dinpermades.temanggungkab.go.id · Web viewUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan...
Transcript of dinpermades.temanggungkab.go.id · Web viewUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan...
PROVINSI JAWA TENGAHPERATURAN BUPATI TEMANGGUNG
NOMOR 74 TAHUN 2016TENTANG
PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DAN BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA
BUPATI TEMANGGUNG,
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
bahwa dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan dan untuk meningkatkan perekonomian serta pelayanan umum masyarakat, desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama yang didasari semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan;bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa maka Peraturan Bupati Temanggung Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa sudah tidak sesuai dan perlu diganti;bahwaberdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4756);Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
5.
6.
7.
8.
9.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Perubahan Badan Usaha Milik Desa(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DAN BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Daerah adalah Kabupaten Temanggung.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Temanggung.4. Desa adalah Desa di Kabupaten Temanggung.5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Kabupaten Temanggung.8. Peraturan Desa adalah peraturanperundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.9. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan yang dibuat dan dikeluarkan oleh
Kepala Desa untuk melaksanakaan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang bersifat mengatur.
10. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dari dua atau lebih desa yang melakukan kerjasama antar desa.
11. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang dibuat dan dikeluarkan oleh Kepala Desa untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau mengadakan kebijakan baru dan bersifat penetapan.
12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
13. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
14. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUMDesa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
15. Badan Usaha MilikDesa Bersama yang selanjutnya disebut BUMDesa Bersama adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa-desa yang sepakat melakukan kerjasama mendirikan BUMDesa Bersama dalam musyawarah antar desa dan ditetapkan dengan Peraturan Bersama Kepala Desa.
16. Badan Kerjasama Antar Desa yang selanjutnya disingkat BKAD adalah sebuah lembaga yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar desa di satu wilayah dalam satu kecamatan dan/atau antar kecamatan dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan Kerjasama Antar Desa
17. Usaha Desa adalah jenis usaha berupa pelayanan ekonomi desa seperti usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan hasil pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.
18. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
19. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat AD dan ART adalah ketentuan dasar dan ketentuan operasional yang mencerminkan aspirasi, visi dan misi organisasi.
BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman pendirian dan pengelolaan BUM Desa dan BUM Desa Bersama.
(2)Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah :a. meningkatkan peran pemerintah desa dalam pendirian, pengelolaan dan
pengembangan BUM Desa dan BUM Desa Bersama;b. meningkatkan peran masyarakat dalam pendirian dan pengelolaan BUM
Desa dan BUM Desa Bersama;c. meningkatkan peran BUM Desa dan BUM Desa Bersama dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat danpendapatan desa.
BAB IIIPEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DAN BADAN
USAHA MILIK DESA BERSAMA
Pasal 3
Pedoman Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Dan Badan Usaha Milik Desa Bersama sebagaimana dimaksud dalam Lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IVKETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Temanggung Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Berita Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2007 Nomor 39) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Temanggung.
Ditetapkan di Temanggungpada tanggal 30 Desember
2016
BUPATI TEMANGGUNG,
M. BAMBANG SUKARNO
Diundangkan di Temanggungpada tanggal 30 Desember 2016
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN TEMANGGUNG,
BAMBANG AROCHMAN
BERITA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2016 NOMOR 74
LAMPIRANPERATURAN BUPATI TEMANGGUNGNOMOR 74 TAHUN 2016TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DAN BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA
I. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat kehidupan perekonomian masyarakat. Untuk menampung seluruh kegiatan ekonomi dan/atau pelayanan umum serta untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa, maka desa dapat mendirikan BUM Desa.
B. Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah;2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5459);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
C. Maksud dan Tujuan1. Maksud
Maksud didirikannya Badan Usaha Milik Desa adalah untuk menampung seluruh kegiatan ekonomi dan/atau pelayanan umum yang ada di desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Kegiatan ekonomi dimaksud dapat berupa kegiatan ekonomi yang sudah berkembang dimasyarakat maupun kegiatan ekonomi yang berbentuk program/proyek pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang telah diserahkan kepada masyarakat.
2. Tujuan.Pendirian Badan Usaha Milik Desabertujuan :a. Meningkatkan perekonomian desa;b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
desa;c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
desa;d. Menciptakan peluang dan jaringan pemasaran yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga;e. Membuka lapangan kerja;f. Mengembangkan kerjasama usaha antar desa dan/atau dengan pihak
ketiga;g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa;danh. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli
desa.
BAB IIPENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BUM Desa
A. Prinsip Pendirian dan Pengelolaan BUM Desa.1. Pemberdayaan.
Adanya keterlibatan dan tanggung jawab masyarakat dalam pendirian dan pengelolaan BUM Desa.
2. Keberagaman.Berbagai usaha yang ada dimasyarakat dapat menjadi unit usaha BUM Desatanpa mengurangi eksistensi/keberadaan usaha yang ada.
3. PartisipasiPeran aktif dari masyarakat untuk turut serta dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan BUM Desa.
4. DemokrasiPendirian dan Pengelolaan BUM Desadidasarkan pada kebutuhan masyarakat dan harus diselenggarakan dalam penyelenggaraan administrasi yang benar.
5. TransparansiPengelolaan/Aktivitas BUM Desaberpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum dan harus diketahui segenap lapisan masyarakat.
6. AkuntabelPengelolaan BUM Desa dapat dipertanggungjawabkan.
B. Bentuk Organisasi BUM Desa.1. BUM Desa wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;2. BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum.3. BUM Desa terdiri dari unit-unit usaha berbadan hukum meliputi :
a. Perseroan Terbatas ( PT ) sebagai persekutuan modal yang dibentuk berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas; dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar minimal 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.
C. Unit Usaha BUM Desa.Unit usaha BUM Desayang tidak berbadan hukum dapat menjalankan usaha :
a. Usaha social antara lain :1) Pengelolaan air minum desa;2) Usaha listrik desa;3) Lumbung pangan;
b. penyewaan antara lain :1) Penyewaan alat transportasi;2) Penyewaan perkakas pesta;3) Penyewaan gedung;4) Penyewaan ruko;5) Penyewaan tanah;
c. jasa pelayanan kepada warga antara lain :1) Jasa pembayaran listrik;2) Pasar desa;
d. perdagangan dan/atau produksi antara lain :1) Industri kecil;2) Hasil pertanian;3) Sarana produksi pertanian;
e. Penyediaankredit yang mudah diakses oleh masyarakat desa.f. usaha bersama antara lain :
1) Desa wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat;
2) Kegiatan usaha bersama yang menggabungkan jenis usaha lokal dari kelompok masyarakat.
BAB IIIORGANISASI PENGELOLA BUM Desa
A. OrganisasiPengelola BUMDesa.1. Susunan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari :
a. Penasihat;b. Pelaksana Operasional; danc. Pengawas.
2. Dalam menjalankan tugasnya Pelaksana Operasional dapat menunjuk staf untuk mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.
