padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan...

23
BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LIMA PULUH KOTA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel, maka diperlukan mekanisme kerja Unit Layanan pengadaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tersebut diatas perlu ditetapkan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Tentang Mekanisme Kerja Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Transcript of padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan...

Page 1: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

BUPATI LIMA PULUH KOTA

PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTANOMOR 19 TAHUN 2014

TENTANG

MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LIMA PULUH KOTA,

Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel, maka diperlukan mekanisme kerja Unit Layanan pengadaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tersebut diatas perlu ditetapkan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Tentang Mekanisme Kerja Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

Page 2: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3955) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5092);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956); sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 95);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3957);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 Tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

Page 3: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

14. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan;

15. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah Nomor 15 Tahun 2012 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2008 Nomor 1);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011 Nomor 10);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011 Nomor 14);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 1);

20.Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 368 Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota (Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012 Nomor 368) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 45 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 368 Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota (Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013 Nomor 45).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Lima Puluh Kota.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.3. Bupati adalah Bupati Lima Puluh Kota.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut dengan SKPD

adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah yang membawahi beberapa unit kerja.

Page 4: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

5. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya mulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi Pemerintah Daerah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran SKPD, dalam hal ini adalah Kepala SKPD.

8. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebahagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebahagian tugas dan fungsi SKPD.

9. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

10. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultan/jasa Lainnya.

11. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.

12. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang.

13. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

14. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).

15. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

16. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah atas kompetensi dan kemapuan profesi di bidang pengadaan barang/jasa.

17. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan barang/jasa.

18. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.

19. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

20. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan penyedia Barang/Jasa lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

21. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

Page 5: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

22. Seleksi Umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultansi yang memenuhi syarat.

23. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

24. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia Barang/Jasa.

25. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.

26. Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.

27. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah selanjutnya disingkat LKPP adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk melakukan pengembangan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.

28. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah unit yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik.

29. RUP adalah Rencana Umum Pengadaan yang harus di buat oleh PA pada setiap SKPD dan dilaporkan kepada Unit Layanan Pengadaan.

30. Anggota Pokja ULP Pelaksana adalah Anggota Pokja ULP yang telah ditunjuk oleh Kepala ULP untuk melaksanakan suatu proses pemilihan penyedia Barang/Jasa tertentu.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1)Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman mekanisme kerja ULP di Kabupaten Lima Puluh Kota.

(2)Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah agar pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan melalui ULP berjalan dengan lancar, efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

BAB IIIPELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 3

(1) pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan oleh ULP, meliputi:a. Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai di atas Rp. 200.000.000 (dua ratus

juta rupiah) untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya; dan

b. Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan jasa konsultansi.

(2) Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan pengadaan yang dibiayai baik sebagian ataupun keseluruhan dari dana APBD/APBN/pinjaman/ hibah dengan sumber dana dari dalam dan luar negeri.

(3) Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan/atau Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan jasa konsultansi dapat dilaksanakan melalui ULP apabila pada SKPD/ unit

Page 6: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

kerja tidak mempunyai personil yang memiliki sertifikat keahlian Barang/Jasa untuk dapat diangkat sebagai pejabat pengadaan.

(4) Pengadaan Barang/Jasa di luar Pemerintah Daerah dapat menggunakan ULP setelah dilakukan perjanjian kerjasama dengan Bupati.

BAB IVPARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Bagian KesatuPara Pihak

Pasal 4

(1)Para pihak dalam pengadaan Barang/Jasa oleh ULP melibatkan:a. PA/KPA;b. PPK;c. ULP;d. LPSE; dane. Penyedia Barang/Jasa.

(2)Para pihak dalam melaksanakan tugasnya wajib melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi untuk kelancaran proses pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa.

(3)Para pihak wajib menandatangani Pakta Integritas yang berisikan pernyataan untuk mencegah dan tidak melaksanakan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam pengadaan Barang/Jasa.

Bagian KeduaPA/KPAPasal 5

(1)PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan;b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di

website K/L/D/I;c. menetapkan PPK;d. menetapkan Pejabat Pengadaan;e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;f. menetapkan:

1. pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau

2. pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

g. mengawasi pelaksanaan anggaran;h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang‐undangan;i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan,

dalam hal terjadi perbedaan pendapat; danj. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen

Pengadaan Barang/Jasa.

(2)Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal diperlukan, PA dapat:a. menetapkan tim teknis; dan/atau

Page 7: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

b. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaan melalui Sayembara/Kontes.

(3)KPA pada Pemerintah Daerah merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh Kepala Daerah atas usul PA.

(4)KPA untuk dana tugas pembantuan ditetapkan oleh PA pada Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya atas usul Kepala Daerah.

(5)KPA memiliki kewenangan sesuai pelimpahan oleh PA.

Bagian KetigaPPK

Pasal 6

(1)PPK harus mempunyai persyaratan, sebagai berikut:a. Memiliki integritas;b. Memiliki disiplin tinggi;c. Memiliki tanggungjawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk

melaksanakan tugas;d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan

dalam sikap perilaku serta tidak terlibat KKN;e. Menandatangani Pakta Integritas;f. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatangan Surat Perintah

Membayar (PPSPM) /bendahara ;g. Memiliki sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa;h. Persyaratan tidak menjabat sebagai PPSPM sebagaimana dimaksud ayat

(1) huruf f, dikecualikan untuk PA/KPA yang bertindak sebagai PPK;i. Dalam hal tidak ada personil yang memenuhi persyaratan untuk ditunjuk

sebagai PPK, persyaratan pada ayat (1) huruf g dikecualikan, untuk:1. PPK yang dijabat oleh pejabat eselon II; dan/atau2. PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.

j. Persyaratan manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah:1. Berpendidikan paling kurang sarjana strata satu (S-1) dengan bidang

keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan;2. Memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibat secara aktif

dalam kegiatan yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa; dan3. Memiliki kemampuan kerja secara kelompok dalam melaksanakan

setiap tugas/ pekerjaannya.(2)Dalam hal jumlah pegawai negeri yang memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada huruf j angka 1 terbatas, persyaratan tersebut dapat diganti dengan paling kurang golongan IIIa.

(3)PPK bertanggungjawab dari aspek administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional atas pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakannya.

(4)PPK dilarang mempengaruhi ULP dalam proses pengadaan Barang/Jasa.(5)PPK dilarang mengadalan ikatan perjanjian atau menandatangani kontrak

dengan penyedia Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak tersedia cukup anggaran atau tidak tersedia cukup anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersisa untuk kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.

Bagian KeempatULP

Pasal 7

(1) ULP melaksanakan koordinasi dengan PPK dan LPSE dalam proses pemilihan penyedia Barang/Jasa.

Page 8: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

(2) Pemilihan penyedia Barang/Jasa dalam ULP dilakukan oleh PokjaULP.(3) Pemilihan Anggota Pokja ULP sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan

oleh Bupati.(4) Untuk memudahkan koordinasi Anggota Pokja ULP sebagaimana dimaksud

ayat (3), Kepala ULP dapat menunjuk koordinator masing-masing Pokja ULP.

(5) Penunjukan koordinator masing-masing Pokja ULP sebagaimana dimaksud ayat (4) ditetapkan oleh Kepala ULP.

(6) Kepala ULP menunjuk anggota Pokja ULP sebagai Anggota ULP Pelaksana untuk melakukan proses pemilihan penyedia Barang/Jasa.

(7) Masing-masing Pokja ULP Pelaksana terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota dan Anggota Pokja.

(8) Anggota Pokja ULP Pelaksana berjumlah gasal paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.

(9) Penunjukan Anggota Pokja ULP Pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (6) ditetapkan dengan Keputusan Kepala ULP.

(10) Pokja ULP dilarang merangkap sebagai :a. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar; b. PPK; c. PPTK; d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; e. PPK-SKPD; f. Bendahara;g. Pegawai pada Inspektorat.

(11) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak berlaku bagi : a. PPK atau PPTK yang menjadi Anggota Pokja ULP Pelaksana untuk

pengadaan barang/jasa pada kegiatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya;

b. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan yang menjadi Personil Pokja ULP Pelaksana untuk pengadaan barang/jasa pada paket pekerjaan yang bukan menjadi objek hasil pekerjaan yang akan diterimanya;

c. Pegawai pada Inspektorat yang menjadi Personil Pokja ULP Pelaksana untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan oleh Inspektorat.

(12) Pokja ULP menjalankan tugasnya dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa tanpa intervensi dari pihak manapun.

(13) Dalam melaksanakan tugasnya, ULP dapat menggunakan tenaga ahli dan/atau staf pendukung, sesuai dengan bidang yang dibutuhkan yang berasal dari pegawai negeri, swasta atau perguruan tinggi tetapi tidak ikut terlibat dalam penentuan pemenang penyedia barang/jasa.

