wirna z
-
Upload
julvina-lia-anderista -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
Transcript of wirna z
BAB 13
SURVAI METABOLISME
Dalam tubuh makhluk hidup, baik yang bersel tunggal maupun kompleks,
terjadi berbagai macam reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim. Reaksi yang terjadi
itu disebut dengan metabolism. Metabolisme adalah aktivitas sel yang amat
koordinasi, mempunyai tujuan, dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem
multienzim. Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya
energi dari lingkungan atau dari energi solar,
2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekursor (bahan dasar) unit
pembangun bagi makromolekul sel,
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun menjadi protein, asam nukleat,
lipid, polisakarida, dan komponen sel lain, dan
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam
fungsi khusus sel.
Organisasi Hidup Berpartisipasi di Dalam Daur Karbon dan Oksigen
Menurut energi kimia karbon yang diperlukan dari lingkungannya, organisme
hidup dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Sel Autotrof.
Sel autotrof (memberi makan sendiri) adalah organisme yang dapat
menggunakan karbon dioksida dari atmosfer untuk membangun semua
biomolekul yang mengandung karbon. Contohnya adalah bakteri fotosintetik
dan sel hijau daun tumbuhan. Beberapa organisme autotrof, seperti
sianobakteri, dapat juga menggunakan nitrogen dari atmosfer untuk
menghasilkan komponen nitrogennya.
1
b. Sel Heterotrof.
Sel heterotrof (memperoleh makanan dari yang lain) adalah organisme
yang tidak dapat menggunakan karbon dioksida dari lingkungannya dalam
bentuk molekul organik yang relaitif kompleks, seperti glukosa. Hewan
tingkat tinggi dan hampir semua mikroorganisme adalah organism heterotrof.
Banyak organisme autotrof bersifat fotosintetik, dan memperoleh energinya
dari sinar matahari, sedangkan organisme heterotrof memperoleh energi dari
degradasi nutrien organik yang dibuat oleh organisme autotrof. Organisme autotrof
dan heterotrof hidup bersama-sama dalam daur yang luas dan saling tergantung, di
mana organisme autotrof menggunakan CO2 atmosfer untuk membangun biomolekul
organiknya dan beberapa diantaranya menghasilkan oksigen. Organisme heterotrof
akan menggunakan produk organik dari autotrof sebagai sari makanan dan
mengembalikan CO2 ke atmosfer. Jadi, karbon dan oksigen secara berkesinambungan
saling bertukar di antara dunia hewan dan tanaman, di mana proses tersebut
berlangsung dengan bantuan energi solar (energi matahari). Berikut daur karbon
dioksida dan oksigen.
2
O2
Produk
Organik
Fotosintetik Heterotrof
Autotrof
CO2
H2O
Sinar Matahar
i
Organisme autotrof dan heterotrof dibagi menjadi beberapa subkelas.
Misalnya organisme heterotrof terbagi menjadi dua kelas utama, yaitu golongan
aerob dan anaerob. Golongan aerob adalah golongan yang menggunakan molekul
oksigen untuk mengoksidasi molekul nutrien organiknya. Golongan anaerob adalah
golongan menguraikan nutrien yang masuk tanpa menggunakan oksigen, misalnya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah, dalam atau dasar lautan. Banyak sel, seperti
ragi, dapat hidup secara aerob dan anaerob, organisme seperti itu disebut fakultatif.
Tidak semua sel pada suatu organisme tertentu termasuk di dalam kelas yang
sama. Sebagai contoh, pada tumbuhan tingkat tinggi, sel yang mengandung klorofil
hijau pada daun merupakan sel fotosintetik autotrof, tetapi sel-sel akar yang tidak
mengandung klorofil bersifat heterotrof. Sel daun yang hijau bersifat autotrof hanya
pada siang hari. Pada malam hari, sel-sel ini berfungsi sebagai golongan heterotrof
dan memperoleh energinya dengan mengoksidasi karbohidrat yang dibuat pada siang
hari.
