agusaan.files.wordpress.com file · Web viewpelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk...
Transcript of agusaan.files.wordpress.com file · Web viewpelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk...
SISTEM KOMUNIKASI SATELIT
MATA KULIAH JARINGAN NIRKABEL
Disusun Oleh :
Ketut Rabendara : (14310010)Zitalal Khoirul.M : (14310009)
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
POLITEKNIK GANESHA SINGARAJA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi mempunyai
peranan yang besar untuk berbagai aspek kehidupan.
Contohnya bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri
dan sebagainya. Agar telekomunikasi dapat berjalan
dengan lancar, maka diperlukan sistem komunikasi.
Sistem komunikasi dapat berupa sistem komunikasi
optic, radio dan terrestrial, serta satelit.
Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak
di pakai untuk pelayanan telekomunikasi, tapi pelayanan
telekomunikasi dengan menggunakan terestrial
memerlukan banyak biaya pembangunan infrastruktur.
Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak mampu
melayani telekomunikasi secara global, hal ini
disebabkan antar benua dipisahkan oleh samudra yang
luas. Sedangkan komunikasi terrestrial memanfaatkan
pemantulan gelombang radio pada lapisan ionosfer.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa
ini, memungkinkan berkembangnya teknologi untuk
pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk
perkembangan layanan telekomunikasi, yaitu dengan
adanya sistem komunikasi satelit. Dimana sistem
komunikasi ini memakai layanan satelit untuk
berkomunikasi secara global tanpa dibatasi oleh jarak
antar benua di dunia.
Komunikasi satelit pada saat ini
menyediakankapasitas yang sangat besar baik untuk
percakapan telepon maupun untuk transmisi video.
Selain itu, pemakaian stasiun bumi telah berkurang dari
pada dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.
Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem
transmisi, karena informasi yang akan dikirimkan harus
mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau
sering disebut dengan media transmisi. Dan setiap media
transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan
karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka
pada makalah ini akan dibahas mengenai sistem
transmisi pada sistem komunikasi satellite.
1.2 Batasan Masalah
Pada makalah ini dibahas tentang sistem
transmisi sistem komunikasi satelit, khususnya satelit
komunikasi, meliputi link budget dan jaringan satelit
komunikasi.
BAB II
PENGERTIAN SATELIT
2.1 Sejarah satelit
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei Korolev sebagai kepala disain danKerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika.
Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi. Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika.
Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, "sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh". Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertari Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak mengetahui adanya satupun program satelit Amerika."
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), and the International Geophysical Year, interest angkatan bersenjata meningkat dan pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjai Project Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958.
Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi. Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space Station).
2.2 Sistem Komunikasi Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain
dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua
jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan
buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau
benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti
misalnya, Bulan adalah satelit alami Bumi.
Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet
yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan
sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi
jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya
merupakan satelit alami Matahari.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang
beredar mengelilingi benda lain, misalnya satelit
Palapa yang mengelilingi Bumi.
Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang
dipasang diangkasa dengan tujuan telekomunikasi
menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.
Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit
geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa
tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi
menyediakan sebuah teknologi tambahan bagi kabel
komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi
bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat
terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel,
tidak praktis atau tidak mungkin digunakan.
Komponen Dasar Link Satelit
Arsitektur Komunikasi Satelit
Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi
satelit yaitu space segment (bagian yang berada di
angkasa) dan ground segment (biasa disebut stasiun
bumi).
Space Segment , terdiri dari
Struktur / Bus
Payload
Power Supply
Kontrol temperature
Kontrol attitude dan orbit
Sistem propulsi
Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)
Space segment berguna untuk mengontrol dan
memonitor satelit. Hal ini termasuk, tracking, telemetry
dan command station (TT&C) bersama dengan satellite
control centre, tempat operasional dari station-keeping
dan checking fungsi vital dari satelit dilakukan.
Gelombang radio yang ditransmisi oleh stasiun bumi,
diterima oleh satelit. Link yang terbentuk disebut
UPLINK. Satelit akan mentransmisi gelombang radio ke
stasiun bumi penerima, dan link nya disebut
DOWNLINK. Kualitas dari suatu link radio ditentukan
oleh carrier-to-noise ratio. Kualitas dari overall link
menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke end user.
Pada prinsipnya satelit komunikasi merupakan
stasiun pengulang (repeater)diangkasa. Sinyal-sinyal
yang dikirim oleh antena di bumi setelah
diterimadiperkuat oleh peralatan-peralatan di satelit kemudian
dikirim kembali ke bumi.Keuntungan utama dari satelit
komunikasi adalah daya tampung lalu
lintastelekomunikasi yang besar dan fleksibel serta
mempunyai daerah liputan yangluas di bumi.
Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
a) Sub-sistem Antena ; untuk memnerima dan
memancarkan sinyal
b) Transponder : peralatan-peralatan elektronik
untuk menerima, memperkuatdan merubah
frekwensi sinyal-sinyal yang diterima dan
dipancarkankembali ke bumi.
c) Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk
membangkitkan daya listrikyang dibutuhkan bagi
satelit.
d) Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur
dan merubah daya listrik yangdibangkitkanke
dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh peralatan-
peralatan elektronik.
e) Sub-sistem komando dan telemetri : untuk
memancarkan data-datatentang satelit ke bumi
dan menerima komando (perintah-
perintah)daribumi.
f) Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur
perubahan-perubahanposisi dan ketinggian
satelit agar bisa berada tetap pada posisi
tertentudalam orbit.
g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar
antena-antena satelit dapatselalu mengarah ke
sasaran yang tepat di bumi.
Ground Segment , terdiri dari
User Terminal
SB Master
Jaringan.
Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke
end user. Stasiun bumi dibedakan atas ukurannya yang
bervariasi berdasarkan volume traffic yang dibawa oleh
link satelit dan tipe trafiknya. Stasiun terbesar memiliki
antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat
Network),
yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m atau lebih
kecil lagi berupa mobile station terminal. Sebagian
stasiun berfungsi menerima dan mengirim, namun ada
juga yang hanya menerima saja (RCVO station)
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :
1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berdungsi
untuk mengendalikansatelit agar tetap ditempat yang
diperintahkan, serta menjalankan fungsiyang
dikomandokan.
2) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat
mengirimkan danmenerima sinyal-sinyal informasi dan siaran
televisi
3) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan
dan menerimasinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat
menerima siaran televisi.4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) :
stasiun bumi yang untuk keadaan daruratataupun khusus
misalnya peliputan siaran TV secara langsung.5) Television
Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya
dapatmenerima siaran televisi lewat satelit.
2.3 Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit
Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II
yang merupakan pengembangan teknologi saat itu,
Missiles dan Microwaves, untuk dikombinasikan
sebagai awal dari era komunikasi satelit.
Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke
tahun diantaranya:
1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra
Terrestial Relays”
1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refleksi ECHO
1963 : Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner
SYNCOM
1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial
pertama di dunia, INTELSAT I
1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan
peluncuran PALAPA
1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile ,
INMARSAT 4
1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan
telepon mobile, INMARSAT C
1993 : Sistem telepon denga digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 : Peluncuran Telkom – 1
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pentransmisian Sistem Komunikasi Satelit
Pada prinsip karakteristik Sistem Komunikasi
Satelit serupa dengan microwave radio links tapi
dibedakan atas 3 karakteristik penting:
Sinyal Komunikasi Satelit menempuh jarak yang
sangat jauh tanpa penguatan, konsekuensinya
satelit bersifat aktif, mempunyai penguatan sinyal
yang on-board.
Peralatan berada di daerah yang tidak dihuni
manusia (extreme environment = luar angkasa)
Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan
setelah satelit diluncurkan ke orbit (baru bisa
dilakukan pada orbit LEO)
Satelit komunikasi awalnya digunakan untuk
pelengkap sistem kabel jarak jauh (long distance cable
systems), namun terdapat beberapa perbedaaan diantara
kedua sistem tersebut :
Long distance cable bersifat point-to-point
connections, Komunikasi Satelit bersifat point-to-
multipoint / multipoint-to-multi point connections
Biaya sistem kabel meningkat dengan
pertambahan jarak, biaya link satellite tidak
tergantung oleh jarak antar Stasiun bumi.
Transmisi satelit dapat mengatasi hambatan fisik
dan politik yang tidak dapat dilewati oleh sistem
kabel.
Satelit dapat menyediakan layanan bagi mobile
terminals.
Perbedaan ini mengubah evolusi layanan
Komunikasi Satelit. Satelit sendiri memiliki 2 peranan,
yaitu:
o Memperkuat (amplify) received carriers untuk
retransmisi pada posisi downlink
o Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari
re-injection dari sebagian transmitted power ke
receiver.
Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit
adalah proses yang sangat kompleks yang membutuhkan
koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini
dilakukan dibawah pengawasan International
Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan
frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi
3, yaitu:
Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih
Soviet) dan Mongolia
Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan,
Greenland
Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia
dan Pasifik Barat Daya
Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan
untuk berbagai macam layanan satelit, walaupun
frekuensi tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di
kawasan lain. Beberapa layanan satelit adalah sebagai
berikut:
a. Fixed Satellite Service (FSS)
FSS menyediakan link untuk jaringan telepon
dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke
perusahaan tv kabel, untuk kemudian didistribusikan
melalui jaringan kabel. Contoh FSS: DTH (Direct To
Home), akses internet, video conferencing, satelit new
gathering (SNG), frame relay, Digital Audio
broadcasting (DAB).
Keunggulannya tidak tergantung pada jarak,
dapat menyediakan layanan untuk cakupan semua
wilayah.
b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke
rumah-rumah masyarakat sehingga sering juga disebut
DBS (Direct Broadcast Satellite).
c. Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi
bergerak baik di daratan, laut maupun udara.
d. Navigational Satellite Service
Navigational satellite service melayani global
positioning system (GPS).
e. Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan
layanan penyelamatan (rescue).
Orbit
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui
oleh objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh
dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa secara
matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil
perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler.
Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya
kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau
episiklus seperti yang semula dipercaya. Orbit adalah
lintasan yang dilalui oleh satelit. Satelit akan bergerak
lebih pelan pada lintasannya ketika jarak dari bumi
meningkat.
Macam–Macam Orbit Satelit
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian
orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan
ketinggian berapa pun.
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 -
1500km di atas permukaan bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO):
1500 - 36000 km.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit,
GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan
Bumi
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit,
GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas
36000 km.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan
untuk mengkategorikan satelit, diantaranya:
Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode
orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan
inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu
melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.
Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang
berada tepat di atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan
eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan
Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan
tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode
orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan
periode rotasi Bumi. Orbit ini sangat diminati oleh
operator-operator satelit buatan (termasuk satelit
komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada
lintang 0°, lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya
di bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth
Orbit) berada pada ketinggian 36.000 km. Periode
orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi
Matahari. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca
umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi
(sudut kemiringan terhadap bidang ekuator) nol derajat
dan dikontrol terus (seperti pada satelit telekomunikasi)
bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya
disebut geostationer orbit (GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya:
Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada
frekuensi Ka-band (20-30 GHz) akan dapat
menyalurkan troughput dalam orde giga bit per
detik.
Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah
karena tidak ada biaya penggelaran dan satu
satelit dapat mengcover daerah yang luas.
Topologi network sederhana. Dibandingkan
dengan model interkoneksi mesh pada network
terestial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang
lebih sederhana.
Dengan topologi sederhana maka performasi
network lebih mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar
untuk hand set. Hal ini membuat hand set
menjadi lebih besar dan mengurangi umur
baterai.
Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user.
Biasanya, delaynya ¼ detik, tetapi dapat lebih
lama. Pada telfon selular, delay lebih besar dari
¼ detik tidak dapat diterima. Terjadinya
interferensi dan atau koneksi yang tidak teratur
disebabkan adanya salju, hujan, dan bentuk lain
gangguan cuaca.
LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO)
adalah sebuah orbit sekitar Bumi antara atmosfer dan
sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi
rendah. Batasan ini tidak didefinisikan secara pasti,
tetapi biasanya sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya
berada di bawah intermediate circular orbit (ICO) dan
jauh di bawah orbit geostationary. Orbit lebih rendah
dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat karena
gesekan atmosfer. Orbit yang lebih tinggi dari orbit ini
merupakan subyek dari kegagalan elektronik awal
karena radiasi yang kuat dan pengumpulan muatan. Orbit
dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih tinggi biasanya
disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer
di thermosphere (sekitar 80-500 km di atas) atau
exosphere (kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari
ketinggian orbit. Kebanyakan penerbangan angkasa
berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space
shuttle dan bermacam misi stasiun angkasa, satu
pengecualian adalah tes penerbangan suborbital seperti
Proyek Mercury awal dan penerbangan SpaceShipOne
(yang tidak ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek
Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi
penggunaannya, sistem-sistem LEO dapat dibagi dalam
dua sistem, yaitu:
Sistem yang dapat beroperasi dengan
mem”bypass” jaringan telekom yang ada. Dalam
group ini hanya IRIDIUM yang baru dapat
digolongkan kedalamnya.
Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom
yang ada. Sehingga dapat dianggap sebagai
perluasan sistem-sistem Cellular ataupun jaringan
telekom yang ada.
MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO,
Medium Earth Orbit) berada pada ketinggian 5.500-
36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS (global
positioning system) milik Amerika Serikat dan
GLONASS (global navigation satellite system) milik
Rusia menempati orbit menengah ini, sekitar 18.000-
20.000 km dari Bumi.
Interferensi Pada Sistem Satelit
Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat
disebabkan oleh banyak sumber, yaitu:
Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima
memiliki antena dengan pattern receive yang
buruk, artinya gain side-lobenya cukup besar
(tinggi), maka sinyal down-link yang berasal dari
satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima
sebagai sinyal interferensi.
SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul
disebabkan oleh SB pemancar dari satelit lain.
Apabila SB pemancar tersebut memiliki antenna
dengan pattern side-lobe dengan gain yang cukup
besar, maka carrier pada arah side-lobe juga
memiliki daya yang cukup tinggi untuk
mengganggu sistem satelit.
Intermodulasi kanal terdekat Satu transponder
dibebani atau dioperasikan untuk multi carrier
seperti sistem FDMA atau 2T ½, maka carrier-
carrier tersebut akan menimbulkan sinyal
termodulasi pada transponder tersebut dan
transponder dikanan-kirinya. Walaupun pada
output multiplexer transponder sudah dilengkapi
filter yang akan mem-filter sinyal intermodulasi,
tetapi energi yang ditimbulkan akan tetap
melebar ditransponder kanan-kirinya.
Interferensi dari sistem terresterial. Sistem
terresterial beroperasi pada frekuensi band yang
sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit
Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.
Cross Polarisasi Antena
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder
menggunakan sistem polarisasi ganda (polarisasi
ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan
polarisasi Horizontal. Pada sistem Ku-band,
cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh
pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah
polarisasi sinyal.
Sedangkan pada C-band terjadinya cross-
polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya
isolasi antara polarisasi Vertikal dan horizontal
pada sistem feed-horn antena. Isolasi cross-poll
yang diijinkan adalah >30 dB.
Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar
yang ditimbulkan oleh sistem pembakaran motor
dua tak yang tidak sempurna, yaitu dapat
mengganggu pada sistem digital dimana
carriernya kecil. Contoh lainnya adalah
terganggunya/lenyapnya sinyal sinkronisasi pada
sistem TDMA yang mengakibatkan terganggunya
sistem secara keseluruhan.
3.2 Link Budget Sistem Komunikasi Satelit
Link budget adalah kegiatan menghitung dari
rencana power yang akan dipancarkan ke satelit dari
stasiun bumi untuk mendapatkan suatu nilai C/Ntotal dari
suatu link. Dalam perhitungan link budget ini besarnya
power yang dipancarkan akan tergantung dari : jenis
carrier, ukuran antena penerima, karakteristik satelit,
lokasi stasiun bumi dan servis yang diharapkan. Dalam
mendesain link budget harus diusahakan supaya
penggunaan satelit dapat optimal. Yang dimaksud
optimal adalah persentase dari penggunaan banwidth dan
power satelit adalah sama.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mendisain link budget adalah :
a). Antena stasiun bumi
b). Intermodulasi
c). Interferensi satelit
d). Cross polarisasi antenna
e). Redaman hujan
f). Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit
dan sebaliknya
g). Bandwidth carrier
h). Pattern coverage satelit (SFD, G/T,
EIRP)
i). Kualitas pelayanan yang diharapkan
Antena stasiun bumi
Antena adalah faktor komponen utama dalam
mendisain suatu link budget karena antena ini
berhubungan dengan kemampuan untuk mengirim dan
menerima sinyal dan efeknya yaitu sidelobe antena,
karena hal inilah yang akan berakibat pada
gangguan/interferensi ke satelit lain. Ada tiga tipe antena
yang biasa digunakan dalam sistem komunikasi satelit.
Ketiga jenis antena tersebut adalah
1. Cassegrian / focal fed antennas
Jenis antena ini banyak digunakan untuk TVRO,
sedangkan untuk mengirimkan sinyal maka dibutuhkan
kabel yang agak panjang untuk sampai ke fed nya.
Gambar focal fed antennas
2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang
berukuran besar, antena ini juga mempunyai efisiensi
yang tinggi untuk transmit dan receive. Gambar antenna
Gregorian
3. Offset fed antenna
Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena
reflector dari antena tidak simetris. Sehingga tipe antena
ini susah dalam pembuatan dan mahal untuk jenis antena
yang berukuran besar (lebih besar dari 2.4 meter).
Gambar antenna Offset fed.
Gain antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit
tidak hanya untuk menerima sinyal saja tetapi yang lebih
penting adalah untuk mengirimkan sinyal ke satelit.
Diameter antena yang digunakan akan sangat
berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan
untuk mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai
berikut :
G = μ[πdf/c]²ataug = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
dimana : g = gain antena (dbi)
μ= efisiensi antena
d = antenna diameter (meter)
f = frequency (hz)
c = kecepatan cahaya (3x108m/s)
Sidelobe antena/antenna pattern
g(ø) = 29-25*log(ø)
g(ø) = 32-25*log(ø)
g/t antenna
sistem penerimaan untuk sistem komunikasi satelit yang
berhubungan dengan antena biasanya selalu diberikan
dalam bentuk perbandingan g/t.
Dalam perhitungan g/t biasanya referensi titik yang
diambil adalah pada input LNA, tetapi kenyataannya
tidak demikian namun hal ini tidak akan berpengaruh
pada besarnya g/t antena meskipun titik referensinya
berbeda
perhitungan g/t antena :
G/t = grxa-loss-10xlog(Tsys)
Tsys=ta/l+to(l-1)/l+t1+to(f-1)/g
dalam praktek biasanya diambil Tsys= 80°K sedangkan
untuk ku-band Tsys=160°K
Intermodulasi
Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari
power TWTA atau SSPA yang tidak linear. Sehingga
apabila power SSPA dipakai untuk penggunaan multi
carrier maka harus dilakukan output backoff. Besarnya
backoff ini tergantung dari berapa besar nilai
intermodulasi yang diijinkan. Besarnya output backooff
ini dihasilkan oleh karakteristik dari am/am dari power
TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier
dapat dilihat dibawah ini.
Interferensi satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang
mempunyai elevasi rendah/kecil.
2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain
interferensi diakibatkan oleh jarak antar satelit, pattern
dari antena yang tidak baik, coverage dari satelit mempu-
nyai cakupan daerah dan beroperasi pada frekuensi yang
sa-ma. Jarak satelit normalnya 2°
oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit
diharuskanmenggunakan antena yang mempunyai
spesifikasi sebagai be-rikut : g(ø) = 29-25*log(ø)
3. Intermodulation product
interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan
(non linearity) dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari
ada-nya angin atau gangguan lain.
Dalam perhitungan interferensi antar satelit ini
ada dua tipe interferensi yaitu interferensi uplink dan
interferensi downlink. Interferensi antar satelit ini lebih
disebabkan oleh side lobe dari antenna yang digunakan.
Loss/redaman
I. Tipe dari loss
1. Redaman jarak (free space loss)
redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi
yang digunakan dan juga tergantung pada aktual jarak
dari sta-siun bumi ke satelit, sedangkan jarak ini akan
dipengaruhui oleh lokasi dari stasiun.
2. Redaman hujan (rain attenuation)
redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup
pen-ting yang harus diperhatikan dalam sistem
komunikasi sate-lit. Hal ini terutama bila sistem
komunikasi satelit berope rasi diatas 10 Ghz. Besarnya
redaman akibat hujan hujan dipengaruh besarnya butiran
hujan, frekuensi, ketinggian hujan dan polarisasi da-ri
gelombang yang dipancarkan.
3. Pointing error (pe)
redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini terjadi
bila antena tidak menggunakan sistem “autotrack”.
BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital
Carier Digital :
BWOCC = 1.2x (IR+OH)x(1/m)x(1/FECxRS)
dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)
m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2)
FEC= Forward Error Correction
RS = Reed Solomon Code
BWALC =1.2x BWOCC
BWXPDR= INT(BWALC/30)x30+30
Konversi dari EB/NO ke C/ NO dan C/N :
C/ NO = EB/NO +10 x LOG(TR) ATAU C/N = EB/NO +10
x LOG(TR/BWOCC)
Untuk Carrier Analog :
1. Sistem
A.TV ANALOG (PAL, NTSC)
B.FDM, SCPC
2. Perhitungan Bandwitdh
BW= 2(Dfv + fv)
dimana :
Dfv = peak deviation video signal (11MHz)
fv = top baseband frekuensi
Konversi dari C/NO ke S/N :
S/N = C/NO + 10 x LOG[3fpk2/(2fv
3)]+ PW – IM +
CF
Dimana:
fpk= peak deviasi dari signal video (tipikalnya
9.85MHz)
PW = factor emphasis dan weighting (NTSC =
12.3 dB, PAL B/B= 16.3 dB)
IM = margin (tipikalnya 1-2 dB)
CF = faktor konversi rms ke peak to peak
Metode Perhitungan Link Budget
Link komunikasi satelit terdiri dari dua
komponen utama yaitu kompenen sisi uplink (pemancar)
dan komponen sisi downlink (penerimaan). Tetapi hal ini
tidak mungkin karena adanya penambhan noise akibat
termal dan faktor gangguan akibat interferensi yaitu
interferensi akibat dari sistem satelit lain dan interferensi
cross polariasi dari sistem/carrier lain dan efek dari
intermodulasi.
1. Link up/transmit
persamaan dari komponen uplink untuk sistem
transmisi satelit dapat dituliskan sebagai berikut :
C/NUP = EIRPES - FSLUP – PE - LRAIN + G/TSAT – K
– B
dimana :
EIRPES = POWERES + GTXES(dBW)
Power HPA/SSPA = POWERES+LWAVEGUIDE (dBW)
FSLUP = free space loss uplink (dB)
PE = pointing error dari antena transmit (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi uplink (dB)
G/TSAT = G/T dilihat dari contour (dB/°K)
K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)
2. Link down/receive
persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi
satelit dapat dituliskan sebagai berikut :
C/NDN = EIRPSAT - FSLDN – PE - LRAIN + G/TES –
K – B
dimana :
EIRPSAT = EIRPSATELLITE SATURATION-OBOCARRIER(dBW)
FSLDN = free space loss downlink (dB)
PE = pointing error dari antena receive (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi downlink (dB)
G/TES = G/T dari stsasiun bumi (dB/°K)
K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)
untuk mendapatkan nilai dari OBOCARRIER dapat
dijelaskan sebagai berikut :sebelum kita menghitung
nilai OBO, kita kita harus mengetahui hubungan antara
input power dan output power dari satelit (karakteristik
dari SSPA/TWTA) dari satelit dan hal ini dapat dilihat
atau mengacu pada data/curva am/am yang diberikan
dari SSPA atau TWTA yang digunakan.
Untuk menghitung ouput power, langkah pertama adalah
menghitung power input backoff dari titik saturasi
dibandingkan dengan flux density power uplink terhadap
saturatined fluxd density dari satelit yang didapat dari
countour tadi. Nilai dari SFD satelit ini diberikan
berdasarkan spesifikasi dari satelit dan lokasi dari stasiun
bumi yang digunakan. Dari penjelasan tersebut
perhitungan dari IBOCXR dan OBOCXR dapat
diberikan sebagai berikut :
IBOCXR = SFD -ØC = SFD - EIRPES + FSLUP +
PE + LRAIN - G1
OBOCXR=IBOCXR-(IBOAGG-OBOAGG)
dimana :
IBOAGG= input backoff pada multi-carrier
(palapa-c = 6 dB)
OBOAGG= output backoff pada multi carrier
(palapa-c = 4.5 dB)
SFD = saturated flux density dari satelit
3. Link total
perhitungan C/N total dari link dapat diberikan sebagai
beri kut
[C/NTOTAL]-1 = [C/NUP]-1 + [C/NDN] -1 + [C/IM]-1 +
[C/IADJ]-1 + [C/XPOLL]-1
Atau
C/NTOTAL = [(C/NUP)-1 + (C/NDN )-1 + (C/IM )-1 +
(C/IADJ)-1 + (C/XPOLL)-1]-1
dimana :
C/IADJ= C/NREQ+12.2 dB;
Untuk Carrier Digital C/NREQ==Eb/NoREQ+ 10
LOG(TR/BW)
C/XPOLL= 30 dB
Keunggulan Komunikasi Satelit
Cakupan yang luas: satu negara, region, ataupun
satu benua
Bandwith yang tersedia cukup lebar;
Independen dari infrastruktur terrestrial;
Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat;
Biaya relatif rendah per site;
Karakteristik layanan yang seragam;
Layanan total hanya dari satu provider;
Layanan mobile/wireless yang independen
terhadap lokasi.
Baik untuk jenis
a. Titik Ke Titik
b. Titik Ke Banyak Titik
c. Banyak Titik Ke Satu Titik
Kelemahan Komunikasi Satelit
•Delay propagasi besar.
•Rentan terhadap pengaruh armosfir, dll
•Up Front Cost tinggi: Contoh untuk Satelit GEO:
Spacecraft, Ground Segment & Launch = US $
200 jt, Asuransi : $ 50 jt.
•Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk
jarak pendek maupun jauh relatif sama.
•Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan
kapasitas digunakan secara intensif.
Aplikasi dari Penggunaan Satelit
Telekomunikasi
1. Penghubung telepon global (Global
tellecommunication connection)
Jaringan telepon global juga dikenal sebagai
Jaringan Telepon Switch Publik (PPSTN adalah
singkatan dari Public Switched Telephone Network atau
yang biasa disebut jaringan telpon tetap (dengan kabel).
PSTN secara umum diatur oleh standar-standar teknis
yang dibuat oleh ITU-T, dan menggunakan
pengalamatan E.163 / E.164 (secara umum dikenal
dengan nomor telepon). Public Switched Telephone
Network,PSTN ).
2. Penghubung komunikasi untuk di tempat terpencil.
Satelit mampu menyediakan link komunikasi
sampai ke komunitas terpencil yang sulit dijangkau oleh
sistem komunikasi lain. Tentu saja, sinyal satelit tidak
menghiraukan batasan wilayah politik, yang bisa
menjadi kelebihan ataupun kekurangan dari sistem
komunikasi ini.
3. Global Mobile Communication (GSM)
adalah salah satu standar sistem komunikasi
nirkabel (wireless) yang bersifat terbuka. Telepon GSM
digunakan oleh lebih dari satu milyar orang di lebih dari
200 negara. Banyaknya standar GSM ini membuat
roaming internasional sangat umum dengan “persetujuan
roaming” antar operator telepon genggam. GSM berbeda
banyak dengan teknologi sebelumnya dalam pensinyalan
dan “channel” pembicaraan adalah digital, yang berarti
ia dipandang sebagai sistem telepon genggam generasi
kedua (2G). GSM merupakan sebuah standar terbuka
yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
4. Sistem satelit untuk memperluas sistem telepon seluler
Sekarang ini, hanya 15% dari daratan dunia
terlayani oleh selular atau teresterial telefon, sehingga
satelit menjadi satu-satunya alternatif bila kabel atau
selular tidak tersedia.
5. Akses internet melalui satelit
Jenis teknologi satelit telah digunakan untuk
aplikasi akses Internet, seperti DirectPC di Amerika,
Jepang, Kanada, dan beberapa negara di Eropa.
Kecepatan akses Internet dapat menggunakan kecepatan
yang bervariasi antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk
keperluan down-loading dengan asymmetric IP traffic:
transaksi atau file.
6. Satelit Direct to Home (DTH)
Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH)
sebagai infrastruktur TV Link untuk mengirimkan
beratus-ratus program langsung ke rumah-rumah melalui
jaringan satelit.
7. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang
populer diantara yang ditawarkan oleh operator-operator
satelit. Pelayanan SNG ini menyediakan kepada para
pelanggannya, seperti perusahaan-perusahaan penyiaran
TV, pemerintah, untuk memiliki kemampuan yang
mobile dalam meliput program-program outdoor dan
siaran langsung TV (acara berita dan olahraga) maupun
untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada
kondisi bencana atau darurat. Dalam mengirimkan
pelayanan-pelayanan SNG, operator-operator satelit
dengan cara sederhana menyediakan stasiun bumi
portable atau mobile dengan kemampuan sistem audio,
percakapan telepon dan video. Satelit-satelit dengan
frekuensi-frekuensi pita Ku atau Ka memiliki
karakteristik yang fleksibel dan portabel disebabkan
karena ukuran terminal VSAT mobile nya relatif kecil
dan sederhana.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang
dipasang diangkasa dengan tujuan
telekomunikasi menggunakan radio pada
frekuensi gelombang mikro
2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap
sistem kabel jarak jauh.
3. Komponen sistem komunikasi satellite terdiri
dari space segmen dan ground segmen
4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mendisain link budget adalah : antena stasiun
bumi, Intermodulasi, Interferensi satelit, Cross
polarisasi antenna, Redaman hujan, Loss jarak
antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya,
Bandwidth carrier, Pattern coverage satelit
(SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang
diharapkan.
5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan
satelit adalah proses yang sangat kompleks
yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan
tingkat internasional
6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam
pengorbitan satelit; orbit rendah, orbit
menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner,
orbit tinggi juga ada orbit khusus: orbit
Molniya ,orbit sunsynchronous, orbit polar
7. Antena stasiun bumi merupakan adalah faktor
komponen utama dalam mendisain suatu link
budget untuk mengirim dan menerima sinyal,
terdapat tiga jenis antena: antena .
Cassegrian ,antena Gregorian, antena Offset fed
antenna
8. Untuk mencari Gain pada Antena
G = μ[πdf/c]²ataug = 10log(μ) +
20*log(πdf/c)
9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua
komponen utama yaitu kompenen sisi uplink
(pemancar) dan komponen sisi downlink
(penerimaan)
10. Terdapat beberapa gangguan pada system
komunikasi satelit ini , yaitu :
1. Interferensi satelit
Beberapa sumber interferensi:Jaringan
terrestrial, Adjacent satellite/jaringan satelit
lain, Intermodulation product,
Crosspolarization
2. redaman(loss)
adapun beberapa tipe loss: Redaman jarak
(free space loss), Redaman hujan (rain
attenuation), Pointing error (pe).
4.2 Daftar pustaka
http//dokumen.tips/download/link/sistem-komunikasi-
satelit