3. Penunjukan staf disesuaikan dengan kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan pembagian kerja.
4. Pengelola BUMDesa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
B. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Pengelola BUMDesa.1. Penasihat
a. Penasihat dijabat oleh Kepala Desa.b. Penasihat berhenti apabila yang bersangkutan berhenti menjadi Kepala
Desa.2. Pelaksana Operasional.
a. Pelaksana Operasional berasal dari masyarakat desa setempat, dan dilarang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa;
b. Pengangkatan Pelaksana Operasional dilakukan melalui musyawarah desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
c. Pelaksana Operasional dapat menunjuk anggota sesuai kapasitas usahanya;
d. Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi :1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;2) Masyarakat desa yang mempunyai jiwa wirausaha;3) Mempunyai rasa pengabdian;4) Berdomisili dan menetap di Desa setempat sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun;5) Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha
desa;6) Pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau
sederajat.e. Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan :
1) Meninggal dunia;2) Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;3) Mengundurkan diri;4) Tidak melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa;5) Terlibat kasus pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima)
tahun penjara dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap.3. Pengawas.
a. Pengawas dipilih oleh masyarakat melalui musyawarah desa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
b. Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;c. Masa bakti pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;d. Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :
1) Ketua;2) Wakil Ketua merangkap anggota;3) Sekretaris merangkap anggota;4) 2 (dua) orang anggota.
e. Syarat menjadi Pengawas adalah1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;2) Mempunyai rasa pengabdian;3) Sehat jasmani dan rohani;4) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang usaha ekonomi;
f. Pengawas berhenti karena :1) Masa jabatan berakhir;2) Meninggal dunia.
g. Pengawas dapat diberhentikan Kepala Desa atas dasar keputusan musyawarah desa karena :1) Permintaan sendiri;2) Reorganisasi;3) Melakukan tindakan yang merugikan BUM Desa;
4) Melakukan tindakan atau sikap yang bertentangan dengan kepentingan BUM Desa dan Pemerintah Desa;
5) Sesuatu hal yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas secara wajar.
C. Kewajiban dan Kewenangan Pengelola.1. Penasihat.
a. Penasihat berkewajiban :1) Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;2) Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUM Desa;dan3) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
b. Penasihat berwenang :1) Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan
yang menyangkut pengelolaan Usaha BUM Desa;dan2) Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja BUM Desa.
2. Pelaksana Operasional.a. Kewajiban Pelaksana Operasional adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat desa;
2) Membuat laporan keuangan BUM Desa;3) Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan4) Memberikan laporan perkembangan unit-unitusaha BUM Desa kepada
Kepala Desa sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.b. Wewenang Kepala Operasional :
1) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian desa;dan
2) Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Pengawas.a. Kewajiban Pengawas.
Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
b. Wewenang Pengawas :1) Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran BUM Desa;2) Meminta penjelasan dari Kepala Operasional mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha desa;3) Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
kelangsungan dan citra BUM Desa;4) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional;5) Menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk pemilihan dan
pengangkatan pengurus pengawas;dan6) Menyelenggarakan rapat Umum penetapan kebijakan pengembangan
kegiatan usaha dari BUM Desa.
D. Penghasilan Penasihat, Pengawas dan Pelaksana Operasional.a. Besarnya gaji/honorarium pengelola BUM Desa diatur dalam AD dan ART.b. Besarnya gaji/honorarium pengelola BUM Desa:
1. PenasihatSetinggi-tingginya25% (dua puluh lima persen) dari gaji/honorarium Ketua Pelaksana Operasional;
2. Pelaksana Operasional
Ditetapkan berdasarkan kemampuan keuangan BUM Desa dengan persetujuan Kepala Desa dan Pengawas.
3. Pengawasa. Ketua Pengawas setinggi-tingginya 25% (dua puluh lima persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pelaksana Operasional;b. Wakil Ketua setinggi-tingginya 90% (sembilan puluh persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;c. Sekretaris setinggi-tingginya 80% (delapan puluh persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;d. Anggota pengawas setinggi-tingginya 70% (tujuh puluh persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;
BAB IVPERMODALAN, RENCANA KERJA DAN ANGGARAN,
PEMBAGIAN HASIL USAHA DAN KEPAILITAN
A. Permodalan BUM Desa.1. Modal Awal BUM Desa bersumber dari APB Desa;2. ModalBUM Desa terdiri atas :
a. Penyertaan modal Desa;Penyertaan modal desa terdiri atas :1) Bantuan pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi dan pemerintah
daerah yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;2) Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomikemasyarakatan
dan/atau lembaga lain yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;3) Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga lain yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
4) Aset Desa yang diserahkan pengelolaan kepada BUM Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.
b. Penyertaan modal masyarakat desa.Penyertaan modal masyarakat desa berasal dari tabungan masyarakat dan/atau simpanan masyarakat.
B. Rencana Kerja dan Anggaran1. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berjalan, Pelaksana
Operasional menyusun dan mengirimkan rencana kerja dan anggaran untuk mendapat persetujuan Pengawas setelah melalui Musyawarah Desa;
2. Rencana kerja dan anggaran merupakan landasan Pelaksana Operasional dalam melaksanakan kegiatan;
3. Rencana kerja dan anggaran dimaksud berlaku untuk satu tahun;4. Setiap perubahan rencana kerja dan anggaran BUM Desa harus mendapat
persetujuan Pengawas setelah melalui Musyawarah Desa.
C. Pembagian Hasil Usaha.1. Hasil usaha BUM Desamerupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku;
2. Pembagian hasil usaha BUM Desa ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;
3. Pembagian hasil usaha sekurang-kurangnya diatur sebagai berikut :a. Deviden b. Pemupukan modal usaha c. Kas Desa sebesar d. Peningkatan kapasitas pengurus e. Pengelola f. Dana sosial
D. KEPAILITAN BUM Desa.1. Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa;2. Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa;3. Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian dengan
aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan;
4. Unit BUM Desa yang dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud point 3 (tiga) diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Desa melalui Musyawarah Desa.
BAB VKERJASAMA.
A. Kerjasama BUM Desa Antar Desa1. BUM Desa dapat melakukan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih
dengan ketentuan;a. dapat dilakukan dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam
satu Kabupaten;b. harus mendapat persetujuan Pemerintah Desa melalui musyawarah di
masing- masing Desa;c. dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama;
2. Naskah perjanjian kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih paling sedikit memuat:a. Subyek kerjasama;b. Obyek kerjasama;c. Jangka waktu kerjasama;d. Hak dan kewajiban;e. Pendanaan;f. Keadaan memaksa;g. Pengalihan aset; danh. Penyelesaian perselisihan.
3. Naskah perjanjian kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari masing- masing BUM Desa yang bekerjasama;
4. Kegiatan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing sebagai pemilik BUM Desa;
5. Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa yang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan tentang Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro.
B. Kerjasama dengan Pihak Ketiga.1. BUMDesa dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka
pengembangan usaha;2. Kerjasama BUM Desa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud point 1
(satu) dilaksanakan dengan ketentuan:a. Apabila kerjasama dimaksud memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa, maka rencana kerjasama tersebut harus mendapat persetujuan Penasihat danPengawas melalui musyawarah desa;
b. Apabila kerjasama dimaksud tidak memerlukan jaminan harta benda yang dimiliki atau dikelola BUM Desa, maka rencana kerjasama cukup diberitahukan kepada Pengawas dan Penasihat.
