WEJANGAN STATISTIK - … · kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut...

49
WEJANGAN STATISTIK 1. Membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan pembangunan tanpa dukungan data statistik. 2. Data yang baik, akurat, bebas bias, dan terpercaya, adalah data yang dikumpulkan berdasarkan metodologi statistik yang jelas dan benar. 3. Jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan itu, seratus persen benar sekalipun metodologinya sudah benar, karena data itu masih dikumpulkan oleh manusia. 4. BPS dalam setiap melakukan pengumpulan data, memiliki prinsip bahwa data yang dikumpulkan itu pasti mengandung kesalahan, tetapi dalam melaporkan dan mendiseminasikan datanya BPS tidak melakukan kebohongan. Copyright © BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Transcript of WEJANGAN STATISTIK - … · kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut...

WEJANGAN STATISTIK

1. Membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan

pembangunan tanpa dukungan data statistik.

2. Data yang baik, akurat, bebas bias, dan terpercaya,

adalah data yang dikumpulkan berdasarkan metodologi

statistik yang jelas dan benar.

3. Jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang

dikumpulkan itu, seratus persen benar sekalipun

metodologinya sudah benar, karena data itu masih

dikumpulkan oleh manusia.

4. BPS dalam setiap melakukan pengumpulan data,

memiliki prinsip bahwa data yang dikumpulkan itu pasti

mengandung kesalahan, tetapi dalam melaporkan dan

mendiseminasikan datanya BPS tidak melakukan

kebohongan.

Copyright © BPS Kabupaten Pakpak Bharat

INDEKS PEMBANUGNAN MANUSIA KABUPATEN PAKPAK BHARAT

ISSN : - Nomor Publikasi : 12.162.11.01 1276.05.0412740.04.05 Katalog BPS : 4102002.1216 Ukuran Buku : 28 cm x 21 cm Jumlah Halaman : v + 42 halaman Naskah: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat Kerjasama Dengan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pakpak Bharat Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | i

KATA PENGANTAR

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan

yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas

mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dari semangat tujuan nasional ini, dapat dipahami bahwa hakikat pembangunan

nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Indonesia seluruhnya. Peran para pelaku pembangunan kemudian adalah bagaimana

menerjemahkan hakikat tersebut dan menjabarkannya dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional. Tentu saja, instrumen untuk mengukur sejauh mana pembangunan

mansia itu telah berjalan juga menjadi faktor penting didalamnya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat bekerjasama dengan Badan

Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat berupaya untuk menyusun Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) sebagai sumber informasi penting yang dapat digunakan dalam

penyusunan perencanaan terkait pembangunan manusia di Kabupaten Pakpak Bharat secara

berkesinambungan. Selain itu, dengan adanya publikasi ini diharapkan Pemerintah maupun

masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pembangunan yang telah

dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi kebutuhan daerah bagi pembangunan di masa

yang akan datang.

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah turut serta membantu

penyusunan publikasi ini. Akhirnya kami berharap, kritik dan saran guna perbaikan publikasi

dimasa mendatang. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi pengguna data.

Salak, Agustus 2011 Badan Pusat Statistik

Kabupaten Pakpak Bharat Kepala,

Dra. Minda Flora Ginting, M.M NIP 19690112 199401 2 001

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Pakpak Bharat Plt. Kepala,

Sahat Bancin NIP 19560803 197803 1 002

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Daftar Grafik iv

Daftar Lampiran v

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Maksud dan Tujuan 6

1.3 Ruang Lingkup, Sumber Data, dan Metode Pengolahan Data 6

1.4 Sistematika Penulisan 7

BAB II KONSEP DAN PENGUKURAN PEMBANGUNAN MANUSIA 9

2.1 Pardigma Pembangunan 9

2.2 Indikator dan Indeks 11

2.3 Konsep Pambangunan Manusia 13

2.4 Komponen dan Prosedur Penghitungan IPM 15

BAB III ANALISIS DAN STATUS PERKEMBANGAN IPM 19

3.1 Gambaran Umum 19

3.2 Analisis Komponen IPM 22

3.3 Status dan Perkembangan IPM 33

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persinggungan antara Pembangunan Manusia dan Tujuan

Pembangunan Manusia 11

Tabel 2. Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM 18

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan Tahun 2006 - 2010 20

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan

Tahun 2009 - 2010 21

Tabel 5. Angka Partisipasi Sekolah Penduduk kabupaten Pakpak Bharat

Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 - 2010 26

Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 -

2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen) 30

Tabel 7. Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kabupaten

Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 - 2010 31

Tabel 8. Tingkatan Status Pembangunan Manusia 33

Tabel 9. Status dan Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2010 34

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 – 2010 20 Grafik 2. Proporsi Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 22 Grafik 3. Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Pakpak

Bharat Tahun 2009 - 2010 24

Grafik 4. Perbandingan Angka Melek Huruf 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Pemekaran Tahun 2010 25 Grafik 5. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 - 2010 26 Grafik 6. Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Dimekarkan Tahun

2008 - 2010 27

Grafik 7. Persentase Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang Mempunyai Keluhan Kesehatan

Selama Sebulan yang Lalu dan Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2010

28 Grafik 8. Perbandingan AHH Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Nias Selatan,

Tahun 2010 29

Grafik 9. Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan,

Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 – 2010 32

Grafik 10.

Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat 2006 - 2010 35

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | v

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Murid SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Guru SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2010 Banyaknya Tenaga Paramedis Menurut Kecamatan Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Jenis Dinding Terluas, Lantai Terluas, dan Sumber Penerangan Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Pengeluaran/Kapita/Bulan dan Golongan Pengeluaran Tahun 2010 Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 – 2010 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Pringkat IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010

36

36

37

37

38

38

39

39

40

41

41

42

43

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan

yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas

mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari semangat

tujuan nasional ini, dapat dipahami bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Peran para

pelaku pembangunan kemudian adalah bagaimana menerjemahkan hakikat tersebut dan

menjabarkannya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tentu saja,

instrumen untuk mengukur sejauh mana pembangunan mansia itu telah berjalan juga menjadi

faktor penting didalamnya.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional(RPJPN) 2005-2025 yang salah satu sasarannya adalah membaiknya

pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah khususnya pada periode RPJMN tahap II (2010-

2014), maka usaha-usaha perbaikan dan penyempurnaan proses perencanaan pembangunan

daerah merupakan salah satu faktor kunci untuk diperhatikan. Informasi yang memadai

mengenai status pembangunan manusia dapat menjadi salah stu masukan penting dalam proses

perencanaan pembangunan daerah tersebut.

Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan bersifat

multi dimensional dan memiliki berbagai kompleksitas masalah. Proses pembangunan terjadi di

semua aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.

Sebagai bagian dari cabang ilmu pengetahuan, konsep dan pemikiran mengenai pembangunan

telah mengalami perkembangan yang pesat. Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 2

dijumpai pemahaman yang mengasosiasikan pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi. Ahli-ahli

ekonomi Barat memperkenalkan konsep pembangunan kepada negara-negara yang baru merdeka

paska Perang Dunia II sebagai usaha melakukan modernisasi dengan berfokus pada 4 (empat) isu

sentral, yaitu: (i) pertumbuhan, (ii) akumulasi kapital, (iii) transformasi struktural, dan (iv) peran

dominan pemerintah. Model pemikiran ini telah mengantarkan sejumlah negara sedang

berkembang memasuki tahapan modernisasi dan industrialisasi sebagai titik lompatan menuju

kehidupan yang maju dan sejahtera.

Paradigma pembangunan diatas dalm perkembangannya banyak menuai kritik karena

hasil dari pembangunan telah menciptakan pula ketimpangan dan kesenjangan, kerusakan

ekologi, serta membelenggu kebebasan asasi manusia. Paradigma pembangunan yang bersifat

materialistik ini mengukur pencapaian hasil pembangunan hanya dari aspek fisik yang

dikuantifikasi dalam perhitungan matematik dan angka statistik, sehingga cenderung

mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek utama pembangunan dan menegasikan harkat dan

martabat kemanusiaan. Dewasa ini telah muncul pemikiran baru tentang pembangunan, yang

memusatkan pada 4 isu fundamental, yaitu (i) distribusi pendapatan, (ii) ketidakadilan, (iii)

kemiskinan, dan (iv) kebebasan dan demokrasi. Menurut paradigma ini makna hakiki dari

pembangunan bukanlah semata-mata peningkatan pendapatan per kapita, melainkan pemerataan

distribusi pendapatan, penurunan pengangguran, pembebasan kemiskinan dan penghapusan

ketidakadilan.

