Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi...

44
Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir Disusun Oleh: Nita Agustina 462013030 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi...

Page 1: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan

Tugas Akhir

Disusun Oleh:

Nita Agustina

462013030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

memperoloeh gelar sarjana keperawatan

Disusun Oleh:

Nita Agustina

462013030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 3: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

iv

i

Page 4: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

ii

Page 5: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

vi

iii

Page 6: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

iv

Page 7: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

viii

v

Page 8: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

vi

Page 9: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh
Page 10: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT i

LEMBAR PERSETUJUAN AKSES ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH iv

LRMBAR PENGESAHAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

ABSTRAK xi

Pendahuluan 1

Latar Belakang 2

Tujuan 4

Metode 4

Jenis penelitian 4

Sampel 4

Teknik Pengambilan Data 4

Analisa Data 6

Hasil 6

Profil Sosiodemografi Responden 6

Well-Being 7

Well-Being dan Sosiodmografi 9

Pembahasan 11

Penutup 13

Page 11: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

viii

viii

Kesimpulan 13

Daftar Pustaka 15

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Latar belakang pendidikan penduduk Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang 3

Tabel 2. Profil sosiodemografi responden 6

Tabel3.HasilujikorelasiantaraScale of Positive and Negative Experince (SPANE)

danSosiodemografi 10

Tabel4.HasilujikorelasiantaraPositive Thinking Scale (PTS)

dannSosiodemografi 10

Tabel5.HasilujikorelasiantaraScale of Psychological Well-Being (PWB)

danSosiodemografi 11

Page 12: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Grafik 1. Hasil interprestasi Scale of Positive and Negative Experince

(SPANE) 8

Grafik 2. Hasil interprestasiPositive Thinking Scale (PTS) 8

Grafik 3.HasilinterprestasiScale of Psychological Well-Being (PWB) 9

Page 13: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin validitas dan penelitian 17

Lampiran 2. Informed consent 21

Lampiran 3. Kuesioner 24

Lampiran 4. LOA (Letter Of Acceptance) 28

Page 14: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

xi

xi

Well-Being; Sosiodemografi di Getasan

Desi1, Nita Agustina1, Bagus Panuntun Sukma Adi2 1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen

Satya Wacana

2. Puskesmas Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang

Email:[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sosiodemografi, tingkat well-being dalam hal: afek

positif negatif, pemikiran positif dan kesejahteraan psikologis serta apakah terdapat hubungan antara

variabel sosiodemografi (usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan, pendapatan serta

status pernikahan) dengan well being pada masyarakat Dusun Bumi Ayu RT 01. Sebanyak 80

responden yang terlibat, diminta untuk mengisi tiga jenis kuesioner yang diadaptasi kedalam bahasa

Indonesia yaitu Scale of Positive and Negative Experince (SPANE), Positive Thinking Scale (PTS)

dan Scale of Psychological Well Being (PWB). Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas

responden sebanyak (67,5%) adalah perempuan dan berstatus menikah (68,7%) ada pada rentang

usia17 – 25 (31,25%) dan usia 26 – 35 sebanyak 45%. Responden berpendidikan SMP sebanyak

(35%) serta bermata pencaharian sebagi petani (37,5%), pendapatan perbulan ada pada rentang

>500.000 – 1.500.000. Sebanyak (67.5%) responden kadang-kadang memiliki afek positif negatif,

(83,75%) responden berfikir paling positif dan (58,75%) responden memiliki kesejahteraan psikologis

yang tinggi. Analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment didapatkan hasil bahwa sub

variabel sosiodemografi: jenis kelamin memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan dengan afek

positif negatif serta tidak terdapat hubungan antara sosiodemografi terhadap pemikiran positif dan

kesejahteraan psikologis.

Kata kunci : Afek positif negatif,kesejahteraan psikologis, pemikiran positif, sosiodemografi, well-

being

Abstract

Well-Being;Sociodemography in Getasan

The purpose of this research was to investigate the sociodemographic profile, well-being level in terms

of: positive or negative affection, positive or negative thoughts and psychological well-being, and also

whether there was a relationship between sociodemographic variables (age, sex, educational

background, occupation, income and marital status) and the well-being of Dusun Bumi Ayu RT 01.

There were in total 80 respondents involved in this research. The respondents were asked to fill the

questionnaires of Scale of Positive and Negative Experince (SPANE), Positive Thinking Scale (PTS)

dan Scale of Psychological Well Being (PWB) which were adapted into Indonesian language. The

result of the study showed that the majority of the respondents around (67,5%) were married women

(68,7%) in the age of 17 – 25 (31,25%) and age of 26 – 35 (45%). Respondents with junior high school

education were around (35%) with the livelihood as a famer (37,5%), monthly income was in the

range of >500.000 – 1.500.000. In total of (67.5%) respondents sometimes had the positive and

negative affection, (83,75%) respondents had most positive thoughts and (58,75%) respondents had

the high level of psychological well-being. Correlation analysis usingPearson Product Moment

showed a result that sociodemography sub variable: sex had a significant negative correlation with

the positive or negative affection and there was no correlation between sociodemography toward

positive or negative thoughts and psychological well-being.

Keywords: positive and negative affect, psychological well-being, positive thinking,sociodemography,

well-being

Page 15: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh
Page 16: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

1

I. PENDAHULUAN

Setiap orang menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan di dalam hidupnya,

bahkan filsuf Aristoteles menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan

utama dari eksistensi hidup manusia[1]. Setiap orang juga memiliki harapan-harapan

yang ingin dicapai sehingga terpenuhi kebahagiaan dalam hidupannya. Konsep

kebahagiaan (happiness) mempunyai arti yang hampir sama dengan konsep

kesejahteraan atau well-being[2].

Terdapat dua paradigma dan persepektif besar mengenai well-being yang

diturunkan dari dua pandangan filsafah yang berbeda[3]. Pertama well-being berawal

dari pandangan hedonism, yang memiliki makna bahwa well-being terdiri dari

kesenangan atau kebahagiaan. Pandangan kedua ialah eudaimonism, merupakan

aktualisasi dari potensi manusia, hal ini membuktikan sebuah keyakinan bahwa well-

being terdiri dari dipenuhinya atau direalisasikannya potensi-potensi yang positif [4].

Sebagai bagian bahkan tujuan hidup setiap individu, maka tentunya tingkat

kesejahteraan seseorang perlu dievaluasi. Hal ini dimaksukan agar kesejahteraan

yang dimiliki dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Semakin tinggi tingkat

kesejahteraan, memungkinkan semakin bahagia pula seorang individu. Hal ini dapat

terjadi sebab kebahagiaan seseorang dapat dicapai manakala ia lebih sering

mengalami afek positif, mempunyai pikiran yang positif terhadap dirinya maupun

lingkungan disekitarnya, serta memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi

terhadap kehidupannya[5].

Diener dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kesejahteraan (well-being)

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sosiodemografi, penilaian terhadap

pengalaman hidup, religious, kepribadian, dan dukungan sosial. Yang termasuk

dalam faktor sosiodemografi meliputi pendapatan, pengangguran, status pernikahan,

pendidikan, umur dan jenis kelamin, ada tidaknya anak[6].

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Sosial Demografi

dan Aktivitas Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pemulung di Kota

Denpasar” menunjukkan bahwa aspek sosial demografi mempengaruhi

kesejahteraan pemulung. Faktor pendapatan menjadi faktor dominan dalam

mempengaruhi variabel kesejahteraam di kota Denpasar [7].

Page 17: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

2

Penelitian lainnya berjudul “Religiositas, Keberadaan Pasangan dan

Kesejahteraan Sosial (Social Well Being) Pada Lansia Binaan PMI (Palang Merah

Indonesia) Cabang Semarang” menunjukkan bahwa keberadaan pasangan hidup

berkorelasi negatif dengan kesejahteraan sosial sebesar -0,052 dengan religiositas.

Hal ini berarti bahwa keberadaan pasangan tidak meningkatkan kesejahteraan sosial

maupun religiositas pada lansia[8].

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Produktivitas

Pekerja dan Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Di Jawa

Tengah Tahun 2009” menyebutkan hasil bahwa baik tingkat pendidikan maupun

produktivitas pekerja dapat mempengaruhi well-being seseorang dan keluarganya.

Disimpulkan bahwa pendidikan memiliki hubungan yang negatif terhadap tingkat

kesejahteraan, dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan tidak lantas

membuat kesejahteraan keluarga semakin tinggi pula. Sementara pekerjaan,

dikatakan sebagai hal yang sangat penting karena penghasilannya dapat digunakan

untuk mencukupi kebutuhan hidup, artinya, pekerjaan dapat berpengaruh negatif

terhadap tingkat well-being seseorang jika kebutuhan hidup tidak tercukupi. Dengan

demikian ada hubungan yang positif antara produktivitas kerja dengan kesejahteraan

keluarga, karena semakin tinggi produktivitas kerja seseorang maka semakin besar

pula penghasilannya sehingga semakin tinggi pula kesejahteraan keluarganya [9].

Selanjutnya, penelitian “Gambaran Kesejahteraan Psikologis Pada Dewasa

Muda Ditinjau Dari Pola Attachment” menyebutkan bahwa terdapat perbedaan

kesejahteraan antara laki-laki dan perempuan, pada perempuan cenderung dapat

menerima diri apa adanya, menyadari dan mengembangkan potensinya, dapat

menentukan arah dan tujuan hidupnya sedangkan laki-laki berlawanan dari

perempuan dan cenderung memiliki sudut pandang sendiri yang negatif, mereka

melihat dunia hanya dari kaca mata mereka saja. Dengan kata lain, perempuan lebih

banyak memiliki kesejahteraan psikologis ketimbang pria[10].

Berbicara tentang well-being dan sosiodemografi, Badan Pusat Statistik

menyebutkan indeks kebahagiaan penduduk Indonesia tahun 2014 berada pada

angka 68,28 dengan skala 0 sampai 100. Angka tersebut menunjukkan adanya

peningkatan kesejahteraan subjektif penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2013

(indeks kebahagiaan 2013 sebesar 65,11). Pada tahun 2014, pendapatan rumah

tangga merupakan aspek yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap

Page 18: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh
Page 19: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

2

kebahagiaan seseorang dibandingkan dengan aspek kehidupan lainnya, yaitu

sebesar 14,64 persen. Jika dilihat dari tabel Indeks Kebahagiaan pada tahun 2014,

Provinsi Jawa Tengah berada pada urutan ke 13 dari 33 Provinsi di Indonesia.

Sementara Indeks Kebahagian menurut klasifikasi wilayah di Jawa Tengah rata-rata

70,01% yang terdiri dari 73,36% di perkotaan dan 68,31% di pedesaan. Sedangkan

jika dilihat dari jenis kelamin, Indeks Kebahagiaan di Jawa Tengah adalah 67,81%

(67,63% laki-laki dan 67,96% perempuan). Penduduk berstatus belum menikah dan

menikah cenderung relatif sama indeks kebahagiaannya, sekitar 68 %. Sedangkan

yang berstatus cerai hidup 63,38% dan cerai mati 66,30%[11].

Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam

kategori wilayah pedesaan di Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 95.020,674

Ha. Menurut BPS Kabupaten Semarang, Kecamatan Getasan terdiri dari 13

Desa/Kelurahan yaitu Tajuk, Batur, Kopeng, Tolokan, Wates, Getasan, Sumogawe,

Samirono, Jetak, Polobogo, Manggihan, Ngrawan, Nogosaren. Pada akhir tahun

2015 jumlah penduduk Kecamatan Getasan tercatat 49.407 jiwa, yang terdiri dari

24.373 laki-laki dan 25.034 perempuan. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

dari 13 Desa/Kelurahan tercatat sebagai berikut :

Tabel. 1.1. Latar belakang pendidikan penduduk Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang.

NO PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG)

1 Belum Tamat SD 8.749

2 SD/Sederajat 19.445

3 SLTP/Sederajat 7.960

4 SLTA/Sederajat 3.881

5 SMK 234

5 Diploma I/II 163

6 Diploma III/Akademi 230

7 SI 506

8 SII/SIII 28

JUMLAH 41.196

Sementara untuk pendapatan, rata-rata penduduk di Kecamatan Getasan

berpenghasilan antara Rp. 750.000 sampai dengan Rp. 1.200.000 perbulan, dengan

mayoritas bekerja sebagai petani/pekebun dan sebagian kecil berwiraswasta baik di

daerah Kecamatan Getasan ataupun di luar daerah, bahkan ada yang mencari mata

pencaharian diluar daerah. Selain pekerja yang bekerja di luar daerah, banyak juga

Page 20: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

3

dari penduduk Getasan (anak hingga remaja) yang sekolah di luar daerah seperti ke

kecamatan Ngablak (Magelang) dan Kota Salatiga[12]. Dari keberagaman data

sosiodemografidi daerah pedesaan tersebut, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi

hubungan sosiodemografi terhadap well-being pada masyarakat Getasan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentidikasi dan mendeskripsikan profil

sosiodemografi (usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan,

pendapatan per bulan, dan status perkawinan), tingkat well-being yang diukur dari 3

aspek yaitu afek positif dan negatif, pemikiran positif dan kesejahteraan psikologis,

serta adakah hubungan antara sosiodemografi dengan well-being pada masyarakat

Kecamatan Getasan.

II. METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan

korelasional deskriptif. Responden penelitian ditentukan menggunakan Stratified

Random Sampling yaitu memperhatikan strata (tingkatan) di dalam populasi mulai dari

tingkat Desa, Dusun hingga Rukun Tetangga (RT). Pada setiap tingkatan tersebut,

sampel ditentukan secara acak dengan cara pengundian. Darinya didapatkan Desa

Sumogawe, Dusun Bumi Ayu RT 01, Kecamatan Getasan yang menjadi lokasi

penelitian. Penduduk yang memenuhi kriteria sebagai responden berjumlah 112 orang,

yang kemudian dilabeli sebagai populasi penelitian. Selanjutnya pengambilan jumlah

sampel ditentukan menggunakan rumus Slovinsehingga didapatkan sejumlah 87

responden yang kemudian diberi kuisioner. Dari 87 kuisioner yang disebar hanya 80

kuisioner yang terisi dengan lengkap dan 7 kuisioner dianggap tidak valid. Responden

berjumlah80 orang dengan rincian 26 orang laki-laki dan 54 orang perempuan yang

masuk katergori remaja awal (12 tahun), bisa baca tulis dan sehat secara fisik dan

psikis, namanya tercantum dalam surat Kartu Keluarga (KK).

Untuk mengukur well-being, penelitian ini menggunakan tiga kuesioner yaitu

Scale of Positive and Negative Experince (SPANE), Positive Thinking Scale (PTS)

dan Scale of Psychological Well Being (PWB) yang ketiganya dikembangkan oleh

Ed Diener and Robert Biswas-Diener tahun 2009. Ketiga kuesioner tersebut telah

diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Sebelum digunakan, ketiganya diuji

reliabilitas dan validitasnya, dan dari hasil uji tersebut diperoleh: Scale of Positive

and Negative Experince (SPANE) koefisien reliabilitas Alpa: 0,745 dengan validitas

Page 21: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

4

pernyataan (korelasi total pernyataan) yang berkiasar antara 0,475 – 0,682. Positive

Thinking Scale (PTS) koefisien reliabilitas Alpa: 0,756 dengan validitas pernyataan

(korelasi total pernyataan) yang berkiasar antara 0,526 – 0,733. Scale of

Psychological Well Being (PWB) koefisien reliabilitas Alpa: 0,789 dengan validitas

pernyataan (korelasi total pernyataan) yang berkiasar antara 0,678 - 0,915. Ini berarti

ketiga instrument tersebut dapat dinyatakan valid dan dapat digunakan.

Scale of Positive and Negative Experince (SPANE) merupakan kuesioner yang

digunakan untuk mengukur seberapa sering afek positif dan negatif muncul pada

beberapa minggu terakhir. Kuesioner ini terdiri dari 12 pernyataan masing-masing 6

pernyataan positif dan 6 pernyataan negatif. Rentang skor tiap pertanyaan ialah 1

untuk pilihan sangat tidak setuju sampai 5 untuk pilihan sangat setuju, dan untuk

pernyataan negatif, skor dihitung terbalik.Responden dinyatakan selalu memiliki

perasaan positif apabila skor akhir ada pada rentang 17-26. Selanjutnya, skor 7-16

diinterpretasikan sering memiliki perasaan positif, skor -3 hingga 6 dinyatakan

kadang-kadang memiliki perasaan positif, skor -13 sampai -4 berarti jarang memiliki

perasaan positif, dan tidak pernah memiliki perasaan positif jika skor akhir berkisar

pada -24 sampai -14. Selanjutnya,Positive Thinking Scale (PTS), yang merupakan

alat ukur seberapa banyak seseorang didominasi oleh pikiran positif atau negatif.

Kuesioner ini terdiri dari 22 pernyataan, yang terbagi menjadi 11 pernyataan negatif

dan 11 pernyataan positif. Pada pernyataan negatif, diberi skor 0 jika responden

menjawab “TIDAK” dan 1 apabila menjawab “YA”. Sementara untuk 11

peryataanpositif diberi skor 1 jika jawabannya “YA” dan 0 untuk jawaban “TIDAK”.

Responden dinyatakan memiliki pemikiran paling negatif apabila skor akhir pada

rentang 0-11 dan skor 12-22 dininterprestasikan memiliki pemikiran paling positif.

Selanjutnya untukScale of Psychological Well-Being (PWB), digunakan untuk

mencari tahu tingkat kesejahteraan psikologis seseorang. Meliputi 8 pernyataan

positif yang harus diberi skor 1 (untuk jawaban sangat tidak setuju) sampai 5 (untuk

jawaban sangat setuju). Responden dinyatakan memiliki kesejahteraan psikologis

yang tinggi apabila skor akhir pada rentang 36-40. Selanjutnya, skor 29-35

diinterprestasikan memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi, skor 22 hingga 28

dinyatakan memiliki kesejahteraan psikologis sedang, skor 15 sampai 21 berarti

memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah, dan memiliki kesejahteraan

psikologis yang sangat rendah jika skor akhir berkisar pada 8 sampai 14.

Page 22: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

5

Untuk menguji Hipotesis Nol (H0) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara sosiodemografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, latar belakang

pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan per bulan)dengan well being; Afek

positif negatif, pemikiran positif dan kesejahteraan psikilogis, maka hasil penelitian

ini akan di analisa menggunakan uji non parametrik“Korelasi Pearson Product

Moment” dengan taraf signifikansi 0,05. Disimpulkan tidak ada hubungan antar dua

variabel jika p-value lebih besar dari taraf signifikansi.

III. HASIL

1. Deskripsi Profil Sosiodemografi Responden.

Kriteria yang masuk dalam profil sosiodemografi di penelitian ini meliputi usia,

jeniskelamin, status pernikahan, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan

pendapatan per bulan.

Tabel 1.1 Profil sosiodemografi responden

Karakteristik

Jumlah Responden (n=80)

(f) (%)

a. Usia

12 - 16 tahun 12 15%

17 - 25 tahun 25 31,25%

26 - 35 tahun 36 45%

36 - 45 tahun 2 2,5%

46 - 55 tahun 5 6,25%

b. Jenis kelamin

Laki-laki 26 32,5%

Perempuan 54 67,5%

c. Pendidikan

Tidak Sekolah 15 18,75%

SD 14 17,5%

SMP 28 35%

SMA 13 16,25%

Diploma 1 1,25%

S1 9 11,25%

S2 0 0%

d. Pekerjaan

Tidak Bekerja 16 20%

Wirasawasta 14 17,5%

Wirausaha 5 6,25%

PNS 7 8,75%

Pensiunan 4 5%

Petani 30 37,5%

Page 23: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

6

Lainnya 4

5%

e. Pendapatan

< 500.000,- 16 20%

500.001 - 1.500.000 32 40%

1.500.001 - 2.500.000 25 31,25%

2.500.001 - 3.500.000 5 6,25%

> 3.500.000 2 2,5%

f. Status Pernikahan

Tidak Menikah 19 23,75%

Menikah 55 68,75%

Cerai Hidup 2 2,5%

Cerai Mati 4 5%

Nikah Siri 0 0%

Tabel diatas menjelaskan bahwa terdapat 54 orang (67,5%) yang berjenis kelamin

perempuan dan sisanya yaitu 26 orang (32,5%) berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak

36 orang (45%) berusia antara 26-35 tahun, terbanyak kedua ialah pada rentang usia

17-25 tahun (25 orang atau 31,25 %). Latar belakang pendidikan masyarakat yaitu

SMP sebesar 28 orang (35%), dan yang tidak sekolah sebanyak 15 orang (18,75%).

Untuk pekerjaan sebanyak 30 orang (37,5%) bekerja sebagi petani dan16 orang

(20%) tidak bekerja, pada karakteristik pendapatan, total ada 48 responden yang

berpenghasilan di bawah atau sama dengan Rp. 1.500.000/bulan. Jumlah tersebut

tentunya masih di bawah UMR Kabupaten Semarang (Rp. 1.745.000), bahkan 16

dari 48 responden tersebut memiliki penghasilan kurang atau sama dengan Rp.

500.000/bulan dan masuk dalam kategori pendapatan sangat rendah. Sementara

responden yang berpendapatan sedang ada 25 orang (31,25%), disusul dengan

responden yang punya penghasilan tinggi dan sangat tinggi berjumlah total 7 orang.

Sebagian besar responden yang sudah menikah sejumlah 55 orang (68,75%), dan

yang belum menikah ada 19 orang (23,75%).

2. Well Being

Well-being merupakan sebuah konsep kebahagiaan yang terdiri dari banyak aspek.

Kebahagiaan adalah kesatuan utuh dari pengalaman emosi, pikiran dan perasaan

yang bersifat subjektif (evaluasi diri).

Page 24: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

7

2.1. Scale of Positive and Negative Experince (SPANE)

Scale of Positive and Negative Experince (SPANE) digunakan untuk mengukur afek

responden dalam 5 kategori. Setelah dilakukan pengambilan dan analisa data kepada

seluruh responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil sebagai berikut.

Grafik 2.1.1 Hasil interprestasi Scale of Positive and Negative Experince (SPANE)

Bahwa dari 80 responden tidak ada yang selalu memiliki afek positif dan tidak juga

yang merasa tidak pernah memiliki afek positif. Lebih dari setengah partisipan yaitu

sejumlah 67,5% atau 54 orang merasa kadang kadang memiliki afek positif dan

kadang kadang memiliki afek negatif. Sedangkan masing-masing 13 responden

(16,25%) merasa jarang memiliki afek positif dan sering memiliki afek positif.

2.2. Positive Thinking Scale (PTS)

Positive Thinking Scale (PTS) merupakan instrumen yang terdiri dari pernyataan

positif dan negatif yang bertujuan untuk mengukur pemikiran positif responden.

Berikut adalah hasil perhitungannya.

Grafik 2.2.1 Hasil interprestasiPositive Thinking Scale (PTS)

013

54

1300

16.25

67.5

16.25

0

Selalu memiliki

afek positif

Sering memiliki

afek positif

Kadang-kadang

memiliki afek

positif

Jarang memiliki

afek positif

Tidak pernah

memiliki afek

positif

jumlah prosentase

13

67

16.25

83.75

Berfikir paling negatif Berfikir paling positif

jumlah prosntase

Page 25: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

8

Dari data di atas rata-rata responden merasa berfikir paling positif sejumlah 67 orang

83,75% dan sisanya sebesar 13 orang 16,25% merasa berfikir paling negatif.

2.3. Scale of Psychological Well-Being (PWB)

Untuk mentukan kesejahteraan psikologi digunakan Scale of Psychological Well-

Being (PWB). Skala ini memiliki 5 kategori yaitu sanggat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah, berikut merupakan hasil dari Scale of Psychological Well-

Being (PWB).

Grafik 2.3.1Hasil interprestasi Scale of Psychological Well-Being (PWB)

Sejumlah 80 responden tidak ada yang merasa memiliki kesejahteraan psikologi yang

sangat rendah namun ada 1 orang 1,25% merasa memiliki perasaan psikologi yang

rendah hal ini terjadi karena lebih dari 50% menunjukan bahwa sebesar 47 orang

58,75% responden merasa memiliki kesejahteraan psikologi yang tinggi dan 9 orang

11,25% merasa memiliki kesejahteraan psikologi yang sangat tinggi. Responden

yang merasa memiliki psikologi sedang hanya berjumlah 23 orang 28,75%.

3. Well-being dan Sosiodemografi

Penelitian ini menguji ada dan tidaknya hubungan antara variabel sosiodemografi

terhadap well-being; perasaan positif atau negatif, pemikiran positif dan

kesejahteraan psikologis digunakan uji korelasi.

3.1 Scale of Positive and Negative Experince (SPANE) dan Sosiodemografi

Ada tidaknya hubungan antara variabel sosiodemografi terhadap well-being:

perasaan positif atau negatif dapat dilihat pada tabel berikut.

9

47

23

1 011.25

58.75

28.75

0 0

Memiliki

kesejahteraan

psikologi yang

sangat tinggi

Memiliki

kesejahteraan

psikologi yang

tinggi

Memiliki

kesejahteraan

psikologi sedang

Memiliki

kesejahteraan

psikologi yang

rendah

Memiliki

kesejahteraan

psikologi yang

sangat rendah

jumlah prosentase

Page 26: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

9

Tabel 3.1.1 Hasil uji korelasi antara Scale of Positive and Negative Experince

(SPANE) dan Sosiodemografi

Variabel Pengujian Statistik

(Analisis Korelasi Pearson) Interpretasi (α=0.05)

SPANE and Jenis Kelamin r = -0,234 p-value= 0,037 Signifikan

SPANE and Usia r = 0,044 p-value= 0,695 TidakSignifikan

SPANE and Pendidikan r = 0,120 p-value= 0,290 Tidak Signifikan

SPANE and Pekerjaan r = -0,175 p-value= 0,121 Tidak Signifikan

SPANE and Pendapatan r = -0,023 p-value= 0,838 Tidak Signifikan

SPANE and Status Pernikahan r = 0,065 p-value= 0,569 Tidak Signifikan

Berdasarkan hasil dari kedua uji statistik pada tabel 3.2.1 pada variabel jenis kelamin

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,037. Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil

dari taraf signifikansi (p-value=0,037<0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel

jenis kelamin dengan Scale of Positive and Negative Experince (SPANE) berhubungan

signifikan. Namun variabel usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status

pernikahan tidak berhubungan dengan Scale of Positive and Negative Experince

(SPANE) karena nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi, dengan rentang

nilai p-value antara 0,182 sampai dengan 0,898.

3.2Positive Thinking Scale (PTS) dan Sosiodemografi

Untuk mengetahui ada tidaknya pemikiran positif terhadap variabel sosiodemografi

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1.2 Hasil uji korelasi antara Positive Thinking Scale (PTS) dan

Sosiodemografi.

Variabel Pengujian Statistik

(Analisis Korelasi Pearson)

Interpretasi

(α=0.05)

PTS and Jenis Kelamin r = -0,016 p-value= 0,886 Tidak Signifikan

PTS and Usia r = -0,138 p-value= 0,223 TidakSignifikan

PTS and Pendidikan r = 0,177 p-value= 0,115 Tidak Signifikan

PTS and Pekerjaan r = 0,003 p-value= 0,979 Tidak Signifikan

PTS and Pendapatan r = -0,070 p-value= 0,540 Tidak Signifikan

PTS and Status Pernikahan r = 0,119 p-value= 0,294 Tidak Signifikan

Page 27: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

10

Tabel di atas memaparkan bahwa variabel sosiodemografi (jenis kelamin, usia,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status pernikahan) tidak menunjukan

hubungan yang signifikan karena p-value dari masing-masing sub-variabel

sosiodemografi lebih besar dari taraf signifikansi 0.05.

3.3 Scale of Psychological Well-Being (PWB) dan Sosiodemografi

Berikut merupakan hasil uji korelasi terhadap variabel sosiodemografi dengan

kesejahteraan psikologis.

Tabel 3.1.3 Hasil uji korelasi antara Scale of Psychological Well-Being (PWB) dan

Sosiodemografi

Variabel Pengujian Statistik

(Analisis Korelasi Pearson) Interpretasi (α=0.05)

PWB and Jenis Kelamin r = 0,193 p-value= 0,086 Tidak Signifikan

PWB and Usia r = -0,107 p-value= 0,334 TidakSignifikan

PWB and Pendidikan r = -0,071 p-value= 0,534 Tidak Signifikan

PWB and Pekerjaan r = 0,088 p-value= 0,435 Tidak Signifikan

PWB and Pendapatan r = -0,007 p-value= 0,948 Tidak Signifikan

PWB and Status Pernikahan r = 0,062 p-value= 0,585 Tidak Signifikan

Tabel di atas memaparkan bahwa variabel sosiodemografi (jenis kelamin, usia,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan ststus pernikahan) tidak menujukan hubungan

yang signifikan karena p-value dari masing-masing sub-variabel sosiodemografi lebih

besar dari taraf signifikansi 0.05.

IV. PEMBAHASAN

Dusun Bumiayu RT 01 merupakan salah satu dusun yang berada di Desa

Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Daerah ini memiliki luas

799,99Ha, yang terdiri dari 538,00 Ha lahan pertanian dan sisanya yaitu sebesar 261,98

Ha merupakan lahan pemukiman warga.Hal inilah yang kemudian menjadi alasan

mengapa banyak warga setempat yang berprofesi sebagai petani. Hal ini sesuai

dengan data dari BPS dalam “Kecamatan Getasan Dalam Angka 2016” yang

menyebutkan bahwa lapangan pekerjaan yang paling menyerap tenaga kerja di Desa

Sumogawe adalah petani sebesar 49,32%, dengan rasio pekerja terhadap penduduk

Page 28: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

11

sejumlah 57,29%. Bahkan dari segi usia, hasil penelitianini memiliki interpretasi yang

sama dengan data BPS bahwa mayoritas penduduk Desa Sumogawe ada pada rentang

usia produktif yaitu 20-49 tahun. Begitu pula dengan banyaknya responden yang lebih

pada perempuan dibanding laki-laki[12].

Berdasarkan analisa data hubungan antara afek positif dengan variabel

sosiodemografi, hanya jenis kelaminlah yang memiliki hubungan signifikan dengan

afek responden. Sementara jika dilihat dari jenis kelamin sebagian besarresponen

adalah perempuan. Hasil penelitian Maccoby dan Jacklin mengatakan bahwa

perempuan lebih menggunakan emosi (perasaan) daripada rasional dalam bertindak,

sehingga perempuan nampaknya lebih halus dan hati-hati serta cenderung berperilaku

pasif, pasrah dan tidak agresif[1].

Sementara itu, pengalaman perasaan responden baik positif maupun negatif,

tidak berhubungan dengan usia, jenis pekerjaan, latar belakang pendidikan, jumlah

pendapatan dan status pernikahan responden. Hal ini bisa dimungkinkan terjadi karena

pengaruh dari daerah tempat tinggal mereka, yaitu pedesaan. Selain karena terhindar

dari hiruk pikuk perkotaan, dinamika kehidupan di desa dengan budaya Jawa sebagai

identitas asli, tentunya masih kental juga dengan cara hidup yang sederhana dan

menikmati suasana kebersamaan dengan lingkungan sekitar. Seperti yang disimpulkan

dari hasil Adi Rahman yang berjudul “Perubahan Budaya Bergotong Royong

Masyarakat Di Desa Santan Tengah Kecamatan Marangkayu” menyebutkan salah satu

ciri khas masyarakat desa adalah gotong-royong atau dalam bahasa Jawa lebih dikenal

dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus diminta pertolongan sekalipun,

mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangga yang

sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka sendiri tidak memperhitungkan kerugian

materil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak,

bathi sanak” yang berarti lebih baik baik kehilangan materi tetapi mendapat

keuntungan bertambah saudara[13]. Penjelasan di atas didukung dengan hasil 83.75 %

responden memiliki pemikiran paling positif.

Hasil penelitian ini menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara

faktor-faktor sosiodemografi dengan pemikiran positif, meskipun Baron dan Byrne

mengatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pemikiran seseorang sehingga terjadi emosi dan agresi [14]. Laki-laki dan perempuan

memiliki pola pikir dan pandangan yang berbeda dalam merasakn situasi dan kondisi.

Wanita bersikap dan berfikir lebih mengedepankan afek afektif dalam mengambil

Page 29: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

12

keputusan, sedangkan laki-laki lebih mengedepankan pertimbangan kognitif dalam

mengambil keputusan[15]. Hal ini dirasa masih ada kaitannya dengan penjelasan

sebelumnya yaitu status responden sebagai “orang jawa” yang tinggal di pedesaan.

Hidup rukun, saling menghargai dan saling mendukung, merupakan nilai-nilai budaya

yang ditanamkan sejak lahir dan punya pengaruh besar terhadap pola pikir seseorang.

Tidak hanya pemikiran positif, nilai-nilai budaya yang dianut pun punya pengaruh

terhadap kesejahteraan psikologis seseorang.

Masyarakat yang tinggal di desa sangatlah menghargai kualitas dan kuantitas

interaksi sosial. Tidak heran jika antar tetangga saling mengenal. Interaksi sosial punya

peranan untuk perkembangan psikologis dan pengendalian emosi. Ketika seseorang

mampu mengedalikan emosi yang ada dalam dirinya maka dapat dikatakan ia memiliki

kesejahteraan psikologis yang cukup tinggi atau bahkan sangat tinggi[16].

Seperti halnya perasaan positif dan negatif, pun tidak ditemukan hubungan yang

signifikan antara faktor-faktor sosiodemografi dengan kesejahteraan psikologis. Hal

ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Blancflower dan Oswald (dalam

Huppert,2009) yang menerangkan bahwa semakin bertambahnya usia, maka tingkat

kesejahteraan psikologis seperti penguasaan lingkungan akan meningkat pula. Selain

itu, individu pun akan semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya sehingga

tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan[17]. Tentunya perbedaan hasil ini dapat

dipengaruhi faktor-faktor eksternal dari kedua variabel seperti situasi dan kondisi

lingkungan tempat tinggal responden. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan

Sugianto yang mengatakan bahwa kesejahteraan psikologis tidak berhubungan

signifikan dengan variabel-variabel demografi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan serta yang lain karena berbagi macam budaya serta harapan dan tujuan

hidup yang berbeda-beda pada setip orang, bahkan kepercayaan dan lingkungan

menjadi hal yang penting dalam kesejahteraan psikologis[18].

V. KESIMPULAN

Mayoritas penduduk dusun Bumi Ayu RT01 adalah perempuan dengan rentang

usia yang masih produktif (20-40 tahun) dan sebagian besar berstatus menikah.

Sedangkan dari latar belakng pendidikan sebesar 35% tamatan SMP, dengan selisih

2,5% adalah mereka yang bermata pencaharian sebagi petani. Bahkan dari

karakteristik pendapatan, masyarakat masih termasuk berpendapatan rendah (<

500.000 – 1.500.000). Lebih dari 50% masyarakat Dusun Bumi Ayu RT01 kadang-

Page 30: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

13

kadang memiliki afek positif serta memiliki pemikiran paling positif. Hal ini didukung

dengan tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi pada masyarakat Dusun Bumi

Ayu RT01. Hasil analisis menunjukan bahwa sub variabel sosiodemografi (jenis

kelamin) berhubungan secara signifikan terhadap afek positif negatif, namun untuk

variabel sosiodemografi (usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, pendapatan serta

status pernikahan) tidak berhubungan dengan pemikiran positif dan kesejahteraan

psikologis.

VI. SARAN

Penelitian ini hanya terdiri dari dua variabel (sosiodemografi dan well being),

faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan dengan well-being seperti nilai-nilai

budaya, efikasi diri, sikap, dan kondisi lingkungan tidak diujikan dalam penelitian ini.

Sehingga pada penelitian-penelitian selanjutnya tentang well-being dapat

dikembangkan dengan menambahkan variabel-variabel lainnya.

Page 31: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

14

14

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Desta Israwanda, Anisa Kartika Wulan, Luthfia Khoirunnisa WP. Subjective

well being ditinjau dari jenis kelamin dan self efficacy pada mahasiswa baru.

2014;56–87.

2. Lu L. Culture, self, and subjective well-being: Cultural psychikigical and

social change perspectives. Psychologia 2008;23625379(1):290–303.

3. Dustin P. Griffin JSG. Locus of control and psychological well-being :

Separating the measurement of internal and external constructs -- A Pilot

Study. Psychology 2014;1–12.

4. Dewi EK. Kajian teoritik, peranan empati pada psychological well-being.

Semin Psikol Kemanus 2015;978–9.

5. Diener E, Wirtz D, Biswas-diener R, Tov W, Kim-prieto C, Choi D, et al.

New Measures of Well-Being. Soc Indic Res Ser 2009;39.

6. Mami lutfita S. Harga diri, dukungan sosial dan psychological well being

perempuan dewasa yang masih lajang. Indones J Psikol 2015;4(3):216–24.

7. Marhaeni AAIN. Analisis pengaruh faktor sosial demografi dan aktivitas

ekonomi terhadap kesejahteraan keluarga pemulung di kota denpasar. Ekon

dan Bisnis 2015;4:282–95.

8. Indriana Y, Desiningrum DR, Kristiana IF. Religiositas, keberadaan pasangan

dan kesejahteraan sosial (social well being) pada lansia binaan pmi cabang

semarang. Psikologi 2011;10:184–92.

9. Widyastuti A. Analisis hubungan antara produktivitas pekerja dan tingkat

pendidikan pekerja terhadap kesejahteraan keluarga di jawa tengah tahun

2009. Econ Dev Anal J 2012;1(2):2252–6560.

10. Fransisca Iriani N. Gambaran kesejahteraan psikologis pada dewasa muda

ditinjau dari pola attachment. Psikol Vol 2008;3(1):44–64.

11. Lumaksono A, Saefudin D, Hastoto E, Wibowo S S. Statistik 70th indonesia

merdeka. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2015.

12. Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. Kecamatan getasan dalam angka

2016. Semarang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang; 2016.

13. Rahman A. Perubahan Budaya Bergotong Royong Masyarakat di Desa Santan

Tengah Kecamatan Marangkayu. Sosiatri-Sosiologi 2016;4(1):86–99.

Page 32: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

15

14. Susetyo yuli F. Hubungan berfikir positif dan jenis kelamin dengan

kecenderungan agresi reaktif remaja. 2009;51–63.

15. Rinaldi. Resiliensi pada masyarakat kota padang ditinjau dari jenis kelamin.

Psikologi 2010;3, No 2:99–105.

16. Suharyat Y. Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Psikol

Kemanus 2009;2:50–68.

17. Kristin Y. Perbedaan kesejahteraan psikologis pada wanita lajang ditinjau dari

tipe wanita lajang. 2013;2(1):1–16.

18. Angela FB. Hubungan faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, tempat

tinggal) dengan kualitas hidup penduduk di kelurahan kinilow kecamatan

tomohon utara kota tomohon tahun2017. Psikologi 2017;2:1–9.

Page 33: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

16

Lampiran 1. Surat ijin Validitas dan penelitian.

Page 34: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

17

Page 35: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

18

Page 36: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

19

Page 37: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

20

Lampiran 2. Informed consend

PENELITIAN

WELL BEING; SOSIODEMOGRAFI DI GETASAN

LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN

(Informed Consent)

Judul Penelitian:

“Well-Being; Sosiodemografi di Getasan”

Undangan:

Peneliti meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai

partisipan penelitian. Silahkan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan,

jangan sungkan atau ragu untuk menanyakannya.

Eligibilitas:

Partisipan dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Dukuh RT02 yang memiliki

kriteria:

1. Masuk katergori diatas remaja awal (12 tahun)

2. Bisa baca tulis dan sehat secara fisik dan psikis

3. Namanya tercantum dalam surat Kartu Keluarga (KK) dan ada di

tempat pada saat pengambilan data berlangsung, dan

4. Bersedia berpartisipasi sebagai responden penelitian.

Tujuan penelitian:

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan sosiodemografi terhadap well-

being pada masyarakat Getasan.

Keterlibatan Partisipan:

Selama penelitian ini, peneliti membutuhkan kesediaan Anda untuk meluangkan

waktu. Peneliti akan menemui Anda dengan maksud:

Page 38: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

21

1. Meminta Anda membaca dan menandatangani lembar persetujuan partisipasi

dalam penelitian.

2. Meminta Anda untuk membaca dan mengisi kuesioner yang diberikan oleh

peneliti dengan jujur dan lengkap tidak ada pernyataan yang terlewat.

Jika ada sesuatu yang membuat Anda terganggu selama penelitian, Anda bisa

menceritakan dengan peneliti dalam rangka mencari solusi terbaik.

Penjelasan Prosedur:

Peneliti akan melakukan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Data

yang didapat akan dijaga kerahasiaannya. Kuesioner berisi pertanyaan tentang Well-

Being (kebahagiaan) dan Sosiodemografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, latar

belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan per bulan). Untuk menjaga

kebenaran dalam penelitian ini, Anda bisa membaca kembali/ mengoreksi kuesioner

yang sudah diisi. Semua informasi yang Anda berikan benar-benar dijaga

kerahasiaannya.

Manfaat dan Resiko:

Peneliti mengharapkan ketulusan Anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya

diharapkan bermanfaat untuk:

1. Teoretis : Memberikan informasi bagi perkembangan ilmu kesehatatan

mental, serta mendorong munculnya penelitian lain yang dapat mengungkap

sisi lain yang belum dapat diungkap oleh peneliti mengenai Well Being; Studi

Sosiodemografi Di Getasan

2. Praktis :

a. Manfaat bagi masyarakat, penelitian ini diharapakan dapat memberikan

informasi, sehingga masyarakat lebih bijaksana dalam berfikir dan

mentukan tindakan.

b. Perawat menindaklanjuti perannya yang salah satunya sebagai advokat,

dimana perawat dapat membimbing klien dalam mentukan persetujuan

atas tindakan keperawatan jika dilihat dari kondisi sosiodemografi pada

klien.

Penelitian ini tidak memiliki resiko yang akan membahayakan Anda secara fisik.

Jaminan kerahasiaan:

Page 39: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

22

Kerahasiaan Anda akan peneliti jaga. Peneliti tidak akan menyebutkan nama Anda.

Peneliti hanya akan memberikan nama samaran atau inisial. Semua informasi yang

Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya sehingga identitas Anda tetap terlindungi.

Data yang didapatkan akan diolah menggunakan program SPSS berupa data ststistik.

Semua informasi menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan di

Jurnal Penelitian.

Hak untuk Berpartisipasi dan Mengundurkan Diri:

Anda memiliki hak jika sewaktu-waktu mengundurkan diri dari penelitian ini. Jika ada

pertanyaan, Anda tidak perlu sungkan atau ragu untuk bertanya melalui nomor kontak

yang tertera di bawah dokumen ini.

Partisipan memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanda Tangan Partisipan Tanggal

Inisial: ______ peneliti menyetujui perekaman wawancara.

Peneliti telah menjelaskan penelitian ini kepada partisipan di atas sebelum meminta

persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian ini.

Tanda Tangan Peneliti Tanggal

Mahasiswa peneliti: Dosen Pembimbing:

Pembimbing I:

Desi, S.Kep, MSN.

(Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UKSW)

Pembimbing II:

dr. Bagus Panuntun Sukma Adi

(Puskesmas Bancak, Kecamatan Bancak,

Kabupaten Semarang)

Nita Agustina

Mahasiswa Fak. Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UKSW

Tlp: 0856-4708-0231

e-mail : [email protected]

Page 40: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

23

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 3. Kuesioner

Identitas Responden

No responden:

Nama/ Inisial:

Alamat:

A. VARIABEL SOSIODEMOGRAFI

Dibawah ini adalah faktor sosiodemografi Bapak/Ibu/Saurara/I, berikan tanda centang

(√) pada kotak sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu/Saurara/I.

1 Usia 12- 16 tahun 26- 35 tahun 46 –

55 tahun

17- 25 tahun 36- 45 tahun 56 –

65 tahun

> 65 tahun

2 Jenis Kelamin Laki- laki

Perempuan

3 Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah

SD Diploma

SMP Sarjana ( S1)

SMA Pasca Sarjana ( S2)

4 Pekerjaan Tidak Berkeja PNS

Lainnya

Wirausaha Pensiunan

Wiraswasta Petani/ Pekebun

5 Pendapatan Perbulan < Rp. 500.000

Rp. 500.001 – Rp. 1.500.000

Rp 1.500.001 s/d 2.500.000

Rp 2.500.001 s/d 3.500.000

> Rp. 3.500.000

6 Status Perkawinan Belum Menikah

Menikah

Cerai Hidup

Cerai Mati

Nikah Siri

Page 41: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

24

B. a VARIABEL WELL-BEING:

I. Skala Pengalaman Positif dan Negatif

Berikut terdapat beberapa perasaan. Anda diminta untuk mengemukakan perasaan

anda selama 4 minggu terakhir ini, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah

satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

No Skala Sangat

Jarang/

tidak

Jarang Terkadang Sering Sangat

Sering/

selalu

1 2 3 4 5

1 Positif

2 Negatif

3 Baik

4 Buruk

5 Nyaman

6 Tidak

menyenangkan

7 Senang

8 Sedih

9 Takut

10 Menyenangkan

11 Marah

12 Puas

Page 42: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

25

II. Skala Berfikir Positif

Berikut terdapat sejumlah pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai

dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan

jawaban yang tersedia,yaitu:

"Ya" atau "Tidak"

No Skala Skor

Ya Tidak

1 Menurut saya lingkungan tempat tinggal saya memiliki

banyak permasalahan

2 Lingkungan sekitar saya merupakan tempat yang baik/

layak.

3 Banyak orang baik di sekeliling saya.

4 Ketika saya memikirkan diri saya , saya merasa

memiliki banyak kekurangan

5 Saya menganggap diri saya sebagai orang yang

memiliki banyak kelebihan

6 Saya optimis tentang masa depan saya.

7 Saya sering merasa curiga apabila ada orang yang

berbuat baik kepada saya

8 Ketika saya mendapat masalah/ musibah saya lebih

sering berfikir positif

9 Terkadang saya saya merasa beruntung terhadap hidup

yang saya jalani.

10 Ketika saya mendapat keberuntungan, mungkin orang

lain lebih beruntung dari saya.

11 Saya sering membandingkan diri saya dengan orang

lain.

12 Saya sering kepikiran tentang kesempatan-kesempatan

yang saya lewatkan.

13 Saya merasa lebih banyak mengalami hal-hal yang

membahagiakan di “masa lalu” saya.

14 Saya suka mengenang masa lalu yang menyenangkan.

15 Saya menyesali banyak hal dari masa lalu saya.

16 Saya ikut merasa bahagia jika orang lain bahagia/

sukses.

17 Ketika mengenang masa lalu entah mengapa saya

merasa banyak mengalami hal-hal buruk.

18 Banyak masalah di sekitar (dunia) tetapi bagi saya

hidup itu indah saat dijalani dengan baik.

Page 43: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

26

19 Jika ada masalah saya selalu kepikiran

20 Saya sering merasa khwatir ketika hal-hal baik yang

terjadi pada saya akan berubah menjadi hal-hal buruk

bagi saya.

21 Ketika saya melihat orang lain bahagia/sukses, itu

membuat saya minder dan mengasihi diri sendiri.

22 Saya selalu berprasangka baik terhadap orang lain.

III. Skala Kesejahteraan Psikologis

Berikut terdapat sejumlah pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan.

Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri

anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang

tersedia, yaitu:

1 = Sangat tidak setuju ( STS )

2 = Tidak Setuju ( TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat setuju (SS)

NO Skala STS TS N S SS

1 Saya menjalani kehidupan dengan penuh

makna dan berarti

2 Hubungan sosial saya dengan orang lain

sangat baik dan bermanfaat.

3 Saya menyenangi kegiatan/ aktivitas saya

sehari-hari

4 Apa yang saya lakukan turut terlibat

dalam membuat orang lain bahagia.

5 Saya mampu melakukan aktivitas-

aktivitas yang penting bagi saya.

6 Saya orang yang baik dan kehidupan saya

pun baik.

7 Saya sangat yakin dengan masa depan

saya.

8 Orang-orang menghargai saya.

Page 44: Well-Being ; Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir · 2018. 8. 23. · Well-Being; Sosiodemografi di Getasan . Tugas Akhir . Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam . memperoloeh

27

Lampiran 4. LOA (Letter Of Acceptance)