· Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980...

66
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

Transcript of  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980...

Page 1:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGABERENCANA

Page 2:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …
Page 3:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

BAB XIX

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

A. PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan jika dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif. Dalam hubungan ini GBHN 1983 mengamanatkan kebijak-sanaan kependudukan yang menyeluruh dan dituangkan dalam program-program kependudukan dan keluarga berencana yang ter-padu untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa serta tujuan-tujuan pembangunan lainnya.

Mengingat keadaan penduduk Indonesia yang besar jumlah-nya dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi maka untuk melaksanakan amanat GBHN 1983 tersebut diatas perlu ditingkat-kan upaya-upaya yang telah dirintis sejak Repelita I untuk mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk melalui pengenda-lian tingkat kelahiran, menurunkan tingkat kematian terutama kematian bayi dan anak, mengusahakan persebaran penduduk yang lebih serasi dan seimbang serta meningkatkan kualitas pendu-duk.

Pengendalian tingkat kelahiran terutama diarahkan melalui usaha langsung yaitu melalui peningkatan pelaksanaan program keluarga berencana yang mengajak penduduk untuk merencanakan keluarga sehingga akan memberikan dampak pada pengendalian kelahiran. Usaha ini selanjutnya akan memberikan dampak pe-ngendalian pertumbuhan penduduk dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia. Usaha tidak langsung dari pengendalian kelahiran di-lakukan secara terintegrasi dengan program-program pembangun-an lainnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program kepen-

1029

Page 4:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

dudukan dan keluarga berencana terus ditingkatkan usaha inte-grasi dengan program-program lainnya.

Penurunan tingkat kematian terutama kematian bayi dan anak diusahakan dengan jalan meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggauta masyarakat dengan mudah dan murah. Di samping itu, ditingkatkan pula usaha-usaha perbaikan mutu gizi penduduk yang akan mempunyai dampak langsung pada tingkat kesehatan anak yang akhirnya akan menurunkan tingkat kematian bayi dan anak. Penurunan tingkat kematian bayi dan anak ini juga akan mengurangi ke-inginan penduduk untuk mempunyai anak yang banyak karena me-reka berkeyakinan bahwa anak yang dipunyai akan dapat menca-pai usia dewasa. Dengan demikian, penurunan tingkat kematian bayi dan anak juga akan memberikan dampak pada penurunan tingkat kelahiran.

Usaha untuk menyerasikan persebaran penduduk dilakukan melalui usaha pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang jarang penduduk. Usaha ini dilakukan melalui program transmigrasi termasuk transmigrasi spontan. Di samping usaha untuk lebih menyerasikan persebaran pendu-duk, program transmigrasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk dan menyerasikan pembangunan antar daerah karena daerah yang semula kekurangan tenaga kerja mendapatkan tambahan tenaga kerja sehingga daerah tersebut akan dapat lebih memanfaatkan sumber alam yang ada untuk pembangunan daerah. Sementara itu, untuk mencegah mengalirnya penduduk ke kota-kota besar diusahakan pula perpindahan pen-duduk ke kota-kota yang lebih kecil sehingga persebaran pen-duduk menjadi lebih serasi.

Jumlah penduduk yang besar akan sangat bermanfaat bagi pembangunan jika mutu penduduk tersebut dapat dibina menjadi tenaga kerja yang efektif. Untuk itu diusahakan peningkatan kualitas penduduk antara lain dengan meningkatkan pendidikan serta kesehatan penduduk. Usaha ini dilakukan dengan memper-banyak jumlah sekolah mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Sementara itu, untuk mempercepat peningkatan pendidikan dalam Repelita IV ditingkatkan motivasi untuk me-nyekolahkan anak dan memberlakukan wajib belajar bagi pendu-duk umur 7-12 tahun. Peningkatan mutu kesehatan dan gizi penduduk di samping akan menurunkan tingkat kematian juga akan meningkatkan kualitas penduduk. Untuk itu telah dilaku-kan antara lain usaha untuk memasyarakatkan olah raga sehingga

1030

Page 5:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

penduduk Indonesia akan menjadi lebih segar dan sehat yang akhirnya akan meningkatkan produktifitas mereka.

Sejalan dengan kebijaksanaan peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kesertaan dalam Keluarga Berencana, selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) dilakukan juga usaha perluasan lapangan kerja baik untuk pria maupun wanita. Dengan demikian, wanita akan lebih berperanserta dalam pembangunan yang akhirnya akan memberikan dampak pada peningkatan kesejah-teraan keluarga.

Program keluarga berencana dalam lima tahun terakhir ini telah meliput seluruh wilayah Indonesia yang mempunyai ciri dan tatanan hidup yang berbeda-beda. Pelaksanaan program ke-luarga berencana disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing sehingga dapat mengajak penduduk berkeluarga berencana atas dasar kesadaran dan sukarela serta tetap sesuai dengan nilai-nilai budaya. Di samping itu, pelestarian peserta ke-luarga berencana yang sudah ada terus diusahakan sehingga penduduk akan menganggap keluarga berencana sebagai suatu kebutuhan yang akhirnya akan memberikan dampak pada pengen-dalian kelahiran dan pelembagaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).

Untuk mencapai sasaran kebijaksanaan pelaksanaan program keluarga berencana diatas maka selama lima tahun terakhir ini program keluarga berencana diarahkan pada peningkatan pene-rangan dan motivasi, peningkatan kualitas program, peningkatan pengelolaan program, peningkatan kesejahteraan peserta KB ser-ta peningkatan koordinasi pelaksanaan program.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PENBANGUNAN

1. Kependudukan

a. Pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian

Pembangunan di bidang kependudukan yang dilaksanakan se-lama lima tahun terakhir, yang mencakup kurun waktu 1983/84-1987/88, diarahkan kepada langkah-langkah untuk menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk, pemerataan persebaran penduduk serta peningkatan kualitas penduduk.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1980 diperkirakan sebesar 147,5 juta orang dan pada tahun 1983 diperkirakan

1031

Page 6:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

sebesar 158,1 juta orang. Perkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebe-sar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1985 adalah 164,0 juta orang. Dengan demikian, rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun anta-ra 1980 dan 1985 adalah sebesar 2,1%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk kurun waktu 1971-1980, yaitu 2,3%. Hal ini menunjukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 1980-1985 dibandingkan dengan kurun waktu 1971-1980. Namun demikian, rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1980-1985 sebesar 2,1% per tahun tersebut masih cukup tinggi. Oleh ka-rena itu, usaha untuk mempercepat penurunan laju pertumbuhan penduduk melalui penurunan tingkat kelahiran masih terus di-tingkatkan. Usaha yang dapat menurunkan tingkat kelahiran secara langsung adalah melalui program keluarga berencana. Sedangkan usaha secara tidak langsung dilakukan melalui integrasi program kependudukan dan keluarga berencana dengan pelaksanaan pembangunan dipelbagai bidang.

Repelita IV menentukan sasaran jangka panjang penurunan angka kelahiran sebesar setengah dari angka kelahiran pada tahun 1971 yaitu 44,0 kelahiran per seribu penduduk. Data yang ada menunjukkan perkiraan angka kelahiran kasar pada tahun 1983 sebesar 33,5 kelahiran per seribu penduduk. Angka tersebut telah turun menjadi 29,2 per seribu penduduk pada tahun 1987. Dengan demikian, diperkirakan telah terjadi penu-runan angka kelahiran sekitar 13,1% antara periode 1983-1987. Jika dibandingkan dengan angka kelahiran kasar pada tahun 1971 maka sampai tahun 1987 telah terjadi penurunan sebesar 33,9%. Sementara itu, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan per wanita umur 15-49 tahun atau angka fertilitas juga telah turun menjadi 3,5 anak dari rata-rata sebanyak 5,6 anak pada tahun 1971. Hal ini menunjukkan adanya penurunan angka ferti-litas sebesar 35,7%. Dengan demikian, perbaikan keadaan so-sial ekonomi dan pelaksanaan program keluarga berencana telah mampu mempercepat penurunan tingkat kelahiran. Dari data yang ada ditunjukkan pula bahwa tingkat kelahiran kasar maupun angka fertilitas akan terus menurun. Untuk itu perlu terus dilakukan usaha yang memacu penurunan tingkat kelahiran dan fertilitas melalui program keluarga berencana untuk meman-tapkan keadaan kependudukan pada saat tinggal landas dalam Repelita VI.

