UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni...

55
FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT Manusia hidup dalam masyarakat, mereka saling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama sehingga tak dipungkiri dalam proses tersebut berbagai gejala sosial terjadi. Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok, yang melibatkan perilaku dari individu itu sendiri. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral. Contoh gejala sosial yang banyak ditemui dalam masyarakatantara lain; kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Sosiologi disusun dalam rangka melakukan perencanaan sosial, pelaksanaan dan pemecahan sosial dalam menciptakan masyarakat yang teratur dan nyaman. Oleh karena itu, perlu dipahami sosiologi yang berfungsi dalam mengkaji gejala sosial dalam masyarakat.

Transcript of UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni...

Page 1: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DALAM

MASYARAKAT

Manusia hidup dalam masyarakat, mereka saling berinteraksi dan berbagi budaya yang

sama sehingga tak dipungkiri dalam proses tersebut berbagai gejala sosial terjadi. Gejala sosial

merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu

maupun secara kelompok, yang melibatkan perilaku dari individu itu sendiri.

Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan

gejala moral. Contoh gejala sosial yang banyak ditemui dalam masyarakatantara lain;

kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender.

Sosiologi disusun dalam rangka melakukan perencanaan sosial, pelaksanaan dan

pemecahan sosial dalam menciptakan masyarakat yang teratur dan nyaman. Oleh karena itu,

perlu dipahami sosiologi yang berfungsi dalam mengkaji gejala sosial dalam masyarakat.

Pengertian Sosiologi

Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (Latin) artinya teman,

sedangkan logos (Yunani) artinya perkataan atau pembicaraan. Sehingga sosiologi diartikan

sebagai membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Atau sosiologi merupakan ilmu

Page 2: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

yang membahas tentang hubungan antara manusia satu dengan manusia lain dalam hidup

bermasyarakat.

Ciri-ciri Sosiologi

1. Bersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak

bersifat spekulatif.

2. Bersifat teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang

konkrit di lapangan dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur yang tersusun

secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat

3. Bersifat kumulatif, yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada,

kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus.

4. Bersifat non-etis, dalam arti yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik buruknya

fakta tertentu, tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

Obyek Studi Sosiologi

Secara umum objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan

antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Sedangkan

secara khusus, objek kajian sosiologi dibagi menjadi dua yaitu:

Objek material, yang meliputi gejala-gejala umum, keadaan sosial dan proses hubungan

antara manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia.Objek formal, adalah makhluk

sosial hubungan antar manusia dan akibat yang ditimbulkan dari interaksi atau hubungan

tersebut.

Fungsi Sosiologi dalam mengenali gejala sosial di masyarakat.

Konsep-konsep dalam Sosiologi:

1. Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang berada pada tempat

yang sama, memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, saling berhubungan dan saling

berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

2. Peran dan Status Sosial

Page 3: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam

masyarakatnya. misalnya : dokter, guru, tentara, polisi, buruh, pedagang.

Peran sosial merupakan tingkah laku individu yang mementaskan suatu

kedudukan tertentu.

3. Pengendalian Sosial

Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah

penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan

bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku.

4. Perubahan Sosial

Perubahan yang terjadi pada masyarakat mengenai nilai-nilai sosia, norma, dan

berbagai pola dalam kehidupan manusia.

Konsep sosiologi dapat digunakan dalam melihat gejala sosial di lingkungan sekitar

Gejala-gejala sosial yang ada dimasyarakat seperti, kemiskinan, pengangguran,

kejahatan, perang, kenakalan remaja, masalah keluarga, penyimpangan gender, dll. Pitirim A.

Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara

aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan

moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik.

Dalam disiplin ilmu sosiologi, keberadaan konsep-konsep sosiologi mengacu pada upaya

untuk memberikan penjelasan  terhadap gejala sosial. Tahap akhir dari penjelasan sosiologi atas

gejala sosial itu menurut Weber adalah menjelaskan mengapa para pelaku yang terlibat dalam

gejala sosial itu berperilaku sedemikian sehingga gejala sosial itu dapat terjadi.

Page 4: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

INDIVIDU, KELOMPOK, DAN HUBUNGAN SOSIAL

Pengertian Individu

Individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai

sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud

adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan penjumlahan dari

kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti kemampuan-kemampuan

vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan

mengamati) dan kemampuan intelektif (kecerdasan).

Lain halnya degan pendapat descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah

zat materil. Akan tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan

suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini

merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama

dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak belainan. Jika dalam kehidupan

sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk

pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak,

kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil

tindakannya sendiri.

Dengan kata lain, individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan

sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang

memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu sebagai

konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan

dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu berbeda jauh artinya dari yang

diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya. Secara biologis,

pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat

mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi

oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan.

Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.

Pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai

masukan dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan

Page 5: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid

sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan prilaku individu

yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir

dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi

mental-psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.

Bagan proses pembentukan individu menjadi pribadi

Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari

hubungan dengan sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan. Freedman (1962 : 112)

menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk

“immadiate adaptation to environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera

terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi

oleh alasan-alasan sebagai berikut:

1. Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya

(masyarakat).

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.

3. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai

“gregariousness”.

Page 6: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Pengertian Kelompok sosial

Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi

tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto

(1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :

1. Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari

kelompok yang bersangkutan.

2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam

kelompok.

3. Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan

yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang

sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Mac iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk melalui proses

interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama

berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk

tolong menolong”.

Proses yang berlangsung dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler (1968 :

172) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah “proses yang membantu individu dalam

kelompok melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya

agar ia dapat berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”.

