labalasite.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa...
Transcript of labalasite.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa...
1
1
PENGENALAN VISUAL BASIC
Visual Basic adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi GUI (General User
Interface) dimana pengguna komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut
menggunakan gambar/grafik.
Salah satu cara untuk mengaktifkan Visual Basic adalah menjalankannya
dari Menu Start, pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya pilih shortcut
Microsoft Visual Basic 6.0.Setelah itu pilihlah Standard EXE, kemudian klik pada
tombol Open. Maka akan muncul gambar dibawah ini:
Menu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa digunakan dalam
Visual Basic,Main Toolbar berisi perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di
Visual Basic.Toolbox berisi tools-tools yang sering digunakan dalam membuat
program dalam Visual Basic dimana tools ini bisa ditambah atau dikurangi sesuai
kebutuhan. Project Explorer adalah window yang berisi nama project nama-nama
form dan digunakan untuk menambah dan mengurangi form. Properties Window
digunakan untuk memodifikasi form atau objek yang aktif.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
1
2
2
Dibawah ini kita akan membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam
praktikum ini:
1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat diperbaiki oleh pemakaiprogram.
2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat berinteraksi dengannya.
3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol pelaksanaperintah.
4. Line : Untuk menggambargaris.
5. MaskEdBox : Untuk membuat kotakinputan.
Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox
1. Klik kanan pada toolbox yangkosong.
2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft Masked
Edit Control 6.0
3. Setelah itu klik Apply lalu klikOk.
Keterangan :
Input merupakan tempat memasukkandata.
Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat memasukkankoding).
Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan dalamproses.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
2
3
3
Cara mengganti nama pada Maskedbox, yaitu :
1. Double klik pada maskedbox yang ingin diganti namanya
2. Pada properties “Name” ganti MaskedBox1 dengan nama Persediaan BDP Awal
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
3
4
4
Logika memasukkan koding untuk contoh diatas, yaitu :
1. Untuk memulainya klik 2x pada proses yang pertama (MaskedBox2)
2. Ganti change pada pojok kanan atas menjadi LostFocus.
3. Setelah itu masukkan koding pada proses 1 yaitu pada Biaya Produksi.
Barang Dalam Proses = Val(Persediaan BDP Awal) + Val (Biaya Produksi)
4. Lalu masukkan koding pada proses kedua yaitu pada Persediaan BDP Akhir yaitu:
Harga Pokok Produksi = Val (Barang Dalam Proses) – Val (Persediaan BDP Akhir)
5. Setelah itu klik Start pada Main Toolbar untuk menjalankan program.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
4
5
5
BAB I
HARGA POKOKPRODUKSI
A. Definisi Harga PokokProduksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber
ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu
perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan, karena
harga pokok merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi penentuan harga
jual dasar penentuan kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan
perusahaan. Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya
keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui
jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memproduksi suatu produktersebut.
Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya -
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya produksi yang
dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode. Untuk menghitung harga pokok
produksi secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus
diklasifikasi menurut aliran - aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang
konvensional komponen harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik.
B. Komponen Biaya Harga PokokProduksi
Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap
yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Total biaya produksi terdiri dari dua
elemen yaitu, biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat
disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai
jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overheadpabrik.
Biaya bahan baku disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
5
6
6
istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk
mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi. (Mulyadi,2005:14)
Sedangkan biaya komersial (commercial expenses) adalah biaya yang timbul
diluar dari kegiatan produksi seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi dan
umum.
Biaya BahanBaku
Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku
merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk
membuat barang atau produk. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga
pokok barang jadi yang akan dibuat.
Biaya Tenaga KerjaLangsung
Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk
mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan
gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung
dalam pengolahanbarang.
Biaya OverheadPabrik
Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa
mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan
sesuai dengan label tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah biaya -
biaya selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
6
7
7
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. MSG bergerak dibidang pembuatan TAS. Pada bulan Maret 2019
perusahaan memproduksi 200 unit TAS dengan harga Rp. 300.000 per unit.
Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 2.500.000, dan bahan penolong 15% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 300.000
c) Potongan pembelian 2% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 10 orang karyawan dengan gaji Rp 500.000 Per bulan
dan seorang manajer sebesar Rp 1.500.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 350.000, biaya penyusutan
pabrik Rp 200.000, biaya asuransi pabrik Rp 100.000, biaya lain-lain Rp
250.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 500.000, biaya pemasaran Rp
1.200.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 500.000 Rp 300.000
Barang dalam Proses Rp 400.000 Rp 300.000
Barang Jadi Rp 700.000 Rp 600.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
7
8
8
6. Buat laporan laba rugi!
JAWABAN
CONTOH KASUS
1. Menghitung besarnya Biaya Bahan Baku
Persediaan bahan baku awal Rp 500.000
Pembelian bahan baku Rp 2.500.000
Ongkos angkut pembelian Rp 300.000 +
Rp 2.800.000
Potongan Pembelian Rp 50.000 -
Pembelian Bersih Rp 2.750.000 +
Bahan baku siap digunakan Rp 3.250.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 300.000 –
Biaya bahan baku Rp 2.950.000
2. Menghitung besarnya Biaya Overhead Pabrik
Bahan penolong Rp 375.000
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 1.500.000
Biaya listrik pabrik Rp 350.000
Biaya penyusutan pabrik Rp 200.000
Biaya asuransi Rp 100.000
Biaya pabrik lain-lain Rp 250.000 +
Biaya Overhead Pabrik Rp 2.775.000
3. Menghitung besarnya Biaya Produksi
Biaya bahan baku Rp 2.950.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 5.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 2.775.000 +
Biaya Produksi Rp 10.725.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
8
9
9
4. Menghitung besarnya Harga Pokok Produksi
Persediaan BDP awal Rp 400.000
Biaya produksi Rp 10.725.000 +
Barang dalam proses Rp 11.125.000
Persediaan BDP akhir Rp 300.000 -
Harga Pokok Produksi Rp 10.825.000
5. Menghitung besarnya Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang jadi awal Rp 700.000
Harga pokok produksi Rp 10.825.000 +
Barang tersedia untuk dijual Rp 11.525.000
Persediaan barang jadi akhir Rp 600.000 -
Harga Pokok PenjualanRp 10.925.000
6. Membuat Laporan Laba Rugi
PT. MSGLaporan Laba Rugi
Maret 2019
Penjualan (200 X Rp 300.000) Rp 60.000.000
Potongan penjualan (5% X Rp 60.000.000) Rp 3.000.000 -
Penjualan bersih Rp 57.000.000
Harga pokok penjualan Rp 10.925.000 -
Laba kotor Rp 46.075.000
Biaya Usaha :
Biaya administrasi dan umum Rp 500.000
Biaya pemasaran Rp 1.200.000 +
Jumlah biaya usaha Rp 1.700.000 -
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
9
10
10
Laba sebelum pajak Rp 44.375.000
Pajak (10% X Rp 44.375.000) Rp 4.437.500 -
Laba setelah pajak Rp 39.937.500
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
10
11
11
KASUS I
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. ADB bergerak dibidang pembuatan SEPATU. Pada bulan April 2019
perusahaan memproduksi 200 unit SEPATU dengan harga Rp 250.000 per unit.
