wwww

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey klinis menunjukkan bahwa trauma pada gigi adalah masalah yang umum terjadi pada anak dan orang dewasa. Avulsi merupakan kondisi lepasnya gigi dari soket alveolar akibat adanya cedera gigi. Dalam klasifikasi Ellis dan Davey avulsi gigi termasuk dalam klasifikasi trauma kelas lima. Secara klinis dan foto ronsen, gigi tidak ada di dalam soket. Tulang alveolar, sementum, ligament periodontal, gingiva, dan pulpa , akan mengalami kerusakan pada saat gigi secara total keluar dari socketnya. 1,2,3 Gigi yang avulsi perlu cepat ditangani karena secara psikologis dapat menyebabkan anak menjadi malu dan tidak mau sekolah serta timbulnya perasaan khawatir pada orangtua mengenai gigi anak, oleh karenanya perawatan

description

erere

Transcript of wwww

Page 1: wwww

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Survey klinis menunjukkan bahwa trauma pada gigi adalah masalah yang

umum terjadi pada anak dan orang dewasa. Avulsi merupakan kondisi lepasnya gigi

dari soket alveolar akibat adanya cedera gigi. Dalam klasifikasi Ellis dan Davey

avulsi gigi termasuk dalam klasifikasi trauma kelas lima. Secara klinis dan foto

ronsen, gigi tidak ada di dalam soket. Tulang alveolar, sementum, ligament

periodontal, gingiva, dan pulpa , akan mengalami kerusakan pada saat gigi secara

total keluar dari socketnya.1,2,3

Gigi yang avulsi perlu cepat ditangani karena secara psikologis dapat

menyebabkan anak menjadi malu dan tidak mau sekolah serta timbulnya perasaan

khawatir pada orangtua mengenai gigi anak, oleh karenanya perawatan pendahuluan

seperti replantasi yaitu penempatan kembali seluruh gigi yang mengalami avulsi ke

dalam soket gigi sangatlah penting.4

Keberhasilan replantasi sangat berhubungan dengan lamanya waktu gigi di

luar mulut dan kondisi ekstraoral sebelum replantasi. Oleh karena itu, replantasi harus

segera dilakukan pada saat cedera terjadi dengan tujuan untuk meminimalkan waktu

ekstraoral. Apabila replantasi yang tidak segera dapat dilakukan, gigi tersebut dapat

disimpan di dalam media penyimpanan sampai direplantasi.3

Page 2: wwww

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Avulsi?

2. Apa saja etiologi Avulsi?

3. Bagaimana epidemiologi gigi avulsi?

4. Bagaimana pertolongan pertama pada gigi avulsi?

5. Bagaimana pemeriksaan klinis dan penunjangnya?

6. Bagaimana prosedur replantasi?

7. Apa saja medikamentosa yang diberikan?

8. Apa saja instruksi yang diberikan kepada pasien?

9. Bagaimana prognosis avulsi?

10. Kenapa gigi masih tetap utuh pada saat gigi avulsi?

11. Bagaimana keadaan ligamen periodontal pada saat gigi avulsi?

Page 3: wwww

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Avulsi

Avulsi didefinisikan sebagai keluarnya seluruh gigi dari soket akibat trauma.

Secara klinik dan foto ronsen, gigi tidak ada di dalam soket.5

2.2 Etiologi Avulsi

Penyebab gigi avulsi adalah (1) kecelakaan lalu lintas; (2) perkelahian; (3)

jatuh; (4) kecelakaan olahraga; (5) kerusakan jaringan periodontal; dan (6) penyakit

sistemik, seperti diabetes mellitus.5

2.3 Epidemiologi

Berdasarkan beberapa penelitian prevalensi avulsi yaitu 0,5-16% dari kasus

trauma injuri terutama pada anak usia 7-9 tahun, karena daya tahan tulang alveolar

masih kurang. Lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dan sering terjadi pada

gigi insisif sentral gigi permanen. Pada kasus gigi permanen terjadi 1%-16%

sedangkan pada gigi sulung terjadi 7%-13%.6,7

Page 4: wwww

2.4 Penanganan pertama pada avulsi

Penangan pertama yang dilakukan pada gigi avulsi yaitu:2,3

1. Bilas gigi dengan air keran yang mengalir, jangan pegang bagian akar saat mencuci

tapi pegang pada bagian mahkota gigi secara hati-hati untuk menjaga vitalitas sel-sel

permukaan akar.