BAB VIPERTANGGUNGJAWABAN DAN PEMBINAAN
A. Pertanggungjawaban.1. Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan
BUM Desa kepada Kepala Desa.2. Sistem pelaporan dibuat berdasarkan unit usaha.3. Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap
BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui Musyawarah Desa.
B. PEMBINAAN.1. Pembinaan BUM Desadilaksanakan oleh Perangkat Daerah sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya;2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaksanakan fasilitasi
manajemen melalui pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap BUM Desa.
BAB VIIPENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis operasional BUM Desa diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa dan Pelaksana Operasional atas pertimbangan dan persetujuan Pengawas melalui Musyawarah Desa.
II. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat kehidupan perekonomian masyarakat. Untuk menampung seluruh kegiatan ekonomi dan/atau pelayanan umum serta untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa, maka desa dapat mendirikan BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama.
B. Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah;2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5459);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296).
C. Maksud dan Tujuan1. Maksud
Maksud didirikannya Badan Usaha Milik Desa Bersama adalah untuk menampung seluruh kegiatan ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh beberapa desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang melakukan kerjasama.Kegiatan ekonomi dimaksud dapat berupa kegiatan ekonomi yang sudah berkembang dimasyarakat maupun kegiatan ekonomi yang berbentuk program/proyek pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang telah diserahkan kepada masyarakat.
2. Tujuan.Pendirian Badan Usaha Milik Desa Bersama bertujuan :a. Meningkatkan perekonomian antar Desa;b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
antar Desa;c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
antar Desa;d. Menciptakan peluang dan jaringan pemasaran yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga antar Desa;e. Membuka lapangan kerja;f. Mengembangkan kerjasama usaha antar desa dan/atau dengan pihak
ketiga;g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi antar Desa;dan
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat antar Desa dan pendapatan asli desa.
BAB IIPENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BUM Desa Bersama
A. Prinsip Pendirian dan Pengelolaan BUM Desa Bersama.1. Pemberdayaan.
Adanya keterlibatan dan tanggung jawab masyarakat dalam pendirian dan pengelolaan BUM Desa Bersama.
2. Keberagaman.Berbagai usaha yang ada dimasyarakat dapat menjadi unit usaha BUM Desa Bersama tanpa mengurangi eksistensi/keberadaan usaha yang ada.
3. PartisipasiPeran aktif dari masyarakat untuk turut serta dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan BUM Desa Bersama.
4. DemokrasiPendirian dan Pengelolaan BUM Desa Bersama didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan harus diselenggarakan dalam penyelenggaraan administrasi yang benar.
5. Transparansi
Pengelolaan/Aktivitas BUM Desa Bersama berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum dan harus diketahui segenap lapisan masyarakat.
6. AkuntabelPengelolaan BUM Desa Bersama dapat dipertanggungjawabkan.
B. Bentuk Organisasi BUM Desa Bersama.1. BUM Desa Bersama wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga2. BUM Desa Bersama dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan
hukum.3. BUM Desa Bersamaterdiri dari unit-unit usaha berbadan hukum
meliputi :a. Perseroan Terbatas (PT) sebagai persekutuan modal yang dibentuk
berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas; dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar minimal 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.
C. Unit Usaha BUM Desa BersamaUnit usaha BUM Desa Bersama yang tidak berbadan hukum dapat menjalankan usaha :a. Usahasosialantara lain :
1) Pengelolaan air minum desa;2) Usaha listrik desa;3) Lumbung pangan;
b. penyewaan antara lain :1) Penyewaan alat transportasi;2) Penyewaan perkakas pesta;3) Penyewaan gedung;4) Penyewaan ruko;5) Penyewaan tanah;
c. jasa pelayanan kepada warga antara lain :1) Jasa pembayaran listrik;2) Pasar desa;
d. perdagangan dan/atau produksi antara lain :1) Industri kecil;2) Hasil pertanian;3) Sarana produksi pertanian;
e. Penyediaankredit yang mudah diakses oleh masyarakat desa.f. usaha bersama antara lain :
1) Desa wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat;
2) Kegiatan usaha bersama yang menggabungkan jenis usaha lokal dari kelompok masyarakat.
BAB IIIORGANISASI PENGELOLA BUM Desa Bersama
A. OrganisasiPengelola BUMDesa Bersama.1. Susunan organisasi pengelola BUM Desa Bersama terdiri dari :
a. Penasihat;b. Pelaksana Operasional; danc. Pengawas.
2. Dalam menjalankan tugasnya Pelaksana Operasional dapat menunjuk staf untuk mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.
3. Penunjukan staf disesuaikan dengan kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan pembagian kerja.
4. Pengelola BUMDesa Bersama ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
B. Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Pengelola BUMDesa Bersama.1. Penasihat
Penasihat dijabat secara ex-officio oleh Kepala Desa yang melakukan kerjasama;
2. Pelaksana Operasional.a. Pelaksana Operasional berasal dari unsur masyarakat desa yang
melakukan kerjasama, dan dilarang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa;
b. Pengangkatan Pelaksana Operasional dilakukan melalui musyawarah antar desa dan ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa;
c. Pelaksana Operasional dapat menunjuk anggota sesuai kapasitas usahanya;
d. Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi :1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;2) Masyarakat desa yang mempunyai jiwa wirausaha;3) Mempunyai rasa pengabdian;4) Berdomisili dan menetap di Desa yang melakukan kerjasana,
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;5) Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap
usaha desa;e. Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan :1) Meninggal dunia;2) Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Bersama;3) Mengundurkan diri;4) Tidak melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa Bersama;5) Terlibat kasus pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima)
tahun penjara dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap.3. Pengawas.
a. Pengawas dipilih oleh masyarakat melalui musyawarah antar desa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
b. Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa;c. Masa bakti pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga;d. Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :
1) Ketua;2) Wakil Ketua merangkap anggota;3) Sekretaris merangkap anggota;4) 2 (dua) orang anggota.
e. Syarat menjadi Pengawas adalah1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;2) Mempunyai rasa pengabdian;3) Sehat jasmani dan rohani;4) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang usaha ekonomi;
f. Pengawas berhenti karena :
1) Masa jabatan berakhir;2) Meninggal dunia.
g. Pengawas dapat diberhentikan melalui mekanisme musyawarah antar desa karena :1) Permintaan sendiri;2) Reorganisasi;3) Melakukan tindakan yang merugikan BUM Desa Bersama;4) Melakukan tindakan atau sikap yang bertentangan dengan
kepentingan BUM Desa Bersama dan Pemerintah Desa yang melakukan kerjasama;
5) Sesuatu hal yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas.
E. Kewajiban dan Kewenangan Pengelola.1. Penasihat.
a. Penasihat berkewajiban :1) Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa Bersama;2) Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUM Desa Bersama;dan3) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa
Bersama.
b. Penasihat berwenang :1) Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan
yang menyangkut pengelolaan Usaha BUM Desa Bersama;dan2) Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja BUM Desa Bersama.2. Pelaksana Operasional.
a. Kewajiban Pelaksana Operasional adalah sebagai berikut :1) Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa Bersama agar
menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat desa;
2) Membuat laporan keuangan BUM Desa Bersama;3) Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan4) Memberikan laporan perkembangan unit-unitusaha BUM Desa
Bersama kepada Kepala Desa yang bekerjasama sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
b. Wewenang Kepala Operasional :1) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian
desa;dan2) Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Pengawas.a. Kewajiban Pengawas.
Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa Bersama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
b. Wewenang Pengawas :1) Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran BUM Desa
Bersama;2) Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
kelangsungan dan citra BUM Desa Bersama;3) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
Pelaksana Operasional;4) Menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk pemilihan dan
pengangkatan pengurus pengawas;dan
5) Menyelenggarakan rapat Umum penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa Bersama.
F. Penghasilan Penasihat, Pelaksana Operasional dan DewanPengawas.a. Besarnya gaji/honorarium pengelola BUM Desa Bersama diatur dalam AD
dan ART.b. Besarnya gaji/honorarium pengelola BUM Desa Bersama:
1) Penasihatsetinggi-tingginya25% (dua puluh lima persen) dari gaji/honorarium Ketua Pelaksana Operasional.
2) Pelaksana OperasionalDitetapkan berdasarkan kemampuan keuangan BUM Desa Bersama dengan persetujuan para Kepala Desa dan Pengawas.
3) Pengawasa) Ketua Pengawas setinggi-tingginya 25% (dua puluh lima persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pelaksana Operasional;b) Wakil Ketua setinggi-tingginya 90% (sembilan puluh perseratus) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;c) Sekretaris setinggi-tingginya 80% (delapan puluh persen) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;d) Anggota pengawas setinggi-tingginya 70% (tujuh puluh persens) dari
gaji/honorarium Ketua Pengawas;
BAB IVPERMODALAN, RENCANA KERJA DAN ANGGARAN,
PEMBAGIAN HASIL USAHA DAN KEPAILITAN
A. Modal BUM Desa Bersama.Modal BUM Desa Bersama terdiri dari :a. Penyertaan modal desa yang melakukan kerjasama;b. Penyertaan modal masyarakat desa; dan/atauc. Bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, kabupaten dan pihak ketiga.
B. Rencana Kerja dan Anggaran1. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun berjalan, Pelaksana
Operasional menyusun dan mengirimkan rencana kerja dan anggaran untuk mendapat persetujuan Pengawas setelah melalui Musyawarah Antar Desa;
2. Rencana kerja dan anggaran merupakan landasan Pelaksana Operasional dalam melaksanakan kegiatan;
3. Rencana kerja dan anggaran dimaksud berlaku untuk satu tahun;4. Setiap perubahan rencana kerja dan anggaran BUM Desa Bersama harus
mendapat persetujuan Pengawas setelah melalui Musyawarah Antar Desa.
C. Pembagian Hasil Usaha.1. Hasil usaha BUM Desa Bersama merupakan pendapatan yang diperoleh
dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun;
2. Pembagian hasil usaha BUM Desa Bersama ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Bersama;
3. Pembagian hasil usaha sekurang-kurangnya sebagai berikut :a. Deviden b. Pemupukan modal usaha c. Kas Desa d. Penguatan kapasitas
e. Insentif pengelola f. Dana sosial
D. KEPAILITAN BUM Desa Bersama .1. Kerugian yang dialami BUM Desa Bersama menjadi beban BUM Desa
Bersama;2. Dalam hal BUM Desa Bersama tidak dapat menutupi kerugian dengan
aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Antar Desa;
3. Unit usaha milik BUM Desa Bersamayang tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan;
4. Unit Usaha BUM Desa Bersama yang dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud point 4 (empat) diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Desa yang melakukan kerjasama melalui Musyawarah Antar Desa.
BAB VKERJASAMA.
A. Kerjasama Antar BUM Desa Bersama1. BUM Desa Bersama dapat melakukan kerjasama antar BUM Desa
Bersama dan atau dengan BUM Desa dengan ketentuan:a. dapat dilakukan antar kecamatan dalam satu Kabupaten;b. harus mendapat persetujuan Pemerintah Desa yang melakukan
kerjasama melalui Musyawarah Antar Desa;c. dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama;
2. Naskah perjanjian kerjasama paling sedikit memuat:a. Subyek kerjasama;b. Obyek kerjasama;c. Jangka waktu kerjasama;d. Hak dan kewajiban;e. Pendanaan;f. Keadaan memaksa;g. Pengalihan aset; danh. Penyelesaian perselisihan.3. Naskah perjanjian kerjasama BUM Desa Bersama ditetapkan oleh
Pelaksana Operasional dari masing- masing BUM DesaBersama yang bekerjasama;
4. Kegiatan kerjasama BUM Desa Bersama dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing sebagai pemilik BUM Desa Bersama;
5. Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa Bersama yang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro.
B. Kerjasama dengan Pihak Ketiga.1. BUM Desa Bersama dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga
dalam rangka pengembangan usaha;2. Kerjasama BUM Desa Bersama dengan pihak ketiga sebagaimana
dimaksud point 1 (satu) dilaksanakan dengan ketentuan :a. Apabila kerjasamadimaksud memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa Bersama, maka rencana kerjasama tersebut harus mendapat persetujuan Penasihat, Pengawas melalui musyawarah antar desa;
b. Apabila kerjasama dimaksud tidak memerlukan jaminan harta benda yang dimiliki atau dikelola BUM Desa Bersama, maka rencana kerjasama cukup diberitahukan kepada Pengawas dan Penasihat.
BAB VIPERTANGGUNGJAWABAN DAN PEMBINAAN
A. Pertanggungjawaban.1. Pelaksana Operasional menyampaikan laporan keuangan, perkembangan
usaha dan rencana kegiatan berdasarkan unit usaha kepadapara Kepala Desa yang bekerjasama.
2. Para Kepala Desayang bekerjasamamenyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam forum Musyawarah Antar Desa;
B. Pembinaan.1. Pembinaan BUM Desa Bersama dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaksanakan fasilitasi
manajemen melalui pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap BUM Desa Bersama.
BAB VIIKETENTUAN PERALIHAN
1. BUMDesa Bersama yang telah ada sebelum Peraturan Bupati ini tetap dapat menjalankan kegiatannya .
2. BUMDes Bersama sebagaimana point 1(satu) wajib melakukan penyesuaian dengan peraturan Bupati ini selambat – lambatnya 2 ( dua ) tahun sejak ditetapkan.
BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis operasional BUM Desa Bersama diatur lebih lanjut dalam AD ART BUMDesa Bersama melalui Musyawarah Antar Desa.
