Week 11 Perancangan TPA Sampah (Gas Bio)

40
Perancangan TPA Sampah Instalasi Gas Bio Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

description

Sampah

Transcript of Week 11 Perancangan TPA Sampah (Gas Bio)

  • Perancangan TPA Sampah

    Instalasi Gas BioInstalasi Gas Bio

    Jurusan Teknik Lingkungan

    Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro

  • Prinsip Alur Desain Persampahan

    Sampling SampahPerumahan Non-Perumahan

    Timbulan Sampah

    Desain Pengelolaan dan

    Pengolahan Sampah

    Kg/orang/hari L/orang/hari

    Material Balance

    by Ganjar Samudro

  • Metodologi Perancangan TPA

    Desain Pengelolaan dan

    Material Balance

    Desain Pengelolaan dan

    Pengolahan Sampah

    Desain TPA

    by Ganjar Samudro

  • Fakta Pembentukan Gas

    Pada awalnya sampah yang ditimbun akan

    mengalami proses degradasi secara aerob.

    Sejalan dengan teknik operasional yang saat ini

    dianut, yaitu sampah ditimbun lapis perlapis dan dianut, yaitu sampah ditimbun lapis perlapis dan

    setiap periode tertentu ditutup dengan tanah

    penutup, maka kondisi aerob tidak dapat lama

    bertahan dalam.

    Kondisi yang paling dominan kemudian adalah

    kondisi anaerob, sehingga memunculkan timbulnya

    gas-bio, khususnya gas metana CH4 dan CO2.

  • Kondisi Operasional: Aerob

    Relatif tidak menimbulkan bau,

    Proses degradasi lebih cepat,

    Lindi yang dihasilkan akan lebih ringan

    Memungkinkan kondisi eksotermis Memungkinkan kondisi eksotermis

    Namun hal ini sulit dicapai pada kondisi

    pengoperasian yang biasa. Beberapa usaha yang

    sudah dirintis adalah menerapkan lahan-urug

    semi aerob atau lahan-urug aerob dengan suplai

    udara. ???

  • Pembentukan Gas Landfill

    Hasil proses dekomposisi material organik secara anaerobik. Tahapan

    proses dekomposisi:

    a. Hydrolisis, yaitu pemecahan rantai karbon panjang menjadi rantai

    karbon yang lebih sederhana pada proses degradasi sampah oleh

    mikroorganisme.

    b. Acidogenesis, dari senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek b. Acidogenesis, dari senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek

    dirubah menjadi asam-asam organik (butirat, propionat, aseton,

    propanol, butanol, etanol dan laktat) akibat adanya aktivitas dari

    mikroorganisme acidogen.

    c. Acetogenesis, dari senyawa asam-asam organik (butirat, propionat,

    dll) menjadi Asetat, Format, CO2 dan H2.

    d. Methanogenesis, adalah tahap degradasi yang menghasilkan gas

    methan dan gas lain akibat aktivitas mikrooganisme pembentuk

    methan.

  • CODBOD

  • Degradasi Sampah Anaerobik

  • 5 Fase Pembentukan Gas

    Pada tahap awal disebut dengan fase aerobik, dimana

    terjadi saat awal penimbunan sampah di TPA dan

    oksigen (O2) masih ada di dalam tumpukan sampah.

    Fase kedua dan ketiga disebut dengan fase transisi

    asam yang terkait erat dengan proses acidogenesis dan asam yang terkait erat dengan proses acidogenesis dan

    mulai terbentuk gas CO2.

    Gas mulai terbentuk pada tahap metagonesis yaitu fase

    ke-4 yang menghasilkan CH4 dan CO2.

    Fase ke-5 adalah fase pematangan dimana sampah

    sudah menjadi produk yang lebih stabil.

  • Grafik 5 fase Pembentukan Gas

  • Teori Stanforth

    Stanforth et al. (1979) memperkenalkan model proses degradasi yang dapat terjadi

    dalam sebuah lahan-urug, berdasarkan teori klasik dari proses degradasi materi

    organik. Model tersebut membagi proses degradasi menjadi 2 fase, yaitu :

    a. Fase aerob, ditandai oleh likuifaksi dan hidrolisa materi organik, yang

    mengakibatkan turunnya pH dan larutnya mineral-mineral (I dan II)

    b. Fase anaerob, dibagi menjadi 2 tahap, yaitu (III dan IV):

    Tahap 1 : setelah oksigen berkurang, maka bakteri anaerob fakultatif menjadi

    dominan, likuifaksi terus berlangsung, sejumlah besar asam-asam volatil serta CO2akan dihasilkan dari sistem ini, dan materi anorganik akan lebih banyak lagi larut,

    terutama karena turunnya pH.

    Tahap 2 : fase ini bisa berlangsung karena meningkatnya alkalinitas, sehingga pH

    menjadi naik, dan memungkinkan bakteri-bakteri metan dapat hidup; asam-asam

    volatil akan dikonversi menjadi metan dan CO2, dan materi organik terlarut

    menjadi berkurang karena kelarutannya menjadi berkurang akibat pH yang naik.

  • Unsur-Unsur Gas

    Karakteristik gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah

    ditentukan oleh karakteristik sampah yang ditimbun.

  • Potensi Gas Methan di Indonesia

  • Studi Kasus

    Untuk setiap ton metana yang terlepaskan, hal

    itu setara dengan pelepasan 72 ton gas karbon

    dioksida.

    CH = 72 * COCH4 = 72 * CO2 Contoh kasus Kota Semarang:

    Produksi CH4 per tahun = 18.000.000 Ton

    Setara dengan Produksi CO2 per tahun =

    1.296.000.000 Ton 1.296.000 MT

  • CH4 to Electricity Potency

    Produksi CO2 per tahun = 1.296.000.000 Ton =

    324.000.000.000 Liter solar = Rp.

    1.458.000.000.000.000,00 =

    1.833.962.264.150,943 kWh1.833.962.264.150,943 kWh

  • Contoh Karakteristik Sampah

    Komponen Berat (ton/hari) Persen

    Sampah organik 1.867,70 71,85

    Kertas 323,63 12,45

    Plastik 197,56 7,60Plastik 197,56 7,60

    Logam 23,40 0,90

    Kaca/ gelas 23,40 0,90

    Karet 14,04 0,54

    Kain 50,43 1,94

    Lain-lain 99,30 3,82

    Jumlah 2.599,45 100,00

  • Stoikiometri Sampah ke Gas Metan

    Produksi gas yang dihasilkan pada landfill sangat

    bergantung dari komposisi sampah yang ada.

    Timbulan gas landfill akan dihitung berdasarkan

    berat kering masing-masing komposisi sampah.berat kering masing-masing komposisi sampah.

  • Contoh soalContoh soal :

    Dari hasil analisa sampah kota diperoleh data sbb :

    Komponen Sampah Cepat Sampah sulit urai

    C (12)

    H (1)

    O (16)

    N (14)

    68.3

    110.6

    50.1

    1.0

    19.5

    29.0

    9.2

    1.0

    Rumus molekul sampah cepat urai = C68.3 H110.6 O50.1 N1.0= C68 H111 O50 N1

    Rumus molekul sampah sulit urai = C19.5 H29 O9.2 N1.0

    = C20 H29 O9 N1

    Prakiraan volume gas methan (CH4) yang terbentuk apabila :

    Densitas CH4 = 0.77 kg/m3 = 0.77 g/l

  • Jawaban :Menentukan Persamaan Reaksi

    Untuk sampah cepat urai :

    C68 H111 O50 N + (4x68 111 2x50 3x1) H20

    4

    (4x68 + 111 2x50 -3x1)CH + (4x68 - 111 + 2x50 + 3x1)CO +1 NH

    Kalkulasi (lanjutan)

    (4x68 + 111 2x50 -3x1)CH4 + (4x68 - 111 + 2x50 + 3x1)CO2 +1 NH3

    8 8

    C68 H111 O50 N + 14,5 H20 35 CH4 + 33 CO2 + NH3BM 1741 18 16 44 17

    Berat total 1741 261 560 1452 17

    (14,5x18) (35x16) (33x44)

  • Untuk sampah sulit urai, dicari dengan cara yang sama

    Volume CH4 yang dihasilkan sampah cepat urai :

    Berat Total CH4 x Berat Sampah Kering

    Kalkulasi (lanjutan)

    Berat sampah organik x densitas

    560 gram x ? gram =

    1741 gram x 0,77 kg/m3

  • Contoh Perkiraan

    Komposisi Elemen Sampah

    No. KomponenBerat

    (ton/hari)

    Kandungankelembabana

    (% berat)

    Persen komposisib (ton/hari)

    C H O N S Abu

    1Sampah

    organik1161.8 70 73 6.4 37.6 2.6 0.4 5

    2 Kertas 201.3 6 43.4 5.8 44.3 0.3 0.2 6

    3 Plastik 122.9 2 60 7.2 22.8 103 Plastik 122.9 2 60 7.2 22.8 10

    4 Logam 14.6 3 4.5 0.6 4.3 0.1 90.5

    5 Kaca/ gelas 14.6 2 0.5 0.1 0.4 0.1 98.9

    6 Karet 8.7 2 69.7 8.7 1.6 20

    7 Kain 31.4 10 48 6.4 40 2.2 0.2 3.2

    8 Lain-lain 61.8 8 24.3 3 4 0.5 0.2 68

    Jumlah 1617.0

    Sumber: Komposisi Elemen Sampah Kabupaten

    Keterangan:

    a Tabel 3.5 Tchobanoglous, 2001

    b Tabel 4.3 Tchobanoglous, 2001

  • Contoh Perhitungan

    Komposisi Elemen Sampah

    No. KomponenBerat kering(ton/hari)

    Persen komposisib (ton/hari)

    C H O N S Abu

    1Sampah

    organik348,54 254 16,3 6,12 0,159 0,000637 3.18.10-5

    2 Kertas 189,24 82,1 4,76 2,11 0,00633 1,27.10-5 7.60.10-7

    3 Plastik 120,43 72,3 5,20 1,19 0

    30 %73 %

    3 Plastik 120,43 72,3 5,20 1,19 0

    4 Logam 14,12 0,635 0,00381 0,000164 1.64.10-7 0

    5 Kaca/ gelas 14,26 0,0713 0,0000713 2,85.10-7 2.85.10-10 0

    6 Karet 8,56 5,96 0,519 0 0

    7 Kain 28,23 13,6 0,867 0,347 7.63E-03 1,53.10-5 4.88.10-7

    8 Lain-lain 56,83 13,8 0,414 0,0166 8.29E-05 1,66.10-7 1.13.10-7

    Jumlah

    (ton/hari)780,21 443 0,281 9,78 1.73E-01 6,65.10-4 3.32.10-5

    Jumlah

    (lb/hari)353.904,25 0,201 0,0127 0,00444 7.86E-05 3,02.10-7 1.51.10-8

  • Contoh

    Perhitungan Komposisi Molar

    C H O N S

    lb/mol 12.01 1.01 16 14.01 32.06

    lb/hari 0.200880735 0.012726 0.004437521 7.86E-05 3.02E-07

    Total mol 0.016726123 0.0126 0.000277345 5.61E-06 9.41E-09

    Mol ratio bila N = 1 2982.059746 2246.347 49.44717307 1

    0,20 / 12,010,016726123 / 5,61.10-6

  • Kalkulasi Akhir

    C2982H2246O49N + 2397 H2O 1759 CH4 + 1223 CO2 + 1 NH3

    (38.828) (43.141,5) (28.146) (53.806,5) (17) Berat spesifik gas methan dan karbondioksida masing-masing adalah 0,0448 lb/ft3 dan 0,1235 lb/ft3.

    Methan:

    = [(28.146) x (644.961,63)]/[(38.828) x (0,0448 lb/ft3)]

    = 18.153.090.038 / 1.739,4944

    = 10.435.843 ft3 = 0,0448 lb/ft3= 295.334,4 m3

    Karbondioksida:

    = [(53.806,5) x (644.961,63)]/[(38.828) x (0,1235 lb/ft3)]

    = 34.703.127.945 / 4.795,258

    = 7.236.968 ft3

    = 204.806,2 m3

    Jumlah total gas secara teoritis yang dihasilkan setiap unit berat kering dari penghancuran bahan organik adalah sebagai

    berikut: (Vol/lb)

    = (10.435.843 ft3 + 7.236.968 ft3) / 644.961,63 lb

    = 17.672.811 / 644.961,63 lb

    = 27,40134 ft3/lb

    = 1,709563 m3/kg

    = 0,0448 lb/ft

    = 0,1235 lb/ft3

  • Faktor Produksi Gas

    Unsur-unsur pembentukan sampah seperti karbon, hidrogen dan nitrogen serta

    oksigen yang diperoleh dari analysis karakteristik sampah, yaitu ultimate analysis.

    Tergantung dari kecepatan degradasi sampah yang dibedakan atas sampah yang

    cepat terurai dan lambat terurai. Waktu untuk penguraian bahan organik yg

    mudah terurai adalah 5 tahun, sedangkan waktu penguraian bahan organik yang

    lambat terurai adalah 15 tahun

  • Emisi Gas Metan: Jenis Sampah

    Purwanta, W., 2009

  • Total Emisi Metan TPA Sampah

    Indonesia dan Skenario Mitigasi

    Purwanta, W., 2009

  • Komposisi Sampah Masuk TPA

  • Contoh Pipa Gas HDPE

  • Komponen Pengelolaan Gas

    Perpipaan horizontal dan vertikal : pembawa

    gas

    Kompresor: penyedot gas bio

    Storage: Pengumpul /penyimpan gas bio Storage: Pengumpul /penyimpan gas bio

    Instalasi pemurni gas bio

  • Sistem Penyaluran Gas

    Guna mengalirkan gas yang terbentuk ke udara bebas, atau

    menuju ke pemanfaatan gas bio dibutuhkan ventilasi.

    Metode untuk mengendalikan pergerakan gas adalah:

    a. Menempatkan materi impermeable pada atau di luar

    perbatasan landfill untuk menghalangi aliran gas.perbatasan landfill untuk menghalangi aliran gas.

    b. Menempatkan materi granular pada atau di luar

    perbatasan landfill untuk penyaluran dan atau

    pengumpulan gas.

    c. Pembuatan ventilasi di dalam lokasi landfill.

    d. Pembuatan ventilasi di sekeliling perbatasan landfill

    (perimeter).

  • Ventilasi horizontal : merupakan ventilasi

    yang bertujuan untuk membentuk aliran gas

    dalam satu sel.

    Ventilasi vertikal : merupakan ventilasi yang

    Sistem Penyaluran Gas

    Ventilasi vertikal : merupakan ventilasi yang

    mengarahkan gas yang terbentuk mengalir ke

    udara bebas.

    Ventilasi akhir : merupakan ventilasi yang

    dibangun pada saat timbunan akhir sudah

    terbentuk.

  • Sistem Penyaluran Gas

    Lapisan impermeabel akan membatasi dan mengisolasi sampah yang

    ditimbun sehingga dapat membantu pengaliran gas.

    Lapisan impermeabel yang dapat dipergunakan adalah membran sintesis,

    clay, beton dan aspal. Tanah clay dapat menjaga nilai saturasi tanah, yang

    dapat menciptakan rongga untuk pergerakan gas.

    An Hua (1981) menunjukan bahwa aliran gas dalam arah horisontal adalah An Hua (1981) menunjukan bahwa aliran gas dalam arah horisontal adalah

    37,5 kali lebih besar dibandingkan dengan aliran gas dalam arah vertikal.

    Sistem pengumpul gas horizontal biasanya dibangun setelah terbentuk 2

    lapisan atau lebih kemudian diteruskan hingga selesainya timbunan. Jarak

    sistem vertikal biasanya 25 m, sedang jarak horizontal sekitar 30 m.

    Ventilasi horizontal biasanya berbentuk saluran-saluran kerikil, yang

    berfungsi juga untuk pengaliran lindi. Sistem pengumpul horizontal

    dengan perpipaan lebih diutamakan pada landfill yang luas.

  • Kriteria Desain Pipa Vertikal

    Pipa gas dengan casing PVC atau PE : 100- 150

    mm

    Lubang bore: 50 - 100 cm

    Perforasi: 8 - 12 mm Perforasi: 8 - 12 mm

    Kedalaman: 80 %

    Geomembran: jarak antar pipa = 45 60 m

    (Tchobanoglous, 1993)

    Clay dan tanah penutup: jarak antar pipa = 30 m

    (Tchobanoglous, 1993)

  • Potensi Produksi Gas

    Metode 1: uji sumur

    Bila yang diuji adalah landfill di negara berkembang, maka jumlah yang

    diperoleh dikalikan faktor (disarankan = 0,5) akibat adanya pemadatan

    yang tidak merata, serta kondisi lain sehingga tidak semua gas terkumpul

    dengan baik.

    Metode 2: perkiraan kasar Metode 2: perkiraan kasar

    Setiap ton sampah yang dikubur diperkirakan akan menghasilkan gas

    sebesar 6 m3 per tahun

    Porsi gas metan dianggap 50%, umur sampah lebih tidak lebih dari 10

    tahun, produksi gas dianggap dijamin antara 5-15 tahun.

    Metode 3: estimasi dengan persamaan

    Persamaan first order decay model:

  • first order decay model

    LFG = jumlah gas yang dihasilkan (m3/tahun)

    Lo = potensi metan di sampah

    R = rata-rata sampah masuk ke sarana per tahun (kg)

    k = konstanta decay untuk timbulan metan

    t = waktu (tahun) sejak landfill digunakan t = waktu (tahun) sejak landfill digunakan

    c = waktu (tahun) sejak landfill ditutup

  • waste-in-place

    Proyek recovery gas di USA

    LFG = 2 [4,32 + 2,91 W 1,1 W x D]

    dimana:

    LFG = gas yang dihasilkan pada tahun berjalan (juta LFG = gas yang dihasilkan pada tahun berjalan (juta

    m3)

    W = Jumlah sampah di tempat kurang dari 30 tahun

    (juta ton)

    D = indikator daerah kering, 1 (=1 bila presipitasi <

    63,5 mm/tahun)

  • Hasil Akhir

    Hasil dari model decay maupun model waste-

    in-place perlu dikali faktor efisiensi

    pengumpulan, yaitu = 70%-85%.

    Contoh tabel berikut menggunakan faktor Contoh tabel berikut menggunakan faktor

    efisiensi pengumpulan sebesar 75 %.

  • Tugas

    Hitung kembali potensi produksi gas dari tabel

    tersebut.

  • Pemanfaatan Gas: RT

    Pipa distribusi terbuat dari polyethylene berwarna hitam dengan diameter 1" klas 8.

    Pipa

    jenis ini digunakan karena lebih kuat dari pada pipa pralon.

    Campuran gas yang dapat terbakar/menyala terdiri dari 5-15 % metana murni dengan

    85 -95 % udara (Perry, 1973). Jadi satu volume gas TPA dari sumur berkualitas 60 %

    metana kira-kira perlu dicampurkan dengan 5-10% volume udara untuk dapat terbakar.

    Campuran ini biasanya terjadi di dalam kompor pada orificenya. Perbandingan gas ini Campuran ini biasanya terjadi di dalam kompor pada orificenya. Perbandingan gas ini

    sangat tergantung dari kuantitasdan kualitas gas yang diproduksi.

    Perbandingan luas lubang untuk udara yang masuk dengan lubang pengeluaran gas

    adalah 10 : 100.

    Luas pancaran orifice 0,25 mm2

    Perbandingan luas pancaran gas: lubang pemasukan udara dan lubang pengeluaran gas

    (flame port) = 1 : 5 : 100.

    Alat pembakaran perlu diatur agar kecepatan gas pada spuyer tidak terlalu karena

    diameter spuyer besar, menyebabkan udara yang masuk terlalu banyak sehingga terjadi

    pembuangan nyala. Sebaliknya apabila kecepatan gas terlalu rendah maka nyala api

    tidak stabil.