ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang...

13
BIODATA SINGKAT Nama : Yuli Eri Susanti Alamat : Perumahan Villa Makmur 1 Blok A5/7 RT 06 RW 19 Kel. Mangunjaya Kec. Tambun-Bekasi, Jawa Barat. Sekolah : Pelajar di SMAIT Al Fidaa Tambun-Bekasi, Jurusan IPA No Hp : 089630089143 Pin BB : 7D31D189 Nama FB : Yuli Eri Susanti Hanstag : #INSTOFast

Transcript of ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang...

Page 1: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

BIODATA SINGKAT

Nama : Yuli Eri Susanti

Alamat : Perumahan Villa Makmur 1 Blok A5/7 RT 06 RW 19 Kel. Mangunjaya

Kec. Tambun-Bekasi, Jawa Barat.

Sekolah : Pelajar di SMAIT Al Fidaa Tambun-Bekasi, Jurusan IPA

No Hp : 089630089143

Pin BB : 7D31D189

Nama FB : Yuli Eri Susanti

Hanstag : #INSTOFast

Page 2: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

SINGLE KU KARENA ALLAH

Ini adalah sepotong kisahku. Kisah dalam bisu, tentang aku dan seorang ikhwan

asing. Kami bertemu bersama dalam sebuah sekolah. Kami sama-sama

mengenyam pendidikan yang sama, di sekolah yang sama. Lebih tepatnya, kita

bertemu dan berkenalan dalam sebuah organisasi bernama BES (Badan Eksekutif

Siswa) yang setara dengan OSIS. Dia menempati bidang yang berbeda denganku.

Aku di bidang Bahasa sementara dia di bidang Pengembangan Bakat dan

Keterampilan. Dia berbeda satu tingkat denganku dan dia lebih dahulu lahir ke

dunia sebelum diriku.

Akan ku ceritakan kisahku ini dari yang paling detail. Siang itu setelah pengumuman

di lantiknya anak-anak BES yang baru, kami mengadakan rapat akbar pertama

mengenai sebuah acara besar di sekolahku. Ini hal pertama di dalam hidupku,

mengenyam pendidikan dalam dunia organisasi sebagai anggota BES. Karena

sekolahku masih terbilang kecil dan baru, dalam organisasi ini antara ikhwan dan

akhwat dicampur.

Dalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk

bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat ini. Nampaknya asyik

merasakan apa yang sedang dia lakukan. ketika asyik aku melihatnya, tiba-tiba aku

melihat matanya yang juga menatap ke arahku. Sontak aku kaget dan langsung

memfokuskan fikiranku ke topik rapat hari itu.

Beberapa saat kemudian saat kurasa keadaan sudah mulai aman, aku kembali

melirik ikhwan tadi dengan maksud melihat keadaannya sekarang. Tetapi aku dapati

lagi matanya yang sedang mengarah ke arahku lagi. Aku hanya bisa menunduk dan

memfokuskan kembali fikiranku ke rapat hari itu.

“...Penanggungjawab lomba Try Out SMP adalah Farhan Hanafi, Anas Nurfadhila

Yusuf dan Yuli Eri...” Pak Guru melirik ke arahku.

Lagi-lagi aku terkejut dengan tugas baru yang akan aku hadapi ini. aku bersama

dengan dua kakak kelasku ini, akan berjuang bersama sebagai penanggungjawab

dalam lomba TO SMP. Hal ini sangatlah baru untukku apalagi baru paginya aku

dilantik sebagai anggota BES untuk masa bakti tahun 2015. Untunglah, perlombaan

ini akan diadakan sekitar satu bulan mendatang. Aku dan tim penanggungjawab

pada bidang lain masih bisa menyiapkan segala keperluannya nanti.

Page 3: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

Tibalah satu bulan itu. Tugas baru ini membuat tiap penanggungjawab perlombaan

kewalahan. Sama halnya seperti yang terjadi padaku, Kak Anas dan Kak Hanafi.

