yanuaritablog.files.wordpress.com€¦ · Web viewBuku ajar ini membahas tentang pengetahuan...
Transcript of yanuaritablog.files.wordpress.com€¦ · Web viewBuku ajar ini membahas tentang pengetahuan...
BUKU AJAR
BIOMOLEKULER DAN GENETIKA
Disusun Oleh:
dr. Yanuarita Tursinawati,Msi.Med
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
43
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat
kepada kami sehingga penyusunan buku ajar ini dapat diselesaikan sebagai mana
mestinya. Buku Ajar blok 2 dengan topik Biologi sel, molekuler dan genetika ini
dimaksudkan sebagai bahan ajar yang akan mendukung kelancaran proses
pembelajaran sehingga dapat bermanfaat bagi tenaga pengajar maupun peserta didik
di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Buku ajar
ini membahas tentang pengetahuan dasar ilmu kedokteran pada level sel, molekuler
dan genetika yang merupakan dasar ilmu kedokteran.
Kami menyadari buku ajar ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu kami harapkan dari semua pihak untuk memberi sumbangan pemikiran baik
kritik maupun saran untuk perbaikan bahan ajar ini sehingga pada penyusunan
berikutnya akan lebih baik.
Semarang, Agustus 2017
Penyusun
44
DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISITINJAUAN MATA KULIAH
BAB I. PENGANTAR BIOMOLEKULERA. PendahuluanB. Penyajian
Pengertian Biologi MolekulerSejarah dan perkembangan biologi molekulerKaitan Biologi Molekuler dengan ilmu LainTinjauan tentang sel
C. Penutup
BAB II. SENYAWA BIOMOLEKULERA. PendahuluanB. Penyajian
KarbohidratLemak (lipid)Protein
C. Penutup
BAB III. DASAR DASAR GENETIKA. PendahuluanB. Penyajian
Sejarah Perkembangan GenetikaPenurunan Sifat (Hereditas) Menurut Hukum Mendel KromosomGenAsam NukleatStruktur DNA dan RNAEkspresi Gen (replikasi, transkripsi dan translasi)
C. Penutup
BAB IV. MUTASIA. PendahuluanB. Penyajian
Mekanisme DNA repairMacam Mutasi
C. Penutup
BAB V. KELAINAN KONGENITAL
45
A. PendahuluanB. Penyajian
EtiologiMacam macam kelainan kongenital
C. Penutup
BAB VI. GENETIC DISORDER I (MULTIFACTORIAL INHERITANCE)A. PendahuluanB. Penyajian
Pola pewarisan Multifactorial diseasesMacam Penyakit Multifactorial diseaseNeural Tube Defect (NTD)Celah bibir
C. Penutup
BAB VII. GENETIC DISORDER II (CHROMOSOMAL ABBERATION)A. PendahuluanB. Penyajian
Kelainan jumlah kromosomKelainan struktur kromosom
C. Penutup
BAB VIII. GENETIC DISORDER II (SINGLE GENE INHERINTANCE)A. PendahuluanB. Penyajian
Kelainan Autosomal DominanKelainan Autosomal ResesifKelainan X-Linked Resesif
C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
SENARAI
46
TINJAUAN MATA KULIAH
I. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan, pengertian dan pemahaman mendalam
mengenai dalam bidang biologi molekuler dan genetika dalam kaitannya dengan penyakit
genetik dalam bidang kedokteran.
II. Manfaat
Dengan adanya mata kuliah biomolekuler dan genetika ini diharapkan mahasiswa
menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam memahami prinsip-prinsip biologi
molekuler dan genetikan yang berkaitan dengan penyakit genetik dalam bidang
kedokteran.
III.Kompetensi Mata Kuliah
Kompetensi mata kuliah ini adalah mahasiswa diharapkan akan mampu mengidentifikasi
konsep dasar biomolekuler dan genetika dalam kaitannya dengan penyakit genetik dalam
bidang kedokteran.