Dengan data sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 4.000.000, dan bahan penolong 20% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 300.000
c) Potongan pembelian 3% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 700.000 Per bulan
dan seorang manajer sebesar Rp 1.800.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 400.000, biaya penyusutan
pabrik Rp 250.000, biaya asuransi pabrik Rp 150.000, biaya lain-lain Rp
300.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 800.000, biaya pemasaran Rp
1.300.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 700.000 Rp 500.000
Barang dalam Proses Rp 400.000 Rp 300.000
Barang Jadi Rp 800.000 Rp 500.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
11
12
12
6. Buat laporan laba rugi!
KASUS II
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. SDA bergerak dibidang pembuatan MEJA. Pada bulan Mei 2019 perusahaan
memproduksi 220 unit Meja dengan harga Rp 225.000 per unit. Dengan data
sebagai berikut :
a) Pembelian bahan baku Rp 5.000.000, dan bahan penolong 20% dari
pembelian bahan baku.
b) Ongkos angkut pembelian Rp 300.000
c) Potongan pembelian 3% dari pembelian bahan baku.
d) Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 800.000 Per bulan
dan seorang manajer sebesar Rp 1.800.000.
e) Perusahaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 400.000, biaya penyusutan
pabrik Rp 250.000, biaya asuransi pabrik Rp 150.000, biaya lain-lain Rp
300.000.
f) Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 500.000, biaya pemasaran Rp
1.300.000.
g) Pajak sebesar 10%.
h) 5% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data data mengenai nilai persediaan perusahaan :
PERSEDIAAN AWAL AKHIR
Bahan Baku Rp 800.000 Rp 600.000
Barang dalam Proses Rp 500.000 Rp 300.000
Barang Jadi Rp 600.000 Rp 500.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead pabrik!
3. Hitung biaya produksi!
4. Hitung harga pokok produksi!PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
12
13
13
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
13
14
14
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
14
15
15
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
15
16
16
FORM3
CONTOH KASUS :
FORM1
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
16
17
17
FORM2
FORM3
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
17
18
18
BAB II
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
A. Definisi Harga PokokPesanan
Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok
produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Tujuan dari metode
harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk masing-
masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau persatuan.
B. Karekteristik Usaha Perusahaan yang produksinya Berdasarkan Pesanan
Proses pengolahan produk terjadi secara terputus – putus. Artinya jika
pesanan yang satu selesai dikerjakan, maka proses produksi mulai
dihentikan dan akan mulai kembali dengan pesananberikutnya.
Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pesanan,
dimana Pesanan satu dapat berbeda dengan pesanan yanglain.
Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi
persediaan digudang.
C. Karakteristik Metode Harga PokokPesanan
1) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli
yang sesuai dengan spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya
terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara
jelas.
2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relative teliti danadil.
3) Biaya produksi dibagi menjadi dua jenisyaitu:
a) Biaya langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw
material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)
yang dihitung berdasarkan biayasebenarnya.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
18
19
19
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi
diluar biaya bahan baku disebut dengan istilah biaya overhead
pabrik yang dibebankan berdasarkan tarifdimuka.
4) Harga Pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan
selesaidiproduksi.
5) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu
pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang
bersangkutan.
6) Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai
kartu harga pokok pesanan (job order costmethod).
D. Manfaat Informasi Harga PokokPesan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga
pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
1) Menentukan Harga jual yang akan dibebankan kepadapemesan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh
besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan
tertentu, dengan formula sebagai berikut :
Taksiran biaya produksiuntukpesanan Rp xxx
Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx +
Taksiran total biaya pesanan/HPproduk Rp xxx
Labayangdiinginkan Rp xxx+
Taksiran harga jual yang akan dibebankankepada pemesan Rp xxx
Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut:
Taksiran biayabahan baku Rp xxx
Taksiran biayakerjalangsung Rp xxx
Taksiran biayaoverheadpabrik Rp xxx +
Taksiranbiayaproduksi Rp xxx
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
19
20
20
2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakanpesanan.
Adakalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah
terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen
adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan,
manajemen memerlukan informasi total harga pokok produksi pesanan yang
akan diterima tersebut. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan,
manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta pemesan dapat
menghasilkan laba bagi perusahaan. Cara perhitungannya sebagai berikut:
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran total biaya produksi Rp xxx
Biaya non produksi :
Taksiran biaya adm & umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp xxx +
Taksiran total biaya non produksi Rp xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx
3) Memantau realisasi biayaproduksi
Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar
untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan. Jika pesanan telah
diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya dikeluarkan didalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena
itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk
memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai
dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
Cara perhitungannya sebagai berikut :
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
20
21
21
Biaya bahanbakusesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerjalangsungsesungguhnya Rp xxx
Biayaoverheadpabrik Rp xxx+
Total biayaproduksisesungguhnya Rp xxx
4) Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui
kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan
laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh
manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi
bruto tiap pesanan, yang dihitung sebagai berikut :
Harga jual yang akan dibebankankepadapemesan Rp xxx
Biaya produksi pesanan tertentu:
Biayabahanbaku Rp xxx
Biaya tenagakerjalangsung Rp xxx
Biayaoverheadpabrik Rp xxx +
Total biayaproduksipesanan Rp xxx -
Laba /rugibruto Rp xxx
5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalamneraca.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen
dapat menentukan biaya produksai yang melekat pada pesanan yang telah selesai
diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan yang
disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang
melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca, disajikan dalam
neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalamproses.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
21
22
22
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO KASIH SAYANG menerima pesanan dengan nomor LAH 2222 untuk
membuat 10.000 Dompet yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi
dilakukan melalui 3 departemen, yaitu departemen A adalah departemen
pemotongan bahan baku, Departemen B adalah departemen penjahitan dan
Departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang
dibutuhkan :
Bahanbakuutama Rp600.000/jam TKL
Bahanbakutambahan Rp200.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. A DEPT. B DEPT. C
Jumlah jam TKL 5.000 jam 4.500 jam 6.000 jam
Upah langsung Rp.27.000/jam Rp.45.000/jam Rp.55.000/jam
Jam mesin yang
digunakan
2.200 jam 3.800 jam 4.600 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp. 432.000.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 48.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp.
396.500.000 dengan kapasitas yang direncanakan 61.000 JM, dan Departemen C
sebesar Rp. 493.850.000 dengan kapasitas direncanakan 83.000 JM. Harga jual
per unit 80% dari total biaya produksi per unit.
