WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP
-
Upload
widia-fitri -
Category
Documents
-
view
42 -
download
6
description
Transcript of WidiaFitri_UniversitasRiau_PKMP
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RASIO PATI SAGU DAN ALGINAT DALAM PEMBUATAN BUBBLE PROBIOTIK
(BUTIK) UNTUK ANEKA MINUMAN SEGAR (FRESH DRINK)
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Widia Fitri NIM. 1006121844 Angkatan 2010
Bean Rizki Ismail NIM. 1206112127 Angkatan 2012
Agustian Randa NIM. 1206112177 Angkatan 2012
Opi Agustia Adilta NIM. 1206136641 Angkatan 2012
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN USULAN PKM-P ............................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
RINGKASAN .............................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2.Tujuan Khusus .................................................................................... 2
1.3. Luaran yang Diharapkan .................................................................... 3
1.4. Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
2.1. Probiotik ......................................................................................... 3
2.2. Enkapsulasi ..................................................................................... 4
2.3. Viabilitas Probiotik Terenkapsulasi ................................................. 5
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 6
3.1. Tempat dan Waktu .......................................................................... 6
3.2. Bahan dan Alat ............................................................................... 6
3.3. Metode Penelitian ........................................................................... 7
3.4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 7
3.5. Analisis Data................................................................................... 8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................... 8
4.1. Anggaran Biaya .............................................................................. 8
5.2. Jadwal Kegiatan .............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 11
1
RINGKASAN
Probiotik adalah mikroorganisme tahan cerna yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan
kesehatan dengan cara meminimalisir mikroba jahat yang terdapat dalam sistem pencernaan.
Bakteri yang telah teruji sebagai probiotik adalah Lactobacillus acidophilus. Salah satu cara
untuk mempertahankan kelangsungan hidup (viabilitas) sel probiotik adalah dengan metode
enkapsulasi. Material yang dapat digunakan sebagai bahan enkapsulasi sel dapat berupa polimer
protein atau karbohidrat, misalnya alginat dan pati.
Alginat banyak digunakan dalam enkapsulasi sel karena mudah digunakan, non-toksik
dan harganya relatif lebih murah. Selain alginat, berbagai jenis pati juga dapat digunakan sebagai
bahan enkapsulasi. Pati sagu merupakan jenis pati yang sedang gencar dikembangkan sebagai
potensi lokal di Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di uji mengenai subtitusi
pati sagu dan alginat sebagai bahan enkapsulasi sel probiotik (L.acidophilus).
Dewasa ini mulai berkembang berbagai jenis minuman segar dengan penambahan
bubble. Misalnya, green tea bubble, pudding bubble, juice bubble dan sebagainya. Bubble yang
ada dipasaran pada umumnya merupakan olahan dari 100% tepung tapioka dan tidak memiliki
fungsi fisiologis. Enkapsulasi sel probiotik (L.acidophilus) yang akan dilakukan diharapkan
dapat menggantikan bubble yang beredar dipasaran.
Penelitian akan dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini
adalah: A1 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (20:80); A2 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (30:70)
A3 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (40:60), A4 Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (50:50). Semua
sampel perlakuan dianalisis dan dilakukan penentuan parameter terbaik berdasarkan total BAL,
dan viabilitas sel pada kondisi setelah disimpan dalam kondisi asam (pH rendah), suhu rendah
dan dalam minuman segar ( dalam hal ini minuman green tea).
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting dijaga agar kita tetap dapat menjalankan
aktifitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang adalah
pola makannya. Pola makan yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan dengan kadar gula
dan lemak yang tinggi serta rendah serat dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit
degeneratif seperti obesitas, diabetes, jantung koroner, dan sebagainya. Oleh sebab itu saat ini
mulai dikembangkan produk olahan pangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi saja
namun juga dapat menjaga kesehatan yang mengkonsumsinya. Produk pangan yang demikian
lebih dikenal dengan istilah pangan fungsional.
Probiotik adalah mikroorganisme tahan cerna yang bila dikonsumsi dapat meningkatkan
kesehatan dengan cara meminimalisir mikroba jahat yang terdapat dalam sistem pencernaan.
2
Salah satu bakteri yang telah teruji sebagai probiotik adalah Lactobacillus acidophilus. Produk
pangan fungsional yang mengandung probiotik pada umumnya adalah berbagai jenis produk
fermentasi susu. Misalnya yoghurt, soyghurt dan yakult.
Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup (viabilitas) sel probiotik
adalah dengan metode enkapsulasi. Enkapsulasi akan mempertahankan viabilitas dan melindungi
probiotik dari kerusakan akibat kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti
penyimpanan suhu rendah, pemanasan, kondisi asam, senyawa kimia dan sebagainya. Bahan
yang umum digunakan untuk enkapsulasi adalah berbagai jenis polisakarida dan protein seperti
pati, alginat, gum arab, gelatin, karagenan, albumin dan kasein. Alginat banyak digunakan dalam
enkapsulasi sel karena mudah digunakan, non-toksik dan harganya relatif lebih murah.
Penggunaan pati sagu dewasa ini telah mendapat perhatian sebagai potensi lokal di
Indonesia. Menurut Jong dan Widjono (2007) sekitar 50% potensi sagu di dunia ada di
Indonesia. Karena itu Indonesia berpeluang besar sebagai pelopor industri pengolahan pati sagu.
Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan usaha pengembangan penggunaan pati sagu baik
dalam industri pangan maupun non pangan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan penggunaan pati sagu sebagai bahan substitusi alginat dalam pembuatan
enkapsulasi sel probiotik.
Di Indonesia saat ini mulai berkembang berbagai jenis minuman segar dengan
penambahan bubble. Misalnya, green tea bubble, pudding bubble, juice bubble dan sebagainya.
Bubble yang ada dipasaran pada umumnya merupakan olahan dari 100% tepung tapioka dan
tidak memiliki fungsi fisiologis. Pembuatan enkapsulasi sel probiotik berbasis pati sagu dan
alginat diharapkan dapat dikembangkan menjadi bubble probiotik sebagai pengganti bubble yang
ada dipasaran. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian Rasio Alginat dan Pati Sagu dalam
Pembuatan Bubble Probiotik (BUTIK) untuk Aneka Minuman Segar (Fresh Drink).
1.2.Tujuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rasio alginat dan pati sagu yang terbaik
dalam pembuatan bubble probiotik (BUTIK), serta melihat jumlah sel hidup setelah disimpan
dalam kondisi asam (pH rendah), suhu rendah dan dalam minuman segar.
3
1.3.Luaran yang diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan formulasi produk bubble terbaik yang
memenuhi standar pangan probiotik.
1.4.Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah diversifikasi produk olahan pati sagu berbasis bubble
probiotik, meningkatkan nilai ekonomi pati sagu yang belum dimanfaatkan dengan optimal dan
menganekaragamkan penggunaan pati sagu sebagai bahan enkapsulasi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Probiotik
Probiotik adalah makanan atau suplemen makanan yang memberikan manfaat kesehatan
terhadap yang mengkonsumsinya. Istilah “probiotik” digunakan untuk mikroorganisme secara
luas, yang umumnya merupakan jenis bakteri dan khamir. Karena mikroorganisme ini dapat
tetap hidup hingga mencapai usus dan memberikan manfaat bagi kesehatan. Sebagian besar
bakteri asam laktat (BAL) adalah probiotik yang penting yang diketahui memberikan efek
terhadap system pencernaan manusia (Burgain et al, 2011). Beberapa strain BAL yang telah
teruji sebagai probiotik adalah Bifidobacterium, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus casei dan
Lactobacillus acidophilus karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri
patogen enterik (Homayuoni et al, 2012).
Menurut Kanbe (1992) L. acidophilus banyak ditemukan pada bagian awal usus besar
dan bagian akhir usus halus. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini memiliki ketahanan
terhadap enzim dalam air liur, asam lambung dan garam empedu sehingga mampu mencapai
usus halus dalam keadaan hidup. Keberadaan bakteri ini di dalam usus dapat meminimalisir
bakteri patogen yang tumbuh dan dapat menimbulkan berbagai bentuk penyakit gastroenteritis.
Mekanisme kinerja bakteri ini adalah dengan memproduksi berbagai zat metabolit seperti asam
organik sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri patogen yang tidak tahan asam.
Produk berbasis probiotik berkembang dengan pesat dewasa ini. Terutama produk yang
memanfaatkan bakteri asam laktat. Produk tersebut berupa hasil fermentasi susu yang dapat
4
digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan (Rahman et al, 1992). Produk seperti ini
telah banyak ditemukan di pasaran, seperti minuman yoghurt, yakult dan soyghurt. Oleh sebab
itu saat ini banyak penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hal ini lebih lanjut.
Beberapa produk hasil penelitian yang memanfaatkan BAL, terutama L. acidophilus adalah
pembuatan es krim yoghurt sinbiotik (Stefani, 2008), soyghurt (Ramadhan, 2012), es krim
(Ferraz et al, 2012), dan es krim sinbiotik (Pandiyan et al, 2012).
2.2. Enkapsulasi
Enkapsulasi merupakan proses mekanis untuk memerangkap suatu bahan kedalam suatu
material sehingga dihasilkan partikel yang lebih besar dari ukuran semula (Chen and Chen, 2007
dalam Burgain et al, 2011). Bahan yang di enkapsulasi disebut material inti yang terdispersi
didalam sebuah matrik yang disebut dengan selubung (coating) atau kulit (shell). Untuk lebih
jelasnya sistem enkapsulasi dapat dilihat pada gambar 1.
matrik Bahan material inti matrik
Kulit
Kulit
(a) (b) (c)
Gambar 1. Skema gambaran sistem enkapsulasi: (a) matrik, (b) bahan, (c) bahan
terenkapsulasi
Metode enkapsulasi ini dapat digunakan untuk melindungi sel bakteri dari kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan seperti suhu pembekuan dan pemanasan (Jurkiewicz,
2009). Material yang dapat digunakan sebagai bahan enkapsulasi sel dapat berupa polimer
protein atau karbohidrat. Misalnya alginat, gum gellan dan gum xanthan, κ-karagenan, kitosan,
pati, gelatin, protein susu,dan sebagainya (Burgain et al, 2011).
Alginat secara alami didapatkan dari ekstraksi polisakarida berbagai spesies alga dan
tersusun atas asam β-D-mannuronat dan asam α-L-guluronat. Alginat lebih banyak digunakan
dalam mengenkapsulasi sel probiotik karena mudah digunakan, bersifat non-toksik,
5
biokompatibel, harganya relatif murah (Burgain et al 2011), tidak menghilangkan aktivitas
biologis sel, membentuk matriks secara lembut dengan CaCl2 yang dapat menyerap material
sensitif seperti sel bakteri probiotik, serta sel dapat release (Kailasapthy, 2002).
Bahan lain yang dapat digunakan untuk enkapsulasi sel adalah berbagai jenis pati. Salah
satu jenis pati yang sangat potensial dan sedang dikaji pemanfaatannya di Indonesia adalah pati
sagu. Sagu merupakan penghasil pati yang jauh lebih efisien dibanding komoditas penghasil
pati lain, dan dengan kelimpahannya, pemanfaatannya untuk industri tidak mengancam
ketersediaannya sebagai pangan. Menurut Jong dan Widjono (2007) sekitar 50 % produksi pati
sagu dunia berasal dari Indonesia. Karena itu Indonesia mempunyai peluang amat besar untuk
menjadi pelopor dalam modernisasi industri pengolahan sagu.
Penelitian terdahulu yang telah mengembangkan pati sebagai bahan enkapsulasi sel
seperti Wijayanti (2010) enkapsulasi menggunakan campuran natrium alginat dan tepung tapioka
yang di aplikasikan untuk pupuk biologis. Formula natrium alginat : tepung tapioka dengan
perbandingan 2 : 1 (b/v) merupakan formula bahan pembawa terbaik yang mempertahankan
viabilitas sel A. brasilense selama 40 hari masa simpan.
2.6. Viabilitas Probiotik terenkapsulasi
Metode enkapsulasi telah banyak dikembangkan untuk mempertahankan viabilitas
(kelangsungan hidup) sel. Salah satu syarat suatu isolat bakteri dapat dikategorikan sebagai
probiotik adalah mampu bertahan pada kondisi asam lambung. Karena untuk mencapai usus,
sebelumnya bakteri harus berada dalam lambung yang memiliki pH sekitar 2,5 selama ± 90
menit (Jacobsen et al, 1999, Chou dan Weimer, 1999). Sehingga isolat yang digunakan sebagai
probiotik harus mampu bertahan dalam kondisi tersebut. Hasil penelitian Chou dan Weimer
(1999) menunjukkan bahwa 7 Isolat L.acidophilus yang di uji dapat bertahan selama 90 menit
pada pH 3,5.
Minuman segar (fresh drink) adalah minuman yang memberikan efek segar dan
umumnya memiliki suhu rendah. Karena dalam pembuatannya ditambahkan es atau disimpan
pada kondisi suhu refrigerator (pendingin), sehingga memberikan rasa segar. Menurut Tamime
dan Robinson (2000) suhu optimum pertumbuhan L. acidophilus adalah 35-45°C dan tidak
terjadi pertumbuhan pada suhu kurang dari 15°C. Penambahan enkapsulasi bakteri (bubble)
dalam fresh drink ini akan memberikan efek terhadap viabilitas isolat bakteri tersebut. Sehingga
6
pengujian viabilitas tidak hanya dilakukan pada kondisi asam (pH rendah) namun juga dilakukan
pada suhu rendah.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini di rencanakan berlangsung selama 4 bulan yaitu bulan Maret-Mei 2014 di
Laboratorium Analisis dan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu Tahap I: Pembuatan bubble probiotik dan
Tahap II: Pengujian kualitas bubble probiotik. Untuk lebih jelasnya masalah ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian Rasio Pati Sagu dan Alginat dalam Pembuatan Bubble
Probiotik (BUTIK) untuk Aneka Minuman segar (Fresh Drink)
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung alginat, pati sagu, isolat
Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Pangan
dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, bubuk green tea,
gula pasir, susu kental manis, MRS Agar, MRS Broth, CaCl2, HCl, NaCl, NaOH, alkohol,
akuades steril, spiritus, aluminium foil, kapas, tisu, karet gelang dan bahan kimia lain.
Peralatan yang digunakan adalah tabung reaksi, pompa dan jarum suntik, pipet ukur, jarum
ose, hockey stick, inkubator, lampu bunsen, neraca analitik, laminar air flow, erlemeyer, gelas
ukur, gelas piala, homogenizer, refrigerator, freezer, autoclave, cawan petri, magnetik stirer, pH
meter, pumppipet, nampan, spatula, kertas label, selotip dan perlengkapan alat tulis lainnya.
L. acidophilus Enkapsulasi Pengujian
kualitas Bubble probiotik
7
3.3. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini
adalah:
A1 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (20:80) v/v kultur L. acidophilus
A2 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (30:70) v/v kultur L. acidophilus
A3 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (40:60) v/v kultur L. acidophilus
A4 : Konsentrasi Pati Sagu:Alginat (50:50) v/v kultur L. acidophilus
Model matematis Rancangan Acak Lengkap yaitu:
Yij = μ + τi + εij
Keterangan :
Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ : Rataan Nilai dari seluruh perlakuan
τi : Pengaruh perlakuan ke-i
εij : Pengaruh Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
3.4.Pelaksanaan Penelitian
1. Enkapsulasi L. acidophilus (Bubble Probiotik)
Tahap ini diawali dengan sterilisasi peralatan, pembuatan media, perbanyakan bakteri L.
acidophilus. Kemudian dilanjutkan dengan enkapsulasi L. acidophilus (pembuatan bubble
probiotik) sesuai dengan perlakuan yang telah ditetapkan. Pembuatan bubble dilakukan dengan
metode ekstrusi, yaitu dengan cara menambahkan mikroorganisme probiotik ke dalam larutan
enkapsulasi, kemudian diteteskan ke dalam larutan pengeras (CaCl2) menggunakan jarum suntik
sehingga terbentuk bubble (lihat gambar 3).
2. Pengujian kualitas
Pengujian kualitas bubble probiotik dilakukan dengan menganalisis dan menentukan
perlakuan terbaik berdasarkan parameter pengamatan terhadap total BAL, viabilitas sel pada
kondisi asam (pH rendah), suhu rendah dan dalam minuman segar (dalam hal ini minuman green
tea).
8
Perhitungan koloni BAL dihitung dengan rumus:
umlah per ml = umlah koloni
aktor pengenceran
Dan viabilitas BAL dihitung dengan rumus:
iabilitas = otal sebelum dicampur c u ml
otal sesudah dicampur c u ml
Viabilitas BAL dinyatakan dalam %. Semakin banyak penurunan jumlah sel setelah
inkubasi maka semakin tidak tahan bakteri tersebut terhadap pH rendah, suhu rendah dan dalam
minuman segar (green tea).
Pati sagu+alginat suspensi L.acidophilus
Sel L.acidophilus
Pati sagu+alginat
Gambar 3. Skema pembuatan Bubble Probiotik (L.acidophilus)
3.5.Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA). Jika F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel maka analisis akan dilanjutkan
dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
Pencampuran
CaCl2
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang 2.930.000
2. Bahan habis pakai 4.426.000
3. Perjalanan 310.000
4. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan. 1.870.000
Jumlah 9.536.000
4.2 Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4
1. Penyiapan bahan baku dan peralatan
2. Perbanyakan Bakteri L. acidophilus
3. Pembuatan Bubble L. acidophilus
4. Pengujian Kualitas Bubble
5. Penulisan Laporan Hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Ferraz, L.J.; C.A. Cruz; R.S. Cadena; M.Q. Freitas; U.M. Pinto; C.C. Carvalho; J.A.F. Faria dan
H.M.A. Bolini. 2012. Sensory Acceptance and Survival of Probiotic Bacteria in Ice
Cream Produced with Different Overrun Levels. Journal of Food Science. Vol. 71 No.
1. Hal:24-28.
Homayouni, A., M. R. Ehsani, A. Azizi, M. S. Yarmand dan S. H. Razavi. 2007b. Effect of
Lecithin and Calcium Chloride Solution on The Microencapsulation Process Yield
of Calcium Alginate Beads. Iranian Polymer Journal. 16(9): 597–606.
10
Jacobsen, C. N., V. R. Nielsen, A. E. Hayford, P. L. Moller dan M. Jakobsen. 1999. Screening
of probiotic activities of forty seven strains of Lactobacillus spp. by in vitro
techniques and evaluation of the colonization ability of five selected strains in
human. J Appl Env Microbiol 65: 4949-4956.
Jong, F.S dan A. Widjono. 2007. Sagu: Potensi Besar Pertanian Indonesia. IPTEK Tanaman
Pangan Vol. 2 No.1, Hal: 54-65.
Jurkiewicz, C; M.P.M. Boscarioli; F.G Ferreira; E.P. Ribeiro; W. P. Prieto; L. Kunigk. 2009.
Microencapsulation of Probiotic Bacteria with Alginate and Prebiotic and
Evaluation of Survival in Ice Cream. Maua Institute of Technology. Brazil.
Kailasapathy, K. 2002. Microencapsulation of probiotic bacteria: technology and potential
applications. Centre for Advanced Food Research, University of Western Sydney,
Locked Bag 1797, SPDC, NSW 1797, Australia.
Kanbe, M. 1992. Uses of intestinal lactic acid bacteria and health. Di dalam: Nakazawa, Y.
and A. Hosono (Editors). Function of Fermented Milk: Chalenges for The Health
Science. Elsevier Applied Science Publishers, London.
Pandiyan, C; A.R. Villi; G. Kumaresan; B. Murugan dan T.R. Gopalakrishnamurthy. 2012. In
vivo and In vitro effect of in Synbiotic Ice Cream Enriched with Whey Protein
Concentrate. International Food Research Journal, Vol.19 No.2, Hal: 441-446.
Rahman, A; S. Fardiaz; W. P. Rahayu; Suliantari dan C. C. Nurwitri. 1992. Teknologi
Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ramadhan, J.A. 2012. Kualitas Soyghurt dengan Variasi Rasio Susu Rendah Lemak. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru.
Stefani. 2008. Karakteristik Mikrobiologis Es Krim Yogurt Sinbiotik Selama Penyimpanan.
Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tamime, A.Y dan R. K. Robinson. 2000. Yoghurt Second Edition. Woodhead Publishing
Limited. England.
Wijayanti, G. 2010. Viabilitas Azospirillum brasilense pada Enkapsulasi Menggunakan
Campuran Natrium Alginat dan Tepung Tapioka. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro, Semarang.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
I. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Widia Fitri
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM 1006121844
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ujung Batu, 17 Agustus 1992
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085274238505
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 002 Rambah SMPN 1 Rambah SMAN 1 Rambah
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
II. Biodata anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Bean Rizqi Ismail
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM 1206112127
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 18 Mei 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 081363785643
12
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 006 Teluk
Kuantan
SMPN 1 Teluk
Kuantan
SMAN 1 Teluk
Kuantan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
III. Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agustian Randa
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM 1206112177
5 Tempat dan Tanggal Lahir Payakumbuh, 09 Agustus 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085271489547
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Taruna Andalan
Pangkalan Kerinci
SMP BERNAS
Pangkalan Kerinci
SMAN 1 Pangkalan
Kerinci
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
IV. Biodata Anggota3
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Opi Agustia adilta
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4 NIM 1206136641
13
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pulau Godang Kari, 6 Agustus 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085374588816
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 012 Koto Kari SMPN 4 Teluk
Kuantan
SMAN 1 Teluk
Kuantan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 PASKIBRAKA Kab. Kuantan singing PURNA
PASKIBRAKA
Indonesia
2010
2 -
14
Lampiran 2. Justfikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Keterangan
Erlenmeyer 7 pcs 1 kotak/7 pcs 450.000 450.000
Cawan petri 26 pcs 1 kotak/18 pcs 380.000 570.000
Gelas ukur 100 mL 2 pcs 1 pcs 25.000 50.000
Freezer/refrigerator 1 pcs 1 pcs 1.500.000 1.200.000
pH meter 1 pcs 1 pcs 500.000 500.000
Timbangan 1 pcs 1 pcs 150.000 150.000
Cup 14 Oz 1 bungkus 1 bungkus 10.000 10.000
SUB TOTAL (Rp) 2.930.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakain
Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Keterangan
Kultur L.acidophilus 15 mL 10 mL 300.000 600.000
MRS Agar 500 gram 500 gram 1.500.000 1.500.000
MRS Broth 250 gram 500 gram 2.100.000 1.050.000
Pati Sagu 200 gram 1 Kg 7.000 7.000
Alginat 200 gram 1 Kg 300.000 60.000
Green tea bubuk 150 gram 150 gram 50.000 50.000
Creamer 250 gram 250 gram 20.000 20.000
Gula pasir 2 kg 1 kg 14.000 28.000
Susu kental manis 3 kaleng 1 kaleng 9.000 27.000
CaCl2 200 gram 500 gram 600.600 245.000
HCl 100 mL 1 L 686.000 70.000
Alkohol 10 L 1 L 35.000 350.000
Aquades 10 L 1 L 3.000 30.000
Spiritus 5 L 1 botol 19.000 95.000
Aluminium foil 1 pcs 1 pcs 30.000 30.000
NaCl 100 gram 500 gram 447.000 90.000
NaOH 100 gram 500 gram 404.000 90.000
Kapas 1Bal 1 Bal 25.000 25.000
Plastik ½ kg 1 Kg 50.000 25.000
Kain kasa 3 gulung 1 gulung 3.000 9.000
Karet gelang ¼ kg 1 kg 20.000 5.000
15
Tisu gulung 10 gulung 1 gulung 2.000 20.000
SUB TOTAL (Rp) 4.426.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan
Perjalanan ke
toko bahan
20 Km 5 kali 10.000 50.000
Perjalanan ke
toko peralatan
40 Km 3 kali 20.000 60.000
Perjalanan ke
laboratorium
20 Km 20 kali 10.000 200.000
SUB TOTAL 310.000
4. Lain-lain
Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan
Kertas label 1 bungkus 10.000 10.000
Log Book 2 pcs 25.000 50.000
Alat tulis 1 kotak 50.000 50.000
Penggandaan Proposal 20 rangkap 20.000 400.000
Dokumentasi 30 lembar 2.000 60.000
Seminar 2 kali 500.000 1.000.000
Administrasi 1 kali 300.000 300.000
SUB TOTAL (RP) 1.870.000
Total (Keseluruhan) 9.536.000
16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelit dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Program
Studi
Bidang Ilmu Alokasi Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Widia Fitri THP Mikrobiologi
Pangan
42 jam Perbanyakan
dan
Perhitungan
bakteri
2 Bean Rizki Ismail THP Analisis pangan 28 jam Pengujian
BUTIK
3 Agustian Randa THP Pengolahan
Pangan
28 jam Pembuatan
BUTIK
4 Opi Agustia Adilta THP Pengolahan
Pangan
28 jam Pembuatan
BUTIK
17