· Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh...

23
ARTIKEL HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA?” KARYA AGNES DAVONAR PERSPEKTIF ABRAHAM MASLOW DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1)Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh SULIANA SHALATIN NIM. E1C 110 133 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh...

Page 1:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

ARTIKEL HASIL PENELITIAN

PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA?” KARYA AGNES DAVONAR PERSPEKTIF

ABRAHAM MASLOW DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1)Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Disusun Oleh

SULIANA SHALATINNIM. E1C 110 133

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAHJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATARAM

2014

Page 2:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes
Page 3:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA?” KARYA AGNES DAVONAR PERSFEKTIF ABRAHAM MASLOW

DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

OLEH

SULIANA SHALATINABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes Davonar berdasarkan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow, serta untuk mengetahui kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berbentuk deskriptif.Data pada penelitian ini berupa wacana psikologi tokoh utama.Sumber data pada penelitian ini adalah novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda?karya Agnes Davonar. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode studi kepustakaan dan teknik catat, kemudian data dianalisis menggunakan pendekatan psikologis dengan menggunakan metode desktiptif analitik.Hasil dari penelitian ini adalah (1) deskripsi konflik psikologi tokoh utama karena belum dapat memenuhi beberapa aspek kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain: kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan aktualisasi diri seperti kebutuhan pemisahan diri kemandirian dari kebudayaaan dan lingkungan. Tidak terpenuhinya kebutuhan menimbulkan masalah pada kehidupan tokoh Angel dan orang-orang di sekitarnya. (2) konflik psikologi yang terjadi pada Angel dapat disajikan sebagai materi pembelajaran sastra di SMA, karena sesuai dengan Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam KTSP yaitu menganalisis konflik psikologi yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Indonesia/ terjemahan.

Kata kunci: psikologi, kebutuhan-kebutuhan, Teori Abraham Maslow.

Page 4:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

THE PSYCHOLOGY OF MAIN CHARACTER IN NOVEL "AYAH, MENGAPA AKU BERBEDA?" BY AGNES DAVONAR PERPECTIVE ABRAHAM MASLOW AND ITS RELATION TO STUDY OF LITERATURE IN SENIOR HIGH SCHOOL

SULIANA SHALATINE1C 110 133

ABSTRACT

This research aims to describe the psychological image that happens to the main character named Angel in the novel "Ayah, Mengapa Aku berbeda?" By Agnes Davonar based on the theory of Storey Needs from Abraham Maslow, and to investigate its relation to the study of literature in senior high school. This research is a qualitative research in the form of descriptive. The data in this research is in the form of main character psychological discourse. The source of data in this research is from novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? By Agnes Davonar. The data in this research were collected using literature study method and technique of record, then the data were analyzed using psychological approaches using descriptive analytic method. The results of this study are (1) a description of the main character psychological conflict because he/she can not complete several aspects need yet. These needs include: safety needs, the need to be appreciated, the need for self-actualization as secession independence requirements of the cultures and environments. Uncomplete needs cause problems in the lives of Angel and the people around her. (2) psychological conflicts that occur in Angel can be presented as a material of learning literature in senior high school, because it is suitable with the Competency Standards (SK) and the Basic Competency (KD) specified in KTSP is to analyze the psychological conflicts that occurred on the main character in the novel Indonesia / translation.

Keywords: psychology, needs, Theory of Abraham Maslow.

Page 5:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

I. PENDAHULUANSetiap manusia diciptakan di dunia ini dengan garis kehidupan yang berbeda-beda. Semua

kebaikan, keburukan, kebahagiaan, kesedihan, suka, dan duka yang dijalani, pasti akan dialami oleh manusia yang singgah di dunia ini. Dalam kehidupan banyak terlihat potret-potret menyedihkan. Salah satunya adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat. Orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik sering dikucilkan, bahkan ketika seseorang yang memiliki keterbatasan fisik melakukan aktivitas atau interaksi sosial jarang sekali masyarakat mau menerima mereka di lingkungannya. Contohnya, seorang pengguna kursi roda menunggu mobil angkutan sambil melambaikan tangan di pinggir jalan, tetapi tidak ada yang memberikan empati kepadanya.

Di beberapa media juga sering ditemukan hal serupa, seorang tunanetra tidak dapat mengikuti sebuah tes karena mereka dianggap tidak mampu melakukan hal tersebut. Padahal belum tentu orang-orang yang normal dapat melakukan hal tersebut dengan baik. Kejadian yang mereka alami, membuat batin mereka sakit, sedih, dan kecewa dengan perlakuan orang-orang yang lebih beruntung dilahirkan sempurna. Contoh seperti itu banyak dialami oleh orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat.

Di dalam sebuah karya sastra seperti novel juga banyak menyajikan cerita mengenai peristiwa atau fenomena seperti kasus di atas. Seperti pada novel Denting Hati karya Selvy Erline menggambarkan seseorang yang tunawicara dan Piano di Kotak Kaca karya Agnes Jessica menggambarkan sosok yang mengalami cacat fisik pada wajahnya. Kedua judul di atas memberikan gambaran tentang seseorang yang sama-sama memiliki keterbatasan fisik.

