Wawasan Nusantara

23
BAB IV WAWASAN NUSANTARA Oleh: Tony Hanoraga, SH., MH. 6.1. Pendahuluan 6.1.1. Wawasan Nasional Suatu Bangsa Upaya pemerintah dan rakyat menyelenggarakan kehidupannya memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah, serta jati diri bangsa. Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik. Maka wawasan itu juga harus mampu memberi inspiransi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategik tersebut. Wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya daalam eksistensinya yang serba terhubung serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya, baik nasional, regional, maupun global. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan 94

description

Kewarganegaraan

Transcript of Wawasan Nusantara

WAWASAN NUSANTARA

BAB IV

WAWASAN NUSANTARA

Oleh: Tony Hanoraga, SH., MH.6.1.Pendahuluan6.1.1.Wawasan Nasional Suatu BangsaUpaya pemerintah dan rakyat menyelenggarakan kehidupannya memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah, serta jati diri bangsa. Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik. Maka wawasan itu juga harus mampu memberi inspiransi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategik tersebut.

Wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya daalam eksistensinya yang serba terhubung serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya, baik nasional, regional, maupun global.

3. Ajaran Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan Nasional Indonesia merupakan suatu wawasan yang dikembangkan berdasarkan toeri Wawasan Nasional secara universal sehingga dengan demikian Wawasan Nasional Indonesia pun di bentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dari bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.

a. Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia :

Bangsa Indonesia dengan ideologi Pancasila menganut paham bahwa bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Dengan demikian wawasan nasional Indonesia tidak mengembangkan teori kekuasaan dan adu kekuatan. Ideologi dipergunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional yang dapat menjamin kepentingan bangsa dan negara di tengah-tengah perkembangan dunia.

b. Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia dilandasi pemahaman Inadonesia mengenai negara kepulauan. Indonesia merupakan pulau-pulau dengan laut sebagai penghubung, bukan pemisah, sehingga suatu wilayah merupakan suatu kesatuan utuh sebagai tanah air. Hal itu dilatar belakangi dengan adanya dasar pemikiran Wawasan Nasional Indonesia yang terdiri dari :

1). Falsafah Pancasila

Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sadar akan keberadaannya yang terhubung dengan sesama, lingkungan dan penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dan motivasi untuk menciptakan suasana damai dan tenteram menuju terselenggaranya keteraturan dalam membina hubungan dengan sesama.

2). Kewilayahan Nasional

Kondisi obyektif georafis sebagai modal dalam pembentukan suatu negara merupakan wadah yang harus dipedomani sebagai ruang gerak hidup dan kehidupan suatu bangsa. Didalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan penduduk yang bermukim di wilayah tersebut, berpengaruh terhadap pengambilan keputusan/kebijakan politik. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara aspek geografis mutlak diperhitungkan baik fungsi maupun pengaruhnya terhadap sikap dan tata laku negara yang bersangkutan.

3). Sosial Budaya Bangsa Indonesia

Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional di samping aspek politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan; adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial di antara anggota-anggotanya.

Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geogafi negara Republik Indonesia tergambarkan secara jelas betapa heterogen serta unik masyarakat Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa dengan masing-masing adat istiadat, bahasa daerah, agama dan kepercayaannya. Oleh karena itu dalam prospektif budaya tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat mengandung potensi konflik yang sangat besar, terlebih dengan kesadaran nasional masyarakat yang relatif masih rendah sejalan dengan masih terbatasnya jumlah masyarakat terdidik.

4). Kesejarahan Indonesia

Sejarah Indonesia diawali dengan berkembangnya negara-negara kerajaan seperti Majapahit dan Sriwijaya yang memiliki landasan mewujudkan kesatuan wilayah dan menumbuhkan semangat bernegara.

Nuansa kebangsaan muncul dengan wujud modern pada saat lahirnya Proklamasi Kemerdekaan sebagai upaya penegakan negara merdeka. Upaya ini diperkuat dengan berkembangnya semangat kebangsaan yang disebut sebagai Kebangkitan Nasional yang terwadahi dalam organisasi Boedi Oetomo 1908. Pada saat inilah modal dari cara pandang kebangsaan atau Wawasan Kebangsaan Indonesia yang ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 1928 pada saat diadakan Kongres Pemuda.

