Mokamula Tas Anak, Mokamula Tas Handmade, Mokamula Tas Cantik, 0812.3523.3743
Wm231 Materi Tas
-
Upload
edward-effendi -
Category
Documents
-
view
57 -
download
12
Transcript of Wm231 Materi Tas
BENCHMARKING
WM231 - Manajemen Operasi - 1 – FE UKSW Salatiga
B E N C H M A R K I N G Tujuan utama benchmarking adalah membuka peluang untuk memperbaiki kinerja di bagian-bagian utama. Manfaat benchmarking:
- memahami kegiatan-kegiatan dan proses-proses yang merupakan kunci ke arah keberhasilan bisnis dan memuaskan kebutuhan pelanggan
- memberi peringatan manajemen apa saja yang dapat menjadikan organisasi terbaik
- menentukan standar kinerja tujuan kegiatan-kegiatan kunci untuk menyamai atau melampaui perusahaan (organisasi) yang terbaik
- mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan lain mencapai standar yang baik
(Tanpa benchmarking sebuah perusahan dapat menjadi picik dan cepat merasa puas. Perusahaan mungkin saja telah menentukan sasaran yang kelihatannya agresif berdasarkan kinerja yang ada sekarang, tetapi tidak menyadari mungkin saja di kemudian hari meleset dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang sangat berhasil) Bidang-bidang benchmarking 1. Kepuasan pelanggan: - kesesuaian produk dengan kebutuhan
- keandalan - penyerahan tepat waktu - waktu pengiriman setelah pesanan
2. Kinerja keuangan: - penjualan per pegawai - umur piutang - penanaman modal dalam R&D
3. Distribusi: - biaya kegiatan distribusi - waktu dalam daur distribusi - jumlah tingkat distribusi
4. Pembelian : - jumlah pemasok - pemasok setiap pembeli - pembeli setiap 1000 transaksi - penyerahan terlambat - rata-rata penolakan - kekurangan
5. Manajemen bahan baku:- ruang gudang - persediaan - waktu daur
6. Rancangan (desain):- waktu mengenalkan produk - jumlah perubahan desain
7. Praktik manajemen (mis. Manajemen SDM, manajemen keselamatan kerja, manajemen kualitas, dll.)
BENCHMARKING
WM231 - Manajemen Operasi - 2 – FE UKSW Salatiga
Identifikasi kegiatan-kegiatan kunci dapat melalui :
1. survey pasar/pelanggan 2. analisis fungsi, mengidentifikasi tujuan bisnis dan masing-masing fungsinya
dalam pengertian memuaskan kebutuhan pelanggan eksternal 3. analisis keuangan menggambarkan kegiatan-kegiatan yang memerlukan
biaya besar atau dimana biaya-biaya ketidaksesuain (Non Conformance Cost) paling banyak timbul
Siapa pembandingnya? • bagian-bagian lain organisasi sendiri: Informasi mudah diperoleh namun dapat
menciptakan hasil ‘aman’ yang dangkal. • Pesaing: Informasi sulit diperoleh, kecuali informasi itu ada di tempat umum. • industri-industri lain. Indutri lain mungkin saja melakukan kegiatan yang sama
dengan cara yang sama sekali berbeda: Informasi cenderung lebih mudah diperoleh.
Sumber informasi
a. pelanggan dan pemasok – mereka seringkali memiliki informasi tentang pesaing dan kinerja mereka pada bagian tertentu.
b. wartawan, akademisi, konsultan dan pialang saham – mereka sering memiliki pandangan yang lebih luas tentang industri-industri lain.
c. asosiasi perdagangan untuk industri sendiri maupun industri lain. d. para pegawai – mereka mungkin memiliki pengalaman yang berguna. e. perkiraan-perkiraan, laporan-laporan yang diterbitkan, majalah-majalah
bisnis f. survey pasar
Kapan digunakan benchmarking? Terus-menerus perlu untuk:
a. membandingkan kinerja dengan hasil benchmarking b. memperbarui bencmarking c. meninjau kegiatan yang diberi benchmarking untuk memastikan bahwa
kegiatan itu masih merupakan kunci keberhasilan d. berupaya mengidentifikasi parameter-parameter kunci yang timbul, yang
mungkin dapat menyediakan suatu dasar untuk benchmarking di masa mendatang
Keterbatasan penggunaan benchmarking:
1. penggunaan benchmarking saja tidak akan memberitahu apa yang sebenarnya dikehendaki para pelanggan. Kalau produk kedaluwarsa, tidak ada perbaikan apapun di dalam proses produksi yang akan membuatnya dapat bersaing
2. penggunaan benchmarking dapat mengarahkan manajemen untuk memusatkan perhatian pada masalah persaingan yang ada. Penting sekali untuk tidak kehilangan pandangan tentang pentingnya meramalkan timbulnya ancaman yang akan datang.
3. penggunaan benchmarking hanya merupakan langkah pertama di jalan menuju perbaikan, perusahaan dapat mengambil manfaat kalau menerapkan perbaikan-perbaikan itu.
BENCHMARKING
WM231 - Manajemen Operasi - 3 – FE UKSW Salatiga
4. penggunaan bnenchmarking hanya mengidentifikasi tingkat-tingkat kinerja. Manajemen harus berusaha memahami bagaiman kinerja itu dicapai.
Bagaimana memulai? dapat dipecah-pecah ke dalam sejumlah tahap kunci:
1. Bentuk sebuah tim benchmarking. Ini akan mencakup para pembuat keputusan dan para ahli proses.
2. Tentukan kegiatan-kegiatan yang merupakan kunci keberhasilan bisnis dan tentukan di mana perbaikan perlu dilakukan.
3. Tentukan pengukuran kinerja untuk perusahaan sendiri bagi kegiatan-kegiatan kunci.
4. Tandailah perusahaan yang mencapai kinerja baik/terbaik. 5. Kumpulkan informasi tentang standar-standar kinerja perusahaan itu, kalau
perlu atur pertemuan dengan pihak perusahaan itu untuk berbicara dengan para manajer/pegawainya bagaimana kinerja itu mereka capai.
6. Identifikasi pelajaran yang diperoleh, dan pikirkan suatu cara untuk menerapkan pelajaran itu . Tetapkan suatu program perbaikan.
Catatan-catatan:
a. Penting untuk menghindari mengumpulkan terlalu banyak informasi. Pusatkan pada beberapa bagian rawan (penting) saja, daripada pada semua bagian sekaligus.
b. Benchmarking merupakan kegiatan yang mahal. Bila dilaksanakan tanpa sebuah rencana tindakan untuk mengendalikan, mengukur dan memperbaiki kinerja, akan menjadi pemborosan waktu dan dana.
c. Rincian-rincian bagaimana kinerja baik telah dicapai hanya dapat diperoleh melalui pembicaraan dengan para pegawai perusahaan. Sebuah pernyataan bahwa perbaikan dalam kinerja yang lengkap dan menyeluruh telah dicapai oleh perusahaan lain terbatas penggunaanya, kecuali terdapat informasi yang menyertainya tentang bagaimana hal itu tercapai.
d. Penting untuk menyadari bahwa penerapan benchmarking hanya menunjukkan apa yang telah dicapai oleh perusahaan lain. Masalahnya adalah bagaimana menyediakan sebuah program yang berpandangan maju untuk menyediakan standar kinerja untuk waktu (generasi) yang akan datang.
BENCHMARK artinya: tanda untuk menentukan tingginya letak suatu daerah. (kamus Inggris Indonesia, John M. Echols & Hassan Shadily, Gramedia Jakarta, 1990)
1
Temu 14
1
Manajemen Persediaan
wm 231 - han
Persediaan
Latar Belakang2
Perkembangan dunia i d t i b l industri yang berlangsung cepat.Meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas dan waktu pengiriman produk.
wm 231 - han
Persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya.
2
Peranan Manajemen3
Perusahaan perlu melakukan manajemen persediaan proaktifmanajemen persediaan proaktif.Manajemen persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun tantangan yang ada dalam manajemen
wm 231 - han
y g jpersediaan.
Sasaran Manajemen Persediaan4
Untuk meminimasi total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan.Salah satu caranya dengan meminimasi biaya pembelian.
wm 231 - han
3
Kasus Khusus5
Pada umumnya industri proses mempunyai standarisasi tertentu yang mempunyai standarisasi tertentu yang meliputi standar komposisi produk yang dihasilkan maupun bahan baku yang digunakan.Waktu kadaluwarsa merupakan salah satu permasalahan yang penting dan
wm 231 - han
p y g p gharus dipertimbangkan dalam perencanaan bahan baku.
Fungsi Persediaan6
1 Untuk memberikan suatu stok barang agar dapat 1. Untuk memberikan suatu stok barang agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari konsumen.
2. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi.3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah.4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan
perubahan harga.U t k hi d i d i k k t k
wm 231 - han
5. Untuk menghindari dari kekurangan stok.6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan
baik.
4
Jenis Persediaan7
Persediaan bahan mentahPersediaan bahan mentahPersediaan barang dalam proses (Work-in process –WIP)Persediaan MRO (perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi)Persediaan barang jadi
wm 231 - han
Manajemen Persediaan8
1. Bagaimana mengelompokkan d k d k di (di b t produk-produk persediaan (disebut
analisis ABC)2. Bagaimana mempertahankan
keakuratan catatan persediaan yang d
wm 231 - han
ada.
5
Analisis ABC9
Analisis ABC membagi persediaan di tangan ke dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang (penerapan persediaan dari prinsip Pareto).Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan yang penting.Untuk menentukan nilai uang tahunan
wm 231 - han
Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC diukur dari permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya perunit.