III. STRUKTUR ORGANISASI BUM Desa
PENASEHAT
PENGAWAS
PELAKSANA OPERASIONAL
UNIT USAHA UNIT USAHAUNIT USAHA
IV. STRUKTUR ORGANISASI BUM Desa Bersama
MAD
DEWAN PENASIHAT(PARA KEPALA DESA)
PELAKSANA OPERASIONAL(JAJARAN DIREKSI)
PENGAWAS
UNIT USAHA
UNIT USAHA
UNIT USAHA
V. CONTOH PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN BUMDESA
PERATURAN DESA ………………NOMOR TAHUN …….
TENTANGPEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA “ ……………….. “
DESA …………….. KECAMATAN ………………KABUPATEN TEMANGGUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA …………………….
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
b.
1.
2.
3.
4.
bahwa untuk menampung seluruh kegiatan perekonomian masyarakat desa …………… yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli desa, maka perlu dibentuk Badan Usaha Milik Desa;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Desa ………… tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa “ ………..” Desa …………….. Kecamatan ………….. Kabupaten Temanggung;Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5.
6.
7.
8.
9.
10.Dst
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2016 tentangBadan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2016 Nomor 3 );Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296)Peraturan Desa ………. tentang …………..
Dengan Kesepakatan BersamaBADAN PERMUSYAWARATAN DESA …………..
danKEPALA DESA ……………..
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA “…………..” DESA ………….. KECAMATAN …………….. KABUPATEN TEMANGGUNG
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Temanggung.2. Bupati adalah Bupati Temanggung.3. Kecamatan adalah …………….4. Dst.
BAB IIKEDUDUKAN
Pasal 2BUM Desa “…………………” berkedudukan di desa …………………
BAB III
MAKSUD DAN TUJUANPasal …
Maksud pembentukan BUM Desa “………………………………..” adalah ………………………………………………………………………………………………………….
Pasal …….Tujuan pembentukan BUM Desa “…………………..” adalah :a. ………………………………………. b. ……………………………………….c. ……………………………………….
BAB IVUSAHAPasal …..
(1) BUM Desa “……………….” menjalankan usaha ………………..(2) Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi ……………
BAB VMODAL
Pasal …..(1) Modal awal BUM Desa “………………….” terdiri dari ……………………(2) …………………………………..(3) …………………………………..(4) …………………………………..(5) Modal BUM Desa “ ………………………… “ merupakan kekayaan desa yang
dipisahkan.
BAB VIPENGURUS BUM Desa
Pasal …….
BAB VIIPERTANGGUNGJAWABAN BUM Desa
Pasal ……
BAB VIIIKERJASAMAPasal ………
BAB IXPEMBINAAN
Pasal ………..
BAB XPEMBUBARAN
Pasal …..
BAB XIKETENTUAN PENUTUP
Pasal …….Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan menempatkan dalam Berita Desa…………………
Ditetapkan di …………….pada tanggal ………………
KEPALA DESA …………..
Diundangkan di …………….Pada tanggal ………………..
SEKRETARIS DESA ………….
LEMBARAN DESA ………….. TAHUN ……………… NOMOR ……………
VI. CONTOH ANGGARAN DASAR BUM Desa
ANGGARAN DASARBADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)DESA : …………………………KECAMATAN : …………………………KABUPATEN : …………………………
BAB I
1. Nama BUM Desa2. Tempat Kegiatan BUM Desa3. Daerah Kerja BUM Desa
BAB II
Maksud dan Tujuan dibentuk BUM Desa
BAB III
Proses Pembentukan BUM Desa
BAB IV
Organisasi dan Pengelolaan BUM Desa
BAB V
Jenis Usaha BUM Desa
BAB VI
Sumber Modal BUM Desa
BAB VII
Pembagian Hasil Usaha
BAB VIII
Tahun Buku
BAB IX
Perubahan
Demikian Anggaran Rumah Tangga ini ditanda tangani oleh pengurus yang telah diberi kuasa oleh Musyawarah Desa pada tanggal …………………………………………………………….
Pengurus BUM DesaPimpinan Pelaksana Operasional/Direktur,
( ……………………. )
Mengetahui :
PengawasKetua,
( ……………………. )
Ketua BPD Kepala Desa Ketua LPMD
( …………………. ) ( …………………….. ) (…………………. )
VII. CONTOH FORMAT ANGGARAN RUMAH TANGGA BUMDesa
ANGGARAN RUMAH TANGGABADAN USAHA MILIK DESA ( BUM Desa )
DESA : ……………………KECAMATAN : ……………………KABUPATEN : ……………………
BAB IALAMAT DAN WILAYAH KERJA
BAB IILANDASAN HUKUM
BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
BAB IVMASA BAKTI PENGURUS
BAB VTATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PENGURUS
BAB VIJENIS USAHA BUM Desa
BAB VIISUMBER MODAL BUMDesa
Demikian Anggaran Rumah Tangga ini ditanda tangani oleh pengurus BUM Desa ……………. yang telah diberi kuasa oleh Musyawarah Desa pada tanggal ……………………..
Pengurus BUM DesaPimpinan Pelaksana Operasional/Direktur,
( ……………………. )
Mengetahui :
PengawasKetua,
( ……………………. )
Ketua BPD Kepala Desa Ketua LPMD
( …………………. ) ( …………………….. ) (…………………. )
VIII. CONTOH FORMAT LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEADAAN KEUANGAN SEMESTER ……………
Nama BUM Desa : ………………………….Desa : ………………………….Kecamatan : ………………………….Unit Usaha : a. ………………………
b. ………………………c. ………………………
A. MODALSumber Modal1. APBD Provinsi Rp. …………….. ,-2. APBD Kabupaten Rp. …………….. ,-3. APB Desa Rp. …………….. ,-4. Lain-lain ( sebutkan )
a. ………………. Rp. …………….. ,-b. ………………. Rp. …………….. ,-c. ………………. Rp. …………….. ,-
Jumlah A Rp. ………………… ,-B. MODAL PENYERTAAN
1. Simpanan Pokok Rp. ……………. ,-2. Simpanan Wajib Rp. ……………. ,-3. Jasa bunga simpanan Rp. ……………. ,-4. Simpanan sukarela Rp. ……………. ,-5. ………………….. Rp. ……………. ,-6. ………………….. Rp. ……………. ,-
Jumlah B Rp. ………………… ,-C. SISA HASIL USAHA
1. Pendapatana. Bunga/Jasa Simpanan Rp. …………… ,-b. Bunga Simpanan Bank Rp. …………… ,-c. Laba Usaha Rp. …………… ,-d. ……………………… Rp. …………… ,-
Jumlah C1 Rp. ………………… ,-2. Biaya
a. Biaya bunga/jasa Rp. …………… ,-b. Honor Rp. …………… ,-c. Biaya kerugian Rp. …………… ,-d. …………………….. Rp. …………… ,-
Jumlah C2 Rp. ………………… ,-
Jumlah C ( C1 - C2 ) Rp. ………………… ,-D. MODAL AKHIR
Jumlah D(A + B + C) Rp. ………………… ,-
E. POSISI MODAL AKHIRa. Kas Rp. ……………. ,-b. Bank Rp. ……………. ,-c. Pinjaman/Piutang Rp. …………… ,-d. Modal Cadangan Rp. …………… ,-e. ………………… Rp. …………… ,-f. ………………… Rp. …………… ,-
Jumlah E = Jumlah D Rp. ………………… ,-
Pelaksana OperasionalPimpinan/Direktur,
( ……………………………. )
Mengetahui ,
Kepala Desa …………..