Nitrogen Berdaur di Dalam Biosfer
Semua organisme hidup juga membutuhkan nitrogen. Nitrogen merupakan
suatu keharusan bagi biosintesis asam amino dan basa purin serta pirimidin, yang
merupakan unit pembangun protein dan asam nukleat bernitrogen. Pada hampir
semua hewan tingkat tinggi, sedikitnya beberapa nitrogen yang dikonsumsi harus
berada dalam bentuk asam amino. Relatif hanya beberapa organisme yang mampu
menggunakan (memfiksasi) gas Nitrogen yang menyusun sampai 80% atmosfer kita.
Karena kerak bumi mengandung hanya sedikit nitrogen anorganik dalam bentuk
garam-garam terlarut, semua organisme hidup pada akhirnya tergantung pada
nitrogen atmosfer dan organisme yang melakukan fiksasi nitrogen. Nitrogen dapat
difiksasi oleh sianobakteri (ganggang hijau-biru). Sianobakteri tidak hanya dapat
menggunakan nitrogen atmosfer, tapi juga dapat melangsungkan fotosintesis,
sehingga dapat memperoleh semua kebutuhan karbonnya dari karbon dioksida
atmosfer. Hampir semua spesies pelaku fiksasi nitrogen terdapat dalam tanah.
3
Beberapa diantaranya hidup bersimbiosa dalam bintik-bintik akar tumbuhan tertentu,
terutama anggota keluarga leguminosa, dan melangsungkan fiksasi nitrogen secara
simbiosa.
Organisme mikrobial lain (bakteri nitrifikasi) melangsungkan oksidasi amonia
menjadi nitrit dan nitrat, dan yang lain lagi (bakteri denitrifikasi) dapat mengubah
nitrat kembali menjadi amonia. Adapun daur Nitrogen dalam biosfer adalah sebagai
berikut:
Siklus karbon, oksigen, dan nitrogen melibatkan banyak spesies organisme
hidup, sehingga menciptakan keseimbangan yang baik di antara produsen dan
konsumen pada biosfer. Siklus besar ini berkaitan dengan aliran energi yang tinggi,
yang dimulai dengan tertangkapnya energi solar oleh organisme fotosintetik untuk
menghasilkan karbohidrat berenergi tinggi dan nutrien organik lainnya, yang
selanjutnya digunakan sebagai sumber energi oleh organisme heterotrof. Di dalam
metabolisme setiap organisme dan selama berlangsungnya berbagai jenis aktivitas
yang membutuhkan energi, terdapat kehilangan energi bebas (energi yang berguna),
dan terjadi peningkatan energi yang tidak dapat digunakan. Aliran energi melalui
biosfer ini bersifat satu arahdan bukan suatu siklus. Jadi, karbon, oksigen, dan
nitrogen berdaur secara terus-menerus, tetapi energi bebas atau energi yang
bermanfaat, selalu terubah menjadi bentuk yang tidak berguna.
4
Metabolisme sel seluruhnya berkaitan dengan transformasi enzimatik dari
senyawa dan energi, dimulai dari bahan baku mentah, sampai ke biosintesis senyawa
hidup.
Lintas Metabolik Dijalankan oleh Sistem Enzim yang Bertahap
Enzim berfungsi sebagai katalis dalam sebuah reaksi. Pada proses
metabolisme, enzim bekerja secara berurutan, saling berkaitan sehingga produk dari
enzim pertama menjadi substrat bagi enzim kedua, dan seterusnya (tahap katalik
bertahap). Transformasi produk berurutan pada lintas seperti itu dikenal sebagai
metabolik antara atau metabolit. Masing-masing tahap yang berurutan di dalam lintas
ini menyebabkan terjadinya perubahan kimia spesifik, seperti penarikan, pemindahan,
atau penambahan suatu atom, molekul, atau gugus fungsional. Perubahan bertahap itu
menyebabkan biomolekul substrat berubah menjadi produk akhir metabolik. Hampir
semua lintas metabolik bersifat linear, tetapi ada juga yang bersifat sirkular. Lintas
metabolik mempunyai cabang-cabang yang mengarah ke luar atau ke dalam. Istilah
metabolisme antara digunakan untuk menunjukkan tahap spesifik dari senyawa antara
yang terlibat dalam lintas metabolisme sel.
5
Suatu lintas linear.