Analisis ABC10
Butir persediaan kelas A : Persediaan-persediaan yang jumlah nilai uang pertahunnya tinggi. Butir-butir persediaan semacam ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari butir-butir
di l i kili i d i l bi dipersediaan total, tetapi mewakili 70% sampai 80% dari total biaya persediaan.Butir persediaan kelas B :Butir-butir persediaan yang volume tahunannya (dalam nilai uang) sedang. Butir-butir persediaan ini mungkin hanya mewakili 30% dari keseluruhan persediaan dan 15% sampai 25% dari total biaya persediaan.Butir persediaan kelas C :Butir-butir persediaan yang volume tahunannya kecil, yang mewakili nilainya hanya 5% dari total biaya persediaan tetapi terdiri dari sekitar 55% dari keseluruhan persediaan.
wm 231 - han
6
Grafik Analisis ABC11
i diButir Persediaan A8070 60 50403020 Butir Persediaan B Butir Persediaan C
wm 231 - han
100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Presentase dari keseluruhan butir persediaan
Keakuratan Catatan Persediaan12
Keakuratan catatan persediaan ini penting dalam system produksi dan persediaan dan memungkinkan y p p gorganisasi untuk tidak hanya memfokuskan pada butir-butir persediaan yang dibutuhkan.
wm 231 - han
7
Penghitungan Siklus13
Penghitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan lewat analisis ABC. persediaan yang dikembangkan lewat analisis ABC. Dengan prosedur penghitungan siklus, butir-butir persediaan dihitung, arsip diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasi secara berkala.
wm 231 - han
Pengendalian Persediaandalam Industri Jasa
14
Teknik-teknik yang dapat diterapkan mencakup :Pemilihan karyawan, pelatihan, dan disiplin yang baik.y , p , p y gPengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang.Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.
wm 231 - han
8
Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan
15
Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan atau penahanan y g g p y p p(carrying) persediaan sepanjang waktu tertentu. Biaya penyimpanan juga mencakup biaya yang berkaitan dengan gudang seperti biaya asuransi, staffing tambahan dan pembayaran bunga.Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya-biaya pasokan, formulir, pemrosesan pesanan, tenaga para pekerja dan sebagainya. Pada saat produk pesanan dibuat timbul pula biaya pemasangan
wm 231 - han
dibuat, timbul pula biaya pemasangan.Biaya pemasangan adalah biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk memproduksi pesanan.
Model PersediaanPermintaan Independen
16
Model Economic Order Quantity(EOQ)(EOQ)Model Production Order QuantityModel Quantity Discount
wm 231 - han
9
Model Economic Order Quantity (EOQ)
17
Teknik ini relatif mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi :
Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan.Lead time diketahui dan bersifat konstan.Persediaan diterima dengan segera.Tidak mungkin diberikan diskon.Biaya variable yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penahanan atau penyimpanan
wm 231 - han
persediaan sepanjang waktu.Keadaan kehabisan stok (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Grafik Penggunaan Persediaan18
Dengan asumsi di atas, grafik penggunaan persediaan sepanjang waktu bentuknya seperti gigi ikan hiu.
Tingkat PenggunaanJumlah yangdipesan = Q Persediaan (tingkat Persediaan ditangan rata -ratamaksimum) (Q/2)
wm 231 - han
Persediaan minimun 0
Waktu
10
Minimalisasi Biaya19
Tujuan dari kebanyakan model persediaanadalah untuk meminimalisasi biaya total (keseluruhan) (keseluruhan). Biaya yang signifikan adalah biayapemasangan (pemesanan) dan biayapenahanan (penyimpanan). Ukuran pesanan optimalnya adalah Q* yang merupakan jumlah pesanan yang meminimalisasi biaya total. Jumlah pesanan optimal akan muncul di titikdi mana kurva biaya pemesanan dan kurva
wm 231 - han
di mana kurva biaya pemesanan dan kurvapenyimpanannya berpotongan. Dengan model EOQ, jumlah pesanan optimal akan munculdititik di mana biaya pemasangan totalnyasama dengan biaya penahanan total.
Gambar Biaya Total sebagaiFungsi Jumlah Pesanan
20
Kurva biaya penyimpanan danpemesanan
pemesanan
Biaya tetapminimum Kurva biaya
penyimpanan
Kurva Biaya Pemesanan(Pemasangan)
wm 231 - han
(Pemasangan)Jumlah pesanan Jumlah pesanan
Optimal
11
Nilai Q*21
Q = Jumlah barang setiap pemesananQ* = Jumlah optimal barang per pemesanan Q p g p p
(EOQ)D = Permintaan tahunan barang persediaan,
dalam unitS = Biaya pemasangan atau pemesanan
untuk setiap pesananH = Biaya penahanan atau penyimpanan
wm 231 - han
H = Biaya penahanan atau penyimpanan perunit per tahun
Nilai Q*22
DS2*QH
S*Q =
*QD
dipesan yangunit Jumlah Permintaan N diinginkan yangpemesanan Jumlah ===
Nper tahun kerja hariJumlah T diinginkan yangpemesanan antar tu Jumlah wak ==
wm 231 - han
npenyimpana Biaya pemesanan Biaya otal tahunan tBiaya +=
2QH
QDS TC +=
12
Contoh23
Sharp Inc., sebuah perusahaan yang memasarkan jarum hipodermis kepada rumah sakit, ingin menurunkan biaya persediaan mereka dengan menetapkan jumlah jarum hipodermis optimal untuk memenuhi pesanan. Permintaan tahunan untuk jarum tersebut adalah 1000 unit,
wm 231 - han
biaya pemasangan atau pemesanan adalah $ 10 per pesanan dan biaya penahanan atau penyimpanannya adalah $ 0,50.
Jawab
Berapakah jumlah unit optimal perpesanan ?
24
perpesanan ?
unit 200040005,0
1010002 HDS2 *Q ==
××==
wm 231 - han
13
Jawab
Apabila hari kerja per tahun 250 hari,
25
Apabila hari kerja per tahun 250 hari, tentukan jumlah pemesanan (N) dan waktu antar pemesanan (T) !
per tahunpesanan 5200
1000*Q
Ddipesan yangunit Jumlah
Permintaan N diinginkan yangpemesanan Jumlah
==
===
sebelumnyapemesanan setelah hari 50dilakukan pemesanan artinya hari, 505
250N
per tahun kerja hariJumlah T diinginkan yangpemesanan antar tu Jumlah wak
=
==
wm 231 - han
Jawab
Berapakah biaya persediaan tahunan
26
Berapakah biaya persediaan tahunan total ?
100 $2
5,0200200
1010002
QHQ
DS TC =×
+×
=+=
wm 231 - han
14
Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point)
27
Waktu antara dilakukannya pemesanan disebut lead timeatau waktu pengiriman, bisa cepat, beberapa jam atau p g , p , p jlambat, beberapa bulan. Keputusan kapan – akan –memesan biasanya diungkapkan dalam konteks titik pemesanan ulang. Titik pemesanan ulang (reorder point) dicari dengan cara :
L d hari) (dalambaru pemesanan untuk timeLead hariper Permintaan ROP ×=×=
wm 231 - han
Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point)
28
Permintaan per hari, d, dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari kerja pertahun.
Dd
wm 231 - han
per tahun kerja hariJumlah D d =
15
Contoh
Electronic Assembler, Inc. dihadapkan pada permintaan sebanyak 8000 video setiap tahunnya.
29
Perusahaan ini beroperasi dalam 200 hari kerja per tahun. Secara rata-rata, pengiriman pesanan memakan waktu tiga hari kerja. Tentukan titik pemesanan ulangnya.
hariper unit 40200
8000per tahun kerja hariJumlah
D d ===
unit 120 hari 3 hariper unit 40 L d hari) (dalambaru pemesanan untuk timeLead hariper Permintaan ROP
=×=×=×=
wm 231 - han
Kurva Titik Pemesanan Ulang
30
Q*
Slope =unit/hari = 0
ROP
wm 231 - han
ROP(dalam unit)
Waktu utama = L Waktu (dalam hari)
16
Model Production Order Quantity
31
Model ini dapat diterapkan ketika persediaan secara terus-menerus mengalir atau terbentuk sepanjang g p j gsuatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan atau ketika produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan. Tingkat persediaan adalah sebagai fungsi dari waktu.
wm 231 - han
Model POQ32
Bagian dari sikluspersediaan di manaproduksi terjadi
Bagian permintaan dariSiklus tanpa dilakukanproduksi
Persediaank i
wm 231 - han
maksimum
Waktu
17
Model POQ33
Q*p dapat digunakan untuk menghitung jumlah pesanan atau produksi optimal bila persediaannya pesanan atau produksi optimal bila persediaannya selagi dikonsumsi juga diproduksi.
mana di ,
pd-1H
2DS p*Q
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ ⎟
⎠⎞⎜
⎝⎛
=
wm 231 - han
harian permintaan tingkat dharian produksi tingkat p
==
Contoh34
Nathan Manufacturing, Inc., membuat dan menjual pelek khusus untuk pasar sekunder mobil eceran. Ramalan N h k i l k d b k h Nathan untuk permintaan pelek roda berkawat tahun depan adalah 1000 unit dengan permintaan harian rata-rata 6 unit. Meskipun demikian, proses produksinya paling efisien pada tingkat 8 unit perhari dengan biaya pemesanan $ 10 perpemesanan. Biaya penyimpanannya $ 0,5 perunit pertahun. Dengan nilai di atas, tentukan jumlah unit maksimum perpemesanan.
wm 231 - han
18
Jawab35
( )[ ] pelekunit40010100022DSp*Q =××
== ( )[ ] pelekunit 4008
6-15,0p
d-1H pQ ==
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ ⎟
⎠⎞⎜
⎝⎛
=
wm 231 - han
Model Quantity Discounts36
Quantity discount ini secara sederhana merupakan pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli p g g g ( ) g y gdengan jumlah yang lebih besar. Peningkatan potongan harga akan mengakibatkan biaya produksi menurun, tetapi biaya penyimpanan meningkat karena pesanannya besar (trade off pada saat mempertimbangkan potongan harga)
wm 231 - han
harga).