1032

Page 7:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Di samping tingkat kelahiran, perbaikan keadaan sosial ekonomi penduduk pada umumnya dan usaha perbaikan kesehatan penduduk pada khususnya akan memberikan dampak positif bagi penurunan tingkat kematian. Hal ini terlihat dari adanya pe-nurunan angka kematian kasar yang turun dari 11,7 orang per seribu penduduk pada tahun 1983 menjadi 8,3 pada tahun 1987. Sementara itu, tingkat kematian bayi juga telah turun menjadi di bawah 70,0 per seribu kelahiran pada tahun 1987 dari 90,3 pada akhir Repelita III. Makin cepatnya penurunan tingkat kematian bayi antara lain disebabkan oleh keberhasilan pela-yanan kesehatan yang makin dapat dijangkau oleh rakyat banyak dan keberhasilan peningkatan mutu gizi penduduk terutama balita. Dampak dari penurunan tingkat kematian ini antara lain adalah kenaikan angka harapan hidup. Pada tahun 1971 angka harapan hidup diperkirakan sekitar 46 tahun. Angka ini telah naik menjadi 53 tahun pada tahun 1983 dan selanjutnya telah naik lebih tinggi lagi yaitu sekitar 59 tahun pada tahun 1985.

b. Umur perkawinan

Penurunan tingkat kelahiran juga didukung dengan usaha untuk meningkatkan umur perkawinan karena dengan melangsung-kan perkawinan pada usia yang muda, seseorang mempunyai ke-sempatan melahirkan anak yang lebih besar. Hal ini terutama mengingat bahwa usia perkawinan di beberapa daerah masih cukup rendah. Dalam hubungan ini diberikan penerangan kepada para remaja dan pemuda agar menunda perkawinan yaitu sesudah umur 20 tahun untuk wanita sedangkan untuk pria sesudah umur 25 tahun. Dijelaskan juga bahwa perkawinan yang dilangsungkan pada usia yang terlalu muda akan membahayakan kesehatan ibu pada saat melahirkan maupun kesehatan anak. Usaha ini telah menunjukkan hasil dengan adanya kenaikan rata-rata umur perkawinan pertama dari 20,1 tahun pada tahun 1980 menjadi 21,2 tahun pada tahun 1985.

c. Tingkat pendidikan

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas penduduk ialah peningkatan pendidikan. Oleh karena itu, program pem-bangunan di bidang pendidikan terus ditingkatkan melalui pe-ningkatan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan. Dalam kurun waktu 1983/84 sampai 1987/88 telah dibangun 22.144 gedung dan 49.745 ruang kelas Sekolah Dasar, 1.535 gedung dan 11.680 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat Pertama serta 357 gedung dan 4.247 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat

1033

Page 8:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Atas. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, penduduk akan lebih mudah untuk menerima tatanan hidup baru termasuk melangsungkan perkawinan pada usia yang lebih tua, melakukan perencanaan keluarga maupun berkeluarga berencana.

d. Pendidikan kependudukan

Penanggulangan masalah kependudukan memerlukan peranan dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu telah dilakukan usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masa-lah kependudukan dengan memberikan penerangan dan latihan mengenai masalah kependudukan terutama kepada lembaga swadaya masyarakat kependudukan dan generasi muda. Dengan meningkat-nya kesadaran masyarakat akan masalah kependudukan dapat di-harapkan mereka akan ikut memecahkan masalah kependudukan baik dalam penurunan tingkat kelahiran dan kematian, pemerata-an persebaran penduduk maupun peningkatan kualitas penduduk.

Untuk menunjang usaha tersebut telah dilakukan latihan dan jambore kependudukan serta latihan keluarga berencana bagi generasi muda termasuk pramuka dan lembaga swadaya masyarakat baik yang bergerak di bidang kependudukan maupun yang bergerak dalam bidang kesejahteraan rakyat dan keluarga. Di samping itu, telah pula diusahakan integrasi pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam pendidikan formal melalui sekolah dan pendidikan di luar sekolah.

e. Peningkatan pusat studi kependudukan

Pengamatan yang akurat akan masalah kependudukan baik untuk tingkat nasional maupun regional sangat diperlukan mengingat luasnya masalah kependudukan. Oleh karena itu telah dilakukan peningkatan kemampuan dan peranan pusat studi ke-pendudukan yang menjadi wadah pengamat kependudukan.

Selama periode lima tahun terakhir ini telah dilakukan pengiriman tenaga-tenaga peneliti pusat studi kependudukan dari berbagai universitas di Indonesia untuk jenjang pendidik-an yang lebih tinggi di bidang kependudukan. Sekitar 20 orang telah dapat memperdalam pengetahuan kependudukan di dalam ne-geri sedangkan yang dikirim ke luar negeri antara lain ke Amerika Serikat, Australia, Philipina dan negara-negara lain telah mencapai jumlah 54 orang. Untuk lebih mempertajam penga-matan mereka akan masalah kependudukan telah pula dilakukan latihan dan pendidikan khusus di bidang kependudukan misalnya pendidikan metode penelitian kependudukan, penggunaan mikro

1034

Page 9:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

komputer untuk penelitian kependudukan maupun peningkatan ke-mampuan analisis untuk bidang-bidang khusus dari kependudukan. Untuk menunjang sasaran kebijaksanaan tersebut di atas, sara-na penelitian bagi pusat studi kependudukan secara bertahap juga ditingkatkan. Kepada 30 pusat studi kependudukan telah diberikan fasilitas komputasi dengan komputer mikro serta perangkat lunaknya maupun bahan bacaan kependudukan.

2. Keluarga Berencana

a. Penerangan dan Motivasi

Kebijaksanaan penerangan dan motivasi keluarga berencana dalam tahun-tahun 1983/84 - 1987/88 diarahkan untuk meningkat-kan kesadaran masyarakat mengenai masalah kependudukan serta meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap keluarga berencana sebagai usaha utama untuk menangani masalah tinggi-nya tingkat kelahiran. Sementara itu, mengingat jumlah peserta keluarga berencana sudah 14,4 juta pasangan usia subur pada tahun 1983/84 maka penerangan dan motivasi juga diarahkan untuk mengajak penduduk memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap sehingga kelangsungan pemakaian kontrasepsi akan lebih tinggi dengan perlindungan terhadap kehamilan yang lebih tinggi pula. Hal ini selanjutnya akan dapat mempercepat pro-ses pelembagaan NKKBS. Namun demikian, pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi program di daerah masing-masing. Untuk daerah yang kesertaan dalam keluarga berencananya masih cukup rendah maka penerangan dan motivasi diarahkan untuk me-ngajak mereka yang belum memakai kontrasepsi untuk berkeluarga berencana. Sementara itu, mengingat bahwa hanya sekitar 5% dari peserta KB adalah pria, maka mulai tahun 1986/87 diting-katkan dan digalakkan penerangan dan motivasi KB untuk suami/ bapak terutama di daerah perkotaan.

Peningkatan jangkauan penerangan dan motivasi antara lain dilakukan melalui peningkatan peranserta ulama dalam mengajak penduduk berkeluarga berencana. Dalam kaitan ini telah dilaku-kan penggarapan sasaran khusus yaitu daerah pesantren. Selan-jutnya, karena jumlah penduduk muda semakin besar maka pena-jaman penggarapan juga diarahkan kepada generasi muda melalui lomba pidato pemuda, jambore kependudukan serta pengembangan organisasi saka kencana dalam pramuka. Kepada kelompok pendu-duk muda ini dijelaskan masalah kependudukan yang dihadapi dan usaha-usaha pemecahannya baik melalui penundaan umur perkawinan maupun perencanaan keluarga. Dengan pengetahuan dan kesadaran tersebut, mereka akan bersedia berkeluarga

1035

Page 10:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

berencana lebih awal dengan memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap sehingga kelangsungan pemakaiannya akan lebih tinggi serta menentukan jumlah anak yang mereka harapkan.

Penerangan dan motivasi secara masal merupakan usaha yang memberikan hasil yang penting. Oleh karena itu terus di-tingkatkan penerangan dan motivasi melalui media cetak maupun elektronik. Peningkatan penerangan melalui media cetak antara lain dilakukan melalui kerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia dan telah berhasil memasang iklan KB di seluruh surat kabar. Sementara itu, melalui radio dan televisi telah dikembangkan pesan-pesan KB yang lebih menarik dan pembuatan cerita serial televisi yang mulai disiarkan dalam tahun 1987/88. Agar supaya pesan yang disampaikan dalam penerangan dan motivasi lebih cepat dihayati oleh sasaran pesan maka ditingkatkan pula penerangan melalui pertunjukan lokal se-perti wayang orang, ketoprak dan usaha-usaha sejenisnya. De-ngan demikian, penduduk tidak hanya mendapatkan hiburan yang penting bagi peningkatan kesegaran jiwanya, tetapi juga memperoleh pesan-pesan masalah kependudukan dan keluarga berencana.

Selama periode 1983/84-1987/88 telah juga ditingkatkan peranserta perusahaan swasta dan organisasi profesi dalam usaha meningkatkan penerangan dan motivasi. Dalam kaitan ini, telah dilakukan mobilisasi sumber daya, dana dan sarana se-hingga secara bertahap masyarakat dapat mengusahakan dan membiayai sendiri pelayanan KB. Hasil nyata dari peranserta sektor swasta ini antara lain adalah peningkatan jumlah dok-ter dan bidan praktek untuk memberikan pelayanan KB, pening-katan klinik KB di perusahaan-perusahaan dan peningkatan ke-sejahteraan peserta KB. Hasil yang dicapai antara lain pema-sangan papan iklan yang menarik perhatian umum dan pemberian potongan harga oleh berbagai usaha kepada para peserta KB.

Sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan kebutuhan ber-KB maka dilakukan pula pendekatan perorang-an sehingga kesadaran tersebut akan mengarah pada tindakan untuk melaksanakan keluarga berencana. Pendekatan perorangan dengan melakukan kontak langsung dengan penduduk ini dilak-sanakan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Oleh karena itu kelengkapan jumlah petugas juga terus ditingkat-kan. Pada tahun 1983/84 jumlah PLKB sebanyak 12.307 orang dan telah meningkat menjadi 15.525. orang pada tahun 1987/88. Di samping itu terdapat pula 3.811 orang Pengawas PLKB.

1036

Page 11:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Penerangan medis yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi juga dilakukan di rumah sakit. Dengan usaha ini para peserta keluarga berencana akan dapat melakukan pemilih-an alat kontrasepsi yang dipakai secara lebih mantap karena mengetahui cara pemakaian serta kegunaannya. Di samping itu, program keluarga berencana dapat pula mengarahkan mereka ke-pada alat kontrasepsi yang lebih mantap.

Untuk meliput daerah-daerah terpencil, penerangan dila-kukan pula dengan menggunakan Unit Penerangan Keliling dan Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK). Dalam hal TKBK, ke-giatan penerangan dipadukan dengan kegiatan pelayanan kontra-sepsi sehingga petugas lapangan dapat mendatangi tempat/lokasi calon peserta keluarga berencana dan memberikan penerangan serta pelayanan kontrasepsi di tempat.

b. Pelembagaan program

Program penerangan dan motivasi KB pada akhirnya dituju-kan kepada pelembagaan program KB yaitu mendorong tumbuhnya keikutsertaan masyarakat secara aktif dan kreatif. Dengan demikian masyarakat pada waktunya akan dapat mengambil alih peran pengelolaan dan pelaksanaan program KB secara mandiri.

Usaha pelembagaan program ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan telah tumbuhnya kelompok dan pa-guyuban peserta KB dalam bentuk antara lain Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) atau Sub-Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (Sub-PPKBD) yang dibentuk secara sukarela oleh peserta KB. Jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD pada tahun 1983/84 adalah 184.191 buah. Jumlah ini terus bertambah setiap tahun sehingga pada tahun 1987/88 jumlahnya telah naik menjadi 274.212 buah. Ini berarti dalam waktu empat tahun terjadi kenaikan hampir 48,9 persen (Tabel XIX-1). Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan PPKBD dan Sub-PPKBD menunjukkan bahwa peserta keluarga berencana tidak hanya merasakan diri-nya sebagai sasaran program keluarga berencana, tetapi juga telah merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab atas perluas-an dan kelestarian program. Dengan demikian mereka akan secara sukarela menjadi motivator dan pengelola program. Keadaan ini merupakan tahapan penting dalam rangka alih peran program kepada masyarakat.

Dampak lain dari perkembangan jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD adalah dalam penyaluran alat kontrasepsi pil dan kondom. Alat ini semula disalurkan melalui pusat-pusat pelayanan maupun

1037

Page 12:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

PLKB yang ada. Kini penyaluran dapat dilakukan melalui dan oleh PPKBD serta Sub-PPKBD. Dengan demikian, peserta keluarga berencana mempunyai kemudahan dalam memperoleh alat-alat kon-trasepsi. Di lain pihak, penerimaan alat lebih terjamin kare-na penyalur dan penerimanya saling mengenal sehingga dimung-kinkan mengingatkan peserta yang lupa mengambil alat kontra-sepsi pada waktunya.

Keberhasilan program keluarga berencana sebagai program masyarakat sangat ditentukan oleh perilaku masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, rasa memiliki, ikut berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam program keluarga berencana terus ditingkatkan. Hal ini antara lain dilakukan dengan memberikan penghargaan setiap dua tahun sekali kepada peserta KB yang telah memakai alat kontrasepsi selama 5, 10 dan 16 tahun. Di samping itu telah pula diberikan penghargaan kepada pengelola teladan yang dilakukan setiap tahun bersamaan dengan peringat-an Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

c. Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Masalah kependudukan merupakan masalah jangka panjang sehingga pemecahan masalahnya juga dilakukan dalam jangka panjang. Untuk itu dilakukan pendidikan kependudukan dan ke-luarga berencana yang ditujukan untuk membina serta mengem-bangkan pengertian, kesadaran dan perubahan sikap serta tingkah laku yang bertanggung jawab dan rasional mengenai masalah kependudukan terutama bagi generasi muda baik yang berada di bangku sekolah maupun yang tidak.

Pelaksanaan pendidikan kependudukan untuk jalur pendi-dikan formal dilakukan secara integral dengan 5 bidang studi yaitu pendidikan agama Islam, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa Indonesia dan pendidikan moral Pancasila. Untuk menunjang tujuan tersebut, pada mulanya dilakukan penataran bagi guru-guru yang bersangkutan. Namun jumlah guru sangat besar sehingga Cara tersebut dirasakan kurang efisien. Oleh karena itu mulai tahun 1985/86, penatar-an lebih ditekankan kepada kepala sekolah, penilik sekolah serta pengawas sekolah. Di samping pelaksanaan penataran di-lakukan juga pengadaan buku bacaan kependudukan dan KB serta alat-alat peraga pendidikan kependudukan dan KB.

Jumlah guru yang mendapatkan pendidikan kependudukan dalam lima tahun terakhir sebanyak 30.418 orang dan terdiri dari 12.209 orang guru SD, 11.009 orang guru SMP dan 7.200

1038

Page 13:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

orang guru SMTA (Tabel XIX-2). Sesuai dengan kebijaksanaan di atas maka jumlah guru yang mendapat pendidikan kependudukan dan KB setiap tahun selama lima tahun terakhir ini lebih kecil dibandingkan dengan jumlahnya pada tahun 1982/83. Di lain pihak jumlah kepala sekolah, pengawas dan penilik seko-lah yang mendapatkan pendidikan kependudukan dan KB makin diperbesar.

Sebagai usaha pemantapan pelembagaan pendidikan kependu-dukan maka sejak tahun 1986/87 pelaksanaan pendidikan kepen-dudukan untuk jalur pendidikan formal telah sepenuhnya dilak-sanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sesuai de-ngan tanggungjawab pendidikan. Dengan usaha ini diharapkan pengelolaan pendidikan kependudukan dap KB akan dapat diinte-grasikan dengan pengelolaan sistem pendidikan secara nasional. Selanjutnya, diharapkan bahwa pendidikan kependudukan dan KB akan menjadi satu kesatuan dalam sistem pendidikan nasional.

Pendidikan kependudukan dan KB juga dilakukan di luar jalur sekolah dan terutama diarahkan kepada generasi muda yang secara efektif telah dimulai dalam tahun 1986/87 dengan melatih sekitar 112.481 orang. Dalam tahun 1987/88 diperkira-kan akan dilatih sekitar 100.000 orang. Kepada mereka diberi-kan pengetahuan mengenai masalah kependudukan baik masalah jangka pendek maupun masalah jangka panjang. Dengan demikian, mereka akan mempunyai kesadaran tinggi mengenai masalah ke-pendudukan. Hal ini akan memberikan dampak kesediaan mereka berkeluarga berencana pada saat membutuhkannya.

Pendidikan KB terutama dimaksudkan mempersiapkan pendu-duk untuk berkeluarga berencana. Oleh karena itu, sasaran didik utamanya adalah mereka yang dalam waktu singkat akan memasuki pasangan usia subur (Pra-PUS). Kepada mereka diberi-kan pengetahuan dan kesadaran mengenai kehidupan keluarga termasuk reproduksi. Dengan demikian, pada saat mereka beru-mah tangga sudah mempunyai kesadaran dan bersedia berkeluarga berencana secara awal.

d. Pendidikan dan latihan tenaga program

Upaya untuk meningkatkan kualitas program KB dapat dila-kukan dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis operasional para pengelola dan pelaksana program. Untuk itu, dalam kurun waktu 1983/84-1987/88 telah dilakukan pendidikan dan latihan bagi 197.696 orang tenaga program (Tabel XIX-3). Dari jumlah tersebut sebanyak 118.462 orang diberikan pendi-

1039

Page 14:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 1

JUMLAH PEMBANTU PEMBINA KELUARGA BERENCANA DESA,1982/83 - 1987/88(buah)

Jenis Kelompok 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Pe ser t a KB

Pembantu PembinaKB Desa (PPKBD) 50.072 57.440 65.559 69.858 71.958 72.783

Sub-PembantuPembina KB Desa 126.751 126.751 185.416 193.715 201.429 201.429(Sub-PPKBD)

Jumlah : 176.823 184.191 250.975 263.573 273.387 274.212

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

TABEL XIX – 2 JUMLAH TENAGA GURU YANG MENDAPATKAN

LATIHAN PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN,1982/83 - 1987/88

(orang)

Jenis Kelompok 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Peserta KB

Guru SD/Ibtidaiyah 3.870 3.411 4.670 3.365 339 424

Guru SMTP/Tsanawiyah 4.650 3.549 2.880 2.019 254 2.307

Guru SMTA/Aliyah 1.059 1.520 3.570 1.340 222 548

Guru lainnya 797 60 1.270 260 3.242 2.279

Tenaga Lainnya 374 8.102 8.902 2.317 11.000 78.854

Jumlah : 10.750 16.642 21.292 9.301 15.057 84.412

* ) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1040

Page 15:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX – 3

JUMLAH TENAGA PROGRAM KB YANG MENDAPATKANPENDIDIKAN DAN LATIHAN KELUARGA BERENCANA,1982/83 - 1987/88(orang)

Kategori Tenaga KB 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88)

Dokter 527 432 582 310 282 44

Bidan/Pembantu Bidan 956 1.383 1.312 146 302 378

Petugas Lapangan KB 4.841 2.725 2.594 4.225 1.824 1.718

Petugas Pencatatandan Pelaporan 1.143 693 1.087 256 886 379

Petugas Penerangan 90 587 314 1.399 794 105

Pembantu PembinaKB Desa 3.979 2.005 439 1.399 470 746

Kader UPGK 68.178 68.177 3.224 18.781 16.678 30.457

Tenaga lainnya 15.235 3.232 4.118 0 2.227 20.986

Jumlah : 94.949 79.234 13.670 26.516 23.463 54.813

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1041

Page 16:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

dikan dan latihan dalam periode 1984/85-1987/88. Jika diban-dingkan dengan sasaran Repelita IV sampai dengan tahun 1987/88 sebanyak 175.300 orang maka jumlah tenaga program yang dilatih masih lebih rendah daripada sasaran yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga medis dan paramedis di satu pihak dan penentuan prioritas tenaga yang dilatih di lain pi-hak. Dari sasaran 8.200 dokter yang mendapatkan latihan ter-nyata baru dilaksanakan untuk 1.218 dokter. Demikian juga dari 8.200 orang bidan baru dilaksanakan untuk 2.138 bidan namun demikian telah pula dilatih sebanyak 12.000 tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan keluarga berencana.

Pendidikan dan latihan juga dilakukan untuk tenaga moti-vator baik sebagai Pembantu Pembina KB Desa, Kader Usaha Per-baikan Gizi Keluarga (UPGK) maupun tenaga lainnya. Di samping itu, untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan program maka dalam tahun 1986/87 telah pula diberikan latihan pengelolaan program bagi pengelola program tingkat Kabupaten/Kotamadya.

Pendidikan yang bertujuan pengembangan pengetahuan dila-kukan dengan memberikan tugas belajar baik jangka pendek, me-nengah maupun panjang. Dengan demikian, pengelolaan program kependudukan dan keluarga berencana dapat dilakukan secara profesional. Selama kurun waktu lima tahun terakhir telah di-didik sebanyak 254 orang untuk pendidikan jangka panjang baik di dalam maupun luar negeri. Pendidikan jangka pendek di luar negeri dilakukan untuk 138 orang.

e. Pelayanan Kontrasepsi

Kecukupan akan pelayanan baik kuantitas maupun kualitas merupakan sarana utama dalam keberhasilan suatu program. Pada awal pelaksanaan program KB, saran utama pelayanan adalah klinik keluarga berencana. Dengan makin luasnya jangkauan program maka sarana pelayanan secara bertahap telah ditingkat-kan melalui rumah sakit dan Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK) terutama untuk daerah-daerah terpencil. Sementara itu, pos KB, PPKBD dan Sub-PPKBD dipakai sebagai sarana pelayanan alat kontrasepsi kondom dan pil. Tabel XIX-4 menyajikan per-kembangan pengadaan klinik keluarga berencana dalam kurun waktu 1982/83-1987/88. Jumlah klinik KB pada tahun 1982/83 adalah sebanyak 6.586 buah. Jumlah ini telah diusahakan me-ningkat terus setiap tahun sehingga pada tahun 1987/88 telah mencapai 8.831 buah. Jika dibandingkan dengan sasaran Repeli-ta IV sampai dengan tahun 1987/88 ternyata jumlah tersebut masih dibawah sasaran yaitu 9.375 klinik KB. Namun, kekurangan

1042

Page 17:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX – 4

JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT STATUS,1982/83 - 1987/88

( buah )

Status Klinik 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Departemen Kesehatan 5.412 5.790 6.135 6.537 6.820 7.085

A B R I 466 479 482 518 523 518

Ins t ans i Pemerintahl a i n n y a 220 239 261 281 319 339

Swasta 488 556 631 737 802 889

Jumlah : 6.586 7.064 7.509 8.073 8.464 8.831

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1043

Page 18:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 1JUMLAH KLINIK KELUARGA BEREBCANA MENURUT STATUS

1982/83 – 1987/88

1044

Page 19:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

ini tidak menyebabkan kurangnya pelayanan karena sebagian da-ri pelayanan yaitu distribusi pil dan kondom telah dilakukan oleh PPKBD dan Sub-PPKBD sedangkan pelayanan kontrasepsi lain-nya telah dilakukan melalui dokter dan bidan praktek. Dalam kaitan dengan pelayanan melalui dokter dan bidan praktek ini di samping memperluas jaringan pelayanan program KB juga me-rupakan usaha masyarakat untuk mandiri dalam pemenuhan kebu-tuhan pelayanan KB.

Angka-angka dalam Tabel XIX-4 juga menunjukkan suatu yang menggembirakan yaitu kenaikan jumlah klinik KB swasta dari 488 buah pada tahun 1982/83 menjadi 889 buah pada tahun 1987/88. Suatu kenaikan sekitar 82% selama lima tahun. Hal ini tidak hanya menunjukkan tambahan pengadaan sarana pela-yanan tetapi sekaligus menunjukkan peningkatan partisipasi pihak swasta dalam program KB.

Pengadaan sarana pelayanan keluarga berencana melalui rumah sakit menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 1982/83 jumlah rumah sakit yang memberikan pelayanan keluarga berencana sebanyak 382 buah. Jumlah ini meningkat menjadi 433 buah pada tahun 1983/84 sedangkan pada tahun 1987/88 tercatat jumlah rumah sakit yang memberikan pelayanan keluarga beren-cana sebanyak 954 buah yang terbagi menjadi 137 rumah sakit milik Swasta dan 817 rumah sakit milik Pemerintah. Kenaikan ini berkaitan dengan kebijaksanaan bahwa semua rumah sakit diharuskan memberikan pelayanan KB. Sementara itu, sejak ta-hun 1986/87 secara bertahap telah dilakukan renovasi tempat pelayanan KB di rumah sakit tipe B sehingga dapat memberikan pelayanan kontrasepsi mantap.

Di samping fungsinya sebagai tempat pelayanan medis ke-luarga berencana, peranan rumah sakit juga ditingkatkan men-jadi pusat rujukan dan pengayoman medis bagi berbagai kompli-kasi dan efek samping yang dialami oleh para peserta keluarga berencana serta pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi bagi pengunjung. Hal ini memungkinkan calon peserta keluarga berencana menjadi lebih mantap dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi yang akan dipakai.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan terutama agar dapat meliput daerah-daerah terpencil maka dilaksanakan pelayanan keliling melalui Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK). Le-bih dari itu, TKBK juga mempunyai fungsi penerangan dan moti-vasi. Dengan dua macam pelayanan sekaligus tersebut ternyata TKBK merupakan pelayanan yang efektif. Oleh karena itu, fre-

1045

Page 20:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

kuensi TKBK ditingkatkan terus dari tahun ke tahun. Pada ta-hun 1982/83, jumlah kegiatan TKBK mencapai 361 ribu kali dan ditingkatkan menjadi 391 ribu kali pada tahun 1983/84 (Tabel XIX-5). Dalam kurun waktu 1984/85-1987/88 jumlah tersebut te-rus ditingkatkan sehingga pada tahun 1987/88 telah mencapai frekuensi sebanyak 1.111 ribu kali yang berarti mendekati ti-ga kali lipat jumlahnya pada tahun 1983/84. Sejalan dengan peningkatan jumlah klinik KB, maka jumlah tenaga pemberi pe-layanan KB juga terus ditingkatkan. Jumlah tenaga program pada klinik KB selama tahun 1982/83 sampai dengan tahun 1987/88 disajikan dalam Tabel XIX-6. Pada tahun 1982/83 terdapat 19.948 orang tenaga program dengan perincian 4.303 orang dokter, 6.239 orang bidan, 4.928 orang pembantu bidan dan 4.478 orang tenaga administrasi. Jika diperhatikan angka-angka dalam Tabel XIX-6 tersebut terlihat bahwa terdapat ke-naikan jumlah tenaga program untuk setiap kelompok. Jumlah dokter telah naik menjadi 5.803 orang sedangkan jumlah bidan naik menjadi 8.155 orang. Secara keseluruhan telah terjadi kenaikan sekitar 43,9% tenaga program selama lima tahun se-dangkan kenaikan tenaga medis dan paramedis sebesar 40,2%.

f. Pencapaian Peserta KB Baru

Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang berhasil diajak berkeluarga berencana atau disebut pula sebagai jumlah pe-serta KB baru merupakan salah satu sasaran KB. Pencapaian sasaran tersebut selama lima tahun terakhir disampaikan dalam Tabel XIX-7. Pada tahun 1983/84, dapat diajak sebanyak 5,2 juta PUS untuk menjadi peserta KB dan terdiri dari 3,9 juta PUS yang tinggal di Jawa-Bali sedangkan 1,3 juta PUS dari daerah di luar Jawa-Bali. Pencapaian peserta KB baru tersebut jauh melebihi sasaran yang ditentukan dalam Repelita III sekitar 85,6%. Hal ini sebagai dampak dari pencanangan pro-gram Safari SENYUM.

Dalam tahun 1984/85 secara nasional PUS yang berhasil diajak menjadi peserta KB baru kurang dari sasaran yang di-tentukan. Kurangnya pencapaian peserta KB baru tersebut ka-rena sedikitnya PUS yang berhasil diajak berkeluarga beren-cana di wilayah Jawa-Bali yaitu hanya 87,5% dari sasaran Repelita IV. Sedangkan untuk wilayah Luar Jawa-Bali masih melampaui sasaran sekitar 16,3%. Selanjutnya pada tahun 1985/86 pencapaian peserta KB baru dapat melebihi sasaran yang ditetapkan dan tahun 1986/87 lebih rendah 0,9% dari sasaran Repelita IV.

1046

Page 21:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 5

JUMLAH KEGIATAN TIM KB KELILING (TKBK),1982/83 - 1987/88

( buah )

W i l a y a h 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Jawa - Bali 225.991 253.969 250.360 312.937 341.845 807.741

Luar Jawa-Bali I 106.093 104.006 98.621 125.281 143.365 240.947

Luar Jawa-Bali I I 29.853 33.739 35.669 52.661 89.542 62.277

Jumlah: 361.937 391.714 384.650 490.879 574.752 1.110.965

* ) Angka sementara (sampai dengan

Dec

emb

er

198

7)

TABEL XIX - 6JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA,

1982/83 - 1987/88

(orang)

.

1047

Page 22:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

* ) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

Page 23:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 2JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA

1982/83 – 1987/88

1048

Page 24:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 7

PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB BARU,1982/83 – 1987/88

(ribu orang)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1049

Page 25:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Untuk tahun 1987/88, pencapaian sasaran Repelita IV baru mencapai sekitar 71,6%. Dengan mengingat bahwa yang dilapor-kan baru meliput sembilan bulan pertama maka dapat diharapkan bahwa sasaran Repelita IV untuk tahun 1987/88 juga akan dapat dicapai.

Jika diperhatikan perkembangan pencapaian sasaran peser-ta KB baru yang ditentukan dalam Repelita untuk kurun waktu 1983/84-1987/88 terlihat bahwa pencapaian sasaran berbeda dari tahun ke tahun dan pencapaian yang paling rendah terjadi pada tahun 1984/85. Rendahnya pencapaian pada tahun tersebut disebabkan kebijaksanaan di Jawa-Bali diarahkan kepada peman-tapan program KB yang mengajak peserta KB untuk memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap karena pencapaian tahun sebelum-nya (tahun 1983/84) sangat tinggi. Dampak lain dari pencapaian yang tinggi pada tahun 1983/84 untuk pelaksanaan program KB tahun 1984/85 adalah program KB harus menjangkau PUS yang selama ini sukar diyakinkan untuk memakai alat kontrasepsi. Mereka itu antara lain adalah pasangan muda usia yang merasa belum perlu berkeluarga berencana atau mereka yang tinggal di daerah yang sukar dijangkau.

Jenis alat kontrasepsi yang dipakai oleh peserta KB baru menunjukkan kesediaan penduduk memilih salah satu alat. Dalam hubungan ini, peningkatan kualitas program KB diarahkan agar penduduk memilih kontrasepsi yang lebih mantap. Data dalam Tabel XIX-8 menunjukkan bahwa 52,9% peserta KB baru pada ta-hun 1982/83 memakai alat kontrasepsi pil. Persentase tersebut turun menjadi 44,1% pada tahun 1983/84 dan selanjutnya turun terus sehingga pada tahun 1987/88 tercatat 37,7%. Keadaan se-baliknya terlihat untuk alat kontrasepsi suntikan. Pada tahun 1982/83 tercatat hanya 17,0% peserta KB baru yang memilih alat kontrasepsi suntikan. Persentase tersebut naik terus sampai 36,7% pada tahun 1986/87 dan selanjutnya sedikit menurun pada tahun 1987/88. Kenaikan yang terus terjadi sampai dengan ta-hun 1987/88 ditunjukkan untuk kontrasepsi mantap yang dikla-sifikasikan sebagai "Lain-lain" dan "Norplant". Pada tahun 1983/84 persentasenya baru mencapai 2,1% sedangkan pada tahun 1987/88 telah mencapai 3,8%.

Angka-angka tersebut menunjukkan adanya kecenderungan penurunan persentase pemilihan alat kontrasepsi yang kurang efektif di satu pihak dan adanya kenaikan persentase pemilih-an alat kontrasepsi yang lebih efektif di pihak lain. Keadaan ini sangat menggembirakan karena berarti kelangsungan pemakai-

1050

Page 26:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 8

JUMLAH PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT METODE KONTRASEPSI,

1982/83 - 1987/88(ribu orang)

Metode kontrasepsi 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/681)

P i l 2.055,4 2.316,2 1.708,02.054,5 1.887,8 1.429,5(52,9%) (44,1%) (41,9%) (40,6%) (38,3%) (37,7%)

I U D 892,4 1.424,5 979,9 1.131,4 905,5 745,0(23,0%) (27,2%) (24,1%) (22,3%) (18,4%) (19,6%)

K o n d o m 182,4 169,5 136,6 163,4 196,5 129,2(4,7%) (3,2%) (3,4%) (3,2%) (4,0%) (3,4%)

Suntikan 660,0 1.226,0 1.157,31.609,5 1.809,6 1.348,9(17,0%) (23,4%) (28,4%) (31,8%) (36,7%) (35,5%)

Lain-lain 95,3 109,9 90,9 97,0 91,7 71,7(2,4%) (2,1%) (2,2%) (1,9%) (1,8%) (1,9%)

Norplant 2) 2) 2) 11,8 37,9 71,1(0,2%) (0,7%) (1,9%)

Jumlah : 3.885.5 5.246,1 4.072,75.067,6 4.929,0 3.795,4(100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%)

1) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)2) Belum dilaksanakan

1051

Page 27:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 3JUMLAH PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI

1982/83 – 1987/88

1052

Page 28:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

an alat kontrasepsi juga menjadi lebih tinggi sehingga lebih banyak PUS yang terlindung dari kemungkinan kehamilan.

Selama tiga tahun terakhir program KB juga telah mulai dengan pemakaian alat kontrasepsi norplant atau susuk KB. Alat kontrasepsi ini diharapkan mempunyai perlindungan terhadap kehamilan selama 5 tahun. Dengan demikian, walaupun jumlahnya masih sedikit, pemakaian alat kontrasepsi ini akan mempunyai dampak yang besar terhadap penurunan tingkat kelahiran.

Sebagai akibat dari tingginya tingkat kelahiran di masa yang lalu penduduk Indonesia merupakan penduduk muda yang berarti jumlah penduduk usia muda masih besar. Besarnya pen-duduk muda ini merupakan tantangan bagi program KB karena mereka merasa belum memerlukan alat kontrasepsi karena masih menginginkan mempunyai anak. Sehubungan dengan hal tersebut terus diusahakan peningkatan liputan atas penduduk muda ter-sebut.

Tabel XIX-9 menyajikan persentase peserta KB baru berda-sarkan kelompok umur. Gambaran yang mengesankan dapat diper-oleh dari data dalam tabel tersebut yaitu sebagian besar pe-serta KB baru terdiri dari kelompok usia dibawah 30 tahun. Persentase mereka pada tahun 1982/83 adalah 71,9% dan pada tahun 1986/87 naik menjadi 72,9%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha program KB untuk meliput penduduk muda telah menunjuk-kan hasil-hasilnya dan keberhasilan tersebut meningkat terus dari tahun ke tahun. Kondisi yang menggembirakan ini jika dapat dilakukan pembinaan yang teratur dan berkesinambungan akan memberikan dampak peningkatan kelestarian dalam keserta-an dalam program KB dan pemakaian alat kontrasepsi. Hal ini akhirnya akan mengakibatkan percepatan penurunan tingkat ke-lahiran. Selain dari pada itu apabila dilihat dari pekerjaan peserta KB baru terlihat adanya peningkatan peserta dengan pekerjaan swasta. Walaupun demikian, dari Tabel XIX-10 me-nunjukkan bahwa peserta dengan pekerjaan pertanian masih me-rupakan kelompok yang terbesar.

g. Pencapaian Peserta KB Aktif

Pembinaan peserta KB seperti telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya juga terus ditingkatkan selama lima tahun terakhir ini. Usaha ini dimaksudkan agar peserta KB tetap memakai alat kontrasepsi. Dalam hubungan ini dilakukan dua cara pembinaan. Pertama, pemberian pelayanan media bagi pe-serta yang mendapat gangguan atau komplikasi sebagai akibat

1053

Page 29:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX – 9

PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT KELOMPOK UMUR,

1982/83 - 1987/88( % )

U m u r 1982/83

1983/84

1984/85 1985/86

1986/87 1987/88*.)

15 - 19 8,8 7,4 8,0 8,1 8,4 7,8

20 - 24 34,5 33,4 34,2 34,8 35,7 32,3

25 - 29 28,6 29,0 28,9 29,6 28,8 30,1

30 - 34 16,2 17,3 17,4 16,3 16,0 17,6

35 - 39 9,1 9,5 8,5 8,2 8 , 3 9,6

40 44 2,5 2 ,9 2,7 2,5 2,4 2,3

45 keatas 0,3 0,5 0,3 0,5 0,4 0,3

Jumlah: 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1054

Page 30:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 4PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT KELOMPOK UMUR

1982/83 – 1987/88

1055

Page 31:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 10PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARU

MENURUT PEKERJAAN SUAMI PESERTA KB,1982/83 - 1987/88

( % )

Pekerjaan Suami 1982/83 1983/84 1984/85

1985/86

1986/87

1987/88*)

Pegawai Negeri 8 ,5 8,4 8,8 7,7 5,5 6,9

Pegawai Swasta 10,1 8,3 11,7 10,7 9,7 10,4

A B R I 2,1 1,3 2,0 1,8 1,2 1,3

Pedagang 5,5 5,7 5,7 5,6 4,9 4,9

P e t a n i 57,8 59,0 53,8 58,0 60,9 61,3

Pekerjaan lainnya 16,0 17,3 18,0 16,2 17,8 15,2

Jumlah: 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

* ) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1056

Page 32:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 5PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARU

MENURUT PEKERJAAN SUAMI PESERTA KB1982/83 – 1987/88

1057

Page 33:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

pemakaian alat kontrasepsi. Pembinaan kedua dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan peserta KB dan keluarganya sehingga kesertaan mereka menjadi peserta KB memberikan hikmah bagi kehidupan keluarga mereka.

Jumlah kumulatif peserta KB baru yang tetap aktif terca-tat dalam program KB disebut dengan peserta KB aktif. Jumlah ini akan menunjukkan tingkat kesertaan penduduk dalam program keluarga berencana. Perkembangan jumlah peserta KB aktif se-lama lima tahun terakhir ini disajikan dalam Tabel XIX-11. Secara nasional terlihat bahwa pada tahun 1982/83 terdapat peserta KB aktif sebanyak 11,2 juta PUS. Jumlah ini lebih tinggi yaitu sekitar 27,5% dari target Repelita III yang di-tentukan untuk tahun tersebut sebesar 8,8 juta PUS. Kelebihan dari pencapaian sasaran Repelita sangat menonjol pada tahun 1983/84 yaitu sebesar 51,8% sesudah itu kelebihan pencapaian sasaran makin mengecil hingga pada tahun 1986/87 kelebihan tersebut hanya sebesar 6,6%. Untuk tahun 1987/88, sasaran Repelita sampai akhir tahun keempat Repelita IV sebesar 16,5 juta ternyata telah dapat dicapai pada bulan Desember 1987 yaitu dengan pencapaian sebesar 17,9 juta PUS.

Walaupun angka-angka dalam Table XIX-11 menunjukkan ke-lebihan pencapaian sasaran Repelita yang makin mengecil namun program Keluarga Berencana dapat dikatakan tetap berhasil men-capai sasaran Repelita satu tahun sebelum waktunya. Misalnya, sasaran Repelita IV yang berakhir pada tahun 1988/89 sebesar 17,2 juta PUS telah dapat dilampaui pada bulan Desember 1987 dengan pencapaian sebesar 17,9 juta PUS. Hal ini berarti bahwa program KB telah mencapai sasaran Repelita IV satu setengah tahun sebelum waktunya yang selanjutnya menunjukkan keberha-silan program KB dalam pembinaan pesertanya.

Jumlah peserta KB aktif yang digambarkan diatas merupa-kan pencapaian sasaran kuantitatif dari program KB sedangkan mutu pelaksanaan program dapat pula dilihat dari jenis alat kontrasepsi yang dipakai oleh peserta KB. Untuk itu dalam Tabel XIX-12 disajikan data peserta KB aktif menurut jenis alat kontrasepsi yang dipakai. Terlihat bahwa peserta KB yang memakai alat kontrasepsi pil turun dari 59,8% pada tahun 1982/83 menjadi 48,5% pada tahun 1986/87. Demikian juga jum-lah kesertaan dalam pemakaian kondom telah turun dari 5,4% pada tahun 1982/83 menjadi 4,4% pada tahun 1986/87, dan pada 1987/88 menjadi 3,9%. Kedua jenis alat kontrasepsi ini meru-pakan alat yang belum efektif karena peserta mudah lupa dalam memakai alat-alat tersebut secara berkesinambungan.

1058

Page 34:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 11

PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB AKTIF,1982/83 - 1987/88

(ribu orang)

w i l a y a h 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Jawa - Bali

Sasaran Repelita 7.500,0 8.000,0 10.266,0 10.817,0 11.030,0 11.281,9Pencapaian 8.370,4 10.776,2 11.425,5 10.896,7 11.488,6 12.327,0Persentase (111,6%) (134,7%) (111,3%) (100,7%) (104,2%) (109,3%)

Luar Jawa-Bali I

Sasaran Repelita 1.050,0 1.200,0 3.136,0 3.309,0 3.780,0 4.084,6Pencapaian 2.509,7 3.137,2 3.637,8 3.578,6 4.123,9 4.379,6Persentase (239,0%) (261,4%) (116,0%) (108,1%) (109,1%) (107,2%)

Luar Jawa-Bali II

Sasaran Repelita 240,0 300,0 678,0 712,0 844,0 1.103,5Pencapaian 331,2 509,1 631,6 843,9 1.067,9 1.169,2Persentase (138,0%) (169,7%) ( 93,2%) (118,5%) (126,5%) (106,0%)

Indonesia

Sasaran Repelita 8.790,0 9.500,0 14.080,0 14.838,0 15.654,0 16.470,0

Pencapaian 11.211,3 14.422,5 15.694,9 15.319,2 16.680,4 17.875,8

Persentase (127,5%) (151,8%) (111,5%) (103,2%) (106,6%) (108,5%)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1059

Page 35:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 12

JUMLAH PESERTA KELUARGA BERENCANA AKTIFMENURUT METODE KONTRASEPSI,

1982/85 - 1987/88(ribu orang)

Metode kontrasepsi 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/881)

P i l 6.699,2 7.983,2 8.453,4 7.345,4 8.091,0 8.984,2(59,8%) (55,4%) (53,9%) (48,0%) (48,5%) (50,3%)

I U D 2.908,5 3.898,8 4.350,6 4.266,2 4.024,3 3.976,0(25,9%) (27,0%) (27,7%) (27,9%) (24,1%) (22,2%)

K o n d o m 606,2 708,8 686,8 641,0 734,0 691,4(5.4%) (4,9%) (4,4%) (4,2%) (4,4%) (3,9%)

Suntikan 658,4 1.387,6 1.751,2 2.501,8 3.167,0 3.448,7(5,9%) (9,6%) (11,1%) (16,3%) (19,0%) (19,3%)

Lain-lain 338,7 444,1 452,8 526,6 582,5 623,3(3.0%) (3,1%) (2,9%) (3,4%) (3,5%) (3,5%)

Norplant 2) 2) 2) 38,1 81,6 152,2(0,2%) (0,5%) (0,8%)

Jumlah : 11.211,0 14.422,5 15.694,8 15.319,1 16.680,4 17.875,8(100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%) (100,0%)

1) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)2) Belum dilaksanakan

1060

Page 36:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

GRAFIK XIX – 6JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI

1982/83 – 1987/88

1061

Page 37:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Alat dan obat kontrasepsi lainnya yang disajikan dalam Tabel XIX-12 merupakan alat kontrasepsi yang lebih efektif dibandingkan dengan pil dan kondom. Untuk masing-masing alat kontrasepsi tersebut terlihat adanya kenaikan persentase dari tahun ke tahun. Bahkan kenaikan persentase yang cukup besar ditunjukkan untuk pemakaian alat kontrasepsi suntikan. Pada tahun 1982/83 kesertaan dengan alat kontrasepsi suntikan baru mencapai 5,9%. Persentase ini telah naik menjadi 11,1% pada tahun 1984/85 dan terus naik masing-masing menjadi 16,3% dan 19,0% pada tahun 1985/86 dan 1986/87.

Data-data dalam Tabel XIX-12 dengan demikian menunjukkan adanya kenaikan persentase kesertaan dalam program KB yang menggunakan alat dan obat kontrasepsi yang lebih efektif. Hal ini selanjutnya menunjukkan bahwa keberhasilan program KB tidak hanya dari segi kuantitas kesertaan dalam program te-tapi juga kualitasnya. Hasil ini akan memberi dampak pada usaha percepatan penurunan tingkat fertilitas di Indonesia.

Dapat pula dicatat disini bahwa peranserta para Bapak/ suami dalam program keluarga berencana kelihatannya belum dapat didorong terlalu cepat. Hal ini terlihat dari stabilnya angka persentase pemakai kondom selama lima tahun terakhir. Sehubungan dengan hal tersebut usaha menggalakkan peranserta Bapak/suami yang telah dimulai pada tahun 1986/87 akan terus ditingkatkan sehingga program KB tidak hanya ditujukan kepada kaum wanita tetapi juga kepada kaum pria.

h. Prasarana dan sarana

Alat kontrasepsi merupakan sarana utama dalam program KB. Dengan meningkatnya wilayah sasaran program KB maka tidak hanya kebutuhan alat kontrasepsi yang makin besar tetapi juga penanganan pengadaan dan penyaluran yang lebih baik sehingga kebutuhan di lapangan selalu dapat dilayani. Oleh karena itu, selama lima tahun terakhir dilakukan peningkatan sistem per-bekalan dan pelaporannya.

Dalam kurun waktu 1984/85-1987/88 telah dilakukan penga-daan alat kontrasepsi pil sebanyak 231,6 juta siklus. Namun jika diperhatikan pengadaannya pada setiap tahun terlihat ada-nya penurunan. Misalnya pada tahun 1984/85 diadakan sebanyak 91,9 juta siklus sedangkan pada tahun 1987/88 diadakan sekitar 22,0 juta siklus (Tabel XIX-13). Hal ini berkaitan dengan be-berapa faktor. Pertama, jumlah persediaan pil KB dari tahun-tahun sebelumnya masih sangat banyak. Jika jumlah tersebut

1062

Page 38:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

TABEL XIX - 13

PENYEDIAAN ALAT KONTRASEPSI PADA KLINIK KB,1982/83 - 1987/88

(ribu)

Alat - alat Satuan 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/871) 1987/882)

Kontrasepsi

P i l Siklus 104.258,8 148.604,7 91.947,6 58.245,9 59.456,7 21.962,1

I U D Buah 2.714,0 3.390,8 1.170,6 1.522,0 1.567,9 2.706,7

K o n d o m Gross 403,6 573,5 218,7 60,0 110,0 249,1

Suntikan Vial 3.200,0 5.218,5 5.461,9 7.830,0 8.675,9 8.115,3

Norplant set 0 0 35,3 16,5 48,9 150,0

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

1063

Page 39:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

ditambah terus maka akan banyak pil KB yang tidak dapat dipa-kai lagi karena kadaluarsa. Hal ini juga berkaitan dengan efisiensi penggunaan dana yang ada. Kedua, peserta pil secara bertahap diberikan motivasi untuk memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap sehingga kebutuhan juga menurun.

Berbeda dengan pengadaan pil KB maka pengadaan alat kon-trasepsi lainnya kecuali kondom terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah pengadaan suntikan pada tahun 1987/88 misalnya lebih dari dua kali lipat pengadaan pada tahun 1982/83. Ke-naikan jumlah pengadaan ini berkaitan dengan kebutuhan alat tersebut yaitu jumlah peserta KB. Sejalan dengan minat yang besar dari penduduk untuk pemakaian alat kontrasepsi norplant maka pengadaan alat kontrasepsi ini juga ditingkatkan dari tahun ke tahun.

Telah disebutkan diatas perluasan jangkauan program KB menyebabkan kenaikan kebutuhan alat kontrasepsi. Selama Repe-lita III telah dilakukan pembangunan pabrik pil KB dan pera-kitan IUD oleh P.T. Kimia Farma. Sementara itu, dalam tahun 1986/87 telah selesai dibangun pabrik kondom dengan kapasitas produksi yang cukup tinggi sehingga program KB akan mencapai swasembada kondom dan bahkan akan mampu mengekspor hasilnya. Di samping itu, pabrik kondom ini akan diperluas dengan hasil samping lainnya sehingga dapat meningkatkan dayaguna dan ha-silguna dari investasi ini.

Di samping pengadaan alat kontrasepsi, selama lima tahun terakhir ini program KB juga telah meningkatkan prasarana fisik lainnya sebagai penunjang kegiatan program. Telah di-usahakan pengadaan alat penerangan umum untuk setiap kecamat-an sehingga pelaksanaan penerangan massa dapat dilakukan se-cara lebih efektif. Hal ini memungkinkan pelaksanaan penerang-an dan motivasi oleh peserta KB dan pemuka masyarakat setem-pat yang dianggap lebih efektif serta memungkinkan perluasan jangkauan program secara efisien. Di samping itu telah pula diusahakan peralatan produksi media penerangan di setiap pro-pinsi yang dipergunakan dengan bekerja sama dengan program penerangan.

Agar pengelolaan program dapat berjalan lebih lancar maka selama lima tahun terakhir ini program KB telah diper-lengkapi dengan kantor untuk setiap propinsi di daerah Luar Jawa-Bali II sedangkan untuk tingkat kabupaten diusahakan pengadaannya sebelum Repelita IV berakhir.

1064

Page 40:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

i. Pelaporan dan Penelitian

Sejak tahun 1979/80 program KB telah menjangkau seluruh propinsi di Indonesia. Dengan demikian, program KB telah men-jadi program besar baik dalam pengertian wilayah jangkauannya maupun dalam pengertian aktivitasnya. Makin besarnya liputan program tersebut memerlukan pemantauan yang tepat waktu se-hingga hasilnya tepatguna. Untuk itu diperlukan data yang tepat waktu yang dilakukan dengan pengembangan sistem pela-poran data. Pengembangan sistem laporan yang mulai dilaksana-kan tahun 1985/86 ini dimaksudkan untuk menyederhanakan lapor-an, mengurangi tumpah tindih laporan serta mempercepat pengo-lahan laporan. Di samping itu telah pula dikembangkan sistem pemantauan proyek-proyek pembangunan sehingga dapat dilakukan efisiensi dalam penggunaan dana-dana proyek yang ada.

Sejalan dengan usaha pengembangan sistem laporan tersebut telah pula dikembangkan sistem penilaian keberhasilan program. Jika selama ini penilaian keberhasilan hanya ditekankan pada banyaknya peserta KB aktif maka dengan sistem baru ini dilaku-kan penilaian yang memperhitungkan seluruh proses dan masukan dalam pelaksanaan program KB.

Data yang berasal dari laporan tersebut di atas diper-kuat dengan data yang berasal dari penelitian. Dalam hubungan ini prioritas penelitian diberikan kepada penelitian yang dapat menunjang pengambilan keputusan dan kebijaksanaan. Pe-nelitian yang dilakukan antara lain adalah penelitian evalu-atif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan program KB, alih peran masyarakat, peran tokoh Agama, evaluasi program KB-Gizi, nilai anak, peran Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pengelolaan program KB, tingkat kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi, evaluasi pelaksanaan dan minat akan alat kontrasepsi norplant, pengaruh pemakaian alat kontrasepsi, perbandingan jenis-jenis IUD dan sebagainya.

3. Program-program Terpadu

Keterpaduan program KB dengan pembangunan lainnya dilak-sanakan dalam bentuk keterpaduan struktural dan keterpaduan program dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil yang ba-hagia dan sejahtera (NKKBS) dalam masyarakat. Keterpaduan struktural diperlukan karena semakin dirasakan saling keter-kaitan program KB dengan program pembangunan lainnya seperti keterkaitan sosial, ekonomi dan budaya. Keterpaduan di ting-kat Pusat berupa terbentuknya Forum Konsultasi Unit Pelaksana

1065

Page 41:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

(FKU), di Propinsi, Kabupaten/Kotamadya berupa Kelompok Kerja Fungsional (Pokjanal), di Kecamatan berupa Tim Operasional KB (Top KB) dan di tingkat Desa berupa Tim Pembina LKMD. Forum dan Tim-tim tersebut terdiri dari unsur pemerintah dan unsur institusi masyarakat (swasta). Dengan adanya forum komunikasi tersebut berbagai pihak dapat secara langsung mengutarakan masalah yang terjadi serta dapat dicari penyelesaian masalah secara bersama.

Dalam rangka melakukan berbagai upaya yang dapat meman-tapkan koordinasi dan pengelolaan kegiatan keterpaduan program KB-Kesehatan telah dibentuk Tim Kerja yang bertugas mengkoor-dinasikan rencana dan penyelenggaraan Program Integrasi KB dan Kesehatan.

Selama lima tahun terakhir ini telah dilakukan penyusun-an rencana dan pengembangan pola manajemen operasional program terpadu KB-Kesehatan di Jawa Tengah, pemantauan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan program terpadu KB-Kesehatan di Jawa Ti-mur, Bali, NTB dan Jawa Tengah dan penelaahan kegiatan program KB Terpadu di 3 propinsi yaitu Jawa timur, Bali dan NTB.

Sementara itu Program Integrasi KB-Gizi atau Usaha Per-baikan Gizi Keluarga (UPGK) telah ditunjang dengan kebijaksa-naan baru pada tahun 1984 yaitu mempertajam tentang tugas dan fungal masing-masing lembaga yang terkait.

Sejalan dengan hal tersebut kurikulum latihan dasar UPGK bagi petugas lapangan KB mulai Repelita IV diubah dan dise-suaikan dengan tugas dan fungsi mereka yang memfokuskan diri pada bidang komunikasi, informasi dan edukasi dan pencatatan pelaporan.

Untuk menunjang pencapaian tujuan pembangunan yaitu ke-sejahteraan masyarakat maka program KB bekerjasama dengan program lainnya telah mengembangkan usaha peningkatan penda-patan keluarga akseptor (UPPKA). Pada dasarnya program KB memberikan modal dasar kepada kelompok-kelompok peserta KB untuk berbagai jenis usaha tanpa bunga. Setelah modal ter-sebut bertambah maka modal dikembalikan dan diberikan kepada kelompok lainnya, sedangkan sisanya tetap dapat digunakan ke-lompok pertama yang menerimanya, demikian seterusnya sehingga dapat berputar terus ke kelompok lainnya.

Sampai saat ini telah tercatat sekitar 22.765 kelompok akseptor UPPKA dengan jumlah anggota 816.000 orang dengan

1066

Page 42:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

jumlah modal Rp. 2,3 milyar dan jumlah uang beredar Rp. 3,9 milyar.

Bekerjasama dengan program peningkatan peranan wanita, dalam kurun waktu 1984/85 - 1987/88 telah dikembangkan bina keluarga dan balita (BKB) di 19 propinsi. Dalam program ini telah dilaksanakan kegiatan latihan bagi instruktur program BKB tingkat propinsi dan kabupaten, orientasi pemuka masyara-kat dari tingkat propinsi hingga desa, latihan kader BKB tingkat propinsi, pengadaan alat edukatif (APE), penentuan kelompok kerja (Pokja) BKB tingkat pusat dan daerah, penyu-luhan-penyuluhan, pembuatan pedoman pelaporan BKB dan latihan bagi para lulusan STM Pertukangan setempat untuk pembuatan APE. Dengan demikian, program terpadu BKB ini tidak hanya bermanfaat bagi program KB tetapi juga meningkatkan perluasan lapangan kerja bagi tenaga terampil setempat.

Dalam rangka peningkatan program KB di lingkungan perusa-haan dilakukan kerjasama dengan instansi dan organisasi yang berkepentingan. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan se-perti Konperensi Nasional yang dihadiri para pengusaha di 5 propinsi yaitu Jatim, Jateng, Jabar, Sumut dan DKI Jakarta dengan hasil rumusan yaitu pimpinan perusahaan dapat mengem-bangkan program KB di perusahaan dengan melalui segala sarana dan cara yang ada sehingga program KB tersebut dapat dikelola secara profesional dan terpadu dengan kegiatan-kegiatan kese-jahteraan lainnya, serta bagi perusahaan kecil dan menengah, unit KB Perusahaan dapat dibentuk mengelola pendidikan, pe-nyuluhan dan motivasi serta pelayanan kontrasepsi sederhana. Bagi perusahaan yang tidak mempunyai klinik dapat dilakukan melalui sistem rujukan atau Tim KB Keliling. Di samping itu telah dilakukan lomba KB di lingkungan Perusahaan/Industri dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat umum dan pimpinan perusahaan/industri khususnya dalam upaya meningkat-kan kesejahteraan pekerja melalui pelaksanaan dan pelayanan program KB di lingkungan perusahaan/industri.

Usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan peserta KB adalah memberikan kelapa hibrida. Program ini bertujuan untuk meluaskan areal penanaman kelapa pada lahan pekarangan dalam rangka meningkatkan produksi kelapa dan meningkatkan gizi maupun pendapatan masyarakat pada umumnya, serta merangsang masyarakat untuk tetap menjadi peserta KB. Hingga saat ini telah diserahkan sekitar 4,5 juta bibit kelapa hibrida kepada peserta KB di 14 propinsi.

1067

Page 43:  · Web viewPerkiraan ini didasarkan atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk antara 1971 dan 1980 sebesar 2,3% per tahun. Sementara itu, hasil Survai Penduduk Antar …

Penduduk yang pindah ke daerah yang jarang penduduk yaitu melalui program transmigrasi pada umumnya telah berkeluarga berencana. Agar supaya transmigran tersebut dapat merupakan tenaga produktif bagi daerah penerima transmigrasi maka keser-taan mereka dalam program KB perlu diperhatikan. Untuk itu telah dilakukan program terpadu KB-Transmigrasi yang meliputi 5 propinsi yaitu Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Program ini telah dirintis pada tahun 1985/86 dan dilakukan latihan bagi 595 petugas lapangan serta sarana mobilisasinya sehingga pelaksanaan KB dapat dilakukan.

1068