2. Jangan mengelap gigi

3. Kembalikan gigi ke dalam soket dengan tekanan jariringan, apabila pasien tidak

bias mengembalikan giginya sendiri ke dalam soketnya gigi dapat disimpan ke dalam

media penyimpanan (saliva, larutan salin, susu)

4. Letakkan sesuatu yang lembut di bagian oklusal/insisal gigi supaya gigi tetap pada

soketnya

Segera pergi ke dokter gigi

Kerusakan pada daerah ligament periodontal ketika terjadinya injuri dapat

dihindari atau dapat diminimalkan. Salah satu faktor yang penting untuk memastikan

keberhasilan replantasi adalah cepat atau tidaknya gigi dilakukan replantasi. Sangat

penting untuk mencegah kekeringan, yang dapat mengurangi morfologi dan fisiologis

normal dari sel ligament periodontal. Secepat mungkin lakukan replantasi di tempat

kejadian apabila gigi dalam keadaan bersih tanpa ada kerusakan pada bagian akar dan

segera dibawa ke tempat praktek dokter gigi. Jika ragu atau takut melakukan

replantasi, gigi sebaiknya disimpan di dalam media penyimpanan hingga pasien ke

tempat praktek dokter gigi untuk dilakukannya replantasi.8

Page 5: wwww

Media Penyimpanan

Pada saat keadaan darurat dimana orangtua atau orang sekitar tidak dapat

mengembalikan gigi avulsi ke dalam soket sendiri, maka gigi harus disimpan dalam

larutan fisiologis sampai mendapat pertolongan langsung dari dokter. Larutan

fisiologis tersebut antara lain: 1,9,10

1. Saliva.

Gigi yang direndam dalam saliva sebaiknya hanya selama 30 menit. Ini

dikarenakan bila lebih dari waktu tersebut maka akan merusak sel ligamen

periodontal. Bahkan ada jurnal yang menyebutkan bahwa kondisi sel ligamen

periodontal dalam keadaan yang sama buruknya bila terpapar udara.

2. Saline

Dapat menjadi media perendaman gigi yang lepas karena tekanan

osmolalitas sesuai untuk sel ligamen periodontal tetapi tidak baik bila gigi

direndam lebih dari 2 jam, karena dapat merusak sel ligamen periodontal.

3. Susu

Susu sangat bagus dijadikan larutan fisiologis karena tidak mungkin

terdapat bakteri dimana susu sudah melewati proses pasteurisasi dan mengandung

nutrisi untuk sel ligamen periodontal. Sebaiknya tidak digunakan lebih dari 6 jam.

4. Air kelapa

Page 6: wwww

Dapat dijadikan media penyimpanan gigi yang avulsi karena

mengandung kalium, kalsium, magnesium, natrium, klorida, dan fosfat.

5. Hank’s Balances Salt Solution (HBSS)

Hank’s balances salt solution merupakan sebuah larutan salin standar yang

digunakan dalam penelitian biomedical untuk mendukung pertumbuhan sel.

Larutan ini tidak toksik, biokompatibel untuk sel ligament periodontal dengan pH

7.2 dan osmolitas 320 mosm/kg. HBSS mengandung glukosa, kalsium, dan

magnesium yang dapat mempertahankan dan membentuk kembali komponen sel

ligament periodontal.

6. Propolis

Ozan et al melaporkan, propolis sebagai media penyimpanan untuk

menjaga agar ligament periodontal pada gigi avulsi tidak nekrosis karena propolis

mengantuk anti-mikroba. Sehingga selain menjaga ligament periodontal, juga

dapat menjadi anti-mikroba, anti-inflamasi, dan anti-oksidan.

2.5 Pemeriksaan klinis dan penunjang

1. Anamnesa

Dalam melakukan anamnesa terhadap pasien yang mengalami traumatic

injuri, pertama kali yang harus diketahui adalah waktu, dan bagaimana terjadinya

injuri tersebut. Apabila traumatik injuri menyebabkan gigi avulsi, tanyakan pada

orang tua pasien atau kepada pasien bagaimana ia menangani gigi yang terlepas itu

agar kita dapat menentukan prognosis. Perhatikan pula apakah pasie saat datang ke

Page 7: wwww

klinik dalam keadaan sadar atau tidak. Pastikan seluruh data meliputi nama, usia,

beserta alamat dan menentukan detail kejadian serta perawatan yang diberikan.4

2. Pemeriksaan klinis3,4

a. Ekstra oral

Inspeksi dan catat keseluruhan injuri, dan laserasi pada bagian wajah.

Palpasi pada bagian mandibular, zigomatikus, TMJ, dan regiomastoideus

untuk melihat ada tidaknya pembengkakan, kliking, krepitasi, dan fraktur.

b. Intra Oral

Inspeksi laserasi pada mukosa, bibir, gingiva dan lidah harus ddiperiksa

apakah terdapat benda asing

Palpasi alveolus untuk mendeteksi terjadinya fraktur alveolus

Cek oklusi pasien

Periksa juga gigi yang berdekatan dengan gigi yang mengalami avulsi dan

gigi atagonis harus diperiksa apakah ikut terlibat masing-masing yang juga

harus dilihat apakah ada fraktur maupun dislokasi.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan rontgen dapat dilakukan dengan pengambilan foto panoramic,

periapikal, bite wing atau oklusal. Jika dicurigai adanya fraktur rahang, diperlukan

radgraf yang lain, seperti lateral oblik, lateral skull, dan antero posterior skull.7

2.6 Prosedur Replantasi

a. Indikasi dan kontraindikasi replantasi

Page 8: wwww

Indikasi:12

Tidak ada penyakit periodontal

Waktu lamanya gigi avulsi tidak lebih dari 2 jam karena mempengaruhi

prognosis

Kontraindikasi:12

1. Gigi sulung

2. Adanya fraktur akar

b. Syarat-syarat replantasi:4,7

1. Gigi yang avulsi sebaiknya sehat dan tidak terdapat karies yang luas.

2. Tulang alveolar harus tetap utuh agar dapat menahan gigi,tidak ada fraktur

atau penyakit periodontal.

3. Gigi yang avulsi sebaiknya berada pada posisi yang baik dalam lengkungnya

tanpa kelainan ortodonsi

4. Ligamen periodontal tidak tergores

c. Teknik-teknik Replantasi dibagi menjadi 3, yaitu:11

1. Autoplastik

Gigi dengan foramen apikal > 1,3 mm, vitalitas pulpa & desmodon (daya

tahan menerima tekanan) masih dapat dipertahankan.

2. Auto-alloplastik

Page 9: wwww

Gigi dengan foramen apikal <1,3 mm, dengan akar yang telah menutup

sempurna. Supaya tidak perlu dilakukan perawatan endodontik dikemudian

hari sehingga waktu terapi dipersingkat.

3. Alloplastik

Gigi avulsi dengan pulpa & desmodon yang tidak vital perlu endodontik.

Endodontik dapat dilakukan pada saat yang bersamaan saat dilakukannya

replantasi atau 1-2 minggu setelah replantasi.

d. Penatalaksanaan replantasi:13

1. Lakukan anestesi local

2. Bilas gigi perlahan-lahan dengan NaCl fisiologis menggunakan syringe

3. Soket diirigasi menggunakan NaCl fisiologis

4. Letakkan gigi perlahan-lahan dengan tekanan jari

5. Apabila fragmen tulang alveolar menghalangi replantasi maka lepaskan

kembali gigi dan tempatkan pada NaCl fisiologis. Kembalikan tulang pada

posisinya dan ulangi kembali replantasi.

6. Pembuatan foto rontgen dilakukan untuk memeriksa apakah posisi sudah

benar.

7. Stabilisasi gigi dengan menggunakan splint.

8. Berikan antibiotika selama 4-5 hari.

9. Berikan profilaksis tetanus bla gigi yang avulsi telah berkontak dengan

sesuatu.

10. Lepaskan splint setelah 1-2 minggu

Page 10: wwww

11. Perawatan saluran akar dipertimbangkan bila tampaknya ada kelainan pada

pulpa

2.7 Medikamentosa

Antibiotik sistemik diberikan pada saat replantasi dan sebelum perawatan

endodontik untuk mencegah terjadinya invasi bakteri pada pulpa nekrosis yang dapat

menyebabkan inflamasi. Tetrasiklin dapat dipilih karena mampu mengurangi

terjadinya resorbsi akar. Apabila pasien tidak sensitif terhadap golongan tetrasiklin,

berikan Doksisiklin 2x sehari selama 7 hari dengan dosis yang disesuaikan dengan

umur dan berat badan pasien atau Penisilin V 1000mg atau 500mg 4x sehari selama 7

hari, diberikan dari kunjungan pertama dan berlanjut hingga splin dilepas setelah 7-10

hari. Bakteri di sulkus sebaiknya dikontrol selama masa penyembuhan dengan

menjada kebersihan mulut pasien, dianjurkan menggunakan obat kumur klorheksidin

selama 7-10 hari.8

2.8 Intruksi kepada pasien7

1. Pasien dianjurkan menghindari gigitan pada gigi yang di splin

2. Konsumsi makanan yang lunak

3. Menjaga oral hygiene dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur

klorhexidin selama pemakaian splint

4. Pasien harus menghindari kumur-kumur, meludah, selama 24 jam setelah

replantasi

Page 11: wwww

5. Setelah 24 jam pemakaian splint pasien harus berkumur-kumur dengan air garam

hangat tidap dua jam untuk mencegah pembengkakan pada jaringan di sekitar gigi

dengan tujuan melancarkan vaskularisasi.

2.9 Prognosis

Replantasi yang dilakukan sesudah 2 jam akan lebih memungkinkan terjadi

resopsi akar dikemudian hari. Karena, itu makin cepat gigi dikembalikan ke dalam

soket makin baik prongnosisnya. Prognosis baik bila perawatan dilakukan kurang 20

menit, dan prognosis buruk apabila lepasnya gigi sudah lebih dari 60 menit.6,7

2.10 Gigi tetap utuh saat avulsi

Pada usia 7-10 tahun, akar pada gigi permanen belum sepenuhnya matur,

struktur jaringan periodontal masih longgar dan hubungan akar dengan tulang

alveolar masih lemah, serta tulang alveolar relatif lunak, sehingga apabila terjadi

trauma yang cukup keras pada gigi bisa menyebabkan avulsi. Berbeda dengan orang

dewasa yang memiliki akar yang sudah matur, jaringan periodontal yang kuat, serta

tulang alveolar yang kuat sehingga lebih cenderung mengalami fraktur gigi daripada

avulsi.14

2.11 Keadaan ligament periodontal saat gigi avulsi

Page 12: wwww

Ketika gigi mengalami avulsi, perlekatan rusak dan nekrosis pulpa dapat

terjadi. Gigi yang terlepas dari soket secara tiba-tiba akan merobek ligament

periodontal dan banyak meninggalkan ligamen periodontal di sepanjang akar. Pada

saat itu pula terjadi kerusakan sementum lokal. Akan terjadi inflamasi yang

distimulasi oleh jaringan yang rusak. Penyembuhan dengan sementum baru terjadi

setelah fase inflamasi berakhir.8

Page 13: wwww

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Avulsi didefinisikan sebagai keluarnya seluruh gigi dari soket akibat trauma.

Penyebab gigi avulsi yaitu kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh, kecelakaan

olahraga, kerusakan jaringan periodontal, dan penyakit sistemik. Lebih banyak terjadi

pada pria daripada wanita, dan sering terjadi pada gigi insisif sentral gigi permanen.

Gigi yang mengalami avulsi lebih baik direndam dalam larutan saline dan air

susu dan jangan memegang bagian akar yang dapat menyebabkan kerusakan atau

nekrotik jaringan periodontal sehingga dapat mempengaruhi hasil perawatan.

Perawatan pada gigi avulsi meliputi replantasi dan splinting. Perawtawn

endodontic merupakan perawatan lanjutan setelah dilakukan perawan replantasi dan

splinting.

Kerbehasilan perawatan dari gigi yang avulsi dipengaruhi oleh berapa lama

terjadinyanya, tempat kejadian, tindakan yang dilakukan pertama kali ketika terjadi

gigi avulsi dan bagaimana cara penanganan gigi avulsi tersebut.

3.2 Saran

Diperlukan kerjasama yang baik oleh setiap individu dalam kelompok agar

tugas-tugas dapat diselesaikan tepat waktu.