yghjg

5
TINJAUAN PALA Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Pala dipanen bijinya, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis. Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Tumbuhnya dapat mencapai 20 meter dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan, biji pala dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai biji pala, yang dikenal di pasaran dengan sebutan pala itu sendiri. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dapat dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Pala termasuk tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan). Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri

description

jhfgd

Transcript of yghjg

Page 1: yghjg

TINJAUAN PALA

Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari

kepulauan Banda, Maluku. Pala dipanen bijinya, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam

perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah

farmasi disebut myristicae arillus atau macis. Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex.

Tumbuhnya dapat mencapai 20 meter dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan,

biji pala dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam

sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji

digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai biji pala, yang dikenal di

pasaran dengan sebutan pala itu sendiri. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai

sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog).

Minyaknya juga dapat dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Pala termasuk tumbuhan dari

famili Myristicaceae (pala-palaan). Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon

jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon,

berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging

buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang

berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.6, 8 18 Pohon pala dapat tumbuh di

daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut, beriklim lembab dan panas, curah

hujan 2.000 - 3.500 mm tanpa mengalami periode musim kering secara nyata. Tanaman pala umumnya

dibudidayakandi Kepulauan Maluku, khususnya Ambon dan Banda. Ditanam dalam skala kecil di

kepulauan lainnya sekitar Banda, Manado, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Papua. 6, 8 Myristica

fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, dan Myristica fattua Houtt adalah jenis-jenis pala yang

dianggap penting karena bernilai ekonomis, sehingga jenisjenis inilah yang banyak diusahakan. Jenis-

jenis pala lainnya yang kurang bernilai ekonomis sehingga jarang diusahakan, antara lain : Myristica

Page 2: yghjg

malabarica Lam, Myristica specioca Ware, dan Myristica sucedona. Myristica fragrans Houtt dikenal

sebagai pala asli dan jenis ini merupakan jenis umum yang diusahakan di Indonesia. Penyebarannya

yang merata ini disebabkan karena pala yang dihasilkan, baik dalam bentuk biji maupun fuli, memiliki

mutu yang tinggi. Oleh karena itu jenis inilah yang paling banyak diminta pasar dunia.

KARAKTERISTIK FISIKA MINYAK ATSIRI PALA

Perbedaan komposisi kimia suatu minyak akan menyebabkan perbedaan karakteristik fisika

minyak tersebut (RUSLI, 2002). Hal ini disebabkan fraksi ringanyang rendah dalam minyak pala Papua

menyebabkan beratjenis minyaknya lebih tinggi dibanding minyak pala Banda. Indeks bias dan putaran

optik yang berbeda disebabkan oleh perbedaan struktur molekul dari komponen-komponen kimia

penyusunnya. Sementara itu, perbedaan kelarutan dalam alkohol disebabkan oleh perbedaan polaritas

darikomponen-komponen kimia penyusunnya.

KANDUNGAN KIMIA

Daging buah pala seberat 100 g kira-kira terkandung air 10 g, protein 7 g, lemak 33 g, minyak

yang menguap dengan komponen utama mono terpene hydrocarbons (61 - 88% seperti alpha pinene,

beta pinene, sabinene), asam monoterpenes (5 - 15%),aromatik eter (2 - 18% seperti myristicin,

elemicin). Pada arillus terdapat minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Pada bijinya

terdapat minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak,

lemonena, dan 19 asam oleanolat. Kulit buah mengandung minyak atsiri dan zat samak. Setiap 100 g

bunga kira-kira mengandung air 16 g, lemak 22 g, minyak yang menguap 10 g, karbohidrat 48 g, fosfor

0,1 g, zat besi 13 mg. Warna merah dari fulinya adalah lycopene yang sama dengan warna merah pada

tomat. 6, 9.

Page 3: yghjg

KEGUNAAN PALA

Gangguan tidur dapat diatasi tanpa harus ke dokter, apalagi mengkonsumsi obat penenang.

Ranah tanaman Indonesia mengenal beberapa tanaman yang biasa dibudidayakan untuk menyamankan

tidur. Weiss E.A. menyebutkan bahwa senyawa aromatik myristicin, elimicin, dan safrole sebesar 2 - 18%

yang terdapat pada biji dan bunga pala bersifat merangsang tidur berkhayal (halusigenik) dengan dosis

kurang dari 5 g.9 Di beberapa negara Eropa, biji pala di gunakan dalam porsi sedikit sebagai bumbu

masakan daging dan sup. Fulinya (kulit pembungkus biji pala) lebih disukai digunakan dalam penyedap

masakan, acar, dan kecap. Minyak yang mudah menguap dari biji, fuli, kulit, kayu, daun, dan bunga hasil

sarinya sebagai oleoresins sering digunakan dalam industri pengawetan minuman ringan dan kosmetik.

Minyak pala secara luas digunakan sebagai bahan penyedap pada produk makanan dengan dosis yang

dianjurkan sekitar 0,08%. Minyak ini memiliki kemampuan mematikan serangga (insektisidal), antijamur

(fungisidal), dan antibakteri. Sebagai obat, pala berkhasiat sebagai bahan perangsang (stimulan),

mengeluarkan angin (karminatif), 20 menciutkan selaput lendir atau pori-pori (astrinjen), dan mengatasi

lemah syahwat (afrodisiak).

MEKANISME KERJA PALA

Kandungan ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki pengaruh pada reseptor GABAA

(gamma-aminobutyric acid subtype A). Biji pala (Myristica fragrans Houtt) berpengaruh pada komponen

presinaptik dari neuron GABA-ergik yang mempengaruhi pelepasan sinaptomal GABA. Selain itu biji pala

(Myristica fragrans Houtt) juga menghambat reuptake GABA dan menghambat katabolisme GABA

dengan menghambat enzim GABA transaminase. Efek sedasi biji pala (Myristica fragrans Houtt)

berhubungan dengan reseptor GABAA. Reseptor GABAA merupakan target penting untuk komponen

hipnotik-sedatif, anestesi umum, benzodiazepin dan barbiturat. Reseptor GABAA diekspresikan di region

anatomi yang melibatkan proses tidur.2,4,7,9.