(Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

21
1 Analisis Pengaruh Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam Membentuk WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata Di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Hj. Iranita, SE.,MSi dan Lia Suprihartini, SE.,MM (Universitas Maritim Raja Ali Haji) Abstrak Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara ketiga setelah Pulau Bali dan Jakarta dimana total kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kepri periode Januari-September 2013, mencapai 1.195.436 orang, dengan pintu masuk terbesar masih berada di Batam, Bintan, Tanjungbalai Karimun serta Tanjungpinang. Umumnya daerah-daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau saling bersaing dalam meningkatkan destinasi kunjungan pariwisata. Untuk Kabupaten Bintan peningkatkannya terlihat sangat tinggi dengan diadakannya even-even nasional dan internasional. mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke daerah Bintan, sehingga tak menyajikan destinasi yang tak membosankan serta selalu berupaya membuat even yang berbeda dan menarik. Perbaikan terus menerus dalam hal Infrasturuktur, moda transportasi yang juga dirasa perlu dilakukan perbaikan karena bersentuhan dengan tourisme sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisman dan wisnu untuk berkunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel yang membentuk Persepsi Konsumen Terhadap Keunggulan kompetitif, hubungan timbal balik antar variabel yang membentuk ketidakpuasan / kepuasan terhadap Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan, pengaruh Perilaku Word Of Mouth terhadap keunggulan kompetitif, Interaksi Kepuasan Konsumen terhadap Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan berpengaruh pada perilaku Word Of Mouth.Penelitian ini Bersifat deskriptif dan verifikati, dengan tipe penelitian kausalitatif, sedangkan analis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian dalam analisis deskriptif menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai destinasi tujuan wisata di Kabupaten Bintan dalam kategori tinggi karena sebagian besar menyatakan setuju. Hasil penelitian dalam analisis jalur memperlihatkan bahwa Variabel X 1 memiliki hasil t h (3,410) yang lebih kecil daripada hasil variabel X 2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X 1 lebih kecil pengaruhnya daripada X 2. Variabel X 2 memiliki hasil t hitung (3,499) yang lebih kecil daripada hasil variabel X 3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X 1 lebih kecil pengaruhnya daripada X 3 terhadap variabel dependen. Variabel X 1 memiliki hasil t hitung (3,410) yang lebih kecil daripada hasil variabel X 3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X 1 lebih kecil pengaruhnya daripada X 3 terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan Koefisien Jalur dipereoleh koefisien jalur dari X 1 ke Y secara statistik adalah bermakna dan signifikan (t hitung di atas t tabel dan p-value dibawah 0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap pembentukan perilaku WOM (Word Of Mouth). Dengan kata lain pada penelitian ini diperoleh bahwa penciptaan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk WOM (Word Of Mouth). Kata Kunci: Keunggulan Kompetitif, WOM (Word Of Mouth)

Transcript of (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

Page 1: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

1

Analisis Pengaruh Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam Membentuk

WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata Di

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

Hj. Iranita, SE.,MSi dan Lia Suprihartini, SE.,MM

(Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Abstrak

Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara

ketiga setelah Pulau Bali dan Jakarta dimana total kunjungan

wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kepri periode Januari-September

2013, mencapai 1.195.436 orang, dengan pintu masuk terbesar masih

berada di Batam, Bintan, Tanjungbalai Karimun serta Tanjungpinang.

Umumnya daerah-daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau saling

bersaing dalam meningkatkan destinasi kunjungan pariwisata. Untuk

Kabupaten Bintan peningkatkannya terlihat sangat tinggi dengan

diadakannya even-even nasional dan internasional. mampu meningkatkan

daya saing dalam rangka menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke

daerah Bintan, sehingga tak menyajikan destinasi yang tak

membosankan serta selalu berupaya membuat even yang berbeda dan

menarik. Perbaikan terus menerus dalam hal Infrasturuktur, moda

transportasi yang juga dirasa perlu dilakukan perbaikan karena

bersentuhan dengan tourisme sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi

wisman dan wisnu untuk berkunjung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

variabel yang membentuk Persepsi Konsumen Terhadap Keunggulan

kompetitif, hubungan timbal balik antar variabel yang membentuk

ketidakpuasan / kepuasan terhadap Keunggulan Kompetitif Pariwisata

Kabupaten Bintan, pengaruh Perilaku Word Of Mouth terhadap

keunggulan kompetitif, Interaksi Kepuasan Konsumen terhadap

Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan berpengaruh pada

perilaku Word Of Mouth.Penelitian ini Bersifat deskriptif dan

verifikati, dengan tipe penelitian kausalitatif, sedangkan analis

data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur.

Hasil penelitian dalam analisis deskriptif menunjukkan bahwa

tanggapan responden mengenai destinasi tujuan wisata di Kabupaten

Bintan dalam kategori tinggi karena sebagian besar menyatakan

setuju. Hasil penelitian dalam analisis jalur memperlihatkan bahwa

Variabel X1 memiliki hasil th(3,410) yang lebih kecil daripada hasil

variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih

kecil pengaruhnya daripada X2. Variabel X2 memiliki hasil thitung

(3,499) yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi

bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3

terhadap variabel dependen. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410)

yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa

dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3

terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan Koefisien Jalur

dipereoleh koefisien jalur dari X1 ke Y secara statistik adalah

bermakna dan signifikan (thitung di atas ttabel dan p-value dibawah

0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap pembentukan perilaku WOM

(Word Of Mouth). Dengan kata lain pada penelitian ini diperoleh

bahwa penciptaan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh yang

signifikan dalam membentuk WOM (Word Of Mouth).

Kata Kunci: Keunggulan Kompetitif, WOM (Word Of Mouth)

Page 2: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

2

PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pariwisata mempunyai

peranan penting dalam Pembangunan suatu bangsa, khususnya

perekonomian negara karena kegiatan pariwisata merupakan salah satu

sumber pendapatan yang cukup pontensial. Menurut buku tourism

industry 2000. Pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di negara

Indonesia mendapat dukungan yang sangat kuat dari pemerintah

Indonesia. Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya UU Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.. Provinsi

Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara ketiga setelah

Pulau Bali dan Jakarta.

Berdasarkan data dan informasi awal yang diperoleh umumnya

daerah-daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau saling bersaing dalam

meningkatkan destinasi kunjungan pariwisata. Untuk Kabupaten Bintan

peningkatkannya terlihat sangat tinggi dengan diadakannya even-even

nasional dan internasional. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk

mengali lebih dalam lagi bagimana Kabupaten Bintan bisa menciptakan

keunggulan kompetitifnya dalam bidang pariwisata dibanding dengan

daerah lainnya di Kepulauan Riau.

Jika kita melihat data arus kunjungan wisatawan yang datang ke

Kabupaten Bintan (data BPS) masih menunjukkan angka yang

berfluktuasi. Pada tahun 2011, wisatawan yang datang ke Kabupaten

Bintan tercatat sebanyak 329,671 orang atau mengalami kenaikan

sebesar 4.99 % dibanding tahun sebelumnya yaitu 313.982 orang.