Penulis lain yang membuat hati tersentuh dengan karya-karya yang diciptakan adalah Agnes Davonar. Ia sukses menerbitkan beberapa karya sastra yang berbentuk novel dengan judul Surat Kecil untuk Tuhan dan Oei Hui Lan. Novel Surat Kecil Untuk Tuhan kemudian difilmkan dengan judul yang sama dan membawa kesuksesan yang sama pula yaitu terjual lebih dari 20.000 exemplar, suatu karya yang patut diapresiasi dan diperhitungkan dalam dunia sastra. Karya-karya yang diciptakan Agnes Davonar membuat pembaca terhanyut di dalamnya. Agnes dan Davonar merupakan penulis yang memulai kariernya dari blog dan tenar dengan sebutan Agnes Davonar, kakak beradik ini telah melahirkan banyak cerita melalui media. Selain dikenal sebagai Blogger papan atas Indonesia dengan sejumlah prestasi internasional, ia juga dikenal sebagai penulis novel best seller yang telah melahirkan 8 Novel fisik dan 2 Biografi sukses yang diakui di beberapa Perpustakaan Universitas Asia dan Australia sebagai koleksi resmi.

Salah satu karyanya yang berbicara tentang cacat fisik adalah novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?”. Novel tersebut menceritakan sebuah kisah perjuangan hidup tokoh Angel, gadis cilik tunarungu yang cacat sejak dilahirkan. Ibunya meninggal ketika ia terlahir dan ayahnya menjadi orang tua tunggal yang merawatnya dengan tulus. Walau Angel tidak bisa mendengar apapun di dunia ini, ayahnya berusaha membuatnya mandiri dan hidup dalam keadaan seperti anak-anak normal lainnya, termasuk menyekolahkan Angel.

Selain itu, di dalam novel ini juga terdapat konflik-konflik psikologi yang membuat batin Angel tertekan sebagaigadis tunarungu, dan terkadang lingkungannya tidak mau menerima kehadiran dirinya. Misalnya ia harus menderita ketika bermain bersama teman sebayanya, bahkan sewaktu mengejar pendidikan segala hinaan dan caci maki dilayangkan kepadanya. Namun dengan kasih sayang dan perhatian yang diberikan ayah beserta nenek tercinta, Angel mampu bangkit.

Angel merupakan tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?”.Caci-maki yang dialami oleh Angel karena ejekan dari teman-temannya ketika berada di sekolah membuatnya tegar dan tetap bersemangat untuk memberikan kebahagian kepada Ayahnya tercinta. Kondisi lingkungan membuat ia terpaksa berjalan di atas penderitaan dan membuat Angel semakin tertekan. Seorang yang memiliki keadaan seperti itu seharusnya mendapatkan

Page 6:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

tempat yang layak dari masyarakat dan lingkungan sekitar. Perhatian, kasih sayang, kekuatan, dan rasa empati itulah yang akan menyempurnakan dirinya.

Seorang yang memiliki keterbatasan seperti Angel harus mendapatkan perhatian yang lebih. Tekanan batin dan konflik yang terjadi di dalam kehidupannya memberikan makna dalam dirinya tentang arti kekuatan dan kesabaran. Setiap langkah dalam kehidupan tidak mungkin berjalan dengan mulus dan baik-baik saja. Ketika tokoh Angel mengalami hinaan, caci maki bahkan dianiaya oleh pukulan yang dilayangkan oleh temannya, membuat ia mengerti akan kehidupan dan lebih bersyukur akan dirinya yang seperti itu. Seorang yang memiliki julukan tunarungu atau cacat tidak selamanya lemah dan terus menerus ingin tertindas oleh sikap dan prilaku orang-orang seperti itu. Konflik batin seperti emosional dalam diri Angel mewakili perasaan orang-orang yang cacat seperti dirinya.

Selain mengkaji konflik psikologi tokoh Angel, dalam novel ini juga tidak lepas sebagai sarana hiburan (rekreasi). Karya sastra juga berfungsi sebagai alat pencerminan sikap, pandangan, dan tingkah laku seseorang atau kelompok. Karya sastra dapat diarahkan sebagai media pendidikan. Hal ini penting karena media pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu mencerminkan prinsip kemanusiaan. Hal ini tentunya berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari. Manusia harus memiliki semangat cerdas, berakal, dan berpikir. Pembelajaran sastra di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan sastra. Tujuan itu berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Psikologi tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” Karya Agnes Davonar Persfektif Abraham Maslow dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA, karena belum ada yang melakukan penelitian tentang hal tersebut.Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, dibatasi pada deskripsi psikologis tokoh utama Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?”. Karya Agnes Davonar berdasarkan pendekatan psikologi dengan kajian teori Kebutuhan Bertingkat Abraham Maslow dan kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA.Dari beberapa persoalan yang telah disampaikan di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah deskripsi psikologis tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” Karya Agnes Davonar jika dikaji berdasarkan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow?, (2) Bagaimana kaitan psikologi tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” Karya Agnes Davonar dengan pembelajaran sastra di SMA?. Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa tujuan penelitian ini adalah (1)Untukmendeskripskan psikologis tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” Karya Agnes Davonar jika dikaji berdasarkan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow. (2)Untuk mengetahui kaitan psikologi tokoh utama dalam Novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” Karya Agnes Davonar dengan pembelajaran sastra di SMA.Setelah tujuan penelitian dipaparkan maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan mengenai studi sastra Indonesia khususnya dalam menganalisis psikologi tokoh utama dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? karya Anges Davonar dan kaitannya dengan pembelajaran sastra Indonesia di SMA, serta menjadikan sebuah motivasi dengan mengambil hal positif pada tokoh utama novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? karya Agnes Davonar, sehingga dapat menarik minat bagi pembaca untuk merajut masa depan.