Bagian KelimaLPSE

Pasal 8

(1)LPSE melaksanakan koordinasi dengan PPK dan ULP dalam proses pengadaan Barang/Jasa.

(2)LPSE melayani kebutuhan ULP sesuai dengan tugasnya yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa.

Bagian KeenamPenyedia Barang/Jasa

Pasal 9

Page 9: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

(1)Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti pengadaan Barang/Jasa harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbukan pertentangan kepentingan dilarang menjadi penyedia Barang/Jasa.

BAB VMEKANISME KERJA

Bagian KesatuPersiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Paragraf 1Pengumuman Rencana Umum Pengadaan

Pasal 10

(1) PA menetapkan dan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa dengan format mengacu pada Aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan pada portal pengadaan nasional melalui LPSE.

(2) Penetapan Rencana Umum Pengadaan sebagaimana dimaksud Ayat (1) mengacu kepada belanja langsung DPA-SKPD atau sejenisnya.

Paragraf 2Penyerahan Rencana Umum Pengadaan

Pasal 11

(1)PA menyerahkan Rencana Umum Pengadaan untuk proses pelelangan kepada PPK dan ULP, yang terdiri dari:a. Kebijakan Umum Pengadaan, yang meliputi:

1. Pemaketan pekerjaan;2. Cara pelaksanaan pengadaan;3. Pengorganisasian pengadaan; dan4. Penetapan penggunaan produk dalam negeri.

b. Rencana penganggaran biaya pengadaan serta biaya pendukungnya;c. Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang meliputi:

1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang meliputi:a) Latar belakang;b) Maksud dan tujuan;c) Sumber pendanaan; dand) Hal-hal lain yang diperlukan.

2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan Barang/Jasa tersebut harus tersedia pada lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;

3. Spesifikasi teknis pekerjaan yang akan diadakan; dan4. Besar total perkiraan biaya pekerjaan.

(2)Penyerahan Rencana Umum Pengadaan dimaksud ayat (1), ditambah dengan lampiran sebagai berikut: a. Surat permohonan Kepala SKPD selaku PA yang ditujukan kepada Kepala

ULP agar proses pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh ULP;

b. Foto Copy Surat Keputusan Penetapan PA/KPA;c. Foto Copy Surat Keputusan PA/KPA tentang Penetapan PPK;d. Foto Copy DPA atau yang sejenisnya beserta aliran kas Pekerjaan yang

akan diproses;e. Foto Copy Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) untuk kegiatan yang

bersumber dari dana APBN dan Petunjuk Teknis (Juknis) untuk kegiatan yang bersumber dari dana DAK.

Page 10: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

f. Data PPK, minimal meliputi:1. Nama lengkap;2. NIP; 3. Nomor telepon; dan 4. Alamat email.

Paragraf 3Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan

Pasal 12

(1) Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan, meliputi:a. Pengkajian Ulang Kebijakan Umum Pengadaan;b. Pengkajian Ulang Rencana Penganggaran Biaya Pengadaan;c. Pengkajian Ulang Kerangka Acuan Kerja (KAK); dand. Pengkajian Ulang Penetapan Penggunaan Produk Dalam Negeri.

(2)Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan sebagaimana dimaksud Ayat (1) dilakukan melalui Rapat Koordinasi.

(3)Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud ayat (2), dengan ketentuan:a. PPK mengundang Pokja ULP, Tim Teknis (PPTK) dan/atau konsultan

perencana;b. Kepala ULP melalui Sekretaris memberitahukan Pokja ULP untuk hadir

dalam Rapat Koordinasi; dan c. Sekretariat ULP memfasilitasi ruangan tempat rapat koordinasi di

sekretariat ULP serta mendampingi Pokja dalam Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud huruf b.

(4)Hasil rapat koordinasi dituangkan dalam Berita Acara, dengan ketentuan:a. Apabila PPK dan/atau Pokja ULP sepakat untuk mengubah Rencana

Umum Pengadaan, maka perubahan tersebut diusulkan oleh PPK kepada PA untuk ditetapkan kembali;

b. Apabila ada perbedaan pendapat antara PPK dengan Pokja ULP terkait Rencana Umum Pengadaan, maka PPK mengajukan permasalahan ini kepada PA untuk diputuskan; dan

c. Putusan PA bersifat final.(5)Dokumen RUP Perubahan disampaikan kembali oleh PA kepada PPK dan

Kepala ULP.

Pasal 13

Pembahasan Pengkajian Ulang Kebijakan Umum Pengadaan sebagaimana dimaksud Pasal 12 Ayat (1) huruf a, meliputi:

a. Dalam hal mengkaji ulang kebijakan umum pengadaan, PPK dan Pokja ULP hanya melakukan pengkajian ulang terhadap pemaketan pekerjaan.

b. PPK dan Pokja ULP mengkaji ulang pemaketan pekerjaan untuk meneliti dan memastikan apakah pemaketan yang ditetapkan oleh PA telah mendorong persaingan sehat, efisien, meningkatkan peran Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi Kecil, dan penggunaan produksi dalam negeri.

c. Pengkajian ulang pemaketan pekerjaan dapat dilakukan berdasarkan survei pasar, browsing internet, dan/atau kontrak pekerjaan sebelumnya.

d. Dari hasil pengkajian ulang pemaketan pekerjaan, PPK dan/atau Pokja ULP dapat mengusulkan untuk mengubah pemaketan pekerjaan, yaitu penggabungan beberapa paket atau pemecahan paket.

e. Penggabungan beberapa paket dapat dilakukan sejauh tidak menghalangi pengusaha kecil untuk ikut serta.

f. Pemecahan paket pekerjaan dapat dilakukan sejauh tidak untuk menghindari pelelangan.

Page 11: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

Pasal 14

Pembahasan pengkajian Ulang Rencana Penganggaran Biaya Pengadaan sebagaimana dimaksud Pasal 12 Ayat (1) huruf b, meliputi:

a. PPK dan Pokja ULP melakukan pengkajian ulang rencana penganggaran biaya pengadaan yaitu biaya paket pekerjaan dan biaya pendukung pelaksanaan pengadaan.

b. Pengkajian ulang rencana penganggaran biaya pengadaan dilakukan untuk memastikan:1. kode akun yang tercantum dalam dokumen anggaran sesuai

dengan peruntukan dan jenis pengeluaran;2. perkiraan jumlah anggaran yang tersedia untuk paket pekerjaan

dalam dokumen anggaran mencukupi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan; dan

3. tersedia biaya pendukung pelaksanaan pengadaan, antara lain biaya pelaksanaan pemilihan Penyedia dan biaya pada saat pelaksanaan pekerjaan.

c. Apabila biaya pengadaan belum atau kurang dianggarkan serta terdapat kesalahan administrasi dalam Dokumen Anggaran, maka PPK dan/atau Pokja ULP mengusulkan Revisi Dokumen Anggaran.

Pasal 15

Pembahasan Pengkajian Ulang Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagaimana dimaksud Pasal 12 Ayat (1) huruf c, meliputi:a. PPK dan Pokja ULP mengkaji ulang KAK yang sudah ditetapkan oleh

PA/KPA.b. Pengkajian ulang terhadap KAK dilakukan untuk meneliti dan memastikan

hal-hal sebagai berikut:1. kejelasan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi:

a) latar belakang;b)maksud dan tujuan;c) lokasi kegiatan;d) ruang lingkup;e) keluaran yang diinginkan;f) sumber pendanaan;g) jumlah tenaga yang diperlukan; danh)hal-hal lainnya.

2. kejelasan jenis, isi dan jumlah laporan yang harus dibuat (apabila diperlukan);

3. kejelasan waktu pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan barang/ pekerjaan/pelaporan pekerjaan tersebut harus tersedia pada lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;

4. kejelasan besarnya total perkiraan biaya pekerjaan;5. Khusus untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya:

a) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan;

b) kejelasan spesifikasi teknis barang/Pekerjaan yang meliputi :1) spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan

pengguna/penerima akhir;

Page 12: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

2) tidak mengarah kepada merek/produk tertentu, kecuali untuk pengadaan suku cadang;

3) memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri; dan4) memaksimalkan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI).

c) Gambar-gambar barang (untuk pengadaan barang) dan gambar-gambar kerja ( untuk pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya) harus lengkap;

d) pencantuman syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

e) pencantuman syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;f) pencantuman kriteria kinerja produk yang diinginkan;g) jangka waktu sertifikat garansi dan/atau masa pemeliharaan

(apabila diperlukan);

6. Khusus Pekerjaan Konstruksi juga harus diteliti dan memastikan hal-hal sebagai berikut:a) Pencantuman macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama

minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;b) Kejelasan persyaratan penyedia dan/atau kualifikasi tenaga ahli

serta jumlah personil inti yang diperkerjakan yang tidak mengarah pada penyedia tertentu, kecuali untuk pekerjaan yang bersifat rahasia;

c) Pencantuman tata cara pengukuran;7. Kejelasan analisa kebutuhan tenaga ahli (hubungan antara ruang

lingkup, keluaran yang diinginkan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli, jenis dan jumlah laporan, serta jangka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya/jasa konsultansi).