Berdasarkan pengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku

(behavior system) yang dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan

membentuk suatu sikap (attitude).

1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.

Mac iver dan page (1957 : 213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa

kriteria:

Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.

Page 7: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Besar kecil anggota kelompok tersebut.

Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.

Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.

Wilayah geografis.

Simmel dalam systematic society mendasarkan pengelompokannya pada :

Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.

Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi kelompok.

Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.

Simmel memulainya dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai

fokus hubungan sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan

tiga individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok sosial itu

berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.

2. Kelompok sosial dipandang dari sudut pandang individu.

Pembagian kelompok sosial dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :

Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.

Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa bersifat wajib.

Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex (gender),

pekerjaan dan status sosial.

3. In group dan out group.

Menurut polak (1966 : 166) konsep in group dan out group adalah “cerminan dari

adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari individu-individu dalam proses

sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial tersebut.

Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran sendiri”.

Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang diajarkan kepada

anggota kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar.

Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap in group biasanya didasari oleh perasaan

simpati. Dalam in group sering kali digunakan stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau

anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group

didasari oleh suatu kelainan dengan wujud antipati.

Page 8: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

4. Primary group dan secondary group.

Primary group

Charles horton cooley dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat

perbedaan yang luas dan mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang

menyangkut perbedaan antar kelompok”.

Cooley adalah kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara

anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi.

Selo soemarjan & soemardi (1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi”

menyatakan “primary group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan

saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.

Davis (1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai berikut :

Kondisi fisik.

Cirinya adalah sifat kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma

yang mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan kelompoknya

biasanya kecil (anggotanya sedikit).

Sifat hubungan primer.

Bersifat kesamaan tujuan dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan

tersebut bersifat pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 : 124) menyatakan

bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung arti hubungan

tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang tidak mungkin digantikan oleh

orang lain”.

Hubungan inklusif didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan

hubungan tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala sesuatu

tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.

Kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer.

Dalam kenyataan tidak ada primary group yang memenuhi hubungan ini secara

sempurna. Hubungan primer yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat

yang masih sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.

Page 9: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Secondary group.

Rouceck & warren (1962 : 46) dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian

secondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara

individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak langgeng.

Perbedaan antara primary group & secondary group terdapat pada :

1. hubungan-hubungan atau interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang

bersangkutan. Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan struktur hubungan yang

kurang harmonis antara anggotanya (rakyat dan pemerintah).

2. jika terdapat perselisihan diantara anggota kelompok primary group cenderung

diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group maka norma hukum

merupakan unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan diantara anggota

kelompok tersebut.

5. Gemeinschaft dan gesselschaft

Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh

hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta

dan kesatuan batin yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam

keluarga, kekerabatan, dan lain-lain.

Gesselschaft adalah berupa ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek,

bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan

perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik, seperti ikatan perdagangan.

Ciri gemeinschaft menurut tonnies :

intimate : yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.

private : yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orang saja.

exclusive : yaitu bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita” saja dan tidak

untuk orang-orang diluar “kita”.

Page 10: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Tiga tipe gemeinschaft menurut tonnies :

- Gemeinschaft by blood : ikatan yang berdasarkan pada keturunan darah, contoh

keluarga.

- Gemeinschaft of place : ikatan yang berdasarkan kedekatan tempat tinggal, contoh

tetangga.

- Gemeinschaft of mind : ikatan yang mendasarkan diri pada jiwa dan pikiran yang sama

6. Formal group & informal group

Formal group merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-

peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya.

Formal group bisa dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai

kedudukan yang disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Kriteria rumusan formal

grup adalah merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan

mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan berdasarkan

bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya formal grup adalah suatu

kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan

oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara angota-anggotanya. Contohnya

adalah himpunan mahasiswa dll.

Informal grup adalah suatu kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya

tidak mengikat anggotanya serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti.

Informal group terbentuk biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara orang-

orang yang mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh klik (clique).

7. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur.

Kelompok sosial yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar

yaitu kerumunan dan publik.

Page 11: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Kerumunan,

Kerumunan adalah suatu kelompok manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir

dan tidak mempunyai seorang pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Ciri-ciri

kerumunan:

1. Interaksinya bersifat spontan.

2. Orang-orang yang berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.

3. Contohnya adalah kerumunan orang di stasiun, pasar dan lain-lain.

Ada beberapa macam kerumunan:

1. Kerumunan formal yaitu kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan tujuan, biasanya

bersifat pasif. Contohnya yang menonton film di bioskop, orang yang menghadiri

pengajian dan lain-lain.

2. Kerumunan ekspresif contohnya kerumunan orang yang menghadiri pesta.

3. Kerumunan sementara, bersifat kurang menyenangkan contohnya pengantri karcis.

4. Kerumunan orang panik (panic crowds).

5. Kerumunan penonton (spectator crowds).

6. Kerumunan yang berlawanan dengan hukum (lawless crowds).

- acting mobs, kumpulan orang yang bertindak emosional dalam demonstrasi atau unjuk

rasa.

- immoral mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabukan.

Publik

Publik adalah merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang

terjadi berlangsung melalui alat-alat komunikasi pendukung, seperti pembicaraan berantai secara

individual, media massa maupun kelompok. Setiap aksi publik dipengaruhi oleh keinginan

individu, jadi tingkah laku pribadi dari publik pun didasari oleh tingkah laku individu atau

prilaku individu.

Page 12: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

8. Masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).

Masyarakat pedesaan

Dalam masyarakat pedesaan hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin

dengan erat, mendalam dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat

pedesaan terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan (rural

community) dan masyarakat perkotaan (urban community).

Ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).

- hubungan yang erat diantara masyarakatnya.