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya, serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan guru Bahasa Sastra Indonesia.Secara lebih khusus, penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi para guru maupun siswa di SMA dalam pembelajaran sastra Indonesia karena memiliki kaitan dalam materi pembelajaran.

Page 7:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

Sapuan (2010) Konflik Psikologi Tokoh Ia dalam Cerpen Matahari Karya Korrie Layun Rampan, hasil dari penelitian tersebut adalah mengenai konflik kejiwaan dan konflik eksternal. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Asmiatun (2012) dengan judul penelitian “Konflik Psikis dan Nilai-Nilai Pendidikan Tokoh Utama Arimbi Novel Detik Terakhir Karya Alberthiene Endah” dengan menggunakan teori psikologi kepribadian Sigmund Freud.Salah satu penelitian yang menggunakan teori Kebutuhan Bertingkat Abraham Maslow yaitu dengan judul “Kajian Psikologis Perspektif Abraham Maslow terhadap Tokoh Utama serta Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel di Bawah Kebesaran-Mu, Hamba Takluk karya Taufiqurrahman Al-Azizy” oleh Baiq Atin Kuswarini (2013).

II. METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian berbentuk

deskripsi. Menutut Ratna (2012: 47) dalam ilmu sastra, sumber data berupa karya naskah. Data yang digunakan sebagai dasar penellitian ini berwujud kata-kata, kalimat-kalimat atau teks-teks yang terdapat di dalam novel tersebut. Sumber pengambilan data tersebut berasal dari novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? yang ditulis oleh Agnes Davonar, cetakan pertama, penerbit Intibook Publiser 2011.

Dalam penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu metode studi kepustakaan dan teknik catat. Studi kepustakaan adalah pengumpulan data berdasarkan literatur berupa buku-buku, majalah sastra yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diangkat sebagai objek penelitian. Kepustakaan yang dimaksud adalah penelitian-penelitian yang terdahulu. Sedangkan teknik catat yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mencatat data-data yang ada pada novel. Teknik catat dilakukan setelah membaca novel secara menyeluruh.Data-data yang dicatat di sini adalah data-data yang ada dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Karya Agnes Davonar, yang berhubungan dengan psikologi dan kebutuhan-kebutuhan tokoh, merujuk pada teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow.

Metode merupakan prosedur atau cara yang sistematis yang dilakukan seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan masalah dan sebagainya. Berdasarkan pengertian metode tersebut, dapat dikatakan bahwa metode analisis data merupakan cara yang dilakukan penelliti untuk menganalisis data yang terdapat di dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Karya Agnes Davonar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologis dengan menggunakan metode deskriptif analitik dan hasil dari analisis pendekatan tersebut dikaitkan dengan pembelajaran sastra di SMA. Berikut ini akan dijelaskan tentang metode yang akan digunakan tersebut. Bedasarkan metode analisis data tersebut, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut: (1) Membaca novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda?, untuk memahami isi novel tersebut secara berulang-ulang dan cermat, kata-demi kata dan kalimat demi kalimat; (2) Mendeskripsikan kebutuhan tokoh utama Angel baik yang terpenuhi maupun tidak terpenuhi sesuai dengan fakta- fakta yang ada; (3) Menganalisis kebutuhan tersebut dengan menghubungkannya dengan aspek-aspek psikologis tokoh Angel; (4) Menganalisis hal-hal yang menyebabkan konflik batin tokoh utama serta menghubungkannya dengan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow untuk melihat efek atau pengaruh psikologis bagi tokoh utama Angel; (5) Menemukan usaha-usaha yang dilakukan tokoh utama Angel dalam mewujudkan kebutuhan yang tidak terpenuhi sebagai perwujudan nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada diri Angel; (6) Mengaitkan analisis psikologis tokoh utama dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda?Karya Agnes Davonar dengan pembelajaran sastra di SMA; (7) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengaitkan teori Abraham Maslow; (8) Memberikan pendapat akhir sebagai suatu kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian.

Page 8:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

Ada dua cara penyajian data penelitian, yaitu dengan menggunakan metode formal dan informal (Mahsun, 2012:244). Data formal menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang.Sedangkan data informal menggunakan pernyataan atau ungkapan bahasa biasa.Dalam penelitian ini, penyajian data yang digunakan yaitu data informal dengan menggunakan ungkapan bahasa biasa yang terkandung dalam kutipan-kutipan kalimat dengan kata-kata biasa.

