Wrap Up Ruam Merah

23
RUAM MERAH SELURUH TUBUH Seorang ibu membawa anak perempuan usia 3 tahun ke RS dengan keluhan keluar ruam merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam di sertai batuk, pilek, mata merah, nyeri menelan, muntah, nafsu makan menurun dan buang air besar lembek 2-3x/hari. Pemeriksaan fisik di temukan keadaan umum pasien tampak lemah, kesadaran composmentis, takikardia, dan suhu 38,5°C. Di temukan ruam makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, badan dan ekskremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium di dapat leukopenia. Dokter mendiagnosis pasien menderita campak dan menyarankan untuk di rawat inap di RS. 1

Transcript of Wrap Up Ruam Merah

Page 1: Wrap Up Ruam Merah

RUAM MERAH SELURUH TUBUH

Seorang ibu membawa anak perempuan usia 3 tahun ke RS dengan keluhan keluar ruam

merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam di sertai batuk,

pilek, mata merah, nyeri menelan, muntah, nafsu makan menurun dan buang air besar lembek

2-3x/hari. Pemeriksaan fisik di temukan keadaan umum pasien tampak lemah, kesadaran

composmentis, takikardia, dan suhu 38,5°C. Di temukan ruam makulopapular di belakang

telinga, wajah, leher, badan dan ekskremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Hasil laboratorium di dapat leukopenia. Dokter mendiagnosis pasien menderita campak dan

menyarankan untuk di rawat inap di RS.

1

Page 2: Wrap Up Ruam Merah

SASARAN BELAJAR

LI.1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Virus Morbili

LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan definisi Virus Morbili

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Morfologi Virus Morbili

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Virus Morbili

LO.1.4 Memahami dan Menjelaskan Replikasi Virus Morbili

LI.2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Campak

LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Campak

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Campak

LO.2.3 Memahami dan menjelaskan Epidemiologi Campak

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Campak

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi dan patogenesa Campak

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Campak

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Campak

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Campak

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Campak

LO.2.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Campak

LO.2.11 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan diagnosis banding

2

Page 3: Wrap Up Ruam Merah

PEMBAHASAN

LI.1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Virus Morbili

LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan definisi Virus Morbili

Morbili adalah virus yang mengakibatkan penyakit anak menular yang lazim

biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak

ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak

vol 2, Nelson, EGC, 2000)

Morbili adalah suatu virus yang menyebabkan penyakit infeksi virus akut,

menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan

stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan

pasien. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. (Arif mansjoer,

2000)

Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu

penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus yang pada

umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui

percikan liur (droplet) yang terhirup.

LO.1.2. Memahami dan menjelaskan morfologi morbili

Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus lain anggota famili

paramyxoviridae. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang

dikelilingi oleh selubung virus(peplos) yang penuh dengan tonjolan-tonjolan serta

mudah sekali rusak karena pengaruh penyimpanan,pembekuan dan pencairan atau

pengolahan. Sifat infeksius virus campak ditunjukkan dengan tingginya sensitivitas

dan aktivitas hemolitiknya (Handayani, 2005).

1. Bentuk virus

Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk bulat dengan tepi

yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri

dari lemak dan protein Didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri

dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur helix

3

Page 4: Wrap Up Ruam Merah

nukleo protein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek,

suatu protein yang berada diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

2. Ketahanan virus

Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi,

apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur

kamar ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 370c waktu paruh

umurnya 2 jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia bertahan

dalam keadaan dingun. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -700c selama

5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama

5 bulan apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu

bila tanpa media protein. Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh

sinar ultraviolet. Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk

mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter

selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01%

betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat

infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh.

Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan

antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.

4

Page 5: Wrap Up Ruam Merah

LO. 1.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Virus Morbili

Virus morbili berasal dari famili Paramyxoviridae. Famili ini sendiri pecah

menjadi 2 subfamili dan 6 genus.

Diantaranya patogen pada manusia.

a. Paramyxoviridae

– Respirovirus

– Rubelavirus

b. Pneumoviridae

– Morbilivirus

– Pneumovirus

– Metapneumovirus

– Henipavirus

LO.1.4 Memahami dan Menjelaskan Replikasi Virus Morbili

Replikasinya terjadi di sitoplasma dari sel inang dan budding melalui

membran plasma. Virus rubella mengalami replikasi di dalam sel inang. Siklus

replikasi yang umum terjadi dalam proses yang bertingkat terdiri dari tahapan:

1) Perlekatan

2) Pemasukan (penetrasi)

3) Uncoating

4) Biosintesis

5) Pematangan dan pelepasan

Meskipun ini merupakan siklus yang umum, tetapi akan terjadi beberapa

ragam siklus dan bergantung pada jenis asam nukleat virus. Tahap perlekatan terjadi

ketika permukaan virion atau partikel virus terikat di penerima (reseptor) sel inang.