Paragraf 4Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan

Pasal 16

(1)PPK menyusun Dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan sesuai dengan hasil kajian Rencana Umum Pengadaan bersama ULP termasuk perubahan yang telah disetujui PA, yang meliputi:a. Spesifikasi Teknis dan Gambar;b. Harga Perkiraan Sendiri (HPS); danc. Rancangan Kontrak.

(2) PPK menetapkan Rencana Pelaksanaan Pegadaan berdasarkan hasil kesepakatan PPK dengan Pokja ULP dan/atau keputusan PA pada Rapat Koordinasi.

Paragraf 5Penyerahan Dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan

Pasal 17

(1)Rencana Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (2), meliputi:a. Spesifikasi teknis dan gambar;b. Harga perkiraan sendiri (HPS); danc. Rancangan Kontrak yang terdiri dari:

1. Syarat-syarat umum kontrak;2. Pelaksanaan kontrak;3. Penyelesaian kontrak;4. Adendum kontrak;

Page 13: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

5. Pemutusan kontrak;6. Hak dan kewajiban para pihak; 7. Personil dan/atau peralatan penyedia;8. Pengawasan mutu; dan9. Syarat-syarat khusus kontrak

d. Dokumen-dokumen pendukung lainnya

(2)PPK menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan beserta soft copynya kepada Pokja ULP sebagai bahan untuk penyusunan Dokumen Pengadaan.

Paragraf 6Perubahan Dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan

Pasal 18

(1)Dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan yang diserahkan PPK sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (2), dalam hal diperlukan Kelompok Kerja ULP dapat mengusulkan kepada PPK untuk :a. perubahan HPS; dan/ataub. perubahan spesifikasi teknis pekerjaan.

(2)Apabila PPK setuju dengan usulan Pokja ULP terkait dengan perubahan dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan, maka PPK menyusun kembali HPS dan spesifikasi teknis pekerjaan.

(3)Apabila PPK tidak setuju dengan usulan Pokja ULP terkait dengan perubahan dokumen Rencana Pelaksanaan Pengadaan, maka PPK dapat mengajukan permasalahan ini kepada PA untuk diputuskan.

(4)Putusan PA bersifat final.

Bagian KeduaProses Pengadaan

Pasal 19

(1)Proses pengadaan oleh ULP dapat dilaksanakan secara elektronik (e-Procurement).

(2)Pengadaan secara elektronik dilaksanakan sesuai ketentuan/ peraturan perundang-undangan.

(3)Sekretariat ULP melaksanakan koordinasi dengan LPSE terhadap paket pekerjaan yang akan dilelangkan.

(4)Pokja ULP sekurang-kurangnya mengumumkan paket yang akan dilelangkan pada Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE (http:// lpse. limapuluhkotakab. go.id ) dan pada papan pengumuman resmi untuk masyarakat.

(5)PPK dan Pokja ULP melaksanakan tahapan pemilihan penyedia Barang/Jasa secara elektronik sesuai dengan aplikasi LPSE.

(6)Mekanisme dan prosedur pengadaan Barang/Jasa dengan sistem kontes dan sayembara dilaksanakan sesuai ketentuan/ peraturan perundang-undangan.

(7)Mekanisme dan prosedur kerja dalam pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa oleh ULP sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Page 14: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

Bagian KetigaJaminan Pengadaan Barang/Jasa

Pasal 20(1)Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan kepada Pengguna Barang/Jasa

untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

(2)Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:a. Jaminan Penawaran;b. Jaminan Pelaksanaan;c. Jaminan Uang Muka;d. Jaminan Pemeliharaan; dane. Jaminan Sanggahan Banding.

(3)Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK/ULP diterima oleh Penerbit Jaminan.

(4)ULP atau PPK melakukan klarifikasi tertulis terhadap keabsahan Jaminan yang diterima.