Prekursor A terubah menjadi produk
E melalui 4 tahap reaksi enzimatik
yang berurutan. Produk tahap yang
satu menjadi substrat bagi tahap
berikutnya.
Suatu lintas sirkulator atau siklik
Oksidasi residu asetil menjadi CO2 dan
H2O berlangsung dengan cara ini, yaitu
pada siklus asam sitrat.
Metabolisme Terdiri dari Lintas Katabolik (Penguraian) dan Lintas Anabolik
(Pembentukan)
Terdapat dua fase pada metabolisme antara, yaitu katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme adalah fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang
menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang
datang dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel terurai menjadi produk akhir
yang lebih kecil dan sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia. Katabolisme
diikuti oleh pelepasan energi bebas. Pada tahap-tahap tertentu dalam lintas katabolik,
banyak energi bebas yang disimpan dalam bentuk molekul pembawa energi adenosin
trifosfat (ATP). Sejumlah energi juga tersimpan dalam atom hidrogen berenergi
tinggi yang dibawa oleh koenzim nikotinamida adenin dinukleotida fosfat dalam
bentuk tereduksinya, yaitu NADPH.
Pada anabolisme, molekul pemula atau unit pembangun yang lebih kecil
disusun menjadi makromolekul besar yang merupakan komponen sel, seperti protein
dan asam nukleat. Proses ini memerlukan input energi bebas, yang dihasilkan dari
6
A
B
C
D
E
E1
E2
E3
E4
pemecahan ATP menjadi ADP dan fosfat. Biosintesis beberapa komponen sel juga
memerlukan atom hidrogen berenergi tinggi yang disumbangkan oleh NADPH.
Lintas Katabolik Mengarah pada Sedikit Produk Akhir
Penguraian enzimatik dari masing-masing nutrien penghasil energi utama
pada sel berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik yang
berurutan. Terdapat tiga tahap utama di dalam katabolisme aerobik. Pada tahap I,
makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya. Pada tahap II,
molekul unit pembangun diuraikan menjadi satu jenis senyawa antara 3-karbon
(piruvat), yang lalu diubah menjadi satu jenis unit 2-karbon (produk yang bersifat
umum), yaitu gugus asetil dari asetil-KoA. Pada tahap III, katabolisme mengarah
pada siklus asam sitrat. Dalam tahap III, gugus asetil dari asetil-KoA dioksidasi oleh
siklus asam sitrat menjadi hanya dua produk, yaitu CO2 dan H2O. Amonia adalah
produk katabolisme yang lain.
Adapun tahap-tahap proses katabolisme dapat digambarkan sebagai berikut:
Tahap I
Tahap
II
7
Protein Polisakarida Lipid Biomolekul besar
Asam Amino
Glukosa Gliserol Asam Lemak
Pentosa Heksosa
Molekul unit
pembangun
Piruvat
Asetil-KoAProduk
degradasi umum
Tahap
III
Lintas Biosintetik (Anabolik) Menyebar Menghasilkan Berbagai Produk
Anabolisme juga berlangsung dalam tiga tahap, dimulai dengan molekul kecil
pemula. Contoh, sintesis protein dimulai dari pembentukan asam α-keto. Pada tahap
berikutnya asam α-keto teraminasi oleh donor gugus amino membentuk asam α-
amino. Pada tahap terakhir, asam amino disusun menjadi rantai polipeptida
membentuk berbagai jenis protein. Dengan cara yang sama, gugus asetil dibangun
menjadi asam lemak, dan selanjutnya dirangkaikan membentuk berbagai lipid.
Anabolisme bersifat menyebar, karena proses ini dimulai dengan sedikit
molekul pemula sederhana yang menyusun kebanyakan jenis-jenis makromolekul.
Lintas utama anabolisme mempunyai banyak cabang yang menuju ratusan jenis
komponen sel.
Terdapat Perbedaan-perbedaan Penting di antara Lintas Katabolik dan
Anabolik yang Berhubungan
Lintas katabolik dan lintas anabolik yang berhubungan, tetapi dengan arah
yang berlawanan di antara senyawa pemula tertentu dan produk tertentu biasanya
bersifat tidak identik. Sebagai contoh, serangkaian dari 11 enzim spesifik
8
H2O CO2NH3
Produk akhir katabolisme
yang sederhana & berukuran
kecil
mengkatalisis tahap-tahap yang berurutan pada degradasi glukosa menjadi asam
piruvat di dalam hati. Namun, biosintesis glukosa dalam hati berlangsung dengan
cara yang berbeda, tidak dengan cara kebalikan dari degradasi glukosa. Proses
biosintesis glukosa menggunakan hanya 9 dari 11 tahap enzimatik pada penguraian
glukosa, dan dua tahap lainnya digantikan oleh serangkaian reaksi enzimatik yang
sama sekali berbeda, dan digunakan hanya pada jalur sintesis glukosa.
Adapun alasan penting mengapa mengapa jalur katabolisme dan anabolisme
yang bersangkutan bisa berbeda yaitu,
1. Lintas yang terjadi pada proses degradasi biomolekul mungkin tidak dapat
mencukupi kebutuhan energi bagi biosintesa. Degradasi molekul organik yang
kompleks biasanya merupakan proses “menurun”, terjadi dengan melepaskan
energi. Sedangkan biosintesis adalah proses “menaik”, yang memerlukan
input energi.
2. Jika hanya satu lintas yang digunakan secara dapat balik pada kedua arah
jalur, penurunan kecepatan proses katabolik dengan menghambat satu di
antara enzim yang terlibat juga akan menghambat proses biosintesa yang
bersangkutan. Pengaturan yang terpisah dimungkinkan jika lintas yang
berlawanan benar-benar berbeda. Dalam kasus yang melibatkan tahap
enzimatik yang sama, enzim harus berada pada bagian yang tidak menjadi
bagian lintas yang arahnya berlawanan.
Kadang-kadang jalur katabolik dan anabolik yang arahnya berlawanan
terdapat pada bagian sel yang berlawanan. Contoh, oksidasi asam lemak sampai ke
tahap asetil-KoA di dalam hati dikatalis oleh enzim yang terutama berada dalam
mitokondria, yaitu tempat berlangsungnya reaksi oksidatif. Sedangkan biosintesis
asam lemak dari asetil-KoA yang memerlukan atom hidrogen sebagai tenaga reduksi,
berlangsung dengan bantuan enzim yang berada dalam sitosol, tempat reaksi-reaksi
reduksi terjadi.
9
ATP Membawa Energi dari Reaksi Katabolik ke Reaksi Anabolik
Jika molekul glukosa terurai oleh oksidasi membentuk produk akhir yang
sederhana (CO2 dan H2O), banyak energi bebas yang dilepaskan dan dapat digunakan
pada reaksi lain. Energi bebas adalah bentuk energi yang mampu bekerja pada
kondisi suhu dan tekanan tetap. Jika energi bebas yang dilepaskan saat glukosa
teroksidasi ini ditangkap dan dipertahankan, maka energi ini hanya muncul sebagai
panas. Energi panas berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh pada hewan tingkat
tinggi, namun energi itu tidak dapat digunakan untuk melakukan kerja mekanik pada
kontraksi otot atau kerja kimiawi pada biosintesis. Panas dapat melakukan kerja pada
tekanan tetap hanya jika bentuk ini dapat mengalir dari bagian tubuh yang lebih panas
ke bagian yang lebih dingin. Hal ini tidak mungkin terjadi, karena suhu sel hidup
bersifat isothermal (suhu tubuh sama pada semua bagian). Sebaliknya, sejumlah besar
energi yang dibebaskan dari glukosa dan bahan bakar selular lainnya pada proses
katabolisme disimpan oleh sintesis adenosin trifosfat (ATP) dari adenosin difosfat
(ADP) dan fosfat anorganik yang terjadi bersamaan. ATP, ADP, dan fosfat terdapat
dalam semua sel hidup dan berfungsi secara umum sebagai sistem pemindahan
energi. Energi kimia yang disimpan dalam bentuk ATP itu dapat melangsungkan
empat jenis kegiatan, yaitu:
1. ATP dapat memberikan energi yang diperlukan dalam proses biosintesis. Pada
proses ini gugus fosfat terminal atau gugus ATP dipindahkan secara enzimatik
kepada unit pembangun, sehingga menjadi kaya energi dan siap disintesis menjadi
makromolekul.
2. ATP merupakan sumber energi bagi motilitas dan kontraksi sel.
3. ATP melawan gradient konsentrasi pada transport nutrien melalui membrane.
4. Energi ATP juga digunakan secara tidak terlihat untuk menjamin pemindahan
informasi genetik secara tepat selama biosintesis DNA, RNA, dan protein. Bila
energi ATP digunakan untuk kerja sel, gugus fosfat terminalnya akan dilepaskan
sebagai fosfat anorganik dan ADP, bentuk miskin energi dari sistem pembawa
energi. ADP dapat diisi kembali oleh suatu gugus fosfat, sehingga ATP dihasilkan
10
kembali dalam reaksi degradasi bahan bakar sel yang menghasilkan energi. Jadi,
terdapat suatu siklus energi dalam sel, dan ATP yang terkandung berperan sebagai
mata rantai pembawa energi di antara proses selular penghasil energi dan proses
pemakai energi.
NADPH Membawa Energi dalam Bentuk Tenaga Pereduksi
Cara kedua untuk membawa energi kimia dari reaksi-reaksi katabolisme
menuju reaksi biosintesis yang memerlukan energi adalah dalam bentuk atom
hidrogen atau elektron. Pada reaksi biosintesis, misalnya pembentukan glukosa dari
CO2 pada proses fotosintesis, tenaga pereduksi dalam bentuk atom hidrogen
diperlukan bagi reaksi reduksi ikatan ganda menjadi ikatan tunggal. Atom hidrogen
harus memiliki energi bebas dan dapat diperoleh dari bahan bakar sel oleh kerja
dehidrogenase, yang mengkatalisis pemindahan atom hidrogen dari molekul bahan
bakar kepada koenzim spesifik, terutama dalam bentuk teroksidasi nikotinamida
adenin dinukleotida fosfat (NADP+). Bentuk tereduksi, atau yang membawa hidrogen
dari koenzim ini disingkat sebagai NADPH, yaitu pembawa elektron yang kaya akan
energi dari reaksi katabolik menuju reaksi biosintetik yang memerlukan elektron,
seperti ATP yang merupakan pembawa gugus fosfat yang kaya energi.
Diagram pemindahan tenaga pereduksi dari reaksi katabolik menuju reaksi
biosintesis melalui siklus NADP.
11
NADPHNADP+
KatabolismeBahan bakar
tereduksiProduk
teroksidasi
Produk biosintetik tereduksi
Reaksi biosintetik
reduktif
Prekursor teroksidasi
Metabolisme Sel Merupakan Proses Ekonomis yang Diatur Ketat
Metabolisme sel agaknya beroperasi menurut prinsip-prinsip ekonomi maksimum,
kecepatan reaksi keseluruhan dari katabolisme penghasil energy dikontrol oleh
kebutuhan sel akan energi dalam bentuk ATP dan NADPH, tidak hanya oleh
ketersediaan atau konsentrasi bahan bakar sel. Jadi, sel mengkonsumsi nutrient
dalam jumlah cukup (tidak berlebihan) untuk mengatasi kecepatan penggunaan
energy pada setiap waktu. Demikian pula, kecepatan biosintesis molekul unit
pembangun dan makromolekul sel. Juga disesuaikan untuk tiap-tiap asam amino dari
ke-20 jenis ini, pada kecepatan dan jumlah tepat yang dapat mencukupi penyusunan
dari hanya protein baru yang diperlukan pada saat tersebut, sehingga tidak ada di
antara ke-20 asam amino yang di produksi dalam jumlah berlebih, dan menjadi
tebuang.
Lintas katabolic bersifat amat sensitive dan responsive terhadap perubahan
kebutuhan energi sebagai contoh, jika seekor lalat terbang dengan kecepatan penuh,
kecepatan konsumsi oksigen dan bahan bakarnya meningkat ratusan kali dengan
waktu kurang dari satu detik, karena diperlukan peningkatan konsumsi ATP secara
tiba-tiba, oleh otot lintas yang memberikan energy sebagai ATP mampu bereaksi
terhadap kebutuhan metabolic dengan cepat dan dengan sensitivitas tinggi.
Lintas Metabolik Diatur pada Tiga Tahap
Bentuk regulasi yang pertama dan paling cepat memberikan respon adalah melalui
kerja enzim alosterik, yang mampu mengubah aktivitas katalitiknya sebagai respon
terhadap molekul efektor pemberi rangsangan atau penghambat. Enzim alosterik
biasanya terletak pada, atau didekat permulaan dari suatu urutan multienzim, dan
mengkatalisis tahap yang membatasi kecepatanya, yang biasanya merupakan reaksi
tidak dapat balik, pada lintas katabolic, yang menuju kepada pembentukan ATP dari
ADP produk akhir ATP seringkali berfungsi sebagai penghambat alosterik pada tahap
awal katabolisme. Pada lintas anabolic, produk akhir sintetik seperti asam amino,
seringkali berfungsi sebagai penghambat alosterik pada tahap awal.
12
Kontrol metabolik pada tahap kedua pada organisme tingkat tinggi oleh
pengaturan hormone (gambar 9). Hormon adalah pembawa organ kimiawi yang
disekresi oleh berbagai kelenjar endokrin dan diangkut oleh darah menuju jaringan
atau organ spesifik, tempat hormone melakukan rangsangan atau hambatan beberapa
aktivitas metabolic spesifik. Sebagai contoh hormone adrenalin, yang disekresi oleh
bagian medulla dari kelenjar adrenal, diangkut oleh darah menuju hati. Pengikatan
adrenalin merupakan isyarat yang akan disampaikan kepada bagian dalam sel, yang
akhirnya menyebabkan pengubahan kovalen dari bentuk glikogen fosforilase yang
kurang aktif menjadi lebih aktif. Enzim ini adalah enzim pertama di dalam urutan
reaksi yang bertujuan membentuk glukosa dan produk lainnya dari glikogen.
Tahap ketiga regulasi metabolik dilaksanakan melalui pengontrolan konsentrasi
enzim tertentu didalam sel. Konsentrasi suatu enzim pada waktu tertentu merupakan
akibat dari kesimbangan diantara kecepatan sintesa dan kecepatan degradasinya.
Sebagai contoh, jika seekor hewan diberikan diet berkarbohidrat tinggi dan berprotein
rendah enzim hati yang secara normal menguraikan asam amino menjadi asetil-KoA
terdapat pada konsentrasi yang rendah. Karena terdapat hanya sedikit kebutuhan bagi
enzim ini selama hewan dipertahankan pada diet protein rendah, enzim dengan
sendirinya tidak dibuat dalam jumlah besar. Tetapi, jika hewan diberikan diet yang
kaya akan protein dalam sehari, hatinya akan memperlihatkan peningkatan cukup
tinggi konsentrasi enzim yang dibutuhkan dalam degradasi asam amino yang masuk.
Jadi, sel hati dapat “menghidupkan” atau “mematikan.” Biosintesis enzim-enzim
tertentu, tergantung pada sifat-sifat zat makanan yang masuk. Proses ini disebut
induksi enzim.
Metabolisme Sekunder
Terdapat lintas metabolic yang memiliki densitas aliran yang jauh lebih kecil,
termasuk pembentukan dan penguraian senyawa dalam jumlah hanya milligram per
hari. Lintas ini menyusun metabolisme sekunder sel, termasuk pembentukan produk-
produk khusus yang diperlukan oleh sel hanya dalam jumlah sedikit. Lintas metabolic
13
sekunder ini terlibat didalam biosintesis koenzim dan hormone, contohnya yang
dibuat dan dipergunakan hanya dalam jumlah sangat sedikit. Lintas sekunder
metabolisme di dalam berbagai bentuk kehidupan menghasilkan ratusan biomolekul
yang sangat khusus seperti, nukleotida,pigmen,toksin,antibiotic, dan alkaloid.
Produk-produk ini sangat penting bagi kehidupan organisme yang membuatnya, yang
masing-masing mempunyai tujuan biologis spesifik, senyawa ini dibuat oleh lintas
sekunder khusus yang tidak selalu diketahui detailnya.
Terdapat Tiga Pendekatan Utama terhadap Identifikasi Urutan Metabolik
Cara pertama dan yang paling langsung adalah mempelajari lintas “in vitro”
(bahasa Latin, artinya “ didalam gelas”, yaitu didalam tabung reaksi) dalam ekstrak
jaringan bebas sel yang mampu mengkatalisis proses metabolic yang alan diselidiki
secara keseluruhan. Sebagai contoh, sejak pertengahan tahun 1800, telah diketahui
bahwa ragi mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2.. Selanjutnya, ditemukan
bahan pemecah glukosa pada ekstrak tersebut memerlukan tambahan fosfat anorganik
yang menghilang dari ekstrak dengan terkonsumsi glukosa. Lalu, ditemukan bahwa
suatu senyawa turunan heksosa fosdat, terkumpul di dalam medium, yang memiliki
semua sifat-sifat yang diharapkan dari suatu senyawa antara dalam pengubahan
glukosa menjadi etanol dan CO2. Dengan kombinasi pendekatan tersebut, pada
akhirnya dapat diisolasi dan diidentifikasi 11 metabolit yang merupakan senyawa
antara di dalam pengubahan glukosa menjadi etanol pada ragi. Masing-masing dari
ke-11 enzim yang terlibat di dalam urutan reaksi ini telah diisolasi dan dimurnikan.
Muatan Organisme Membantu Identifikasi Tahap-tahap Antara di dalam
Metabolisme
Pendekatan penting lain untuk menerangkan lontas metabolic adalah penyelidikan
mutasi genetik dari organisme yang kandungan salah satu enzimnya tidak dapat
disintesis dalam bentuk aktif. Kerusakan ini, jika tidak fatal, mungkin mengakibatkan
14
penumpukan dan ekskresi substrat oleh enzim yang rusak itu. Marilah kita lihat
bagaimana mutan tersebut dipergunakan. Sel normal atau nonmutan kapang yang
telah dikenal Neurospora crassa, dapat tumbuh pada medium sederhana yang
mengandung glukosa sebagai satu-satunya sumber karbon dan ammonia sebagai satu-
satunya sumber nitrogen. Akan tetapi jika spora Neurosporadisinaari dengan sinar-x,
beberapa sel mutan akan muncul. Sel ini tidak lagi mampu tumbuh pada medium
sederhana, tapi akan tumbuh jika medium tersebut di berikan suplemen metabolic
spesifik. Contohnya mutan Neurospora tertentu akan tumbuh secara normal jika
medium dasar diberikan suplementasi asam amino arginin, yang tidak diperlukan
oleh sel normal (bukan mutan) pada mutan tersebut, salah satu dari jumlahnya kurang
enzim yang diperlukan di dalam sintesis arginin dari amonia terbukti mengalami
kerusakan atau jumlahnya kurang.
Mutan Neurospora yang mengalami kerusakan di dalam kemampuannya membuat
arginin tidak semuanya sama, mutan-mutan ini berbeda dalam tahap spesifik pada
biosintesis arginin yang bersifat defektif ini (gambar 10). Jika mutan I ditumbuhkan
dengan penambahan arginin dalam jumlah sedikit dan terbatas, sel akan tumbuh
sampai semua arginin habis dipergunakan pada sintesis protein sel. Bersamaan
dengan itu precursor D yang terhambat akan terakumulasi pada medium kultur karena
senyawa ini tidak dapat terubah menjadi arginine. Jika kita sedang memindahkan sel
mutan I dari medium kulturnya dengan filtrasi dan menggantikan sel-sel ini dengan
sel mutan “tanpa arginin” yang lain, yang ditunjukan sebagai mutan II yang tidak
dapat membuat senyawa antara D, medium kultur dari mutan I akan menunjang
pertumbuhan mutan II karena medium ini menyediakan pemula D. Akan tetapi,
medium mutan II yang telah tersaing, tidak akan menunjang pertumbuhan sel mutan
I. Pemula yang dihasilkan oleh mutan I karenanya dapat dianalisis pemula A,B,C,dan
D bagi arginin pada akhirmya akan teridentifikasi. Lintas biosintesisberbagai asam
amnio pertama-tama diketahui dengan presedur pemberian makan silangini dengan
mempergunakan mutan auksotropik dari Neurospora crassa atau E.coli.
Pelacak Isotop Memberikan Metode Ampuh Bagi Penyelidikan Metabolisme
15
Dengan menggunakan suatu isotop unsur tertentu. Sebagai contoh, isotop
radioaktif 14C (verat atom normal atau rata-rata karbon adalah 12.01) seringkali
dipergunakan untuk mencirikan atom karbon tertentu pada molekul organic. Molekul
berciri 14C tersebut tidak dapat dibedakan secara kimia dari molekul normal yang
tidak berciri, tetapi dapat dengan mudah dideteksi dan diukur melalui sifat
radioaktivitasnya. Metode pelacakan isotope dapat juga dipergunakan untuk
menentukan kecepatan proses metabolic didalam organisme utuh. Salah satu dari
kemajuan bahwa komponen mikromolekuler sel dan jaringan mengalami perputaran
metabolic secara terus-menerus, yaitu komponen itu berada dalam keadaan tetap-
dinamik didalam sel, ditengah-tengah terjadinya biosintesis yang diatasi oleh
kecepatan degradiasi yang tepat sama. Sebagai contoh pengukuran isotope telah
memperlihatkan bahwa protein hati tikus mempunyai waktu paruh kira-kira 5 sampai
6 hari.
Lintas Metabolik Dipisah-pisahkan di dalam Sel
Ada 2 kelas utama dari sel, prokaryotic dan eukaryotic, yang amat berbeda pada
ukuran, struktur internal,dan susunan genetic serta metaboliknya. Sel prokaryotic,
yang mencakup bakteri dan ganggang hijau-biru, berukuran amat kecil, dan
merupakan sel-sel sederhana dengan hanya system membrane tunggal, yang
mengeliligi sel, sel ini tidak memiliki ruang-ruang yang dipisahkan oleh membrane
internal tetapi terdapat pengelompokan beberapa system enzim sampai tingkat
tertentu didalam bakteri (gambar 11). Sebagai contoh, kebanyakan enzim yang
berpartisipasi di dalam biosintesis protein terletak didalam ribosom, dan beberapa
enzim yang berartisipasi didalam biosintesis fosfoipid terletak didalam membrane
bakteri.
Sel eukaryotik, yang mencakup hewan dan tumbuhan tingkat tinggi, selain jamur,
protozoa, dan ganggang tingkat tinggi, berukuran lebih jauh besar dan lebih kompleks
dibandingkan dengan sel prokaryotik. Selain pembungkus sel, sel eukaryotik
memiliki inti sel yang dikelilingi membran, yang mengandung beberapa atau banyak
16
kromosom. Sel ini mengandung organel internal bermembran. Didalam sel
eukaryotik, enzim yang mengkatalisis lintas metabolic seringkali terletak di dalam
organel spesifik atau kompartemen. Cara mengetahuinya dengan cara jaringan hewan
atau tumbuhan dihomogenasi secara perlahan-lahan didalam medium sukrosa
isotonic, proses ini akan merusak membrane plasma, tetapi membiarkan hampir
semua organel internalnya tetap utuh. Sukrosa dipergunakan karena senyawa ini tidak
dapat melalui membrane dengan mudah, dan karenanya tidak menyebabkan organel
internal seperti kloroplas dan mitokondria menggelembung. Organela subseluler
seperti inti sel dan mitokondria, dan bagian lain yang diperoleh dengan cara ini dapat
diuji kemampuannya dalam melakukan katalisis suatu ukuran metabolic tertentu, dari
pendekatan ini, telah ditemukan bahwa berbagai lintas metabolic berlangsung pada
berbagai lokasi intraseluler didalam eukaryotik. Contoh seluruh urutan enzim yang
terlibat di dalam pengubahan glukosa menjadi laktat di dalam beberapa sel terletak di
dalam sitosol, yang merupakan bagian terlarut dari sitoplasma sel, sedangkan enzim-
enzim siklus asam sitrat terletak di dalam mitokondria. Seperti juga enzim-enzim
transport electron dan enzim-enzim yang terlibat dalam penyimpanan energy
oksidatif sebagai ATP.
17
Lampiran
18
19
20