( ………………………….. )
IX. CONTOH FORMAT NASKAH PERJANJIAN
NASKAH PERJANJIAN KERJASAMAANTARA
BADAN USAHA MILIK DESA …… KECAMATAN...............DENGAN
BADAN USAHA MILIK DESA …… KECAMATAN...............TENTANG
………………………………………………………….
NOMOR : …………………NOMOR : …………………
Pada hari ini ……………… tanggal ………………… bulan ……………. tahun ………………………………….. ( …………………… ) bertempat di ……………….. , kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1.
2.
Nama
Nama
:
:
Pimpinan Pelaksana Operasional BUM Desa …… Kecamatan ......berkedudukan di …………., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BUM Desa …… Kecamatan ...... dan selanjutnya disebut PIHAK KESATUPimpinan Pelaksana Operasional BUM Desa …… Kecamatan ......berkedudukan di ……………., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BUM Desa …… Kecamatan ...... dan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Berdasarkan Kesepakatan Bersama antara BUM Desa ….... Kecamatan ......dengan BUM Desa ……Kecamatan ...... dan atas persetujuan Pemerintah Desa ……………… dan Pemerintah Desa …………….. tentang ………………………………………………, maka PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dalam …………………………… dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1KETENTUAN UMUM
Dalam perjanjian kerjasama ini yang dimaksud dengan:
Pasal 2DASAR HUKUM
Pasal 3SUBYEK KERJASAMA
Pasal 4OBYEK KERJASAMA
Pasal 5JANGKA WAKTU KERJASAMA
Perjanjian kerjasama ini berlaku ………tahunsejak perjanjian ini ditandatangani dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama antara PARA PIHAK
Pasal 6HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA berhak
(2) PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA berkewajiban …………..
Pasal 7PENDANAAN
Pasal 8KEADAAN MEMAKSA
Pasal 9PENGALIHAN ASET
Pasal 10PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan dengan cara ……………………………
Pasal 11PENUTUP
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur dan ditentukan secara tersendiri oleh PARA PIHAK dalam bentuk perjanjian tambahan (Addendum) secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK yang merupakan satu kesatuan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.
(2) Perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani di ………….. pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut di bagian awal perjanjian ini, dibuat dalam rangkap ……… ( …………….), 2 (dua) diantaranya bermeterai cukup masing-masing untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat PARA PIHAK.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUAPimpinan Pelaksana Operasional Pimpinan Pelaksana Operasional
( ……………………………. ) ( ………………………. )
X. CONTOH FORMAT PERATURAN BERSAMA KEPALA DESAPERATURAN BERSAMA KEPALA DESA .......
DAN KEPALA DESA ........NOMOR …. TAHUN ……..NOMOR ..... TAHUN ……..
TENTANGBADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA ) BERSAMA ……………. KECAMATAN
……………DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA DESA ........ DAN KEPALA DESA ...............,
Menimbang : a.
b.
c.
bahwa untuk mendukung usaha bersama dalam peningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat desa diwilayah kecamatan …………….. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu dibentuk Badan Usaha Milik Desa Bersama;bahwa dalam pengembangan usaha bersama, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat mengadakan kerja sama dengan desa lain;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Badan Usaha Milik Desa Bersama;
Mengingat : 1.
2.
3.
4.
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Indonesia Nomor 5495);Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan Antar Desa(Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 9);Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerja Sama Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Nomor 2);Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2016 TentangBadan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2016 Nomor 3 )Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
13.
14.
2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2091);Peraturan Bupati Temanggung Nomor ……… Tahun …….. tentangPendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Badan Usaha Milik Desa Bersama;Dst.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan bersama ini yang dimaksud dengan:1. Pemerintah adalah Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Temanggung.3. Bupati adalah Bupati Temanggung.4. Kecamatan adalah kesatuan wilayah kerja Camat dalam susunan tata kerja
perangkat daerah kabupaten.5. Camat adalah Camat ....................sebagai perangkat daerah Kabupaten
Temanggung.6. Desa adalah satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakuai dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggara pemerintah desa.
9. Pihak Ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan Perorangan di luar pemerintahan desa.
10. Kerjasama antar Desa adalah suatu rangkaian kegiatan yang terjadi karena ikatan formal antar desa dan/atau desa dengan pihak ketiga untuk bersama sama.
11. Badan Kerjasama Antar Desa yang selanjutnya disingkat BKAD adalah Forum Musyawarah para wakil desa yang ditetapkan sebagai anggota BKAD berkedudukan di tingkat kecamatan dan atau antar desa, berperan sebagai lembaga tertinggi dalam setiap pengambilan peraturan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam menetapkan arah kebijakan pengelolaan BKAD Kecamatan.
12. Perselisihan adalah perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik antar Desa
13. Musyawarah Antar-Desa yang selanjutnya disingkat MAD merupakan pertemuan masyarakat antar desa untuk menyampaikan tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dalam musyawarah antar desa.
Pasal 2
Kedudukan peraturan bersama kepala desa ini adalah bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh desa-desa yang melakukan kerja sama
Pasal 3
Tujuan pelaksanaan kerjasama antar desa adalah:a. meningkatkan pelaksanaan pembangunan;b. meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa;c. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa;d. meningkatkan pendapatan asli desa;e. meningkatkan kerja sama di dalam penanggulangan kemiskinan;f. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pola pemberdayaan yang
didukung oleh kelembagaan yang transparan dan akuntabel;g. meningkatkan potensi sumber daya lokal dalam pembangunan melalui
penerapan pola pembangunan partisipatif dan berkelanjutan;h. meningkatkan koordinasi pelaksanaan kerjasama antar desa yang harmonis
dan dinamis;i. meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam pengelolaan keuangan mikro
dalam rangka pelayanan penyediaan modal guna mendorong peningkatan usaha masyarakat ; dan
j. meningkatkan, melindungi dan mengembangkan asset produktif masyarakat.
BAB IIKEANGGOTAAN DAN KELEMBAGAAN
Pasal 4
(1) Anggota kerjasama ini adalah desa-desa dalam lingkup wilayah administratif kecamatan ..................... Kabupaten Temanggung.
(2) Desa dalam menjalankan kerjasama antar desa diwakili oleh BKAD yang merupakan representasi Desa dalam penyelenggaraan kerja sama antar desa.
(3) Untuk penyelenggaraan kerja sama sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dibentuk BKADKecamatan .......................
(4) BKAD Kecamatan ..................... dibentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan atau akan berlangsung sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) BKAD Kecamatan ............... berkedudukan di pusat Kecamatan ............... Kabupaten Temanggung.
(6) BKAD Kecamatan ................ dalam menyelenggarakan kerjasama antar desa bisa membentuk unit-unit kerja.
BAB IIIRUANG LINGKUP KERJASAMA
Pasal 5
(1) Ruang lingkup kerjasama antar desa meliputi kegiatan penyelenggaraan kegiatan …………….
(2) Ruang lingkup kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. penyelenggaraan dan pelestarian kagiatan ekonomib. Pelestarian dan pengembangan kawasan ekonomi perdesaan atau antar
desa. BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN DESA
Pasal 6
(1) Desa yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Antar Desa Kecamatan ................... mempunyai hak:a. memperoleh informasi tentang kegiatan Badan Usaha Milik Antar Desa
Kecamatan ......................b. mengajukan pendapat, saran dan usul untuk perbaikan kinerja pengelola
BUMDesa Bersama Kecamatan ......................c. mengajukan wakilnya untuk dipilih menjadi pengurus BUMDesa Bersama
Kecamatan ......................(2) Setiap desa yang tergabung dalam BUMDesa Bersama berkewajiban:
a. mentaati dan patuh pada Aturan yang telah disepakati dalam Peraturan Bersama Kepala Desa Kecamatan ......................;
b. menjaga nama baik BUMDesa Bersama Kecamatan ......................;c. ikut menanggung beban operasional kegiatan BUMDesa Bersama;
(3) Desa yang melanggar kesepakatan dalam pelaksanaan kerjasama yang diputuskan dalam MAD dikenakan sanksi berupa:a. peringatan;b. sanksi administratif; danc. dikeluarkan dari kepesertaan kerjasama.
BAB VPERAN PENGELOLA BUMDesa Bersama
Pasal 7
Pengelola BUMDesa Bersama mempunyai peran sebagai berikut:a. mengkoordinasikan peran pengelola BUMDesa Bersama dalam mengelola
BUMDesa Bersama;b. melakukan kerjasama lintas sektoral dalam perencanaan pengembangan;c. mengembangkan aset aset produktif masyarakat, modal sosial budaya lokal
dalam jaringan kerjasama antar desa atau pihak ketiga yang saling menguntungkan;
d. melakukan pelayanan dan membentuk pelaksana operasional dalam penyelenggaraan kerjasama antar desa;
e. memfasilitasi pengembangan usaha ekonomi kelompok masyarakat melalui peningkatan kapasitas, akses jaringan produksi dan pemasaran;
f. mendorong pelaksanaan pelestarian kegiatan pembangunan di desa dan antar desa yang berpotensi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat;
g. membangun komitmen sosial untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan melalui pemberlakuan aturan dan sanksi lokal; dan
h. melakukan pengawasan dan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja pelaksanaan kerjasama.
BAB VIPRINSIP BUMDesa Bersama
Pasal 8
BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... dibentuk atas dasar sukarela antar desa.Dalam melaksanakan kegiatannya BUMDesa BersamaKecamatan .................menganut prinsip-prinsip:1. Partisipatif.
Mendorong masyarakat berperan secara aktif dalam setiap kegiatan.2. Demokratis.
Dalam pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyarawah dan mufakat.3. Transparansi dan Akuntabel.
Pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
4. Keberlanjutan.Hasil dan manfaat kegiatan BUMDesa Bersama senantiasa dilestarikan dan berkembang sampai waktu yang tidak terbatas.
BAB VIIKEPENGURUSAN, MASA JABATAN, PEMBERHENTIAN PENGURUS BUMDesa Bersama
Bagian KesatuKEPENGURUSAN BUMDesa Bersama
Pasal …….
(1) Pengurus BUMDesa Bersamadipilih dari dan oleh………………… yangbertanggungjawab kepada MAD.
(2) Pengurus BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Penasihat;b. Pelaksana Operasional; danc. Pengawas.
(3) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:a. wakil desa (anggota BKD) yang berdomisili di wilayah
Kecamatan .....................,b. mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan lembaga ekonomi dan
pengembangan ekonomi perdesaan,c. memiliki keterampilan kerja, jujur dan bertanggungjawab,d. memiliki dedikasi dan integritas moral yang baik,e. memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas kepengurusan,f. bersikap netral dan berwawasan tingkat kecamatan,g. syarat lain yang ditetapkan MAD.
(4) Sebelum melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya Pengurus BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... terlebih dahulu mengucapkan Sumpah atau Janji sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Khusus MAD.
MASA JABATAN PENGURUS BUMDesa Bersama
Pasal ………
(1) Pengurus dipilih untuk masa jabatan …….. ( …….. )tahun dan dapat dipilih kembali.
(2) Pengurus berhenti atau diberhentikan oleh MAD karena:a. meninggal dunia;b. permintaan sendiri;c. indisipliner, tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik;d. melakukan kecurangan dan merugikan BUMDesa Bersama
Kecamatan .....................;e. terjadi sesuatu hal yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas
secara wajar;f. habis masa jabatannya;g. tidak memenuhi syarat lagi sebagaimana diatur dalam Kesepakatan
Pelaksanaan Kerjasama ini;h. melanggar norma kesusilaan;i. melakukan tindak pidana yang sudah berkekuatan hukum tetap dengan
ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun;j. tidak berdomisili di wilayah Kecamatan .....................
(3) Pengurus yang berhenti sebelum masa jabatannya berakhir dilakukan pengganti antar waktu dalam MAD.
BAB IXPROSES, TATACARA, PEMILIHAN PENGURUS BKAD
Pasal 13
(1) Ketua musyawarah antar desa menyampaikan secara terbuka untuk mengajukan calon pengurus dari peserta wakil desa, dengan kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Ayat (3) Peraturan Bersama ini.
(2) Ketua musyawarah antar desa meminta persetujuan peserta musyawarah untuk menetapkan calon pengurus yang akan dipilih dengan ketentuan dihadiri sekurang-kurangnya ... (...................) dari wakil desa yang terdiri dari unsur yang berbeda yaitu dari unsur Pemerintah Desa, BPD, Lembaga Masyarakat Desa, Lembaga Desa lainnya dan Tokoh Masyarakat masyarakat.
(3) Dari .... (............ ...........) perwakilan desa diajukan ……… (…….) orang secara bertahap dalam pemilihan setiap jabatan pengurus.
(4) Pemilihan calon pengurus dilaksanakan dalam MAD secara demokratis melalui pemungutan suara langsung, bebas dan rahasia serta jujur dan adil dengan ketentuan:a. setiap peserta dari wakil desa memiliki 1 (satu) hak suara.b. pemungutan suara dilakukan untuk menetapkan satu jabatan dan untuk
pertama kalinya memilih Ketua, selanjutnya memilih Sekretaris selanjutnya memilih Bendahara.
c. penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak.(5) Pengurus BUMDesa Bersama terpilih disahkan dengan Keputusan Bersama
Kepala Desa.BAB X
TANGGUNG JAWAB, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 14
(1) Pengurus BUMDesa Bersama memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:a. melaksanakan Peraturan Bersama dan ketentuan lain yang ditetapkan
dalam MAD;b. melaksanakan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama BUMDesa
Bersama Kecamatan ..................... serta mewakili di hadapan dan di luar Pengadilan;
c. mengkoordinasikan pertemuan pertemuan atau Rapat MAD bersama Camat;
d. memberikan bantuan teknis dan advokasi ke desa desa secara berkala atau sesuai kebutuhan;
e. mengikuti pelatihan pelatihan yang berkompeten terhadap pengembangan kelembagan BUMDesa Bersama Kecamatan .....................;
f. bersama Pelaksana Operasional membuat Rencana Kerja serta Anggaran Biaya Kegiatan;
g. memelihara dan memastikan keamanan berkas hasil kegiatan, pembukuan, bukti-bukti kas dan surat surat penting berkaitan dengan pengelolaan BUMDesa Bersama Kecamatan ......................;
h. membuat Laporan pertanggungjawaban satu tahun sekali serta pada akhir masa jabatannya kepada Masyarakat melalui MAD;
i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diamanatkan oleh MAD; danj. melaporkan kegiatan BUMDes Bersama kepada Bupati melalui Camat.
(2) Hak pengurus BUMDesa Bersama:a. dapat menerima biaya operasional kegiatan yang besarnya sesuai dengan
yang diatur dalam AD/ART; dan b. biaya lainnya yang tidak melanggar aturan kerjasama ini.
(3) Kewenangan pengurus BUMDesa Bersama:a. membuat kebijakan pengelolaan kegiatan BUMDesa Bersama secara
partisipatif sesuai yang disepakati melalui MAD;b. memonitor dan memberikan bimbingan kepada unit kerja pelaksana
operasional;c. menfasilitasi mekanisme kerjasama desa dengan Pihak Ketiga atas
persetujuan MAD;d. ……………………………...
BAB ……….MAD
Pasal ……….
(1) MAD merupakan adalah Forum Musyawarah para wakil desa yang ditetapkan sebagai anggota BKAD.
(2) MAD mempunyai wewenang:a. menetapkan dan atau merubah Peraturan Bersama tentang Aturan
Pelaksanaan Kerjasama;b. memilih dan memberhentikan Pengurus;c. menerima dan menolak Laporan Pertanggungjwaban Pengurus;d. menetapkan dan merubah Standar Prosedur Opersional bagi Unit Unit kerja
dalam lingkungan Kelembagaan BKAD;e. menetapkan Aturan dan Teknis Pengelolaan Dana Bergulir;
f. membahas dan menetapkan Prioritas usulan desa dan atau kelompok masyarakat;
g. menetapkan alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) terkait pelaksanaan program dari Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. membahas dan menyetujui Rencana Kerja dan Rencana Biaya Operasional Unit-unit Kerja BKAD;
i. menetapkan honor, bonus dan atau insentif Pengurus Unit-unit kerja BKAD; dan
j. menetapkan alokasi penggunaan Surplus Operasional Unit Pengelola Kegiatan.
(7) Ketentuan lebih lanjut tentang MADakan diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) BKAD.
BAB …….PENDANAAN
Pasal ……..
Pendanaan kegiatan BUMDesa Bersama yang kemudian menjadi modal awal, bersumber dari:a. APB Desa;b. Bantuan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kebupaten;c. Swadaya masyarakat; dand. Partisipasi dunia usaha (pihak ketiga).
BAB ……..PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal ……
(1) Penyelesaian perselisihan desa dengan pengurus BUMDesa Bersama dilaksanakan dengan cara musyawarah dengan mengikutsertakan BPD, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan tokoh masyarakat.
(2) Tatacara penyelesaian perselisihan kerjasama dengan Pihak Ketiga diatur dalam Perjanjian Kerjasama.
(3) Apabila perselisihan antara Desa dengan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) tidak dapat diselesaikan, maka penyelesaiannya dapat diupayakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB …….PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal …….
(1) Pengawasan kerjasama antar Desa dilakukan oleh BPD dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.
(2) Bupati melakukan pembinaan kerjasama antar Desa.
BAB …….PEMBUBARAN
Pasal …….(1) BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... dinyatakan bubar apabila
pelaksanaan Kerjasama antar desa bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Proses Pembubaran BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... harus dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pembubaran BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... hanya dapat dilakukan melalui MAD setelah sebelumnya dikonsultasikan dengan Camat.
(4) Jika terdapat sisa kekayaan akibat dari pembubaran BUMDesa Bersama Kecamatan ..................... maka sisa kekayaan tersebut akan dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kepentingan pemberdayaan rumah tangga miskin di masing-masing desa yang diatur secara proporsional.
BAB ……..KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal …….
Perubahan terhadap Peraturan Bersama ini hanya dapat dilaksanakan oleh MAD dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
BAB ……..KETENTUAN PERALIHAN
Pasal …….
Peraturan Kerjasama antar desa yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Bersama ini tetap berlaku sampai dengan jangka waktunya berakhir.
BAB ……..PENUTUP
Pasal ……..
Peraturan Bersama Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama Kepala Desa ini dengan menempatkannya dalam Berita Desa ....................
Ditetapkan di .....................padatanggal ......................
Kepala Desa .................................. Kepala Desa ..................................
............................................ ............................................
Berita Desa............... Tahun …………Nomor ............Berita Desa ............... Tahun ………... Nomor ............
diundangkan di .................pada tanggal ......................
SEKRETARIS DESA .............
( ..................... )
diundangkan di ..............pada tanggal ..................SEKRETARIS DESA ........
( .................. )
BERITA DESA ...........(Nama Desa) TAHUN ................ NOMOR ...............BERITA DESA ...........(Nama Desa) TAHUN ................ NOMOR ...............
XI. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DESA
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DESA .......DAN KEPALA DESA ........
NOMOR …….. TAHUN …….NOMOR ........ TAHUN …….
TENTANGPENETAPAN PENGURUS BUM Desa Bersama ………………………
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,KEPALA DESA ....................... DAN KEPALA DESA .............................,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan usaha bersama, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat, desa dapat mengadakan kerja sama pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Bersama;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Pengelola Badan Usaha Milik Desa Bersama;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan Antar Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 9);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerja Sama Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Nomor 2);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2016 tentang Badan Usaha Milik Desa (Berita Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2016 Nomor 3);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa;
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
10.dst
MEMUTUSKAN:
MenetapkanKESATU
KEDUA
::
:
Membentuk organisasi dan menetapkan pengelola Badan Usaha Milik Desa Bersama ……………sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.Tugas pengelola sebagaimana tercantum pada lampiran Keputusan ini adalah sebagai berikut :Penasihat :1. ……………………………;
KETIGA
KEEMPAT
:
:
2. ……………………………;3. ……………………………;4. …………………………… ;
Pelaksana Operasional :1. ………………………….. ;2. ………………………..… ;3. ………………………..… ;4. ………………………….. ;
Pengawas :1. ………………………..… ;2. ………………………..… ;3. ………………………….. ;4. ………………………….. ;
Dalam melaksanakan tugasnya pengelola Badan Usaha Milik Desa Bersama ……………… bertanggung jawab kepada masyarakat dalam musayawarah antar desa.Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………….pada tanggal
Kepala Desa ……………….
…………………………..
Kepala Desa ……………
………………………..