IV. Susunan Urutan bahan ajar
1. Konsep dasar biomolekuler
2. Senyawa biomolekuler
3. Konsep dasar Genetika
4. Mutasi
5. Kelainan kongenital
6. Kelainan Multifactorial disease
7. Kelainan tingkat kromosom
8. Kelainan tingkat gen
V. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar ini dan membaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan
47
BAB IPENGANTAR BIOMOLEKULER
1. Pendahuluan
A. Deskripsi singkat
Biologi Molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut
terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses biokimia. Kajian utama di
dalam ilmu biomolekuler ini adalah makromolekul hayati, khususnya asam nukleat,
serta proses pemeliharaan, transmisi, dan ekspresi informasi hayati yang meliputi
replikasi, transkripsi, dan translasi.
B. Relevansi
Mahasiswa diharapkan mampu memahami pengantar biomolekuler secara umum
yang meliputi ruang lingkup, perkembangan biomolekuler, hubungan dengan ilmu
lain serta tinjauan tentang sel yang nantinya akan berkaitan dengan pembahasan
biomolekuler yang lain.
C. Indikator
Menjelaskan ruang lingkup biomolekuler, perkembangan biomolekuler, hubungan
dengan ilmu lain serta tinjauan tentang sel.
D. Kaitan Materi
Pembahasan pengantar biomolekuler ini berkaitan dengan ilmu histologi,sitologi,
biokimia, genetika, anatomi, embriologi, genetika, fisiologi.
2. Penyajian
A. Pengertian Biologi Molekuler
Istilah biologi molekular pertama kali dikemukakan oleh William Astbury
pada tahun 1945. Pengertian biologi molekular pada saat ini merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur
dan regulasi molekular unsur atau komponen penyusunnya (Yuwono, 2007).
Prinsip dasar biomolekul adalah peran dan interaksi molekul-molekul hayati
48
dalam mengontrol reaksi-reaksi biologis. Interaksi tersebut berlangsung di dalam
sel (intrasel) maupun di luar sel (ekstrasel) makhluk hidup.
B. Sejarah dan perkembangan biologi molekuler
Biologi molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang tergolong relatif
masih baru. Berawal daripara peneliti yang meneliti jasad renik, adalah Francois
Jacob dan James D. di tahun 1950-an dan 960-an yang mempelajari sel dan organ
pada organisme tingkat tinggi , yakni berupa penemuan struktur DNA, sintesis
protein, kode genetik dan regulasi gen. Biologi molekuler membahas tentang sel.
Sejarah tentang sel berawal dari akhir abad ke-17, Anton Van Leeuwenhoek,
membuat mikroskop yang pertama. Alat ini menunjukkan padanya adanya
partikel-partikel kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Pada waktu
yang hampir bersamaan, Robert Hooke mengamati unit unit mikroskopik yang
menyusun gabus, suatu jaringan mati. Ia menamakan unit-unit tersebut sel.
Setelah mikroskop yang modern, teknik-teknik pengawetan jaringan, serta alat-
alat untuk membuat irisan tipis telah ada pada awal abad ke-19 para penyelidik
tidak hanya melihat bahwa jaringan disusun oleh unit-unit sel, tetapi juga bahwa
sel-sel dapat membelah. Mulailah diketahui bahwa tiap sel menunjukkan
kehidupan.
