Web viewDalam makalah ini akan dibahas mengenai ... Kontribusi genetik material dalam variabilitas...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
222 -
download
3
Transcript of Web viewDalam makalah ini akan dibahas mengenai ... Kontribusi genetik material dalam variabilitas...
Laporan Praktikum Embriologi
PENGUKURAN FOETUS
Oleh:
Izdaharra Mutia Ulfah 1302101010178
Lestari Sukma Dinullah 1302101010163
Fauziah Fitri 1302101010175
Ike Nurjannah 1302101010156
Widya Hanifa 1302101010227
Sadrisa Lidya Pertiwi 1302101010192
Desi Andriani 1302101010202
Fauzan Harun 13021010101
Afdalul Zikri 13021010101
Rozi Syafri 13021010101
FAKULTAS KEDOTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan individu baru selama kebuntingan merupakan hasil dari perbanyakan jumlah sel, pertumbuhan, perubahan susunan serta fungsi sel. Peristiwa tadi mempengaruhi perubahan-perubahan tertentu, beberapa di antaranya merupakan ciri dari tahap perkembangannya. Meskipun perkembangan anak dalam kandungan berlangsung terus menerus, namun kebuntingan kadang-kadang dinyatakan terdiri dari 3 tahap yaitu periode ovum, periode embrio dan periode fetus.
Embrio dan foetus berkembang mengikuti suatu pola tertentu. Pada awalnya, jumlah sel meningkat diikuti oleh diferensiasi dan perkembangan berbagai sistem organ. Pada berbagai ternak memiliki perkiraan umur yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian diatas, sebagai mahasiswa kedokteran hewan sangat perlu dilakukan untuk memahami metode pengukuran umur foetus dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode pengukuran umur foetus.
1.2 Tujuan
Praktikum Embriologi tentang pengukuran foetus ini bertujuan untuk mengukur foetus dengan dua cara dan untuk menentukan umur foetus tersebut.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui rasio ukuran foetus dan berat foetus berdasarkan usia kebuntingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembentukan dan perkembangan organ, dimana produk dari konseptus disebut fetus. Bagian kebuntingan antara selesainya proses diferensiasi dan kelahiran diistilahkan dengan periode fetus. Pada uterus ruminansia dimana allanto-chorion melakukan kontak dengan karunkula uterus, vili-vili yang mengandung kapiler, tumbuh keluar dari allanto-chorion menjulur memasuki kripta-kripta karunkula induk yang juga dikelilingi oleh plexus kapiler. Hal ini membentuk karakteristik kotiledon ruminansia atau placentom, tempat terjadi pertukaran nutrisi dan gas antara induk dan fetus.
Pada awal kebuntingan pertumbuhan foetus berjalan sangat lambat sedangkan pada akhir kebuntingan pertumbuhan foetus berlangsung sangat cepat. Proses pertumbuhan terakhir menjelang kelahiran ini hampir 2/3 bagian pertumbuhan hanya berlangsung selama 1/3 dari seluruh waktu yang digunakan di dalam kebuntingan. Lama kebuntingan ditentukan oleh faktor maternal, lingkungan dan fetus. Pengaruh fetus diantaranya adalah jenis kelamin fetus, kelenjar adrenal dan hipofise serta ukuran fetus. Besar fetus dapat juga diartikan sebagai bobot lahir fetus tersebut sewaktu dilahirkan. Pertumbuhan dan perkembangan fetus juga dipengaruhi oleh faktor genetik (spesies, bangsa, ukuran tubuh, dan genotip), faktor lingkungan (induk dan plasenta) serta faktor hormonal.
Pertumbuhan fetus dalam masa kandungan dipengaruhi oleh banyak faktorn dari dalam maupun dari luar yakni bangsa , induk dan cara pemberian makanan. Untuk pemeriksaan umur fetus sapi di rumah-rumah potong setelah induknya disembelih sering peluh dilakukan perkiraan umur masa kebuntingan dengan cara visual atau dengan cara pengamatan. Akibat berat cairan allantois setelah kebuntingan 3 bulan, maka uterus masuk kedalam abdomen. Cerviks tertarik kearah tepi pelvis dan karena berat dari uterus maka cerviks menempel erat pada dasar pelvis. Penentuan kebuntingan yang lebih meyangkinkan diperlukan, perabaan fetus, cotyledon atau fremitus.Perubahan fetus tergantung dari besar dan letaknya. Hal ini mungkin dapat dilakukan pada semua umur kebuntingan. Pada masa kebuntingan dapat dilakukan pada semua umur kebuntingan. Pada masa kebuntingan antara 5 dan 7 bulan (khusunya antara 5-6.5 bulan) fetus sering tidak dapat diraba karena terletak jauh kedepan dan ke bawah.
Kriteria utama untuk menentukan umur fetus adalah waktu kopulasi dan ovulasi, atau berat dan panjang fetus, suatu pengukuran yang diambil dari ujung hidung sampai ujung ekor melalui punggung pada suatu daratan sagital. Panjang kaki atau kepala dipakai dalam penentuan umur fetus sapi. Semua metode ini dapat bervariasi karena waktu ovulasi yang tepat tidak dapat ditentukan sedangkan pengukuran berat dan panjang fetus tergantung pada bagian bangsa, strain, umur induk, ukuran litter dan musim kelahiran. Suatu metode ideal untuk menentukan umur fetus hendaknya berpatokan pada diferensiasi dan perekembangan struktur-struktur embrional dan fetal yang dinamakan horizon perkembangan.
Dan yang mempengaruhi berat foetus adalah penambahan seng dalam pakan padat gizi mengandung 1,50% minyak lemuru tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering ransum, konsentrasi PGE2 dan seng dalam serum, aktivitas alkalin fosfatase, serta retensi, akan tetapi
memberikan peningkatan yang sangat berarti terhadap konsumsi seng, absorbsi seng, retensi N serta meningkatkan kenaikan berat induk dan fetus sapi pada akhir kebuntingan dan berat lahir.
Pada masa akhir kebuntingan anak ternak yang normal telah berkembang sedemikian rupa sehingga ia sanggup hidup di lingkungan cairan dan saluran pencernaan serta saluran pernafasannya siap untuk mulai fungsi dan tanggung jawabnya. Selama minggu- minggu pertamanya kehidupan di luar uterus terjadi suatu penyesuaian fisiologik anak ternak yang memerlukan perhatian khusus dari peternak untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhan optimum dari ternak yang baru lahir.
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1 Alat dan Bahan1. Baki alumunium2. Penggaris3. Tali 4. Pinset5. Foetus sapi yang telah diawetkan
3.2 Cara Kerja1. Foetus yang telah disediakan dikeluarkan dari dalam stoples dan diletakkan di atas
baki alumunium2. Dilakukan pengukuran dengan cara CC-R dan SC-R3. Pengukuran CC-R dilakukan dengan cara mengukur panjang saluran tubuh foetus
dimulai dari pangkal ekor berbentuk kurva sampai forehead4. Pengukuran SC-R dilakukan dengan cara mengukur panjang tubuh foetus mulai dari
pangkal ekor berbentuk garis lurus sampai forehead. Cara ini yang sering digunakan5. Catat hasil pengukuran
BAB IV
ISI
4.1 HasilPada saat pengukuran foetus sapi terlihat ciri-ciri nostril terlihat, pertumbuhan folikel rambut disekitar mata dan bibir. Dari hasil pengukuran foetus sapi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Metode Umur (hari)
Berat (gr)
Panjang (cm)
Panjang Ratio Panjang Ratio
Kepala
Tubuh Kaki depan
Kaki belakang
CC-R 50 22 43 11 20 11 : 20 18 21 18 : 21
SC-R 50 22 25,5 6,5 19 6,5 : 19 8,5 11,5 8,5 : 11,5
4.2 PembahasanDari hasil pengamatan terlihat ciri-ciri nostril terlihat. Ciri-ciri yang diperoleh ini dapat menunjukkan berat dan umur dari foetus tersebut, sebagai berikut :
KEBUNTINGAN(hari)
BERAT(g)
C-R Lenght
KETERANGAN
10 *) - Bastocyt kira-kira 1 mm20 0,1 - Embrio muda30 1,5 - Organogenesis hampir lengkap40 7,0 - Foetus 50 22,0 - Nostril terlihat, pertumbuhan folikel
rambut disekitar mata dan bibir60 70,0 - Pertumbuhan folikel rambut diseluruh tubuh70 130,0 - Pertumbuhan tanduk80 250,0 - Rambut kira-kira 2-3 mm 90 470 - Rambut kira-kira 5-6 mm100 800,0 - Rambut kira-kira 6-7 mm110 1300,0 - Pertumbuhan rambut pada kaki belakang120 2000,0 - Pertumbuhan rambut pada kakai depan130 2900,0 - Seluruh tubuh ditumbuhi rambut berwarna
putih terutama sekitar bagian belakang140 4000,0 - Kulit tubuh mulai mengerut150 5000,0 - Sepasang gigi incisor mulai mengalami
erupsi
Semakin bertambahnya ciri-ciri foetus, makin bertambah pula berat foetus dan usia kebutingannya. Ukuran foetus secara genetik dipengaruhi oleh komponen gen itu sendiri, komponen gen induk, dan komposisi intra uteri dengan foetus lain. Kontribusi genetik material dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih besar dari pada kontribusi prenatal.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu CC-R dan SC-R
Foetus yang digunakan dalam praktikum, jika dilihat dari ciri-cirinya (disesuaikan
dengan tabel), maka foetus sapi tersebut berumur 50 hari dan beratnya 22,0 gr.
Kontribusi maternal dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih besar daripada
kontribusi paternal
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Makalah Fetus Sapi. http://www.scribd.com/doc/96557385/Makalah-Perkembangan-Fetus-Sapi. Diakses pada tanggal 15 Mei 2014 hari Kamis pukul 20:19 WIB.
Anonim. 2012. Duniaku. http://duniaaalifabdussalam.blogspot.com/2012/05/perkembangan-fetus-hingga-partus-pada.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2014 hari Kamis pukul 21:04 WIB.
Amrozi dan Bagus Setiawan. Sinkronisasi Estrus Dan Pengamatan Ultrasonografi Pemeriksaan Kebuntingan Dini Pada Domba Garut (Ovis Aries) Sebagai Standar Penentuan Umur Kebuntingan. Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor : Bogor
Hartati, E. Dkk. Penambahan Seng pada Pakan Padat Gizi Mengandung Minyak Lemuru untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serat Lahir Sapi Bali, Fakultas Peternakan, Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak, Universitas Nusa Cendana : Kupang
Lestari, Tita Damayanti. 2011. Pengujian Anti Protein Produksi Blastosit (Anti-PAG) melalui Metode Dot Blot, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
.
Laboratorium Histologi. 2014. Penuntun Pratikum Embriologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala : Darussalam, Banda Aceh
Prasojo, Gatot. dkk. 2010. Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bobot Lahir Dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan Pada Sapi Bali. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor : Bogor
Sudarmono, A.S. dan Y. Bambang Sugeng. Sapi Potong. Niaga Swadaya
Toelihere, R. Mozes. 1985. Ilmu kebidanan pada Ternak sapid an Kerbau. Universitas Indonesia : Jakarta
Yusuf, Muhammad. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak, Universitas Hasanuddin