karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu...

13
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN CONTENT CURRICULUM DALAM PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Bachtiar S. Bachri Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah wetan [email protected] Abstrak: Perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi- bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan content curriculum menurut Saylor dan Alexander (1974) meliputi fakta-fakta, observasi data, persepsi, penginderaan, desain, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia,dari pengalaman dan hasil konstruk pikiran yang diatur, diorganisasi dalam bentuk gagasan, konsep, generalisasi, prinsip-prinsip, rencana dan pemecahan masalah. Menjadi tugas pendidik/pengajar dalam hal ini adalah guru dan/atau dosen untuk mengidentifikasi dan melakukan dengan baik implementasi pengembangan content kurikulum dalam proses perencanaan pembelajaran. Kata Kunci: Content Curriculum, Perencanaan Pembelajaran. 1. LATAR BELAKANG Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, diantaranya adalah pada pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Oleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah dikembangkan dalam kurikulum. Pembelajaran merupakan peristiwa yang kompleks, yang melibatkan sejumlah komponen yang terangkai secara sistemik. Oleh karena itu peristiwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang sistematis, agar pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan suatu prosespembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat guru, oleh karena itu, komponen-komponen dalam perencanaan

Transcript of karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu...

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN CONTENT CURRICULUM DALAM PROSES

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu PendidikanBachtiar S. Bachri

Universitas Negeri SurabayaKampus Lidah [email protected]

Abstrak: Perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Sedangkan content curriculum menurut Saylor dan Alexander (1974) meliputi fakta-fakta, observasi data, persepsi, penginderaan, desain, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia,dari pengalaman dan hasil konstruk pikiran yang diatur, diorganisasi dalam bentuk gagasan, konsep, generalisasi, prinsip-prinsip, rencana dan pemecahan masalah. Menjadi tugas pendidik/pengajar dalam hal ini adalah guru dan/atau dosen untuk mengidentifikasi dan melakukan dengan baik implementasi pengembangan content kurikulum dalam proses perencanaan pembelajaran.

Kata Kunci: Content Curriculum, Perencanaan Pembelajaran.

1. LATAR BELAKANG

Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas

sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum

dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, diantaranya adalah pada pembelajaran yang

merupakan implementasi dari kurikulum. Oleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai

pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah dikembangkan dalam kurikulum.

Pembelajaran merupakan peristiwa yang kompleks, yang melibatkan sejumlah komponen

yang terangkai secara sistemik. Oleh karena itu peristiwa pembelajaran memerlukan perencanaan

yang sistematis, agar pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan suatu prosespembelajaran sangat ditentukan oleh

rencana yang dibuat guru, oleh karena itu, komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran

harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik. Dalam membuat perencanaan

pembelajaran ini guru harus berorientasi pada kurikulum yang berlaku.

Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu

agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk

perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan proyeksi atau perkiraan

mengenai apa yang akan dilakukan. Demikian halnya dalam perencanaan pembelajaran, di

dalamnya harus dilakukan proses memperkirakan (memproyeksikan) mengenai tindakan apa yang

akan dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan secara efektif.

Pengembangan kurikulum berdasarkan beberapa kebutuhan, dilakukan melalui berbagai

model yang telah dikemukakan oleh para ahli. Model-model tersebut dikembangkan untuk

memenuhi keberagaman kebutuhan yang menjadi tuntutan pengembangan kurikulum. Setiap

model pengembangan memunculkan tahap pengembangan content kurikulum sebagai

implementasi dari penetapan tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

Jika dilihat dari model proses secara prosedural, maka hal tersebut menunjukkan urutan

langkah setelah perumusan tujuan, namun sebenarnya lebih dalam dapat dicermati bahwa

pengembangan content kurikulum merupakan inti kegiatan pembelajaran, oleh karena itu tahapan

ini memerlukan perencanaan yang mendalam, sebagai kegiatan inti pembelajaran.

2. PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang

dibahas adalah: Bagaimana implementasi pengembangan content kurikulum dalam proses

perencanaan pembelajaran?

Permasalahan ini dianggap penting karena akan dapat memberikan penjelasan tentang

hubungan kurikulum dan pembelajaran, selain itu melalui pembahasan yang cermat akan diketahui

bagaimana interaksi dan keterkaitan antara proses perencanaan pembelajaran dengan proses

pengembangan kurikulum. Dalam tataran pelaksana pendidikan/pembelajaran di tingkat sekolah,

pola yang dikenal selama ini adalah perencanaan pembelajaran, sehingga mereka merasa alergi

dengan pengembangan kurikulum. Hal ini tidak dapat dihindari, sebab paradigma mengenai

pengembangan kurikulum yang dimiliki, bahwa kurikulum adalah merupakan ”given”, sehingga

dalam tataran sekolah tinggal melaksanakannya saja.

Dalam persepktif pengembangan kurikulum, pemahaman seperti itu sudah harus mulai

ditinggalkan, sebab proses pengembangan kurikulum juga merupakan salah satu tugas para

pelaksana pendidikan/pembelajaran ditingkat sekolah. Terlebih dengan dikembangkannya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memfasilitasi para pelaksana di sekolah

untuk mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum bukan merupakan kegiatan

eksklusif para pengambil kebijakan departemental atau tingkat institusi nasional, namun perlu

dilakukan dalam tataran sekolah sebagi ujung tombak kegiatan pembelajaran. Dalam konteks

perencanaan pembelajaran sebenarnya para guru telah melakukan pengembangan kurikulum yang

melibatkan semua komponen pembelajaran baik secara makro maupun mikro.

3. KAJIAN TEORITIK

Pemahaman tentang makna kurikulum, dapat telusuri melalui beberapa pengertian dari

konsep kurikulum itu sendiri. Dalam kaitan dengan permasalahan yang dibahas diatas, kurikulum

dianggap sebagai suatu substansi, (Nana syaodih, 2006:27) yakni suatu rencana kegiatan belajar

bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu

kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan

ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan

sebagai dokumen tertulis hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang

kebijaksanaan pendidikan dan masyarakat.

Dalam pengertian yang sama, yakni memandang kurikulum sebagai materi dan isi

pelajaran, Hamalik (2000:2) menjelaskan bahwa: Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang

harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

pelajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa

lalu yang telah disusun secara sistematis dan logis.

Dari pengertian diatas maka selain dijelaskan bahwa kurikulum memiliki berbagai dimensi

dan dapat dilihat dari berbagai aspek berdasarkan sudut pandang, maka kurikulum dapat

dipandang sebagai serangkaian materi / bahan ajar yang perlu dikuasai siswa untuk menguasai

kemampuan tertentu.

Kurikulum sebagai serangkaian bahan pembelajaran, tentu bukan merupakan suatu objek

yang berdiri sendiri, terlebih jika dikaitkan dengan proses pengembangan kurikulum yang

dilakukan dalam model pengembangan kurikulum. Keterkaitan dengan komponen lain tentu ada,

yakni bahwa pengembangan isi kurikulum dilakukan berdasarkan komponen kurikulum.

Pengetahuan merupakan inti isi kurikulum. Beberapa ahli menyamakan isi dan pengetahuan,

namun ahli lain membedakan pengetahuan dan isi.

3.1. Komponen Kurikulum

Sebagai sebuah sistem, kurikulum memiliki komponen yang saling terkait. Menurut

Mulyani Sumantri (2007), komponen kurikulum tergambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Komponen kurikulum

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa komponen kurikulum terdiri dari tujuan,

metode, materi dan evaluasi. Gambar diatas tidak hanya menunjukkan komponen kurikulum

namun juga menjelaskan hubungan antar komponen tersebut. Tiap komponen kurikulum saling

berinteraksi satu dengan yang lain, dan interaksi tersebut dapat terjadi secara langsung tanpa

menunggu sebuah proses atau prosedur yang mendahuluinya. Artinta tujua langsung dapat

berinteraksi dengan evaluasi, metode dapat berhubungan langsung dengan materi, demikian

seterusnya dengan komponen.

Tokoh lain (Sukmadinata, 2006:102-112) menjelaskan bahwa kurikulum memiliki

komponen sebagai berikut:

a. Tujuan

b. Bahan ajar

c. Strategi Mengajar

d. Media Mengajar

e. Evaluasi Pengajaran

f. Penyempurnaan Pengajaran

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, komponen kurikulum yang dijelaskan Nana

Syaodih diatas menjelaskanbahwa suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian, dimana kesesuaian

tersebut meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,

kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum,

yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai

dengan proses isi dan tujuan kurikulum.

Dari kedua penjelasan tokoh kurikulum diatas menunjukkan bahwa kurikulum memiliki

komponen-komponen yang saling saling berkaitan dan berkesesuaian sehingga sinergi yang

dimiliki dari kesesuaian tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari kurikulum itu

sendiri dalam pelaksanaan.

3.2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang

diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara

efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Harjanto 1997: 2)

mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang

diperlukan dalam rangka mencapai tujuan dan bernilai.

Berkaitan dengan pengertian perencanaan secara umum tersebut, selanjutnya akan

dikemukan beberapapendapat atau pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran.

Ibrahim (1993) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup

kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa

yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan,

bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Banghart dan Trull (Sagala: 2003) yang menyatakan

bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat

optimisme yang didasarkanatas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam

permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses

penyusunan materipelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau

metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester

yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan".

Berdasarkan beberapa pemahaman pengertian diatas maka dapat dirumuskan bahwa

perencanaan pembelajaran adalah suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang

antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian

lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau

komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah:

a. Ke mana pembelajaran tersebut akan diarahkan?

b. Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut?

c. Bagaimana cara melakukannya?

d. Bagaimana pula mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut?

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

Perencanaan pembelajaran selanjutnya dituangkan dalam model pembelajaran

(instructional design). Desain pembelajaran diperoleh dari sebuah proses sebelumnya yang

terpisah, mereka adalah perencanaan dan desain pembelajaran. Tiap proses didalamnya

mengandung sejumlah kegiatan,misalnya tentang identifikasi hasil belajar, alat penilaian dan

strategi pembelajaran yang digunakan. Tentunya dalam tahapan tersebut juga dipertimbangkan

keuntungan yang akan diperoleh guru dalam upaya meraih kualitas pembelajaran dengan

memperhatikan keterbatasan diri dan lingkungan belajar yang ada. Dari kedua proses tersebut

dihasilkan model desain pembelajaran yang dibuat dari dan untuk guru yang melaksanakan

pembelajaran tersebut.

Secara rinci kegiatan yang dilakukan guru pada tahap awal adalah melakukan desain

terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Langkah awal dalam desain adalah perencanaan,

dimana perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan apa yang akan dialami oleh guru.

Perencanaan merupakan langkah penting yang akan membawa banyak fungsi. Peran yang amat

penting adalah mentransfer kurikulum dalam pembelajaran di dalam kelas. Kurikulum sekolah

dapat berupa kurikulum yang dikembangkan secara regional (district) atau nasional. Sementara

kurikulum sekolah diharapkan dapat menunjukkan pada siswa tentang pengetahuan dan

keterampilan yang akan didapatnya selama mengikuti kegiatanpembelajaran.

Hubungan antara perencanaan pembelajaran dan instructional model dijelaskan oleh Neil

Shaumbaugh & Susan G. Magliaro (2005:167) sebagai berikut:

Gambar 2: Hubungan antara perencanaan dan pengembangan instruksional

Gambar diatas menjelaskan bahwa perencanaan – desain pembelajaran dan pelaksanaan di

kelas merupakan kegiatan yang terpisah, namun kegiatannya merupakan tahap

mengimplementasikan kurikulum kedalam pembelajaran.

3.3. Model Pengembangan Kurikulum

Model adalah barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya. Dalam konteks untuk

mengkonkritkan sebuah proses, desain model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dengan demikian yang dimaksud

dengan model pengembangan kurikulum adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan kurikulum untuk mencapai tujuan belajar tertentu

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

sehingga ia berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses dan prosedur pengembangan kurikulum.

Untuk mengimplementasikan hal tersebut berbagai model pengembangankurikulum telah

dilahirkan oleh para ahli diantaranya adalah model Tyler, Taba dan Print. Untuk pembahasan yang

berkaitan dengan permasalahan yang diangkat diatas, maka perlu dicermati beberapa model

pengembangan kurikulum tersebut.

Model pengembangan kurikulum menurut Ralph Tyler. (periksa lampiran)

a. Mengidentifikasi tujuan umum

b. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus

c. Menyeleksi pengalaman belajar

d. Mengorganisasikan pengalaman

e. Mengarahkan dan mengurutkan pengalaman-pengalaman belajar

f. Evaluasi pengalaman belajar

Model Tyler ini secara sederhana terdiri dari 6 tahap yang merupakan pendekatan

hierarkikal dalam pengembangan kurikulum. Langkah pertama mengawali pengembangan

kurikulum hingga dicapainya perumusan tujuan pembelajaran yang spesifik yang kemudian

dilanjutkan dengan pengembangan materi / bahan ajar yang berbentuk kegiatan yakni menyeleksi

dan mengorganisasaikan pengalaman belajar. Memang tidak semata menjelaskan tentang bahan,

namun aktivitas yang dimaksud sebagai pengalaman belajar adalah dengan mempelajari atau

dalam rangka menguasai bahan pembelajaran. Kemudian diakhiri dengan mengarahkan dan

mengurutkan pengalaman belajardan mengevaluasi pengalaman tersebut.

Model pengembangan kurikulum menurut Hilda Taba (periksa lampiran)

a. Experimental production of pilot units

1. Diagnnosis needs

2. Formulating specific objectives

3. Selecting content

4. Organizing content

5. Selecting learning experiences

6. Organizing learning experiences

7. Evaluating

8. Checking for balance and sequence

b. Testing of experimental units

c. Revising and consolidating

d. Developing a framework

Model Taba ini terdiri dari empat langkah besar yang masing-masing memiliki tahapan,

dimana content curriculum nampak dalam selecting & organizing content.

Model pengembangan kurikulum menurut Murray Print. (periksa lampiran)

a. Analisis Situasional

b. Sasaran dan Tujuan

c. Isi Kurikulum

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

d. Aktivitas Belajar

e. Evaluasi Pembelajaran

Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan olem Murray Print ini dikenal dengan

model berputar, artinya model diawali dengan langkah pertama berupa analisis situasional

kemudian berproses seperti sebuah siklus menuju pada langkah selanjutnya, begitu seterusnya

hingga langkah terakhir dan kembali pada langkah pertama lagi. Dalam model Pront ini jelas

dikemukakan tentang isi kurikulum yang dikembangkan setelah perumusan tujuan pula, dengan

demikian isi kurikulum merupakan pengembangan atau penerjemahan dari tujuan yang telah

ditetapkan

3.4. Content Curriculum

Salah satu komponen penting daripada kurikulum adalah materi atau isi yang berupa

informasi, data, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang hendak diwariskan, diajarkan

kepada peserta didik. Pengetahuan merupakan inti isi kurikulum. Beberapa ahli menyamakan isi

dan pengetahuan, namun ahli lain membedakan pengetahuan dan isi. Isi tidak lain daripada

rekaman pengetahuan (simbol, grafik, rekaman suara) sedangkan pengetahuan merupakan makna

atau arti sebagai konsekuensi transaksi daripada materi. Pengetahuan yang dipergunakan disekolah

adalah pengetahuan verbal.

Dalam hidup sehari-hari banyak sekali sumber bahan atau informasi berupa surat kabar,

percakapan, radio, TV dan lain sebagainya. Individu bebas menyerap,menyeleksi informasi

berdasarkan minat, tujuan, kepentingan dan pengalamannya. Belajar dalam hal ini bersifat

informal, belajar dari pengalaman. Namun hal ini tidaklah cukup bagi kehidupan yang beradab

dan berkembang seperti saat sekarang ini. Saylor dan Alexander menyatakan bahwa materi

kurikulum meliputi fakta-fakta, observasi data, persepsi, penginderaan, desain, pemecahan

masalah yang berasal dari pikiran manusia, dari pengalaman dan hasil konstruk pikiran yang di

atur, diorganisasi dalam bentuk gagasan, konsep, generalisasi, prinsip-prinsip, rencana dan

pemecahan masalah.

HAL 6 HILANG

Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan

belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran.

Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai

acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Materi pelajaran merupakan isi atau bahan yang dipelajari siswa harus direncanakan

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Syaodih dan Ibrahim (2003), ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pembelajaran, antara lain:

a. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan/menunjang tercapainya tujuan intruksional.

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

b. Materi pembelajaran hendaknya sesuai pendidikan/ perkembangan siswa pada umumnya.

c. Materi pembelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.

d. Materi pembelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun konseptual.

Isi kurikulum (content curriculum) sebagai salah satu komponen penting dari kurikulum

merupakan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa sebagai bentuk pencapaian tujuan

yanbg telah ditetapkan. Dalam proses perencanaan pembelajaran, sejumlah kompetensi yang

perlu dikuasai melalui sejumlah pengalaman belajar yang dikondisikan dan diorganisasikan,

dirancang dan dirumuskan sehingga memunculkan model pembelajaran yang secara langsung

dapat diimplementasikan (aplicable).

5. KESIMPULAN

a. Pengembangan kurikulum dilakukan melalui tahapan yang dituangkan dalam model

pengembangan kurikulum

b. Beberapa model pengembangan kurikulum memiliki kesamaan dalam tahapan yang dilakukan

c. Analisis kebutuhan dan perumusan tujuan merupakan langkah awal dalam pengembangan

kurikulum

d. Pengembangan isi kurikulum (content curriculum) dilakukan berdasarkan tujuan yang telah

ditentukan

e. Untuk melakukan pembelajaran, isi kurikulum diimplementasikan dalam perencanaan

pembelajaran untuk melahirkan model pembelajaran.

f. Perencanaan pembelajaran merupakan penerjemahan pengembangan isi kurikulum yang telah

dilakukan dalam pengembangan kurikulum

6. REKOMENDASI

a. Guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas perlu mencermati, memperhatikan proses

pengembangan kurikulum untuk mengetahui pengembangan isi kurikulum yang diajarkan di

dalam kelas

b. Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, karena

dalam perencanaan telah tergali beberapa pemikiran mendalam tentang pelaksanaan

pembelajaran yang akan dilakukan.

c. Perancang pembelajaran perlu meletakkan perumusan tujuan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pembelajaran

d. Pengalaman belajar dan isi kurikulum dikembangkan dari tujuan yang telah dirumuskan, bukan

sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Rohani, A. (1991). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. (2000). Model-model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Yayasan Al Madani Terpadu

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/... · Web viewOleh karena itu pembelajarandapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari sejumlah perencanaan yang telah

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar.

http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/implementasi-pengembangan-content-curriculum-dalam-

proses-perencanaan-pembelajaran.pdf