- biasanya kehidupannya masih sederhana dan memilii pekerjaan yang sama.

Masyarakat perkotaan.

Masyarakat perkotaan pekerjaannya beraneka macam dan tidak terkonsentrasi kepada

satu aspek pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan yang berbeda

dengan masyarakat pedesaan, antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. Soerjono

soekanto (1982:149) mengemukakan beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat

pedesaan dan perkotaan, yaitu :

1. Kehidupan keagamaan.

Masyarakat pedesaan mengarah kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat

perkotaan mengarah kepada kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang

berbeda.

2. Kemandirian

Hal terpenting bagi masyarakat perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki

peran serta status dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak berani

menunjukkan eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain dengan latar

belakang yang berbeda.

3. Pembagian kerja

Page 13: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Pada masyarakat perkotaan pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-

batas yang nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.

4. Peluang memperoleh pekerjaan

Dengan adanya sistem pembagian kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh

pekerjaan lebih banyak pada masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.

Hal ini juga dilihat dari faktor tingkat pendidikan.

5. Jalan pikiran

Pola pikir rasional pada masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan

kepentingan bukan faktor pribadi.

6. Jalan kehidupan

Jalan kehidupan yang cepat (roda kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan

dihargainya/pentingnya faktor waktu dalam mengejar kehidupan individu.

7. Perubahan sosial

Pada masyarakat kota kemungkinan perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa

karena mereka lebih terbuka bagi adanya perubahan.

Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah “sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk

secara bersama-sama mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith,

stanley & shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta

berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. Pengertian ini

mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok yang terorganisasi” dan “masyarakat itu

kelompok yang berpikir tentang dirinya sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem

sosial, dimana semua funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara

tetap”. Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku perseorangan

yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik.

Page 14: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Koentjaraningrat (1990 : 146), masyarakat adalah “kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat

oleh suatu rasa identitas bersama”.

Ciri-ciri pokok dari masyarakat :

- Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2 orang.

- Bercampur atau bergaul bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia

akan menimbulkan manusia-manusia baru sebagai akibat hidup bersama itu, timbul

sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.

- Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

- Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan

kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

- Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

Unsur-unsur terbentuknya suatu masyarakat

- Terdapat sekumpulan orang.

- Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif sama atau waktu yang

lebih lama.

- Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.

- Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.

- Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.

- Akibat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama menghasilkan kebudayaan berupa

sistem nilai,sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Unsur-unsur dalam sistem sosial sebagai berikut :

- Kepercayaan dan pengetahuan. Unsur kepercayaan dan pengetahuan merupakan unsur

yang paling penting dalam sosial, karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat

dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang

kebenarannya, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta alam

semesta.

- Perasaan. Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam

sekitarnya termasuk didalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk melalui hubungan

Page 15: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang bila sampai tingkat tertentu harus

dikuasai tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.

- Tujuan. Sebagai mahluk sosial, dalam setiap tindakannya manusia mempunyai tujuan-

tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir atas suatu

tindakan & perilaku seseorang yang harus dicapai baik melalui perubahan-perubahan

maupun dengan cara mempertahankan suatu keadaan yang sudah mantap.

- Kedudukan (status) & peran (role). Kedudukan adalah posisi seseorang secata umum

dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,

prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Sedangkan peran (role) adalah pelaksanaan hak

dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya. Kedudukan menentukan apa yang

harus diperbuatnya bagi masyarakat dan tidak harus memiliki hierarki.

- Kaidah atau norma. Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku yang diharapkan

atau pantas menurut kelompok atau masyarakat.

- Tingkat atau pangkat. Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan dan peanan

seseorang dalam masyarakat.

- Kekuasaan. Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak

lainnya.

- Sanksi. Sanksi adalah suatu bentuk imbalan/balasan yang diberikan terhadap seseorang

atas perilakunya. Sanksi dapat berubah hadiah & daoat pula berupa hukuman. Sanksi

dberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku para masyarakat

supaya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

- Fasilitas (sarana). Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan metode, benda-benda yang

digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri.

Masyarakat secara garis besar menyangkut 3 aspek, yaitu :

- Struktur sosial. Keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-

kaidah sosial (norma sosial), lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial (pranata

sosial).

- Proses sosial. Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

- Perubahan sosial. Perubahan dalam struktur sosial dan jalinan hubungan dalam

masyarakat.

Page 16: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

- Masyarakat terbentuk karena adanya individu-individu, demikian pula dengan individu

dapat mengaktualisasikan & bersosialisasi sebagai mahluk sosial.

Page 17: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

RAGAM GEJALA SOSIAL DI DALAM MASYARAKAT

Definisi : Dapat diartikan suatu peristiwa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang

biasanya dalam kajian sosiologi disebut fenomena sosial. (Gejala Sosial = Fenomena

Sosial) => Perubahan Sosial (+/-).

Faktor-Faktor Penyebab Gejala Sosial

a. Kultural => Adanya pertumbuhan dan perkembangan suatu nilai di

masyarakat/komunitas.

b. Struktural =>Suatu keadaan yang mempengaruhi suatu pola tertentu. Hubungan yang

terjalin antara individu terhadap kelompok di lingkungan masyarakat.