Diminta:
1) Hitung total harga pokokproduksi
2) Hitung harga jualperunit
3) Buatlah kartu harga pokokpesanan
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
22
23
23
JAWABAN :
1. MENGHITUNG TOTAL HARGA POKOKPRODUKSI
BBB Utama : Rp. 600.000 x 5.000 = Rp. 3.000.000.000
Tambahan : Rp. 200.000 x 5.000 = Rp. 1.000.000.000+
Total BBB Rp. 4.000.000.000
BTK Dept X : 5.000 x Rp. 27.000 = Rp. 135.000.000
Dept Y : 4.500 x Rp. 45.000 = Rp. 202.500.000
DeptZ : 6.000 x Rp. 55.000 =Rp. 330.000.000 +
TotalBTK Rp. 667.500.000
BOP Tarif dept X : Rp.432.000.000/ 48.000 = Rp. 9.000/jam
Tarif dept Y : Rp. 396.500.000 / 61.000 = Rp. 6.500/jam
Tarif dept Z : Rp. 493.850.000/ 83.000 = Rp. 5.950/jam
BOP dept X : Rp. 9.000 x 2.200 = Rp. 19.800.000
BOP dept Y : Rp. 6.500 x 3.800 = Rp. 24.700.000
BOPdeptZ : Rp. 5.950 x4.600 =Rp. 27.370.000 +
TotalBOP Rp. 71.870.000 +
Jumlah hargapokok produksi Rp. 4.739.370.000
2. MENGHITUNG HARGA JUAL PERUNIT
Harga jual per unit = (Rp4.739.370.000X 80%) / 10.000 = Rp.379.149,5
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
23
24
24
3. KARTU HARGA POKOK PESANAN
TOKO KASIH SAYANG
JL Merdeka JayaJakarta
Telp : (021)9991452
JOB ORDER COST SHEET
ORDERNO : LAH2222 To : ArianaGrande
Production : DOMPET Quanttity : 10.000 Unit
Character : Directly Date : 01/09/2019
Subscription
1. Raw Material Cost
Prime Rp3.000.000.000
Addition Rp1.000.000.000
TotalCost Rp 4.000.000.000
2. Direct LaborCost
DeptX : 5.000 x Rp. 27.000 = Rp. 135.000.000
DeptY : 4.500 x Rp. 45.000 = Rp. 202.500.000
DeptZ : 6.000 x Rp. 55.000 = Rp. 330.000.000+
TotalCost Rp. 667.500.000
3. Factory OverheadCost
dept X : Rp. 9.000x2.200 = Rp. 19.800.000
dept Y : Rp. 6.500x3.800 = Rp. 24.700.000
dept Z : Rp. 5.950x4.600 = Rp. 27.370.000+
TotalBOP Rp. 71.870.000
TotalProductionCost Rp. 4.739.370.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
24
25
25
KASUS I
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO SAYANG menerima pesanan dengan nomor AKU 1208 untuk membuat
8.000 Bantal love yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi
dilakukan melalui 3 departemen, yaitu departemen X adalah departemen
pemotongan bahan baku, Departemen Y adalah departemen penjahitan dan
Departemen Z adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang
dibutuhkan :
Bahanbakuutama Rp850.000/jam TKL
Bahanbaku tambahan Rp400.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. X DEPT. Y DEPT. Z
Jumlah jam TKL 5.000 jam 6.500 jam 7.800 jam
Upah langsung Rp.28.000/jam Rp.40.000/jam Rp.50.000/jam
Jam mesin yang
digunakan
3.500 jam 4.000 jam 6.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen X sebesar Rp. 566.370.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 45.000 jam TKL, Departemen Y sebesar
Rp.555.060.000 dengan kapasitas yang direncanakan 60.000 JM, dan
Departemen Z sebesar Rp. 606.475.000 dengan kapasitas direncanakan 85.000
JM. Harga jual per unit 75% dari total biaya produksi perunit.
Diminta:
1. Hitung total hargapokokproduksi
2. Hitung harga jual perunit
3. Buatlah kartu harga pokokpesanan
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
25
26
26
KASUS II
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO CINTA KASIH menerima pesanan dengan nomor KAN 2525 untuk
membuat 10.000 Boneka Barbie yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses
produksi dilakukan melalui 3 departemen, yaitu departemen X adalah departemen
pemotongan bahan baku, Departemen Y adalah departemen penjahitan dan
Departemen Z adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi yang
dibutuhkan :
Bahanbakuutama Rp800.000/jam TKL
Bahanbakutambahan Rp400.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. X DEPT. Y DEPT. Z
Jumlah jam TKL 5.000 jam 6.000 jam 7.000 jam
Upah langsung Rp.20.000/jam Rp.40.000/jam Rp.50.000/jam
Jam mesin yang
digunakan
2.000 jam 4.000 jam 6.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen X sebesar Rp. 500.000.000 dengan
kapasitas yang direncanakan 50.000 jam TKL, Departemen Y sebesar
Rp.600.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 60.000 JM, dan
Departemen Z sebesar Rp. 800.000.000 dengan kapasitas direncanakan 80.000
JM. Harga jual per unit 50% dari total biaya produksi perunit.
Diminta:
1. Hitung total hargapokokproduksi
2. Hitung harga jual perunit
3. Buatlah kartu harga pokokpesanan
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
26
27
27
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
27
28
28
CONTOH KASUS :
FORM 1
FORM 2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
28
29
29
BAB III
HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR
(PROCESS COSTING)
A. Definisi Harga Pokok Proses (ProcessCosting)Harga Pokok Proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massal.Perhitungan
harga pokok produknya berdasarkan kepada pengumpulan-pengumpulan biaya-
biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi
periode yang bersangkutan.
B. Ciri-ciri Perusahaan yang menggunakan Harga Pokok Proses
Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus atau kontinyu.
Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan yang selanjutnya untuk
dijual.
Tidak tergantung kepada spesifikasi dari pembeli.
Media yang digunakan dalam menghitung atau menentukan harga pokok
produk adalah dengan membuat laporan harga pokok produksi, melalui
pengolahan beberapa departemen.
Contoh : Perusahaan Pulpen
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses
Penentuan harga jual produk yang tepat
Memantau realisasi biaya produk
Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
29
30
30
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
PT. Gagal Move On mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen X dan Y. Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok
proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data
produksi bulan September 2018 sebagai berikut :
Dept. X
(dalam unit)
Dept. Y
(dalam unit)
Jumlah produk masuk proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept. berikut
(finished goods and transferred
out)
Diterima dari dept. sebelumnya
(unit received)
80.000
55.000
-
-
-
55.000
Selesai dikirim ke gudang
(finished goods and transfered
out)- 40.000
BBB 100% BK 50%
BK 60%25.000 15.000
Biaya-biaya produksi untuk bulan September 2018 :
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
Dept. X Dept. Y
BBB (raw material cost) 130.000.000 -
BTK (direct labour cost) 81.945.000 78.841.000
BOP (factory overhead) 70.983.000 66.689.000
30
31
31
Data-data lain :
Pada bulan September 2018 terjual 65.000 unit dengan harga jual Rp 15.000 per
unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 12.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 8.000.000
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
September 2018!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan september 2018!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
31
32
32
JAWABAN
CONTOH KASUS
1).
PT. GAGAL MOVE ON
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. X
(PRODUCTION COST REPORT DEPT. X)
SEPTEMBER 2018
Laporan produksi (produksi report) Unit
Jumlah masuk proses (unit started) 80.000
Selesai dikirim ke dept. berikutnya 55.000
Produk dalam proses akhir (BBB 100%, BK 50%) 25.000
Jumlah produk yang dihasilkan 80.000
Biaya dibebankan di Dept. X
Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPPBBB 130.000.000 55.000 + (25.000 * 100%) = 80.000 1.625BTK 81.945.000 55.000 + (25.000 * 50%) = 67.500 1.214BOP 70.983.000 55.000 + (25.000 * 50%) = 67.500 1.051,6
Jumlah 282.928.000 3.890,6
Perhitungan HP produk selesai ditransfer ke Dept. Y
HP. Produk selesai (55.000 * 3.890,6) 213.983.000
Perhitungan HP produk dalam proses Dept. X
BBB = 25.000 * 100% * 1.625 = 40.625.000
BTK = 25.000 * 50% * 1.214 = 15.175.000
BOP = 25.000 * 50% * 1.051,6 = 13.145.000 +
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
32
33
33
68.945.000 +
Biaya produksi Dept. X 282.928.000
PT. GAGAL MOVE ON
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. Y
(PRODUCTION COST REPORT DEPT. Y)
SEPTEMBER 2018
Laporan produksi (production report) Unit
Produk diterima dari Dept. X 55.000
Selesai dikirim ke gudang 40.000
Produk dalam proses akhir (BK 60%) 15.000 +
55.000
Perhitungan HP Produk
HP produk selesai ditransfer ke gudang (40.000 * 6.860,6) 274.424.000
Perhitungan HP produk dalam proses Dept. Y
HP dari Dept. X = 15.000 * 3.890,6 = 58.359.000
BTK = 15.000 * 60% * 1.609 = 14.481.000
BOP = 15.000 * 60% * 1.361 = 12.249.000 +
85.089.000 +
Biaya produksi Dept. Y 359.513.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
Elemen Biaya Jumlah Unit Ekuivalen HPP/unitHP dr Dept X 213.983.000 3.890,6
BTK 78.841.000 40.000 + (15.000 * 60%) = 49.000 1.609BOP 66.689.000 40.000 + (15.000 * 60%) = 49.000 1.361
Biaya kumulatif di Dep. Y 359.513.000 6.860,6
33
34
34
2).