Dengan semangat kebangsaan tersebut melalui perjuangan berikutnya menghasilkan Proklamasi Kemerdekaan dengan esensi Mempertahankan Persatuan Bangsa Indonesia dan Menjaga Kesatuan Wilayah Negara Republik Indonesia.

c. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah Wawasan Nasional Indonesia. Wawasan Nusantara adalah Geopolitik Indonesia. Dalam membinaan dan menyelenggarakan tata kehidupan bangsa dan negara disusun atas dasar hubungan timbal balik falsafah cita-cita, tujuan, kondisi sosial budaya, dan pengalaman sejarah sehingga dengan demikian dapat menumbuhkan kesadaran kemajemukan dan kebhinnekaan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan Nasional.

d. Konsepsi Wawasan Nusantara

1). Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara yang merupakana wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannnya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggaraakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

2). Dimensi Pemikiran

Dasar pemikiran Wawasan Nusantara berkembang dalam dua dimensi pemikiran yang mendasar yaitu dimensi kewilayahan sebagai suatu realita dan dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai suatu fenomena hidup.

3). Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional Bangsa

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional bangsa merupakan penjabaran lebih lanjut dari pembukaan UUD 1945. Dengan demikian posisinya secara hukum tidak dapat dipisahkan dengan pembukaan itu sendiri walaupun sebenarnya posisi hukum dimaksud tidak diperlukan karena sebagai landasan visional, wasantara diharapkan menjadi latar belakang pemikiran utama dari setiap proses pengambilan keputusan strategik, baik yang berkaitan dengan pengembangan dan penyempurnaan sistem manajemen pembangunan bangsa dan negara, juga keputusan-keputusan yang dilahirkan oleh lembaga kemasyarakatan lainnya. Dengan demikian wasantara akan menjadi dirigen dalam orkestra pembangunan bangsa dan negara Indonesia yang mampu menghimpun dan menyelaraskan semua potensi bangsa untuk mencapai cita-cita bersama. Sebagai landasan visional, konsepsi dasar Wawasan Nusantara meliputi cita-cita dan tujuan nasional serta konsepsi tentang negara, bangsa dan wilayah.

4). Hakekat Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara andang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal ini berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan lainnya seperti kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.

e. Asas Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara ialah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan agar terwujud dan dihayatinya cara pandang yang utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan nasional dengan mengutamakan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinnekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional.

Adapun asas wawasan nusantara terdiri dari :

1. Kepentingan bersama

2. Keadilan

3. Kesetiaan terhadap kesepakatan/ikrar bersama dan kejujuran

4. Solidaritas

5. Kerjasama

6. Kesetiaan

f. Arah Pandang Wawasan Nusantara

Arah Pandang Wawasan Nusantara meliputi :

1. Aah pandang ke dalam

Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara Indonesia.

2. Arah pandang ke luar

Arah Pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.

g. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara.

Kedudukan :

Sebagai landasan visional Wawasan Nusantara dijiwai oleh nilai yang terkandung dalam substansi Pembukaan UUD 1945. Dalam pola penyelenggaraan kehidupan nasional yaitu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terutama di dalam penyelenggaraan pembangunan nasional atau daerah. Wasantara sebagai landasan visional akan menjadi salah satu paradigma nasional sebagai rujukan disamping landasan idiil (Pancasila), landasan konstitusional (UUD 1945), landasan konsepsional (Ketahanan Nasional), serta landasan opersional (GBHN).

Fungsi :

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai penggerak dan pendorong serta rambu sebagai arah dan pedoman segala kebijaksanaan dan keputusan oleh para penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun pedoman sikap perilaku setiap warga masyarakat/rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan :

Wawasan Nusantara bertujuan menumbuhkembangkan rasa dan sikap nasional yang tinggi, rasa senasib dan sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu tekad bersama dengan mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengorbankan kepentingan perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah.

h. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Kepentingan Nasional

Kepentingan bangsa menegara yang lebih tepat merupakan kepentingan nasional senantiasa berkaitan dengan cita-cita dan tujuan nasional bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu, kepentingan nasional Indonesia merupakan kepentingan keamanan dan kesejahteraan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kepentingan tersebut adalah upaya sepenuh hati dan sekuat tenaga dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan wilayah negara Republik Indonesia. Upaya ini sangat membutuhkan rasa dan semangat nasional yang tinggi pada tiap warga negara atau komponen bangsa untuk rela berkorban demi bangsa dan tanah air. Hal ini sesuai dengan tujuan wasantara yang bila diamalkan secara tepat akan jadi prasyarat terjaminnya kepentingan nasiopnal bagi tercapainya tujuan nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional.

4. Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasionala. Aktualisasi Wawasan Nusantara

1. Dalam Kehidupan Politik

Menumbuhkembangkan rasa dan semangat kebangsaan yang selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi pengembangan jiwa nasionalisme dan pembentukan jati diri bangsa.