19
Model Quantity Discounts37
Bila dimasukkan biaya produk, persamaan untuk biaya persediaan totalnya menjadi :biaya persediaan totalnya menjadi :
PD2
QHQ
DS TC
produkBiayan penyimpanaBiayapemesanan Biaya totalBiaya
++=
++=
wm 231 - han
Model Probabilitas dengan Lead Time yang Konstan
38
Model persediaan berikut ini dipakai bila permintaan produk tidak diketahui dan dapat di ifik i l di ib i b bili dispesifikasi lewat distribusi probabilitas. Perhatian penting manajemen adalah mempertahankan tingkat pemenuhan permintaan di tengah ketidakpastian permintaan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kehabisan stok adalah dengan menahan (menyimpan) unit tambahan di persediaan
wm 231 - han
tambahan di persediaan.
20
Model Probabilitas dengan Lead Time yang Konstan
39
Dimasukkannya stok pengaman (ss) ke dalam penghitungan menyebabkan perubahan persamaan penghitungan menyebabkan perubahan persamaan menjadi :
( ) SSLd ROP +×=
wm 231 - han
Contoh40
Memphis’s Regional Hospital membuat stok alat darurat pemulih kesadaran “code blue” yang selama periode pemesanan ulang terdistribusikan secara normal. Permintaan rata-rata selama titik pemesanan ulang adalah 350 alat, dan standar deviasinya adalah 10 alat. Regional Hospital ingin mengacu pada kebijakan yang menyebabkan terjadinya kehabisan stok hanya 5% dari waktu yang ada. Berapa stok pengaman yang harus dipertahankan oleh rumah sakit itu ?μ = permintaan rata-rata = 350 alatδ = standar deviasi = 10 alatZ = jumlah standar deviasi normal
wm 231 - han
21
Jawab41
Untuk mendapatkan nilai Z dari wilayah yang berada di bawah kurva normal 0,95 (atau 1 – 0,05), digunakan perlengkapan kurva normal yang standar. Nilai Z untuk standar deviasi adalah 1,65 (lihat tabel y g , 5normal) dari rata-rata.Z = x - μ = stok pengaman
δ δZ = 1,65 = Stok pengaman
δStok pengaman = 1,65 (10) = 16,5 alatJadi titik pemesanan ulangnya menjadi (350 alat + 16,5 alat di stok pengaman)=366,5 atau 367 alat.
wm 231 - han
p g ) 3 ,5 3 7
Sistem Periode Tetap42
Model persediaan yang disebut dengan systemperiode tetap artinya jumlah tetap yang samaperiode tetap artinya jumlah tetap yang samaditambahkan ke dalam persediaan setiap kalidilakukan pemesanan.
wm 231 - han
22
Gambar Tingkat Persediaan dalam Sistem Periode Tetap
43
Target maksimum (Batasan target)
t t
wm 231 - han
t t
Waktu
Sistem Periode Tetap44
Keuntungan system periode tetap adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik atas unit yang di kk k di l h d i dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang diambil. Kerugian diterapkannya system ini adalah tidak ada sejumlah persediaan pada masa periode pengulasan, tidak mungkin bagi perusahaan untuk mengalami kehabisan stok pada periode itu.
wm 231 - han
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 1 – FEB UKSW Salatiga
Business Plan (the operations planning and scheduling system): 1. Konsep Aggregat: Dalam hal yang berkaitan dengan produksi, kata aggregat bisa menunjuk pada makna:
1. Total unit produksi. 2. Total (kebutuhan) persediaan (input). 3. Total kapasitas produksi.
pengertian total dapat berarti:
a. total produk sebagai kelompok (bukan masing-masing jenis produk); demikian juga total input untuk semua jenis produk, [pada pengertian yang demikian, perencanaan agregat hanya diperlukan pada perusahaan yang menghasilkan multiple product1]
b. total (produksi, produk juga input) untuk periode waktu yang relatif lebih panjang 2. Tujuan Perencanaan Agregat
- Perencanaan produksi agregat dibuat untuk memenuhi permintaan agregat. - Perencanaan produksi agregat dapat menuntun kepada pemanfaatan fasilitas
produksi secara optimal (bukan over/under utilization) Biasanya perencanaan produksi agregat dimaksudkan untuk memenuhi permintaan selama 1 – 2 tahun, namun dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, perencanaan untuk periode waktu yang relatif lama menjadi tidak bagus, karena ramalan permintaan cenderung semakin tidak tepat, demikian juga jika periode waktu perencanaan terlalu panjang, hal lain yang tidak menguntungkan adalah semakin sulit/rumit-nya perhitungannya. Perencanaan produksi agregat hanya bermanfaat jika ramalan permintaannya tepat.
1 multiple product → bisa diversifikasi atau diferensiasi
O u t p u t P l a n n i n g C a p a c i t y P l a n n i n g
Aggregate Output Planning Aggregate Capacity Planning
Master Production Schedul (MPS) Rough-Cut Capacity Planning (RCCP)
Material Requirements Planning (MRP) Detailed Capacity Planning
E x p e d i t i n g
Detailed Scheduling
S e q u e n c i n g Short Term Capacity Control
L o a d i n g
Shop Floor Control (SFC)
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 2 – FEB UKSW Salatiga
Jika kata agregat menunjuk pada periode waktu yang ‘lama’, maka perencanaan produksi agregat harus dapat ‘diterjemahkan’ ke dalam perencanaan jangka pendek, jika agregat menunjuk pada kelompok produk, maka perencanaan agregat harus dapat ‘diterjemahkan’ pada produk individual. 3. Metode –metode Perencanaan Agregat
1. A Constant Rate of Output (a plan for level output rate) Metode ini dipilih jika perubahan tingkat produksi membutuhkan banyak biaya. Biaya yang dapat timbul karena perubahan tingkat produksi misalnya:
a. perubahan tingkat penggunaan tenaga kerja (jumlah tenaga kerjanya atau jam kerjanya)
b. perubahan tingkat penggunaan mesin. over utilization → high maintenance cost under utilization → cost per unit produk menjadi tinggi, karena constant overhead cost
2. A Chase Plan
Output rate chasing (closely following) the demand rate.
3. An Intermediate Plan Mixed of a constant rate of output and a chase plan. An intermediate plan usually is the best method.
4. Pure Strategies of Aggregate Planning
a. Changing inventory levels b. Varying production rates through overtime or idle time c. Varying work force size by hiring or lay-off d. Subcontracting e. Using part-time workers f. Influencing demand g. back oordering during high demand periods h. counter seasional product mixing
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 3 – FE UKSW Salatiga
Example: A refrigerator manufacturer: January: 100 inventories
20 employees (assemblers)
Each assembler produces 10 refrigerators per month Salary per assembler = $1.600 / month Forecast demand: February = 200 unit March = 300 unit Lay-off cost = $ 400 / worker Hiring cost = $ 300 / worker
------------------------------------------------------------ 1. Costs using a one month planning horizon:
Month Paid Employees Laid-off Employees Hired Employees
Total Cost Number Output Wages N Cost N Cost
(10/emp.) ($1600/emp.) ($400/emp.) ($300/emp.)Feb 10 100 16,000 10 4,000 0 0 20,000Mar 30 300 48,000 0 0 20 6,000 54,000
Total 400 64,000 4,000 6,000 74,000 2. Costs using two-month planning horizon
Month Paid Employees Laid-off Employees Hired Employees
Total Cost Number Output Wages N Cost N Cost
(10/emp.) ($1600/emp.) ($400/emp.) ($300/emp.)Feb 20 200 32,000 0 0 0 0 32,000Mar 20 200 32,000 0 0 0 0 32,000
Total 400 64,000 0 0 64,000 Note: With 2-month planning horizon, reduce cost $ 10.000
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - - FE UKSW Salatiga 4
Contoh perhitungan dalam perencanaan aggregat: Perusahaan Go-Rite adalah perusahaan make-to-stock yang membuat wagon dengan tiga tipe, yaitu wagon tipe A, tipe B dan tipe C. Rencana total penjualan menurut marketing's sales forecasts adalah $6.840.000 dengan rencana penjualan dalam triwulan sebagai berikut. Rencana Penjualan wagon dalam triwulan selama 1 tahun
Triwulan 1 2 3 4
Rencana penjualan untuk seluruh produk (3 tipe) - $ 1,080,000 2,640,000 1,960,000 1,160,000
Wagon (unit) 27,000 66,000 49,000 29,000 Tenaga Kerja (jam kerja) 21,600 52,800 39,200 23,200 Data lain yang tersedia: Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecProd. Days 22 19 21 22 21 21 22 11 21 22 18 21 Demand forecasted (000 unit)
4 10 13 22 14 20 15 16 18 14 9 6
Estimated cost for changing output rates Changing in output rate from previous month (in unit/day (increase/decrease))
Estimated cost
1 - 200 $4,000201 - 400 $10,000401 - 600 $18,000601 - 800 $28,000
Overtime cost = $4 per unit produced Inventory carrying cost $ 1/unit/month Maximum capacity of facility = 1.000 wagon per day with 100 employee (single sift) ------------- Jika digambarkan, permintaan per hari (demand/day) adalah:
182
527 619
10001143
952682
1454
857637 499
286
0
500
1000
1500
2000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
6000:21 = 285,7 dibulatkan =286
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi FE UKSW Salatiga - 5 -
Perhitungan untuk menentukan tingkat produksi Constant Rate: Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Prod. Days 22 19 21 22 21 21 22 11 21 22 18 21 Demand 4,000 10,000 13,000 22,000 24,000 20,000 15,000 16,000 18,000 14,000 9,000 6,000Kumulatif Days 22 41 62 84 105 126 148 159 180 202 220 241Demand 4,000 14,000 27,000 49,000 73,000 93,000 108,000 124,000 142,000 156,000 165,000 171,000Demand/Days 181.82 341.46 435.48 583.33 695.24 738.10 729.73 779.87 788.89 772.28 750.00 709.54pembulatan 182 342 436 534 696 739 730 780 790 773 750 710 dibuat grafik:
• dipilih perhitungan untuk bulan September.
dipilih karena terbesar
0
50000
100000
150000
200000
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
n
Jul
Aug
Sep Oct
Nov
Dec
titik singgung jika dibuat garis lurus
dari titik NOL
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi FE UKSW Salatiga - 6 -
Table 1. Monthly plan for level output rate (constant rate)
Net AdditionsProd. Output Beginning (substractions) Ending AverageDays Rate Output Demand Inventory to inventory Inventory Inventory*
(in units/day) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units)Jan 22 790 17380 4000 0 13380 13380 6690Feb 19 790 15010 10000 13380 5010 18390 15885Mar 21 790 16590 13000 18390 3590 21980 20185Apr 22 790 17380 22000 21980 -4620 17360 19670May 21 790 16590 24000 17360 -7410 9950 13655Jun 21 790 16590 20000 9950 -3410 6540 8245Jul 22 790 17380 15000 6540 2380 8920 7730Aug 11 790 8690 16000 8920 -7310 1610 5265Sep 21 790 16590 18000 1610 -1410 200 905Oct 22 790 17380 14000 200 3380 3580 1890Nov 18 790 14220 9000 3580 5220 8800 6190Dec 21 790 16590 6000 8800 10590 19390 14095
Cumulative Average 120405
Table 2. Monthly plan for variable output rate (chase plan)
Change Net AdditionsProd. in Output Output Beginning (substractions) Ending AverageDays Rate Rate Output Demand Inventory to inventory Inventory Inventory*
(in units/day) (in units/day) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units)Jan 22 182 4004 4000 0 4 4 2Feb 19 345 527 10013 10000 4 13 17 11Mar 21 92 619 12999 13000 17 -1 16 17Apr 22 381 1000 22000 22000 16 0 16 16May 21 143 1143 24003 24000 16 3 19 18Jun 21 -191 952 19992 20000 19 -8 11 15Jul 22 -270 682 15004 15000 11 4 15 13Aug 11 772 1454 15994 16000 15 -6 9 12Sep 21 -597 857 17997 18000 9 -3 6 8Oct 22 -220 637 14014 14000 6 14 20 13Nov 18 -138 499 8982 9000 20 -18 2 11Dec 21 -213 286 6006 6000 2 6 8 5
Cumulative Average 141
Table 3. An Intermediate Plan
Change Net AdditionsProd. in Output Output Beginning (substractions) Ending AverageDays Rate Rate Output Demand Inventory to inventory Inventory Inventory*
(in units/day) (in units/day) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units) (in units)Jan 22 548 12056 4000 0 8056 8056 4028Feb 19 0 548 10412 10000 8056 412 8468 8262Mar 21 0 548 11508 13000 8468 -1492 6976 7722Apr 22 452 1000 22000 22000 6976 0 6976 6976May 21 0 1000 21000 24000 6976 -3000 3976 5476Jun 21 0 1000 21000 20000 3976 1000 4976 4476Jul 22 0 1000 22000 15000 4976 7000 11976 8476Aug 11 -311 689 7579 16000 11976 -8421 3555 7766Sep 21 0 689 14469 18000 3555 -3531 24 1790Oct 22 0 689 15158 14000 24 1158 1182 603Nov 18 0 689 12402 9000 1182 3402 4584 2883Dec 21 0 689 14469 6000 4584 8469 13053 8819
Cumulative Average 67277Source: Table 10.6, p.387 Everett E Adam
Month
Month
Month
Aggregate (Production) Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi FE UKSW Salatiga - 7 -
Perhitungan biaya: dengan melihat kembali keterangan-keterangan mengenai biaya yaitu (halaman 4):
Estimated cost for changing output rates Changing in output rate from previous month (in unit/day (increase/decrease))
Estimated cost
1 - 200 $4,000 201 - 400 $10,000 401 - 600 $18,000 601 - 800 $28,000
Overtime cost = $4 per unit produced Inventory carrying cost $ 1/unit/month
maka dapat dihitung biaya yang timbul dari ketiga metode perencanaan aggregat tersebut
Metode Constant Rate($)
Chase Plan($)
Intermediate($) Jenis biaya
Overtime/Lembur 0 31.988 1 0Inventory/Persediaan 120.405 141 62.276Output Rate Change/Perubahan Tingkat Produksi 0 112.000 28.000 2
TOTAL 120.405 144.129 90.276
1 = May: 143 units/day × 21 days × $4/unit = $12.012 August: 454 units/day × 11 days × $4/day = $19.976 ($12.012 + $19.976) = $31.988 2 = March – April: output rate change = 452 units → $18.000 July – August: output rate change = 311 units → $ 10.000 ($18.000 + $10.000) = $28.000 Dengan perhitungan biaya seperti tersebut di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang timbul dari perencanaan anggregat dengan metode INTERMEDIATE adalah yang paling kecil. Jadi, perencanaan aggregat dengan metode INTERMEDIATE inilah yang dipilih. Untuk selanjutnya perencanaan aggregat dengan metode INTERMEDIATE ini yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat Master Production Schedule (MPS)
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 1 – wit – feb uksw salatiga
A LT = 1
E (3) LT = 1
D (2) LT = 1
C (1) LT = 2
B (2) LT = 1
Level 0
Level 1
Level 2
end Item (produk
komponen
Gambar 1. Struktur Produk
I. Pendahuluan Material Requirements Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material, digunakan bagi pengelolaan persediaan yang bersifat dependen (dependent demand inventory). Diperkenalkan pertaman kali oleh American Production and Inventory Control Society. Pelopornya adalah George Ploosl (1973), Joseph Orlicky (1975) dan Oliver Wight (1979). Untuk menyusun dan menyelesaikan tabel MRP, dibutuhkan tiga macam input yaitu, Master Production Schedule, Product Structure Records dan Inventory Status Records. II. Input MRP Master Production Schedule (MPS) --- Jadwal Induk Produksi
MPS memberi informasi tentang produk (item) apa, kapan serta berapa banyak harus disediakan/diproduksi. Informasi dari MPS menjadi masukan bagi gross requirements dalam tabel MRP.
Product Structure Record/Bill of Materials (BOM) --- Struktur Produk
BOM memberi informasi tentang suatu produk/item terdiri dari komponen apa saja, berapa banyak masing-masing komponen itu dibutuhkan, berapa lama menyediakan/membuat komponen-komponen itu demikian juga berapa lama waktu diperlukan untuk membuat/menyediakan produk/item yang bersangkutan. Komponen bagi suatu item dapat menunjuk kepada assembly (major assembly, sub assembly), part, juga raw materials.
Contoh product stucture:
Keterangan Gambar 1: • Kode produk akhir/end item = A • Komponen untuk end item A = B, C, D dan E • LT = Lead Time; waktu yang diperlukan untuk menyediakan/menyelesaikan suatu
item. LT=1 artinya item yang dimaksud dapat diselesaikan selama 1 periode waktu. Misalnya periode waktu yang dipakai adalah harian, jika item A: LT=1, artinya item yang dimaksud dapat disediakan dalam waktu 1 hari.
• (…); angka di dalam tanda kurung menunjukkan jumlah item yang diperlukan untuk membuat item pada level diatasnya. Sering disebut dengan Standard Usage Rate (SUR). Contoh, B (2); berarti diperlukan 2 unit item B untuk membuat 1 unit item A. Item pada level 0 (level tertinggi) tidak memerlukan keterangan ini, karena item pada level 0 merupakan end item (produk akhir). End item tidak selalu berarti produk akhir yang siap digunakan/dikonsumsi. End item di sini menunjuk pada produk akhir dari suatu proses produksi, jika akhir proses
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 2 – wit – feb uksw salatiga
produksi suatu perusahaan menghasilkan barang setengah jadi (yang mungkin akan diproses lebih lanjut oleh perusahaan lain), maka bagi perusahaan ini, barang setengah jadi itu dianggap sebagai end item.
BOM dapat juga tidak digambarkan seperti di atas, melainkan ditulis secara indent atau disebut sebagai indented bill of materials. Gambar 1 di atas, dapat pula dituliskan sebagai berikut:
Kode Produk Dibutuhkan
(SUR) Lead Time KeteranganLevel
0 1 2 A - 1 - B 2 1 - C 1 2 - D 2 1 - E 3 1 -
Contoh lain product structure:
Gambar 2 di atas dapat juga dituliskan sebagai indented BOM seperti berikut ini:
Item's Code Quantity per Assembly
(SUR)
Lead Time Description Level
0 1 2 3 A - 1 - B 2 1 - D 2 2 - E 2 2 - F 1 2 - G 1 2 - C 3 2 -
Inventory Status Record (ISR)/ Catatan Status Persediaan
ISR berisi catatan tentang semua item yang ada di persediaan atau dengan lain kata, ISR memberi informasi tentang persediaan. Berisi terutama informasi tentang apa saja dan berapa jumlah item di persediaan. Informasi lainnya antara lain berapa persediaan besi (safety stock), apakah ada item yang sudah dialokasikan untuk
A LT = 1
E (2) LT = 2
D (2) LT = 2
C (3) LT = 2
B (2) LT = 1
Level 0
Level 1
Level 2
G (1) LT = 2
F (1) LT = 2 Level 3
Gambar 2. Struktur Produk
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 3 – wit – feb uksw salatiga
kebutuhan tertentu (allocated inventory), berapa lot size-nya1, juga informasi mengenai item yang pada periode tertentu akan masuk ke persediaan (misalnya karena sudah pernah dipesan). Item yang sudah ada di persediaan disebut sebagai on hand inventory, item yang akan ada di persediaan pada periode tertentu disebut on order inventory. ISR kadang juga disebut Inventory Master File. Contoh ISR
Product's Code On Hand Safety
Stock Allocated Sheduled Receipts Lot Size
A 4 0 1 0 1 B 8 1 1 2/3* 1 B.1 5 0 0 0 1 B.1.1 15 4 4 4/2* 2
Keterangan: • Product’s Code; adalah kode produk/item. • On Hand; jumlah item yang ada di persediaan. • Safety Stock; persediaan besi, yaitu jumlah minimal yang harus selalu ada di
persediaan. Jumlah minimal ini tidak boleh digunakan dalam perhitungan MRP • Allocated; sejumlah item yang sudah dialokasikan untuk kebutuhan tertentu, jadi
tidak boleh digunakan dalam perhitungan MRP. Safety Stock dan Allocated mengurangi jumlah persediaan (on hand) yang dapat digunakan dalam perencanaan kebutuhan material.
• Scheduled Receipts; sejumlah item yang sudah dijadwalkan akan diterima (akan ada di persediaan) pada periode tertentu. Item ini akan diterima karena beberapa waktu sebelumnya sudah dipesan atau sudah mulai (sedang) dibuat.
• Lot Size; ukuran lot suatu item, yaitu jumlah minimal (ekonomis) item itu setiap kali dipesan atau dibuat.
• 2/3* --- artinya akan ada 2 unit pada periode 3. III. Tabel MRP Tabel MRP yang lengkap adalah seperti di bawah ini:
Lot LT
On Safety Allocated
LEVEL : PD
P e r i o d Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 . . . n
Gross Requirements Scheduled Receipts
Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts
Planned Order Releases Keterangan:
• Lot Size, Lead Time, On Hand, Safety Stock dan Allocated; data diperoleh dari Inventory Status Records (input MRP)
• Level; menunjukkan item yang dimaksud berada pada level berapa. • Parent; menunjukkan item apa yang menjadi ‘parent’, atau produk level di
atasnya. • PD; past due, yaitu periode sebelum periode 1 (sebelum periode perencanaan).
Berisi jumlah persediaan yang siap digunakan dalam perencanaan.
1 tentang lot size, akan dibahas tersendiri
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 4 – wit – feb uksw salatiga
• Period; yaitu periode waktu perencanaan. Periode ini dapat mingguan, harian atau bahkan jam, tergantung dari waktu yang ditetapkan oleh perusahaan.
• Gross Requirements; kebutuhan kotor, yaitu jumlah item yang harus disediakan pada periode tertentu. Bagi end item (item level 0), jumlah item ini menurut informasi dari Master Production Schedule/MPS. Bagi item level 1, 2 dan seterusnya, jumlah Gross Requirements (GR) ini adalah jumlah Planned Order Releases item level di atasnya (parent item) dikalikan dengan Standard Usage Rate/SUR-nya, sedangkan periode GR ini sama dengan periode Planned Order Releases item level di atasnya/parent item.
• Sheduled Receipts; penerimaan yang sudah dijadwalkan, adalah sejumlah item yang akan ada pada periode tertentu. Sheduled receipts ini ada jika sebelum periode perencanaan (yaitu pada periode past due) sudah pernah dipesan, atau sudah mulai dibuat atau sedang dikerjakan.
• Projected On Hand/POH; persediaan yang ada, adalah persediaan yang (akan) ada dan siap digunakan dalam persencanaan. Pada periode past due/PD, POH ini berasal dari persediaan yang sudah ada (on hand inventory) dikurangi safety stock (jika ada) dan dikurangi allocated (jika ada). Pada periode 1 dan seterusnya, POH dapat dihitung dengan beberapa kemungkinan yaitu: 1. POH periode sebelumnya (jika periode 1 maka periode sebelumnya adalah
periode past due) - Gross Requirements 2. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Scheduled Receipts 3. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Planned Order Receipts 4. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Scheduled Receipts +
Planned Order Receipts Projected On Hand disebut juga dengan istilah On Hand Inventory, On Hand at The End Period atau Projected Available Balance.
• Net Requirements; kebutuhan bersih. Ada jika kebutuhan kotor (Gross Requirements) melebihi persediaan yang ada. Persediaan yang ada berasal dari persediaan (POH) pada periode sebelumnya ditambah dengan persediaan yang akan ada (Scheduled Receipts). Jadi jika POH periode sebelumnya + Scheduled Receipts – Gross Requirements < 0, Net Requirements adalah kekurangannya itu. Jika POH periode sebelumnya + Scheduled Receipts – Gross Requirements ≥ 0, Net Requirements-nya tidak ada (nol).
• Planned Order Receipts; rencana penerimaan pesanan. Bila ada Net Requirements, maka perlu ada rencana penerimaan pesanan untuk memebuhi kebutuhan bersih itu. Rencana penerimaan pesanan ini tergantung dari lot size item yang bersangkutan. Jika lot size = 1 (disebut juga dengan istilah lot for lot, atau boleh juga boleh disebut tanpa lot size, maka jumlah Planned Order Receipts = jumlah Net Requirements; dalam keadaan demikian, pada periode ini Projected On Hand = 0 (nol) Jika Lot size > 1, Planned Order Receipts adalah sejumlah lot size atau kelipatannya dan Planned Order Receipts ini harus ≥ Net Requirements. Pada keadaan Planned Order Receipts > Net Requirements, Projected On Hand pada periode ini adalah selisih antara Planned Order Receipts dengan Net Requirements (Planned Order Receipts - Net Requirements)
• Planned Order Releases; rencana pemesanan. Adanya penerimaan pesanan adalah karena pernah ada pemesanan. Jumlah yang dipesan diasumsikan dengan jumlah yang (akan) diterima. Jadi jumlah Planned Order Releases selalu sama dengan jumlah Planned Order Receipts.. Perbedaan keduanya hanya pada periode waktunya. Perbedaan periode waktunya yaitu lead time item yang bersangkutan.
Agar lebih jelas, pada bagian akhir ada contoh tabel MRP. Contoh pertama adalah perhitungan MRP secara singkat, sedangkan contoh kedua adalah perhitungan MRP yang lengkap.
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 5 – wit – feb uksw salatiga
IV. Output MRP Dari tabel MRP yang lengkap, dapat diperoleh informasi utama tentang:
- produk apa yang akan disediakan (dibuat/dipesan) - berapa banyak produk itu akan disediakan - kapan produk itu akan mulai dan selesai dibuat
Berdasarkan informasi utama di atas, tentunya perusahaan dapat merancang ‘pekerjaan-pekerjaan’ selanjutnya, misalnya memilih supplier, kapan membuat order pembelian dsb. V. Penutup Uraian di atas hanya tentang tabel MRP. Diharapkan dengan uraian tersebut Anda dapat mengerti garis besar MRP serta dapat menyelesaikan tabel MRP dengan benar. Acuan:
1. Tersine, Richard J., Principles of Inventory Management, 2nd ed. North-Holland, New York 1982.
2. Krajewski, Lee J., & Larry P. Ritzman, Operations Management; Strategy and Analysis, Addison Wesley Publishing Co., 1990.
3. Narasimhan, Seetharama L., et al., Production Planning & Inventory Control, 2nd ed., Prentice Hall Int. Inc., New Jersey, 1995.
4. Vollman, Thomas E., et al., Manufacturing Planning and Control System, 3rd ed., Irwin, Boston, 1992.
5. Yamit, Yulian, Drs, Msi., Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, Ekonosia Yogyakarta, 1996.
Material Requirements Planning
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 6 – wit – feb uksw salatiga
Contoh Perhitugan MRP secara singkat: Struktur Produk:
Jika dibutuhkan 100 unit produk A pada periode 8, tidak ada on hand inventory, tidak ada safety stock dan tidak ada allocated inventory dan juga tidak ada penerimaan yang dijadwalkan (scheduled receipts), perhitungan MRP-nya adalah sebagai berikut:
P e r i o d e Lead Time 1 2 3 4 5 6 7 8
4 A Gross Requirements 100Planned Order Releases 100
Lead Time 1 2 3 4 5 6 7 8
3 B Gross Requirements 100 Planned Order Releases 100
Lead Time 1 2 3 4 5 6 7 8
2 C Gross Requirements 200 Planned Order Releases 200
Lead Time 1 2 3 4 5 6 7 8
1 D Gross Requirements 200 Planned Order Releases 200
Lead Time 1 2 3 4 5 6 7 8
1 E Gross Requirements 400 Planned Order Releases 400
A LT = 4
E (2) LT = 1
D (1) LT = 1
C (2) LT = 2
B (1) LT = 3
Level 0
Level 1
Level 2
Temu 2 a1
Temu 2 a
PRODUKTIVITASPRODUKTIVITAS
wm 231 - han
Pengertian Produktivitasg2
Menurut Paul MaliMenurut Paul MaliProduktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber dayayang digunakan bersama di dalam organisasi untuky g g gmenyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.
Menurut ILOProduktivitas adalah perbandingan antara elemen-elemenproduksi dengan yang dihasilkan. Elemen-elemen produksiberupa : tanah, kapital, buruh, dan organisasi.p , p , , g
Produktivitas bukan hanya sekedar kerja keras, produktivitas selalu berisi elemen-elemen darippembagian keuntungan, kerja tim, humanity, kepuasan, dan teknologi.
wm 231 - han
Pentingnya Produktivitas(Tingkat Perusahaan)(Tingkat Perusahaan)
3
M k t d i hMemperkuat daya saing perusahaanMenunjang kelestarian dan perkembangan j g p gperusahaanMenunjang ter ujudn a hubungan Menunjang terwujudnya hubungan industrial yang lebih baikMendorong terciptanya perluasan lapangan kerjakerja
wm 231 - han
Pentingnya Produktivitas(Tingkat Individu)(Tingkat Individu)
4
M i k k d d Meningkatkan pendapatan dan jaminan sosial jMeningkatkan harkat dan martabat
k d dserta pengakuan potensi individuMeningkatkan motivasi kerja dan Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi
wm 231 - han
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas(Tingkat Perusahaan)(Tingkat Perusahaan)
5
Faktor Internal Faktor EksternalProduk KebijakanpemerintahProduk Kebijakan pemerintah
Pabrik & PerlengkapannyaKondisi politik, sosial ekonomi,& hankamg p y
Teknologi Tersedianya sumber daya alamBahan & EnergiSumber daya manusiaOrganisasi & SistemMetoda KerjaManajemen
wm 231 - han
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas(Tingkat Individu)(Tingkat Individu)
6
Sikap mental (motivasi kerja disiplin kerja dan etikaSikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etikakerja)Tingkat penghasilanGizi dan kesehatanJaminan sosialLi k & ikli k jLingkungan & iklim kerjaPendidikanSarana produksiSarana produksiKetrampilanTeknologiTeknologiKemampuan manajerialKesempatan berprestasi
wm 231 - han
Unsur-unsur Produktivitas7
EfisiensiEfisiensiMerupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaanmasukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan( p ) y g g p ggmasukan yang sebenarnya dilaksanakan.
EfektivitasMerupakan suatu ukuran yang memberikan gambaranseberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitasataupun waktu.p
KualitasSuatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhiy g y p j pberbagai persyaratan, spesifikasi, dan atau harapankonsumen.
wm 231 - han
Pengukuran Produktivitasg8
R i d i t t dih ilk (di Rasio dari output yang dihasilkan (di mana kontribusi dari pencapaian misi) dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input)sumber daya yang digunakan (input).
OutputOutput tasProduktivi =
Input
wm 231 - han
Output
9
O t t d l h d k khi d i b h di Output adalah produk akhir dari sebuah proses di mana dapat berupa barang jadi atau pemberian layananlayanan.Output dapat diukur dengan :
l k l lNilai kotor atau nilai riil :PenjualanNilai tambahNilai tambahProduk Domestik Bruto (PDB)
Nilai fisik :Jumlah televisi yang diproduksiJumlah konsumen yang dilayani
wm 231 - han
Input10
I t d l h j l h b d di k Input adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi barang atau untuk penyediaan layananlayanan.Sumber daya :
wm 231 - han
Jenis Produktivitas11
P d kti it F kt T l (P i l)Produktivitas Faktor Tunggal (Parsial)Definisi : Rasio dari output terhadap hanya satu inputC t h P d kti it k j di k b d k il i Contoh : Produktivitas pekerja diukur berdasarkan nilai tambah yang dihasilkan atau total output yang dihasilkan oleh masing-masing pekerjag g p j
Produktivitas Multi FaktorDefinisi : Rasio dari output terhadap lebih dari satu faktor input.Contoh : Mengukur produktivitas dengan mempertimbangkan masukan tenaga kerja dan modal secara bersama.
wm 231 - han
Peningkatan Produktivitasg12
P d kti it ik bil i t t t t t tProduktivitas naik apabila input turun, output tetapProduktivitas naik apabila input turun, output naik
d k i i ik bil i ikProduktivitas naik apabila input tetap, output naikProduktivitas naik apabila input naik, output naik
i j l h k ik l bih b d i k iktetapi jumlah kenaikan output lebih besar dari kenaikaninputP d kti it ik bil i t t t t tProduktivitas naik apabila input turun, output turuntetapi jumlah penurunan input lebih kecil daripadaturunnya outputturunnya output
wm 231 - han
1
Temu 18
1
PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN
wm 231 - han
Tujuan Pembelajaran2
1. Menjelaskan pentingnya pemeliharaan2. Menjelaskan tujuan pemeliharaan3. Menjelaskan hal-hal yang dipertimbangkan
dalam pemeliharaan4. Menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan5. Menjelaskan pentingnya keandalan6 Menjelaskan grafik keandalan dan kegagalan
wm 231 - han
6. Menjelaskan grafik keandalan dan kegagalan7. Menjelaskan fase kegagalan8. Menjelaskan grafik kegagalan dan risiko
Pentingnya Pemeliharaan
3
Pemeliharaan pabrik dan peralatan dalam tatanan kerja yang baik sangat penting untuk mencapai j y g g p g ptingkat kualitas dan keterandalan tertentu serta kerja yang efisien. Kegiatan ini diperlukan dalam setiap pendirian sebuah pabrik. Untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu investasi.
wm 231 - han
Tujuan Pemeliharaan4
1 Memungkinkan tercapainya kualitas produk1. Memungkinkan tercapainya kualitas produkmelalui pengoperasian peralatan secara tepat.
2. Memaksimumkan umur ekonomis peralatan.3. Meminimumkan frekuensi kerusakan atau
gangguan terhadap proses operasi.4. Memaksimumkan kapasitas produksi dari
wm 231 - han
peralatan yang ada.5. Menjaga keamanan peralatan.
2
Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam Pemeliharaan
5
1. Pesanan pekerjaan2. Rencana kerja3. Biaya bahan4. Pengendalian persediaan5. Biaya tenaga kerja6. Anggaran
wm 231 - han
gg7. Arsip Peralatan
Jenis-jenis Pemeliharaan6
Pemeliharaan korektif adalah variasi tetap. Dalam hal ini pemeliharaan menjadi pekerjaan Dalam hal ini pemeliharaan menjadi pekerjaan reparasi. Pemeliharaan pencegahan.Dikerjakan sebelum kebutuhan akan perbaikan muncul dan mengarahkan untuk memperkecil kemungkinan gangguan produksi.Pemeliharaan yang bersifat prediksi
wm 231 - han
Pemeliharaan yang bersifat prediksi. Jenis pemeliharaan yang mungkin diantisipasi untuk memperoleh perhatian terus meningkat
Prinsip : Jika mesin/peralatan rusak, baru pemeliharaan dilakukan.
Sistem Pemeliharaan Sesudah Rusak (Breakdown) atauPemeliharaan Korektif
7
pemeliharaan dilakukan.Tujuan : untuk menghemat waktu dan biaya.Implikasi :
Menyediakan cadangan mesin (stand by machine) bagi mesin-mesin yang vital.Data dan informasi perbaikan mesin harus dijaga oleh insinyur.Pada saat dilakukan penyetelan dan perbaikan, maka unit-unit cadangan yang dipakai.Memerlukan tenaga kerja tetap yang banyak.Merupakan sistem perencanaan yang tidak sistematik
wm 231 _ han
Tujuan : meminimalkan biaya perbaikan.Bahan pertimbangan : ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan
Sistem pemeliharaan rutin(preventive maintenance)
8
untuk perbaikan, dan lain-lain.Meliputi : rencana inspeksi dan perbaikan secara periodik.Hasil :
Dapat diramalkannya umur mesinPendeteksian keadaan tidak normal pada mesin sedini mungkinPengurangan kemungkinan kerusakan mesinData dan informasi sehubungan dengan kerusakan mesin dapat Data dan informasi sehubungan dengan kerusakan mesin dapat terekam secara sistematisTenaga kerja berkurang sampai 60% dibanding sistem pemeliharaan breakdown
wm 231 _ han
3
JenisPemeliharaan Preventif
9
Berdasarkan jangka, yang berarti melakukan pemeliharaan pada periode waktu yang teratur, Berdasarkan pekerjaan, yaitu pemeliharaan dilakukan setelah sejumlah jam operasi atau sejumlah volume produksi tertentu, Berdasarkan kesempatan, yaitu dimana perbaikan atau penggantian dilakukan apabila ada kesempatan untuk itu, Berdasarkan kondisi terencana cara seperti ini
wm 231 - han
Berdasarkan kondisi terencana, cara seperti ini sangat tergantung pada hasil pemantauan kondisi peralatan.
Sistem pencegahan rutin menggunakan konsep tero teknologi, yaitu konstruksi pabrik harus disertai
Sistem pencegahan rutin(preventive maintain)
10
teknologi, yaitu konstruksi pabrik harus disertai dengan studi kelayakan baru pabrik tersebut dibangun.Studi kelayakan yang dimaksud juga mempertimbangkan umur dari mesin-mesin yang ada dalam pabrik.
wm 231 _ han
Umur pabrik yang direncanakan dan teknologi yang dipakai
Aspek-aspek Tero Teknologi11
dipakaiTipe dan kesulitan pemeliharaan pabrikBiaya pembuatan dan modal awal pemeliharaan
wm 231 _ han
Pentingnya Keandalan12
Keandalan (reliability) yaitu kemampuan suatu produk atau jasa untuk terus menerus cocok produk atau jasa untuk terus menerus cocok dengan fungsinya. Keandalan produk pada saat ini merupakan aspek daya saing yang sangat penting.
wm 231 - han
4
Grafik Fungsi Keandalan danDistribusi Kumulatif Kegagalan
13
1 00 1 00
Keandalan(R (t)
F (t)
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
0,50
0,75
1,00Kegagalan Kumulatif F (t)
wm 231 - han
0,00
0,10
0,20
0,30
0,00
0,25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Keandalan R (t)
Tiga Tahapan Kegagalan14
1. Fase kegagalan dini, yaitu ketika tingkat k l d t kegagalan menurun dengan cepat,
2. Fase kegagalan dewasa, yaitu ketika tingkat kegagalan mendekati konstan,
3. Fase kritis, yaitu ketika tingkat kegagalan meningkat.
wm 231 - han
Grafik Kegagalan dan Risiko
15
Tingkatkegagalan
wm 231 - han
Periode dini Periode usia dewasa Periode usia tua
Waktu
Waiting Line Models (Queuing Models)
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 1 – FEB UKSW Salatiga
WAITING LINE MODELS Common Queuing Situations
Situation Arrivals in Queue Service Process Supermarket Highway toll booth Doctor’s office Computer system Bank Machine maintenance
Grocery shoppers Automobiles Patients Programs to be run Customers Broken machines
Checkout clerks at cash register Collection of toll at booth Treatment by doctors and nurses Computer processes jobs Transactions handled by teller Repair people fix machines
Characteristics of a Waiting Line System Arrival Characteristics Size of the source Population
- unlimited/infinite → cars arriving at a highway toll both - limited/finite → copying shop with only eight copying machines which might
break down and require service Pattern of Arrivals at the System
- random time - known schedule
Behavior of the Arrivals
Most queuing models assume that an arriving customer is a patient customer. Patient customers are people or machines that wait in the queue until they are served and do not switch between lines. Reneging customer are those who enter the queue but then become impatient and leave without completing their transaction.
Waiting Line Characteristics Most system use the rule ‘FIFO’ (first come first out → first come first served) Exception → example: patients who are critically injured will move ahead in treatment priority over patients with broken fingers or noses. Service Facility Characteristics Single-channel, single-phase system: Single-channel, multi-phase system: Multi-channel, single-phase system:
Arrivals →
Queue
Departuresafter services
Arrivals →
Queue Type I Service Facility
Type II Service Facility
Service Facility
Departures after services
Arrivals →
Queue
Service Facility I
Service Facility II
Service Facility III
Departures after services
Waiting Line Models (Queuing Models)
Garis besar kuliah Manajemen Operasi - 2 – FEB UKSW Salatiga
Multi-channel, multi phase system: Measuring the Queue’s Performance Simple System (M/M/1)
λ = Mean number of arrivals per time period μ = Mean number of people or items served per period of time
Average number of units (customers) in the system:
λμλ−
=Ls
Average time a unit spends in the system (waiting time + service time)
λμ −=
1W S
Average number of units in queue
)(Lq λμμ
λ−
=2
Average time a unit spends waiting in the queue
)(W q λμμ
λ−
=
Utilization factor for the system
μλ
=ρ
Probability of 0 units in the system (that is, the service is idle)
μλ
−=1po
Probability of more than k units in the system, where n is number of units in the system
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
>=μλ
1k
knp
Arrivals →
Queue
Type I Service Facility I
Departures after services Type I
Service Facility II
Type II Service Facility I
Type I Service
Facility II
1
Temu 22
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
1
LINGKUNGAN
wm 231 - han
Pendahuluan
2
Ketika perusahaan beroperasi maka prosesbisnis yang dilakukan oleh perusahaanbisnis yang dilakukan oleh perusahaanmenimbulkan dampak lingkungan.Dampak yang timbul bisa dikelompokkanmenjadi 2 bagian :a) Dampak bio-kimia-fisik (mis : pencemaran air,
pencemaran udara, kerusakan keanekaragaman
wm 231 - han
p , ghayati, atau pengurangan cadangan air tanah)
b) Dampak sosial
Lingkungan : Bagian Penting dari Bisnis
3
Green consumerismPerusahaan harus membuat produk-produk yang berorientasi Perusahaan harus membuat produk produk yang berorientasi lingkungan dan harus dibuat dengan proses yang ramah lingkungan.
Non tariff barrierDiperlukan kaji ulang atas kinerja lingkungan yang telah dilakukan selama ini
wm 231 - han
Sistem Manajemen Lingkungan4
Environmental Management System (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan adalah salah satu
d k t dib t t k l l pendekatan yang dibuat untuk mengelola lingkungan baik di tingkat perusahaan maupun pemerintah.EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga tujuan bisnis perusahaan/pemerintah dan
wm 231 - han
gg j p /ptujuan lingkungan padu dan bersinergi.
2
Pengelolaan Lingkungan : Beban Biaya5
Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan 2 pendekatan :pendekatan :
End of pipeMengelola limbah setelah limbah tersebut timbul
Up the pipe (Mis : Cleaner Production dapat berfungsi sebagai Revenue Generator)
Pengelolaan limbah ke arah pencegahan
wm 231 - han
Cleaner Production (CP)6
Menurut UNEP (United Nation Development Program)Program)
Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu dan diterapkan secara kontinue pada proses produksi dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.
CP mengintegrasikan faktor lingkungan ke dalam l h k bi i fi i i
wm 231 - han
seluruh aspek bisnis, terutama efisiensi.
Keuntungan Penerapan CP7
Peningkatan efisiensi produksiPenghematan biayaPenghematan biayaKemampuan untuk memenuhi baku mutu dan regulasi lingkunganSejalan dengan standar ISO 14000Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerjaPeningkatan citra perusahaan
wm 231 - han
g p
Penerapan EMS8
EMS yang efektif, dibangun pada konsep TQM (Total Quality Management), Kebanyakan penerapan EMS (termasuk didalamnya ISO 14001), akan sukses jika :
didukung oleh manajemen puncak fokus pada peningkatan berkelanjutan sederhana, fleksibel dan dinamis mengikuti perubahan lingkungan
wm 231 - han
cocok dengan budaya organisasi kepedulian dan keterlibatan semua pihak
3
Manfaat EMS9
Meningkatkan kinerja lingkungan Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan terhadap dampak lingkungan Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam Mengurangi resiko Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS) Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya Meningkatkan moral karyawan
wm 231 - han
g yMeningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap lingkungan
Penerapan ISO 1400110
Perusahaan telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara terus-menerus kinerja memperbaiki secara terus menerus kinerja lingkungannya.ISO 14001 merupakan standar yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan hidup.Upaya perbaikan kinerja disesuaikan dengan
wm 231 - han
Upaya perbaikan kinerja disesuaikan dengan sumber daya perusahaan (sumber daya manusia, teknis, atau finansial)
Keterbatasan Finansial : Masalah Utama
11
Perusahaan sukar untuk mengelola limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah yang sehingga mencapai baku mutu limbah yang disyaratkan oleh pemerintah.Perlu waktu beberapa tahun untuk membangun sistem pengolahan limbah (berdasarkan analisis finansial).
wm 231 - han
Persyaratan MemperolehSertifikat ISO 14001
12
Bila perusahaan mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO (sekalipun perusahaan masih mengotori lingkungan – asal ada komitmen untuk melakukan perbaikan secara menerus).ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian) bukan performance (kinerja).
wm 231 - han
b p ( j )ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary).
4
Tujuan Perusahaan Mendapatkan ISO 14001
13
Menerapkan, mempertahankan, dan meyempurnakan sistem manajemen lingkungannya.meyempurnakan sistem manajemen lingkungannya.Membuktikan kepada pihak lain atas kesesuaian sistem manajemen lingkungannya dengan standar.Memperoleh sertifikat.
wm 231 - han
Manfaat Penerapan ISO14
Menurunkan potensi dampak lingkunganMeningkatkan kinerja lingkunganMeningkatkan kinerja lingkunganMemperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturanMenurunkan resiko pertanggungjawaban lingkunganSebagai alat promosi untuk menaikkan citra
h
wm 231 - han
perusahaan
Biaya Yang Timbul Dari Penerapan ISO 1400115
Waktu staf atau karyawanPenggunaan konsultanPenggunaan konsultanPelatihan
wm 231 - han
Standar Nasional Indonesia16
Standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan pada bulan September lingkungan telah diterbitkan pada bulan September 1996 yaitu ISO 14001 dan ISO 14004.Standar ini diadopsi oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-19-14001-1997 dan SNI-19-14004-1997.
wm 231 - han
5
ISO 14001 dan ISO 1400417
ISO 14001 adalah sistem manajemen lingkungan yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan panduan untuk penggunaannya.ISO 14004 adalah sistem manajemen lingkungan yang berisi panduan-panduan umum mengenai prinsip, sistem, dan teknik-teknik pendukung.
wm 231 - han
Elemen ISO 1400118
ISO 14001 dikembangkan dari konsep TQM yang mengikuti aktivitas PDCA dan dijabarkan menjadi mengikuti aktivitas PDCA dan dijabarkan menjadi 6 prinsip dasar sistem manajemen lingkungan :
Kebijakan dan komitmen lingkunganPerencanaanPenerapan dan operasiPemeriksaan dan tindakan koreksi
wm 231 - han
Tinjauan manajemenPenyempurnaan menerus
Perspektif Tentang Limbah (Pelaku Industri, Ahli Lingkungan,
Masyarakat, Pemerintah)19
1. Limbah sebagai limbah - pendekatan end of pipe2 Limbah sebagai suatu kerusakan (defect) –2. Limbah sebagai suatu kerusakan (defect)
pendekatan Total Quality Environmental Management
3. Limbah sebagai issue kesehatan masyarakat –Pendekatan Precautionary Principles
4. Limbah sebagai biaya tak terakuntansi –d k l C i
wm 231 - han
Pendekatan Total Cost Accounting5. Limbah sebagai kesalahan perancangan –
Pendekatan Design for Environment
Perspektif Tentang Limbah (Pelaku Industri, Ahli Lingkungan,
Masyarakat, Pemerintah)20
6. Limbah sebagai kesalahan manajemen – Muncul ISO 14001 (berlaku di seluruh dunia) dan Eco ISO 14001 (berlaku di seluruh dunia) dan Eco Management and Auditing Scheme/EMAS (berlaku di Eropa)
7. Limbah sebagai produk yang tidak terwujudkan – Pendekatan Industrial Ecology
8 Limbah sebagai issue moral – Pendekatan
wm 231 - han
8. Limbah sebagai issue moral Pendekatan Sustainable Development
6
AMDAL21
AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental Impact A t) k k t li i Assessment) merupakan perangkat analisis untuk menilai suatu kegiatan (proposal kegiatan) tidak berdampak merugikan lingkunganProses AMDAL terdiri dari penyaringan, scoping, pengkajian, mitigasi , pelaporan, peninjauan pengambilan keputusan
wm 231 - han
peninjauan, pengambilan keputusan , pengawasan dan manajemen dan partisipasi publik.
Parameter Komponen Lingkungan Hidup
22
Pada studi AMDAL, terdapat 4 kelompok parameter komponen lingkungan hidup :p p g g p
1. Fisik – kimia (Iklim, kualitas udara dan kebisingan, demografi, fisiografi, hidro-oceanografi, ruang, lahan dan tanah, serta hidrologi)
2. Biologi (Flora dan fauna)3. Sosial (Budaya, ekonomi, hankam)
wm 231 - han
4. Kesehatan Masyarakat
Hasil Kajian Lingkungan Hidup
23
Hasil kajian dampak penting parameter lingkungan hidup dari setiap kegiatan selanjutnya di i ik d l 3 b k l diorganisasikan dalam 3 buku laporan yang terpisah, yaitu :
1. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)Ketiga dokumen ini disebut dokumen AMDAL. (A li i M i D k Li k )
wm 231 - han
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Latihan Soal
Manajemen Operasi FEB –UKSW Salatiga page 1 of 1
AGGREGATE PLANNING Sebuah perusahaan dengan 8 tenaga kerja operasional membuat perkiraan kebutuhan produk X yang dihasilkannya untuk bulan Januari sampai Juni seperti pada tabel berikut:
Bulan Perkiraan
Kebutuhan (unit)
Banyaknyahari kerja
Kebutuhan per hari*
Januari 900 20 45 Februari 700 18 39 Maret 800 20 40 April 1.200 22 55 Mei 1.500 22 68 Juni 1.100 20 55 Total 6.200 122
* Perkiraan Kebutuhan dibagi Banyaknya hari kerja.
Data lainnya:
Biaya penyimpanan persediaan Biaya upah normal (rata-rata) Biaya upah lembur Biaya penurunan produksi Standar jam kerja Satu hari (1 shift)
Rp 5/unit/bulan Rp 5/jam (Rp 40/hari) Rp 7/jam Rp 15/unit 1,33 jam/unit 8 jam kerja
1. buatlah perencanaan produksi agregat, dengan metode a. constant rate b. chase plan c. intermediate plan
2. Hitunglah biaya yang diperlukan untuk perencanaan produksi dengan
metode constant rate
Selamat Belajar
CONTOH SOAL
garis besar kuliah WM231 – Manajemen Operasi feb – uksw salatigaa
1
CONTOH SOAL (sama yang di buku halaman 158 – 160) Sebuah perusahaan mebel, untuk memenuhi pesanan konsumennya, merencanakan untuk membuat “MEJA BULAT”, pada periode 6, 7 dan 8, masing-masing sebanyak 300, 200 dan 100 unit. →→→ MPS (Master Production Schedule)
Gambar 11.4 Struktur Produk “MEJA BULAT”
→→→ BOM (Bill of Materials)
Tabel 11.7 Catatan status persediaan untuk “MEJA BULAT”
On Hand Allocated Scheduled Receipts Lot Size (unit) (unit) (unit/periode) (unit)
MEJA BULAT 50 - 50/2* - DAUN MEJA 100 50 - 2 RAKITAN KAKI - - - - PALANG ATAS 100 - - 3 PALANG BAWAH 90 - - 3 KAKI 100 - 60/3** 4 PASAK 100 - - 12 keterangan: *) = 50 unit pada periode 2 **) = 60 unit pada periode 3
→→→ ISR (Inventory Status Records)
CONTOH SOAL
garis besar kuliah WM231 – Manajemen Operasi feb – uksw salatigaa
2
TABEL MRP-nya
Lot On Safety LEVEL : 0Size Hand Stock PARENT : - 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 0 0 300 200 100Scheduled Receipts 50Projected On Hand 50 50 100 100 100 100 0 0 0Net Requirements 0 0 0 0 0 200 200 100Planned Order Receipts 0 0 0 0 0 200 200 100Planned Order Releases 0 0 0 0 200 200 100 0
Lot On Safety LEVEL : 1Size Hand Stock PARENT : MEJA BULAT 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 0 200 200 100 0Scheduled ReceiptsProjected On Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0Net Requirements 0 0 0 0 200 200 100 0Planned Order Receipts 0 0 0 0 200 200 100 0Planned Order Releases 0 0 0 200 200 100 0 0
Lot On Safety LEVEL : 1Size Hand Stock PARENT : MEJA BULAT 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 0 400 400 200 0Scheduled ReceiptsProjected On Hand 50 50 50 50 50 0 0 0 0Net Requirements 0 0 0 0 350 400 200 0Planned Order Receipts 0 0 0 0 350 400 200 0Planned Order Releases 0 0 350 400 200 0 0 0
Lot On Safety LEVEL : 2Size Hand Stock PARENT : RAKITAN KAKI 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 600 600 300 0 0Scheduled ReceiptsProjected On Hand 100 100 100 100 1 1 1 1 1Net Requirements 0 0 0 500 599 299 0 0Planned Order Receipts 0 0 0 501 600 300 0 0Planned Order Releases 0 0 501 600 300 0 0 0
Lot On Safety LEVEL : 2Size Hand Stock PARENT : RAKITAN KAKI 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 600 600 300 0 0Scheduled ReceiptsProjected On Hand 90 90 90 90 0 0 0 0 0Net Requirements 0 0 0 510 600 300 0 0Planned Order Receipts 0 0 0 510 600 300 0 0Planned Order Releases 0 0 510 600 300 0 0 0
Lot On Safety LEVEL : 2Size Hand Stock PARENT : RAKITAN KAKI 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 600 600 300 0 0Scheduled Receipts 60Projected On Hand 100 100 100 160 0 0 0 0 0Net Requirements 0 0 0 440 600 300 0 0Planned Order Receipts 0 0 0 440 600 300 0 0Planned Order Releases 0 440 600 300 0 0 0 0
Lot On Safety LEVEL : 2Size Hand Stock PARENT : MEJA & RAKITAN KAKI 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirements 0 0 0 1200 1800 1200 300 0Scheduled ReceiptsProjected On Hand 100 100 100 100 4 4 4 4 4Net Requirements 0 0 0 1100 1796 1196 296 0Planned Order Receipts 0 0 0 1104 1800 1200 300 0Planned Order Releases 0 0 1104 1800 1200 300 0 0
PASAK
PD Periode
1 1 0 0 0
LT Allocated
MEJA BULAT
PD Periode
1 1 50 0 0
LT Allocated
RAKITAN KAKI
DAUN MEJA
Periode
12 1 100 0 0
LT Allocated PD
KAKI
Periode
4 2 100 0 0
LT Allocated PD
PALANG BAWAH
Periode
3 1 90 0 0
LT Allocated PD
PALANG ATAS
0 50
LT Allocated
2 2 100
PD Periode
3 1 100 0 0
LT Allocated PD Periode
LATIHAN
garis besar kuliah WM231 – Manajemen Operasi fe – uksw salatigaa
Perhitungan MRPLot On Safety LEVEL :Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :
Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :
Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
Lot On Safety LEVEL :Size Hand Stock PARENT : 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross RequirementsScheduled ReceiptsProjected On HandNet RequirementsPlanned Order ReceiptsPlanned Order Releases
P e r i o dAllocatedLT PD
LT Allocated PD P e r i o d
LT Allocated PD P e r i o d
LT Allocated PD P e r i o d
LT Allocated PD P e r i o d
LT Allocated PD P e r i o d
LT Allocated PD P e r i o d