Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong...

58
i EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PUBLIK UPT BALAI DIKLAT PEGAWAI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2019 TESIS Diajukan oleh : EKO SUSILO NIM : 172803888 PROGRAM MAGISER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2019 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong...

Page 1: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

i

EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PUBLIK

UPT BALAI DIKLAT PEGAWAI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2019

TESIS

Diajukan oleh :

EKO SUSILO NIM : 172803888

PROGRAM MAGISER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2019

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

ii

 

EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PUBLIK

UPT BALAI DIKLAT PEGAWAI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2019

Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan oleh

EKO SUSILO NIM : 172803888

KEPADA

PROGRAM MAGISER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2019

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

iii

 

TESIS

EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PUBLIK

UPT BALAI DIKLAT PEGAWAI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2019

Oleh : EKO SUSILO

NIM : 172803888

Tesis ini telah di pertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal :…….September 2019

Dosen Penguji I

……………………………

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Meidi Syaflan, MP

Dosen Pembimbing II

Dra. Lukia Zuraida, MM

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Yogyakarta,…………………..2019

Mengetahui,

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

DR. John Suprihanto, MIM, Ph.D

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

iv

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Diklat Teknis Pelayanan Publik UPT Balai Diklat Pegawai

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2019” ini beserta seluruh isinya adalah benar-

benar karya saya sendiri, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai

bahan acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang

lazim. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Yogyakarta,…….September 2019

Yang Menyatakan

EKO SUSILO

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

v

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Alloh Subhanahu Wata’ala, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

Dalam menyusun tesis ini, penulis telah berusaha untuk menyajikan

sebuah laporan yang baik dan sistematis. Berbagai pihak telah membantu

dalam proses penyusunan tesis ini. Tanpa bantuan tersebut, niscaya tesis ini

tidak akan terwujud. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister

Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta

2. Dr. Ir. Meidi Saflan, M.P selaku pembimbing I yang telah memberikan

dorongan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan

tesis ini.

3. Dra. Lukia Zuraida, MM selaku pembimbing II yang telah

memberikan dorongan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam

penyusunan tesis ini.

4. Bapak/ Ibu Dewan Penguji yang telah memberikan masukan dalam

penyelesaian tesis ini.

5. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf administrasi ( Mbak Siti ) Magister

Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

6. Kepala BKPPD yang telah mengijinkan studi belajar guna untuk

mengembangkan karier serta meningkatkan ilmu pengetahuan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

vi

 

7. Bapak Kepala UPT Balai Diklat Pegawai dan Ibu Kepala Sub Bagian

Tata Usaha beserta rekan-rekan kerja yang senantiasa memberikan

semangat dalam motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

8. Keluarga kecil dan besar terimakasih untuk doa dan kekuatannya,

kalian semua sungguh luar biasa yang tak pernah berhenti

memberikan doa dan dorongan baik material maupun spiritual

sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, doa dan

dorongan dari semua pihak tentunya tesis ini tidak akan terselesaikan. Tesis

ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis

mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan tesis ini. Terakhir, semoga

karya ilmiah ini bermanfaat.

Yogyakarta, ……September 2019

Penulis

EKO SUSILO

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

vii

 

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHR ……………….. iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………... v

DAFTAR ISI …………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL…. …………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x

ABSTRAK……………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah………..…………………………....... 10

C. Pertanyaan Penelitian….………………………………... 10

D. Tujuan Penelitian………………………………………... 11

E. Manfaat Penelitian……. ……………………………….. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori………………………………………....... 12

B. Landasan Teori………………………………………….. 13

1. Evaluasi Kinerja……………………………….......... 13

2. Pelayanan Akademik Penyelenggaraan Diklat Teknis

Pelayanan Publik…………………………………….

20

3. Pendidikan dan Pelatihan………………………......... 23

4. Kompetensi …………………………………………. 24

5. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Diklat…………… 25

6. Aparatur Pelayanan Publik…………………….......... 32

7. Kurikulum, Mata Diklat, Ringkasan Materi, dan

Jadwal Diklat Pelayanan Publik………………..........

34

8. Standar Pelayanan Publik………………………........ 37

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

viii

 

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian………………………………………... 39

B. Subyek Penelitian……………………………………….. 40

C. Instrument Penelitian……………………………………. 41

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data…………………….. 42

E. Teknik Analisa Data…………………………………….. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….........

A. Gambaran Umum UPT Balai Diklat Pegawai…………... 45

B. Hasil Penelitian…………………………….…………… 52

C. Pembahasan…………………………………….……. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………..…………………...

A. Kesimpulan………………………………………….. 75

B. Saran…………………………………………………. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

ix

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kurikulum Diklat Pelayanan Publik 5

Tabel 1.2 Data nilai pree tes dan post tes peserta diklat teknis

pelayanan publik

7

Tabel 1.3 Data Penilaian peserta diklat pelayanan publik

terhadap keberhasilan penyelenggara pada bidang

akademis dan non akademis

8

Tabel 1.4 Hasil evaluasi penyelenggaraan diklat teknis

pelayanan publik

9

Tabel 2.1 Mata Pelajaran Diklat Pelayanan Publik 35

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana 52

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

x

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi UPT Balai

Diklat Pegawai

51

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

xi

 

ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PUBLIK UPT BALAI DIKLAT PEGAWAI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2019 Oleh : Eko Susilo

Sebagai unsur utama aparatur negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri

Sipil (PNS) mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam penyelenggaraan tugas organisasi pemerintahan dan pembangunan agar terselenggaranya good govermance (pemerintahan yang baik). Dalam hal ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, setia, berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional, bertanggung jawab, bersih dari praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Kinerja PNS yang baik secara langsung akan mempengaruhi kinerja lembaga. Untuk memperbaiki kinerja PNS tentu merupakan suatu pekerjaan yang memakan waktu panjang. Selain dengan meningkatkan pengawasan dan pembinaan, juga dilakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan kinerja yang telah dilakukan. Penilaian terhadap kinerja juga bermanfaat sebagai tolak ukur yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja pegawai yang bersangkutan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis. Salah satu faktor yang menentukan profesionalisme kerja yang optimal dalam sebuah instansi pemerintah adalah peningkatan kinerja pegawai.

UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kabupaten Gunungkidul menghadapi tugas-tugas, tantangan dan tuntutan pelayanan yang tidak ringan di masa yang akan datang. Hal itu disebabkan karena semakin berkembangnya kebutuhan para stakeholder sebagai akibat dari perkembangan kehidupan masyarakat. Untuk itu UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sebagai penyedia layanan perlu mengambil langkah-langkah persiapan dan perencanaan yang matang dalam mewujudkan sasaran-sasaran program pendidikan dan pelatihan yaitu agar terwujudnya sumber daya aparatur yang berkemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya.

Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Teknis Pelayanan Publik telah di peroleh hasil penelitian yaitu (1) Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penyelenggaraan Diklat (a) Perkembangan teknologi UPT Balai Diklat Pegawai Kabupaten Gunungkidul disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan diklat (b) Penyusunan program diklat yang terdiri dari kurikulum dan metode pembelajaran disesuaikan dengan Analisis Kebutuhan Diklat (2) Evaluasi kinerja penyelenggaraan diklat teknis (a) Proses persiapan penyelenggaraan diklat terdiri dari persiapan administrasi (rekrutmen) peserta diklat dan persiapan akademis peserta diklat (b) Panitia diklat berperan penting pada awal hingga akhir kegiatan diklat dimana panitia diklat terdiri dari tim koordinasi, tim pengamat dan sekretariat.

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Efektifitas Penyelenggaraan Diklat Teknis

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

xii

 

ABSTRACT

EVALUATION OF THE PERFORMANCE OF MANAGEMENT OF TECHNICAL SERVICES IN PUBLIC SERVICES UPT EMPLOYEE

TRAINING CENTER GUNUNGKIDUL DISTRICT, 2019 By: Eko Susilo

As the main element of the state apparatus and public servants, the Civil

Servants (PNS) have an important position and role in carrying out the tasks of government and development organizations so that the implementation of good governance (good governance). In this case needed Human Resources (HR) who have good character, loyal, capable of carrying out tasks professionally, responsibly, free from Corruption and Collusion and Nepotism (KKN) practice and able to become the glue of national unity and integrity .

Good civil servant performance will directly affect the performance of the institution. To improve the performance of civil servants is certainly a work that takes a long time. In addition to increasing supervision and coaching, an assessment of the success rate of performance has been carried out. Performance appraisal is also useful as a benchmark that can be used to improve the performance of the employee concerned can be done in a directed and systematic manner. One of the factors that determine optimal work professionalism in a government agency is improving employee performance.

UPT Gunungkidul Regency Employees Education and Training Center faces tasks, challenges and service demands that are not easy in the future. That was caused by the increasingly evolving needs of stakeholders as a result of the development of community life. For this reason, the UPT Institute for Education and Training for Employees as service providers needs to take steps in preparation and careful planning in realizing the targets of the education and training program in order to realize apparatus resources capable of carrying out the duties and functions of their positions.

Evaluation of the Implementation of Public Service Technical Training has been obtained research results, namely (1) Factors Influencing the Effectiveness of Education and Training Implementation (a) Technological development of UPT Gunungkidul Regency Employee Training Center adjusted to the needs of education and training implementation (b) Preparation of education and training programs consisting of curriculum and learning methods adjusted for Training Needs Analysis (2) Evaluation of the performance of technical training implementation (a) The process of preparing training for training consists of administrative preparation (recruitment) of training participants and academic preparation of training participants (b) Training committee plays an important role at the beginning to the end of training activities where the training committee consists of a coordination team, an observer team and a secretariat. Keywords: Performance Evaluation, Effectiveness of the Implementation of

Technical Training

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai unsur utama aparatur negara dan abdi masyarakat Pegawai

Negeri Sipil (PNS) mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam

penyelenggaraan tugas organisasi pemerintahan dan pembangunan agar

terselenggaranya good govermance (pemerintahan yang baik), baik ditingkat

pusat maupun di tingkat daerah (provinsi, kabupaten/kota). Dalam hal ini

diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yakni PNS yang memiliki akhlak

dan budi pekerti yang baik, setia, berkemampuan melaksanakan tugas secara

profesional, bertanggung jawab, bersih dari praktek Korupsi Kolusi dan

Nepotisme (KKN) serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan

bangsa. Untuk dapat membentuk sosok PNS di atas, perlu dilaksanakan

pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis maupun

fungsional yang mengarah kepada upaya peningkatan : 1). Sikap dan

semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa,

negara, 2). Kompetensi teknis, manajerial, dan kepemimpinannya, dan 3).

Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan

semangat kerjasama serta tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan

organisasinya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun

2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS. Adapun sasaran yang

ingin dicapai adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

2

 

dengan persyaratan pengangkatan untuk menjadi PNS. Kinerja pegawai pada

umumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan

jabatan, adanya inisiatif, kreativitas, imbalan dan lain-lain. Namun bentuk

ganjaran yang demikian tidak sepenuhnya benar, tergantung sistem

pengelolaan yang diterapkan oleh organisasi tersebut berikut asumsi-asumsi

yang mendasarinya.

Sistem pengelolaan sumber daya manusia yang tepat merupakan kunci

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Proses pemerintahan dan

pembangunan harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten,

yang diharapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan menghasilkan PNS

dengan sifat dan sikap serta mempunyai daya tanggap, inisiatif dan kreatif

serta berkinerja yang tinggi. Masalah kinerja tentu tidak terlepas dari proses,

hasil dan daya guna dalam hal ini kinerja merupakan hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang PNS dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja

PNS yang baik secara langsung akan mempengaruhi kinerja lembaga. Untuk

memperbaiki kinerja PNS tentu merupakan suatu pekerjaan yang memakan

waktu dan proses yang panjang. Selain dengan meningkatkan pengawasan dan

pembinaan, juga dilakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan kinerja

yang telah dilakukan. Penilaian terhadap kinerja juga bermanfaat sebagai tolak

ukur yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja pegawai yang

bersangkutan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

3

 

Salah satu faktor yang menentukan profesionalisme kerja yang

optimal dalam sebuah instansi pemerintah adalah peningkatan kinerja

pegawai. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja sangat

berhubungan erat dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, sikap dan perilaku

pegawai. Kuantitas kerja adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu

periode tertentu; Kualitas kerja yakni mutu kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian yang ditentukan. Sikap yaitu sikap terhadap

pekerjaan, sikap terhadap sesama pegawai. Perilaku dalam pelaksanaan kerja

seperti: kreativitas kerja, kepribadian, disiplin, tanggungjawab dan integritas

pribadi.

Penting bagi pihak instansi untuk dapat mengelola sumber daya

manusianya melalui manajemen yang baik. Usaha untuk mengelola dan

memanfaatkan sumber daya manusia membutuhkan manajemen yang baik,

karena manusia sebagai makhluk sosial mempunyai karakter yang berbeda

dengan alat produksi yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial juga

mempunyai pemikiran dan keinginan yang berbeda-beda sedangkan instansi

pemerintah mengharapkan pegawainya dapat bekerja dengan baik,

mengetahui apa yang seharusnya dikerjakan, memiliki motivasi kerja yang

tinggi, mampu menjabarkan visi dan misi yang telah disepakati bersama

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Hal ini memerlukan pegawai yang

memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik. Peningkatan kinerja pegawai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

4

 

tidak dapat dilepaskan dari suasana kerja atau iklim yang ada dalam organisasi

atau instansi tempat bekerja. Suasana kerja yang memungkinkan

meningkatnya kinerja pegawai seperti pemahaman pegawai terhadap deskripsi

tugas (job description) sesuai posisi dimana pegawai itu ditempatkan, tugas-

tugas seperti apa yang harus dilakukannya, kepada siapa pegawai itu melapor

atas hasil yang dikerjakannya, atau bila menemukan masalah dari

pekerjaannya kepada siapa saja memperoleh solusinya, bagaimana mekanisme

koordinasi secara formal yang harus dipedomani, demikian pula dengan pola

interaksi yang harus diikuti pegawai dalam organisasi, dan seterusnya. Hal-hal

yang dikemukakan tersebut saling terkait satu dengan lainnya, sehingga dapat

dikatakan bahwa bila suasana kerja dalam organisasi tidak tercipta dengan

baik, maka akan berpengaruh terhadap hasil kerja pegawai dalam organisasi.

UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kabupaten Gunungkidul

menghadapi tugas-tugas, tantangan dan tuntutan pelayanan yang tidak ringan

di masa yang akan datang. Hal itu disebabkan karena semakin berkembangnya

kebutuhan para stakeholder sebagai akibat dari perkembangan kehidupan

masyarakat. Untuk itu UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai sebagai

penyedia layanan perlu mengambil langkah-langkah persiapan dan

perencanaan yang matang dalam mewujudkan sasaran-sasaran program

pendidikan dan pelatihan yaitu agar terwujudnya sumber daya aparatur yang

berkemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya. Sehingga

peran lembaga kediklatan sebagai wahana pembinaan dan pengembangan

sumber daya aparatur menjadi amat penting pula. Selain dari itu menurut

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

5

 

pengamatan peneliti selama 7 tahun kami bertugas di UPT Balai Pendidikan

dan Pelatihan Pegawai Kabupaten Gunungkidul menangkap nuansa sikap

penyelenggara diklat yang enggan untuk mengadakan koordinasi perencanaan

maupun koordinasi evaluasi penyelenggaraan diklat secara rutin sehingga

permasalahan-permasalahan yang sesungguhnya dalam penyelenggaraan

kediklatan tidak diketahui secara dini dan tidak mudah dilakukan

penyesuaian-penyesuaian dalam langkah penyelenggaraan secara cepat dan

tepat.

Program pembelajaran diklat teknis pelayanan publik terdiri dari

kurikulum dan tenaga pengajar. Jumlah kurikulum diklat teknis pelayanan

publik sebanyak 73 jam pelajaran dan tiap jam pelajaran selama 45 menit,

dengan materi pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 1.1 Kurikulum Diklat Pelayanan Publik

No Mata Pelajaran Jam Pelatihan

1 Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 5

2 Teknis Penyusunan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan

5

3 Mekanisme Penyelenggaraan Survei Kepuasan Masyarakat 5 4 Sistem Informasi Pelayanan Publik 5 5 Online Single Submission 5 6 Etiket dan Communication Skills 6 7 Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik 5 8 Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada RSUD Wonosari 3 9 Peradilan Tata Usaha Negara 5 10 Psikologi Pelayanan Publik 5 11 Profesionalisme Pelayanan Publik 5 12 Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik 5 13 Mekanisme Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik 5 14 Kebijakan Inovasi Pelayanan Publik 4 15 Tata Naskah Dinas 5

Jumlah 73 Sumber : Data Primer ( 2019 )

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

6

 

Pada table 1.1 diatas menjelaskan susunan kurikulum diklat teknis

pelayanan publik di atas merupakan penjabaran dari jadwal pembelajaran.

Mata pelajaran pokok membutuhkan waktu 73 jam pelajaran dengan pengajar

dari Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Kurikulum diklat teknis pelayanan publik yang telah ditetapkan ini

dilaksanakan sesuai dengan jam pelajaran yang telah ditetapkan. Jam

pelajaran yang telah ditentukan ini pada dasarnya telah disesuaikan dengan

kebutuhan diklat peserta yang sebelumnya telah dianalisis seberapa banyak

waktu yang dibutuhkan peserta untuk memahami dan mempelajari mata

pelajaran yang diberikan. Jika pada kenyataannya jam pelajaran tidak sesuai

dengan kurikulum, kemungkinan mata pelajaran yang dikurangi waktunya

tersebut kurang dipahami dengan baik oleh para peserta diklat. Pada

penyelenggaraan diklat teknis pelayanan publik ini, tenaga pengajar dalam

proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran andragogi yang

bertujuan mencapai daya guna dan hasil guna diklat melalui teknik ceramah,

diskusi, latihan/penugasan, ujian tertulis.

Salah satu latihan yang dijalankan peserta diklat sebelum diadakannya

ujian tertulis adalah Pre test dan Post Test yang bertujuan untuk mengetahui

kompetensi dan kemampuan peserta diklat terkait pengetahuannya tentang

pengelolaan aset. Berikut adalah data nilai Pre Test dan Post Test peserta

diklat teknis pelayanan publik :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

7

 

Tabel 1.2

Data nilai pre test dan post test peserta diklat teknis pelayanan publik

No Nilai Grade Pre Test Post Test Predikat 1 91-100 A - - Sangat Memuaskan 2 81-90 A- - - Memuaskan 3 76-80 B+ 5 9 Sangat Baik 4 71-75 B 10 16 Baik 5 66-70 C+ 15 5 Cukup Baik 6 65 C - - Cukup 7 <65 D - - Buruk/Gagal

Jumlah 30 30 Sumber : Data Primer ( 2019 )

Pada table 1.2 dapat dilihat bahwa data menerangkan bahwa pada hasil

pelaksanaan Pre Test sebanyak 5 orang mendapat peringkat B+, 8 peserta

mendapat nilai B dan yang lainnya mendapat C+ yaitu sebanyak 25 peserta.

Sedangkan hasil Post Test menunjukan peningkatan dimana 9 orang mendapat

nilai B+, 16 peserta mendapat nilai B dan sisanya mendapat nilai C+ yaitu

sebanyak 5 peserta. Sebagian peserta diklat termasuk kategori yang telah baik

pengetahuannya dalam pelayanan publik. Namun, masih ada sebagian peserta

yang harus meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya tentang

peningkatan pelayanan publik. Selain itu sebelum berakhirnya proses

penyelenggaraan diklat pelayanan publik, para peserta diklat diwajibkan untuk

mengevaluasi penyelenggaraan diklat ini dengan mengisi kuesioner yang

berisi pertanyaan-pertanyaan seputar panitia penyelenggara hingga tenaga

pengajar. Berikut adalah data penilaian peserta diklat pelayanan publik atas

keberhasilan penyelenggara pada bidang akademis dan non akademis.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

8

 

Tabel 1.3

Data Penilaian peserta diklat pelayanan publik terhadap keberhasilan

penyelenggara pada bidang akademis dan non akademis

NO PENILAIAN BIDANG

AKADEMIS NON AKADEMIS 1 Sangat Setuju 30,05 % 25,51 % 2 Setuju 41.84 % 65,89 % 3 Kurang Setuju 27,90 % 8,07 % 4 Tidak Setuju 0,21 % 0,53 %

JUMLAH 100,00 % 100,00 % Sumber : Data Primer ( 2019 )

Pada table 1.3 dapat dilihat bahwa data penilaian peserta diklat

terhadap penyelenggara diklat pelayanan publik diatas dapat dilihat bahwa

pada bidang akademis, peserta yang memilih sangat setuju sebanyak 30,05 %,

peserta yang memilih setuju 41,84 %, peserta yang memilih kurang setuju

sebanyak 27,90 % dan peserta yang menilai tidak setuju terhadap keberhasilan

penyelenggara diklat sebanyak 0,21%. Sedangkan bidang non akademis,

peserta yang memilih sangat setuju sebanyak 25,51 %, peserta yang memilih

setuju 65,89 %, penilaian kurang setuju dipilih sebanyak 8,07 % dan terakhir

pada bidang non akademis sebanyak 0,53 % peserta memilih tidak setuju pada

keberhasilan penyelenggara diklat. Hal tersebut berarti tidak sepenuhnya

penyelenggaraan diklat pelayanan publik dikatakan kurang berhasil, karena

masih ada beberapa pegawai yang memilih kurang setuju dan tidak setuju. Hal

itu dikarenakan peserta merasa ada hal-hal yang kurang atau tidak sesuai pada

bidang akademis dan non akademis yang diberikan oleh tenaga pengajar

diklat. Seharusnya sebelum diselenggarakan diklat teknis ini, penyelenggara

lebih menganalisis lagi kebutuhan diklat seperti apa yang dibutuhkan peserta

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

9

 

diklat dan kompetensi dari pengajar diklat serta fasilitas diklat yang

dibutuhkan sehingga pada proses pembelajaran, peserta dapat menerima dan

memahami materi pelajaran yang diberikan. Peserta diklat teknis ini tidak

hanya mengevaluasi penyelenggaraan dari segi akademik maupun non

akademik. Namun, peserta diklat juga diberi tugas mengevaluasi

penyelenggaraan pada substansi materi pelajaran yang diberikan.

Selanjutnya berdasar hasil telaah dokumen laporan penyelenggaraan

diklat teknis pelayanan publik tahun 2019, diperoleh informasi adanya

beberapa fakta yang diungkapkan oleh peserta pada saat evaluasi akhir

kegiatan diklat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.4

Hasil evaluasi penyelenggaraan diklat teknis pelayanan publik

No Aspek Yang Ditanyakan Baik Cukup Kurang1 Manfaat diklat ini untuk meningkatkan

pengetahuan, wawasan dan ketrampilan dalam rangka penegmbangan potensi diri dalam lingkup kerja

90 % 10 % -

2 Manfaat praktis materi diklat ini untuk mendukung tugas sehari-hari di instansi saudara

90 % 10% -

3 Tingkat pemahaman saudara atas materi diklat ini

80 % 20 % -

4 Lamanya waktu diklat ini 85 % 15 % - 5 Ketepatan cara dan isi penyajian pengajar

dalam menyampaikan materi 75 % 25 % -

6 Lamanya waktu untuk diskusi/ Tanya jawab dengan pengajar

85 % 15 % -

7 Penyajian menu makan/ snak selama diklat ini 25 % 20 % 55 % 8 Pelayanan akademik terhadap peserta diklat 30 % 20 % 50 % 9 Penyediaan sarana dan prasarana dan

akomodasi termasuk obat-obat ringan 20 % 30 % 50 %

Sumber : Data Primer ( 2019 )

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

10

 

Pada table 1.4 dapat dilihat bahwa pelayanan yang harus disediakan

dalam penyelenggaraan status kediklatan, maka pelayanan akademik

merupakan pelayanan yang secara langsung berpengaruh pada produk inti

(Core product) yaitu sumber daya aparatur yang terlatih. Oleh karena itu

dalam penelitian ini kami akan mengarah pada proses pelaksanaan evaluasi

diklat, dengan fokus sasaran pada pelayanan akademik.

Maka bertitik tolak dari pengamatan di atas penulis ingin mengevaluasi

status kinerja pelayanan akademik dalam penyelenggaraan diklat UPT Balai

Diklat Pegawai Kabupaten Gunungkidul, yaitu ingin mengetahui kendala dan

hambatan penyelenggaraan teknis. Berdasarkan temuan penelitian tersebut

selanjutnya diharapkan peneliti kemudian dapat memberikan pertimbangan

tentang langkah-langkah peningkatan pelayanan akademik dalam

penyelenggaraan kediklatan khususnya diklat teknis secara tepat.

B. Rumusan Masalah

Kinerja penyelenggara diklat UPT Balai Diklat Pegawai Kabupaten

Gunungkidul belum efektif dalam memberikan pelayanan akademik dalam

penyelenggaraan diklat teknis pelayanan publik.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Faktor apa yang menyebabkan belum efektifnya pelayanan akademik ?

2. Bagaimana upaya kinerja pelayanan akademik dalam penyelenggaraan

diklat teknis pelayanan publik agar efektif?

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

11

 

D. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis faktor yang menyebabkan kinerja pelayanan akademik

penyelenggaraan diklat teknis pelayanan publik yang belum efektif.

2. Mengevaluasi kinerja pelayanan akademik penyelenggara diklat teknis

pelayanan publik.

E. Manfaat Penelitian

Dari evaluasi yang dilakukan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran kinerja pelayanan penyelenggara diklat teknis

pelayanan publik pada UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Kabupaten Gunungkidul.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

12

 

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori

Penelitian tentang kinerja pegawai sudah banyak dilakukan oleh peneliti

terdahulu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Widi Parwoto

( 2016 ) yang berjudul Evaluasi Kinerja Pegawai Unit Pelaksana Teknis ( UPT )

Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, tujuan

penelitiannya adalah untuk melihat dan menganalisa kinerja pegawai di UPT

Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta sehingga

akan terpenuhinya teori kepuasan konsumen dalam hal ini masyarakat wajib uji

kendaraan bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi.

Maya Rahmadhani R (2016) dengan judul Evaluasi Kinerja Pelayanan

Aparatur Kelurahan Way Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan Di

Kota Bandar Lampung, Penelitian ini adalah penelitian yang membahas

mengenai evaluasi (penilaian) hasil kinerja dari pegawai yang bekerja pada

institusi pemerintah. Pada dasarnya institusi pemerintah memiliki tujuan yaitu

untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, yang dalam hal ini

menekankan pada penilaian kinerja pegawai dalam memberikan layanan

administrasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil

kinerja pelayanan yang diberikan pegawai pemerintah kepada masyarakat dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

13

 

untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang timbul dalam pelaksanaan

layanan administrasi. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan

analisisi kualitatif dan menggunakan tipe penelitian deskriptif (gambaran).

Penelitian ini juga diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan diperkuat

dengan dokumentasi. Serta dengan dilakukannya analisis data secara

terstruktur dan sistematis, sesuai dengan fokus permasalahan dengan

menggunakan teori pengukuran kinerja.

B. Landasan Teori

Memperhatikan rumusan permasalahan tersebut maka dalam penelitian

ini terdapat beberapa teori dalam kajian pustaka. Teori evaluasi kinerja, teori

pelayanan akademik dan penyelenggaraan diklat, teori aparatur pelayanan

publik dan kompetensi.

1. Evaluasi Kinerja

Sebelum memahami evaluasi kinerja, sebaiknya dipahami kedua kata

evaluasi dan kinerja.

a. Evaluasi

Evaluasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

menentukan nilai (Suharso, 2005: 136). Dalam Kamus Besar Balai

Pustaka evaluasi adalah ”penilaian” (Tim Balai Pustaka,1989:238).

Istilah evaluasi dalam Modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Edisi Kedua) yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia, dapat disamakan dengan penaksiran

(appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assesment).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

14

 

Atmodiwirio dalam Manajemen Training membahas macam

evaluasi sama dengan Budiandono. Hanya saja Atmodiwirio lebih

melihat evaluasi dari aspek tujuan dan kegunaannya. Menurut beliau

evaluasi pra pendidikan dan pelatihan dilakukan pada saat akan

dilakukan diklat dengan tujuan mengetahui reaksi peserta tentang mata

pelajaran yang akan diajarkan. Mengetahui tentang tingkat pengetahuan

dan kemampuan teknis peserta tentang mata pelajaran yang akan

diajarkan sebagai informasi bagi tenaga pengajar. Adapun evaluasi

selama diklat dilakukan pada saat berlangsungnya diklat. Tujuannya

untuk mengetahui reaksi peserta terhadap sebagian/ selama program

diklat. Kegunaannya untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu kalau

diperlukan selama maupun sesudah diklat. Sedang evaluasi sesudah

diklat dilakukan setelah 6 sampai dengan 12 bulan peserta diklat

kembali ke instansi masing-masing. Tujuannya untuk mengetahui

penerapan hasil-hasil pendidikan dan pelatihan oleh peserta pada

instansinya dan mengetahui permasalahan yang timbul. Untuk

mengetahui pendapat pimpinan dan bawahan peserta terhadap hasil

diklat (Atmodiwirio, 1993:166). Aspek-aspek yang dinilai dalam

evaluasi meliputi:

Aspek prestasi Akademik, dengan bobot 60-70% terdiri dari:

a. Pemahaman materi;

b. Komunikasi lisan;

c. Penganalisaan teori dan pemecahan masalah;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

15

 

d. Komunikasi tertulis.

1. Prakarsa;

2. Disiplin;

3. Kepemimpinan;

4. Kerjasama.

Selain terhadap peserta evaluasi ditujukan kepada Widyaiswara dan

kepada penyelenggara.

Evaluasi terhadap Widyaiswara dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa jauh seorang Widyaiswara melaksanakan tugas mampu

menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dengan

baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta. Adapun unsur-unsur

yang dinilai meliputi:

a. Penguasaan materi;

b. Ketepatan waktu;

c. Sistematik penyajian;

d. Penggunaan metode dan alat bantu;

e. Daya simpatik gaya sikap terhadap peserta;

f. Penggunaan bahasa;

g. Pembinaan motivasi belajar kepada peserta;

h. Pencapaian tujuan instruksional.

Evaluasi terhadap Penyelenggara dimaksudkan untuk memperoleh

umpan balik dalam rangka penyempurnaan program diklat yang akan

datang. Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan diklat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

16

 

dengan fokus pada pelaksanaan administrasi dan akademis. Unsur-

unsur yang dinilai meliputi:

a. Tujuan diklat;

b. Relevansi program diklat dengan tugas;

c. Manfaat setiap mata sajian bagi pelaksanaan tugas;

d. Manfaat diklat bagi peserta /instansi;

e. Mekanisme pelaksanaan diklat;

f. Hubungan peserta dengan pelaksana diklat;

g. Pelayanan sekretariat terhadap peserta;

h. Pelayanan akomodasi;

i. Pelayanan konsumsi;

j. Pelayanan kesehatan.