2. Dalam Kehidupan Ekonomi

Menumbuhkan kehidupan perekonomian daerah yang saling berinteraksi secara sinergis antara satu daerah dengan derah lain dalam rangka sistem perekonomian nasional yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat serta daya saing bangsa

3. Dalam Kehidupan Sosial Budaya

Mengembangkan budaya daerah yang saling berinteraksi secara senergis dengan budaya daerah lain atas dasar saling menghormati dan menghargai sehingga terwujud kehidupan bangsa yang rukun dan bersatu.

4. Dalam Kehidupan Pertahanan Keamanan

Menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa pada diri setiap warga negara yang selanjutnaya akan menumbuhkan jiwa dan semangat bela negara.

b. Sosialisasi Wawasan Nusantara

1. Menyangkut subyek dan obyek

Subyek adalah pihak yang dianggap sangat berkepentingan dan bertanggung jawab atas upaya sosialisasi.

Obyek adalah segenap masyarakat Indonesia

2. Menyangkut Sifat dan Metode Penyampaiannya

Menyangkut Sifatnya : Secara langsung dan tidak langsung

Menyangkut Metodenya :

a. Keteladanan

b. Edukasi

c. Komunikasi

d. Integrasi

3. Menyangkut Lingkup Pemasyarakatan

Berupa tanggung jawab kelembagaan formal atau informal

c. Implikasi Wawasan Nusantara

1. Implikasi terhadap daerah perbatasan

2. Implikasi di bidang politik dan hankam

a. Penguasaan laut pedalaman nusantara dalam kaitannya dengan Hukum Laut Internasioanl

b. Perjuangan dalam pemanfaatan ruang dirgantara nasional

b. Implementasi Wawasan Nusantara

1. Sasaran

Sebagai cara pandang dan visi nasioanal Indonesia, Wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan NKRI. Karena itu implementasi/penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI dari pada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.

Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

a. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

b. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Juga mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik, serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

c. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang pencipta.

d. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan Hankam akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menaggapi setiap bentuk ancaman, seberapapun kecilnya dan dari manapun datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselaman bangsa dan kedaulatan negara.

2. Sosialisasi

Untuk mempercepat tercapainya tujuan Wawasan Nusantara disamping implementasi seperti tersebut diatas, perlu juga dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia yang dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Menurut sifat/cara penyampaiannya, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:

1). Langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka.

2). Tidak langsuang, yang terdiri dari media elektronik, media cetak.

b. Menurut metode penyampaiannya yang berupa :

1). Keteladanan. Melalui metode penularan, keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya.

2). Edukasi. Melalui medode pendidikan formal dan nonformal

3). Komunikasi. Tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakan iklim saling menghargai, menghoarmati, sehingga tercipta kesatuan bahasa dan tujuan tentang Wawasan Nusantara.

4). Integrasi. Terjalinnya persatuan dan kesatuan akan membatasi sumber konflik didalam tubuh bangsa Indonesia.

3. Tantangan

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam memasyarakat, berbangsa dan dalam bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga amenyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang dibawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.

Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme dan kesadaran warga negara.

a. Pemberdayaan Masyarakat.

1). John Naisbit. Dalam bukunya Global Paradox, memberikan pesan bahwa negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan dalam masyaraklat dalam arti memberikan peran dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional, hanya dapat dilaksanakan oleh negara yang sudah maju yang menjalankan buttom up planning. Sedangkan negara berkembang seperti NKRI masih melaksanakan program top down planning karena keterbatasan kualitas SDM.

2). Kondisi Nasional. Pembanguan nasional secara menyeluruh belum merata, sehinga masing ada bebrapa daerah yang tertinggal pembangunannya sehingga menimbulkan keterbelakangan aspek kehidupannya mengakibatkan kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat. Apabila kondisi ini berlarut-larut masyarakat dibeberapa daerah tertinggal akan berubah pola pikir, pola sikap dan pola tindaknya, mengingat mereka sudah tidak berdaya dalam aspek kehidupannya. Hal ini merupakan ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI.

b. Dunia Tanpa Batas

1). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Perkembangan global saat ini sangat maju dengan pesat. Dengan perkerbangan IPTEK yang sangat modern khususnya dibidang teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi, dunia seakan-akan sudah menyatu menjadi kampung sedunia, menjadi transfaran tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian berdampak pada seluruh aspek kehidupan dan dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap, pola tindak seluruh masyarkat Indonesia.