(5)Jaminan dari Bank Umum, Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Asuransi dapat digunakan untuk semua jenis Jaminan.

(6)Perusahaan Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah Perusahaan Penjaminan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan.

(7)Perusahaaan Asuransi penerbit Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(8)Substansi jaminan sebagaimana dimaksud dengan pasal 20 ayat (1) mengacu kepada Standar Dokumen Pengadaan (Standard Bidding Document) yang diatur dengan Peraturan Kepala LKPP.

Bagian KelimaPemilihan Gagal

Pasal 21

(1)Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal apabila:a. jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang

dari 3 (tiga) peserta, kecuali pada Pelelangan Terbatas;b. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran untuk Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya kurang dari 3 (tiga) peserta, kecuali pada Pelelangan Terbatas;

c. sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar;d. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; e. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan

tidak sehat;f. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan dan

Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS;g. seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum diatas

HPS;

Page 15: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

h. sanggahan hasil Pelelangan/Pemilihan Langsung dari peserta ternyata benar;

i. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi; atau

j. pada metode dua tahap seluruh penawaran harga yang masuk melebihi nilai total HPS atau setelah dilakukan negosiasi harga seluruh peserta tidak sepakat untuk menurunkan harga sehingga tidak melebihi nilai total HPS.

(2)Kelompok kerja ULP menyatakan Seleksi gagal, apabila:a. peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari 5

(lima) untuk Seleksi Umum atau kurang dari 3 (tiga) untuk Seleksi Sederhana;

b. Jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga), jika sebelumnya belum pernah dilakukan prakualifikasi ulang;

c. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Kualifikasi terhadap hasil prakualifikasi dinyatakan benar;

d. tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi penawaran;

e. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;

f. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak hadir dalam klarifikasi dan negosiasi dengan alasan yang tidak dapat diterima;

g. tidak ada peserta yang menyetujui/menyepakati hasil negosiasi teknis dan biaya;

h. sanggahan dari peserta yang memasukan penawaran terhadap hasil Seleksi dari peserta ternyata benar;

i. penawaran biaya terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan, Kontrak Gabungan Lump Sum, dan Harga Satuan lebih tinggi dari Pagu Anggaran, kecuali yang menggunakan metode evaluasi kualitas;

j. seluruh penawaran biaya yang masuk untuk Kontrak Lump Sum diatas Pagu Anggaran; atau

k. seluruh peserta yang masuk sebagai calon daftar pendek tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi.

(3)PA/KPA menyatakan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung gagal, apabila:a. PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani

SPPBJ karena proses Pelelangan/ Seleksi/Pemilihan Langsung tidak sesuai dengan Peraturan Presiden ini;

b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Kelompok Kerja ULP dan/atau PPK ternyata benar;

c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan benar oleh pihak berwenang;

d. sanggahan dari peserta yang memasukan penawaran atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;

e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden ini;f. Pelaksanaan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung tidak sesuai atau

menyimpang dari Dokumen Pengadaan;

Page 16: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau

h. pelaksanaan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung melanggar Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya.

(4)PA/KPA/PPK/ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung bila penawarannya ditolak atau Pelelangan/Seleksi/ Pemilihan Langsung dinyatakan gagal.

(5)Kepala Daerah menyatakan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung gagal apabila:a. sanggahan banding dari peserta ternyata benar; ataub. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan PA

dan/atau KPA ternyata benar.

Pasal 22

(1)Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal, Pokja ULP membuat berita acara lelang gagal dan disampaikan kepada PPK dan ditembuskan kepada ULP.

(2)Kepala ULP mengundang PPK dan PA/KPA yang dihadiri oleh Pokja ULP untuk mengadakan rapat evaluasi pelelangan gagal.

(3)Berdasarkan rapat evaluasi pelelangan gagal, ULP segera melakukan:a. evaluasi ulang;b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;c. Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang; atau d. penghentian proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung.

Pasal 23

(1) Dalam hal Pelelangan/Seleksi ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi hanya 2 (dua) peserta, proses Pelelangan/Seleksi dilanjutkan.

(2) Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran hanya 2 (dua) peserta, proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dilanjutkan.

(3) Dalam hal Pelelangan/Seleksi ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi hanya 1 (satu) peserta, Pelelangan/Seleksi ulang dilakukan seperti proses Penunjukan Langsung.

(4) Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawara hanya 1 (satu) peserta, Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang dilakukan seperti halnya proses Penunjukan Langsung.

(5) Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang gagal, Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan PA, dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas, dengan ketentuan:a. hasil pekerjaan tidak dapat ditunda;b. menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat; danc. tidak cukup waktu untuk melaksanakan proses Pelelangan/Seleksi/

Pemilihan Langsung dan pelaksanaan pekerjaan.(6) Dalam hal Pelelangan Umum Metode Dua Tahap gagal, sebagaimana

dimaksud Pasal 21 ayat (1) huruf j, berdasarkan hasil evaluasi Kelompok Kerja ULP dapat melakukan penambahan nilai total HPS, perubahan spesifikasi teknis dan/atau perubahan ruang lingkup pekerjaan.

Page 17: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

(7) Dalam hal Pelelangan Umum Metode Dua Tahap gagal sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terdapat perubahan nilai total HPS tetapi tidak terdapat perubahan spesifikasi teknis dan/atau ruang lingkup pekerjaan, pelelangan umum langsung dilanjutkan dengan pemasukan penawaran harga ulang.

(8) Dalam hal Pelelangan Umum Metode Dua Tahap gagal sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terdapat perubahan spesifikasi teknis dan/atau ruang lingkup pekerjaan, dilakukan pelelangan ulang.

Bagian KeempatPasca Pelaksanaan Pengadaan

Pasal 24

(1)Ketua Pokja ULP Pelaksana wajib menyimpan dokumen hasil pelaksanaan pengadaan dan menyerahkan 1 (satu) rangkap kepada Sekretariat ULP.

(2)Sekretariat menginventarisir dan memelihara dokumen hasil pelaksanaan pengadaan.

(3)Pokja ULP Pelaksana menyampaikan hasil proses pemilihan penyedia Barang/Jasa kepada PPK dengan tembusan disampaikan kepada Kepala ULP dan PA.

(4)Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) dan/atau Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS) menjadi dasar PPK untuk menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

BAB VITATA KERJA

Pasal 25

(1)Hubungan kerja ULP dengan SKPD dalam pengadaan Barang/Jasa meliputi:a. Menyampaikan laporan periodik tentang perkembangan pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa kepada SKPD dalam hal ini adalah PA/KPA;b. Mengadakan konsultansi dengan PA/KPA secara periodik atau sesuai

kebutuhan dalam rangka penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan barang/jasa;

c. Melaksanakan pedoman dan petunjuk pengendalian pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan dengan suatu Keputusan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Keputusan Bupati tentang Petunjuk Teknis.

(2)Hubungan kerja ULP dengan LKPP dalam pengadaan Barang/Jasa meliputi:a. Menyampaikan laporan pengadaan Barang/Jasa secara berkala setiap 6

(enam) bulan sekali;b. Mengadakan konsultansi sesuai kebutuhan dalam rangka penyelesaian

persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan;c. Melaksanakan pedoman dan petunjuk LKPP dalam hal pengadaan

Barang/Jasa;d. Memberikan masukan kepada LKPP untuk perumusan strategi dan

kebijakan pengadaan Barang/Jasa.

BAB VIITATA NASKAH DINAS

Pasal 26

Page 18: padang.bpk.go.id · Web viewPelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia

(1)Dengan mempertimbangkan keamanan dan akuntabilitas kinerja ULP, maka ULP menggunakan Kop Surat dan ukuran kertas A4.

(2)Untuk legalitas surat menyurat yang dilakukan oleh ULP, maka digunakan stempel dinas, dengan ketentuan:a. Ukuran diameter 4 cm; danb. Warna tinta ungu.

(3)Untuk tertib administrasi penomoran surat di ULP, menggunakan format yang diseragamkan.

(4)Contoh kop surat dan stempel dinas sebagaimana dimaksud Ayat (1) dan Ayat (2) sebagaimana tercantum pada Lampiran II yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan Peraturan Bupati ini.

(5)Contoh penomoran surat sebagaimana dimaksud Ayat (3) adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran III yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan Peraturan Bupati ini.

BAB VIIIPERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 27

Pokja ULP memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA setelah proses pemilihan penyedia barang/jasa berakhir.

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

(1)Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Mekanisme Kerja Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana dirubah dengan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Mekanisme Kerja Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima Puluh Kota, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2)Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

Ditetapkan di Sarilamak Pada tanggal 22 April 2014

BUPATI LIMA PULUH KOTA

ALIS MARAJO