Perlekatan reversible virion dalam beberapa hal, agar harus terjadi infeksi, dan

pengasukan virus ke dalam sel inang. Proses ini melibatkan beberapa mekanisme,

yaitu:

1) Penggabungan envelope virus dengan membrane sel inang (host)

2) Pemasukan langsung ke dalam membrane

5

Page 6: Wrap Up Ruam Merah

3) Interaksi dengan tempat penerima membrane sel

4) Viropexis atau fagositosis.

Setelah memasuki sel inang, asam nukleat virus harus sudah terlepas dari

pembungkusnya, (uncoating) atau terlepas dari kapsulnya. Proses uncoating ini terjadi

di permukaan sel dalam virus. Secara umum, ini merupakan proses enzimatis yang

menggunakan prakeberadaan (pre-existing) enzim lisosomal atau melibatkan

pembentukan enzim yang baru. Setelah proses uncoating, maka biosintesis asam

nukleat dan beberapa protein virus merupakan hal yang sangat penting. Sintesis virus

terjadi baik di dalam inti maupun di dalam sitoplasma sel inang, bergantung dari jenis

asam nukleat virus dan kelompok virus. Pada virus RNA, seperti virus rubella,

sintesis ini terjadi di dalam sitoplasma, sedangkan pada kebanyakan virus DNA, asam

nukleat virus bereplikasi di inti sel inang sedangkan protein virus mengalami replikasi

pada sitoplasma. Tahap terakhir replikasi virus yaitu proses pematangan partikel

virus. Partikel yang telah matang ini kemudian dilepaskan dengan bertunas melalui

membrane sel atau melalui lisis sel. Replikasi siklus virus di host Replikasi

paramyxovirus sangat mirip dengan virus lain dalam kelompok ini. Strategi

keseluruhan paramyxovirus sangat mirip dengan influenza. Namun, semua tindakan

dalam replikasi paramyxovirus terjadi di sitoplasma. Replikasi siklus virus campak,

virus dalam keluarga Paramyxoviridae virus menempel pada permukaan sel host dan

amplop sekering ke membran plasma. Nukleo kapsid dilepaskan ke dalam sel dan

digunakan sebagai template genom. Negatif-sense RNA ditranskripsi menjadi RNA

messenger individu dan positif-akal kerangka RNA, yang digunakan untuk membuat

lebih negatif-senseRNA. Majelis terjadi dan tunas baru virus dari membran sel dan

mendapatkan amplop. Untuk paramyxoviruses, mereka memiliki kemampuan untuk

menyebabkan sel-sel fusi, menciptakan sel-sel berinti besar yang disebut syncytia.

Akumulasi siklus replikasi virion in vitro sensitif terhadap amantadine, sebuah obat

anti-virus. Host virus dapat menginfeksi inang invertebrata berbagai termasuk

manusia, anjing, anjing laut, lumba-lumba dan porpoise, burung, dan ternak.

6

Page 7: Wrap Up Ruam Merah

LI.2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Campak

LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Campak

Campak adalah penyakit virus sangat menular yang ditandai dengan ruam,

demam, batuk, pilek dan konjungtivitis. Infeksi campak dapat menyebabkan

komplikasi serius, termasuk subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), penyakit

merusak otak yang selalu menyebabkan kematian. Anak-anak dan orang dewasa dapat

dilindungi dari campak melalui imunisasi.

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Campak

Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Morbili menduduki

tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat ke-

5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).

Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang.

Di Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama. Di masa lampau morbili

dianggap sebagai suatu hal yang harus di alami setiap anak, sehingga anak yang

terkena campak tidak perlu diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit morbili

dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar. Ada anggapan bahwa ruam yang keluar

banyak semakin baik. Bahkan ada usaha dari masyarakat  untuk mempercepat

keluarnya ruam. Ada kepercayaan bahwa penyakit morbili akan berbahaya bila ruam

tidak keluar pada kulit sebab ruam akan muncul didalam rongga tubuh lain seperti

didalam tenggorokan, paru, perut, atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan sesak

nafas atau diare yang dapat menyebabkan kematian.

 Secara biologik, morbili mempunyai sifat adanya ruam yang jelas,  tidak

diperlukan hewan perantara,  tidak ada penularan melalui serangga (vektor), adanya

musiman dengan periode bebas penyakit, tidak ada penularan virus secara tetap,

hanya memiliki satu serotipe virus dan adanya vaksin campak yang efektif.

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Campak

Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, famili

paramyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH asam,

ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka.

7

Page 8: Wrap Up Ruam Merah

Virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa

prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularan adalah

dengan droplet dan kontak langsung dengan penderita.Yang patut diwaspadai,

penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau

semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi

pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.

Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0°C dan

selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati.

Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60%

selama 3-5 hari. Virus ini mudah hancur dengan sinar ultraviolet.

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Campak

Gejala klinis yang sering timbul adalah demam, malaise, batuk, fotofobia,

konjungtivitis, dan koriza atau disebut juga 3C (coryza, cought, counjutivity).

Gejala khas (patognomonik) adalah timbulnya bercak koplik menjelang akhir

stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem. Bercak koplik berwarna

putih kelabu, sebesar ujung jarum, dikelilingi oleh eritema, dan berlokalisasi

dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Ruam eritematosa yang

berbentuk makula papula disertai meningkatnya suhu badan. Ruam mula-mula

timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan

bagian belakang bawah. Dapat terjadi perdarahan ringan, rasa gatal, dan muka

bengkak. Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening mandibula dan leher

bagian belakang, splenomegali, diare, dan muntah. Variasi lain adalah black

measles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung, dan

traktus digestivus.

Gejala penyakit campak dikategorikan dalam tiga stadium, dengan masa

inkubasi sekitar 10-12 hari.

1) Stadium masa prodromal : demam ringan sampai sedang batuk makin berat,

coryza, nyeri menelan, faring merah dan konjungtivitas. Biasanya koplik spot

(di mukosa pipi) muncul 2-4 hari setelahnya

2) Stadium erupsi : demam tinggi, ruam mukopapular (5-6 hari) dari belakang

telinga, lalu ke leher, muka, tubuh dan ekstremitas.

3) Stadium konvalsens : 3 hari ruam mulai menghilang, kehitaman dan

mengelupas. Hilang ruam sekitar 1-2 minggu.

8

Page 9: Wrap Up Ruam Merah

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi dan patogenesa Campak

Morbili virus masuk kedalam tubuh hospes melalui droplet dan menyerang sel

inangnya dengan menempel pada reseptor spesifik di permukaan sel inang. Lalu virus

bereplikasi dibagian sitoplasma sel inang dan memperbanyak diri dan akhirnya

matang, lalu virus yang sudah matang ini akan merusak sel inangnya untuk keluar dari

dalam sel dan mulai menginfeksi sel lainnya yang ada di tubuh hospes. Pada saat

banyak sel yang di infeksi virus, maka akan terjadi eksudat yang serius. Karena ada

eksudat, maka sistem imun kita bekerja dengan adanya reaksi inflamasi yaitu demam

(suhu meningkat). Lalu virus ini akan menyebar ke berbagai organ melalui hematogen

(aliran darah). Jika mengenai saluran cerna maka akan menyebabkan diare karena ada

bercak koplik, nafsu makan menurun, dan nutrisi kurang dari kebutuhan. Jika

mengenai saluran napas, bisa menyebabkan pilek dan batuk. Jika mengenai

konjungtiva radang bisa menyebabkan konjungtivitis. Jika virus menyebar di kulit dan

sekitar sebasea dan folikel rambut akan membentuk makulapapular di kulit.

Patofisiologi demam: Mikroba masuk di fagositosis makrofag, makrofag

mengeluarkan bahan kimia yang disebut sebagai pirogen andogen, pirogen andogen

bekerja pada pusat termogulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat

melalui pemicuan pelepasan lokal (sintesis) prostaglandin (mediator kimiawi lokal

yang bekerja langsung pada hipotalamus) memicu mekanisme respon dingin

(menggigil) agar produksi panas segera mengikat mendorong vasokonstriksi kulit

untuk mengurangi pengeluaran panas suhu meningkat (demam).

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Campak

Pemeriksaan penunjang :

Pembiakan (kultur) virus: mengetahui ada atau tidaknya virus morbili

Pada pemeriksaan darah: didapatkan jumlah leukosit normal atau

meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

Pemeriksaan Sitologi : ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa

hidung dan pipi.

Tes serologi: untuk mendeteksi antibodi IgM sebagai tanda adanya

infeksi morbili akut dan terjadi atau tidaknya leukopenia dengan

limfositosis relative.

9

Page 10: Wrap Up Ruam Merah

Pemeriksaan antibodi IgM

merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut.

Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada dua hari pertama

munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM

dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative.

Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.

Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul,

terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu

setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun

kemudian.

Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang

diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah

timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam

dalam suhu kamar.

Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan fisik biasanya didapatkan kelainan yang

biasanya didapatkan dari penderita morbili. Kemungkinan dapat ditemukan

beberapa tanda seperti:

Keadaan Umum : compos mentis

Mata: terdapat konjungtivitis, fotofobia

Kepala: Sakit kepala

Hidung:Banyak terdapat secret, koriza

Mulut dan bibir: Mukosa bibir kering, batuk

Kulit: permukaan kulit kering, turgor kulit menurun, gatal, ruam

makulopapular pada leher, muka, lengan dan kaki, eritema, febris

Respirasi: Batuk, sesak napas, sputum

Tumbuh Kembang : BB, TB, BB lahir untuk mengetahui tumbuh kembang

anak untuk mewaspadai timbulnya komplikasi pada anak gizi buruk

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Campak

Pengobatan campak berupa perawatan umum seperti pemberian cairan dan

kalori yang cukup.terapi campak bersisat suportif.

10

Page 11: Wrap Up Ruam Merah

Obat Simtomatik yang perlu diberikan yaitu antipiretika bila suhu tinggi,

sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah

pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. (Hassan.R. et al, 1985)

a. Istirahat

b. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.

c. Medikamentosa :

· Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam

· Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam,

dosis maksimum 600 mg/hari.

· Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitusive

(codein) tidak boleh digunakan.

· Mukolitik bila perlu

· Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat

bermanfaat. Selain itu vitamin A dapat melindungi salauran cerna pada

penderita campak.

Dosis 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal.

Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan

oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A.

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Campak

1. Otitis Media: Otitis media mungkin merupakan komplikasi sekunder tersering

dan harus diterap sesuai dengan bakteri pathogen yang diduga.

2. Pneumonia: Pneumonia suatu komplikasi kedua yang terlazim tetapi penyebab

kematian utama bagi pasien morbili.

3. Ensafalitis: Ensafalitis suatu komplikasi yang jarang terjadi pada kira-kira 1-2

kasus per 1000.

4. Purpura: Purpura timbul 3-15 hari setelah dimulainya rash dan mungkin

menyertai penghitungan trobosit yang rendah atau normal. Terapi salsilat

harus dihentikan jika timbul komplikasi ini.

5. Abdomen Akut: Abdomen akut mungkin disebabkan oleh limfa denitis

generalisata yang menyertai penyakit ini.

11

Page 12: Wrap Up Ruam Merah

Berdasarkan berapa seringnya muncul, komplikasi yang ditimbulkan akibat

penyakit campak diantaranya:

Otitis media (infeksi telinga): 7%

Pneumonia: 6%

Encephalitis akut (radang otak): 1 per 1000

SSPE (penyakit degenerative pada otak): 1 per 100.000

Penyakit campak terjadi pada ibu yang sedang hamil beresiko untuk melahirkan

premature atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Sedangkan komplikasi yang ditimbulkan akibat dari pemberian vaksinasi

diantaranya:

Sekitar 5 - 15% muncul demam pada anak dengan suhu 39.5 °C atau lebih dan

5% muncul ruam pada hari ke 6-12 setelah diimunisasi

Encephalitis (1 per 1000)

Anaphylaxis (< 1 per 1000).

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Campak

Dengan morbiditas morbili yang telah diketahui, pencegahan menjadi tujuan

utama dan terpilih. Vaksin morbili hidup yang telah dilemahkan (Attenuvax) harus

diberikan pada usia 15 bulan untuk perlindungan maksimum. Idealnya

dikombinasikan dengan vaksin untuk parotitis epideika dan rubella (M-M-R II)

Yang Divaksinasi :

a. Anak sehat di atas umur 15 bulan

b. Bayi-bayi diimunisasi sebelum umur 1 tahun

c. Yang diberikan bersamaan gama globulin dan vaksin morbili hidup.

d. Orang-orang yang sebelumnya telah diimunisasi dengan vaksin virus mati.

e. Orang-orang yang tinggal di derah endemic morbili yang tinggi dapat menerima

vaksin pada umur 6 bulan dan divaksinasi ulang pada umur 15 bulan.

Kontraindikasi vaksin hidup :

a. Pasien-pasien imunokompromis (keganasan generalisata, cacat sel T, yang

mendapat terapi imunosipresi).

b. Orang-orang dengan kemungkinan Tuberkulosis.

c. Wanita hamil.

12

Page 13: Wrap Up Ruam Merah

d. Pasien-pasien yang alergi terhadap neomisin (Attenuvax atau M-M-R II).

e. Pasien-pasien yang telah mendapatkan darah lengkap,plasma, atau gama globulin

dalam 8 minggu sebelum diberikan vaksin.

Efek samping mungkin terlihat pada 7 sampai 10 hari setelah pemberian vaksin

hidup yang terdiri dari rash, demam atau keuanya dan yang lebih berat disertai

malaise, demama, limfadenopayi setempat, eritema setempat dan indurasi, bisa terjadi

pada orang-orang yang sebelumnya diimunisasi dengan vaksin mati.

LO.2.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Campak

Prognosis baik jika tidak terjadi komplikasi. Prognosis buruk bahkan akan

mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh komplikasi yang terjadi. Komplikasi

campak jarang terjadi, akan tetapi dapat menjadi serius apabila bersamaan dengan

munculnya diare, pneumonia, dan encephalitis. Komplikasi hebat biasanya terjadi

pada orang dewasa.

LO.2.11 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan diagnosis banding

Diagnosis

Diagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodromal, sel raksasa

multinuklear dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. Virus dapat diisolasi

pada biakan jaringan. Angka leukosit cenderung rendah dengan limfositosis relative.

Punsi lumbal pada penderita dengan ensefalis campak biasanya menunjukkan

kenaikan protein da sedikit kenaikan limfosit. Kadar glukosa normal. Bercak koplik

dan hiperpigmentasi adalah patognomonis untuk rubeola/campak.

Diagnosis banding

1. Rubella: ruam makulopapul yang menyebar cepat dari garis batas rambut ke

ekstremitas dalam 24 jam, menghilang sesuai dengan timbulnya ruam. Tidak

ada demam prodromal (ringan-sedang), nyeri tekan kelenjar postservikal,

artritis sering terjadi pada orang dewasa.

2. Infeksi yang disebabkan parvovirus B19: eritema di pipi diikuti ruam

menyerupai pita difus di badan, tidak ada gejala prodromal (demam ringan),

artritis pada orang dewasa.

13

Page 14: Wrap Up Ruam Merah

3. Eksantema subitum: makulopapul pada batang tubuh saat demam menghilang,

demam prodromal menonjol selama 3-4 hari sebelum timbul ruam.

4. Infeksi HIV primer: makulopapul tersebar di badan, penyakit meyerupai

demam kelenjar, meningitis, ensefalitis (jarang)

5. Infeksi enterovirus: makulopapul tersebar di badan, demam, mialgia, nyeri

kepala.

6. Dengue: makulopapul tersebar luas, sering menjadi konfluen, nyeri kepala

hebat dan mialgia, mual, muntah.

7. Demam tifoid/paratifoid: 6-10 makulopapul pada dada bagian bawah

/abdomen atas pada hari 7-10 demam menetap, splenomegaly.

8. Tifus epidemik: makulopapul pada batang tubuh dan wajah sreta ekstremitas

kecuali telapak tangan dan telapak kaki, mungkin terjadi peteki, 3-5

haridemam, menggigil, toksemia sebelum timbulnya ruam.

9. Tifus endemik: makulopapul pada tubuh kecuali telapak tangan dan kaki.

10. Scrub thypus: makulopapul difus pada batang tubuh yang menyebar ke

ekstremitas, demam sebelum ruam.

14

Page 15: Wrap Up Ruam Merah

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi (2007) Farmakologi dan Terapi ed. 5, FKUI,

Jakarta

Jawetz, Melnick, Adelberg (2008) Mikrobiologi Kedokteran ed. 23, EGC, Jakarta

Widoyono (2011) Penyakit Tropis , Erlangga, Semarang

Nelson E waldo, et.al, Morbili dalam Bab infeksi virus Buku ilmu Kesehatan Anak

Volume 2, Edisi 15, EGC, 1999, hal 1068 – 1071

Soegianto S. Campak. Dalam: Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis. Jakarta; IDAI,

2002:125-33.

Yuliana. July 9, 2008. “CAMPAK (Morbili, Measles, Rubeola)”.

http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-rubeola/

15