WM 223 - Bogasari 223.pdf · 2019-01-11 · Untuk itu, pada edisi ini kami menurunkan beberapa...

20
ISSN 1412-2170 MITRA WACANA Edisi 223/ Tahun XVII / 2018 LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888, [email protected], www.bogasari.com, @KreasiBogasari Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Terigu e-kupon hanya bisa diinput melalui Mobile Apps Tarif Khusus Pajak Penghasilan bagi UMKM

Transcript of WM 223 - Bogasari 223.pdf · 2019-01-11 · Untuk itu, pada edisi ini kami menurunkan beberapa...

ISSN

141

2-21

70

MITRAWACANAEdisi 223/ Tahun XVII / 2018

LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888, [email protected], www.bogasari.com, @KreasiBogasari

Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Terigu

e-kupon

hanya bisa

diinput

melalui Mobile

Apps

Tarif KhususPajak Penghasilanbagi UMKM

JENDELA

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap

informasi BMC akan disampaikan melalui SMS.

Sajian Utama ............................. 4-9 Profil ................................................. 10 Manajemen .................................. 12Pemasaran .................................... 13 Tips ................................................... 14Resep ............................................... 15Hari Pelanggan ........................... 16Info UKM ......................................... 18Info BMC ......................................... 19

Pembaca yang budiman, terhitung mulai bulan Juli 2018, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 22 tahun 2018, tentang

Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, yang isinya mengatur tarif khusus PPh bagi UMKM. Dengan keluarnya PP tersebut UMKM yang tadinya dikenakan tarif PPh Final sebesar 1% kini turun menjadi 0,5%.

Banyak UMKM yang sudah memenuhi kewajiban pajaknya sebagaimana ketentuan yang berlaku, namun banyak juga yang belum memenuhi kewajiban pajaknya karena beberapa alasan antara lain belum memahami manfaat pajak, dan tidak mengetahui apa itu PPh Final dan prosedur pembayarannya.

Untuk itu, pada edisi ini kami menurunkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan masalah Pajak Final ini, dengan harapan para UMKM khususnya Mitra Bogasari, dapat memahami masalah pajak tersebut yang pada gilirannya dapat secara mandiri memenuhi kewajiban pajaknya.

Pada bagian lain edisi ini, kami juga mengangkat tulisan tentang Hari Pelanggan. Bulan September adalah bulan yang sangat istimewa terutama bagi dunia usaha. Kenapa? Setiap tanggal 4 September diperingati sebagai Hari Pelanggan Nasional, sejak dicanangkan tahun 2003.

Moment yang sangat baik ini diharapkan dapat mendorong setiap perusahaan atau pelaku usaha untuk mulai meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Karena cukup banyak perusahaan yang sering tidak peduli dengan masalah kepuasan pelanggan mereka.

Handi Irawan, CEO Frontier Cunsulting Group, penggagas Hari Pelanggan, mengatakan bahwa pelanggan memiliki pesona yang luar biasa. Perilakunya menyimpan banyak misteri. Itulah sebabnya, memikirkan pelanggan, adalah pekerjaan yang tiada akhir bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis.

Inilah hari di mana setiap perusahaan dapat menggunakan momen ini untuk mendorong setiap karyawan agar terlibat dan memberikan perhatian penuh kepada kepuasan pelanggan.

Diharapkan, Hari Pelanggan Nasional dapat menanamkan kesa-daran kepada masyarakat, pengusaha, pekerja maupun pegawai untuk senantiasa memberikan layanan yang baik. Simak tulisannya, tingkatkan kualitas layanan usaha anda.

Selamat Hari Pelanggan Nasional. Sukses Selalu. M

Wacana Mitra DigitalUntuk meningkatkan pelayanan dan mem-percepat proses pengiriman, Wacana Mi-tra akan terbit dalam format PDF (digital), sehingga secara bertahap edisi cetak akan dikurangi. Selanjutnya Wacana Mitra versi digital bisa diakses dan diunduh di Webiste Bogasari www.bogasari.com, Bogasari MobileApps, atau dikirim ke e-mail masing-masing UKM. Oleh karena itu jika UKM menginginkan Wacana Mitra dikirim via e-mail, silah-kan memberikan alamat e-mail kepada [email protected]

PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Anwar Agus, Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Iwan Santosa, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Rudianto Pangaribuan, Redaksi: M.R. Pamungkas, M.Kareem Natakusumah Kontributor: Djunaedi Handojo ; Uluan DP. Manurung; Beatrix P. Soedibyo; Francesco Limawan; Ahmad Darullah; J .M. Qayyuum; Umi Wulandari, Julius Ronadi, Triana M, Bogasari Baking Center, Tim Customer RelationsDesain & Lay-out: melcky. Sekretaris Redaksi: Reni Dasmaniar Sekretariat, & Distribusi: PR & Communication BogasariAlamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 29263800, Fax : (021) 4392-0096, e-mail: [email protected]; [email protected]; http//www.bogasari.comDISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN

SAJIAN UTAMA

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

Dalam beberapa tahun terakhir sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah men-jadi sumber penggerak ekonomi baru di Indo-

nesia. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61,41 persen. Dengan pen-capaian itu, UMKM setidaknya menyerap hampir 97 % total tenaga kerja nasional dan memiliki proporsi 99 % dari total pelaku usaha di Indonesia.

Peran UMKM terhadap perekonomian dan penyer-apan tenaga kerja tidak lagi diragukan. Namun, dalam sektor perpajakan, UMKM belum mencerminkan kontribusi yang signifikan. Untuk menggali potensi penerimaan pajak UMKM, Kemenkeu terus beru-paya meningkatkan tingkat partisipasi pajak UMKM dengan menciptakan ekosistem perpajakan yang ra-mah. Salah satu caranya adalah dengan penerapan tarif yang mudah dan ringan bagi UMKM.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018, pemerintah telah menurunkan tarif PPh Final dari 1% menjadi 0,5% dari omzet, wajib dibayarkan setiap bulan bagi Wajib Pajak (WP) yang mempu-nyai peredaran bruto sampai Rp. 4,8 miliar dalam satu tahun. Jangka waktu pengenaan tarif PPh Final sebesar 0,5% ini berlaku selama tujuh tahun bagi WP orang pribadi, empat tahun bagi WP berbentuk Ko-

Pemerintah Terapkan Tarif PPh Khusus bagi UMKMMulai Juli 2018, Pemerintah menurunkan tarif PPh bagi UKM dari 1 % menjadi 0,5 %. Penurunan tarif ini bertujuan antara lain untuk mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi formal, memberikan rasa keadilan, memudahkan UKM melaksanakan kewajiban perpajakannya, memberi kesempatan berkontribusi bagi negara dan meningkatkan pengetahuan tentang manfaat pajak.

perasi, persekutuan komanditer atau firma dan tiga tahun WP badan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

Ketentuan ini berlaku sejak 1 Juli lalu dan pen-gusaha bisa merasakan langsung manfaatnya mulai 1 Agustus 2018. Pada bulan Juli, pengusaha masih menyetorkan PPh final dengan tarif 1 % lantaran yang jadi dasar perhitungan pajak itu ialah penghasi-lan Juni. Untuk omzet Juli 2018 disetor pada Agus-tus akan otomatis dibayar dengan tarif 0,5 persen