2). Kenichi Omahe dengan dua bukunya yang terkenal Borderless Word dan The End of Nation State mengatakan bahwa dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individualistis. Untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Apabila masyarkat banyak yang terlibat dalam upaya pembangunan, hasilnya akan lebih meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa dalam percaturan global.

c. Era Baru Kapitalisme

1). Sloan dan Zureker. Dalam bukunya Dictionary of Economics, menyebytkan bahwa kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi berdasarkan hak milik suasta atas macam-macam barang dan kebebasan individu dalam aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri untuk mencapai laba bagi dirinya sendiri. Di era baru kapitalisme, sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas secara luas dan mencakup semua kehidupan masyarakat memerlukan strategi baru, yaitu adanya keseimbangan.

2). Lester Thurow. Di dalam bukunya The Future of Capitalism menegaskan antara lain bahwa untuk dapat bertahan dalama era baru kapitalisme, kita harus membuat strategi baru, yaitu keseimbangan antara faham individualis dan faham sosialis.

d. Kesadaran Warga Negara

1). Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban. Bangsa Indonesia melihat hak tidak terlepas dari kewajiban. Manusia Indonesia baik sebagai warga negara maupun sebagaia warga masyarkat mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Kepentingan umum masyarkat, bangsa dan negara harus lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau golongan.

2). Kesadaran bela negara. Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Indonesia menunjukkan kesadaran bela negar yang optimal, dimana seluruh rakyat bersatu padu berjuang tanpa mengenal perbedaan dan pamrih. Di dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negar mengalami penurunan yang tajam apabila dibandingkan dengan perjuangan fisik. Hal ini tanpa dari kurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI sehingga mengarah kedisintergrasi bangsa.

4. Prospek Inplementasi

Beberapa Teori mengemukakan pandangan global sebagai berikut :

a. Global Paradox memberikan pesan bahwa negara harus mampu memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya.

b. Borderless Word dan The End of Nation State mengatakan bahwa batas wilayah georafi relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menebus batas tersebut.

c. Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism memberi gambaran bahwa strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu (kelompok) dan masyarkat banyak serta antara negara maju dan negara berkembang.

d. Ian Marisson dalam bukunya The Second Curve menjelaskan bahwa dalam era baru timbul adanya peran pasar, konsumen dan teknologi baru yang lebih besar yang membantu terwujudnya masyarkat baru.

Diantara pesan-pesan yang disampaikan dalam nilai yang bekekuatan global di atas ternyata tidak satupun yang menyatakan perlu adanya persatuan bangsa untuk menghidari konflik antar bangsa yang timbul karena kepentingan nasionalnya tidak terpenuhi. Dapat diambil kesimpulan bahwa Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dan sebagai visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih tetaap valid baik untuk saat sekarang maupun masa mendatang. Prospek Wawasan Nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global.

5. Keberhasilan Implementasi

Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi dan menagani permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan wilayah tanah air. Wawasan Nusantara juga perlu diimplementasikan dalam kehidup polit, ekonomi, sosial budaya dan pertahan keamanan serta dalam upaya menghadapi tantangan-tantangan dewasa ini. Karena itu setiapa warga negara Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk :

a. Mengerti, memahami dan menghayati hak dan kewajiban warga negara seperti hubungan warga negara dengan negara sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air berdasarkan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara

b. Mengerti, memahami dan menghayati bahwa didalam menyelenggarakan kehidupannya negara memerlukan konsepsi Wawasan Nusantara, sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki Wawasan Nusantara guna memcapai cita-cita dan tujuan nasional.

PENUTUP

Demikian penyampaian tentang Wawasan Nusantara dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan keberhasilan Wawasan Nusantara perlu untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara Indonesia agar sadar bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan pendekatan dan program yang teratur terjadawal dan terarah sehingga dengan demikian Wawasan Nusantara terimpelentasi dalam kehidupan nasional guna mewujudkan Ketahanan Nasional

Daftar Pustaka:

Anonim, 2003. Buku Induk Wawasan Nusantara, edisi IV. Lemhannas : Jakarta.

----------, 2003. GBHN, Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999. Penabur Ilmu. Jakarta

Chaidir Basrie. 2003. Politik dan Strategi Nasional Perwujudannya dalam Penyelenggaraan Berbangsa dan Bernegara. Lemhannas : Jakarta.

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Pradnya Paramita. Jakarta

Hamdan Mansur dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan, Lemhannas, Jakarta,.

HAN Robana, 2002. Pendidikan Kewargaanegaraan dalam Metoda Praktis: Trigenda: Bandung.

S. Sumarsono, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Pokja Geostrategi dan Tannas, 2003. Ketahanan Nasional. Lemhannas : Jakarta.

Tim Pokja Kewarganegaraan, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Lemhannas : Jakarta.

1195Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan