Wffiffi ffirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36793/1/AHMAD ALI... · kodrati lemah...
Transcript of Wffiffi ffirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36793/1/AHMAD ALI... · kodrati lemah...
PERAN INSTITUT MUSIK JALANAN *IMJ'I}ALAM PEMBERDAYAANMUSISI JALANAN BI }EPOK JAWA BAHAT
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana IknuSosial (S.Sos)
oleh
Ahmad AIi Nidaulhaq
r 1 130s40a0a27
J1IRUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKTILTAS DAI{WAH DAN ILMU KOMUI{IKASI
UNTYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HII}AYATULLAH
JAKARTA
1433 HtzAfi M
ffi ffiffiffiWffiffi ffi
PENGESAHAN PAFI-ITIA UJIAN
skripsi berjudul PERAN INSTITUT MUSIK JALANAN DALAM
PEMBERDAYAAN MUSISI JALANAII DI DEPOK JAWA BARAT telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilrru Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada l0 Agustus zAfi. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 10 Agustus 2017
Sidang Munaqasyah
-
NrP. 19720606 199803 1 003
Penguji I
xfi-Drs. Yusra Kilun. M.Pd.NrP. 19570605 199103 1 004
Prof. Dr. Asep Usman Ismail. MA.
Muhtadi. M.Si.NIP. 1975060120T411 1 001
Ketua Sidang
t97r0520 199903 2 002
Penguji II
NrP. 19600720 199103 1 001
LEMBAR PERSETUJUAN
Peranan Institut Musik Jalanan ..I*j, DalamPemberdayaan Anak Jalanan Di Depok Jawa Barat
i
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah safu syarat untuk memperoleh gelarsarjana ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ahmad Ali Nidaulhaq
1 1 13054000027
Pembimbing Skripsi
NIP. I 96A0720 199103 1 001
PII.OGRAM STUDT
PBNGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAII DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TSLAM NEGERT
SYARIF HTDAYATULLAH
.IAKARTA
t438Ht20l7H
/\-----1 e]----t
Prof. Dr. I{. Asep UJman Imail, MA.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahrva:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saira yang diajukan untuk mernenuhi
persyaratan memperoleh gelar strata 1(S1i di Universitas Islarn Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Sernua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah sava cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas lslarn Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3'Jika dikemuclian hari terbukti bahrva karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jipiakan dari karya orang lain. maka sava bersedia menerirua
sanksi yang berlaku di Universitas Islarn Negeri Syarif Hidayatullah .Takarta.
i
ABSTRAK
Ahmad Ali Nidaulhaq
Peran Institut Musik Jalanan IMJ dalam Pemberdayaan Musisi Jalanan di
Depok Jawa Barat
Institut Musik Jalanan muncul sebagai wadah untuk anak-anak atau pengamen
jalanan sebagai ruang untuk berekspresi sesuai dengan minat dan bakat untuk
mengembangkan potensi kreatifitas yang mereka miliki, dan IMJ memberikan
pemberdayaan kepada anak jalanan yang bergabung dengan IMJ, pemberdayaan yang
dilakukan IMJ seperti memberikan penyadaran kepada anak-anak jalanan akan
potensi yang mereka miliki, memberikan pengutan akan bakat yang telah mereka
miliki seperti memberikan pelatihan-pelatihan musik dan bermain alat musik, dapur
rekaman telah menanti bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berkarya dan
mengembangkan potensi kreatifitas bermusiknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang dilakukan Institut
Musik Jalanan dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat. Peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan Institut Musik Jalanan adalah (IMJ) sebagai contoh kongkrit
pemberdayaan, karena IMJ dapat menyadarkan para anak jalanan/musisi jalanan akan
potensi yang dimilikinya. Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ)
pun dilakukan secara bertahap. Ada beberapa tahap yang dilakukan Institut Musik
Jalanan (IMJ) agar para musisi ini bisa menjadi musisi jalanan yang lebih baik dari
sebelumnya. Tahapan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ) ini sangat sesuai
dengan konteks teori tahapan pemberdayaan yang diungkapkan oleh Sulistiyani
dalam buku Ambar Teguh Sulistiyani. Pertama, ada tahapan penyadaran, dimana para
anak jalanan/musisi jalanan disadarkan oleh pengurus IMJ akan bakat dan potensi
yang dimilikinya. Banyak anak jalanan/musisi jalanan yang tidak sadar akan potensi
besar yang dimilikinya, dalam hal ini harus ada seseorang yang menyakinkan bahwa
mereka memiliki potensi itu, dan IMJ berhasil melakukan itu kepada para binaan
mereka. Kedua, ada tahapan pengutan akan potensi yang dimiliki, Institut Musik
Jalanan (IMJ) memberikan pelatihan yang sesuai dengan bakat dan potensi yang
dimiliki para musisi, terus diasah kemampuan mereka dan hasilnya mereka semakin
baik dalam mengembangkan potensi mereka. Tahapan kedua ini harus ada kesadaran
bagi anak jalanan/musisi jalanan bahwa mereka memang memiliki potensi. Dan
tahapan yang ketiga, sama seperti tahapan kedua yakni pengutan intelektual terhadap
apa yang dimiliki para talent IMJ.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Puji bagi Allah SWT yang telah memberikian rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Peranan Institut Musik Jalanan dalam Pemberdayaan Anak Jalanan di Depok Jawa
Barat” dapat diselesaikan dengan baik
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah merubah zaman jahiliyah menjadi zaman ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut
dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapakan terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Prof Dr Asep Usman Ismail MA selaku pembimbing
yang dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga
kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar dan
ketulusan pula kepada:
1. Ibunda tercinta Wahyuning Galian yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis
sehingga lancar dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap doa dan
pengorbanan mendapat balasan berlipat dari Allah SWT. Amin.
2. Mendiang Bapak tercinta Safuan Ali SH, yang selalu memberi dukungan materi
maupun moril semasa beliau hidup, serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga beliau ditempatkan di Jannah. Amin.
3. Bapak Dr Arief Subhan, MA. Selaku dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
4. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
dan sekaligus pembimbing akademik, serta Bapak Drs. M. Hudri. M.Ag. selaku
Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terima kasih atas segala ilmu
dan motivasi yang telah diberikan selama masa studi di Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam.
5. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh Civitas
Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan membimbing penulis
selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas berupa buku-buku dan referensi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
7. Bapak Andi Malewa selaku Pendiri Institut Musik Jalanan yang telah memberikan
izin dan informasi. Semoga kepemimpinan Bapak selalu diberkahi Allah SWT.
8. Seluruh musisi jalanan Institut Musik Jalanan. Terimakasih atas semua pelayanan
dan partisipasinya kepada penulis selama melakukan penelitian. Semoga semua
amal kebaikan dilipatgandakan Allah SWT.
9. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan 2013 dan Kakak serta Adik kelas semua yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam
penulisan skripsi ini.
10. Kepada seluruh anak-anak Bazuri 6, Anugerah Jalu Prayogi dan teman-teman
angkatan 7 SMA 6 Depok yang selalu memberikan motivasi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan-kawan Seperjuangan, MFN, Vikron Fahreza, Abidin, Ade Fauzan, Irsyadi
Farhan, Muhammad Ibrohim, Nur Syamsiah, Dauatus Saidah, Fauziah Nurul dan
semua kawan-kawan seperjuangan angkatan 2013 yang telah mendukung penulis
menyelesaikian skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis harapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta,17 Juli 2017
Ahmad Ali Nidaulhaq
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .......................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 13
D. Metodologi Penelitian ............................................................................... 14
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 24
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 27
BAB II LANDASAN TEORI
A. PERANAN ................................................................................................. 28
1. Pengertian Peran.................................................................................... 28
2. Ciri Peran .............................................................................................. 30
3. Fungsi Peran .......................................................................................... 31
B. PEMBERDAYAAN .................................................................................. 33
1. Pengertian Pemberdayaan ..................................................................... 33
2. Tujuan Pemberdayaan ........................................................................... 35
3. Tahapan Pemberdayaan ........................................................................ 37
C. ANAK JALANAN .................................................................................... 39
1. Pengertian Anak Jalanan ....................................................................... 39
D. KETERAMPILAN ................................................................................... 42
1. Pengertian Keterampilan ....................................................................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Latar Belakang Berdirinya .......................................................................... 44
B. Visi dan Misi ............................................................................................... 48
C. Kegiatan Organisasi .................................................................................... 49
D. Jaringan Kerja Sama Organisasi ................................................................. 52
E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi ........................................ 53
F. Data Nama Musisi Institut Musik Jalanan .................................................. 54
G. Pendanaan Organisasi ................................................................................. 57
v
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN
A. Peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan dalam Pemberdayaan Anak
Jalanan di Depok Jawa Barat ...................................................................... 58
B. Proses Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan kepada Anak
Jalanan di Depok Jawa Barat ...................................................................... 69
C. Hasil Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan kepada Musisi
Jalanan di Depok Jawa Barat ...................................................................... 76
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 83
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak, keluarga dan masa depan bangsa merupakan tiga hal yang saling
berkaitan. Di antara tiga hal tersebut keluarga mempunyai kedudukan dan peran
sangat penting terhadap perkembangan anak. Perkembangan anak dimulai dalam
keluarga.1
Fungsi keluarga adalah sebagai pendidik anak yang paling utama. Sebab,
dari merekalah anak-anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar
dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya anak
ada dalam hubungan interaksi dan intim. Segala sesuatu yang diperbuat anak
mempengaruhi keluarganya begitu juga sebaliknya. Keluarga memberikan dasar
tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Pengalaman interaksi di dalam
keluarga akan menentukan pola tingkah laku anak terhadap orang lain.2
Anak merupakan amanah dan anugerah dari Allah SWT yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang seutuhnya. Setiap
anak mempunyai harkat dan martabat yang patut dijunjung tinggi dan setiap anak
yang terlahir harus mendapatkan hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. John
Gray dalam “Children are From Heaven” menuturkan betapa anak-anak
1Kartini kartono, peranan Keluarga Memandu Anak (Jakarta: Rajawali, 1985), hlm. V 2Kartini kartono, peranan Keluarga Memandu Anak ,. hlm. 19
2
dilahirkan baik dan tidak berdosa, namun kita bertanggungjawab untuk secara
bijaksana mendukung mereka sehingga potensi dan bakatnya tertarik keluar.
Karenanya anak-anak membutuhkan orang dewasa untuk membuat mereka lebih
baik. Anak tergantung pada dukungan orang tua untuk tumbuh.3
Ada dua alasan penting mengapa anak harus dilindungi, pertama anak
adalah generasi penerus dan masa depan bangsa, di tangan merekalah nasib
bangsa ini dipertaruhkan, kedua anak adalah kelompok masyarakat yang secara
kodrati lemah sehingga harus dilindungi. Hukum Negara yang diwujudkan
dengan adanya peraturan perundang-undangan yang berpihak pada perlindungan
dan kepentingan terbaik untuk anak menjadi salah satu hal yang sangat
menentukan.4
Di Negara kita hak-hak anak telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Undang-Undang tersebut
menjelaskan bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian,
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, serta memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasan sesuai dengan minat dan bakat yang bertujuan untuk memberdayakan
dan memandirikan anak.5
3 Muchsin, Perlindungan Anak dalam Persfektif Hukum Positif ( Jakarta: Mahkamah Agung,
2011), hlm. 1 4Muchsin, Perlindungan Anak dalam Persfektif Hukum Positif., hlm. 1 5 Mahkamah Agung RI, Undang-Undang Perlindungan Anak Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Jakarta: MA, 2013),
Hlm.8-12
3
Berdasarkan pemaparan tersebut adanya jaminan perlindungan terhadap
anak dari berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi. Sehingga anak merasa
nyaman dan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya serta
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, akan tetapi pada kenyataanya
berbeda banyak anak menjadi korban kekerasan baik kekerasan fisik maupun
seksusal, tidak memperoleh pendidikan dan pengajaran dengan baik, serta kurang
mendapatkan perhatian sehingga perkembangan anak menjadi terhambat dan
anak terlantar.
Masih banyak hak-hak anak yang terabaikan sehingga anak terpaksa
turun ke jalan untuk mencari kenyamanan. Jumlah anak jalanan belakangan ini
makin mencemaskan. Meningkatnya jumlah anak jalanan perlu mendapatkan
perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat agar jumlah anak jalanan
tidak terus meningkat.Menurut bapak Ade pegawai dinas sosial jumlah anak
jalanan yang ada di Kota Depok hampir 500 lebih yang terdata, namun banyak
anak jalanan yang tidak terdata, jadi kira-kira hampir 600 anak jalanan yang ada
di Kota Depok.6
Negara telah menetapkan peraturan pemerintah mengenai hak dan
kewajiban serta perlindungan anak dalam bentuk undang-undang, yakni Undang-
Undang nomor. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Ada 4 (empat) hak
dasar, antara lain: hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak
berpartisipasi. Terkait dengan fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia
6Wawancara pribadi dengan bapak Ade kepala bagian dinas tenaga kerja dan sosial, tanggal 18 april,
pukul 14.00, di Gedung Balai Kota Depok.
4
perlu dipahami bahwa secara sosiologis anak jalanan merupakan persoalan sosial
yang kompleks. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan
yang menyenangkan, karena mereka dalam kondisi yang tidak semestinya, tidak
memiliki masa depan yang jelas dan keberadaaan mereka tidak jarang menjadi
masalah.
Masalah sosial adalah sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam
realitas kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan keseharian fenomena
tersebut hadir bersamaan dengan fenomena sosial yang lain, oleh sebab itu untuk
dapat memahaminya sebagai masalah sosial, dan membedakannya dengan
fenomena yang lain dibutuhkan suatu identifikasi. Di samping itu, pada dasarnya,
fenomena tersebut merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat atau kondisi yang tidak dikehendaki, oleh karenanya wajar kalau
kemudian selalu mendorong adanya usaha untuk mengubah dan
memperbaikinya. Agar lebih berdaya guna, upaya untuk melakukan perubahan
dan perbaikan tersebut perlu dilandasi oleh analisis untuk memperoleh
pemahaman tentang kondisi dan latar belakang gejala yang disebut masalah
sosial tadi. Dari apa yang sudah diuraikan tersebut, maka dilihat dari proses
untuk melakukan upaya penanganan dikenal adanya tiga tahap yaitu identifikasi,
giagnosis, dan treatment.7
7Soetomo, masalah sosial dan upaya pemecahannya, (yogyakarta: pustaka pelajar, 2010),
hlm, 28.
5
Faktor penyebab anak jalanan di Indonesia dapat digolongkan melalui
dua faktor.
Faktor Internal.
Pertama, Ketidakmampuan penyesuaian diri anak terhadap perubahan
lingkungan yang baik dan kreatif. Ketidakmampuan penyesuaian diri atau
adaptasi anak terhadap perubahan lingkungan yang baik dan kreatif
menimbulkan tindakan amoral atau tindakan yang mengarah pada perubahan
yang negatif.
Kedua, Impian kebebasan anak. Berbagai masalah yang dihadapi anak di
dalam keluarga dapat menimbulkan pemberotakan di dalam dirinya dan berusaha
mencari jalan keluar. Seorang anak merasa bosan dan tersiksa di rumah karena
setiap hari menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar dan tidak
memperhatikan mereka, pada akhirnya dia memilih ke jalanan karena ia merasa
memiliki kebebasan dan memiliki banyak kawan yang bisa menampung keluh
kesahnya.
Ketiga, Ingin memiliki uang sendiri. Berbeda dengan faktor dorongan
dari orang tua, uang yang didapatkan anak biasanya digunakan untuk keperluan
sendiri. Meskipun anak memberikan sebagian uangnya kepada orang tua mereka,
ini lebih bersifat suka rela dan tidak memiliki dampak buruk terhadap anak
apabila tidak memberi sebagian uangnya ke orang tua atau keluarganya.
Faktor Eksternal.
Pertama, Dorongan Keluarga. Dalam hal ini biasanya adalah orangtua
atau kakak mereka, adalah pihak yang turut andil mendorong anak pergi ke
6
jalanan. Biasanya dorongan dari keluarga dengan cara mengajak anak pergi ke
jalanan untuk membantu pekerjaan orang tuanya (biasanya membantu
mengemis) dan menyuruh anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan di jalanan
yang menghasilkan uang.
Kedua, Pengaruh teman. Pengaruh teman menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan anak pergi ke jalanan. Pengaruh teman menunjukan dampak besar
anak pergi ke jalanan, terlebih bila dorongan pergi ke jalanan mendapatkan
dukungan dari orang tua atau keluarga.
Ketiga, Kekerasan dalam keluarga. Tindak kekerasan yang dilakukan
oleh anggota keluarga terhadap anak menjadi salah satu faktor yang mendorong
anak lari dari rumah dan pergi ke jalanan.
Studi yang dilakukan UNICEF pada anak-anak yang dikategorikan
children of the street, menunjukan bahwa motivasi mereka hidup dijalanan
bukanlah sekedar karena desakan kebutuhan ekonomi rumah tangga, melainkan
juga karena terjadinya kekerasan dan keretakan kehidupan rumah tangga orang
tuanya. Bagi anak-anak ini, kendati kehidupan di jalanan sebenarnya tak kalah
keras, namun bagaimana pun dinilai lebih memberikan alternatif dibandingkan
hidup dalam keluarganya yang penuh dengan kekerasan yang tidak dapat mereka
hindari. Jika di jalanan, anak-anak itu dapat lari dari ancaman tindak kekerasan,
tetapi dikeluarganya justru mereka harus menerima nasib begitu saja sat dipukuli
oleh orang-orang dewasa di sekitarnya.
Seperti yang dikatakan Irwanto , anak-anak acap kali memang merupakan
titik rawan dalam keluarga untuk menerima perlakuan sewenang-wenang dan
7
salah, meski tidak selalu terjadi, tetapi acap kali ditemui bahwa latar belakang
anak-anak memilih hidup di jalanan adalah kasus-kasus child abuse (tindakan
yang salah pada anak-anak). Ini merupakan faktor internal juga yang
menyebabkan adanya anak-anak jalanan yang menjadi salah satu masalah sosial.8
Dalam garis besar, alternatif model penanganan anak jalanan mengarah
kepada empat jenis model yaitu:
Pertama, Stret-centered intervention. Penanganan anak jalanan yang
dipusatkan di “jalan” dimana anak-anak jalanan biasa beroperasi, tujuannya agar
dapat menjangkau dan melayani anak dilingkungan terdekat yaitu jalan.
Kedua, Family-centered intervention. Penanganan anak jalanan yang
difokuskan pada pemeberian bantuan sosial atau pemberdayaan keluarga
sehingga dapat mencegah anak-anak agar tidak menjadi anak jalanan atau
menarik anak jalanan kembali ke keluraganya.
Ketiga, Institusional-centered intervention. Penanganan anak jalanan
yang dipusatkan di lembaga (panti), baik secara sementara (menyiapkan
reunifikasi dengan keluarganya) maupun permanen (terutama jika anak jalanan
sudah tidak memiliki orang tua atau kerabat). Pendekatan ini juga mencakup
tempat perlidungan sementara (drop in), “rumah singgah” atau “open house”
yang menyediakan fasilitas “panti dan asrama adaptasi” bagi anak jalanan.
Keempat, Community-centered intervention. Penanganan anak jalanan
yang dipusatkan di sebuah komunitas. Melibatkan program-program community
8Bagong Suyanto, masalah sosial anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), hlm,
197-198
8
development untuk memberdayakan masyarakat atau penguatan kapasitas
lembaga-lembaga sosial di masyarakat dengan menjalin networking melalui
berbagai institusi baik lembaga pemerintahan maupun lembaga sosial
masyarakat. Pendekatan ini juga mencakup Corporate Social Responsibility
(tanggung jawab sosial perusahaan). 9
Pada tahun 2016 ini Pemda Depok memiliki program untuk
memberdayakan anak-anak jalanan dengan cara bekerja sama dengan Institut
Musik Jalanan (IMJ) yang di pimpin langsung oleh bapak Andi Malewa. Ada
kesepakatan antara Bapak Andi dan Walikota Depok Bapak Idris untuk
mengurangi jumlah anak jalanan yang ada di Kota Depok, mereka sepakat untuk
memberikan pelatihan, pembinaan melalui IMJ. Dalam kesepakatan itu, hanya
ada 20 anak jalanan yang mendapat kesempatan diberikan pelatihan dan
pembinaan oleh IMJ selama 10 hari. Selain diberdayakan oleh IMJanak-anak
jalanan yang mendapatkan pelatihan akan ditampilkan pada saat acara puncak
hut Kota Depok yang ke-17. Akan tetapi setelah diberikan pelatihan selama 10
hari anak-anak ini tidak tau lagi mereka akan kemana, karena rencana yang
disiapkan Pemda Depok adalah memberikan wadah kepada anak-anak jalanan
yang telah mendapatkan pelatihan di IMJ dengan menyediakan tempat di Mall-
mall untuk mereka bernyanyi, itu hanya baru recana belum terlaksana sampai
saat ini. Bisa jadi mereka yang telah mendapat pelatihan dari IMJ akan kembali
turun kejalanan untuk mencari nafkah dan menyalurkan hoby mereka.
9Edi Suharto, Ph.D. kebijakan sosial sebagai kebijakan publik, (bandung: alfabeta, 2011), hlm
233-235
9
Anak jalanan yang sudah diberikan pelatihan dan pembinaan oleh IMJ
akan diberikan kartu oleh pemda Depok untuk tanda bahwa anak jalanan ini
dilarang untuk turun kembali kejalanan, tapi ini bisa berlaku ketika Pemda
Depok telah menjalankan rencana untuk memberika wadah kepada anak-anak
jalanan yang sudah mendapatkan pelatihan dari IMJ. Anak jalanan yang sudah
diberikan pelatihan dan pembinaan oleh IMJ akan disiapkan wadah oleh Pemda
Depok agar mereka tidak kembali turun kejalanan. Pemda Depok bekerja sama
dengan Mall yang ada di Kota Depok agar memberikan kesempatan dan tempat
kepada anak-anak jalanan yang sudah diberikan pelatihan dan pembianan oleh
IMJ untuk mengisi acara di Mall terkait, anak jalanan diberikan kesempatan
untuk menghibur pengunjung yang datang.
Apabila ada anak-anak jalanan yang sudah diberikan pelatihan dan
pembianaan oleh IMJ kembali turun kejalanan maka kartu yang diberikan Pemda
Depok akan dicabut. Dengan cara ini harapan Pemda Depok untuk mengurangi
anak-anak jalanan yang ada di Kota Depok. Di tahun depan target Pemda Depok
memberikan pelatihan dan pembinaan di IMJ kepada 50 anak jalanan dan akan
mengubah anggaran ABT (anggaran tambahan) untuk memberdayakan anak
jalanan. Tahun depan target Pemda adalah memberikan pelatihan kepada 50 anak
jalanan yang akan diberi pelatihan oleh IMJ.
Persayaratan rekrutmen anak jalanan yang dilakukan IMJ hanya 1 bebas
dari obat-obatan, narkoba, dan minuman keras. Jika mereka masih ada yang
menggunakan narkoba, pihak IMJ memaksa mereka agar berhenti
menggunakannya, apabila mereka tidak sanggup maka mereka tidak diterima
10
sebagai peserta pelatihan anak jalanan IMJ. Untuk saat ini anak jalanan yang
terdata berjumlah 30 anak jalanan, tetapi mereka masih suka kembali ke jalanan
untuk mencari nafkah karena IMJ tidak mampu menjamin perekonomian mereka
setiap harinya. Karena ada beberapa diantara mereka yang sudah berkeluarga,
yang harus menafkahi anak dan istrinya. Mereka harus mencari uang untuk
menghidupi anak dan istrinya, namun mereka masih dalam tahap proses belajar
di IMJ untuk menjadi musisi jalanan yang lebih baik lagi.
Bentuk pelatihan yang dilakukan IMJ seperti keterampilan, etika, cara
berbicara, cara berpakaian, pembenaran lagu, dan tes vokal. Yang sangat
diperhatikan mas Andi adalah bagaimana para musisi jalanan untuk bersikap baik
dan memiliki etika yang baik.
Sedangkan yang memberikan pelatihan musik adalah senior-senior yang
sudah lama di IMJ. Metode yang diajarkan sama tidak dibeda-bedakan antar satu
sama lain, hanya saja karakter dan kemampuan orang yang berbeda-beda
sehingga daya tangkapnya ada yang cepat dan ada juga yang lambat dalam
menerima pelatihan yang diberikan. Nilai yang paling ditekankan oleh IMJ
adalah belajar sambutan, karena musisi jalanan identik dengan open mic
sehingga jika sambutan dari para musisi jalanan baik maka dengan sendirinya
akan didengar dan diperhatikan oleh orang yang mendengarkanya.
Institut Musik Jalanan (IMJ) pada hari minggu tanggal 17 Agustus 2014
album perdananya, bertajuk “kalahkan hari ini” di kedai Ekpresi, di kawasan
Stasiun Depok Baru. Selain dihadiri para musisi IMJ dan foundernya Andi
Malewa, hadir pula dalam peluncuran album ini beberapa musisi senior, di
11
antaranya, Budi Ace (kakak dari Abde Slank), hadir pula pakar tata kota
sekaligus musisi jazz Emil Dardak bersama sang istri Arumi Bachsin, pejabat
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok Ferry Birowo,
ketua paguyuban terminal Depok, yang akrab disapa abah, CEO Depoklik Coki
Lubis serta sejumlah perwakilan komunitas di Depok. Dalam peluncuran album
ini, ditampilkan pula video klip perdana dari Institut Musik Jalanan (IMJ), yakni
lagu dari salah satu talentnya, Sinyo dengan lagunya “Penjaga Cinta”.10
Penerapan peran yang digunakan oleh Institut Musik Jalanan (IMJ)
dengan menjalankan fungsi pegembangan dan penunjang menunjukan bahwa
mereka para musisi bisa lebih baik berada di Institut Musik Jalanan (IMJ)
daripada dijalan, karena jalanan merupakan salah satu tempat yang rawan sosial.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai “PeranInstitut Musik Jalanan IMJ dalam Pemberdayaan
Musisi Jalanan Di Depok Jawa Barat”.
10 Boby, Musisi Jalanan Depok Luncurkan Album Perdana “Kalahkan Hari Ini”, diakses pada 18 Mei 2017, pukul 14.00 Wib dari http://www.depoklik.com/blog/foto-musisi-jalanan-depok-luncurkan-album-perdana-kalahkan-hari-ini/
12
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan, sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi
yang diperlukan, maka peneliti membatasi penelitian ini pada “Peran Institut
Musik Jalanan dalam Pemberdayaan musisi jalanan di Depok Jawa Barat”
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana peran IMJ dalam pemberdayaan musisi jalanan di Depok Jawa
Barat?
b. Bagaimana proses pemberdayaanmusisi jalanan yang dilakukan oleh IMJ
di Depok Jawa Barat?
c. Bagaimana hasil pemberdayaan IMJ yang dilakukan kepada musisi jalanan
di Depok Jawa Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menunjuk pada apa yang akan dicapai oleh penelitian
itu. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
a. Bagaimana peran Institut Musik Jalanan dalam pemberdayaan musisi
jalanan
b. Bagaimana proses pemberdayaan musisi jalanan yang dilakukan oleh
Institut Musik Jalanan
13
c. Bagaimana hasil pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik jalanan
kepada musisi jalanan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
berminat maupun yang terkait dalam masalah anak jalanan, yaitu:
1. Segi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian-kajian dalam
pemberdayaan musisi jalanan. Selain itu peneliti ini juga dapat menambah
pengetahuan tentang bagaimana upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan
musisi jalanan melalui pelatihan yang diberikan IMJ.
2. Segi Praktis
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca
mengenai Peran Institut Musik Jalanan dalam pemberdayaan musisi jalanan
di Depok Jawa Barat.
Diharapkan dapat bermanfaat dalam sebuah pertimbangan untuk
mengambil kebijakan terkait menangani masalah anak jalanan.
3. Masyarakat
Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat khususnya mengenai pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Institut Musik Jalanan “IMJ”.
\
14
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah teknik atau cara dalam pengumpulan fakta atau
bukti dalam hal ini adalah perencanaan tindakan yang dilaksanakan serta langkah-
langkah apa yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan dan sasaran penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Untuk analisis lebih lanjut tentang upaya Institut Musik Jalanan “ÍMJ”
dalam pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan bernyanyi dan bermusik,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan penelitian
kualitatif yakni berdasarkan sumber lisan (wawancara mendalam). Observasi
dan tinjauan lapangan langsung.11
Penelitian kualitatif dalam kondisi sewajarnya untuk dirumuskan
menjadi generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.12
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khususnya alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.13
Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada
dilapangan dapat digalih lebih dalam, guna mendapatkan gambaran yang
11Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet .12, hlm. 209. 12Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1992) Cet. 1 hlm. 3.
13 Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 6.
15
lengkap tentang Peran Institut Musik Jalanan dalam pemberdayaan musisi
jalanan di Depok Jawa Barat. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif
dipandang sebagai pendekatan yang tepat pada penelitian ini.
Dalam penelitian ini penulis berupaya mendeskripsikan atau melihat
fenomena tentang peran Institut Musik Jalanan dalam Pemberdayaan anak
jalanan di Depok Jawa Barat memalui program pelatihan bernyanyi dan
bermusik. Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan dengan
pengumpulan data melalui wawancara mendalam, tinjauan pustaka, dan
pengamatan di lapangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation)
wawancara mendalam ( in depth interview), dan dokumentasi.
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.14
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan
pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria yaitu: pengamatan
14Husaini Usman dan Purnomo, Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2000), hlm. 54.
16
digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius, pengamatan
harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, serta
pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.15
Dalam teknik observasi ini untuk memperoleh data peneliti
mengunjungi dan meninjau lokasi penelitian yaitu Institut Musik Jalanan
(IMJ) Depok Jawa Barat, sambil mengamati dan mencatat kejadian ke dalam
buku catatan kecil mengenai kegiatan yang sedang berlangsung dalam
pelaksanaan pelatihan keterampilan bernyanyi di lokasi penelitian. Sehingga
dapat terlihat dampak dari kegiatan pelatihan yang diberikan “IMJ” kepada
anak-anak jalanan.
Untuk meningkatkan validitas hasil pengamatan peneliti menggunakan
beberapa alat bantu, antara lain handphone yang sudah dilengkapi dengan
kamera, buku tulis dan pulpen. Alat bantu kamera digunakan oleh peneliti
untuk merekam kejadian dalam bentuk gambar dan membantu mengingat apa
yang dilihat pada saat observasi. Sehingga peneliti hanya terfokus pada
pengamatan yang membutuhkan penglihatan. Buku tulis dan pulpen
membantu peneliti dalam mencatat kejadian pada objek penelitian.
15Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008), Hlm. 115.
17
b. Wawancara
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yan diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan
informan terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian
kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan
informan.16
Dalam penelitian ini penulis mewawancarai abang widi selaku
pengurus Institut Musik Jalanan (IMJ) dan bapak Andi Malewa selaku ketua
“IMJ”. Penulis mengadakan tanya jawab berkenaan dengan pemberdayaan
anak jalanan melalui pelatihan bernyanyi dan bermusik. Yang semuanya
mempunyai tujuan untuk menjadikan musisi jalanan ini menjadi lebih
profesional lagi dalam bernyanyi dan tidak kembali ke jalan lagi untuk
mengamen, melainkan menjadi anggota dari Institut Musik Jalanan (IMJ)
untuk berperan aktif dalam pembuatan album selanjutnya
c. Dokumentasi
Studi dokumentasi mencari data yang tertulis, baik berupa buku, jurnal
atau tulisan.17
16Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Hlm. 108 17Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 34.
18
Dokumentasi adalah pengumpulan bahan tertulis ataupun film yang
memiliki sifat alamiah, sesuai dalam konteks dan berada dalam konteks
sehingga dapat digunakan sebagai bukti untuk pengujian.18
Dalam hal ini untuk memperoleh kelengkapan data peneliti meminta
langsung kepada ketua Institut Musik Jalanan “IMJ” dan pengurus “IMJ’
dalam hal ini yang memberikan pelatihan.
3. Teknik Analisis Data
Proses awal yang peneliti lakukan adalah observasi ke Institut Musik
Jalanan (IMJ) setelah observasi selesai peneliti melakukan wawancara dan
peneliti mengabdikannya dalam bentuk dokumentasi. Peneliti mengamati
seluruh data dan hasil wawancara secara detail dan melakukan berulang-ulang
dari awal penelitian dan selama proses berlangsung, data yang peneliti
kumpulkan kemudian peneliti rangkum data dan menyeleksi sesuai dengan
konsep-konsep peneliti. Selanjutnya peneliti menyusun dalam catatan
lapangan, kemudian data tersebut diringkas, dirangkum, dipilih hal-hal
penting dan pokok, dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan
mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Data yang terkumpul kemudian peneliti analisa secara kualitatif. Data-
data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat
atau pernyataan pendapat yang tersebut dianalisa untuk mengetahui makna
18Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2007).
hlm. 216-217
19
yang terkandung didalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Analisis data yaitu menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber dengan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara,
pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan foto. Analisis data adalah
upaya yang dilakukan dengan bekerja menggunakan data, mengorganisasi
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskanya
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.19
Dalam menganalisis data hasil peneliti menjelaskan catatan hasil
temuan lapangan dan setelah itu disimpulkan.Tahap-tahap kegiatan dalam
menganalisis data kualitatif, tahap tersebut adalah
a. Reduksi data, untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang
diperoleh, dalam tahap ini peneliti mencoba memilah data yang relevan
dengan tujuan dan masalah penelitian. Tujuan adalah untuk mencari tahu
proses pemberdayaan musisi jalanan melalui pelatihan bernyanyi dan
bermusik oleh institut musik jalanan dan untuk mengetahui hasil
pemberdayaan yang dilakukan IMJ kepada musisi jalanan di Kota Depok
b. Penyajian data, penyajian data ini digunakan sebagai bahan untuk
menafsirkan dan mengambil simpulan atau dalam penelitian kualitatif
dikenal dengan istilah inferensi yang merupakan makna terhadap data yang
terkumpul dalam rangka menjawab permasalahan.
19Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm. 247-248
20
c. Menarik simpulan/verivikasi, Simpulan tersebut merupakan pemaknaan
terhadap data yang telah dikumpulkan. Penarikan simpulan dilakukan
dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan responden dengan
makna yang terkandung dalam masalah penelitian secara konseptual.20
4. Teknik pengujian keabsahan data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability),kebergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability).21
Dalam penelitian penulis menggunakan teknik triangulasi yakni teknik
keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data.
Hal itu dapat dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikaitkan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakan sepanjang waktu, membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
Teknik triangulasi dapat digunakan melalui cara-cara sebagai berikut:22
20Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru,( Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya,2011), hlm.172-173. 21Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm. 324-331 22Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm. 248
21
a. Membandingkan data hasil wawancara subyek penelitian dengan
pengamatan di lapangan. Peneltii membandingkan hasil wawancara
informan dengan hasil temuan lapangan dilapangan tentang peran Institut
Musik Jalanan dalam pemberdayaan musisi jalanan di Depok Jawa Barat.
b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dari orang lain dan pandangan orang lain. Peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh pendiri Institut Musik
Jalanan dan Volunteer dengan musisi jalanan yang mengikuti kegiatan
pemberdaayaan.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara tersebut untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Peneliti
membandingkan hasil jawaban informan dengan data atau dokumen yang
ditemukan tentang peran Institut Musik Jalanan dalam pemberdayaan
musisi jalanan di Depok Jawa Barat.
5. Sumber Data
Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu data primer dan data sekunder.
d. Data primer
Data primer adalah data utama yang terdiri dari kata-kata dan
tindakan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil
wawancara dengan responden di lapangan serta hasil observasi pada subjek
penelitian, yaitu data berasal dari pengurus institut musik jalanan ”IMJ”.
22
e. Data sekunder
Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen yang diambil dari
berbagai letirature, internet atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan
masalah penelitian ini.
6. Instrumen dan Alat bantu
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan peneliti
dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencanaan,
pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitianya. Pengertian instrumen atau alat penelitian
disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.23
7. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan untuk pemelihan informan dalam penelitian
ini adalah teknik purposive sampling, bertujuan dimana informan dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang
tepat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana
memilih informan misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
mempermudah peneliti menjelajahi objek/situasi yang diteliti.24Peneliti
23Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 168.
24 Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet 5, hlm, 54.
23
menggali dari pihak-pihak yang terlibat dalam pemberdayaan anak jalanan
yang dilakukan Institut Musik Jalanan “IMJ”
Dalam penelitian ini informan yang mengetahui jelas dan detail
tentang Institut Musik Jalanan (IMJ) yaitu pendiri dan volunteer Institut
Musik Jalanan (IMJ) agar mengetahui alasan berdirinya Institut Musik
Jalanan (IMJ), tujuan adanya Institut Musik Jalanan (IMJ), serta harapan-
harapan tentang terwujudnya Institut Musik Jalanan (IMJ) bagi anak jalanan.
Selain itu peneliti juga memilih informan yang menjadi target sasaran yakni
anak jalanan karena anak jalanan atau pengamen jalanan akan mempermudah
peneliti dalam melakukan triangulasi data.
Tabel 1
Purposive Sampling
No Informan Informan yang Dicari Jumlah Metode
Pengumpulan
Data
1 Pendiri
IMJ
Gambaran umum
mengenai IMJ dan
kegiatan pemberdayaan
apa saja yang diberikan
kepada musisi jalanan
terkait pemberdayaan
musisi jalanan.
1 Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi
2 Volunteer
IMJ
Metode yang digunakan
untuk mengaplikasikan
pemberdayaan musisi
jalanan di Depok.
1 Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi
3 Musisi
jalanan
Alasan turun ke jalan,
alasan ikut audisi,
perubahan apa yang
dirasakan setelah
mengikuti kegiatan
pemberdayaan
2 Wawancara
bebas,
terstruktur,
dokumentasi
24
8. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian adalah setiap hari senin dan jumat, dari bulan April-
Mei-Juni dan lokasi penelitian dilakukan di Institut Musik Jalanan “IMJ” Jl.
Margonda Raya No. 58 Terminal Depok, Jawa Barat. Dengan melihat
langsung bagaimana upaya yang dilakukan dalam menangani anak jalanan
melalui pelatihan bernyanyi dan berbicara di depan umum, sehingga akan
mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut untuk dijadikan bahan penelitian
adalah:
a. Lokasi yang mudah dijangkau sehingga peneliti dapat menghemat waktu
dan biaya
b. Lembaga yang perduli terhadap musisi jalanan
c. Program-program yang dibuat oleh Institut Musik Jalanan
menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dalam hal ini musisi
jalanan
d. Tempat penelitian melaksanakan praktikum 1
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penelitian lebih lanjut kemudian
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis
tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunya judul
hampir sama dengan yang akan penulis teliti diantaranya
Judul Skripsi : Upaya Yayasan Bina Insan Mandiri “Master” Dalam
Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program
25
Pelatihan Keterampilan Komputer Di Depok Jawa
Barat
Penulis : Vivih Rahmawati
NIM : 1110054000006
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam, lulus tahun 2014
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang upaya yayasan Bina
Insan Mandiri “MASTER” dalam pemberdayaan anak jalanan melalui program
pelatihan keterampilan komputer
Persamaan dan perbedaan dari skripsi ini adalah dengan skripsi penulis yaitu
persamaannya terletak pada subyeknya yaitu anak jalanan. Dan perbedaanya
terletak pada obyeknya dan tempat penelitiannya. Skripsi di atas
pemberdayaannya melalui program keterampilan komputer. Sedangkan skripsi
penulis pemberdayaannya melalui pelatihan bernyanyi dan bermusik yang
dilakukan oleh Institut Musik Jalanan (IMJ).
Judul Skripsi : Pelaksanaan Pemberdayaan Pendidikan Anak Jalanan
dan Du’Afa Melalui Program Sekolah Gratis Oleh
Yayasan Bina Insan Mandiri di Terminal Depok Jawa
Barat
Penulis : Siti Wahyuni
NIM : 1110054000022
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam, Tahun Lulus 2012
26
Isi Pembahasan :Skripsi ini membahas tentang pelaksanan
pemberdayaan pendidikan anak jalanan dan Du’Afa melalui program sekolah
gratis oleh yayasan bina insani mandiri di terminal Depok jawa barat
Persamaan dan perbedaan dari skripsi ini adalah dengan skripsi penulis yaitu
persamaannya terletak pada subyeknya yaitu anak jalanan. Dan perbedaanya
terletak pada obyeknya dan tempat penelitiannya. Skripsi di atas
pemberdayaannya melalui program sekolah gratis. Sedangkan skripsi penulis
pemberdayaannya melalui pelatihan bernyanyi dan bermusik yang dilakukan oleh
Institut Musik Jalanan (IMJ).
Judul Skripsi : Proses Pengembangan Life Skill Anak Jalanan di
Sekolah Master Depok Jawa Barat
Penulis : Muhammad Farid
NIM : 1111054000003
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam, Tahun Lulus 2016
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang pemberdayaan anak
jalanan melalui Life Skill yang dilakukan Sekolah Master (masjid terminal).
Persamaan dan perbedaan dari skripsi ini adalah dengan skripsi penulis yaitu
persamaanya terletak pada subyeknya yaitu anak jalanan. Dan perbedaanya
terletak pada obyeknya dan tempat penelitianya. Skripsi di atas pemberdayaanya
melaui life skill. Sedangkan skripsi penulis pemberdayaanya melalui pelatihan
bernyanyi dan bermusik yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan (IMJ).
27
G. Sistematika Penulisan
BAB I :Merupakan bagian dari pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodelogi penelitian, kajian pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II :Akan memaparkan mengenai tinjaun teoritis, pengertian
pemberdayaan, tahapan-tahapan pemberdayaan masyarakat, teori
pemberdayaan, teori Peran, pengertian keterampilan, apa saja
pelatihan yang diberikan Institut Musik Jalanan “IMJ” kepada
musisi jalanan, dan apakah pemberdayaan yang diberikan IMJ telah
memberdayakan musisi jalanan di kota Depok
BAB III :Akan memaparkan mengenai Institut Musik Jalanan (IMJ), sejarah
IMJ, visi dan misi , struktur pengurusan, sumber dana IMJ, dan
program Institut Musik Jalanan.
BAB IV :Akan memaparkan mengenai hasil temuan lapangan yang
menganalisa hasil penelitian mengenai upaya Institut Musik Jalanan
dalam pemberdayaan musisi jalanan melalui pelatihan bernyanyi
dan bermusik yang diberikan IMJ.
BAB V :Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh dan akan
dijelaskan secara konkrit yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
Institut Musik Jalanan (IMJ) pada khususnya dan pada umumnya
masyarakat luas.
28
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peranan
1. Pengertian Peran
Peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan atau bagian dari
kedudukan, seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena
mempunyai status dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi masing-masing
dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Peran menurut Sarlito
Wirawan Sarwono mendefinisikan bahwa sebagai seperangkat
harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang
menempati kedudukan sosial tertentu.1 Sedangkan menurut Biddle dan
Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-
perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
Selanjutnya, Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam teori peran
dalam 4 golongan yaitu istilah yang menyangkut:
a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut.
b. Perilaku yang muncul dalam istilah tersebut.
c. Kedudukan orang dalam perilaku. .
d. Kaitan antara orang dan perilaku.2
1 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1984) cet
ke-1, hlm. 235. 2Sarlito Wirawan Sarwono, teori psikologi sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003) cet ke-8, hlm. 215.
29
Menurut Soerjono Soekanto peran didefiniskan aspek dinamis
kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.3
Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa.
Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain,
komunitas sosial atau politik. Peran adalah posisi dan pengaruh.
Adapun peran da’i dalam pengembangan masyarakat Islam dapat
mengacu kepada yang dikatakan oleh Zastrow (1982: 534-537) yakni
sebagai berikut:
The Activist. Sebagai seorang activist, ia senantiasa melakukan
perubahan yang mendasar dan seringkali tujuannya adalah pengalihan
sumber daya ataupun kekuasaan pada masyarakat yang tidak
beruntung (disadvantanged group). Mereka sebagai aktivis akan
berjuang untuk isu-isu ketidakadilan, perampasan hak, anti
diskriminasi, persamaan hak, dan lain-lain.
Bila mengacu pada Jim Ife (2002:231-257) beberapa peran yang
dapat dilaksanakan da’i dalam pengembangan masyarakat yaitu:
a. Peranan-peranan fasilitatif meliputi peranan animasi sosial, mediasi
dan negoisasi, dukungan, pembentukan konsensus, fasilitasi
kelompok, pemanfaatan sumber daya dan keterampilan,
pengorganisasian dan komunukasi personal.
3 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2002), cet ke-34, hlm. 243.
30
b. Peranan-peranan pendidikan terdiri dari peranan peningkatan
kesadaran, penyampaian informasi, pengkonfrontasian, dan
pelatihan.
c. Peranan-peranan representasional meliputi peranan: mendapatkan
sumber, advokasi, pemanfaatan media dan hubungan masyarakat,
jaringan kerja dan berbagai pengetahuan serta keterampilan.
d. Peranan-peranan teknis meliputi peranan: penelitian, penggunaan
dan pemanfaatan komputer, presentasi verbal dan tertulis,
manajemen dan pengawasan finansial.4
2. Ciri Peran
Menurut Levinson dikutip oleh Soekanto ciri pokok yang
berhubungan dengan istilah peran dalam lingkungan sosial adalah
terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam
masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara bertindak
dengan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana
pengakuan terhadap status sosialnya. Sedangkan fasilitas utama
seseorang menjalan peran adalah lembaga-lembaga sosial yang ada
dalam masyarakat. Levinson sebagaimana dikutip oleh Soekanto,
bahwa peran itu mencakup 3 hal yaitu :
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
4 Muhtadi & Tantan Hermansah, Manajemen Pengembangan Mayrakat Islam,(Jakarta:
UIN Jakarta Pres 2013,) Cet ke-1, hlm. 102-103.
31
b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat.5
3. Fungsi Peran
Menurut Soekanto, dalam pembahasan tentang aneka macam peran
yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat ada beberapa
pertimbangan sehubungan dengan fungsi peran, yaitu sebagai berikut :
a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur
masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya. .
b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka
harus telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong
untuk melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu
yang tak mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan
oleh masyarakat. Oleh karena mungkin pelaksanaannya
memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-
kepentingan pribadinya.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan
perannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan
5 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),
cet ke-4 hlm. 94.
32
peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa
masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut..6
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan
posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur
statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat.
Peran dalam ilmu peranan sosial adalah suatu kompleks pengharapan
manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam
situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.7
Maka dari itu dari yang dapat peneliti simpulkan dari teori yang
diutarakan oleh Soerjono Soekanto bahwa seseorang dikatakan
berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan status sosial dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut
maka peran dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek
dinamis dari status. Karena peran memiliki cakupan untuk
membimbing seseorang dalam memenuhi peraturan yang ada didalam
masyarakat (organisasi) yang diikutinya. Sebab aturan yang berlaku
dapat terpenuhi apabila adanya interaksi antar individu. Fungsi dari
peran ini untuk mempertahankan struktur masyarakat dan agar
masyarakat memberikan peluang terhadap individu-individu. Tetapi
apabila dari bentuk, ciri, dan fungsi peran satu sama lainnya tidak
dijalankan dengan baik maka yang terjadi adalah konflik peran bagi
individu itu sendiri.
6 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, cet ke-4 hlm. 95.
7 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007) cet ke-3 hlm. 106
33
B. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan
mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan
bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas
mengenai konsep pemberdayaan. Oleh karena itu, agar dapat
memahami secara mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka
perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan yang memiliki
komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat. Pertama akan kita
pahami pengertian tentang pemberdayaan. Menurut Sulistiyani secara
etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya
atau proses pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang
belum berdaya.8 Kedua pengertian tentang masyarakat, menurut
Soetomo masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling
berinteraksi secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang
terpola, terorganisasi.9
Dari kedua definisi tersebut bila digabungkan dapat dipahami
makna pemberdayaan masyarakat. Namun sebelum kita tarik
kesimpulan, terlebih dahulu kita pahami makna pemberdayaan
masyarakat menurut para ahli. Menurut Moh. Ali Aziz, dkk dalam
8 Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, (Yogyakarta:
Gava Media, 2004), hlm. 77. 9 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2001), hlm. 25.
34
buku karangan Edi Suharto : “Pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang
memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk
meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan
perikehidupan mereka.10
Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-
menerus, proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama
dalam kelompok formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan
dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi,
pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu proses”. Mengacu
pada pengertian dan teori para ahli di atas, dalam penelitian ini
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk
mengembangkannya sehingga masyarakat dapat mencapai
kemandirian. Kemudian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau kekuatan pada
masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan, dan
perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan
masyarakat yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya
sehingga masyarakat tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan
mengaktualisasikan diri atau berpartisipasi melalui berbagai aktivitas.
10Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama, 2005),
hlm. 59.
35
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan
masyarakat, khususnya kelompok yang lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas
oleh stukrtur sosial yang tidak adil).11
Menurut Sulistiyani tujuan pemberdayaan yang ingin dicapai
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses
belajar maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh
kemampuan atau daya dari waktu ke waktu..
Dari paparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan
pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat
terutama dari kemiskinan, keterbelakangan, kesenjangan, dan
ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan
kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu,
mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan, pendidikan, dan
transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya produktivitas yang
rendah, sumber daya manusia yang lemah, kesempatan pengambilan
keputusan yang terbatas. Kemudian ketidakberdayaan adalah
melemahnya kapital sosial yang ada di masyarakat (gotong royong,
11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. hlm. 60.
36
kepedulian, musyawarah, dan keswadayaan) yang pada gilirannya
dapat mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang semakin jauh
dari semangat kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian untuk
mengatasi persoalannya secara bersama.12
Pelaksanaan proses dan tujuan pemberdayaan di atas dicapai
melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat
menjadi 5P, yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan,
Penyokongan, dan Pemeliharaan.
a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara
optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan
masyarakat dari sekat-sekat kultural dan stuktural yang
menghambat.
b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus
mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan
kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian
mereka.
c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat.
Menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang
(apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan
12 Ambar Teguh Sulistiyani,Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan,hlm. 80.
37
mencegah terjadinya ekploitasi kelompok kuat terhadap
kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada
penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak
menguntungkan rakyat kecil.
d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong
masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi
yang semakin lemah dan terpinggirkan.
e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.13
3. Tahapan Pemberdayaan
Tahapan-tahapan dalam pemberdayaan meliputi beberapa aspek,
yakni:
a. Tahap Perencanaan:
Pada tahap ini, masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan
perencanaan, melakukan identifikasi masalah hingga pembuatan
perumusan kegiatan.
13 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. hlm. 67-68.
38
b. Tahap Pelaksanaan:
Masyarakat turut ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan program yang
telah dirancang dan direncanakan sebelumnya.
c. Tahap Pelembagaan:
Tahap ini, masyarakat ikut serta dalam penguatan kelembagaan dalam
hal ini pengkaderan anggota sebagai langkah penguatan SDM untuk
keberlanjutan sebuah program pelaksanaan kedepan.
d. Tahap Monitoring:
Masyarakat turut dalam mengawasi kegiatan pelaksanaan program yang
telah dirancang. Sehingga dalam hal ini masyarakat juga dapat
mengetahui secara langsung kegiatan yang telah dirancang.
e. Tahap Evaluasi
Masyarakat berpartisipasi dalam melakukan penilaian atas sejauh mana
keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaan progam.14
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara
bertahap seperti yang dikemukakan oleh Sulistyani Tahap-tahap yang
harus dilalui tersebut adalah meliputi :
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar
dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
14 Tantan Hermasah, Mengelola Sampah Memeberdayakan Mayarakat, (Bogor: Titian
Nusa, 2015). Hlm.44.
39
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian.15
C. Anak Jalanan
1. Pengertian
Anak jalanan, tekyan, arek kere, anak gelandangan, atau kadang
disebut juga secara eufemistis sebagai anak mandiri, usulan Rano Karno
tatkala ia menjabat sebagai Duta Besar UNICEF, sesungguhnya anak
jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari
perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini
sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan
sangat tidak bersahabat. Di berbagai sudut kota, sering terjadi anak
jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial
kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum, sekedar
untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu
keluarganya. Tidak jarang pula mereka dicap sebagai pengganggu
ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya
razia atau penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.
Marginal, rentan, dan ekploitatif adalah istilah-istilah yang sangat
tepat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan.
Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas
15 Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, hlm. 83.
40
jenjang kariernya, kurang dihargai, dan umumnya juga tidak
menjanjikan prospek apapun di masa depan. Rentan karena resiko yang
harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang benar-benar dari
segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Adapun disebut ekploitatif
karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar (bargaining
position) yang sangat lemah, tersubordinasi, dan cenderung menjadi
objek perlakuan yang sewenang-wenangnya dari ulah preman atau
oknum aparat yang tidak bertanggung jawab.16
Sebagai bagian dari pekerja anak (child labour), anak jalanan
sendiri sebenarnya bukanlah kelompok yang homogen. Mereka cukup
beragam, dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya, hubungannya
dengan orang tua atau dengan orang-orang dewasa terdekat, waktu dan
jenis kegiatannya di jalanan, serta jenis kelaminya Farid. Berdasarkan
hasil kajian dilapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan
dalam tiga kelompok Surbakti dkk.
Pertama,children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai
kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalanan, namun masih
mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian
penghasilan mereka di jalanan diberikan kepada orang tuanya (Soedijar:
Sanusi. Fungsi anak jalanan pada katagori ini adalah untuk membantu
memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau
tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh kedua orang tuanya.
16Bagong Suyanto, masalah sosial anak, (jakarta: kencana prenada media grub, 2003),
hlm, 185-186
41
Kedua,children of the sreet, yakni anak-anak yang berpartisipasi
penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa
diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya,
tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak di antara
mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan
lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukan bahwa
anak-anak pada katagori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah,
baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual Irwanto dkk.
Ketiga,childern from families of the street, yakni anak-anak yang
berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini
mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup
mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat lain dengan
segala resikonya (Blanc & Associates: Irwanto dkk: Taylor & Veale).
Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan
jalanan sejak anak masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan. Di
Indonesia, kategori ini dengan mudah ditemui di berbagai kolong
jembatan, rumah-rumah liar sepanjang rel kereta api, dan sebagianya
walau secara kuantitatif jumlahnya belum diketehaui secara pasti.17
17Irwanto, Muhammad, Farid & Jeffry Anwar, anak yang membutuhkan perlindungan
khusus di Indonesia: analisis situasi, (jakarta: kerja sama PKPM unika atmajaya, Departemen
sosial, dan UNICEF, 1999), hlm 186-187
42
D. KETERAMPILAN
1. Pengertian
Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal,
fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun
membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Menurut W. Gulo
keterampilan tidak mungkin berkembang jika tidak didukung oleh
sikap dan kemauan serta pengetahuan. Dari pernyataan tersebut
diketahui bahwa suatu keterampilan tidak akan terwujud tanpa adanya
kemauan, sikap dan pengetahuan yang dimiliki seseorang, sehingga
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan dari seseorang.18
Menurut Ngalim Purwanto, keterampilan berasal dari kata terampil
(kemahiran) pekerjaan tangan atau kecelakaan kerja.19 Sedangkan
menurut Whitherington menyatakan bahwa suatu keterampilan adalah
hasil dari latihan yang berulang-ulang yang berdampak pada
perubahan progresif atau pertumbuhan yang dialami oleh seseorang
sebagai hasil dari aktivitas tertentu.20 Jadi keterampilan merupakan
serangakain latihan terencana dan terarah mulai dari hal sederhana
hingga hal yang kompleks yang diberikan oleh instruktur.
Keterampilan/kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik
bila terus diasah dan dilatih untuk menaikan kemampuan sehingga
18 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), hlm. 51. 19 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktikum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1986), hlm. 169. 20 Whitherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), hlm. 104.
43
akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan
yang ada. Beberapa contoh keterampilan itu sendiri antara lain:
keterampilan menulis, ketemapilan mengemudi, keterampilan
bernyanyi, keterampilan bermusik, dan lain sebagainya. Tujuan dari
pendekatan keterampilan ialah sebagai motivasi belajar peserta didik,
mengembangkan pengetahuan, serta cekatan dalam melakukan
aktivitas.
Jenis keterampilan menurut M. Sardiman A ada dua jenis yaitu:
a. Keterampilan Jasmani: keterampilan yang dapat diamati sehingga
menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
b. Keterampilan Rohani: keterampilan yang menyangkut persoalan
penghayalan, keterampilan berfikir, serta kreativitas
menyelesaikan dan merumuskan masalah.21
21 M Sardiman A, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm 29.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTITUT MUSIK JALANAN
A. Latar Belakang Berdirinya
Pengamen dan anak jalanan yang biasa berlalulalang di jalanan
Ibukota baik di lampu merah maupun bis-bis kota kerap kali dianggap
sebagai sampah masyarakat yang mengganggu ketertiban umum.
Pengamen dan anak jalanan yang mencari nafkah dari suara mereka
berharap agar sekitarnya memberikan rupiah untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Karena rata-rata para pengamen dan anak jalanan ini berasal
dari keluarga yang tidak mampu. Namun para pengamen dan anak
jalanan ini semakin tidak memiliki ruang untuk berkarya. Terlebih
peraturan pemerintah seperti Perda Kota Depok nomor. 16 Tahun 2012
tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan
tentang tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta//pengemis dan
mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau
badan dilarang memberikan sejumlah uang atau barang kepada peminta
sumbangan/pengemis/dan/atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana
disebutkan pada ayat 2, semakin mempersempit ruang untuk menyalurkan
talenta bermusik yang mereka miliki.1
Para pengamen dan anak jalanan tidak semua masuk dalam
kategori pemalas, dan seperti yang dipaparkan diatas mereka rata-rata
berasal dari golongan keluarga yang tidak mampu dan tidak sedikit
1 Admin, Profil Pendiri Institut Musik Jalanan, diakses pada 15 Maret2017, pukul 13.00
WIB darihttp://institutmusikjalanan.org.
45
diantara mereka putus sekolah dan sebagian besar lainnya tidak
bersekolah. Tetapi banyak dari pengamen dan anak jalanan tersebut
memiliki bakat bermusik. Namun kesempatan dan ruang berkarya tidak
berlaku bagi mereka.
Sekolah musik, les musik atau rekaman dalam label industri besar
mungkin hanya sebatas mimpi semata, bagi kawan-kawan musisi,
pengamen dan anak jalanan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp.
50.000/hari. Sementara alih profesi juga bukan hal yang mudah untuk
mereka lakukan. Perlu dipahami bersama bahwa talenta bermusik yang
mereka miliki adalah anugerah yang diberikan langsung oleh Tuhan yang
Maha Kuasa.
Tidak ada satupun manusia yang mampu menolak pada kondisi
dimana mereka mau dilahirkan. Terlebih menolak bakat yang
dianugerahkan Tuhan kepada dirinya, jika sebuah aturan dibuat untuk
memaksa seseorang berpindah profesi untuk mencari pekerjaan lain tanpa
pendidikan yang mempuni dan sama sekali tidak dikuasinya sudah dapat
diprediksi hasil yang didapat yakni angka penggangguran akan semakin
meningkat.
Dan jika tuntunan semakin mencekik, sementara aturan yang
diberlakukan bagi para pencari hidup dijalanan semakin keras, bukan tidak
mungkin jika kelak aturan tersebut akan melahirkan pelaku-pelaku
kriminal baru jalanan.
Hal lain yang mendapat perhatian serius karya-karya yang lahir
dari media televisi maupun radio, sedikit sekali media yang mau
46
mengangkat kembali lagu-lagu untuk anak. Sehingga anak-anak di
Indonesia kehilangan dunia mereka. Bukan hanya satu saja, anak-anak
pada masa kini hampir tidak mengenal budaya mereka sendiri, bukan tidak
mungkin jika kelak mereka akan kehilangan kesenian dan budaya di
negerinya sendiri dan jangan heran jika pada suatu masa, anak-anak kita
tidak lagi mengenaliSaluang, Gondan Sembilan, Gamelan atau
Karinding.2
Dunia kanak-kanak, dimana imajinasi mereka sedang tumbuh dan
berkembang ikut dirusak dengan produksi-produksi lagu dewasa yang
bukan untuk dikonsumsi oleh usia mereka. Industri music
mainstreammenjajah anak-anak dengan suguhan lagu bernuansa cinta
yang sejatinya belum pantas untuk mereka konsumsi. Begitupun yang
terjadi pada adik-adik yang berada dalam binaan IMJ, sebagian besar dari
mereka adalah pengamen jalanan. Dalam aktivitas mengamen, mereka
dengan fasih menyanyikan lagu-lagu bertema cinta sementara usia mereka
masih sangat dini untuk menyanyikan lagu-lagu yang selayaknya
dikonsumsi untuk orang dewasa. Industri musik larut dalam komersial dan
nilai-nilai rupiah tanpa mau berfikir bagaimana membangun moral dan
mental yang baik bagi anak-anak bangsa.
Institut Musik Jalanan (IMJ) dinaungi oleh trio pendiri yakni Andi
Malewa, Iksan Skuter, dan Frysto Gurning bertekad untuk “melawan”
dengan cara-cara terhormat. Ketiga orang pendiri yang berjuang
dibidangnya masing-masing. Yakni Malewa seorang pendiri rumah baca
2 Admin, Profil Pendiri Institut Musik Jalanan, diakses pada 15 Maret 2017, pukul 13.00
WIB darihttp://institutmusikjalanan.org.
47
panter Depok, Iksan Skuter seorang musisi dan musik director yang telah
malang melintang dalam industri musik baik major maupun indie dan
Frysto Gurning, dengan latar belakang sebagai seorang enterpeneur.
Persahabatan yang terjalin diantara ke tiga founder inilah yang kerap
melahirkan perbincangan yang panjang dan serius. Berawal dari
perbincangan ringan disebuah warung kopi pada pertengahan tahun 2013,
Andi, Iksan dan Frysto kemudian merumuskan ide pembentukan Institut
Musik Jalanan (IMJ).3
Tepat di akhir tahun 2013, Andi Malewa, Iksan skuter dan Frysto
Gurning mematangkan ide-ide pembentukan Institut Musik Jalanan (IMJ).
Januari 2014, atas kesepakatan ketiga pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ)
inilah gedung Institut Musik Jalanan (IMJ) yang dirancang sepenuhnya
oleh Burhan Malewa (ayah dari Andi Malewa) kemudian terealisasi.
Institut Musik Jalanan (IMJ) dibangun diatas tanah seluas 300 meter
persegi.
Bukan hanya sebagai ruang rekaman gratis bagi musisi jalanan,
Institut Musik Jalanan (IMJ), juga sangat serius menggarap sebuah label
rekaman. IMJ mencetak karya-karya dari para seniman jalanan dalam
bentuk CD selayaknya produksi musik major label. Namun, dalam
prateknya pemasarannya IMJ menggunakan cara-cara indie yang sangat
struggle (perjuangan), dari satu bis ke bis lainya, dari satu angkutan umum
ke angkutan umum lainnya. Menjual CD album para seniman/musisi
jalanan dengan metode “Direct Selling” (penjualan langsung). Mereka
3 Admin, Profil Pendiri Institut Musik Jalanan, diakses pada 15 Maret 2017, pukul 13.00
WIB dari http://institutmusikjalanan.org.
48
tidak lagi mengamen, melainkan berjualan, yang menjual hasil karya dari
talenta mereka sendiri.
Di Institut Musik Jalanan (IMJ), para rekan musisi jalanan
diarahkan untuk mematangkan karya lagu milik mereka sendiri,
mengarasemen karyanya sendiri, belajar memproses lagu sampai tahap
recording (rekaman). Karya yang telah direkam kemudian dikemas
kedalam bentuk kepingan CD yang juga diproses di Institut Musik
Jalanan.
Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah mengeluarkan album perdana
Institut Musik Jalanan (IMJ) bertajuk Kalahkan Hari Ini yang dicetak
sebanyak 2000 keping ini mampu menembus pasar domestik hingga ke
mancanegara. Selain itu Institut Musik Jalanan (IMJ) mendapatkan
penghargaan dari Cahaya dari Timur Award sebagai kategori
pemberdayaan musik masyarakat. Serta kartu bebas ngamen yang
bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Depok dan dinas Pariwisata.4
B. Visi dan Misi
Dalam menjalankan program kegiatan, Institut Musik Jalanan
(IMJ) memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai suatu pedoman atau
acuan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Visi: Menjadi ruang ekspresi, berkarya dan berbudaya melalui
musik.
4 Admin, Cahaya Dari Timur Award 2014, diakses pada 15 Maret, pukul 13.00 WIB
http://institutmusikjalanan.org.
49
Misi:
1. Mengajarkan pada masyarakat agar lebih menghargai karya
seni khususnya musik dengan membeli CD original.
2. Mengajarkan kepada Musisi/pengamen untuk kreatif dalam
berkarya.
3. Membentuk karakter musisi dan pengamen jalanan yang lebih
berkelas dengan cara memasarkan CD hasil karya mereka
sendiri. (tidak meminta uang receh melainkan berjualan CD).
4. Mengajarkan sistem produksi secara profesional dimulai dari
proses pematangan lagu, arasemen musik, mixing, mastering,
penggandaan CD serta proses distribusi secara independent.
5. Merangssang talenta musik demi menciptakan karya yang
imajinatif, edukatif, dan kreatif.5
C. Kegiatan Organisasi
Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas IMJ melakukan
kegiatan untuk menciptakan para seniman jalanan yang profesional:
1. Audisi: Institut Musik Jalanan (IMJ) membuka audisi bagi musisi
jalanan yang ingin mengkongkritkan karyanya secara profesional.
Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut.
a. Domisili Jadodetabek
b. Punya karya/ lagu sendiri.
c. Mampu bekerja tim secara profesional
5 Admin, Visi dan Misi Institut Musik Jalanan, diakses pada 15 maret 2017, pukul 13.00
WIB dari http://institutmusikjalanan.org.
50
2. Setelah mereka diaudisi kegiatan selanjutnya adalah pematangan karya
:
- Pembahasan lirik.
- Arassemen.
- Hearing.
3. Mengkongkritkan karya (produksi)
- Recording (rekaman).
- Mixing & Mastening.
- Duplikasi album.
- Publikasi (sosial media melalui SoundCloud, Youtube, Sosial
Media (Facebook, Twiter, dll).
- Distribusi melalui musik indie dengan metode direct selling, sosial
media, dan campaign.
4. Selanjutnya penampilan secara langsung baik di televisi swasta, radio,
dan kedai ekspresi.
Selain kegiatan untuk mendapat bibit-bibit penyanyi yang
berkualitas mereka juga mendapatkan pemberdayaan yang ada di unit
usaha IMJ, unit usaha itu yakni:
1. Kedai Ekspresi IMJ berupa unit usaha café dengan menu utama aneka
jenis kopi dan menu-menu pendukung lainya. Kedai Ekspresi IMJ berada
di dalam gedung Insititut Musik Jalanan dengan fasilitas sebagai berikut:
a. Ruangan café dengan kapasitas 100 orang.
b. Screen & Projector.
51
c. LED TV & sound sytem.
d. Stage Akustik.
e. Mushola.
f. Book Corner.
g. Saung komunitas.
h. 2 kamar mandi.
i. Free wifi.
j. Cable TV .
2. Sablon IMJ yakni menjual berbagai macam kaos, accecories dan pernak-
pernik Institut Musik Jalanan. Sedangkan bagi mereka yang ingin sekali
berkarya tetapi belum mempunyai karya mereka bisa mengikuti kelas-
kelas pembinaan yang ada di IMJ kelas-kelas pembinaan itu adalah.
a) Kelas lingkungan
Kelas lingkungan ini adalah wujud kerjasama antara Institut Musik
Jalanan denga Earth Hour Depok. Setiap satu bulan sekali, kelas ini
membahas tentang issu-issu lingkungan yang terjadi khusunya di
Depok.
b) Kelas Kesehatan
Kelas kesehatan ini diadakan setiap satu bulan sekali, dalam hal ini
Institut Musik Jalanan bekerja sama dengan Humaniora Act
membuka kelas kesehatan dengan konsentrasi HIV AIDS
Preventoin, kelas ini mendapatkan bimbingan langsung oleh dr.
Bagus Rahmat (WHO Indonesia) dan juga pendampingan dari
LSM peduli HIV kota Depok Kuldesek SG. Narkoba dan seks
52
bebas diakses dengan sangat mudah. Setiap bulan satu kali, Institut
Musik Jalanan mengajak talent-talent musisi jalanan dan
masyarakat umum untuk mengenal lebih jauh tentang bahaya &
pencegahan epidemic virus HIV.
3. Kelas Musik IMJ
Workshop musik IMJ adalah kelas musik terbuka bagi talent-talent IMJ,
musisi jalanan, hingga masyarakat umum. Kelas ini bertujuan untuk
menambah ilmu pengetahuan musik dari semua sisi, produksi karya
hingga distribusi. Umumnya, kelas musik IMJ ini diisi oleh musisi yang
telah berpengalaman di industry musik Tanah Air seperti Ina Kamarie dan
Beben Jazz.
D. Jaringan Kerjasama Organisasi
Jaringan kerjasama yang dilakukan oleh Institut Musik
Jalanan(IMJ) yaitu dengan mitra kepolisian, kerjasama ini untuk menjaga
keamanan agar tercipta situasi yang nyaman. Selain itu IMJ bekerjasama
dengan dinas sosial dan dinas parawisata kota Depok untuk membuat kartu
bebas ngamen. IMJ bekerjasama dengan musisi ternama untuk
mengajarkan para talent agar mengetahui dan mengaplikasikan cara
bermusik yang baik dan benar. Selain itu IMJ juga bekerjasama dengan
wayang beber Indonesia, Sahabat Munir, Kuldesak, Humaniorat, Kedai
Ekpresi, dan televisi swasta bseperti Mnc tv, net tv, dan daai tv untuk
promosi musik produk IMJ.
53
E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi
Penggerak Institut Musik Jalanan yakni sebagai berikut
Tabel 2
Pengurus Institut Musik Jalanan
No. Nama Jabatan
1 Burhan Malewa Penasehat
2 Fryto Gurning Dewan Pembina
3 Andi Akmal Sera Malewa Dewan Pembina
4 Mohammad Ikhsan Ketua Pengurus Harian
5 Rido Abdillah Seketaris Pengurus Harian
6 Shinta Anggraini Bendahara Pengurus Harian
7 Ade Linasko Tanjung Anggota
8 Febriansa Azami Anggota
Sumber: Dokumen pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2017
54
F. Data Nama Musisi Institut Musik Jalanan (IMJ)
Nama musisi jalanan yang berhasil dalam pembuatan album
komplikasi kalahkan hari ini vol 1 dan 2 sebagai berikut:
Tabel 3
Data nama para musisi IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 1
No Nama Usia Tempat Mengamen
1 Sinyo IMJ. 22 Tahun. Terminal Kampung Rambutan.
2 Heri IMJ. 26 Tahun. Garut.
3 Dhea IMJ. 19 Tahun. Sekitar Terminal Depok.
4 Renggo
IMJ.
25 Tahun. Bekasi.
5 Sandi
Mawar IMJ.
24 Tahun. Bogor.
6 Bimo IMJ. 18 Tahun. Sekitaran Terminal Depok.
7 Ari IMJ. 27 Tahun. Terminal BlokM.
8 Ibnu IMJ. 25 Tahun. Terminal Kampung Rambutan.
Sumber: Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2017
Tabel 4
Data nama musisi IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 2
No Nama Usia Tempat Mengamen
1 Adam IMJ. 17 Tahun. Sekitar Terminal Depok.
2 Lexy IMJ. 22 Tahun. Bekasi.
3 Hasan IMJ. 17 Tahun. Sekitar Terminal Depok.
4 Daya IMJ. 25 Tahun. Terminal BlokM.
5 Boby IMJ. 25 Tahun. Terminal Bogor.
Sumber: Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2017
55
Biodata Para Musisi jalanan Institut Musik Jalanan (IMJ)
Sinyo IMJ berasal dari daerah kampong rambutan, Sinyo berada
dijalanan atau menjadi pengamen jalanan sejak kelas 2 SD. Alasan Sinyo
mengaemen dijalanan awalnya iseng-iseng untuk menjajal bakat yang
Sinyo miliki, karena kedua tua Sinyo seorang guru koshidahan dan
penyanyi dangdut. Ketika Sinyo kelas 2 SMP kedua orang tua Sinyo
bercerai, Sinyo masih memiliki adik yang masih membutuhkan biaya
untuk sekolah. Karena alasan itu Sinyo tetap mengamen di jalan untuk
memenuhi kebutuhan adiknya.
Sinyo mengetahui IMJ dari seorang Andi Malewa, ketika Sinyo
mengamen di bus angkutan kota, ada Andi Malewa yang kebetulan
menjadi penumpang. Pada saat itu Andi malewa ketika mengdengar dan
melihat Sinyo bernyanyi, Andi Malewa memberikan uang dan kartu nama
kepada Sinyo. Lalu Sinyo mengubungi kartu nomor telepon di kartu nama
itu, dan Andi Malewa mengajak Sinyo untuk bergabung dengan Institut
Musik Jalanan (IMJ). Andi Malewa berbicara kepada Sinyo kalau Sinyo
memiliki bakat yang besar, memiliki peluang yang besar untuk menjadi
musisi besar pada suatu saat nanti, dengan alasan itu Sinyo memutuskan
untuk bergabung dengan IMJ pada tahun 2012. Di IMJ Sinyo
mendapatkan banyak pelatihan-pelatihan, diantaranya pelatihan vokal,
penarikan nafas, aksi panggung, dan lain-lain.
IMJ mengubah hidup Sinyo, awalnya Sinyo hanya mengamen di
jalan, dan selalu berada dalam kondisi yang berhaya, Sinyo sangat sering
di kejar-kejar Satpol PP karena para pengamen yang menganggu
56
ketertiban umum harus ditangkap. Tapi sekarang Sinyo bisa menyalurkan
bakat dan potensinya di IMJ, selain itu secara penghasilan Sinyo lebih baik
karena Sinyo ikut serta dalam peluncuran album perdana IMJ yang
berjudul “Kalahkan Hari Ini”.
Heri IMJ berasal dari daerah Garut, Heri berada di jalan sejak
SMA. Alasan Heri turun ke jalan atau mengamen di jalan karena alasan
ekonomi, keluarga Heri sederhana, itu yang membuat Heri ingin
membantu perekonomian keluarga dengan cara menjadi pengamen di
jalan.
Heri mengetahui IMJ dari media sosial seperti youtube dan
facebook, di media sosial itu ada nomor telpon Andi Malewa. Heri
langsung menghubungi nomor itu dan memutuskan untuk pergi ke Depok,
sesampainya di Depok Heri bertemu Andi Malewa, dan Heri banyak
ngobrol dan bertanya-tanya. Heri pun di tes kemampuanya oleh Andi
malewa, Heri bermain piano. Dan Andi Malewa berkata kepada Heri kalau
Heri punya bakat dan kesempatan menjadi musisi yang besar. Dengan cara
latihan terus dan tekun dalam belajar bermusiknya. Karena alasan itu Heri
memutuskan untuk bergabung dengan IMJ tahun 2016.
Di IMJ Heri mendapatkan pelatihan-pelatihan seperti senam jari,
teknik bermain piano dan alat musik dengan benar, dan lain lain. IMJ
benar-benar menjadi wadah dan tempat menyalurkan bakat Heri, dia
latihan minimal 4 jam sehari, kalau tidak latihan bersama teman-teman
IMJ Heri latihan sendiri. Hidup
57
Heri sekarang berubah ketika bergabung dengan IMJ, ada
ketenangan dalam hidupnya karena dapat menyalurkan bakatnya tanpa
harus melanggar aturan pemerintah. Heri sekarang sedang sibuk
membantu Sinyo dalam penggarapan album solo Sinyo.
G. Pendanaan Organisasi
Pendanaan Institut Musik Jalanan berasal dari dana pribadi dari
Fryto Gurning, Andi Akmal Sera Malewa, dan Ikhsan Skuter dan dari unit
usaha yang didirikan Institut Musik Jalanan seperti Distro IMJ, Kedai
Ekpresi yang menjual pernak pernik IMJ dan dikelola oleh anak-anak IMJ.
58
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN
Pada bab ini peneliti membahas tentang peran Institut Musik Jalanan
dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat, proses
pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ), serta hasil
dari pemberdayaan yang telah dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ).
Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan lapangan, hasil
observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
dihubungkan teori-teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil
penelitian menemukan beberapa hal mengenai peran Institut Musik
Jalanan dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat, proses
pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ), serta hasil
dari pemberdayaan yang telah dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ),
Informasi tersebut didapat dari sumber primer, yaitu subyek penelitian
orang-orang yang peneliti jadikan sebagai sumber informasi dan obyek
penelitian yaitu kegiatan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ)
dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat.
A. Peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan dalam Pemberdayaan
Musisi Jalanan di Depok Jawa Barat
Seseorang dikatakan beperan atau memiliki peran karena
mempunyai status dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini berada
antara satu dengan lainnya, akan tetapi masing-masing dirinya berperan
sesuai dengan statusnya. Sesuai dengan teori yang telah dibahas oleh
59
Sarlito Wirawan peran seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada
individu atau kelompok yang56 menempati kedudukan sosial tertentu.1
Untuk mencapai seperangkat harapan yang sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku dimasyarakat. Berawal dari harapan Pemerintah kota
Depok untuk membina ketertiban umum agar kota Depok menjadi lebih
tertib, aman dan indah maka pemerintah mewujudkannya dengan
membuat Peraturan Daerah nomor.16 tahun 2012 tentang Ketertiban
Umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf 2 tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18
ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan
sejumlah uang atau barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/atau
pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2. Harapan
Pemerintah Kota Depok ini menyebabkan perbedaan pandangan karena
peraturan tersebut dirasa tidak sesuai karena larangan itu tidak menjadi
solusi untuk mengganti mata pencaharian mereka yang sudah terbiasa
mencari nafkah di jalan. Maka dari itu Institut Musik Jalanan memberikan
pandangan baru agar mampu bersinergi dengan harapan Pemerintah Kota
Depok dengan memberikan solusi bagi para musisi jalanan yang benar-
benar memiliki potensi keterampilan bermusik yang baik. Bentuk sinergi
dari Pemerintah Kota Depok bekerja sama dengan dinas sosial kota
Depok, dinas parawisata akan merancangkan kartu bebas ngamen bagi
para musisi jalanan yang bergabung dengan Intitut Musik Jalanan.
1 Teori Peran menurut Sarlito Wirawan, bab II hlm. 24.
60
Institut Musik Jalanan (IMJ) sangat serius menggarap sebuah label
rekaman. IMJ mencetak karya-karya para seniman jalanan dalam bentuk
CD selayaknya produksi musik major label, namun, dalam praktek
pemasaranya IMJ menggunakan cara yang berbeda, untuk menghasilkan
karya ini penuh perjuangan yakni dengan cara menjual hasil karya para
musisi jalanan yang sudah berbentuk Cd dari satu bis ke bis lainnya, dari
satu angkutan umum ke angkutan umum lainnya. Menjual CD album para
seniman/musisi jalanan dengan metode “Direct Selling”. Mereka tidak
lagi mengamen, melainkan berjualan hasil karya dari potensi keterampilan
bermusik mereka sendiri, seperti yang diungkapkan oleh pendiri IMJ Andi
Malewa sebagai berikut:
“Pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika 2012, pemerintah Kota
Depok mengeluarkan peraturan Daerah (Perda) No. 16/2012 tentang
pembinaan ketertiban umum, dimana salah satu pasalnya berisi
larangan memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Perda ini
tentu mempersempit ruang para musisi jalanan. Padahal disana juga
ada mata pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan ketika karya
bisa didengarkan dan diapresiasi. Ditengah perkembangan teknologi
yang semakin dinamis, muncul ide untuk merekam karya cipta kami
dalam sebuah compact disc hingga bisa diedarkan kemasyarakat.”2
Para pengamen/musisi dan anak jalanan ini harus mengikuti
serangkaian tahapan apabila serius untuk bisa meraih mimpi. Pendiri IMJ
memanfaatkan jaringannya sesama musisi jalanan untuk mengumpulkan
teman-temannya beserta karya-karyanya untuk diseleksi. Seleksi ini
dilakukan karena tidak jarang pula terdapat pengamen jalanan yang
sebenarnya preman. Jadi, untuk menghindari niat baik gerakan sosial ini
salah sasaran, perlu dilakukan penyaringan. Semua dipersiapkan secara
2Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
61
matang, setelah disaring mereka akan rekaman bersama-sama tanpa
dipungut biaya lalu menuju tahap mixing, sampai pada sistem distribusi.
Hingga akhirnya album perdana berjudul Kalahkan hari ini yang berisi 10
lagu komplikasi dari para musisi jalan berbagai wilayah Jabodetabek.
Salah satu pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ) yaitu Andi Akmal
Malewa Sera Malewa tidak sendiri, untuk pembuatan album dibantu para
volunteer yang membuat kinerja IMJ menjadi lebih baik. Bantuan para
volunteer ini dibagi menjadi dua tim yakni membantu manajemen Institut
Musik Jalanan (IMJ) dan manajemen unit usaha seperti kedai ekspresi dan
sablon IMJ. Seperti yang diungkapkan oleh volunteer Institut Musik
Jalanan sebagai berikut:
“aku bantu sejak berdirinya IMJ, aku bantu disini karena jarang sekali
ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam pemberdayaan
para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. Karena itu aku siap
bantu mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ.”3
Peran menurut Soejono Soekanto adalah aspek dinamis kedudukan
(status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia
menjalankan suatu peranan.4 Maka begitupun dengan para musisi jalanan
yang telah masuk dalam Institut Musik Jalanan, mereka harus mematuhi
aturan yang berlaku selama menjadi anak didik IMJ. Mereka juga harus
melaksanakan kewajiban yang dilakukan di IMJ dan mempunyai hak
selama berda di IMJ. Berikut pernyataan pendiri IMJ:
“kewajiban harus berkomitmen dengan IMJ baik itu volunteer maupun
dengan para talent IMJ, disiplin karena dalam membuat lagu bukan
3 Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 4Teori Peran Menurut Soejono Soekanto, Bab II, hlm. 25.
62
sesuatu barang yang murah dan para musisi jalanan yang sudah
mempunyai karya ini harus mengikuti aturan yang dibuat IMJ seperti
rutin mengikuti latihan dan kelas-kelas yang ada di IMJ, sedangkan
hak bagi volunteer dan musisi jalanan adalah mereka menerima royalti
dari penjualan album unit-unit usaha.”5
Sama seperti yang diutarakan oleh pendiri IMJ, volunteer Intitut
Musik Jalanan juga mengungkapkan hak dan kewajiban sebagai berikut
“haknya disini dapet royalti dari penjualan di kedai ekspresi,
kewajibannya ya jaga kedai dari jam 15.00- 00.00 wib, terus buat
pembukuan keuangan.”6
Para talent juga mengungkapkan hak dan kewajiban yang ia dapatkan
di IMJ. Berikut pernyataanya:
“setiap rumah pasti ada aturan dan larangan. Di IMJ mempunyai
aturan dan larangan, setiap hari jumat harus latihan, dan tidak boleh
ngumpet-ngumpet untuk event, belajar etitut, tidak boleh memakai
Narkoba, minuman keras, dll ini merupakan kewajiban gw sebagai
talent yang harus gw jalanin, dan hak gw ya dapet bagian dari royalti
dan uang dari hasil event-event yang kita jalanin.”7
Bahwa ciri peran terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial
seseorang dalam masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara
bertindak dengan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat,
sebagaimana pengakuan terhadap status sosial.8 Kehadiran IMJ diwilayah
Depok ini mendapat sambutan yang baik dari pemerintah Kota Depok,
masyarakat sekitar baik dilingkungan IMJ sendiri, kalangan pemuda, dan
masyarakat luas bahkan sampai Internasional. Terbukti bahwa Institut
Musik Jalanan telah mendapatkan pengakuan resmi dari Badan Dunia Hak
5 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 6 Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 7 Wawancara Pribadi dengan Sinyo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Jumat, 19 Mei
2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 8 Ciri Peran Menurut Soejono Soekanto, bab II, hlm, 25.
63
Kekayaan Intelektual (HAKI) yaitu Word Intelectual Property
Organization (WIPO). Konsultan HAKI memberikan dukungan penuh atas
kehadiran Institut Musik Jalanan (IMJ), karena mereka perlu melindungi
karya yang mereka buat agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain. Berikut
ungkapan pendiri IMJ:
“interaksi kami sangat baik dengan masyarakat sekitar IMJ, bahkan
tidak cuman masyarakat sekitar yang mengapresiasi kehadiran IMJ,
dunia internasional sudah mengenal IMJ dan IMJ sudah mendapatkan
pengakuan resmi dari WIPO badan dunia resmi tentang HAKI yang
ada di Jakarta.”9
Institut Musik Jalanan (IMJ) memiliki serangkaian peraturan yang
membuat para musisi binaannya dapat berkomitmen dengan aturan yang
ada didalam manajemen Institut Musik Jalanan (IMJ). Aturan yang
berlaku yaitu dengan datang disetiap latihan rutin pada hari Selasa dan
Jumat, mengikuti kelas musik yang diadakan pada hari sabtu yang
dimentori oleh Ina Kamari dan Beben Jas. Masyarakat IMJ telah
mengaktualisasikan dirinya dan membentuk pandangan bahwa Institut
Musik Jalanan adalah rumah karya bagi musisi jalanan yang saling
bersinergi baik dengan interaksi sosial yang saling menguntungkan baik
dengan masyarakat sekitar. Selain dengan lingkungan sekitar IMJ juga
bekerjasama dengan dinas sosial, dinas parawisata, untuk mendapatkan
kartu bebas ngamen.
Para musisi binaan Institut Musik Jalanan (IMJ) yang dulu dianggap
sebagai pengganggu ketertiban umum kini mereka bermetaforsa menjadi
9 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
64
seorang musisi profesional. Hal ini karena mereka menjalankan aturan
yang diterapkan oleh Institut Musik Jalanan. Aturan ini berguna untuk
menjalankan fungsi peran. Sebagaimana dijelaskan bahwa fungsi peran
itu.
a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya. .
b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah
terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk
melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat.
Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang
terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum
tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.
Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-
peluang tersebut..10
Sesuai dengan fungsi peran diatas, Institut Musik Jalanan telah
mempertahankan struktur yang ada masyarakat tanpa harus
menghilangkan potensi kreatifitas anak jalanan, struktur yang ada
dimasyarakat dalam hal ini adalah budaya mengamen atau menyanyi
10 Fungsi Peran menurut Soejono Soekanto, bab II. Hlm 26-27.
65
didepan kalayak umum yang tidak lagi dianggap sebagai hobi tetapi untuk
mencari nafkah
Menurut W Gulo Keterampilan adalah kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan,
mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.11 Sebagai contoh
dalam bermusik terdapat analogi melalui persepsi, visual, auditori,
antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi, dan logika.
Dalam musik juga dipelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut,
yang berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimuli lingkungan. Selain
itu, musik juga berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan
membantu perkembangan pribadi dan sosial. Alasan lain mengapa
dibutuhkan kreatifitas dalam bermusik karena aktivitas musik itu sendiri
justru lebih banyak melibatkan kegiatan yang mendorong terjadinya
penciptaan yang membutuhkan kreatifitas.12 Maka dari itu banyak anak
jalanan, musisi jalanan lebih condong untuk bermusik karena memang
mereka memiliki potensi tersebut. Institut Musik Jalanan menjadi wadah
agar struktur yang ada dimasyarakat ini tidak hilang dan menjadi lebih
berkembang.
Agar fungsi peran dapat dipertahankan masyarakat melekatkan
pada individu yang dianggap mampu untuk melaksanakan fungsi tersebut
adalah ketiga pendiri Institut Musik Jalanan yang mempunyai pengalaman
dibidangnya masing-masing, namun bisa kompak dalam membangun
11 Pengertian Keterampilan menurut W Gulo, bab II, hlm, 36. 12 Herwin Yogo Wicaksono, Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik, diakses pada 16 Juni
2017 dari http://www.staff.uny.ac.id
66
Institut Musik Jalanan. Pelopor musik jalanan pertama kali Depok adalah
Andi Malewa masyarakat sekitar Depok, sudah tidak meragukan lagi
karya yang sudah dibuatnya antara lain adalah membangun Rumah Baca
Panter pada tahun 2010 diwilayah terminal Kota Depok, lalu kedua adalah
Iksan Skuter seorang musisi indie yang sudah malang melintang di Dunia
Industri Musik Indonesia, dan yang ketiga adalah Frysto Gurning seorang
entrepreneur yang ahli dibidangnya. Mereka sudah tidak diragukan lagi
terhadap potensi yang ketiga pendiri ini miliki, karena para pendiri ini
sudah memiliki pengalamannya dibidangnya masing-masing, ketika
mereka bertiga bersinergi untuk membangun Intitut Musik Jalanan. Ketiga
pendiri ini mendirikan Institut Musik Jalanan dengan biaya mereka sendiri,
dan mereka memiliki harapan seperti yang diungkapkan salah satu pendiri
IMJ sebagai berikut:
“harapan kami para pendiri IMJ agar para musisi jalanan memiliki
ruang untuk berkarya dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat
luas bahwa para pengamen atau musisi jalanan tidak dianggap
sebelah mata oleh masyarakat terlebih anak-anak dapat memiliki
ruang dan tidak lagi dijalanan karena jalanan adalah tempat
berbahaya bagi anak.”13
Masyarakat mendukung ide tersebut dan diharapkan kehadiran
Institut Musik Jalanan menjadi solusi dari sebuah kebijakan pemerintah
Kota Depok tentang larangan memberikan yang kepada pengemis,
pengamen, dan anak jalanan.
Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan tersebut dapat
peneliti simpulkan bahwa peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan
13 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
67
(IMJ) adalah sebagai pembuktian kepada pemerintah bahwa mereka
mampu mewujudkan harapan yang diinginkan Pemerintah Kota Depok
untuk membina ketertiban umum secara nyata bukan hanya Perda tetapi
dengan solusi nyata. Institut Musik Jalanan (IMJ) dengan kemandirian
para pendirinya membuktikan bahwa dengan berjalan beriiringan akan
mencapai hasil yang maksimal dalam hal ini adalah dukungan
masyarakatlah yang membuat Institut Musik Jalanan tetap eksis sampai
saat ini, sehingga para talent binaan IMJ yang tadinya memiliki status
sosial rendah kini sudah diakui kehadiranya dengan karya kreatifitas
mereka. Dengan mematuhi segala kewajiban yang ada di Institut Musik
Jalanan (IMJ) mereka mendapatkan status sosial yang lebih baik dan
pendapatan yang lebih meningkat dari sebelumnya. Para musisi binaan
IMJ ini memiliki peran ganda yakni sebagai seorang anak yang seharusnya
berperan selayaknya anak seperti menjadi seorang murid disekolah, dan
menjadi seorang anak di keluarga. Namun, kenyataannya mereka tidak
melaksanakan peranannya tersebut disekolah karena harus membantu
orang tuanya untuk mencari nafkah. Mereka kehilangan peranan tersebut
dan menggantikan peran baru sebagai anak yang mencari nafkah bagi
keluarga.
Maka dari itu Institut Musik Jalanan (IMJ) menjadi wadah bagi
mereka yang benar berpotensi mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.
Institut Musik Jalanan (IMJ) menjadi penghubung bagi mereka yang
kehilangan peranannya sebagai anak. Mereka yang tidak bersekolah akan
disekolahkan dengan bantuan lembaga Humanioract dan apabila keluarga
68
tidak bekerja akan dibuatkan usaha yang sesusai dengan potensi yang
dimiliki oleh keluarga yang membutuhkan. Selain itu anak yang menjadi
talent binaan Institut Musik Jalanan (IMJ) ini tidak perlu khawatir untuk
tidak dapat membantu kedua orangtuanya dalam mencari nafkah, tetapi
mereka dapat membantu kedua orangtuanya dari event-event yang
diikutinya.
Bila mengacu pada Jim Ife (2002:231-257) beberapa peran yang
dapat dilaksanakan da’i dalam pengembangan masyarakat yaitu:
a. Peranan-peranan fasilitatif meliputi peranan animasi sosial, mediasi
dan negoisasi, dukungan, pembentukan konsensus, fasilitasi
kelompok, pemanfaatan sumber daya dan keterampilan,
pengorganisasian dan komunukasi personal.
b. Peranan-peranan pendidikan terdiri dari peranan peningkatan
kesadaran, penyampaian informasi, pengkonfrontasian, dan
pelatihan.
c. Peranan-peranan representasional meliputi peranan: mendapatkan
sumber, advokasi, pemanfaatan media dan hubungan masyarakat,
jaringan kerja dan berbagai pengetahuan serta keterampilan.
IMJ berperan dalam peningkatan kesadaran kepada musisi jalanan
terkait potensi yang mereka miliki. IMJ selalu memberikan pelatihan-
pelatihan kepada para musisi jalanan. IMJ menjadi lembaga yang
memfasilitasi para musisi jalanan untuk mengembangkan bakat dan
potensinya.
69
B. Proses Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan kepada
Musisi Jalanan di Depok Jawa Barat.
Selain itu Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah melakukan
pemberdayaan kepada anak jalanan, dengan cara IMJ menjadi wadah bagi
anak jalanan untuk berkreasi, IMJ mengajarkan anak jalanan untuk
bermain musik dan bernyanyi dengan baik, IMJ menyadarkan akan potensi
yang mereka miliki, dan IMJ memberi penguatan dan keyakinan kepada
anak jalanan bahwa mereka memiliki potensi yang besar, apabila diasah
terus akan menghasilkan karya yang sangat baik. Seperti yang diungkap
pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut:
”bertahun-tahun saya berada dijalanan, dan saya amati karakter
anak-anak jalanan, ada beberapa yang bagus, seperti sinyo saya
ketemu di bus angkutan kota, sinyo memiliki potensi yang besar
namun tidak ada tempat dan wadah untuk menerbitkanya menjadi
musisi, oleh karena itu sinyo saya suruh ikut gabung dengan IMJ.
Selain itu IMJ selalu mengadakan audisi kepada calon musisi,
disitu saya dapat melihat potensi mereka, apakah mereka cocok
bernyanyi atau bermain musik saja.”14
Pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani dan beberapa tokoh
lainya seperti Moh Ali Aziz dkk dalam buku Edi Suharto pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau kekuatan pada
masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan, dan
perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan
masyarakat yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya
sehingga masyarakat tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan
14 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
70
mengaktualisasikan diri atau berpartisipasi melalui berbagai aktivitas.15
Kehadiran Institut Musik Jalanan (IMJ) sangat membantu kinerja
Pemerintah Kota Depok dalam menangani masalah anak jalanan. Biasanya
anak jalanan yang dijangkau/dijaring oleh dinas sosial didata, lalu
diberikan pelatihan yang tidak sesuai dengan hoby mereka, seperti
menjahit, akan tetapi dengan adanya IMJ dinas sosial dapat memberikan
pelatihan kepada anak jalanan dengan cara bekerja sama dengan IMJ. Jadi
anak jalanan yang terjangkau/terjaring oleh dinas sosial diberikan
pelatihanya sesuai dengan potensi yang mereka miliki, tidak lagi anak
jalanan diberikan pelatihan menjahit yang bukan dari keahlian anak
jalanan.
Tujuan didirikan Intitut Musik Jalanan (IMJ) adalah sebagai wadah
atau tempat bagi anak jalanan/musisi jalanan yang ingin mengembangkan
potensi mereka. IMJ sebagai jembatan anak jalanan untuk naik kelas,
mengekspresikan karya mereka, dan IMJ memfasilitasi anak
jalanan/musisi jalanan untuk mengembangkan karyanya. Seperti yang
diungkapkan pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut:
”saya hanya bilang kepada para musisi jalanan, IMJ ada sebagai
jembatan kalian untuk naik kelas, untuk berkarya dan diakui hasil
karya kalian oleh masyarakat banyak, jadi teruslah fokus terhadap
potensi yang anda miliki jangan pernah minder dengan orang lain,
kalian harus yakin dengan apa yang kalian miliki, dan kalian harus
percaya bahwa bakat yang kalian miliki merupakan pemberian
Allah SWT kepada kalian.”16
15 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat menurut Sulistiyani, Moh Ali Aziz dkk dalam
buku Edi Soeharto, bab II, hlm. 28-29-30 16 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
71
Menurut Sulistiyani tujuan pemberdayaan yang ingin dicapai
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses, melalui proses belajar
maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya
dari waktu ke waktu. 17Institut Musik Jalanan sudah membuat anak
jalanan/ musisi jalanan menjadi lebih baik, karena mereka tidak lagi kejar-
kejar petugas satpol pp.
Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah melakukan hal sangat positif,
selain memberikan pengutan dan keyakinan kepada anak jalanan/musisi
jalanan bahwa mereka memiliki potensi, IMJ juga menjadi jembatan dan
wadah untuk mengembangkan karyanya, menjadikan anak jalanan/musisi
jalanan menjadi mandiri dan berani untuk bersaing dengan anak-anak lain
di luar sana. Seperti yang diungkapkan pendiri Institut Musik Jalanan
sebagai berikut:
“apa yang membuat kalian malu dan tidak dapat bersaing? Kalian
sama-sama manusia, dan sama-sama memilki hak yang sama untuk
berkarya, di IMJ difasilitasi alat-alat yang keren, dan kemampuan
yang kalian miliki pun baik dan cukup bagus untuk menjadi musisi
jalanan, jadi apa yang harus membuat kalian takut untuk bersaing.
Itu yang saya katakan kepada para musisi jalanan, IMJ terus
mendorong mereka maju dan bersaing.
17 Tujuan Pemberdayaan menurut Sulistiyani, bab II, hlm. 29.
72
Pemberdayaan yang diberikan Institut Musik Jalanan (IMJ) kepada
para musisi jalanan dilakukan secara bertahap. Diawali dengan melakukan
penyadaran terhadap anak jalanan bahwa mereka memiliki potensi dan
bakat dengan cara diadakan audisi, melihat potensi para musisi jalanan
lebih cocok bermain musik atau menjadi vokalis, diberikan pelatihan
sesuai potensi yang mereka miliki, melakukan rutin latihan setiap selasa
dan jumat. Seperti yang diungkapkan pendiri IMJ dan volunteer IMJ
sebagai berikut:
“saya bilang kepada para musisi jalanan bahwa kalian memiliki potensi
yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, terus galih potensi kalian,
latihan terus dan tetap belajar, yakin akan bakat yang kalian miliki
yakni bermusik. selain itu menyakinkan para musisi jalanan ini tidak
bisa dengan kata-kata saja melainkan dengan bukti-bukti, bahwa
senior-senior mereka yang sudah ada di IMJ sudah menjadi sukses,
masuk tv dll.”18
Hal yang sama juga diungkapkan volunteer Institut Musik Jalanan
sebagai berikut:
“mengadakan audisi kepada para musisi jalanan yang ingin naek kelas
dan berkembang, dari audisi para musisi dilihat dimana potensi mereka
apakah bernyanyi atau bermain alat musik.”19
Talen Institut Musik Jalanan pun mengungkapkan bahwa dia
mendapatkan pelatihan dan penyadaran yang diberikan bang Andi sebagai
berikut:
“bang Andi bilang saya harus yakin akan potensi yang saya miliki dan
terus belajar agar bisa lebih baik lagi dalam bermusiknya, kebetulan
saya main keyboard.”20
18 Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan,
Kamis, 18 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 19 Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 20 Wawancara Pribadi dengan Heri IMJ, Jumat, 19 Mei 2017.
73
Hal yang sama juga diungkapkan musisi Institut Musik Jalanan
sebagai berikut:
“Sinyo lu punya bakat yang tidak dimiliki orang lain, suara lu bagus
dan gw akui kalau suara lu bagus,lu jangan pernah menyerah terus
berusaha dan belajar. bang andi menyakinkan saya dengan kata-kata
itu.”21
Selain melakukan penyadaran dan audisi Institut Musik Jalanan (IMJ)
pun memberikan pelatihan-pelatihan kepada para musisi jalanan yang
menjadi binaan IMJ. Institut Musik Jalanan memberikan pelatihan kepada
musisi jalanan sesuai dengan kemampuan, contoh ketika audisi diarahkan
untuk menjadi vokalis maka musisi jalanan tersebut akan mendapatkan
pelatihan sesuai dengan potensinya. Seperti yang diungkapkan oleh talent
Institut Musik Jalanan sebagai berikut:
“bermusik, teknik vokal, teknik gitar, teknik bernyanyi, aksi panggung,
etika, kelas musik, dll.”22
Hal yang sama juga diungkapkan Heri salah satu talent Institut Musik
Jalanan yang diberikan pelatihan yang berbeda dengan sinyo, karena Heri
seorang pemain keyboard. Heri mendapat pelatihan sebagai berikut:
“senam jari, dan teknik-teknik dasar bermusik.”23
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap
seperti yang dikemukakan oleh Sulistyani dalam buku Ambar Teguh
Sulistiyani Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi :
21 Wawancara Pribadi dengan Sinyo IMJ, Jumat, 19 Mei 2017 22 Wawancara Pribadi dengan Sinyo IMJ, Jumat, 19 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan
Arif Rahman Hakim Depok. 23 Wawancara Pribadi dengan Heri IMJ, Jumat, 19 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan
Arif Rahman Hakim Depok.
74
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam
pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian.24
Para pengurus IMJ melakukan pelatihan kepada binaan IMJ, pengurus
IMJ pun mengadakan workshop dengan mendatangkan pelatih-pelatih
ternama. Hal ini untuk lebih memotivasi para musisi jalanan agar lebih
semangat lagi untuk berkarya. Seperti yang diungkapkan volunteer
Institut Musik Jalanan (IMJ) sebagai berikut:
“pengurus IMJ mendatangkan pelatih dan mengadakan workshop.
pelatih vokal dilatih oleh guru vokal seperti Ina Kamari dan bermain
musik dilatih oleh pengurus-pengurus seperti saya, bang widi, dan
bang badai.”25
Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan tersebut dapat peneliti
simpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Institut
Musik Jalanan (IMJ) adalah sebagai contoh kongkrit pemberdayaan,
karena IMJ dapat menyadarkan para anak jalanan/musisi jalanan akan
potensi yang dimilikinya. Institut Musik Jalanan pun telah membuat para
24 Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, hlm. 83. 25 Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
75
anak jalanan/musisi jalanan mempunyai wadah untuk mengembangkan
bakatnya, IMJ menjadi pelindung bagi para musisi jalanan agar tidak
dihina oleh masyarakat dan ditangkap satpol PP, dan IMJ terus mendorong
para binaan mereka agar terus menghasilkan karya-karya terbaik mereka.
Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan (IMJ) pun
dilakukan secara bertahap. Ada beberapa tahap yang dilakukan Institut
Musik Jalanan agar para talent ini bisa menjadi musisi yang lebih baik dari
sebelumnya. Tahapan yang dilakukan Institut Musik Jalanan ini sangat
sesuai dengan konteks teori tahapan pemberdayaan yang diungkapkan oleh
Sulistiyani dalam buku Ambar Teguh Sulistiyani. Pertama, ada tahapan
penyadaran, dimana para anak jalanan/musisi jalanan disadarkan oleh
pengurus IMJ akan bakat dan potensi yang dimilikinya. Banyak anak
jalanan/musisi jalanan yang tidak sadar akan potensi besar yang
dimilikinya, dalam hal ini harus ada seseorang yang menyakinkan bahwa
mereka memiliki potensi itu, dan IMJ berhasil melakukan itu kepada para
binaan mereka. Kedua, ada tahapan pengutan akan potensi yang dimiliki,
Institut Musik Jalanan memberikan pelatihan yang sesuai dengan bakat
dan potensi yang dimiliki para talent, terus diasah kemampuan mereka dan
hasilnya mereka semakin baik dalam mengembangkan potensi mereka.
Tahapan kedua ini harus ada kesadaran bagi anak jalanan/musisi jalanan
bahwa mereka memang memiliki potensi. Dan tahapan yang ketiga, sama
seperti tahapan kedua yakni pengutan intelektual terhadap apa yang
dimiliki para talent IMJ.
76
Institut Musik Jalanan (IMJ) mempunyai harapan agar semua anak
jalanan/musisi jalanan yang ingin naik kelas, untuk bergabung dengan
Institut Musik Jalanan. Kerena IMJ sangat terbuka bagi para musisi
jalanan yang ingin mengembangkan bakatnya. Ada startegi yang dilakukan
IMJ untuk menarik anak jalanan untuk bergabung seperti yang
diungkapkan volunteer sebagai berikut:
“kita pake cara menggunakan brosur,melaui FB, dan Twiter dengan
cara mengundang untuk gabung dengan IMJ. Tapi kembali lagi
keputusan ada di anak-anak jalanan.”26
C. Hasil Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan kepada
Musisi Jalanan di Depok Jawa Barat.
Hasil dari pemberdayaan yang dilakukan kepada anak jalanan di
wilayah Depok cukup baik untuk pribadi anak jalanan tersebut dan untuk
pemerintah dalam hal ini, karena mereka tidak lagi mengganggu ketertiban
umum. Sekarang para anak jalanan ini sudah menjadi musisi jalanan yang
cukup baik, musisi jalanan yang mempunyai karya-karya, dan karya
tersebut dibuat album. Lalu album itu dijual kepada masyarakat luas. Dan
IMJ sangat banyak memiliki prestasi Seperti yang diungkapkan volunteer
dan para talent sebagai berikut:
“ya ga mau riya sih sebenernya, hahaha. Lumayan bagus, pertama IMJ
sudah diliput oleh beberapa stasiun TV, seperti metro tv dan trans tv.
Kedua IMJ sudah memiliki 3 album, ketiga pengahargaan dari cahaya
timur word, dan penghargaan yang didapat bang Andi sebagai salah
satu ispirator muda.”27
26Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
27 Wawancara Pribadi dengan Febriansyah Azami, volunteer di unit usaha Institut Musik
Jalanan, Senen, 15 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
77
“saya kan belum lama bergabung di IMJ, jadi cuman ikut event-event
saja ketika IMJ mendapat undangan dari luar.”28
“memiliki album bersama IMJ yang berjudul kalahkan hari ini, dan
saya lagi menggarap album solo saya.”29
Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan dapat peneliti
simpulkan bahwa Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah menghasilkan
musisi-musisi jalanan yang cukup baik. Semua musisi jalanan yang
mengikuti program latihan yang diberikan Institut Musik Jalanan
(IMJ)merasakan hasil dari pelatihan itu, salah satu contoh, kita sering
menemui anak jalanan yang mengamen dengan modal nyanyi asal-asalan,
lalu meminta uang, bernyanyi tanpa etika dan vokal yang benar, tetapi
memaksa untuk diberikan uang. Itu adalah anak jalanan yang sangat
buruk, di IMJ diajarkan etika, bernyanyi dengan benar, aksi panggung, jadi
bisa dipastikan binaan IMJ tidak akan melakukan sesuatu yang dilakukan
anak jalanan pada contoh tadi. Selain itu binaan IMJ ada beberapa yang
sudah memiliki album dan sudah di produksi, itu semua karena hasil dari
pemberdayaan yang dilakukan Intitut Musik Jalanan (IMJ) kepada anak
jalanan di wilayah Depok Jawa Barat.
28 Wawancara Pribadi dengan Heri IMJ, Jumat, 19 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ
Jalan Arif Rahman Hakim Depok. 29 Wawancara Pribadi dengan Sinyo IMJ, Jumat, 19 Mei 2017, Di Kedai Ekpresi IMJ
Jalan Arif Rahman Hakim Depok.
78
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti di Institut Musik
Jalanan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan dalam Pemberdayaan Anak
Jalanan di Depok Jawa Barat
Peneliti menggunakan teori dari Soejono Soekanto bahwa peran dapat
dijalankan bila ia telah melaksanakan hak dan kewajiban, yang memfasilitasi
seseorang akan berperan adalah lembaga. Dalam hal ini Institut Musik Jalanan
sebagai lembaga penyelenggara agar seseorang mampu berperan untuk
menjalankan hak dan kewajibannya.
peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan adalah sebagai
pembuktian kepada pemerintah bahwa mereka mampu untuk mewujudkan
harapan yang diinginkan Pemerintah Kota Depok untuk membina ketertiban
umum secara nyata bukan hanya Perda tetapi dengan solusi nyata. Institut
Musik Jalanan dengan kemandirian para pendirinya membuktikan bahwa
dengan berjalan beriiringan akan mencapai hasil yang maksimal dalam hal ini
adalah dukungan masyarakatlah yang membuat Institut Musik Jalanan tetap
eksis sampai saat ini sehingga para talent binaan IMJ yang tadinya memiliki
79
status sosial rendah kini sudah diakui kehadiranya dengan karya kreatifitas
mereka. Dengan mematuhi segala kewajiban yang ada di Institut Musik
Jalanan mereka mendapatkan status sosial yang lebih baik dan pendapatan
yang lebih meningkat dari sebelumnya.
2. Proses Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan kepada Anak
Jalanan di Depok Jawa Barat.
Pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani dan beberapa tokoh
lainya seperti Moh Ali Aziz dkk dalam buku Edi Suharto pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau kekuatan pada
masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan, dan
perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat
yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat
tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau
berpartisipasi melalui berbagai aktivitas
Institut Musik Jalanan sudah melakukan pemberdayaan kepada anak
jalanan, dengan cara IMJ menjadi wadah bagi anak jalanan untuk berkreasi,
IMJ mengajarkan anak jalanan untuk bermain musik dan bernyanyi dengan
baik, IMJ menyadarkan akan potensi yang mereka miliki, dan IMJ memberi
penguatan dan keyakinan kepada anak jalanan bahwa mereka memiliki
potensi yang besar, apabila di asah terus akan menghasilkan karya yang
sangat baik.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Institut Musik Jalanan
adalah sebagai contoh kongkrit pemberdayaan, karena IMJ dapat
80
menyadarkan para anak jalanan/musisi jalanan akan potensi yang dimilikinya.
Institut Musik Jalanan pun telah membuat para anak jalanan/musisi jalanan
mempunyai wadah untuk mengembangkan bakatnya, IMJ menjadi pelindung
bagi para musisi jalanan agar tidak dihina oleh masyarakat dan ditangkap
satpol PP, dan IMJ terus mendorong para binaan mereka agar terus
menghasilkan karya-karya terbaik mereka.
Pemberdayaan yang dilakukan Institut Musik Jalanan pun dilakukan
secara bertahap. Ada beberapa tahap yang dilakukan Institut Musik Jalanan
agar para talent ini bisa menjadi musisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Tahapan yang dilakukan Institut Musik Jalanan ini sangat sesuai dengan
konteks teori tahapan pemberdayaan yang diungkapkan oleh Sulistiyani
dalam buku Ambar Teguh Sulistiyani. Pertama, ada tahapan penyadaran,
dimana para anak jalanan/musisi jalanan sadarkan oleh pengurus IMJ akan
bakat dan potensi yang dimilikinya. Banyak anak jalanan/musisi jalanan yang
tidak sadar akan potensi besar yang dimilikinya, dalam hal ini harus ada
seseorang yang menyakinkan bahwa mereka memiliki potensi itu, dan IMJ
berhasil melakukan itu kepada para binaan mereka. Kedua, ada tahapan
pengutan akan potensi yang dimiliki, Institut Musik Jalanan memberikan
pelatihan yang sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki para talent, terus
di asah kemampuan mereka dan hasilnya mereka semakin baik dalam
mengembangkan potensi mereka. Tahapan kedua ini harus ada kesadaran bagi
anak jalanan/musisi jalanan bahwa mereka memang memiliki potensi. Dan
81
tahapan yang ketiga, sama seperti tahapan kedua yakni pengutan intelektual
terhadap apa yang dimiliki para talent IMJ.
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang tertera diatas peneliti akan memberikan
saran yang terkait dengan Peranan Institut Musik Jalanan dalam
Pemberdayaan Anak Jalanan di Depok Jawa Barat sebagai berikut:
1. Institut Musik Jalanan telah melakukan peranannya untuk mengembangkan
potensi kreatifitas anak jalanan tetapi diperlukan seorang pekerja sosial agar
dapat mengaplikasikan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh kepada
anak jalanan.
2. Pemerintah Kota Depok sebaiknya membuat mekanisme yang jelas dengan
sistem yang diberlakukan untuk pengamen jalanan yang memiliki potensi
kreatifitas. Dari turunnya Perda nomor 16 Tahun 2012 tentang pembinaan dan
pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf
2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis/ dan mengamen pada pasal
18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan
sejumlah uang atau barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/ atau
pengamen di tempat-tempat umum sehingga para pengamen jalanan tersebut
mendapatkan solusi dari Perda yang dikeluarkan.
3. Pemerintah Kota Depok, Dinas Sosial, dan Dinas Parawisata sebaiknya
mempercepat turunnya kartu bebas ngamen untuk mempermudah sosialisasi
karya para talent Institut Musik Jalanan.
82
4. Sebaiknya Institut Musik Jalanan menambah kuota masuk para musisi jalanan
yang mengikuti audisi sehingga akan lebih banyak musisi jalanan yang dapat
mengembangkan potensi kreatifitas bernyanyi dan bermusik yang dimiliki
serta akan lebih banyak membantu pemerintah kota Depok dalam
menyelesaikan masalah anak jalanan dan pengamen jalanan di Depok.
83
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdulsyani. Sosiologi SkematikaTeori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Mayarakat dan
Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
UI, 2001.
Ahmadi, Abu. Psikolgi Sosial. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008
Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1992.
Hermansah, Tantan. Mengelola Sampah Memberdayakan Masyarakat. Bogor:
Titian Nusa, 2015.
Irwanto, Muhammad, Farid & Anwar, Jeffry. (1999). Anak yang Membutuhkan
Perlindungan Khusus di Indonesia: Analisis Situasi. (Jakarta:
PKPM Unika Atmajaya, Departemen sosial, dan UNICEF).
Kartono, Kartini. Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta: Rajawali, 1985
Mahkamah Agung RI. Undang-undang Perlindungan Anak Penghaspusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang. Jakarta: MA, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muchsin. Perlindungan Anak dalam Perspektif Hukum Positif. Jakarta:
Mahkamah Agung, 2011.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktikum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1986.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali, 1984
Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta,
2011.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategi
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Sulistiyani, Ambar Teguh. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.
Yogyakarta: Gava Media, 2004.
84
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode penelitian Sosial Agama. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004.
Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Grub,
2003.
Usman, Husaini dan Purnomo. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2000.
Whitherington. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru, 1985.
Internet:
Admin. “Cahaya dari Timur Award 2014”. Artikel diakses pada tanggal 15 Maret
2017 dari http://institutmusikjalanan.org.
Admin. “Profil Pendiri Institut Musik Jalanan”. Artikel diakses pada tanggal 15
Maret 2017 dari http://institutmusikjalanan.org.
Admin. “Visi dan Misi Institut Musik Jalanan”. Artikel diakses pada tanggal 15
Maret 2017 dari http://institutmusikjalanan.org.
Wicaksono, Herwin Yoga. “Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik”. Artikel
diakses pada tanggal 16 Juni 2017 dari http://www.staff.uny.ac.id
Transkip Wawancara
Peranan IMJ dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat
Informan : Pendiri Institut Musik Jalanan
A. Identitas
Nama : Andi Akmal Sera Malewa ST
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Wawancara : 18 Mei 2017
Waktu Wawancara : 30 Menit
B. Pertanyaan
1. Sejak kapan didirikan IMJ?
Jawaban: Institut Musik Jalanan berdiri pada Januari 2014 hasil
kesepakatan kami bertiga untuk mendirikan IMJ.
2. Bagaimana proses awal sampai terbentuknya IMJ seperti saat ini?
Jawaban: pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika 2012, pemerintah
Kota Depok mengeluarkan peraturan Daerah (Perda) No. 16/2012 tentang
pembinaan ketertiban umum, dimana salah satu pasalnya berisi larangan
memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Perda ini tentu
mempersempit ruang para musisi jalanan.Padahal disana juga ada mata
pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan ketika karya bisa
didengarkan dan di apresiasi. Ditengah perkembangan teknologi yang
semakin dinamis, muncul ide untuk merekam karya cipta kami dalam
sebuah compact disc hingga bisa diedarkan kemasyarakat.
3. Apa yang abang harapkan dari kehadiaran IMJ bagi para musisi jalanan?
Jawaban: harapan kami para pendiri IMJ agar para musisi jalanan
memiliki ruang untuk berkarya dan mendapatkan apresiasi dari
masyarakat luas bahwa para pengamen atau musisi jalanan tidak dianggap
sebelah mata oleh masyarakat terlebih anak-anak dapat memiliki ruang
dan tidak lagi dijalanan karena jalanan adalah tempat berbahaya bagi anak.
4. Apakah ada syarat tertentu ketika musisi jalanan ingin menjadi anggota
IMJ?
Jawaban: di IMJ ini aturan tidak tertulis tetapi yang berlaku ada dua,
pertama aturan yang ada di dalam management IMJ disitu adalah tempat
musisi jalanan mengatur recording, latihan, dan event-event, lalu kedua
adalah aturan yang ada di dalam management kedai ekpresi disitu adalah
salah satu unit usaha untuk pemasukan IMJ aturanya yang berlaku adalah
pembukuan dari uang masuk dan uang keluar.Aturan untuk musisi
jalanan, pertama mereka wajib terbebas dari obat-obatan terlarang seperti
narkoba, minuman keras, dan lain-lain.Kedua mereka harus mengikuti
latihan-latihan yang diberikan IMJ untuk para musisi jalanan. Semua
aturan harus dijalankan, jika ada yang melanggar seperti memakai narkoba
maka langkah pertama diberitahu terlebih dahulu, jika masih melakukan
lagi maka akan dikeluarkan dari anggota IMJ.
5. Apa hak dan kewajiban para volunteer dan musisi jalanan?
Jawaban: kewajiban harus berkomitmen dengan IMJ baik itu volunteer
maupun dengan para talent IMJ, disiplin karena dalam membuat lagu
bukan sesuatu barang yang murah dan para musisi jalanan yang sudah
mempunyai karya ini harus mengikuti aturan yang dibuat IMJ seperti
rutin mengikuti latihan dan kelas-kelas yang ada di IMJ, sedangkan hak
bagi volunteer dan musisi jalanan adalah mereka menerima royalti dari
penjualan album unit-unit usaha.
6. Bagaimana abang melihat potensi seni musik pada jiwa anak-anak jalanan
ini?
Jawaban: bertahun-tahun saya berada dijalanan, dan saya amati karakter
anak-anak jalanan, ada beberapa yang bagus, seperti sinyo saya ketemu di
bus angkutan kota, sinyo memiliki potensi yang besar namun tidak ada
tempat dan wadah untuk menerbitkanya menjadi musisi, oleh karena itu
sinyo saya suruh ikut gabung dengan IMJ. Selain itu IMJ selalu
mengadakan audisi kepada calon musisi, disitu saya dapat melihat potensi
mereka, apakah mereka cocok bernyanyi atau bermain musik saja.
7. Bagaimana abang meyakinkan mereka bahwa mereka memiliki potensi?
Jawaban:saya bilang kepada para musisi jalanan bahwa kalian memiliki
potensi yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, terus galih potensi
kalian, latihan terus dan tetap belajar, yakin akan bakat yang kalian miliki
yakni bermusik. selain itu menyakinkan para musisi jalanan ini tidak bisa
dengan kata-kata saja melainkan dengan bukti-bukti, bahwa senior-senior
mereka yang sudah ada di IMJ sudah menjadi sukses, masuk tv dll.
8. Bagaimana abang berhasil menyadarkan anak jalanan bahwa mereka bisa
mengembangkan potensi?
Jawaban: saya hanya bilang kepada para musisi jalanan IMJ ada sebagai
jembatan kalian untuk naik kelas, untuk berkarya dan diakui hasil karya
kalian oleh masyarakat banyak, jadi teruslah fokus terhadap potensi yang
anda miliki jangan pernah minder dengan orang lain, kalian harus yakin
dengan apa yang kalian miliki, dan kalian harus percaya bahwa bakat yang
kalian miliki merupakan pemberian Allah SWT kepada kalian.
9. Bagaimana abang mendorong dan membangkitkan motivasi bahwa
mereka bisa berkompetisi dengan anak-anak lain?
Jawaban: apa yang membuat kalian malu dan tidak dapat bersaing? Kalian
sama-sama manusia, dan sama-sama memilki hak yang sama untuk
berkarya, di IMJ difasilitasi alat-alat yang keren, dan kemampuan yang
kalian miliki pun baik dan cukup bagus untuk menjadi musisi jalanan, jadi
apa yang harus membuat kalian takut untuk bersaing. Itu yang saya
katakankepada para musisi jalanan, IMJ terus mendorong mereka maju
dan bersaing.
10. Bagaimana interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat
sekitar?
Jawaban: interaksi kami sangat baik dengan masyarakat sekitar IMJ,
bahkan tidak cuman masyarakat sekitar yang mengapresiasi kehadiran
IMJ, dunia internasional sudah mengenal IMJ dan IMJ sudah
mendapatkan pengakuan resmi dari WIPO badan dunia resmi tentang
HAKI yang ada di Jakarta.
11. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ
bertahan?
Jawaban: faktro penghambatnya masih ada pengamen dan musisi jalanan
yang belum mendaftar ke IMJ karena mereka kurang percaya diri dengan
karyanya dan preman-preman yang mengaku sebagai pengamen ini sedikit
mengganggu, faktor pendukung masyarakat mendukung kehadiran IMJ,
semangat para musisi jalanan dengan karya-karya terbaik mereka dan
sarana prasarana yang insa Allah membantu para talent.
12. Apa yang menjadi ciri khas Institut Musik Jalanan?
Jawaban: kalahkan hari ini.
13. Sudahkan kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk
mewujudkan mimpi?
Jawaban: satu persatu kami berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka
untuk saat ini sedang proses.
14. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai
album?
Jawaban: wah banyak tahapannya pertama mereka diaudisi selanjutnya itu
ke pembahasan lirik jadi liriknya itu pas atau engga ada yang perlu diganti
atau enggak, lalu ada arasement nah disini yang agak susah, dalam arti
susah itu kita mau buat lagu ini ke genre apa mau popkah, dangdutkah,
jazzkah atau seperti apa ya itu tergangtung cocoknya seperi apa gitu, terus
ada tahap mendengarkan lagu karya yang sudah dibahas liriknya sudah di
arasement kita dengarkan pas atau tidak, kalau semua dianggap sudah
sesuai kami ketahap mengkrongkritkan karya tahap ini lebih sulit yakni
tahap recording merekam lagu yang sudah diarasemen ,terus ada tahap
mixing dan mastening dan endingnya itu adalah duplikasi album yang
mengeluarkan banyak dana ini adalah tahap terakhir dan para talent akan
mempublikasi album perdana diacara event IMJ dan event-event luar kota.
15. Bekerjasama dengan pihak-pihak mana agar unit usaha, kelas terbuka dan
IMJ dapat berjalan?
Jawaban: IMJ bekerja sama dengan dinas sosial kota Depok, dinas
pariwisata, kuldesak, Haki, dengan wayang beber Indonesia, sahabat
Munir, Humaniorat, kedai ekspresi, dan tekevisi swasta seperti mnc tv, net
tv, dan daai tv untuk promosi music album IMJ, dan dengan para musisi
ternama seperti Ina Kamarie, Beben Jazz, Gleen Fredly dll.
16. Apakah kehadiran IMJ telah mengurangi jumlah anak jalanan di Kota
Depok?
Jawaban: kehadiaran IMJ belum bisa dikatakan mengurangi anak-anak
jalanan, karena keterbatasan kami dan tinggkat kesadaran anak-anak
jalanan yang masih kurang. Banyak mereka yang belum mau bergabung
dengan IMJ, padahal kami sudah menawarkan untuk menyiapkan ruang
dan mengapresiasi seni mereka.Intinya jika membantu para musisi jalanan
iya sudah membantu, tetapi jika mengurangi jumlah anak jalanan secara
skala besar belum.
Transkip Wawancara
Peranan Institut Musik Jalanan dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok
Jawa Barat
Informan : Volunteer Institut Musik Jalanan
A. Identitas
Nama : Febriansyah Azami
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Wawancara : 15 Mei 2017
Waktu Wawancara : 30 menit
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban: sudah menjadi volunteer sejak pertama kali IMJ didirikan pada
tahun 2014.
2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini?
Jawaban: sangat membantu pengamen jalanan karena mereka ga punya
tempat untuk berkreasi dijalanan, nyari duit malah ditangkap satpol PP
kan karena peraturannya kan bilang ga boleh. Selain itu IMJ memang
sebagai tempat berkreasi anak-anak jalanan, jadi IMJ sangat bagus
keberadaanya untuk anak jalanan.
3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban: saya bantu dari berdirinya IMJ, saya tertarik bantu disini karena
jarang sekali ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam
pemberdayaan para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. maka dari
itu saya siap mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ. Dan
selain itu saya memang suka musik.
4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini?
Jawaban: disini aturan tidak tertulis tapi jelas. Ada dua aturan penting
yang harus dipatuhi, yang pertama musisi jalanan yang ingin bergabung
dengan IMJ harus bebas dari narkoba, obat-obatan terlarang, dan minuman
keras.Kedua, para musisi jalanan sangat ditekankan untuk rutin disetiap
latihan yang dilakukan IMJ. Kedua aturan itu yang harus dipatuhi para
musisi jalanan, jika melanggar seperti masih mengkonsumsi narkoba
maka akan diberikan peringatan jika masih melakukan akan dikeluarkan
dari anggota IMJ.
5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut Musik
Jalanan ini?
Jawaban: haknya disini dapet royalti dari penjualan di kedai ekspresi,
kewajibannya ya jaga kedai dari jam 15.00- 00.00 wib, terus buat
pembukuan keuangan.
6. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiaran Institut Musik Jalanan?
Jawaban: apresiasi masyarakat sangat bagus dengan adanya IMJ, karena
IMJ mengikuti aturan-aturan yang ada dimasyarakat seperti tidak
memainkan musik sampe larut malam dan IMJ tidak pernah mengajarkan
ajaran yang negatif. Selain itu masyarakat bangga dengan adanya IMJ
karena Kampong Lio yang menjadi nama daerah disini menjadi terkenal
juga, soalnya IMJ sering tampil di TV.
7. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban: ya ga mau riya sih sebenernya, hahaha. Lumayan bagus, pertama
IMJ sudah diliput oleh beberapa stasiun TV, seperti metro tv dan trans tv.
Kedua IMJ sudah memiliki 3 album, ketiga pengahargaan dari cahaya
timur word, dan penghargaan yang di dapet bang Andi sebagai salah satu
ispirator muda.
8. Apakah ada syarat tertentu bagi anak jalanan yang ingin bergabung
dengan IMJ?
Jawaban: anak jalanan yang ingin menjadi musisi jalanan dan bergabung
di IMJ harus bebas dari Narkoba, obat-obatan, dan minuman keras.
9. Pelatihan apa saja yang diberikan kepada para anak jalanan yang baru
bergabung dengan IMJ?
Jawaban: bernyanyi dan bermusik. Dari hasil audisi para musisi jalanan
diarahkan, ada yang diarahkan tetap menjadi vokal dan ada juga yang
diarahkan untuk bermain musik seperti main gitar, main gendang.
10. Siapa saja yang memberikan pelatihan kepada musisi jalanan?
Jawaban: pengurus IMJ mendatangkan pelatih dan mengadakan
workshop. pelatih vokal dilatih oleh guru vokal seperti Ina Kamari dan
bermain musik dilatih oleh pengurus-pengurus seperti saya, bang widi,
dan bang badai.
11. Apakah anak jalanan yang belum mempunyai album sendiri tetap bisa
menjadi musisi jalanan di IMJ?
Jawaban: tetap bisa karena IMJ memang menjadi wadah bagi para anak-
anak jalanan yang ingin menjadi musisi jalanan. Disini mereka diajarkan
untuk bernyanyi dengan baik.
12. Apakah ada startegi yang digunakan IMJ untuk mengajak para anak-anak
jalanan untuk bergabung dan naik kelas menjadi musisi jalanan?
Jawaban: kita pake cara menggunakan brosur,melaui FB, dan Twiter
dengan cara mengundang untuk gabung dengan IMJ. Tapi kembali lagi
keputusan ada di anak-anak jalanan.
13. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
Jawaban: mengadakan audisi kepada para musisi jalanan yang ingin naek
kelas dan berkembang, dari audisi para musisi dilihat dimana potensi
mereka apakah bernyanyi atau bermain alat musik.
14. Apakah ada batasan umur ketika ingin menjadi anggota IMJ?
Jawaban: minimal mempunyai KTP, kita tidak mengijinkan anak-anak
yang masih dibawah umur untuk menjadi anggota, karena nanti ada
anggapan bahwa IMJ mengekploitasi anak. Akan tetapi mereka boleh
latihan dan belajar di IMJ untuk menggalih kemampuanya kapan pun.
Transkip Wawancara
Peranan IMJ dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat
Informan : Anak Jalanan yang mengikuti pelatihan di Institut Musik Jalanan
A. Identitas
Nama : Heri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Wawancara : 19 Mei
Waktu Wawancara : 30 menit
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban: saya dijalan sudah dari SMA sampai sekarang, nambah-nambah
uang jajan.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban: keadaan keluarga yang sederhana, saya ingin membantu
perekonomian orang tua. Selain itu saya sangat menikmati selama berada
dijalanan, yang tidak saya dapatkan disekolah.Jika di pesantren saya
belajar teori, dijalanan saya mendapatkan praktek dari teori itu.Dan
dijalanan saya bisa mengenal karakter orang banyak.
3. Sudah berapa lama berada di IMJ?
Jawaban:saya di IMJ baru 1 tahun kurang, saya gabung di IMJ 2016
4. Darimana anda mengetahui ada IMJ?
Jawaban: saya tau IMJ dari Yuotube, dan disitu ada no Wa bang Andi.
Lalu saya hubungin bang Andi.
5. Mengapa memutuskan bergabung dengan IMJ?
Jawaban: karena banyak kesamaan antara bang Andi dan saya, kesamaan
ini maksudnya bang Andi sangat pantang menyerah memiliki cita-cita
yang sangat mulia untuk menjadi wadah para musisi jalanan untuk naik
kelas, dan saya ingin belajar banyak dengan bang Andi.
6. Bagaimana abang memandang diri abang sendiri?
Jawaban:saya orangnya kalau saya punya keinginan saya harus kejar dan
terus berusaha untuk mencapainya.
7. Apakah abang melihat diri abang memiliki potensi musik?
Jawaban: iya saya melihat diri saya memiliki potensi musik, dan bang
Andi lebih menyakinkan saya kalau saya dapat mengasah potensi yang
saya miliki menjadi lebih baik.
8. Siapa yang menyadarkan abang bahwa abang mempunyai potensi musik?
Jawaban: orang tua.
9. Bagaimana abang Andi menyadarkan abang bahwa abang memiliki
potensi musik?
Jawaban: bang Andi bilang saya harus yakin akan potensi yang saya
miliki dan terus belajar agar bisa lebih baik lagi dalam bermusiknya,
kebetulan saya main keyboard.
10. Bagaimana abang Andi membangkitkan motivasi untuk berprestasi?
Jawaban:bang Andi bilang saya harus fokus, jika saya memutuskan
menjadi musisi jalanan saya harus fokus dan banyak belajar, minimal 1
hari 4 jam belajar bermusik.
11. Sampai mana tingkat keberhasilan abang dalam pengembangan bakat dan
minat pada musik?
Jawaban: beberapa kali saya bermain di acara talkshow trans TV ini diluar
IMJ, kalau di IMJ saya sedang membantu sinyo IMJ untuk membuat
album solo.
12. Aturan dan larangan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan
ini?
Jawaban: tidak boleh memakai Narkoba, minuman keras dan obat-obatan
yang lain. Dan mengikuti rutin untuk latihan.
13. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban: belajar musik, latihan musik, dan bedah lagu.
14. Pelatihan apa yang abang dapatkan selama mengikuti kegiatan IMJ?
Jawaban:senam jari, dan teknik-teknik dasar bermusik.
15. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban:saya kan belum lama bergabung di IMJ, jadi cuman ikut event-
event saja ketika IMJ mendapat undangan dari luar.
16. Apa harapan abang untuk IMJ kedepanya?
Jawaban: IMJ lebih besar, dan lebih merealisasikan tujuan awal IMJ
17. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang ada miliki?
Jawaban: ngelawak.
Transkip Wawancara
Peranan IMJ dalam pemberdayaan anak jalanan di Depok Jawa Barat
Informan : Anak Jalanan yang mengikuti pelatihandi Institut Musik Jalanan
A. Identitas
Nama : Sinyo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Wawancara : 19 Mei
Waktu Wawancara : 30 menit
B. Pertanyaan
1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan?
Jawaban: saya sudah di jalanan dari kelas 2 SD sampai sebelum ketemu
IMJ tahun 2012.
2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan?
Jawaban: awalnya iseng-iseng, ada faktor keturunan karena orang tua saya
penyanyi dangdut dan ayah saya guru ngaji koshidaan, selain itu
membantu perekonomian orang tua, karena orang tua saya cerai pada saat
saya kelas 2 smp dan saya masih punya adik, saya tidak mau adik saya
putus sekolah, jadi saya memutuskan mengamen dijalanan untuk
membantu orang tua saya.
3. Sudah berapa lama berada di IMJ?
Jawaban: awal berdiri IMJ tahun 2014, sebelum itu ketika masih taman
baca tahun 2012 saya juga udh gabung di IMJ tapi belum dengan nama
IMJ.
4. Darimana anda mengetahui ada IMJ?
Jawaban: saya mengetahui IMJ dari bang Andi, ketika saya mengamen di
bus saya bernyanyi dan di situ ada seorang Andi malewa dan dia
memberikan saya uang dan kartu nama bang Andi. Setelah itu saya
hubungin bang Andi dari situ bang Andi mengajak saya ke terminal depok
waktu itu akhir 2012 belum terbentuk IMJ.
5. Mengapa memutuskan bergabung dengan IMJ?
Jawaban:karena IMJ memiliki mimpi yang sama dengan saya, IMJ
mengajarkan saya apapun untuk menjadi musisi jalanan yang baik.
6. Bagaimana abang memandang diri abang sendiri?
Jawaban: saya hanya seorang manusia yang ingin berusaha berbuat
sesuatu untuk orang banyak, syukur-syukur untuk keluarga saya.
7. Apakah abang melihat diri abang memiliki potensi musik?
Jawaban: saya tidak bisa mengukur potensi saya sampai mana, karena
orang lain yang dapat melihat potensi saya. Tetapi saya yakin Allah
memberikan kemampuan saya untuk menjadi musisi jalanan, saya vokalis.
8. Siapa yang menyadarkan abang bahwa abang mempunyai potensi musik?
Jawaban: yang pertama orang tua, bapak saya bilang suara saya bagus.
Yang menguatkan saya kalau saya punya potensi yang tidak dimiliki
orang lain adalah seoarang Andi Malewa.
9. Bagaimana abang Andi menyadarkan abang bahwa abang memiliki
potensi musik?
Jawaban: sinyo lu punya bakat yang tidak dimiliki orang lain, suara lu
bagus dangw akui kalau suara lu bagus,lu jangan pernah menyerah terus
berusaha dan belajar. bang andi menyakinkan saya dengan kata-kata itu.
10. Bagaimana abang Andi membangkitkan motivasi untuk berprestasi?
Jawaban: bang Andi selalu memberikan semangat kepada kami para
musisi untuk tidak berhenti berkarya dan berusaha. Lu harus tetep
semangat dan yakin ama kemampuan lu. Dan kata-kata yang selalu di
ingatkan ke saya semangat dan kalahkan hari ini.
11. Sampai mana tingkat keberhasilan abang dalam pengembangan bakat dan
minat pada musik?
Jawaban: saya menjadi seorang mentor, saya menjadi seorang mentor bagi
temen-temen musisi yang baru bergabung dengan IMJ, saya dapat
memberikan apa yang saya dapatkan di IMJ kepada adik-adik saya yang
baru gabung di IMJ.
12. Aturan dan larangan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan
ini?
Jawaban: setiap rumah pasti ada aturan dan larangan. Di IMJ mempunyai
aturan dan larangan, setiap hari jumat harus latihan, dan tidak boleh
ngumpet-ngumpet untuk event, belajar etitut, tidak boleh memakai
Narkoba, minuman keras, dll.
13. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut
Musik Jalanan?
Jawaban:membesarkan bendera IMJ ke orang lain, mengenalkan kepada
para anak jalanan bahwa ada tempat dan ruang untuk mereka berkarya,
kita para musisi harus siap tampil dimana saja ketika IMJ mendaptkan
panggilan event.
14. Pelatihan apa yang abang dapatkan selama mengikuti kegiatan IMJ?
Jawaban: bermusik, teknik vokal, teknik gitar, teknik bernyanyi, aksi
panggung, etika, kelas musik, dll.
15. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan?
Jawaban: memiliki album bersama IMJ yang berjudul kalahkan hari ini,
dan saya lagi menggarap album solo saya.
16. Apa harapan abang untuk IMJ kedepanya?
Jawaban: saya berharap IMJ terkenal ke dunia, untuk teman-teman yang
belum gabung di IMJ untuk bergabung, dan semoga masyarakat lebih
menghargai karya-karya musisi jalanan.
17. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang ada miliki?
Jawaban: mungkin temen saya melihat, tapi saya ingin fokus untuk
bernyanyi saja. Saya tidak mau terpecah konsentrasi saya.
TABEL
KEGIATAN OBSERVASI
Tanggal KegiatanObservasi Output
Kamis,
30Maret
2017
Survei pertama kali melihat kegiatan di
InstitutMusikJalanan. Peneliti mencoba
melihat kegiatan pelatihan keterampilan
seperti bernyanyi dan bermusik. Namun
pada hari kamis ini anggota dari Institut
Musik Jalanan ini tidak berkumpul semua
karena hari latihan mereka pada hari selasa
dan jumat.
Dari hasil survey tersebut
peneliti melihat adanya
kerjasama talent talent
binaan IMJ dengan para
pengurus dalam
mengeolah kedai ekpresi
milik IMJ.
Kamis,11
Mei 2017
Peneliti bertemu dengan bapak Andi
Akmal Malewa. Beliau adalah ketua
sekaligus pendiri Institut Musik Jalanan.
Maksud dari bertemu pak Andi adalah
untuk meminta izin penelitian serta
bertanya-tanya seputar pelatihan
keterampilan. Pertemuan dengan pak Andi,
peneliti mendapatkan data berupa
gambaran umum lembaga, seperti sejarah
berdirinya lembaga, jumlah anak, darimana
anak berasal, apa saja program pelatihan
keterampilan yang diberikan IMJ, alur atau
proses pelatihan keterampilan bernyanyi
dan bermusik.
Hasil dari pertemuan
dengan pak Andi Peneliti
menjadi tahu mengenai
gambaran umum di
Institut Musik Jalanan.
Data yang didapatkan juga
menjadi bahan untuk
pembuatan bab tiga.
Jumat, 12
Mei 2017
Peneliti diperkenalkan dengan abang Widi
beliau adalah salah satu pengurus Institut
Musik Jalanan. Dalam proses penelitian
skripsi abangWidi menjadi pendamping
atau pamong peneliti dalam melakukan
kegiatan wawancara ataupun pengamatan.
Hasil perkenalan ini
penelitian skripsi yang
dilakukan oleh peneliti
menjadi terarah, bang
Widi memberikan
informasi berupa profil
talent Institut Musik
Jalanan, memberitahu
program pelatihan
keterampilan bernyanyi
dan bermusik yang
diberikan IMJ kepada para
talent.
Kamis, 18
Mei 2017
Peneliti kembali bertemu dengan bapak
Andi. Pertemuan ini terkait wawancara
mengenai pertanyaan informan.
Wawancara tersebut mengarah kepada
peran Institut Musik Jalanan dalam
pemberdayaan musisi jalanan. Pertanyaan
mengenai norma seperti aturan-aturan,
kepercayaan, dan juga jaringan kerja sama
lebih ditekankan dalam sesi tersebut.
Selain bertemu dengan pak Andi peneliti
juga bertemu dengan bang Widi selaku
pengurus harian Institut Musik Jalanan.
Peneliti melakukan wawancara kepada
beliau terkait pertanyaan (pertanyaan dapat
dilihat di lampiran transkip wawancara)
Dari hasil wawancara
tersebut, peneliti jadi
mengetahui gambaran
mengenai peran Institut
Musik Jalanan dalam
pemberdayaan musisi
jalanan di Depok Jawa
Barat.
Jumat, 19
Mei 2017
Peneliti melakukan observasi terhadap
pelatihan keterampilan bernyanyi dan
bermusik.
Pada hari jumat ini semua talent IMJ
berkumpul untuk latihan bersama sama,
ada yang memberikan pelatihan seperti
Widi selaku pengurus, pelatihan yang
diberikan seperti latihan vocal, senam jari,
dan pembenaran-pembenaran nada-nada.
Ada yang diberikan pelatihan bernyanyi
karena talent ini bertugas sebagai vokalis,
dan ada juga yang diberikan pelatihan
seperti senam jari karena bertugas bermain
alat musik.
Selain lembaga IMJ adalah sebuah kedai
atau seperti café, jadi ketika ada
pengunjung dating para talent ini diberikan
kesempatan untuk melatih mental mereka
dengan cara tampil untuk menghibur para
pengunjung yang datang, itu merupakan
bagian dari pelatihan juga yang diberikan
Dari hasil observasi
tersebut menjadi tahu
mengenai proses secara
langsung pengajaran di
pelatihan ketrampilan.
Dari metode pengajaran,
keseriusan talent, dan juga
kerjasama talent yang
terlihat dalam pelatihan
keterampilan tersebut.
Selain itu peneliti juga
menjadi mengetahui
informasi mengenai peran
Institut Musik Jalanan
dalam pemberdayaan
musisi jalanan di Depok
Jawa Barat.
IMJ kepadapara talent.
Jumat, 26
Mei 2017
Peneliti melakukan wawancara terhadap
talent IMJ. Peneliti mewawancarai sinyo
IMJ, Hery IMJ, dan Febri IMJ.
Peneliti fokus kepada pertanyaan
bagaimana proses pemberdayaan yang
diberikan IMJ kepada para talent IMJ, dan
apa saja yang sudah talent IMJ dapatkan
setelah mendapatkan pelatihan-pelatihan
yang diberikan IMJ kepada mereka. (bisa
dilihat di transkip dan pertanyaan
wawancara)
Dalam kesempatan wawancara tersebut
peneliti mengulik lebih jauh kehidupan
mereka di jalanan seperti apa, dan juga
peneliti menggali data terkait
pemberdayaan dalam proses pelatihan
keterampilan, yaitu terkait aturan,
kepercayaan, dan juga jaringan kerjasama.
Dari hasil wawancara
peneliti melihat bagaimana
kepribadian anak yang
santun dalam memberikan
jawaban-jawaban dari
setiap pertanyaan yang
peneliti berikan.
Dari hasil wawancara ini
juga peneliti jadi
mengetahui bagaimana
pemberdayaan yang
mereka dapatkan dari IMJ.
Dan para talent IMJ pun
ingin selalu kerja keras
dalam latihan-latihan,
karena mereka ingin lebih
banyak menghasilkan
karya-karya mereka
sendiri.
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUUTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Cliputat 15412, IndonesiaWebsite ; www" lidkorn.uinjkt.ac,id
Telp./Fax: (62-21) 7 432'7 28 I 7 47 03 580Email: fi dkom@uinjkt. ac.id
omor:Lamp :
Hal :
I ( satu) bundelBimbingan Skripsi
NamaNomor PokokJurusanSemesterTelp.Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan2. Ketua Jurusan Pensembansan MasverqLqr Tclo,-
Jakarta, 2f Januariz}l7
Kepada Yth.Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikanmahasiswa Fakultas Ilmu Dakwahsebagai berikut,
outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehdan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatuliah Jakarta
Ahmad Ali Nidaulhaq11t3054000027Pengembangan Masyarakat IslamVIII (Delapan)08212230082sPemberdayaan Life skill-Anak Jalanan Melalui pelatihanBernyanyi dan Bermusik di Institut Musik ,raanarr lirUqDepok Jawa Barat.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skipsinya selama 6 bulan diri tanggar zs la"uari s.d. 25 Juli2017.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
n Bidang Akademik
__
iiE iYiEi{ TE RiAii A GAMAUNIVERSITAS ISLANT NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYAT ULL AH JAKARTA
FAKUUIAS TLMU DAK\4AH DAN ILMU KOMUI\IKASI
Jl. Ir, H, Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp,/Fax: (62-21) 7432728 I 74703580
omorLampiran
Hal
,id
n,0l/ t0s'l
Izin Penelitian (Skripsi)
I(epada Yth,Pirnpirran Institr,rt Mr.rsik Jalanandi
Tempat
Ass q I ani u' o I a iku nt lttr. Wb.
Deltarr Fal<ultas IIrnu Dal<wah danJakarta menerangl<an bahwa :
Email ; fidkom@uinjkt, ac, id
Jal<ana, 1! Maret2017
Ilnru Komunikasi UIN Syarif Hidayarullah
NamaNomor Pol<okTenrpat/Tanggal Lah irSernesterJurusan/l(onsentras i
AlanratTelp,
Tembtrsan :
L Wakil Del<an Brdang Akademik2. Ketua Jurusan/Prodi PensemhanoAn l\,4cc.,orotzo+ r-r^.-
Ahrrad Ali NidaLrlhaqI I r3054000027Jakarla, 25 FebrLrari 1994VIII(Delapan)Pengerr ban gan IVlasyarakat I s lantJl, Rawa Sari RT 0l/06089883 I 8380
adalah benar nrahasiswa aktif pacla Fakultas IlftLr Dalovah dan Ilmu l(onrLrnikasi UINSyarif Hidayatrrllah 'lakarta yang akan nrelaksanakan peneritiar/mencari data dalam rargliapetrttlisatr skripsi ciengan Jttdtrl "Percrnctn Ir.stirur A,lu;;;ik .Jolttncrn Terhacltrp pentber,,,atntAnok Jctlanan di Depok Jcru,a Barar
t e' ttttvLtlr t ctttuYtut
d irnohon k irany,a Bapal</lbu/Sclr. dapattersebut dalam pelaksanaan kegiatan climaksucl.
Sehubungan dengan itu,menerima/merrgizirrkan mahasiswa karni
Derrikian, atas ke{asarna cran bantuannya kami mengr"rcapl<an terinra r<asih.
[,[/ct,t s a I a ntu' o I a i ku m lltr. Lvb.
Subhan, MA0l l0 199303
Dekan
t 004(