Tetapi terlihat Trend total kunjungan wisata dalam 3 tahun terus

meningkat. Kemudian, ditambah dengan wisatawan nusantara (wisnu)

sebanyak 89.117 orang dengan total kunjungan wisatawan ke Bintan

sebanyak 469.564 orang atau mengalami peningkatan 6,9 persen

dibandingkan tahun 2010.

Pantai di Kabupaten Bintan umumnya menyebar di beberapa tempat

yang memiliki pantai pasir putih. Panjang pantai yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai adalah 8620 meter yang

masuk kategori sangat sesuai dan sesuai di 3 titik lokasi

pengamatan. Kondisi pantai dan pulau kecil di Kabupaten Bintan

umumnya baik berdasarkan nilai kesesuaian wisata. Kondisi pantai

pasir putih, kecepatan arus yang relatif rendah, kemiringan pantai

yang relatif landai, pantai yang cukup lebar, vegetasi pantai yang

didominasi oleh pohon kelapa, kedalaman perairan yang dangkal dan

tidak banyaknya biota berbahaya, memberikan nilai kesesuaian wisata

pantai dan pulau kecil dengan kategori sangat sesuai untuk lokasi

Pantai Trikora, dan kategori sesuai untuk Pulau Beralas Bakau dan

Malang Rapat.

Selain kekayaan akan wisata pantai yang menyebar, kunjungan

wisata di Bintan juga dipengaruhi adanya even-even yang berskala

Nasional maupun Internasional, seperti tour de Bintan yang kite

Festival Bintan dan lainnya. Berbagai upaya menarik kunjungan

wisatawan lokal maupun asing, terus dilakukan Dinas Pariwisata

(Dispar) Bintan. Di tahun 2012 digelar berbagai even bertaraf

internasional. Termasuk olahraga minat khusus akan menjadi andalan

pariwisata guna mendongkrak kunjungan wisatawan.

Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki Kabupaten Bintan baik

dari wisata pantai, kegiatan bertaraf Nasional dan Internasional dan

yang lainnya, diharapkan muncul persepsi dari wisatawan baik

nusantara maupun mancanegara tersebut akan suatu kepuasan yang

mereka rasakan, sehingga diharapkan dengan sendirinya mereka dapat

menyampaikan informasi tentang wisata di Kabupaten Bintan kepada

Page 3: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

3

orang lain atau orang-orang yang ada disekitarnya juga

dilingkungannya.

Di dalam Pemasaran hal ini kita kenal dengan istilah Word Of

Mouth menurut. Strategi Word of Mouth terbukti memiliki peran

penting dalam membangun awareness konsumen terhadap produk atau

perusahaan yang dalam hal ini adalah kegiatan Pariwisata yang ada di

Kabupaten Bintan. Penelitian yang dilakukan oleh Anderson (1998)

yang dikutip dari (Erida, 2009) menyimpulkan bahwa konsumen yang

sangat puas atas jasa yang mereka konsumsi akan melakukan WOM

positif lebih tinggi dari mereka yang puas, dan sebaliknya konsumen

yang tidak puas akan melakukan WOM negatif yang lebih tinggi lagi.

Perumusan Masalah

Dari latarbelakang yang telah di paparkan di atas, dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana

pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif, Kepuasan

wisatawan dan persepsi wisatawan pada objek pariwisata Kabupaten

Bintan terhadap membentuk Word Of Mouth, 2.Bagaimana pengaruh

variabel secara partial yang membentuk kepuasan dari Keunggulan

Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan, 3. Bagaimana pengaruh secara

partial antara variabel yang membentuk Persepsi Konsumen dari

Keunggulan Kompetitif wisata Kabupaten Bintan, 4. Apakah keunggulan

kompetitif berpengaruh terhadap membentuk Word Of Mouth

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif, Kepuasan wisatawan dan persepsi wisatawan pada

objek pariwisata Kabupaten Bintan terhadap membentuk Word Of

Mouth

2. Untuk mengetahui pengaruh secara partial variabel yang membentuk kepuasan dari Keunggulan Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan

3. Untuk mengetahui pengaruh secara partial antara variabel yang

membentuk Persepsi Konsumen dari Keunggulan Kompetitif wisata

Kabupaten Bintan

4. Untuk mengetahui Apakah keunggulan kompetitif berpengaruh

terhadap membentuk Word Of Mouth

LANDASAN TEORI

Persepsi Konsumen

Setiap orang mempunyai pendapat atau pandangan yang berbeda

dalam melihat suatu hal (obyek) yang sama. Perbedaan pandangan ini

akan dapat ditindak lanjuti dengan perilaku atau tindakan yang

berbeda pula. Pandangan itu disebut sebagai persepsi. Persepsi

seseorang akan menentukan bagaimana ia akan memandang dunia.

Wagner dan Hollenbeck (1995:136) mengemukakan pendapatnya

bahwa: “We human beings have five senses through which we experience

the world around us; sight, hearing, touch, smell and taste.

Perception is the process by which individuals select, organize,

store and interpret the information gathered from these senses”.

Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa kita manusia

memiliki lima indera dimana lewat indera-indera tersebut kita bisa

mengalami dunia yang ada disekitar kita. Persepsi merupakan proses

dimana seseorang memilih, mengelola, menyimpan dan serta

Page 4: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

4

menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dari indera-indera

tersebut.

Persepsi diartikan sebagai proses yang dilakukan individu

untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang

berarti dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman, G. Leon., Lazar,

Leslie , 2004 : 137). Sama halnya yang diungkapkan oleh Stephen P.

Robbins (1998), dimana persepsi adalah suatu proses pengorganisasian

dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada

lingkungannya. Awal dari persepsi adalah stimuli yang mengenai panca

indera yang disebut sebagai sensasi. Jika dilihat dari asalnya,

stimuli ada yang berasal dari individu (seperti aroma, iklan, dll)

serta yang berasal dari dalam diri individu seperti harapan,

kebutuhan dan pengalaman.

Keunggulan Kompetitif

Menurut Stanton (2004) untuk mempunyai keunggulan kompetitif

harus diketahui juga tingkat persaingan yang ada. Tingkat persaingan

ekonomi diklasifikasikan dengan:

Kompetisi langsung (persaingan atau kompetisi merek), di mana

produk yang melakukan fungsi yang sama bersaing satu sama lain.

Kompetisi pengganti atau tidak langsung, di mana produk yang

merupakan barang substitusi dekat satu sama lain bersaing

Kompetisi anggaran, termasuk dalam kategori ini adalah sesuatu di

mana konsumen mungkin ingin menghabiskan uang mereka yang ada .

Apabila suatu daerah wisata memiliki keunggulan dari pesaing di

daerah lainnya maka itu adalah keuntungan tersendiri. Pada

akhirnya akan memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan kuantitas

berupa peningkatan jumlah kunjungan destinasi wisata. Keuntungan

kompetitif yang berkelanjutan, akan membuat daerah wisata pesaing

semakin sulit untuk menetralisir keuntungan bagi mereka.

Apabila suatu daerah destinasi kunjungan pariwisata memiliki

keunggulan dari tempat wisata lainnya maka itu adalah keuntungan

tersendiri. Pada akhirnya akan memungkinkan untuk menghasilkan

keuntungan kuantitas berupa peningkatan jumlah kunjungan pariwisata.

Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan, akan membuat daerah

pesaing semakin sulit untuk menetralisir keuntungan bagi mereka.

Dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan

masyarakat maka akan dapat menjadi bahan dan sumber referensi bagi

daerah Kabupaten Bintan untuk mempunyai keunggulan kompetitif

dibanding dengan destinasi pariwisata daerah lainnya.

Kepuasan Konsumen

Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih

baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan.Terciptanya

kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya

hubungan antara perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis. Ada

beberapa pendapat para pakar tentang definisi kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen, diantaranya adalah:

Menurut Kotler (2003:36): “Customer satisfactions is a

person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from

comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation

to his or her expectation.” Sejalan dengan itu Freddy Rangkuti,

(2002:56) mengatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan

adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidakpuasan atau

Page 5: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

5

diskonfirmasi yang dirasakan antar harapan sebelumnya dengan kinerja

aktual dari produk/jasa yang dirasakan pemakai.

Disamping itu Parasuraman, Zeithmal and Berry (1996)

mendefinisikan bahwa :“customer satisfaction is customer perception

of a single service experience.” dimana persepsi konsumen terhadap

satu jenis pelayanan yang dialaminya, hal ini berarti bahwa konsumen

akan memiliki persepsi atau pendapat sendiri terhadap pelayanan yang

diterimanya, apakah pelayanan tersebut memberikan kepuasan atau

malah sebaliknya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Kotler (2005) bahwa Customer

Satisfaction adalah Variabel Perceived Quality perasaan senang atau

kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan.

Disamping itu menurut Kotler (2005) , suatu perusahaan dapat

mengukur kepuasan pelanggannya dengan beberapa cara yakni : Pertama,

sistem keluhan dan saran (complaint dan suggestion system). Kedua,

survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction survei). Ketiga,

pembeli bayangan (ghostshopping). Keempat, analisis pelanggan yang

hilang (loss customer analysis).

Kepuasan pelanggan, pada penelitian ini diartikan sebagai

kemampuan untuk memberikan pelayanan dan produk yang memuaskan bagi

pelanggan. Indikator yang akan digunakan mengacu pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Selnes (1993), Goodman dkk (1995) dan

Geyskens dkk (1999). Selanjutnya beberapa indikator yang digunakan

untuk mengukur variable kepuasan pelanggan adalah:

1. Rasa senang. (It fell happy)

Rasa senang menunjukkan sejauh mana para pelanggan tersebut merasa

senang dengan pengalaman selama melakukan kunjungan wisata

2. Kepuasan terhadap pelayanan .(satisfaction to service)

Kepuasan terhadap pelayanan menunjukkan sejauh mana para wisatawan

merasa puas dengan cara dan sikap para petugas dalam melayani.

3. Kepuasan terhadap sistem (satisfaction to system)

Kepuasan terhadap sistem menunjukkan sejauh mana kecepatan dan

kemudahan sistem pelayanan yang disediakan pihak pengelola wisata

mampu memberikan kepuasan kepada wisatawan.

Word Of Mouth (WOM)

Komunikasi lisan ( Word Of Mouth marketing - WOM) merupakan

salah satu alat yang digunakan oleh marketer dalam menjalankan

kegiatan promosinya, selain bentuk promosi yang lainnya seperti

iklan, publikasi dan sebagainya. Seorang konsumen yang telah

memiliki pengalaman terhadap apa yang telah dikonsumsinya atau

pelayanan jasa apa yang telah dirasakannya, biasanya tidak akan

sungkan untuk menyampaikan kepuasannya atau pengalamannya akan

pemakaian produk atau jasa tersebut kepada orang lain. Atau dengan

kata lain melakukan promosi dalam bentuk Word Of Mouth (promosi dari

mulut ke mulut). (Erida, 2009)

Promosi WOM ini dapat berbentuk promosi yang bersifat negatif

maupun yang bersifat positif. Konsumen yang merasakan kepuasan,

perilaku WOM positif yang diberikan akan lebih sering dilakukan dan

kemungkinan untuk memberikan rekomendasi pembelian lebih besar.

Sebaliknya konsumen akan melakukan WOM negatif ketika konsumen

merasakan suatu kekecewaan terhadap apa yang telah dikonsumsi atau

dipergunakan mereka. Dalam penelitian ini perilaku WOM mengacu pada

konsep Swan & Oliver (dalam Chew & Jochen, 2001; 12) yang dikutip

Page 6: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

6

dari (Erida, 2009) yaitu: “the likelihood to generate word-of-mouth,

the favorability of word-of-mouth generated, and likelihood to make

a purchase recommendation.”

Brown et al (2005), menyatakan bahwa Word Of Mouth dapat

diartikan sebagai aktifitas dalam pemasaran yang

mengindentifikasikan seberapa mungkin customer akan bercerita kepada

orang lain tentang pengalamannya dalam proses pembelian suatu produk

atau jasa. Pengalaman customer tersebut bisa berupa pengalaman

positif atau pengalaman negatif.

Word Of Mouth adalah merupakan komunikasi produk atau jasa,

Word Of Mouth tidak sama dengan komunikasi informal dimana pembicara

cendrung bertindak sebagai teman yang lebih persuasive. Pengaruh

seseorang dalam word of Mouth sangat kuat karena informasi dari

sumber word of mouth relative bisa dipercaya, selain itu bisa

mengurangi resiko dalam keputusan membeli. Dimensi word of mouth

menurut Rosiana dalam Pande Putu (2011) adalah sebagai berikut:

1. Cerita Positif, adalah keinginan konsumen untuk memberitakan atau menceritakan hal-hal positif mengenai hal yang dirasakan kepada

orang lain

2. Rekomendasi, adalah keingnan untuk mmeberikan rekomendasi kepada orang lain yang membutuhkan informasi mengenai hal yang dirasakan

paling berkualitas.

3. Ajakan, adalah kesediaan konsumen untuk mengajak orang lain agar ikut merasakan apa yang telah dirasakannya.

Kerangka Pemikiran

Pemerintah Indonesia terutama pemerintahan Kabupaten Bintan berusaha

keras untuk meningkatkan destinasi kunjungan ke daerah yang

berpotensi objek wisata. Hal ini dimungkinkan dengan adanya

peningkatan tingkat kesejahtraan ekonomi masyarakatnya sehingga

memiliki peranan penting untuk pertumbuhan ekonomi daerah.

Persaingan secara natural dalam industri pariwisata pada pertumbuhan

pasar pariwisata dunia saat ini dengan menggunakan kesempatan untuk

melakukan penawaran program-program yang diharapkan dapat menarik

para wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang disediakan.

Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di

antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi

harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi

dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi

perusahaan. Kepuasan pelanggan juga memperkuat perilaku terhadap

merek dan kemungkian besar akan mengarahkan pada pembelian terhadap

merek yang sama (Tjiptono, 2008)

Pemasaran dengan Word of Mouth biasa dilakukan baik di

perusahaan besar maupun perusahaan kecil. WOM tidak luput juga dari

pemasaran industri pariwisata. Dengan menggunakan biaya yang sedikit

namun efektifitasnya sangat besar, maka bisa dikatakan pemasaran

yang sederhana. Walaupun dianggap sebagai strategi pemasaran

tradisional, cara ini cukup ampuh untuk meyakinkan para konsumen.