Pemikiran jaman dahulu menunjukkan bahwa tidak ada suatu organisme yang
dulunya hidup. Selain itu, dulu diduga bahwa suatu bentuk primitif protoplasma,
suatu “blastema primitif”, merupakan bahan asal kebanyakan organisme. Namun,
teori sel sangat melemahkan pendapat ini dengan dalil organisme dapat timbul
dari organisme-organisme penyusunnya. Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa
suatu bagian utama ekstrak yang berasal dari sel-sel tumbuhan dan hewan adalah
bahan yang sangat kompleks yang menghasilkan endapan “fibrous” jika ekstrak
tersebut dipanasi atau dicampur dengan asam.G.J. Mulder berkesimpulan di tahun
1838 bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein. Pada tahun 1900, 16 dari 20
asam amino standard yang menjadi penyusun protein telah diketahui.Pada tahun
1865 hukum-hukum dasar pewarisan ditemukan oleh Gregor Mendel. Namun
49
kesimpulan-kesimpulannya ini jauh lebih awal dari ilmu yang bersangkutan
sehingga diabaikan begitu saja. Baru pada tahun 1900 kesimpulan-kesimpulan
tersebut diterima dalam dunia ilmu pengetahuan. Adalah suatu hal yang wajar jika
teori sel mengakar lebih kuat dahulu sebelum para ahli biologi memahami
hubungan antara genetika Mendel dengan pembelahan sel.
Selanjutnya berkembanglah penelitian tentang sperma dan sel telur yang
persatuannya merupakan langkah pertama dalam semua pembelahan sel pada
organisme tingkat tinggi. Berkat penemuan ini selanjutnya berkembang dan
diketahui proses-proses pembelahan mitosis dan meiosis. Tidak hanya berhenti
disitu, para ahli biologi semakin gencar melakukan penelitian dan mendapatkan
penemuan yang berguna bagi dunia ilmu pengetahuan, mulai dari inti sel dan
kromosom, enzim, DNA (menetapkannya sebagai bahan genetik), struktur DNA,
virus, basa nitrogen, dan banyak lagi. Sejak tahun 1975 teknik-teknik baru telah
memungkinkan manusia untuk mengisolasi segmen DNA dan memurnikannya
dalam jumlah besar. Pada umumnya pendekatan molekuler diterapkan pada sel-
sel eukariotik.
C. Kaitan Biologi Molekuler dengan ilmu Lain
Biologi molekuler berhubungan dengan disiplin ilmu yang lain
histologi,sitologi, biokimia, genetika, anatomi, embriologi, genetika, fisiologi.
1. Disiplin ilmu biokimia membahas tentang zat zat kimia dan proses vital
yang berlangsung pada makhluk hidup.
2. Disiplin Ilmu histologi membahas tentang struktur jaringan secara detail
dengan menggunakan mikroskop.
3. Disiplin ilmu Sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel.
4. Disiplin ilmu Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan
dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup
5. Disiplin ilmu embriologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio dalam rahim ibu.
50
6. Disiplin ilmu genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari
pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan
prion)
Disiplin ilmu fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan.
D. Tinjauan tentang sel
Oleh karena sebagian besar makromolekul hayati terdapat di dalam sel, maka
kita perlu melihat kembali sekilas mengenai sel, terutama dalam kaitannya sebagai
dasar klasifikasi organisme. Berdasarkan atas struktur selnya, secara garis
besar organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prokariot dan
eukariot. Di antara kedua kelompok ini terdapat kelompok peralihan yang
dinamakan Archaebacteria atau Archaea.
51
Prokariot
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti oleh membran plasma
(membran sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak
ini terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas
molekul- molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga
memiliki dinding sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari
lisis, terutama ketika sel berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah.
Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol. Di
dalamya terdapat sebuah kromosom haploid sirkuler yang dimampatkan dalam
suatu nukleoid (nukleus semu), beberapa ribosom (tempat berlangsungnya
sintesis protein), dan molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya
plasmid (molekul DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa di antara molekul
protein yang terlibat dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak menempel
pada membran plasma, tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang dengan
jelas memisahkan berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Permukaan sel prokariot adakalanya membawa sejumlah struktur
berupa rambut-rambut pendek yang dinamakan pili dan beberapa struktur rambut
panjang yang dinamakan flagela. Pili memungkinkan sel untuk menempel pada sel
atau permukaan lainnya, sedangkan flagela digunakan untuk berenang apabila sel
berada di dalam media cair. Sebagian besar prokariot bersifat uniseluler meskipun
ada juga beberapa yang mempunyai bentuk multiseluler dengan sel-sel yang
melakukan fungsi-fungsi khusus. Prokariot dapat dibagi menjadi dua subdivisi,
yaitu Eubacteria dan Archaebacteria atau Archaea. Namun, di atas telah
disinggung bahwa Archaea merupakan kelompok peralihan antara prokariot
dan eukariot. Dilihat dari struktur selnya, Archaea termasuk dalam
kelompok prokariot, tetapi evolusi molekul rRNA-nya memperlihatkan
bahwa Archaea lebih mendekati eukariot.
52
Perbedaan antara Eubacteria dan Archaea terutama terletak pada sifat
biokimianya. Misalnya, Eubacteria mempunyai ikatan ester pada lapisan lemak
membran plasma, sedangkan pada Archaea ikatan tersebut berupa ikatan eter.
Salah satu contoh Eubacteria (bakteri), Escherichia coli, mempunyai ukuran
genom (kandungan DNA) sebesar 4.600 kilobasa (kb), suatu informasi genetik
yang mencukupi untuk sintesis sekitar 3.000 protein. Aspek biologi molekuler
spesies bakteri ini telah sangat banyak dipelajari. Sementara itu, genom bakteri
yang paling sederhana, Mycoplasma genitalium, hanya terdiri atas 580 kb
DNA, suatu jumlah yang hanya cukup untuk menyandi lebih kurang 470
protein. Dengan protein sesedikit ini spesies bakteri tersebut memiliki
kemampuan metabolisme yang sangat terbatas.
Kelompok Archaea biasanya menempati habitat ekstrim seperti suhu dan
salinitas tinggi. Salah satu contoh Archaea, Methanocococcus jannaschii,
mempunyai genom sebesar 1.740 kb yang menyandi 1.738 protein. Bagian genom
yang terlibat dalam produksi energi dan metabolisme cenderung menyerupai
prokariot, sedangkan bagian genom yang terlibat dalam replikasi, transkripsi, dan
translasi cenderung menyerupai eukariot.
53
Gambar 1.1. Diagram skematik sel prokariot
Eukariot
Secara taksonomi eukariot dikelompokkan menjadi empat kingdom, masing-
masing hewan (animalia), tumbuhan (plantae), jamur (fungi), dan protista,
yang terdiri atas alga dan protozoa. Salah satu ciri sel eukariot adalah adanya
organel-organel subseluler dengan fungsi-fungsi metabolisme yang telah
terspesialisasi. Tiap organel ini terbungkus dalam suatu membran. Sel eukariot pada
umumnya lebih besar daripada sel prokariot. Diameternya berkisar dari 10 hingga
100 µm. Seperti halnya sel prokariot, sel eukariot diselimuti oleh membran plasma.
Pada tumbuhan dan kebanyakan fungi serta protista terdapat juga dinding sel yang
kuat di sebelah luar membran plasma. Di dalam sitoplasma sel eukariot selain
terdapat organel dan ribosom, juga dijumpai adanya serabut-serabut protein yang
disebut sitoskeleton. Serabut-serabut yang terutama berfungsi untuk mengatur
bentuk dan pergerakan sel ini terdiri atas mikrotubul (tersusun dari tubulin) dan
mikrofilamen (tersusun dari aktin).
54
Sebagian besar organisme eukariot bersifat multiseluler dengan kelompok-
kelompok sel yang mengalami diferensiasi selama perkembangan individu.
Peristiwa ini terjadi karena pembelahan mitosis akan menghasilkan sejumlah sel
dengan perubahan pola ekspresi gen sehingga mempunyai fungsi yang berbeda
dengan sel asalnya. Dengan demikian, kandungan DNA pada sel-sel yang
mengalami diferensiasi sebenarnya hampir selalu sama, tetapi gen-gen yang
diekspresikan berbeda antara satu dan lainnya.
Diferensiasi diatur oleh gen-gen pengatur perkembangan. Mutasi yang
terjadi pada gen-gen ini dapat mengakibatkan abnormalitas fenotipe individu,
misalnya tumbuhnya kaki di tempat yang seharusnya digunakan untuk antena
pada lalat Drosophila. Namun, justru dengan mempelajari mutasi pada gen-gen
pengatur perkembangan, kita dapat memahami berlangsungnya proses
perkembangan embrionik.
Pada organisme multiseluler koordinasi aktivitas sel di antara berbagai
jaringan dan organ diatur oleh adanya komunikasi di antara sel-sel tersebut. Hal ini
melibatkan molekul-molekul sinyal seperti neurotransmiter, hormon, dan faktor
pertumbuhan yang disekresikan oleh suatu jaringan dan diteruskan kepada jaringan
lainnya melalui reseptor yang terdapat pada permukaan sel.
55
Gambar 1.2. Diagram skematik sel eukariot (hewan)
Organel subseluler
Pada eukariot terdapat sejumlah organel subseluler seperti nukleus,
mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasmik, dan mikrobodi. Masing-masing
akan kita bicarakan sepintas berikut ini. Nukleus mengandung sekumpulan DNA
seluler yang dikemas dalam beberapa kromosom. Di dalam nukleus terjadi
transkripsi DNA menjadi RNA dan prosesing RNA. Selain DNA, di dalam nukleus
juga terdapat nukleolus yang merupakan tempat berlangsungnya sintesis rRNA dan
perakitan ribosom secara parsial.
Mitokondria merupakan tempat berlangsungnya respirasi seluler, yang
melibatkan oksidasi nutrien menjadi CO2 dan air dengan membebaskan
molekul ATP. Secara evolusi organel ini berasal dari simbion-simbion prokariotik
yang tetap mempertahankan beberapa DNA, RNA, dan mesin sintesis proteinnya.
Meskipun demikian, sebagian besar proteinnya disandi oleh DNA di dalam nukleus.
Sementara itu, kloroplas merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis pada
tumbuhan dan alga. Pada dasarnya kloroplas memiliki struktur yang menyerupai
mitokondria dengan sistem membran tilakoid yang berisi klorofil. Seperti halnya
56
mitokondria, kloroplas juga mempunyai DNA sendiri sehingga kedua organel ini
sering dinamakan organel otonom.
Retikulum endoplasmik merupakan sistem membran sitoplasmik yang
meluas dan menyambung dengan membran nukleus. Ada dua macam retikulum
endoplasmik, yaitu retikulum endoplasmik halus yang membawa banyak enzim
untuk reaksi biosintesis lemak dan metabolisme xenobiotik dan retikulum
endoplasmik kasar yang membawa sejumlah ribosom untuk sintesis protein
membran. Protein-protein ini diangkut melalui vesikula transpor menuju
kompleks Golgi untuk prosesing lebih lanjut dan pemilahan sesuai dengan tujuan
akhirnya masing-masing.
Mikrobodi terdiri atas lisosom, peroksisom, dan glioksisom. Lisosom berisi
enzim-enzim hidrolitik yang dapat memecah karbohidrat, lemak, protein, dan asam
nukleat. Organel ini bekerja sebagai pusat pendaurulangan makromolekul yang
berasal dari luar sel atau organel-organel lain yang rusak. Sementara itu, peroksisom
berisi enzim-enzim yang dapat mendegradasi hidrogen peroksida dan radikal bebas
yang sangat reaktif. Glioksisom adalah peroksisom pada tumbuhan yang mengalami
spesialisasi menjadi tempat berlangsungnya reaksi daur glioksilat.
3. Penutup
a. Rangkuman
Biologi Molekuler merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antara struktur dan fungsi molekul-molekul hayati serta kontribusi
hubungan tersebut terhadap pelaksanaan dan pengendalian berbagai proses
biokimia. Biologi molekuler berhubungan dengan disiplin ilmu yang lain
histologi,sitologi, biokimia, genetika, anatomi, embriologi, genetika, fisiologi.
Makromolekul hayati terdapat di dalam sel, Berdasarkan atas struktur
selnya, secara garis besar organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu prokariot dan eukariot. Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang
paling sederhana dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti
oleh membran plasma (membran sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda.
57
Memiliki dinding sel yang kuat di luar membran plasma dengan bagian dalam sel
dinamakan sitoplasma. Di dalamya terdapat nukleoid, beberapa ribosom dan
molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid. Permukaan
sel prokariot adakalanya memiliki pili dan struktur rambut panjang yang
dinamakan flagela. Sel eukariot pada umumnya lebih besar daripada sel
prokariot. Diameternya berkisar dari 10 hingga 100 µm. Seperti halnya sel
prokariot, sel eukariot diselimuti oleh membran plasma. Salah satu ciri sel
eukariot adalah adanya organel-organel subseluler dengan fungsi-fungsi
metabolisme yang telah terspesialisasi berbeda dengan prokariotik.
b. Tes formatif
1. Penemuan sel diawali pada abad ke-17 setelah melakukan pengamatan
pada sel gabus oleh.........
a. Hooke
b. Leeuwenhoek
c. Scopes
d. Schleiden dan Schwann
e. Pearson
2. Perbedaan struktur antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sebagai
berikut, kecuali…
a. Tidak adanya inti sel sejati (nucleus) pada sel prokariotik, melainkan
hanya berupa nukleoid.
b. Sel prokariotik tidak memiliki organel bermembran rangkap
c. Perbedaannya hanya pada ada tidaknya membrane inti, namun organel-
organelnya sama antara sel prokariotik dan eukariotik
d. Ukuran sel prokariotik lebih kecil daripada sel eukariotik
e. Sel prokariotik hanya ditemukan pada kingdom Archaebacteria dan
Eubacteria
3. Membran sel berfungsi untuk…
a. Menghasilkan energi
58
b. Memberi bentuk kaku pada sel
c. Tempat keluar masuknya ion, molekul, atau senyawa dari dan ke
dalam sel
d. Menghabiskan energi
e. Sintesis protein
4. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik terutama terletak pada ….
a. membran inti sel
b. DNA
c. besar sel
d. tempat hidup sel
e. membran sel
5. Berikut yang merupakan contoh sel prokariotik adalah ….
a. Cyanobacteria dan bakteri
b. Cyanobacteria dan Jamur
c. jamur dan bakteri
d. bakteri dan lumut
e. protozoa dan lumut
Jawaban soal
1. A
2. B
3. C
4. A
5. A
c. Umpan balik
Mahasiswa dapat menjawab dan berdiskusi dengan dosen mengenai jawaban
yang benar.
59
d. Tindak lanjut
Hasil tes formatif digunakan untuk evaluasi proses pembelajaran, apakah materi
yang disampaikan oleh dosen sudah benar dipahami dan tidak sekedar
dihapalkan. Mahasiswa menjelaskan prinsip dasar biomolekuler dengan benar.
60
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Penerbit Erlangga
2. Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002.
Molecular Biology of the Cell. Edisi ke-4. New York: Garland Science.
3. Wolfe, Stephen L. 1993.Molecular and Cellular Biology. Wadsworth
Publishing Company. California.
61
SENARAI
Kode genetik
Deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida
berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering disebut
sebagai kodon triplet.
Kromosom
Struktur berupa benang halus yang membawa informasi genetik (gen) terdapat di
dalam setiap inti sel makhluk hidup.
DNA
Suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik dari
setiap makhluk hidup dan beberapa virus.
62
63