YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · Pembuka •berisi pengenalan isu, masalah,...

12
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected] URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI CERAMAH CERITA PENDEK PROPOSAL Disusun oleh : Cicilia Ingga Kusuma, S.Pd. 043

Transcript of YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · Pembuka •berisi pengenalan isu, masalah,...

YAYASAN WIDYA BHAKTI

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA

TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected] URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI

CERAMAH

CERITA PENDEK

PROPOSAL

Disusun oleh : Cicilia Ingga Kusuma, S.Pd.

043

1. Pengertian ceramah

Ceramah adalah kegiatan menyampaikan informasi, pengetahuan, nasihat, dan

lain-lain di depan khalayak umum tentang sesuatu yang bersifat aktual.

2. Struktur Teks Ceramah

3. Metode Ceramah

a. Metode Impromptu

Metode impromptu adalah metode berceramah tanpa menggunakan teks

dan bersifat spontan. Ide-ide atau gagasan bahkan pemilihan kata tidak

dibuat terlebih dahulu.

b. Metode Ekstemporan

Metode ekstemporan adalah metode dimana seseorang membuat catatan

kecil yang berisi poin-poin penting yang akan dibahas nantinya dalam

berceramah.

Pembuka •berisi pengenalan isu, masalah, pendapat umum oleh pembicara mengenai suatu hal yang dikemukakan.

Isi•berisi argumentasi yang dibangun pembicara

berkaitan dengan permasalahan yang diajukan pada bagian pembuka.

Penutup•berisi penegasan kembali dari pembicara mengenai

pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya.

CERAMAH

c. Metode Memorier atau Menghafal

Metode memorier adalah dimana pembicara menulis naskah ceramah

kemudian menghafalkannya. Apa yang disampaikan nanti adalah sesuai

dengan apa yang ditulisnya.

d. Metode Manuskrip

Metode manuskrip adalah metode dengan menggunakan naskah.

Pembicara menyusun naskah yang akan disampaikannya terlebih dahulu

dan kemudian membacakannya.

1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah karangan pendek yang mengisahkan sepenggal kehidupan

tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan,

dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

2. Struktur Cerita Pendek

a. Abstraksi

Bagian abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks

cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak

melalui tahapan ini.

b. Orientasi

Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan latar cerita

berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam

Cerpen

Abstrak

Orientasi

Komplikasi

Evaluasi

Resolusi

Koda

CERITA PENDEK

cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan

meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana

pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.

c. Komplikasi

Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Pada tahapan struktur ini, kalian

akan mendapati karakter atau watak pelaku cerita yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu

diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh. Dalam komplikasi itulah

berbagai kerumitan bermunculan. Kerumitan tersebut bisa saja terdiri lebih

dari satu konfik. Berbagai konflik ini pada akhirnya akan mengarah pada

klimaks, yaitu saat sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.

Klimaks ini merupakan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan

menentukan bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita.

d. Evaluasi

Untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian, diperlukan evaluasi. Pada

tahapan evaluasi ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya

sehingga mulai tampak penyelesaiannya.

e. Resolusi

Pada resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik

yang dialami tokoh.

f. Koda

Koda merupakan penutup cerita, biasanya berisi nilai-nilai atau pelajaran yang

dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan

abstrak, koda ini bersifat opsional. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah

reorientasi.

3. Unsur-unsur Cerita Pendek

Ada 2 macam unsur pembangun cerita pendek, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen itu sendiri. Ada 8

unsur, yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan

gaya bahasa.

a. Tema

Tema adalah inti atau ide dasar sebuah cerita. Melalui ide dasar itulah

kemudian cerita dibangun oleh pengarangnya. Tema merupakan pangkal

tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.

b. Tokoh

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita. Peristiwa

yang terjadi dalam sebuah cerita tidak hanya didukung oleh satu tokoh.

Cerita dalam novel juga membutuhkan tokoh tambahan agar cerita dalam

novel tersebut semakin hidup. Berdasarkan perannya tokoh dibagi

menjadi 2, yaitu tokoh utama (yang diceritakan) dan tokoh tambahan

(yang membantu jalannya cerita). Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi

menjadi 3, yaitu tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.

c. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

Pengarang mempunyai 2 cara untuk menggambarkan atau

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu:

1. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh

pengarang.

2. Teknik dramatik, pada teknik dramatik ini pengarang tidak

mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku

tokoh. Karakter tokoh dikemukakan melalui:

a. Penggambaran fisik dan perilaku tokoh

Teknik tingkah laku mengarah pada tindakan fisik. Apa yang

dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku dapat

mencerminkan sifat-sifanya.

b. Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh

Suasana latar dapat dipakai untuk melukiskan kedirian seorang

tokoh. Keadaan latar tertentu dapat menimbulkan kesan

tertentu. Misalnya, suasana rumah yang bersih, teratur, rapi,

akan menimbulkan kesan bahwa pemilik rumah itu sebagai

orang yang cinta kebersihan.

c. Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Dari apa yang diucapkan oleh seorang tokoh cerita, kita dapat

mengenali apakah ia orang tua, orang dengan pendidikan rendah

atau tinggi, sukunya, wanita atau pria, orang berbudi halus atau

kasar.

d. Penggambaran jalan pikiran tokoh

Teknik ini menggambarkan pikiran para tokoh. Bagaimana

keadaan dan jalan pikir, apa yang melintas di dalam pikiran serta

apa yang sering dipikirkan oleh tokoh, dengan demikian hal ini

akan mencerminkan sifat para tokoh.

e. Penggambaran oleh tokoh lain

Teknik reaksi tokoh lain dimaksukan sebagai reaksi yang

diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh lain.

Reaksi ini bisa berupa pandangan, pendapat, sikap, dan

komentar.

d. Alur

Alur merupakan urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk

sebuah cerita. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam tiga jenis.

1. Alur maju, alur yang susunannya dimulai dari pengenalan situasi

cerita, pengungkapan peristiwa, menuju adanya konflik, puncak

konflik, dan penyelesaian.

2. Alur mundur, alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir,

kemudian beralih ke masa lampau atau peristiwa awal, kedua, dan

seterusnya. Sampai kembali lagi pada peristiwa terakhir tadi.

3. Alur campuran, alur yang susunannya kombinasi atau gabungan dari

alur maju dan alur mundur. Pengarang menuliskan cerita secara

berurutan, selanjutkan menyisipkan kembali cerita di masa lalu. Lalu

kembali lagi ke masa sekarang. Alur ini terbilang cukup rumit untuk

dipahami.

Pada umumnya, tahapan urutan kejadian adalah sebagai berikut :

1. Penyebab konflik, merupakan motif dari tokoh untuk memunculkan

konflik.

2. Konflik, mengacu pada pertarungan dua kekuatan yang seimbang.

Ada 2 jenis konflik. Pertama, konflik eksternal, adalah konflik yang

terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya. Kedua,

konflik internal, adalah konflik yang terjadi di dalam batin tokoh.

3. Akibat konflik, peristiwa yang terjadi sebagai akibat adanya konflik.

e. Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana

terjadinya dalam cerita. latar terbagi ke dalam tiga unsur pokok, yaitu

latar tempat, waktu, dan sosial.

1. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah cerpen. Unsur tempat yang

dipergunakan biasanya berupa tempat-tempat dengan nama

tertentu, inisial tertentu, atau lokasi tertentu tanpa nama yang

jelas, seperti: desa, sungai, jalan, hutan. Perlu dikatakan bahwa

latar tempat dalam sebua cerpenl biasanya meliputi berbagai

lokasi. Ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang

lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.

2. Latar Waktu

Latar waktu menyaran pada “kapan” terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah cerpen, misalnya tahun, musim, hari,

dan jam. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat

(juga sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan.

Keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu

pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan

dengan perubahan waktu.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku sosial masyarakat yang diceritakan dalam sebuah karya

cerpen, misalnya, kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan sikap. Selain itu,

latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang

bersangkutan, misalnya rendah, menengah, dan atas.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.

Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, yakni:

1. Sudut pandang orang pertama, dimana pengarang terlibat dalam

cerita yang bersangkutan. Ditandai dengan penggunaan kata aku,

saya, dan daku.

2. Sudut pandang orang ketiga, dimana pengarang hanya berperan

sebagai pengamat. Ditandai dengan penggunaan kata dia dan nama

orang.

g. Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan

isi cerita.

h. Gaya bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu

nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan antar tokoh.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari luar

cerpen. Ada 3 unsur ekstrinsik yaitu latar belakang pengarang, latar belakang

sosial, dan latar belakang budaya.

a. Latar belakang pengarang

Latar belakang pengarang adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu

sendiri yang memotivasi pengarang untuk menulis sebuah cerpen. Selain

itu bisa juga berisi tentang riwayat hidup pengarang.

b. Latar belakang sosial

Latar belakang sosial merupakan suatu keadaan yang bisa diambil dari

interaksi-interaksi masyarakatnya.

c. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya berisi mengenai kebiasaan atau adat istiadat yang

diceritakan dalam cerpen.

1. Pengertian Proposal

Proposal adalah sebuah rencana pengajuan, permohonan, atau penawaran

pelaksanaan sebuah kegiatan.

2. Sistematika Penulisan Proposal

Suatu proposal penelitian setidaknya memuat hal-hal berikut ini.

a. Latar belakang

Pada dasarnya, latar belakang kegiatan memuat alasan mengapa kegiatan atau

penelitian tersebut dilaksanakan.

b. Rumusan Masalah dan Tujuan

Rumusan masalah berupa rumusan pertanyaan secara konkret dari masalah yang

ada. Tujuan dijabarkan secara raisonal sehingga dapat menarik perhatian

pembaca atau lembaga untuk menyetujui pelaksanaan penelitian.

c. Kerangka Teori

Berisi tentang teori dasar yang relevan dengan pemaasalahan dan tinjauan hasil-

hasil penelitian lain sebelumnya yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.

d. Metode Penelitian

Pada bagian ini berisi langkah teknis dan operasional (anggaran) penelitian yang

akan dilaksanakan. Hal-hal yang tercakup dalam metodologi penelitian adalah

jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian,

cara kerja, rencana pengumpulan data, dan rencana analisis yang hendak

dipergunakan.

Berbeda dengan proposal penelitian, proposal rencana kegiatan memuat hal-hal berikut.

a. Latar belakang, memuat alasan mengapa kegiatan itu dilaksanakan.

b. Dasar kegiatan, memuat pokok-pokok pemikiran perlunya melaksanakan

kegiatan tersebut.

c. Jenis kegiatan, memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

d. Tema kegiatan, berisi inti kegiatan.

e. Tujuan kegiatan, memuat tujuan yang akan dicapai dalam sebuah kegiatan yang

direncanakan.

f. Peserta kegiatan, meliputi siapa dan berapa jumlah peserta yang mengikuti

kegiatan.

PROPOSAL

g. Waktu dan tempat pelaksanaan

h. Susunan kegiatan, berisi orang-orang yang menjadi panitia pelaksana kegiatan.

i. Anggaran biaya, berisi pengeluaran dan penghasilan dana.

j. Acara kegiatan, memuat jadwal atau acara kegiatan yang akan dilaksanakan.

k. Penutup, memuat penekanan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-

sungguh dan penjelasan pentingnya kegiatan yang akan dilaksanakan.

Daftar Pustaka

Laelasari. 2015. Bahasa Indonesia Berbasis Karakter Bangsa. Bandung : Yrama Widya.

Prihantini, Ainia.2015. Master Bahasa Indonesia Panduan Tata Bahasa Indonesia

Terlengkap. Yogyakarta : B first.