Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

22

Click here to load reader

Transcript of Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

Page 1: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI UMUM

HITUNGAN MPN

NAMA ANDREAS BIMANDA CAHYADINIM 145100100111015

KELOMPOK A1KELAS A

ASISTEN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2015

Page 2: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

Tanggal Praktikum 25 Maret 2015Praktikum 3.2 HITUNGAN MPN (Most Probable Number)

A. Pre-Lab1. Jelaskan prinsip metode hitungan MPN !

MPN adalah suatu metode perhitungan mikroorganisme berdasarkan data kualitatif hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data kuantitatif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml(g)). Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu” (Pradhika, 2014).

2. Apakah fungsi media berikut yang digunakan dalam pengujian MPN ?Lactose broth digunakan untuk menumbuhkan Salmonella dan bakteri koliform dari

makanan, air dan hasil ternak.reaksi enzimatis elatin dan ekstrak sapi memberikan sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhan bakteri pada lactose broth. Laktosa adalah karbohidrat. Fermentasi laktosa dibuktikan dnegan timbulnya gas (Corry, 2011).EMB agar

Agar EMB merupakan media padat untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung dan memiliki indicator berupa eosin dan methylene blue. Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (Most Probable Number) sehingga dapat memperkirakan jumlah E.coli dalam sampel (Garg, 2010).

Brilliant Green Lactose Bile Broth adalam pengujian MPN digunakan sebagai uji kepastian atau uji penegasan pada media yang digunakan. BGLB merupakan media yang akan berubah menjadi warna hijau metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media karena adanya koloni Coliform yang bereaksi (Pierre, 2007).

3. Apa yang dimaksud dengan tabung positif dan tabung negatif pada metode MPN ? Jelaskan!Pada metode MPN, perhitungan berdasarkan jumlah tabung positif, yaitu yang ditambahi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas. Dalam metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinkubai dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad renik, beberapa tabung mungkin mendukung lebih dari 1 jasad renik. Sedangkan tabung yang lain tidak mengandung sel sama sekali. Dengan demikian, setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagi tabung positif. Sedangkan tabun yang lain negative (Entis, 2005).

Page 3: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

B. Diagram Alir1. Uji Penduga

Diencerkan dengan pepton hingga seri pengenceran tertentu

Diambil 1 ml dari 3 pengenceran terakhir

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi LB dengan tabung durham

Diinkubasi 48 jam dengan suhu 37oC

Diamati pembentukan gas pada tabung durham dengan tingkat kekeruhan

Dicatat tabung positif dan dihitung

2. Uji Penguat

Diinokulasi dengan jarum ose EMBA dengan goresan kuadran

Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Jumlah cawan EMBA pada semua pengenceran dihitung (baik fekal maupun non-fekal)

Sampel

Hasil

Tabung MPN Positif

Hasil

Page 4: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

C. Diagram Alir Revisi1. Uji Penduga

Diencerkan dengan pepton hingga pengenceran 10-4

Diambil 1 ml dari 3 pengenceran terakhir

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi LB dengan tabung durham

Diinkubasi 48 jam dengan suhu 37oC

Diamati pembentukan gas pada tabung durham dengan tingkat kekeruhan

Dicatat tabung positif dan dihitung

2. Uji Penguat

Diinokulasi pada media EMBA dengan metode goresan kuadran dengan menggunakan ose

Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Jumlah cawan EMBA pada semua pengenceran dihitung (baik fekal maupun non-fekal)

Air PDAM

Hasil

Tabung MPN Positif

Hasil

Page 5: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

D. Analisa Prosedura) Uji Penduga

Dalam praktikum hitungan MPN (Most Probable Number), percobaan pertama yang dilakukan adalah uji penduga untuk menghitung jumlah tabung positif yang ditumbuhi mikroba setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam. Alat dan bahan yang digunakan adalah 5 pipet ukur 1 ml, 1 bulb/labu hisap yang berfungsi untuk menghisap larutan, 1 rak tabung reaksi, 4 tabung reaksi berisi pepton sebagai pengencer, 9 tabung reaksi berisi media cair berupa Lactose Broth dan juga berisi tabung durham sebagai media untuk menanam sampel, 2 gelas beker, masing-masing 500 ml dan 1000 ml, alkohol 70%, tisu, vortex untuk menghomogenkan larutan, korek dan bunsen. Bahan yang digunakan berupa sampel air pdam yang didapatkan dari salah satu rumah kos dikota malang di kawasan sekitar jalan kumis kucing, Es blewah yang didapatkan dari salah satu pedagang penjual es blewah di pasar blimbing, dan Es teh yang didapatkan dari salah satu kantin di Universitas Brawijaya.

Setelah semua alat dan bahan siap kemudian mengaseptis diri dan lingkungan dengan cara menyemprotkan alkohol 70% ke telapak tangan dan kepunggung tangan, kemudian dilanjutkan dengan menyemprotkannya ke meja kerja dan dibersihkan dengan cara dilap searah dengan menggunakan tisu. Setelah melakukan aseptis, selanjutnya dilakukan pengenceran sampel, untuk sampel air pdam diencerkan hingga 10-4, sampel es blewah dan es teh diencerkan hingga 10-6. Pertama menuangkan sampel ke gelas beker, kemudian membuka semua kertas payung yang masih menutupi kapas penyumbat tabung reaksi, menyalakan bunsen, melabeli plastik pipet ukur sesuai dengan jumlah pengenceran yaitu 100 – 10-5, plastik PE pembungkus pipet ukur dibuka sedikit hanya pada ujung-ujungnya saja supaya badan dari pipet ukur tidak terkena udara dari luar, bulb lalu dipasangkan pada ujung tumpul pipet ukur. Pipet ukur pertama yaitu dengan label pengenceran 100 yang diujungnya telah terpasang bulb selanjutnya digunakan untuk mengambil sampel yang telah dituang ke gelas beker sebanyak 1 ml, bulb yang digunakan terlebih dahulu dikempiskan dengan cara menahan tombol A diatas bulb dan menekan bulb hingga semua udara didalamnya keluar, kemudian cara mengambilnya adalah dengan menekan tombol S untuk menghisap larutan sampel. Setelah larutan sampel masuk kedalam pipet ukur tepat 1 ml dengan memperhatikan meniskus bawah untuk sampel jernih (air pdam) dan meniskus atas untuk sampel berwarna (es teh dan es blewah), kemudian kapas penyumbat tabung reaksi berisi pepton dengan label 10-1 dibuka dengan cara dijepit menggunakan jari kelingking dan jari manis tangan kanan dan ditarik keluar, mulut tabung selanjutnya dipanasi sebentar di atas bunsen untuk menghilangkan adanya kemungkinan bakteri yang menempel pada mulut tabung, 1 ml sampel yang telah diambil dan ada didalam pipet ukur selanjutnya dimasukkan kedalam tabung ukur dengan cara menekan tombol E pada bulb agar semua larutan didalam pipet ukur keluar, mulut tabung reaksi dipanaskan kembali sekali lagi dan kemudian ditutup dengan sumbat kapas. Tabung reaksi berisi pepton dengan label pengenceran 10-1 selanjutnya di vortex untuk menghomogenkan larutan didalamnya. Setelah dihomogenkan kemudian melakukan pengenceran kedua, tabung reaksi pepton 10-1 dibuka tutup sumbat kapasnya, mulut tabung reaksi dipanaskan dan cairan didalamnya diambil 1 ml dengan menggunakan pipet ukur 1 ml yang berlabelkan 10-1, mulut tabung reaksi dipanaskan dan ditutup dengan sumbat kapas. Kemudian tabung reaksi kedua berisi pepton dengan label pengenceran 10-2 disiapkan, dibuka tutup kapasnya dan dipanaskan mulut tabung reaksi sebentar diatas bunsen. Selanjutnya cairan didalam

Page 6: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

pipet ukur dikeluarkan didalam tabung reaksi, mulut tabung reaksi selanjutnya kembali dipanaskan dan ditutup dengan menggunakan sumbat kapas, tabung reaksi kemudian divortex untuk menghomogenkan larutan didalamnya, pengenceran kemudian dilakukan hingga didapatkan nilai pengenceran yang diharapkan, untuk sampel air pdam cukup hingga pengenceran 10-4 namun untuk sampel es blewah dan es teh diencerkan hingga nilai pengenceran 10-6.

Setelah diencerkan hingga ke nilai pengenceran yang diharapkan, 3 pengenceran terakhir dari masing-masing sampel selanjutnya ditanam didalam tabung reaksi yang berisi Lactose Broth dan tabung durham untuk menguji adanya bakteri koliform dalam tiap sampel. Yang dilakukan adalah pertama mengambil larutan sampel dari tabung reaksi yang berisi pepton dengan label pengenceran 10-2 untuk sampel air pdam dan 10-4 untuk sampel es blewah dan es teh dengan menggunakan pipet ukur sesuai dengan label yang telah dipasangi bulb pada ujungnya, caranya sumbat kapas dibuka, mulut tabung reaksi dipanasi, pipet ukur dimasukkan hingga terkena larutan dan bulb ditekan huruf S, setelah terambil 1 ml kemudian pipet dikeluarkan, mulut tabung reaksi dipanasi sekali lagi untuk selanjutnya ditutup dengan menggunakan sumbat kapas. Tabung reaksi yang berisi LB dan durham dipersiapkan, sumbat kapas dibuka, mulut tabung reaksi dipanaskan, pipet ukur dimasukkan sedikit dan bulb ditekan tombol E untuk mengeluarkan semua larutan didalam pipet ukur. Pipet ukur dikeluarkan dan mulut tabung reaksi dipanaskan sekali lagi, kemudian sumbat kapas ditutupkan. Tabung reaksi tidak perlu di vortex karena didalamnya terdapat tabung durham. Tiap pengenceran dari tiga pengenceran terakhir diambil 3 ml larutannya untuk dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berisi LB masing-masing 1 ml menggunakan pipet ukur 1 ml. Tabung reaksi berisi LB yang telah ditambahkan larutan pengenceran sampel dan disumbat dengan kapas selanjutnya pada ujung atas ditutup dengan menggunakan kertas payung dan dikareti. Tabung reaksi selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37°C selama 48 jam. Setelah, itu diamati pembentuk gas pada tabung durham dan tingkat kekeruhan yang ada. Setalah itu dicatat tabung yang positif dan dihitung. Kemudian dilanjutkan dengan uji penguat.

b) Uji PenguatSetelah melakukan uji penduga, kegiatan selanjutnya adalah melakukan uji penguat.

Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah dua cawan petri yang berisi media EMBA untuk menginokulasikan bakteri yang tumbuh pada tabung reaksi LB, alkohol 70%, tisu, rak tabung, ose, dan dua tabung reaksi LB yang positif (apabila tidak ada maka ditanam yang negatif), tabung reaksi positif ditandai dengan terbentuknya gelembung udara pada tabung durham sebanyak 10% atau lebih dan perubahan warna larutan menjadi keruh akibat asam yang dihasilkan dari adanya aktivitas metabolisme dari bakteri yang memfermentasi laktosa. Pertama yang dilakukan adalah aseptis diri dan lingkungan dengan cara menyemprotkan alkohol 70% ke kedua telapak tangan dan punggung tangan dan kemeja kerja kemudia dibersihkan dengan cara dilap searah dengan memakai tisu, kemudian mensterilisasi ose yang akan digunakan dengan cara mencelupkan ose ke larutan alkohol 70% dan dipanasi diatas bunsen dan dilakukan sebanyak tiga kali. Cawan petri yang akan menjadi tempat inokulasi digambar kuadran. Tabung reaksi positif yang paling banyak gelembung selanjutnya dibuka tutup dan sumbat kapasnya, mulut tabung reaksi dipanaskan sebentar, ose yang telah steril dimasukkan untuk mengambil bakteri yang berbentuk seperti gumpalan putih, mulut cawan petri dipanaskan, ose kemudian dikeluarkan dari tabung

Page 7: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

reaksi dan dimasukkan kedalam cawan petri digoreskan pada kuadran I, ose dikeluarkan dan dibakar lalu dibiarkan hingga dingin dan gores pada kuadran I dilanjutkan ke kuadran II, dilakukan cara ini hingga ke kuadran IV. Melakukan kegiatan yang sama untuk semua sampel. Setelah selesai kemudian cawan petri dibalik dan dibungkus dengan menggunakan kertas payung, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam untuk diamati pertumbuhan bakteri koliform fekal dan non-fekalnya.

Page 8: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

E. Data Hasil Pengamatan Dan Pembahasan1. Tuliskan hasil pengamatan anda dari presumptive test seri 3 tabung

Sampel Pengenceran Jumlah tabung positif

Kombinasi Nilai MPN

MPN count/ml

Keterangan

Air PDAM

10-2 00 0 0 < 0,03 3.101

DataPrimer

A110-3 010-4 0

Es Blewah

10-4 33 1 1 0,75 7,5.104

Data Kelompok

A310-5 110-6 1

Es Teh10-4 0

0 0 0 < 0,03 3.103

DataKelompok

A210-5 010-6 0

2. Tuliskan cara perhitungan anda (Data Primer) untuk mendapatkan nilai MPN count/ml.1. Air PDAMKombinasi tabung = 0 0 0Nilai MPN = <0,03

“MPN Count” = Nilai MPN x1

Pengencerantabungtengah

= < 0,03 x1

10−3

= < 3,0 x 101 MPN count/ml2. Es BlewahKombinasi tabung = 3 1 1Nilai MPN = 0,75

“MPN Count” = Nilai MPN x1

Pengencerantabungtengah

= 0,75 x1

10−5

= 7,5 x 104 MPN count/ml

3. Es TehKombinasi tabung = 0 0 0Nilai MPN = <0,03

“MPN Count” = Nilai MPN x1

Pengencerantabungtengah

= < 0,03 x1

10−5

= < 3,0 x 103 MPN count/ml

Page 9: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

3. Bahas data yang Anda peroleh dari sampel yang diuji.Dalam praktikum MPN, yang pertama kali dilakukan adalah uji penduga. Prinsip

dari uji penduga adalah menghitung jumlah tabung positif yang ditumbuhi mikroba setelah inkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan bakteri menghasilkan asam dan gas pada tabung durham. Mikroorganisme itu kemudian diduga sebagai bakteri coliform sehingga dapat diketahui apakah sampel yang diuji telah tercemara atau tidak. Tabung reaksi yang berubah warna dan terdapat gas disebut tabung positif. Maksud dari tabung positif adalah tabung yang ditumbuhi oleh mikroba dari sampel setelah diinkubasi pada suhu dan waktu yang telah ditentukan yaitu 37°C selama 48 jam dengan mengamati timbulnya kekeruhan pada media dan gelembung lebih dari 10% pada tabung durham akibat proses fermentasi laktosa oleh mikroba tersebut. Sedangkan tabung negatif adalah tabung yang tidak ditumbuhi mikroba, dicirikan dengan tidak adanya perubahan warna larutan LB menjadi keruh dan tidak terdapat gelembung udara atau kurang dari 10% didalam tabung durham. Tabung negatif karena tidak ada aktivitas fermentasi laktosa oleh bakteri.

Setelah dilakukan uji penduga, hasil dari sampel pertama yaitu air PDAM semua tabungnya negatif mengandung koliform sehingga didapatkan angka kombinasi yaitu 0 0 0, angka ini menunjukan bahwa tabung reaksi pengenceran 10-2 ketiga tabungnya negatif begitu juga dengan keenam tabung reaksi lainnya dari pengenceran 10-3 dan 10-4. Setelah didapatkan angka kombinasi berupa 0 0 0, kemudian melihat pada tabel Nilai MPN seri tiga tabung dan nilai MPN untuk air PDAM adalah < 0,03, dilanjutkan dengan mengitung MPN countnya, rumus dari MPN count adalah nilai MPN dikalikan seperpengenceran tabung dan MPN count untuk air PDAM adalah < 3 x 101 MPN count/ml. Hasil ini berbeda dengan literatur, karena dari literatur didapatkan kombinasi untuk Air PDAM yaitu 3 0 2 untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 sehingga nilai MPNnya adalah 0,64 dan MPN countnya adalah 64 x 104 MPN count/ml (Sendana, 2013). Perbedaan ini terjadi karena pada setiap PDAM belum tentu memiliki kualitas dan kuantitas air yang sama dengan daerah lainnya, sampel uji Air PDAM pada praktikum ini berasal dari kota malang sedangkan sampel Air PDAM pada literatur berasal dari kota kendari.

Sampel yang selanjutnya adalah es teh, pada es teh juga memiliki kesamaan dengan sampel Air PDAM dimana kesemua tabung reaksi memiliki hasil negatif sehingga angka kombinasi untuk es teh adalah 0 0 0, angka ini didapatkan dari tiga tabung reaksi pengenceran 10-4, tiga tabung reaksi pengenceran 10-5 dan tiga tabung reaksi 10-6. Nilai MPNnya adalah < 0,03 dan MPN countnya adalah < 3 x 103 MPN count/ml. Hasil ini berbeda dengan literatur yang menggunakan sampel es teh dari tiga pusat perbelanjaan di kota malang, ketiga es teh yang diuji cobakan semuanya positif mengandung koliform dengan angka kombinasi 3 3 3, namun tingkat pengenceran yang digunakan dari literatur lebih rendah, yaitu 10-1, 10-2 dan 10-3

sehingga nilai MPN tabelnya adalah >24,00 dengan MPN count sebesar >24 x 102 MPN count/ml (Nisa, 2012). Perbedaan kombinasi, nilai MPN, dan MPN count terjadi karena nilai pengenceran yang digunakan pada praktikum ini dan literatur berbeda. Selain itu pada literatur, nilai pengencerannya terlalu rendah dan terlalu cepat untuk dipakai sebagai data nilai MPN.

Sampel ketiga adalah es blewah, hasil dari sampel es blewah menunjukan pada tiga tabung reaksi pengenceran 10-4 semua positif, pada pengenceran selanjutnya yaitu 10-5

Page 10: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

hanya 1 yang positif, begitu juga pada pengenceran 10-6 hanya 1 tabung yang positif sehingga didapatkan angka kombinasi 3 1 1 dengan nilai MPN sebesar 0,75 dan MPN count sebesar 7,5 x 104 MPN count/ml, diakui oleh praktikan yang menguji cobakan sampel es blewah bahwa sampel yang dibawanya telah mengalami pembusukkan sehingga tidak diragukan lagi bahwa terdapat tabung positif.

4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh dengan data dua kelompok lainnya yang menggunakan sampel yang berbeda.

Pada Kombinasi yang dihasilkan pada Air PDAM adalah 0 0 0 dan pada tabel nilai MPN memiliki nilai <0.03 kemudian dikalikan dengan pengenceran tabung tengah. Maksud dari pengenceran tabung tengah yaitu pada praktikum menggunakan 3 sampel pengenceran yaitu 10-2, 10-3, 10-4 maka tabung tengah yang digunakan yaitu 10-2 dihasilkan nilai MPN yaitu <3,0 x 101 mpn count/ml, pada Es Teh kombinasi yang dihasilkan yaitu 0 0 0 pada tabel nilai MPN memiliki nilai 0,03 kemudian dikalikan dengan pengenceran tabung tengah 10-5 dan dihasilkan nilai mpn <3,0 x 103 mpn count/ml, dan pada Es Blewah kombinasi yang dihasilkan yaitu 3 1 1 pada tabel nilai MPN memiliki nilai 0,75 kemudian dikalikan dengan pengenceran tabung tengah 10-5 dan dihasilkan nilai mpn 7,5 x 104 mpn count/ml.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Air PDAM aman untuk dapat digunakan, ini karena Air PDAM berasal dari air tanah yang memiliki keunggulan diantaranya yaitu bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi, namun apabila akan dikonsumsi tetap harus di olah terlebih dahulu (Chandra, 2007). Hasil yang sama ditunjukan juga oleh Es Teh dimana angka kombinasinya adalah 0 0 0, namun untuk nilai mpn count yang didapat adalah kurang dari 3 x 103 karena pengenceran tabung tengah yang digunakan adalah 10-5. Dengan nilai antara 50 – 5000 bakteri coliform/100 ml, maka harus dilakukan penggumpalan, penyaringan dan penyucihamaan untuk dapat dikonsumsi (Purnawijayanti, 2005). Sampel selanjutnya adalah es blewah, sampel ini sangat dilarang untuk dikonsumsi karena memiliki nilai mpn count sebesar lebih dari 7,5 x 104 yang berarti tingkat polusi atau pencemaran secara biologis sudah sangat berat dan tinggi (Purnawijayanti, 2005).

Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN. Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2005). Berdasarkan Kempenkes RI Nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002, persyaratan bakteriologis air minum adalah dilihat dari Coliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0 (nol). Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

Page 11: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

5. Gambarkan hasil pengamatan anda pada confirmed test menggunakan EMBA (gunakan pensil warna).

Sampel : Air PDAM Sampel : Air PDAM Pengenceran : 10-2 Pengenceran : 10-2

Kenampakan : Ungu Kenampakan : Tidak ada yang tumbuhJenis Koliform : Non-fekal Jenis Koliform: Tidak ada

Sampel : Es Blewah Sampel : Es BlewahPengenceran : 10-4 Pengenceran : 10-4

Kenampakan : Coklat dan Hijau Metalik Kenampakan : Coklat dan Hijau MetalikJenis Koliform : Fekal Jenis Koliform: Fekal

Page 12: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

Sampel : Es Teh Sampel : Es TehPengenceran : 10-4 Pengenceran : 10-5

Kenampakan : Ungu Kenampakan : Tidak ada yang tumbuhJenis Koliform : Non-fekal Jenis Koliform: Tidak ada

6. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh pada poin 5, dengan salah satu kelompok lainnya.

Setelah melakukan uji penduga, selanjutnya adalah uji penguat. Prinsip dari uji penguat adalah untuk mengetahui adanya koliform fekal dan non-fekal pada sampel dengan cara diinokulasikan pada media EMBA setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Tujuan dilakukannya uji penguat adalah untuk mengetahui apakah bakteri yang diinokulasikan pada media EMBA bersifat koliform fekal atau non-fekal atau bukan bakteri koliform.

Pada sampel Air PDAM karena semua negatif, maka dipilih tabung reaksi dengan pengenceran 10-2 dan 10-3 dengan memperhatikan tingkat kekeruhanan dan gelembung udara yang terbentuk didalam tabung durham. Setelah dilakukan inokulasi pada media EMBA dengan menggunakan metode goresan kuadran didapatkan hasil untuk cawan petri EMBA pengenceran 10-2 tumbuh bakteri koliform non fekal berwarna ungu di kuadran I, II, dan III namun dengan jumlah yang sangat sedikit dan pada cawan petri dengan pengenceran 10-3 tidak terdapat bakteri koliform. Untuk sampel teh dipilih tabung reaksi pengenceran 10-4 dan 10-5 yang paling keruh dan banyak gelembungnya dan setelah diinokulasikan diperoleh hasil pada cawan petri pengenceran 10-4 terdapat bakteri koliform non-fekal yang tumbuh berwarna ungu di kuadran I hingga kuadran IV dengan jumlah yang juga sedikit dan menyebar sementara pada cawan petri 10-5 tidak ada yang tumbuh. Hasil berbeda ditunjukan oleh sampel es blewah dimana bakteri koliform fekal tumbuh, pada sampel es blewah menggunakan pengenceran 10-4 dikedua-duanya dan hasil yang tumbuh adalah bakteri koliform fekal berwarna hijau metalik di kuadran I.

Pembeda antara koliform fekal maupun non fekal menggunakan uji penguat dimana hasil uji penduga dilanjutkan dengan uji ketetapan, dari tabung positif terbentuk asam dan gas, setelah itu ditanamkan pada EMBA. Koloni bakteri E. Coli tumbuh bewarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni bewarna ungu/merah muda.

Page 13: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

7. Apa kesimpulan dari praktikum ini?MPN adalah suatu metode perhitungan mikroorganisme berdasarkan data kualitatif

hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data kuantitatif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml(g)). Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif.

Dalam praktikum hitungan MPN, dilakukan dua uji. Uji yang pertama adalah uji penduga. Prinsip dari uji penduga adalah menghitung jumlah tabung positif (+) yang ditumbuhi mikroba setelah di inkubasi pada suji 37°C selama 48 jam. Tujuan dari dilakukannya uji penduga adalah untuk mengetahui atau memperkirakan jumlah bakteri koliform dalam 100 ml sampel sehingga diketahui apakah sampel tersebut tercemar atau tidak secara bakteriologis. Uji yang dilakukan kedua adalah uji penguat. Prinsip dari uji penguat adalah hasil uji penduga dilanjutkan dengan uji ketetapan, dari tabung positif terbentuk asam dan gas setelah ditanamkan pada EMBA. Uji penguat ini membedakan koliform fekal dan non fekal serta yang bukan koliform. Uji penguat dilakukan pada media EMBA. Larutan sampel pada tabung yang telah diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C diambil dengan ose dengan cara dicelupkan pada sampel dan digoreskan pada media EMBA dan kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, setelah diinkubasi koliform fekal akan berwarna hijau metalik sementara koliform non-fekal akan berwarna merah, merah muda atau ungu dan bakteri non-koliform tidak akan berwarna.

8. Mengapa bakteri koliform digunakan sebagai indikator sanitasi air yang dapat dikonsumsi manusia ?

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Suriaman, 2008).

9. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi berapa jenis ? berikan contohnya masing-masing 2. Dan bagaimana ciri-ciri kenampakannya masing-masing pada saat ditumbuhkan pada EMBA ?

Bakteri koliform dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu fekal yang menjadi indikator adanya pencemaran bakteri patogen dan non-fekal yang banyak didapatkan dihabitat tanah dan air, dan pada umumnya tidak patogen. Saat ditumbuhkan pada media EMBA, bakteri koliform fekal akan berwarna hijau dan mengkilap metalik, bakteri koliform yang non-fekal akan berwarna merah, merah muda atau ungu dan bakteri bukan koliform tidak akan berwarna (Suriawiria, 2005).

10. Apakah metode MPN bisa digunakan untuk mengetahui jumlah koliform pada sampel padat? Jelaskan!

Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang

Page 14: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut (Dwidjoseputro, 2005).

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Web viewlaporan praktikum. mikrobiologi umum. hitungan mpn. nama: andreas bimanda cahyadi

Corry, J. E. L., Curtis, G. D. W., Baird, R. M. 2011. Handbook of Culture Media for Food and Water Microbiology. Cambrige: The Royal Society of Chemistry

Entis, P. 2005. Food Microbiology: The Laboratory. Washington: The Food Processors Institute

Garg, N., Garg, K. L., Mukerji, G. 2010. Laboratory Manual of Food Microbiology. New Delhi: International Publishing House

Pierre. 2007. Fecal Bacteria In The Rivers Of The Seine Drainage Network (France). Bruxelles: Université Libre de Bruxelles

Pradhika, Indra. 2014. Most Probable Number (MPN)/ Angka Paling Mungkin (APM). http://mikrobiologipraktik.com/most-probable-number-mpn-angka-paling-mungkin-apm/. Diakses pada 19 April 2015 jam 16:34 (26 Januari 2014)

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Nisa, A. S., Hasturi, U. S., Witjoro, A. 2012. Analisis Mikrobiologi Minuman Teh Seduhan Berbeda Merk Berdasarkan Nilai Mpn Coliform Di Kota Malang. Malang: Universitas Negeri Malang

Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan Purnawijayanti, H,A., 2001. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Dalam Pengolahan

Makanan. Jakarta: KanisiusSendana, Endra. 2013. Laporan percobaan uji kuantitas air. Kendari: Universitas Halu OleoSuriaman, E, Juwita., 2008. Jurnal penelitian mikrobiologi pangan “uji kualitas air” jurusan

biologi fakultas sains dan teknologi. Malang: Universitas Islam Negeri MalangSuriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar SinantiSunatmo, T.I. 2009. Mikrobiologi Esensial. Mikrobiologi IPB. BogorSutrisno, Totok, C., dkk, 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka CiptaWaluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press