miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN...

26
ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2005-2009 Oleh Moh Ali Al Ghozi Mohammad Siroh Mia Febriyanti Meidatul Indah P. JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

Transcript of miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN...

Page 1: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG

TAHUN 2005-2009

Oleh

Moh Ali Al Ghozi

Mohammad Siroh

Mia Febriyanti

Meidatul Indah P.

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Page 2: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sampang merupakan salah satu bagian wilayah dari Provinsi Jawa Timur

yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik selama lima tahun terakhir ( 2005-

2009). Dan memeliki sektor-sektor unggulan yang memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap PDRB Kabupaten Sampang.Berdasarkan sektor potensial yang dimiliki oleh

Kabupaten Sampang, maka harus dikembangkan dengan seoptimal mungkin di era otonomi

daerah saat ini, sebagaimana daerah mempunyai wewenang untuk megelola potensi yang ada

di daerahnya seoptimal mungkin .

Era otonomi telah memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah, baik provinsi

maupun kabupaten atau kota untuk mengembangkan sendiri potensi daerah yang dimiliknya.

Dengan kata lain, daerah diberi wewenang untuk mengelola sendiri keuangannya sekaligus

menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya kemakmuran

penduduk di wilayahnya, dengan mempertimbangkan segenap potensi, sumber daya serta

faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam upaya

meningkatkanpertumbuhan ekonomi.

Sebagai usaha dalam mengembangkan sektor potensial, maka diperlukan strategi dan

kebijakan pembangunan yang sesuai dengan potensi dan permasalahan yang ada di tiap-tiap

daerah yang bersangkutan dalam suatu wilayah pembangunan.Sebagai tindak lanjut dalam

pembangunan daerah, pemerintah menerapkan kebijakan tersebut secara regional dan

sektoral. Kebijakan regional diarahkan pada pengembangan potensi dan kemampuan sumber

daya yang ada, khususnya di pedesaan dengan cara mendapatkan kebutuhan yang diperlukan

oleh daerah-daerah, kemudian mempertimbangkan mana yang merupakan kebutuhan yang

obyektif pembangunan di daerah tersebut. Sedangkan kebijakan sektoral lebih menekankan

pada pengelolaan pembangunan yang terdiri dari berbagai sector ekonomi.Penggunaan

kebijakan sektoral pembangunan lebih diarahkan pada peningkatan produksi, produktifitas

serta pembangunan sarana dan prasarana fisik yang secara langsung menunjang kebutuhan

dasar (Aziz dalam Fatriniasari, 2005:05).

Page 3: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Berikut struktur perekonomian Kabupaten Sampang yang menggambarkan peranan

atau sumbangan dari masing-masing sector dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks

lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-

sumber ekonomi di berbagai sektor. Nilai PDRB Kabupaten Sampang selalu mengalami

peningkatan yang ditunjukkan oleh jumlah nominalnya yang selalu meningkat dari tahun ke

tahun.Dan untuk mengetahui sumbangan dari masing-masing sektor dapat dilihat dari tabel

dibawah ini.

Tabel 1.1

Peranan Ekonomi Sektoral dari PDRB Kabupaten Sampang

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009 Sektor/Subsektor 2005 2006 2007 2008 2009

1. PERTANIAN 1,095,828.69 1,141,808.37 1,150,173.80 1,174,094.07 1,196,558.07

2. PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN

214,743.28 225,896.62 240,758.20 258,160.68 263,891.26

3. INDUSTRI

PENGOLAHAN

20,641.98 21,315.07 22,053.61 23,451.56 23,711.86

4. LISTRIK, GAS & AIR

BERSIH

21,831.55 22,076.18 22,995.63 22,541.92 22,734.63

5. KONSTRUKSI 60,297.07 58,761.82 60,001.70 61,806.29 66,163.33

6. PERDAG., HOTEL &

RESTORAN

431,082.60 460,209.29 509,178.61 547,610.32 588,906.91

7. PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI

50,811.91 54,826.55 58,819.89 64,421.51 70,780.43

8. KEU. PERSEWAAN, &

JASA PERUSAHAAN

77,285.47 81,969.30 90,881.20 98,058.25 103,492.36

9. JASA-JASA 239,048.81 246,664.76 258,937.98 276,467.48 296,915.51

JUMLAH 2,211,571.3

6

2,313,527.9

6

2,413,800.6

2

2,526,612.0

8

2,633,154.3

6

Sumber: BPS, PDRB Kabupaten Sampang, 2000.

Seperti tabel diatas, sumbangan sector pertanian mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, dan pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 1.196.558.07 . Demikian pula dengan

sector perdagangan pada tahun 2009 sebesar 588.906.91, sedangkan sector yang lain relative

mengalami peningkatan seperti sector jasa, perdagangan, pertambangan masing-masing

sebesar 296.915.51, 588.906.91, 263.891.26. Oleh karena itu, peningkatan laju pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Sampang khususnya di titik beratkan sektor pertanian dengan

pengembangannya pada sector pertanian dan perdagangan.

Page 4: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Tabel 1.2Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Timur dengan

Kabupaten Sampang Periode 2005-2009 (%)Tahun Jawa Timur Sampang

2005 5,84 3,84

2006 5,80 4,81

2007 6,11 4,43

2008 5,94 4,79

2009 5,01 4,12

Sumber: BPS, berbagai edisi, 2000. Tabel 1.2 menjelaskan tentang perbandingan laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Sampang dengan laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Timur. Selama lima tahun yaitu dari tahun 2005 sampai tahun 2009 laju petumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sampang telah mengalami fluktuasi dan tidak luput juga dari dampak krisis global yang terjadi tahun 2008.

Berikut ini dijelaskan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir (2005-2009) Jawa Timur mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yakni diatas kisaran 5 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebesar 6,11 persen, kemudian sedikit melambat pada tahun 2008 menjadi 5,94 persen, dan terus melambat menjadi 5,01 persen pada tahun 2009. Semakin melambatnya kinerja ekonomi Jawa Timur ini tentu tidak terlepas dari dampak krisis ekonomi global yang melanda hampir semua negara.Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Karena diketahui terjadinya penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 saat terjadi krisis global financial dan kenaikan harga minyak dunia di Propinsi Jawa Timur (BPS Jatim, 2005:34), sedangkan untuk Kabupaten Sampang berbanding terbalik selama kurun waktu 2005-2009 pertumbuhan ekonominya hanya

Page 5: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

berkisaran 3-4 persen, yang diketahui bahwa untuk meningkatkan satu poinpertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang mudah. Hasil studi ini dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan tentang pengalokasian sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Sampang, sehingga penelitian ”Analisis Potensi Sektor Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2005-2009” penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sektor-sektor ekonomi apa saja yang dominan dan potensial di Kabupaten Sampang tahun

2005-2009?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang dominan dan potensial di Kabupaten Sampang

tahun 2005-2009.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat ilmiah

Memberikan informasi tentang sektor-sektor yang potensial pada tahun 2005-2009 di Kabupaten

Sampang.Dan diharapkan penulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yng membaca dan bisa

menambah wawasan keilmuan khususnya ilmu ekonomi dan studi pembangunan.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan masukan kepada Dinas terkait dalam menyusun alternative kebijakan yang

berkaitan dengan pengembangan sector potensional ekonomi Kabupaten Sampang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini diantaranya:

Page 6: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Analisis Perencanaan Sektor Ekonomi Kabupaten Sampang, Setya Kariyadi, 2005. Meneliti tentang perencanaan sektor ekonomi di Kabupaten Sampang dengan menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan alat analisis Location quotion(LQ) dan Shif Share(SS). Dari hasil penelitian tersebut diketahui sektor-sektor ekonomi yang dapat dijadikan prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang adalah Sektor Jasa dengan LQ>1,77, PS>852, DS>673 adalah prioritas yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sampang.

Analisis Sektor Unggulan di Jawa Timur, Mahendri Sastrio Rachmadi, 2010. Meneliti tentang sector unggulan di Jawa Timur dengan menggunakan metode kuantitatif, dan menggunakan alat analisis Location, Quotient, Shift Share ILOR. Dari hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa sektor yang menjadi unggulan di Jawa Timur tahun 2003-2007 adalah sector perdagangan, hotel, dan restoran. Sedangkan sektor-sektor yang banyak menyerap tenag a kerja di Jawa Timur adalah sector pertanian, sektor industry pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih.

Analisis Potensi Daerah Kabupaten Kediri, Dian Fatriniasari, 2005. Meneliti tentang Potensi daerah Kabupaten Kediri, dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan alalt analisis yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share, Indeks Williamson.Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa perhitungan dengan Indeks Williamson menunjukkan bahwa hasil pembangunan di Kabupaten Kediri selama tahun 1999-2003 semakin merata. Sedangkan hasil LQ danShift Share diketahui bahwa sektor basis dengan pertumbuhan yang cepat di wilayah Kabupaten Kediriyaitu Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan penggalian, serta Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Dari beberapa penelitian diatas disajikan dalam table penelitian berikut:

Tabel 2.1Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Metode Penelitian

Alat Penelitian Hasil

1 Setya Kariyadi, Analisis Perencanaan Sektor Ekonomi Kabupaten Sampang, 2005.

Kuantitatif Location quotien(LQ) dan Shif Share(SS)

Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sampang adalah Sektor Jasa dengan LQ>1,77, PS>852, DS>673 adalah prioritas yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sampang.

2 Mahendri Sastrio Rachmadi , Analisis

Kuantitatif Location, Quotient, Shift

Diketahui bawa sector-sektor unggulan di Jawa Timur adalah

Page 7: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Sektor Unggulan di Jawa Timur, 2010.

Share,ILOR sector perdagangan, hotel, dan restoran.

3 Dian Fatriniasari, Analisis Potensi Daerah Kabupaten Kediri, 2005.

Kuantitatif Location Quotient, Shift Share, Indeks Williamson.

Diketahui bahwa sektor basis dengan pertumbuhan yang cepat di wilayah Kabupaten Kediri yaitu Sektor Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Listrik, Gas dan Air Bersih.

.Persamaan dalam penelitian ini terletak pada metode dan alat analisis yang

dipakai oleh peneliti sebelumnya yaitu metode kuantitatif dan alat analisis Location

quotient (LQ) dan variabelnya yaitu potensi daerah. Sedangkan untuk perbedaanya juga terletak

pada alat analisisnya, yaitu dalam penelitian ini tidak hanya menggunakan Location quotient,

namun peneliti menggunakan alat analisis Shift share

2.2 Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pembangunan Ekonomi Daerah

Konsep pembangunan ekonomi menyatakan bahwa pembangunan ekonomi tidak selalu

identik dengan pertumbuhan dan juga bukan hanya sekedar bagaimana menaikkan Produk

Domestik Bruto (PDB) per tahun saja.Pembangunan ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-

kegiatan yang dilakukan suatu daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas

hidup masyarakatnya.Pembangunan Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan kenaikkan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka

panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad dalam Yudha, 2011:6).

Dari definisi tersebut jelas bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu

proses dimana saling mempengaruhi faktor-faktor yang menyebabkan pembangunan ekonomi

dan unuk mengetahui peristiwa yang muncul guna dilakukan peningkatan kegiatan ekonomi agar

terjadi peningkatan pertumbuhan perkapita dan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya

mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan

merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut

(Arsyad dalam Yudha, 2011:108).

2.1.2. Konsep Tentang Daerah

Untuk dapat membahas dan memecahkan masalah pembangunan ekonomi daerah dan

perencanaan ekonomi daerah yang berkaitan dengan tempat, maka muncullah ilmu ekonomi

Page 8: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

daerah (regional). Ilmu ekonomi daerah menempatkan proses ekonomi dalam lingkup spasial

(mengenai tata ruang) sehingga menempatkannya dalam struktur landscape ekonomi. Pengertian

daerah yang digunakan dalam ilmu ekonomi daerah adalah sangat luas, sepanjang di dalamnya

terkandung unsur tempat atau space.Pengertian daerah (regional) berbeda-beda tergantung pada

aspek tinjauannya. Dari aspek ekonomi, daerah mempunyai tiga pengertian yaitu : daerah

homogen, daerah nodal, daerah perencanaan. Pertama daerah homogen adalah daerah yang

dianggap sebagai ruang di mana kegiata ekonomi terjadi dan di dalam berbagai pelosok ruang

tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi

pendapatan perkapita, sosial-budaya, geografis, dan sebagainya. Kedua adalah daerah nodal atau

daerah fungsional.

Konsep ini memandang suatu daerah terutama dari segi organisasi tata ruang dari

berbagai aktivitas dan sumbersumber dayanya. Pada konsep ini masing-masing daerah dianggap

heterogen dan menekankan hubungan antara pusat-pusat kegiatan dan sumber-sumber daya

dalam tata ruang yang tersebar.Setiap pusat dianggap mempunyai daerah yang terbelakang

(hinterlands) atau lingkungan daerah pengaruh yang sesuai hierarki di dalam dan di luar daerah

tersebut.Ketiga adalah daerah perencanaan atau daerah administrasi dimana daerah adalah suatu

ekonomi ruang yang berada dibawah satu administrasi tertentu seperti satu Propinsi, Kabupaten,

Kecamatan, dan sebagainya (Arsyad, 2004:107).Jadi daerah disini didasarkan pada pembagian

administratif dari suatu negara.

2.1.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah

secara komprehensif.Namun demikian, ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu

bagaimana memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah.Pada hakikatnya, inti dari

teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan yang berkisar tentang metode dalam

menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor

yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu (Arsyad 2004:114).

Pengembangan metode untuk menganalisis suatu perekonomian suatu daerah penting sekali

kegunaanya sebagai sarana mengumpulkan data tentang perekonomian daerah yang bersangkutan

serta proses pertumbuhannya.

2.1.3.1. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Pertumbuhan

industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku

Page 9: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (Arsyad,

2004:300). Untuk menentukan suatu kegiatan tersebut merupakan kegiatan basis dan kegiatan

bukan basis dapat dilakukan dengan metode-metode baik secara langsung maupun tidak

langsung.Metode pengukuran langsung dapat dengan survey langsung untuk mengidentifikasi

sektor mana yang merupakan sektor basis.Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan

tepat. Sedangkan pendekatan tidak langsung, yaitu (Sitohang, dalam Yudha 2011:66):

1. Menggunakan asumsi-asumsi atau metode arbitrer sederhana yang mengasumsikan bahwa

semua industri primer dan manufaktur adalah basis dan semua industri jasa adalah bukan basis.

2. Metode location quotient (LQ), yaitu dengan membandingkan peranan industri tertentu dalam

suatu perekonomian daerah dengan peranan industry yang sama dalam perekonomian nasional.

Dari perbandingan tersebut, rasio yang lebih besar daripada 1 menunjukkan kegiatan ekspor atau

kegiatan basis, sedangkan rasio LQ yang lebih kecil daripada 1 menunjukkan kegiatan local atau

bukan basis.

3. Metode kebutuhan minimum (minimum requirement) adalah modifikasi dari metode LQ

dengan menggunakan distribusi minimum dari tenaga kerja yang diperlukan untuk menopang

industri regional dan bukannya distribusi ratarata.

Dari ketiga metode diatas, metode yang kedua (metode LQ) yang akan dipakai lebih

lanjut dalam skripsi ini untuk mengidentifikasikan sektor-sektor yang ada dalam daerah penelitian

kedalam sektor-sektor basis dan non basis. Karena, metode ini sangat berguna untuk menentukan

keseimbangan antara jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk

mengembangkan stabilitas ekonomi.

2.1.3.2. Analisis Location Quetient (LQ)

Location Quetient (LQ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi

sektor basis atau unggulan (leading sector). Indikator yang digunakan : kesempatan kerja (tenaga

kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah Location Quotient (Emilia,

2006: 24). Teknik ini membandingkan antara aktivitas pada perekonomian daerah dengan pereko-

nomian yang lebih luas yaitu regional atau nasional, dalam usaha untuk mengidentifikasi

spesialisasi dari perekonomian daerah. Dalam teknik ini, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi

menjadi (dua) golongan, yaitu (Arsyad dalam Yudha, 2011:140):

1. Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang

bersangkutan yang di sebut dengan industri basic.

2. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut yang di sebut dengan

industri non basic atau industri lokal.

Page 10: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

2.1.3.3. Analisis Shift share

Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis

perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian regional atau nasional

(Arsyad dalam yudha, 2011:139).Metode ini dikembangkan dari analisis industri yang pertama

kali dikemukakan oleh Jones dan Lasser (1951) di Inggris.Dasar pemikiran analisis struktur ini

yaitu industri tidaklah homogen dan beberapa industri mengalami pertumbuhan yang lebih cepat

daripada industri-industri lainnya. Analisis ini kemudian dikenal dengan namaShift-Share, yang

kemudiandikembangkan lebih lanjut oleh Dunn dan Perloff dari Amerika Serikat, metode ini

menghendaki pengisolasian efek dari struktur industri suatu daerah terhadap pertumbuhannya

selama suatu periode waktu tertentu.

2.1.5. Pengembangan Sektor Potensial

Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah

mengadakan tinjauan keadaan, permasalahan dan potensi-potensi pembangunan (Tjokroamidjojo,

dalam Yudha, 2011:74).Berdasarkan potensi sumber daya alam yang kita miliki, maka adanya

sektor potensial di suatu daerah harus dikembangkan dengan seoptimal mungkin.

Berdasarkan potensi sumber daya alam yang kita miliki, maka adanya sektor potensial di suatu daerah harus dikembangkan dengan seoptimal mungkin.Lincolin Arsyad (2004:165) mengatakan bahwa sampai dengan akhir dekade 1980-an, di Indonesia terdapat tigakelompok pemikiran dalam kaitannya dengan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memantapkan keberadaan sektor industri. Ketiga kelompok pemikiran tersebut adalah:1. Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada sektor yang memiliki keunggulan komparatif. Pemikiran seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonom-akademis.2. Konsep Delapan Wahana Transformasi Teknologi dan Industri yang di kemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi, yang pada dasarnya memprioritaskan pembangunan industi-industri hulu secara serentak (simultan).3. Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu-hilir. Konsep ini merupakan konsep menteri perindustrian.

Sebagai indikator analisis evaluasi, metode klarifikasi, dan validasi dari perencanaan yang telah disusun sesuai dengan tuntutan kerangka acuan kerja digunakan analisis SWOT. Analisis ini merupakan suatu

Page 11: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

metode untuk menggali aspek-aspek kondisi sektoral yang terdapat di suatu kawasan yang direncanakan untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan sektoral tersebut.2.3. Kerangka penelitian

Penelitian mengenai “Analisis Potensi Sektor Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2005-2009”, menggunakan metode kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung indeks Location Quotients dan

Shift Share dimana pendekatan ini digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang

dominan dan potensial.

gambar 2.1Bagan Kerangka Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung indeks Location

analisis potensi sektor ekonomi

Kuantitatif

Location Quotieon Shift share

Sektor ygdominan dan potensial

Strategi kebijakan pengembangan ekonomi sektoral di Kabupaten Sampang

Page 12: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Quotients dan Shift Share dimana pendekatan ini digunakan untuk mengetahui sektor-sektor

ekonomi yang dominan dan potensial sehingga dapat dijadikan prioritas pengembangan ekonomi.

3.2Definisi OperasionalBeberapa pengertian atau definisi yang perlu dipahami dalam penelitian ini adalah :1. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan

jasa dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 dan dinyatakan dalam prosentase (%).

2. Potensi daerah Kabupaten Sampang adalah kemampuan daerah Kabupaten Sampang untuk mengelola setiap sumberdaya-sumberdaya yang ada di daerah tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (sumber daya).

3. Sektor ekonomi yaitu sektor pembentuk angka PDRB yang berperan dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi.

4. Pengembangan sektor ekonomi potensial adalah upaya untuk mengubah atau menaikkan keadaan yang ada (mengganti keseimbangan yang telah ada) pada sektor-sektor ekonomi potensial (unggul, mampu, strategis), guna meningkatkan PDRB Kabupaten Sampang secara umum.

5. Pangsa regional merupakan besarnya pergeseran atau perubahan secara agregat di wilayah yang lebih luas (Kabupaten Sampang terhadap Provinsi Jawa timur).

6. Proportionality Shift yaitu perbedaan pertumbuhan PDRB yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Sampang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan dengan perekonomian Propinsi Jawa Timur.

7. Differential Shift yaitu pendekatan PDRB yang diakibatkan oleh sektor-sektor di Kabupaten Sampang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat daripada sektor yang sama di Propinsi Jawa Timur.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian, yaitu data sekunder , data diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sampang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Timur.

Page 13: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Pengumpulan data dilakukan

dengan metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau informasi

mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat kembali

laporan-laporan tertulis, baik berupa angka maupun keterangan (tulisan atau papan, tempat

kertas dan orang). Pada penelitian ini metode dokumentasi dipakai untuk mengetahui data

PDRB Kabupaten Sampang dan PDRB Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2009 (data terbaru)

atas dasar Harga Konstan, yang bersumber dari dokumentasi BPS.

3.5. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan dua alat analisis yang berkaitan dengan permasalahan

yang ada yaitu analisis Location Quetient (LQ) dan analisis Shift Share.

3.5.1. Analisis Location Quetient

Alat analisis umum untuk menilai ekonomi basis suatu wilayah adalah menggunakan

analisis Location Quotient (LQ), LQ adalah perbandingan antara pangsa relatif (proporsi)

pendaptan atau tenaga kerja suatu sektor pada tingkat wilayah (misalnya Kabupaten) terhadap

pangsa relatif sektor tersebut pada wilayah yang lebih luas (misalnya Propinsi) (Indahsari,

2009:24). Rumus LQ ditulis sebagai berikut:

Dimana :

LQ = nilai LQ sektor ke-i

vi = PDRB Sektor i di Kabupaten Sampang (dalam juta Rupiah).

vt = PDRB total di Kabupaten Sampang (dalam juta Rupiah).

Vi = PDRB Sektor i di Propinsi Jawa Timur (dalam juta Rupiah).

Vt = PDRB total di Propinsi Jawa Timur (dalam juta Rupiah).

3.5.2. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share berfungsi sebagai pelengkap analisis Location Quetient.Analisis

ini digunakan untuk melihat pertumbuhan PDRB dan sektor-sektornya, baik oleh pengaruh

intern maupun pengaruh ekstern. Metode ini diawali dengan perubahan nilai tambah atau

PDRB suatu sektor di Kabupaten Sampang antara dua periode yaitu periode dasar dan

Page 14: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

periode t. Notasi Shift Share berikut ini mengikuti notasi yang dikemukakan oleh ( Jakfar

Sadik, 2012) sebagai berikut:

DYi = PRij + PPij + PPWij

atau secara rinci

Y’ij-Yij = Yij = Yij(Ra-1) + Yij(Ri-Ra) + Yij (ri-Ri)

Dimana:

Yij = Perubahan dalam pendapatan subsektor Kabupaten Sampang pada wilaya Provinsi

Jawa Timur.

Yij = PDRB subsektor Kabupaten Sampang pada Provinsi Jawa Timur pada tahun dasar

analisis

Y’ij =PDRB subsektor Kabupaten Sampang pada Provinsi Jawa Timur pada tahun akhir

analisis

Yi = PDRB subsektor Kabupaten Sampangdiseluruh wilaya penelitian pada tahun dasar

analisis

Y’i = PDRB subsektor Kabupaten Sampangdiseluruh wilaya penelitian pada tahun akhir

analisis

Y = PDRB seluruh subsektor pada tahun dasar analisis

Y’ = PDRB seluruh subsektor pada tahun akhir analisis

Ra = Y’../ Y..

Ri = Y’i / Yi

ri = Y’ij / Yij

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa bila:

1. Pertumbuhan Regional (PRij) yang bernilai positip mengandung makna bahwa bahwa

wilayah tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan nasional rata-rata.

Sedangkan yang bertanda negatif memberi suatu indikasi bahwa pertumbuhan

regional suatu wilayah lebih lambat dibandingkan pertumbuhan nasional rata-rata.

2. Pertumbuhan Proporsional (PP) yang bernilai positif memberi suatu indikasi bahwa

sektor ke-i (regional) merupakan sektor yang maju, sektor tersebut tumbuh lebih cepat

daripada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. PP bernilai negatif

mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang lamban.

3. Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) menunjukkan daya saing yang dimiliki suatu

sektor ke-i di suatu wilayah dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah

Page 15: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

pembanding (wilayah satu atau dua tingkat di atas, bisa juga menggunakan cakupan

nasional).

BAB IV

4.1 Hasil Analisis Location Quotient

Untuk mengetahui apakah sektor-sektor ekonomi di suatu daerah termasuk sektor basis atau

non basis digunakan analisis Location Quotien (LQ). Dengan analsis ini suatu sector

dikatakan sebagai sektor basis jika nilai LQ lebih besar dari 1 (LQ > 1), sektor inimempunyai

potensi untuk dikembangkan karena sektor ini selain mampu mencukupikebutuhan akan

barang dan jasa daerahnya sendiri juga mampu memenuhi kebutuhan daerah lain. Sedangkan

suatu sektor dikatakan nonbasis jika sektor tersebut mempunyai nilai LQ kurang dari 1 (LQ <

1), sektor nonbasis ini merupakan sector yang kurang berkembang disuatu daerah dan hanya

mampu mencukupi kebutuhan daerahnya sendiri. Hasil perhitungan Location Quotien (LQ)

Kabupaten Sampanglama 10 tahun terakhir (dari tahun 2005-2009) selengkapnya dapat

dilihat padatabel berikut:

Tabel 4.1Hasil Perhitungan Indeks Location Quotien (LQ)

Di Kabupaten Sampang Tahun 2005-2009

Sektor/Subsektor 2008 2009 2010 2011 2012 LQ

1. PERTANIAN0.495497

80.493535

60.476499

1 0.4646911 0.45442 2.8577546

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN0.097099

90.097641

60.099742

4 0.10217660.100218

7 4.7589096

3. INDUSTRI PENGOLAHAN0.009333

60.009213

20.009136

5 0.00928180.009005

1 0.034711

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH0.009871

50.009542

20.009526

7 0.0089218 0.008634 0.5365588

5. KONSTRUKSI0.027264

40.025399

20.024857

8 0.0244621 0.025127 0.7887111

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN0.194921

4 0.1989210.210944

8 0.2167370.223650

7 0.6828577

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI0.022975

50.023698

20.024368

2 0.02549720.026880

5 0.419557 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 0.034946

0.0354304

0.0376507 0.0388102

0.0393036 0.7267518

9. JASA-JASA 0.108090.106618

4 0.107274 0.10942220.112760

4 1.3335088

Smber: PDRB Kabupaten Sampang diolah

Page 16: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis LQ seperti yang terlihat dari Tabel 4.6

Kabupaten Sampang mempunyai tiga sektor basis, sektor tersebut yaitu sektor pertanian

sebesar 2.86, jasa sebesar 1.33 danpertambangan sebesar 4,76 yang menjadi sektor basis

utama di Kabupaten Sampang melebihi sektor pertanian dan jasa. Sedangkan sektor-sektor

yang bukan termasuk basis di Kabupaten Sampang selama periode 2005-2009 terdapat enam

sektor non basis yaitu sektor yaitu industry pengolahan sebesar 0.03, listrik sebesar 0.53,

konstruksi sebesar 0.78, perdagangan 0.68, pengangkutan sebesar 0.41, dan keuangan sebesar

0.72. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan danuntuk

memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang, akan tetapi sektor nonbasis juga perlu

untuk dikembangkan untuk menjadi sektor basis baru dan menunjangsektor basis yang telah

ada.

4.2 Hasil Analisis Shift Share

Analisis ini terdiri dari tiga komponen, yaitu Differential Shift (DS), Proportionality Shift

(PS) dan pangsa regional (PR).Differential Shift yang positif menunjukkan bahwa suatu

sektor mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang

sama di daerah lain, atau dengan kata lain dapat diartikan bahwa sektor tersebut mempunyai

keuntungan lokasional. Komponen Proportionality Shift menunjukkan cepat lambatnya

tingkat pertumbuhan suatu sector yang sama di Provinsi Jawa Timur. Nilai Proportionality

Shift yang positif menunjukkan sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih

cepat di tingkat Provinsi Jawa Timur. Komponen (PR) pangsa regional harus dibandingkan

dengan perubahan PDRB untuk mengetahui apakah suatu sektor di Kabupaten Sampang akan

cenderung menghambat ataukah mendorong pertumbuhan sektor yang sama di tingkat

Provinsi Jawa Timur. Apabila nilai pangsa regional lebih besar dari perubahan PDRB maka

sektor tersebut akan menghambat pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur

tetapi jika nilai pangsa regional lebih kecil dari perubahan PDRB maka sektor tersebut akan

mendorong pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur.

Page 17: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

Tabel 4.1Hasil Perhitungan Shift Share (SS)

Di Kabupaten Sampang Tahun 2005-2009

. Sektor/Sub-sektor NIJ(PR/RS) MIJ(PS) CIJ DS

I. Pertanian 697,189.04 -656513.3846 -18,211.65

II. Pertambangan & Penggalian 153,298.45 -133373.9187 -14,193.95

III. Industri Pengolahan 13,925.78 -13320.65122 -344.82

IV. Listrik & Air Bersih 13,385.62 -12818.27578 -374.64

V. Bangunan/Konstruksi 36,701.21 -34099.88823 1,755.72

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 325,176.59 -295297.1908 11,417.19

VII. Pengangkutan & Komunikasi 38,254.15 -29601.6088 -2,293.62

a. Angkutan 26,563.82 -23523.17107 -132.79

b. Komunikasi 11,690.34 -6481.104849 -1,758.18

VIII. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perus. 58,227.99 -52276.85549 -517.02

IX. Jasa-Jasa 164,169.21 -146297.4953 2,576.32

Sumber: PDRB Kabupaten Sampang diolah

Dari Tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai differential shift rata sektor-

sektorekonomi Kabupaten Sampang dari tahun 2005-2009 nilainya ada yang positif danada

yang negatif. Nilai yang positif ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Sampang ada yang

sektor ekonominya tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yangsama di tingkat

Jawa Timur. Sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa sector dengan nilai rata-rata

negatif tersebut tumbuh lambat dibanding dengan pertumbuhansektor yang sama di tingkat

Jawa Timur. Hanya ada satu sektor di Kabupaten Sampang yang nilai DS rata-ratanya positif

yaitu, sektor jasa sebesar 2,576.32.Sektor jasa tersebut merupakan sektor yang

pertumbuhannya cepatsehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan

PDRBKabupaten Sampang.Sedangkan kedelapan sektor lainnya yaitu sector pertanian,

pertambangan, industry, listrik, bangunan, perdagangan, komunikasi, dan keuangan

pertumbuhannya lambat atau nilai rata-ratanya negatif.

Sedangkan untuk sektor sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan

proporsional (PS) yang positif (sektor yang tumbuh cepat di perekonomian Propinsi Jawa

Timur) tidak ada. Sedangkan sektor-sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen

pertumbuhan proporsional negatif (sektor yang tumbuh lambat di perekonomian Jawa Timur)

yaitu sektor pertanian; pertambangan; industri pengolahan; listri; konstruksi; bangunan,

perdagangan; kuangan dan sektor jasa-jasa.

Dan untuk pangsa regional (PR)terdapat empat sektor yangdapat mendominasi dalam

mendorong pertumbuhan sektor yang sama di ProponsiJawa Timur yaitu sektor pertanian;

Page 18: miafebriyanti125.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SAMPANG. TAHUN 2005-2009. Oleh. Moh Ali Al Ghozi. Mohammad Siroh. Mia Febriyanti. Meidatul

pertambangan; perdagangan; dan jasa.Sedangkan sektor yang cenderung menghambat

pertumbuhan sektor yang sama diPropinsi Jawa Timur yaitu sektor industri listrik; bangunan;

pengangkutan dan sektor keuangan.

4.3 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Sektor ekonomi yang paling potensial

sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang

ada tiga yaitu sektor pertanian, jasadan pertambangan yang menjadi sektor basis utama di

Kabupaten Sampang.

2. Struktur perekonomian Kabupaten Sampang, sudah tidak bersifat agraris karena

sektor pertambangan merupakan sektor yang paling banyak memberikan kontribusi dalam

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibanding dengan

sektor-sektor lainnya.

3. Berdasarkan analisisshift share terdapat sektor jasa merupakan sektor yang

pertumbuhannya cepat berdasarkan nilai differential shift (DR) sehingga berpotensi untuk

dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupten Sampang. Sedangkan untuk

sektor pertanian; pertambangan; perdagangan; dan jasa mendorong pertumbuhan sektor yang

sama di Proponsi Jawa Timur berdasarkan nilai pangsa regional (PR) dan untuk sektor-sektor

yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan proporsional (PS) yang positif (sektor

yang tumbuh cepat di perekonomian Propinsi Jawa Timur) tidak ada.