Paradigma baru ini lebih lanjut menawarkan suatu rumusan baru sebagaimana yang

dikemukakan oleh Amartya Sen bahwa pembangunan sebagai kebebasan (development as

freedom), dimana pembangunan harus mampu mengantarkan suatu bangsa mencapai kehidupan

politik yang bebas dan demokratis, dengan menghilangkan kemiskinan dan berbagai penderitaan

seperti kekurangan pangan, malnutrisi, pengidapan penyakit, buta huruf, ketiadaan kebebasan

sipil dan hak berdemokrasi, diskriminasi, serta berbagai bentuk perampasan hak-hak milik

pribadi.

Lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dibentuk untuk menangani masalah

pembangunan (United Nations Development Programme/UNDP) telah membuat definisi khusus

mengenai pembangunan manusia yakni sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 3

bagi manusia (a process of enlarging people choices). Dalam konsep tersebut manusia

ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang

sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan

lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan

menjalankan kehidupan yang produktif. Premis penting yang dikembangkan dalam

pembangunan manusia adalah mengutamakan manusia sebagai pusat perhatian (bukan sebagai

alat atau instrumen) dan memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak

hanya terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi semata).

Dalam kaitannya untuk mencapai tujuan pembangunan yang ingin dicapai, tentunya

diperlukan upaya yang konkrit dan berkesinambungan. Umur panjang ataupun Angka Harapan

Hidup yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh tingkat kesehatan yang baik, status gizi baik,

dan semua prasarana lingkungan yang baik. Untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan,

manusia harus meningkatkan kualitas pendidikan, pembangunan pendidikan harus diutamakan

dimana angka melek huruf meningkat. Untuk rata-rata lama bersekolah harus diatas 12 tahun

atau setingkat tamat SLTA. Disamping itu penduduk harus mempunyai kesempatan untuk

merealisasikan pengetahuan dan keterampilannya dengan tersedianya lapangan pekerjaan,

sehingga dapat direflesikannya dalam kegiatan produktif yang menghasilkan pendapatan bagi

manusia. Dengan pendapatan tersebut manusia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara

meningkatkan daya beli. Akhirnya dengan ketiga unsur diatas diharapkan masyarakat dapat

meningkatkan kualitas hidupnya dan mencapai standar hidup layak.

Otonomi daerah sejak Januari 2001 dengan dasar acuan UU No.32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah berimplikasi pada munculnya hak, wewenang, serta kewajiban

daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan penerapan kedua undang-undang tersebut,

paradigma manajemen pemerintah daerah mengalami pergeseran, yaitu dari sentralistis menuju

sistem desentralistis. Dampak yang langsung dirasakan adalah semakin besarnya tanggungjawab

yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam membangun daerahnya sesuai dengan kondisi yang

diperlukan. Untuk itu, pemerintah daerah dituntut dapat memanfaatkan sumber daya (resources)

yang ada di daerahnya secara lebih optimal.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 4

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang lebih lanjut di uraikan dalam Peraturan

Pemerintah/PP No. 38 Tahun 2007 Pasal 7 menyatakan bahwa urusan pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota, diantaranya adalah pelayanan dasar

yang mencakup kegiatan statistik dan perencanaan pembangunan. Terkait dengan perencanaan

pembangunan, ketersediaan data mengenai kondisi sumber daya manusia sangat dibutuhkan.

Selain dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan,

data tersebut juga akan bermanfaat dalam memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi

perencanaan pembangunan di masa yang akan datang sebagai bentuk pelaksanaan Undang-

undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Diharapkan

data tersebut dapat memberikan ukuran kondisi ekonomi dan sosial secara tepat sebagai

representasi kondisi masa lalu dan masa kini serta sasaran yang hendak dicapai pada masa yang

akan datang.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa perencanaan pembangunan yang baik didasarkan pada

data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain,

perencanaan yang sistematis dan komprehensif hanya dapat diwujudkan apabila setiap tahapan

perencanaan dilengkapi dengan data yang akurat. Demikian halnya dengan perencanaan

pembangunan ekonomi suatu daerah, akan memerlukan data statistik sebagai dasar penentuan

strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.

Kebijaksanaan dan strategi yang telah dilakukan perlu dimonitor dan dilihat hasilnya, sehingga

data statistik tersebut sangat diperlukan. Untuk itu dibutuhkan ketersediaan data mengenai

pembangunan manusia yang representatif dalam menggambarkan kondisi sosial ekonomi

Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya terkait dengan masalah pembangunan manusia.

Pentingnya ketersediaan data tersebut maka penerbitan publikasi Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) dipandang perlu sebagai sumber informasi penyusunan perencanaan yang terkait

dengan pembangunan manusia di Kabupaten Pakpak Bharat. Selain itu, dengan adanya publikasi

tersebut diharapkan Pemerintah maupun masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan

evaluasi atas pembangunan yang telah dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi kebutuhan

daerah bagi pembangunan di masa yang akan datang.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 5

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten

Pakpak Bharat Tahun 2010 ini secara umum bertujuan untuk:

a. Menyajikan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan terkini mengenai pembangunan

manusia di Kabupaten Pakpak Bharat yang dilengkapi dengan indikator-indikator

relevan.

b. Sebagai dasar perencanaan pada tingkat makro, terutama terkait dengan masalah

pendidikan dan kesehatan masyarakat.

c. Menyediakan pembahasan mengenai keterkaitan pembangunan manusia dengan dimensi

lain pembangunan, seperti pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.

d. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Daerah mengenai kebijakan

anggaran, terutama terkait dengan kebijakan alokasi bagi pelayanan publik untuk bidang

pendidikan dan kesehatan.

1.3 Ruang Lingkup, Sumber Data dan Metode Pengolahan Data

Data yang digunakan untuk keperluan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Pakpak Bharat ini sebagian besar menggunakan data primer, yakni data yang

dikumpulkan langsung oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat melalui Survei

Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) bulan Juli setiap tahunnya. Pelaksanaan SUSENAS ini

sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 1982 oleh Badan Pusat Statistik untuk mengumpulkan

data sosial kependudukan yang cakupannya relatif luas, antara lain bidang pendidikan, kesehatan

dan gizi, perumahan, sosial budaya, konsumsi atau pengeluaran rumah tangga dan sosial

ekonomi lainnya yang disebut dengan data KOR (keterangan pokok) dan data MODUL

(keterangan khusus).

Pelaksanaan susenas ini dilakukan secara serentak diseluruh wilayah Indonesia dengan

jumlah sampel berbeda-beda yang tersebar diseluruh propinsi dan kabupaten. Untuk kabupaten

Pakpak Bharat sampel susenas ini tersebar di delapan kecamatan yang dibagi habis untuk

beberapa desa terpilih, dan setiap desa dibagi menjadi blok sensus. Total keseluruhan sampel

KOR untuk kabupaten Pakpak Bharat sebanyak 26 blok sensus dengan jumlah responden

sebanyak 416 rumah tangga.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 6

Untuk meningkatkan validitas data maka pengolahan data susenas dilakukan dengan

melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Receiving, yang merupakan proses pemeriksaan kelengkapan jumlah dokumen hasil

pencacahan dilapangan.

b. Editing dan coding, yang merupakan proses pemeriksaan daftar isian (kuesioner) hasil

pencacahan dilapangan. Pada tahap ini diadakan pemeriksaan isian mengenai kelengkapan

isian dan konsistensi antar isian. Selain itu juga dilakukan pengisian kode-kode tertentu

sesuai keperluan pengolahan.

c. Entry, yang merupakan proses perekaman data atau memindahkan data pada kuesioner ke

media komputer.

d. Validasi, proses ini merupakan pengecekan kembali mengenai kewajaran dan konsistensi

antar isian yang dilakukan oleh media komputer.

e. Tabulasi, proses ini merupakan tahap akhir pengolahan data Susenas, dimana tahap ini

sangat penting dan menjadi dasar dalam proses analisis terhadap data Susenas yang

dihasilkan.

1.4 Sistematika Penulisan

Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan;

Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, konsep dan definisi, sumber serta

metode pengolahan data yang digunakan dalam penyusunan Publikasi Indeks Pembangunan

Manusia Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010.