Pasal 9 PP No. 23/2018 menyebutkan, untuk me-nikmati PPh final dengan tarif khusus, pelaku UKM harus mengajukan permohonan surat keterangan kepada direktur jenderal (Dirjen) Pajak. Selanjutnya, Dirjen Pajak akan menerbitkan surat keterangan yang menyebutkan wajib pajak UKM bersangkutan dikenai PPh final dengan tarif 0,5 persen

PPh terutang dilunasi dengan cara disetor sendiri oleh wajib pajak, bisa juga dilunasi dengan dipungut oleh pemungut pajak jika wajib pajak bertransaksi dengan pihak yang ditunjuk sebagai pemungut pajak. pemungutan pajak dilakukan untuk setiap transaksi

Dengan pemberlakuan tarif baru ini, beberapa manfaat dapat dirasakan antara lain: beban pajak yang ditanggung oleh pelaku UMKM menjadi lebih

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

kecil, sehingga pelaku UMKM memiliki kemampuan ekonomi yang lebih be-sar untuk mengembangkan usaha dan melakukan investasi. Penururan tarif pa-

jak ini juga untuk mendorong keterlibatan pelaku usaha kecil dalam pembayaran pa-

jak.Saat ini, UMKM pun memiliki kesempatan

untuk memilih antara skema final atau skema normal dan kemudahan untuk memanfaatkan

insentif ini dalam jangka waktu tiga hingga tujuh tahun. Skema terebut dinilai cukup mengedukasi

wajib pajak agar mampu menjalankan kewajiban perpajakan dengan baik, sekaligus menutup celah

untuk melakukan penghindaran pajak melalui ske-nario menjadi pelaku UMKM ‘abadi’ dengan mem-ecah usaha.

Selain itu, menciptakan perpajakan yang ra-mah bagi UMKM bukan hanya dilakukan den-gan memberikan tarif pajak yang rendah. Ino-vasi yang dikembangkan oleh Pemerintah adalah menciptakan aplikasi perpajakan bagi UMKM yang memiliki fungsi untuk merekapitulasi pendapa-tan UMKM sekaligus sebagai kasir online. Aplikasi

pintar tersebut juga diciptakan agar mampu terinte-grasi dengan perhitungan dan pembayaran PPH Fi-nal bagi UMKM.

Tujuan dari aplikasi perpajakan bagi UMKM terse-but adalah untuk memudahkan pengusaha UMKM dalam mengenali omzet usahanya, memberikan ke-praktisan pembukuan, hingga kemudahan perhitun-gan perpajakan bagi usaha mereka.

Saat ini, Kemenkeu melalui Direktorat Jenderal Pa-jak telah menggandeng empat perusahaan sebagai penyedia jasa aplikasi perpajakan. Diharapkan ap-likasi digital ini dapat membantu mitra UMKM dalam perhitungan dan pembayaran pajak.

Agar UMKM dapat memahami dan bisa beker-jasama dalam rangka pembayaran pajak, Kemenkeu memberikan asistensi perpajakan, menciptakan lay-anan komunikasi yang responsif, serta inovasi yang dibangun secara masif maupun secara inisiatif melalui kantor-kantor pelayanan pajak. seperti mengadakan seminar pelatihan usaha bagi UMKM, menyediakan “Pojok UMKM” di beberapa Kantor Pelayanan Pa-jak yaitu sebuah etalase yang memamerkan produk UMKM, masyarakat yang tertarik dengan produk yang ditampilkan dapat menghubungi contact center

tem

po.c

o

SAJIAN UTAMA

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

Informasi berikut semoga dapat menjawab pertanyaan sekaligus membantu Anda menyelesaikan kewajiban perpajakan sebagai pemilik usaha.

KLASIFIKASI UMKMUsaha seperti apakah yang bisa diklasifikasikan UMKM

atau Usaha Mikro Kecil Menengah? Menurut Undang-un-dang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah, klasifikasi UMKM bisa dibedakan dari jumlah aset dan total omzet penjualan. Sedangkan menurut BPS, klasifikasi tersebut termasuk juga jumlah karyawan.

Kategori Usaha Mikro/Industri Rumah TanggaUsaha mikro adalah usaha produktif milik orang per-

orangan dan/atau badan usaha perorangan, dengan syarat:

• Memiliki karyawan kurang dari 4 orang• Aset (kekayaan bersih) hingga Rp 50 juta• Omzet penjualan tahunan hingga 300 juta

Kategori Usaha KecilUsaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak lang-sung dari usaha menengah atau usaha besar yang me-menuhi kriteria usaha kecil.• Memiliki karyawan kurang dari 5-19 orang• Aset (kekayaan bersih) dari Rp 50 - Rp 500 juta• Omzet penjualan tahunan dari Rp 300 - Rp 2,5 mi-

liar

Kategori Usaha MenengahUsaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.Kriteria Usaha Menengah ini adalah:• Memiliki karyawan antara 20 sampai 99 orang• Aset (kekayaan bersih) antara Rp 500 juta - Rp 10

miliar• Omzet penjualan tahunan antara Rp 2,5 miliar hingga

Rp 50 miliar

Pajak UMKM: Apa Saja Pajak yang Harus Dibayarkan?Sebagai pemilik sebuah usaha, kini Anda sudah berkewajiban membayar pa-jak. Lantas apa saja Pajak UKM/UMKM, berapa nilai yang harus dibayarkan dan bagaimana cara membayarnya?

produk yang ada dalam “Pojok UMKM” tersebut dll.Selain itu, langkah dalam menciptakan perpajakan

yang ramah juga disambut baik oleh Direktorat Jen-deral Bea dan Cukai dengan memberikan fasilitas Ke-mudahan Impor, Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil Menengah (KITE IKM) guna mendorong UMKM men-embus pasar global. Melalui fasitias ini, saat mengim-por barang modal dan bahan baku guna membuat produk untuk diekspor, industri kecil menengah di-berikan pembebasan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Me-

wah (PPnBM). yang tujuan untuk menciptakan iklim produksi impor-ekspor yang ringan bagi UMKM.

Langkah-langkah tesebut merupakan wujud nyata untuk menciptakan pajak yang ramah bagi mitra UMKM. Dengan berbasis rasa saling percaya dan semangat kontribusi itulah, pajak menjadi instrumen dalam mendorong perekonomian nasional yang bisa memberikan sumbangsihnya untuk turut bergotong-royong membangun negara yang adil, makmur, dan berdaulat, melalui pajak.*** (dari berbagai sumber)

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

Kategori Usaha BesarUsaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di In-donesia.Kriteria usaha besar ini adalah:• Memiliki karyawan lebih dari 100 orang• Aset (kekayaan bersih) lebih dari Rp 10 miliar• Omzet penjualan tahunan lebih dari Rp 50 miliar

Pajak UKM / UMKMBerdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 tentang

Pajak Penghasilan bahwa setiap orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap dikenakan pajak penghasilan.

Pada saat mendaftarkan perusahaan atau badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat usaha berdomisili, maka akan mendapatkan SKT atau Surat Keterangan Ter-daftar.

Di SKT tersebut disebutkan pajak-pajak apa saja yang harus dibayarkan. Tergantung pada jenis transaksi yang dilakukan dan jumlah omzet usaha dalam setahun.