III. PEMBAHASANPenelitian ini menganalisis psikologi yang terjadi pada tokoh utama Angel dalam novel

“Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes Davonar dengan menggunakan teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow.Teori kepribadian humanistik oleh Maslow adalah sebuah gerakan yang menampilkan gambaran manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan melalui potensi yang dimilikinya, untuk pencapaian tingkat teratas yaitu pencapaian aktualisasi diri.Para Ahli psikologi humanistik atau teori kebutuhan bertingkat menekankan bahwa individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya.III.1Kebutuhan yang Belum Terpenuhi

III.1.1 Kebutuhan FisiologisKebutuhan-kebutuhan fisiologis (physiological needs) adalah sekumpulan kebutuhan

dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makanan, air, oksigen, aktif, istirahat, keseimbangan temperatur, seks, dan kebutuhan akan stimulasi sensoris.Angel adalah gadis kecil berusia 9 tahun.Usianya yang masih kecil mengharuskan dirinya tinggal bersama orang tuanya dan masih sangat membutuhkan kasih sayang. Si kecil Angel belum dapat memenuhi kebutuhan akan seks yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis.III.1.2 Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan rasa aman (need for self-security) adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketenteraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya. Kebutuhan akan ketenteraman tokoh utama Angel belum dapat terpenuhi. Hal tersebut terlihat ketikaAngel melihat nenek yang selalu menjaganya tiba-tiba jatuh pingsan dan saat itu ayahnya tidak ada di sampingnya.Dirinya semakin cemas di saat orang-orang sulit untuk memahami perkataannya sehingga kejadian itu membuat Angel menangis dan ketakutan.

Salah satu tetanggaku juga mendekat, ia mengatakan bahwa ayah akan segera datang dalam beberapa saat. Aku menunduk menagis di samping sambil menunggu ayah datang. Aku ketakutan seorang diri karena merasa tidak ada yang mengerti ucapanku... (Agnes Davonar, 2011: 51).

III.1.3 Kebutuhan Cinta dan Rasa MemilikiKebutuhan cinta dan rasa memiliki adalah kebutuhan yang mampu mendorong

seseorang untuk melakukan hubungan afektif atau hubungan emosional dengan orang lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Bagi individu-individu, keanggotaan dalam kelompok sering menjadi tujuan yang dominan, dan mereka bisa menderita kesepian, terasing, dan tak berdaya apabila keluarga, pasangan hidup, atau teman-teman meninggalkannya.Kebutuhan Angel akan cinta dan rasa memiliki belum dapat terpenuhi dengan baik, karena Angel masih berumur 9 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar. Hal tersebut membuat kebutuhan cinta dengan lawan jenis belum terpikirkan.Dirinya hanya terfokus pada sekolah dan keluarganya, terutama ayah yang berperan sebagai orang tua tunggal dirinya saat ini.

Di samping kebutuhan cinta terhadap lawan jenis yang belum dapat terpenuhi oleh Angel, kebutuhan akan dicintai dengan keluarga dan orang-orang di sekitarpun sering mengalami konflik dalam dirinya. Seperti kebutuhan rasa memiliki orang yang penting

Page 9:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

dalam kehidupannya, di mana pada kebutuhan ini Angel sering mengalami konflik dalam memenuhi kebutuhan rasa memiliki.hal tersebut dapat di lihat pada kutipan-kutipan do bawah ini:

Tak pernah disangka ayah, itulah pesan terakhir ibu untuk ayah sebelum ia meninggal. Ayah hanya bisa menangis dan berusaha tegar untuk kedua kalinya ia harus ditinggalkan ibu. Dan kini, aku mengerti mengapa aku menangis begitu kencang saat aku terlahir ke dunia ini... (Agnes Davonar, 2011: 34).

III.1.4 Kebutuhan Rasa Harga DiriKebutuhan yang keempat, yakni kebutuhan akan rasa harga diri (need for self-esteem)

oleh Maslow dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain. Penghargaan dari diri sendiri mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Bagian kedua meliputi prestasi, di mana individu butuh penghargaan atas apa yang dilakukannya.

Kebutuhan Angel akan penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri belum dapat terpenuhi dengan maksimal karena keterbatasan yang dimiliki membuat dirinya tidak percaya diri. Suatu ketika di saat dirinya bermain di taman, banyak anak-anak yang tidak suka karena dirinya tidak dapat membalas pembicaraan mereka. Hal tersebut membuat dirinya dianggap sombong dan jahat karena tidak menjawab perkataan anak tersebut.Angel kembali menjadi tidak percaya diri kemudian pulang ke rumah dengan hati yang sedih.

Aku menoleh ke belakang dan pada saat itu juga hatiku pun sedih. Andai saja aku mengerti apa yang mereka katakan, Pasti aku akan lebih sedih lagi. Aku pulang dan melihat nenek begitu cemas menungguiku.Ia menarik tanganku masuk ke rumah dan bertanya padaku lewat bahasa tangan. (Agnes Davonar, 2011: 40).

III.2 Kebutuhan yang TerpenuhiIII.2.1 Kebutuhan Fisiologis

a. Kebutuhan Makan dan MinumKebutuhan makan dan minum Angel dapat terpenuhi, hal ini disebabkan karena Angel

yang masih kecil tinggal bersama Ayah dan neneknya. Perekonomian Angel juga termasuk baik karena ayahnya bekerja untuk kebutuhan dirinya.Angel adalah putri tunggal dari Martin, ibunya meninggal ketika Angel dilahirkan. Angel yang memiliki keterbatasan fisik membuat Ia selalu dijaga dan disayangi oleh ayah dan neneknya. Kebutuhan makan dan minum Angel dapat terpenuhi, berikut kutipan mengenai kebutuhan makan dan minum Angel:

...Setelah aku menikmati makan malam buatan nenek dan merasa kenyang, aku tertidur...(Agnes Davonar, 2011; 11).

b. Kebutuhan IstirahatKebutuhan istirahat merupakan bagian dari kebutuhan fisisologis yang sangat

dibutuhkan oleh Angel.Kebutuhan istirahat dibutuhkan ketika dirinya merasa lelah, selesai beraktivitas di sekolah, beristirahat di malam hari dan tidur siang.

... karena masih merasa lelah, akhirnya aku merebahkan tubuhku di atas ranjang kasur empuk milik ayah hingga tanpa sadar aku langsung tertidur lelap beberapa saat kemudian. (Agnes Davonar, 2011: 58).

c. Kebutuhan SeksKebutuhan akan seks Angel belum dapat terpenuhi karena Angel masih berusia 9

tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kebutuhan akan seks pada diri Angel akan terpenuhi ketika dirinya sudah dewasa dan menikah. Akan tetapi Angel saat ini masih memikirkan sekolah dan masa depan serta cita-citanya untuk membahagiakan ayahnya tercinta.

Page 10:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

Terpenuhinya kebutuhan fisiologis akan makan, minum, istirahat dengan baik, maka kebutuhan selanjutnya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan lebih mudah. Pemenuhan kebutuhan fisiologis memiliki peranan penting dan sifatnya mendesak akan pemuasannya sehingga ketika terpenuhi individu dapat bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lain.

III.2.2 Kebutuhan Rasa amanKebutuhan rasa aman tokoh Angel berupa perlindungan telah terpenuhi pada

akhirnya.Segala usaha yang diperjuangkan oleh Angel membuahkan hasil. Hal itu disebabkan karena saat Angel tidak dapat diterimadi lingkungannya, neneknya dapat memberikan ia perlindungaan dengan cara membela cucu tersayangnya.

Nenek lalu menarik tanganku dan membawaku ke taman tempat tadi aku bermain, kemudian nenek berteriak pada anak-anak itu.“Siapa yang melarang cucuku bermain di taman ini?”Semua terdiam dan berhenti bermain mendengar suara nenek yang cukup terlihat marah dari wajahnya. (Agnes Davonar, 2011: 21).

III.2.3 Kebutuhan Cinta dan Rasa MemilikiKebutuhan cinta dan rasa memiliki Angel yang meliputi mencintai keluaraganya dan

dicintai oleh keluarganya juga dapat terpenuhi. Rasa memiliki seorang nenek dan ayah membuat hidupnya berarti dan terjaga saat dirinya mengalami guncangan batin dari orang lain. Neneknya yang selalu ada ketika ayahnya berangkat kerja membuat Angel tidak merasa takut dan terancam karena Neneknya selalu menjadi pelindung dirinya.

Nenek yang baik hati, ia adalah malaikat yang selalu siap melindungiku walau harus kusadari usianya telah senja. (Agnes Davonar, 2011: 44).

III.2.4 Kebutuhan Harga Diri Kebutuhan harga diri Angel dapat terpenuhi, baik berupa penghargaan dari diri sendiri

maupun penghargaan dari orang lain. Hal tersebut Angel dapatkan karena Angel memang sosok gadis cacat yang memiliki kelebihan berlimpah. Angel mampu bersekolah di tempat umum karena dirinya memiliki semangat yang kuat sehingga dirinya diterima di sana.Setelah bersekolah Angel mengalami sedikit hambatan dalam beraktivitas tetapi semua hambatan itu dapat Angel hadapi dengan rasa percaya dirinya dan orang-orang yang membantu dan memberikan Angel kekuatan serta penghargaan atas kepintaran dirinya walaupun ia hanya seorang gadis cacat. Dari sanalah orang-orang melihat bahwa dirinya yang tunarungu dapat melakukan aktivitas sama seperti orang normal lainnya. Seperti ketika Angel berusaha membantu Agnes mengerjakan soal Matematika di papan tulis, karena saat itu Agnes tidak mampu mengerjakan soal tersebut.Setelah selesai mengerjakan soal itu akhirnya dirinya dan teman-temanya dapat beristirahat.Dari sanalah Angel mendapatkan pujian oleh teman-temannya yang mebuat dirinya bahagia.

Saat jam istirahat dimulai, aku dan Hendra langsung pergi menuju ruang makan di lantai atas. Kamis sudah kelaparan dan tidak ingin antri terlalu lama.Banyak dari teman-teman yang bertemu denganku memberikan pujian dengan mengangkat jempolnya padaku. Aku tau mereka ingin bilang bahwa aku pandai dan berterima kasih dengan cara melempar senyum. Aku merasa bahagia karena akhirnya teman-teman mau bicara padaku bahkan memberikan barisan pertama bersama Hendra untuk mengambil roti dan susu seperti biasanya. Aku jadi merasa sungkan dan langsung duduk di kursi sambil menahan malu. (Agnes Davonar, 2011: 81).