BAB II : Konsep dan Pengukuran Pembangunan Manusia;

Memuat paradigma umum pembangunan, pengertian indicator, indeks, konsep Pembangunan

Manusia, komponen serta prosedur penghitungan IPM. Berdasarkan uraian pada bab ini

diharapkan pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan Indeks Pembangunan

Manusia serta komponen-komponen yang mendukung penyusunannya.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 7

BAB III : Analisis Komponen IPM Pakpak Bharat;

Memuat penjelasan gambaran umum kondisi Kabupaten Pakpak Bharat, analisis terhadap

komponen IPM, serta penjelasan lebih lanjut terhadap status dan perkembangan IPM

Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2010.

LAMPIRAN;

Memuat tabel-tabel dasar penting yang dapat memberikan gambaran lebih jauh tentang

kondisi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 8

BAB II

KONSEP DAN PENGUKURAN PEMBANGUNAN MANUSIA

2.1. Paradigma Pembangunan

Paradigma pembangunan manusia bertitik tolak dari pemahaman bahwa proses

pembangunan harus dapat memperluas pilihan. Seorang individu atau suatu keluarga lazimnya

memiliki banyak keinginan, baik yang muluk-muluk maupun yang sangat mendasar. Beberapa

kebutuhan yang sangat mendasar tersebut misalnya harapan hidup sehat dan berumur panjang,

tinggal dalam lingkungan yang sehat dan terbebas dari wabah penyakit, serta memperoleh akses

pada sanitasi dan air bersih. Disamping itu, tiap individu tentunya juga berkeinginan memperoleh

pendidikan yang tinggi, memiliki akses pada sumber daya ekonomi, serta dapat memanfaatkan

pengetahuan, keterampilan, serta kesehatannya untuk bekerja guna mendapatkan hidup yang

layak. Mereka juga berharap dapat hidup dalam suasana yang bebas dan memiliki hak untuk

menyuarakan kepentingannya. Proses pembangunan harus dapat merealisasikan harapan-harapan

tersebut. Fokus pada manusia inilah yang melandasi konsep pembangunan manusia.

Menurut konsep ini, pembangunan harus seimbang, yaitu antara membangun kemampuan

dengan memanfaatkan kemampuan, dengankata lain pembangunan manusia tidak melulu peduli

dengan pembentukan kemampuan manusia seperti kesehatan yang lebih baik serta pengetahuan

dan keteramoilan, namun proses pembangunan manusia juga peduli dengan pemanfaatan

kemampuan tersebut, baik untuk bekerja, berlibur, serta kegiatan sosial politik lainnya. Dua sisi

pembangunan tersebut harus berkembang secara seimbang, karena ketimpangan akan berakibat

pada pemborosan potensi manusia.

Konsep pembangunan seperti yang diuraikan diatas nampaknya sederhana, namun

sebagai akibat dari penyederhanaan yang berlebihan terhadap tujuan pembangunan, konsep yang

cukup komprehensif tersebut menjadi terlupakan. Katakana saja dalam paradigm pembangunan

ekonomi, tujuan pembangunan disederhanakan menjadi pertumbuhan ekonomi/;peningkatan

pendapatan per kapita saja. Pendapatan seringkali dinyatakan dapat mewakili (proxy) dengan

baik terhadap pilihan-pilihan lainnya. Pendapatan memang dapat dipergunakan untuk

memperluas pengetahuan dan keterampilan, menjaga/meningkatkan kesehatan, tetapi pendapatan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 9

juga dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan tujuan

pembangunan manusia.

Konsep pembangunan manusia seperti diuraikan tersebut di atas berbeda dari

konsep/paradigm pembangunan yang berkembang selama setengah abad terakhir. Beberapa yang

terpenting diantaranya adalah: pembangunan ekonomi, kesejahteraan manusia, kebutuhan dasar

manusia, dan pembangunan sumbe daya manusia. Perbedaan-perbedaaan tersebut secara garis

besar adalah sebagai berikut:

Dalam paradigma pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi memang penting,

namun bukti empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak menjamin

pembangunan manusia;

Pendekatan kesejahteraan manusi melihat manusia hanya sebagai pihak yang berhak

memperoleh manfaat pembangunan, bukan sebagai peserta aktif pembangunan;

Pendekatan kebutuhan dasar memfokuskan diri pada sejumlah barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat yang kurang beruntung, dan bukan

bukannya pilihan-pilihan yang lebih luas bagi masyarakat.

Konsep pembangunan sumber daya manusia berfokus pada meningkatkan kemampuan

atau memberdayakan manusia, bukan pemanfaatan kemampuan tersebut. Sementara itu

pendekatan pembangunan manusia mencakup keseluruhan aspek tersebut diatas. Dengan

demikian konsep ini mampu mencakup lebih baik berbagai segi dan kompleksitas

kehidupan manusia.

Konsep Pembangunan Manusia (HD-Human Development) mempunyai singgungan yang

sangat besar dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG’s-Millenium Development Goals).

Keduanya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Seperti diketahui, MDG’s

merupakan road map dari Deklarasi Milenium (yang disepakati oleh 189 kepala negara pada

bulan September 2000). Road map tersebut terdiri dari 8 tujuan, 18 sasaran, dan 48 indikator.

Singgungan antara pembangunan manusia dan tujuan pembangunan milenium adalah sebagai

berikut:

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 10

Tabel 1. Persinggungan antara Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Manusia

Pembangunan Manusia Tujuan Pembangunan Milenium

Hidup yang sehat dan berusia panjang

Tujuan 4, 5, dan 6: Menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan memberantas wabah penyakit

Terdidik Tujuan 2 dan 3: Pendidikan dasar bagi semua, kesetaraan jender, dan pemberdayaan perempuan

Kebebasan berpolitik dan kegiatan sosial

Tidak masuk dalam tujuan pembangunan milenium, namun merupakan unsur penting dalam Deklarasi Milenium

Prasarat Lainnya: Kelestarian Lingkungan Tujuan7. Menjamin kelestarian lingkungan Keadilan, utamanya jender Tujuan3. Kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan Lingkungan ekonomi global yang mendukung Tujuan 8. Memperkuat kemitraan antara negara maju dan berkembang

2.2 Indikator dan Indeks

Pergeseran pemikiran pembangunan dari pemusatan pembangunan pada 4 (empat) isu

sentral guna memasuki tahapan modernisasi dan industrialisasi menjadi pemikiran baru yang

menempatkan kembali manusia sebagai subyek atau pusat dari proses pembangunan. Guna

mengetahui sejauh mana manusia sebagai subyek pembangunan telah dicapai maka diperlukan

indikator yang dapat menggambarkan secara sederhana dari tingkat pembangunan manusia.

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status

dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi

kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 11

suatu pendugaan (proxy). Persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan indikator

antara lain: Simple, Measurable, Attributable, Reliable, dan Timely yang dapat disingkat SMART.

• Simple - Sederhana

Artinya indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data

maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.

• Measurable – Dapat Diukur

Artinya indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas

ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat

dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain. Kejelasan pengukuran juga

akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya.

• Attributable – Bermanfaat

Artinya indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan

keputusan. Ini berarti bahwa indikator itu harus menrupakan pengejawantahan dari informasi

yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Jadi harus spesifik untuk

pengambilan keputusan tertentu.

• Reliable – Dapat Dipercaya

Artinya indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik,

benar dan teliti. Indikator yang tidak/belum bisa didukung oleh pengumpulan data yang baik,

benar dan teliti, seyogyanya tidak digunakan dulu.

• Timely – Tepat Waktu

Artinya indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan

data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan

dilakukan.

Selain indikator dikenal pula apa yang disebut dengan Indeks atau Indikator Komposit

(Composite Indices), yaitu suatu istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih rumit. Indeks

atau indikator komposit memiliki ukuran-ukuran yang multidimensional yang merupakan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 12

gabungan dari sejumlah indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui penelitian khusus

karena penggunaannya secara praktis sangat terbatas.

2.3 Konsep Pembangunan Manusia

Seperti halnya dengan pendekatan pembangunan ekonomi, konsep pembangunan

manusia ini juga terukur. Berdasarkan perspektif pembangunan seperti telah diuraikan di atas,

pembangunan manusia tidak diukur dari pendapatan semata, tetapi dari indeks komposit yang

disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penjelasan mengenai indikator dan indeks

telah dijelaskan secara rinci pada bagian sebelumnya. Idealnya, indeks tersebut mencakup

sebanyak mungkin variabel sehingga benar-benar dapat mencerminkan berbagai segi kehidupan

manusia yang sangat banyak dan kompleks, namun ketersediaan data statistik membatasi hal

tersebut. Namun di sisi lain, keterbatasan tersebut justru membawa manfaat, dimana kita menjadi

tidak kehilangan fokus atas hakekat pembangunan manusia.

Pada tahap awal penyusunan indeks, pilihan diberikan pada tiga unsur penting/pilar

utama/dimensi kehidupan manusia: usia harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak.

Indikator-indikator sebagai unsur pembentuk indeks tersebut harus dipilih dengan cermat agar

dapat menangkap dengan baik berbagai dimensi dari pilihan-pilihan manusia. Pertama, usia

harapan hidup yang diwakili oleh indikator usia harapan hidup waktu lahir. Kedua,

pendidikan/pengetahuan yang diwakili oleh indikator melek huruf bagi orang dewasa. Ketiga,

standar hidup, yang diwakili oleh indikator pendapatan per kapita, dimana informasi tentang

akses terhadap sumber daya sangat langka. Namun agar dapat diperbandingkan antar negara,

pendapatan per kapita tersebut perlu disesuaikan daya belinya melalui konsep yang disebut

“purchasing power parity” (PPP). Penyesuaian perlu pula dilakukan untuk mencerminkan

adanya “diminishing return of the income utility”.

Ukuran pembangunan yang digunakan selama ini, yaitu PDB-dalam konteks nasional dan

PDRB-dalam konteks regional, hanya mampu memotret pembangunan ekonomi saja. Untuk itu

dibutuhkan suatu indikator yang lebih komprehensif, yang mampu menangkap tidak saja

perkembangan ekonomi akan tetapi juga perkembangan aspek sosial dan kesejahteraan manusia.

Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

merupakan ukuran agregat dari dimensi dasar pembangunan manusia dengan melihat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 13

perkembangannya. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan

penting, diantaranya:

Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan

perluasan kebebasan memilih.

Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana.

Membentuk satu indeks komposit daripada menggunakan sejumlah indeks dasar.

Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.

Indeks tersebut merupakan indeks dasar yang tersusun dari dimensi berikut ini:

• Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indicator angka harapan hidup;

• Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf dan kombinasi dari angka

partisipasi sekolah untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi; dan

• Standar hidup yang layak, dengan indikator PDRB per kapita dalam bentuk Purchasing

Power Parity (PPP).

Lebih lanjut UNDP menetapkan 4 (empat) hal pokok yang perlu diperhatikan untuk

menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia yaitu produktivitas, pemerataan,

kesinambungan, dan pemberdayaan (UNDP, 1995:12). Secara ringkas empat hal pokok tersebut

mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Produktivitas

Penduduk harus diberdayakan untuk meningkatkan produktivitas dan untuk berpartisipasi

penuh dalam proses penciptaan pendapatan (nafkah) dan lapangan pekerjaan. Pembangunan

ekonomi, yang demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.

b. Pemerataan

Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap

semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan

untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat

dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 14

c. Kesinambungan

Akses terhadap sumberdaya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-

generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan harus selalu

diperbaharui.

d. Pemberdayaan

Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan

(bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari

proses pembangunan.

Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak berhenti sampai disana, pilihan-

pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti kebebasan politik,

ekonomi dan sosial, sampai kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati

kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani hak-hak azasi manusia merupakan

bagian dari paradigma tersebut. Dengan demikian, paradigma pembangunan manusia memiliki

dua sisi. Sisi pertama berupa formasi kapabilitas manusia seperti perbaikan taraf kesehatan,

pendidikan dan keterampilan. Sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk

kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan politik. Jika kedua sisi itu tidak

seimbang maka hasilnya adalah frustasi masyarakat (UNDP,1965: II).

2.4 Komponen dan Prosedur Penghitungan IPM

Secara umum metode penghitungan IPM yang disajikan dalam publikasi ini sesuai

dengan metode yang digunakan The United Nations Development Programme (UNDP) dalam

menghitung HDI. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen yang

diperlukan dalam prosedur penghitungan IPM.

1. Usia Hidup

Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth)

yang biasa dinotasikan dengan e0. Karena Indonesia tidak memiliki sistem vital registrasi yang

baik maka e0 dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data

dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup (live – births) dan rata-rata anak yang masih

hidup (still living) per wanita usia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 15

Penghitungan e0 dilakukan dengan menggunakan sofware Mortpak Lite. Angka e0 yang

diperoleh dengan metode tidak langsung ini merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun suvei.

2. Pengetahuan

Seperti halnya UNDP komponen IPM yaitu indeks pengetahuan diukur dengan dua

indikator yaitu angka melek huruf (literacy rate) penduduk 10 tahun keatas dan rata- rata lama

sekolah (mean–years of schooling). Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak

1995 mengganti rata- rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi

karena alasan kesulitan memperoleh datanya sekalipun diakui bahwa indikator yang kedua

kurang sesuai sebagai indikator dampak.

Sumber data kedua indikator tersebut adalah Susenas 2008 dan Angka melek huruf diolah dari

variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung

menggunakan tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat/kelas yang

sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

3. Standar Hidup Layak

Berbeda dengan UNDP yang menggunakan indikator GDP per kapita riil yang telah

disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator standar hudup layak. Penulisan ini

menggunakan indikator ‘’rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan‘’ (adjusted real

per capita expenditure). Sumber data yang digunakan adalah Susenas dan survei lain yang

mendukung.

IPM merupakan rata-rata sederhana dari tiga komponen yaitu (1) lamanya hidup yang

diukur dengan harapan hidup pada saat lahir; (2) tingkat pendidikan, yang diukur dengan

kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan

rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga); dan (3) tingkat kehidupan yang layak, diukur

dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP Rupiah). Tahapan penghitungannya

adalah sebagai berikut:

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 16

1. Menghitung indeks masing-masing komponen IPM (eo, Pengetahuan, dan Standard Hidup

Layak) dengan hubungan matematis sebagai berikut:

dimana:

Xi = Indikator komponen Indeks Pembangunan Manusia ke-I (i=1,2,3)

Xmin = Nilai minimum Xi

Xmaks = Nilai maksimum Xi

Persamaan di atas akan menghasilkan nilai 0 ≤ X i ≤ 1, untuk mempermudah cara membaca

skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai menjadi 0 ≤ X i ≤ 100.

2. Menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi dengan hubungan matematis:

dimana :

X(1) = Indeks Angka Harapan Hidup

X(2) = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata Lama Sekolah)

X(3) = Indeks Konsumsi per kapita yang disesuaikan

Indeks (Xi) = (Xi – Xmin)/(Xmaks – Xmin)

IPM = 1/3 Xi

= 1/3 [ X(1) + X(2) + X(3)]

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 17

Tabel 2. Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM

No I n d i k a t o r Nilai Maksimum

Nilai Minimum Catatan

1. Angka Harapan Hidup (tahun) 85 25 Sesuai standar global (UNDP)

2. Angka Melek Huruf (%) 100 0 Sesuai standar global

(UNDP)

3. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 15 0 Sesuai standar global

(UNDP)

4. Konsumsi per kapita yang disesuaikan (000 Rp) 859.3 421.6

UNDP menggunakan GDP per kapita riil yang disesuaikan

3. Menentukan status IPM

Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM di kabupaten/kota dibedakan 4

(empat) kritria dmana status menengah dipecah menjadi dua seperti di bawah ini:

1. Rendah dengan nilai IPM kurang dari 50.

2. Menengah Bawah dengan nilai IPM berada diantara 50 sampai kurang dari 66.

3. Menengah Atas dengan nilai IPM berada antara 66 sampai kurang 80.

4. Tinggi dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 18

BAB III

ANALISIS DAN STATUS PERKEMBANGAN IPM

3.1 Gambaran Umum

Pada tanggal 28 Juli 2003, Kabupaten Pakpak Bharat resmi dimekarkan dari Kabupaten

Dairi sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten

Humbang Hasundutan, Kabupaten Nias Selatan, dan Kabupaten Pakpak Bharat. Secara geografis

Kabupaten Pakpak Bharat berada pada garis 2015'00” - 3032'00” Lintang Utara dan 960 00' – 980

31' Bujur Timur, dengan ketinggian antara 700 - 1500 meter diatas permukaan laut dengan

kondisi geografis berbukit-bukit. Batas-batas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Dairi

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang

Hasundutan

Sebelah Barat : berbatasan dengan Aceh singkil.

Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1,218.30 km2, yang terdiri

dari (8) delapan kecamatan dan 52 (lima puluh dua) desa. Nama-nama kecamatan tersebut adalah

Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada,

Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng-getteng

Sengkut, dan Kecamatan Pagindar.

Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2010 adalah 40,405 jiwa dan

tersebar di 8 (delapan) kecamatan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari tahun 2005

hingga tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebesar 1.36

persen yakni dari 37,851 jiwa pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 40,505 jiwa pada tahun

2010. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat selama kurun waktu tahun

2006 hingga tahun 2010 dapat disajikan melalui tabel dan grafik berikut ini:

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 19

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 - 2010

Kecamatan Jumlah Penduduk

2006 2007 2008 2009 2010*) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Salak 5,554 5,635 6,017 7,009 7,216 Sitelu Tali Urang Jehe 8,120 8,219 8,671 9,596 9,365 Pagindar 1,098 1,137 1,222 1,325 1,211 Sitelu Tali Urang Julu 3,059 3,097 3,291 3,542 3,376 Pergetteng-Getteng Sengkut 3,076 3,116 3,324 3,798 3,740 Kerajaan 8,491 8,537 9,014 8,739 8,115 Tinada 5,143 5,189 5,496 4,559 3,639 Siempat Rube 3,745 3,796 4,027 4,246 3,843 Pakpak Bharat 38,286 38,726 41,062 42,814 40,505 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat.

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Periode Tahun 2006 - 2010

36.000

37.000

38.000

39.000

40.000

41.000

42.000

43.000

2006 2007 2008 2009 2010

38.28638.726

41.062

42.814

40.505

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 20

Profil persebaran penduduk merupakan hal penting lain yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan mengetahui tingkat kepadatan suatu wilayah, maka dapat ditentukan sarana dan

prasarana apa yang mutlak diperlukan guna membangun wilayah tersebut.

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan Tahun 2009 – 2010

Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

2009 2010

Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Salak 245.57 7,009 29 7,216 29 Sitelu Tali Urang Jehe 473.62 9,596 20 9,365 20 Pagindar 75.45 1,325 18 1,211 16 Sitelu Tali Urang Julu 53.02 3,542 67 3,376 64 Pergetteng-Getteng Sengkut 66.64 3,798 57 3,740 56 Kerajaan 147.61 8,739 59 8,115 55 Tinada 74.03 4,559 62 3,639 49 Siempat Rube 82.36 4,246 52 3,843 47 Pakpak Bharat 1,218.30 42,814 35 40,505 33 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Persebaran penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat dari tabel diatas menunjukkan bahwa

Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk

tertinggi selama periode tahun 2009 – 2010, yakni 67 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2009

serta 64 jiwa per kilometer persegi di tahun 2010. Sedangkan kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk terendah selama periode tahun 2009 – 2010 adalah Kecamatan Pagindar,

yakni masing-masing 18 jiwa per kilometer persegi (tahun 2009) dan 16 jiwa per kilo meter

persegi (tahun 2010). Indikator kepadatan penduduk yang dipengaruhi oleh besar kecilnya luas

wilayah suatu daerah tertentu menunjukkan bahwa suatu kecamatan dengan penduduk terbanyak

belum tentu merupakan daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi. Berikut ditampilkan profil

proporsi kepadatan penuduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2010:

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 21

Grafik 2. Proporsi Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010

3.2 Analisis Komponen IPM

Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan sebuah definisi khusus mengenai

pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi manusia (a

process of enlarging people choices). Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai

tujuan akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk

mencapai tujuan itu. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang

memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan

kehidupan yang produktif. Premis penting yang dikembangkan dalam pembangunan manusia

adalah mengutamakan manusia sebagai pusat perhatian (bukan sebagai alat atau instrumen) dan

memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak hanya terbatas pada

peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi semata).

Pada bagian ini akan dikemukakan tentang analisis komponen IPM di Kabupaten Pakpak

Bharat untuk melihat sudah sejauh mana manusia sebagai tujuan akhir pembangunan telah

8,75

5,89

4,78

18,96

16,71

16,37

14,64

13,90

Proporsi Kepadatan Penduduk

Salak

Sitelu Tali Urang Jehe

Pagindar

Sitelu Tali Urang Julu

Pergetteng-Getteng Sengkut

Kerajaan

Tinada

Siempat Rube

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 22

dicapai di Kabupaten Pakapak Bharat melalui analisis komponen IPM di Kabupaten Pakpak

Bharat.

a. Indeks Pengetahuan

Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas dan sistem

pendidikan yang diterima, dalam hal ini pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu

bangsa dan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

manusia. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD’45 (pasal 31 ayat 1-5 amandemen ke-4)

dan GBHN, yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang

bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan

mempunyai andil besar terhadap kemajuan bangsa, baik di bidang ekonomi maupun sosial.

Keseriusan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terlihat melalui

pelaksanaan program wajib belajar 6 tahun yang telah dimulai sejak tahun 1984. Tidak berhenti

sampai disitu, sejak tahun 1994 program wajib belajar yang dilaksanakan menjadi wajib belajar 9

tahun. Hal serupa juga ditunjukkan oleh pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, yang tidak hanya

turut serta mensukseskan program wajib belajar 9 tahun, tapi juga turut mendukung program

pemerintah lainnya di bidang pendidikan, diantaranya menggratiskan biaya pendidikan dasar.

Dengan demikian diharapkan tingkat pendidikan penduduknya akan lebih baik dan jumlah

penduduk yang buta huruf akan berkurang terutama pada penduduk usia sekolah (7-24 tahun).

Secara umum keadaan pendidikan digambarkan oleh beberapa indikator antara lain: angka

partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan angka melek huruf.

Indeks pengetahuan sebagai ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan secara

umum dapat dilihat dari kemampuan membaca dan menulis (yang lebih dikenal dengan melek

huruf) atau kebalikannya (buta huruf). Tingkat melek huruf/buta huruf dapat dijadikan sebagai

indikator tingkat pendidikan karena diasumsikan bahwa dengan adanya kemampuan membaca

dan menulis dalam hal ini huruf latin, seseorang dapat mempelajari dan menyerap ilmu

pengetahuan. Adapun kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan dapat mendorong

penduduk untuk berperan lebih aktif dalam proses pembangunan.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 23

Grafik 3. Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 - 2010

Kepandaian membaca dan menulis penduduk Kabupaten Pakpak Bharat berusia 10

(sepuluh) tahun keatas pada tahun 2010 dibandingan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan

yakni dari 96.16 persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 96.91 persen di tahun 2010.

Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat berusia 10 tahun keatas yang masih buta huruf sebesar 3.09

persen.

Angka melek huruf Kabupaten Pakpak Bharat jika dibandingkan dengan sesama

kabupaten pemekaran menunjukkan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat memiliki angka melek

huruf tertinggi (96.91 persen) terpaut sedikit dengan angka melek huruf di Kabupaten Humbang

Hasundutan (96.80 persen) dan terpaut cukup jauh dengan angka melek huruf Kabupaten Nias

Selatan yang hanya memiliki persentase melek huruf sebesar 84.99 persen. Berikut ditampilkan

perbandingan angka melek huruf ketiga kabupaten pemekaran tersebut dalam visualisasi grafik:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2009 2010

96,16 96,91

3,84 3,09

Melek Huruf

Buta Huruf

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 24

Grafik 4. Perbandingan Angka Melek Huruf 3 (Tiga) Kabupaten Pemekaran Tahun 2010

Disamping angka melek huruf, indikator lain yang turut digunakan dalam menentukan

indeks pembangunan manusia adalah partisipasi sekolah dan rata-rata lama sekolah. Partisipasi

sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat secara umum sudah cukup baik, dimana pada tahun

2010, partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada kelompok umur 7 - 24 tahun

mencapai 73.69 persen. Secara sederhana dapat diintepretasikan bahwa terdapat 73 hingga 74

orang penduduk pada kelompok usia 7 – 24 tahun yang bersekolah dari 100 orang penduduk.