Sekurangnya pajak-pajak yang perlu dibayar adalah:

• PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final (jika ada sewa ge-dung/kantor, omzet penjualan, dll)

• PPh Pasal 21 (jika memiliki pegawai)• PPh Pasal 23 (jika ada transaksi pembelian jasa)

PPH FINAL 0.5% UNTUK UKMBerbeda halnya dengan karyawan yang memiliki PTKP

atau Penghasilan Tidak Kena Pajak bila memiliki gaji per bulan kurang dari 32 juta per tahun, maka pajak yang dikenakan kepada pengusaha atau perusahaan adalah PPh Final.

PPh Final ini merupakan istilah atau nama lain dari PPh Pasal 4 ayat 2. Ada berbagai macam objek PPh Final, seperti untuk sewa bangunan, jasa konstruksi, pajak atas obligasi, pajak atas peredaran bruto (omzet) usaha.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No-mor 46 Tahun 2013, PPh Final untuk pajak UKM adalah pajak atas penghasilan dari usaha yang diterima atau di-peroleh Wajib. Pajak yang memiliki peredaran bruto atau omzet di bawah Rp 4,8 miliar dalam setahun.

Jadi semua transaksi penjualan Anda per bulan harus dijumlahkan terlebih dahulu, kemudian dikalikan 1%.

Pada tanggal 15 setiap bulannya, Anda harus mem-bayarnya ke kas negara. Setelah membayarnya, Anda akan mendapatkan bukti bayar pajak atau NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara). *** (dari berbagai sumber)

SAJIAN UTAMA

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

Dengan adanya PP ini, maka Wajib Pajak (WP) akan mendapatkan keringanan untuk hanya membayar PPh 0,5%. Berikut beberapa keten-

tuan penting untuk diketahui wajib pajak:

PEREDARAN BRUTO Adalah imbalan atau nilai pengganti berupa uang

atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari usaha, sebelum dikurangi potongan penjualan, po-tongan tunai, dan potongan sejenis.

WP YANG DIKENAI PPH FINAL BERPENGHASILAN DI BAWAH RP 4,8 M

Batasan di bawah Rp 4,8 Miliar menargetkan UMKM sebagai target pajak. Pemerintah ingin merangkul se-banyak mungkin UMKM untuk masuk dalam sistem perpajakan.

TARIF PPH FINAL 0,5% BERSIFAT OPSIONALKetentuan ini bersifat opsional karena wajib pajak

dapat memilih untuk mengikuti tarif dengan skema �nal 0,5%, atau menggunakan skema normal yang mengacu pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Sifat opsional ini memberi keuntungan bagi wajib pajak karena:• Bagi wajib pajak (WP) pribadi dan badan yang be-

lum dapat menyelenggarakan pembukuan de-ngan tertib, penerapan PPh Final 0,5% memberi-kan kemudahan bagi mereka untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Sebab, perhitungan pajak menjadi sederhana yakni 0,5% dari peredaran bru-to/omzet. Namun, penerapan PPh Final memiliki konsekuensi yakni WP tetap harus membayar pa-jak meski sedang dalam keadaan rugi.

• WP menyetor sendiri setiap Masa Pajak berdasarkan jumlah peredaran bruto Masa Pajak sebelumnya, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah

PPh Final UKM 0,5 Persen Berlaku 1 Juli 2018, Ini Ketentuannya

Masa Pajak yang bersangkutan berakhir; atau dipotong atau dipungut oleh pemotong atau pemungut pajak dalam hal WP bersangkutan melakukan transaksi dengan pihak yang ditunjuk sebagai pemotong atau pemungut pajak

• Dalam hal WP baru mulai usaha dan baru terdaftar serta berdasarkan laporan keuangan �skal masih menunjukkan rugi berhak tidak menyetorkan PPh �nal 0,5% dengan syarat memberitahukan kondi-si keuangan tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak.

• Dalam hal suami isteri masing-masing memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajak-annya sendiri, maka besarnya peredaran bruto ditentukan berdasarkan penggabungan peredar-an bruto usaha dari suami isteri tersebut. Oleh karena itu, meskipun perederan bruto masing-masing kurang dari Rp 4,8 M akan tetapi karena jumlah peredaran bruto dari suami isteri tersebut pada Tahun Pajak 2017 adalah Rp 5 M, maka atas penghasilan dari suami isteri tersebut tidak dapat dikenai PPh Final 0,5% berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

JIKA INGIN MENGIKUTI TARIF SKEMA NORMAL, WAJIB PAJAK PERLU MENGAJUKAN DIRI

WP yang telah melakukan pembukuan dengan baik dapat memilih dikenai Pajak Penghasilan ber-dasarkan tarif normal yang diatur pasal 17 UU No. 36 tentang Pajak Penghasilan, dengan lebih dulu me-ngajukan permohonan pada Ditjen Pajak. Namun, wajib pajak yang sudah memilih untuk dikenai PPh dengan skema normal tidak dapat memilih untuk dikenai PPh Final 0,5%. Konsekuensinya, perhitung-an tarif PPh akan mengacu pada lapisan penghasi-lan kena pajak. Selain itu, WP juga terbebas dari PPh bila mengalami kerugian �skal.

Tarif PPh Final UMKM resmi turun dari 1% menjadi 0,5%, berlaku mulai 1 Juli 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2018, yang di-luncurkan secara resmi tanggal 22 Juni 2018. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan pengganti atas PP No 46 Tahun 2013.

SAJIAN UTAMA

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVI/2017

PENGENAAN TARIF PPH FINAL 0,5% PUNYA BATAS WAKTU

Kebijakan tentang PPh Final 0,5% mempunyai ba-tasan waktu yaitu:

• Paling lama 7 tahun pajak untuk WP orang pribadi.• 4 tahun pajak untuk WP badan berbentuk koperasi,

CV, atau �rma.• 3 tahun pajak bagi WP badan berbentuk PT.

Setelah batas waktu tersebut berakhir, WP akan kembali menggunakan skema normal seperti diatur oleh pasal 17 UU No.36. Tujuannya untuk mendo-rong wajib pajak menyelenggarakan pembukuan dan pengembangan usaha.

WAJIB PAJAK YANG DAPAT MEMANFAATKAN PPH FINAL 0,5%

• Wajib Pajak orang pribadi• Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, CV, �rma,

atau PT yang menerima atau memperoleh peng-hasilan dengan peredaran bruto di bawah Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun pajak.

WAJIB PAJAK YANG TIDAK DAPAT MEMANFAATKAN PPH FINAL 0,5%

• Wajib Pajak orang pribadi dengan penghasilan yang diperoleh dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas. Ini termasuk persekutuan atau �rma yang terdiri dari WP orang pribadi berkeahlian sejenis seperti �rma hukum, kantor akuntan dll.

• Wajib pajak dengan penghasilan yang diperoleh di

luar negeri yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri.

• Wajib pajak yang penghasilannya telah dikenai PPh yang bersifat �nal dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri.

• Wajib pajak dengan penghasilan yang dikecu-alikan sebagai objek pajak.

