Wim
Transcript of Wim
Makalah Prasarana Transportasi Page 1
MAKALAH
“Pemeliharaan Infrastruktur Jalan dengan
Menggunakan Weigh In Motion (WIM)”
Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah
Prasarana Transportasi
Oleh :
BOYKE L. SIAHAAN NIM 126060100111018
R. CAESARIO BOING NIM. 126060100111017
Dosen Pembina:
Dr. Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si
PROGRAM STUDI REKAYASA TRANSPORTASI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012/2013
Makalah Prasarana Transportasi Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya makalah “Pemeliharaan Infrastruktur Jalan raya Dengan Menggunakan Weigh In
Motion ( WIM)” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini adalah salah satu syarat tugas
dalam mata kuliah Prasarana Transportasi. Makalah ini merupakan deskripsi singkat tentang
upaya pemeliharan infrastruktur jalan dengan cara menyeleksi setiap kendaraan yang akan
melintasi jalan tersebut dengan menggunakan alat sensor Weigh In Motion (WIM).
Akhir kata, kami selaku tim penulis merasa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat di
harapkan guna penyempurnaan makalah ini
Malang, November 2012
Tim Penulis
Makalah Prasarana Transportasi Page ii
Daftar Isi
Daftar Isi …………………………………………………………………………… ii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
II. UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN DINI PADA JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN WEIGH IN MOTION (WIM) ………………..…………………
2
A. Jembatan Timbang ………………………………………....………………….... 2
1. Definisi ………………………………………………………………........... 2
2. Fungsi ……………………………………………………………………….. 3
3. Jenis dan Type ………………………………………………………………. 3
4. Fasilitas Jembatan Timbang ………………………………………………… 4
5. Proses Penimbangan ………………………………………………………... 5
B. Kendaraan (Truk) ...………………………………..……………………………. 7
1. Day angkut ……………………….…………………………………………. 7
2. Jumlah berat yang diizinkan ………………………………………………... 8
3. Kereta gandeng ……………………………………………………………... 9
C. Weigh In Motion (WIM) …………..…………………………..………………… 11
1. Survei penimbangan beban sumbu kendaraan dinamis (weight in motion) …..………… 12
2. Standar acuan yang digunakan ……………………………………..…………… 13
3. Perangkat …………………………………………..………………………… 13
4. Keunggulan …………………...……………………………………………… 15
5. Manfaat ………………………………………………………………………. 15
6. Hasil analisis ……………………………………………………………………….. 15
III PENUTUP …………………………………………………………………………... 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………...…………………………... 18
LAMPIRAN
Makalah Prasarana Transportasi Page 1
I. PENDAHULUAN
Infrastruktur jalan memiliki peran penting dalam mobilitas, ditribusi barang,
penumpang dan jasa. Infrastrutur jalan yang baik akan memberikan dukungan kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya. Infrastruktur jalan hingga saat ini masih memegang peranan
penting sebagai prasarana transportasi darat di Indonesia, hampir 90 % distribusi barang
menggunakan moda jalan. Infrastruktur jalan akan mengalami kerusakan, baik sebagai
akibat penggunaan jalan tersebut untuk lalu lintas kendaraan, cuaca yang mempengaruhi
kinerja perkerasan atau faktor kinerja perkerasan jalan itu sendiri. Data beban sumbu
kendaraan merupakan salah satu input data yang diperlukan dalam perencanaan,
pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur jalan.
Data beban kendaraan yang diperlukan adalah berat sumbu kendaraan menurut
jenis kendaraan dan konfigurasi sumbu. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui
pengaruh berat kendaraan terhadap kondisi perkerasan jalan sehingga dapat diperkirakan
jenis dan dimensi perkerasan yang akan digunakan serta umur pelayanan suatu jenis
perkerasan.