Evaluasi antar peserta (peer evaluation) dimaksudkan untuk

mengetahui peserta mana yang dalam kurun waktu tertentu

diunggulkan dalam proses belajar mengajar. Kriteria penilaian yang

dipakai meliputi:

a. Ketekunan;

b. Keteladanan;

c. Kewibawaan;

d. Hubungan kerjasama;

e. Rasa tanggung jawab;

f. Kemampuan berfikir secara sistematis;

g. Loyalitas;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

17

 

h. Disiplin;

i. Keluasan wawasan;

j. Prakarsa;

k. Kejujuran dan harga diri.

b. Kinerja

Kinerja berasal dari bahasa inggris ”performance”. Dalam Kamus

Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, diartikan: pertunjukan,

perbuatan, daya guna, prestasi, pelaksanaan, penyelenggaraan,

pagelaran (Adi Gunawan, 2002:279). Kalau Performance Standard

artinya ”penilaian prestasi”, standar-standar pekerjaan

(Moekijat,1980:413). Menurut Thomas C. Ale Winl dalam A. Dale

Timpe, penyusunan standar kinerja yang bersumber pada uraian jabatan

akan memberi peluang kepada pengawas dan karyawan untuk membuat

sebuah uraian tugas yang dinamis untuk pekerja. Selanjutnya dia

menyarankan bahwa penilaian kinerja harus mengkaji kinerja kerja

karyawan. (Ale Winl,1982: 544). Dimaksud dengan kinerja dalam

penelitian ini adalah tingkat capaian prestasi dari suatu program atau

kegiatan tertentu dari tugas kediklatan.

c. Evaluasi Kinerja

Evaluasi Kinerja merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat

keberhasilan dan kegagalan satuan organisasi/ kerja dalam

melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Evaluasi

Kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

18

 

kegagalan pencapaian kinerja. Dalam melakukan evaluasi kinerja,

hasilnya agar dikaitkan dengan sumber daya (inputs) yang berada di

bawah wewenangnya seperti SDM, dana/keuangan, sarana-prasarana,

metode kerja dan hal lain yang berkaitan. (Kosasih, 2004:3).

d. Konsep Efektivitas Program

Efektivitas berasal dari kata efektif yang memiliki pengertian dalam

keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

mengandung pengertian berkaitan dengan hasil yang diharapkan dengan

hasil yang dicapai. Dalam suatu organisasi, pencapaian hasil yang besar

diartikan semakin besar pula efektivitas dari tujuan yang diharapkan

oleh organisasi. Ibnu Syamsi dalam bukunya Pokok-pokok Organisasi

dan manajemen menjelaskan bahwa efektivitas menjelaskan “keadaan

mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat

yang dikehendaki” (Syamsi, 1988:2). Pendapat tersebut berarti

menekankan pada suatu akibat/ dampak dari proses yang dilaksanakan

pada suatu kebijakan yang diharapkan terlaksana sesuai dengan apa

yang dikehendaki dengan mencapai hasil yang maksimal. Menurut

Agung Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik

mendefinisikan efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas,

fungsi (operasi kegiatan program atau misi) pada organisasi yang tidak

ada tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya” (Kurniawan,

2005:109). Hal tersebut menekankan bahwa efektivitas lebih

memfokuskan pada kemampuan organisasi dalam melaksanakan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

19

 

fungsinya dimana dalam proses pelaksanaannya tanpa tekanan yang

berasal dari anggota organisasi. Pada organisasi, efektivitas merupakan

konsep yang penting karena menggambarkan keberhasilan organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas program organisasi

dapat diketahui dengan cara membandingkan tujuan program dengan

output program (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983, dalam Setiawan,

1998). Pendapat dari peserta program dapat dijadikan sebagai ukuran

untuk menentukan efektivitas program. Hal tersebut dijelaskan oleh

Kerkpatrick yang dikutip oleh Cascio (1995) bahwa evaluasi terhadap

efektivitas program pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui

reaksi peserta terhadap program yang telah diikuti. Apakah program

pelatihan bermanfaat atau tidak dan puaskah terhadap program

pelatihan. Hal tersebut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

dijadikan sebagai alat untuk mengukur reaksi peserta terhadap program

pelatihan (Tulus,1996). Lebih lanjut, menurut pendapat Budiani

(2007:53) menyatakan bahwa untuk mengukur suatu efektivitas

program dapat dilakukan dengan menggunakan variabel sebagai

berikut:

1) Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program

sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggara program

dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi

mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

20

 

masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada

khususnya.

3) Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil

pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah

ditetapkan sebelumnya

4) Pemantuan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada

peserta program.

Selain itu, pendapat Gibson dalam Kurniawan (2005) mengemukakan

tentang ukuran dari efektivitas, yaitu sebagai berikut :

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan

c) Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap

d) Perencanaan yang matang

e) Penyusunan program yang tepat

f) Tersedianya sarana dan prasarana

g) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

2. Pelayanan Akademik Penyelenggaraan Diklat Teknis

Pengertian makna akademik dalam Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia (Tri Kurnia Nurhayati, 2005:23) dijelaskan: Akademik bersifat

akademi/ akademis. Sedang Akademis dimaknai sebagai soal-soal

akademis mengenai (berhubungan) dengan akademis bersifat ilmiah

bersifat ilmu pengetahuan bersifat teori tanpa arti praktis yang langsung.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

21

 

Pelayanan akademik menurut Atmodiwiryo, (1993:68) disebut dengan

istilah kegiatan akademik. Selanjutnya dengan menyitir pendapat Kenneth

R. Robinson dinyatakan bahwa tahapan-tahapan pendidikan dan pelatihan

itu pertama, menentukan tujuan, kebijakan dan strategi diklat Kedua,

proses diklat yang terdiri dari: Menentukan kebutuhan diklat,

merencanakan program, kegiatan belajar dan perilaku, metode dan teknik

diklat, evaluasi dan tindak lanjut diklat. Pelayanan akademik, dalam

pandangan peneliti meliputi pelayanan inti (core service) penyediaan

kurikulum, rekrutmen peserta, rekrutmen Widyaiswara, proses belajar

mengajar, evaluasi proses belajar mengajar. Pelayanan akademik

merupakan tugas utama kediklatan yang secara langsung mempengaruhi

pada proses kediklatan dan hasil kediklatan meliputi persiapan dan

pelaksanaan.

Adapun proses penyelenggaraan diklat teknis telah dibakukan

standar prosesnya melalui 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan. Tahap persiapan dengan kegiatan-kegiatan:

a. Analisis kebutuhan Diklat;

b. Seleksi calon peserta;

c. Penetapan Peserta;

d. Pemanggilan Peserta;

e. Rapat Koordinasi Penyelenggaraan;

f. Penyiapan akomodasi, pedoman dan bahan diklat;

g. Penetapan jadwal dan Widyaiswara;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

22

 

h. Rekonfirmasi Widyaiswara;

i. Administrasi Keuangan.

Pemantauan Umum Harian, terdiri dari:

1. Rekonfirmasi kesediaan mengajar;

2. Bio Data Widyaiswara (pengajar);

3. Pendamping/pemandu;

4. Absensi;

5. Kebersihan kelas;

6. Penyiapan ruang kelas dan kelengkapan kegiatan;

7. Penyiapan ruang diskusi dan kelengkapannya;

8. Modul-modul untuk peserta;

9. Pengadaan bahan-bahan penugasan/latihan;

10. Perlengkapan perkantoran (ATK, komputer, fotocopy);

11. Sarana Olah raga dan Out Bound serta perlengkapannya.

Pemantauan kegiatan Ekstern, dengan kegiatan:

a) Observasi Lapangan

b) Out Bound;

c) Ekstra Kurikuler;

Ujian, dengan kegiatan:

1) Memantau ketersediaan Bahan;

2) Pelaksanaan;

3) Petugas pengawas;

4) Koreksi;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

23

 

5) Rekapitulasi nilai.

Evaluasi, dengan kegiatan:

a. Evaluasi terhadap peserta;

b. Hasil akhir kelulusan peserta;

c. Evaluasi terhadap Widyaiswara;

d. Evaluasi kinerja penyelenggara;

e. Umpan balik;

Sertifikasi, dengan kegiatan:

1. Pencetakan dan Pengisian STTPP;

2. Kode Registrasi;

3. Penandatanganan.

Menurut peneliti, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan secara

operasional adalah proses yang berawal dari penyiapan kurikulum,

penyediaan sarana dan prasarana, penetapan peserta, penetapan

Widyaiswara, pengendalian proses belajar mengajar dan evaluasi

penyelenggaraan baik berkenaan dengan faktor input, faktor proses

maupun output dan berakhir dengan pelaporan pada UPT Balai Diklat

Pegawai.

3. Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat )

Menurut Hamalik, (2005:10), konsep sistem pelatihan secara

operasional adalah: Proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang

dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada

tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

24

 

satuan waktu tertentu yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja

peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas,

produktivitas dalam suatu organisasi. Sehingga dengan demikian pelatihan

terdapat unsur-unsur : Proses disengaja dalam rangka pemberian bantuan

sasaran (peserta) pelatih yang professional satuan waktu tertentu bertujuan

meningkatkan kemampuan tenaga kerja terkait dengan pekerjaan tertentu.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974,

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian juncto Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, pasal 31 berbunyi:

“Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

jabatan Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan meningkatkan pengabdian,

mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pada pasal 1

disebutkan bahwa: Pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar

mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

4. Kompetensi

Menurut E. Mulyasa (2004:37) yang dimaksud kompetensi adalah

perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Selanjutnya beliau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

25

 

bahwa setiap sekolah mendiskripsikan kompetensi-kompetensi secara

jelas. Kompetensi tersebut meliputi: Kemampuan untuk belajar

mengetahui (learning to know); kemampuan untuk belajar melakukan

(learning to do); kemampuan belajar untuk hidup bersama (learning to

live together); kemampuan untuk menjadi diri sendiri (learning to be);

kemampuan untuk belajar seumur hidup (life long learning). (Mulyasa,

2005: 44).

Menurut peneliti yang dimaksud dengan kompetensi adalah

kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta Diklat selaku pemangku

jabatan tertentu dalam menjalankan tugas dari jabatannya itu meliputi

kompetensi individual, kompetensi professional dan kompetensi sosial.

5. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis

Pendidikan dan Pelatihan sebagai suatu bentuk program kegiatan

peningkatan kompetensi dan merupakan bagian integral dalam

Manajemen Sumber Daya Manusia. Peran Sumber Daya Manusia dalam

penyelenggaraan Diklat sangat krusial, karena melalui penyelenggararaan

Diklat yang dikelola secara efektif akan menghasilkan Sumber Daya

Manusia yang handal dan memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan

kebutuhan organisasi. Diklat merupakan salah satu instrument pembinaan

atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Diklat yang diselenggarakan

secara profesional untuk menjawab kebutuhan kompetensi aparatur yang

berguna dalam rangka meningkatkan kinerja individu dan organisasi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

26

 

Dalam menyelenggarakan suatu diklat hendaknya dilakukan sesuai dengan

Peraturan dan Pedoman yang telah ditetapkan.

a. Analisa Kebutuhan Diklat

Analisis Kebutuhan Diklat merupakan tahap awal dalam rangka

perencanaan penyelenggaraan diklat. Kegiatan ini dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut :

1) Untuk memastikan bahwa yang dilaksanakan akan sangat

dibutuhkan oleh peserta diklat

2) Untuk meyakinkan bahwa suatu diklat yang dilaksanakan

didasarkan atas kebutuhan diklat yang jelas.

3) Untuk menganalisa tugas dan fungsi suatu pelaksanaan

pekerjaan, baik ditingkat individu, jabatan maupun organisasi

4) Untuk mengidentifikasi permasalahan kompetensi yang

timbul, baik ditingkat individu, jabatan maupun organisasi

5) Untuk menganalisis “gap kompetensi” yaitu perbedaan antara

kompetensi pekerjaan yang dilakukan dengan standar

kompetensi pekerjaan.

6) Untuk memberi gambaran standar kompetensi yang akan

dicapai setelah peserta mengikuti diklat

7) Untuk mencari solusi terbaik dalam perancangan/disain diklat.

b. Mekanisme Penyelenggaraan Diklat

1) Pola Pengiriman

a) Melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

27

 

Daerah terkait kebutuhan Diklat di Kabupaten Gunungkidul

pada tahun berjalan

b) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

atau Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait

mendapatkan penawaran Diklat Teknis dari penyelenggara

Diklat, baik dari Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta maupun dari Kementerian Teknis terkait.

c) Apabila diperlukan untuk dilakukan pengiriman peserta

Diklat berdasarkan kajian kebutuhan Diklat pada tahun

berkenaan, UPT Balai Diklat Pegawai menyampaikan surat

ke OPD bersangkutan untuk mengirimkan calon peserta

Diklat.

d) OPD mengirimkan calon peserta Diklat ke Badan

Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah melalui

UPT Balai Diklat Pegawai untuk mendapatkan surat tugas

mengikuti diklat dimaksud beserta kontribusinya.

e) Setelah Diklat dilaksanakan, peserta Diklat wajib

menyampaikan laporan keikutsertaan dan pertanggung

jawaban .

2) Pola Kemitraan

a) Melakukan koordinasi awal dengan Badan Diklat Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Maupun Lembaga lain

terkait fasilitasi kemitraan penyelenggaraan diklat sesuai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

28

 

dengan perencanaan Diklat.

b) Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

menyiapkan kurikulum Diklat, narasumber/Widyaiswara,

serta sertifikat diklat sebagaimana yang direncanakan oleh

UPT Balai Diklat Pegawai Badan Kepegawaian

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Gunungkidul.

c) Melakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Daerah dan dengan pihak lain tentang Pola Kemitraan

Penyelenggaraan Diklat

3) Tahap Persiapan Peserta

a) PNS yang dipersiapkan dalam rangka memenuhi

persyaratan kompetensi untuk memantapkan tugas-tugas

pekerjaan teknis yang terkait dengan pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang bersangkutan, sehingga mampu

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara

professional.

b) Peserta Diklat Teknis dapat diikuti oleh Pejabat Struktural

maupun Pejabat Fungsional sesuai dengan jabatan masing-

masing untuk mengembangkan kompetensi dan

memenuhi tuntutan pekerjaan, maupun untuk memenuhi

persyaratan Diklat Fungsional yang lebih tinggi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

29

 

c) Peserta Diklat Teknis bersifat selektif dan merupakan

penugasan dengan memperhatikan pengembangan karier

PNS yang bersangkutan.

d) Peserta Diklat Teknis ditetapkan oleh masing-masing

Instansi atau unit kerja, dengan memperhatikan ketentuan-

ketentuan yang berlaku

4) Tahap Persiapan Panitia

a) Peserta

1. Mengecek dan mengumpulkan persyaratan peserta

diklat untuk masing-masing program diklat.

2. Menyusun konsep surat edaran untuk menjaring

peserta diklat dari masing-masing OPD.

3. Menyebarkan surat edaran tentang penyelenggaraan

diklat untuk mendapatkan calon peserta Diklat dari

OPD.

4. Menyusun daftar calon peserta Diklat yang masuk dan

selanjutnya diserahkan kepada Tim Seleksi peserta

Diklat yang terdiri dari pengelola Diklat dan pejabat

terkait dengan pengembangan pegawai.

5. Hasil seleksi calon peserta selanjutnya menjadi dasar

untuk pemanggilan peserta.

b) Widyaiswara/ Tenaga Pengajar dan Narasumber

1. Setiap Instansi yang menyelenggarakan Diklat Teknis

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

30

 

wajib mendayagunakan seoptimal mungkin

Widyaiswara dan narasumber di lingkungan Instansi

yang bersangkutan dengan memperhatikan

kompetensi Widyaiswara dan narasumber yang

bersangkutan.

2. Instansi Penyelenggara Diklat Teknis dapat pula

mendayagunakan Widyaiswara dan narasumber dari

Instansi lain, atau tenaga kediklatan lainnya yang

sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang

dibutuhkan Diklat Teknis dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Instansi

Pembina

5) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

a) Program Diklat Teknis harus dilaksanakan oleh Lembaga

Diklat yang terakreditasi .

b) Lembaga yang memiliki kewenangan mengakreditasi

lembaga Diklat adalah Lembaga Administrasi Negara

sebagai Instansi Pembina Diklat PNS.

c) Penyiapan program diklat teknis diselenggarakan

berdasarkan rencana kebutuhan nyata dalam rangka

peningkatan kinerja instansi/unit kerja instansi yang

bersangkutan baik di bidang teknis substantif maupun

bidang teknis administratif.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

31

 

d) Program diklat teknis dapat diselenggarakan secara

klasikal dan non klasikal.

e) Program diklat teknis substantif diselenggarakan oleh

masing-masing instansi atau bekerja sama dengan instansi

pemerintah lainnya, Perguruan Tinggi, lembaga-lembaga

pendidikan, baik pemerintah maupun swasta didalam

negeri maupun diluar negeri dengan memperhatikan

kompetensi dan azas manfaat pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi instansi/unit kerja instansi yang bersangkutan.

f) Program diklat teknis Adminitratif diselenggarakan oleh

masing-masing instansi atau bekerja sama dengan instansi

pemerintah lainnya, Perguruan Tinggi, lembaga-lembaga

pendidikan, baik pemerintah maupun swasta didalam

negeri maupun diluar negeri dengan memperhatikan

kompetensi dan azas manfaat pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi instansi/unit kerja instansi yang bersangkutan.

Adapun tugas-tugas penyelenggara adalah ;

1) Memantau aktifitas peserta selama proses pembelajaran berlangsung

2) Memberikan informasi yang dibutuhkan peserta

3) Memberitahukan jika terjadi pertukaran Widyaiswara/Narasumber

atau waktu pembelajaran dan hal-hal lainnya

4) Merekapitulasi Evaluasi Widyaiswara/Tenaga Pengajar

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

32

 

Agar pelaksanaan diklat dapat terselenggara dengan baik maka di dalam

penyelenggaraan ditunjuk petugas monitoring. Petugas Monitoring

bertugas mengecek sarana dan prasarana diklat, antara lain :

1) Pengaturan tempat duduk peserta tergantung kebutuhan atau

metode pembelajaran

2) White board/papan tulis dalam keadaan bersih

3) Tersedianya spidol, penghapus, lakban, gunting, flipchar, kertas

HVS , kabel gulungan, dll

4) Mendistribusikan bahan ajar/naskah pegangan peserta

5) Menyediakan form bio data Widyaiswara/Fasilitator/tenaga pengajar

6) Menyediakan daftar hadir peserta

7) Menyediakan proyektor, laptop, microphone, wireless, baterai

8) Mengatur suhu ruangan dan pencahayaan ruang belajar

9) Memantau ketersediaan konsumsi

10) Menyediakan kebutuhan Widyaiswara/ Tenaga Pengajar ( kamar

tempat menginap/ beristirahat ).

6. Aparatur Pelayanan Publik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan: aparat adalah alat,

aparat pemerintah; perlengkapan. Sedang aparatur adalah alat Negara,

aparatur Negara, para pegawai (negeri) (Suharso dkk, 2005:48). Begitu

pula halnya penjelasan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Tri

Kurnia, 2005: 78). Menurut pengertian Undang-Undang Pokok

Kepegawaian Nomor 1 Tahun 1974, Pegawai Negeri meliputi ABRI dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

33

 

Sipil, tetapi menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pada pasal

yang sama disebutkan bahwa Pegawai Negeri terdiri: Pegawai Negeri

Sipil; Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu pemakaian nama pegawai

negeri yang bukan Anggota Tentara Nasional Indonesia Indonesia dan

bukan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, disebut dengan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana pada Ps.2(1). Pegawai Negeri

Sipil mempunyai kedudukan sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi

Negara, dan Abdi Masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada

Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah

menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.(ps.3). (Djoko

Prakoso, 1987: 582). Sedang menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun

1999 pada pasal yang sama tidak lagi abdi Negara dan abdi masyarakat,

tetapi kedudukan Pegawai Negeri (1). Sebagai unsur aparatur negara yang

bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,

jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara,

pemerintahan, dan pembangunan. Dalam kedudukan dan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat satu diatas selanjutnya. (2). Pegawai

Negeri Sipil harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik

serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(3). Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2), Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota dan/ atau

pengurus partai politik. Jika diperhatikan dalam ketentuan Peraturan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

34

 

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil pada Kewajiban Pegawai Negeri Sipil, antara lain pada butir:

a. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan

penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

b. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat

menurut bidang tugasnya masing-masing (Djoko Prakoso, 1987:

309).

Berkenaan dengan perubahan paradigma baru di era reformasi masih

ditemui banyak hambatan yang antara lain sebagai penyebab utamanya

adalah pola pikir birokrat (PNS) masih berorientasi sebagai penguasa dari

pada sebagai pelayan publik (Dwiyanto, dalam Eko Prasojo, 2007:2).

7. Kurikulum, Mata diklat, Ringkasan Materi, dan Jadwal Diklat

Pelayanan Publik

a. Kurikulum

Sesuai dengan kompetensi yang diperlukan bagi penyelenggara

pelayanan publik maka kurikulum Diklat Pelayanan Publik

menggabungkan tiga ranah kompetensi yang ada yaitu wawasan,

kemampuan, dan aktualisasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

35

 

b. Mata Diklat

Tabel. 2.1

Mata Pelajaran Diklat Pelayanan Publik

No Mata Pelajaran Jam Pelatihan

( JP ) 1 Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 4 2 Teknis Penyusunan Standar Pelayanan dan

Maklumat Pelayanan 5

3 Mekanisme Penyelenggaraan Survei Kepuasan Masyarakat

4

4 System Informasi Pelayanan Publik 4 5 Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Publik 4 6 Etiket dan Communication Skills 6 7 Pengawasan di Bidang Pelayanan Masyarakat 3 8 Konsultasi dan Pengaduan 3 9 Peradilan Tata Usaha Negara 3 10 Psikologi Pelayanan Publik 4 11 Profesionalisme SDM Pelaksana Pelayanan 3 12 Saran dan Prasarana Pelayanan Publik 3 13 Mekanisme Penyelenggaraan Forum Konsultasi

Publik 4

14 Problematika Kualitas Pelayanan Publik 4 15 Kebijakan Inovasi Pelayanan Publik 4 16 Tata Naskah Dinas 3

Jumlah 61 Sumber : Data Primer ( 2019 )

c. Ringkasan Materi

Materi pokok dan sub materi pokok dari Bahan Ajar Konsep dan

Kebijakan Pelayanan Publik ini adalah sebagai berikut :

1. Konsepsi dan Definisi Pelayanan Publik

a) Pengertian Pelayanan Publik

b) Ruang Lingkup dan Jenis Pelayanan

c) Pendekatan Pelayanan

d) Standar Pelayanan Publik

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

36

 

e) Rangkuman

f) Latihan.

2. Kebijakan Pemerintah tentang Pelayanan Publik

a) Perkembangan Kebijakan Pemerintah tentang Pelayanan

Publik

b) Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur Pelayanan

Publik

c) Rangkuman

d) Latihan.

3. Kedudukan Masyarakat dan Peran Pemerintah dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan

a) Peran Pemerintah dalam Penyelenggaraan Pelayanan

Publik

b) Pergeseran Peran Pemerintah dalam Penyelenggaraan

Pelayanan Publik

c) Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pelayanan

Publik

d) Rangkuman

e) Latihan

d. Metode

Untuk mencapai optimasi pembelajaran, peserta diharapkan dapat

membaca dan memahami setiap pokok bahasan. Adapun untuk

penyampaian materi ditempuh dengan pendekatan andragogi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

37

 

(pembelajaran orang dewasa) melalui ceramah substantif,

diskusi/tanya jawab, dan presentasi.

e. Alat/ Media

Alat atau media yang digunakan untuk proses pembelajaran adalah

modul Diklat Pelayanan Publik dan materi/handout yang

disampaikan oleh Widyaiswara. Referensi lain yang relevan dapat

digunakan untuk memperkaya wacana dan kerangka pikir

khususnya dalam memahami konsepsi dan kebijakan manajemen

pelayanan publik sebagai suatu sistem.

f. Evaluasi

Setiap akhir pembahasan mata diklat, disajikan soal-soal latihan

yang dapat digunakan sebagai media untuk mengingat kembali

materi yang sudah disampaikan. Soal latihan dapat menjadi bahan

diskusi antar peserta dengan arahan dari Widyaiswara.

8. Standar Pelayanan Publik

Bahan ajar ini digunakan dalam Diklat Pelayanan Publik yang

membahas standar pelayanan secara lengkap dan komprehensif mulai

dari konsep, komponen, langkah-langkah penyusunan sampai dengan

bagaimana mengevaluasi dan memperbaiki standar pelayanan yang

telah diberlakukan.

a. Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari keseluruhan bahan ajar ini peserta diklat

diharapkan mampu :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

38

 

1) Memahami arti penting standar pelayanan

2) Memahami konsep dan komponen standar pelayanan

3) Memahami langkah-langkah penyusunan dan evaluasi standar

pelayanan

b. Indikator Keberhasilan

Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta memiliki

kemampuan untuk :

1) Menjelaskan secara rinci konsep dan komponen standar

pelayanan

2) Menjelaskan langkah-langkah penyusunan standar pelayanan

3) Menjelaskan pengembangan mekanisme evaluasi kinerja dan

pengawasan internal.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

39

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Djam’an Satori (2011:23), penelitian kualitatif dilakukan karena

peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat

dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses langkah kerja,

formula suatu resep, pengertian-pengertian tetang suatu konsep yang

beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya,

tata cara suatu budaya, model fisik suatu artefak dan lain sebagainya.

Menurut Sugiyono (2012:9), penelitian kualitatif sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagi

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis

data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

Nana Syaodih Sukmadinata (2011:73) mengemukakan bahwa

penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah

maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai

karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, penelitian

deskriptif kualitatif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

40

 

pengobatan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan

menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan

yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui

observasi.

Berdasarkan keterangan beberapa ahli di atas, disini peneliti

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin

mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan

yang bersifat deskriptif seperti proses langkah kerja dan ingin memperoleh

data yang bersifat apa adanya tanpa adanya perlakuan tertentu. Penelitian

ini akan mengevaluasi proses langkah kerja/ cara kerja penyelenggara

kegiatan diklat teknis pelayanan publik.

B. Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

karena penelitian kualitatif berangkat dari masalah tertentu yang ada pada

situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke

populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang

memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Spradley (dalam Sugiyono, 2009:215) mengungkapkan bahwa dalam

penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan

social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu

tempat (place), pelaku (actors), aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

41

 

Menurut Sugiyono (2009:216), sampel dalam penelitian kualitatif

bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan,

informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam sistem kediklatan

sebagaimana dikemukakan oleh Budiandono, terdapat terdapat lima proses

yang saling berhubungan, yaitu: proses penentuan kebutuhan diklat, proses

penetapan kelembagaan diklat, proses perencanaan desain program diklat,

proses pelaksanaan penyelenggaraan diklat, dan proses pelaksanaan

evaluasi diklat (Budiandono,1986:24).

Penelitian di sini diarahkan pada proses pelaksanaan evaluasi

penyelenggaraan diklat teknis, yaitu pelayanan akademik penyelenggaraan

diklat teknis pelayanan publik pada UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai tahun 2019.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2002:84).

Instrumen penelitian perlu dibedakan dengan metode penelitian, karena

ada keterkaitan antara keduanya sehingga sering dikacaukan, yaitu bahwa

dalam menerapkan metode penelitian dipergunakan instrumen penelitian

( Hasan, 2002:77 )

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Peneliti sendiri;

2. Pedoman Review Dokumen;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

42

 

3. Pedoman Observasi;

5. Pedoman Wawancara;

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Agar proses pengumpulan data berlangsung secara teratur, logis,

sistematis dan sukses, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh peneliti,

yaitu :

a) Mempersiapkan instrumen

b) Mempersiapkan sumber data

c) Mempersiapkan operator instrumen

d) Melaksanakan pengumpulan data (Irawan, 1999: 211)

Dalam penelitian ini berhubung menggunakan pendekatan

kualitatif, maka peneliti tidak menggunakan operator instrumen,

kolektornya adalah peneliti sendiri. Adapun mekanisme pengumpulan

datanya pertama-tama peneliti merekonstruksi pengamatan selama ini,

kemudian menelaah teori dari kepustakaan yang relevan, selanjutnya

mempelajari dokumen tentang standar penyelenggaraan diklat, dokumen

laporan penyelenggaraan diklat, dan laporan hasil evaluasi tentang

penyelenggaraan.

Di samping itu peneliti mengarahkan dan mengamati jalannya

Fokus Group Discussion (FGD) dari penyelenggara diklat yang ditentukan

guna membahas pengalaman mereka dan saran pemikiran mereka terkait

dengan penyelenggaraan diklat. Dari semua hasil telaah direkam dalam

catatan lapangan, selanjutnya peneliti mereduksi catatan lapangan dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

43

 

mengkonfirmasi konsep-konsep yang ditemukan di lapangan melalui

interview atau wawancara mendalam dengan sejumlah informan terpilih.

E. Teknik Analisa Data

Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles

and Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013: 337). Secara lebih jelas

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh sumber data. Dalam penelitian ini pengumpulan

data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Setelah data terkumpul disajikan dalam bentuk hasil wawancara,

hasil studi dokumentasi dan deskripsi hasil pengamatan.

2) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data alam penelitian dimaksudkan untuk merangkum data

yang telah dipilah yang berupa hal-hal yang pokok dan penting.

3) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan hasil dari reduksi data, yang disajikan

dalam bentuk laporan secara sistematis yang mudah dibaca atau

dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya dalam

konteks sebagai pernyataan. Penyajian data ini bisa berbentuk grafik,

tabel, matrik atau bagan informasi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

44

 

4) Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Selanjutnya langkah verifikasi yang merupakan upaya untuk mencari

makna data yang dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti mengambil

kesimpulan terhadap data yang telah direduksi ke dalam laporan

secara sistematis dengan cara membandingkan, menghubungkan, dan

memilih data yang mengarah kepada pemecahan masalah. Langkah-

langkah verifikasi data sebagai berikut:

a. Membandingkan antara hasil studi dokumenter dengan hasil

informasi dari hasil wawancara ataupun observasi.

b. Mengidentifikasi data-data yang terkait dengan fokus

penelitian.

c. Menarik simpulan serta saran-saran terhadap masalah yang

telahditeliti.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

78

 

DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwirio, Soebagio, (1993), Manajemen Training, Pedoman Praktis Bagi Penyelenggara Training, Cet.1, Jakarta: Balai Pustaka

Adi Gunawan, (2002), Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris,

Surabaya: Kartika Budiandono, D. (1986), Perencanaan dan Penyelenggaraan Latihan Tenaga

Kerja, Jakarta: Penerbit Bhatara Karya Aksara Eko Prasojo, (2007), Tinjauan Kritis Dan Arah Pertumbuhan Reformasi

Birokrasi Di Indonesia, Makalah pada Seminar Nasional, Reformasi Birokrasi di Indonesia Quo Vadis. Semarang : Magister Administrasi Publik

Hasibuan, S.P.Malayu. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :

Gunung Agung Iqbal, Hasan, M, (2002), Pokok-Pokok Materi, Metodologi Penelitian, Dan

Aplikasinya, Jakarta: PT Ghalia Indonesia Kurniawan, Agung (2005), Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaruan Laporan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peningkatan

Pelayanan Publik Tahun 2019, Gunungkidul: UPT Balai Diklat Pegawai Moleong, Lexy J. (2002), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Nana Sudjana, (1987), Tuntunan Penyusunan Karya ilmiah Makalah-Skripsi-

Tesis-Disertasi, Bandung: Sinar Baru Algensindo Oemar Hamalik, (2005), Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen

Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara Prasetya Irawan, (1999), Logika Penelitian dan Prosedur Penelitian, Pengantar

Teori dan Panduan Prktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, Jakarta: STIA-LAN Press

Suharso, dan Ana Retnoningsih, (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan

Pertama, Semarang: Widya Karya Syamsi, Ibnu (1988). Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen.Yogyakarta :

Balai Pembangunan Administrasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1058/1/172803888 EKO SUSILO 1-3.pdfumumnya terdorong dengan adanya promosi, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, adanya inisiatif, kreativitas,

79

 

Sugiyono, (2002), Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Kesembilan,

Bandung: Penerbit Alfabeta Thoha, Miftah, (2005) Manajemen Kepegawaian Sipil. Jakarta : Kencana Tulus, Agus, (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama https://www.menpan.go.id/site/publikasi/unduh-dokumen-2/standar-pelayanan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 53 Tahun 2013 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengelola Pendidikan dan Pelatihan

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Publik Buku Inventaris UPT Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Tahun 2019

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at