BAYAR PPH FINAL 0,5% LEBIH MUDAH MELALUI PAJAKPAY

PPh dapat dibayar melalui kantor pos/bank pers-pesi termasuk segala fasilitas ATM. Namun, bagi wa-jib pajak yang ingin menghemat waktu dan upaya untuk membayar pajak, sekarang bisa menyetorkan pajak melalui Aplikasi PajakPay. Membayar pajak online lebih mudah dan aman bahkan cukup den-gan satu klik.

Keuntungan bayar pajak menggunakan Pajak-Pay:

• Aman karena adanya teknologi enkripsi dan �rewall berlapis.

• ID Billing dan NTPN yang diperoleh dari On-linePajak sah.

• Akurat karena meminimalisir kesalahan saat melakukan input data manual.

• Buat banyak ID billing secara instan.• BPN/NTPN tersimpan secara digital dalam

waktu lama.• Bisa tambah saldo tanpa batas dengan bera-

gam metode transfer.• Hemat waktu dan bebas biaya. ***

Cara mudah dan otomatis untuk menghitung dan setor PPh Final 0,5 % di aplikasi OnlinePajak, de-ngan mudah, satu klik saja. Tak perlu lagi datang ke bank untuk antre buat ID billing dan bayar pajak.Berikut ini langkah-langkahnya :

1. Daftar atau Masuk Aplikasi PPh Final 0,5% Daftarkan akun Anda di aplikasi PPh Final 0,5%

OnlinePajak atau kalau sudah, pilih dan masuk ke aplikasi PPh Final 0.5%.

2. Buat Faktur Penjualan Buat faktur penjualan dengan mudah. Masukkan

nama barang penjualan, jumlah dan harganya. On-

linePajak akan menghitung pajaknya secara otoma-tis.

3. Setor PPh Final 0,5% Selanjutnya, klik “Setor Pajak”. Anda akan terhubung

sistem Cash Management OnlinePajak untuk bayar pajak online dan buat e-billing pajak sekaligus. Pasti-kan Anda sudah menambah saldo (top up) di sistem Cash Management OnlinePajak.

4. Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN) Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN/Nomor Tran-

saksi Penerimaan Negara) dan status setor pajak Anda berubah menjadi “Lunas”. ***

Cara Mudah Menghitung Pajak UMKM

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra10

PROFIL

Meracik Sukses dalam Tepung Bumbu

Lincoln Kartiko: Pengusaha Tepung Bumbu Kiani - Surabaya

Tren permintaan tepung bumbu instan terus meningkat. Lincoln yang semula ha-nya memproduksi tepung untuk dipasarkan di pasar-pasar tradisional dan membi-dik konsumen rumah tangga, kini sudah merambah ke pengusaha ayam goreng.

Lahir dari keluarga sederhana Kwie Kwee Ek Ling atau Lin-coln Kartiko sudah terlatih untuk

berdagang. Kedua orang tuanya adalah pengungsi dari Tiongkok yang memilih Indonesia sebagai tempat tinggal. Saat masuk ke Indonesia, mereka berjualan kembang gula untuk menghidupi ke-lima anaknya yang masih kecil-kecil. Lincoln yang ketika itu masih berumur 5 tahun bersama kedua kakaknya se-tiap harinya membantu kedua orang tuanya berkeliling menjajakan pangan-an manis tersebut. Hasilnya hanya cu-kup untuk biaya hidup sehari-hari.

Setelah dewasa, Lincoln pun men-coba berbagai bisnis, seperti usaha besi, kayu, hingga minuman sachet tetapi semuanya berujung pada kega-galan. Namun sifatnya yang pantang menyerah tidak membuatnya putus asa. Lelaki kelahiran 1948 itu terus mencoba dan mencoba usaha lain.

Sampailah ia bertemu dengan salah seorang temannya di tahun 2006 yang memberikan ide untuk berjualan te-pung bumbu karena masih sedikitnya pengusaha tepung bumbu di Indone-sia, terutama di wilayah Surabaya.

Bersama Harto sang teman itu, Lincoln ingin orang lebih mudah dan praktis saat memasak, tidak perlu re-pot-repot membuat bumbu sendiri. “Ketika akan membuat ayam goreng atau gorengan lainnya, tak perlu lagi harus meracik bumbunya karena kamilah yang akan menyediakan

tepung bumbu instannya.” Jelas LincolnLincoln pun mulai mencoba meracik tepung bum-

bu gagasannya dengan cara Trial and error selama

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/201811

PROFIL

kurang lebih 3 bulan. Alhasil, ketemulah racikan te-pung bumbu yang pas. Mulailah Ia menjajaki kon-sumen dari orang-orang terdekat, termasuk teman-teman, tetangga, dan kerabatnya yang diminta untuk mencoba produknya. Setelah memperoleh respon positif, Ia dan Harto mulai menyasar pasar yang lebih luas dengan membidik ibu rumah tangga sebagai tar-get utamanya.

Di sebuah ruangan ukuran 5 x 5 meter dengan peralatan sederhana dan modal yang dipinjam dari pamannya, Lincoln bersama dengan 3 orang pega-wainya mulai memproduksi tepung bumbu dengan merek “Kian Nikmat”, yang kemudian tahun 2018 didaftarkan dengan nama “KIANI” yang merupakan siangkatan dari Kian Nikmat

Seiring berjalannya waktu, tepung bumbunya se-makin di sukai konsumen karena memiliki citarasa yang pas dengan lidah konsumennya, tahun 2011, Lincoln memperluas tempat produksinya yang ber-lokasi di Bulak Rukem Timur I No. 160, Surabaya Utara menjadi 15 x 50 meter lengkap dengan mesin yang lebih modern. Karyawannya pun bertambah menjadi 10 orang di bagian produksi. Kini Tepung Bumbu “Kiani” mampu menghabiskan 2,5 hingga 3 ton terigu merek Lencana Merah setiap bulannya untuk membuat tepung bumbu yang dikemas dalam ukuran 400 gr, 900 gr, dan 5 kg

Lincoln benar-benar membangun usaha ini dari bawah. Selain dengan Harto, Ia juga dibantu iste-rinya, Ratnawati Budiharjo sebagai marketing teruta-ma mengenalkan produknya ke luar kota Surabaya. “Saat ini Tepung Bumbu Kiani bahkan sudah bisa dinikmati hingga ke daerah timur Indonesia, seperti Ambon, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat,” sambung ayah sepasang putra putri ini.

Tren permintaan tepung bumbu instan terus me-ningkat. Ia yang semula hanya memproduksi tepung untuk dipasarkan di pasar-pasar tradisional dan mem-bidik konsumen rumah tangga, kini sudah merambah ke pengusaha ayam goreng. Di wilayah Surabaya, hampir seluruh pengusaha ayam goreng gerobakan sudah menggunakan Tepung Bumbu Kiani.

Soal rahasia suksesnya, Lincoln mengaku meng-gunakan bahan baku yang berkualitas yaitu terigu Bogasari, rempah alami, dan sama sekali tidak me-makai pengawet. Ia menjamin tepung buatannya mampu menjaga kadar kerenyahan makanan hingga waktu yang cukup lama. Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tepung bumbu ini adalah takaran yang tepat. “Sebenarnya tidak ada bumbu rahasia dari resep yang saya buat, yang ada hanyalah tangan-tangan yang handal saat meracik,” ungkapnya.