III.3Analisis Tokoh Angel Berdasarkan Penerapan Aktualisasi DiriTeori kepribadian humanistik Maslow dalam pencapaian aktualisasi diri merupakan

tahapan terakhir manusia agar mencapai tingkatan yang lebih tinggi.Pencapaian aktualisasi diri itu memerlukan banyak syarat yang tidak mudah untuk memenuhinya.Maslow sendiri

Page 11:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

menyebutkan bahwa syarat yang paling pertama dan utama bagi pencapaian aktualisasi diri itu adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik.Penerapan dalam pencapaian aktualisasi diri memiliki lima belas ciri-ciri terhadap orang-orang yang telah mencapai self-actualized, di mana semua itu merupakan harapan agar mencapai taraf yang ideal. Ciri-ciri mengenai orang-orang yang self-actualized menurut Maslow memiliki arti penting, hal itu merupakan patokan atau standar untuk mengukur kemajuan diri, sekaligus standar untuk perbaikan diri.

Di bawah ini beberapa ciri-ciri penerapan dalam pencapaian aktualisasi tersebut, antara lain: (1) Mengamati realitas secara efisien, (2) penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat, (3) spontan, sederhana, dan wajar, (4) terpusat pada masalah, (5) pemisahan diri dan kebutuhan privasi, (6) kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan, (7) kesegaran dan apresiasi, (8) pengalaman puncak atau pengalaman mistik, (9) minat sosial, (10) hubungan antarpribadi, (11) berkarakter demokratis, (12) perbedaan antara cara dan tujuan, (13) rasa humor yang filosofis, (14) kreativitas, (15) penolakan elkuturasi. 3.4 Gambaran Psikologi Tokoh Angel

Kehidupan yang dijalani setiap manusia di dunia ini tidak mungkin berjalan dengan mulus. Manusia tidak akan sempurna apabila tidak memetik makna kehidupan melalui hambatan dan konflik dalam dirinya. Di dalam kehidupan, manusia akan mendapatkan pelajaran di setiap detik hembusan nafasnya, karena manusia diciptakan untuk berjuang menghadapi hari-harinya. Kehidupan yang Angel jalani membutuhkan perjuangan yang begitu berat, ketika terlahir ke dunia ini. Angel terlahir prematur karena ibunya mengalami pendarahan dan harus dioperasi ketika usia kandungan berusia tujuh bulan. Angel yang saat itu masih bayi dan harus dirawat di ruang inkubator membuat kesedihan ayahnya semakin bertambah.Ibunya meninggal saat melahirkan dirinya, dari sanalah kehidupan Angel dimulai.Dirinya yang semakin hari semakin tumbuh besar membuat ayahnya heran karena Angel saat berusia dua tahun belum dapat bebicara dan merespon tanggapan ayahnya.Awalnya ayahnya menganggap Angel adalah anak yang autis karena dirinya asyik dengan dunianya sendiri.

Sampai akhirnya Angel berusia tiga tahun dan dirinya masih belum dapat berbicara.Saat itu ayahnya sangat khawatir dengan keadaan Angel, ayahnya berniat membawa Angel ke dokter setelah makan malam.Dugaan ayahnya selama ini ternyata benar, Angel tidak dapat mendengar apapun sehingga dirinya tidak dapat merespon setiap ucapan yang dikatakan oleh orang-orang yang disekitarnya.

Dari sanalah konflik batin Angel dimulai, kenyataan pahit bahwa dirinya adalah anak tunarungu harus membuat dirinya menjadi terasingkan di mata orang lain. Angel yang selalu di sayangi oleh ayah dan neneknya membuat kebutuhan makan dan rasa aman dirinya terpenuhi.Rasa aman Angel terancam ketika dirinya jauh dari keluarganya.Saat itu Angel merasa kesepian dan mencoba untuk keluar mencari kesenagan, tetapi bukan mendapat kesenangan Angel malah dihina karena membuat seorang anak menangis. Keterbatasan yang ia miliki membuat aktivitasnya terhambat.

Pada kebutuhan fisiologis, tokoh Agel mampu memenuhi kebutuhan akan makan, minum, istirahat tetapi seks pada kebutuhan fisiologis belum dapat terpenuhi oleh dirinya. Angel yang masih kecil dan duduk di bangku sekolah dasar belum memikirkan akan kebutuhan seks, dirinya hanya terfokus kepada sekolah dan belajar untuk membahagiakan ayahnya. Pada proses pemenuhan kebutuhan fisiologis ini Angel tidak terlalu banyak mengalami hambatan dalam pemenuhan karena dirinya tinggal bersama ayah dan neneknya. Setiap pagi nenknya selalu membuatkan sarapan untuknya. Semua kasih sayang neneknya membuat kebutuhan fisiologis dirinya dapat terpenuhi.

Angel bersama nenek dan ayahnya tinggal di Semarang. Saat itu usia Angel sudah lima tahun, kemudian Angel di sekolahkan oleh ayahnya di sekolah luar biasa. Sekolah itu membuat Angel dapat merasakan kenyamanan ketika berada di sekeliling orang-orang yang

Page 12:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

sama seperti dirinya. Suatu hari saat Angel pulang sekolah dirinya merasa kesepian dan mencoba bermain keluar karena neneknya masih terlihat sibuk dengan pesanan rotinya. Angel berjalan dan melihat keramaian di sebuah taman, dirinya melihat ayunan yang kosong dan memulai memainkannya. Di tengah kesenangannya, tiba-tiba seorang anak laki-laki menghampiri dirinya dan meminta agar bergiliran untuk bermain, tetapi Angel tidak menghiraukan karena dirinya tidak mendengar. Anak laki-laki itu menangis, Angel tidak mengerti dan melanjutkan ayunannya seketika dirinya dikerumuni oleh anak yang lain. Perlahan Angel berhenti dan meninggalkan taman itu, dirinya merasakan bahwa kehadirannya tidak disukai oleh orang-orang sekitarnya.