Perencanaan konstruksi jalan didasarkan atas prakiraan beban lalulintas yang
melewatinya dengan mengkonversikannya menjadi satuan mobil penumpang (SMP),
beban per roda kendaraan, dan jumlah roda kendaraan. Beban kumulatif lalulintas
tersebut menjadi masukan untuk memperhitungkan kekuatan lapis-lapis konstruksi jalan.
Sesuai dengan fungsi jalan, beban maksimum ditetapkan antara 8 ton dan 12 ton,
sehingga secara teoritis masa layan jalan dapat diperhitungkan. Menurut metode Pangkat
Empat (fourth factor method), penambahan beban per roda kendaraan mengakibatkan
tingkat kerusakan sebesar pangkat empat rasio antara beban nyata yang bekerja dan beban
standar. Artinya, penambahan beban tersebut akan sangat mempengaruhi umur layan
jalan yang menjadi jauh lebih pendek karena faktor pangkat empat tersebut. Kerusakan
dini dengan segera dapat terjadi, apabila beban lalulintas melebihi beban standar rencana.
Perilaku pengguna jalan yang berdampak pemendekan umur layan konstruksi jalan
dipengaruhi oleh keinginan untuk mengangkut barang semaksimal mungkin untuk setiap
kendaraan. Berbagai faktor menjadi alasan para pengguna jalan untuk mengangkut beban
yang lebih besar, khususnya kendaraan berat seperti truk, kontainer, dan kendaraan berat
lainnya. Di daerah-daerah yang banyak menghasilkan kayu hutan, kendaraan super berat
Makalah Prasarana Transportasi Page 2
sangat sering dijumpai. Perusakan terjadi lebih cepat karena konsentrasi beban pada
setiap roda kendaraan sangat tinggi akibat jumlah axle yang terbatas, karena konfigurasi
roda kendaraan masih mengacu kepada desain truk untuk muatan normal. Perilaku
pengemudi atau pengusaha angkutan truk tersebut lebih mengutamakan efisiensi dari satu
sudut pandang biaya transportasi yang lebih rendah. Kerugian yang diderita akibat
kerusakan jalan menjadi pertimbangan terakhir. Meski pada saatnya apabila jalan tersebut
rusak dan mengakibatkan turunnya kecepatan, biaya transportasi justru akan menjadi
semakin tinggi. Biaya yang harus ditanggung bukan saja biaya transportasi tetapi juga
mencakup biaya kerusakan kendaraan yang sangat mungkin terjadi karena guncangan dan
ketidakstabilan gerakan kendaraan.
Solusi yang dapat diambil adalah mengurangi beban setiap roda dengan menambah
axle setiap kendaraan. Apabila ini disepakati dan menjadi ketentuan yang mengikat untuk
semua komponen yang terkait dengan angkutan kendaraan berat, maka tingkat kerusakan
nampaknya akan dapat diatasi atau dapat diminimasikan.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai Weigh In Motion (WIM) pada jembatan
timbang sebagai salah satu upaya pencegahan kerusakan jalan terlalu dini.
II. UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN DINI PADA JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN WEIGH IN MOTION (WIM)
A. Jembatan Timbang
1. Definisi
Jembatan Timbang adalah seperangkat alat untuk menimbang kendaraan
barang/truk yang dapat secara tetap (permanent) atau alat yang dapat dipindah-
pindahkan (portable) yang digunakan untuk mengetahui berat kendaraan beserta
muatannya digunakan untuk pengawasan jalan ataupun untuk mengukur besarnya
muatan pada industry, pelabuhan, ataupun pertanian. Sebenarnya istilah yang benar
adalah Timbangan Jembatan.
Makalah Prasarana Transportasi Page 3
2. Fungsi
� Fungsi pemantauan
Hal ini dilakukan untuk melihat gelagat atau tren lalu-lintas angkutan barang
dan kelebihan muatan. Tentu saja dengan perkembangan yang pesat jenis
kendaraan, maka jembatan timbang yang lama tidak mampu lagi memantau
lalu lintas angkutan barang dewasa ini, karena jembatan timbang lama
memiliki kapasitas rendah dan timbangan yang pendek.
