X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B SEMESTER II TK AISYIYAH I BATURETNO SKRIPSI Oleh : FITRI YUNIATI X8110021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan...

Page 1: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA ANAK KELOMPOK B SEMESTER II

TK AISYIYAH I BATURETNO

SKRIPSI

Oleh :

FITRI YUNIATI

X8110021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fitri Yuniati

NIM : X8110021

Jurusan / Prodi : FKIP/ PG - PAUD

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENINGKATAN

KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B

SEMESTER II TK AISYIYAH I BATURETNO” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan

Fitri Yuniati

Page 3: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA ANAK KELOMPOK B SEMESTER II

TK AISYIYAH I BATURETNO

Oleh :

FITRI YUNIATI

X8110021

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Anak

Usia Dini dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I

Dra. Hj. Siti Wahyuningsih, M. Pd

NIP. 196101211986012001

Pembimbing II

Warananingtyas Palupi, S.Sn, MA

NIP .19801013 20081 22002

Page 5: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA ANAK KELOMPOK B SEMESTER II TK AISYIYAH I

BATURETNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

NAMA : FITRI YUNIATI

NIM : X8110021

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal : Juli 2012

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Yulianti, M.Pd

Sekretaris : Drs. Samidi, M.Pd

Anggota I : Dra. Hj. Siti Wahyuningsih, S.Pd, M.Pd

Anggota II : Warananingtyas Palupi, S.Sn, M.A

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n Dekan, Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M. Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Hidup adalah suatu kesempatan”

(Laa Tahzan: 276)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

(Q.S. Albaqoroh: 286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Alam Nasyrah: 6)

Page 7: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini Penulis persembahkan untuk orang-

orang tersayang, Mereka adalah:

Ibuku tersayang, yang tiada henti

mencurahkan kasih sayang, perhatian dan

cinta serta do’anya di setiap waktu

Bapakku tercinta, yang telah berjuang tanpa

lelah siang malam untukku dan yang

mengajariku arti sebuah pengorbanan dan

kasing sayang.

Gendhuk Nida (ninid) yang senantiasa

menjadi pembuat ceria dalam hidupku.

Mas Abdul Rokhman terima kasih untuk

kasih sayang, pengertian, dan motivasi serta

terima kasih atas pelajaran tentang arti

menghargai orang lain.

De Layli dan De Rahma, yang selalu

menggoda kakaknya

Alamamater Kebanggaaanku

Page 8: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Fitri Yuniati. PENINGKATAN KETRAMPILAN BERCERITA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK

KELOMPOK B SEMESTER II TK AISYIYAH I BATURETNO. Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah : untuk meningkatkan ketrampilan bercerita

pada anak kelompok B semester II TK Aisyiyah I Baturetno melalui penerapan

model pembelajaran Kontekstual.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Model

Penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang berbentuk siklus. Penelitian

dilaksanakan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Subjek dalam

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah I Baturetno. Subjek penelitian adalah

terdiri dari 25 anak yaitu 13 anak laki-laki dan 12 anak Perempuan. Sumber Data

berasal dari guru dan siswa. Tehnik pengumpulan data adalah dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan Tehnik

triangulasi metode. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada

siklus I belum menunjukkan hasil yang telah ditargetkan. Anak didik yang belajar

tuntas pada siklus I hanya 68 % atau meningkat 20% dari kondisi awal yaitu

sebesar 48%, namun hasil ini belum mencapai hasil yang ditargetkan yaitu anak

belajar tuntas sebanyak 80 %. Penelitian kemudian dilanjutkan ke siklus II. Hasil

dari siklus II ini mencapai 84 %pembelajaran terjadi peningkatan pada keberanian

,keruntutan dan ketepatan bercerita anak dalam bercerita dan melalui model

pembelajaran Kontekstual.

Simpulan penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Bercerita

melalui model pembelajaran kontekstual pada kelompok B semester II TK

Aisyiyah I Baturetno.

Kata kunci : model pembelajaran kontekstual, ketrampilan bercerita

Page 9: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Fitri Yuniati. APPLICATION THROUGH SKILLS ENHANCEMENT TELL

CONTEXTUAL LEARNING MODEL IN CHILDREN GROUP B Aisyiyah I

SEMESTER II TK Baturetno. Thesis, Surakarta: Faculty of Education and

Pedagogy University of surakarta of March. Juli 2012.

The purpose of this study are: to improve the skill to tell the child the

second semester of kindergarten group B Aisyiyah I Baturetno through the

application of contextual learning model.

This type research is a class action research (PTK). This reseach model

describes the steps that make up the cycle. Research carried out two cycles, with

each step consists of four stages namely: the planning, implementation measures,

observation, and reflection. Subjects in this study consisted of 25 students of 13

sons and 14 daughters. The source data came from the teachers and students.

Techniques of data collection is by observation, interviews, and documentation or

records. The validity of the data using the technique of triangulation method.

Analysis of data using data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

The results can be seen that the action taken on the cycle I have not shown result

that have been targeted. Student who complete the cycle I learned only 68%, an

increas of 20% of the initial condition that is equal to 48%, but these result have

not acheved the targeted results of the study child reached 80% complete. The

study then proceeded to cycle II. The result of this second cycle reaches 84% of

the the studies have been succesful. For the learning prosess there wasan increase

in activity, confidence in the child’s to improve the skill to tell the child through

the application of contextual learning model.

conclusions of this study is to apply the model of contextual learning skills

improve learning for students talked in group B on children kindergarten lesson

Aisyiyah I Baturetno .

Key words: contextual learning model, telling skills

Page 10: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xv

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

1. Hakikat Keterampilan Bercerita Anak Usia Dini ................. 8

a. Pengertian Keterampilan ..................................... 8

b. Pengertian Bercerita ............................................ 8

c. Tujuan Bercerita .................................................. 10

d. Kelebihan dan kekurangan bercerita ................... 12

e. Pengertian Anak Usia Dini ................................ 12

f. Karakteristik Anak Usia Dini .............................. 13

g. Aspek – aspek Perkembangan anak usia dini ..... 14

h. Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini .............. 15

Page 11: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

i. Tujuan Pendidikan PAUD................................... 16

2. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual .......................... 17

a. Pengertian pembelajaran Kontekstual ................. 17

b. Dasar teori Model Pembelajaran Kontekstual..... 18

c. Komponen Model Pembelajaran

Kontekstual ......................................................... 19

d. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual ....... 21

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 23

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 26

D. Hipotesis .................................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................. 29

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 29

C. Sumber Data ............................................................................ 29

D. Pengumpulan Data .................................................................. 30

E. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 30

F. Validitas Data .......................................................................... 32

G. Tehnik Analisis Data ................................................................ 32

H. Indikator Ketercapaian Tujuan ................................................. 33

I. Prosedur Penelitian .................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 39

A. Deskripsi Data ........................................................................ 39

1. Depkripsi Data awal ........................................................ 39

2. Depkripsi Hasil Penelitian .............................................. 42

B. Pembahasan Hasil penelitian dan temuan .............................. 72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 74

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Implikasi ................................................................................ 74

C. Saran ...................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77

LAMPIRAN ..................................................................................................... 80

Page 12: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Krangka Berfikir ................................................................. 27

3.1 Model PTK ..................................................................................... 26

3.2 Langkah-langkah PTK ................................................................... 35

4.1 Gambar grafik ketrampilan bercerita kondisi awal ........................ 41

4.2 Gambar ketrampilan bercerita siklus 1 .......................................... 57

4.3 Gambar ketrampilan bercerita siklus II .......................................... 72

4.4 Gambar grafik perbandingan siklus I dan II` ................................. 75

Page 13: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

4.1 Waktu dan Jenis kegiatan Penelitian ....................... 25

4.2 Indikator Ketercapaian ............................................ 32

4.3 Tabel kondisi awal ................................................. 39

4.4 Tabel Siklus I .......................................................... 54

4.5 Tabel Siklus II ......................................................... 71

Page 14: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Rincian Jadwal Penelitian......................................................... 81

Lampiran 2 Bahan Ajar ................................................................................ 82

Lampiran 3 Indikator Ketercapaian ............................................................. 83

Lamparan 4 Deskripsi Penilaian ................................................................... 84

Lampiran 5 Format penilaian ...................................................................... 85

Lampiran 6 RKH,Skenario,Evaluasi Siklus I dan II .................................... 100

Lampiran 7 Instrumen .................................................................................. 117

Lampiran 8 foto kegiatan siklus I dan II ........................................ ……….. 192

Lampiran 9 Surat permohonan ijin penyusunan skripsi ................ ……….. 193

Lampiran10 Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin skripsi ....... ……….. 194

Lampiran 11 Surat permohonan ijin penelitian ............................... ……….. 198

Page 15: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang maha pengasih dan maha penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi dan kemudahan serta ridho yang lebih. Atas kehendak

Nya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN

KETRAMPILAN BERCERITA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK KELOMPOK B

SEMESTER II TK AISYIYAH I BATURETNO”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapat gelar sarjana pada Program Study Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta Penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidak lepas dari

berbagai pihak. Untuk itu,penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS.

3. Ketua Program Studi S1 Transfer S1 PG-PAUD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Surakarta.

5. Dra. Hj. Siti Wahyuningsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membantu, membimbing, dan mengajarkan segala hal kepada penulis.

6. Warananingtyas Palupi, S.Sn, MA selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu, membimbing, dan mengajarkan segala hal kepada penulis.

7. Ninik Sri Sugiyatmi selaku Kepala TK Aisyiyah I Baturetno, Wonogiri

yang telah membantu, membimbing, dan mengajarkan segala hal kepada

penulis sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Cristina Widiarti, S.Pd.AUD dan Siti Ardiyani, S.Pd, selaku guru kelas di

kelompok B4 yang telah memberikan kesempatan serta membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

Page 16: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

9. Guru- guru serta semua staf karyawan TK Aisyiyah I Baturetno yang telah

banyak membantu dan dukungan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam mencari data dan kelancaran

penyusunan proposal penelitian ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu

per satu.

Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah diberikan kepada diri

penulis mendapat balasan dan ridho dari Alloh SWT. Amin.

Baturetno, Juli 2012

Penyusun

Fitri Yuniati

Page 17: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Page 18: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 19: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan wadah untuk memaksimalkan aspek

perkembangan anak baik nilai moral, agama, bahasa, kognitif dan fisik motorik.

Anak usia dini yang disebut sebagai usia emas (golden age) merupakan masa yang

paling tepat untuk memberikan stimulasi bagi seluruh perkembanganya.

Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young

Children), mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang

usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak,

penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik

swasta maupun negeri, TK dan SD (NAEYC, 1992).

Proses perkembangan Anak usia dini sebagai bentuk perlakuan yang

diberikan kepada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap

tahapan perkembangan anak usia dini.

Menurut (Hartati, 2005) Karakteristik anak Usia Dini adalah sebagai berikut :

(a) memiliki rasa ingin tahu yang besar, (b) merupakan pribadi yang unik, (c) suka

berfantasi dan berimajinasi, (d) masa potensial untuk belajar, (e) menunjukkan sikap

egosentris, (f) memiliki rentang konsentrasi yang pendek, (g) sebagai bagian dari

makhluk sosial.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam yang dilakukan pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut (Depdiknas, 2003).

Pendidikan yang dilakukan pada anak usia dini hakikatnya adalah upaya

memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi pada dirinya. Perkembangan anak

Page 20: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

usia dini merupakan peningkatan kesadaran dan kemampuan untuk mengenal dirinya

dan berinteraksi dengan lingkunganya seiring dengan pertumbuhan anak yang dialami

(Bachtiar S.B, 2005 : 2)

Keberadaan sekolah bagi anak usia dini dapat menjadi fasilitator dalam

memaksimalkan perkembangan anak usia dini. Disekolah perkembangan ini terjadi

pada pemahaman dan komunikasi melalui kata yang diperlukan dalam kegiatan

berkomunikasi dengan individual lain baik anak maupun orang dewasa.

Kegiatan pembelajaran bercerita diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan

anak dalam berkomunikasi yang baik dan benar serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya melalui cerita yang dicipta anak.

Bercerita memiliki peran penting dalam pembelajaran intelektual, sosial,

emosional anak dan merupakan penunjang keberhasilan dalam dalam mempelajari

semua bidang. Bercerita diharapkan membantu anak mengemukakan gagasan dan

perasaan, belajar berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa dan

menemukan ketrampila yang imajinatif ada dalam individu anak.

Kegiatan pembelajaran bercerita pada anak usia dini hendaknya dapat

mengembangkan potensinya yang sesuai dengan kebutuhan,kemampuan dan

minatnya, serta dapat menambahkan penghargaan terhadap hasil karyanya sendiri.

Guru dapat memusatkan perhatian kepada kompetensi pengungkapan bahasa Anak

usia dini melalui bercerita dengan menyediakan kegiatan bercerita dan sumber belajar

untuk mengoptimalkan keterampilannya dalam bercerita.

Perkembangan keterampilan bercerita anak kelompok B masih kurang dan

guru memfokuskan untuk kelompok B4 yang digunakan untuk penelitian

keterampilan bercerita masih kurang.Kegiatan bercerita banyak dijumpai anak pasif

dalam bercerita sehingga masih banyak anak yang belum mempunyai keterampilan

dalam bercerita. Disini guru mempunyai peran penting untuk meningkatkan

keterampilan bercerita pada Anak usia dini.

Page 21: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Proses pembelajaran bercerita sering dijumpai di kelas dan adanya

kecenderungan anak pasif kepada guru maupun dengan teman sehingga sulit berkata-

kata. Proses pembelajaran bercerita yang konvensional hanya guru saja yang aktif,

akibatnya keaktifan anak pun kurang, dan guru masih banyak perlu perbaikan dalam

penyampaian, maka dari itu guru memberikan model pembelajaran yang tepatdan

menarik.

Perkembangan dalam menyampaikan sesuatu sangat penting untuk

mendukung ketrampilan bercerita melalui stimulus yang tepat dan tentunya model

pembelajaran yang tepat pula. Pemilihan model pembelajaran tentu saja guru PAUD

lah yang mengambil peran penting dari pemilihan model tersebut.Terkadang masih

banyak guru PAUD yang menerapkan model yang kurang tepat dalam meningkatkan

ketrampilan bercerita.

Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk

meningkatkan motivasi belajar Anak usia dini agar memiliki keterampilan sosial dan

pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Pemilihan model yang

pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tepat untuk

memberikan suatu aktivitas kepada anak usia dini guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi diri ada beberapa masalah anak usia dini yaitu dari

hasil nilai semester satu masih rendah padanilai keterampilan dalam bercerita dan

guru harus mencari model yang lebih tepat untuk mewujudkan adanya peningkatan

keterampilan bercerita sebagaimanayang diharapkan di TK Aisyiyah I Baturetno.

Penggunaan model pembelajaran pada saat guru melaksanakan kegiatan

belajar mengajar diperlukan langkah - langkah yang sistematis untuk mencapai tujuan

yang sudah ditargetkan.Sekarang banyak model pembelajaran yang dapat

dikembangkan dan diterapkan, salah satunya model yang dikembangkan dan mudah

diterapkan adalah dengan model kontekstual.

Pembelajaran model kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi

Page 22: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dunia nyata anak. Dan mendorong anak membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari – hari.

Pengetahuan dan keterampilan anak diperoleh dari usaha anak

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia

belajar.Pembelajaran berbasis kontekstual melibatkan tujuh komponen utama.

Menurut Sanjaya( 2004:17) tujuh komponen tersebut yaitu: konstruktivisme,

bertanya( Questioning), menemukan (inquiry),masyarakat belajar (learning

community), pembelajaran terpadu (integrated), permodelan (modeling), dan

penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Penerapan model pembelajaran kontekstual yaitu dengan menambah

pengetahuan anak yang diperoleh dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan baru ketika ia belajar. Menurut Johnson (2002:14) kontekstual adalah

sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para anak melihat makna

didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-

subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks

keadaan pribadi , sosial, dan budaya mereka.

