WordPress.com · Web viewPenyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil dan Menyusui...

5
NPM tahap II yang dilaksanakan oleh BKM Bhakti Wiraguna Kelurahan Wirogunan terdiri dari kegiatan sarana fisik lingkungan dan kegiatan sosial, sementara kegiatan pemberdayaan ekonomi belum dapat dilaksanakan karena tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh PNPM tersebut Dengan tidak terealisasinya kegiatan pemberdayaan ekonomi, maka prosentase realisasi terbagi menjadi 10% untuk kegiatan sosial dan 90% untuk kegiatan sarana fisik lingkungan. Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I sebesar 140.000.000 [seratus empat puluh juta rupiah] dan tahap II sebesar 210.000.000 [dua ratus sepuluh juta rupiah]. Nilai tersebut termasuk untuk kegiatan operasional sebesar 10.000.000 [sepuluh juta rupiah]. PNPM Tahap II Pada tahap II kegiatan PNPM terbagi atas 3 Kegiatan sosial dan 38 kegiatan sarana fisik lingkungan. Kegiatan sarana fisik lingkungan tersebar di 24 RW, dengan dana Rp 191.300.000 [seratus sembilan puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah] dengan rekapitulasi sebagai berikut : 1. Konblokisasi Rp60.300.000 2. Perbaikan SAH Rp 7.500.000 3. Renovasi MCK Rp 9.000.000 4. Pembuatan SPAH Rp64.500.000 5. Peng. gerb. Sampah Rp 3.000.000 6. Pengerasan Jalan Rp 4.500.000 7. Pembuatan SAL Rp 6.000.000 8. Perbaikan SAL Rp17.000.000 9. Renovasi PosYandu/Lansia Rp 19.500.000 Kegiatan sarana fisik lingkungan tersebut di kelola oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL) sebagai unit pelaksana teknis BKM dan KSM [Kelompok Swadaya Masyarakat] sebagai pelaksana kegiatan. Sedangkan BKM melalui tim pendamping, menjadi media komunikasi antara BKM, UPL dan masyarakat. Ketiga komponen tersebut bekerja sama merealisasikan kegiatan yang sebelumnya telah direncanakan

Transcript of WordPress.com · Web viewPenyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil dan Menyusui...

“Kehadiran News Letter ini menjadi alternatif dalam memberikan informasi dan

koreksi terhadap kegiatan BKM dalam rangka membantu pemberdayaan dan

pengentasan kemiskinan di perkotaan. Diharapkan kegiatan BKM menjadi

lebih bernilai dan dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat

maupun pihak-pihak lain yang terkait”. Ahmad Zainuri, S.Sos [PJOK

Kecamatan Mergangsan]

Komentar Masyarakat

“Semoga kehadiran News Letter BKM dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat, khususnya dalam pengelolaan kredit dan pemberian bantuan

sosial serta kegiatan fisik lingkungan. Sebaiknya dikoordinasikan dengan

lembaga lain di tingkat kelurahan, agar tidak ”.

overlapping

MM Suprihastuti, S. Sos [Lurah Kelurahan Wirogunan]

“News Letter ini merupakan terobosan informasi bagi BKM, sehingga

keberadaannya lebih transparan dan akuntabel, khususnya dalam menyajikan

laporan keuangan untuk diketahui oleh masyarakat luas, dengan laporan

sederhana dan mudah dibaca masyarakat awam”. Nuning Endah

Werdiningsih, SE, Akt, MPA [Tim Review Keuangan BKM]

“News Letter ini menjadi media informasi bagi BKM, khususnya informasi

yang berkaitan dengan kredit bergulir, sehingga KSM dapat mengetahui

proses dan mekanisme kredit. Di lain pihak agar KSM lebih tertib dalam

pembayarannya dan bila perlu dicantumkan daftar KSM yang

pembayarannya kurang lancar atau tidak tertib”. Eny Trihastuti [Ketua KSM

Wirausaha Mandiri]

“Saya menyambut baik terbitnya News Letter ini, sebagai media komunikasi

antara BKM dan Masyarakat. Dengan komunikasi tersebut, BKM dapat

menerima aspirasi, masukan, kritikan masyarakat, sehingga keberadaannya

akan membantu mengurangi kemiskinan di Kota Yogyakarta”.

Henry Kuncoroyekti, SH. [Komisi II DPRD Kota Yogyakarta]

12345

NPM tahap II yang dilaksanakan oleh BKM Bhakti Wiraguna Kelurahan Wirogunan terdiri dari kegiatan sarana fisik lingkungan dan kegiatan sosial, sementara kegiatan pemberdayaan ekonomi belum dapat dilaksanakan karena tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh PNPM tersebut

Dengan tidak terealisasinya kegiatan pemberdayaan ekonomi, maka prosentase realisasi terbagi menjadi 10% untuk kegiatan sosial dan 90% untuk kegiatan sarana fisik lingkungan. Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I sebesar 140.000.000 [seratus empat puluh juta rupiah] dan tahap II sebesar 210.000.000 [dua ratus sepuluh juta rupiah]. Nilai tersebut termasuk untuk kegiatan operasional sebesar 10.000.000 [sepuluh juta rupiah].

PNPM Tahap II

Pada tahap II kegiatan PNPM terbagi atas 3 Kegiatan sosial dan 38 kegiatan sarana fisik lingkungan. Kegiatan sarana fisik lingkungan tersebar di 24 RW, dengan dana Rp 191.300.000 [seratus sembilan puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah] dengan rekapitulasi sebagai berikut :

1. KonblokisasiRp60.300.000

2. Perbaikan SAHRp7.500.000

3. Renovasi MCKRp 9.000.000

4. Pembuatan SPAHRp64.500.000

5. Peng. gerb. SampahRp3.000.000

6. Pengerasan JalanRp4.500.000

7. Pembuatan SALRp6.000.000

8. Perbaikan SALRp17.000.000

9. Renovasi PosYandu/LansiaRp19.500.000

Kegiatan sarana fisik lingkungan tersebut di kelola oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL) sebagai unit pelaksana teknis BKM dan KSM [Kelompok Swadaya Masyarakat] sebagai pelaksana kegiatan. Sedangkan BKM melalui tim pendamping, menjadi media komunikasi antara BKM, UPL dan masyarakat. Ketiga komponen tersebut bekerja sama merealisasikan kegiatan yang sebelumnya telah direncanakan dan tertuang dalam BAPPUK [Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan].

KEGIATAN SOSIAL

Kegiatan sosial pada Tahap II, terealisasi dana sebesar Rp 23.385.300 [dua puluh tiga juta tiga ratus delapan puluh lima ribu tiga ratus rupiah]. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

1. Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil dan Menyusui sebesar Rp 6.628.900

2. Bantuan Sarana Pendidikan dan Bantuan Biaya Pendidikan sebesar Rp 8.356.400

3. Penyediaan Media Informasi sebesar Rp 8.400.000

Kegiatan sosial mendapat respon yang positif dari masyarakat kurang mampu, sehingga berbagai usulan dan saran kegiatan sosial dari berbagai pihak tidak jarang diterima BKM, baik dari perorangan maupun dari lembaga-lembaga sosial di wilayah Kelurahan Wirogunan.

Bantuan sarana pendidikan yang diberikan berupa tas sekolah, buku, pensil, pena, penggaris, penghapus dan dosgrip. Sedangkan bantuan uang sekolah sebesar Rp 30.000 [tiga puluh ribu rupiah] untuk setiap anak dengan jumlah anak sebanyak 96 anak tingkat Sekolah Dasar.

Tahapan Kegiatan

Seluruh kegiatan PNPM tersebut, baik tahap I maupun tahap II melalui proses/tahapan kegiatan dari PNPM. Tahapan tersebut meliputi :

1. Sosialisasi awal dan RKM [Rembug Kesiapan Masyarakat].

2. Diskusi/pengkajian masalah kemiskinan setempat dan akar permasalahannya.

3. Pemetaan Swadaya (PS) yang bersumber dari Refleksi Kemiskinan.

4. Pembangunan BKM sebagai kesiapan lembaga dalam memfasilitasi kegiatan.

5. Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis [Perencanaan Jangka Menengah] dan Renta [Rencana Tahunan] yang berbasis IPM [Indeks Pembangunan Manusia/Tingkat Kesejahteraan Masyarakat] dan MDGs [Millenium Development Goals/Tujuan Pembangunan Nasional]

6. Koordinasi Program IPM, yaitu mengintegrasikan Pronangkis dalam Rencana Pembangunan Kelurahan berbasis IPM-MDGs,

7. Pembentukan KSM [Kelompok Swadaya Masyarakat], sebagai pelaksana kegiatan.

Tahapan-tahapan tersebut di atas bertujuan untuk memberikan arah yang jelas, sehingga PNPM dapat terealisasi sesuai dengan tujuan.

Kegiatan PNPM tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah, masyarakat dan pendamping.

Peran Pemerintah Daerah memfasilitasi masyarakat dalam rangka penyusunan kebijakan pemerintah, perencanaan, pengaggaran dan pengembangan program agar lebih berpihak kepada masyarakat miskin [pro poor], sinergis [terpadu] dan berkeadilan.

Peran Pendamping [Fasilitator dan Konsultan], mensosialisasikan dan memfasilitasi pemberdayaan masyarakat agar mampu menumbuhkan serta melembagakan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan penanggulangan kemiskinan atas prakarsa sendiri.

Peran Masyarakat, melaksanakan PNPM melalui penumbuhan kepedulian [modal sosial] dan kemitraan melalui berbagai pihak [Pemerintah Daerah, LSM, dunia usaha dan akademisi] untuk mencapai kemandirian.

Peran Kelompok Peduli, saling bersinergi [memadukan peranan] untuk melakukan pengawasan [kontrol sosial] dalam proses penanggulangan kemiskinan terpadu.

Peran-peran tersebut di atas akan memberikan nilai positif, manakala mempunyai arah tujuan yang sama, yaitu berupaya untuk menanggulangi kemiskinan.

Kemiskinan Mental

Kondisi saat ini, khususnya di wilayah Kelurahan Wirogunan tidak hanya miskin lahiriah saja, namun ada sebagian masyarakat yang telah mengidap kemiskinan mental. Upaya-upaya kegiatan dalam PNPM tersebut di atas, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan lahiriah dalam masyarakat. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan mental.

Kemiskinan mental dapat diupayakan dengan berbagai kegiatan pencerahan, pemahaman dan pengertian, khususnya melalui pendekatan moral [agama]. Kegiatan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial, namun peranserta masyarakat, khususnya lingkungan terdekat menjadi faktor yang sangat menentukan.

_1277060608.unknown