We Riana

5
VII. ANALISA PERCOBAAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa, pada percobaan pembuatan biobriket dari tempurung kelapa ini prinsipnya hampir sama dengan pembuatan biobriket dari batubara. Perbedaanya hanya terletak pada perlakuan awalnya saja. Jika batubara yang digunakan sebagai bahan baku biobriket, prosesnya bahan awal sudah terbentuk dan tersedia siap pakai di alam. Hanya perlu penambangan kemudian bisa langsung dipreparasi dan dibentuk briket. Tetapi ada tempurung kelapa yang biasanya masyarakat menggunakan sebagai bahan dasar pembuatan arang. Proses pengarangan inilah yang membedakan antara batubara dan tempurung kelapa. Batubara dihasilkan sudah dalam bentuk arang, sedangkan tempurung kelapa masih harus diproses terlebih dulu untuk dijadikan arang. Dengan temperatur dan ruang yang vakum udara, serta tekanan yang mendukung, tempurung kelapa yang sudah dibersihkan dibakar di dalam sebuah alat tabung berbentuk silinder hingga menjadi arang. Setelah itu arang dipreparasi seperti perlakuan pada preparasi batubara hingga nantinya akan diperoleh ukuran mesh yang diharapkan. Kemudian tempurung kelapa yang suda

description

ekonomi energi

Transcript of We Riana

VII. ANALISA PERCOBAANDari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa, pada percobaan pembuatan biobriket dari tempurung kelapa ini prinsipnya hampir sama dengan pembuatan biobriket dari batubara. Perbedaanya hanya terletak pada perlakuan awalnya saja. Jika batubara yang digunakan sebagai bahan baku biobriket, prosesnya bahan awal sudah terbentuk dan tersedia siap pakai di alam. Hanya perlu penambangan kemudian bisa langsung dipreparasi dan dibentuk briket. Tetapi ada tempurung kelapa yang biasanya masyarakat menggunakan sebagai bahan dasar pembuatan arang. Proses pengarangan inilah yang membedakan antara batubara dan tempurung kelapa. Batubara dihasilkan sudah dalam bentuk arang, sedangkan tempurung kelapa masih harus diproses terlebih dulu untuk dijadikan arang.Dengan temperatur dan ruang yang vakum udara, serta tekanan yang mendukung, tempurung kelapa yang sudah dibersihkan dibakar di dalam sebuah alat tabung berbentuk silinder hingga menjadi arang. Setelah itu arang dipreparasi seperti perlakuan pada preparasi batubara hingga nantinya akan diperoleh ukuran mesh yang diharapkan. Kemudian tempurung kelapa yang suda berbentuk dicampur dengan perekat (amylum) hingga siap untuk dicetak.Perbandingan antara air, arang, dan perekat komposisinya harus benar seperti pada prosedur yang telah diketahui. Jika terlalu banyak amylum atau air maka akan mengakibatkan briket yang dihasilkan menjadi lembek dan basah. Dan mempersulit pada saat pencetakan. Briket yang dihasilkan pun menjadi kurang bagus karena terlalu basah dan lembek. Perlu diperhatikan juga ketika proses pengarangan, kondisi tempat yang digunakan sebagai media pengarangan harus vakum dari udara ketika bahan baku tempurung kelapa sudah menjadi arang. Sifat rang yang mudah terbakar akan menyebabkan arang terbakar kembali jika berinteraksi dengan oksigen. Jika hal ini dibiarkan maka dapat terjadi perbakaran sempruna (C + O2 CO2) dan arang akan berubah menjadi abu. Sedangkan arang merupakan proses pembakaran tidak sempurna ( C + 1/2O2 CO).Tanpa proses karbonisasi. Dari data pengamatan dan perhitungan yang diperoleh dengan 2 variasi mesh yang berbeda, diperoleh kadar air dan kadar abu yang lebih besar untuk ukuran 60 mesh dibandingkan 200 mesh. Untuk ukuran 60 mesh berkisar antara 70-80 % kadar air, sedangkan ukuran 200 mesh berkisar 40-50% kadar air. Begitu juga dengan kadar abu untuk ukuran 60 mesh kadar abunya lebih tinggi daripada ukuran 200 mesh.Dari analisa ini diketahui, semakin luas permukaan sampel, maka kadar air dan kadar abunya semakin tinggi. Jika pada batubara, jumlah moiture bisa disebabkan oleh fator penambangan dan selama proses penyimpanan. Begitu juga dengan tempurung kelapa. Pada saat masih berada ditandannya bisa disebabkanoleh faktor air hujan dan terutama pada saat penyimpanan. Apalagi bahan ini adalah limbah, sehingga masyarakat tidak begitu memperhatikannya. Namun jika ingin memanfaatkannya sebagai arang/briket, untuk mengurangi kadar moisturenya bisa dijemur ditempat yang kaya akan sinar matahari. Selain itu, faktor jenis tempurung dari kelapa yang lebih muda juga lebih banyak mengandung air dibanding kelapa yang sudah tua. Perbedaanya seperti membandingkan batubara muda (lignit) dan batubara tua (antrasit).

VIII. KESIMPULAN Pembuatan briket dengan komposisi air dan amylum yang terlalu banyak akan menyebabkan briket yang dihasilkan basah dan lembek. Semakin luas permukaan sampel, maka kadar air dan abunya semakin besar. Faktor yang mempengaruhi bannyaknya kadar air pada tempurung kelapa antara lain curah hujan pada saat maih di tandan, tempat penyimpanan dan kondisi kelapa muda dan tua. Sebelum digunakan, akan lebih baik jika tempurung kelapa dijemur terlebih dahulu di tempat yang kaya akan sinar matahari.

IX. DAFTAR PUSTAKAJobsheet. 2014. Petunjuk Praktikum Teknologi Biomassa. POLSRI. Palembang.www.briket-indonesia.blogspot.comwww.serambi-usaha.blogspot.com

GAMBAR ALAT

Gelas KimiaNeraca Analitik

Tabung Pengarangan

FurnaceSieve ShakerHot PlateJaw CrusherSpatulaCetak Biket