Hasil kerja keras pasangan suami isteri ini pun menjadi lengkap ketika, nama UKM Tepung Bumbu “Kiani” keluar sebagai pemenang hadiah grand prize berupa paket wisata rohani, pada acara pengundian Gelegar Hadiah Bogasari Mitra Card (BMC) 2018 Tahap 1 bulan Juli lalu.

“Jujur kami tidak menyangka mendapat paket perjalanan wisata rohani, bahkan suami saya me-nyuruh saya untuk tidak menggubrisnya karena dulu pernah tertipu undian serupa dari seseorang yang mengaku dari salah satu bank dan kami sempat me-nyetorkan sejumlah uang. Setelah Bogasari meya-kinkan kebenarannya, kami sangat bersyukur,” ujar Ratna.

Ke depan, pasangan suami isteri ini ingin mengem-bangkan bisnis Tepung Bumbu Kiani dengan melaku-kan inovasi produknya dengan berbagai varian rasa dan memasarkan hingga ke minimarket dan super-market di seluruh Indonesia. Selain tepung bumbu, saat ini beberapa produk yang sudah diberedar di pasaran antara lain bumbu ketumbar dan lada putih dalam bentuk sachet. Bahkan ia juga memproduksi minuman sachet herbal, dengan merek “Suteja” (susu telur jahe). ***

Kontak:Tepung Bumbu KIANILincoln KartikoBulak Rukem Timur I No. 160, SurabayaTelp: 0812 292 3024

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

MANAJEMEN

SANGAT disayangkan karena dalam setiap kegi-atan bisnis, pembukuan sangatlah penting. Tan-pa pembukuan, seorang pengusaha tidak dapat mengetahui apakah bisnisnya untung atau malah merugi. Pemilik usaha juga tidak dapat mengam-bil keputusan yang tepat karena tidak mengetahui secara pasti komponen pengeluaran dari bisnisnya terutama pengeluaran yang justru terindikasi pem-borosan.

Salah satu alasan mengapa pembukuan pen-ting untuk UKM adalah pemilik usaha dapat me-ngetahui data keuangan yang faktual tidak hanya berdasarkan intuisi. Ini berarti dapat mengetahui berapa untung atau rugi bisnis dalam suatu periode tertentu. Selain juga dapat mengetahui komponen pendapatan dan pengeluaran apa yang mempe-ngaruhi untung atau rugi sebuah bisnis.

Semua informasi tersebut sangat berguna di saat ingin mengambil sebuah keputusan bisnis yang penting, seperti memotong atau menambah pengeluaran, melakukan ekspansi, dll .

Tanpa adanya data faktual, sangat berisiko jika hendak mengambil sebuah keputusan. Misalnya ketika melihat tokonya selalu ramai dikunjungi

pelanggan maka tanpa berpikir panjang memu-tuskan untuk melakukan ekspansi dan membuka cabang. Padahal sebenarnya arus kas bisnis tidak cukup kuat untuk mendukung ekspansi karena piutang usaha yang menumpuk.

Mempunyai pembukuan yang baik adalah langkah terpenting bagi UKM untuk menaikkan kelasnya, selain dapat menghindari kesalahan pembayaran pajak. Dalam pembukuan yang sistematis setiap pengeluaran dan pemasukan tercatat dengan rapi untuk memastikan bahwa keuntungan yang dila-porkan sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu jika mengalami keru-

gian, dapat mengurangi kewajiban perpanjakan dengan menunjukkan bukti pembukuannya.

Tanpa menerapkan pembukuan usaha, UKM yang butuh penambahan modal, pinjaman atau in-vestasi akan mengalami kesulitan untuk mendapat-kannya. Salah satu alasannya adalah tidak dapat dilihat perkembangan usahanya yang dapat dipa-kai sebagai data untuk menganalisa prospek usaha bagi bank, atau investor.

Dengan mempunyai pembukuan yang rapih, se-jak awal berbisnis, dapat menunjukkan tren bisnis kepada bank atau investor sehingga peluang untuk mendapatkan tambahan modal usaha cukup besar untuk disetujui.

Ketika UKM sudah naik kelas, maka dapat mem-buat rencana bisnis jauh lebih mudah dan cepat. pemilik usaha dapat membuat proyeksi dalam rencana bisnis karena memiliki dasar pendukung yang kuat. Hal ini pada akhirnya memungkinkan pengusaha untuk membuat rencana bisnis yang tidak hanya digunakan untuk mencari pendanaan tapi juga dapat diterapkan pada bisnisnya.

(dari berbagai sumber)

Ingin Naik Kelas? UKM Harus Punya PembukuanApakah pembukuan usaha Anda sudah rapi dan sitematis? Jika belum, Anda tidak sendirian. Banyak UKM belum memberikan perhatian yang cukup terhadap pem-bukuan. Salah satu sumber masalahnya adalah tidak memahami mengapa pembu-kuan penting bagi UKM.

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

PEMASARAN

KETIKA seseorang sudah memiliki bisnis yang maju dan mapan, biasanya dia akan merasa bahwa dirinya adalah ‘boss’ orang yang berpengaruh dalam bisnis tersebut. Padahal tidak selamanya benar. Boss yang sebenarnya adalah para pelanggan.

Bayangkan jika bisnis tersebut tiba-tiba kehilangan pelanggan dan tidak ada konsumen yang mengintip sedikitpun. Apa jadinya? Sebutan sebagai boss hilang seketika. Itulah perlunya memberikan pelayanan ter-baik kepada pelanggan.

Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, secara tidak langsung berusaha untuk memperpanjang usia usaha tersebut. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan memberikan pelayanan terbaik. Selain akan menjaga komunikasi juga mampu menaikkan omset.

Lalu, bagaimana cara memberikan pelayanan ter-baik kepada para pelanggan? Beberapa hal perlu di-perhatikan:

1. Dengarkan Kata Pelanggan: Tipe dan karakter pelanggan berbeda-beda. Ada

yang memang langsung menanggapi positif ten-tang bisnis anda, ada yang banyak ngomong teta-pi belum tentu membeli. Itu wajar, yang penting adalah bagaimana menyikapinya.

Dengarkan selalu kata pelanggan, baik itu posi-tif maupun negatif. Jangan sekali-sekali beru-cap negatif kepada pelanggan. Namun jika ada pelanggan yang mengatakan hal buruk tentang bisnis anda, maka diamkan saja dan segera tun-jukkan bukti nyata bahwa anda sangat baik ke-pada pelanggan lain.

2. Jangan Abaikan Pelanggan Meskipun pelanggan sudah mendapatkan barang

yang diinginkan dan anda telah mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, tetap jangan abaikan pelanggan. Selalu jalin komunikasi de-

ngan mereka. Banyak media yang

dapat digunakan. Jika anda berbisnis online, menjalin komunikasi bisa melalui e-mail newsletter ber-langganan, media sosial, dan masih banyak lagi. Namun, jangan sampai anda terlalu over dalam berkomunikasi dengan selalu menawarkan ba-rang, karena mereka akan jenuh, bosan, dan bisa jadi meninggalkan anda.

3. Mengakomodir Kebutuhan Pelanggan. Seringkali pelanggan membutuhkan keinginan

yang bermacam-macam dan itu kadang tidak dalam pelayanan anda. Solusinya tetap berikan akomodasi dan solusi atas kebutuhan tersebut asal itu masih tetap terjangkau oleh anda.

Misalnya ada pelanggan yang ingin cake yang di-pesannya diantar sampai alamat, padahal pesan-an dalam jumlah dan jenis tertentu saja yang bisa diantar. Dengan pertimbangan tertentu, beberapa pelanggan bisa saja dipenuhi permintaannya wa-laupun belum memenuhi syarat. Kasus semacam ini sebaiknya diakomodir saja. Toh juga tidak merepotkan, daripada pelanggan membatalkan, itu justru akan merugikan anda.

4. Ciptakan Nilai Perusahaan Komunikasi dengan pelanggan juga sebagai media

branding perusahaan, untuk itu dalam memberi-kan pelayanan jangan kesampingkan nilai-nilai perusahaan. Citra perusahaan harus dibawa dan dijaga agar pelanggan terkesan dengan perusa-haan tidak hanya produk/jasa yang dijual. Dengan cara seperti ini pelayanan kepada pelanggan akan berdampak positif dalam menciptakan kredibilitas perusahaan anda.***

Berikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

TIPS

PIA BULANYet Irawati mengaku rutin membayar Pajak Penghasilan Final UMKM sejak 2011 silam. Dari tahun ke ta-

hun menurut Yet sistem pembayaran PPh Final UMKM semakin membaik, terlebih setelah ada sistem online sa-ngat memudahkan para pelaku usaha melaporkan dan membayarkan pajaknya.

Ia pun merasa terbantu dengan pembayaran pajak karena mau tidak mau ia harus melakukan pembukuan yang dapat mengontrol arus pengeluaran dan pemasukan dari produk Pia Bulan. “Dasar saya adalah se-bagaimana yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa: Berikan kepada pemerintah apa yang menjadi hak pemer-intah, dan berikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan” sambung Yet.

Awal Yet membayar pajak UMKM adalah setelah ia mengikuti sosialisasi pajak untuk UMKM di wilayah Surabaya. Menurutnya, pembayaran PPh Final UMKM dapat merangsang UMKM yang sudah ada untuk lebih giat lagi membayar pajak guna membiayai negara ini. Apalagi di bulan Juli lalu ada penurunan PPh Final UMKM menjadi 0,5% yang sangat meringankan para pelaku usaha seperti dirinya.

MIE AYAM LIMASANSuyatmi sebagai pemilik UKM Mie Ayam Limasan menuturkan bahwa Ia mulai membayar pajak sejak ta-

hun 2010 lalu karena saat itu diharuskan wajib pajak UKM se-Jawa Barat. Sejak awal merintis usaha di tahun 1990, ia dan suami mengaku tidak pernah membayar pajak karena memang tidak tahu cara membayarnya dan mekanisme pendaftarannya. Setelah ada sosialisasi dari Kantor Pajak Purwakarta untuk para UKM, Suyatmi pun mulai rutin membayar PPh Final UKM sampai saat ini.

Kemudahan dan prosesnya yang tidak berbelit-belit membuat Suyatmi tidak pernah terlambat melaporkan dan membayarkan pajaknya. “Sekarang enak sudah bisa online, jadi tinggal lapor dari rumah dan bayarnya pun bisa lewat ATM,” ujarnya.

Suyatmi berharap pemerintah terus memberikan kemudahan bagi para UKM, terlebih yang sudah mem-bayarkan pajak untuk memberikan ruang kepada pengusaha lokal untuk bertumbuh lebih maju lagi, salah satunya dengan rutin memberikan seminar dan pelatihan bagi para UKM di daerah.

SBY CorporationPemilik SBY Corporation, Iis Sumiarsih menceritakan bahwa ia mulai rutin membayar PPh Final UMKM

sejak 2010. Walaupun usahanya dimulai sejak tahun 1998, Iis mengaku tidak mengerti tata cara pembayaran pajak untuk UKM dan fungsinya bagi UKM. “Karena saya berasal dari desa ya saya tidak begitu mengerti mengenai perpajakan, yang penting usaha saya terus berkembang,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah terus memperhatikan UKM-UKM yang berada di desa-desa agar para pelaku usaha tersebut juga sadar akan pajak yang harus dibayarkan. Menurutnya pungutan di desa cukup banyak selain pa-jak penghasilan final UKM yang harus dibayarkannya karena di desa pun ada pungutan setiap bulannya bagi para pemilik usaha, kalau tidak membayar maka segala macam pengurusan surat-surat akan dipersulit.

“Pemerintah harus sering terjun ke desa-desa untuk menghentikan pungutan liar selain pajak resmi dari pemerintah karena hal tersebut membebani kami sebagai pengusaha yang sedang berkembang,” tegasnya.

Apa Kata UMKM tentang PPh Final UMKMPemerintah menurunkan tarif Pajak Penghasilan Final bagi UMKM dari 1% menjadi 0.5% berlaku Juli 2018. Tujuannya adalah mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi formal, memberikan rasa keadilan, kemudahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, kesempatan berkontribusi bagi negara, dan meningkatkan pengetahuan tentang manfaat pajak bagi masyarakat. Masih banyak UMKM yang belum memenuhi kewajiban pajaknya dengan berbagai alasan, tetapi tidak sedikit pula UMKM yang sudah secara rutin membayar pajak usahanya. Apa kata mereka tentang PPh Final ini? berikut penuturan-nya.

RESEP

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

Whoopie Pie

Bahan Filling:100 gram Whipping cream100 gram Pisang (di haluskan) 50 gram Vla instan

Bahan: 50 gram Telur 150 gram Gula kastor150 gram Susu yogurt 1 gram Vanilla ekstrak 75 gram Mentega tawar230 gram Terigu Kunci Biru 50 gram Coklat bubuk 1 gram Baking powder 3 gram Baking soda

Cara membuat: 1. Kocok telur dan gula hingga pucat dan

mengembang. Masukkan Susu yogurt dan vanilla ekstrak. Aduk hingga rata.

2. Masukkan mentega tawar cair dan aduk hingga rata dengan mixer kecepatan rendah.

3. Ayak Terigu Kunci Biru, coklat bubuk, baking powder dan baking soda. Lalu masukkan ke dalam adonan telur, aduk hingga rata.

4. Masukkan ke dalam piping bag, semprotkan adonan di atas loyang yang beralaskan silpat.

5. Panggang dengan suhu 170ºC selama 10 menit. Angkat lalu dinginkan, semprotkan filling pada 1 bagian lalu tutup dengan pie lagi. Siap di sajikan.

Cara Membuat Filling:1. Kocok whipped cream, lalu masukkan vla isntan,

aduk hingga rata.2. Lalu masukkan pisang yang sudah di haluskan.3. Aduk hingga menjadi kaku, masukkan ke dalam

piping bag. 4. Filling siap di gunakan.

Choux Mangoes RollsBahan:

250 gram Terigu Cakra Kembar 418 gram Air 1,25 gram Garam 168 gram Margarine 325 gram Telur (7 btr)

Bahan Vla: 1000 gram Vla Instan 170 gram Susu cair 125 gram Manggo Cream 15 gram Wheaping Cream 30 gram Buah mangga potong dadu

Bahan Taburan: 250 gram Coklat dark compound (lelehkan) 50 gram Coklat yellow (lelehkan)

Cara Membuat:

1. Didihkan air, margarin, dan garam, masukkan terigu sambil diaduk-aduk sampai tidak lengket pada dinding panci.

2. Angkat, kemudian masukkan telur satu per satu sambil diaduk sampai menyatu.

3. Masukkan adonan ke dalam piping bag dan semprotkan pada loyang yang sudah dialasi silpat

4. Bakar di oven pada suhu 1800 C sampai matang dan warnanya kuning kecoklatan.

5. Setelah hangat, isi dengan mangoes cream , mangga dan gulung 6. Hias dengan chocolate

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra

HARI PELANGGAN

Hari Pelanggan Nasional:

Bogasari Peduli PelangganSEBAGAI industri terigu yang

telah berkembang pesat, Bogasari senantiasa memberikan penghar-gaan dan kontribusi bagi perkem-bangan UMKM sebagai pelanggan sekaligus mitra usaha, mulai dari penyediaan terigu kualitas prima hingga penyelenggaraan kegiatan khusus baik berupa fasilitas mau-pun edukasi usaha.

Khusus dalam rangka memper-ingati Hari Pelanggan yang jatuh setiap tanggal 4 September, Bo-gasari kembali mengunjungi se-jumlah UKM. Selama hampir se-bulan penuh dari tanggal 4 hingga 18 September 2018 ini bogasari menggelar kegiatan kunjungan ke-pada sekitar 152 UKM di wilayah Jabodetabek yang bergerak dalam bisnis makanan berbahan baku terigu, seperti mie, roti, cake, kulit lumpia, dll.

Kunjungan ini antara lain dimak-sudkan sebagai apresiasi terhadap pelanggan setia Bogasari, kesem-patan untuk saling berkomunikasi serta meningkatkan hubungan kerjasama antara bogasari dengan mitra usahanya.

Di samping bersilaturahmi, kunjungan yang melibatkan 200 karyawan Bogasari mulai Kepala Seksi hingga Vice President, diisi dengan berbagi pengalaman usaha terutama menyangkut penggunaan terigu produk bogasari sebagai bahan bakunya. Selain itu, kun-jungan juga dimaksudkan untuk mengenal dan menggali lebih jauh informasi dan keluhan para pelaku usaha, sehingga bisa segera dicari-kan solusinya.

UKM yang mendapat kesem-patan kunjungan, pada umumnya mengaku senang karena merasa diperhatikan oleh Bogasari. Men-genai layanan dan kualitas, mer-eka mengatakan cukup baik dan memuaskan, walaupun ada seba-gian keluhan yang sempat mereka lontarkan. Terimakasih atas kese-tiaan para pelanggan menggunak-an terigu produk Bogasari.(pam)

PAGUYUBAN

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

UKM Bentuk Forum Komunikasi Paguyuban KETATNYA persaingan usaha saat ini, justru mendorong para pengusaha untuk membentuk kelompok-kelompok usaha sejenis dengan harapan akan tercipta iklim usaha yang sehat diantara mereka.

Tidak ketinggalan para Pengusaha Kecil Menengah mitra Bo-gasari di beberapa wilayah juga membentuk Forum Komunikasi antarkomunitas atau paguyuban usaha sejenis mereka. Forum tersebut diharapkan menjadi ajang silaturahmi dan komunikasi secara intens yang pada gilirannya dapat memperkuat usaha mereka.

Sebanyak 70 UKM yang berasal dari 11 Paguyuban berkum-pul di Hotel Ataya Boyolali pada 31 Juli 2018 lalu, untuk mem-bentuk Forum Komunikasi Paguyuban Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 11 Paguyuban yang hadir adalah Parimas Surakarta, Berkah Makmur Sukoharjo, Marko-bar Surakarta, Pamiyo Yogyakarta, Gemilang Magelang, Gemi-lang 2 Purworejo, Bolang Baling Cakue Yogyakarta, Kopemitas

Semarang, Putra Molen Semarang, IKTS Semarang, dan Mak-mur Abadi Semarang.

Pertemuan menjadi awal dari kegiatan Forkom Paguyuban yang terkonsep dan terstruktur serta mampu mewadahi pelaku UMKM dengan segala macam permasalahannya.

Di wilayah Bogor dan Depok. 5 paguyuban juga bertemu di Rumah Makan Leuit Ageung Bogor pada 16 Agustus 2018, dengan tujuan yang sama yaitu membentuk Forum Paguyuban Mie Bogor - Depok.

Acara dihadiri oleh 21 UKM mie dan 1 UKM kulit pangsit. mereka tergabung dalam 5 paguyuban yaitu Gajah Mungkur Sejahtera, Pamibok (Paguyuban Mie Bogor Depok), Tunggal-rasa, Romi Depok, dan Donoloyo. Erwin Sudharma, mewakili manajemen Bogasari, mengajak para pengusaha mie di Depok, Bogor, dan sekitarnya untuk secara bersama-sama memperkuat usaha mie terutama dalam menghadapi era industri 4.0 yang penuh tantangan. “Peluang usaha mie masih sangat terbuka, tetapi kalau tidak bisa menyikapi perkembangan zaman maka tidak akan bisa bersaing,” sambung Erwin.

Acara diisi dengan sharing oleh 3 UKM, yaitu Haryono me-wakili Pamibok, Sutarso mewakili Gajah Mungkur Sejahtera,

dan Slamet mewakili UKM yang belum bergabung ke dalam paguyuban. Bagi Haryono yang paling diharapkan dari Bo-gasari adalah harga terigu yang kompetitif. Sedangkan Sutarso mengusulkan penambahan stock point terigu di wilayah Bogor untuk memperlancar pengiriman. Slamet yang secara individual belum tergabung dengan paguyuban mengatakan bahwa sejak awal usaha sampai saat ini tetap menggunakan terigu Bogasari karena kualitas.

Pembentukan forum komunikasi ini diharapkan menjadi wa-dah komunikasi antar paguyuban yang ada, tanpa harus men-campuri aktivitas masing-masing paguyuban. Mereka berharap bisa mengadakan pertemuan rutin setidaknya 3 hingga 6 bu-lan sekali. Selanjutnya forum ini akan menyusun rencana kerja dan diagendakan dalam waktu dekat akan mengadakan Temu Paguyuban Nasional yang dapat menghasilkan ide-ide kreatif dalam mengembangkan usaha dan mempererat tali silaturahmi antar paguyuban di Indonesia.

Dari Sumatera Barat, sebanyak 28 perajin mie basah dan kering berkumpul di hotel Bumi Minang pada 8 September 2018 lalu, untuk mempererat silaturahmi, sekaligus menyepa-kati harga jual dan pembentukan paguyuban perajin mie kering, sedangkan perajin mie basah sudah terbentuk yaitu “Persatuan Paguyuban Tukang Mie”. Pada kesempatan itu, disepakati har-ga jual termurah mie kering sebesar Rp. 44.000,/bungkus isi 5 Kg, sedangkan mie basah disepakati harga jualnya Rp 10.000, per kg, dan Rp 12 ribu untuk mie pangsit ***(rull/pam)

INFO

Edisi 223/Tahun XVII/2018 * Wacana Mitra18

TUMBUH BERSAMA, adalah motto kemitraan Bo-gasari dengan para pelangan, khususnya pelaku usaha kecil menengah (UKM). Motto inilah yang terus menular di kalangan UKM mitra Bogasari. Mereka tidak hanya ber-jualan dan memikirkan untung, tapi juga berbagi kepada masyarakat yang ingin membuka usaha.

Seperti yang dilakukan Samino, perajin mie ayam dengan merek “Karya Bakti” yang sudah hampir 30 ta-hun memakai terigu Cakra Kembar produksi Bogasari. Ia memberikan pelatihan membuat mie ayam yang dii-kuti 50 peserta anggota Paguyuban Saran Sehati, Minggu (29/7/2018). Paguyuban ini adalah komunitas UKM yang berasal dari umat Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Kota Wisata, Cibubur.

Para peserta sudah berkumpul di rumah Samino, Ciledug, Tangerang sejak pukul 08.30. Tahap pertama, mereka melihat pros-es pembuatan mie, mulai dari adonan sampai proses penggilingan. Setelah itu mereka prak-tik membuat mie ayam langsung di gerobak. Awalnya Samino memperagakan bagaimana cara merebus mie ayam secara benar, lalu se-tiap peserta praktik langsung dan mencicipi buatannya mereka masing-masing.

Usai praktik, peserta diajak ke lantai 2 un-tuk mendengarkan testimoni kisah sukses dan perjuangan jatuh bangun Samino membuka usaha mie. Anggota paguyuban pun kagum dan kian terinspirasi karena Samino tak kenal

kata menyerah dalam berusaha, meski pernah mendapat musibah.

Dalam setiap kesempatan berbagi ilmu, Samino mengaku senang wa-laupun tidak diberikan imbalan. “Saya sangat bersyukur dapat membagikan pengetahuan kepada banyak orang. Semua saya berikan tanpa ada yang disembunyikan, karena saya ingin para peserta sukses seperti saya bila ingin berjualan mie ayam,” ucap Samino yang sudah merintis usaha Mie Ayam Samino sejak tahun 1979.

Samino yang sudah sukses men-gantarkan kedua anaknya menjadi Sarjana Ekonomi dan dokter ini sudah

beberapa kali memberikan pelatihan kepada masyarakat baik itu di komunitas sosial keagamaan, instansi pemerin-tah, swasta dan Ibu-ibu di lingkungan TNI.

Christina Murti, Ketua Paguyuban Saran Sehati me-nyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada Sami-no. Ia menambahkan, paguyuban ini dibentuk 31 Juli 2016 dan anggotanya adalah jemaat Gereja Maria Bunda Segala Bangsa yang punya usaha. “Hampir 90% anggota kami adalah usaha kuliner. Memasuki tahun ke-2, jumlah anggotanya sudah mencapai 120 orang. Paguyuban ini adalah wadah bertukar informasi antar UKM yang ada di gereja kami,” ungkap wanita pemilik usaha Rujak Rencong Freshsana ini. (DIK/RAP)

Samino Berbagi Resep Mie Ayam

Samino berbagi pengalaman membuka usaha mie kepada para peserta pelatihan

Para peserta praktek langsung membuat mie ayam

Wacana Mitra * Edisi 223/Tahun XVII/2018

BMC

ACARA yang diadakan di Atrium City Tomor-row Mall, Surabaya ini kembali membagikan ratusan hadiah, dimana setiap tahapnya me-nyediakan 5 paket umroh atau wisata rohani untuk masing-masing 2 orang, 3 unit motor niaga, 55 unit koin emas, 140 smartphone, dan 160 hand mixer.

Agar terpenuhi legalitas undian, sebelum pelaksanaan dilakukan penyegelan laptop se-bagai perangkat undian yang berisi data e-ku-pon UKM anggota BMC.

Penyegelan dilakukan pada Rabu, 1 Agus-tus 2018 bertempat di Ruang Commercial Meeting 1, Gedung Kunci Biru, Bogasari Ja-karta. Hadir dalam penyegelan perwakilan dari Kementrian Sosial dan Dinas Sosial DKI Jakarta.

Nomor undian yang diikutsertakan pada undian ta-hap I ini adalah pengumpulan e-kupon tanggal 1 Januari hingga 11 Juni 2018 dengan jumlah kupon sah yang ma-suk sebanyak 2.104.148 nomor peserta dari 5.123 UKM anggota BMC.

Kemeriahan acara pengundian, sudah dimulai sejak pagi hari diawali dengan berbagai macam kegiatan antara lain, Bogakids Donuts Decoration, Noodle Creation Com-petition oleh anak-anak perajin mie ayam, hingga Baking Demo yang dibawakan Chef dari Bogasari Baking Cen-tre Surabaya, dilanjutkan puncak acara pengundian pada malam harinya.

Mekanisme undian dilakukan secara komputerisasi yang dibagi dalam 6 putaran. Setiap UKM anggota BMC hanya memiliki kesempatan mendapatkan satu buah hadiah. Bagi pemenang Grand Prize yang non muslim hadiah akan dialihkan menjadi perjalanan Wisata Rohani yang senilai. Sedangkan pajak pemenang undian ditang-gung oleh Bogasari, kecuali hadiah sepeda motor, biaya balik nama ditanggung oleh pemenang.

Pengundian disaksikan langsung oleh Notaris, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Kepolisian, dan perwakilan UKM yang hadir, serta sejumlah undangan.

Menurut Ivo Ariawan Budiprawaba, Vice President Cus-tomer Relations Area 3, penyelenggaraan Gelegar Hadiah BMC ini adalah bentuk apresiasi Bogasari atas loyalitas pelanggannya. Mereka yang berhak mengikuti program ini adalah UMKM yang sudah menjadi anggota BMC,

Lima UKM yang keluar sebagai pemenang hadiah Grand prize Paket Umroh atau Wisata Rohani adalah: Yayan Haryanto dari Medan (Roti Bakar Bandung), Riza Muhammadi dari Kediri (Dolphin Bakery), Erick Kadarman dari Jakarta (Blenger Burger), H. Anan Sarnan dari Band-ung (Roti Kasino), dan Ratnawati Budiharjo dari Surabaya (Kian Nikmat Tepung Bumbu Fried Chicken).

Salah satu UKM pemenang hadiah Grand Prize, me-ngaku kaget ketika dikabarkan mendapatkan hadiah uta-ma berupa paket wisata rohani. Ratnawati Budiharjo sa-ngat berterima kasih kepada Bogasari karena telah peduli dengan para mitra UKM. “Terima kasih kepada Bogasari yang telah memberikan berbagai kemudahan dan hadiah yang sangat membantu para UKM untuk mengembang-kan bisnis usahanya,” ujar Ratna.

Bagi yang belum beruntung, masih ada kesempatan pada Undian Gelegar Hadiah BMC Tahap 2 yang ren-cananya diadakan bulan Desember 2018 di Jakarta ***

Umroh dan Ratusan Hadiah dari Bogasari untuk UKM

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari kembali menggelar Undian Gelegar Hadiah Bogasari Mitra Card tahap I pada Sabtu, 11 Agustus 2018. Paket Umroh dan ratusan hadiah lain-nya diberikan sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas UKM pengguna produk Bogasari.

Riza Muhammadi (Dolphin Bakery) dari Kediri saat menerima hadiah Paket Umroh

19