Web viewSematkan ornamen berupa bros berukuran kecil di tengah ... tidak dapat dipungkiri bahwa...
Transcript of Web viewSematkan ornamen berupa bros berukuran kecil di tengah ... tidak dapat dipungkiri bahwa...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi Peluang Bisnis
Kami akan menjual aksesoris bagi kaum wanita baik yang berkerudung
atau tidak. Aksesoris yang dibuat dari kain tile ini dibentuk dan dirangkai
sedemikian rupa sehingga menyerupai kelopak bunga. Demam K-pop di
Indonesia membuat pasar aksesoris wanita meledak dengan beragam jenis
dan tipe, namun bisnis aksesoris dari kain tile ini belum banyak. Pada
kebanyakan mall dan toko aksesoris wanita, bahan plastik masih lebih banyak
digunakan dibanding kain, terutama tile. Maka dari itu, kami memutuskan
untuk mengambil ide ini dan mengembangkannya ke dalam usaha kami.
Selain masih langkanya produsen aksesoris jenis ini, kami juga
mengidentifikasi adanya faktor kemudahan yang ditawarkan.
Berdasarkan bahan utama yang dibutuhkan, yaitu: tile, benang wol, kain
flanel, lem tembak, pita dan karet. Semua bahan tersebut bisa didapatkan
dengan mudah karena memang banyak terdapat di sekitar kita. Selain itu, cara
pembuatan yang tidak terlalu rumit juga menambah peluang usaha ini.
Yang dapat mengkonsumsi produk kami ini utamanya adalah kaum
wanita yang mengenakan jilbab. Sudah dua tahun terakhir ini ada peningkatan
tren fashion di kalangan wanita berjilbab. Bentuk dan macam kerudung sudah
tidak monoton, warnanya juga sudah berbagai macam. Untuk itu, aksesoris
pendukung untuk jilbab juga perlu terus ditingkatkan macam dan bentuknya.
1
Target utama kami pada awal penjualan ini adalah mahasiswi FKM
Unair. Trend dikalangan mahasiswi FKM yang berkerudung dengan beragam
aksesoris memberi peluang bisnis ini. Sedangkan mahasiswi yang tidak
berjilbab juga mengikuti model artis korea. Melihat banyaknya mahasiswi
berjilbab dan peduli dengan fashion, maka keberadaan aksesoris dari kain tile
ini akan mendapatkan peluang yang cukup besar.
1.2 Penjelasan Produk
Aksesoris kain tile ini sendiri membutuhkan berbagai macam, sebagai
berikut:
a. Kain Tile
b. Benang wol
c. Peniti
d. Kain Flanel
e. Lem tembak
f. Karet gelang
g. Karet pita
h. Peniti
Pertama- tama, kain tile dilipat dengan rapi menyerupai bentuk pelipit.
Lalu tekuk dan ikat dengan karet gelang. Lakukan hal yang sama pada
beberapa lembar kain tile yang lain. Setelah itu disatukan dan kemudian
diikat bersamaan. Setelah itu, lipatan (pelipit) dibuka dan dirapikan.
Sematkan ornamen berupa bros berukuran kecil di tengah- tengah rangkaian
kain tile itu sebagai putik bunga.
2
Jika ingin dijadikan bros, bagian yang diikat dengan karet gelang,
pengikatnya diganti dengan benang wol. Dibuat simpul mati, dan kemudian
ditempel dengan kain flanel. Setelah itu peniti khusus untuk bros ditempel
juga di kain flanel itu, dan jadilah sebuah bros cantik.
1.3 Latar Belakang Bisnis
Melihat banyaknya jumlah mahasiswi FKM, berarti mengindikasikan
jika akan ada banyak permintaan terhadap fashion, termasuk aksesoris
penunjang. Menangkap adanya peluang ini, maka bisa dikatakan bahwa kami
harus menyediakan benda bernilai fashion tetapi juga cukup ramah untuk
kantong mahasiswa.
Aksesoris tile ini menjadi alternatif yang pas untuk pertimbangan kami
ini. Aksesoris tile ini bahan utamanya mudah didapatkan, cara pembuatannya
tidak sulit, hanya diperlukan sedikit ketelatenan dan keuletan. Menghasilkan
aksesoris yang cukup baru di kalangan pecinta fashion. Untuk itulah, kami
memutuskan untuk membuat aksesoris tile ini dan memasukkannya dalam
bisnis kali ini.
1.4 Tujuan
a. Memenuhi selera pasar
b. Menyediakan pilihan baru untuk pasar
c. Menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang masih baru
d. Menjadi pencetus mode baru
e. Mengembangkan selera fashion pasar
3
1.5 Potensi Bisnis
Karena kami berada di FKM yang mayoritas berisi mahasiswi yang
berjilbab, kami rasa produk kami kali ini akan mampu bersaing dengan
produk aksesoris yang lain. Belum lagi dengan harga yang relatif terjangkau
untuk per satuannya. Bentuk yang unik dan pilihan bahan yang tidak biasa
akan semakin menjadikan daya tarik dari produk kami.
Di lain sisi, pembuatan produk ini tidak menyulitkan kami. Baik dari
segi bahan- bahan sampai proses produksinya. Jika telaten dan ulet tentu bisa
menghasilkan produk yang simpel dan bernilai jual tinggi ini.
Dengan menawarkan keunikan dan sesuatu yang baru di FKM, bisa
dipastikan akan banyak konsumen yang merasa tertarik dan ingin memiliki
produk kami.
4
BAB 2
ANALISIS SWOT
2.1 Lingkungan Eksternal
2.1.1 Opportunities
Aspects Score Percentage
Final
Score
Dukungan dari Unair terhadap
wirausaha mahasiswa 1 4.55% 0.05
Perkembangan mode pakaian 4 18.18% 0.73
Tingginya daya beli masyarakat 4 18.18% 0.73
Harga bahan baku yang murah 5 22.73% 1.14
Trend fashion (aksesoris)
mahasiswi 5 22.73% 1.14
Lokasi penjualan yang strategis 3 13.64% 0.41
Total 100.00% 4.18
5
2.1.2 Threats
2.2 Lingkungan Internal
2.2.1 Strengths
2.2.2
6
Aspects Score Percentage
Final
Score
Trend berpakaian berubah -4 33.33% -1.33
Munculnya pesaing baru -2 16.67% -0.33
Harga bahan baku naik -3 25.00% -0.75
Teknologi penunjang minim -2 16.67% -0.33
Dukungan pendanaan dari
pemerintah berkurang -1 8.33% -0.08
Total 100.00% -2.83
Aspects Score Percentage
Final
Score
Harga jual yang relatif lebih
murah 5 30 % 1.5
Kemudahan dalam aplikasi
pembuatan bros 2 20 % 0.4
Tidak membutuhkan modal
awal yang cukup besar 4 25 % 1
Produk yang simple dan
menarik 4 25 % 1
Total 100.00% 3.9
Weaknesses
Aspects Score Percentage Final
Score
Minimnya pengalaman
berwirausaha
-3 45 % -1.35
Manajemen waktu -4 55 % -2.2
Total 100.00% -3.55
2.3 Koordinat SWOT
X = S – W = 3.9 – 3.55 = 0.35
Y = O – T = 4.18 – 2.83 = 1.35
Jadi koordinat SWOT dari usaha kami ini ialah (0.35;1.35)
7
2.4 Posisi
8
Cut point:
0,35; 1.35
BAB 3
PERENCANAAN BISNIS
3.1 Sasaran dan target pasar
3.1.1 Analisis Situasi
Mode merupakan proses yang berkembang dari tiap waktu dalam
kehidupan masyarakat. Hal itu berlaku di berbagai cakupan
masyarakat dengan bermacam mode. Tidak terkecuali mode untuk
busana muslimah. Salah satunya bros atau pin. Bros sebagai
pelengkap dalam menggunakan jilbab ini umumnya terbuat dari
semacam logam. Dengan adanya bros yang terbuat dari kain tile
dengan motif yang beragam ini, menjadi satu terobosan baru di
kalangan pemakai bros.
Keadaan masyarakat di Indonesia, perempuan berjilbab khususnya
pada masa ini telah banyak berinovasi dalam mengembangkan model
jilbab, baik berupa bahan yang digunakan, cara pakai, hiasan pemanis,
dan sebagainya. Sehingga image seorang perempuan berjilbab kini
tidak kalah gaya-nya bila dibandingkan dengan fashion lain di
masyarakat. Hal ini dapat dilihat pula dari kemauan dan kemampuan
banyak perempuan dalam memadu-padankan penampilan
menggunakan pernak – pernik sehingga dapat mempercantik
penampilan.
Maka adanya bros ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi
9
perempuan untuk memperindah penampilan. Dengan model yang
menarik dan sesuai untuk berbagai kalangan perempuan. Ditambah
pula praktis dan dapat digunakan kapan saja, serta dapat dimiliki
dengan harga yang terjangkau.
3.1.2 Pasar Sasaran
Disini sasaran atau target penjualan dari bros bunga dari kain tile
adalah:
a. Mahasiswi FKM Unair
b. Remaja Putri
c. Wanita
d. Wanita berkerudung
3.1.3 Demografik pasar
a. Secara geografik
Pada pemasaran dan penjualan bros bunga dari kain tile ini,
kami masih memasarkan di kota Surabaya dulu, dimana posisi kota
Surabaya sendiri sebagai ibu kota Jawa timur yang mempunyai
kesibukan yang sama dengan Ibu kota Jakarta. Banyaknya kebutuhan
dan kebutuhan mode demi menunjang kegiatan meskipun dalam hal
berpenampilan. Dengan begitu banyaknya interest masyarakat kota
Surabaya pada nantinya, dapat kita kembangkan lebih lanjut lagi kek
kota-kota tetangga seperti Sidoarjo, Gresik, Jombang, Lamongan dan
lainnya. Tergantung dari penerimaan dari konsumen yang akan
10
menentukan langkah selanjtunya.
b. Secara demografik
Adapun target pasar dalam bisnis ini lebih diutamakan pada
remaja putri, anak-anak, dan wanita berkerudung ataupun tidak yang
membutuhkan tambahan aksesoris dalam penampilan.
3.1.4 Faktor Perilaku
Terdapat tiga perilaku yang dapat memugkinkan dari adanya bros
jilbab ini. Yang pertama, dengan adanya bros jilbab dari kain tile ini
akan menarik perhatian masyarakat, perempuan berjilbab khususnya
untuk dapat memakai dengan tujuan memperindah penampilan. Bros
ini dibuat dengan tatanan yang cantik, yang notabene merupakan suatu
daya tarik bagi perempuan dalam memilih pernak-pernik. Sehingga
akan menarik minat untuk membeli bros jilbab ini, baik untuk dipakai
sendiri maupun diberikan pada orang lain sebagai bingkisan.
Yang kedua, kehadiran bros jilbab ini dapat merangsang keinginan
beberapa perempuan untuk mencoba membuat bros dengan caranya
sendiri. Berbekal dari dasar bros ini, dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi dari perempuan yang berkeinginan membuat bros serupa
dengan kemampuannya sendiri dengan tujuan non bisnis.
Yang ketiga, bila pemasaran bros ini dapat berjalan dengan baik
dan sukses, maka dapat menjadikan pihak lain dalam hal ini
kompetitor untuk membuat baranag yang serupa. Hal ini didasarkan
oleh peluang yang dinilai mampu menghasilkan profit sehingga akan
11
muncul kompetitor lain baik dengan membuat arang yang sama persis
maupun menginovasikannya dengan tujuan bisnis.
3.1.5 Kebutuhan pasar
Manfaat-manfaat yang bisa diberikan dari perjalanan bisnis bros
bunga dari kain tile ini adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan terhadap kain tile sebagai alternative mode, selain
sebagai baju
b. Pemenuhan fashion dalam berpakaian di zaman globalisasi ini
3.2 Pembiayaan
3.2.1 Biaya tetap
Biaya tetap dibedakan menjadi dua yaitu fixed cost dan biaya
variable. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Fixed cost
- 3 buah Gunting (@Rp 5.000,00) Rp.15.000,00
- 1 buah Alat lem tembak Rp.23.000,00
- 1 buah Keranjang Rp.55.000,00 +
Rp 93.000,00
Biaya Variabel
-kain tile 10 m @Rp.15.000,00 Rp.150.000,00
-Benang wol Rp.5.000,00
- 50 cm Kain flannel Rp.15.000,00
12
-Peniti 1 pack (isi 50 biji) Rp. 7.500,00
-Lem tembak (6 batang) Rp.10.000,00
-Plastik kemasan (50 biji) Rp. 5.000,00
-Stiker label Rp.8.000,00
-Printing labeling Rp.13.500,00
-Karet gelang Rp.1.000,00
-Karet pita Rp.1.000,00 +
Rp.216.000,00
3.2.2 Biaya total
Biaya total = tetap+variable
= Rp.93.000 + Rp.216.000
= Rp.309.000,00
3.2.3 Biaya dan harga per unit
a. Biaya per unit = Biaya total
Jumlah produk
= Rp.309.000
20
=Rp.15.450,00
13
b. Harga per unit (per produksi)
Laba =20% × 15.450
=Rp.3.090,00
Harga = 15.450+ 3.090
= Rp 18.540
3.2.4 Modal awal
Modal awal yang diperlukan dihitung dalam satuan 1 bulan untuk
biaya variable sedangkan untuk biaya tetap dihitung secara
keseluruhan.
Modal awal = Total Biaya Tetap + Biaya variable selama 1 bulan
= Rp.93.000 + Rp.216.000
= Rp.309.000,00
3.2.5 Analisis titik impas
Analisis titik impas atau break event point dibedakan menjadi BEP
harga dan BEP produksi, dengan perhitungan sebagai berikut:
BEP Harga
Substansi Harga
Modal Awal 309.000
Fixed cost -93.000
Variable cost -216.000
0
14
BEP produksi = Total biaya : harga per unit
=309.000: 18.540
= 16.66 ≈ 17 buah.
Jadi untuk mecapai titik impas maka dalam 3 bulan harus terjual 17
buah bros @ Rp 18.540,00.
3.2.6 Analisis Keuntungan
Analisis keuntungan = Total pendapatan – Total biaya produksi
= (harga perunit × jumlah produksi) - Total
biaya produksi
= (18.540 ×20) – 309.000,00
= Rp 370.800,00 – Rp 309.000,00
= Rp.61.800,00
Jadi keuntungan yang diperoleh dengan mejual 20 bros dengan
harga Rp.18.540,00 dalam 1 bulan adalah Rp.61.800,00.
3.2.7 Pengembalian Modal
Catatan: dalam 1 bulan diproduksi 20 buah bros bunga dari kain
tile (1 bulan dianggap 30 hari).
Pay back period = BEP produksi : penjualan per bulan
= 17 buah : 5 buah
=3,4 ≈ 3-4 buah
Jadi, modal akan kembali ± 3-4 bulan dengan penjualan per bulan
5 buah.15
BAB IV
STUDI KELAYAKAN
4.1 Lokasi
Lokasi usaha kami terletak di Ketintang Baru II Blok L/3. Di lokasi
inilah kami mengembangkan usaha bros bunga kami.
4.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang mendukung usaha ini adalah alat yang
bisa menunjang keberhasilan usaha ini. Alat yang dimiliki oleh perusahaan
kami antara lain, keranjang, gunting, dan lem tembak. Pangsa pasar yang
akan dituju adalah daerah Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, alat-alat yang
berada diluar biaya tetap seperti alat yang dijelaskan di atas, alat yang lain
untuk menunjang usaha kami juga cukup mudah untuk dijumpai dan
harganya pun terjangkau.
4.3 Sumber Daya Manusia
Perusahaan kami yang bernama Oenjoe-Oenjoe Company memiliki
17 orang yang terbagi dalam struktural berikut:
1. Rilla R. sebagai manajer keuangan
2. Sarita sebagai desainer
3. Pradina M. A sebagai manajer pemasaran
4. Meivi sebagai supervisor produksi
5. Moiko sebagai sie transportasi
16
6. Ruri sebagai humas
7. Indi M sebagai teknisi
8. Astin R.S sebagai asisten desainer 1
9. Nabilah sebagai asisten desainer 2
10. Ishaini sebagai asisten desainer 3
11. Wasiadi sebagai anggota
12. Alif sebagai anggota
13. Hazisyah sebagai anggota
14. Bagus sebagai anggota
15. Fitri sebagai anggota
16. Philip sebagai anggota
17. Hikmah R. sebagai anggota
Dalam pelaksanaan, struktur diatas belum tentu digunakan. Meski
peran diatas merupakan pertimbangan kelompok kami berdasar potensi
masing-masing anak, namun dalam pelaksanaan bisa saja berubah karena
menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Semua anggota maupun manajer
dapat melakukan proses produksi, distribusi dan pemasaran ke tempat
strategis yang telah dipilih. Hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi
keterbatasan dalam membagi waktu kuliah dan bisnis.
17
BAB 5
OPERASI RENCANA BISNIS
5.1 Rencana Manajemen
5.1.1 Strategi Pemasaran
Tahap pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam
proses penjualan produk suatu usaha. Strategi pemasaran yang akan
kami lakukan, antara lain :
5.1.1.1. Pengembangan Produk
Fokus pemasaran kami pertama kali adalah
melakukan promosi dan penjualan bros. Namun bros kami
memiliki keunggulan lain yang bisa dibuat menjadi
accessories lainnya. Seperti bando kalung, gelang,
accessories kamar dan bisa untuk accessories wanita lainnya.
Ini membuat tim dari Oenjoe-oenjoe Company terus
berkreasi dalam pembuatan bros sehingga konsumen bisa
memaksimalkan penggunaan dari bros kami.
.
5.1.1.2. Pengembangan Wilayah Pemasaran
Apabila bisnis yang akan kita jalankan ingin semakin
sukses, maka kata “pemasaran” ini tidak boleh hilang dari
mindset kita. Melakukan pemasaran seluas-luasnya adalah
misi dari perusahaan kami. Untuk rencana awal, kegiatan
18
pemasaran akan dilakukan mahasiswi yang sekarang lagi
gemar menggunakan jilbab dengan accessories-nya dan
teman-teman dari kampus lain. Kami tidak akan menjual
produk kami di mall terlebih dahulu karena pada awal
pemasaran, kami menjual dari teman ke teman. Lalu jika
sudah berkembang, kami akan mengembangkan usaha kami
ke daerah mall yang ada di Kota Surabaya, bahkan ke luar
daerah.
5.1.1.3. Kegiatan Promosi dan Pemasaran
Laku atau tidaknya barang yang dijual, dalam hal ini
bros tergantung dari keberhasilan pemasaran yang telah
dilakukan pada konsumen. Kegiatan promosi dan pemasaran
yang tim kami lakukan antara lain:
a. Menitipkan bros ke toko-toko di mall.
b. Pemasaran melalui media online dan jejaring sosial,
seperti facebook, twitter, online shop dan lain-lain.
Dengan catatan kami akan hanya melayani Grosir untuk
pengeriman keluar wilayah Surabaya.
c. Melakukan personal selling (melakukan promosi secara
langsung kepada konsumen yang dituju atau bisa juga
dibilang menyebarkan info penjualan dari satu mulut ke
mulut yang lain).
19
d. Melakukan promosi melalui selebaran (leaflet dan
pamflet). Pamflet ini ditempel di tempat-tempat yang
strategis, seperti mading. Sedangkan leaflet banyak
disebar di tempat-tempat keramaian yang sangat
memungkinkan sebagai pasar potensial.
5.1.2. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya
5.1.2.1. Pengelolaan SDM yang Tersedia
Dalam pengelolaan SDM ini, akan dilakukan
pembagian tugas yaitu sebagai keuangan dan pemasaran.
Tetapi dalam tahap awal ini seluruh anggota berusaha untuk
bias membuat bros agar dapat menghemat tenaga yang ada
dan menghasilkan produksi dengan kuantitas serta kualitas
yang banyak dan bagus.
5.1.2.2. Perekrutan Tenaga Baru
Saat bisnis dari perusahaan kami ini semakin sukses,
kami akan merekrut beberapa karyawan untuk membantu
kerja pembuatan dan pemasaran bros yang kami hasilkan.
5.1.3. Strategi Penetapan Harga
Upaya yang dapat dilakukan untuk menarik minat dan menjaga
kestabilan permintaan konsumen pada produk perusahaan Kami ini
adalah dengan penetapan harga yang dibawah accessories dari toko
lain tetapi tidak terpaut jauh. Dimana akan menarik minat kalangan
20
konsumen yang mayoritas adalah anak kuliah, dimana kedua belah
pihak baik produsen maupun konsumen saling diuntungkan atau tidak
ada yang dirugikan. Strategi ini meliputi penyesuaian harga pada
pembelian banyak dan eceran, pemberian diskon untuk pelanggan
tetap dan lain sebagainya. Keunggulan dari perusahaan kami ini
adalah harga jual bros yang relatif lebih murah dari yang di pasaran
dengan kualitas yang sama bagusnya.
5.1.4 Rencana Pengembangan Produksi
5.1.4.1. Pengembangan variasi produk
Variasi produk yang akan dijual terletak pada
accessories yang melengkapi bros tersebut, baik dari segi
warna dan bentuk yang akan dapat mempercantik dan terasa
serasi bila dipakai secara bersama dengan Bros kami.
Dalam hal ini, mungkin akan dikembangkan variasi
accessories yang melengkapi Bros kami, sehingga ketika
orang tak hanya akan mencari Bros kami, mereka juga bisa
membeli accessories sesuai dengan apa yang mereka
inginkan yang berarti mereka merasa cocok dengan membeli
Bros beserta accessories atau manik-manik yang kami jual.
5.1.4.2. Pengembangan outlet dan promosi
Untuk pengembangan shop sendiri, kami tidak
memakai stand terlebih dahulu. Untuk itu kami melayani
untuk para konsumen yang ingin membeli dengan mengambil
21
Produk kami di Ketintang Baru II Blok L/3. Alamat tersebut
adalah sebagai rumah produksi dari Oenjoe-oenjoe company,
dimana para tim membuat Bros tersebut. Sehingga kami tidak
membuka stand/shop terlebih dahulu agar mengembangkan
penyebaran dan penjualan produk terlebih dahulu.
5.1.5 Analisis Risiko dan Antisipasinya
Bisnis usaha membuat bros bunga dari kain tile tentu tidak
terlepas dari risiko-risiko yang dapat menghambat keberadaan
maupun proses perkembangan bisnis ini. Analisis terhadap risiko
usaha merupakan sesuatu yang penting, sebab dengan begitu dapat
mempengaruhi antisipasi yang akan dilakukan untuk meminimalisasi
risiko yang terjadi. Beberapa hal yang berpotensi menjadi risiko dalam
usaha ini yaitu antara lain:
a. Ketersediaan bahan baku kain tile
Jika jumlah kain tile yang begitu banyak berada di
dalam gudang akan berdampak kepada tidak dilakukannya
pemeliharaan terhadap kain-kain tersebut. Selain itu,
kelangkaan terhadap adanya kain tile ini dapat terjadi juga,
apabila permintaan konsumen bros yang meningkat. Maka
hal ini akan menjadi faktor risiko juga.
b. Kreativitas dalam pembuatan bros
Kreativitas atau muculnya ide-ide untuk pembuatan
bros sangat diperlukan dalam mencapai permintaan
22
konsumen. Bentuk model bros yang monoton akan dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Namun dengan
model bros yang unik dari kreasi kelompok kami nantinya
juga diharapkan untuk mendapat hak paten.
c. Pesaing
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju,
tidak dapat dipungkiri bahwa sudah banyak sekali orang
yang membuka usaha menjual bros yang menggunakan
bahan baku kain seperti bros dari kain flanel, dari rajutan
dan masih banyak yang lainnya. Apalagi banyak juga bros
yang dibuat dari bahan baku batu-batu permata, mutiara
yang sering kita jumpai di pusat perbelanjaan. Hal ini yang
mungkin dapat menghambat proses penjualan dan
memperpanjang waktu balik modal dari usaha penjualan
bros dari kain tile ini.
d. Pemasaran
Strategi pemasaran produk bros tile yang belum
maksimal ini dapat menjadi salah satu risiko. Konsep
pemasaran belum dapat diakomodasi/dijalankan dengan
baik dan maksimal, meskipun telah direncanakan dengan
matang.
e. Modal
Modal awal yang dikeluarkan untuk usaha membuat
bros dari tile ini berasal dari uang pribadi dari semua
23
anggota dari kelompok ini. Modal ini digunakan untuk
membeli bahan baku kain tile secara grosir (dalam partai
besar) beserta peralatan kebutuhan yang lain untuk
membuat bros tersebut.
Dengan teridentifikasinya risiko-risiko tersebut, maka dapat
dilakukan antisipasi yang menyeluruh sehingga tujuan yang ingin
dicapai dapat berjalan dengan baik. Adapun antisipasi yang dapat
dilakukan meliputi:
a. Ketersediaan bahan baku kain tile
Antisipasi terhadap hal pemeliharaan dan perawatan
kain yang baik dapat dilakukan sebagai berikut :
(1) Pembinaan dan peningkatan skill kepada pegawai
mengenai cara pemeliharaan dan perawatan yang tepat
agar kualitas produk (kain tile) yang dihasilkan selalu
terjamin.
(2) Melengkapi berbagai macam motif kain tile yang
belum dimiliki secara bertahap sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
(3) Melakukan pemeriksaan terhadap kain-kain tile
tersebut secara rutin dan teratur.
Dalam mengatasi masalah pemasokan/ pemenuhan
kebutuhan bahan baku kain tile yang meningkat, supaya
tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku
tersebut. Maka diperlukan jalinan kerjasama dengan
24
distributor kain tile untuk memenuhi permintaan konsumen
bros yang meningkat.
b. Kreativitas dalam pembuatan bros
Ide-ide yang unik dalam pembuatan bros ini sangat
diperlukan karena jika bentuk atau model bros yang dibuat
sama seperti bentuk atau model usaha orang lain, maka
akan menurunkan permintaan konsumen. Sehingga inovasi-
inovasi baru dalam setiap pembuatan bros harus selalu
diperbarui dan berkembang. Agar produktivitas terus
meningkat dan konsumen tidak merasa bosan.
c. Pesaing
Bila kita sudah punya “value” dimata konsumen/
pelanggan sebenarnya kita tidak perlu resah., sekalipun
pesaingnya begitu banyak dan berada dekat di sekeliling
kita. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah menjaga
agar “value” tersebut masih dapat dilihat, dirasakan, dan
diminati oleh para pelanggan.
d. Pemasaran Produk
Pemasaran yang dilakukan secara menyeluruh dan
terus menerus dapat mendukung jumlah penjualan bros tile
ini, sehingga diperlukan beberapa strategi terkait untuk
mengantisipasi terhambatnya sistem pemasaran, diantaranya
dengan mengoptimalkan semua SDM yang ada untuk
melakukan tindakan marketing dan menambah jumlah
25
produk (bros tile) yang dimiliki. Selain itu, penyusunan
rencana pemasaran selama minimal satu tahun juga
diperlukan agar pemasaran yang akan dilakukan menjadi
terarah dan terintegrasi dengan baik.
e. Modal
Apabila modal yang terkumpul masih kurang untuk
menjalankan bisnis ini, maka dapat melakukan pinjaman
kepada pihak lain atau melakukan kegiatan-kegiatan yang
dapat menghasilkan uang. Apabila melakukan pinjaman
sebagai antisipasi waktu tenggang pinjaman, maka perlu
dikelompokkan tersendiri laba yang diperoleh dengan uang
yang digunakan untuk perkembangan perusahaan
selanjutnya. Cara pembagian remunerasi yang proporsional
dilakukan sesuai dengan modal yang telah diberikan oleh
masing-masing anggota kelompok dalam pembuatan bros
tile tersebut.
26
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kami akan menjual aksesoris bagi kaum wanita baik yang berkerudung
atau tidak. Aksesoris yang dibuat dari kain tile ini dibentuk dan dirangkai
sedemikian rupa sehingga menyerupai kelopak bunga. Berdasarkan bahan
utama yang dibutuhkan, yaitu: tile, benang wol, kain flanel, lem tembak, pita
dan karet. Semua bahan tersebut bisa didapatkan dengan mudah karena
memang banyak terdapat di sekitar kita. Selain itu, cara pembuatan yang tidak
terlalu rumit.
Pemakai utama aksesoris ini ialah kaum wanita yang mengenakan jilbab.
Sudah dua tahun terakhir ini ada peningkatan tren fashion di kalangan wanita
berjilbab. Bentuk dan macam kerudung sudah tidak monoton, warnanya juga
sudah berbagai macam. Untuk itu, aksesoris pendukung untuk jilbab juga
perlu terus ditingkatkan macam dan bentuknya. Target utama kami kali ini
adalah mahasiswi FKM Unair. Melihat banyaknya mahasiswi berjilbab dan
peduli dengan fashion, maka keberadaan aksesoris dari kain tile ini akan
mendapatkan peluang yang cukup besar.
Fokus pemasaran kami pertama kali adalah melakukan promosi dan
penjualan Bros. Namun, selain itu, kami juga akan melakukan promosi dan
penjualan accessories jilbab lainnya. Pada pemasaran dan penjualan bros
bunga dari kain tile ini, kami masih memasarkan di kota Surabaya dulu,
27
dimana posisi kota Surabaya sendiri sebagai ibu kota Jawa timur yang
mempunyai kesibukan yang sama dengan Ibu kota Jakarta.
6.2 Saran
Pembangunan sebuah bisnis yang baru tidaklah mudah dan sederhana.
Dibutuhkan sebuah kerja keras dan kesungguhan, selain itu faktor
perencanaan yang matang juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya.
Variasi dan inovasi adalah kunci bagi usaha ini untuk terus berjalan dan maju
berkembang sehingga nantinya akan menghasilkan laba yang tinggi. Pada
akhirnya yang harus pula diperjuangkan dari sebuah usaha adalah komitmen
untuk terus berusaha menghasilkan karya yang lebih baik lagi dari
sebelumnya
28