WisataTamanBurungJeru-Frank L. Apituley

6
WISATA TAMAN BURUNG JERU Laporan Praktikum Lapangan Matakuliah Ekosistem dan Analisisnya Yang dibina Oleh Bapak Dr. Bagyo Yanuwiadi Oleh : FRANK LEONARDO APITULEY PROGRAM STUDI PSLP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

description

Tugas Kuliah

Transcript of WisataTamanBurungJeru-Frank L. Apituley

  • WISATA TAMAN BURUNG JERU

    Laporan Praktikum LapanganMatakuliah Ekosistem dan Analisisnya

    Yang dibina Oleh Bapak Dr. Bagyo Yanuwiadi

    Oleh :FRANK LEONARDO APITULEY

    PROGRAM STUDI PSLPPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG2010

  • WISATA TAMAN BURUNG JERU1. Wisata Taman Burung Jeru

    Kota Malang memiliki beragam destinasi wisata, salah satunya adalah Wisata TamanBurung Jeru di Desa Jeru Kecamatan Tumpang. Wisata Taman Burung Jeru yang dibangunpada tahun 1997 dan diresmikan pada tahun 2000 oleh M.Said, yang kala itu menjabatsebagai Bupati Malang. Taman Burung Desa Jeru cukup banyak menyita perhatian publik,terlebih menjelang akhir pekan dan libur panjang. Berbagai event bergengsi seperti lombakicau Bupati Cup pun sering diselenggarakan ditempat tersebut tiap bulannya.

    Wisata yang mengandalkan satwa jenis burung dan dipadu dengan ekosistem alamlayaknya habitat asli, diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan domestik maupunmancanegara dan memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak sedikit,menggairahkan ekonomi dan wisata masyarakat Desa Jeru yang ada diwilayah Malang Utara,selain itu lokasi ini juga cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan mengenai satwaunggas.

    Gambar 1. Site Plan Taman Burung Desa JeruLuas lahan Wisata Taman Burung Jeru 11,7 hektar, sementara yang dikelola dengan

    serius hanya menggunakan 4,5 hektar lahan saja. Dalam perencanaan tidak seluruhnya lahandiproyeksikan untuk penangkaran fauna melainkan akan diciptakan identitas daerah yangtergambar melalui flora dan faunanya. Wisata yang mengandalkan ribuan satwa jenis burungdan dipadu dengan ekosistem alam layaknya habitat asli tersebut, dibangun dengan APBDPemkab Malang senilai Rp.2,7 miliar.

    Menurut Bapak Ismail, penjaga taman, pada awal berdirinya, taman tersebutmenangkarkan sekitar 50 ekor Cucak Hijau yang dikumpulkan dari 14 kecamatan diKabupaten Malang yang merupakan salah satu spesies burung yang menjadi kebanggaanKabupaten Malang, dan ada juga penangkaran sejumlah burung lokal ; diantaranya Pelatuk,Punglor, Gelatik, Pipit Kakaktua hitam, Kakaktua putih, Merak dan Trocokan. Padaperkembangannya, Wisata Taman Burung Desa Jeru tidak hanya menangkarkan burung saja,beberapa jenis reptil seperti Kura-kura, Biawak, Buaya, Iguana, dan Ular juga menempatitaman tersebut. Untuk menarik minat pengunjung, pengelolapun menambahkan berbagaiwahana mainan anak kecil. Tiket masuk area itu juga relatif murah, yakni berkisar Rp 2.500,-untuk pengunjung dewasa.

  • Gambar 2, 3, 4, dan 5. Foto Papan Selamat Datang di Wisata Taman Burung Jeru,Foto Penangkaran Burung dan Contoh Burung yang Dilindungi dikawasan WisataTaman Burung Jeru.2. Analisis Permasalahan Taman Burung Jeru.

    Dalam perkembangannya Wisata Taman Burung Jeru mengalami permasalahan yangcukup serius dan kompleks jika dilihat dari berbagai aspek pengkajiannya, salah satunyaadalah aspek ekologi.

    Permasalahan yang terjadi dalam aspek ekologi, contohnya dapat dilihat di dekat arealWisata Taman Burung Jeru terdapat perumahan yang di bangun oleh Dinas Pemukiman,selain itu sebagian lahannya lagi disewakan untuk perkebunan tebu. Hal ini memberi dampaknegatif bagi fauna yang ada di Wisata Taman Burung Jeru yaitu fauna (burung-burung) akanmengalami stres akibat suara yang berasal dari pemukiman setempat misalnya burung CucakIjo yang habitat hidupnya selalu gemar mandi dan bermain di pinggiran sungai ketika sianghari menjelang musim panas, akan tetapi setelah dibangunnya permukiman pendudukdisekitar lokasi Wisata Taman Burung Jeru tersebut sangat berdampak buruk bagi burungCucak Ijo. Padahal sebelumnya pengelola fauna di Wisata Taman Burung Jeru ini sudahmengambil lahan yang cukup jauh dari perkotaan karena untuk kesuksessan hidup dan habitatasli bagi burung-burung tersebut. Akan tetapi dilain pihak, banyak pihak-pihak yang tidakmenyadari akan pentingnya mengetahui habitat atau lingkungan yang baik bagiburung-burung yang ada di Wisata Taman Burung Jeru.

    Seiring berjalannya waktu, jumlah tersebut semakin berkurang akibat tingkatreproduksi yang sangat rendah. Sebelum memasuki penangkaran, sebenarnya burung-burungtersebut sudah menjalani karantina terlebih dahulu selama beberapa bulan untuk memastikankondisi kesehatannya. Tidak hanya itu, tim dokter pun disiapkan untuk mengantisipasi jikaterdapat burung yang sakit. Namun, langkah preventif yang dilakukan ternyata tetap sajatidak mampu meningkatkan daya reproduksinya. Meskipun perawatan cucak hijau dikatakanmudah, namun burung tersebut sangat sulit beradaptasi dan bereproduksi dalam lingkunganbuatan.

    Pada pertengahan 2005, keadaan tersebut semakin parah. Sebanyak 41 ekor cucak hijaumati akibat kesalahan pemberian pakan. Kami ditawari ulat sutra oleh pedagang dipasar,katanya bagus untuk pertumbuhan cucak hijau. Setelah diberikan ternyata semua burung matikarena tidak kuat, ujar Bapak Ismail. Bapak Ismail menambahkan, selain akibat pengelolaanyang kurang, merebaknya virus flu burung juga berpengaruh besar terhadap perkembanganburung-burung penghuni taman itu. Banyak diantaranya yang terpaksa dimusnahkan akibatterinfeksi virus ganas tersebut.

    Wisata Taman Burung Jeru berfungsi dan ramai dikunjungi tak lebih dari 3 tahunsetelah areal wisata itu dibangun. Selebihnya, Wisata Taman Burung Jeru pun hanya menjadionggokan kandang besi raksasa yang tidak terawat dengan kondisi sangat mengenaskan.

  • Selain satwa banyak yang mati, kondisi rumput liar dan kandang besi raksasa, dibiarkantumbuh subur dan rusak parah.

    Gambar 6, 7, dan 8. Menunjukkan keadaan dalam Wisata Taman Burung Jeru 2010dimana Taman yang sudah tidak terawat dan dibiarkan begitu saja.3. Kondisi Idieal

    Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayatidan Ekosistemnya, dikatakan bahwa satwa liar adalah semua binatang yang hidup liar di daratdan atau air dan atau udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebasmaupun yang dipelihara oleh manusia. Dalam ekosistem alam satwa liar memiliki perananyang sangat banyak, salah satunya adalah untuk melestarikan hutan. Oleh karena itu,sangatlah penting untuk membiarkan satwa liar hidup di hutan. Burung dapat menjadi salahsatu indikator, apabila disuatu daerah masih terdapat banyak burung berarti masih banyakpohon dan daerah itu masih sehat. Hal ini berarti bahwa ada suatu hubungan erat antara satwadan lingkungan.

    Kondisi dari satwa liar dapat terganggu apabila habitatnya mengalami perubahanakibat adanya aktivitas atau pembangunan yang sangat mengganggu di sekitarnya. Hal inidisebabkan oleh satwa mempunyai sensitivitas yang kuat terhadap terjadi perubahanlingkungan habitatnya. Perubahan atau gangguan terhadap habitat menyebabkan adanyapergerakan satwa untuk menghindar. Pergerakan satwa merupakan suatu strategi dariindividu maupun populasi satwa liar untuk menyesuaikan dan memanfaatkan keadaanlingkungannya agar dapat hidup dan berkembangbiak secara normal (Alikodra, 1999).Pergerakan berfungsi untuk mencari pakan, sumber air dan hidup untuk berkembangbiakataupun untuk menghindar dari pemangsaan dan gangguan lainnya.

    Wisata Taman Burung Jeru seharusnya lebih menampilkan konsep alami seperti yangdimaksud diatas, konsep yang mengacu pada keberadaan dan kelestarian lingkungan floradan fauna. Konsep seperti ini pula yang diterapkan di Taman Burung Bali, yang mulaidibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995. Sejak saat itu, taman burung ini terusberkembang hingga mencapai luas lahan sekitar 2 hektar. Sejak awal, taman burung inidibangun dengan konsep botanical garden untuk tempat hidup dan berkembang aneka spesiesunggas dari berbagai negara di dunia. Oleh sebab itu, Taman Burung Bali juga termasukdalam ketegori lembaga konservasi yang bersifat ex-situ, yaitu ekosistem buatan yang dipilihdan dibangun untuk tujuan konservasi hewan di luar habitat aslinya.Meski demikian, pengelola Taman Burung Bali tetap berusaha menciptakan lingkunganbuatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest) yang menyerupai habitat asliunggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung ini. Semula, areal yang telah `disulap`menjadi hutan hujan tropis buatan ini adalah lahan persawahan. Namun, berkat kecerdikan

  • para perancangnya, lahan persawahan tersebut kemudian ditata sedemikian rupa denganberbagai macam tanaman tropis (beberapa di antaranya adalah tanaman langka) dandilengkapi dengan air terjun, telaga, dan kolam ikan buatan sehingga para pengunjungseolah-olah sedang berada di tengah hutan. Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tropis bahkansengaja didatangkan dari berbagai daerah di luar Bali. Selain tanaman tropis dari Indonesia,koleksi tanaman juga didatangkan dari Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Salah satukoleksi tanaman yang cukup terkenal adalah jenis tanaman blue bismarck palm yang ditanamdisebelah kolam buatan. Untuk jaminan keamanan dan kesehatan koleksi unggas, pasca-merebaknya kasus flu burung pihak pengelola Taman Burung Bali telah memperketatbiosecurity system terhadap koleksi burung yang ada. Tak hanya itu, para pengunjung yangmemasuki lokasi taman juga disterilkan dengan cara disemprot dengan cairan disinfektanserta menginjak keset yang berisi cairan disinfektan. Hal ini untuk mencegah kemungkinanmenyebarnya virus flu burung yang dapat dibawa oleh para pengunjung.4. Pemecahan masalah Wisata Taman Burung Jeru

    Secara umum permasalahan di WisataTaman Burung Jeru menjadi masalah yang sangatserius dan kompleks. Alternatif solusi yang dapat saya berikan untuk permasalahan WisataTaman Burung Jeru ini adalah Pelestarian Lingkungan dengan melibatkan masyarakatsekitar dan lembaga swasta yang mampu mengelola dan mengembangkan Wisatatersebut.

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelestarian lingkungan ini antara lain:a) Lingkungan; Wisata Taman Burung Jeru harus bertumpu pada lingkungan alam,

    budaya yang belum tercemar.b) Masyarakat; Wisata Taman Burung Jeru bermanfaat ekologi, social dan ekonomi

    pada masyarakat.c) Pendidikan dan Pengalaman; Wisata Taman Burung Jeru harus dapat

    meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanyapengalaman yang dimiliki

    d) Berkelanjutan; Wisata Taman Burung Jeru dapat memberikan sumbangan positipbagi keberlanjutan ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    e) Manajemen; Wisata Taman Burung Jeru harus dikelola secara baik dan menjaminsustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatankesejahteraan sekarang maupun generasai mendatang.