World Bank Pangkas Pertumbuhan RI PROYEKSI EKONOMI...

1

Transcript of World Bank Pangkas Pertumbuhan RI PROYEKSI EKONOMI...

Page 1: World Bank Pangkas Pertumbuhan RI PROYEKSI EKONOMI 2014bigcms.bisnis.com/file-data/1/318/e476a135_JasaMarga(Persero)Tbk..pdf · rekor anggaran fiskal yang men-capai dua kali lipat

4 Selasa, 22 Juli 2014

BERLIN—Jerman mencatatkan rekor anggaran fiskal yang men-capai dua kali lipat pada Juni tahun ini menyusul melonjaknya pendapatan pajak dan suku bunga acuan yang rendah.

Laporan pemerintah menunjuk-kan pendapatan dari pajak mening kat 10,9% pada Juni year-on-year (yoy), sedangkan penge-luaran justru terpangkas 0,4%. Pertumbuhan pendapatan pajak nasional yang tumbuh 19,6% dipi-cu oleh lonjakan pajak transaksi properti dan pajak warisan.

“Tren yang ada sekarang didu-kung oleh merosotnya belanja

federal akibat terpangkasnya biaya pembayaran,” ungkap laporan yang dirilis, Senin (21/7).

Rendahnya biaya pinjaman dan meningkatnya pendapatan pajak mendukung upaya peme-rintah untuk menyeimbangkan proporsi bujet.

Performa cemerlang yang ditunjukkan oleh Jerman sema-kin memperkuat asumsi bahwa pemulihan ekonomi di antara 18 negara blok euro ini tidak me rata. Pasalnya, pada saat yang sama, pemulihan ekonomi Spanyol masih melambat. (Bloomberg/Reuters/57)

JAKARTA—Sehari sebelum peng umuman rekapitulasi suara Pilpres 2014, kurs rupiah terha-dap dolar AS menguat kembali ke level Rp11.572 pada penutupan perdagangan. Kurs tengah rupiah yang dipatok Bank Indonesia Rp11.577 per dolar AS, menguat signifikan dari akhir pekan lalu Rp11.706 per dolar AS.

Ekonom Samuel Asset Mana-gement Lana Soelistianingsih menilai pasar sudah mulai ter-gambar hasil perhitungan suara tersebut yang berpengaruh pada sentimen positif terhadap rupiah. Tak tanggung-tanggung,

jika bisa menembus Rp11.470, rupiah berpotensi akan menguat kembali.

“Kita lihat besok, jika mampu menembus Rp11.470, ada poten-si penguatan rupiah hingga Rp11.200 terhadap dolar AS,” ujarnya, Senin (21/7).

Isu kerusuhan pascapengu-muman presiden terpilih akibat saling klaim kemenangan lewat hasil hitung cepat sebelumnya dinilai tidak memengaruhi pasar. Menurut Lana, kondisi tersebut terlihat dari masih banyaknya dana asing yang masuk. (Bisnis/97)

PEMULIHAN EROPA TIDAK MERATA

Antara/Andika Wahyu

Dukung Penyelidikan MH17: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri) didampingi Mensesneg Sudi Silalahi (kanan), Menlu Marty Natalegawa (kiri) dan Wamenlu Dino Patti Djalal memberikan keterangan pers sebelum acara penerimaan surat-surat kepercayaan dari lima Duta Besar LBBP untuk RI, di Istana Merdeka di Jakarta, Senin (21/7).

BI: KURS TENGAH RP11.577 PER US$

Amanda K. [email protected]

Ndiame Diop, ekonom utama World Dunia untuk Indonesia mengemukakan penurunan pro-yeksi itu tidak terlepas dari per -forma ekonomi Negara Ke -pulauan yang melambat 5,21% pada kuartal I/2014.

Proyeksi serupa juga dikeluar-kan oleh Asian Development Bank (ADB) yang menyebutkan Indonesia bakal mencapai 5,2%

pada tahun ini akibat pember-lakuan larangan ekspor mineral pada Januari tahun ini. Angka tersebut tampaknya lebih pesi-mistis dari perkiraan pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Setelah pertumbuhan ekono-mi Indonesia tercatat melambat pada kuartal I/2014, pemerintah dan BI langsung mengoreksi turun prediksi pertumbuhan masing-masing menjadi 5,5% dan 5,1%-5,5% pada tahun ini.

“Pertanyaannya adalah apa-kah Indonesia mampu kembali mencetak pertumbuhan hingga 6%? Hal itu memang sulit dija-wab di tengah tekanan domes-tik dan eksternal yang ada, apalagi ekspor utama Indonesia masih didominasi oleh komodi-tas,” ungkap Ndiame, Senin (21/7).

Kontras dengan kontribusi net ekspor pada kuartal IV/2014 yang cukup signifikan, net ekspor pada kuartal awal tahun

ini justru -0,1% terhadap per-tumbuhan year-on-year (yoy). Penurunan tersebut disebabkan oleh melorotnya ekspor batu bara yang bersamaan dengan larangan ekspor mineral mentah.

Lebih lanjut, enam ekspor komoditas utama Indonesia merosot senilai US$4,2 miliar antara kuartal IV/2013 dan kuartal I/2014. Jika semula kontribusi ekspor komoditas utama sekitar 4,4% terhadap produk domestik bruto, maka ekspor komoditas hanya menyumbang 2,5% tahun ini.

Namun, penurunan perfor-ma ekonomi Indonesia dini-lainya tidak bersifat tetap kare-na indikasi penguatan pada kuartal II/2014 mulai terlihat. Sebut saja beberapa survei indi-kator ekonomi misalnya keper-cayaan konsumen BI dan akti-vitas manufaktur yang dirilis HSBC menunjukkan pemulih-an ekonomi.

Selain itu, World Bank juga memperkirakan inflasi mencapai 5,8% pada 2014 dan 4,9% pada tahun mendatang. Capaian infla-si itu mencakup kenaikan tarif dasar listrik yang diberlakukan pemerintah tahun ini.

Selain itu, lembaga donor internasional itu menyebutkan kondisi pengetatan kredit

mampu meredam efek depresi-asi rupiah terhadap kenaikan inflasi, dan mengerek naik kon-sumsi privat tahun ini.

EKONOMI GLOBALMeskipun proyeksi pertum-

buh an ekonomi RI dipangkas turun, performa Indonesia masih di atas rata-rata ekonomi negara berkembang di Asia Timur, ke cuali China.

Pemulihan negara maju, ter-utama Amerika Serikat dan Eropa juga menyiratkan sebong-kah harapan bagi peningkatan eks por dari negara berkembang.

Berdasarkan perhitungan World Bank, ekonomi global bakal ter-dongkrak 2,8% pada tahun ini dan 3,4% pada 2015.

Akibatnya, permintaan impor dari negara maju dipre-diksi melonjak hingga 4,2% pada tahun ini, naik lebih dari dua kali lipat pada 2013 yaitu 1,9% dan terus tumbuh men-jadi 4,8% pada 2015.

“Setidaknya Indonesia harus mempertimbangkan dua negara yang sangat berhubungan erat dengan ekonominya antara lain China dan Amerika Serikat,” tekan Marcello Giugale, Direktur

Senior Manajemen Ekonomi Makro dan Fiskal World Bank.

Menurutnya, arah normali-sasi moneter yang akan dilan-carkan the Fed bakal mempeng-a ruhi sentimen pasar keuangan Indonesia, tak terkecuali Indo-

nesia. Kendati Gubernur the Fed Janet Yellen bersikukuh untuk mempertahankan suku bunga acuannya selama bebe-rapa waktu, kenaikan suku bunga akan terjadi dalam waktu tak lebih dari setahun.

PROYEKSI EKONOMI 2014

World Bank Pangkas Pertumbuhan RIJAKARTA—World Bank merevisi turun

proyeksi ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari 5,3% pada tahun ini seiring dengan melambatnya kinerja ekspor, pengetatan kredit, dan lemahnya harga komoditas.

Baik World Bank maupun ADB pesi-mistis terhadap per-ekonomian RI.

Meski proyeksi ekonomi RI dipang-kas, performanya masih di atas rata-rata negara berkem-bang kecuali China.

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014 (%)

Institusi PDB (%)

World Bank 5,2International Monetary Fund 5,4Asia Development Bank 5,2Bank Indonesia 5,1-5,5Target pemerintah 5,5

Sumber: Berbagai sumber, 2014

Pemerintah Tak Gubris Proyeksi World BankJAKARTA—Pemerintah tidak heran

dengan proyeksi World Bank terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu pesimistis karena kerap meleset.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Luky Alfirman mengatakan setidaknya dalam lima tahun terakhir, proyeksi pertumbuh-an World Bank selalu di bawah perkiraan pemerintah dan lembaga internasional lain, seperti Bank Pembangunan Asia (ADB).

Namun, tuturnya, realisasinya selalu berada di antara angka pesimistis dan opti-mistis. “Outlook yang dikeluarkan World Bank Oktober tahun lalu, ekonomi 2013

tumbuh 5,7% dan defisit fiskal 2,5% terha-dap PDB. Namun, realisasinya 5,8% dan 2,3%,” katanya, Senin (21/7).

World Bank merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia men-jadi 5,2% dari 5,3%. Lembaga dunia itu melihat pelemahan harga komoditas dan kondisi kredit perbankan yang ketat merupakan faktor penekan pertumbuh-an PDB periode ini.

“Masing-masing institusi punya proyeksi. Kita tidak usah memperdebat-kan angkanya berapa. Pada 2012 kita masih tumbuh 6,2%, lalu 2013 jadi 5,8%. Pemerintah proyeksi tahun ini 5,5%. Kita cukup tahu bahwa memang

ada tren perlambatan,” ujar Luky. Ekonom UI Mohamad Ikhsan ber-

pendapat pelebaran defisit transaksi berja-lan pada dasarnya bukan soal, sepanjang mampu ‘dibiayai’ oleh transaksi modal dan finansial. “Di negara lain, defisitnya sampai 5%, 6%, tapi tidak masalah karena arus portofolionya bisa menutup defisit tran saksi berjalan,” ujarnya.

Sementara itu di Indonesia, defisit tran-saksi berjalan tidak mampu ditutup oleh transaksi modal dan finansial sejak tahun lalu, tecermin dari performa neraca pem-bayaran (NPI) yang defisit US$7,3 miliar. Defisit NPI 2013 pertama kali terjadi sejak 2009. (Sri Mas Sari)

DIN

AM

IKA

M A K R O E K O N O M I

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, Kontan, 22 Juli 2014
pusdok
Typewritten Text
pusdok
Typewritten Text
pusdok
Typewritten Text
Bisnis, Kontan, 22 Juli 2014