� Fungsi pengawasan
Lalu-lintas angkutan barang perlu diawasi tonasenya dan jenis barangnya,
agar Pemerintah dapat mengawasi permintaan dan penawaran dari barang
tersebut.
� Fungsi penindakan
Tiap jalur atau ruas jalan mempunyai kelas jalan, yang berarti kemampuan
daya dukung jalan berdasarkan Keputusan Menteri. Untuk menjaga
kerusakan jalan perlu dilakukan penindakan berdasarkan berat tonase yang
diijinkan, berikut toleransinya, di mana kendaraan bermotor tidak boleh
melebihi muatan, pada jaringan jalan masing-masing pulau berikut ini.
Dengan ketentuan ini, maka kendaraan yang melebihi muatan akan ditindak
sesuai dengan ketetntuan yang berlaku.
3. Jenis dan Type
� Jembatan timbang konvensional
Jembatan timbang konvensional terdiri dari suatu platform untuk
menimbang seluruh kendaraan beserta muatannya, sehingga dibutuhkan
platform sepanjang 10 meter sehingga keseluruhan as roda truk rigid dapat
berada dalam platform, sedang untuk gandengan dan tempelan biasanya
ditimbang terlebih dahulu truk penarik kemudian baru dilakukan
penimbangan terhadap kereta gandengan atau kereta tempelannya.
Makalah Prasarana Transportasi Page 4
� Jembatan timbang sumbu
Adalah timbangan yang menimbang muatan sumbu, dimana masing-masing
sumbu ditimbang satu persatu kemudian untuk mengetahui berat
keseluruhan truk dilakukan perjumlahan.
� Jembatan timbang portabel
Merupakan timbangan yang bisa dipindah-pindahkan, dapat berupa
timbangan untuk masing-masing roda atau untuk seluruh kendaraan
sekaligus.
� Jembatan timbang modern
Sehubungan dewasa ini konfigurasi kendaraan dan arus lalu-lintas yang
tinggi, maka diperlukan jembatan timbang modern. Jembatan timbang
modern ini harus secara otomatis menimbang kendaraan yang lewat, yaitu
dengan timbangan elektronik digital yang terkomputerisasi, artinya secara
otomatis kendaraan akan ditimbang secara keseluruhan dan batas-batas
toleransi pelanggaran yang diijinkan. Misalnya, secara bertahap pelanggaran
akan dikurangi dimulai toleransi kelebihan muatan 70%, kemudian 50%,
selanjutnya 30%, dst. Hal ini dimungkinkan dengan program komputer
secara bertahap diubah. Di Indonesia, sebenarnya akan dimulai pada
Jembatan Timbang Losari (Cikampek).
4. Fasilitas Jembatan Timbang
Fasilitas jembatan timbang umumnya terdiri atas:
� Komplek jembatan timbang dan diberi pagar keliling
� Jalur keluar-masuk kendaraan yang akan ditimbang
� Platform jembatan timbang
� Bangunan operasional jembatan timbang, yang terdiri atas: ruang operator
timbangan, ruang administrasi, ruang kepala, WC/Kamar Mandi, Ruang
istirahat petugas, ruang rapat, dapur, gudang genset atau peralatan.
Makalah Prasarana Transportasi Page 5
Untuk jembatan timbang yang jauh dari kota, maka diperlengkapi dengan
mess petugas. Selain itu juga ada fasilitas oleh raga (badminton/pimpiong),
tempat ibadat (mushola, kapel).
Selanjutnya untuk memenuhi penegakkan hukum, maka di dalam komplek
jembatan timbang tersebut tersedia gudang atau pelataran
penumpukan untuk menyimpan barang kelebihan muatan yang ditindak.
5. Proses Penimbangan
� Proses Penimbangan Kendaraan Secara Konvensional
Dalam memproses penimbangan kendaraan, maka dilakukan sebagai
berikut:
� Kendaraan masuk komplek jembatan timbang melalui jalur masuk.
� Kendaran berhenti di atas platform untuk ditimbang.
� Petugas timbang mengaktifkan timbangan untuk dilihat berat kendaraan.
� Untuk jembatan timbang modern, petugas kemudian memasukkan data
JBB/JBKB kendaraan, dan komputer menghitung secara otomatis.
� Kalau hasilnya bahwa terjadi kelebihan muatan, maka sopir/kenek
kemudian membayar denda sesuai dengan kelebihan muatan.
� Namun kalau kelebihan muatan terlalu besar sesuai peraturan, maka
kendaraan kemudian memasuki jalur gudang/palataran penyimpanan
muatan lebih, dan kendaraan memasuki jalur timbangan untuk ditimbang
sekali lagi, kalau masih kelebihan muatan masuk ke palataran
penumpukan barang,
� Kalau sudah OK, kendaraan keluar melalui jalur keluar,
� Proses Jembatan Timbang Modern
Pada jembatan timbang modern terdapat dua deteksi penimbangan (lihat
contoh di bawah ini).
Makalah Prasarana Transportasi Page 6
� Penimbangan awal. Kendaraan masuk pada alat deteksi awal, di mana
secara otomatis kendaraan yang kelebihan muatan yang berlebihan sekali
terdeksi yang tidak masuk dalam toleransi, dan harus masuk jalur
pembongkaran untuk membongkar kelebihan muatan, kemudian masuk
lagi ke deteksi awal.
� Penimbangan Kendaraan. Kendaraan yang sudah OK masuk jalur
penimbang dan berhenti di palform untuk ditimbang. Kalau masih
kedapatan kelebihan muatan yang masuk dalam tolrensi, maka
sopir/kenek bayar denda dan retribusi, atau yang OK terus keluar setelah
membayar retribusi.
� Batasan Muatan dan Toleransi Muatan Lebih
Penindakan toleransi muatan lebih perlu diambil sebagai kebijaksanaan
penindakan muatan lebih, hal ini disebabkan karena tidak mungkin
Pemerintah dengan seketika menindak kendaraan yang bermuatan lebih
sesuai batas muatan kelas jalan. Secara berangsur-angsur muatan akan
disesuaikan dengan batas sesuai kelas jalan. Misalnya untuk tahap pertama
diberikan toleransi 70%, artinya sebuah kendaraan masih diberikan
dispensasi muatan 170% dengan batas kelas jalan. Secara berangsur
toleransi muatan akan dikurangi menjadi 50%, kemudian 30%, dst.
Misalnya sebuah truk dengan konfigurasi 1 - 2.2 atau Truk Tronton dan 1 -
2.2 - 2.2.2 atau trailer pada Jalan Kelas II masing-masing diberi JBI 22 ton
dan 43 ton (lihat Tabel di bawah ini) [3]
, berarti dengan toleransi 70% untuk
Kelas II muatan menjadi 170% x 22 ton sama dengan 37,4 ton, dan 170% x
43 ton sama dengan 73,1 ton,
Ini berarti pada toleransi 70% utnuk Truk Tronton 1 - 2.2 dengan muatan 50
ton dan Trailer 1 - 2.2 - 2.2.2 dengan muatan 90 ton, masing-masing
kelebihan muatan 12,6 ton dan 16,9 ton harus dibongkar di lapangan
penumpukan barang atau gudang.
Makalah Prasarana Transportasi Page 7
Seperti diketahui toleransi 70% adalah untuk keadaan sekarang, sedangkan
rencananya Pemerintah akan mengurangi secara bertahap dan akhirnya
diizinkan hanya 10% saja toleransi kelebihan muatan.
Tabel JBI untuk masing-masing konfigurasi kendaraan :
B. Kendaraan (Truk)
Truk adalah sebuah kendaraan bermotor untuk mengangkut barang, disebut juga
sebagai mobil barang. Dalam bentuk yang kecil mobil barang disebut sebagai pick-
up, sedangkan bentuk lebih besar dengan 3 sumbu, 1 di depan dan tandem di
belakang disebut sebagai truk tronton, sedang yang digunakan untuk angkutan peti
kemas dalam bentuk tempelan disebut sebagai truk trailer.
1. Daya angkut
Daya angkut truk tergantung kepada beberapa variabel, diantaranya jumlah ban,
jumlah sumbu/ konfigurasi sumbu, muatan sumbu, kekuatan ban, daya dukung
jalan. Pada daftar berikut ditunjukkan hubungan antara daya angkut dengan
konfigurasi sumbu truk.
Makalah Prasarana Transportasi Page 8
2. Jumlah berat yang diizinkan
Jumlah berat yang diizinkan (JBI) adalah berat maksimum kendaraan bermotor
berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui; Jumlah
berat yang dijinkan semakin besar kalau jumlah sumbu kendaraan semakin
banyak. Atau dapat diformulasikan: JBI=BK+G+L, dimana BK adalah berat
kosong kendaraan; G adalah berat orang (yang diijinkan); L adalah berat muatan
(yang diijinkan).
JBI ditetapkan oleh Pemerintah dengan pertimbangan daya dukung kelas jalan
terendah yang dilalui, kekuatan ban, kekuatan rancangan sumbu sebagai upaya
peningkatan umur jalan dan kendaraan serta aspek keselamatan di jalan.
Sementara itu Jumlah Berat Bruto (JBB) ditetapkan oleh pabrikan sesuai dengan
kekuatan rancangan sumbu, sehingga konsekuensi logisnya JBI tidak melebihi
JBB.
Pada tabel berikut ditunjukkan JBI untuk jalan Kelas II dengan muatan
sumbu terberat 10 ton dan untuk jalan dengan muatan sumbu terberat 8 ton unuk
berbagai konfigurasi sumbu kendaraan.
Contoh truk konfigurasi sumbu 1.1 - 2.2
Makalah Prasarana Transportasi Page 9
3. Kereta gandeng
Kereta gandeng adalah gerbong yang dipergunakan untuk mengangkut barang
yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik
oleh kendaraan bermotor.
Biasanya digunakan untuk mengangkut barang ringan dengan volume besar
dengan 2 atau 3 as roda, atau digunakan juga untuk menarik: generator
pembangkit listrik, caravan, jet-sky di atas kereta gandengan dengan 1 atau 2 as
roda.
� Persyaratan kereta gandengan :
Untuk meningkatkan keamanan maka konstruksi telah memiliki sertifikat
rancang bangun yang antara lain memenuhi perlengkapan :
� konstruksi yang mampu mengangkat beban sebagaimana diperuntukkan
� sistem pengereman
� perangkat lampu
� lampu sein
� lampu rem
� lampu tanda nomor kendaraan
� panjang total dengan kendaraan penarik tidak lebih dari 18000 mm
Truk yang sedang menarik kereta gandeng
� Muatan sumbu
Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan
terhadap jalan; Beban tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan,
bila daya dukung jalan tidak mampu menahan muatan sumbu maka jalan
Makalah Prasarana Transportasi Page 10
akan rusak. Oleh karena itu ditetapkanlah Muatan Sumbu Terberat (MST)
yang bisa melalui suatu kelas jalan tertentu.
Muatan sumbu terberat
Muatan sumbu terberat adalah jumlah tekanan maksimum roda terhadap
jalan, penetapan muatan sumbu terberat ditujukan untuk mengoptimalkan
antara biaya konstruksi dengan effisiensi angkutan. Muatan sumbu terberat
untuk masing-masing kelas jalan ditunjukkan dalam daftar berikut:
1) Belum ditetapkan, dibeberapa negara Eropa sudah
ditetapkan 13 ton
Muatan Sumbu Terberat ditentukan dengan pertimbangan kelas jalan
terendah yang dilalui, kekuatan ban, kekuatan rancangan sumbu dan GVW
atau jumlah yang diperbolehkan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Penghitungan Muatan Sumbu Terberat menggunakan prinsip kesetimbangan
momen gaya. Muatan Sumbu Terberat pada kendaraan dengan konfigurasi
1.1 umumnya terletak pada sumbu belakang,sehingga sumbu depan menjadi
titik awal momen sehingga dapat diformulasikan menjadi:
Dimana :
q = jarak dari Sumbu pertama (As roda depan) ke titik berat muatan;
L = Load atau muatan dalam kg;
a = jarak wheelbase atau As roda depan sampai dengan As roda
belakang;
S2 = Berat timbangan sumbu kedua(belakang)dalam kg.
Makalah Prasarana Transportasi Page 11
Pelanggaran terhadap muatan sumbu
Pelanggaran terhadap muatan sumbu dikendalikan melalui jembatan
timbang. Penempatan jembatan timbang dilakukan pada lintasan strategis
sehingga kelebihan muatan dapat dikendalikan dengan lebih baik.
Pelaksanaan pengendalian di jembatan timbang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Propinsi.
Tingkat pengrusakan jalan dinyatakan dengan rumus berikut:
dimana:
TKJ adalah Tingkat kerusakan jalan (kali)
MST adalah Muatan Sumbu Terberat hasil penimbangan
MSR adalah Muatan Sumbu Rencana
C. Weigh In Motion (WIM)
1. Survei penimbangan beban sumbu kendaraan dinamis (weight in motion)
Weight In Motion (WIM) salah satu jenis dari Structural Health Monitoring
System (SHMS). SHMS ini merupakan bidang baru dalam mendeteksi kerusakan
dengan metoda pengujian tak rusak dengan cara mengintegrasikan sistem dengan
struktur infrastruktur (jembatan). Teknologi ini dapat memperpanjang umur
pelayanan jembatan, karena penurunan kemampuan (degradasi) dan kerusakan
(deterioration) dapat dideteksi lebih awal.
Weight In Motion (WIM) adalah proses penimbangan kendaraan dengan
menggunakan perangkat yang didesain untuk membaca dan merekam berat sumbu
kendaraan, berat total kendaraan dan jenis kendaraan berdasarkan konfigurasi sumbu
dan panjang kendaraan. Yang membedakan penimbangan dengan cara statis adalah
kendaraan yang ditimbang tidak perlu berhenti, namun cukup melewati sensor yang
terpasang diatas perkerasan jalan.
Makalah Prasarana Transportasi Page 12
Layout pemasangan sensor untuk survei WIM diperlihatkan pada gambar berikut :
Makalah Prasarana Transportasi Page 13
Adapun cara kerja Weigh In Motion (WIM) sebagai berikut :
WIM ini biasanya ditempatkan di area pantau. Selanjutnya pada wim di setel
syarat bobot maksimum kendaraan yang akan melintas di jalan tersebut. Selain itu, jg
dipasang kamera CCTV untuk merekam kendaraan-kendaraan yang melintas di jalan
tersebut. Saat terdapat kendaraan berbobot lebih dari yang diisyratkan akan melintas,
maka sensor langsung memberikan laporan berupa bunyi alarm secara otomatis dan
merekam jenis kendaraan serta nomor polisinya yang terpantau dari ruang
monitoring. Laporan juga langsung tersambung di pos pemantau kedua sisi. Pada
saat itu petugas yang berwenang berjaga didua pos pemantau akan memberhentikan
kendaraan untuk tidak diperbolehkan melintas jembatan sebelum mengurangi
bebannya.
2. Standar acuan yang digunakan
� Golden River M660
� ASTM E 1318
� Pedoman Survai Beban Kendaraan – Puslitbang Jalan dan Jembatan
3. Perangkat
� Sensor pembaca berat kendaraan berupa piezo electric strip, untuk membaca
jumlah sumbu, jarak antar sumbu dan berat sumbu.
Wim strip
Makalah Prasarana Transportasi Page 14
� Sensor pembaca panjang kendaraan berupa induction loop, untuk membaca
waktu kedatangan, kecepatan dan jarak antar kendaraan.
Loop induksi
� Data logger dan processor, berupa integrasi memori penyimpan data dan mini
prosesor untuk menterjemahkan sinyal dari sensor menjadi data digital berat
dan dimensi kendaraan.
Data logger Golden River Marksman M660 WIM & Classifier
� Laptop, diperlukan untuk memantau data secara real time dilapangan, setting
alat, transfer data .
Laptop untuk setting dan monitoring survei
Makalah Prasarana Transportasi Page 15
4. Keunggulan
Ada beberapa keunggulan alat Weigh In Motion ini dibandingkan alat lain,
yaitu:
� Praktis, tidak memerlukan tempat khusus untuk menimbang kendaraan.
� Cepat, persiapan dan instalasi alat dalam waktu singkat.
� Aman, tidak perlu menghentikan kendaraan yang ditimbang sehingga tidak
mengganggu kelancaran dan keselamatan lalulintas.
� Murah, semua kendaraan yang melintas sensor akan tercatat dan terekam
sebagai data.
� Presisi, data yang tercatat berupa data digital mengenai panjang kendaraan,
kecepatan, jarak sumbu, jumlah sumbu, berat sumbu, jenis kendaraan dan
berat kendaraan secara keseluruhan.
5. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari survey lalulintas menggunakan alat ini (Weigh In
Motion), antara lain :
� Desain, pemantauan, perencanaan dan penelitian Perkerasan
� Desain, pemantauan, perencanaan dan penelitian Jembatan
� Pemantauan ukuran dan berat kendaraan
6. Hasil analisis
Hasil analisis Weigh In Motion (WIM) ini bisa digunakan untuk mengetahui :
� Berat sumbu kendaraan
� Berat Kendaraan total
� Distribusi berat sumbu
� Persentase kelebihan berat sumbu menurut jenis kendaraan *
Makalah Prasarana Transportasi Page 16
Contoh tabulasi berat sumbu kendaraan
Output data Weigh In Motion (WIM)
Makalah Prasarana Transportasi Page 17
III. PENUTUP
Sistem WIM memberikan manfaat ekonomi dalam banyak hal. Sistem WIM
menyediakan data lalu lintas yang berharga untuk perencanaan yang lebih baik dan
manajemen pemeliharaan dan kegiatan konstruksi baru. Loading data akurat mebuat
pemeliharaan dan rehabilitasi berdasarkan aktualitas tingkat kerusakan menjadi lebih
efisien. Misalnya, perawatan rehabilitatif dapat dilakukan lebih awal dari jadwal
(apabila volume lalu lintas melebihi volume desain) atau perawatan rehabilitatif
dapat dilakukan melewati umur rencana pemeliharaan (volume lalulintas harian lebih
kecil dari volume desain). Hal ini bisa dipastikan bahwa perawatan rehabilitatif
sudah dihitung dengan benar, bukan setelah struktur jalan tersebut sudah mengalami
keruntuhan (failure). Apabila infrastruktur jalan ini dipelihara dengan baik, maka
biaya ekonomis jalan itu sendiri akan lima kali lebih murah.
Makalah Prasarana Transportasi Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Weigh In Motion (referensi diakses di http://en.wikipedia.org/wiki/Weigh_in_motion pada 01
November 2012 pukul 10.23 wib)
Weigh In Motion (referensi diakses di www.irdinc.com/systems/pdf/preshwyw.pdf pada 01
November 2012 pukul 10.50 wib)
Jembatan Timbang (referensi diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_timbang pada 01
November 2012 pukul 10.30 wib)
Weigh In Motion (WIM) Technology (referensi diakses di
http://www.irdinc.com/systems/wim/wim_technology/ pada 03 November 2012 pukul 18.15 wib)
Jembatan Suramadu (referensi diakses di http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/30876 pada 03
November 2012 pukul 10.35 wib)