maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa...

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bodogol merupakan salah satu resort dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Secara administratif kawasan ini termasukke dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Resort Bodogol secara geografis terletak antara 6 0 32’-6 0 34’ Lintang Selatan dan 106 0 56’ Bujur Timur, serta pada ketinggian 700- 1500 mdpl. Resort Bodogol dikembangkan sebagai pusat pendidikan konservasi alam, serta merupakan salah satu zona pemanfaatan dari kawasan TNGP yang berperan sebagai penopang keragaman hayati (PPKAB ...). Jenis satwa yang ada di Bodogol terdiri dari mamalia, primata, burung dan herpetofauna. Di kawasan TNGP terdapat lima jenis primata seperti Lutung hitam (Trachypithecus auratus), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa liar lainnya antara lain Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus), Babi hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), kucing hutan (Prionailurus bengalensis) dan Macan tutul (Panthera pardus) (Ario A et al 2010).

Transcript of maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa...

Page 1: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bodogol merupakan salah satu resort dari Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (TNGP). Secara administratif kawasan ini termasukke dalam

wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Resort Bodogol secara geografis

terletak antara 6032’-6034’ Lintang Selatan dan 106056’ Bujur Timur, serta

pada ketinggian 700-1500 mdpl. Resort Bodogol dikembangkan sebagai pusat

pendidikan konservasi alam, serta merupakan salah satu zona pemanfaatan

dari kawasan TNGP yang berperan sebagai penopang keragaman hayati

(PPKAB ...).

Jenis satwa yang ada di Bodogol terdiri dari mamalia, primata, burung

dan herpetofauna. Di kawasan TNGP terdapat lima jenis primata seperti

Lutung hitam (Trachypithecus auratus), Monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates

moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus).

Satwa liar lainnya antara lain Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus), Babi

hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), kucing hutan (Prionailurus

bengalensis) dan Macan tutul (Panthera pardus) (Ario A et al 2010).

Sebagian jenis hayati yang ada di kawasan ini merupakan jenis yang

dilindungi sehingga pemanfaatan kawasan ini harus dilakukan dengan adanya

pengawasan. Pengamatan dilakukan dengan masing-masing metode yang

telah ditentukan pada plot pengamatan yang berbeda-beda.

1.2 Tujuan

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis mamalia

dan primata di Bodogol.

Page 2: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu

Pengamatan dilakukan di Kawasan Konservasi Pendidikan Bodogol,

Sukabumi. Dilaksanakan dari tanggal 2-4 Desember 2011.

Sumber: Reinwardti

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada pengamtan mamalia dan primata, yaitu:kompas,

file guide, binokuler, jam tangan dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan

yaitu mamalia dan primata

2.3 Metode Pengambilan Data

Page 3: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilapang adalah:

2.3.1 Pengamatan Langsung

1), Metode Transek Garis (Line Transcek)

Perlakuan metode ini yaitu pengamat berjalan di sepanjang jalur yang

telah ditentukan kemudian mencatat semua satwa mamalia. Data yang

dikumpulkan berdasarkan pada perjumpaan langsung maupun tidak

langsung dengan satwa mamalia. Tiap tipe vegetasi dibuat satu jalur

pengasmatan. Lebar jalur transek untuk pengamtan ditetapkan 50 meter

dengan panjang jalur 1000 meter.

2). Concentration Count (Fokus Area)

Khusus untuk pengamatan primata, pengamatan dilakukan secra

terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai tempat dengan

peluang perjumpaan yang tinggi. Misalnya tempat tersedianya pakan,

pohon tidur dan sebagainya. Pencatatan data melalui kontak langsung

ataupun tidak langsung antara lain meliputi perjumpaan jejak kaki, tempat

untuk bersarang, maupun kotoran atau feses.

2.3.2 Pengamaatan tidak Langsung

Metode ini diterapkan untuk jenis-jenis mamalia yang sulit dijumpi

secara langsung. Data yang diambil dapat berupa jejak seperti jejak kaki,

rambut, feses, sarang dan jejak-jejak.

2.4 Analisis Data

2.4.1 Keanekaragaman Spesies

Kekayaan jenis fauna ditentukan dengan menggunakan Indeks

Keanekaragaman Shannon-Wiener dengan rumus:

H '=−∑ pi ln pi

Keterangan :

H’ : Indeks Keanekaragaman Jenis

Page 4: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

Pi : proporsi nilai penting

Ln : logaritma natural

Tabel 1 klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shanon-Wieners

Nilai Indeks Shanon Kategori

>3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah

individu tiap spesies tinggi dan kestabilan

komunitas tinggi

1-3 Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah

individu tiap spesies sedang dan kestabilan

komunitas sedang

<1 Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah

individu tiap spesies rendah dan kestabilan

komunitas rendah

2.4.2 Kelimpahan Spesies

Untuk kelimpahan jenis, digunakan nilai kelimpahan relatif.

Persamaan yang dipakai adalah Presentase Kelimpahan Relatif (Brower &

Zar, 1977 ), sebagai berikut:

Psi= nN

x100 %

Keterangan :

Psi : Nilai percent similarity untuk jenis ke-i

n : Jumlah individu jenis ke-i

N : Jumlah individu total

2.4.3 Kemerataan Jenis

Page 5: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

Untuk kemerataan jenis digunakan untuk mengetahui gejala dominansi

diantara setiap jenis dalam suatu lokasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung nilai Evennes adalah:

E=H ' / ln S

Keterangan:

E : Indeks Kemerataan Jenis

H’ : Indeks Shanon-Wiener

S : Jumlah jenis

2.4.4 Dominansi

Jenis mamalia yang dominan di dalam kawasan penelitian, ditentukan

dengan menggunakan rumus menurut van Helvoort (1981), yaitu:

Di= ¿N

x100 %

Keterangan:

Di : Indeks dominansi suatu jenis

ni : Jumlah individu suatu jenis

N : Jumlah individu dari seluruh jenis

Kriteria

Di : 0-2% Jenis tidak dominan

Di : 2%-5% Jenis subdominan

Di : >5% Jenis dominan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 6: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

Pengamatan mamalia dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu line

transect dan metode concentration count. metode line transect digunakan untuk

mengamati mamalia selain primate, sedangkan consentration count digunakan untuk

mengamati satwa khusus primata. Pengamatan dilakukan di beberapa jalur yaitu jalur

rasamala, cipadaranten, pinus, canopy, cikaweni, longtrack, gombong koneng, afrika,

dan pasir buntung. Menurut Sutherland WJ (1996) cara penggunaan metode line

transect yaitu pengamat harus berjalan di sepanjang jalur dengan beberapa prinsip-

prinsip antara lain satwa harus dapat terdeteksi, satwa diukur saat pertama kali terlihat

oleh pengamat, jarak dan sudut juga harus diukur dengan kompas. Berdasarkan hasil

pengamatan menggunakan metode tersebut terdapat beberapa mamalia dan primata

dari keseluruhan jalur antara lain dapat dilihat pada tabel1.

No Jenis Jumlah Pi= ni/N Psi=ni/N x 100%

1 Tupai 12 0,12 12%

2 Bajing kelapa 22 0,22 22%

3 Bajing kerdil 1 0,01 1%

4 Tupai gunung 2 0,02 2%

5 Luwak 4 0,04 4%

6 Kelelawar 1 0,01 1%

7 Jelarang 7 0,07 7%

8 Surili 5 0,05 5%

9 Owa jawa 22 0,22 22%

10 Lutung 29 0,29 29%

Tabel 1. Data mamalia yang terdapat di seluruh jalur dengan pengamatan langsung

Terlihat bahwa bajing kelapa (Colosciurus notatus) memiliki jumlah individu

paling banyak yaitu 22 ekor atau kelimpahan sebesar 22%. Hal ini mengindikasikan

bahwa kemampuan bajing kelapa untuk bersaing dan beradaptasi cukup baik.

Ditambah pula dengan vegatasi yang umumnya pohon buah atau biji yang merupakan

makanan mamalia kecil ini. Sedangkan satwa yang jumlah individunya paling sedikit

Page 7: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

adalah kelelawar dan bajing kerdil yaitu hanya 1 individu. Pada saat pengamatan

memang kelelawar sangat sulit dijumpai. Mungkin habitat dengan tipe habitat

pegunungan kurang cocok untuk jenis ini. Selain itu makanan yang dibutuhkan

mamalia nocturnal ini juga tidak ada.

Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan satwa primata dengan

menggunakan metode concentration count. Pengamatan mamalia dan primata

dibedakan karena populasi nya cukup banyak dan menjadi icon nya Bodogol. Selain

itu lokasi dan penyebaran satwa primate tersebut telah diketahui sebelumnya

berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Untuk mengguanakan metode ini diperlukan

informasi yang akurat tentang pola penggunaan ruang dan waktu untuk satwa yang

akan dihitung. Selanjutnya pengamatan dilakukan secara seretntak si seluruh wilayah

pengamatan dan ada ulangan.

Pada dasarnya dengan menggunakan metode concentration count ini

makatidak hanya data parameter demografi seperti kepadatan populasi, sex ratio,

umur, laju kelahiran serta laju kematian saja yang dapat diketahui. Data seperti

preferensi habitat, prilaku, serta penyebaran satwa pun dapat dididentifikasi. Namun

untuk pengamatan kali ini yang dilihat atu dihitung hanya lah jumlah mamalia saja.

Hal ini disebakan terdapat kesulitan saat dilapang untuk mengetahui dan

membedakan antara jantan dan betina serta berapa umur nya karena pergerakkannya

yang lincah dan cepat. Sehingga dalam sekejap satwa tersebut sudah tidak terlihat lagi

oleh pengamat. Seperti yang diungkapakan oleh Alikodra (1989) yaitu melakukan

identifikasi umur dilpangan akan mengalami banyak kesulitan, terutama karena sulit

menangkap sejumlah contoh satwaliar untuk diperiksa dalam menentukan umurnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan dua jenis primata

yang sudah tercover dari seluruh jalur yaitu lutung dan Owa jawa dengan jumlah

individu dari masing-masing jenis sama yaitu 22 dan 29 ekor. Hasil pengamatn

didapatkan data mengenai keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan jenis seperti

pada tabel 2.

Page 8: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

No Jenis H’ Dmg E

1 Mamalia 0,965 1,585 0,496

2 Primata 0,842 0,497 0,766

Tabel 2. Data keanekaragaman, kekayaan, dan kemerataan jenis mamalia

Kondisi ini menunjukkan bahwa primata tersebut memiliki kemampun

beradaptasi yang baik. Disamping itu juga tipe vegetasi yang didominasi pohon-

pohon yang cukup besar dan menghasilkan buah juga mendukung keberlanjutan

hidup satwa tersebut. Contoh vegetasi yang biasa digunakan oleh owa jawa yaitu

pohon kayu afrika saninten, dan rasamala. Pada saat pengamatan banyak owa jawa

yang bergelantungan di pohon tersebut.

Namun seperti yang tadi diungkapkan pendugaan sex ratio dan umurnya

sangat sulit, karena pada owa jawa masih sensitif. Ketika pengamat bergerak

mendekat, satwa ini pun langsung melompat dan bersembunyi di pohon yang

tajuknya rapat yang berada dekat lembah (jurang). Oleh sebab itu owa jawa ini sering

bersuara saja tanpa memunculkan keberadaannnya dimana. Jarak 2 kilometer saja

suara nya sudah terdengar oleh pengamat. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh

tingkat keanekaragaman dan kekayaan jenis mamalia lebih tinggi dibandingkan

primata. Namun untuk tingkat kemerataan jenis nya lebih tinggi pada primata. Hal ini

disebabkan jumlah individu dan jenis antar primata tidak berbeda secara signifikan,

yang berarti sedikit primate yang ada di Bodogol.

Selain hasil pengamatan langsung, terdapat pula hasil pengamatan tidak

langsung yang diperoleh dari jejak. Hasil tersebut berupa cakaran di pohon dan suara

dari macan tutul (Panthera pardus). Untuk jumlah nya tidak diketahui.

No Jenis Keterangan

1 Macan tutul (Panthera pardus) Jejak berupa cakaran dipohon, dan suara

Tabel 3. Hasil pengamatan tidak langsung

Daftar Pustaka

Page 9: maida91.files.wordpress.com · Web view) termasuk jenis langka dan dilindungi, yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Kukang jawa (Nycticebus javanicus). Satwa

Alikodra HS. 1989. Pengelolaan Satwaliar. Bogor: Fakutas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor

Sutherland WJ. (Ed). 1996. Ecological Census techniques: A handbook. Cambridge

University Press. UK.