Kebutuhan rasa aman tidak terpenuhi saat Angel mencoba bermain dan keluar dari lingkungan keluarganya.Di sinilah kebutuhan rasa aman Angel sering mengalami konflik, karena di saat dirinya jauh dengan keluarganya rasa aman Angel menjadi tidak terpenuhi. Angel yang masih kecil saat dirinya takut akan menangis. Ketika neneknya meninggal, Angel sangat kehilangan karena tidak ada lagi yang menjaga dirinya dan menjadi pahlawan dirinya dalam menjalani kehidupan. Setelah neneknya meninggal Angel dan ayahnya pindah ke Jakarta dan Angel bersekolah di sana. Di sekolah barunya rasa aman Angel kembali tidak terpenuhi, kecemasan dan rasa takut karena temannya yang bernama Agnes selalu berbuat kasar dan menghina dirinya. Seseorang yang kebutuhan rasa amannya tidak dapat terpenuhi akan merasa ketakutan, cemas dan tidak dapat beraktivitas dengan nyaman, sehingga dirinya berusaha mencari teman atau orang yang dapat melindungi dirinya.

Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki Angel sudah terpenuhi. Kebutuhan cinta dan sayang Angel didapatkan dari keluarga yang mencintai dan selalu menyayangi dirinya. Rasa cinta dan sayang Angel dapatkan dari ayah dan neneknya, karena hanya merekalah orang yang dimiliki Angel saat ini. Akan tetapi, dalam pemenuhan kebutuhan ini Angel mengalami konflik batin.Angel kehilangan ibu kandungnya saat dirinya masih bayi, kemudian ayahnya menjadi orang tua tunggal yang merawat Angel dan dibantu oleh ibunya (nenek Angel).

Sewaktu di sekolah baru, Angel mendapatkan guru yang menyayangi dirinya dan menemukan sosok teman sekaligus sahabat yang mau menerima kekurangan dirinya sebagai anak yang tunarungu.Angel bahagia karena baru pertama dirinya memiliki teman yang normal.Hal tersebut membuat kebutuhan rasa memiliki Angel terpenuhi. Di dalam kebutuhan cinta dan rasa memiliki terdapat rasa mencitai dan dicintai, kebutuhan ini dapat Angel rasakan ketika dirinya sangat mencintai keluarganya terutama ayah yang satu-satunya ia miliki sekarang.

Selain konflik-konflik yang telah Angel alami, semua itu belum cukup sampai di sana. Dirinya yang memiliki keterbatasan fisik tidak dapat mendengar membuat dirinya tidak dihargai oleh temannya yang bernama Agnes. Angel selalu dipermalukan di depan teman-temannya. Keterbatasan yang ia miliki menjadi bahan hinaan Agnes dengan kawan-kawannya. Walaupun Angel tidak dihargai oleh Agnes, Ia selalu berusaha tegar dan kuat dalam menghadapi tingkah laku Agnes kepada dirinya. Angel yang tadinya telah percaya diri akan potensi yang ia miliki menjadi hancur akibat hinaan Agnes. Dengan usaha yang begitu keras, penghargaan dari orang lain terhadap dirinya dapat terpenuhi karena Angel memiliki kelebihan dalam bermain musik khususnya piano. Gurunya memberikan pujian atas talenta yang Ia miliki. Sehingga ketika kebutuhan harga diri akan penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain terpenuhi, dirinya merasa bahagia.

Sebagai individu yang ingin mengaktualisasi dirinya, Angel harus memenuhi ciri-ciri penerapan pencapaian aktualisasi.Ia tidak dapat memenuhi ciri-ciri kebutuhan privasi dan kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan. Keterbatasan yang dimilikinya membuat Angel tidak percaya diri terhadap potensi yang ia miliki sehingga dirinya tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas di sekolah. Ciri yang kedua tidak dapat terpenuhi

Page 13:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

karena Angel yang masih kecil tidak dapat hidup sendiri.Sikap dan perilaku temannya membuat kebutuhan Angel dalam pencapaian aktualisasi diri belum tercapai dengan baik.

Segala proses dalam pemenuhan kebutuhan yang belum tercapai tidak berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Setiap kebutuhan dalam pemenuhannya, Angel sering mengalami konflik batin dan hambatan yang membuat guncangan dalam dirinya.Hambatan dan konflik batin tersebut membuat Angel mencari jalan keluar dengan segala usaha-usaha agar memenuhi kebutuhan tersebut. Usaha-usaha yang ia lakukan adalah penawar dalam tercapainya kebutuhan-kebutuhan dirinya. Semua konflik yang terjadi saat Angel kecil sampai beranjak remaja selalu memiliki konflik yang membuat psikologinya menjadi terganggu.

Angel sulit diterima di lingkungan tempat ia tinggal termasuk di sekolah barunya, semua membuat dirinya selalu tertekan dan terasingkan. Dirinya yang dicap sebagai anak tunarungu tidak dihargai ketika belajar di sekolah normal.Teman-temanya membuat Angel merasa tidak nyaman karena terus dihina dan pada akhirnya dirinya juga dipukul.Semua itu membuat dirinya semakin tertekan dan takut apabila bertemu dengan temannya yang bernama Agnes.Kesedihan dan cobaan menghampirinya kembali ketika ayahnya terkena serangan jantung, kesedihan yang begitu mendalam bergejolak di dalam hatinya.Angel yang masih kecil harus memiliki cobaan yang begitu banyak dan semua itu membuat dirinya sangat tertekan dan menghambat segala aktivitas. Tetapi Angel adalah anak yang selalu berusaha untuk kuat, sesakit dan seberat apapun cobaan yang diberikan Tuhan padanya dirinya tetap bertahan dengan segala kekuatan yang ia miliki.

Dengan demikian, usaha-usaha yang dilakukan Angel dalam menyikapi setiap masalah dan persoalan dalam dirinya dengan tegar, dan selalu sabar ketika menghadapi orang-orang yang menghambat kebutuhannya.Angel selalu berusaha menerima apapun yang diberikan Tuhan kepadanya, dirinya percaya bahwa mereka yang telah terlahir dengan kekurangan seperti dirinya adalah mereka yang bahagia karena keterbatasannya.Hal tersebut terbukti bahwa dirinya dapat mencapai titik terakhir dalam kehidupannya, memperlihatkan kepada semua orang bahwa dirinya mampu bermain piano.Kegigihan Angel membuka mata orang-orang di sekitarnya, dirinya dapat diterima dan dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang menhampiri dirinya.IV. SIMPULAN DAN SARAN

IV.1 SIMPULANBerdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa:1. Angel memiliki psikologi sangat kuat dan tangguh atas segala masalah yang terus

menghampiri dirinya. Kehidupan yang dijalaninya selama ini tidak semudah anak-anak normal lainnya. Iamemiliki keterbatasan sejak lahir yaitu tidak dapat mendengar atau sering disebut tunarungu. Walaupun masalah di dalam kehidupannya terus melekat erat pada dirinya, tetapi Angel selalu berusaha tegar dan mampu berjuang menggapai cita-citanya. Ia mampu membuktikan kepada semua orang bahwa seseorang yang cacat tidak selamanya lemah dan tidak percaya diri. Sifat tidak sombong dan tidak cepat putus asa menjadi kunci dari kesuksesannya. Seorang gadis tunarungu mampu menggapai cita-citanya dan mampu bermain piano di depan semua orang.

2. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menganalisis novel telah di tetapkan pada kelas XI semester I dengan standar kompetensi (SK) yaitu memahamiberbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan, dan kompetensi dasar (KD) yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ novel terjemahan. Oleh karena itu dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran sastra di SMA. Pada penerapannya di sekolah, siswa akan ditugaskan untuk terlebih dahulu membaca novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes Davonar dan

Page 14:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

mencari serta menganalisis psikologi yang terjadi pada tokoh Angel dalam novel tersebut.

IV.2 SARANBerdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, melalui penelitian ini peneliti

ingin memberikan saran:1. Dari novel yang telah diteliti, memberikan kita pelajaran agar mampu menghargai

dan memberikan kebijakan untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan atau terlahir dengan cacat untuk berkreasi dan berpendapat dalam melakukan apapun yang dimilikinya, sehingga tidak ada yang merugikan dan dirugikan.

2. Untuk guru dan pendidik di sekolah agar dapat mendidik siswa-siswi menjadi individu yang memiliki tingkah laku dan berbudi pekerti yang baik, serta siswa-sisiwi dapat menghargai guru dan orang lain.

V. DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia:Edisi ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka

Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algendindu

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Asmiatun. 2012. “Konflik Psikis dan Nilai-Nilai Pendidikan Tokoh Utama Arimbi Novel Detik Terakhir Karya Alberthiene Endah”. Skripsi. Fkip Unram: Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Davonar, Agnes. 2011. Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Jakarta: Intibook Publisher

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta

. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service)

Koswara, E. 1991.Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Pt Eresco

Kuswarini, Baiq Atin. 2013. “Kajian Perspektif Abraham Maslow terhadap Tokoh Utama serta Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel di Bawah KebesaranMu, Hamba Takluk karya Taufiqurrahman Al-Azizy”. Skripsi. Fkip Unram: Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara

Minderop, Albertine. 2010. Psikkologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Oemarjati, Boen S. 1992. Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa: Memperkaya Pengalaman dan Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Page 15:   · Web viewPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologi yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Angel dalam novel “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?” karya Agnes

Rahmawati, Rahayu Dwi. 2014. “Analisis Alur Novel Infero Karya Dan Brown Perspektif Strukturalisme Genetik dan Implikasinya dalam Aspek Penilaian Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Fkip Unram: Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, dan Strukturalisme hingga Postrukralisme Perspektif Wacana Naratif. Jogyakarta: Pustaka Pelajar

Ruspandi, Lalu. 2012. “Analisis Nilai Religiu dalam Novel Tasawuf Cinta karya M. Hilmi As’ad dan Kaitannya dengan Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA”. Skripsi. Fkip Unram: Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

Sapuan. 2010. “Konflik Psikologi Tokoh Ia dalam Cerpen Matahari karya Korrie Layun Rampan”. Skripsi. Fkip Unram: Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Sapiin.2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menyimak Bahasa dan Sastra Indonesia. Mataram: FKIP Press

Semi, M. Antar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa