Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa...
-
Upload
truongnhan -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa...
Whistleblowing System dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
wbs.lkpp.g
o.id
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah LKPP
KORUPSI Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
• Indeks Persepsi Korupsi Indonesia berdasarkan Transparency International
L K P P
Tahun IPK Urutan
2011 3.0 100
2012 3.2 118
2013 3.2 114
KORUPSI Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
• Kasus korupsi yang ditangani KPK terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa:
L K P P
Tahun Jumlah
2011 10 dari 96 kasus
2012 11 dari 107 kasus
2013 9 dari 70 kasus
KORUPSI Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
• Kasus korupsi yang diberikan layanan keterangan ahli LKPP:
L K P P
Tahun Jumlah
2012 211
2013 316
2014 166 (Mei)
Inefisiensi PBJP
Fakta :
• ADB, Bank Dunia : 10% – 50%
• BPK : 20% – 50%
• BPKP : 10% - 30%
• APBN/APBD : Rp~500T dibelanjakan melalui pengadaan B/J dan jika asumsi inefisiensi 20%, maka terdapat inefisiensi sebesar Rp. 100 T yang setara dengan :
L K P P
Inefisiensi PBJP
Jembatan Suramadu 5 T
= 20unit/tahun
Burj Al Khalifa
15 T
= 6 unit/tahun
L K P P
Inefisiensi PBJP Orang miskin
menurut World Bank
adalah seseorang
yang pendapatannya
< US$1.
Asumsi= US$5
Maka 100T/365hari/Rp.50.000.-
= 5.479.452 orang
yang bisa dibiayai
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi di Sektor
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah ???
L K P P
Dasar Hukum
• Ratifikasi United Nation Convention Against Corruption 2003 melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006.
• Perpres Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.
• Pasal 116 Ayat (2), (3), (4) Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Dasar Hukum
• Inpres Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011.
• Inpres Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
• Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013.
• Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.
Dasar Hukum
• Perka LKPP Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Whistleblowing System Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sebelumnya: Perka 13 Tahun 2011 Perka 7 Tahun 2012 Perka 10 Tahun 2013 • Keputusan Deputi IV Nomor 14 Tahun 2012
Tentang Prosedur Operasional Standar Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Stranas PPK 2012-2025
• Rencana Aksi
Pelaksanaan Whistleblower System pada Instansi Pemerintah dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
• Sub Rencana Aksi – Tersedianya Whistleblower System yang dapat dimanfaatkan oleh K/L
dan Pemda pada Portal Pengadaan Nasional.
– Evaluasi terhadap Whistleblower System di K/L dan Pemda.
Whistleblowing System
dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Perkembangan WBS Tahun Dasar Penugasan Peran
LKPP Hasil
2011 Inpres 9/2011 Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011
Penanggung jawab
•Perka LKPP Nomor 13 Tahun 2011 •SOP •Pembangunan aplikasi •Sosialisasi
2012 Inpres 17/2011 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012
Penanggung jawab
•Perka LKPP Nomor 7 Tahun 2012 •Pengembangan aplikasi •Sosialisasi dan pelatihan •Pilot project= 1 Lembaga, 1 Prov, 3 Kab
2013 Inpres 1/2013 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013
Penanggung jawab
•Perka LKPP Nomor 10 Tahun 2013 •Perbaikan aplikasi •Sosialisasi dan pelatihan •Pengguna= 2 Lembaga, 3 Prov, 3 Kab
2014 - Pihak Terkait
Target WBS 2014 (Inpres 2/2014) No Aksi Penanggung
jawab Instansi Terkait
Kriteria keberhasilan
Ukuran keberhasilan
155 Pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan barang dan jasa
Seluruh Kementerian/Lembaga
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerinta
Meningkatnya pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa melalui e-procurement
1. Berfungsinya Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan terlaksananya Standard Operating Procedure (SOP)
2. Diumumkannya rencana umum pengadaan di portal pengadaan nasional (bukan website masing-masing)
3. Terlaksananya 100 % paket pekerjaan melalui e-procurement yang terintegrasi secara nasional.
4. Ditindaklanjutinya hasil pengaduan terkait pengadaan barang/jasa .
Target WBS 2014 (Inpres 2/2014) Target Ukuran Keberhasilan Data Pendukung
B03 Terbitnya Surat Keputusan Pimpinan K/L atau
Pejabat yang berwenang tentang penetapan
verifikator dan penelaah Whistleblowing System
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Surat Keputusan (SK) Pimpinan K/L atau Pejabat yang
berwenang tentang penetapan verifikator dan penelaah
Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah disampaikan ke LKPP
B06 Terbukanya akun Verifikator dan Penelaah
Whistleblowing System dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
1. Surat Permohonan dari Pimpinan K/L atau Pejabat
yang berwenang untuk pembukaan akun verifikator
dan penelaah disampaikan ke LKPP;
2. Akun (ID) Verifikator dan Penelaah yang
disampaikan kepada verifikator dan penelaah oleh
Administrator Sistem dalam bentuk e-mail.
B09 Terlaksananya peningkatan kapasitas verifikator
dan penelaah Whistleblowing System dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
1. Surat permohonan dari Pimpinan K/L atau Pejabat
yang berwenang untuk pelatihan bagi Verifikator
dan Penelaah disampaikan ke LKPP;
2. Bukti pelaksanaan pelatihan.
B12 Tersedianya laporan evaluasi tindak lanjut
pengaduan (WBS) dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Laporan evaluasi tindak lanjut pengaduan (WBS) dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dari Pimpinan K/L
atau Pejabat yang berwenang kepada LKPP.
K/L/D/I yang telah menggunakan
WBS PBJP 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan Keamanan
2. Sekretariat Kabinet
3. Sekretariat Negara
4. Kementerian Dalam Negeri
5. Kementerian Luar Negeri
6. Kementerian Pertahanan
7. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
8. Kementerian Keuangan
9. Kementerian Perdagangan
10. Kementerian perhubungan
11. Kementerian Perindustrian
12. Kementerian ESDM
13. Kementerian Kelautan dan Perikanan
14. Kementerian Komunikasi dan Informatika
15. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
16. Kementerian Pertanian
17. Kementerian Sosial
18. Kementerian Kesehatan
19. Badan Informasi Geospasial
20. Badan Koordinasi Penanaman Modal
21. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
22. Badan Pengawas Tenaga Nuklir
23. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
24. Badan Pusat Statistik
25. Badan Standarisasi Nasional
26. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
27. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
28. Mahkamah Agung
29. Komisi Yudisial
30. Televisi Republik Indonesia
Sumber: Database LKPP Pekan I September 2014
K/L/D/I yang telah menggunakan
WBS PBJP 31. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
32. Dewan Ketahanan Nasional
33. Badan Tenaga Nuklir Nasional
34. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Menunggu Konfirmasi
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
2. Badan Pemeriksa Keuangan
3. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
4. Kementerian Koordinator bidang Perekonomian
5. Kementerian Riset dan Teknologi
6. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
7. Kepolisian Republik Indonesia
8. Lembaga Ketahanan Nasional
Sumber: Database LKPP Pekan I September 2014
K/L/D/I yang telah menggunakan
WBS PBJP
Pemerintah Daerah
1. Provinsi Jawa Barat
2. Provinsi Sulawesi Utara
3. Provinsi Sumatera Barat
4. Kabupaten Hulu Sungai Utara
5. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
6. Kabupaten Sanggau
Sumber: Database LKPP Pekan I September 2014
K/L/D/I yang Telah Melaksanakan
Pelatihan (Target B09)
1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
2. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
3. Badan Koordinasi Keamanan Laut
4. Komisi Kejaksaan RI
5. Komisi Kepolisian Nasional
Sumber: Database LKPP Pekan I September 2014
K/L/D/I yang Dijadwalkan
Melaksanakan Pelatihan (Target
B09) 1. Kementerian Perhubungan
2. Kementerian Pertahanan
3. BPPT
4. Sekretariat Kabinet
5. Kementerian Pertanian
6. LAPAN
7. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber: Database LKPP Pekan I September 2014
Jumlah Pengaduan (berdasarkan laporan akhir 2013)
Pengaduan Resume
Verifikator
Ditelaah oleh
Penelaah
818 126 8
Tujuan
Manfaat
Ruang Lingkup Ketentuan WBS
Peraturan Kepala ini berlaku bagi seluruh K/L/D/I yang melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah.
L K P P
Pasal 4 Perka LKPP No 11/2014
Siapa Whistleblower?
Whistleblower adalah orang dalam Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi yang memiliki informasi/akses informasi dan
mengadukan perbuatan yang terindikasi penyimpangan dalam proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terjadi di
dalam organisasi pengadaan tempat dimana orang tersebut bekerja
Pasal 5 Perka LKPP No 11/2014
Kri
teri
a
Pen
gad
uan
Objek Pengaduan adalah seluruh perbuatan yang terindikasi terjadinya pelanggaran dalam proses Pengadaan Barang/Jasa baik bersifat Administrasi, Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan Pidana
Pelanggaran administrasi dalam Pengadaan Barang/Jasa meliputi: a. Kesalahan akibat kelalaian yang dilakukan dalam proses
pemilihan penyedia barang/jasa; atau b. Kesalahan yang dilakukan yang tidak/belum terdapat
indikasi tindakan pidana.
Pelanggaran Persaingan Usaha Tidak Sehat meliputi: a. Persekongkolan tender; b. Posisi dominan; dan c. Peran ganda.
Perbuatan pidana dalam pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi: a. Indikasi penipuan; b. Indikasi pemalsuan; dan/atau c. Indikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Informasi dalam Pengaduan (1)
• Nama kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/ institusi yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
• Identitas terlapor yang diketahui oleh Whistleblower diduga terlibat pelanggaran.
• Objek Pengaduan yang dilakukan oleh terlapor. • Bukti/informasi yang mendukung Objek Pengaduan
berupa: a. Dokumen; b. Gambar; dan/atau c. Rekaman.
L K P P
Pasal 6 Perka LKPP No 11/2014
Informasi dalam Pengaduan (2)
• Waktu terjadinya Objek Pengaduan yang dilakukan oleh terlapor.
• Nama unit kerja tempat terjadinya Objek Pengaduan dilakukan. dan
• Sumber informasi lain.
L K P P
Pasal 6 Perka LKPP No 11/2014
Tata Cara Pengaduan
Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pengaduan
1
3
Penelaah
Pimpinan APIP
Whistleblower
2
Verifikator
4
APIP
KPPU
Instansi Penegak Hukum
Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Whistleblowing System
Penyelenggara WBS PBJP
• Penyelenggara Whistleblowing System terdiri dari:
1. Penanggung Jawab;
2. Pengawas;
3. Administrator Sistem;
4. Sekretariat;
5. Penelaah;
6. Verifikator.
L K P P
Berada di masing-masing K/L/D/I
Berada di LKPP
Pasal 10 Perka LKPP No 11/2014
Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (1)
Pelaksana Tugas
Verifikator 1. Melakukan penyaringan data/informasi berdasarkan kriteria yang tersedia dalam aplikasi Whistleblowing System;
2. Meminta kelengkapan data kepada Whistleblower; 3. Meneruskan pengaduan yang memenuhi syarat kepada
Penelaah
Penelaah 1. Membuat telaahan terhadap pengaduan beserta dokumen pendukung yang disampaikan oleh Verifikator;
2. Menentukan apakah pengaduan yang diajukan termasuk dalam kategori pelanggaran administrasi, pelanggaran persaingan usaha atau pelanggaran pidana;
3. Menyampaikan hasil telaahan kepada Pimpinan APIP Pemerintah Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
L K P P
Pasal 19, 21 Perka LKPP No 11/2014
Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (2)
Pelaksana Tugas
Administrator Sistem 1. Penyiapan, pemeliharaan dan pemantauan terhadap perangkat lunak, perangkat keras, aplikasi, jaringan serta keamanan Whistleblowing System; dan
2. Memfasilitasi akses terhadap penggunaan aplikasi kepada organisasi Whistleblowing System.
Pengawas a. Mengawasi kinerja Whistleblowing System; b. Mengidentifikasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan
Whistleblowing System; c. Menerima usulan atau masukkan dari Verifikator dan
Penelaah; dan d. Menindaklanjuti usulan atau masukkan dari Verifikator dan
Penelaah kepada Penanggung Jawab.
L K P P
Pasal 13 & 15 Perka LKPP No 11/2014
Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (3)
Pelaksana Tugas
Penanggung Jawab a. Mengembangkan Whistleblowing System; b. Menetapkan penempatan, pengangkatan dan pemindahan
Pengawas dan Administrator Sistem Whistleblowing System; c. Menetapkan pejabat untuk melaksanakan pengembangan
Whistleblowing System kepada Kepala LKPP. d. Memberikan data/informasi untuk kepentingan penyelesaian
masalah/kasus berdasarkan surat perintah Kepala LKPP atas permintaan Pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang terkait.
Sekretariat Sekretariat bertugas membantu pelaksanaan tugas Penanggung Jawab, Pengawas dan Administrator Sistem
L K P P
Pasal 11 & 17 Perka LKPP No 11/2014
Penyelenggara WBS PBJP
• Syarat Verifikator:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Pendidikan minimal S1 atau sederajat;
c. Bertugas sebagai Auditor atau ditugaskan secara khusus oleh Pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi;
d. Memiliki integritas.
L K P P
Pasal 20 Perka LKPP No 11/2014
Penyelenggara WBS PBJP
• Syarat Penelaah:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Pendidikan minimal S1 atau atau sederajat;
c. Bertugas sebagai Auditor atau ditugaskan secara khusus oleh Pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi;
d. Memiliki integritas.
L K P P
Pasal 18 Perka LKPP No 11/2014
Terima Kasih
Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
https://wbs.lkpp.go.id
L K P P