Berikut disajikan partisipasi sekolah penduduk usia 10 tahun keatas di Kabupaten Pakpak Bharat

menurut kelompok umur pada tahun 2008 – 2010:

96,91

96,80

84,99

Pakpak Bharat

Humbang Hasundutan

Nias Selatan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 25

Tabel 5. Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 - 2010

Kelompok Umur 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4)

7 - 12 98.80 99.00 99.58

13 - 15 93.93 97.07 95.99

16 - 18 61.12 73.99 71.21

19 - 24 10.02 10.69 10.88

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Selanjutnya pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat

telah mencapai 8.14 tahun, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 8.20 tahun. Berikut

disajikan perkembangan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas di Kabupaten

Pakpak Bharat tahun 2008 – 2009:

Grafik 5. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 - 2010

8,04

8,06

8,08

8,10

8,12

8,14

8,16

8,18

8,20

8,22

2008 2009 2010

8,10

8,14

8,20

Rata-Rata Lama Sekolah

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 26

Jika dibandingkan dengan sesama Kabupaten pemekaran, pada tahun 2010 rata-rata lama

sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat (sebesar 8.20 tahun) berada di bawah Kabupaten

Humbang Hasundutan (sebesar 9.05 tahun) dan diatas Kabupaten Nias Selatan (sebesar 6.33

tahun). Berikut perbandingan rata-rata lama sekolah ketiga Kabupaten Pemekaran tersebut

selama tahun 2008 – 2010:

Grafik 6. Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Dimekarkan Tahun 2008 – 2010

b. Indeks Kelangsungan Hidup

Baik buruknya tingkat kesehatan penduduk suatu wilayah secara umum dapat dilihat dari

rata-rata lama hidup yang akan dicapai oleh bayi yang baru lahir pada suatu daerah atau yang

lebih dikenal dengan istilah angka harapan hidup (AHH). Selain itu, AHH ini juga dapat

menunjukkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam suatu masyarakat, karena

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

Pakpak Bharat Humbang Hasundutan

Nias Selatan

8,108,74

6,3

8,14

9,05

6,32

8,20

9,05

6,33

2008

2009

2010

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 27

dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan taraf kesehatan secara

keseluruhan.

Kebijaksanaan peningkatan kesehatan antara lain bertujuan meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam membiasakan diri untuk hidup sehat, sehingga sangat membantu

memperpanjang angka harapan hidup penduduk. Di samping itu, adanya peningkatan taraf sosial

ekonomi masyarakat memungkinkan penduduk untuk memperoleh perawatan kesehatan yang

lebih baik sehingga dapat memperpanjang usia. Sebelum melihat perkembangan angka harapan

hidup di Kabupaten Pakpak pada tahun 2010, indikator penting lainnya yang tak kalah penting

dilihat untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam pembangunan bidang kesehatan adalah

angka kesakitan (morbidity rate), yakni persentase penduduk yang menderita suatu penyakit

terhadap seluruh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Persentase penduduk Kabupaten

Pakpak Bharat yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan ditunjukkan melalui grafik

berikut ini:

Grafik 7. Persentase Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu dan Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2010

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00 15,00 14,7414,00

2,27

4,00

8,70

2,25

11,37

Keluhan Kesehatan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 28

Keluhan kesehatan terbesar yang dialami penduduk Kabupaten Pakpak Bharat selama

tahun 2010 adalah masalah penyakit panas (15 persen), batuk (14.74 persen), pilek (14.00

persen), dan keluhan terendah adalah sakit gigi (sebesar 2.25 persen). Berikut disajikan

perbandingan AHH 3 (tiga) kabupaten yang baru dimekarkan tahun 2010:

Grafik 8. Perbandingan AHH Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Nias Selatan, Tahun 2010

Angka harapan hidup Kabupaten Pakpak Bharat dan Humbang Hasundutan pada tahun

2010 relatif sama, yakni masing-masing sebesar 67.60 tahun dan 67.87 tahun. Hal ini berarti

penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang baru lahir pada tahun 2010 mempunyai harapan yang

besar untuk mencapai umur 67.60 tahun. Bila dibandingkan dengan angka rata-rata Provinsi

Sumatera Utara yang telah mencapai 69.95 tahun, maka Kabupaten Pakpak Bharat cukup

tertinggal dari segi harapan hidup, sehingga sangat diharapkan agar dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

66,00

66,50

67,00

67,50

68,00

68,50

69,00

69,50

70,00

70,50

Pakpak Bharat Humbang Hasundutan

Nias Selatan

67,6067,87

70,01

AHH

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 29

c. Indeks Daya Beli

Pada bagian sebelumnya telah diuraikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk mengukur

perkembangan ekonomi dan stuktur ekonomi suatu daerah, baik yang disajikan atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar konstan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi terjadi

bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup

diukur dari output riil per kapita.

Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen)

Lapangan Usaha/Sektor Tahun 2009 Tahun 2010 *) Sumber Pertumbuhan

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 4.28 4.71 3.06

2. Pertambangan dan Penggalian 3.16 1.89 0.00

3. Industri Pengolahan 2.13 2.38 0.01

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6.58 4.67 0.01

5. Bangunan 11.09 6.61 0.74

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.09 4.69 0.55

7. Pengangkutan dan Komunikasi 9.73 8.99 0.11

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8.48 9.39 0.14

9. Jasa-jasa 10.04 24.57 2.15

PDRB

5.83 6.77 6.77

Keterangan : *)Angka Sementara

Besarnya sumbangan masing-masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju

pertumbuhan ekonomi Pakpak Bharat pada tahun 2010 sebesar 6.77 persen terbesar disumbang

oleh sektor pertanian yakni 3.06 persen, disusul sektor jasa-jasa sebesar 2.15 persen, sektor

bangunan 0.74 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0.55 persen, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan 0.14 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0.11 persen,

sedangkan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian memberikan

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 30

sumbangan terkecil yakni dibawah 0.02 persen. Besaran PDRB Atas Dasar Harga Konstan

berfungsi untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan besaran PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku berguna untuk melihat laju pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan.

Indeks daya beli atau paritas daya beli (Purchasing Power Parity – PPP) digunakan

untuk mengukur standar hidup layak, yang penghitungannya didekati dengan menggunakan

pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan guna menjamin keterbandingan antar daerah

dan waktu. Penyesuaian ini diperlukan untuk menstandarkan tingkat harga di masing-masing

daerah. Tingkat pengeluaran per kapita yang sama di suatu daerah belum tentu menunjukkan

daya beli terhadap barang dan jasa yang sama karena tingkat harga di setiap daerah itu berbeda.

Oleh sebab itulah pengeluaran per kapita ini terlebih dahulu disesuaikan untuk dapat mengukur

tingkat daya beli yang nyata.

Tabel 7. Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun

2008 - 2010

Kabupaten/Provinsi Pengeluaran Per Kapita (ribu rupiah PPP) 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4)

Pakpak Bharat 608.63 611.52 614.58 Humbang Hasundutan 609.62 611.2 614.37 Nias Selatan 587.42 592.13 600.47 Sumatera Utara 629.97 634.73 636.33

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran per kapita masing-masing kabupaten

dan provinsi dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan. Dari ketiga kabupaten

diatas, pada tahun 2010 pengeluaran per kapita terbesar dimiliki oleh Kabupaten pakpak Bharat,

yakni sebesar 614.58 ribu rupiah, diikuti Humbang Hasundutan sebesar 614.37 ribu rupiah, dan

terakhir Nias selatan sebesar 600.47 ribu rupiah. Berikut disajikan grafik perkembangan

pengeluaran perkapita tersebut:

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 31

Grafik 9. Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 – 2010

Daya beli penduduk Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2008 terus mengalami

peningkatan, namun nilainya masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan kabupaten lain

yang ada di Sumatera Utara. Untuk tahun 2010, daya beli masyarakat di Kabupaten Pakpak

Bharat hanya mencapai nilai 614.58 ribu rupiah meningkat dibanding tahun 2009 yang bernilai

611.52 ribu rupiah. Hal ini mengartikan bahwa standar hidup penduduk Kabupaten Pakpak

Bharat masih sangat rendah yang masih dibawah rata-rata Sumatera Utara yang telah mencapai

nilai 636.33 ribu rupiah pada tahun 2010.

560

570

580

590

600

610

620

630

640

Pakpak Bharat Humbang Hasundutan

Nias Selatan Sumatera Utara

608,63 609,62

587,42

629,97

611,52 611,2

592,13

634,73

614,58 614,37

600,47

636,33

2008

2009

2010

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 32

3.3 Status dan Perkembangan IPM

a. Status IPM

Tingkatan status Indeks Pembangunan Manusia suatu negara atau wilayah yang

dirumuskan oleh United Nation Develpoment Programme (UNDP) dibedakan atas tiga

tingkatan/golongan yakni:

1. Rendah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kurang dari 50;

2. Sedang atau menengah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia berada diantara 50

sampai 80;

3. Tinggi dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) lebih dari 80.

Perkembangan status IPM daerah kabupaten/kota dapat dilihat melalui pengelompokan

tingkatan status Pembangunan Manusia yang dapat dikelompokkan atas 4 kriteria. Perubahan

kriteria ini dilakukan dengan memecah status IPM tingkatan menengah/sedang menjadi 2 (dua),

yaitu menengah bawah dan menengah atas. Jika status pembangunan manusia masih berada pada

kriteria rendah berarti menunjukkan kinerja pembangunan manusia daerah tersebut masih

memerlukan perhatian khusus untuk mengejar ketertinggalannya. Jika status pembangunan

manusia masih berada pada kriteria menengah, maka hal ini juga menunjukkan bahwa

pembangunan manusia masih perlu ditingkatkan. Jika daerah tersebut telah memiliki status

pembangunan manusia tinggi, berarti kinerja pembangunan manusia daerah tersebut sudah

baik/optimal. Status IPM yang sudah tinggi tersebut hanya perlu untuk dipertahankan, agar

kualitas manusia tersebut lebih produktif dan pada gilirannya memiliki produktivitas yang tinggi.

Berikut ini disajikan uraian tingkatan status pembangunan manusia beserta kriterianya melalui

tabel dibawah ini:

Tabel 8. Tingkatan Status Pembangunan Manusia

Tingkatan Status Kriteria

1. Rendah IPM < 50

2. Menengah bawah 50 < IPM < 66

3. Menengah atas 66 < IPM < 80

4. Tinggi IPM > 80

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 33

Berdasarkan kriteria yang dirumuskan pada tabel diatas, maka perkembangan status IPM

Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2006 – 2010 seluruhnya masih berada pada status

menengah keatas, demikian pula dengan status IPM Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2006 –

2010 yang juga menunjukkan status menengah keatas. Berikut disajikan perkembangan status

IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2006 – 2010:

Tabel 9. Status dan Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2010

Tahun Pakpak Bharat Sumatera Utara

IPM Status IPM Status 2006 69.11 Menengah atas 72.46 Menengah atas 2007 69.47 Menengah atas 72.78 Menengah atas 2008 69.95 Menengah atas 73.29 Menengah atas 2009 70.36 Menengah atas 73.80 Menengah atas 2010 70.80 Menengah atas 74.19 Menengah atas

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

b. Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat

Dari seluruh uraian yang telah dikemukakan sebelumnya secara menyeluruh mengenai

latar belakang, komponen hingga status perkembangan IPM, selanjutnya akan dilihat

perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun ke tahun. Berikut disajikan

perkembanagn IPM Pakpak Bharat dalam bentuk grafik.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 34

Grafik 10. Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat 2006 – 2010

Grafik diatas menunjukkan bahwa perkembangan IPM Pakpak Bharat mengalami trend

peningkatan dari tahun ke tahun selama periode 2006 – 2010, dengan rata-rata perkembangan

sebesar 0.42 poin. Peningkatan IPM terbesar terjadi selama kurun waktu 2007 -2008 yakni

mengalami peningkatan 0.48 poin, dan terendah selama kurun waktu 2006 – 2007 yakni 0.36

poin. Dengan nilai IPM sebesar 70.80 tahun 2010, maka status IPM Kabupaten Pakpak Bharat

berada pada tingkatan Menengah Atas.

68

68,5

69

69,5

70

70,5

71

2006 2007 2008 2009 2010

69,11

69,47

69,95

70,36

70,80

IPM

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 35

Tabel 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk Kepadatan

(1) (2) (3) (4) (5)

Salak 6 245.57 7,216 29 Sitelu Tali Urang Jehe 10 473.62 9,365 20 Pagindar 4 75.45 1,211 16 Sitelu Tali Urang Julu 5 53.02 3,376 64 Pergetteng-getteng Sengkut 5 66.64 3,740 56 Kerajaan 10 147.61 8,115 55 Tinada 6 74.03 3,639 49 Siempat Rube 6 82.36 3,843 47 Pakpak Bharat 52 1,218.30 40,505 33

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 2. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan L+P Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)

0 - 4 2,842 2,700 5,542 105.26

5 - 9 2,853 2,710 5,563 105.28

10 - 14 2,608 2,474 5,082 105.42

15 - 19 2,027 1,891 3,918 107.19

20 - 24 1,547 1,360 2,907 113.75

25 - 29 1,694 1,631 3,325 103.86

30 - 34 1,500 1,406 2,906 106.69

35 - 39 1,300 1,221 2,521 106.47

40 - 44 1,078 1,076 2,154 100.19

45 - 49 842 883 1,725 95.36

50 - 54 636 742 1,378 85.71

55 - 59 521 594 1,115 87.71

60-64 379 455 834 83.30

65-69 299 372 671 80.38

70-74 163 250 413 65.20

75+ 179 272 451 65.81

Jumlah 20,468 20,037 40,505 102.15

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Lampiran

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 36

Tabel 3. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Penduduk

Jumlah Rumah Tangga

Rata-rata Anggota Rumah

Tangga

(1) (2) (3) (4)

Salak 7,216 1,671 4.32

Sitelu Tali Urang Jehe 9,365 2,031 4.61

Pagindar 1,211 272 4.45

Sitelu Tali Urang Julu 3,376 743 4.54

Pergetteng-getteng Sengkut 3,740 848 4.41

Kerajaan 8,115 1,754 4.63

Tinada 3,639 843 4.32

Siempat Rube 3,843 830 4.63

Pakpak Bharat 40,505 8,992 4.50 Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 4. Jumlah SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA

(1) (2) (3) (4)

Salak 7 3 1

Sitelu Tali Urang Jehe 17 7 2

Pagindar 4 1 -

Sitelu Tali Urang Julu 7 3 1

Pergetteng-getteng Sengkut 8 1 1

Kerajaan 11 5 1

Tinada 7 1 1

Siempat Rube 6 1 -

Pakpak Bharat 67 22 7 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 37

Tabel 5. Jumlah Murid SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA

(1) (2) (3) (4)

Salak 1,180 725 471

Sitelu Tali Urang Jehe 2,061 611 329

Pagindar 250 102 -

Sitelu Tali Urang Julu 680 399 150

Pergetteng-getteng Sengkut 633 198 523

Kerajaan 1,391 568 369

Tinada 609 54 98

Siempat Rube 680 218 -

Pakpak Bharat 7,484 2,875 1,940 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 6. Jumlah Guru SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA

(1) (2) (3) (4)

Salak 121 67 37

Sitelu Tali Urang Jehe 203 78 33

Pagindar 40 20 -

Sitelu Tali Urang Julu 80 52 20

Pergetteng-getteng Sengkut 94 25 42

Kerajaan 147 69 24

Tinada 75 10 12

Siempat Rube 90 25 -

Pakpak Bharat 850 346 168 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 38

Tabel 7. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan Rumah Sakit Umum Puskesmas Puskesmas

Pembantu Posyandu Polindes

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Salak 1 1 2 12 6

Sitelu Tali Urang Jehe - 1 5 24 10

Pagindar - 1 1 4 4

Sitelu Tali Urang Julu - 1 3 7 6

Pergetteng-getteng Sengkut - 1 3 6 6

Kerajaan - 1 3 18 5

Tinada - 1 5 8 8

Siempat Rube - 1 1 10 7

Pakpak Bharat 1 8 23 89 52 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 8. Banyaknya Tenaga Paramedis Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan Dokter