Pasalnya meskipun hari ini adalah hari libur, kita tetap diharuskan masuk untuk

mempersiapkan segala keperluan sebelum lomba dimulai. Sebelum memulai semua

tugas hari ini, kita meminta PJ Perlengkapan untuk menyiapkan kebutuhan yang kita

butuhkan. Hal ini memaksaku untuk bertemu dengan seorang ikhwan yang pada

rapat tempo hari ku perhatikan gerak-geriknya, karena jabatannya sebagai

penanggungjawab perlengkapan.

Ternyata segala keperluan memang sudah di persiapkan jauh-jauh hari untuk

menangani permintaan berlebih di saat seperti ini. Jadi aku, Kak Hanafi dan Kak

Anas hanya meminta kepada mereka segala keperluan yang dibutuhkan. Kali ini,

aku yang harus mengambil belanjaan yang telah dibeli penanggungjawab

perlengkapan di atas sofa sekolah.

Sesampainya di ruang tamu sekolah, aku terkejut melihat sosok ikhwan yang

sempat aku perhatikan pada rapat sebulan yang lalu sedang duduk di atas sofa

sekolah dan memegangi keperluan yang hendak ku ambil. Aku kembali menatapnya

memberi isyarat bahwa aku ingin mengambil barang yang sedang dia pegang itu.

Tetapi hal itu justru membuatnya bingung. Dia hanya membalas dengan menatapku

balik dengan tatapan tajamnya. Aku semakin merasakan keanehan yang dimiliki

ikhwan itu terhadapku.

“Permisi kak, saya mau ambil barang yang kakak pegang.” Itu kata-kata yang tiba-

tiba keluar dari mulutku dan membuatnya terkejut juga dengan suaraku.

Ketika mendengar ucapanku, dia langsung berdiri menghampiriku yang berada satu

meter dari hadapannya dan memberi barang itu padaku. Tidak ada sepatah katapun

yang keluar dari mulutnya. Setelah berterimakasih padanya, aku langsung

meninggalkannya di dalam ruangan itu. Setelah itu, aku kembali melaksanakan

tugasku bersama penanggungjawab tryout SMP lainnya.

Sejurus kemudian ketika aku dan penanggungjawab tryout SMP sibuk

melaksanakan tugas kami masing-masing, ada suara ketukan pintu dari luar.

“Assalamualaikum..” Suara dari luar.

“Wa’alaikumussalam..” Jawabku dan beberapa orang di dalam, sambil asyik

menginput daftar nama peserta.

Page 4: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

Aku sempat menengadahkan sedikit kepalaku ke pintu masuk, sekedar memeriksa

siapa yang hendak masuk ke ruang kerjaku kini. Ternyata itu adalah ikhwan yang

barusan duduk di sofa sekolah. Dia masuk ke dalam kemudian mengambil tempat

duduk dekat Kak Anas. Mereka duduk sambil bersenda gurau. Aku tidak mengerti

apa maksudnya datang ke ruang kerjaku dan penganggungjawab TO SMP lainnya

ini.

Sejurus kemudian handphoneku berdering. Deringnya mengisyaratkan adanya

pesan baru di BBM. Aku ambil handphoneku dan memeriksa siapa yang

berkeperluan denganku. Setelah ku periksa ternyata tidak ada pesan sama sekali.

Rupanya terdapat sebuah undangan masuk. Undangan baru dari ikhwan yang baru

saja masuk ke dalam ruang kerjaku ini, yang sekarang sedang berada satu ruangan

denganku.

Aku melirik ke arahnya sekedar memeriksa hal aneh yang terjadi dengan ikhwan itu

terhadapku. Dia masih asyik bersenda gurau sambil sedikit tertawa dengan Kak

Anas. Tapi tak berapa lama setelah ku lirik dia, matanya mengarah ke arahku

perlahan. Aku langsung memfokuskan diri kembali ke laptop sebelum tertangkap

basah sedang memperhatikan dirinya.

