ariessiswantosite.files.wordpress.com€¦ · Web viewKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN...
Transcript of ariessiswantosite.files.wordpress.com€¦ · Web viewKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN...
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
TUGAS STATISTIK(Hubungan inflasi, tingkat suku bunga dan
pajak terhadap investasi di Indonesia)UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURATAHUN PELAJARAN 2015-
2016
Di susun oleh :
MUHAMMAD ARIS SISWANTO (140231100103)
MUCHAMMAD AROFA (140231100111)
MAKHSUN (140231100113)
MUHAMMAD FAKHRUDDIN HIDAYAT (140231100097)
RAHMAT HIDAYAT (140231100106)
1
KAMPUS UNIJOYO JL. RAYA TELANG PO. BOX 2 KAMALTELP: (031) 3011147, FAX: (031)301150
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tujuan dari
kegiatan investasi baik yang dilakukan oleh investor asing maupun
yang dilakukan oleh investor dalam negeri. Akan tetapi apabila iklim
investasi yang tidak ramah seperti terjadinya pemboman yang
dilakukan oleh teroris di hampir seluruh Indonesia, kondisi politik yang
tidak stabil, dan maraknya isu-isu yang menyesatkan dan kerusuhan di
mana-mana maka investasi baru sulit untuk diwujudkan. Walaupun ada
kegiatan investasi akan tetapi investasi tersebut hanya untuk
memperluas ataupun membiayai investasi yang sudah ada
sebelumnya.
Sementara tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Indonesia
memerlukan investasi baru untuk mengurangi tingkat pengangguran
yang setelah krisis ekonomi melanda negeri ini semakin menggila.
Semakin tinggi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan pun semakin
tinggi. Hal ini mengakibatkan pendapatan masyarakat pun semakin
rendah. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menciptakan investasi baru agar masalah pengangguran dapat diatasi
sehingga pendapatan masyarakat dapat mengalami peningkatan.
Selain faktor-faktor eksternal di atas ada juga faktor lain yang
mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam dari
kegiatan investasi yaitu tingkat suku bunga, inflasi dan pajak. Oleh
karena itu, kami disini akan mengunggkap bagaimana hubungan dan
seberapa besar pengaruhnya ketika ada Inflasi, permainan tingkat suku
bunga dan pajak terhadap investasi di Indonesia.
2
1.2 Tujuan dan ManfaatAdapun dari latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas
dapat disimpulkan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui hubungan inflasi, tingkat suku bunga dan pajak terhadap
investasi.
Diharapkan dari makalah ini pembaca mengetahui bahwa suatu inflasi,
tingkat suku bunga dan pajak akn mempengaruhi suatu investasi dan
proyek-proyek tertentu di dalam suatu negara tersebut, sehingga
pemerintah pun bisa mengoreksi keadaan perekonomian negaranya
untuk menjadikannya menjadi yang lebih baik lagi kedepannya.
3
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Pengaruh tingkat suku bunga, inflasi dan pajak terhadap investasi di Indonesia
Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil
biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga, inflasi
dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Paul A. Samuelson
dan William D. Nordhaus, 1993, 183). Suku bunga yang rendah akan
merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan
harga saham meningkat.
Dalam aktivitas ekonomi rumah tangga, perusahaan dan
pemerintahan akan selalu membeli barang-barang baru atau barang
investasi untuk meningkatkan persediaan modalnya atau mengganti
barang yang ada yang telah habis masa pakainya.
Dalam teori ekonomi investasi sangat tergantung pada tingkat
bunga, sebagai ukuran biaya dari dana yang sudah digunakan untuk
membiayai investasi tersebut. Itulah sebabnya apabila tingkat suku
bunga tinggi, maka investasi atau proyek-proyek relatif lebih sedikit
jumlahnya dibandingkan dengan saat tingkat suku bunga rendah.
Berdasarkan teori yang telah ada hubungan antara tingkat suku
bunga dengan kegiatan investasi adalah berhubungan negatif,
maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka
investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat
suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami
penurunan.
4
Akan hal tersebut disini pemerintah tidak mau berhenti dalam
mencoba menaikkan pendapatan negara, dengan menaikkan tingkat
pajak akan adanya proyek-proyek atau investasi yang lain tersebut.
Disisi lain pemerintah juga tidak mau terjadi adanya inflasi disuatu
negara tertentu karena adanya permainan dalam menaik atau
menurunkan pajak tadi yang akan menyebabkan pengaruh yang sangat
signifikan terhadap jumlah uang yang beredar dimasyarakat yang
dikhawatirkan akan menyebabkan inflasi.
Investasi selalu mencakup faktor risiko. Pada umumnya boleh
dikatakan bahwa semakin tinggi risiko, semakin tinggi juga potensi
laba. Selama beberapa tahun terakhir Indonesia telah menunjukkan
bahwa investasi tertentu sangat menguntungkan (misalnya di pasar
saham, bidang properti dan komoditas), namun berinvestasi di
Indonesia juga menyiratkan lebih banyak risiko dibandingkan
berinvestasi di negara-negara yang maju karena Indonesia mempunyai
dinamika dan karakteristik tertentu yang dapat menggagalkan investasi
dan mengganggu iklim investasi seperti banyaknya korupsi,
infrastruktur, pemerintahan, bencana alam, kekerasan etnis dan agama
dan lain-lain yang mana akan membuat canggung para investor untuk
berinvestasi di Indonesia.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DataSubjek Penelitihan
Subyek penelitian, yaitu semua individu yang dikenai
generalisasi dari sampel-sampel yang diambil dalam suatu
penelitian. Dari batasan di atas maka populasi penelitian adalah
investasi.
Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang akan diteliti ialah variabel-variabel yang
bersifat independent yang mempengaruhi investasi, yaitu :
1. Pajak
2. Inflasi
3. Tingkat suku bunga
Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi adalah yang diminati dalam penelitian, atau
kelompok yang akan dikenakan atau diterapi hasil dari
penelitiannya. Sedang sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili populasinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder diperoleh data worldbank yang meliputi
data investasi, pajak , inflasi, serta tingkat suku bunga, mulai
tahun 1991 sampai tahun 2009.
Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier
berganda, melalui metode ini peneliti berusaha menemukan
6
bentuk atau pola hubungan antara variabel dependent dengan
lebih dari satu variabel independent. Persamaan garis regresi
dalam penelitian adalah :
Keterangan : Y = α+β1+β2+β3+µ
Harga statistik sebagai penaksir parameter = constanta +
pajak + inflasi + tingkat suku bunga + resid
Dalam melaksanakan analisis regresi linier berganda perlu
dilakukan terlebih dahulu pengujian 5 asumsi klasik yang
dianggap penting, yaitu zero mean of error disturbance, tidak
terdapat multikoliniaritas antar variabel bebas, tidak terjadi
heterokedastisitas, dan tidak terjadi autokorelasi. Dan tidak adanya
hubungan antara u dan variabel bebas.
Uji Statistik t
Langkah – langkah uji t adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Hipotesis
H0 : β1 = 0 : suatu varibel independen tidak berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0 : suatu varibel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
2. Menghitung nilai t hitung
t= 𝛽1se
(𝛽1)
3. Mencari nilai kritis dari ttabel dengan mengetahui nilai df (degree of
freedom) yaitu (n-k).
4. Menentukan taraf nyata (signifikansi level), yaitu α = 0,05
5. Keputusan menolak atau menerima H0 adalah sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Uji Zero Mean of Error Disturbance
7
Uji Zero Mean of Error Disturbance mempunyai tujuan untuk
mengetahui bahwa nilai rata-rata µ= 0
Uji Multikolinearitas
Mutikolinearitas adalah keadaan suatu variabel-variabel independent
dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang erat satu
dengan sama lain.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas biasa ditemukan pada data Cross-sectional
yaitu pengamatan yang dilakukan pada individu yang berbeda pada saat
yang sama. Uji heterokedastisitas yang dipergunakan adalah
menggunakan teknik uji white 1.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah menguji hubungan yang terjadi di antar
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu. Untuk mendeteksi autokorelasi terjadi adalah dengan
serial correlation LM test.
Uji Tidak Ada Hubungan Antara µ dan Variabel Bebas
Untuk menguji bahwa tidak ada hubungan antara u dengan variabel
bebas.
8
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Hasil Regresi
Dari tabel di atas , maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -4.164192 + 0.040994x1 + 0.503629 + -0.155563. Berdasarkan
persamaan regresi di atas, nilai konstanta = -4.164192 dan variabel
independent: Inflasi (X1) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan,
sebesar 0.040994. Dalam artian setiap inflasi naik sebesar 1 persen maka
tingkat investasi akan naik sebesar 0.040994 satuan. Hal ini sudah sesuai
dengan teori dimana ketika inflasi naik maka investasi juga akan naik.
Variabel pajak (X2) memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan,
sebesar 0.503629 . Dengan demikian setiap pajak naik sebesar 1 persen maka
9
Dependent Variable: INVESTASIMethod: Least SquaresDate: 12/16/15 Time: 11:35Sample: 1991 2009Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI 0.040994 0.060443 0.678222 0.5080PAJAK 0.503629 0.355004 1.418660 0.1764
SUKU_BUNGA -0.155563 0.114307 -1.360922 0.1936C -4.164192 4.015158 -1.037118 0.3161
R-squared 0.163172 Mean dependent var 0.783881Adjusted R-squared -0.004194 S.D. dependent var 1.520447S.E. of regression 1.523632 Akaike info criterion 3.864735Sum squared resid 34.82183 Schwarz criterion 4.063564Log likelihood -32.71498 Hannan-Quinn criter. 3.898385F-statistic 0.974942 Durbin-Watson stat 0.937113Prob(F-statistic) 0.430560
0
1
2
3
4
5
-5 0 5 10
Series: UTSample 1991 2009Observations 18
Mean 1.21e-14Median -2.285095Maximum 10.44033Minimum -6.453411Std. Dev. 5.584748Skewness 0.558339Kurtosis 1.875636
Jarque-Bera 1.883373Probability 0.389970
investasi akan naik sebesar 0.503629 satuan. Sedangkan hal ini tidak sesuai
dengan teori dimana seharusnya jika pajak naik maka investasi seharusnya
mengalami penurunan. Serta variabel tingkat suku bunga (X3) mempunyai
pengaruh negatif dan tidak signifikan sebesar -0.155563. Jadi, jika tingkat
suku bunga naik sebesar 1 satuan maka investasi akan turun sebesar -
0.155563 satuan. Hal ini juga sesuai dengan teori yakni ketika tingkat suku
bunga turun maka investasi akan naik. Constanta = -4.164192, Dengan kata
lain, jika tidak terjadi perubahan pada inflasi, pajak dan tingkat suku bunga
maka nilai investasi akan menurun sebesar 4.164192 satu satuan.
Uji t
Hipotesis untuk menguji pengaruh variabel independent (X1), (X2),
dan (X3) secara parsial terhadap variabel dependent yaitu (Y) dapat
dirumuskan:
1. H0: b1 = 0, maka pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent tidak ada, berarti koefisien variabel independent tidak signifikan.
2. H1: b1 ≠ 0, maka ada pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent, sehingga koefisien variabel independent signifikan.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel inflasi mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap investasi dengan nilai probabilita
sebesar 0.5080. Sedangkan variabel pajak mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap investasi dengan nilai probabilita sebesar 0.1764. Untuk
variabel tingkat suku bunga juga berpengaruh tidak signifikan terhadap
investasi dengan tingkat probabilita sebesar 0.1936.
4.2 Uji Zero Mean of Error Disturbance
10
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata µ = 0 atau
jika mendekati 0 maka bisa di asumsikan sebagai 0.
4.3 Nilai X tetap pada sampel yang diulang
Nilai variable X diasumsikan stokastik atau dianggap tetap dalam
sampel yang berulang
4.4 Uji Heterokedasitas
Uji heterokedasitas dapat dilakukan dengan meregresikan variabel
tergantung dengan variabel bebas kemudian melakukan uji white. Uji white
11
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.679571 Prob. F(9,9) 0.7129Obs*R-squared 7.687585 Prob. Chi-Square(9) 0.5659Scaled explained SS 7.796706 Prob. Chi-Square(9) 0.5548
Test Equation:Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 12/16/15 Time: 12:17Sample: 1991 2009Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -202.1760 119.1301 -1.697102 0.1239INFLASI 2.910815 6.800240 0.428046 0.6787
INFLASI^2 -0.052458 0.072923 -0.719364 0.4902INFLASI*PAJAK -0.341678 0.607907 -0.562057 0.5878
INFLASI*SUKU_BUNGA 0.150273 0.207037 0.725826 0.4864PAJAK 29.22917 17.84074 1.638339 0.1358
PAJAK^2 -0.976457 0.687789 -1.419703 0.1894PAJAK*SUKU_BUNGA 0.031105 0.523044 0.059469 0.9539
SUKU_BUNGA -0.712504 5.759145 -0.123717 0.9043SUKU_BUNGA^2 -0.027522 0.120561 -0.228285 0.8245
R-squared 0.404610 Mean dependent var 1.832728Adjusted R-squared -0.190780 S.D. dependent var 3.396851S.E. of regression 3.706742 Akaike info criterion 5.763601Sum squared resid 123.6594 Schwarz criterion 6.260674Log likelihood -44.75421 Hannan-Quinn criter. 5.847725F-statistic 0.679571 Durbin-Watson stat 1.378291Prob(F-statistic) 0.712912
bisa dilakukan dengan 3 cara yang pertama Uji white dilakukan
dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen
dengan variabel independen ditambah dengan kuadrat variabel
independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua
variabel independen. Cara kedua adalah dengan menambahkan
variabel resid sedangkan cara yang ketiga adalah dengan
meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan
variabel hat dan variabel hat kuadrat.
4.5 Uji Autokorelasi
5 Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.336292 Prob. F(2,12) 0.7209Obs*R-squared 0.955331 Prob. Chi-Square(2) 0.6202
Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 12/16/15 Time: 12:22Sample: 1992 2009Included observations: 18Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PAJAK 0.015553 1.272613 0.012221 0.9905SUKU_BUNGA -0.086779 0.309146 -0.280706 0.7837DINVESTASI -0.422919 1.661922 -0.254476 0.8034
C 1.047453 15.66984 0.066845 0.9478RESID(-1) 0.066390 0.303969 0.218410 0.8308RESID(-2) -0.277523 0.351569 -0.789384 0.4452
R-squared 0.053074 Mean dependent var 1.21E-14Adjusted R-squared -0.341479 S.D. dependent var 5.584748S.E. of regression 6.468378 Akaike info criterion 6.832930Sum squared resid 502.0790 Schwarz criterion 7.129720Log likelihood -55.49637 Hannan-Quinn criter. 6.873853F-statistic 0.134517 Durbin-Watson stat 2.009279Prob(F-statistic) 0.981149
Uji autokorelasi dilakukan dengan meregresikan variabel tergantung
dan variabel bebas kemudian uji dengan serial correlation LM test. Untuk
melihat data lolos uji asumsi multikolinieritas dengan melihat nilai RESID
(-1) dan RESID(-2), apabila nilai RESID tersebut lebih kecil dari 0,1, maka
12
data tidak lolos uji multikolinieritas, akan tetapi data diatas, setelah di uji
asumsi multikolinieritas dengan menggunakan serial correlation LM test
nilai RESID (-1) dan RESID(-2) lebih besar dari 0,1, sehingga data yang
kami uji lolos uji multikolinieritas. Dengan besar RESID (-1) dan RESID(-
2) 0,8 dan 0,4.
4.6 Uji Tidak Ada Hubungan antara µ dengan Variabel Bebas
Dependent Variable: UTMethod: Least SquaresDate: 12/16/15 Time: 12:36Sample (adjusted): 1992 2009Included observations: 18 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI -9.09E-17 0.047567 -1.91E-15 1.0000PAJAK -7.02E-16 0.261063 -2.69E-15 1.0000
SUKU_BUNGA 2.33E-16 0.089489 2.61E-15 1.0000C 7.06E-15 2.951972 2.39E-15 1.0000
R-squared 0.000000 Mean dependent var -4.93E-17Adjusted R-squared -0.214286 S.D. dependent var 1.016143S.E. of regression 1.119735 Akaike info criterion 3.257191Sum squared resid 17.55328 Schwarz criterion 3.455051Log likelihood -25.31472 Hannan-Quinn criter. 3.284473Durbin-Watson stat 2.119715
Uji tidak ada hubungan antara µ dengan variabel bebas dapat dilakukan dengan meregresikan µ dengan variabel bebas dan jika nilai probabilitas bernilai 1 pada semua variabel maka dapat dipastikan bahwa tidak ada hubungan antara µ dengan variabel bebas.
4.7 Jumlah observasi lebih banyak dari parameter
Jumlah data harus lebih banyak dari variabel bebas.
4.8 Nilai X beragam
Setiap jawaban variabel bebas dari responden berbeda-beda,
tidak boleh memiliki nilai yang sama karena data akan eror.
4.9 The regression model is correctly specifield
13
Model regresi yang dibangun haruslah benar dalam arti sesuai
dengan teori yang telah dikembangkan.
4.10 Uji Multikolinearitas
U j i m u l t i k o l i n e a r i t a s d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n m e l a k u k a n r e g r e s i
antara variabel tergantung dengan variabel bebas kemudian melihat pada
probability t statistik. Jika probability t statistik bernilai signifikan hal itu
merupakan indikasi terkena multikolinearitas.
BAB V
KESIMPULAN
14
Dependent Variable: DINVESTASIMethod: Least SquaresDate: 12/16/15 Time: 12:42Sample (adjusted): 1992 2009Included observations: 18 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI -0.037809 0.047567 -0.794866 0.4400PAJAK -0.192557 0.261063 -0.737589 0.4729
SUKU_BUNGA -0.003809 0.089489 -0.042563 0.9667C 3.099681 2.951972 1.050037 0.3115
R-squared 0.281372 Mean dependent var -0.014021Adjusted R-squared 0.127380 S.D. dependent var 1.198678S.E. of regression 1.119735 Akaike info criterion 3.257191Sum squared resid 17.55328 Schwarz criterion 3.455051
DINVESTASI INFLASI PAJAK SUKU_BUNGA
DINVESTASI 1
-0.46784164564
57177
-0.35844074512
1435
-0.49210707420
19701
INFLASI
-0.46784164564
57177 10.24902638364
570840.83048950032
28569
PAJAK
-0.35844074512
14350.24902638364
57084 10.59384482800
72209
SUKU_BUNGA
-0.49210707420
197010.83048950032
285690.59384482800
72209 1
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap investasi, yang berarti bahwa jika inflasi mengalami kenaikan maka investasi akan mengalami kenaikan pula. Oleh karena itu perlu ada penetapan tingkat inflasi yang berimbang bagi pelaku ekonomi domestik sehingga akibat dari inflasi yang rendah atau terlalu tinggi yang berdampak pada investasi tidak menjadi resiko bagi investor domestic ataupun dalam negeri.
2. Pajak berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Investasi yang berarti bahwa jika tingkat pajak mengalami kenaikan maka Investasi juga akan meningkat. Namun hal ini bertolak belakang dengan teori yang ada, dimana menurut teori jika pajak naik maka Investasi akan mengalami penurunan.
3. Suku bunga berpengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap Investasi, yang berarti bahwa jika Suku Bunga mengalami kenaikan maka Investasi akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Tingkat Suku Bunga menjadi salah satu acuan investor untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti kegiatan penanaman modal di Indonesia. Oleh karena itu, jika ingin investasi di Indonesia tinggi, maka pemerintah harus menetapkan tingkat acuan suku bunga yang rendah, hal ini juga berlaku sebaliknya.
REFERENSI
Indonesia, Investment, Bisnis di Indonesia - Analisis Risiko | Indonesia Investments http://google.com, diakses tanggal 14 Desember 2015
Samuelson Paul A. dan D. Nordhaus William, 2006. Makroekonomi.
Jakarta. Erlangga
15
Ipah, Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Investasi. http://google.com, diakses tanggal 15 Desember 2015
wordbank. http://google.com, diakses tanggal 15 Desember 2015
16