yghjg
-
Upload
syarifahshania -
Category
Documents
-
view
222 -
download
4
description
Transcript of yghjg
![Page 1: yghjg](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022091022/577c7caa1a28abe0549b8651/html5/thumbnails/1.jpg)
TINJAUAN PALA
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda, Maluku. Pala dipanen bijinya, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam
perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah
farmasi disebut myristicae arillus atau macis. Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex.
Tumbuhnya dapat mencapai 20 meter dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan,
biji pala dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam
sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji
digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai biji pala, yang dikenal di
pasaran dengan sebutan pala itu sendiri. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai
sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog).
Minyaknya juga dapat dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Pala termasuk tumbuhan dari
famili Myristicaceae (pala-palaan). Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon
jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon,
berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging
buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang
berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.6, 8 18 Pohon pala dapat tumbuh di
daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut, beriklim lembab dan panas, curah
hujan 2.000 - 3.500 mm tanpa mengalami periode musim kering secara nyata. Tanaman pala umumnya
dibudidayakandi Kepulauan Maluku, khususnya Ambon dan Banda. Ditanam dalam skala kecil di
kepulauan lainnya sekitar Banda, Manado, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Papua. 6, 8 Myristica
fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, dan Myristica fattua Houtt adalah jenis-jenis pala yang
dianggap penting karena bernilai ekonomis, sehingga jenisjenis inilah yang banyak diusahakan. Jenis-
jenis pala lainnya yang kurang bernilai ekonomis sehingga jarang diusahakan, antara lain : Myristica
![Page 2: yghjg](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022091022/577c7caa1a28abe0549b8651/html5/thumbnails/2.jpg)
malabarica Lam, Myristica specioca Ware, dan Myristica sucedona. Myristica fragrans Houtt dikenal
sebagai pala asli dan jenis ini merupakan jenis umum yang diusahakan di Indonesia. Penyebarannya
yang merata ini disebabkan karena pala yang dihasilkan, baik dalam bentuk biji maupun fuli, memiliki
mutu yang tinggi. Oleh karena itu jenis inilah yang paling banyak diminta pasar dunia.
KARAKTERISTIK FISIKA MINYAK ATSIRI PALA
Perbedaan komposisi kimia suatu minyak akan menyebabkan perbedaan karakteristik fisika
minyak tersebut (RUSLI, 2002). Hal ini disebabkan fraksi ringanyang rendah dalam minyak pala Papua
menyebabkan beratjenis minyaknya lebih tinggi dibanding minyak pala Banda. Indeks bias dan putaran
optik yang berbeda disebabkan oleh perbedaan struktur molekul dari komponen-komponen kimia
penyusunnya. Sementara itu, perbedaan kelarutan dalam alkohol disebabkan oleh perbedaan polaritas
darikomponen-komponen kimia penyusunnya.
KANDUNGAN KIMIA
Daging buah pala seberat 100 g kira-kira terkandung air 10 g, protein 7 g, lemak 33 g, minyak
yang menguap dengan komponen utama mono terpene hydrocarbons (61 - 88% seperti alpha pinene,
beta pinene, sabinene), asam monoterpenes (5 - 15%),aromatik eter (2 - 18% seperti myristicin,
elemicin). Pada arillus terdapat minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Pada bijinya
terdapat minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak,
lemonena, dan 19 asam oleanolat. Kulit buah mengandung minyak atsiri dan zat samak. Setiap 100 g
bunga kira-kira mengandung air 16 g, lemak 22 g, minyak yang menguap 10 g, karbohidrat 48 g, fosfor
0,1 g, zat besi 13 mg. Warna merah dari fulinya adalah lycopene yang sama dengan warna merah pada
tomat. 6, 9.
![Page 3: yghjg](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022091022/577c7caa1a28abe0549b8651/html5/thumbnails/3.jpg)
KEGUNAAN PALA
Gangguan tidur dapat diatasi tanpa harus ke dokter, apalagi mengkonsumsi obat penenang.
Ranah tanaman Indonesia mengenal beberapa tanaman yang biasa dibudidayakan untuk menyamankan
tidur. Weiss E.A. menyebutkan bahwa senyawa aromatik myristicin, elimicin, dan safrole sebesar 2 - 18%
yang terdapat pada biji dan bunga pala bersifat merangsang tidur berkhayal (halusigenik) dengan dosis
kurang dari 5 g.9 Di beberapa negara Eropa, biji pala di gunakan dalam porsi sedikit sebagai bumbu
masakan daging dan sup. Fulinya (kulit pembungkus biji pala) lebih disukai digunakan dalam penyedap
masakan, acar, dan kecap. Minyak yang mudah menguap dari biji, fuli, kulit, kayu, daun, dan bunga hasil
sarinya sebagai oleoresins sering digunakan dalam industri pengawetan minuman ringan dan kosmetik.
Minyak pala secara luas digunakan sebagai bahan penyedap pada produk makanan dengan dosis yang
dianjurkan sekitar 0,08%. Minyak ini memiliki kemampuan mematikan serangga (insektisidal), antijamur
(fungisidal), dan antibakteri. Sebagai obat, pala berkhasiat sebagai bahan perangsang (stimulan),
mengeluarkan angin (karminatif), 20 menciutkan selaput lendir atau pori-pori (astrinjen), dan mengatasi
lemah syahwat (afrodisiak).
MEKANISME KERJA PALA
Kandungan ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki pengaruh pada reseptor GABAA
(gamma-aminobutyric acid subtype A). Biji pala (Myristica fragrans Houtt) berpengaruh pada komponen
presinaptik dari neuron GABA-ergik yang mempengaruhi pelepasan sinaptomal GABA. Selain itu biji pala
(Myristica fragrans Houtt) juga menghambat reuptake GABA dan menghambat katabolisme GABA
dengan menghambat enzim GABA transaminase. Efek sedasi biji pala (Myristica fragrans Houtt)
berhubungan dengan reseptor GABAA. Reseptor GABAA merupakan target penting untuk komponen
hipnotik-sedatif, anestesi umum, benzodiazepin dan barbiturat. Reseptor GABAA diekspresikan di region
anatomi yang melibatkan proses tidur.2,4,7,9.