipilih mulai daritema-tema yang sederhana menuju pada tema-tema yang lebih sulitdan rumit, 3) kemenarikan; artinya tema dipilih mulai dati tema-tema yang menarik minat anak ke arah tema-tema yang kurangmenarik minat anak, dan 4) keinsidentalan; maksudnya tema yangdipilih berdasarkan peristiwa atau kejadian yang ada disekitar anak(sekolah) yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsunghendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuaidengan tema yang dipilih hari itu.

Merujuk pada pendapat di atas, tema merupakan payung atau alat yang

dapat mengembangakan potensi anak sesuai tahap perkembagan anak

dengan cara menciptakan permainan yang menyenangkan dan bermakna

bagi anak. Hal penting yang harus diperhatikan guru dalam

mengembangkan tema adalah kebermaknaan tema dalam membangun

pengalaman belajar yang bermutu bagi anak usia dini. Menentukan tema

menjadi penting bila diawali dengan identifikasi tema dan sekaligus

ketertarikan anak terhadap topik tertentu. Tema dalam pembelajaran anak

usia dini tidak ditetapkan oleh pemerintah, melainkan bersifat fleksibel

penetapannya oleh lembaga PAUD yang melibatkan seluruh guru pada

saat pemilihan dan penetapannya. Banyak hal di lingkungan yang dapat

dijadikan tema, artinya apa yang terdapat di lingkungan terdekat seperti

air, batu, kelapa, alat transportasi, laut, dan lain-lainnya dapat diangkat

menjadi tema.

c. Skenario Pembelajaran Berbasis Bermain

Skenario pembelajaran berbasis bermain menggambarkan langkah-

langkah kegiatan yang dilakukan yang disusun secara sengaja oleh guru

dalam proses interaksi dan komunikasi dengan anak dalam mencapai

Page 60: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

42

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Skenario pembelajaran

berbasis bermain merupakan bagian terpenting dari rencana kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran berbasis bermain berisi tiga kegiatan utama,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pndahuluan merupakan kegiatan awal main anak yang

dilakukan dengan cara menstimulasi anak agar tertarik mengikuti

semua kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan ini, telah

dibangun pengetahuan anak tentang konsep tertentu yang akan

dipelajari dengan menghubungkan tema kegiatan yang akan dipelajari

pada hari tersebut dengan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki

anak yang di dapat dari lungkungan melalui kegiatan bercerita,

bertanya jawab, bernyanyi, dan lain sebagainya. Kegiatan

pendahuluan menjabarkan langkah-langkah kegiatan bermain yang

akan dilakukan anak, cara menggunakan bahan dan alat permainan

yang disusun berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Haenilah (2015:100) menjelaskan:

Kegiatan belajar pada tahap pendahuluan sering dimaknaisebagai tahap apersepsi yaitu suatu proses asimilasi pengalamanbaru dengan pengalaman lama yang sudah dimiliki anaksebelumnya sehingga secara perlahan membentuk satu kesatuanpengalaman yang lebih sempurna.

Merujuk pada pendapat di atas, kegiatan pendahuluan ini

dimaksudkan untuk membangkitkan minat anak dalam proses

pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu dengan

menggabungkan antara pengalaman yang telah diperoleh anak dari

Page 61: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

43

lingkungan dengan pengalaman baru yang akan dilakukan.

Penggabungan pengalaman tersebut dilakukan melalui upaya

klasifikasi, memahami, mengingat, atau menguatkan pengalaman

lama. Kegiatan main ini bertujuan untuk mengembangkan rasa kritis

anak, rasa ingin tahu anak, serta memberikan semangat kepada anak

dalam melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan inti dalam proses pembelajaran

yang melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran yang

dilakukan. Kegiatan inti menggambarkan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan anak melalui kegiatan bermain yang dipilih dan

disukai anak agar dapat bereksplorasi, berinprovisasi, berkesperimen,

meningkatkan pengetahuan, konsentrasi, memunculkan inisiatif,

kemandirian, kreativitas anak, serta mengembangkan potensi yang

dimiliki anak secara optimal. Peran guru dalam kegiatan ini adalah

membimbing, mengawasi, dan membantu anak jika mengalami

kesulitan saat melakukan proses pembelajaran. Pada kegiatan inti,

anak diberikan kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan

bermain yang melibatkan seluruh panca indera sesuai dengan minat,

bakat, dan tahap perkembangan anak. Proses belajar pada kegiatan ini

sepenuhnya disajikan dalam bentuk permainan yang sepenuhnya

melibatkan anak secara langsung dalam semua aktivitas bermain.

Haenilah (2015:100) menjelaskan bahwa:

Page 62: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

44

Proses belajar yang dilakukan anak dalam kegiatan intihendaknya berdasarkan pada hal-hal konkrit yang dapat dilihat,didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik. Proses belajar yangdilakukan harus secara utuh, karena anak usia dini memandangsesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan. Pembelajarandiberikan secara bertahap mulai dari hal-hal sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Berdasarkan pendapat di atas, proses belajar pada kegiatan inti

dilakukan melalui kegiatan bermain yang melibatkan anak secara

langsung. Proses pembelajaran disajikan secara utuh, bertahap dan

melalui benda-benda konkrit yang diperoleh dengan memanfaatkan

lingkungan sekitar anak sebagai sumber belajar. Pada kegiatan inti

anak secara aktif mengembangkan seluruh aspek perkembangan mulai

dari moral-agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

sampai seni.

3) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup dilakukan untuk menenangkan anak dan diberikan

secara klasikan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan sepeti

bercerita, bernyayi, bermain tebak-tebakan, dan lain sebagainya.

Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang

telah berlangsung sehingga anak dapat memaknai kegiatan yang telah

dilksanakan. Haenilah (2015:101) menjelaskan bahwa:

Kegiatan penutup harus mampu memfasilitasi anak untukmendapatkan kesan bahwa pembelajaran yang telahdilaksanakan menjadi penyempurna pengalaman sebelumnya.Kegiatan penutup selain berperan untuk menguatkan hasilupdate pengalaman lama, menjadi pengalaman baru, juga suatusaat pengalaman ini pengalaman ini akan menjadi pengalamanlama yang akan diupdate pada pembelajaran-pembelajaranberikutnya.

Page 63: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

45

Merujuk pada pendapat tersebut, kegiatan penutupan merupakan

upaya yang dilakukan guru dalam memberikan penguatan hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan penutup guru

dituntut untuk mampu membuat kegiatan yang berkesan bagi anak,

sehingga anak akan mudah menyerap makna dari kegiatan yang akan

dilakukan di pembelajaran berikutnya. Guru hendaknya mampu

menyajikan kegiatan yang dapat mengembalikan ingatan anak pada

kegiatan bermain yang telah dilakukan. Pada hakikatnya kegiatan

penutup bertujuan untuk mereview kembali kegiatan proses

pembelajaran yang telah dilakukan anak .

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario

pembelajaran berbasis bermain pada dasarnya merupakan gambaran

mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh

guru berisi kegiatan akan dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Skenario pembelajaran berbasis bermain tersusun dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

d. Sumber dan Media Pembelajaran Berbasis Bermain

Media pembelajaran berbasis bermain pada pendidikan anak usia dini

lebih dikenal dengan istilah Alat Permainan Edukatif (APE). Menurut

Gagne dalam (Haenilah, 2015:101) bahwa “APE merupakan berbagai

jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi

anak untuk belajar”. APE tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran

Page 64: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

46

anak usia dini, karena dengan APE anak dapat menafsirkan

perkembangan berfikir konkrit dan simbolik. Proses pembelajaran dapat

berjalan secara optimal apabila guru mempu menyediakan sarana alat

permainan yang mampu menstimulasi seluruh panca indera untuk

memberikan rangsangan pada kemampuan penalaran anak. Pada masa

anak usia dini, bermain menjadi sarana untuk bereksplorasi, penemuan,

penciptaan, perkembangan daya pikir, perkembangan bahasa,

perkembangan fisik-motorik, kebiasaan berbagi, bersosialisasi,

berimajinasi, serta kreativitas yang dapat diperoleh dari lingkungan

sekitar anak.

Sardiman dalam (Asmawati, 2014:36) menjelaskan bahwa “guru perlu

memahami bahwa lingkungan sangat efektif sebagai sumber dan media

bermain atau belajar”. Melalui pemanfaatan bahan alam dan bahan sisa

guru dapat menciptakan permainan baru yang mendidik bagi anak,

mengoptimalkan penggunaan bahan alam dan bahan sisa sebagai sarana

bermain untuk mengoptimalkan kemampuan daya cipta guru, dan

mengetahui beraneka ragam bahan alam dan bahan sisa yang dapat

dijadikan alat bermain sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan

efisien.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan

dapat dijadikan sumber dan bahan belajar bagi anak usia dini.

Lingkungan sekitar sangat kaya akan sumber belajar, sehingga guru

Page 65: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

47

harus mampu mengelola dan menciptakan media pembelajaran berbasis

bermain dengan memanfaatkan bahan-bahan yang dapat dijadikan saran

belajar seperti batu, kayu, pasir, kertas bekas, kardus, koran, botol, dan

lain sebagainya.

e. Evaluasi pembelajaran Berbasis Bermain

Menurut Haenilah (2015:42): “evaluasi merupakan suatu fase yang

memutuskan apakah suatu program efektif dan memenuhi tujuan”. Fase

ini menjadikan proses dan hasil belajar anak sebagai bahan pertimbangan

untuk memutuskan tindak lanjut yang akan dilakukan berkenaan dengan

perencanaan pembelajaran selanjutnya. Sasaran evaluasi PAUD adalah

pertumbuhan dan perkembangan anak. Yus (2011:40) menyatakan bahwa

“penilaian pada pendidikan anak usia dini lebih banyak untuk

mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak”. Dengan penilaian

dapat diketahui melalui aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai

dan yang belum dicapai. Kategori perkembangan yang menjadi ruang

lingkup antara lain moral-agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-

emosional, dan seni, sedangkan pertumbuhan meliputi berat badan dan

tinggi badan serta aspek fisik lainnya.

Merujuk pada pendapat tersebut, evaluasi merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam rangka mengetahui keberhasilan dari suatu program

pembelajaran. Keberhasilan tersebut dilihat dari efektif tidaknya sebuah

program dilihat dari proses dan hasil yang telah diperoleh. Evaluasi

dalam pembelajaran berbasis bermain dilakukan dengan menilai apakah

Page 66: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

48

perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dirancang secara efektif

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan melaui

penilaian proses dan penilaian hasil. Yus (2011:60) menyatakan bahwa

“penilaian kegiatan pelaksanaan program anak usia dini lebih

mengutamakan pada penilaian proses yang dilengkapi dengan penilaian

hasil/produk”. Dengan kedua penilaian tersebut dapat diketahui sejauh

mana perkembangan anak dilihat pada saat anak bermain langsung dan

hasil yang diperoleh anak pada saat kegiatan bermain.

E. Penelitian Relevan

Menurut hasil penelitian terdahulu ditemukan tiga hasil penelitian, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Afandi (2009), Perencanaan

Pembelajaran Pendidikan Dasar. Penelitian ini mendeskripsikan unsur-unsur

yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,

yaitu tujuan, materi atau isi, metode dan alat bantu, dan evaluasi atau

penilaian. Untuk membuat belajar sukses, elemen harus terstruktur dan

dikembangkan secara sistematis. Perencanaan pembelajaran terbagi dalam

dua bentuk, yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka

pendek. Pada perencanaan jangka panjang guru harus memperhatikan

program belajar sepanjang satu tahun atau satu semester, sedangkan

perencanaaan jangka pendek dilakukan berdasarkan apa yang akan

dikerjakan untuk jangka waktu satu minggu atau satu hari.

2. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Puspitasari (2012), Menyusun

Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. Disimpulkan bahwa Lembaga

Page 67: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

49

PAUD diberikan kebesasan untuk membuat program pembelajarannya

sendiri yang mengacu pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tersebut.

Kenyataannya masih banyak pendidik PAUD yang kesulitan dalam

mengembangkan perencanaan pembelajarannya. Dinas pendidikan anak usia

dini, memberikan kebabasan lembaga pendidikan anak usia dini untuk

membuat program pembelajarannya sendiri disesuaikan dengan kondisi

anak dan lembaga penyelenggara. Dengan adanya pedoman ini diharapkan

akan memudahkan pendidik PAUD dalam penyusun perencanaan

pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan secara efektif dan

efisien.

3. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ridgway dan Quinones (2012),

How do Early Childhood Students Conceptualize Play-Based Curriculum?.

Disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis bermain memberikan bukti pada

hasil belajar dan perkembangan pedagogis anak. Penelitian ini juga

membuktikan bahwa bermain memberikan pengaruh besar terhadap

kemampuan anak dalam pengamatan, analisis, dan perencanaan yang

merefleksikan konsep teoritis dengan pengalaman yang diperoleh dari

lingkungan sekitar anak.

Berdasarkan uraian dari ke-tiga penelitian relevan di atas, menggambarkan

adanya keselarasan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini, yaitu

bahwa perencanaan pembelajaran berbasis bermain sangat penting dalam

pelaksanaan pembelajaran yang bermakna bagi anak. pada dasarnya,

perencanaan pembelajaran dijadikan tolak ukur keberhasilan pembelajaran

Page 68: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

50

yang telah dilaksanakan, namun tidak semua guru PAUD membuat

perencanaan pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis

bermain. Penelitian terdahulu ingin mengetahui perencanaan pembelajaran

jangka panjang dan jangka pendek. Sedangkan dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kompetensi guru PAUD dalam merancang pembelajaran

dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada

pembelajaran berbasis bermain.

F. Kerangka Pikir

Merancang pembelajaran merupakan salah satu tugas guru yang termasuk

kedalam komponen kompetensi pedagogik. Perencanaan pembelajaran menjadi

tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru PAUD

harus mampu memahami karakteristik anak dalam belajar. Anak usia dini

berada pada masa bermain dan penuh dengan potensi yang perlu

dikembangkan. Anak belajar melalui bermain, dengan bermain pembelajaran

menjadi lebih bermakna bagi anak. Sehingga, guru PAUD harus memahami

langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran berbasis bermain yang

meliputi menentukan indikator capaian perkembangan pembelajaran berbasis

bermain, mentukan tema pembelajaran berbasis bermain, menyusun skenario

pembelajaran berbasis bermain seperti kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup, menentukan sumber dan media pembelajaran berbasis

bermain, serta menyusun evaluasi pembelajaran berbasis bermain. Guru PAUD

yang telah memahami komponen merancang pembelajaran berbasis bermain

tersebut, diharapkan guru PAUD mampu menerapkan dalam membuat

Page 69: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

51

perencanaan pembelajaran berbasis bermain sesuai standar yang ada. Sehingga,

perencanaan pembelajaran berbasis bermain dapat mengembangkan seluruh

potensi anak secara optimal dengan pembelajaran yang menyenangkan dan

bermakna bagi anak.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kemampuan guru PAUD dalam merancangpembelajaran berbasis bermain

1. Menentukan indikator capaian perkembanganpembelajaran berbasis bermain

2. Menentukan tema pembelajaran berbasis bermain3. Menyusun skenario pembelajaran berbasis bermain4. Menentukan sumber dan media pembelajaran berbasis

bermain5. Menyusun evaluasi pembelajaran berbasis bermain

Page 70: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

52

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan peneliti untuk menentukan cara ilmiah dalam

memperoleh data secara valid. Adapun definisi desain penelitian menurut

Sugiyono (2015:6) sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan”.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif,

dengan menggunakan alat pengungkap data yang utama adalah dokumentasi.

Menurut Arikunto (2010:3) dinyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-

lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif

kuantitatif adalah mendeskripsikan secara detail mengenai fakta yang ada di

lapangan tentang kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran

berbasis bermain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) di PAUD

yang ada di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

Page 71: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

53

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD yang ada di Kecamatan Kalirejo Lampung

Tengah yang terdiri dari TK Al-Ihya, TK Al-Hidayah, TK ABA Kalirejo, TK

Al-Wustho, TK Darussalam, TK ABA Sridadi, TK Bina Insani, TK Pertiwi,

TK Kartika, TK ABA Poncowarno, dan TK Insan Qur’ani. Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016.

C. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:117): “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kulaitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru

PAUD di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 106 guru

dari 26 PAUD.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2015:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Ukuran sampel dapat

ditentukan dengan berbagai teknik sampling. Teknik sampling merupakan

teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel, yaitu cluster sampling (area sampling). Menurut

Sugiyono (2015:121) bahwa “cluster sampling atau sampel sensus adalah

teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila

Page 72: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

54

obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari

suatu negara, provinsi atau kabupaten”.

Mengingat populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru PAUD di

Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 106 guru, maka

jumlah sampel penelitian yang akan diambil dengan cara menentukan dua

kelompok sampel yaitu kelompok RPPH lengkap yang berjumlah enam

PAUD dan kelompok RPPH tidak lengkap yang berjumlah lima PAUD.

Dari ke 11 PAUD tersebut diperoleh sampel guru yang berjumlah 53 guru.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Variabel

Kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis bermain

merupakan kemampuan guru PAUD dalam menyusun langkah-langkah

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

dan disajikan dalam bentuk belajar melalui bermain yang bermakna dan

menyenangkan bagi anak.

2. Definisi Operasional Variabel

Kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis bermain

merupakan kemampuan yang dimiliki seorang guru PAUD dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban yang meliputi komponen:

a. Menentukan indikator capaian perkembangan pembelajaran berbasis

bermain,

Page 73: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

55

b. Menentukan tema pembelajaran berbasis bermain,

c. Menyusun skenario pembelajaran berbasis bermain yang terdiri dari

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup,

d. Menentukan sumber dan media pembelajaran berbasis bermain, serta

e. Menyusun evaluasi pembelajaran berbasis bermain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2015:308) merupakan “langkah

yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data”. Berdasarkan pengertian tersebut, pengumpulan data

merupakan pekerjaan yang paling penting dalam penelitian. Penelitian ini

mengunakan teknik pengumpulan data tunggal, yaitu dokumentasi.

1. Dokumentasi

Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dokumentasi (sumber data primer). Menurut Sugiyono (2015:329):

“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.

Dokumentasi yang dilakukan berupa pengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di

luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis

bermain berupa dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

Page 74: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

56

(RPPH) yang telah dibuat oleh guru PAUD sebelum melaksanakan proses

pembelajaran di Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010:203) instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis hingga lebih mudah diolah”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat

diketahui bahwa instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data yang akurat.

Instrumen penelitian kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran

berbasis bermain, yaitu menggunakan pedoman dokumentasi. Pedoman

dokumentasi disusun berdasarkan tujuan dan teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Pedoman dokumentasi ini berisi bukti berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat oleh guru sebelum

proses pembelajaran kemudian dianalisis. Penggunaan instrumen ini dilihat

dari indikator yang muncul dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) dengan memberikan tanda ceklis (√) pada setiap deskriptor pada

pedoman dokumentasi. Lember pedoman dokumentasi dapat dilihat pada daftar

lampiran.

G. Uji Instrumen

Uji instrumen menurut Moleong (2011: 321) merupakan “konsep penting yang

diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas)

Page 75: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

57

menurut versi “positivisme” dan kesesuaian dengan tuntutan pengetahuan,

kriteria, dan paradigmanya sendiri”. Uji instrumen pada penelitian ini

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan suatu alat ukur, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas terbagi menjadi

beberapa bagian yaitu validitas isi (content validity), validitas konstrak

(construct validity), validitas ukuran, validitas sejalan.

Penelitian ini menggunakan pengujian validitas yang dilakukan dengan cara

pengujian validitas konstrak (construct validity) yaitu dengan uji ahli

(judgement experts) dan analisis faktor dengan besaran 0.3 menggunakan

bantuan SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas maka diperoleh

hasil uji adalah dengan rentang 0,300 sampai 0,721. Menurut Sugiyono

(2015:178) bahwa “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarannya

0.3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan contruct yang kuat”. Instrument

dalam penelitian ini sudah diuji oleh dua dosen PG-PAUD yakni ibu Ari

Sofi Ari Sofia, S.Psi.M.A.Psi. dan ibu Nia Fatmawati, M.Pd

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan untuk melihat konsistensi suatu

instrumen yang akan digunakan sebagai alat penelitian. Menurut Sugiyono

(2015:173): “intrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

Page 76: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

58

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan

SPSS. Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh nilai alpha cronbach’s sebesar

0.843 dan rtabel sebesar 0.381 (taraf signifikansi 5%). Dengan demikian nilai

alpha>rtabel, sehingga item-item pernyataan dapat dikatakan terpercaya atau

reliabel sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

H. Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Analisis data

merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil dokumantasi, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Menurut Sugiyono (2015:334): “analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang

lain”.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah instrumen dinyatakan valid

dan reliabel kemudian digunakan untuk memperoleh informasi tentang

kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran berbasis bermain

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Data hasil

Page 77: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

59

penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif

presentase dengan menggunakan rumus menurut Purwanto (2009:102), sebagai

berikut:

(Sumber: Purwanto, 2009:102)

Keterangan:NP : Nilai presentase yang dicari atau diharapkanR : Skor mentah yang diperolehSM : Skor maksimum ideal100 : bilangan tetap

Alasan peneliti menggunakan analisis data kuntitatif presentase karena data

yang telah dianalisis dikelompokan berdasarkan kategori yang telah ditentukan

agar lebih sederhana dan mudah untuk dimengerti. Penafsiran kategori dalam

penelitian ini ditujukan untuk mengelompokan jumlah responden yang

memiliki presentase dalam rentan kelas yang sama. Langkah selanjutnya

dilakukan penafsiran dengan menggunakan kriteria kuantitatif tanpa

pertimbangan menurut Arikunto (2010:269), sebagai berikut:

Tabel 1. Ukuran Kategori Penafsiran DataKategori Interval (%)

Sangat Lengkap 81 – 100Lengkap 61 – 80

Cukup Lengkap 41 – 60Kurang Lengkap 21 – 40Tidak Lengkap <21

(Sumber: mengacu padaukuran penafsiran data menurut Arikunto, 2010:269)

RNP = x 100%

SM

Page 78: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

83

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Indikator Capaian Perkembangan Pembelajaran Berbasis Bermain

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru sudah mampu dalam merumuskan

indikator capaian perkembangan pembelajaran berbasis bermain. Hal ini

didapat dilihat dari kelengkapan guru dalam aspek perumusan indikator

capaian perkembangan pembelajaran berbasis bermain. Sebagian besar guru

termasuk dalam kriteria lengkap pada lembar instrumen dokumentasi

perumusan insikator capaian perkembangan pembelajaran berbasis bermain.

artinya guru sudah menerapkan ke empat aspek komponen indikator capaian

perkembangan ke dalam RPPH yang dibuat meskipun belum sepenuhnya.

2. Tema Pembelajaran Berbasis Bermain

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kurang mampu dalam menentukan

tema pembelajaran berbasis bermain. Hal ini didapat dilihat dari

kelengkapan guru dalam aspek penentuan tema pembelajaran berbasis

bermain. Sebagian besar guru termasuk dalam kriteria tidak dalam lembar

Page 79: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

84

instrumen dokumentasi penentuan tema pembelajaran berbasis bermain.

Artinya guru belum menerapkannya dalam RPPH yang dibuat.

3. Skenario Pembelajaran Berbasis Bermain

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kurang mampu dalam

merencanakan skenario pembelajaran berbasis bermain. Hal ini didapat

dilihat dari kelengkapan guru dalam aspek perencanaan skenario

pembelajaran berbasis bermain. Sebagian besar guru termasuk dalam

kriteria tidak pada lembar instrumen dokumentasi perencanaan skenario

pembelajaran berbasis bermain. Skenario pembelajaran berbasis bermain

terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Skenario pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran yang

dilaksanakan menjadi lebih efektif.

4. Sumber dan Media Pembelajaran

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru cukup mampu dalam menentukan

sumber dan media pembelajaran berbasis bermain. Hal ini didapat dilihat

dari kelengkapan guru dalam aspek penentuan sumber dan media

pembelajaran berbasis bermain. Sumber dan media pembelajaran yang tepat

dapat mengembangkan kamampuan anak secara menyeluruh. Sumber dan

media pembelajaran dapat diperoleh dari bahan alam ataupun bahan bekas.

Page 80: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

85

5. Evaluasi Pembelajaran

hasil penelitian menunjukan bahwa guru kurang mampu dalam

merencanakan evaluasi pembelajaran berbasis bermain. Hal ini didapat

dilihat dari kelengkapan guru dalam aspek perencanaan evaluasi

pembelajaran berbasis bermain. Sebagian besar guru termasuk dalam

kriteria tidak pada lembar instrumen dokumentasi perencanaan evaluasi

pembelajaran berbasis bermain. Pada dasarnya, evaluasi dalam

pembelajaran anak usia dini lebih banyak untuk mendeskripsikan

ketercapaian perkembangan anak. Evaluasi pembelajaran digunakan oleh

guru PAUD untuk mengetahui perkembangan anak dan untuk menentukan

langkah yang akan diambil selanjutnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Guru hendaknya selalu melakukan inovasi dengan banyak membaca buku,

mengikuti sosialisasi, dan workshop tentang kurikulum 2013 PAUD, serta

meneruskan pendidikan D-IV atau S-1 dibidang pendidikan anak usia dini

atau psikologi sebagai syarat menjadi guru PAUD, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran

pembelajaran berbasis bermain berupa RPPH.

Page 81: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

86

2. Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah hendaknya dapat menfasilitasi guru untuk dapat mengikuti

kegiatan pelatihan terutama dalam merancang pembelajaran berbasis

bermain berupa RPPH sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

efektif dan efisien dan menggiatkan penerapan evaluasi pembelajaran yang

digunakan oleh guru sesuai dengan acuan pada kurikulum 2013 PAUD.

3. Bagi Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan disarankan untuk menyelenggarakan pelatihan

peningkatan kemampuan guru PAUD dalam merancang pembelajaran

berbasis bermain serta memberikan kebijakan dalam kesetaraan pendidikan

bagi guru PAUD.

4. Bagi Peneliti lain

Penelitian lain diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut tentang

Perencanaan Pembelajaran Berbasis Bermain berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) yang dibuat guru PAUD agar penelitian yang

dihasilkan lebih mendalam dan lebih rinci.

Page 82: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

87

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. 2009. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Dasar. JurnalIlmu Kependidikan. Volume 1, No. 2, (Diakses pada tanggal 28 Febuari2016).

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmawati, Luluk. 2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Daryanto dan Tarsial. 2015. Standar Kompetensi dan Penilaian Guru Profesional.Yogyakarta: Gava Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:Suatu Pendekatan Terotis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoritik &Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini:Menciptakan Pembelajaran Menarik, Kreatif, dan Menyenangkan.Jakarta: Kencana.

Hadi, Sutrisno. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haenilah, Een Y. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: MediaAkademi.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartati, Sofia. 2007. How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother: SeriPanduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Enno Media.

Jazuli, Akhmad. 2012. Gambaran Kemampuan Berfikir Matematis, Akhlak, danPrestasi Belajar Matematika Siswa SMP dalam Pembelajaran BerbasisBudaya Islam. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas PendidikanIndonesia, Bandung.

Page 83: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

88

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Panduan PendidikKurikulum 2013 PAUD Anak Usia 5-6 Tahun. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 137 Bab VII Pasal 25 tentang KualifikasiAkademik Guru PAUD dan Kompetensi Guru PAUD. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

. 2015. Pedoman Pengembangan Tema PembelajaranPendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementrian Pendidikan danKebudayaan.

Kurniasih, Imas dan Belin Sani. 2015. Sukses Uji Kompetensi Guru (UKG):Panduan Lengkap. Surabaya: Kata Pena.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PTAbdi Mahasatya.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Mulyasa. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

. 2014. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaj Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Peraturan Menrtri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137tahun 2014 Bab VII Pasal 25 tentang Kualifikasi Akademik Guru PAUDdan Kompetensi Guru PAUD.

Patmonodewo, Soemantri. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: RinekaCipta.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: DivaPress.

Purwanto. 2009. Statistik. Yogyakarta: Andi Publisher.

Puspitasari, Enda. 2012. Menyusun Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini.EDUCHILD. Volume 01. No.1, (Diakses pada tanggal 28 Febuari 2016).

Page 84: Yuni Hartini - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23838/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruslah belajar dan belajar untuk menjadi baik, ... berorientasi pada pembelajaran

89

Rahayu, Dwi Puji. 2015. Kompetensi Guru PAUD dalam MendesainPembelajaran Di Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung TahunAjaran 2015-2016. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung, Bandar Lampung.

Ridgway, Avis dan Quinones. 2012. How do Early Childhood StudentsConceptualize Play-Based Curriculum?. Australian Journal of TeacherEducation. Volume 37, No. 12, (Diakses pada tanggal 27 Januari 2016).

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.

Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor:Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta.

. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (PendekatanKuantitatif, Kalitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah B. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wijana, Widarmi D, dkk. 2010. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Universitas Terbuka.

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:Kencana.

Yufiarti dan Titi Chandra. 2010. Profesionalisme Guru PAUD. Jakarta:Universitas Terbuka.

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Kencana.