Macam-macam Gejala Sosial

a. Ekonomi adalah Suatu kemampuan ekonomi yang dimiliki individu akan

mengakibatkan gejala sosial di masyarakat terkait dengan perekonomiannya.

b. Budaya adalah Dengan beragamnya jenis budaya yang ada di Indonesia maka akan

sangat mudah terjadi suatu konflik. Maka itu akan menimbulkan suatu gejala sosial

yang akan terjadi dalam masyarakat itu sendiri.

c. Lingkungan Alam adalah Karakteristik suatu lingkungan akan menentukan aspek sisi

kesehatan lingkungannya. Seseorang yang terkena penyakit akan secara pasti

mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

d. Psikologis adalah psikologis seseorang yang menentukan bagaimana suatu individu

menjalani aktivitas kesehariannya. Bila psikologis seseorang terganggu maka akan

menimbulkan gejala sosial untuk lingkungan sekitarnya.

Dampak Gejala Sosial di Masyarakat

a. Dampak positif adalah Gejala yang hadir dapat disikapi secara bersikap terbuka maka

perubahan tersebut akan berdampak positif dan memberikan manfaat.

b. Dampak negatif adalah Tidak mampunya seseorang untuk menerima perubahan akan

membuat seseorang mengalami perbuatan kearah yang menyimpang.

PETA KONSEP

Page 18: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Contoh gejala sosial dalam masyarakat

1. Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memilihara

dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu

memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Kemiskinan

sebagai suatu fenomena sosial yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara yang

sedang berkembang tetapi juga terjadi di Negara-negara yang sudah mempuyai

kemapanan di bidang ekonomi. Kemiskinan merupakan permasalahan yang di

akibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Dengan adanya

globalisasi ekonomi dan ketergantungan antar negara dapat memberikan tantangan

dan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara dan juga

memberikan resiko ketidakpastian perekonomian dunia.

Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang baik di

bidang ekonomi,kependudukan maupun lingkungan hidup. Pada umumnya semuanya

akibat kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada peningkatan kesejahteran

rakyat. Dampak dari berbagai kebijakan tersebut adalah masih banyaknya penduduk

miskin di Indonesia. Adapun beberapa faktor penyebab kemiskinan sebagai berikut:

a. Kurangnya lapangan pekerjaan

b. Tingkat pendidikan yang rendah

Page 19: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

c. Kurangnya modal

d. Tidak memiliki skill

e. Banyaknya jumlah anggota keluarga

Dampak yang disebabkan oleh kemiskinan diantaranya adalah: Kesejahteraan

masyarakat sangat jauh dan sangat rendah, Ini berarti dengan adanya tingkat

kemiskinan yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pendapatan

yang mencukupi kebutuhan hidup

a. Tingkat kematian meningkat, Banyak yang mengalami kematian akibat kelaparan

atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani

kemiskinan yang dihadapi.

b. Banyak keluarga yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuhan

akan makanan yang mereka makan sehari-hari.

c. Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) menyebabkan tidak

mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak mempunyai

keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan.

d. Tingkat kriminalitas meningkat, untuk memperoleh pendapatan tindakan

kejahatan sering dipake untuk memperolehnya. Karena dengan cara yang baik

mereka tidak mempunyai kemampuan maupun ilmu yang mempuni.

2. Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah

semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum

pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu. Tindakan kriminalitas yang

Page 20: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti pencurian, perampokan,

pembunuhan, dan lain sebagainya. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat

harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar.

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya

masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:

a. Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.

b. Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah

lainnya yang saling berhubungan.

c. Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan

penanggulangan kriminalitas.

d. Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan

kejahatan.

3. Kesenjangan Sosial Ekonomi

Kesenjangan sosial ekondmi merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas

dengan kelompok bawah. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kesenjangan

sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:

a. Menurunnya pendapatan per kapita.

b. Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah.

c. Rendahnya mobilitas sosial.

d. Adanya pencemaran lingkungan alam.

Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di masyarakat, seperti

munculnya tindakan kriminal, adanya kecemburuan sosial, dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, dalam masyarakat perlu adanya upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial

Page 21: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

tersebut. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan

sosial ekonomi, antara lain;

a. Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan

pendidikan yang layak.

b. Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

c. Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah.

4. Masalah sampah

Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah

sampah sangat mengganggu, terutama kalau tidak dikelolah dengan baik. Bagaimana

dengan pengelolaan sampah di lingkunganmu? Bagi masyarakat pedesaan, sampah

mungkin belum menjadi masalah serius. Tetapi, tidak demikian dengan masyarakat

yang tinggal di kota atau di daerah padat penduduk. Masyarakat kota dan daerah

padat penduduk menghasilkan banya sekali sampah. Sampah segera menumpuk jika

tidak segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kebersihan, memikul tanggung jawab

dalam mengelola sampah. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap.

Sampah yang ditumpuk dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular. Misalnya,

muntah berak (muntaber), penyakit kulit, paru- paru, dan pernapasan. Karena itu,

kalau kamu perhatikan, di lingkungan tempat tinggalmu ada selalu ada petugas

sampah. Setiap bulan orang tuamu membayar iuran sampah. Pernahkah kamu

mengalami keadaan di mana sampah tidak diangkut lebih dari satu minggu?

Lingkungan menjadi bau, bukan? Bagaimana Pak RT dan masyarakat di

Page 22: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

lingkunganmu memecahkan masalah ini? Masalah lain berkaitan dengan sampah

adalah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Di banyak tempat banyak

warga yang biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air. Sungai dan aliran air

menjadi mampet. Akibatnya, sering terjadi banjir jika hujan lebat.

Semua warga masyarakat harus ikut serta mengelola sampah. Warga bisa

mengurangi masalah sampah dengan tertib mengelola sampah. Kita biasakan untuk

memisahkan sampah plastik dari sampah basah. Kemudian kita menaruh sampah di

tempat semestinya.

5. Pencemaran lingkungan

Perairan bisa tercemar karena ulah manusia, misalnya membuang sampah ke

sungai dan menangkap ikan dengan menggunakan pestisida. Sungai, danau, atau

waduk juga menjadi tercemar kalau pabrik-pabrik membuang limbah industri ke sana.

Pencemaran mengakibatkan matinya ikan dan makhluk lainnya yang hidup di air.

Akhirnya, manusia juga menderita kerugian.

Pencemaran udara disebabkan asap kendaraan bermotor dan asap pabrik-pabrik.

Kamu yang tinggal di kota pasti menghadapi masalah ini setiap hari. Kalau kamu

habis jalan-jalan, coba usaplah wajahmu dengan kapasbersih. Apa yang kamu lihat

pada kapas itu? Kapas itu akan menjadi hitam karena kotoran yang ada di wajahmu.

Kotoran itu berasal dari debu dan asap kendaraan bermotor. Udara yang kita hirup

adalah udara yang sangat kotor. Bayangkan apa yang terjadi dengan paru-paru kita,

kalau kita menghirup udara yang sangat kotor seperti itu. Berbagai cara telah

dilakukan pemerintah untuk mengatasi pencemaran udara. Misalnya, membuat taman

Page 23: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

kota dan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Kita sebagai warga negara sebaiknya

ikut serta dalam program ini. Selain itu, kalau kita memiliki kendaraan bermotor,

usahakan supaya kendaraan tersebut layak dipakai. Jangan sampai kendaraan milik

kita mengeluarkan banyak asap. Kalau bepergian ke mana-mana, sebaiknya

menggunakan kendaraan umum. Jumlah kendaraan di jalan jadi berkurang.

6. Masalah kenakalan remaja

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang meniru

tingkah laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat menjadi suatu

masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Munculnya

kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-

perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua

orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang.

Masalah remaja ini ditandai oleh adanya keinginan untuk melawan ataupun sikap

apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai dan norma-norma yang

berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di masyarakat, diharapkan mereka

dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Prilaku

menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai contoh membolos,

mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.

Page 24: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

7. Masalah kependudukan

Indonesia adalah negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat.

Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan

penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan

dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk disuatu negara. kesejahteraan penduduk

juga mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering

sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan dapat berupa kepadatan penduduk,

pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan penduduk. Ada beberapa faktor

munculnya masalah kependudukan antara lain:

a. Persebaran penduduk yang tidak merata

Wilayah negara kita sangat luas. Penduduk yang tinggal di wilayah negara

kita tidak merata. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang

sangat jarang penduduknya.

b. Jumlah penduduk yang begitu besar

Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Indonesia menduduki urutan

keempat negara terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika

Serikat

c. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Jumlah penduduk Indonesia sudah sangat banyak. Jumlah ini akan terus

bertambah karena pertumbuhan jumlah penduduk juga tinggi. Hal ini

disebabkan oleh angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka

kematian

d. Kualitas penduduk rendah

Page 25: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi

kualitas atau mutu penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang

memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat

mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus.

e. Rendahnya pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun.

Pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah. Remdahnya

pendapatan per kapita rendah berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat

miskin.

f. Tingginya tingkat ketergantungan

Penduduk yang tidak tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif.

Biasanya penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau

masih anak-anak dan remaja. Mereka ini disebut usia nonproduktif. Penduduk

nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk produktif (bekerja).

Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungan di Indonesia

cukup tinggi.

g. Kepadatan penduduk

Beberapa kota besar di Indonesia sangat padat. Tingginya kepadatan

penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti pengangguran,

kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan,

pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan

sebagainya.

Page 26: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Page 27: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

METODE PENELITIAN SOSIAL

Penelitian sosial dilakukan untuk memecahkan atau menganalisis berbagai fenomena

sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini berhubungan dengan minat peneliti untuk

mengetahui fenomena sosial tertentu. Sebelum mengadakan suatu penelitian, peneliti harus

menyusun suatu rancangan penelitian yang dijadikan sebagai pedoman agar pelaksanaan

penelitiannya berjalan dengan baik, benar, dan lancar. Rancangan penelitian itu antara lain

memuat atau menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Metode ini disesuaikan

dengan jenis penelitian yang dipilih. Pada bab ini kamu akan belajar mengenai rancangan

penelitian beserta unsur-unsurnya dan tahap-tahap dalam merancang suatu penelitian.

Metode Penelitian dalam Sosiologi

Sekarang kita akan belajar tentang penelitian dalam sosiologi. Penelitian mungkin

merupakan suatu hal yang baru buat kamu. Untuk itu mari kita mulai pembahasan ini dengan

mengenal dua metode penelitian dalam sosiologi, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode

penelitian kuantitatif.

1. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dalam menganalisis datanya

mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Gejala yang diteliti diukur dengan skala,

indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik. Menurut

Creswell dalam Asmadi Alsa (2007), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja

Page 28: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

dengan angka, yang datanya berwujud bilangan, yang dianalisis menggunakan statistik.

Fungsinya untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik.

Selain itu juga untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu memengaruhi

variabel yang lain. Masalah penting dalam penelitian kuantitatif adalah kemampuan untuk

melakukan generalisasi hasil penelitian, yaitu seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasi

pada populasi. Hal ini karena secara tipikal penelitian kuantitatif selalu dikaitkan dengan proses

yang dinamakan induksi enumeratif. Apakah induksi enumeratif itu? Induksi enumeratif adalah

menarik kesimpulan berdasarkan angka dan melakukan abstraksi berdasarkan generalisasi. Jika

kamu akan melakukan suatu penelitian kuantitatif, maka ada beberapa langkah yang harus kamu

ketahui atau kamu lakukan. Menurut Asmadi Alsa, langkah-langkah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif beserta spesifikasinya adalah sebagai berikut

a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian

Dalam hal ini, penelitian kuantitatif perlu menguraikan kecenderungan atau

menjelaskan keterkaitan antara variable dan pengembangannya. Penjelasan ini

menunjukkan bahwa peneliti tertarik dalam menentukan apakah satu atau lebih variabel

yang mungkin memengaruhi variabel lain.

b. Melakukan Tinjauan Kepustakaan

Melakukan tinjauan terhadap kepustakaan dimaksudkan untuk menunjukkan

pentingnya permasalahan penelitian itu untuk diteliti dan untuk mengidentifikasi arah

penelitian. Mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti melakukan telaah pustaka dan

mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan, serta memiliki

kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian. Di samping itu, kegiatan

tinjauan kepustakaan ini juga dimaksudkan untuk mengarahkan tujuan dan pertanyaan

atau hipotesis penelitian.

c. Menetapkan Tujuan Penelitian

Pernyataan tentang tujuan, pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan hipotesis dalam

penelitian kuantitatif harus sempit dan spesifik. Hal ini dikarenakan peneliti harus

mengisolasi variabel-variabel yang diteliti.

d. Mengumpulkan Data

Page 29: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data didasarkan pada instrumen yang

sudah ditetapkan sebelum penelitian. Instrumen yang dimaksud adalah daftar pertanyaan

terstruktur (kuesioner).

e. Menganalisis dan Menginterpretasi Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah analisis statistik

yang meliputi uraian kecenderungan, perbandingan kelompok yang berbeda, atau

hubungan antarvariabel. Selain itu kita juga melakukan interpretasi terhadap data yang

telah terkumpul. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara hasil

penelitian dengan yang diprediksikan sebelum penelitian. Jadi interpretasi ini merupakan

penjelasan mengenai hasil penelitian, apakah mendukung atau tidak mendukung prediksi

yang diharapkan sebelumnya. Pendekatan dalam metode ini biasanya sangat bergantung

pada hipotesis dan variabel, sehingga metode pendekatannya berbeda dengan kualitatif.

Pendekatan yang digunakan dalam metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan

populasi dan pendekatan sampel.

Pendekatan Populasi

Populasi adalah kumpulan seluruh anggota dalam kelompok tertentu yang

memiliki jumlah yang besar karena melibatkan seluruh anggota kelompok. Sebagai suatu

populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri dan karakteristik bersama yang

membedakan dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya

sebagai ciri lokasi, akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu.

Studi populasi seringkali tidak memungkinkan dilakukan untuk jangka panjang

apabila karakteristik subjek dan variabel penelitiannya menyangkut aspek perkembangan.

Namun apabila populasi yang hendak diteliti harus dipelajari seluruhnya, maka sangat

mungkin akan memakan waktu yang lama guna mengambil data, membutuhkan tenaga

peneliti dan tenaga lapangan yang banyak sekali, serta akan menghabiskan dana yang

sangat besar.

Suatu penelitian tidak dapat dilakukan terhadap seluruh populasi karena apabila

hal itu dilakukan, maka akan dapat merusak populasi itu sendiri. Oleh karena itu, batasan

dan karakteristik populasi harus jelas dan tegas sehinggakesimpulan penelitian dan target

generalisasinya juga jelas. Begitu pentingnya pembatasan karakteristik populasi ini

Page 30: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

mengakibatkan pemilihan sampel dan pengambilan data belum dapat dilakukan sebelum

batasan populasi tersebut diperoleh dengan benar.

Pendekatan Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti atau dapat dikatakan sebagai

bagian dari populasi. Karena merupakan bagian dari populasi, maka harus memiliki ciri

seperti yang dimiliki oleh populasinya. Apakah suatu sampel merupakanrepresentasi

yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauhmana karakteristik sampel itu

sama dengan karakteristik populasinya. Karena analisis penelitian didasarkan pada data

sampel, sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi, maka sangat

penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya. Untuk itulah

perlu pemahaman mengenai teknik-teknik pengambilan sampel yang tepat. Proses

mengambil atau menentukan sampel disebut dengan sampling. Secara garis besar kita

mengenal dua macam teknik pengambilan sampel (sampling), yaitu probability sampling

dan nonprobability sampling.

1) Probability Sampling

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih.

Jenis ini dibagi atas simple random sampling dan stratified random sampling.

a) Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)

Pengambilan sampel dengan cara acak sederhana memberikan kesempatan

yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan

populasi. Pengambilan sampel secara acak sederhana ini dilakukan dengan

cara undian, tabel, atau menggunakan komputer sebagai media pengacaknya.

Ciri utama sampel acak sederhana ini adalah bahwa setiap unsur dari

keseluruhan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel. Selain itu kesempatan harus independen, artinya kesempatan bagi

suatu unsur untuk dipilih tidak memengaruhi kesempatan unsur-unsur lain

untuk dipilih. Pengambilan sampel dengan cara ini hanya dapat dilakukan

pada populasi yang homogen. Apabila populasinya tidak homogen, maka

tidak akan diperoleh sampel yang representatif. Selain meng-hendaki

Page 31: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

homogenitas, cara ini juga hanya praktis apabila digunakan pada populasi

yang tidak terlalu besar.

b) Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)

Pengambilan sampel berstrata dilakukan pada suatu populasi yang terbagi

atas beberapa strata atau subkelompok dan dari masing-masing subkelompok

itu diambil sampel-sampel terpisah. Pengambilan sampel berstrata dapat

dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan cara proporsional dan cara

tidak proporsional.

(1) Proportional Stratified Sampling (Sampel Berstrata

Proporsional)

Pada prosedur pengambilan sampel ini, banyaknya subjek dalam

setiap subkelompok harus diketahui perbandingannya lebih dahulu.

Kemudian ditentukan persentase besarnya sampel dari keseluruhan

populasi. Persentase atau proporsi ini lalu diterapkan dalam

pengambilan sampel bagi setiap subkelompok atau stratanya

(2) Disproportional Stratified Random Sampling (Sampel Acak

Berstrata Disproporsional)

Prosedur ini biasanya dilakukan karena alasan statistik yang

kadang-kadang analisisnya meminta jumlah subjek yang sama dari

masingmasing subkelompok. Kadangkala, pengambilan sampel

dengan model ini dapat mengakibatkan terlalu sedikit jumlah

sampel dalam satu atau beberapa strata. Padahal kita ketahui bahwa

semakin besar jumlah sampel dalam masingmasing strata, maka

kesalahan pengambilan sampel (sampling error) akan semakin

kecil. Dalam cara ini, penentuan sampel dilakukan tidak dengan

mengambil proporsi yang sama bagi setiap subkelompok atau

strata, akan tetapi dimaksudkan untuk mencapai jumlah tertentu

dari masing-masing strata

c) Cluster Random Sampling (Sampel Acak Klaster)

Pengambilan sampel dengan cara ini adalah dengan melakukan

randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual. Sebagai

Page 32: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

contoh, pada suatu tempat kos siswa yang terdiri dari 30 kamar, siswa yang

menghuni masing-masing kamar tersebut adalah 3 orang. Dengan cara klaster,

pengambilan sampel tidak dilakukan randomisasi terhadap 90 orang siswa secara

individual, melainkan lewat randomisasi terhadap kamar sebagai klaster.

Misalnya dipilih 20 kamar dari 30 kamar yang ada dan menjadikan seluruh

penghuni kamar terpilih sebagai sampel, sehingga kita memiliki 20 x 3 = 60 orang

siswa sebagai subjek.

2) Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, di mana

besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui. Tentu

saja akibat dari kondisi ini kita tidak mungkin dapat menghitung besarnya kesalahan

dalam estimasi terhadap karakteristik populasi. Yang termasuk nonprobability sampling

di antaranya adalah quota sampling dan purposive sampling.

a) Quota Sampling

Quota sampling adalah metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri

tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Misalnya sejumlah siswa

kelas XII yang pernah menjadi pengurus OSIS di sekolahnya, atau sejumlah

siswa kelas XII yang pernah mengikuti seminar tentang penelitian. Hasilnya

berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tidak dapat dipandang

sebagai generalisasi umum. Dalam sampel dengan sengaja kita memasukkan

orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan.

b) Purposive Sampling

Purposive sampling ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang

terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh subjek

itu. Sampel yang dipilih adalah sampel yang dapat relevan dengan rancangan

penelitian. Peneliti berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari

segala lapisan populasi. Dengan demikian harus diusahakan agar sampel itu

memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi, sehingga dapat dianggap

representatif.

Misalnya untuk menilai mutu kegiatan OSIS di Sekolah Menengah Atas,

peneliti harus menentukan sampel yang terdiri dari kepala sekolah, wakil

Page 33: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

kepala sekolah bidang kesiswaan, guru-guru yang menjabat sebagai pembina

OSIS, pengurus OSIS, pengurus Komite Sekolah, dan sebagian siswa.

c) Snowball Sampling

Dalam snowball sampling ini kita memulai dari kelompok kecil yang nanti

diminta untuk menunjuk orang lain dalam kelompok tersebut. Kemudian

orang lain tersebut diminta pula untuk menunjukkan kawan masing-masing

pula, begitu seterusnya sehingga kelompok itu senantiasa bertambah besar.

Sampling ini dipilih apabila kita ingin menyelidiki hubungan antarmanusia

dalam kelompok yang baik, atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar di

kalangan tertentu. Misalnya bagaimana orang menanamkan modal, membeli

rumah di perumahan, dan lain sebagainya.

2. Metode Penelitian Kualitatif

Kamu sudah belajar mengenai metode penelitian kuantitatif. Sekarang kita akan belajar

mengenai metode penelitian dalam sosiologi yang kedua, yaitu metode penelitian kualitatif.

Apakah metode penelitian kualitatif itu? Metode penelitian kualitatif merupakan metode

penelitian yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh dengan cara

verbal. Pada dasarnya ada tiga unsur utama dalam penelitian

kualitatif, yaitu sebagai berikut.

a. Data, bisa berasal dari bermacam-macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.

b. Prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori.

Prosedur ini mencakup teknik-teknik untuk memahami data atau biasa disebut dengan coding

(penandaan).

c. Laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam jurnal ilmiah atau

konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek temuan atau

teori yang disajikannya. Untuk melakukan penelitian kualitatif, ada beberapa langkah yang harus

kamu lakukan. Menurut Asmadi Alsa, langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian

Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menekankan pada deskripsi dan eksplanasi,

penelitian kualitatif melakukan penelitian dengan cara yang eksploratif dan berusaha memahami

Page 34: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

fenomena sentralnya. Eksplorasi di sini maksudnya bahwa peneliti hanya mengetahui sedikit

tentang fenomena yang akan diteliti, sehingga peneliti harus belajar lebih banyak tentang

fenomena tersebut dari subjek yang diteliti.

b. Melakukan Tinjauan Kepustakaan

Dalam penelitian kualitatif, kepustakaan lebih dimaksudkan sebagai dasar untuk

melakukan justifikasi (pentingnya masalah itu diteliti) atas permasalahan penelitian dan tidak

mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa kepentingan tinjauan kepustakaan

merupakan keperluan yang sekunder, sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman

dari subjek.

c. Menetapkan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan penelitian lebih banyak diarahkan untuk aspek keterbukaan

(open-ended), karena dimaksudkan untuk memperoleh pandangan subjek tentang masalah yang

diajukan dalam penelitian. Maksud peneliti adalah memberikan kesempatan kepada subjek untuk

berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.

d. Mengumpulkan Data

Ketika melakukan penelitian kualitatif, seorang peneliti dapat mengembangkan satu

fokus saat mengumpulkan data, ia tidak menggunakan pendekatan dalam penelitiannya dengan

pertanyaan-pertanyaan khusus untuk menjawab atau menguji hipotesis. Peneliti kualitatif

cenderung mengumpulkan datanya melalui kontak terus-menerus dengan informan (subjek)

dalam pergaulan sehari-hari. Metode pengumpulan data yang mewakili karakteristik penelitian

kualitatif ini adalah observasi berpartisipasi dan pertanyaan mendalam (in-depth interview).

Prosedur yang digunakan secara runtut menurut Bogdan dan Biklen seperti dikutip dalam

Asmadi Alsa (2007) adalah sebagai berikut.

1) Mengumpulkan data berupa kata-kata (verbal);

2) Menganalisis kata-kata tersebut dengan cara pendeskripsian peristiwa-peristiwa dan

memperoleh atau menetapkan tema;

3) Mengajukan pertanyaan umum dan luas;

4) Tidak membuat prediksi terhadap subjek yang diamati, tetapi menyandarkan diri pada peneliti

untuk membentuk apa yang mereka laporkan;

5) Tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis.

e. Menganalisis Data

Page 35: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Dalam penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks dan gambar, maka ada

perbedaan pendekatan analisisnya. Ada beberapa pendekatan dalam metode kualitatif ini, di

antaranya adalah pendekatan fenomenologis, interaksi simbolis, historis, komparatif, gabungan

antara komparatif dan historis, studi kasus, dan studi kepustakaan.

1) Pendekatan Fenomenologis

Sebuah pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu disebut dengan pendekatan

fenomenologis. Pendekatan ini member tekanan pada verstehen, yaitu pengertian

interpretative terhadap pengamatan manusia. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa

peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang ditelitinya. Oleh

karena itu, dalam fenomenologi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia

konseptual para subjek yang ditelitinya

sedemikian rupa, sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang

dikembangkan olehnya di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pendekatan Interaksi Simbolis

Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia dipengaruhi oleh

penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertiannya sendiri,

sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka. Melalui interaksi seseorang

membentuk pengertian. Orang dalam situasi tertentu sering mengembangkandefinisi

karena mereka secara teratur berhubungan dan mengalami pengalaman bersama,

masalah, dan latar belakang, tetapi kesepakatan tidak merupakan keharusan. Di pihak

lain sebagian memegang definisi bersama untuk menunjuk pada kebenaran, suatu

pengertian yang senantiasa dapat disepakati. Hal itu dapat dipengaruhi oleh orang

yang melihat sesuatu dari sisi lain. Pendekatan ini tidak menolak kenyataan bahwa

konsep teoretik tersebut mungkin bermanfaat. Namun, hal itu hanya relevan untuk

memahami perilaku sepanjang hal itu memasuki atau berpengaruh terhadap proses

pendefinisian.

3) Pendekatan Historis

Pendekatan historis merupakan suatu pendekatan yang analisis datanya

didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui kejadian saat ini.

Pendekatan ini merunut suatu peristiwa pada suatu waktu, kemudian dieksplanasi

Page 36: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

(dikupas) untuk memahami kejadiankejadian yang ada pada saat itu guna menerapkan

pada kejadian saat ini.

4) Pendekatan Komparatif

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan dengan cara membandingkan antara

kondisi masyarakat di suatu tempat dengan kondisi masyarakat yang ada di tempat

yang lain. Dengan mendasarkan pada konsep yang sama, pendekatan ini mencoba

menafsirkan kejadian berbeda antarmasyarakat untuk dicari perbedaannya.

5) Pendekatan Gabungan antara Komparatif dan Historis

Dapat dikatakan bahwa pendekatan gabungan merupakan suatu pendekatan yang

berusaha untuk membandingkan pola kehidupan masyarakat pada kurun masa

tertentu dengan masyarakat masa sekarang. Penafsiran atas perbedaan inilah yang

akan menjadi orientasi pendekatan gabungan.

6) Pendekatan Studi Kasus

Pendekatan studi kasus memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena sosial

yang nyata dalam masyarakat, di mana yang ditelaah adalah keadaan masyarakat

dilihat dari persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu lembaga, kelompok,

maupun secara individu. Contohnya gerakan buruh memprotes undang-undang

ketenagakerjaan, gerakan mahasiswa memprotes kenaikan harga BBM, dan lain-lain.

Atau dengan kata lain pendekatan ini berusaha mendalami secara sungguh-sungguh

dari salah satu gejala yang nyata yang terdapat dalam kehidupan masyarakat pada

waktu itu.

7) Pendekatan Studi Kepustakaan

Pendekatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan

bantuan macam-macam materi yang ada dalam batasan kepustakaan. Misalnya dapat

berupa buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, internet, rekaman audio-visual,

dokumen, jurnal-jurnal ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Page 37: UNNESblog.unnes.ac.id/.../Materi-pokok-Sosiologi-SMA-Kelas-X.doc · Web viewBersifat empiris, yakni didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.

DAFTAR PUSTAKA

Elisanti, dan Rostini Tintin. 2009. Sosiologi I: untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Maryati, Kun dan Juju Suryawat. 2013. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta : Erlangga

Ruswanto. 2009. Sosiologi: SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada