WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

20
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RASIO PATI SAGU DAN ALGINAT DALAM PEMBUATAN BUBBLE PROBIOTIK (BUTIK) UNTUK ANEKA MINUMAN SEGAR (FRESH DRINK) BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Widia Fitri NIM. 1006121844 Angkatan 2010 Bean Rizki Ismail NIM. 1206112127 Angkatan 2012 Agustian Randa NIM. 1206112177 Angkatan 2012 Opi Agustia Adilta NIM. 1206136641 Angkatan 2012 UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

description

bubble probiotik sagu alginate

Transcript of WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

Page 1: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

RASIO PATI SAGU DAN ALGINAT DALAM PEMBUATAN BUBBLE PROBIOTIK

(BUTIK) UNTUK ANEKA MINUMAN SEGAR (FRESH DRINK)

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Widia Fitri NIM. 1006121844 Angkatan 2010

Bean Rizki Ismail NIM. 1206112127 Angkatan 2012

Agustian Randa NIM. 1206112177 Angkatan 2012

Opi Agustia Adilta NIM. 1206136641 Angkatan 2012

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

i

Page 3: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

ii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN USULAN PKM-P ............................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

RINGKASAN .............................................................................................. 1

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2.Tujuan Khusus .................................................................................... 2

1.3. Luaran yang Diharapkan .................................................................... 3

1.4. Manfaat ............................................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1. Probiotik ......................................................................................... 3

2.2. Enkapsulasi ..................................................................................... 4

2.3. Viabilitas Probiotik Terenkapsulasi ................................................. 5

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 6

3.1. Tempat dan Waktu .......................................................................... 6

3.2. Bahan dan Alat ............................................................................... 6

3.3. Metode Penelitian ........................................................................... 7

3.4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 7

3.5. Analisis Data................................................................................... 8

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................... 8

4.1. Anggaran Biaya .............................................................................. 8

5.2. Jadwal Kegiatan .............................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 11

Page 4: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

1

RINGKASAN

Probiotik adalah mikroorganisme tahan cerna yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan

kesehatan dengan cara meminimalisir mikroba jahat yang terdapat dalam sistem pencernaan.

Bakteri yang telah teruji sebagai probiotik adalah Lactobacillus acidophilus. Salah satu cara

untuk mempertahankan kelangsungan hidup (viabilitas) sel probiotik adalah dengan metode

enkapsulasi. Material yang dapat digunakan sebagai bahan enkapsulasi sel dapat berupa polimer

protein atau karbohidrat, misalnya alginat dan pati.

Alginat banyak digunakan dalam enkapsulasi sel karena mudah digunakan, non-toksik

dan harganya relatif lebih murah. Selain alginat, berbagai jenis pati juga dapat digunakan sebagai

bahan enkapsulasi. Pati sagu merupakan jenis pati yang sedang gencar dikembangkan sebagai

potensi lokal di Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di uji mengenai subtitusi

pati sagu dan alginat sebagai bahan enkapsulasi sel probiotik (L.acidophilus).

Dewasa ini mulai berkembang berbagai jenis minuman segar dengan penambahan

bubble. Misalnya, green tea bubble, pudding bubble, juice bubble dan sebagainya. Bubble yang

ada dipasaran pada umumnya merupakan olahan dari 100% tepung tapioka dan tidak memiliki

fungsi fisiologis. Enkapsulasi sel probiotik (L.acidophilus) yang akan dilakukan diharapkan

dapat menggantikan bubble yang beredar dipasaran.

Penelitian akan dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini

adalah: A1 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (20:80); A2 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (30:70)

A3 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (40:60), A4 Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (50:50). Semua

sampel perlakuan dianalisis dan dilakukan penentuan parameter terbaik berdasarkan total BAL,

dan viabilitas sel pada kondisi setelah disimpan dalam kondisi asam (pH rendah), suhu rendah

dan dalam minuman segar ( dalam hal ini minuman green tea).

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesehatan adalah hal yang sangat penting dijaga agar kita tetap dapat menjalankan

aktifitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang adalah

pola makannya. Pola makan yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan dengan kadar gula

dan lemak yang tinggi serta rendah serat dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit

degeneratif seperti obesitas, diabetes, jantung koroner, dan sebagainya. Oleh sebab itu saat ini

mulai dikembangkan produk olahan pangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi saja

namun juga dapat menjaga kesehatan yang mengkonsumsinya. Produk pangan yang demikian

lebih dikenal dengan istilah pangan fungsional.

Probiotik adalah mikroorganisme tahan cerna yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan

kesehatan dengan cara meminimalisir mikroba jahat yang terdapat dalam sistem pencernaan.

Page 5: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

2

Salah satu bakteri yang telah teruji sebagai probiotik adalah Lactobacillus acidophilus. Produk

pangan fungsional yang mengandung probiotik pada umumnya adalah berbagai jenis produk

fermentasi susu. Misalnya yoghurt, soyghurt dan yakult.

Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup (viabilitas) sel probiotik

adalah dengan metode enkapsulasi. Enkapsulasi akan mempertahankan viabilitas dan melindungi

probiotik dari kerusakan akibat kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti

penyimpanan suhu rendah, pemanasan, kondisi asam, senyawa kimia dan sebagainya. Bahan

yang umum digunakan untuk enkapsulasi adalah berbagai jenis polisakarida dan protein seperti

pati, alginat, gum arab, gelatin, karagenan, albumin dan kasein. Alginat banyak digunakan dalam

enkapsulasi sel karena mudah digunakan, non-toksik dan harganya relatif lebih murah.

Penggunaan pati sagu dewasa ini telah mendapat perhatian sebagai potensi lokal di

Indonesia. Menurut Jong dan Widjono (2007) sekitar 50% potensi sagu di dunia ada di

Indonesia. Karena itu Indonesia berpeluang besar sebagai pelopor industri pengolahan pati sagu.

Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan usaha pengembangan penggunaan pati sagu baik

dalam industri pangan maupun non pangan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah

meningkatkan penggunaan pati sagu sebagai bahan substitusi alginat dalam pembuatan

enkapsulasi sel probiotik.

Di Indonesia saat ini mulai berkembang berbagai jenis minuman segar dengan

penambahan bubble. Misalnya, green tea bubble, pudding bubble, juice bubble dan sebagainya.

Bubble yang ada dipasaran pada umumnya merupakan olahan dari 100% tepung tapioka dan

tidak memiliki fungsi fisiologis. Pembuatan enkapsulasi sel probiotik berbasis pati sagu dan

alginat diharapkan dapat dikembangkan menjadi bubble probiotik sebagai pengganti bubble yang

ada dipasaran. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian Rasio Alginat dan Pati Sagu dalam

Pembuatan Bubble Probiotik (BUTIK) untuk Aneka Minuman Segar (Fresh Drink).

1.2.Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rasio alginat dan pati sagu yang terbaik

dalam pembuatan bubble probiotik (BUTIK), serta melihat jumlah sel hidup setelah disimpan

dalam kondisi asam (pH rendah), suhu rendah dan dalam minuman segar.

Page 6: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

3

1.3.Luaran yang diharapkan

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan formulasi produk bubble terbaik yang

memenuhi standar pangan probiotik.

1.4.Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah diversifikasi produk olahan pati sagu berbasis bubble

probiotik, meningkatkan nilai ekonomi pati sagu yang belum dimanfaatkan dengan optimal dan

menganekaragamkan penggunaan pati sagu sebagai bahan enkapsulasi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Probiotik

Probiotik adalah makanan atau suplemen makanan yang memberikan manfaat kesehatan

terhadap yang mengkonsumsinya. Istilah “probiotik” digunakan untuk mikroorganisme secara

luas, yang umumnya merupakan jenis bakteri dan khamir. Karena mikroorganisme ini dapat

tetap hidup hingga mencapai usus dan memberikan manfaat bagi kesehatan. Sebagian besar

bakteri asam laktat (BAL) adalah probiotik yang penting yang diketahui memberikan efek

terhadap system pencernaan manusia (Burgain et al, 2011). Beberapa strain BAL yang telah

teruji sebagai probiotik adalah Bifidobacterium, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus casei dan

Lactobacillus acidophilus karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri

patogen enterik (Homayuoni et al, 2012).

Menurut Kanbe (1992) L. acidophilus banyak ditemukan pada bagian awal usus besar

dan bagian akhir usus halus. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini memiliki ketahanan

terhadap enzim dalam air liur, asam lambung dan garam empedu sehingga mampu mencapai

usus halus dalam keadaan hidup. Keberadaan bakteri ini di dalam usus dapat meminimalisir

bakteri patogen yang tumbuh dan dapat menimbulkan berbagai bentuk penyakit gastroenteritis.

Mekanisme kinerja bakteri ini adalah dengan memproduksi berbagai zat metabolit seperti asam

organik sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri patogen yang tidak tahan asam.

Produk berbasis probiotik berkembang dengan pesat dewasa ini. Terutama produk yang

memanfaatkan bakteri asam laktat. Produk tersebut berupa hasil fermentasi susu yang dapat

Page 7: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

4

digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan (Rahman et al, 1992). Produk seperti ini

telah banyak ditemukan di pasaran, seperti minuman yoghurt, yakult dan soyghurt. Oleh sebab

itu saat ini banyak penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hal ini lebih lanjut.

Beberapa produk hasil penelitian yang memanfaatkan BAL, terutama L. acidophilus adalah

pembuatan es krim yoghurt sinbiotik (Stefani, 2008), soyghurt (Ramadhan, 2012), es krim

(Ferraz et al, 2012), dan es krim sinbiotik (Pandiyan et al, 2012).

2.2. Enkapsulasi

Enkapsulasi merupakan proses mekanis untuk memerangkap suatu bahan kedalam suatu

material sehingga dihasilkan partikel yang lebih besar dari ukuran semula (Chen and Chen, 2007

dalam Burgain et al, 2011). Bahan yang di enkapsulasi disebut material inti yang terdispersi

didalam sebuah matrik yang disebut dengan selubung (coating) atau kulit (shell). Untuk lebih

jelasnya sistem enkapsulasi dapat dilihat pada gambar 1.

matrik Bahan material inti matrik

Kulit

Kulit

(a) (b) (c)

Gambar 1. Skema gambaran sistem enkapsulasi: (a) matrik, (b) bahan, (c) bahan

terenkapsulasi

Metode enkapsulasi ini dapat digunakan untuk melindungi sel bakteri dari kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan seperti suhu pembekuan dan pemanasan (Jurkiewicz,

2009). Material yang dapat digunakan sebagai bahan enkapsulasi sel dapat berupa polimer

protein atau karbohidrat. Misalnya alginat, gum gellan dan gum xanthan, κ-karagenan, kitosan,

pati, gelatin, protein susu,dan sebagainya (Burgain et al, 2011).

Alginat secara alami didapatkan dari ekstraksi polisakarida berbagai spesies alga dan

tersusun atas asam β-D-mannuronat dan asam α-L-guluronat. Alginat lebih banyak digunakan

dalam mengenkapsulasi sel probiotik karena mudah digunakan, bersifat non-toksik,

Page 8: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

5

biokompatibel, harganya relatif murah (Burgain et al 2011), tidak menghilangkan aktivitas

biologis sel, membentuk matriks secara lembut dengan CaCl2 yang dapat menyerap material

sensitif seperti sel bakteri probiotik, serta sel dapat release (Kailasapthy, 2002).

Bahan lain yang dapat digunakan untuk enkapsulasi sel adalah berbagai jenis pati. Salah

satu jenis pati yang sangat potensial dan sedang dikaji pemanfaatannya di Indonesia adalah pati

sagu. Sagu merupakan penghasil pati yang jauh lebih efisien dibanding komoditas penghasil

pati lain, dan dengan kelimpahannya, pemanfaatannya untuk industri tidak mengancam

ketersediaannya sebagai pangan. Menurut Jong dan Widjono (2007) sekitar 50 % produksi pati

sagu dunia berasal dari Indonesia. Karena itu Indonesia mempunyai peluang amat besar untuk

menjadi pelopor dalam modernisasi industri pengolahan sagu.

Penelitian terdahulu yang telah mengembangkan pati sebagai bahan enkapsulasi sel

seperti Wijayanti (2010) enkapsulasi menggunakan campuran natrium alginat dan tepung tapioka

yang di aplikasikan untuk pupuk biologis. Formula natrium alginat : tepung tapioka dengan

perbandingan 2 : 1 (b/v) merupakan formula bahan pembawa terbaik yang mempertahankan

viabilitas sel A. brasilense selama 40 hari masa simpan.

2.6. Viabilitas Probiotik terenkapsulasi

Metode enkapsulasi telah banyak dikembangkan untuk mempertahankan viabilitas

(kelangsungan hidup) sel. Salah satu syarat suatu isolat bakteri dapat dikategorikan sebagai

probiotik adalah mampu bertahan pada kondisi asam lambung. Karena untuk mencapai usus,

sebelumnya bakteri harus berada dalam lambung yang memiliki pH sekitar 2,5 selama ± 90

menit (Jacobsen et al, 1999, Chou dan Weimer, 1999). Sehingga isolat yang digunakan sebagai

probiotik harus mampu bertahan dalam kondisi tersebut. Hasil penelitian Chou dan Weimer

(1999) menunjukkan bahwa 7 Isolat L.acidophilus yang di uji dapat bertahan selama 90 menit

pada pH 3,5.

Minuman segar (fresh drink) adalah minuman yang memberikan efek segar dan

umumnya memiliki suhu rendah. Karena dalam pembuatannya ditambahkan es atau disimpan

pada kondisi suhu refrigerator (pendingin), sehingga memberikan rasa segar. Menurut Tamime

dan Robinson (2000) suhu optimum pertumbuhan L. acidophilus adalah 35-45°C dan tidak

terjadi pertumbuhan pada suhu kurang dari 15°C. Penambahan enkapsulasi bakteri (bubble)

dalam fresh drink ini akan memberikan efek terhadap viabilitas isolat bakteri tersebut. Sehingga

Page 9: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

6

pengujian viabilitas tidak hanya dilakukan pada kondisi asam (pH rendah) namun juga dilakukan

pada suhu rendah.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini di rencanakan berlangsung selama 4 bulan yaitu bulan Maret-Mei 2014 di

Laboratorium Analisis dan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu Tahap I: Pembuatan bubble probiotik dan

Tahap II: Pengujian kualitas bubble probiotik. Untuk lebih jelasnya masalah ini dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian Rasio Pati Sagu dan Alginat dalam Pembuatan Bubble

Probiotik (BUTIK) untuk Aneka Minuman segar (Fresh Drink)

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung alginat, pati sagu, isolat

Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Pangan

dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, bubuk green tea,

gula pasir, susu kental manis, MRS Agar, MRS Broth, CaCl2, HCl, NaCl, NaOH, alkohol,

akuades steril, spiritus, aluminium foil, kapas, tisu, karet gelang dan bahan kimia lain.

Peralatan yang digunakan adalah tabung reaksi, pompa dan jarum suntik, pipet ukur, jarum

ose, hockey stick, inkubator, lampu bunsen, neraca analitik, laminar air flow, erlemeyer, gelas

ukur, gelas piala, homogenizer, refrigerator, freezer, autoclave, cawan petri, magnetik stirer, pH

meter, pumppipet, nampan, spatula, kertas label, selotip dan perlengkapan alat tulis lainnya.

L. acidophilus Enkapsulasi Pengujian

kualitas Bubble probiotik

Page 10: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

7

3.3. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini

adalah:

A1 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (20:80) v/v kultur L. acidophilus

A2 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (30:70) v/v kultur L. acidophilus

A3 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (40:60) v/v kultur L. acidophilus

A4 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (50:50) v/v kultur L. acidophilus

Model matematis Rancangan Acak Lengkap yaitu:

Yij = μ + τi + εij

Keterangan :

Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ : Rataan Nilai dari seluruh perlakuan

τi : Pengaruh perlakuan ke-i

εij : Pengaruh Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.4.Pelaksanaan Penelitian

1. Enkapsulasi L. acidophilus (Bubble Probiotik)

Tahap ini diawali dengan sterilisasi peralatan, pembuatan media, perbanyakan bakteri L.

acidophilus. Kemudian dilanjutkan dengan enkapsulasi L. acidophilus (pembuatan bubble

probiotik) sesuai dengan perlakuan yang telah ditetapkan. Pembuatan bubble dilakukan dengan

metode ekstrusi, yaitu dengan cara menambahkan mikroorganisme probiotik ke dalam larutan

enkapsulasi, kemudian diteteskan ke dalam larutan pengeras (CaCl2) menggunakan jarum suntik

sehingga terbentuk bubble (lihat gambar 3).

2. Pengujian kualitas

Pengujian kualitas bubble probiotik dilakukan dengan menganalisis dan menentukan

perlakuan terbaik berdasarkan parameter pengamatan terhadap total BAL, viabilitas sel pada

kondisi asam (pH rendah), suhu rendah dan dalam minuman segar (dalam hal ini minuman green

tea).

Page 11: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

8

Perhitungan koloni BAL dihitung dengan rumus:

umlah per ml = umlah koloni

aktor pengenceran

Dan viabilitas BAL dihitung dengan rumus:

iabilitas = otal sebelum dicampur c u ml

otal sesudah dicampur c u ml

Viabilitas BAL dinyatakan dalam %. Semakin banyak penurunan jumlah sel setelah

inkubasi maka semakin tidak tahan bakteri tersebut terhadap pH rendah, suhu rendah dan dalam

minuman segar (green tea).

Pati sagu+alginat suspensi L.acidophilus

Sel L.acidophilus

Pati sagu+alginat

Gambar 3. Skema pembuatan Bubble Probiotik (L.acidophilus)

3.5.Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analysis of Variance

(ANOVA). Jika F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel maka analisis akan dilanjutkan

dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.

Pencampuran

CaCl2

Page 12: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan penunjang 2.930.000

2. Bahan habis pakai 4.426.000

3. Perjalanan 310.000

4. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan. 1.870.000

Jumlah 9.536.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4

1. Penyiapan bahan baku dan peralatan

2. Perbanyakan Bakteri L. acidophilus

3. Pembuatan Bubble L. acidophilus

4. Pengujian Kualitas Bubble

5. Penulisan Laporan Hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ferraz, L.J.; C.A. Cruz; R.S. Cadena; M.Q. Freitas; U.M. Pinto; C.C. Carvalho; J.A.F. Faria dan

H.M.A. Bolini. 2012. Sensory Acceptance and Survival of Probiotic Bacteria in Ice

Cream Produced with Different Overrun Levels. Journal of Food Science. Vol. 71 No.

1. Hal:24-28.

Homayouni, A., M. R. Ehsani, A. Azizi, M. S. Yarmand dan S. H. Razavi. 2007b. Effect of

Lecithin and Calcium Chloride Solution on The Microencapsulation Process Yield

of Calcium Alginate Beads. Iranian Polymer Journal. 16(9): 597–606.

Page 13: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

10

Jacobsen, C. N., V. R. Nielsen, A. E. Hayford, P. L. Moller dan M. Jakobsen. 1999. Screening

of probiotic activities of forty seven strains of Lactobacillus spp. by in vitro

techniques and evaluation of the colonization ability of five selected strains in

human. J Appl Env Microbiol 65: 4949-4956.

Jong, F.S dan A. Widjono. 2007. Sagu: Potensi Besar Pertanian Indonesia. IPTEK Tanaman

Pangan Vol. 2 No.1, Hal: 54-65.

Jurkiewicz, C; M.P.M. Boscarioli; F.G Ferreira; E.P. Ribeiro; W. P. Prieto; L. Kunigk. 2009.

Microencapsulation of Probiotic Bacteria with Alginate and Prebiotic and

Evaluation of Survival in Ice Cream. Maua Institute of Technology. Brazil.

Kailasapathy, K. 2002. Microencapsulation of probiotic bacteria: technology and potential

applications. Centre for Advanced Food Research, University of Western Sydney,

Locked Bag 1797, SPDC, NSW 1797, Australia.

Kanbe, M. 1992. Uses of intestinal lactic acid bacteria and health. Di dalam: Nakazawa, Y.

and A. Hosono (Editors). Function of Fermented Milk: Chalenges for The Health

Science. Elsevier Applied Science Publishers, London.

Pandiyan, C; A.R. Villi; G. Kumaresan; B. Murugan dan T.R. Gopalakrishnamurthy. 2012. In

vivo and In vitro effect of in Synbiotic Ice Cream Enriched with Whey Protein

Concentrate. International Food Research Journal, Vol.19 No.2, Hal: 441-446.

Rahman, A; S. Fardiaz; W. P. Rahayu; Suliantari dan C. C. Nurwitri. 1992. Teknologi

Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ramadhan, J.A. 2012. Kualitas Soyghurt dengan Variasi Rasio Susu Rendah Lemak. Skripsi.

Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru.

Stefani. 2008. Karakteristik Mikrobiologis Es Krim Yogurt Sinbiotik Selama Penyimpanan.

Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tamime, A.Y dan R. K. Robinson. 2000. Yoghurt Second Edition. Woodhead Publishing

Limited. England.

Wijayanti, G. 2010. Viabilitas Azospirillum brasilense pada Enkapsulasi Menggunakan

Campuran Natrium Alginat dan Tepung Tapioka. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 14: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

I. Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Widia Fitri

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4 NIM 1006121844

5 Tempat dan Tanggal Lahir Ujung Batu, 17 Agustus 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085274238505

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 002 Rambah SMPN 1 Rambah SMAN 1 Rambah

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

II. Biodata anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Bean Rizqi Ismail

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4 NIM 1206112127

5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 18 Mei 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 081363785643

Page 15: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

12

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 006 Teluk

Kuantan

SMPN 1 Teluk

Kuantan

SMAN 1 Teluk

Kuantan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

III. Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Agustian Randa

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4 NIM 1206112177

5 Tempat dan Tanggal Lahir Payakumbuh, 09 Agustus 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085271489547

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Taruna Andalan

Pangkalan Kerinci

SMP BERNAS

Pangkalan Kerinci

SMAN 1 Pangkalan

Kerinci

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

IV. Biodata Anggota3

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Opi Agustia adilta

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4 NIM 1206136641

Page 16: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

13

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pulau Godang Kari, 6 Agustus 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085374588816

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 012 Koto Kari SMPN 4 Teluk

Kuantan

SMAN 1 Teluk

Kuantan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi

lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 PASKIBRAKA Kab. Kuantan singing PURNA

PASKIBRAKA

Indonesia

2010

2 -

Page 17: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

14

Lampiran 2. Justfikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Keterangan

Erlenmeyer 7 pcs 1 kotak/7 pcs 450.000 450.000

Cawan petri 26 pcs 1 kotak/18 pcs 380.000 570.000

Gelas ukur 100 mL 2 pcs 1 pcs 25.000 50.000

Freezer/refrigerator 1 pcs 1 pcs 1.500.000 1.200.000

pH meter 1 pcs 1 pcs 500.000 500.000

Timbangan 1 pcs 1 pcs 150.000 150.000

Cup 14 Oz 1 bungkus 1 bungkus 10.000 10.000

SUB TOTAL (Rp) 2.930.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakain

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Keterangan

Kultur L.acidophilus 15 mL 10 mL 300.000 600.000

MRS Agar 500 gram 500 gram 1.500.000 1.500.000

MRS Broth 250 gram 500 gram 2.100.000 1.050.000

Pati Sagu 200 gram 1 Kg 7.000 7.000

Alginat 200 gram 1 Kg 300.000 60.000

Green tea bubuk 150 gram 150 gram 50.000 50.000

Creamer 250 gram 250 gram 20.000 20.000

Gula pasir 2 kg 1 kg 14.000 28.000

Susu kental manis 3 kaleng 1 kaleng 9.000 27.000

CaCl2 200 gram 500 gram 600.600 245.000

HCl 100 mL 1 L 686.000 70.000

Alkohol 10 L 1 L 35.000 350.000

Aquades 10 L 1 L 3.000 30.000

Spiritus 5 L 1 botol 19.000 95.000

Aluminium foil 1 pcs 1 pcs 30.000 30.000

NaCl 100 gram 500 gram 447.000 90.000

NaOH 100 gram 500 gram 404.000 90.000

Kapas 1Bal 1 Bal 25.000 25.000

Plastik ½ kg 1 Kg 50.000 25.000

Kain kasa 3 gulung 1 gulung 3.000 9.000

Karet gelang ¼ kg 1 kg 20.000 5.000

Page 18: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

15

Tisu gulung 10 gulung 1 gulung 2.000 20.000

SUB TOTAL (Rp) 4.426.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Perjalanan

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan

Perjalanan ke

toko bahan

20 Km 5 kali 10.000 50.000

Perjalanan ke

toko peralatan

40 Km 3 kali 20.000 60.000

Perjalanan ke

laboratorium

20 Km 20 kali 10.000 200.000

SUB TOTAL 310.000

4. Lain-lain

Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan

Kertas label 1 bungkus 10.000 10.000

Log Book 2 pcs 25.000 50.000

Alat tulis 1 kotak 50.000 50.000

Penggandaan Proposal 20 rangkap 20.000 400.000

Dokumentasi 30 lembar 2.000 60.000

Seminar 2 kali 500.000 1.000.000

Administrasi 1 kali 300.000 300.000

SUB TOTAL (RP) 1.870.000

Total (Keseluruhan) 9.536.000

Page 19: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelit dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program

Studi

Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Widia Fitri THP Mikrobiologi

Pangan

42 jam Perbanyakan

dan

Perhitungan

bakteri

2 Bean Rizki Ismail THP Analisis pangan 28 jam Pengujian

BUTIK

3 Agustian Randa THP Pengolahan

Pangan

28 jam Pembuatan

BUTIK

4 Opi Agustia Adilta THP Pengolahan

Pangan

28 jam Pembuatan

BUTIK

Page 20: WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP

17