Pekerjaanku sedikit terganggu karena kehadirannya di ruangan ini. Alhasil ketika

waktu istirahat tiba, aku keluar ruangan dan beristirahat sejenak dari kerja kerasku

itu. Sekaligus memindahkan barang-barangku ke ruang kerjaku yang baru. Di jalan

menuju ruang kerjaku, aku yang berjalan sambil memegang handphoneku

mendapati sebuah pesan bbm. Tidak kusangka itu adalah pesan bbm dari ikhwan

asing yang beberapa saat yang lalu masuk ke ruang kerjaku dan duduk sebelah Kak

Anas. Dia menyapaku dengan salam.

Aku semakin merasakan ada yang aneh dengan ikhwan ini. Aku tidak sempat

membalas pesan bbm-nya karena aku sibuk dengan barang bawaanku yang banyak

itu. Sesampainya aku di depan pintu ruang kerjaku, aku masih melihat kehadiran

ikhwan asing itu di tempat yang sama pula. Mataku tepat terjatuh di tatapannya yang

nyata itu untuk sejenak. Astaghfirullah.. benakku bergumam.

Tatapan itu tidak ku hiraukan lagi setelah aku mengambil alih seluruh pekerjaanku

kembali dan membantu kakak-kakak kelasku yang bergiliran istirahat itu.

Pekerjaanku kali ini membutuhkan ketelitian yang tajam karena salah nama sedikit

Page 5: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

bisa fatal dan membuat bingung para peserta nantinya. Apalagi, aku tidak terbiasa

dengan pekerjaan ini. hal ini benar-benar pekerjaan baru yang menantang untukku.

Tak berapa lama kemudian, datang seorang guru ke ruang kerja kami sekedar

memeriksa sejauh mana pekerjaan kami sudah tuntas. Sudah lumayan banyak yang

kami kerjakan tapi entah berapa persen dari total yang harus kita siapkan

semuanya. Keadaan ini sepertinya membuatku harus ektsra lembur di sekolah

maupun di rumah.

“Mohon maaf, bagi anak-anak yang tidak berkepentingan di ruangan ini diharapkan

keluar karena akan mengganggu aktifitas penanggungjawab disini!” Perintah Pak

Guru ketika melihat ikhwan asing itu semakin asyik bersenda gurau dengan Kak

Anas. Kemudian Pak Guru pergi meninggalkan ruangan itu dan kembali ke ruang

guru.

Aku sempat melirik ke arah ikhwan asing itu memeriksa apakah dia merasa bahwa

yang dimaksud Pak Guru adalah dia atau tidak. Rupanya hal itu tidak dihiraukannya

sama sekali. Dia tetap berada di sana dan tetap melanjutkan segala gurauannya

tersebut. Dia memang keras kepala sekalipun sudah diusir tetapi dia tidak

menggubrisnya sama sekali. Aku hanya bisa bersabar menahan

ketidaknyamananku melakukan semua pekerjaan itu dengan kehadiran ikhwan

asing itu di ruangan kerja kami.

Sore pun datang, Pak Guru mengisyaratkan aku dan seluruh penanggungjawab

yang sudah bertugas dari pagi untuk segera pulang ke rumah masing-masing.

Segera mungkin aku bereskan segala barang-barangku yang sudah berhamburan

memenuhi hampir tiga per empat ruangan ini. Kemudian bergegas pulang sambil

membawa sisa-sisa pekerjaan yang bisa aku kerjakan di rumah.

Keesokan harinya adalah H-1 acara lomba akan dimulai. Penanggungjawab lomba

harus menuntaskan segala keperluan yang dibutuhkan dan tugas-tugasnya masing-

masing. Aku sengaja datang lebih pagi karena pasti pekerjaan hari ini akan lebih

berat dari hari kemarin.

Sesampainya di sekolah aku langsung mencetak sebagian data yang sudah ku

siapkan di rumah untuk di print. Data yang akan di cetak lumayan banyak. Juga

lumayan banyak menguras waktu dan tinta printer. Sambil menunggu hasil print

selesai, aku bermain-main handphone. Saat aku membuka semua percakapan di

Page 6: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

bbm, aku ingat ada satu pesan bbm yang belum sempat ku balas dari kemarin. Yap,

itu pesan dari ikhwan asing yang suka berperilaku aneh di depanku. tidak ada

salahnya jika aku balas pesan darinya siapa tahu ada yang penting.

“Wa’alaikumussalam” Balas ku dalam pesan bbm.

Tidak menunggu waktu lama, aku mendengar handphoneku bergetar dan

mengeluarkan suara khas dari bbm. Langsung kubuka pesanku yang di balas oleh

ikhwan asing itu. “Ukthi dimana?” Itu adalah isi pesan yang kuterima. Aku semakin

penasaran dengan ikhwan ini. apa tujuannya menanyakan keberadaanku sekarang.

Karena aku yakin dia menanyakan keberadaanku bukan karena ada hal yang

penting, aku tidak membalas pesan darinya itu.

15 menit kemudian, aku mulai menangani sebagian kertas-kertas yang harus di foto

copy ke tukang fotocopy di depan sekolah. aku tinggalkan semua peralatan di ruang

tatausaha, tempat dimana aku ngecetak beberapa berkas-berkas untuk perlombaan

esok hari. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencopy berkas-berkas yang

ku perlukan, aku hanya menunggu beberapa saat dan bisa langsung balik ke atas

melanjutkan pekerjaanku yang lain.

Sesampainya di atas, aku kembali mendapati seorang ikhwan asing dalam ruang

tatausaha itu. Hal ini sempat membuat aku bingung antara membiarkannya duduk di

dalam ruangan itu atau ku usir dia dari ruang tatausaha itu. aku sempat berfikir lama

menentukan pilihan itu sambil berjalan di sekitaran pintu tatausaha. Akhirnya aku

memutuskan untuk mendekatinya dan mengusir dia di ruangan itu.

“Maaf Akhi, tugas saya masih banyak disini. Sementara kita disini berduaan.”

Ucapku sedikit kaku akibat tingkahnya yang selalu menimbulkan tanda tanya besar

di hidupku.

“Maaf ti, saya mau keluar setelah ukhti lihat ini.” Ucapan ikhwan asing ini membuat

jantungku berdebar tidak seperti biasanya. Terlebih lagi, di ruangan ini hanya ada

kami berdua. Kemudian ikhwan asing itu mendekatiku ke arah pintu keluar. Aku

terus berjalan mundur keluar ruangan tatausaha itu. Aku melihat dia mengulurkan

tangannya bersama sebuah handphone yang kurasa itu adalah miliknya.

Kuraih handphone yang ada di tangannya dan aku lihat apa yang terdapat di layar

itu. Ternyata itu adalah sebuah gambar dengan background diriku dan bertuliskan:

“Inilah wajah wanita yang selama ini membuatku kaku bila berada di hadapannya.

Page 7: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

Seperti saat ini, melalui pesan ini aku hanya bisa berkomunikasi dengannya.”

langsung ku lihat keberadaan ikhwan asing itu di hadapanku, menatap dirinya

seolah menanyakan maksud dari gambar ini.

Dia hanya diam dan mengambil handphonenya yang berada pada tanganku

kemudian keluar dari ruangan itu. sebelum meninggalkanku di ruangan itu, dia

sempat memberiku simpul senyumnya sebagai jawaban dari berbagai pertanyaan

besar yang melandaku. ikhwan asing itu semakin misterius.

Setelah kejadian itu, semua yang ku lakukan membuatku terbayang pada sosok

ikhwan asing itu. aku terus kepikiran dengan gambar yang dia berikan beberapa

waktu lalu. Telebih lagi dengan seikat senyum simpulnya yang sempat tertinggal

dalam benakku terus menerus. MasyaAllah, aku tidak mungkin jatuh cinta

kepadanya.

Hari selanjutnya adalah hari yang ditunggu-tunggu. Hari ini seluruh perlombaan akan

dilaksanakan. Hari ini merupakan hari tersibuk bagiku dan setiap penanggungjawab

yang bersangkutan. Aku masih terus kepikiran dengan kejadian kemarin. Semua

yang aku lakukan sekarang ini seolah membuatku kembali teringat kepada ikhwan

asing itu.

Pagi ini, aku memasuki ruang panitia. Ruang dimana semua berkas-berkas panitia

tryout SMP ditempatkan. Aku berharap acara hari ini berjalan lancar. Meskipun jauh

di dalam fikiranku, aku terus dihantui dengan bayangan ikhwan asing itu. Aku

memulai aktifitasku dengan menambahkan sekaligus merapihkan beberapa data

yang masih kurang. Aku juga harus menyiapkan meja-meja informasi. Juga yang

terakhir aku harus muter mengitari setiap ruangan guna mengecek semua ruangan

apakah siap dipakai untuk acara ini atau tidak.

Tugas menyiapkan meja informasi sudah dipegang oleh kedua kakak kelasku yang

juga menjadi penanggungjawab tryout SMP. Sekaligus mereka yang berjaga di meja

informasi itu. Sekarang giliran tugasku keliling kelas-kelas yang akan dipakai tryout.

Memastikan fasilitasnya baik-baik saja. Sesampainya di lantai 3, aku melihat

seorang ikhwan sedang berdiri di ujung lorong. Yap, itu ikhwan asing yang selalu

membuatku gelisah belakangan ini. Astaghfirullah gumamku dalam hati. Berharap

bahwa itu hanya sugestiku semata. Semakin aku mendekat ke arahnya, justru

semakin nyata bahwa itu adalah ikhwan asing yang ku maksud.

Page 8: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

Tiba-tiba ikhwan itu mendekat ke arahku. Semakin gagap langkahku. Sampai

langkahku terhenti sebentar. Jangan sampai ini menjadi zina yang Allah haramkan.

Aku memutuskan untuk berbalik dan turun ke aula bawah. Ikhwan itu justru

memanggilku. Semakin takut aku dibuatnya. Aku hanya bisa berhenti kemudian

menengok kearahnya perlahan dari jarak 3 meter dari pandangannya.

Rupanya dia kembali memintaku untuk melihat sebuah note di handphonenya.

Karena jarak kita yang terlalu jauh, aku memutuskan supaya dia mengirim note itu

lewat blackberry messanger. Dia mengerti bagaimana perasaanku saat itu dan

langsung ku tinggalkan dia di lorong itu.

Rasa gugupku seketika hilang setelah aku meninggalkannya di lorong itu. Aku

langsung berlari ke bawah dan melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda.

Untuk sementara tugasku mengitari ruangan itu ku tunda dahulu dan aku berlari ke

meja informasi. Tak lama dari situ aku mendengar handphoneku berdering. Ternyata

itu pesan dari ikhwan asing yang baru saja ku temui. Apapun yang akan

diberikannya padaku, aku harus siap. Ketika aku buka pesan itu, aku melihat sebuah

untaian kata.

“Assalamualaikum.. Ukhti, ada perasaan gundah namun berbunga-bunga kala ukhti

memandangku bersandar menikmati angin tempo hari. Kemudian rasa itu selalu

membuatku gugup bila melihat sosok ukhti dihadapanku. Uhibbuki Fillah ya ukhti.

Jikalau boleh kita melanjut ke hubungan diatas pertemanan ukhti. Apakah ukhti

bersedia?”

Astaghfirullah. Aku baca ulang setiap kata-katanya itu dan memastikan bahwa aku

tidak salah baca. Ternyata memang benar pesan itu berisi ungkapan hatinya padaku

dan ajakannya untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar teman. Hatiku

berkecamuk seketika antara senang dan sedih. Langsung ku pisahkan diriku dari

kerumunan sekitar. Mencoba fokus dengan pesan yang ada pada handphoneku.

Aku tengok kepalaku ke balkon di lantai 3, sekedar mengetahui keberadaanya. Aku

bisa pastikan bahwa tidak ada siapapun di balkon itu. lantas dimana ikhwan asing itu

berada? Aku mencoba kembali fokus kepada tugasku. Aku melanjutkan tugas kedua

kakak kelasku di meja informasi itu.

Situasi lengang dan tenang saat pengerjaan soal tryout dimulai. Aku bisa beristirahat

sambil merapihkan data anak-anak yang baru registrasi di ruang panitia. Tiba-tiba

Page 9: ldksyahidfst.files.wordpress.com€¦  · Web viewDalam rapat pertama itu, aku mendapati seorang ikhwan yang sedang duduk bersandar menikmati angin yang keluar masuk ruang rapat

handphoneku bergetar dan mengeluarkan suara khas dari bbm. Seketika aku ingat

dengan pesan ikhwan itu padaku beberapa waktu lalu. Arghh gumamku, aku tidak

bisa melanjutkan tugasku itu. Fikiranku melayang-layang ke berbagai hal.

Handphone tidak lagi ku hiraukan, aku langsung ke toilet dekat ruang panitia. Aku

mengambil air wudhu dan kemudian shalat istikharah. Bahkan disaat shalat, aku

sulit memfokuskan fikiranku untuk Allah. Ikhwan itu benar-benar meracuni fikiranku,

Astaghfirullah. Di akhir sujudku aku bergumam memohon jawaban pada sang ilahi.

“Ya Allah yang maha agung. Engkau yang mampu membolak-balikan hati setiap

insan di dunia. Aku yakin ini adalah bagian dari skenario indahmu itu. Aku tidak ingin

selalu terganggu dengan bayang-bayangnya. Terlebih lagi, ikhwan itu memintaku

untuk melangkah lebih serius ke hubungan yang lebih dari sekedar teman.

Ya Rabb, engkau yang maha tahu atas semua jawaban itu. berilah aku petunjuk

atas jawabanmu itu. Aku yakin, petunjukmu adalah sebaik-baiknya petunjuk untukku.

Amiin”

Kemudian aku bangkit dari sujudku dan melewati tahiyat akhir dengan khusyuk.

Entah setelah aku berdoa dan mengakhiri shalatku dengan salam, hatiku tentram.

Aku tidak lagi gugup, senang, ataupun sedih saat itu. Aku mulai faham akan

jawaban dari sang ilahi. Langsung ku ambil handphoneku itu. Menjawab semua

yang sudah Allah tunjukkan padaku.

“Wa’alaikumussalam Akhi, akhi pasti tahu hukum berpacaran dalam islam. Yaitu

hanya boleh berpacaran ketika sudah menikah. Jika akhi serius ingin mengenalku,

akhi segera pinang diriku. Tapi jika akhi belum siap, akhi silahkan jaga hati akhi

untukku hingga akhi siap nanti. Akhi, aku tidak ingin menjadi orang-orang yang

dihinakan Allah SWT. Aku selalu menjaga perasaanku untuk akhun yang baik

untukku kelak. Jika itu terdapat pada akhi, insyaAllah kita bisa bertemu di pelaminan

nanti di atas ridho-Nya akhi. Amiin.

Sekarang, kita sama-sama berjuang ya Akhi. Menggapai semua impian kita

termasuk selesaikan semua pendidikan kita dan membanggakan kedua orangtua

kita. InsyaAllah tidak akan sia-sia jika kita berprinsip Single karena Allah. Karena

Allah tahu mana yang baik dan mana yang buruk untuk setiap insannya. Sekian dan

Terimakasih Akhi, Wassalamualaikum”.