Pembelajaran kontekstual membantu merangsang otak untuk menyusun pola-

pola yang mewujudkan makna.Kontekstual merupakan pengajaran yang cocok

dengan otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis

dengan konteks kehidupan anak.Dengan pemanfaatan lingkungan merangsang sel-sel

saraf otak untuk berjalan, system ini memfokuskan diri pada konteks yang ada

dilingkungan mereka.

Model pembelajaran ini juga dapat untuk digunakan semua bidang

pengembangan pada anak usia dini dan membantu sesuai tingkat perkembangan usia

mereka yaitu usia 5-6 tahun yang biasa disebut kelompok B.

Pemanfaatan model pembelajaran ini merupakan upaya guru agar

pembelajaran di kelompok B, di TK Aisyiyah I yang terdiri dari 4 kelas dan

difokuskan peneliti dikelompok B4, tidak terasa monoton dan menegangkan sehingga

Page 23: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ketika guru memulai bercerita anak- anak kondisi siap atau tidak tegang, sehingga

harapan untuk meningkatkan hasil belajar dapat terwujud.

Model pembelajaran kontekstual memiliki kelebihan diantaranya menggali

informasi tentang kemampuan anak dalam penguasaan pembelajaran, menyenangkan

anak karena motivasi anak untuk belajar bangkit, merangsang keingintahuan anak

terhadap sesuatu, memfokuskan anak usia dini pada sesuatu yang diingikan,

membimbing anak untuk menyimpulkan dan menemukan sesuatu, mengembangkan

rasa percaya diri, saling memiliki, gembira anak kritis, serta mengembangkan

keterampilan mereka untuk belajar memecahkan masalah.

Peningkatan keterampilan dalam bercerita dengan memberi tugas bercerita

dengan benda nyata yang berkaitan dengan tema yang sedang berlangsung kemudian

melakukan observasi dan belajar menemukan sendiri apa yang mereka pelajari dari

kegiatan yang diharapkan menyenangkan yang di rencanakan guru. Guru kelompok

B4 TK Aisyiyah 1 Baturetno masih monoton dan konvensional seringnya

menggunakan kegiatan anak hanya mendengarkan dan anak bila diberi tugas bercerita

seperti kehilangan kata-kata dalam mengungkapkan ceritanya.

Kondisi kegiatan pembelajaran seperti itu menjadikan anak terlihat pasif dan

pengalaman yang diceritakan membosankan, maka peneliti mencoba untuk

menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam memotivasi dan membantu

pemberian rangsangan demi mengetahui kemampuan anak didik.

Karena alasan itulah penulis perlu melaksanakan penelitian dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Bercerita Melalui Penerapan Model

Pembelajarankontekstual Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 1Semester II

Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas, dapat didentifikasikan masalah penelitian adalah:

Apakah penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

Page 24: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

keterampilan bercerita pada anak kelompok B4 TK Aisyiyah 1 Baturetno Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

C .Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan , tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah:

“Untuk meningkatkan keterampilan bercerita melalui penerapan model pembelajaran

kontekstual pada anak kelompok B4 TK Aisyiyah 1 Baturetno Semester II Tahun

Pelajaran 2011/2012”.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Peneliti berharap dapat dijadikan referensi bagi peningkatan kualitas dalam

pembelajaran bercerita menggunakan bahasa ibu dengan stimulasi model

pembelajaran kontekstual.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak

1) Dapat meningkatkan keterampilan anak dalam bercerita

2) Dapat Meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar anak

usia dini.

3) Bersikap kritis terhadap hasil belajar.

b. Manfaat Bagi Guru PAUD

1) Dapat meningkatkan pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang

menggunakan model pembelajaran khususnya model pembelajaran

kontekstual.

2) Dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran bagi anak usia dini.

Page 25: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3) Dapat membuat guru lebih terampil dan percaya diri dalam mengajar.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pendidikan dan system pembelajaran di

sekolah yang menyenangkan khususnya di TK Aisyiyah I Baturetno.

2) Sebagai perbaikan proses dan hasil belajar anak usia dini.

3) Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah yang

tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru.

Page 26: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1.Hakikat Keterampilan Bercerita Anak Usia Dini

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Ketrampilan berarti kecakapan untuk

menyelesaikan tugas ( Depdikbud, 1990 : 935).

Tarigan (2008:1), mengartikan bahwa setiap ketrampilan erat kaitanya dengan

proses berfikir yang mendasari bercerita. semakin terampil seseorang berbahasa

semakin jelas jalan pikiranyadan keterampilan bahasanya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah

kecakapan yang dimiliki seseorang yang memiliki empat aspek. Salah satunya

berbahasa. Dalam hal ini pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses

komunikasi belajar untuk mengubah perilaku anak menjadi cekatan. Anak usia dini

membutuhkan asupan kegiatan - kegiatan yang dapat menstimulasi seluruh aspek

perkembangannya.

b. Pengertian Bercerita

Cerita merupakan salah satu bentuk karya sastra. Buku untuk anak biasanya

mencerminkan masalah - masalah masa sekarang, Karena kehidupanya terfokus pada

masa lalu dan masa depan . Cerita untuk anak adalah cerita yang menempatkan mata

anak-anak sebagai pengamat utama dan masa anak-anak sebagai fokus utamanya

(Tarigan,1995:5).

Bercerita adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang

lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk

pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang didengarkan dengan rasa

menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikanya

dengan menarik (Depdiknas,2005:5). Dengan demikian seorang balita dapat

Page 27: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menyampaikan ceritanya sesuai karakternya dari contoh orang - orang dewasa yang

menceritakan sesuatu kepadanya yang anak dengar setiap hari dari ayah atau ibunya.

Menurut Barton dan Booth (1990, halaman 14) dalam

(http:www.californiakindergartenassociation.org/wpcontent/uploads/pdf:diakses pada

16/08/2012) menyatakan bahwa:

Story is a living context for making meaning. It can reinforce theimaginative

framework of the developing child, give validity to importantfeelings,

promote insights, nourish hope, reduce anxieties and provide arich fantasy

life…(p.14)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pengertian cerita adalah konteks hidup

untuk membuat makna dan dapat memperkuat kerangka imajinatif anak berkembang,

memberikan validitas untuk perasaan, mempromosikan wawasan, menyehatkan dan

berharap mengurangi kecemasan dan memberikankaya fantasi dalam kehidupan anak.

Cerita merupakan daya tarik tersendiri untuk perkembangan anak.

Menurut Uskup dan Glynn ( 1999, halaman 2) di ambil dari The journal

internasional, berpendapat bahwa:

Storytelling is an ideal teaching and learning tool, for it takes seriously the

need for students to make sense of experience, using their own culturally

generated sense-making processes (Bishop and Glynn, 1999).

Storytelling also has the capacity to support and enhance the relationship

between students creating new knowledge and learning from others. In

addition, sharing and reflectively processing stories provides students with

opportunities to develop authentic relationships with their peers.

Pengertian diatas merupakan pengertian bercerita atau dongeng yaitu

pengajaran yang ideal dan alat pembelajaran, untuk dengan serius perlunya bagi

siswa untuk memahami pengalaman, menggunakan budaya mereka sendiri dihasilkan

rasa proses pembuatan (Uskup dan Glynn, 1999).

Menurut beberapa ahli bercerita juga memiliki kapasitas untuk mendukung

dan meningkatkan hubungan antara siswa menciptakan pengetahuan baru dan belajar

dari orang lain. Selain itu, berbagi dan reflektif pengolahan cerita memberi

kesempatan pada siswa untuk mengembangkan otentik hubungan dengan teman

sebaya mereka.

Page 28: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Tujuan Bercerita

Menurut Tampubolon dalam Dhini Dkk. (1991:6.5), bercerita kepada anak

memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan

membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak. Dengan

demikian bercerita membantu perkembangan bahasa anak.

Menurut Jerome S Brunner (Tampubolon,1991:10) Tujuan bercerita bagi anak

usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa

yang disampaikan oranglain, anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak

dapat menjawab pertanyaan ,selanjutnya anak dapat menceritakan dan

mengekspresikan terhadap apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga

hikmah isi cerita dapat difahami dan lambat laun didengarkan diperhatikan,

didengarkan, dan diceritakan kepada orang lain. Karena Bahasa berpengaruh besar

pada perkembangan pikiran anak , kemudian dalam bercerita yang digunakan adalah

mengungkapkan bahasa yaitu : (1) bercerita tentang gambar atau yang dibuat sendiri

dengan urut dan bahasa yang jelas (B.16). (2) mendengarkan dan menceritakan

kembali cerita secara runtut (B.27). (3) berbicara lancer menggunakan kalimat yang

komplek dan tepat(B.24).

Sedangkan menurut Suyanto dan Abbas dalam Musfiroh (2005:23)

menyatakan bahwa bercerita dapat digunakan sabagai sarana mendidik dan

membentuk kepribadian anak. Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang

anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan setelah

memorinya mampu merekam beberapa kabar berita, masa tersebut terjadi pada usia

4-6 tahun, yang ditandai oleh berbagai kemampuan (Depdiknas, 2005:5).

Nilai luhur ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna

dan maksud cerita. Transmisi budaya terjadi secara alamiah. Anak memiliki referensi

yang mendalam karena setelah menyimak, mereka melakukan serangkaian aktivitas

kognisi dan afeksi yang rumit dari fakta cerita seperti nama tokoh, sifat tokoh, latar

tempat, dan budaya, serta hubungan sebab akibat dalam alur cerita dan pesan moral

yang tersirat didalamnya, misalnya melakukan kebaikan, kejujuran, dan kerjasama.

Page 29: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Proses ini terjadi secara lebih kuat dari pada nasehat atau paparan. Musfiroh

(2005:24) menyatakan manfaat bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak

karena beberapa alasan antara lain:

(a). Bercerita merupakan alat perbandingan budi pekerti yang paling mudah dicerna

anak disamping teladan yang dilihatnya anak setiap hari.(b). Bercerita merupakan

metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar ketrampilan lain, yakni

berbicara, membaca, menulis dan menyimak, tidak terkecuali untuk anak taman

kanak-kanak.(c). Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu

permasalahan dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan yang baik, sekaligus

member pelajaran pada anak bagaimana cara mengendalikan keinginan-keinginan

yang dinilai negatif oleh masyarakat.(d). Bercerita memberikan pelajaran budaya dan

budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat dari pada pelajaran budi pekerti yang

diberikan melalui penuturan dan perintah langsung.(e). Bercerita membangkitkan rasa

tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot menumbuhkan kemampuan merangkai

sebab akibat dari suatu peristiwa memberikan peluang bagi anak untuk belajar

menelaah kejadian - kejadian disekelilinnya.(f). Bercerita mendorong anak

memberikan makna bagi proses belajar terutama mengenai empati sehingga anak

dapat mengkonkretkan rabaan psikologis mereka bagaimana seharusnya memandang

suatu masalah dari sudut pandang orang lain.

Menurut Musfiroh (2005: 26) manfaat bercerita bagi anak TK di antaranya

adalah: (a).Melatih daya serap atau daya tangkap dalam memahami cerita.(b). Melatih

daya pikir anak TK dalam memahami proses cerita.(c). Melatih daya konsentrasi anak

TK, untuk memusatkan perhatianya kepada keseluruhan cerita.(d).Dapat

mengembangkan daya imajinasi anak agar berkembang wawasanya dan bertambah

pula daya fantasi dengan imajinasi yang luar biasa.(e). Menciptakan situasi yang

menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai

perkembangan anak TK. (f).Membantu perkembangan bahasa anak dalam

berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi

komunikatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa manfaat

bercerita adalah segala sesuatu yang berisi informasi untuk merangsang keterampilan

anak mengembangkan daya fantasi dengan imajinasi luar biasa dan dapat membantu

Page 30: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perkembangan bahasa dan komunikasi serta daya konsentrasi anak dan budi pekerti

agar pembelajaran lebih bermakna.

d. Kelebihan dan Kekurangan bercerita

Menurut Dhini. Dkk (2005: 27) Bentuk penyajian dalam mengajar anak usia

dini dengan bercerita membantu pengembangan bahasa anak yang pasti memiliki

kelebihan dan kekurangan.

Kelebihanya antara lain : (1) Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif

lebih banyak, (2) Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efesien,

(3) Pengaturan kelas lebih sederhana. (4) Guru dapat menguasai kelas dengan mudah.

Kekuranganya, antara lain: (1) Anak didik menjadi pasif, karena banyak

mendengarkan saja. (2) Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan

kemampuan anak untuk berpendapat.(3) Daya serap atau daya tangkap yang masih

kurang sehingga sukar memahami tujuan pokok cerita.(4) Cepat menumbuhkan rasa

bosan terutama apabila penyajianya tidak menarik.

Berdasarkan pendapat tentang kelebihan dan kekurangan bercerita diatas

dapat disimpulkan bahwa kelebihan bercerita adalah kegiatan yang dapat

dimanfaatkan lebih efisien dan dan efektif, pengaturan kelas lebih sederhana, dapat

menguasai kelas dengan mudah, sedangkan dari kekuranganya sangat terbatas untuk

kelompok besar dalam mengajar anak menjadai pasif, dan kurang merangsang

kreatifitas apabila penyajian kurang menarik hanya monoton dan membosankan.

e. Pengertian Anak Usia Dini

Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini. Definisi yang pertama,

Aisiyah (2007:4) Anak Usia Dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir

sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8 tahun).

Sedangkan definisi yang kedua, menurut UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 14 yang menyebutkan bahwa anak usia dini

adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun.

Page 31: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Masitoh (2007: 1.16) menyatakan bahwa anak usia dini dadalah sekelompok anak

yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, kognitif,

atau intelektual ( daya piker, adaya cipta), social emosional serta bahasa.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini

adalah anak yang berusia nol sampai enam atau nol sampai delapan tahun yang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik dan mempunyai

karakteristik berbeda baik jasmani, rokhani dan sosialnya.

f. Karakteristik Anak Usia Dini

Karakteristik anak usia dini menurut Hartati dalam Aisyiyah (2007: 5) sebagai

berikut:

a) Bersifat Egosentris Naif

Anak memandang dunia luar dari pandangan sendiri, sesuai dengan

pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki anak itu sendiri, dibatasi oleh perasaan

dan pikiranya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami arti

sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri kedalam

kehidupan orang lain.

b) Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir Tidak Terpisahkan

Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah.Isi lahiriah

dan batiniahnya merupakan satu kesatuan yang utuh.Penghayatan yang dikeluarkan

anak secara bebas, spontan, masih jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun

pura-pura, anak mengekspresikan secara terbuka.

c) Relasi Sosial yang Primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris naïf.Ciri ini

ditandai dengan kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara dirinya

dengan keadaan lingkungan sosialnya.

d) Sikap Hidup yang Fisiognomis

Anak bersifat fisiognomis terhadap dunianya artinya secara langsung anak

memberikan sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini

disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat

menyatu antara jasmani dan rohani.

e) Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar

Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia disekitarnya. Mereka ingin

mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekitarnya.Anak juga mulai gemar bertanya

meski masih dengan bahasa sederhana.

f) Merupakan Pribadi yang Unik

Meskipun banyak terdapat kesamaan pola umum perkembangan, setiap anak

meskipun kembar tetap mempunyai keunikan masing- masing.Keunikan tersebut dari

faktor genetis yang berasal dari lingkungan.

g) Sebagai Bagian dari Makhluk Sosial

Page 32: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Mereka

mulaim belajar berbagi, mengalah, dan antri menunggu giliran saat bermain dengan

teman-temanya.Melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, menjadikan anak

terbentuk konsep dirinya.

Bachri (2005: 53-54) menyatakan bahwa karakteristik anak usia dini adalah:

(1) mulai dilakukan tingkah laku simbolis, (2) mulai mengenl dunia sekitarnya, (3)

mulai mengenal jenis kelamin.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

anak usia dini adalah unik, egosentris, rasa ingin tahu yang besar , suka berimajinasi,

konsentrasinya pendek, masa peka belajar, bagian dari makhluk social, peniru yang

baik dari orang orang disekitarnya, mulai mengenal lingkunganya, dan dapat

mengenal diri sendiri.

g. Aspek – aspek perkembangan Anak Usia Dini (AUD)

Berikut ini masing- masing aspek perkembangan AUD menurut Masitoh (2007:

212). Aspek - aspek perkembangan AUD sebagai berikut:

a). Perkembangan fisik dan motorik

Perkembangan ini dapat dilihat dari pertumbuhan anak yang dapat dilihat

secara fisik dan melalui kemampuan – kemampuan anak.

b). Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget dilihat dari tahapanya, yang dikutip Masitoh (2007:213)

bahwa:

Anak Usia Dini berada pada tahapan pra-operasional, yaitu tahapan

anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai

dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu yang lain

dengan menggunakan symbol- symbol. Melalui kemampuan ini anak

mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.

c). Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi berkaitan erat dengan seluruh aspek perkembangan

anak. Pada tahap ini anak usia prasekolah lebih rinci atau terdeferensiasi dan

Page 33: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka, misalnya

sikap marah sering diperlihatkan dan sering berebut perhatian guru di sekolah.

d). Perkembangan Sosial

adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-

aturan masyarakat di mana AUD itu berada. Perkembangan sosial diperoleh

AUD melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon

terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi

anak semakin berkembang dan berjiwa sosial.

e). Perkembangan Bahasa

Anak prasekolah biasanya mampu mengembangkan ketrampilan berbicara

melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat

menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, bercerita dan

dialog. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama

benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga menambah perbendaharaan

kata anak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aspek - aspek

perkembangan anak usia dini adalah terdiri dari perkembangan fisik dan motorik,

perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan perkembangan emosional.

Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Bredekamp dan Coople dalam Aisiyah ( 2007 :12-18), ada beberapa

prinsip perkembangan anak usia dini yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:

a) Perkembangan anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara aspek

atau ranah fisik, sosial, emosional, dan kognitif.

b) Perkembangan fisik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi dalam

suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.

c) Perkembangan anak berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak.

d) Pengalaman awal yang memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap

perkembangan anak.

e) Perkembangan anak berlangsung kearah yang makin komplek, khusus,

terorganisasi dan terealisasi.

f) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan

kognitif anak.

Page 34: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

g) Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalah dalam komunitas

yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik

maupun psikologisnya.

Masitoh, dkk (2005 :5.6-5.8) mengemukakan bahwa prinsip- prinsip belajar

anak sebagai berikut : (1) Anak adalah pebelajar aktif, ( 2) belajar anak dipengaruhi

oleh kematangan, (3) belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, (4) anak belajar

melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial, (5) anak belajar dengan

gaya berbeda, (6) anak belajar melalui bermain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip belajar anak adalah kegiatan belajar anak yang menarik dan menantang bagi

anak, dilakukan sambil bermain melalui kegiatan nyata, kegiatan menggunakan

keterampilan hidup dan belajar melalui kegiatan aktif serta berinteraksi dengan

lingkunganya.

h. Tujuan Pendidikan di PAUD

Pada umumnya anak usia dini mempunyai rasa ingin tahu dan inisiatif yang besar,

menunjukkan minat yang lebih besar terhadap lingkungan dan lebih aktif dalam

proses sosialisasi. Pendidikan di Paud bertujuan meletakkan dasar kearah

perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang

diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan untuk

pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Menurut Sujiono, 2009: 42 – 43 Secara khusus tujuan pendidikan anak usia

dini ialah:

(a). Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta

mencintai sesamanya.(b). Agar anak mampu mengelola keterampilan

tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu

menerima rangsangan sensorik.(c). Anak mampu menggunakan bahasa untuk

pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga

dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.(d). Anak mampu berpikir logis,

kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan

sebab akibat.(e). Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social,

peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta

mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri.(f). Anak

Page 35: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai

karya kreatif.

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan di

PAUD adalah pendidikan awal pembentukan otak dan kepribadian anak. Di PAUD

anak dapat mengembangkan potensi mereka, bakat mereka, dan bebas

mengekspresikan jiwanya melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama teman-

temannya.

3.Tinjauan Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Landasan filosofi kontekstual adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar

yang menekankan bahwa belajar bukan hanya membaca, tetapi AUD harus

membangun pengetahuan dibenak mereka sendiri melalui pengalaman nyata sehari-

hari.

Johnson dalam Sugiyanto (2002:14) menyatakan bahwa “Sebuah proses

pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna dalam materi

akademik yang mereka yang mereka pelajari dengan konteks keseharian mereka “.

Pembelajaran kontekstual pertama kali diajukan pada awal abad 20 (khususnya

USA) oleh John Dewey yang menyatakan bahwa kurikulum dan metode mengajar

terkait dengan pengalaman dan minat siswa.Pembelajaran konstekstual mengakui

bahwa belajar merupakan sesuatu yang kompleks dan multidimensi yang jauh

melampaui berbagai metodologi yang hanya berorientasi kepada latihan dan

rangsangan/tanggapan (stimulus-response).Suryanto (2002: 20) menyatakan bahwa:

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menggunakan bermacam-

macam konstekstual sebagai titik awal, sedemikian sehingga siswa belajar

dengan menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan

berbagai masalah, baik itu masalah nyata maupun masalah simulasi, baik

pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran lain di sekolah, situasi sekolah

maupun masalah di luar sekolah, termasuk masalah di tempat kerja yang

relevan.

Page 36: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Senada dengan hal tersebut pembelajaran konstekstual adalah pembelajaran di

mana guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nur Hadi (2002: 5) yang berpendapat bahwa:

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dalam

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen pembelajaran afektif.

Jadi Model pembelajaran konstekstual adalah prosedur pembelajaran yang

menggunakan bermacam-macam konstekstual sebagai titik awal sehingga siswa

belajar dengan menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan

berbagai masalah serta dapat mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri ketika belajar dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Robert G. Berns and Patricia M. Erickson ( 2001:2) dalam ( http://

www. nccte.contextual.org.Dewey, J. The School and Society. Chicago, menyatakan

bahwa:

Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning

that helps teachers relate subject matter content to real world situa- tions;

and motivates students to make connections between knowl- edge and its

applications to their lives as family members, citizens, and workers and

engage in the hard work that learning requires.

Dari pendapat diatas berarti Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi belajar

mengajar yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran masalah konten ke

dunia nyata, dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan tepi

dan aplikasi untuk kehidupan merekasebagai anggota keluarga, warga, dan pekerja

dan terlibat dalam kerja keras belajar yang menuntut.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk menolong

AUD dalam melihat makna materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.

Materi yang disampaikan guru lebih konkrit, bermakna, dan mendorong anak untuk

menerapkan dalam kehidupan keseharian mereka.

Page 37: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Dasar Teori model pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran model kontekstual harus menggunakan dasar teori pendapat

Johnson, yang dikutip Sugiyanto ( 2008 :19), ada tiga pilar dalam sistem Kontekstual

yaitu: a).mencerminkan prinsip saling ketergantungan, b). mencerminkan diferensiasi,

c). mencerminkan prinsip pengorganisasian diri.

Landasan filosofi Kontekstual adalah konstruktivisme yang mempunyai arti

filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal.

AUD harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pengetahuan tidak

dapat dipisah- pisahkan menjadi fakta- fakta atau proporsi yang terpisah tetapi

mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran model kontekstual menggunakan

dasar teori 3 pilar yaitu : mencerminkan prinsip saling ketergantungan,

mencerminkan diferensiasi, dan prinsip pengorganisasian diri.

c. Komponen Model Kontekstual

Pembelajaran berbasis Kontekstual menurut Sugiyanto ( 2009: 21) melibatkan

tujuh komponen yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran dengan

pendekatan konstekstual, tujuh komponen tersebut antara lain :

1) Konstruktivisme (Construktivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir model pembelajaran

konstekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,

yang hasilnya diperluas melalui konteks yang sempit (terbatas dan tidak tiba-tiba tahu

semuanya.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya sendiri, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak memberi semua

pengetahuan pada siswa, melainkan siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan

yang ada di benak mereka sendiri. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas

menjadi proses ”mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses

Page 38: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pembelajaran, siswa harus membangun sendiri pengetahuan mereka melalui

keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.

2) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

konstekstual.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan

hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru

harus selalu merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

3) Bertanya (Questioning)

Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Dari

bertanya kita dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah

diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

Kegiatan bertanya hampir dilakukan pada semua kegiatan belajar, misalnya kegiatan

bertanya antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan

orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga

ditemukan ketika siswa berdiskusi ataupun ketika bekerja dengan kelompoknya.

4) Masyarakat belajar (Learning Community)

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Dalam pembelajaran konstekstual, guru diharapkan

untuk melakukan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar yang anggotanya

heterogen.Dari kelompok ini setiap orang bisa menjadi sumber belajar.Anak yang

pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat

menangkap mendorong temannya yang lambat, dan yabg mempunyai gagasan segera

memberi usul.

5) Pemodelan (Modelling)

Adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru

anak. Model tidak harus guru tetapi model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

ataupun juga dapat didatangkan dari luar sekolah. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk

memberi contoh pada temannya misalnya cara menggunakan alat.

6) Refleksi (Reflection)

Page 39: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Refleksi adalah cara befikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang

tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon

terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan baru yang diterima. Dengan

melakukan refleksi siswa akan memperoleh sesuatu dari apa yang telah

dipelajarinya. Realisasi refleksi dalam pembelajaran berupa : rangkuman tentang apa

yang dipelajarinya, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran tentang

pembelajaran dan sebagainya.

7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment).

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Pengumpulan data kemajuan belajar siswa

dalam pembelajaran konstekstual tidak hanya menggunakan tes tetapi juga dapat

diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar.

Menurut Suryanto (2002: 22-24), pembelajaran konstekstual mempunyai ciri-ciri :

(1). Berbasis masalah. Artinya pembelajaran dimulai dengan menghadapkan

siswa kepada masalah konstekstual, yang merupakan masalah simulasi atau

masalah dunia nyata. (2). Menggunakan konteks ganda. Artinya pembelajaran

melibatkan masalah yang memiliki beberapa tautan, misalnya tautan dengan

pelajaran lain, tautan dengan pengalaman dalam perjalanan ke sekolah, tautan

dengan pelajaran olah raga , dalam suatu masalah. Dengan pengalaman

memecahkan masalah konteks ganda, siswa akan memperoleh pengetahuan

yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. (3). Membangkitkan keteraturan

belajar. Artinya dengan menghadapi bermacam–macam masalah konstekstual,

siswa terbiasa untuk menyadari bagaimana cara berfikir yang efektif, terbiasa

menggunakan berbagai strategi dalam memecahkan masalah dan terus menerus

termotivasi untuk belajar. (4). Siswa menjadi bagian dari konteks. Artinya

beberapa masalah konstekstual yang dipilihkan oleh guru berkaitan dengan

pengalaman siswa, keluarga siswa, kelompok siswa atau tempat siswa itu

belajar.(5). Belajar dalam konteks sosial. Artinya, dalam memecahkan masalah,

siswa berinteraksi dengan sesama siswa atau orang lain ditempat memecahkan

masalah itu, dalam bentuk diskusi tentang masalah, cara pemecahan masalah,

dan hasil pemecahan masalah itu.(6). Menggunakan penilaian autentik.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tujuh komponen

pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas di dalamnya siswa akan

menjadi peserta aktif bukan menjadi peserta pasif, dan bertanggung jawab terhadap

belajarnya.

Page 40: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Langkah-langkah model pembelajaran kontekstual:

Setiap apa yang dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan, begitu pula

dengan diterapkannya konstekstual ada tujuan yang hendak dicapai. Menurut Cecep.

ER (2002: 4) menyatakan bahwa "Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali

siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari

satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya".

Dalam pembelajaran kontekstual mempunyai langkah - langkah sebagai berikut:

1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi pengetahuan barunya.

2) Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik dan sesuai tema.

3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

7) Melakukan penilaian sebenarnya.

Berdasarkan langkah –langkah tersebut diatas pelaksanaan dilapangan yaitu

dengan dilakukanya kegiatan berupa:

a). guru memancing pengetahuan untuk membangun pengetahuan

konstruktivisme (Construktivism), Setelah mengkondisikan anak untuk duduk

di tempat masing-masing, guru mulai menyampaikan tentang kegiatan yang

akan dilakukan yakni bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan media nyata yang ditemui anak sehari-hari.

b). Setelah guru memberikan penjelasan, guru mulai kegiatan dan membuka

kegiatan bercerita tersebut dengan bertanya jawab(questioning). Kemudian

anak mulai bertanya tentang benda yang di bawa buguru.

c). anak menemukan benda apa ini yang bisa mengeluarkan suara, Setelah

memberikan penjelasan, guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan

kegiatan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti dan anak

menemukan (Inkuiri) sendiri apa yang di pahami dari penjelasan guru.

Page 41: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d). Peneliti memulai kegiatan dengan memberi penjelasan pada anak bahwa

kegiatan akan difokuskan pada bercerita serta memancing anak untuk

menceritakan pengalaman anak dengan benda yang di kenalkan bu guru. Guru

memberi contoh cerita, kemudian dari itu guru dapat menciptakan masyarakat

belajar (learning community).

e). Peneliti mengenalkan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan

dalam kegiatan bercerita yaitu media nyata di sekitar anak.

Setelah itu peneliti bertanya kepada anak tentang apa nama benda yang di

bawa bu guru tersebut. Anak-anak mencoba untuk berani menjawab

pertanyaan kepada peneliti. Kemudian peneliti menyebutkan nama benda

yang tepat, lalu peneliti bercerita dengan media alat yang di bawa guru kepada

anak yaitu berupa benda yang di bawa guru sesuai tema hari itu p yaitu

dengan permodelan (modeling),

f). Anak-anak antusias dalam mendengarkan peneliti bercerita. kemudian

peneliti meminta anak untuk mengutarakan pendapatnya tentang cerita yang

di berikan guru yang dilaksanakan selama 30 menit. Kemudian guru

memberikan Penilaian sebenarnya( authentic assessment). Setelah selesai

anak –anak melakukan kegiatan dan kegiatan akhir ,guru memberikan review

dan kesimpulan pada anak.

Setelah diterapkannya langkah - langkah konstekstual bertujuan membantu para

siswa melihat makna di dalam materi kegiatan yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek dari guru yang akan ditiru dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka. Dengan pemaduan materi pembelajaran dalam konteks

keseharian siswa di dalam pembelajaran konstekstual akan menghasilkan dasar-dasar

pengetahuan yang mendalam di mana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara

untuk menyelesaikannya. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan

pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk

membangun pengetahuan baru. Selanjutnya siswa memanfaatkan kembali

pemahaman dan pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks untuk

Page 42: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dunia nyata baik secara mandiri

maupun kelompok.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan langkah

- langkah penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk

menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa

membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan sehari-

hari akibatnya terjadi kebermaknaan dalam proses pembelajaran bercerita.

B. Penelitian Relevan

Aini, Qurrotul (2008) yang berjudul Penerapan CTL untuk meningkatkan

motivasi, aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tangkilsari I Kecamatan

Tajinan Kabupaten Malang pada pembelajaran sains pokok bahasan engeri dan

perubahannya. Skripsi jurusan Universitas Negeri Malang, Skripsi (Sarjana)--

Universitas Negeri Malang., S1 Program Studi S1 PGSD. 2008. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan model Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tangkilsari I Kecamatan Tajinan Kabupaten

Malang. Hal ini dilihat dari perolehan rata-rata tes formatif yang meningkat tajam,

dari rata-rata sebelumnya atau pre tes (51,78) mengalami peningkatan pada siklus I

dengan rata-rata kelas sebesar (71,43) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya

yaitu (75,00%) meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelasnya sebesar (78,93)

dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (92,86%). Pada siklus II sudah

mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu di atas (85%), sehingga siklus

dihentikan. Dampak penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) juga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Tangkilsari I Kecamatan Tajinan

Kabupaten Malang. Hal ini dapat terlihat dari keantusiasan siswa saat melakukan

percobaan, juga dari perolehan jumlah siswa yang menjawab sangat setuju apabila

model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar jumlahnya

Page 43: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

lebih banyak dibandingkan dengan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju

pada angket motivasi belajar. Selain itu, dari hasil observasi motivasi siswa juga

mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu indikator tidak suka membuang

waktu mengalami peningkatan sebesar (17,9%) dari siklus I ke siklus II, kesibukan

yang sangat tinggi naik sebesar (14,3%), mengerjakan tepat waktu naik sebesar

(35,7%), sedangkan untuk indikator mengerjakan sebaik mungkin dan bergairah

belajar mengalami peningkatan yang sama yaitu sebesar (7,2%). Disamping itu,

dampak penerapan model kontekstual ini juga dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Hal ini di buktikan dengan aktivitas siswa untuk komponen visual activities

mengalami peningkatan sebesar (21,4%) dari siklus I ke siklus II. Komponen Oral

Activities mengalami peningkatan sebesar (18,6%), Listening Activities mengalami

peningkatan sebesar (39,3%), Writing Activities mengalami peningkatan sebesar

(25%), Motor Activities mengalami peningkatan sebesar (39,3%), Mental Activities

mengalami peningkatan sebesar (14,3%), Emotional Activities juga mengalami

peningkatan sebesar (28,6%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan

CTL dapat meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas IV SDN

Tangkilsari I Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang.

Hadisetyo, nugroho (2010) yang berjudul “Meningkatkan kemampuam berbahasa

lisan anak didik melalui metode bercerita di kelompok B TK Aisyiyah Purnamandala

Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun Ajaran 2009-2010.

Hasil lembar pengamatan kemampuan berbahasa lisan diperoleh hasil sebagai berikut

: skor tertinggi 10, skor terendah 4, skor rerata 6,4 skor modus 7 maih ada 14 siswa

(60%) yang mendapat skor dibawah rata-rata. Bila data tersebut diinterpretasikan

dalam kategori kemampuan berbahasa lisan tinggi, sedang dan rendah diperoleh hasil

sebagai berikut : kemampuan berbahasa lisan skor 8-10 kategori tinggi kemampuan

berbahasa lisan skor 4-7, kategori sedang dan kemampuan berbahasa lisan skor 1-3

kategori rendah. Dari tabel diatas diperoleh data sebagai berikut : pada siklus I :

kemampuan berbahasa lisan 7 anak didik kategori tinggi,14 anak didik kategori

sedang dan 2 anak didik kategori rendah.sedangkan pada siklus kedua sudah

Page 44: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

meningkat 70%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan / penggunaan metode bercerita dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa lisan. Selain hal tersebut ada persepsi dan kesan

siswa yang signifikan terahadap penerapan / penggunaan metode bercerita. Selain itu

sekolah, pengambil kebijakan, peneliti lain dapat menggunakan sebagai bahan kajian

untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan pembelajaran guna

meningkatkan kualitas poses belajar mengajar.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan

yaitu meningkatkan kemampuan bercerita pada hadi setyo nugroho dan juga

mempunyai perbedaan yaitu Aini Qurrota yaitu motivasi dan penerapan model yang

sama yaitu model kontekstual (CTL).

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran. Suwandi (2009: 52) menyatakan bahwa kerangka

berfikir atau kerangka pemikitan yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yan diteliti.

Kondisi awal dalam pembelajaran masih berpusat pada guru dan anak pada

kondisi awal belum ada peningkatan keterampilan dan potensi dalam bercerita

penilaian masih rendah, maka dalam konsentrasi pembelajaran anak rendah dan perlu

diadakan suatu tindakan pembelajaran yang dilengkapi cerita untuk mengasah daya

cipta mereka.

Kondisi tersebut, membuat peneliti melaksanakan tindakan dengan menggunakan

tindakan pembelajaran yaitu dengan ketrampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran bercerita yang melalui model

pembelajaran kontekstual diharapkan akan meningkatkan keterampilan anak dalam

bercerita yang memberikan fasilitas yang memadai bagi anak dengan kondisi kelas

yang berjumlah 25 anak.

Page 45: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pada kondisi akhir pembelajaran keterampilan bercerita dengan menerapkan

model pembelajaran kontekstual meningkat dan materi yang disampaikan guru

menjadi lebih bermakna dan terekam dalam ingatan anak yang mengaitkan kegiatan

pembelajaran dengan kegiatan sehari – hari anak.

Berdasarkan pemikiran di atas dapat digambarkan bahwa kerangka pemikiran

dalam penelitian ini diawali dengan pembelajaran yang berpusat pada guru dan anak

dan kemampuan anak awal rendah, kemudian peneliti melakukan tindakan untuk

mengatasi kondisi awal dengan model pembelajaran sebagai media pembelajaran

yang dipakai guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran bercerita. Akhirnya

pada kondisi akhir Melalui penerapan model pembelajaran ini, dapat meningkatkan

ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual melalui kegiatan

bercerita dengan alat langsung yang memudahkan anak mengenal langsung alat

pembelajaranya dengan model tersebut. Kerangka pemikiranya dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 1 : Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Pembelajaran bercerita

lebih banyak berpusat

pada guru, dan anak

Prestasi dalam bercerita

cenderung kurang,dan

rendah

Guru menerapkan ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran Kontekstual

Ketrampilan bercerita meningkat

Siklus I

Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Pengamatan

Refleksi

Page 46: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan penulis yaitu melalui Penerapan Model

Pembelajaran kontekstual meningkatkan keterampilan bercerita Pada Anak

Kelompok B Semester II TK Aisyiyah 1 Baturetno.

Page 47: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dikelompok

B4 TK Aisyiyah I yang beralamat di Jl. Duwet Kidul Kecamatan Baturetno. Peneliti

melaksanakan ditempat tersebut dengan pertimbangan peneliti adalah salah satu guru

kelas disekolah tersebut dan kegiatan bercerita yang belum maksimal dalam

pembelajaran di sekolah ini karena kurangnya potensi dan minat anak, jumlah anak

didik memenuhi syarat, prasara dan sarana yang mencukupi, sehingga memudahkan

peneliti dalam melaksanakan penelitian, mudah dijangkau peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua (genap) Tahun ajaran

2011/2012 yaitu pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2012 atau selama 5

bulan. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasilpenelitian tersebut

pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dapat dilihat pada lampiran 2.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah anak- anak kelompok B4 TK

Aisyiyah BA I Baturetno dalam pembelajaran pembelajaran bercerita, dengan jumlah

anak didik 25 anak 13 anak laki –laki, 12 anak perempuan dalam usia antara 5-6

tahun sebagai subyek penelitian.

D. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari :

1. Sumber data Primer, antara lain:

Nama anak didik kelompok B4, guru kolaborator dan Kepala sekolah TK

Aisyiyah I baturetno.

2. Sumber data sekunder yaitu dokumen yang dipinjam berupa Kurikulum, Silabus,

Buku penilaian, buku ajar, buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan bercerita.

Page 48: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

E. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data diatas tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto:2006:127). Selain itu

observasi/pengamatan adalah kegiatan atau proses melihat sesuatu secara cermat

dengan maksud agar memperoleh pemahaman tentang yang diamatinya itu. Dengan

metode ini orang akan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang diselidiki tanpa mengajukan pertanyaan meskipun obyeknya adalah

orang/manusia.

Menurut Arikunta (1997: 71) menjelaskan bahwa jenis observasi ada dua,

yaitu teknik observasi langsung dan teknik observasi tidak langsung. Teknik

observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

catatan secara sistematis terhadap obyek yang diamati. Sedangkan teknik observasi

tidak langsung adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan catatan

secara sistematis terhadap obyek yang diteliti dengan cara peneliti tidak terlibat

secara langsung dalam obyek yang diamati.

Menurut (Marzuki: 2002:59) Metode observasi memiliki tujuan pokok, antara

lain adalah membantu responden untuk menjawab pertanyaan yang dirasakanya tidak

atau kurang mampu menjawabnya dengan mempersilahkan penanya melihat sendiri

dan mengecek kebenaran jawaban responden.

Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan bercerita

anak didik yang sedang berlangsung melalui model pembelajaran kontekstual. Alat

yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan format observasi. Format

observasi ini berisi tentang kemampuan dan penilaian bidang bahasa yang digunakan

untuk menilai kemampuan anak didik.

Page 49: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Wawancara

Menurut Nawawi dan Martini dalam Arikunto (1992:98) interview adalah

data yang dipergunakan dalam komunikasi tersebut yang berbentuk sejumlah

pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi

(interviewer atau information) yang dijawab secara lisan pula oleh responden atau

interviewer.

Menurut Sudjana(1989) wawancara adalah alat pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi,

harapan, persepsi, keinginan, keyakinan, dan lain-lain dari individu atau responden.

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru TK Aisyiyah I Baturetno,

dengan tanya jawab dengan guru maka peneliti dapat memperoleh informasi.

3. Dokumen dan Perekaman Foto

Dokumentasi adalah catatan mengenai berbagai kejadian dimasa lalu yang

ditulisatau dicetak seperti surat, catatan harian, dan dokumen lainnya yang relevan,

sedangkan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel

yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan

sebagainya.

Menurut pendapat Suharsimi (2006:231) yaitu mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Menurut

Arikunto (2002:231). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa

nama-nama siswa dan daftar nilai tes awal dan tes akhir serta foto rekaman singkat

tindakan kelas.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

tentang sejauh mana anak dalam mengembangkan keterampilan bercerita melalui

penerapan model pembelajaran kontekstual.

Page 50: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

F. Validitas Data

Untuk kepentingan keabsahan atau validasi data digunakan teknik

trianggulasi, yaitu teknik validitas data dengan memanfaatkan sarana diluar data itu

keperluan pengecekan atau pembanding data itu. trianggulasi menurut Lexy J.

Moleong(2007:330) Teknik trianggulasi antaralain berupa trianggulasi sumber,

trianggulasi data dan trianggulasi metode pengumpulan data.

Adapun dari trianggulasi yang ada menggunakan 2 teknik :

1. Trianggulasi Data

Yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber yang berbeda.Dengan

teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih cepat,

sesuai keadaan anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno.

2. Trianggulasi Metode

Yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data yang berbeda

tapi mengarah pada sumber data yang sama. Dengan menggunakan metode

pengukuran hasil belajar siswa, observasi, wawancara, diharapkan didapat hasil

yang akurat. Sehingga dalam penelitian ini perlu validasi data melalui informasi

dari siswa, guru lain, dengan pengamatan terhadap siswa maupun wawancara.

G . Tehnik Analisis Data

Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan

langsung. Peneliti mengolah data dan memilah –milah sesuai dengan jenis data,

kemudian prosentase untuk diambil kesimpulanya.Analisa yang digunakan meliputi

tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan

setelah pengumpulan data.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Jumlah murid di TK Aisyiyah I Baturetno adalah 25 dikelompok B4. Akan

tetapi dalam penelitian ini yang menjadi fokuskan penelitian kelompok A yang

berjumlah 25 anak terdiri 13 anak perempuan dan 12 anak laki –laki.

Page 51: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2.Penyajian Data(Data Display)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif ini dapat dilakukan dalam bentuk,

table, grafik dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah difahami

(Sugiyono, 2008: 95).

Penelitian yang dilaksanakan di kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno, data

yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai unjuk kerja bercerita,skor

observasi kegiatan guru , dan observasi kegiatan siswa.

Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan

data sebagai suatu proses siklus.

3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Dari hasil pengumpulan data, peneliti dapat mengetahui lebih jelas tentang

kemampuan bercerita melalui penerapan model pembelajaran kontekstual.

H . Indikator Ketercapaian Tujuan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dapat dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada penelitian ini

indikator kinerjanya yaitu peningkatan ketrampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontektual. Pada siklus berikutnya guru dapat melaksanakan kegiatan.

Ukuran keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu bila lebih 80% jumlah

anak mendapat nilai tuntas (). Sehingga tindakan pada penelitian ini dapat dikatakan

berhasil apabila pada siklus terakhir lebih dari 80% jumlah anak mendapat nilai

tuntas ().

Page 52: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

ASPEK YANG

DIUKUR

PERSENTASE

SISWA YANG

DITARGETKAN

CARA

MENGUKUR

Keberanian dalam

bercerita

80%

Diamati dari jumlah

kata-kata yang

diucapkan anak

menjadi suatu

kalimat.

Keruntutan dalam

bercerita

Diamati dari kegiatan

menceritakan gambar

secara urut dari awal

sampai akhir.

Ketepatan dan

kalimat sederhana

Diamati dari kegiatan

menjawab pertanyaan

guru.

Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian

Adapun model tahapan penelitan tindakan kelas adalah sebagaimana bagan

berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK Modifikasi dari Arikunto (2007: 74)

Permasalahann

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data

I

Refleksi I

Permasalahan

Baru Hasil

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan/

Pengumpulan

Data II

Refleksi II

Permasalahan

sudah

terselesaikan

Siklus II sudah cukup

tidak di lanjutkan

kesiklus berikutnya

Page 53: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

I. Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 16-20) model penelitian tindakan kelas adalah:

"secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Pertama, Perencanaan. Perencanaan tindakan disusun berdasarkan pada

identifikasi masalah yang dilakukan pada tahapan pra PTK. Rencana tindakan

mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Perencanaan tindakan ini mengacu

pada hasil awal yang telah dirumuskan sebagai fokus permasalahan tersebut

dipecahkan menggunakan alat dan teknik yang diperlukan dalam pengumpulan data.

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data kemudian

dideskripsikan ke dalam suatu kalimat sehingga dapat dilihat aspek-aspeknya secara

jelas. Dalam perencanaan ini melibatkan guru mitra yaitu memadukan hasil

pengamatan serta persepsi guru terhadap anak selama proses berlangsung.

Perencanaan pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan harian.

Perencanaan pembelajaran diawali dengan pembukaan yaitu salam, doa, hafalan surat

pendek dan menyanyi. Dilanjutkan menyebutkan tema yang akan disampaikan

peneliti bersama guru Kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno. Mengkondisikan anak

untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kedua, Pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi

dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh

peneliti yang bekerja sama dengan guru kelas. Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai

peneliti bersama guru kelas merencanakan kegiatan yang akan disampaikan dengan

membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) sesuai dengan tema dan sub tema.

Ketiga, Pengamatan. Pengamatan adalah usaha merekam semua peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamat atau peneliti

mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu

yang terjadi selaam proses pembelajaran, baik yang terjadi pada guru, anak maupun

situasi pembelajaran. Pengamatan ini meliputi seluruh proses pembelajaran.

Page 54: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Keempat, Refleksi. Refleksi dalam tindakan kelas adalah upaya untuk

mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan dan yang belum berhasil

dituntaskan dengan tindakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menentukan tindakan

lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitan tindakan kelas. Dengan kata lain,

refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

tujuan sementara. Refleksi ini dilakukan setiap akhir siklus penelitian, tetapi jika ada

hal-hal yang mendesak dan perlu penanganan segera. Kegiatan refleksi bisa dilakukan

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan refleksi merupakan diskusi

yang dilakukan oleh peneliti, guru kelas dan kepala sekolah untuk menelaah hasil

tindakan yang telah dilakukan.

1. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti kemudian

mengajukan suatu solusi yang berupa penerapan model pembelajaran kontekstual

yang dapat dimanfaatkan guru untuk digunakan sebagai metode pengajaran dalam

pembelajaran kemampuan bercerita di TK Aisyiyah I Baturetno, kecamatan

baturetno, kabupaten wonogiri.

Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan kemudian

menentukan solusi yang dapat diambil.Peneliti membuat rencana pembelajaran untuk

dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan dalam RKH.

2. Pelaksanaan Tindakan

Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran bercerita yang selamaini

kemampuan anakdalam bercerita dianggap rendah karena kurangnya minat anak

berada dibawah kemampuan.Tindakan dalam penelitian ini adalah berupa penerapan

model pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran dalam proses

pembelajaran bercerita. Setiap tindakan yang dilakukan tersebut selalu diikuti dengan

kegiatan pemauntauan dengan motivasi dari gurunya dan evaluasi serta analisis dan

refleksi.

Page 55: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah

tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu

peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk

menentukan tindakan berikutnya.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk memonitor tindakan yang terjadi dikelas.

Dalam tahap ini peneliti mengadakan observasi sebagai partisipasi pasif dimana

peneliti berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif dalam kegiatan

yang sedang berlangsung. Peneliti hanya mengamati jalanya proses pembelajaran

yang terjadi didalam kelas. Peneliti mencatat bagaimana keaktifan ,kelemahan, dan

kelebihan proses pembelajaran yang telah berlangsung dan mengobservasi hasil

belajar. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data tersebut hingga dapat

digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang terkumpul, peneliti

mengolah data tersebut hingga dapat digunakan untuk mencari solusi

daripermasalahan yang muncul.

4. Analisis dan Refleksi Tindakan

Hasil observasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah –langkah

perbaikan apa yang ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi untuk serta

permasalahan yang dialami guru dan anak dalam proses pembelajaran bercerita

berlangsung.

Pada tahap ini peneliti, guru, dan kepala sekolah berdiskusi dan bertukar

pikiran untuk mengambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan

penelitian.Dari hasil penarikan kesimpulan ini dapat diketahui apakah penelitian ini

berhasil atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Page 56: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Page 57: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah I Baturetno berada di wilayah

kecamatan Baturetno kabupaten Wonogiri tepatnya di dusun Duwet Kidul. TK

Aisyiyah I Baturetno berada dibawah naungan Yayasan Ranting Aisyiyah

Baturetno. Letaknya sangat strategis dimana jauh dari kebisingan lalu lintas

kendaraan, sehingga sangat aman untuk anak. Meskipun letaknya di desa namun

dapat dijangkau dengan kendaraan. Sekolah ini didirikan oleh yayasan Aisyiyah

dengan keua Yayasan Aisyiyah yaitu ibu Hj. Soelastri Soejatmoko. TK Aisyiyah I

Baturetno memiliki 6 ruang kelas dalam kondisi baik. Ruang kelas A1, dan A2

berada disebelah barat ruang kantor, kelas B1 sampai B3 di sebelah selatannya

ruang kelas A2.barat ruang kantor, sedangkan B4 disebelah timurnya kelas B3,

Memiliki 10 guru, 2 tenaga kependidikan dan 1 penjaga dan 123 siswa dengan

perincian kelompok A1 ada 15 anak, A2 ada 15 anak , B1 ada 23 anak, B2 ada 23

anak, B3 ada 22 anak, B4 ada 25 anak. Penelitian ini dilakukan di kelompok B4

dengan jumlah murid 13 anak laki –laki, 12 anak perempuan.

Peneliti menggunakan penelitian kelas terdiri dari 2 siklus terdiri dari 3

pertemuan. Sebelumnya mengadakan pengamatan awal dengan tujuan untuk

mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan. Proses ini dilakukan melalui

observasi dan Tanya jawab pada pembelajaran berhitung di TK Aisyiyah I

Baturetno Kecamatan Baturetno, Berdasarkan data awal dan wawancara dengan

guru kelas kelompok B4, anak –anak rata-rata dalam proses pembelajaran

bercerita belum optimal masih monoton, sehingga keaktifan anak kurang.

1. Deskripsi Data Awal

Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan tahapan prasiklus yaitu

tahapan untuk mengetahui kemampuan bercerita anak sebelum tindakan.Tahapan

prasiklus dilaksanakan pada hari Senin 16 April 2012.Penelitian tindakan ini

dilaksanakan pada kelompok B4 dengan jumlah murid 25 anak.

Page 58: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Hasil pengamatan sebelum tindakan diperoleh rata-rata prosentase

ketrampilan bercerita diperoleh 48 % yaitu sekitar 12 anak , dapat dilihat dari data

nilai, kondisi awal pada lampiran 7 ( halaman 99 ) .

Tabel 4.1 berikut nilai pra siklus sebelum tindakan pada kegiatan

keterampilan bercerita pada kelompok B ( pratindakan).

No.

Jumlah

Nilai

Akhir

skor

No .

Jumlah

Nilai

Akhir

skor

• ° • °

1. 9 3 • 2,8 16. 8 9 2,6

2. 7 5

2,3 17. 11 1 3,2 • 3. 9 3

2,5 18. 7 7 2,4

4. 10 2 • 3 19. 12 0 3,2 • 5. 11 1 • 3,2 20. 0 0 1,6 ° 6. 12 0 • 3,2 21. 0 0 1,6 ° 7. 7 3 ° 2,2 22. 7 4 2,3

8. 3 7 ° 2,1 23. 1 11 2,4 ° 9. 6 6 ° 1,7 24. 7 5 2,4 ° 10. 10 2 • 3,1 25. 9 3 2,6 • 11. 6 6 • 2,6

12. 6 6 • 2,5

13. 9 6 • 2,8

14. 8 2

2,6

15. 7 5

2,1

Pada kondisi awal atau prasiklus tersebut, dapat dilihat bahwa rekapitulasi

hasil keterampilan bercerita anak kelompok B TK Aisyiyah I baturetno tergolong

masih rendah, karena masih banyak siswa yang belum tuntas.Siswa yang tidak

tuntas sebanyak 13 atau 48 %, sedangkan siswa yang tuntas hanya 12 siswa atau

16%.

Page 59: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan data tabel 4.1dapat dibuat tabel distribusi frekuensi

keterampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno seperti Tabel

4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Ketranpilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah

I Baturetno pada Kondisi awal .

No.Interval Frekuensi Nilai tengah fi.xi Prosentase Ket.

(fi) (xi) %

1. 0 – 1,0 4 2,34 9,36 16 tidak tuntas

2. 1,0-2,0 9 2,75 24,48 36 sedang

3. 2,0-3,0 12 3,21 38,52 48 tuntas

4. 3,0-4,0 0 3,69 0 0 -

Jumlah 25 72,36 100

Nilai Rata-rata = 72,36 : 25 = 2,8

Ketuntasan Klasikal = 12 : 25 x 100% = 48 %

Data frekwensi dari tabel di atas tentang nilai kondisi awal anak dapat

disajikan berupa grafik ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I

Baturetno pada kondisi awal seperti gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Grafik ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno

pada kondisi awal

0

2

4

6

8

10

12

0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0 3,0-4,0

4

9

12

0

Tuntas

Sedang

Tidak tuntas

Page 60: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas, dapat dikatakan bahwa,

sebelum dilakukan tindakan, dari 25 anak kelompok B hanya 12 anak atau 48%

anak yang memperoleh nilai tuntas atau skor yang sama dengan atau lebih dari

3,0. Sedangkan 9 anak atau 36% anak yang memperoleh nilai sedang atau

2,0ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno masih

rendah. Bertolak dari hal di atas maka dilakukan tindak lanjut untuk

meningkatkan Ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

Peneliti dan guru sepakat untuk melakukan tindakan, untuk melaksanakan

tindakan pada hari Rabu 18 April 2012.

Dari analisis tes awal, maka dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan

keterampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi data tindakan terdiri dalam dari data tindakan siklus I dan

deskripsi tindakan siklus II.

a. Tindakan Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan dilaksanakan pada hari Senin 16 April 2012. Peneliti

mengadakan diskusi dengan guru kelas mengenai hal yang akan dilaksanakan

pada tindakan siklus I.

Pada siklus I ini dilaksanakan 3X pertemuan.Pertemuan pertama pada hari

Rabu 18 April 2012, pertemuan kedua pada hari Jum’at20 April 2012, dan

pertemuan ketiga pada hari Senin 23 April 2012. Hasil diskusi disepakati bahwa

kegiatan yang dilaksanakan akan dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas

dan peneliti. Guru kelas bagian pembukaan dan penutup pembelajaran, sedangkan

peneliti pada bagian inti pembelajaran.

Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus I seperti yang telah

direncanakan. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tema yaitu alat

komunikasi.Pada tiap pertemuan peneliti menggukanan kegiatan yang berbeda

dengan maksud agar pencapaian indikator dapat berhasil secara maksimal,

Page 61: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

memberi pengalaman baru kepada anak dan agar anak tidak bosan ketika

mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran tersebut diperoleh

informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan tersebut menunjukkan bahwa dari

25 anak kelompok B4 di TK Aisyiyah I Baturetno hanya 12 anak atau 48% yang

ketrampilan berceritanya tinggi. Sedangkan sebanyak 9 anak atau 36% termasuk

dalam kategori ketrampilan berceritanya sedang, dan sebanyak 4 anak atau 16 %

termasuk dalam kategori ketrampilan berceritanya rendah. Berdasarkan kenyataan

tersebut, peneliti mencari alteratif yang dapat digunakan untuk meningkatkan

ketrampilan bercerita anak kelompok B4 di TK Aisyiyah I Baturetno, yaitu

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Selanjutnya peneliti melakukan langkah - langkah berikutnya dengan berpedoman

pada silabus kelompok B di TK Aisyiyah I Baturetno sebagai berikut:

1) Memilih dan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi, dan

indikator.

2) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

3) Mempersiapkan alat dokumentasi dan media kontekstual yang digunakan

dalam pembelajaran.

4) Mempersiapkan evaluasi pembelajaran.

5) Mempersiapkan lembar pertanyaan untuk wawancara dan lembar penilaian

ketrampilan bercerita.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus I dimulai pada hari Rabu 18 April

2012.Pembelajaran berlangsung selama 30 menit, yaitu dari pukul 08.00 sampai

08.30 dilaksanakan di kelompok B. Pelaksanaan siklus I ini dibagi menjadi tiga

kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah kegiatan bercerita yang menggunakan

radio dengan judul cerita “Menyanyi bersama dengan radio dirumah raihan

dengan tessa”,sebagai alat komunikasi yang dikenalkan guru sebagai alat

komunikasi secara kontekstual, adalah sebagai berikut :

Page 62: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama sesuai RKH pada tanggal 18 april 2012 pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kontekstual dan media yang digunakan alat

yang ada di sekitar anak.Setelah mengkondisikan anak untuk duduk di tempat

masing-masing, guru mulai menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan

yakni bercerita melalui model pembelajaran kontekstual dengan media nyata yang

ditemui anak sehari-hari.

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan langkah-

langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan tujuh komponen yaitu:

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

2) Guru memberikan penjelasan tentang bahan ajar hari ini yaitu mengenal

radio dan menceritakanya.saat apersepsi guru melakukan Tanya jawab

pada anak – anak, coba siapa tahu macam - macam alat komunikasiapa

saja..? dan beberapa anak menjawab radio, televisi, Koran, surat kemudian

setelah melakukan Tanya jawab untuk mengkonstruktivisme pengetahuan

anak guru menunjukikan benda yang dibawa sebagai media alat nyata

yang di kenalkan pada anak. peneliti untuk melanjutkan kegiatan

pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti.

3) Kegiatan inti guru mengulang kembali Sebelumnya guru mengenalkan

benda nyata yang di bawa yaitu tentang alat komunikasi radio, dan guru

membawa beberapa bentuk radio ada besar, kecil, dan ada juga yang

diputar lewat handphone. Kemudian nanti anak- anak mendapat tugas

Page 63: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

menceritakan pengalaman dengan benda nyata yang diperlihatkan guru

tadi yaitu radio.

4) Dilanjutkan Peneliti memulai kegiatan dengan memberi penjelasan pada

anak bahwa kegiatan akan difokuskan pada bercerita serta memancing

anak untuk menceritakan pengalaman anak dengan benda yang di

kenalkan bu guru yaitu radio.

5) Guru memberi contoh cerita dengan judul “Menyanyi Bersama dengan

Radio dirumah Raihan dengan Tessa”, dengan tokoh nanti bisa diganti

dengan anak – anak kemudian guru mulai member contoh cerita yang akan

di lanjutkan anak-anak.Suatu pagi Raihan mendengarkan radio, ketika

asyik mendengar lagu- lagu kesukaanya Tessa tengah lewat depan

rumahnya, kemudian diajaklah Tessa menyanyi bersama dengan musik

dari Radio Raihan.

6) Setelah itu peneliti bertanya kepada anak tentang apa nama benda yang di

bawa bu guru tersebut. Anak-anak mencoba untuk berani menjawab

pertanyaan kepada peneliti. Kemudian peneliti menyebutkan nama benda

yang tepat, lalu peneliti bercerita dengan media alat yang di bawa guru

kepada anak.

7) Anak-anak antusias dalam mendengarkan peneliti bercerita dan mengikuti

bersama –sama dan suasana menjadi menyenangkan tidak gaduh.

8) Hal ini dapat dilihat bahwa semua anak diam dan pandangan mata tertuju

pada alat yang di bawa guru. Setelah bercerita peneliti bertanya siapa yang

pernah punya pengalaman yang sama dengan bu guru?, kemudian peneliti

meminta anak untuk menggantikan untukbercerita.

9) Kegiatan ini ditutup oleh guru dan anak dengan mengulas dan

meyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah selesai

guru memberikan review dan memberireward pada anak. Sebelumnya

guru memberikan pertanyaan tentang pembelajaran hari ini, bagi yang bisa

menjawab pertanyaan tersebut mendapat stiker bintang. Setelah itu guru

mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang. Setelah berdoa

Page 64: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam. Anak-anak

bersalaman dengan guru dan pulang dengan tertib.

b). Perteman kedua

Pertemuan keduadilaksanakan sesuai RKH pada hari Jum’at 20 April

2012.Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua berbeda dengan

pertemuan pertama.

Materi pertemua kedua adalah bercerita melalui model kontekstual dengan

alat kentongan yang berjudul “kentongan dirumah kakek via.” Kegiatan awal

sama seperti pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang berbeda tetapi guru

tetap mengulas pelajaran sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan langkah-

langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan tujuh komponen yaitu:

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

2) Kegiatan diawali dengan Apersepsi dengan guru membangun pengetahuan

anak dengan media nyata yang dibawa guru hari ini, kemudian melakukan

( questioning)tanya jawab tentang macam-macam alat komunikasi yang

penggunaannya hanya dapat didengar yaitu: telepon, kentongan, radio.

3) Anak menjawab pertanyaan dari guru salah satunya yaitu kentongan.

4) Saat anak mengalami kesulitan dalam menjawab guru dapat menyebutkan

beberapa ciri-ciri benda yang dimaksud atau guru dapat menunjukkan

gambar alat komunikasi dan menjelaskan masing-masing kegunaannya

agar anak menemukan( inkuiri) sendiri apa nama benda tersebut.

Page 65: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

5) Setelah itu guru dapat memulai kegiatan bercerita yang berjudul

“Kentongan dirumah Kakek Via”, anak dapat mengganti dengan anak-

anak sendiri sebagai tokohnya(learning community). Suatu siang Lia

bermain kerumah Via disana dia bermain boneka, ketika tengah asyik

bermain, Via dan Lia kaget ada bunyi dong…dong….dong, suara apa itu

ya Tanya Lia, Via menjawab kentongan(modeling) itu Lia untuk

memberitahukan ada kejadian di desa kami . Guru mengulangi kembali

cerita sampai dua kali dan bertanya apakah kalian sudah siap bercerita

seperti yang buguru sampaikan yang baru saja disampaikan. Anak - anak

menjawab siap bu.

6) Di area bahasa anak-anak bercerita secara bergilir dan guru juga dapat

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan cerita untuk

mengetahui seberapa jauh anak memahami isi cerita.

7) Peneliti mulai bercerita, selesai cerita peneliti meminta anak untuk

menceritakan kembali isi cerita dengan kata-katanya anak sendiri.

Kemudian guru menilai(assessment authentic).

8) Kegiatan ditutupoleh guru dan anak dengan mengulas dan meyimpulkan

kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Sebelum pulang guru seperti

kemarin memberikan pertanyaan dan kemudian anak menjawab dengan

reward pulang lebih awal. Setelah itu guru mengkondisikan anak untuk

mulai berdoa sebelum pulang. Setelah berdoa guru mengucapkansalam

dan anak menjawab salam. Anak-anak bersalaman dengan guru dan

pulang dengan tertib.

b) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin 23 April 2012.Materi

pertemua ketiga adalah bercerita yang berjudul “Surat dari ayah untuk joan.”

Kegiatan awal sama seperti pertemuan sebelumnya hanya apersepsinya yang

berbeda tetapi guru tetap mengulas pelajaran sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

Page 66: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan

langkah- langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran

kontekstual dengan tujuh komponen yaitu:

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

Kegiatan inti dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

2) Konstruktivisme(Construktivism), Apersepsi tanya jawab tentang

kegunaan alat komunikasi surat, kemudian sedikit guru mengulang

pembelajaran kemarin tentang alat komunikasi yang dikenalkan,

kemarin masih ingat tidak dalam ingatan anak-anak, untuk

membangun kembali pengetahuan anak.

3) Bertanya(questioning)Anak menjawab pertanyaan dari guru.Saat

anak mengalami kesulitan dalam menjawab guru dapat

menyebutkan beberapa ciri-ciri benda yang dimaksudMenemukan (

Inkuiri)atau guru dapat menunjukkan gambar alat komunikasi dan

menjelaskan masing-masing kegunaannya.

4) Setelah itu guru dapat memulai kegiatan bercerita Masyarakat

belajar(learning community)yang berjudul “Surat dari ayah untuk

joan”. Guru mencoba manyampaikan dengan cerita secara

sederhana dan anak - anak mengulang lagi dengan ketrampilan

bercerita mereka sendiri.

”Suatu sore Joan duduk manis di depan rumah , tiba-tiba dia

melihat sebuah amplop di atas meja, apa ini ma, Tanya Joan ,

o…itu surat dari Ayah nak, ayo dibuka ibu..ya ya sebentar,

kemudian ibunya membacakan untuk Joan, isi surat tersebut

menanyakan kabar mereka dan keadaan ayah baik-baik saja,

liburan sekolah ayah akan pulang, dengan senang joan melompat

Page 67: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kegirangan …hore Ayah akan pulang, ibu hanya senyum

memandangi Joan.

5) Permodelan(modeling), dan Guru mengulangi kembali cerita

sampai dua kali dan bertanya jawab dengan anak didik tentang

cerita yang baru saja disampaikan. Kemudian anak - anak

mengulangi untuk menggantikan bercerita.

6) Di area bahasa anak-anak bercerita secara bergilir dan guru juga

dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

cerita untuk mengetahui seberapa jauh anak menceritakan

pengalaman dengan benda yang di kenal dan di lihat.dan

memberikan reward yang nyata pula sehingga anak – anak benar-

benar senang. Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

7) Kegiatan ditutup oleh guru dan anak dengan mengulas dan

meyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu

guru mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang.

Setelah berdoa guru menyampaikan pertanyaan kemudian anak –

anak menjawab dan hari ini guru menyediakan stiker senyum,

setelah itu guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam.

Anak-anak bersalaman dengan guru dan pulang dengan tertib.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan ada dua yaitu observasi proses belajar mengajar

dan observasi kemampuan mengungkapkan pendapat anak. Observasi proses

pembelajaran dengan menerapkan ketrampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual pada siklus I sudah dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun. Dengan menggunakan pengamatan atau

dokumentasi berupa foto dan sedikit video. Pada tahap ini guru berkolaborasi

dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar Pedoman Pemantapan Kemampuan

Mengajar (PKM) Progran S1 Transfer PG- PAUD Tahun 2011.

Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang

dilakukan peneliti dalam pembelajaran dengan penggunaan alat yang berbentuk

Page 68: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

media nyata untuk meningkatkan keterampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual pada anak didik kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno

Kabupaten Wonogiri.

Data hasil observasi siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Pertemuan I

1) Kegiatan Anak

a) Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dengan alat nyata dalam kriteria baik,

d) banyak siswa yang mampu bercerita melalui model kontekstual dalam

kriteria cukup, e) banyak siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui

model kontekstual dalam kriteria cukup, f) banyak siswa yang memahami

ketika guru menjelaskan pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

kriteria cukup, g) banyak siswa yang merasa senang saat pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual kriteria sangat baik, h) skor rata-rata

kegiatan anak pada siklus I adalah 2,5 (cukup baik)., pertemuan kedua 3

dan pertemuan ketiga adalah 3,1. Ini menunjukkan bahwa siswa dalam

mengikuti pembelajaran sudah baik dan sesuai yang diharapkan peneliti.

2) Kegiatan Guru

a) Pra Pembelajaran

(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

baik, (2) memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik, (3) skor

rata-rata kegiatan guru pada siklus I adalah 3,5 (baik).

b) Membuka Pembelajaran

(1) Melakukan kegiatan absensi dalam kriteria sangat baik, (2)

menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria baik, (3) rata-rata kegiatan guru pada siklus

I adalah 3,8 (baik).

Page 69: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c) Kegiatan Inti Pembelajaran

(1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria

kurang baik, (2) pendekatan/strategi pembelajaran dalam kriteria

baik, (3) pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam

kriteria baik, (4) pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan anak dalam kriteria sangat baik, (5) penilaian proses

dan hasil dalam kriteria baik, (6) penggunaan Bahasa dalam

kriteria kurang baik, (7) melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan dalam kriteria baik, (8) rata-rata

kegiatan guru pada siklus I adalah 3,83 ( baik). Hal ini

menandakan bahwa guru dalam mengajar sudah baik.

d) Penutup

(1).Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan anak dalam kriteria baik.(2) melaksanakan tindak lanjut

memberikan arahan atau kegiatan dalam krieteria baik, (3). Rata-

rata kegiatan guru pada siklus 1 adalah 3 (baik).

Pertemuan II

1) Kegiatan Anak

a) Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) Banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) Banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, d) Banyak siswa

yang mampu bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria cukup, e)

Banyak siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui model kontekstual

dalam kriteria baik, f) Banyak siswa yang merasa bosan dan tidak fokus

terhadap bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria cukup, g)

Banyak siswa yang memahami ketika guru menjelaskan pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual kriteria cukup, h) Banyak siswa yang

Page 70: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

merasa senang saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

kriteria sangat baik.

2) Kegiatan Guru

a) Pra Pembelajaran

(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

sangat baik, (2) Memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik.

b) Membuka Pembelajaran

(1) Melakukan kegiatan absensi dalam kriteria sangat baik, (2)

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria kurang baik.

c) Kegiatan Inti Pembelajaran

(1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria

kurang baik, (2) Pendekatan/strategi pembelajaran dalam

kriteria baik, (3) Pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran dalam kriteria sangat baik, (4) Pembelajaran yang

memicu dan memelihara keterlibatan anak dalam kriteria

sangat baik, (5) Penilaian proses dan hasil dalam kriteria baik,

(6) Penggunaan Bahasa dalam kriteria kurang baik, (7)

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan dalam kriteria baik.

d) Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan anak

dalam kriteria baik.

Pertemuan III

1) Kegiatan Anak

a) Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) Banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) Banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, d) Banyak siswa yang

mampu bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria cukup, e) Banyak

Page 71: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria

baik, f) Banyak siswa yang merasa bosan dan tidak fokus terhadap

penggunaan media dalam bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria

cukup, g) Banyak siswa yang memahami ketika guru menjelaskan

pembelajaran bercerita melalui model kontekstual kriteria cukup, h) Banyak

siswa yang merasa senang saat pembelajaran bercerita melalui model

kontekstual kriteria sangat baik, i) skor rata-rata kegiatan anak 3 pada

lampiran

2) Kegiatan Guru

a) Pra Pembelajaran

(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

baik, (2) Memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik.

b) Membuka Pembelajaran

(1) Melakukan kegiatan absensi dalam kriteria sangat baik, (2)

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria baik.

c) Kegiatan Inti Pembelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria

kurang baik, (2) Pendekatan/strategi pembelajaran dalam kriteria

baik, (3) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam

kriteria baik, (4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan anak dalam kriteria sangat baik, (5) Penilaian proses

dan hasil dalam kriteria baik, (6) Penggunaan Bahasa dalam

kriteria kurang baik, (7) Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan dalam kriteria baik.

d) Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan anak

dalam kriteria baik.

4. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti dan guru melakukan

analisis terhadap proses pembelajaran dan analisis terhadap kemampuan anak

Page 72: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dalam melaksanakan metode bercerita yang diterapkan dalam upaya

meningkatkan keterampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual.

Analisis dilakukan dengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran

yang telah dilakukan, serta melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi. Analisis

dilakukan dengan berpedoman pada hasil observasi peningkatan keterampilan

bercerita melalui model pembelajaran kontekstual.

Adapun hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan kegiatan bercerita sudah sesuai dengan perencanaan Rencana

Kegiatan Harian ( RKH) yang telah disusun

2) Masih ada beberapa anak yang belum mau memperhatikan penjelasan

guru

3) Terdapat beberapa anak yang belum berani bercerita dengan kata - katanya

sendiri.

4) Anak masih merasa malu-malu dalam bercerita sendiri secara kontekstual.

5) Sudah ada peningkatan keterampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual pada anak, bila dibandingkan ketika sebelum

tindakan.

Hasil penelitian siklus I, peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil

pembelajaran pada masing-masing pertemuan di dapatkan hasil ketuntasan hasil

belajar anak pada siklus I ini masih tergolong kurang karena hanya 68% atau 17

anak yang mendapat nilai tuntas (), maka perlu dilanjutkan kesiklus II.

Berdasarkan nilai observasi unjuk kerja anak kelompok B4 TK Aisyiyah I

baturetno dapat dilihat pada tabel 4.5.

Berdasarkan hasil observasi dan Tabel 4.5 dapat dibuat Tabel distribusi

frekuensi ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno dapat

dilihat pada lampiran 7 ( halaman 108) seperti Tabel4.5:

Page 73: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.5. Tabel Distribusi Frekuensi Ketranpilan bercerita anak kelompok B4 TK

Aisyiyah I Baturetno pada siklus I

No. Interval Frekuensi Nilai tengah fi.xi Prosentase Ket.

(fi) (xi) %

1. 0 - 1,0 3 2,34 7,02 12 tidak tuntas

2. 1,0-2,0 5 2,75 13,75 20 Sedang

3. 2,0-3,0 17 3,21 54,57 68 Tuntas

5. 3,0-4,0 0 3,69 0 0 -

Jumlah 25 75,34 100

Nilai Rata-rata = 75,34 : 25= 3,0

Ketuntasan Klasikal = 17 : 25 x 100% = 68 %

Dari Tabel 4.5 di atas tentang nilai siklus I anak dapat disajikan berupa

grafik ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno pada

kondisi awal seperti gambar 4.5 :

Gambar dari tabel di atas, diketahui bahwa ketrampilan bercerita kelompok

B4 secara klasikal mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 17

anak atau 68% termasuk katergori anak mendapat nilai tuntas, 5 anak atau 20 %

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0 - I,0 1,0-2,0 2,0-3,0 3,0-4,0

3 5

17

0

Tuntas

Sedang

Tidak tuntas

Page 74: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

termasuk kategori ketrampilan bercerita anak sedang, dan 3 anak atau 12%

termasuk kategori tidak tuntas.

Berdasarkan hasil analisis diatas, jika dibandingkan dengan prosentase

mengalami peningkatan yang sangat drastis.Hal ini disebabkan karena jarang

sekali diterapkan metode bercerita dengan model pembelajaran kontekstual,

sehingga saat diterapkan metode bercerita dengan model pembelajaran

kontekstual ini anak-anak sangat antusias.Namun hasil yang dicapai pada siklus I

belum mencapai target maksimal sehingga peneliti dan guru perlu melaksanakan

tindakan siklus berikutnya.Oleh karena itu guru dan peneliti membuat

perencanaan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

b. Tindakan Siklus II

1). Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II didasarkan pada

hasil analisis dan refleksi siklus I. Pada umumnya kemampuan setiap anak sudah

mengalami peningkatan, namun belum memuaskan dan belum sesuai target

penelitian. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, pada hari Rabu 25 April

2012 peneliti dan guru melaksanakan diskusi untuk merencanakan tindakan pada

siklus II yang rencananya akan dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pelaksanaan

pertemuan pertama dimulai pada hari Jum’at 27 April 2012, pertemuan kedua

pada hari Sabtu 28 April 2012, pertemuan ketiga pada hari Senin 30 April 2012.

Selanjutnya peneliti melakukan langkah – langkah berikutnya dengan

berpedoman pada silabus kelompok B di TK Aisyiyah I Baturetno sebagai

berikut:

a) Memilih dan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi, dan

indikator.

b) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

c) Mempersiapkan alat dokumentasi dan media kontekstual yang digunakan

dalam pembelajaran.

d) Mempersiapkan evaluasi pembelajaran.

Page 75: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e) Mempersiapkan lembar pertanyaan untuk wawancara dan lembar penilaian

ketrampilan bercerita.

2). Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai pada hari hari Jum’at 27 April

2012. Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00 sampai 08.30.

Pertemuan pertama adalah kegiatan bercerita dengan tema alat komunikasi di

kerucutkan memilih alat komunikasi menggunakan Handphone, dan guru memilih

dengan judul cerita “Pinjam handphone bu guru” , sebagai alat komunikasi yang

dikenalkan guru sebagai alat komunikasi secara kontekstual, adalah sebagai

berikut :

a). Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan langkah-

langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan tujuh komponen yaitu:

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

2) Kegiatan inti dimulai dengan langkah-langkah diatas.

3) Guru mengkondisikan anak untuk duduk ditempat masing-masing,

sebelum pembelajaran dilakukan.

4) Konstruktivisme(Construktivism) guru memancing pengetahuan untuk

membangun pengetahuan, Setelah mengkondisikan anak untuk duduk di

tempat masing-masing, guru mulai menyampaikan tentang kegiatan yang

akan dilakukan yakni bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan media nyata yang ditemui anak sehari-hari.

Page 76: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5) Bertanya(questioning)Setelah guru memberikan penjelasan, guru mulai

kegiatan dan membuka kegiatan bercerita tersebut. Kemudian anak mulai

bertanya tentang benda yang di bawa buguru.

6) Menemukan (Inkuiri),anak menemukan benda apa ini yang bisa

mengeluarkan suara, Setelah memberikan penjelasan, guru

mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang

artinya memasuki kegiatan inti.

7) Masyarakat belajar(learning community)Peneliti memulai kegiatan dengan

memberi penjelasan pada anak bahwa kegiatan akan difokuskan pada

bercerita serta memancing anak untuk menceritakan pengalaman anak

dengan benda yang di kenalkan bu guru. Guru memberi contoh cerita

dengan judul “Alif meminjam Handphone bu guru”, pada hari jum’at Alif

pulang lebih awal, karena bu guru ada rapat di sekolah dan mama belum

tahu, di samping Alif masih ada bu Cris, kemudian Alif meminjam

Handphone bu Cris untuk memelpon mama agar Alif segera dijemput.

8) Permodelan(modeling), Peneliti mengenalkan terlebih dahulu alat dan

bahan yang digunakan dalam kegiatan bercerita yaitu media nyata di

sekitar anak.

9) Setelah itu peneliti bertanya kepada anak tentang apa nama benda yang di

bawa bu guru tersebut. Anak-anak mencoba untuk berani menjawab

pertanyaan kepada peneliti. Kemudian peneliti menyebutkan nama benda

yang tepat, lalu peneliti bercerita dengan media alat yang di bawa guru

kepada anak yaitu berupa Handphone.

10) Anak-anak antusias dalam mendengarkan peneliti bercerita.Hal ini dapat

dilihat bahwa semua anak diam dan pandangan mata tertuju pada alat yang

di bawa guru. Setelah bercerita peneliti bertanya siapa yang pernah punya

pengalaman yang sama dengan bu guru?, kemudian peneliti meminta anak

untuk mengutarakan pendapatnya tentang cerita yang di berikan guru yang

dilaksanakan selama 30 menit Penilaian sebenarnya( authentic

assessment). Setelah selesai guru memberikan review dan kesimpulan

pada anak.

Page 77: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

11) Kegiatan ditutup oleh guru dan anak dengan mengulas dan meyimpulkan

kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu guru mengkondisikan

anak untuk mulai berdoa sebelum pulang. Setelah berdoa guru

mengucapkan salam dan anak menjawab salam. Anak-anak bersalaman

dengan guru dan pulang dengan tertib.

Pada pertemuan pertama siklus II ini kegiatan bercerita dengan model

pembelajaran kontekstual berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Seperti yang

telah direncanakan sebelumnya kegiatan bercerita dengan model pembelajaran

kontekstual akan menyeting tempat duduk anak yang dibuat bergantian. Hal ini

dilakukan agar anak tidak merasa bosan dan lebih tertarik untuk bercerita.

Pertemuan pertama pada siklus II ini kegiatannya adalah menjawab judul

cerita sesuai dengan alat yang ditunjukan oleh guru sesuai dengan pendapat anak,

menjawab nama-nama tokoh dalam cerita serta mau menceritakan kembali

tentang cerita dengan model pembelajaran kontekstual. Alat yang digunakan

berbeda dengan siklus I yaitu handphone.

Pertemuan kedua siklus II ini kegiatan yang akan dilakukan setelah guru

selesai bercerita adalah menceritakan kembali isi cerita melalui benda kontekstual

dengan kata-katanya sendiri.

b). Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dimulai pada hari

hari Sabtu 28 April 2012. Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari pukul

08.00 sampai 08.30.

Pertemuan kedua adalah kegiatan bercerita yang menggunakan koran

dengan judul cerita “adi melihat gambar di koran bersama dafa” ,sebagai alat

komunikasi yang dikenalkan guru sebagai alat komunikasi secara kontekstual,

adalah sebagai berikut :

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan langkah-

langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual

dengan tujuh komponen yaitu:

Page 78: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

Kegiatan inti dimulai dengan langkah-langkah diatas.

2) Konstruktivisme(Construktivism)Guru mengkondisikan anak untuk duduk

ditempat masing-masing, sebelum pembelajaran dilakukan dan mencoba

berpindah tempat duduk untuki memvariasi kegiatan hari ini

3) Setelah mengkondisikan anak untuk duduk di tempat masing-masing,

guru mulai menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yakni

bercerita melalui model pembelajaran kontekstual dengan media nyata

yang ditemui anak sehari-hari. Dengan Tanya jawab,

Bertanya(questioning)

4) Setelah guru memberikan penjelasan, guru mulai kegiatan dan membuka

kegiatan bercerita tersebut.

5) Setelah memberikan penjelasan, guru mempersilahkan peneliti untuk

melanjutkan kegiatan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti.

Menemukan ( Inkuiri) benda yang di kenalkan bu guru.

6) Peneliti memulai kegiatan dengan memberi penjelasan pada anak bahwa

kegiatan akan difokuskan pada bercerita serta memancing anak untuk

menceritakan pengalaman anak dengan benda yang di kenalkan bu guru.

Masyarakat belajar(learning community).

7) Guru memberi contoh cerita dengan judul “Adi melihat gambar di koran

bersama Dafa”, dalam cerita ini tokohnya dafa dan adi.

Adi suatu pagi melihat gambar – gambar yang ada di Koran di meja ayah,

Adi memanggil Dafa dan mengajaknya melihat gambar di Koran tersebut,

gambar itu adalah seorang anak salah satu taman kanak-kanak

memenangkan lomba karena gambarnya membawa piala.

Page 79: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

8) Permodelan(modeling), Peneliti mengenalkan terlebih dahulu alat dan

bahan yang digunakan dalam kegiatan bercerita yaitu media nyata di

sekitar anak.

9) Setelah itu peneliti bertanya kepada anak tentang apa nama benda yang di

bawa bu guru tersebut. Anak-anak mencoba untuk berani menjawab

pertanyaan kepada peneliti. Kemudian peneliti menyebutkan nama benda

yang tepat, lalu peneliti bercerita dengan media alat yang di bawa guru

kepada anak.

10) Anak-anak antusias dalam mendengarkan peneliti bercerita.Hal ini dapat

dilihat bahwa semua anak diam dan pandangan mata tertuju pada alat yang

di bawa guru. Setelah bercerita peneliti bertanya siapa yang pernah punya

pengalaman yang sama dengan bu guru?,…….., kemudian peneliti

meminta anak untuk bercerita kembali tentang cerita yang di berikan guru.

Setelah selesai guru memberikan review dan kesimpulan pada anak.

11) Kegiatan penutup yaitu: sebelumnya bu guru mengadakan tebak-tebakan

kepada anak-anak yang dapat menjawab pertanyaan anak mendapat stiker

senyum, Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

12) kemudian guru dan anak mengulas dan meyimpulkan kegiatan yang

dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu guru mengkondisikan anak untuk

mulai berdoa sebelum pulang. Setelah berdoa guru mengucapkan salam

dan anak menjawab salam. Anak-anak bersalaman dengan guru dan

pulang dengan tertib.

Pertemuan ketiga siklus II kegiatan yang dilakukan yaitu keterampilan

bercerita anak dalam melanjutkan cerita dengan kata- katanya sendiri dan

kemampuan daya ingat anak dalam mengingat cerita dari guru dengan model

pembelajaran secara kontekstual.

c). Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada

hari hari Senin 30 April 2012. Pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari

pukul 08.00 sampai 08.30.

Page 80: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pertemuan ketiga adalah kegiatan bercerita yang menggunakan majalah

dengan judul cerita “Melihat gambar kecelakaan dari majalah adin bersama

pandu” ,sebagai alat komunikasi yang dikenalkan guru sebagai alat komunikasi

secara kontekstual, adalah sebagai berikut :

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual

diawali dengan berbaris, berdoa, presensi dan apersepsi.

1) Guru memberi penjelasan secara sederhana dan menyampaikan

langkah- langkah ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran

kontekstual dengan tujuh komponen yaitu:

a) Konstruktivisme(Construktivism)

b) Bertanya(questioning)

c) Menemukan ( Inkuiri)

d) Masyarakat belajar( learning community)

e) Permodelan(modeling), dan

f) Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

Kegiatan inti dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

2) Konstruktivisme(Construktivism)Guru mengkondisikan anak untuk

duduk ditempat masing-masing, sebelum pembelajaran dilakukan.

3) Setelah mengkondisikan anak untuk duduk di tempat masing-masing,

guru mulai menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yakni

bercerita melalui model pembelajaran kontekstual dengan media nyata

yang ditemui anak sehari-hari. Bertanya(questioning).

4) Setelah guru memberikan penjelasan, guru mulai kegiatan dan

membuka kegiatan bercerita tersebut. Menemukan ( Inkuiri).

5) Setelah memberikan penjelasan, guru mempersilahkan peneliti untuk

melanjutkan kegiatan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan

inti.

6) Masyarakat belajar(learning community)Peneliti memulai kegiatan

dengan memberi penjelasan pada anak bahwa kegiatan akan

difokuskan pada bercerita serta memancing anak untuk menceritakan

pengalaman anak dengan benda yang di kenalkan bu guru. Guru

Page 81: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

memberi contoh cerita dengan judul “Melihat kecelakaan dari majalah

adin bersama pandu”, pagi ini adin melihat - lihat majalahnya adakah

yang menarik, eh lihat kata pandu ada yang di tabrak mobil karena

bermain sepeda sembarangan, makanya kita harus hati – hati jika

bersepeda di jalan raya kata adin menyela pandu.

7) Permodelan(modeling), Peneliti mengenalkan terlebih dahulu alat dan

bahan yang digunakan dalam kegiatan bercerita yaitu media nyata di

sekitar anak.

8) Setelah itu peneliti bertanya kepada anak tentang apa nama benda yang

di bawa bu guru tersebut. Anak-anak mencoba untuk berani menjawab

pertanyaan kepada peneliti. Kemudian peneliti menyebutkan nama

benda yang tepat, lalu peneliti bercerita dengan media alat yang di

bawa guru kepada anak. Anak-anak antusias dalam mendengarkan

peneliti bercerita.

9) Hal ini dapat dilihat bahwa semua anak diam dan pandangan mata

tertuju pada alat yang di bawa guru. Setelah bercerita peneliti bertanya

siapa yang pernah punya pengalaman yang sama dengan bu guru?,

kemudian peneliti meminta anak untuk menceritakan kembali

kemudian diberi reward,Penilaian sebenarnya( authentic assessment)

tentang cerita yang di berikan guru. Setelah selesai guru memberikan

review dan kesimpulan pada anak.

10) Kegiatan penutup yaitu: guru dan anak mengulas dan meyimpulkan

kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu guru

mengkondisikan anak untuk mulai berdoa sebelum pulang. Setelah

berdoa guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam. Anak-

anak bersalaman dengan guru dan pulang dengan tertib.

3. Observasi

Observasi terhadap proses pembelajran dengan menggunakan metode

bercerita pada siklus II sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan yang disusun.

Anak-anak terlihat antusias kembali mengikutipembelajaran, karena seting tempat

duduk di ubah dan alat lebih menarik.

Page 82: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang

dilakukan peneliti dalam pembelajaran dengan penggunaan alat yang berbentuk

media nyata untuk meningkatkan keterampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual pada anak didik kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno

Kabupaten Wonogiri.

Data hasil observasi siklus II dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Pertemuan I

1). Kegiatan Anak

a). Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dengan alat nyata dalam kriteria baik, d)

banyak siswa yang mampu bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria

cukup, e) banyak siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui model

kontekstual dalam kriteria cukup, f) banyak siswa yang memahami ketika

guru menjelaskan pembelajaran bercerita melalui model kontekstual kriteria

cukup, g) banyak siswa yang merasa senang saat pembelajaran bercerita

melalui model kontekstual kriteria sangat baik, h) skor rata-rata kegiatan anak

pada siklus I adalah 3,2 (cukup baik).

2). Kegiatan Guru

a). Pra Pembelajaran

(1). Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

baik, (2) memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik, (3) skor rata-

rata kegiatan guru pada siklus I adalah 3 (baik).

b). Membuka Pembelajaran

(1). Melakukan kegiatan apersepsi dalam kriteria sangat baik, (2)

menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria baik, (3) rata-rata kegiatan guru pada siklus I

adalah 3,3 (baik).

c). Kegiatan Inti Pembelajaran

Page 83: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria baik,

(2) pendekatan/strategi pembelajaran dalam kriteria baik, (3)

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam kriteria baik,

(4) pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan anak

dalam kriteria sangat baik, (5) penilaian proses dan hasil dalam kriteria

baik, (6) penggunaan Bahasa dalam kriteria baik, (7) melaksanakan

tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan dalam kriteria

baik, (8) rata-rata kegiatan guru pada siklus I adalah 3,5 baik.

d). Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan anak

dalam kriteria baik. Ini menunjukkan bahwa siswa dalam mengikuti

pembelajaran bercerita sudah baik dan sesuai dengan yang diharapkan

peneliti.

Pertemuan II

1). Kegiatan Anak

a) Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) Banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) Banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, d) Banyak siswa

yang mampu bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria cukup, e)

Banyak siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui model kontekstual

dalam kriteria baik, f) Banyak siswa yang merasa bosan dan tidak fokus

terhadap bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, g)

Banyak siswa yang memahami ketika guru menjelaskan pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual kriteria cukup, h) Banyak siswa yang

merasa senang saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

kriteria sangat baik.

2). Kegiatan Guru

a). Pra Pembelajaran

Page 84: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

sangat baik, (2) Memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik.

b). Membuka Pembelajaran

(1) Melakukan kegiatan absensi dalam kriteria sangat baik, (2)

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria kurang baik.

c). Kegiatan Inti Pembelajaran

(1). Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria

kurang baik, (2) Pendekatan/strategi pembelajaran dalam kriteria baik,

(3) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam kriteria

sangat baik, (4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan anak dalam kriteria sangat baik, (5) Penilaian proses dan

hasil dalam kriteria baik, (6) Penggunaan Bahasa dalam kriteria

kurang baik, (7) Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan, atau kegiatan dalam kriteria baik.

d). Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan anak

dalam kriteria baik. Skor rata 3,3 dengan hasil baik.

Pertemuan III

1). Kegiatan Anak

a). Banyak siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, b) Banyak siswa

bersikap antusias saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual

dimulai kriteria baik, c) Banyak siswa yang memperhatikan guru ketika

bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria baik, d) Banyak siswa yang

mampu bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria cukup, e) Banyak

siswa yang kesulitan dalam bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria

baik, f) Banyak siswa yang merasa bosan dan tidak fokus terhadap

penggunaan media dalam bercerita melalui model kontekstual dalam kriteria

baik, g) Banyak siswa yang memahami ketika guru menjelaskan pembelajaran

bercerita melalui model kontekstual kriteria baik, h) Banyak siswa yang

Page 85: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

merasa senang saat pembelajaran bercerita melalui model kontekstual kriteria

sangat baik, i) skor rata-rata 3,5 kegiatan anak baik.

2). Kegiatan Guru

a). Pra Pembelajaran

(1) Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dalam kriteria

baik, (2) Memeriksa kesiapan anak dalam kriteria baik.

b). Membuka Pembelajaran

(1) Melakukan kegiatan absensi dalam kriteria sangat baik, (2)

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dalam kriteria baik.

c). Kegiatan Inti Pembelajaran

(1) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dalam kriteria

kurang baik, (2) Pendekatan/strategi pembelajaran dalam kriteria baik,

(3) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dalam kriteria

baik, (4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

anak dalam kriteria sangat baik, (5) Penilaian proses dan hasil dalam

kriteria baik, (6) Penggunaan Bahasa dalam kriteria kurang baik, (7)

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan

dalam kriteria baik.

d). Penutup

(1) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

anak dalam kriteria baik.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan anak dalam kriteria baik, (2) melaksanakan tindak

lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan dalam kriteria baik,

(3) skor rata-rata kegiatan guru pada pertemuan ketiga siklus II adalah

3,5 (baik).

4. Analisis dan Refleksi

Proses pelaksanaan siklus II berjalan baik sesuai dengan yang telah

direncanakan. Peningkatan kualitas pembelajaran ini terlihat dari tercapainya

indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Antusias dan perhatian anak dalam

mengikuti pembelajaran semakin baik. Meskipun masih ada beberapa anak yang

Page 86: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

masih terlihat kurang dalam mengikuti pelajaran, hal ini disikapi oleh peneliti dan

guru kelas bahwa setiap anak memiliki karakteristik, kemampuan, dan tingkat

perkembangan yang berbeda-beda.

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran berbahasa lisan

menggunakan media gambar pada siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus

sebelumnya. Ini dapat dilihat dari analisis hasil unjuk kerja meningkat dari yang

sebelumnya yaitu siklus I 48% menjadi 68% pada siklus II.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai ketrampilan

bercerita menggunakan model pembelajaran kontekstual di kelompok B4 TK

Aisyiyah I Baturetno. Berdasarkan nilai unjuk kerja siklus II dapat dilihat

penilaian skornya pada lampiran 25( hal. 144 )Hasil ketuntasan pada tabel 4.6.

Berdasarkan distribusi frekuensi ketrampilan bercerita anak kelompok B4

TK Aisyiyah I baturetno , seperti tabel 4.3:

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Ketranpilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah

I Baturetno pada Siklus II .

No. Interval Frekuensi Nilai tengah fi.xi Prosentase Ket.

(fi) (xi) %

1. 0,0-1,0 0 2 0 0 -

2. 1,0-2,0 0 2,34 0 0 Tidak tuntas

3. 2,0-3,0 4 2,75 12,84 16 Sedang

4. 3,0-4,0 21 3,21 77,49 84 Tuntas

Jumlah 25 90,33 100

Nilai Rata-rata = 90,33 : 25= 3,6

Ketuntasan Klasikal = 21 : 25 x 100% = 84 %

Dari tabel 4.6 di atas tentang nilai siklus II secara klasikal mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari data di atas, yaitu sebanyak 21 anak

atau 84% termasuk kategori tuntas, 4 anak atau 16% termasuk kategorisedang,

dan 0% termasuk kemampuan tidak tuntas. Nilai rata- rata ketrampilan bercerita

diperoleh anak 3,6.

Page 87: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka dapat disajikan berupa grafik

ketrampilan bercerita anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno pada kondisi

Siklus II seperti gambar 4.6 :

Gambar 4.4 Grafik ketrampilan bercerita melalui model pembelajaran kontekstual di TK

Aisyiyah I Baturetno.

Berdasarkan analisis hasil observasi pada siklus II hasil unjuk kerja

kegiatan bercerita. Meningkatnya yaitu dilihat dari hasil evaluasi ketiga

pertemuan pada siklus II tersebut adalah 84% anak mendapat nilai tuntas

peningkatan ketrampilan bercerita dikuti peningkatan hasil anak sebanyak 21 anak

kelompok B4 telah memperoleh nilai bulat penuh. Dengan demikian semua aspek

yang dinilai pada indikator kinerja telah mencapai target seperti yang diharapkan.

Dan dari hasil wawancara serta observasi, maka penerapan model pembelajaran

kontekstual untuk meningkatkan ketrampilan bercerita pada siklus II dikatakan

berhasil sehingga tidak perlu ke siklus berikutnya.

Tabel 4.7 Daftar perbandingan ketrampilan bercerita anak kelompok B4

TK Aisyiyah I Baturetno ada dalam Lampiran 26 (Halaman 146), dari kondisi

awal, siklus I, siklus II.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 -1,0 1,0-2,0 2,0-3,0 3,0-4,0

0 0 0

16

84

tuntas

sedang

tidak tuntas

Page 88: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Perbandingan Antara Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

No.

Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Frek % Frek % Frek %

1. 0 -1,0 4 16% 3 12% 0 0

2. 1,0-2,0 9 36% 5 20% 0 0

3. 2,0-3,0 12 48% 17 68% 4 16%

4. 3,0-4,0 0 0 0 0 21 84%

Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Rata-rata 2,8 3,0 3,6

Siswa Belajar Tuntas 48% 68% 84%

Tabel 4.7 Hubungan antara kondisi awal, siklus I dan siklus II

Dari data tabel 4.7 di atas dapat disajikan ke dalam grafik pada gambar 4.7

di bawah ini :

Gambar 4.4. Grafik Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Berdasarkan tabel diatas 4.7 dan tabel 4.4 perbandingan ketrampilan

bercerita dapat dilihat adanya hubungan antar siklus yaitu mengenai ketrampilan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

pra siklus siklus I siklus II

48%

68%

84%

36%

20% 16% 16%

12%

0

Tuntas

sedang

Tidak tuntas

Page 89: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sosial semakin meningkat dari sebelum tindakan .pembelajaran terjadi

peningkatan karena dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran sehingga semakin meningkat dari siklus ke siklus.

hubungan peningkatan ketrampilan sosial anak antar siklus dapat

dibuktikan melalui hasil bulat kosong (o) mengalami penyusutan dari kondisi

awal 4 anak, siklus I mengalami penurunan yaitu 3 anak, dan siklus kedua tidak

ada yang mendapat nilai bulatan kosong (o). anak yang memperoleh nilai () pada

kondisi awal 9 anak, siklus I mengalami penurunan yaitu 5 anak, siklus II yaitu 4

anak. Data anak yang diolah menjadi tabel 4.4 distributif frekuensi dan gambar4.2

diketahui bahwa aktivitas belajar anak masih masih rendah karena hanya 12 anak

dari 25 anak yang ketrampiulan berceritanya tinggi. Sedangkan sebanyak 9 anak

atau 36% dalam kategori sedang dan 4 anak atau 16% dalam kategori berceritanya

rendah/tidak tuntas. Nilai rata-rata ketrampilan bercerita yang diperoleh adalah

2,8.

B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan

1. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Kondisi Awal

Pada kondisi awal, hasil unjuk kerja siswa belum memuaskan yaitu

dari 25 anak yang mendapat nilai tuntas () hanya 6 anak bila

diprosentasikan sekitar 24% dari jumlah keseluruhan.Hasil tersebut belum

sesuai dengan harapan. Data anak yang diolah menjadi tabel 4.4 distributif

frekuensi dan gambar4.2 diketahui bahwa aktivitas belajar anak masih

masih rendah karena hanya 12 anak dari 25 anak yang ketrampiulan

berceritanya tinggi. Sedangkan sebanyak 9 anak atau 36% dalam kategori

sedang dan 4 anak atau 16% dalam kategori berceritanya rendah/tidak

tuntas. Nilai rata-rata ketrampilan bercerita yang diperoleh adalah 2,8.

b. Siklus I

Data anak yang diolah menjadi tabel 4.5 distributif frekuensi dan

gambar 4.3 diketahui bahwa aktivitas belajar anak masih masih rendah

karena hanya 17 anak atau 68% dari 25 anak yang ketrampilan

berceritanya tinggi. Sedangkan sebanyak 5 anak atau 20% dalam kategori

Page 90: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sedang dan 3 anak atau 12% dalam kategori berceritanya rendah/tidak

tuntas. Nilai rata-rata ketrampilan bercerita pada siklus I yang diperoleh

adalah 3,0.

Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu meningkat menjadi 68%

atau sejumlah 17 anak yang mendapat nilai tuntas ().Tetapi hasil ini

belum mencapai prosentase yang ditargetkan, maka penelitian ini masih

berlanjut ke siklus II.

c. Siklus II

Data anak yang diolah menjadi tabel 4.6 distributif frekuensi dan

gambar 4.4 diketahui bahwa aktivitas belajar anak sudah meningkat 21

anak atau 84% dari 25 anak yang ketrampilan berceritanya tinggi.

Sedangkan sebanyak 4 anak atau 16% dalam kategori sedang dan 0 anak

atau 0% dalam kategori berceritanya rendah/tidak tuntas. Nilai rata-rata

ketrampilan bercerita yang diperoleh adalah 3,6.

Pada siklus II terjadi peningkatan yang mencapai 84% yaitu sebanyak

21 anak mendapat nilai tuntas.Hasil ini telah melebihi prosentase yang

ditargetkan yaitu 80% maka penelitian berhenti pada siklus II atau tidak

berlanjut pada siklus III, sedangkan untuk anak yang belum tuntas yaitu

sebanyak 4 anak peneliti memberikan pendekatan secara khusus sesuai

tingkat kemampuanya, apabila belum mengalami kemajuan peneliti

menyerahkan kepada guru kelompok B di TK Aisyiyah I Baturetno.

2. Temuan

Berdasarkan dari penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bercerita melalui model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar berbahasa lisan pada anak kelompok

B4 TK Aisyiyah I Baturetno baik hasil belajar secara afektif.

1. Perkembangan Hasil Bercerita

Perkembangan hasil belajar bahasa anak mengalami perkembangan yaitu

dari keadaan awal sebelum diadakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kontekstual yang mendapat nilai tuntas () hanya 48% dari 25 anak

kelompok B4.Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran menggunakan media

Page 91: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

gambar, anak yang mendapat nilai tuntas sebanyak 68% dari kondisi awal. Pada

siklus II anak mendapat nilai tuntas menjadi 84% atau meningkat sebanyak 16%

dari kondisi awal dan 36% dari siklus I. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar berceritaanak kelompok B4melalui model

pembelajaran kontekstual meningkat.

2. Perkembangan Hasil Belajar Afektif

Dari observasi selama pembelajaran ketrampilan bercerita, diperoleh hasil

belajar afektif anak :

a. Sikap perhatian, minat dan motivasi anak selama pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Anak semakin percaya diri dalam bercerita dan kosa kata anak bertambah.

c. Anak mau menunggu giliran bercerita.

Page 92: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ketrampilan bercerita melalui model

pembelajaran kontekstual pada anak kelompok B4 TK Aisyiyah I Baturetno

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut : melalui penerapan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan ketrampilan bercerita pada anak kelompok B4 TK Aisyiyah I

Baturetno tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari prosentase anak

yang mendapat nilai tuntas () pada kondisi awal sebanyak 24%, siklus I

meningkatkan menjadi 56% dan pada siklus II mencapai 84% dari 25 jumlah anak

secara keseluruhan.

B. Implikasi

Pentingnya ketrampilan bercerita dalam kehidupan sehari-hari dan

rendahnya model pembelajaran yang ada pada anak kelompok B4 di TK Aisyiyah

I Baturetno menjadi dasar penulis mengangkat judul “Peningkatan Ketrampilan

Bercerita melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada Anak kelompok B4

TK Aisyiyah I Baturetno Tahun Pelajaran 2011/2012.”

Menurut Dhieni, dkk (2005: 6.9) menyatakan bahwa kegiatan bercerita di

Taman Kanak-kanak memiliki bentuk-bentuk yang menarik dalam menyampaikan

materi pembelajarannya antara lain: (1) bercerita tanpa alat peraga dan (2)

bercerita dengan alat peraga.Isi ceritanya berhubungan dengan kegiatan anak

sehari-hari.Pelaksanaan penelitian dilakukan 2 siklus, masing-masing siklus

terdiri dari 3 pertemuan.

Berdasarkan hasil penelitian menunujukkan bahwa pembelajaran dengan

model pembelajaran kontekstual pada anak kelompok B4 TK Aisyiyah I

Baturetno, berdasarkan hasil tersebut maka dapat dibuat implikasi sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan penggunaan model kontekstual dapat meningkatkan

ketrampilan bercerita karena dalam kegiatan bercerita, anak dapat

mengungkapkan cerita melalui mendengarkan cerita guru. Dan cerita yang

Page 93: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

disediakan guru adalah cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari anak.

b. Penerapan model kontekstual dalam bercerita juga dapat meningkatkan

kepercayaan diri anak dalam bercerita. Untuk mengetahui perkembangan

berbahasa anak, maka dilakukan kegiatan unjuk kerja dengan meminta

anak untuk bercerita dan kegiatan tanya jawab untuk memahami apakah

anak memahami cerita yang dicontohkan kemudian di lakukan sendiri

dengan benda nyata sekitar anak.

c. Adapun aktivitas yang dapat dilihat atau diobservasi selama pembelajaran

berceritan adalah anak menjadi lebih aktif dan percaya diri pada saat

kegiatan bercerita dan tanya jawab.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Taman Kanak-kanak

Kepala Taman Kanak-kanak selalu mengupayakan pendidikan yang terbaik untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Selain memotivasi, sebaiknya guru diberikan

kelengkapan media pembelajaran beserta cara penggunaannya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran bercerita anak dengan menggunakan metode

dan alat yang lebih bervariasi.

2. Kepada Guru

a. Mengingat model pembelajaran kontekstualdapat meningkatkan

keterampilan bercerita anak, sebaiknya guru menerapkan model /

metode ini. Agar kemampuan bercerita anak semakin meningkat.

b. Guru sebaiknya meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat

pembelajaran yang disediakan, agar pembelajaran berceritatidak

terkesan monoton.

c. Guru dapat memberikan variasi alat peraga dalam pembelajaran

bercerita dengan kontekstual, supaya anak tidak merasa bosan dan

lebih semangat dalam belajar.

Page 94: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Kepada Peneliti Berikutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang serupa,tetapi

dengan materi dan pendekatan yang berbeda untuk mendapatkan temuan

yang lebih baik lagi.

Page 95: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta

Bachri.B.S. 2005.Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-kanak

Tehnik dan Prosedurnya. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Tenaga

Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Barton.B. Storytelling, The Cornerstone for Early Vocabulary Learning

Storybook., International Journal of Educational Administration and

Development, diperoleh pada 16/08/2012 (http : www.

californiakindergartenassociation .org/wpcontent/uploads/pdf:

Cecep.ER.2002.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Buku

pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas.2003.Undang-undang Guru dan Dosen serta Undang-undang Sikdinas

Nomor 20. Bandung : Penerbit Citra Umbara.

Dhieni, dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka

Patricia, M.2001.Contextual teaching and learning: An the school and Society

Chicago.International Journal of Reseach, diperoleh (16/08/2012), dari

( http:// www. nccte.contextual.org.pdf.

FKIP UNS. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi UNS. Surakarta: Fakultas Keguruan

dan ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Page 96: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Hadisetyo nugroho .2010.Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan dengan

Metode Bercerita.Universitas PGRI Yogyakarta

Moleong.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Masitoh, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rita Eka Izzaty.2005. Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK.

Jakarta : Depdiknas.

Suwandi.2008.Modul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya

Ilmiah.Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Aisyah, dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia

Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Slametto. 2003. Belajar dan Faktor–faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta:

Rineka Cipta

Soehardjo.2001.StatistikTerapan korelasi dan degresi.Surakarta : Departemen

pendidikan Nasional Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Sugiyanto.2009.Model-model Pembelajaran Inovatif.Surakarta: Panitia Sertifikasi

Guru (PSG) Rayon 13.

Suryanto.2002. Penggunaan Masalah Kontekstual Dalam Pembelajaran

Matematika.Pidato Pengukuhan Guru Besar. Yogyakarta: UNY

Page 97: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Musfiroh. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan

Perguruan Tinggi

Aini, Qurrota.2008. Penerapan CTL untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan

prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tangkilsari I Kecamatan Tajinan

Kabupaten Malang, Universitas Negeri Malang

Page 98: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Page 99: X8110021 - digilib.uns.ac.id...tk aisyiyah i fitri yuniati commit to user peningkatan keterampilan bercerita melalui ... pada anak kelompok b semester ii baturetno skripsi oleh : x8110021

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81