file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda...
Embed Size (px)
Transcript of file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda...

SepenggaL Kisah PerjaLanan Hidup kuu ...
December lalu...
Sekedar mengingat kejadian 9 bulan yang lalu aja...
Hari ini tidak seperti biasanya, karna aku posting sampai 2 kali dalam sehari,
hehehe…*rajin amat yach*
Bukan gitu sih, karna memang hari ini aku lagi teringat aja dengan apa yang
terjadi di tanggal 8 Maret 2007 dulu.
Tanggal 8 Marett 2007, aku masih sekolah di sebuah ma’had . Waktu itu aku lagi
asik-asiknya bercerita ria bersama teman-teman se asrama ku, hari itu pun aku
masih penuh dengan semangat karna malam sebelumnya aku ngobrol panjang
lebar dengan Ayah, ibu dan adik-adikku lewat telepon.
Sekitar jam 9 pagi, aku dapat sms dari no HP ayahku yang isinya
mengabarkan kalo beliau masuk angin dan ga bisa bekerja. Lalu aku balas
supaya istirahat saja di rumah jangan beraktivitas dulu.
Jam 1-an siang, selepas makan siang, aku ditelpon sepupuku,
mengabarkan kalo ayah masuk rumah sakit. Dia juga memintaku supaya
mengusahakan aku bisa pulang. Tiba-tiba aku langsung panik, kuatir dan
bingung dengan apa yang sedang terjadi pada ayahku hingga membuat
blio masuk RS. Karna malam sebelumnya blio baik-baik saja, masuk angin
adalah hal biasa yang blio sering rasakan ketika blio kecapekan. Kebetulan
juga memang, ayah baru 1 malam ada di rumah karna sebelunnya 2
minggu pergi keluar kota. Aku langsung kontak adik-adikku, yang
ternyata 2 adikku yang kecil masih di sekolah dan 2 yang besar masih di
Jogja mengikuti training.Begitu mereka dapat kabar, 2 adik besarku
langsung menuju kota medan mencari RS dimana ayah berada. Ternyata
pencarian waktu sangat sulit, karna 3 kali ayah pindah RS dikarenakan
nggak ada kamar kosong.

Jam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku
kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus
macam-macamnya. Ketika aku tanya, aku harus pulang atau tidak, Bunda
mengatakan supaya aku konsentrasi saja dengan sekolah dan pelajaran ku.
“yang waktu itu aku lagi ujian”., biarkan smuanya yang nanganin Bunda,
serahkan semuanya sama Bunda saja. OK, akhirnya aku terima saran itu,
dan aku putuskan untuk tidak pulang malam itu. Tapi hatiku nggak tenang
juga, aku tetep pengen pulang. Akhirnya aku pun berniat pulang naik taxi
jam 8.20 malamnya.
Jam 4 sore dapat telp kalo 2 adik-adiku yang besar sudah menemukan RS
t4 ayah istirahat, mereka sudah berada di samping ayah, dan memintaku
untuk mendo’akan supaya ayah lekas baikan.
Jam 5 sore aku keluar ma’had, waktunya pulang. Langsung aku menuju
terminal seperti hari biasanya. Tapi dengan hati yang sedikit kurang
tenang.
Jam ½ 6 sore, aku dapet bis. Tak lama aku duduk, HP ku berbunyi,
panggilan dari adikku terbesar. Mengabarkan ayah masih koma, dan
memintaku pulang saja, ga masalah besok pagi baru sampai rumah.
Kayanya karna ayah menanyakanku terus. Padahal sebenernya tidak
seperti itu, semua ditutupi, kenyataanya waktu itu ayah sudah sangat kritis
dan dalam keadaan koma dari jam 9 pagi.
Jam ½ 7 aku sampai kost, langsung aku sholat maghrib dan beres-beres
pakaian. Aku telpon temenku untuk minta antar ke terminal.
Jam 7 malam, di telpon Bunda supaya aku segera pulang, naik taxi saja
biar cepat. Tapi aku sudah cari-cari tak dapat juga . Daripada aku harus
nunggu besok pagi, aku putuskan pulang malam itu juga naik bus jam 8.20
mlm
Dengan badan sedikit gemetar & lemas, pikiran ga karuan, tapi aku coba
tenangkan hati dan diriku. Kebetulan ada orang yang sepanjang jalan
menghiburku sehingga masih bisa membuatku tertawa dan sedikit riang
Jam 8 mlm sampe lah di pinang baris. Mampir makan malam sebentar

Jam 8.20 mlm bus melaju menuju marelan.
Jam ½ 9 mlm ku telpon adik, kalo aku sudah jalan menuju marelan.
Jam 9 mlm ditelpon Bunda untuk mengetahui posisiku.
Suasana malam itu begitu tenang, smua orang rumah yang
menghubungiku penuh tawa dan ceria, tak ada yang membuatku sedikit
pun untuk curiga. Hatiku pun jadi tenang, tak ada pikiran-pikiran buruk
sedikit pun. Sepanjang jalan aku hanya bisa berdo’a supaya ayahku lekas
sembuh.
Jam 10 mlm, ada sms dr Om pihak ibu yang ngabariku kalo ayah di RS.
Jam 10.30 mlm sepupuku nelp menanyakan kabarku.
Jam 11 mlm aku telepon ke semua nomor adik-adikku tapi tak ada satupun
yang mengangkat, HP ayahku pun juga ga ada yang angkat.
Jam 11-an lewat, ada seseorang yang mengangkat HP adikku, yang
ternyata adalah Bunda ku, beliau masih bisa ketawa ketiwi di telpon
bersamaku.
Aku menanyakan adik2ku, ibuku, aku pengen bicara, tapi Bunda
mengatakan kalo adik-adik sedang belajar untuk persaiapan ujian besok
pagi, jadi ga usah diganggu. Alasannya kasian…
OK, aku terima alasan2 itu tapi ada sedikit tanda tanya dalam kepalaku,
tapi kucoba hilangkan saja. Ku beristighfar saja supaya aku bisa tenang di
jalan..
Sepanjang jalan, masih terus aku ditelpon sama Bulik utk mengetahui
keberadaanku
Tanggal 9 Maret 2006
Jam 2 pagi, aku telepon adikku yang paling besar, kami sempat ngobrol
lama karna aku ingin tahu kondisi ayah waktu itu. Dia mengatakan kalo
ayah sudah baikan, sudah mulai cerah dan bisa bicara, so kka tenang saja,
berdoa semoga selamat sampe rumah.
Kami pun sempat ketawa ketiwi..
Lega sekali rasanya hatiku saat itu, aku sudah dengar langsung dari adikku

yang selama ini orang paling terbuka sama aku. Aku ga bicara sama ibu
karna katanya ibu ada di kamar sama ayah dan ga usah diganggu2. OK,
gpp..
Jam 5 pagi aku sampai St. Tugu
Jam 6 pagi sodaraku datang untuk menjemputku, padahal pada awalnya
yang mau jemput adalah adik tapi kata sodaraku di rumah ga ada orang,
semua di RS jadi Bunda meminta sodaraku itu untuk menjemputku.
OK, ga masalah. Langsung kami melaju menuju belawan dengan sepeda
motornya. Sepanjang jalan, kurang lebih 30 45 menit, kami ngobrol,
kebetulan lama tak ketemu, jadi obrolan kami pun asik dan seru, bisa
tertawa-tawa juga.
Wis deh..,pokoknya ga ada sautupun pikiran buruk dalam benak dan
pikiranku.
Sekitar jam 7 pagi aku sampai rumah.
Kurang lebih 200 m dari rumah, sodaraku berpesan kepadaku supaya aku
kuat, sabar dan yang tegar. Aku pun mengiyakan, aku gapapa, baik-baik
saja.
Begitu mau masuk halaman rumah, dari jauh aku sedikit bingung, kenapa
di depan rumahku banyak orang, kenapa penuh dengan kursi dan tenda-
tenda.
Mendadak aku pingsan, terjatuh dari sepeda motor yang masih melaju tapi
pelan-pelan.
Diangkatlah aku ke dalam rumah, begitu banyak orang di sekelilingku.
Badanku lemas tak bisa bicara apa-apa, seperti orang terbisu. Kupeluk
semua adik-adikku…
Sekitar 30 menit-an aku merasakan betul-betul kehilangan daya. Serasa tak
sanggup apa-apa dan tak percaya dengan apa yang telah terjadi.
“Ternyata semua orang menutupi kejadian yang sebenarnya, demi menjaga
perasaan dan keselamatanku. Jadi jam 7 malam ketika Bunda ku
memintaku pulang dengan taxi, saat itulah Ayah menghembuskan nafas
terakhirnya" Mereka begitu bisa menutupi semuanya dihadapanku
Saat aku melihat adik-adikku yang sudah kuat, sudah tak ada satupun yang

menitikkan air mata, rasanya aku bangkit lagi, dan harus bisa lebih kuat.
Dituntunlah aku sama ke-2 adikku menuju kamar mandi, berwudhlu, lalu
sholat jenazah. Kemudian ber-5 kami berdo’a di depan jenazah Ayah.
Ayah sudah tebungkus rapi, akupun tak diizinkan untuk membukanya,
cukup aku peluk dan cium saja.
Setelah 1 jam kami duduk di samping ayah, aku temuin ibu yang terbaring
lemah di kamar. Tak kuasa aku melihatnya saat itu. Begitu lemah tak bisa
apa-apa…
Kutinggalkan beliau dikamar bersama kakak-kakaknya.
Lalu, aku dan ke-2 adikku duduk di depan untuk menemui para tamu
untuk mewakili ibu
Tamunya begitu banyak, ratusan orang memenuhi area sekitar rumah
kami, sampai-sampai aku pun juga tak mengenali tamu-tamu itu.
Halaman dan jalanan penuh dan padat, *Subhanallah… *
Ya Allah, aku sungguh bahagia, Ayah telah pergi dengan tenang dan
semoga Khusnul Khatimah.
Ibu dan Adik-adikku begitu tegar dan kuat, smua sudah bisa
mengihklaskan apa yang telah terjadi.
Sudah tak ada lagi air mata....
Karna itu aku sungguh bahagia..
Ibu-ibu yang kuanggap seperti ibuku sendiri
Ibu..., kadang hatiku terasa bergetar ketika mendengar kata itu. Hal ini
mungkin disebabkan karna betapa dekatnya hatiku dengan hatinya. Dialah orang
yang melahirkanku, yang merawat dan membesarkanku hingga seperti sekarang
ini.
Saat ini aku ada di rantau, di kota orang yang lumayan jauh dari kampung

halamanku.
Ibu dan saudara-saudaraku pun tinggal di kampung. Namun hampir setiap hari
aku berkomunikasi dengannya meskipun hanya lewat telepon.
Perasaan sedih, kangen, rindu, itu sangat sering aku rasakan. Ingin rasanya
kuselalu ada disampingnya. Tapi kan ternyata nggak bisa seperti, karna aku harus
bekerja demi beliau dan mereka "saudara2ku".
Pertama kali aku datang ke kota ini "sibolga", aku nggak tau apa-apa, nggak kenal
sapa-sapa. Orang yang petama kali membantuku untuk masuk kota ini dan akhirya
aku bisa bertahan disini adalah seseorang yang sudah kuanggap seperti kakakku
sendiri, yaitu kak Sya Sya. Dialah yang dulu jemput aku di terminal, ngasih
tumpangan untuk tidur "yang saat itu masih kost di Kampung paya batu", trus jadi
temen kesana kemari, yang akhirnya akupun dapat kamar satu kost bersama dia.
Sekitar 1 bulan aku di langsa, ada salah satu saudara dari pihak ibu (secara
hubungan darah aku memanggilnya nenek) yang mengetahui kalo aku berada di
sibolga, yang akhirnya mereka melarangku untuk kost dan memintaku untuk
tinggal bersamanya. Setelah aku timbang-timbang dan juga atas permintaan Ayah
(almarhum), akhirnya aku pindah ke jln pasar 5 untuk tinggal bersama mereka.
Waktu itu alasan kenapa aku mau pindah, karna aku selalu merasa kesepian di
kost setiap hari libur tiba. Maklumlah.., kan baru disibolga, belum kenal banyak
teman, belum tau jalan, jadi ya gitu...:)
Kurang lebih 1 tahun aku tinggal di rumah itu bersama mereka, nenek ku, sama 2
orang anaknya. Mereka sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Kuanggap
nenek ku seperti orang tuaku sendiri. Mereka sangat perhatian dan begitu
menyayangiku. bahkan tak pernah ada perbedaan dalam memperlakukanku dan
memperlakukan putra putrinya. nenek sudah seperti ibuku sendiri. Meskipun aku
menyebutnya nenek, tapi secara umur beliau juga masih seumuran dengan ibu
kandungku. Usia putrinya juga tidak terpaut jauh dari usiaku, jadi beliau sangat
paham bagaimana harus memperlakukanku.
Beliau pun mengerti apa yang aku suka, apa yang kurang aku suka, mulai dari
makanan2 favoritku, kebiasaan dan hobiku, sampai model baju dan asesoris2
wanita apa yang aku sukai. Kita sama-sama hobi bereksperimen di dapur, jadi
karna itulah kami juga klop :).

Sejak aku sekolah lagi, akhirnya aku pisah dengan mereka, aku kembali jadi
anak kost seperti dulu lagi. Namun, seminggu sekali aku selalu menelponnya dan
hampir 2 minggu sekali aku pulang ke rumah itu. Beliau pun selalu marah ketika
aku kelamaan tidak menghubunginya. Beliau selalu bilang kehilangan anak kalo
aku tak nongol, hihihi...
Adalagi seorang ibu yang begitu ramah, baik, perhatian seperti ibuku dalam
meperlakukanku selama ini. Bu Ely namanya..
Bu Ely adalah tetanggaku di Pelitur Raya, komplek perumahan dimana kantor
tempat aku magang ku berdomisili. Bu Ely dianggap sebagai sesepuh untuk kami.
Beliaulah yang dulu pertama kali mendatangi kita ketika kita baru saja pindahan.
Hingga saat ini, ketika kami ada masalah mengenai urusan rumah / kantor kami,
ke ibu itulah kami meminta saran dan pendapat.
Beliau punya 2 putri yang usianya ga jauh dari usiaku. Mereka menyebutku
kakak, karna memang usiaku lebih tua dari mereka. Mereka juga suka
menghampiriku di kantor ketika butuh bantuan ataupun hanya sekedar mencari
temen sharing.
Ketika aku jalan menuju dan meninggalkan kantor, si ibu selalu memanggil2ku,
menanyakan kabarku hari itu dan berpesan supaya aku selalu hati2 dan jaga
kesehatanku.
Makanan pun sering beliau antarkan untukku dan juga untuk temen2ku..
Aku jadi merasa kalo beliau sungguh sangat memprhatikanku.. :)
Belum lama aku kenal mereka.., mungkin baru 1 1/2 bulan aku mengenal Bu
Ely, tapi aku merasa begitu akrab dan dekat dengannya.
Ketika aku ketemu dan bincang2 dengan ibu itu, aku pun merasa seperti lagi
bertemu dan ngobrol dengan ibu kandungku sendiri. Jadi..,meskipun jauh, aku tak
bisa melihat dan bertemu dengan ibu, tapi rasa rindu yang kadang aku rasakan
masih bisa sedikit terobati melalui orang-orang itu.
Bahagia dan senang rasanya...,
Alhamdulillah wa syukurillah
Alhamdulillah…,aku ucapkan rasa syukurku atas sebuah karunia yang
telah Allah berikan untukku. Akhirnya…., masa perjuangan selesai sudah. Dua
tahun aku jalani dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Selama 2 tahun aku

belajar gimana memanage waktuku untuk bekerja, belajar, bermain dan lain
sebagainya. Hampir setiap hari rutinitasku aku jalani gitu-gitu saja, dari pagi
sampe sore aku harus bekerja, usai kerja aku harus kuliah sampe malam, sabtu
minggu kadangkala ga bisa main kesana kemari hanya karna tugas-tugas kuliahku.
Pokoknya lumayan seru lah, tapi akhirnya rasa lega dan kepuasan batin pun aku
dapatkan. Hari Jum’at tanggal 29 September 2006, aku telah dinyatakan lulus. Ya
Allah Ya Tuhan, terima kasih atas semuanya, akhirnya aku bisa menyelesaikan
studyku dengan baik, meskipun banyak sekali gangguan, godaan dan rintangan
yang sempat membuatku sedikit tak karuan, tapi aku bahagia karna ternyata aku
bisa berjalan sampai pada garis finish. J
Masa pengerjaan tugas akhir adalah masa yang lumayan berat aku jalani,
karna aku harus melawan rasa malasku yang terus-terusan datang menghampiriku,
belum lagi waktu itu ketambahan rasa duka yang terus menerus menjangkitiku,
bahkan sempat membuatku sedikit down, tapi tak lama dari itu aku bisa bangkit
lagi demi suatu harapan, cita, dan cintaku.
Tentunya semua itu bisa tercapai tanpa lepas dari bantuan dan keterlibatan
orang lain di dalamnya. Khusus untuk adik2ku tersayang, terima kasih ya, kalian
selalu menjadi penyemangat paling besar untukku, dengan keberadaan kalianlah
yang selalu membuatku lebih termotivasi. Dan untuk Ibu tercinta, terima kasih
atas segala do’a yang engkau berikan kepada anakmu ini. Dan buat alm. Ayah
tercinta, makasih atas semua warisan yang telah engkau tinggalkan buat anakmu
ini, pesan dan nasehat-nasehat darimu kan selalu aku pegang dan kan terus aku
jalankan. Engkaulah yang selalu mengajariku untuk selalu berikhtiar dan bekerja
keras. Buat kak Syasya “kakak & sekaligus teman terbaikku”, makasih yang tak
terhingga atas segala bantuan dan dukungannya selama ini, dirimulah yang selalu
setia dan sedia setiap saat ketika aku membutuhkan segala bantuan apapun. Buat
Sinta, temen seperjuanganku dari dulu sejak di sibolga hingga sekarang meski kita
terpisah jarak, namun kita masih selalu saling support yang akhirnya kita pun bisa
menyelesaikan study bersama-sama lagi. Dan tak lupa buat seseorang, aku
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala pencerahan dan inspirasi-

inspirasinya yang selama ini selalu engkau berikan kepadaku.Dan buat semua
teman-teman dan sodaraku, makasih ya atas support dan segala bantuannya.
Satu tahap telah usai aku lewati, kuberharap smoga ini akan menjadi suatu
langkah baru lagi untukku dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Ya Allah,
semoga Engkau memberikan segala kemudahan untukku supaya aku bisa
mewujudkan semua harapan keluargaku. Amin....
Bohong Demi Kebaikan
Mau berbagi nih..., terutama buat kalian-kalian para wanita, tapi yang lain juga
boleh baca kok :). Sebenernya sih ini adalah pengalaman pribadiku, ceritanya
cukup lucu tapi ada sisi baik yang bisa aku ambil. Tempo hari, aku kan
bertandang ke rumah temen di daerah Tanjung Priok, daerah ini cukup asing
buatku karna jarang sekali aku jalan sampe ke daerah itu. Nah, waktu itu aku
bertandang sampe malam, jam 7 malam aku baru bisa pamitan, habisnya kita
keasikan ngoprek program sih, padahal dah dari pagi loh...
Karna memang aku ga punya kendaraan, ya seperti biasa aku naik angkutan
umum "metromini" , rada serem juga sih soalnya daerahnya sepi dan dah malem
juga, trus di angkutan itu juga penumpangnya dikit, hampir smua cowok. Tiba-
tiba, ada laki-laki setengah baya langsung duduk disampingku, tuh orang masih
berseragam, kayaknya sih baru pulang kerja gitu. Begitu dia duduk, tiba-tiba kok
langsung mengajakku ngobrol, ya jelas lah aku langsung pasang muka jaim, cuek,
dan ga mau bertatap muka dengannya meski dia mengajakku bicara, aku hanya
menjawab smua pertanyaan dia sekedarnya saja, smua itu aku lakukan untuk jaga
diri aja. Bukannya kita berprasangka buruk sama orang sih, tapi kan untuk
waspada saja, kita kan wanita, dan tau sendiri bahwa di angkutan umum tuh suka
banyak orang yang mau berbuat jahat. So.., WASPADA aja.
Si laki-laki itu ternyata banyak omong juga, nanya-nanya aku darimana, trus
kuliah dimana "memangnya aku kayak anak kuliahan ya? :D", mo pulang kemana,

di Jakarta tinggal sama sapa. Hmmm…,seabrek pertanyaan dia lontarkan
kepadaku, dan smua itu pun aku jawab baik2 meski ada rasa takut. Mungkin dia
juga ngerasa kali kalo aku kok jutek gitu "padahal kan kalo jutek tuh, bukan aku
banget J ". Nah dia nanya2, aku tinggal dimana, sama sapa, dll gitu….mulai deh
aku bohong dikit *hihihi*, kayak gini nih sebagian perbincangan kami
Laki-laki itu Dari mana mba? Pulang kuliah ya? Udah bayar belum?
Ini pake uang ini aja.
Aku Makasih Pak, saya sudah bayar. Saya dari rumah
temen.
Laki-laki itu Turun dimana mba?
Aku Galur
Laki-laki itu Masih jauh dong ya..?
Aku Ya.., lumayanlah Pak.
Laki-laki itu jangan panggil Pak dong. *idih…..*
Aku *udah mulai ga enak ati, pengen cepet2 turun dari
tuh angkutan*
Laki-laki itu Asli mana mba? Jakarta ya? Disini tinggal sama
keluarga?
Aku Bukan Pak, saya dari Ja-Teng kok, disini tinggal
sama suami *hihihihi.,maaf ya bohong, ini demi jaga
diri kok*

Laki-laki itu Oh gitu..? Trus sudah punya buah hati belum? Udah
berapa lama menikah?
Aku Oh, belum, kami sudah hampir 2 tahun menikah
*maaf..,bohong lagi*
Bla..bla..bla…..
Itulah potongan pembicaraanku sama dia, aku lakukan itu karna aku merasa udah
ada gelagat-gelagat dia yang ga enak gitu sih, n aku tuh paling risih juga kalo di
angkutan umum ada orang yang sok akrab gitu, habis gimana ya, dulu dah
berkali2 kejadian ga bener sih, n awalnya selalu kayak gitu.
Setelah aku bilang kalo aku sudah bersuami, dia langsung menjaga omongannya
*bener kan dugaanku*. Malah dia nanya2 soal bisnis berbisnis, dan ujung2nya
aku sempat mempromosikan produk andalan dari kantor dimana aku bekerja
*hihihihi*, lha ternyata tuh orang nggak gaptek juga tuh, ternyata dia ngerti
tentang teknologi, komputer, mesin, dan tetarik dengan bidang yang aku geluti
sekarang ini.
Dan yang paling lucu, setelah kita ngobrol kok ternyata nyambung, dan karna dia
juga tertarik dengan Bisnisnya Daun Biru *tempat dimana aku bekerja*, pas dia
minta no telp ku , malah aku kasih kartu nama saja deh, biar sekalian kalo
memang suatu saat ada job kan lumayan tuh *hihihihi* . Sekali lagi..,maaf ya Pak
kalo awalnya saya bohong, soalnya itu demi kebaikan saya, bukan bermaksud
saya berprasangka buruk sama Bapak :D.
Akhirnya, orang itu pun turun lebih dulu daripada aku. Sepanjang jalan di
angkutan itu, aku hanya bisa senyum2 sendiri, habis lucu banget sih..,kok bisa
gitu lho?
Nah..,dari sini aku bisa narik suatu kesimpulan bahwa :

1. Berbohong demi kebaikan itu penting, demi jaga keselamatan kita,
maklum, kita kan wanita.
2. Dimana pun dan kapan pun harus tetep waspada, apalagi di angkutan
umum. Kalo kita ketemu orang baik sih ga masalah, tapi masalanya kalo
ternyata orang yang kita temui itu adalah bukan orang baik-baik.
3. Jangan mudah berprasangka buruk sama orang ya?
4. Ternyata penampilan itu kadang suka menipu.
Liburan Hari Kemerdekaan
Bulan ini liburan cukup panjang,kayak musim lebaran ya?
Bayangin aja deh, 6 hari waktuku kuhabiskan bersama keluarga di kampung
halaman.
Sampe stasiun Tugu sekitar jam 6 pagi, si adik dah jemput, langsung deh ngacir
naik sepeda motor menuju Magelang, di jalan sempet mampir ke toko kue buat
beli oleh2.
Begitu sampe rumah, langsung nemuin Ibu dan smua keluarga yang ada di rumah,
abis itu langsung sarapan, trus dll...,tiduran bentar karna di kreta semalaman ga
bisa tidur karna saking ramenya.
Jam 1 an pergi ke Jogja, pulang2 ternyata udah jam 9 malam, ck..ck..ck..
Pagi2 beres2 rumah, jam 10 pergi, niatnya mo ngurusin asuransi alm.Bapak tapi
ternyata waktunya ga cukup karna jam 12 udah harus kondangan. Yah...,akhirnya
keluar cuma ambil KTP sama maem bakso, hihihi...
Nah..,begitu dah jam 12, siap2 deh mo kondangan, aku ma adik langsung cabut
ditemenin si mio menuju rumah Bunda Mirza, trs pergi kondangan bareng2 with
her family.
Ternyata hari itu tidak hanya kondangan aja lho..,karna kita juga ada kopdar sama
temen2 milis Magelang, karna memang kebetulan yang menikah adalah salah satu
member milis. Lumayan meriahlah, karna bisa ketemu temen2.
Selepas kondangan, mampir lagi ke rumah Bunda Mirza jemput si mio,dan
ternyata ban-nya si mio bocor,terpaksa deh nambal dulu, dan untungnya ada Om

Safi yang dengan senang hati mau nambalin ban-nya si mio, *makasih ya Om...*
Hari itu, sampe rumah jam 6, langsung deh sholat Maghrib, belom sempet
ngapa2in, si Ibu sudah minta anter ke Jogja buat besuk tentangga di RS Sardjito.
Jam 1/2 7, langsung deh brangkat dengan 2 motor menuju Jogja *hihihi...,cewek2
smua, malam2 ngacir naik motor pula*.
Padahal ya, jarak Rumahku ke Jogja tuh paling cepet ditempuh makan waktu 45
menit, itu kalo rada ngebut. Sepanjang jalan, ngerasain banget angin malam yang
begitu dingin. Jam 9 malam, kami sudah sampe rumah lagi, soalnya memang ga
kemana2 lagi selain ke RS,lagian dah malem, capek,pengen cepet2
tidur...*zzzzz*.
Liburan hari III
Biasa lah...,kalo di rumah mah pagi2 mesti beres2 rumah, mulai dari beres2
kamar, nyapu halaman,nyiram tanaman dll lah...
Sekitar jam 10-an aku dapet sms kalo ternyata Bank BPD tuh hari Sabtu buka tapi
cuman sampe jam 12 siang *haduh..,telat deh*. Wah,tanpa basa basi lagi,
langsung deh aku neriakin adik supaya cepet siap2 trs kita melaju ke Magelang.
Jam 1/2 11 kita jalan, sampe BPD Magelang jam 1/2 12, begitu markirin si mio,
Pak Satpam langsung menayap kami "Mba, kas nya dah tutup tuh, dari jam 1/2 11
tadi, ntar Selasa aja balik lagi". Waduh..,dengan muka kecewa, langsung deh sama
si adik ninggalin tuh tempat parkir.
Biografii PenuLis …
Nama : NuruL hikmaH
Naker : RereL
Kelas : XII IPA 8

Alamat : Sidorejo lr.malvinas no.3 langsa
Hobby : Bercanda dan menaarii :D
Isengin orang ,
Jalan-jalan with partners..
Ngarang nopel orceriita gtue dech qalo aq lgii galau…
Cita-cita : pengen jadii penulis iiank terkenal ,, marvelous ..
Sekilas aq ceritaen cerita kehidupan ..
See u :*