Sistem pemasaran ini memiliki kekuatan rekomendasi pribadi dari

rekan maupun orang terdekat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

konsumen terhadap suatu produk dan jasa bahkan dengan adanya

pemasaran dari mulut ke mulut ini, dapat meningkatkan penjualan

sampai dua kali lipat.

Page 7: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

7

Penelitian terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fitriana (2011) dengan

judul Analisis Pengaruh Promosi Word Of Mouth Terhadap Brand

Image Dan Proses Keputusan Kunjungan Kebun Raya Bogor

menyatakan Word of Mouth (WOM) dan Brand Image terbukti

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan

kunjungan Kebun Raya Bogor.

2. Penelitian yang dilakukan Erida (2009), menyatakan bahwa

pemberian insentif berpengaruh signifikan untuk mengurangi

perilaku WOM negatif dan meningkatkan perilaku WOM positif

konsumen yang memiliki kepuasan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hosiana Ayu Hidayati dkk,(2010) menyatakan bahwa kekuatan yang paling utama dari Organic Word

of Mouth adalah kepuasan konsumen yang menyebabkan mereka

secara sukarela untuk berbagi informasi dan nantinya akan

menimbulkan loyalitas konsumen

4. Penelitian yang dilakukan oleh Basiya R dan Hasan Abdul Rozak (2012) menyatakan bahwa Kepuasan pelanggan dapat memberikan

beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan

pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta

membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-

mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Kepuasan pelanggan

juga memperkuat perilaku terhadap merek dan kemungkian besar

akan mengarahkan pada pembelian terhadap merek yang sama.

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

(a) Hipotesis Pertama Keunggulan kompetitif, persepsi dan kepuasan konsumen

berpengaruh secara simultan untuk membentuk perilaku Word Of

Mouth terhadap Destinasi Wisata Kabupaten Bintan

(b) Hipotesis Kedua Penciptaan Keunggulan Kompetitif berpengaruh secara partial pada

kepuasan Konsumen terhadap Destinasi wisata Kabupaten Bintan

(c) Hipotesis ketiga Penciptaan Keunggulan Kompetitif berpengaruh secara partial

terhadap Persepsi Konsumen pada Destinasi wisata Kabupaten

Bintan

(d) Hipotesis keempat Keunggulan Kompetitif berpengaruh positif untuk membentuk

Perilaku Word Of Mouth terhadap Destinasi wisata Kabupaten

Bintan

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bintang dengan

pertimbangan bahwa Kabupaten Bintan adalah salah satu daerah

yang memiliki objek pariwisata yang banyak diminati oleh

pelancong, baik itu wisatawan lokal atau wisatawan

mancanegara. Obyek penelitian ini adalah destinasi kunjungan

Page 8: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

8

wisata yang ada di Kabupaten Bintan, , Biro/Agen perjalanan,

dan Wisatawan di Kabupaten Bintan.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini

bersifat deskriptif (Descriptive), maksudnya adalah

memberikan gambaran dan mengungkapkan adanya pengaruh Word Of

Mouth dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Untuk menguji

hipotesis tersebut dilakukan suatu jenis penelitian yang

bersifat verifikatif (Verificative), yang gunanya untuk

menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang memakai

perhitungan – perhitungan statistika (Sugiono:2000;63).

Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif,

maka metode penelitian yang digunakan adalah metode

descriptive survey dan explanatory survey. Explanatory survey

adalah suatu metode penelitian yang berusaha untuk mencari

kejelasan hubungan antara variabel dalam penelitian. Tipe

penelitian ini adalah causal relationship, guna menjawab

Pengaruh Strategi Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam

Membentuk WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi

Wisata Di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Disamping

itu dalam penelitian ini menggunakan metode analisis untuk

menguji hipotesis digunakan analisis jalur (path analysis).

Unit yang dianalisis berupa responden, penelitian ini

responden nya adalah wisatawan yang pernah melakukan destinasi

wisata ke kabupaten Bintan.

Pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah menggunakan

Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan bertemu dengan responden dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemuinya itu cocok sebagai

sumber data (Sugiono, 2009).Digunakan teknik acidental sampling

tersebut adalah dengan pengertian bahwa tidak mungkin semua populasi

dapat diinterview, karena keterbatasan tenaga, waktu dan biaya,

anggota populasi anggota populasi lainnya dianggap homogen. Homogen

dalam pengertian sampel ini adalah responden yang memiliki kesamaan

dalam kunjungan destinasi wisata di Kabupaten Bintan,

Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah sampling acak

sederhana (simple random sampling) yang merupakan bagian dari

probability sampling. Pada sampling acak sederhana, setiap elemen

dari populasi mempunyai peluang yang sama dan diketahui untuk

terpilih menjadi subjek. Cara pengambilan sampel ini mempunyai

paling sedikit bias dan menawarkan generalizability yang baik (Umar,

2003). Jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari berdasarkan

rumus Slovin (Umar, 2003):

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

contoh yang masih dapat ditolerir (pada penelitian ini

ditetapkan 7.5 %)

Perhitungannya sebagai berikut:

= 64 responden

Page 9: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

9

Dalam suatu penelitian diperlukan dua pengujian tes kesahihan

(test of validity) dan tes kehandalan (test of reliability). Menurut

Sugiono (2009:109) menyebutkan bahwa kesahihan dan kehandalan suatu

penelitian agar bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya tergantung

pada alat pengukur yang digunakan dan data yang diperoleh.

Dalam mengukur variable dilakukan penyebaran kuesioner kepada

responden. Setiap jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh

mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Untuk menganalisis diperlukan

data dengan ukuran paling tidak interval sebagai persyaratan dalam

menggunkaan alat analisis jalur (path analysis). Dengan demikian

seluruh bariabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dinaikan atau

ditransformasikan dengan tingkat pengukurannya ke tingkat interval

melalui Method Of Successive Interval (Nirwana SK Sitepu, dalam

iranita, 2004)

Dalam penelitian ini digunakan skala 5 tingkat atau skala

Likert. Untuk pelaksanaan atau kinerja terdiri atas sangat baik,

baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima penilaian

tersebut diberi bobot dapat dilihat pada tabel. Untuk memudahkan

pengolahan data maka jawaban diidentifikasikan dengan mengunakan

skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampaisangat

negatif (Sugiono, 2001:74).

Untuk memudahkan pengujian hipotesis digunakan perangkat lunak

komputer berupa Program SPSS dengan program jalur dan Microsoft

Excel 2007. Dari pengujian ini nantinya bisa dilihat kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum destinasi Wisata di kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan sebelumnya bernama Kabupaten Kepulauan Riau.

Perubahan nama ini dimaksudkan agar tidak timbul kerancuan antara

Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Kepulauan Riau dalam hal

administrasi dan korespondensi sehingga nama Kabupaten Kepulauan

Riau diganti menjadi Kabupaten Bintan. Perubahan ini sesuai dengan

Peraturan pemerintah No. 5 Tahun 2006 tanggal 23 Februari 2006.

Pulau Bintan adalah pulau terbesar dari total 3,214 pulau di

Propinsi Kepulauan Riau. Pulau seluas 59.852,01 Km² ini sekarang

dihuni oleh lebih dari 117.000 jiwa.

Secara geografi Kabupaten Bintan terletak antara o00’ Lintan

Utara 1o20’ Lintan Selatan dan 104

o00’ Bujur Timur 108

o30’. Kabupaten

ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industry,

perikanan, pertambangan dan perternakan. Di bidang pariwisata, iklim

dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri bagi

para wisatawan mancanegara.

Sejak awal, Pulau Bintan memang diproyeksikan sebagai pulau

wisata dan peristirahatan. Pantai-pantai indah yang telah dihiasi

dengan berbagai fasilitas berkelas kebanyakan berada di sepanjang

pantai utara pulau ini, tepatnya di daerah Lagoi. Lagoi dipilih

sebagai kawasan wisata pantai karena memiliki pantai yang berarus

tenang hampir sepanjang tahun dan berhadapan langsung dengan

Singapura dan Malaysia.

Tempat-tempat wisata yang ada di daerah ini adalah Kawasan

Wisata Terpadu Eksklusif Lagoi (Bintan Resort), Desa wisata Sebong

Pereh yang menawarkan wisata bahari, dan Pantai Sebong Pereh. Di

kawasan ini terdapat berbagai fasilitas wisata selayaknya kaum jet

Page 10: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

10

set, antara lain beberapa hotel berbintang, bar dan diskotik, spa

mewah, serta beberapa lapangan golf.

Tidak hanya kawasan Lagoi, Pulau Bintan juga menyediakan

tempat-tempat wisata lain mulai dari wisata alam, wisata ekologi,

wisata budaya, serta wisata sejarah. Pantai Tanjung Berakit, Pantai

Trikora dan perkampungan Nelayan Kawal, pantai-pantai di Pulau Kecil

di Sekitar Pulau Bintan, dan Bintan Leisure Park, serta Air Terjun

Gunung Bintan, Goa Gunung Bintan, dan Danau Bekas Galian Bouksit

Alam Tirta di kecamatan Teluk Bintan, bisa memberi alternatif tempat

wisata yang tak kalah cantik dengan kawasan Lagoi. Wisata ekologi

bisa anda lakukan dengan mengunjungi dan turut melakukan penanaman

pohon di hutan bakau sepanjang pantai timur Pulau Bintan dan hutan

lindung di Gunung Kijang dan Bukit Kucing.

Uji Validitas

Untuk uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis

item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam penelitian ini terdapat

butir pertanyaan yang bersifat positif dan negatif. Oleh karena itu

untuk pertanyaan bersifat positif (favorable) maka jawaban Sangat

Setuju mendapat skor 5, Setuju 4, Netral 3, Tidak Setuju 2, dan

Sangat Tidak Setuju 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negative

(unfavorable) Sangat Setuju mendapat skor 1, Setuju 2, Netral 3,

Tidak Setuju 4, dan Sangat Tidak Setuju 5. Uji validitas butir

pertanyaan kuesioner dilakukan terhadap masing-masing variabel

konstruk dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing

pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product

Moment Pearson

Hasil pengujian validitas butir pertanyaan pada kuesioner

tentang keunggulan kompetitif (X1), Kepuasan (X2), Persepsi (X3) dan

WOM (Y) maka dengan df = n-64 dan taraf signifikansi 5% (0,05)

diperoleh r tabel sebesar 0,2075. Uji validitas dilakukan untuk

masing-masing item variabel (lampiran) didapatkan semua pertanyaan r

hitung > r tabel maka pertanyaan dikatakan VALID.

Uji Realiabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan model Cronbach’s alpha . Dalam

teknik ini instrumen diujicobakan pada 64 responden dan hasilnya

dicatat. Sebuah instrument dikatakan reliable apabila koefisien

reliabilitasnya di atas 0,60. (Sugiono, 2006). Berdasarkan hasil

uji reliabilitas untuk masing-masing variabel, (sesuai lampiran)

maka diperoleh variabel X1 Cronbach’s alphanya sebesar 0,806,

variabel X2 Cronbach’s alphanya sebesar 0,869, variabel X3

Cronbach’s alphanya sebesar 0,770 dan variabel Y Cronbach’s alphanya

sebesar 0,887. Hasil di atas dapat dikatakan bahwa semua pertanyaan

pada penelitian ini mempunyai tingkat reabilitas yang tinggi.

Analisis deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif

mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-

variabel penelitian yang digunakan.Statistik deskriptif memberikan

gambaran informasi atau deskripsi suatu data secara sederhana dari

obyek penelitian yang terkait dengan model penelitian yang

dikembangkan, antara lain dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Page 11: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

11

standar deviasi, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

(Ferdinand, 2006).

Secara garis besar kecenderungan responden dalam menjawab

kuesioner dikategorikan seperti berikut :

Tabel.1. Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std. Error

Statistic Std. Error

Keunggulan 64 23,94 9,08 33,02 23,0658 4,43828 -,321 ,299 ,760 ,590

Kepuasan 64 21,91 7,43 29,35 19,8665 4,31495 -,443 ,299 ,790 ,590

Persepsi 64 20,48 13,43 33,91 23,8927 4,51697 -,017 ,299 ,133 ,590

WOM 64 9,98 4,02 13,99 10,2726 2,44391 -,317 ,299 ,080 ,590

Valid N (listwise) 64

Sumber: data diolah, 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa deskriptif variabel Keunggulan

Kompetitif (X1), Kepuasan (X2), Persepsi (X3), dan WOM (Y)

menunjukkan jumlah responden (N) ada 64. Nilai minimum dari variabel

keunggulan kompetitif sebesar 9,08, dan nilai maksimalnya sebesar

94.Untuk nilai minimum dari variabel kepuasan sebesar 7,43 dan nilai

maksimalnya sebesar 29,35 , untuk nilai minimum variabel perspsi

mempunyai nilai minimum sebesar 13,43 dan nilai maksimalnya sebesar

33,91, Sedangkan untuk nilai minimum variabel Words Of Mouth

mempunyai nilai minimum sebesar 4,02 dan nilai maksimalnya sebesar

13,99.

Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan minimum.

Nilai range untuk keunggulan kompetitif yaitu 23,94, nilai range

untuk variable kepuasan sebesar 21,91 dan nilai range untuk variabel

persepsi sebesar 20,48, dan nilai range untuk variabel Words Of

Mouth yaitu 9,98 Sedangkan untuk nilai mean statistik ketiga

variabel yaitu keunggulan kompetitif, kepuasan, persepsi lebih besar

dari Standar deviasi statistik yang artinya tidak terjadi variasi

data yang tinggi karena nilai variasi data tersebut nilainya lebih

rendah dari nilai rata-ratanya. Dari 64 responden ternyata data

keunggulan kompetitif, kepuasan, persepsi terdistribusi secara

normal. Hal ini dapat terlihat dari nilai skewness dan kurtosis

masing-masing variabel yang memiliki nilai mendekati nol.

Analisis Pengaruh Penciptaan Keunggulan Kompetitif Dalam Membentuk

WOM (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata Di

Kabupaten Bintan

Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis Pertama akan diuji sesuai dengan paradigma yang

mencerminkan hipotesis tersebut yaitu: penciptaan keunggulan

kompetitif (X1), kepuasan (X2) dan persepsi konsumen(X3) berpengaruh

secara simultan terhadap pembentukan WOM (Y). Pengujian dilakukan

dengan analisis jalur melalui SPSS.

Berdasarkan hasil pengolahan, maka langkah-langkah pengujian

hipotesis ini dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Membuat persamaan struktural

Y = Pyx1X1 + Pyx2X2 + Pyx3X3 + ε

Page 12: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

12

2) Matrik Korelasi antar penciptaan keunggulan kompetitif (X1), kepuasan (X2) dan

persepsi konsumen(X3) berpengaruh secara simultan terhadap pembentukan WOM

(Y) Tabel 4.33

Correlations

X1 X2 X3 Y

X1 Pearson Correlation 1 ,775(**) ,638(**) ,733(**)

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 64 64 64 64

X2 Pearson Correlation ,775(**) 1 ,708(**) ,651(**)

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 64 64 64 64

X3 Pearson Correlation ,638(**) ,708(**) 1 ,753(**)

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 64 64 64 64

Y Pearson Correlation ,733(**) ,651(**) ,753(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 64 64 64 64

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data diolah. 2014

Tabel 4.34

Matrik Korelasi

X1 X2 X3 Y

X1 1.000 0.775 0.638 0.733

X2 0.775 1.000 0.708 0.651

X3 0.638 0.708 1.000 0.753

Y 0.733 0.651 0.753 1.000 Sumber: data diolah. 2014

3) Koefisien Jalur Pyxi (i – 1,2,3)

=

Tabel 4.35 Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta Std. Error

1 (Constant) -1,221 1,135 -1,076 ,286

X1 ,022 ,054 ,137 3,410 ,004

X2 ,192 ,055 ,338 3,499 ,002

X3 ,300 ,051 ,554 5,914 ,001

a Dependent Variable: Y Sumber: data diolah. 2014

4) Mengitung R2y (X1X2) yaitu koefisien yang mengatakan determinasi total (simultan) X1, X2,X3 dan Y

R2y (X1,X2,X3) = ( 0,137 0,338 0,554)

Page 13: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

13

R2 y(X1,X2,X3) = 0,738

Tabel 4.36 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,812(a) ,738 ,642 1,46126

a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Sumber: data diolah. 2014

5) Menghitung koefisien jalur variabel luar (ρyε)

ρyε =

= 0,512

6) Menguji Koefisien Jalur ρyXi

Secara manual koefisien jalur dengan statistik uji t dengan

derajat bebas 16 pada titik kritis =2.1199. Dengan menggunakan

output SPSS di tabel Coefficients(a), pada kolom sig dan t dipakai

untuk menguji koefisien jalur.

Koefisien Jalur ρyX1

Ho : ρyX1 = 0

Ho : ρyX1 ≠ 0

Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau t = 3,410

> 2,1199, maka Ho ditolak

Koefisien Jalur ρyX2

Ho : ρyX2 = 0

Ho : ρyX2 ≠ 0

Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,002< 0,05 atau t = 3,499

> 2,1199, maka Ho ditolak

Koefisien Jalur ρyX3

Ho : ρyX3 = 0

Ho : ρyX3 ≠ 0

Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,001< 0,05 atau t = 5,914

> 2,1199, maka Ho ditolak

7) Menghitung Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen a. Pengaruh langsung

X1 Y (0,137) (0,137) = 0,018

X2 Y (0,338) (0,338) = 0,114

X3 Y (0,554) (0,554) = 0,307

b. Pengaruh Tidak Langsung X1 melalui X2 Y = (0,137) (0,775) (0,338) = 0,035

X2 melalui X3 Y = (0,338) (0,708) (0,554) = 0,135

X1 melalui X3 Y = (0,137) (0,638) (0,554) = 0,048

Maka melalui perhitungan matrik korelasi dan matrik invers

korelasi antara variabel bebas (independen) maka diperoleh koefisien

jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas

(independen). Hasil perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur

keunggulan kompetitif (X1) terhadap pembentukan WOM (Y) adalah 0,137

atau sebesar 15 %. Besarnya koefisien jalur kepuasan wisatawan (X2)

terhadap pembentukan WOM sebesar 0,338 atau 32% dan koefisien jalur

persepsi wisatawan (X3) terhadap pembentukan WOM sebesar 0,554 atau

53%. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Page 14: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

14

Gambar 4.1

Besarnya Koefisien Jalur

Sumber: data diolah, 2014

Dari gambar grafik 4.1 dapat diketahui bahwa koefisien jalur X3

mempunyai pengaruh yang besar dari pada X1 dan X2. Hal ini menandakan

bahwa persepsi mempunyai pengaruh lebih besar untuk membentuk WOM

(Word Of Mouth). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.37

Besarnya Pengaruh Varibel X1, X2,dan X3 Secara langsung dan Tidak Langsung

Terhadap Y

Pengaruh

Langsung

Pengaruh Tidak Langsung Melalui

Total X1 X2 X3 Sub

Total

X1 0,018 + 0,035 + 0,048 + 0,083 + 0.101 +

X2 0,114 + 0,035 + 0,135 + 0,170 + 0.284 +

X3 0,307 + 0,048 + + 0,048 + 0.355 +

Pengaruh Variabel X1,X2 dan

X3

0.738

Pengaruh Variabel Luar 0.262

Total 1.000

Sumber: data diolah, 2014

Hasil uji hipotesis secara bersama berdasarkan pengolahan data

yang telah dilakukan. Pengujian hipotesis secara bersama menggunakan

statistic uji F akan ditampilkan dalam bentuk Tabel ANOVA(b) di bawah

ini:

Tabel 4.38

Hasil Hiptesis Secara Simultan

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression 91,015 3 30,338 20,717 ,000(a)

Residual 155,354 60 2,589

Total 246,369 63

a Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b Dependent Variable: Y Sumber: data diolah. 2014

X10,137

X2;0,338

X30,554

Besarnya Koefisien Jalur

Page 15: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

15

Hasil pengujian hipotesis secara bersama melalui uji F

berdasarkan Tabel 4.32 diperoleh nilai Fhitung sebesar 20,717 lebih

besar dari Ftabel 1.342 dan nilai sig sebesar 0.000 lebih kecil

dibandingkan α sebesar 0.05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa

terdapat pengaruh secara bersama antara ketiga variabel bebas

terhadap pembentukan WOM. Ftable didapatkan dengan menggunakan

microsoft excel untuk tabel distribusi F, didapatkan nilai Ftabel

dengan degrees of freedom (df) n1 = 3 (df dari regresi) dan n2 = 60

(df dari residual) adalah sebesar 2.76

Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel atau konstruk mana

yang lebih besar, cukup dilihat pada hasil uji statistik t yang

terdapat pada tabel Coefficients(a). Variabel yang memiliki hasil

uji t yang lebih besar merupakan variabel yang memiliki pengaruh

yang lebih besar dibanding variabel lainnya.

Bahwa:

1. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil

daripada hasil variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa

variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X2. Dari hasil

perhitungan pengaruh total pada tabel 4.36 dapat dilihat bahwa

variabel X1 terhadap variabel independen adalah sebesar 0,101

atau 10,1%

2. Variabel X2 memiliki hasil thitung (3,499) yang lebih kecil

daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa

variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap

variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total pada

tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X2 terhadap variabel

independen adalah sebesar 0,284 atau 28,4%

3. Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil

daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa

variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap

variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total pada

tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X1 dan X3 terhadap

variabel independen adalah sebesar 0,355 atau 35,5%

Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel dapat

dilihat pada grafik berikut:

Grafik. 4.2

Besarnya Pengaruh Tiap Variabel Terhadap Y

Sumber: data, diolah 2014

X1;10,10%

X228,40%

X3 35,50%

Besarnya Pengaruh Tiap Variabel Terhadap variabel Y

Page 16: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

16

4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua yang diuji sesuai dengan paradigma

yang menggambarkan Penciptaan Keunggulan Kompetitif (X1) berpengaruh

secara partial terhadap kepuasan Konsumen (X2) Destinasi wisata

Kabupaten Bintan. Maka melalui perhitungan matrik korelasi dan

matrik invers korelasi antara variabel Penciptaan Keunggulan

Kompetitif (X1) dan variabel kepuasan Konsumen (X2) maka diperoleh

koefisien jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel. Hasil

perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur keunggulan

kompetitif (X1) terhadap kepuasan Konsumen (X2). Dari perhitungan

hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel Coefficients(a)

menunjukkan bahwa Variabel X1 memiliki hasil thitung (3,410) yang

lebih kecil daripada hasil variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan

bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X2. Hal ini dapat

dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik. 4.3

Besarnya Pengaruh Variabel X1 dan X2

Sumber: data, diolah 2014

4.3.3 Hipotesis ketiga

Pengujian hipotesis ketiga yaitu Penciptaan Keunggulan

Kompetitif berpengaruh secara partial terhadap Persepsi Konsumen

pada Destinasi wisata Kabupaten Bintan yang diuji sesuai dengan

paradigma yang menggambarkan Penciptaan Keunggulan Kompetitif (X1)

berpengaruh secara partial terhadap Persepsi Konsumen (X3) Destinasi

wisata Kabupaten Bintan. Maka melalui perhitungan matrik korelasi

dan matrik invers korelasi antara variabel Penciptaan Keunggulan

Kompetitif (X1) dan variabel persepsi Konsumen (X3) maka diperoleh

koefisien jalur atau besarnya pengaruh masing-masing variabel. Hasil

perhitungan menunjukkan besarnya koefisien jalur keunggulan

kompetitif (X1) terhadap persepsi Konsumen (X3).

Dari perhitungan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel

Coefficients(a) menunjukkan bahwa Variabel X2 memiliki hasil thitung

(3,499) yang lebih kecil daripada hasil variabel X3 (5,914). Jadi

bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan pengaruh total

X1

3,41

X2

3,499

Besarnya Pengaruh Variabel X1 dan X2

Page 17: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

17

pada tabel 4.36 dapat dilihat bahwa variabel X2 terhadap variabel

independen adalah sebesar 0,284 atau 28,4%

Grafik. 4.4

Besarnya Pengaruh Variabel X2 dan X3

Sumber: data, diolah 2014

4.4.4 Hipotesis keempat Keunggulan Kompetitif berpengaruh untuk membentuk Perilaku Word

Of Mouth terhadap Destinasi wisata Kabupaten Bintan. Hal ini dapat

dilakukan pengujian dengan memperhatihan tabel 4.38 di bawah ini:

Tabel 4.39

Hasil Hiptesis Secara Partial antara variabel X1 dan Y

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t

Sig.

B Std. Error Beta Std. Error

1 (Constant) 3,502 1,389 2,521 ,004

X1 ,294 ,059 ,533 4,961 ,000

a Dependent Variable: Y

Sumber : data diolah, 2014

Dari hasil perhitungan Koefisien Jalur ρyX1 yang diperoleh dari

tabel Coefficients(a)

di atas dapat dilihat bahwa :

Ho : ρyX1 = 0

Ho : ρyX1 ≠ 0

Terlihat pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau t = 4,961

> 2,1199, maka Ho ditolak. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh

keterangan objektif, bahwa koefisien jalur dari X1 ke Y secara

statistik adalah bermakna dan signifikan (thitung di atas ttabel dan

p-value dibawah 0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap pembentukan

perilaku WOM (Word Of Mouth). Dengan kata lain pada penelitian ini

diperoleh bahwa penciptaan keunggulan kompetitif memiliki pengaruh

yang signifikan dalam membentuk WOM (Word Of Mouth).

Hal ini menjadi jawaban bahwa bila suatu daerah bisa

menciptakan keunggulan kompetitif melalui kepuasan yang dirasakan

dan persepsi masyarakat yang timbul pada destinasi wisata ke objek

yang ada di Kabupaten Bintan, maka dengan sendirinya akan bisa

membentuk Word OF Mouth (WOM) yang positif.

X1

3,499X3

5,914

Besarnya pengaruh X1 terhadap X3

Page 18: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

18

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

4. Pengaruh secara simultan penciptaan Keunggulan Kompetitif,

Kepuasan wisatawan dan persepsi wisatawan pada objek pariwisata

Kabupaten Bintan terhadap membentuk Word Of Mouth. Hasil pengujian

hipotesis secara bersama diperoleh nilai Fhitung sebesar 20,717

lebih besar dari Ftabel 1.342 dan nilai sig sebesar 0.000 lebih

kecil dibandingkan α sebesar 0.05 maka Ho ditolak yang berarti

bahwa terdapat pengaruh secara bersama antara ketiga variabel

bebas (X1, X2, dan X3) terhadap pembentukan WOM. Ftable didapatkan

dengan degrees of freedom (df) n1 = 3 (df dari regresi) dan n2 =

60 (df dari residual) adalah sebesar 2.760

5. Pengaruh variabel yang membentuk kepuasan dari Keunggulan

Kompetitif Pariwisata Kabupaten Bintan diperoleh Variabel X1

memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil daripada hasil

variabel X2 (3,499). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih

kecil pengaruhnya daripada X2. Dari hasil perhitungan pengaruh

total diperoleh bahwa variabel X1 terhadap variabel independen

adalah sebesar 0,101 atau 10,1%

6. Pengaruh antara variabel yang membentuk Persepsi Konsumen dari

Keunggulan Kompetitif wisata Kabupaten Bintan. Variabel X1

memiliki hasil thitung (3,410) yang lebih kecil daripada hasil

variabel X3 (5,914). Jadi bisa dikatakan bahwa variabel X1 lebih

kecil pengaruhnya daripada X3 terhadap variabel dependen. Dari

hasil perhitungan pengaruh total pada tabel 4.36 dapat dilihat

bahwa variabel X1 dan X3 terhadap variabel independen adalah

sebesar 0,355 atau 35,5%

7. Keunggulan kompetitif berpengaruh terhadap membentuk Word Of Mouth dapat diketahui bahwa pada p-value (kolom sig) = 0,004< 0,05 atau

t = 4,961 > 2,1199, maka Ho ditolak. Dari hasil pengujian tersebut

diperoleh keterangan objektif, bahwa koefisien jalur dari X1 ke Y

secara statistik adalah bermakna dan signifikan (thitung di atas

ttabel dan p-value dibawah 0,05). Jadi memiliki pengaruh terhadap

pembentukan perilaku WOM (Word Of Mouth). Dengan kata lain pada

penelitian ini diperoleh bahwa penciptaan keunggulan kompetitif

memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk WOM (Word Of

Mouth). Hal ini menjadi jawaban bahwa bila suatu daerah bisa

menciptakan keunggulan kompetitif melalui kepuasan yang dirasakan

dan persepsi masyarakat yang timbul pada destinasi wisata ke objek

yang ada di Kabupaten Bintan, maka dengan sendirinya akan bisa

membentuk Word OF Mouth (WOM) yang positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pihak pengelola pariwisata

terutama pemerintah Kabupaten Bintan demi terciptanya keunggulan

bersaing sehingga bisa menciptakan Word Of Mouth yang positif pada

destinasi kunjungan wisata di daerah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Melihat bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan

terhadap penciptaan Word Of Mouth yang positif. Maka pemerintah

Kabupaten Bintan sebaiknya lebih meningkatkan daya saing dengan

objek-objek wisata yang ditawarkan Kabupaten Bintan baik itu

sarana prasarana, pelayanan, fasilitas yang memadai, kenyamanan,

Page 19: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

19

dan keamanan, sehingga kepuasan dan persepsi masyarakat terhadap

destinasi kunjungan wisata akan ikut meningkat. Dengan kata lain

keunggulan yang dimiliki Kabupaten Bintan akan bisa menciptakan

komunikasi dari mulut ke mulut yang positif.

2. Penenlitian ini memiliki keterbatasan, antara lain penelitian ini hanya melihat adanya pengaruh keunggulan kompetitif destinasi

wisata Kabupaten Bintan yang bisa menciptakan Word Of Mouth

sehingga hasil dicapai belum dapat menunjukkan hasil yang

maksimal. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya perlu dilakukan

kajian lebih lanjut mengenai pengaruh keunggulan kompetitif untuk

menciptakan Word Of Mouth.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau hasil Susenas 2008-

2012, No. 43/07/Th.XVI, 1 Juli 2013

Brown, Barry, Dacin and Guust, 2005, “Spearching for consensus on

the antecedent role of service quality and satisfaction: an

exploratory cross-national study”. Journal Of Business

research, Vol; 51.pp 53-60

Basiya R dan Hasan Abdul Rozak, 2012, Kualitas Daya Tarik Wisata,

Kepuasan Dan Niat Kunjungan kembali Wisatawan di Jawa

Tengah,Jurnal: Dinamika Kepariwisataan Vol XI. No.2 Oktober

2012.Universitas Stikubank, Semarang

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan

Erida (2009), “Pengaruh Kepuasan Konsumen dan Insentif Terhadap

Perilaku WOM (WORD OF MOUTH) Konsumen Jasa Angkutan Penumpang

Bis Antar Kota Provinsi Kelas Eksekutif Di Bandung,

Universitas Jambi, Jambi

Freddy Rangkuti, 2002.Measuring customer satisfaction :Teknik

mengukur dan

Strategi meningkatkan kualitas pelanggan, Edisi keempat,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Fandy Tjiptono,Gregorius Chandra., 2008. Pemasran Strategik.. Edisi

satu.: Andi. Yogyakarta

Geykens, Inge, Jan Benedict E.M. Steenkemp, danNirmala Kumar, 1999,

“AMeta –Analysis of Satisfaction”, Academy of Management

Journal of Marketing Research, Vol.XXXVI, May.

Goodman, Paul S, Mark Fichman, F.J. Larch, dan Pamela R.S, 1995“

Customer-543`2Firm Relationships, Involvement, and Customer

Satisfaction”,Academy Of Management Journal, Vol. 38, No.5.

Hair, J.F., Black, W.C., Anderson, R.E., and Tatham, R.L,1998,

Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall,

Upper Saddle River, New Jersey

Page 20: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

20

Hosiana Ayu Hidayati, Suharyan, Srikandi Kurniaty, Faktor-faktor

Yang Membentuk Komunikasi WOM dan Pengaruhnya Terhadap

Keputusan Pembelian

Iranita, 2004, Pengaruh Kualitas produk dan Customer Value Terhadap

hasil penjualan Karet Alam di Sumatera Barat, Universitas

Padjajaran

Kaplan, Saccuzo.,1993, Psicological Testing Principles Applications

and Issues, Brool?Cole Pub a divition of Wadsworth, Inc

Kotler, Philip,. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. PT Indeks

Kelompok Gramedia, Jakarta.

__________,. dan Keller , Kevin Lane,.2009. Manajemen Pemasaran.

Edisi Tigabelas. Erlangga dengan Power MacPro

Nirwana SK Sitepu, 1994, Analisis Jalur (Path Analysis), Diterbitkan

Atas Usaha Unit pelayanan Statistika, Jurusan FMIPA, Unpad,

Bandung

Nur Fitriana (2011), “Analisis Pengaruh Promosi Word Of Mouth

Terhadap Brand Image Dan Proses Keputusan Kunjungan Kebun

Raya Bogor, Universitas Pertanian Bogor, 2011

Parasuraman, A, V.A. Zeithami and L.L. Berry, 1988, “A Multiple-Item

Scale forMeasuring Consumer Perceptions of Service Quality”,

Journal of Retailling, Vol. 64, p.12-40

Selnes, Fred, 1993,” An Examination of the Effect of Product

PerformanceOn Brand Reputation, Satisfaction and Loyalty”,

European Journal of Marketing, Vol.27,No.9.

Strategi meningkatkan kualitas pelanggan, Edisi keempat,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Stratford, 2004, “Stratford-on-Avon District Council Customer

Satisfaction Index,” [online:

http://www.stratford.gov.uk/community/council-805.cfm.htm. 21

Oktober 2013]

Sucherly., 2001, Kinerja Strategi Bauran Pemasaran Jasa SLI 008,

Pengaruhnya Terhadap Nilai Jasa dan Loyalitas Pelanggan

PT.Satelit Palapa Indonesia, Makalah yang disajikan pada temu

Ilmiah Sewindu Program Magister Manajemen Universitas

Padjajaran, Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempatbelas.

Bandung: CV. Alfabeta.Suhartini Karim.(2007)

Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Yeni Yuniawati, 2013.,Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi

Wisata Melalui Memorable Tourist Experience (MTE) Dan Customer

Based Brand Equity For Tourist Destination (CBBETD),

Universitas Pendidikan Indonesia.

Page 21: (Word Of Mouth) Pada Tingkat Kunjungan Destinasi Wisata

21