PT. GAGAL MOVE ON
LAPORAN RUGI LABA
SEPTEMBER 2018
Penjualan (sales)
(65.000 unit * 15.000) 975.000.000
Harga Pokok Penjualan (cost of good sold)
(65.000 unit * 6860,6) 445.939.000 –
Laba Kotor (gross income) 529.061.000
(-) Biaya Komersial (commercial expense)
Biaya Administrasi dan Umum 12.000.000
(general and administratif expense)
Biaya Pemasaran (marketing expense) 8.000.000 +
20.000.000 –
Laba bersih sebelum pajak (EBT) 509.061.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
34
35
35
KASUS I
HARGA POKOK PROSES
PT. TANPA IKATAN mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen AQ dan KM . Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga
pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data
produksi bulan Oktober 2019 sebagai berikut :
Dept. AQ
(dalam unit)
Dept. KM
(dalam unit)
Jumlah produk masuk proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept. berikut
(finished goods and transferred
out)
Diterima dari dept. sebelumnya
(unit received)
70.000
55.000
-
-
-
55.000
Selesai dikirim ke gudang
(finished goods and transfered
out)- 30.000
BBB 100% BK 50%
BK 60%15.000
25.000
Biaya-biaya produksi untuk bulan Oktober 2019 :
Dept. AQ Dept. KM
BBB (raw material cost) 140.000.000 -
BTK (direct labour cost) 100.750.000 85.140.000
BOP (factory overhead) 88.500.000 75.105.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
35
36
36
Data-data lain :
Pada bulan Oktober 2019 terjual 65.000 unit dengan harga jual Rp 15.000 per
unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 10.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 7.000.000
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
Oktober 2019!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan Oktober 2019!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
36
37
37
KASUS II
HARGA POKOK PROSES
PT. TERANGKANLAH mengolah produknya melalui 2 departemen yaitu
departemen YA dan NO . Dimana perusahaan ini menggunakan metode harga
pokok proses dalam menentukan harga pokok produk yang dihasilkannya. Data
produksi bulan September 2019 sebagai berikut :
Dept. YA
(dalam unit)
Dept. NO
(dalam unit)
Jumlah produk masuk
proses
(unit started)
Selesai dikirim ke dept.
berikut
(finished goods and
transferred out)
Diterima dari dept.
sebelumnya
(unit received)
75.000
50.000
-
-
-
50.000
Selesai dikirim ke gudang
(finished goods and
transfered out)- 30.000
BBB 100% BK 50%
BK 60%25.000
20.000
Biaya-biaya produksi untuk bulan September 2019 :
Dept. YA Dept. NO
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
37
38
38
BBB (raw material cost) 180.000.000 -
BTK (direct labour cost) 95.750.000 85.140.000
BOP (factory overhead) 90.500.000 75.105.000
Data-data lain :
Pada bulan September 2019 terjual 70.000 unit dengan harga jual Rp 18.000 per
unit, dimana diketahui biaya administrasi dan umum Rp 15.000.000 dan biaya
pemasaran Rp 10.000.000
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan
September 2019!
2. Buatlah laporan rugi laba (income statement) untuk bulan September 2019!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
38
39
39
VISUAL BASIC:
FORM1
FORM2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
39
40
40
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
40
41
41
FORM3
CONTOH KASUS :
FORM 1
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
41
42
42
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
42
43
43
FORM2
FORM3
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
43
44
44
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
44
45
45
BAB IV
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
A. Definisi Harga Pokok ProsesLanjutan
Harga pokok proses lanjutan adalah penguraian lebih lanjut metode harga
pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam
proses awal periode. Harga pokok produksi dalam proses awal periode ini akan
mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk selesai yang
ditransfer ke departmen berikutnya atau ke gudang.
B. Karakteristik persediaan produk dalam proses awal:
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses
pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada
awal periodeberikutnya.
Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi
per satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan
akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan
oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periodesekarang.
Metode penentuan harga pokok produksi dalam penentuan harga
pokok proses yaitu :
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average
CostMethod).
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal
ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian
dibagi dengan unit ekuivalen produk untuk mendapatkan harga pokok rata-
rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan
untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah
kuantitasnya.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
45
46
46
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out
Method).
Metode masuk pertama keluar pertama menganggap biaya produksi
periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang
pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan
untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode
sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat
penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
46
47
47
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. OCEAN CAKE memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen A dan departemen B. Berikut ini merupakan data-
data produksi yang terjadi selama bulan Juli 2018 :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 30%
BTKL = 40 % ; BOP = 60%
15.000
-
-
35.000
Produk Masuk Proses 75.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 55.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 55.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 75.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100%; BK 80%
BTKL 50 %; BOP 80%
35.000
-
-
15.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-
Awal:
Harga Pokok dari Dep. A - Rp 53.500.000
Biaya Bahan Baku Rp 36.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 33.250.000 Rp 51.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp29.450.000 Rp 41.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp24.500.000 -
BTKL Rp22.550.000 Rp 27.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp23.000.000 Rp 36.285.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk
masing-masing Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-
rata!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
47
48
48
JAWABAN :
PT. OCEANCAKE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT.A
BULAN JULI2018
Laporan Produksi (Production Report)
Produk dalam proses awal :
Unit
BBB = 100% ; BK = 30% 15.000
Produk Masuk Proses 75.000 +
90.000
Unit yang ditransfer ke Dept. B 55.000
Produk dalam proses akhir
BBB 100%; BK 80% 35.000 +
Jumlah produk yang dihasilkan 90.000
Biaya yang dibebankan pada Dept. A :
Elemen
Biaya
HPP
BDP Awal
Biaya
Bulan JuliJumlah
Unit
EkuivalenHPP / Unit
BBB Rp 36.000.000 Rp 24.500.000 Rp 60.500.000 90.000**1) Rp 672,22
BTKL Rp 33.250.000 Rp 22.550.000 Rp 55.800.000 83.000**2) Rp 672,23
BOP Rp 29.450.000 Rp 23.000.000 Rp 52.450.000 83.000**2) Rp 631,93
Jumlah Rp 98.700.000 Rp 70.050.000 Rp 168.750.000 Rp1.976,38
** Ket :
1) 55.000 + ( 35.000 * 100% ) =90.000
2) 55.000 + ( 35.000 * 80% ) =83.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
48
49
49
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen B yaitu :
( 55.000 *Rp. 1.976,38) Rp 108.700.900
Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir :
BBB 35.000 * 100% * Rp 672,22 = Rp23.527.700
BTKL35.000 * 80% * Rp 672,23 = Rp 18.822.440
BOP 35.000 * 80% * Rp 631,92 = Rp 17.693.760+
Rp 60.043.900 +
Total Harga Pokok Produk diDepartemenA Rp 168.744.800
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
49
50
50
PT. OCEANCAKE
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT.B
BULAN JULI2018
Laporan Produksi (Production Report) :
Produk dalam proses awal
Unit
35.000
BTKL = 40%, BOP =60%
Produk yang diterima dari Dept.A 55.000 +
90.000
Produk yang ditransfer ke Gudang 75.000
Produk dalam proses akhir
BTKL = 50%, BOP = 80% 15.000 +
90.000
Biaya yang dibebankan pada Departemen A :
Elemen
Biaya
HPP
BDP Awal
Biaya
Bulan JuliJumlah
Unit
EkuivalenHPP / Unit
HP dari
Dept A
Rp 53.500.000 Rp 108.625.000 Rp 162.125.000 90.000**1) Rp 1.801,39
BTKL Rp 51.500.000 Rp 27.500.000 Rp 79.000.000 82.500**2) Rp 957,58
BOP Rp 41.500.000 Rp 36.285.000 Rp 77.785.000 87.000**3) Rp 894,08
Jumlah Rp 146.500.000 Rp 172.410.000 Rp 318.910.000 Rp 3.653,05
** Ket :
1) 75.000 + 15.000 = 90.000
2) 75.000 + ( 15.000 x 50% ) =82.500
3) 75.000 + ( 15.000 x 80% ) =87.000
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
50
51
51
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke ke Gudang yaitu :
(75.000 *Rp 3.653,05) Rp 273.978.750
Perhitungan harga pokok produk dalam proses akhir :
Dari Dept.A 15.000 X 100% X Rp 1.801,39 = Rp 27.020.850
BTKL 15.000 X 50% X Rp 957,58 = Rp 7.181.850
BOP 15.000 X 80% X Rp 894,08 = Rp 10.728.960 +
Rp 44.931.660 +
Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan di Dept.B Rp318.910.410
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
51
52
52
KASUS I
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. SALMA BAKERY memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen I dan departemen II . Berikut ini merupakan data-
data produksi yang terjadi selama bulan Desember 2018 :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 70%
BTKL = 40 % ; BOP = 60%
20.000
-
-
60.000
Produk Masuk Proses 140.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 100.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 100.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 140.000
Produk dalam proses akhir :
BB 100%; BK 80%
BTKL 50 %; BOP 80%
60.000
-
-
20.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-
Awal:
Harga Pokok dari Dep. A - Rp 106.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 71.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 65.500.00 Rp 100.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 70.500.000 Rp 83.000.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 89.000.000 -
BTKL Rp 112.100.000 Rp 200.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 121.900.000 Rp 190.000.000
Diminta:
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-
masing Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-rata!
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
52
53
53
KASUS II
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
THE BEATLES CORP. memeiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan
produknya, yaitu departemen X dan departemen Y. Berikut ini merupakan data-
data produksi yang terjadi selama Agustus 2018 :
Departemen X Departemen Y
Produk dalam proses awal :
BBB = 100% ; BK = 50%
BTKL = 40% ; BOP = 60%
30.000
-
-
50.000
Produk Masuk Proses 80.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. Y 60.000 -
Unit yang diterima dari Dept. X - 60.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 90.000
Produk dalam proses akhir :
BBB 100%; BK 70%
BTKL 40 %; BOP 80%
50.000
-
-
30.000
Harga Pokok Produk DalamProses-
Awal:
Harga Pokok dari Dep. X - Rp 120.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 40.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 50.000.000 Rp 105.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 60.500.000 Rp 88.000.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 88.000.000 -
BTKL Rp 120.000.000 Rp 165.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 130.000.000 Rp 180.000.000
Diminta :
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
53
54
54
Buatlah Laporan Harga Pokok produksi (production Cost Report) untuk masing-
masing departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata - rata !
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
54
55
55
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
55
56
56
CONTOH KASUS
FORM1
FORM2
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
56
Margin Kontribusi = Penjualan – Biaya Variabel
57
57
BAB V
VARIABEL COSTING
A. Definisi VariabelCosting
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya
overhead pabrikvariabel.
B. Manfaat Informasi Yang di Hasilkan Metode Variabel Costing:1. Laporan Laba/Rugi dengan margin kontibusi hampir mengikuti pemikiran
manajemen tentang prestasi laba sebagai fungsi penjualan.
2. Informasi untuk analisis Biaya-Volume-Laba (CPV) dapat diperoleh
langsung dari laporan laba/rugi.
3. Penentuan harga pokok variabel menyajikan dasar untuk menyiapkan
anggaran fleksibel (yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap).
C. Kelemahan Metode VariabelCosting1. Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan biaya tetap
sebenarnya sulit dan hasilnya berupa taksiran.
2. Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan
eksternal, maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
(SAK)
3. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable
costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu
dan menyajikan laba yang tidak normal pada periode lainnya.
4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan
dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih
rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk
tujuan-tujuan analisis keuangan.
PANDUAN PRAKTIKUM AB PRAK PTA 2019/2020
57
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
58
58
CONTOH KASUS
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2018 dari ARZAH
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2017 sebanyak 500.000 unit
2. 70% dari produksi tahun 2017 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang
pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 70.000.000
4. BTKL sebesar Rp. 60.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 50.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 20.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 10.000
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 40.000.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 20.000.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T)
sebesar Rp. 50.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode variable costing
dan full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
58
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
59
59
JAWABAN
CONTOH KASUS
a. Menghitung nilai persediaan akhir
Produk terjual = 70 % x 500.000 unit = 350.000 unit
Persediaan akhir tahun 2018 = 30 % x 500.000 unit = 150.000 unit
Nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing
BBB Rp. 70.000.000
BTKL Rp. 60.000.000
BOP (V) Rp. 50.000.000 +
HP. Produksi Rp. 180.000.000
HP. Produksi per unit = Rp. 180.000.000 / 500.000 unit
= Rp. 360
Nilai persediaan akhir tahun 2018 = 150.000 unit x Rp. 360
= Rp. 54.000.000
Nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode full costing
BBB Rp. 70.000.000
BTKL Rp. 60.000.000
BOP (V) Rp. 50.000.000
BOP (T) Rp. 20.000.000 +
HP. Produksi Rp. 200.000.000
HP. Produksi per unit = Rp. 200.000.000 / 500.000 unit
= Rp. 400
Nilai persediaan akhir tahun 2018 = 150.000 unit x Rp. 400
= Rp. 60.000.000
59
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
60
60
ARZAH COMPANY
LAPORAN L/R VARIABLECOSTING
PER 31 DESEMBER 2017
Penjualan 350.000 X Rp. 10.000 Rp. 3.500.000.000
Harga Pokok Penjualan
BBB Rp. 70.000.000
BTKL Rp. 60.000.000
BOP Variabel Rp. 5 0.000.000 +
HP. Produksi Rp. 180.000.000
Persediaan Akhir Rp. 54 . 0 00.000 –
HPP Variabel Rp. 126.000.000
Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 40.000.000
Biaya Pemasaran (V) Rp. 30 .000.000 +
Total Biaya Variabel Rp. 196 .000.000 –
Margin Kontribusi Rp. 3.304.000.000
Biaya Tetap:
BOP Tetap Rp. 20.000.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 20.000.000
Biaya Pemasaran (T) Rp. 5 0 .000.000 +
Total Biaya Tetap Rp. 90 .000.000 -
Laba Bersih Rp. 3.214.000.000
60
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
61
61
ARZAH COMPANY
LAPORAN L/R FULLCOSTING
PER 31 DESEMBER 2017
Penjualan 350.000 x Rp. 10.000 Rp. 3.500.000.000
Harga Pokok Penjualan
BBB Rp. 70.000.000
BTKL Rp. 60.000.000
BOP Variabel Rp.50.000.000
BOP Tetap Rp. 2 0.000.000 +
HP. Produksi Rp. 200.000.000
Persediaan Akhir Rp. 6 0.000.000 –
HPP Rp. 1 4 0.000.000 -
Laba Kotor Rp. 3.360.000.000
Biaya Komersial:
Biaya Adm. & Umum (V) Rp. 40.000.000
Biaya Pemasaran (V) Rp. 30.000.000
Biaya Adm. & Umum (T) Rp. 20.000.000
Biaya Pemasaran (T) Rp. 5 0 .000.000 +
Total Biaya Komersial Rp. 1 40 . 0 00.000 -
Laba Bersih Rp. 3.220.000.000
61
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
62
62
KASUS I
VARIABEL COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2018 dariZAHSY
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 600.000 unit
2. 75% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan
digudang pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 72.500.000
4. BTKL sebesar Rp. 62.500.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 45.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 30.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 15.000
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 45.000.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 30.000.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 35.000.000 dan Biaya pemasaran (T)
sebesar Rp. 55.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode variable
costing dan full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full
costing!
62
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
63
63
KASUS II
VARIABEL COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2018 dariEXORCISM
COMPANY
1. Produksi selama tahun 2018 sebanyak 600.000 unit
2. 80% dari produksi tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang
pada akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp. 72.000.000
4. BTKL sebesar Rp. 62.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp. 45.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp. 25.000.000
6. Harga jual per unit sebesar Rp. 12.500
7. Biaya adminstrasi dan umum (V) sebesar Rp. 42.500.000 dan Biaya
administrasi dan umum (T) sebesar Rp. 22.500.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp. 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar
Rp. 50.000.000
Diminta:
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
63
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
64
64
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
64
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
65
6565
66
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
66
FORM3
FORM4
66
67
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
67
CONTOH KASUS FORM 1
FORM 2
67
68
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
68
FORM3
FORM4
68
Biaya overhead pabrikyangdianggarkan=TarifBOPTaksiran dasar pembebanan
69
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
69
BAB VI
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Pada akhir tahun, biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif dibandingkan dengan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Oleh karena itu, kita perlu analisa
selisih antara BOP yang dibebankan dengan BOP sesungguhnya.
Perhitungan tarif BOP :
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah :
a. Satuanproduk
Metode ini yang paling sederhana diantara metode lain, dimana jumlah BOP
langsung dibebankan kepada produk.
b. Biaya bahanbaku
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang dipakai
sebagai produksi.
c. Biaya tenaga kerjalangsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja
langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.
d. Jam tenaga kerjalangsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja
langsung yang digunakan untuk memproduksi produk.
e. Jam mesin
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang
digunakan untuk memproduksi produk.
69
70
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
70
Penggolongan BOP Berdasarkan Perilakunya :
1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Biaya Overhead PabrikTetap
Adalah BOP yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu. Contoh : biaya depresiasi pabrik.
2) Biaya Overhead Pabrik Variabel
Adalah BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh : biaya bahan penolong.
3) Biaya Overhead PabrikSemivariabel
Adalah BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan (gabungan biaya tetap dan variabel). Contoh : biaya listrik
2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan
departemen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) BOP Langsung Departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam departemen
tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
Contoh : biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi
mesin, dan biaya bahan penolong.
2) BOP Tidak Langsung Departemen, yaitu BOP yang manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satudepartemen.
Contoh : biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi maka proses
penentuan tarif BOP adalah sebagai berikut :
1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masing departemen produksi
tersebut.
2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen
produksi yangbersangkutan.
3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP dibagi dengan dasar
pembebanan.
70
71
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
71
CONTOH KASUS
BIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. LABALA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk Maret 2018 dengan kapasitas normal 5.000 jam mesin disajikan
sebagai berikut :
JENISBIAYA(EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku(directmaterial) Rp 10.000.000
Biaya tenagakerjalangsung Rp 7.000.000
Biayabahan penolong V Rp 1.500.000
Biayadepresiasipabrik F Rp 900.000
Biaya bahan bakarpabrik(Fuel) V Rp 1.150.000
Biaya listrik pabrik(electriccost) V Rp 900.000
Biaya reparasi &pemeliharaanpabrik V Rp 500.000
Biaya reparasi &pemeliharaanpabrik F Rp 430.000
Biaya asuransipabrik(insurance) F Rp 850.000
Biaya promosidan iklan V Rp 725.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung V Rp 1.000.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung F Rp 2.000.000
Biaya kesejahteraankaryawanpabrik F Rp 750.000
71
72
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
72
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 50.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 10.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 2.250.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 1.700.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.000.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 950.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 500.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 470.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 955.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.025.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 975.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours)
25.0 jam.
Unit produksi (production units) 100.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang
sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Maret 2018 yang dianggarkan berdasarkan:
a. Jam mesin (machine hours)(Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)(%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours)(Rp)
e. Unit produksi (production units)(Rp)
72
Rp 4.930.000 5.000
Rp 5.775.000 5.000
Rp 4.930.000 Rp 10.000.000
Rp 5.775.000 Rp 10.000.000
Rp 4.930.000 Rp 7.000.000
Rp 5.775.000 Rp 7.000.000
73
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
73
JAWABAN:
1. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and
realizedFOH):
BOPdianggarkan BOP sesungguhnya
BOP Tetap(FixedFOH) Rp 4.930.000 Rp 4.850.000
BOP Variabel (Variable FOH) Rp 5.775.000+ Rp 6.375.000 +
Total BOP(TotalFOH) Rp 10.705.000 Rp 11.225.000
2. Tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan:
a. Tarif BOP Budgeted
TarifBOPTetap = = Rp 986/JM
TarifBOPVariabel = = Rp 1.155/JM+
Totaltarif BOP Rp 2.141/JM
b. Tarif BOP berdasarkan biaya bahan baku:
TarifBOPTetap = * 100 = 49,3%
TarifBOPVariabel = * 100 = 57,75 %+
Totaltarif BOP 107,05 %
c. Tarif BOP berdasarkan biaya tenaga kerja langsung :
TarifBOPTetap =
TarifBOPVariabel =
Total tarif BOP
* 100 = 70,43 %
* 100 = 82,5 %+
152,93 %
73
Rp 4.930.000 25.000
Rp 5.775.000 25.000
Rp 4.930.000 100.000
Rp 5.775.000 100.000
74
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
74
d. Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung:
TarifBOPTetap = = Rp 197,2 /JKL
TarifBOPVariabel = = Rp 231 / JKL+Totaltarif BOP Rp 428,2 / JKL
e. Tarif BOP berdasarkan unit produksi :
TarifBOPTetap = = Rp 49,3 /Unit
TarifBOPVariabel = =Rp 57,75 / Unit+
Totaltarif BOP Rp 107,05 / Unit
74
75
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
75
KASUS I
BIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. BLACK PINK menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun
anggaran perusahaan untuk Mei 2018 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin
disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 8.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 8.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.500.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 800.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.100.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 900.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 750.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 400.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 500.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 750.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 950.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 700.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 40.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 8.250.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.750.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.100.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 750.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.000.000
75
76
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
76
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 850.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik V Rp 700.000
Biaya reparasi & pemeliharaan pabrik F Rp 400.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp . 625.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 525.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 680.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 900.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 650.000
Data lain berkaitan dengan produksi:
Jam kerja langsung (direct labour hours) 35.000 jam
Unit produksi (production units) 85.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang
sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Mei 2018 yang dianggarkan berdasarkan:
a. Jam mesin (machine hours)(Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)(%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours)(Rp)
e. Unit produksi (production units)(Rp)
76
77
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
77
KASUS II
BIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. EXO menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran
perusahaan untuk Oktober 2018 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin
disajikan sebagai berikut :
JENISBIAYA(EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku(directmaterial) Rp 7.500.000
Biaya tenagakerjalangsung Rp 5.000.000
Biayabahan penolong V Rp 1.600.000
Biaya depresiasimesinjahit F Rp 800.000
Biaya listrik mesin jahit(electric cost) V Rp 950.000
Biaya reparasi & pemeliharaanmesinjahit V Rp 850.000
Biaya reparasi & pemeliharaanmesinjahit F Rp 350.000
Biaya asuransi mesinjahit(insurance) F Rp 500.000
Biaya promosidan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung V Rp 780.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung F Rp 950.000
Biaya kesejahteraankaryawanpabrik F Rp 600.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 35.000
jam mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENISBIAYA(EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku(directmaterial) Rp 5.500.000
Biaya tenagakerjalangsung Rp 4.750.000
Biayabahan penolong V Rp 1.100.000
Biaya depresiasimesinjahit F Rp 750.000
Biaya listrik mesin jahit(electric cost) V Rp 850.000
Biaya reparasi & pemeliharaanmesinjahit V Rp 400.000
77
78
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
78
Biaya reparasi & pemeliharaanmesinjahit F Rp 250.000
Biaya asuransi mesinjahit(insurance) F Rp . 725.000
Biaya promosidan iklan V Rp 525.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung V Rp 780.000
Biaya tenaga kerjatidaklangsung F Rp 900.000
Biaya kesejahteraankaryawanpabrik F Rp 650.000
Data lain berkaitan dengan produksi:
Jam kerja langsung (direct labour hours) 45.000 jam
Unit produksi (production units) 90.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang
sesungguhnya?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Oktober 2018 yang dianggarkanberdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours)(Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)(%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours)(Rp)
e. Unit produksi (production units)(Rp)
78
79
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
79
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
79
80
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
80
FORM3
FORM4
80
81
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
81
CONTOH KASUS FORM 1
FORM 2
81
82
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
82
FORM3
FORM4
82
83
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
83
BAB VII
DEPARTEMENTALISASI BOP
1. Definisi Departementalisasi BOP
Departementalisasi BOP adalah Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan. Departementalisasi BOP
bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok
produk.
2. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tariff biaya overhead departementalisasi adalah
sebagai
berikut :
1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi
empat tahap utama berikut ini:
a. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang
direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran BOP tak langsung departemen.
c. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya.
d. Penjumlahan BOP per departemen (baik BOP langsung maupun BOP tak
langsung) untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik
departemen produksi maupun departemen pembantu).
2. Mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi dengan
cara :
a. Metode alokasi langsung
Dalam metode alokasi langsung BOP departemen pembantu di alokasikan ke tiap-
tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung
digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang
memakai jasa departemen pembantu lain.
83
84
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
84
b. Metode alokasi bertahap
Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen
pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Tetapi digunakan
pula oleh departemen pembantu lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a) Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah:
Metode alokasi kontinu (continous allocation method)
Yaitu BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa
di alokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum di
alokasikan menjadi tidak berarti.
Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan
dalam persamaan aljabar.
b) Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal
balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok
ini adalah ”metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing).
3. Perhitungan Tarif Pembebanan BOP Per Departemen
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung
departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik
departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen
pembantu ke deparatemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen
produksi kepada produk adalah pembebanan BOP.
84
85
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
85
CONTOH KASUS
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2017 PT. VIOLETA
menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing
departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari
departemen pembantu U, T, dan S adalah sebagai berikut : PT. VIOLETA
menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk
Agustus 2017 dengan kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai
berikut :
Departemen Produksi (Production Department) Z Rp 50.000.000
Departemen Produksi (Production Department) Y Rp 30.000.000
Departemen Produksi (Production Department) X Rp 40.000.000
Departemen Produksi (Production Department) W Rp 65.000.000
Departemen Produksi (Production Department) V Rp 25.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) U Rp 70.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) T Rp 75.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) S Rp 45.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen PembantuDepartemen Produksi
Z Y X W V
Departemen Pembantu U 20% 15% 25% 30% 10%
Departemen Pembantu T 25% 30% 15% 10% 20%
Departemen Pembantu S 15% 20% 10% 25% 30%
85
86
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
86
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
Z 300.000 / unit
Y 150.000 / unit
X 500.000 / unit
W 350.000 / unit
V 700.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke
departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation
method) !
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
86
87
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
87
JAWABAN
CONTOH KASUS
PT. VIOLETA
DEPARTEMEN PRODUKSI DEPARTEMEN PEMBANTU
Z Rp 50.000.000 U Rp 70.000.000
Y Rp 30.000.000 T Rp 75.000.000
X Rp 40.000.000 S Rp 45.000.000
W Rp 65.000.000
V Rp 25.000.000
Jasa dari Departemen PembantuDepartemen Produksi
Z Y X W V
Departemen Pembantu U 20% 15% 25% 30% 10%
Departemen Pembantu T 25% 30% 15% 10% 20%
Departemen Pembantu S 15% 20% 10% 25% 30%
Departemen Produksi Kapasitas normal
Z 300.000 / unit
Y 150.000 / unit
X 500.000 / unit
W 350.000 / unit
V 700.000 / unit
87
88
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
88
1. TABEL ALOKASI BUDGET BOP
(BUDGET FOH ALLOCATION TABLE)
Dalam ribuan
Keterangan JMLDEP PRODUKSI DEP PEMBANTU
Z Y X W V U T S
Budget BOP
sblm alokasi210.000 50.000 30.000 40.000 65.000 25.000 70.000 75.000 45.000
Alokasi Dep X 70.000 14.000 10.500 17.500 21.000 7.000 70.000 - -
Alokasi Dep Y 75.000 18.750 22.500 11.250 7.500 15.000 - 75.000 -
Alokasi Dep Z 45.000 6.750 9.000 4.500 11.250 13.500 - - 45.000
Alokasi dr Dep
Pembantu190.000 39.500 42.000 33.250 39.750 35.500 70.000 75.000 45.000
Budget BOP 400.000 89.500 72.000 73.250 104.750 60.500 0 0 0
( 000 )
2. PERHITUNGAN TARIF BOP
DEP PRODUKSI Budget BOP setelah
AlokasiKapasitas Normal Tarif
Z Rp 89.500.000 300.000 / unit Rp 298.33 /unit
Y Rp 72.000.000 150.000 / unit Rp 480 /unit
X Rp 73.250.000 500.000 / unit Rp 151 /unit
W Rp 104.750.000 350.000 / unit Rp 299.28 /unit
V Rp 60.500.000 700.000 / unit Rp 86.43 /unit
( 000 )
88
89
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
89
KASUS I
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2016 PT. MIRACLE
menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing
departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari
departemen pembantu H, I, dan J adalah sebagai berikut : PT. MIRACLE
menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk
Maret 2016 dengan kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai
berikut:
Departemen Produksi (Production Department) K Rp 20.000.000
Departemen Produksi (Production Department) L Rp 30.000.000
Departemen Produksi (Production Department) M Rp 50.000.000
Departemen Produksi (Production Department) N Rp 45.000.000
Departemen Produksi (Production Department) O Rp 55.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) H Rp 25.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) I Rp 35.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) J Rp 40.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen PembantuDepartemen Produksi
K L M N O
Departemen Pembantu H 20% 15% 25% 30% 10%
Departemen Pembantu I 25% 30% 15% 10% 20%
Departemen Pembantu J 15% 20% 10% 25% 30%
89
90
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
90
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
K 200.000 / unit
L 150.000 / unit
M 300.000 / unit
N 250.000 / unit
O 100.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method) !
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
90
91
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
91
KASUS II
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2014 PT. MENTARI menggunakan
metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen
produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen
pembantu X, Y, dan Z adalah sebagai berikut : PT. MENTARI menggunakan tarif
BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Agustus 2014
dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen Produksi (Production Department) A Rp 20.000.000
Departemen Produksi (Production Department) B Rp 25.000.000
Departemen Produksi (Production Department) C Rp 30.000.000
Departemen Produksi (Production Department) D Rp 32.000.000
Departemen Produksi (Production Department) E Rp 22.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) X Rp 28.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) Y Rp 20.000.000
Departemen Pembantu (Service Department) Z Rp18.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiap
departemen produksi yang dirinci sebagai berikut :
Jasa dari Departemen PembantuDepartemen Produksi
A B C D E
Departemen Pembantu X 30% 10% 10% 25% 25%
Departemen Pembantu Y 25% 30% 10% 20% 15%
Departemen Pembantu Z 25% 25% 10% 10% 30%
91
92
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
92
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departemen
Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi Kapasitas normal
A 100.000 / unit
B 150.000 / unit
C 250.000 / unit
D 50.000 / unit
E 200.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen
produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method) !
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
92
93
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
93
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
93
94
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
94
FORM 3
CONTOH KASUS
FORM 1
94
95
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
9595
96
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
96
FORM2
FORM3
96
97
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
97
BAB VIII
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint
overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam
perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang
kegiatan produksinya dilakukan secara massa.
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam
produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih
produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat
yang bersamaan. Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu
perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke
berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan
cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama
tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan
dan meliputi biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
overheadpabrik
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi
berbagai macam produk yang dapat berupa produk bersama (join product),
produk sampingan (by-product), dan produk sekutu(co-product).
a. Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara
serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai
jual (kualitas kali harga per satuan). Masing – masing produk bersama ini
relatif sama, sehingga tidak ada diantara produk – produk yang dihasilkan
tersebut dianggap sebagai produk utama ataupun produksampingan.
97
98
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
98
b. Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif
lebih rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai
jualnya lebihtinggi.
c. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu
yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau
tidak berasal dari bahan baku yang sama.
Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan, dan Produk Sekutu
a. Produk Bersama dan Produk Sekutu memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan
produksi.
Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila
dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat
yangsama.
Dalam mengelolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama,
jika ingin memproduksi hanya salah satu diantara produk bersama
tersebut.
b. Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya
produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama (mainproduct)
Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk
utama, tanpa memerlukan pengolahan lebihlanjut.
Produk sampingan yang memerlukan prsoses pengolahan lebih lanjut
setelah terpisah dari produkutama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan
lebih lanjut setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses
penggilingan gabah. Produk sampingan berupa menir, katul, dedak, dapat
langsung dijual setelah terpisah dari beras.
98
99
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
99
CONTOH KASUS
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
CENTURY FOX CORP. selama satu periode mengeluarkan biaya bersama
berjumlah Rp. 500.000 dalam memproduksi 4 macam produknya. Data yang
terkait adalah sebagai berikut :
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yangdihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya Pengolahan
LebihLanjut/Unit
Harga Jual / Unit Setelah
Diproses Lebih Lanjut
K 350 500 200 900
L 200 1.300 130 1.650
M 100 1.500 250 2.100
N 150 1.250 100 1,600
Data-data Tambahan :
Satuan yang TerjualProduk K Produk L Produk M Produk N
250 150 50 50
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama (joint cost) dan harga pokok produk per unit
denganmetode:
a. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar
diketahui pada saat titik pisah (market value at split ofpoint)
b. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar
diketahui setelah titik pisah (market value after split ofpoint)
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif (relative market value); nilai pasar
diketahui pada saat titik pisah (market value at split ofpoint)
99
100
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
100
JAWABAN :
NamaPerusahaan : CENTURY FOX CORP.
BiayaBersama : Rp. 500.000,-
Produk
Bersama
Jumlah
Produk yang
dihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
Harga Jual /
Unit Setelah
Diproses
Lebih Lanjut
Produk
Terjual
K 350 500 200 900 250
L 200 1.300 130 1.650 150
M 100 1.500 250 2.100 50
N 150 1.250 100 1,600 50
1. METODE NILAI PASARRELATIF
a. BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN PADA SAAT TITIKPISAH
Produk
Bersama
Jumlah
Produk
yang
dihasilkan
(1)
Harga
Jual/Unit
(2)
Nilai Jual
(3) =
(1) x (2)
Nilai Jual
Relatif
(4)
okasi Biaya
Bersama
(5) =
(4) x Rp
500.000
Harga Pokok
Produk
Bersama/Unit
(6) =
(5) : (1)
K 350 Rp 500 Rp. 175.000 22,5% Rp 113.250 Rp 323,57
L 200 Rp 1.300 Rp 260.000 3,66% Rp 168.300 Rp 841,5
M 100 Rp 1.500 Rp 150.000 9,42% Rp 97.100 Rp 971
N 150 Rp 1.250 Rp 187.500 4,27% Rp 121.350 Rp 809
Rp 772.500 100% Rp 500.000
100
101
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
101
b. BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN SETELAH TITIKPISAH
Produk
Bersama
Harga
Jual/Unit
Setelah
Diproses
Lebih
Lanjut
(1)
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
(2)
Nilai Jual
Hipotesis
(3) =
(1) – (2)
Jumlah
Produk
yang
Dihasilkan
(4)
Total Nilai
Jual
Hipotesis
(5) =
(3) x (4)
Total
Nilai
Jual
Relatif
(6)
Alokasi
Biaya
Bersama
(7) =
(6) x Rp
500.000
HPP
Bersama
/ Unit
(8) =
(7) :(4)
K Rp 900 Rp 200 Rp 700 350 Rp 245.000 25,55% Rp 127.750 Rp 365
L Rp 1.650 Rp 130 Rp 1.520 200 Rp 304.000 31,70% Rp 158.500 Rp 792,5
M Rp 2.100 Rp 250 Rp 1.850 100 Rp 185.000 19,29% Rp 96.450 Rp 964,5
N Rp 1.600 Rp 100 Rp 1.500 150 Rp 225.000 23,46% Rp 117.300 Rp 782
Rp 959.000 100% Rp 500.000
2 LABA KOTORPERUSAHAAN
Keterangan K L M N
Penjualan Rp 125.000 Rp 195.000 Rp 75.000 Rp 62.500
HPP (Rp 80.925,5) (Rp 126.225) Rp 48.550 Rp 40.450
LabaKotor Rp 44.107,5 Rp 68.775 Rp26.450 Rp 22.050
Ket :
Penjualan : Harga Jual/Kg * ProdukTerjual
HPP : Harga Pokok Produk Bersama * ProdukTerjual
101
102
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
102
KASUS I
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh WARNER BROS CORP. selama satu
periode akuntansi berjumlah Rp.1.500.000,- dalam memproduksi empat jenis
produknya. Data yang terkait adalah :
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang Dihasilkan
Harga Jual
/ Unit
Biaya Pengolahan
Lebih Lanjut / Unit
Harga Jual / Unit Setelah
Diproses Lebih Lanjut
E 450 1.500 300 1.900
F 300 2.300 230 2.650
G 200 2.500 350 3.100
H 250 2.250 200 2.600
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk E Produk F Produk G Produk H
350 250 150 150
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit
dengan Metode Nilai Pasar Relatif :
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titikpisah
b. Biaya-biaya dikeluarkan setelah titikpisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif :Biaya-biayadikeluarkan pada saat titik pisah!
102
103
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
103
KASUS II
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh DISNEY STUDIOS CORP. selama satu
periode akuntansi berjumlah Rp 200.000.000,- dalam memproduksi empat jenis
produknya. Data yang terkait adalah :
Produk
Bersama
Jumlah
Produk yang
dihasilkan
Harga
Jual/Unit
Biaya
Pengolahan
Lebih
Lanjut/Unit
Harga Jual
/Unit Setelah
Diproses
Lebih Lanjut
D 10.000 5.000 400 7.000
S 30.000 15.000 400 17.000
N 15.000 8.000 900 10.000
Y 6.000 10.000 1.000 12.000
Data-data tambahan:
Satuan yang Terjual
Produk D Produk S Produk N Produk Y
5.000 10.000 12.000 4.000
Diminta:
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan
metode Nilai PasarRelatif:
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titikpisah
b. Biaya-biaya dikeluarkan setelah titik pisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan
menggunakan nilai pasar relatif : Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik
pisah!
103
104
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
104
VISUAL BASIC
FORM1
FORM2
104
105
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
105
FORM 3
CONTOH KASUS FORM 1
105
106
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
106
FORM2
FORM3
106
107
TIMPENGEMBANGANAB PTA2019/2020
107107