Bidan Perawat

Umum Gigi Umum Sanitasi Gigi Gizi

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

Salak 1 1 7 7 2 2 1

Sitelu Tali Urang Jehe 1 1 6 13 1 2 2

Pagindar 1 - 2 4 - - -

Sitelu Tali Urang Julu 1 1 6 6 1 2 2

Pergetteng-getteng Sengkut - 1 2 7 1 1 1

Kerajaan 1 - 11 22 2 2 2

Tinada 2 - 5 8 1 3 3

Siempat Rube 1 - 3 7 1 3 3

Pakpak Bharat 8 4 42 74 9 15 14 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 39

Tabel 9. Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Jenis Dinding Terluas, Lantai Terluas, dan Sumber Penerangan Tahun 2010

No Uraian Persentase (1) (2) (3)

1. Status Kepemilikan Rumah - Milik Sendiri 77.56 - Kontrak 3.02 - Sewa 1.47 - Bebas Sewa 0.86 - Dinas 2.34 - Milik Saudara 14.75 - Lainnya - 2. Jenis Dinding Terbanyak

- Tembok 13.84 - Kayu 83.03

- Bambu 3.13

3. Lantai Terluas - Tanah 4.84 - Bukan Tanah 95.16

4. Sumber Penerangan - Listrik 78.69 - Aladin/Petromak 1.14 - Pelita/Sentir/Obor 20.17

- Lainnya - Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 40

Tabel 10. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja Tahun 2010

No Uraian Persentase (1) (2) (3)

1. Fasilitas Buang Air Besar - Sendiri 40.87 - Bersama 7.07 - Umum 15.12 - Lainnya 36.93 2. Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja

- Tangki Septi 50.38 - Kolam/Sawah 0.86 - Sungai/Danau/Laut 17.40 - Lainnya 31.36

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Tabel 11. Persentase Rumahtangga Menurut Pengeluaran/Kapita/Bulan dan Golongan Pengeluaran Tahun 2010

No Uraian Persentase

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran/Kapita/Bulan - Makanan 68.27 - Non Makanan 31.73 2. Golongan Pengeluaran

- Kurang dari 80,000 - - 80,000 - 99,999 - - 100,000 - 149,999 2.38 - 150,000 - 199,999 22.29 - 200,000 - 299,999 39.35 - 300,000 - 399,999 16.76 - 400,000 - 499,999 8.36

- Lebih dari 500,000 10.86 Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 41

Tabel 12. Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010

Kode Provinsi /

Kabupaten/Kota

Angka Harapan Hidup (tahun)

Angka Melek Huruf (persen)

Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

2009 2010 2009 2010 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1200 SUMATERA UTARA 69.35 69.50 97.15 97.32 8.65 8.85 1201 Nias 69.38 69.60 89.75 90.44 6.41 6.41 1202 Mandailing Natal 63.54 63.62 99.32 99.33 7.71 7.80 1203 Tapanuli Selatan 67.03 67.21 99.79 99.81 8.93 8.94 1204 Tapanuli Tengah 67.91 68.11 95.75 95.78 8.12 8.13 1205 Tapanuli Utara 69.32 69.70 98.57 98.59 8.82 8.85 1206 Toba Samosir 70.61 70.68 98.34 98.35 9.74 9.80 1207 Labuhan Batu 69.20 69.54 97.94 97.95 8.32 8.53 1208 Asahan 68.84 68.98 96.79 96.90 7.67 7.67 1209 Simalungun 68.85 68.96 97.37 97.50 8.69 8.70 1210 Dairi 68.15 68.40 97.95 98.09 8.53 8.55 1211 Karo 72.09 72.19 98.69 98.69 9.09 9.10 1212 Deli Serdang 70.36 70.65 98.35 98.53 9.11 9.50 1213 Langkat 69.03 69.07 96.85 96.92 8.72 8.76 1214 Nias Selatan 69.60 70.01 85.19 85.20 6.32 6.33 1215 Humbang Hasundutan 67.78 67.87 98.21 98.21 9.05 9.05 1216 Pakpak Barat 67.32 67.60 96.51 96.52 8.14 8.20 1217 Samosir 69.62 69.73 96.61 96.61 9.51 9.52 1218 Serdang Bedegai 68.89 68.98 97.44 97.70 8.63 8.64 1219 Batu Bara 68.46 68.58 95.21 95.25 7.33 7.45 1220 Padang Lawas Utara 66.53 66.57 99.21 99.21 8.16 8.45 1221 Padang Lawas 66.97 67.03 99.65 99.65 8.12 8.13 1222 Labuhan Batu Selatan 69.62 69.95 98.82 98.84 8.18 8.21 1223 Labuhan Batu Utara 69.22 69.62 98.16 98.17 7.81 7.91 1224 Nias Utara 69.06 69.15 89.19 89.19 5.81 6.10 1225 Nias Barat 69.07 69.15 84.30 84.30 5.36 5.56 1271 Kota Sibolga 70.17 70.23 99.29 99.29 9.63 9.63 1272 Kota Tanjung Balai 70.05 70.43 98.98 98.99 8.80 8.81 1273 Kota Pematang Siantar 72.00 72.16 99.41 99.45 10.81 10.85 1274 Kota Tebing Tinggi 71.20 71.33 98.61 98.70 9.81 9.85 1275 Kota Medan 71.71 71.91 99.31 99.36 10.80 10.84 1276 Kota Binjai 71.65 71.77 99.18 99.19 9.85 9.89 1277 Kota Padang Sidempuan 69.47 69.59 99.62 99.70 10.10 10.19 1278 Gunung Sitoli 69.55 69.95 94.75 94.75 8.42 8.42

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 42

Tabel 13. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Pringkat IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010

Kode Provinsi /

Kabupaten/Kota

Pengeluaran/Kapita disesuaikan (Rp. 000)

I P M Peringkat IPM (Provinsi)

2009 2010 2009 2010 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1200 SUMATERA UTARA 634.73 636.33 73.80 74.19 8 8 1201 Nias 605.61 607.16 68.26 68.66 30 30 1202 Mandailing Natal 633.72 636.51 70.27 70.60 29 29 1203 Tapanuli Selatan 639.12 642.53 73.64 74.02 11 13 1204 Tapanuli Tengah 616.80 618.97 70.91 71.21 27 27 1205 Tapanuli Utara 629.88 632.74 73.85 74.31 10 10 1206 Toba Samosir 643.12 646.36 76.22 76.55 3 3 1207 Labuhan Batu 634.24 635.23 73.61 74.03 13 12 1208 Asahan 627.64 631.24 72.16 72.54 21 21 1209 Simalungun 628.59 632.14 73.13 73.50 16 16 1210 Dairi 623.85 627.70 72.38 72.86 20 20 1211 Karo 619.83 625.48 74.84 75.34 6 6 1212 Deli Serdang 630.84 632.41 74.67 75.28 9 7 1213 Langkat 624.51 628.21 72.82 73.18 19 19 1214 Nias Selatan 592.13 600.47 66.27 67.15 32 32 1215 Humbang Hasundutan 611.20 614.37 71.64 71.94 24 24 1216 Pakpak Barat 611.52 614.58 70.36 70.80 28 28 1217 Samosir 621.09 623.89 73.42 73.70 15 15 1218 Serdang Bedegai 626.30 628.82 72.94 73.25 18 18 1219 Batu Bara 626.30 628.90 71.25 71.62 26 26 1220 Padang Lawas Utara 632.03 634.18 72.11 72.52 22 22 1221 Padang Lawas 622.29 625.64 71.68 71.98 23 23 1222 Labuhan Batu Selatan 628.88 630.27 73.52 73.84 14 14 1223 Labuhan Batu Utara 631.74 632.42 73.10 73.45 17 17 1224 Nias Utara 603.54 605.13 67.36 67.75 31 31 1225 Nias Barat 603.74 607.71 65.96 66.46 33 33 1271 Kota Sibolga 626.42 629.45 74.82 75.08 7 9 1272 Kota Tanjung Balai 620.92 624.45 73.64 74.14 12 11 1273 Kota Pematang Siantar 632.28 634.88 77.18 77.51 1 1 1274 Kota Tebing Tinggi 635.94 639.39 76.10 76.49 4 4 1275 Kota Medan 632.32 635.11 76.99 77.36 2 2 1276 Kota Binjai 630.45 633.37 76.09 76.41 5 5 1277 Kota Padang Sidempuan 625.45 629.11 74.77 75.21 8 8 1278 Gunung Sitoli 610.39 611.95 71.33 71.67 25 25

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat