wiwidddd

2
DIAGNOSA STATUS PENYAKIT RABIES PADA ANJING Oleh : WIDYA ELFITRI AFCHE, S.KH (1102101020031) Lab. Gejala Klinis + - + ++ ++ -- ++ - ++ -- -- -- Diagnosa Berdasaarkan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan patologi anatomi serta histopatologi, maka dapat diketahui bahwa anjing tersebut menderita penyakit Rabies. Gejala Klinis Phase prodromal Hewan menyendiri, lebih menjadi agresif dan nervous. Reflek cornea berkurang/hilang, pupil meluas dan cornea kering. Phase exitasi Hewan akan menyerang siapa saja yang ada disekitamya dan memakan barang yang aneh-aneh. Dengan berlanjutnya penyakit, mata mejadi keruh dan selalu terbuka. Phase paralisa Cornea kering, mata terbuka dan kotor, semua reflek hilang dan mati. Tindakan True positive : eliminasi False negative : eliminasi True negative :pengobatan sesuai gejala True false : vaksinasi Sampel Kasus Menurut pelaporan warga. Seekor anjing peliharaan yang berusia 2,5 tahun mengalami perubahan prilaku dalam 5 hari terakhir. Anjing tersebut tidak nafsu makan, selalu menggigit benda apa saja disekitarnya, mengeluarkan air liur yang berlebihan, takut air dan cahaya. Pemeriksaan Laboratorium Dengan uji Flourescent Antibodies Test (FAT), dan pewarnaan Sellers ditemukan virus dengan konsentrasi tinggi pada air liur, darah dan urin hewan. Patologi Anatomi Otak hiperemi, edema piamater, dan perdarahan-perdarahan kecil. Histopatologi -Adanya badan negeri (negri bodies) yaitu badan inklusi yang terdapat pada sitoplasma sel neuron yang diinfeksi oleh Rabies. -adanya persitensi virus dalam organ extraneural. Defferensial diagnosa 1. Canine Distemper 2. Infectious Canine Hepatitis 3. Ajueskzy Disease Etiologi Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pada susunan saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus, family Rhabdoviridae dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera.

description

poster

Transcript of wiwidddd

Page 1: wiwidddd

DIAGNOSA STATUS PENYAKIT RABIES PADA ANJING

Oleh : WIDYA ELFITRI AFCHE, S.KH (1102101020031)

Lab. Gejala Klinis

+ -

+ ++++

--++

- ++--

----

Diagnosa

Berdasaarkan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan patologi anatomi serta histopatologi, maka dapat diketahui bahwa anjing tersebut menderita penyakit Rabies.

Gejala Klinis

Phase prodromalHewan menyendiri, lebih menjadi agresif dan nervous. Reflek cornea berkurang/hilang, pupil meluas dan cornea kering.

Phase exitasiHewan akan menyerang siapa saja yang ada disekitamya dan memakan barang yang aneh-aneh. Dengan berlanjutnya penyakit, mata mejadi keruh dan selalu terbuka.

Phase paralisa Cornea kering, mata terbuka dan kotor, semua reflek hilang dan mati.

Tindakan

True positive : eliminasi

False negative : eliminasi

True negative :pengobatan sesuai gejala

True false : vaksinasi

Sampel Kasus

Menurut pelaporan warga. Seekor anjing peliharaan yang berusia 2,5 tahun mengalami perubahan prilaku dalam 5 hari terakhir. Anjing tersebut tidak nafsu makan, selalu menggigit benda apa saja disekitarnya, mengeluarkan air liur yang berlebihan, takut air dan cahaya.

Pemeriksaan Laboratorium

Dengan uji Flourescent Antibodies Test (FAT), dan pewarnaan Sellers ditemukan virus dengan konsentrasi tinggi pada air liur, darah dan urin hewan.

Patologi AnatomiOtak hiperemi, edema piamater, dan perdarahan-perdarahan kecil.

Histopatologi-Adanya badan negeri (negri bodies) yaitu badan inklusi yang terdapat pada sitoplasma sel neuron yang diinfeksi oleh Rabies.-adanya persitensi virus dalam organ extraneural.

Defferensial diagnosa

1. Canine Distemper2.   Infectious Canine Hepatitis3.   Ajueskzy Disease

Etiologi

Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pada susunan saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus, family Rhabdoviridae dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera.

Page 2: wiwidddd

Prognosa : Infausta