Ya ALLAH. Puisi
-
Upload
ganjar-candra -
Category
Documents
-
view
45 -
download
2
description
Transcript of Ya ALLAH. Puisi
Ya ALLAHDua FirmanMU Yang Selalu Mengonyak SobekPedih Perih Terasa Luka Dalam Menyayat HatiTak Mampu Ku Tahankan Gejolak TangisTerisak pilu Rindu AkanMUMengingat TuturMU Yang Kian TerabaikanSatu Pilu Berjuta Resah Akan FIRMANMUWAHAI SEKALIAN MAN
MENGHARAP RIDHLO-MU
Ya ALLAHDua FirmanMU Yang Selalu Mengonyak SobekPedih Perih Terasa Luka Dalam Menyayat HatiTak Mampu Ku Tahankan Gejolak TangisTerisak pilu Rindu AkanMUMengingat TuturMU Yang Kian Terabaikan
Satu Pilu Berjuta Resah Akan FIRMANMU
WAHAI SEKALIAN MANUSIA APA YANG MEMBUATMUBERLAKU DURHAKA PADA TUHANMU
Sentak serontak Bergoncang HatiDalam Tangis Meratap Pilu
Satu Tangis Berjuta Pilu Akan QUDSIMU
WAHAI ANAK CUCU ADAM, KEBAIKANKU SELALU TURUN KEPADAMUNAMUN KEJAHATANMU SELALU NAIK PADAKU
Refleks jiwa Meronta HatiMemaki Diri Menuai Sedih
YA ALLAHNilailah Aku DAlam DhoifkuKu Ingin Kau Dalam KesendiriankuKu Rindu Kau Dalam KesepiankuKu Pilih Kau Di Antara merekaMendera Tangis Ketika Kau Abaikan.
YA ALLAHTersingkapnya Pelataran SinggasanaMUMenjadi SAtu Pinta TempatAgar Ku Bisa Menyempurnakan SEMBAHKUKetika Tabir Mulai Terbuka Dari Segala KekuasaanMU
PINTAKUYA ALLAHJadikan Aku Dalam RahmatMU Ketika KU ButuhJadikan Aku Dalam Sepiku Menjadi KawanMUJadikan Aku Dalam PETUNJUKMU KETIKA Ku TersesatJadikan Aku Dalam IBADAHKU Menjadi kekasihMU
YA ALLAHAKU dan PINTAKUBERSERAH HARAP PADAMU.
Kumpulan Puisi Islami : KEBIJAKAN
KETAHUILAH atau KATAKANLAHWahai KEBIJAKANKau terlahir dari perenungan para PemujamuMelebur dalam menghias langkahTak pandang penting Orang mau berkata ApaYang ku tau KAU bagian dari hidupku
Wahai KEBIJAKANMendekatlah padakuAgar aku bisa menyatu dalam larut hidupkuTak pandang penting Orang mau berkata apaYang ku tau ku ingin berdiri di atasmu
Wahai KEBIJAKANKu temukan KAU dalam PerenungankuDAri hasil Pemahaman yang MendalamYang dilandasi Oleh rasa AdilTak pandang penting orang mau berkata Apa
Wahai KEBIJAKANTak pandang penting Orang mau berkata ApaYang ku tauKAULAH TUJUAN LANGKAHKU.
TERUNTUK : PARA PEMUJA KEBIJAKAN
Oleh : Aby Al Kahfie.
Kumpulan Puisi Islami : INSTROPEKSI DIRI
Wahai Aku.......Tak sadarkah kau akan asalmuTak perihkah kau akan KebaikanNYADarimanakah asalmu ???
Wahai Aku.......Tak obahnya kau adalah setetes AIR yang HINAKemudian di bentuk dengan kesempurnaan ILMUNYADan di hidupkan dengan Ke MAHA KUASAANNYA
Wahai Aku......Bilakah kau sadar akan hadirmuYang hanya sementaraLalu mengapa KAU seolah mengekalkan HidupmuDari kebodohan dalam mengingatNYA
Wahai Aku.......Kuasakah KAU akan DIRIMUKetika DIA mengambil kembali akan HAKNYATidak dan KAU takkan pernah bisa menahannya
Wahai Aku.......Sumpahmu itu Kau abaikanDan kau tak pernah peduli akan posisimuSebagai Hamba
Wahai Aku......Kau melenggang bebas tanpa ingat ATURANBertolak pinggang di atas KESOMBONGANTak sadar DIRI akan MATITak ingat TUHAN selalu MENGAWASI
Wahai Aku......Ketika KAU tersadar akan DIRIMUTak obahnya KAU berujung usiaMenjadi BANGKAI Yang HINATanpa menundukkan HATI kepadaNYA.
Oleh : Aby Al Kahfie.
Kumpulan Puisi Islami : HIDUP DAN MATI
ALLAHU ROBBIY
SAAT ITU......Saat Yang Telah BerlaluMerambah Ramai Indah DuniaMenyusur Sunyi Relung HatiDan Aku Pun Masih DAlam Pencarianku
ALLAHU ROBBIYY
SAAT INI.......Saat Yang Sedang BerlangsungBertanya Hati Dalam KeraguanAkankah Diri Masih Dalam Berpijak KakiEsok cerah Yang Masih Ku Nanti
ALLAHU ROBBIYY
SAAT NANTI.......Saat Yang Akan DatangBeribu Ragu Resah MendayuBerjuta Tanya Mulai TerasaAkankah Hidup Masih Menyapa Akan Hadirku
ALLAHU ROBBIYY
Bilakah Saat Itu akan Datang......Masikah Jiwa Ini Akan Menikmat Kecapan Lembut HalusmuDalam Hidupku Menanti KematianTak Tau Kapan Ajal Menjelang
ALLHU ROBBIYY
Ketika Hidup Menanti Mati Dan Ketika Mati Menjelang Menyapa HidupSatu Pinta Menyata HarapJadikanlah Diri Ini Dalam NaunganMUKetika Ku Harus Menjalaninya.
WAHAI AKU......HIDUPLah DALAM KEHIDUPANMUDENGAN MENGINDAHKAN HIDUPMUKARNA AJAL KAN MENJELANG DARI KEHIDUPANTAK SADAR RASA DIA MENJEMPUTTAK PANDANG WAKTU DIA MENYAPA
WAHAI AKU......KEMATIAN MEMBAYANGI HIDUPMUTAK BOSAN DIA SELALU MENGINTAIMEMINTA MATI UNTUK HIDUPMUMENUNTUT AJAL DALAM NAFASMU
WAHAI AKU.......BILAKAH KAU AKAN MATISADARLAH DIRI AKAN HIDUPMUMENUAI RIDHO BERTABUR RAHMATAJAL MENJELANG BERTANYA BEKAL
WAHAI AKU.......BILAKAH KAU SADAR DALAM HIDUPMUHIDUP DUNIAMU SEMENTARA WAKTU TERBATASAKHIRAT MENANTI KEKAL SELAMANYAMENGECAP NIKMAT TIADA TARA
WAHAI AKU......DI SANA KAU AKAN MEMUASKAN KEKEKALANMUTAK TERBATAS WAKTU RUANG PUN TIDAKDI AKHIRAT KAU AKAN MERASA KEKAL BAHAGIATAPI TIDAK UNTUK DUNIAMU
Oleh : Aby Al Kahfie.
Source http://www.wakrizki.net/2012/04/kumpulan-puisi-islami.html#ixzz1wobVGXA2
Puisi Saat - Saat terakhir Muhammad Rasulullah
Deman itu, Demam yang pertama, Demam yang terakhir,Bagi Rasul Terakhir.
Jam itu,Adalah jam jam penghabisan,Bagi utusan penghabisan.
Dalam demam yang mencekram,Betapa sabar kau terbaring diselembar tikar,Dalam jam, jam yang mencekam,Betapa dalam lautan pasrahmu,Hanya kulihat matamu beri isyarat,Adakah gerangan yang ingin kau pesankan,Dalam jam, jam penghabisan,Wahai nabi pilihan.
Maka, kuhampirkan telingaku yang kanan dimulutmu yang suci,Maka ku dengar ucapmu pelan,Dibawah tikar, ada sembilan dinar,Tolong, tolong sedekahkan sesegera mungkin,Kepada, fakir miskin.
Mengapa yang sembilan dinar,Mengapa itu benar,Mengapa,,Mengapa itu yang membuatmu resah wahai Rasulullah,Sebab, kemana nanti ku sembunyikan wajahku dihadirat Illahi,Bila aku menghadap, Dia tahu, Aku meninggalkan bumi dengan memiliki duit,Biar sedikit,Biar cuma sembilan dinar.
Kebumi aku di utus,Memberikan arah ke jalan yang lurus.
Tugasku ..Tugasku tak hanya menyampaikan pesan,Tugasku juga adalah sebagai teladan.
Bagi segala yang mencintai Tuhan,Lebih dari segala dinar,Lebih dari segala yang lain.
Miskin aku datang,Biarlah, biarlah miskin aku pulang,Bersih aku lahir, Biarlah, bersih hingga detik terakhir.
Sembilan dinar pelan pelan ku ambil di bawah tikar,Bergegas aku keluar dari kamarmu yang sempit,Kamarmu yang amat sederhana,Bergegas aku kelorong-lorong sempit,Diatas tanah pasir jalan Madinah.
Mensedekahkan dinar yang sembilan,Kepada orang-orang miskin seperti kau,Kepada orang-orang yang kau sangat sayangi,Orang-orang yatim seperti Kau.
Dan, Demam itu,Demam yang pertama,Demam yang terakhir.Bagi Rasul terakhir.
Dan jam itu adalah jam penghabisan,Bagi utusan penghabisan.
Muhammad,,Kau tak disitu lagi ditubuh itu,Tinggal senyum dibibirmu,Tinggal teduh diwajahmu.
Rasulullah,,Miskin kau datang, Miskin kau pulangBersih kau lahir,Bersih, hingga detik terakhir.
Source http://www.wakrizki.net/2011/08/puisi-saat-saat-terakhir-muhammad.html#ixzz1wobdsSLB
Airmata Rasulullah SAWSunday, July 24, 2011
Share this history on :
Share161
0digg
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii! - Umatku, umatku, umatku".
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
*******
NB : Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin.
Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat.
Source http://www.wakrizki.net/2011/07/airmata-rasulullah-saw.html#ixzz1wobls4u4
Ayah dan Ibu
Ayah dan ibu sudah menukar seluruh jiwa dan raga semata untuk kebahagiaanku, bekerja keras mencari uang siang dan malam tanpa mengenal lelah hanya untuk kebahagiaankudan sampai saat ini belum tentu aku bisa menggantinya dengan kebahagiaan untuk Ayah dan Ibu berdua.
Aku menyadari, telah banyak kesalahan yang aku perbuat terhadapmu, namun aku yakin,kemaafanmu jauh lebih besar dibandingkan segala hal.
Melalui untaian ini, aku memohon maaf kepadaAyah dan Ibu.
Source http://www.wakrizki.net/2010/12/selamat-hari-ibu.html#ixzz1woc8C4MS
Hari itu, ketika tubuhku pada metabolismenya yang terendah
Mataku berakomodasi tak percayaBenarkah yang tertangkap oleh nervi optici-ku??
Dalam sms muKatamu, akulah nukleus kehidupanmuKatamu, jika kau flagelatta, maka akulah ATPKatamu, jika kau inflamasi, akulah prostaglandin
Sadarkah kau??Kau berhasil membuatku mengalami hipertensi fisiologis dan tachycardiPerintahkan membrana tympani mu mendengar seluruh discuss vertebralis ku berkata
Setiap cardiac output-ku membutuhkan pacemaker darimu.Setiap detail gerakan glossus-mu merangsang saraf simpatisku.
Ucapan selamat malammu laksana diazepamUcapan jangan menangis, sayang-mu bagaikan valium bagikuDan ketika kau pergiterasa bagaikan imunosupresi untukkuSource http://www.wakrizki.net/2010/11/puisi-anak-kedokteran.html#ixzz1wocDr2S0